Anda di halaman 1dari 23

FLUOR ALBUS

FLUOR ALBUS

Fluor albus/vaginal discharge/keputihan :


keluarnya sekret melalui vagina selain darah haid.
2 jenis
Keputihan normal (fisiologis)
Cairan yang keluar encer Tidak gatal
Berwarna bening Jumlahnya sedikit (+/-)
Tidak berbau

Keputihan tidak normal (patologis)


Bacterial vaginosis
Candidiasis
Trichomoniasis
Infeksi HPV
Trichomonas vaginalis

Menyebabkan Trichomoniasis.
Hospes : manusia
Cara penularan :
Langsung : hubungan seksual
Tidak langsung : handuk, sabun, toilet (jarang).
Stadium infektif & diagnostik:
Stadium vegetatif/trophozoit.
Gejala Klinis Trichomoniasis
Perempuan : Laki-laki :
Asimptomatik (10-50%), tanpa Asimptomatik (15-50%)
kelainan saat diperiksa (5- Disuria
15%) Poliuria
Leukorrhea (70%) : sekret
encer, berbusa (frothy
leucorrhoeae), berbau tidak
sedap, & berwarna kehijauan
atau kekuningan.
Disuria & dispareunia
Pruritus vagina atau vulva
Colpitis macularis /
strawberry cervix (2%)
Infeksi berat : petechiae.
Komplikasi Trichomoniasis

Perempuan : Laki-laki :
Adneksitis Prostatitis

Piosalpingitis Balanoprosthitis

Endometritis (radang preputium


Infertilitas
& glans penis)
Faktor Resiko Trichomoniasis

Multiple sex partners


Sebelumnya/sedang terinfeksi PMS
Bacterial vaginosis
Peningkatan pH pada vagina
Faktor hygiene
Sanitasi lingkungan
Status sosial ekonomi
Tidak menggunakan kontrasepsi penghalang (kondom)
Merokok

pH normal vagina 3,8 4,5 (asam)


Diagnosis Trichomoniasis
Perempuan (spesimen swab vagina pada
forniks posterior), Laki-laki (spesimen cairan
uretra/urin first void)
Pemeriksaan langsung : preparat basah menemukan
parasit Trichomonas vaginalis.
Pewarnaan Giemsa (40-80%).
Kultur (95%).
PCR (~100%).
Trichomoniasis

Prognosis : baik bila dilakukan pengobatan secara


tepat.
Pengobatan :
Metronidazole 500 mg 2x/hari selama 5-7 hari, atau
Metronidazole single dose 2g atau 1g 2x.
Pencegahan :
Abstinensi

Menggunakan kondom

Monogami.
Gardnerella vaginalis

Menyebabkan bacterial vaginosis


Cara penularan : hubungan seksual.
Morfologi :
Bacterial Vaginosis (BV)

Karakteristik :
Vaginal discharge : Sekret abu-abu keputihan, encer,
homogen, sekret dapat melekat pada dinding vagina.
Rasa gatal pada vulva

Iritasi

Berbau
Positive amine atau whiff test (+) berbau seperti ikan setelah
penambahan KOH 10%
Bacterial Vaginosis (BV)

Etiologi : pertumbuhan berlebih spesies bakteri


normal pada vagina dengan adanya bakteri anaerob.
BV erat kaitan nya dengan penurunan atau
hilangnya mekanisme protektif dari lactobacilli :
Normalnya lactobacilli memproduksi asam laktat melalui
proses metabolisme glukosa/glukogen ph vagina asam
Dan beberapa Lactobacilli sp memproduksi H2O2 yang mana
membantu mempertahankan ph asam vagina menghambat
pertumbuhan bakteri
Diagnosis Bacterial vaginosis

Clinical criteria (Amsels Diagnostic Criteria)


pH vagina >4,5

Ditemukan clue cells (sel epitel dengan bakteri yang


menempel) >20% perlapang pandang pada preparat
basah
Positive amine atau whiff test (+) berbau
busuk
Sekret abu-abu keputihan, encer, homogen, sekret
dapat melekat pada dinding vagina.
(+) paling sedikit 3 kriteria ditemukan.
KOMPLIKASI bacterial vaginosis

Salpingitis
Endometritis
Korioamnionnitis
Selulitis vagina
Bacterial vaginosis

Pengobatan :
Metronidazole 500 mg 2x/hari selama 7 hari
Clindamycin cream 2% intravaginal sekali sehari pada malam
hari selama 7 hari.
Metronidazole oral biasanya dapat menjadi pengobatan
kuratif.
Antibiotik juga dapat menjadi pilihan : ceftriaxon, tetracyclin,
cefotaxime
Pencegahan :
Jangan berhubungan seksual selama masih terinfeksi .
Menggunakan kondom.
Candidiasis vaginosis (CV)

Morfologi Candida albicans:


Blastospora (sel ragi) bentuk bulat,
lonjong
Hifa semu.

Warna koloni putih kekuningan


dan berbau asam seperti aroma
tape.
Tumbuh pada pH 4,5 6,5 dan
suhu 28 37C
Metabolisma aerob dan anaerob.
Patogenesis Infeksi Candida albicans

Penempelan Penetrasi ke
Imun
pada dinding Adhesin sel epitel
vagina menurun
skuamosa

Pertumbuhan
Kerusakan Blastospora
Hifa semu C. albicans
jaringan berkembang

Reaksi
Fluor albus
radang
Candidiasis

Gejala klinis :
Vulvar pruritus (Gatal hebat) pedih

Bengkak pada labia dan vulva (eritema, iritasi, adanya


satellite lesion
Sekret : kental, warna putih kekuningan (seperti susu),
menempel pada dinding vagina atau serviks, pH 4,5
Disuria

Dispareunia

Cara penularan :
Kateter

Hubungan seksual
Diagnosis Candidiasis
Mikroskopik
Pemeriksaan sekret vagina dengan salin/ KOH 10%
memeriksa hifa dan pseudohifa
Candidiasis
Pengobatan :
Lesi superfisial : nistatin, clotrimazole, mikonazole

Lesi invasif : amnotericin, flucytosin

Prognosis : baik jika diobati dengan benar.


Pencegahan :
Hindari lingkungan vagina yang basah

Setelah miksi sebaiknya dikeringkan dengan tissu.

Ganti pembalut >2x sehari

Ganti celana dalam >2x sehari

Hindari pemakaian celana dalam bahan nylon


HPV (Human Papiloma Virus)

Penyebab Ca cervix dan


condiloma akuminata
(jengger ayam)
Menyebabkan kutil kelamin
dan keganasan (kanker
serviks)
Gejala pada stadium lanjut :
Perdarahan di luar masa haid.
Jumlah darah haid yang tidak
normal.
Keputihan yang berupa sekret encer,
berwarna merah muda, coklat
mengandung darah atau hitam serta
berbau busuk.
Pemeriksaan Kanker Serviks

Pap smear
IVA Acetowhite (+)
Biopsi untuk melengkapi hasil pap smear dengan
melihat histopatologi
Nistatin/mikonazole
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai