PENYEBAB IMS
BAKTERI
NAMA PENYAKIT
Neisserria gonorrhoeae
Chlamydia trachomatis
Mycoplasma hominis
Ureaplasma urealyticum
Treponema Pallidum
Sifilis
Gardnerella vaginalis
Vaginitis
Donovania granulomatis
Granuloma inguinale
VIRUS
NAMA PENYAKIT
Herpes genitalis
Hepatitis B Virus
Moluskum kontagiosum
A.I.D.S
PROTOZOA
Trichomonas vaginalis
NAMA PENYAKIT
Vaginitis, uretritis, balanitis
FUNGUS
Candida albicans
NAMA PENYAKIT
Vulvovaginitis, balanitis,
balanopostitis
EKTOPARASIT
NAMA PENYAKIT
Phthirus pubis
Pedikulosis pubis
skabies
Trichomonas vaginalis
Subkingdom : Protozoa
Phylum : Sarcomastigophora
Subphylum : Mastigophora
Class : Parabasalia
Ordo : Trichomonadida
Famili : Trichomonadidae
Genus : Trichomonas sp
Spesies : Trichomonas vaginalis
Morfologi
Trophozoit memiliki 4 buah flagela
bebas & 1 buah flagel melekat pada
bag. tubuh melalui membrana
undulans, merupakan alat gerak
trophozoit sehingga gerakannya
berputar
Terdapat 1 buah inti bulat, di bag.
Anterior trophozoit
1 buah axostyle menonjol keluar pd
bag. Post trophozoit
Trophozoit bentuk oval/bulat, ukuran
+ 13 m, panjang 10 m, lebar 7 m
Trichomonas vaginalis hanya
mempunyai stadium trophozoit, tidak
membentuk stadium kista
Siklus Hidup
Definisi
Trikomoniasis merupakan infeksi protozoa yang
disebabkan oleh Trichomonas vaginalis, biasanya
ditularkan melalui hubungan seksual dan sering
menyerang traktus urogenitalis bagian bawah pada
wanita maupun pria.1
Trikomoniasis merupakan infeksi saluran urogenital
bagian bawah pada wanita maupun pria, dapat bersifat
akut atau kronik, disebabkan oleh Trichomonas vaginalis
dan penularannya biasanya melalui hubungan seksual.2
Etiologi
Penyebab trikomoniasis adalah T. vaginalis bentuk
filiformis, berflagel(4), ukuran 15-18 micron, bergerak
seperti gelombang, berkembang biak dengan belah
pasang memanjang, dapat hidup dalam suasana pH 57,5, mati dalam beberapa menit jika suhu >500C tetapi
pada suhu 00C dapat bertahan selama 5 hari.
Faktor risiko
Mempunyai >1 partner seksual
Aktif berhubungan seksual
Tidak menggunakan kontrasepsi saat coitus
Riwayat terkena infeksi menular lain seksual
sebelumnya
Pernah mengalami trichomoniasis sebelumnya
Insidensi
Penularan biasanya melalui hubungan kelamin.
Tetapi bisa juga lewat pakaian, handuk, atau berenang.
Terutama pada orang dengan aktivitas seksual tinggi
Banyak pada bayi dan wanita post-menopause
Wanita > pria
Patogenesis,
Patofisiologi, GK
Trichomonas
vaginalis
(hub.seks)
Cell detaching factor
(4 adhesi prot - cytadherence)
Epitel squamous
vagina &
multiplikasi aktif
Suplai glikogen u/
Lactobacillus <<
Subs.sitotok
sik
Epitel vagina
mengelupas
Leukosit (PMN)
Leukorea
>>
&
transudasi
Jumlah
Lactobacillus
Dinding cairan
vagina >>
Invasi ke
<< / hilang
Menumpuk di
eritema,
cervix
Fornix post
perih/nyeri
Strawber
karena letak
ry
cervix
pH >> (5-5.5)
dalam & gravitasi
Dispareunia,
(colpitis
ke arah sacrum
disuria,
macularis
polakisuria
)
GK
Wanita
A. Akut :
Sekret vagina seropurulen kuning-hijau, bau tidak
enak (malodorous), berbusa.
Dinding vagina kemerahan dan sembab
Kadang abses kecil dinding vagina dan serviks
granulasi merah (strawberry appearance)
Dispareunia
Perdarahan pasca coitus
Iritasi genitalia eksterna
Lain-lain : uretritis,bartholinitis,skenitis,sistitis.
B. Kronik :
Gejala lebih ringan + sekret tidak berbusa
Pria : ringan/asimptomatis
Infeksi pada saluran kemih, kelenjar prostat, vesika seminalis,
epididimis, preputium
A. Akut : disuria, poliuria, sekret uretra mukoid/mukopurulen
B. Kronis : gejala tidak khas ( gatal pada uretra, disuria, urin
keruh pagi hari)
Dasar diagnosis
KU:
- Fluor albus warna kuning kehijauan, berbusa, berbau
- Rasa gatal dan perih pada vagina
KT:
- Dispareunia
- Polakisuria
- Disuri
RS:
- Coitus suspectus dengan bekas pacar 3
minggu lalu.
SV:
- Labia minor erosi dan eritem
- Introitus vagina sekret kuning kehijauan
jumlah sedang.
- Serviks uteri makula dan papula eritem
- Forniks posterior sekret kuning kehijauan
jumlah sedang
- Dinding vagina eritem.
PL:
- Sediaan apus kanalis cervikalis pewarnaan gram: dbn.
- Sediaan apus forniks posterior dengan NaCl fisiologis:
Tampak gerakan Trichomonas vaginalis. Clue cell (-)
- Sediaan apus dinding vagina KOH 10%: tidak ditemukan
pseudohifa, blastospora.
- pH vagina: 5.5
- Whiff test: (-)
Sexual
transmiss
ion
Bacterial Vaginosis
Candidiasis
Trichomoniasi
s
Predispo
sing
factor
- Sexually active
- New sexual
partner
- IUD use
- Sexually
Multiple
active
partners
- Current/
antibiotic use
- Pregnancy
- Corticosteroi
ds
- Poorly
controlled
diabetes
- Immunocomp
romised
Symptom
s
- Vaginal discharge
- Fishy odour
- 50%
assymptomatic
- Vaginal
discharge
- Itch
- External
dysuria
- Superficial
- Vaginal
discharge
- Itch
- Dysuria
- 10-50%
assymptomat
Bacterial Vaginosis
Vaginal
discharg
e
Clinical
findings
Candidiasis
- White,
clumpy,
curdy
discharge
Cottage
cheese
Trichomoniasi
s
- Gray or
yellow green,
frothy
discharge
- Erythema
- Erythema of
and edema of
vulva and
vagina and
cervix
vulva
(Strawberry
cervix)
Vaginal
pH
>4.5
<4.5
>4.5
Wet
mount
- PMNs
- Clue cells
- Budding
yeast
- Pseudohypha
e
- Motile
flagellated
protozoa
Gram
stain
- Clue cells
- Decreased normal
flora
- Predominant gram
- PMNs
- Budding
yeast
- Pseudohypha
- PMNs
- Trichomonas
Diagnosis Kerja
Trichomoniasis vaginalis
Pemeriksaan
penunjang
Standard culture
pH testing
- dengan swab pada sekret vagina ke pH
indikator
- trichomoniasis >4.5
- tidak spesifik karena bacterial vaginosis
juga meningkat
Tes Immunofluoresens
- ELISA
- Immunofluorescent antibody
- Latex agglutination
Molecular Techniques
Diakui oleh FDA untuk diagnosis trichomoniasis pada
wanita:
1. the OSOM Trichomonas Rapid Test
- menggunakan color immunochromatographic
dipstick
- hasil dapat dilihan dalam 10 menit
- sensitifitas 83.3%, spesifitas 98.8%
Pemeriksaan laboratorium
Cara pengambilan spesimen
Penatalaksanaan
PENATALAKSANAAN
Edukasi
Konseling untuk pengobatan pasangan seksual dan
pencegahan infeksi HIV
PENATALAKSANAAN
Kriteria Obat untuk IMS :
Angka kesembuhan/ kemanjuran tinggi (sekurangkurangnya 95% di wilayah tersebut)
Harga murah
Toksisitas dan toleransi masih dapat diterima
Pemberian dalam dosis tunggal
Cara pemberian per oral
Tidak merupakan kontra indikasi untuk ibu hamil atau
menyusui.
Obat-obatan yang digunakan sebaiknya termasuk dalam
Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN), dan dalam memilih
obat-obatan tersebut harus dipertimbangkan tingkat
kemampuan pasien dan pengalaman tenaga kesehatan.
PENATALAKSANAAN
Pencegahan,
komplikasi, prognosis.
Pencegahan
Tidak berganti-ganti pasangan
Penggunaan kondom
Berhenti berhubungan sexual bagi pasien dan
pasangan sampai terapinya tuntas & asimptomatik.
Lakukan rescreening 3 bulan setelah terapi pada
wanita yang terinfeksi
Jaga kebersihan diri terutama daerah genital dan
lingkungan.
Melakukan pemeriksaan ANC selama kehamilan
(screening IMS)
Komplikasi
Vaginitis
Infeksi endometrium, adnexa, kelenjar Skene & Bartolini
Pelvic inflammatory disease (PID)
Abses tubo-ovarian
Bayi lahir prematur / BBLR
Infeksi intrauterin
Prostatitis
Epididymitis
Striktur urethra
Infertilitas
Peningkatan risiko HIV, gonnorhoeae, Chlamydia
Prognosis
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : dubia ad bonam
rekurensi pada pasien yg aktif secara
sexual. 17% pasien yg aktif secara sexual
mengalami reinfeksi pada 3 bulan followup.