Anda di halaman 1dari 23

Vaginosis Bakterialis

Oleh: Sarahlia P.M.Blegur, S.Ked


NIM: 185050045
Periode: 17 Juni – 20 Juli 2019
Koass Kepaniteraan Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin
DEFINISI

• Vaginosis bacterial (VB) merupakan sindrom klinis, yang disebabkan oleh


bertambah banyaknya organisme komensal dalam vagina (yaitu
Gardnerella Vaginalis, Prevotella, Mobiluncus spp) serta berkurangnya
organisme Lactobacillus.
• Vaginosis Bakterial – VB seringkali disebut sebagai vaginal bacteriosis
adalah penyakit pada vagina yang disebabkan oleh bakteri. Oleh CDC-
centre of disease control tidak dimasukkan kedalam golongan IMS-Infeksi
Menular Seksual . VB disebabkan oleh gangguan kesimbangan flora bakteri
vagina dan seringkali dikacaukan dengan infeksi jamur (kandidiasis) atau
infeksi trikomonas
Epidemiologi
• Menentukan prevalensi VB sulit karena sepertiga sampai seperempat
wanita yang terinfeksi bersifat asimptomatik. VB merupakan infeksi
vagina yang paling sering pada wanita yang aktif melakukan
hubungan seksual, penyakit ini dialami pada 15% wanita yang
mendatangi klinik ginekologi, 10- 25% wanita hamil dan 33-37%
wanita yang mendatangi klinik IMS.

• Vaginisi bakterialis sering ditemukan pada perempuan usia


reproduktif, aktif seksual termasuk lesbian, perempuan yang memakai
alat kontrasepsi dalam rahim dan melakukan bilas vagina.
Etiologi
• Mikroorganisme yang terkait dengan VB sangat beragam dan
diantaranya adalah Gardnerella vaginalis, Mobiluncus, Bacteroides,
dan Mycoplasma
• Pada vagina normal, terdapat sejumlah mikroorganisme ; diantaranya
adalah Lactobacillus crispatus dan Lactobacillus jensenii.
Laktobasilus adalah spesies penghasil hidrogen peroksidase yang
mampu mencegah pertumbuhan mikroorganisme vagina lain
Faktor Resiko
1. Aktivitas Seksual
2. Douching
3. Merokok
4. Penggunaan AKDR
Patogenesis
Perubahan ekosistem mikrobiologis vagina

Lactobacillus spp ↓menghambat G. Vaginalis, Mobiluncus

Mikroorganisme zat amin

Dekarboksilase mikroba dan trimetilamin bau amis dan pH


meningkat

Cairan mengandung endotoksin, sialidase, & glikosidase


menghidrasi musin

Peningkatan proses inflamasi


Diagnosis
Tidak menunjukan keluhan atau gejala
(asimtomatik) 50%

Duh vagina abnormal berbau amis setelah


berhubungan sex tanpa kondom

Gatal, Disuria, Dispareunia


Namun jarang terjadi
Pemeriksaan Fisik

Vagina berwarna abu-abu homogen sering kali


terlihat di dinding vagina, labia dan fourchette

Viskositas rendah atau normal

Timbul kemerahan (eritema) dan edema pada


vulva. Gambaran serviks normal
Duh tubuh abu-abu homogen, berbau, melekat
pada dinding vagina
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan sediaan basah dengan NaCl fisiologi dengan pembesaran 100
kali ditemukan Clue-Cells
2. Pemeriksaan dengan KOH 10% terdapat bau amis
3. pH duh vagina lebih dari 4.5
4. Pemeriksaan biakan  Koloni 0.5-2 mm, licin, opak dengan tepi jelas,
dikelilingi zona hemolitikbeta.
Kriteria Amsel
Amsel dan kawan –kawan menganjurkan dasar diagnosis VB
berdasarkan adanya paling tidak tiga tanda – tanda berikut :
• sekret vagina berwarna putih yang homogen
• pH cairan vagina > 4,5
• Fishy odor dari cairan vagina yang ditetesi KOH 10% ( whiff test )
• Pada pemeriksaan mikroskop ditemukan Clue cells
Clue Cells
KOMPLIKASI
1. Pelvic Inflamatory Disease/PID
2. Kelahiran prematur, ketuban pecah dini, bayi berat
lahir rendah, dan endometritis post partum (pada
Ibu hamil)
3. Endometritis
4. Bakterial vaginosis disertai peningkatan resiko
infeksi traktus urinarius.
5. Mudah terinfeksi HIV melalui jalur seksual
Diagnosis Banding (1)

Kandidiasis Trikomoniasis V.Bakterialis


Gejala Gatal, iritasi Nyeri,iritasi Berbau
strawberry
appearence
Warna duh Putih kental Kuning/hijau Abu-abu
Konsistensi Tebal Berbusa Cair
Bau Jamur Amis/bau Amis
busuk menyengat
Diagnosis Banding
Kandidiasis Trikomoniasis V.Bakterialis
pH < 4,5 >5,0 >4,5
Mikroskopis Neutrofil, Neutrofil, Tidak ada
Pseudohifa, Trichomonas neutrofil, clue
Spora vaginalis cells
Kultur Candida T.vaginalis G.vaginalis,
albicans, M.hominis,
Peptostreptococc
Candida spp, us
Diagnosis Banding (2)

Gonore V.Bakterialis
Gejala Discar vagina Berbau
↑, OUE
edema &
eritema,
Warna duh Putih Abu-abu
kekuningan
Konsistensi Mukopurulen Cair
Gonore V.Bakterialis

Bau Bau (-) Amis menyengat


pH >4,5
Mikroskopis Nisseria Leukosit,Clue cell
Gonorrheae
Kultur Perlu Tidak perlu
Media stuart
Pengobatan
Antimikroba berspektrum luas terhadapa sebagian besar bakteri
anaerob, biasanya efektif untuk mengatasi vaginosis bacterial.

Metronidazole dan Klindamisin merupakan obat utama, serta aman


diberikan kepada perempuan hamil.
Metronidazol 2x500 mg setiap hari selama 7 hari
Metronidazol 2 gr dosis tunggal
Klindamisin 2x300 mg peroral sehari selama 7 hari
Ampisilin atau amoksisilin 4x500 mg per oral selama 5 hari
METRONIDAZOLE KLINDAMISIN
Rp. 3.600 1 strip Rp. 20.000 1 strip
Ampicilin 500 mg Amoxicillin
Rp. 7.120 1 strip Rp. 5.120 1 strip
Edukasi dan Pencegahan
Menghindari penggunaan vaginal douching maupun
produk higiene wanita , misalnya disinfektan pemberi
vagina, pengencang dan pengering vagina
Membersih bagian luar vagina cukup dengan air
sabun.

Menggunakan kondom selama hubungan seksual


Daftar Pustaka
• ^ "Vaginal Infections — How to Diagnose and Treat Them: Bacterial
Vaginosis or Vaginal Bacteriosis". Medscape. Retrieved 10 October
2009.
• ^ a b c "National guideline for the management of bacterial vaginosis
(2006)". Clinical Effectieness Group, British Association for Sexual
Health and HIV (BASHH).
• ^ Terri Warren, RN (2010). "Is It a Yeast Infection?". Retrieved 2011-
02-23.
• Adhi Djuanda, dkk. 2016. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 7.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai