Anda di halaman 1dari 43

Pasutri dan Rahasia

Masa Lalunya
Kelompok 05 Pemicu 05
Kelompok 5
• Tutor : dr. Twiddy
• Ketua : Kang Heji Dian Pertiwi 405170077
• Penulis : Yonatan Adinata 405170143
• Sekretaris : Syerent Lawrence 405160153
• Anggota :
1. Rendy William 405150014
2. Zevani Olivia 405160094
3. Andreas Galih Sidharta S 405170002
4. Vera 405170019
5. Gina Juanita Tiolemba 405170036
6. Diana Novita Sari 405170121
7. Margaretha Pramesthi Utari 405170192
8. Adam Primadona Satari 405170244
Pasutri dan Rahasia Masa Lalunya
Seorang perempuan berusia 26 tahun, yang baru menikah selama 2 minggu, datang bersama suaminya ke dokter praktik
penyakit umum dengan keluhan utama keluar cairan dari kemaluan disertai luka-luka lecet yang terasa nyeri di bibir
kemaluan sejak 4 hari yang lalu. Cairan berwarna kekuningan, agak berbau dan tidak gatal. Untuk keluhan cairan dari
kemaluan, ia belum minum obat. Sedangkan untuk luka-luka di bibir kemaluan, ia sudah berobat ke dokter dan mendapat
obat tablet beserta krim tetapi tidak sembuh. 5 bulan lalu pasien juga mempunyai keluhan keluar cairan seperti ini yang
terutama keluar menjelang menstruasi, berbau asam, berwarna putih susu kental dan disertai gatal. Ia sudah berobat ke
dokter umum dan diberi beberapa jenis obat minum selama 5 hari dan keluhan pun menghilang. Pasien diketahui sehari-
harinya bekerja di pasar dan ia sering membilas organ kewanitaannya di toilet umum. Pada pemeriksaannya didapatkan:
luka erosi di labia mayora dan labia minora, vegetasi linear pada perineum, vulva hiperemis, terlihat sekret pada introitus
vagina. Saat pasien di anamnesa ulang, diketahui kutil sudah ada sejak 3 bulang yang lalu tetapi tidak terasa nyeri
sehingga tidak diindahkan oleh pasien.
Suaminya yang baru berusia 30 tahun ikut juga berobat dengan keluhan utama kencing nanah sejak 5 hari yang lalu. 1
tahun yang lalu terdapat riwayat timbul lenting berisi air di batang kemaluannya. Saat itu dia berobat ke puskesmas dan
mendapat obat minum yang harus dihabiskan selama 3 hari. Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya bercak-bercak
merah di kedua telapak tangan dan telapak kaki yang tidak gatal. Pada pemeriksaan genetalia didapatkan: preputium
belum disunat, rambut kemaluan terdapat bintik-bintik putih dan terdapat secret mukopurulen pada ostium uretra
eksterna. Saat dianemnesis ulang, pasien dan istrinya mengaku tidak mengalami gejala gatal pada malam hari. Setelah
dilakukan pendekatan lebih lanjut, suami mengaku merupakan pengguna narkoba suntik dan sering berhubungan genito-
genital dengan pekerja seks komersial (PSK) tanpa kondom.
Apakah yang dapat Anda pelajari dari kasus ini?
Review
Infeksi Menular Sexual

Klasifikasi

Bakteri Jamur Virus Parasit

GO Candida HPV Trichomonas Vaginalis

Treponem
HSV Pediculus Pubis
a

Sifilis HIV Sarcoptes Scabiei

Bakterial
Vaginosis
Learning Issues
MENJELASKAN :
1. Klasifikasi IMS berdasarkan etiologi
2. Etiologi IMS dan karakteristik
3. Patofisiologi IMS berdasarkan etiologi
4. Tanda dan gejala IMS berdasarkan etiologi
5. Diagnosis, DD, pemeriksaan terhadap IMS
6. Terapi IMS (Farmakologi dan Non-Farmakologi)
7. Komplikasi dan prognosis IMS
8. Resep untuk GO dan herpes rekuren
Penyebab Penyakit Penyebab Penyakit
BAKTERI Molluscum contagiosum Moluskum kontagiosum
virus
Uretritis, epididimitis, servisitis,
Neisseria gonorrhoeae proktitis, faringitis, konjunctivitis,
Bartholinitis Human immunodeficiency A.I.D.S. (Acquired
virus (HIV) Immune Deficiency
Uretritis, epididimitis, servisitis, Syndrome)
Chlamydia trachomatis
proktitis, salpingitis, limfogranuloma
Mycoplasma hominis
venereum (hanya C. trachomatis)
Ureaplasma urealyticum
PROTOZOA
Treponema pallidum Sifilis
Trichomonas vaginalis Vaginitis, uretritir
Gardnerella vaginalis Vaginitis
FUNGI
Haemophilus ducrey Ulkus mole
Vulvovaginitis, balanitis,
Donovania granulomatis Granuloma inguinale
Candida albicans balanopostitis
VIRUS
Herpes simplex virus Herpes genitalis EKTOPARASIT
(HSV)
Phthirus pubis Pedikulosis pubis
Herpes B virus Hepatitis fulminan akut & kronik
Human papilloma virus Kondiloma akuminatum, papilloma Sarcoptes scabiei var.
(HPV) laring pada bayi Skabies
hominis
Infeksi Gonore
• Gonore adalah infeksi menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae (N. gonorrhoeae), suatu
kuman Gram negatif, berbentuk biji kopi, terletak
intrasel.
• Etiologi
• Diplococcus, BTA, gram –
• Didala diluar leukosit
• Tidak tahan udara luar
• Mati dlm keadaan kering
• Tahan suhu >39, tahan disinfektan
• Daerah yang paling mudah terinfeksi mukosa epitel
kuboid atau lapis gepeng yang belum berkembang
(imatur) biasa pada wanita sebelum pubertas
Infeksi Menular Seksual FK UI Edisi 04
Sumber: http://www.aafp.org/afp/2012/1115/p931.html
Patofisiologi GO
• N. Gonorrhoeae menghasilkan enzim penisilinase/beta-laktamase yang dapat merusak
penisilin jadi inaktif sulit diobati dengan obat golongan penisilin
• Masa tunas pada pria : antar 2-5 hari atau kadang lebih lama, Pada wanita : masa tunas sulit
karena asimtomatik
• Tempat masuk kuman pada pria : uretra menimbulkan uretritis (paling sering uretritis
anterior akut, dapat menjalar ke proximal, dan bikin komplikasi lokal, asendens serta
disuria, polakisuria, keluar duh tubuh kadang bisa disertai darah, dapat juga nyeri sewaktu
ereksi
• Wanita biasa datang berobat kalo udah ada komplikasi jadi GK awal di masa tunas jarang
ditemukan
• Infeksi pd wanita pertama biasa kena serviks uteri, bisa asimtom bisa nyeri pd panggul bwh.
Pd pemeriksaan serviks terlihat merah dgn erosi dan sekret mukopurulen, duh terlihat lbh
bnyk kalo ada servisitis akut / disertai vaginitis yg disebabin o. Trichomonas vaginalis

Infeksi Menular Seksual FK UI Edisi 4


Kriteria Diagnosis
1. Anamnesis
• Laki-laki:
• Gatal pada ujung kemaluan, Nyeri saat kencing, Keluar duh tubuh berwarna putih atau kuning kehijauan kental
dari uretra
Perempuan:
• Keputihan Atau asimtomatik. Pada keduanya didapatkan adanya riwayat kontak seksual sebelumnya (coitus
suspectus).
2. Pemeriksaan klinis
Laki-laki:
• Orifisium uretra hiperemis, edema, dan ektropion disertai dysuria, Duh tubuh uretra mukopurulen, Infeksi rektum
pada pria homoseksual dapat menimbulkan duh tubuh anal atau nyeri/rasa tidak enak di anus/perianal, Infeksi
pada faring biasanya asimtomatik.
Perempuan:
• Seringkali asimtomatik, Serviks hiperemis, edema, kadang ektropion, Duh tubuh endoserviks mukopurulen,
Dapat disertai nyeri pelvis/perut bagian bawah, Infeksi pada uretra dapat menyebabkan dysuria, Dapat terjadi
komplikasi pada laki-laki yaitu epididimitis, orkitis, dan infertilitas, serta komplikasi pada perempuan yaitu
penyakit radang panggul, bartolinitis, dan infertilitas.
Diagnosis Banding Pemeriksaan Penunjang
Laki-laki: 1. Pemeriksaan Gram dari sediaan apus duh tubuh uretra atau
• Uretritis nongonokokus serviks ditemukan diplokokus Gram negatif intraselular.
• Infeksi saluran kencing Sensitivitas >95% dan spesifisitas >99% (pada laki-laki).
2. Kultur menggunakan media selektif Thayer-Martin atau
Perempuan: modifikasi Thayer-Martin dan agar coklat McLeod (jika
• Infeksi genital nonspesifik tersedia).
3. Tes definitif (dilakukan pada hasil kultur yang positif) (jika
• Trikomoniasis
tersedia) : Tes oksidasi, Tes fermentasi, Tes beta-lactamase
• Bakterial vaginosis 4. Tes resistensi/sensitivitas: kerja sama dengan bagian
• Kandidosis vulvovaginalis Mikrobiologi
5. Untuk kecurigaan infeksi pada faring dan anus dapat
dilakukan pemeriksaandari bahan duh dengan kultur Thayer
Martin atau polymerase chain reaction(PCR) dan nucleic acid
amplification tests (NAATs) terhadap N. gonorrhoeaedan C.
Trachomatis
Tes Thomson
• Mengetahui sampai di mana infeksi ini Gelas I Gelas II Arti
sudah berlangsung Jernih Jernih Tidak ada
infeksi
• Syarat
Keruh Jernih Infeksi
- Sebaiknya dilakukan setelah bangun pagi urethritis
anterior
- Urin dibagi dalam 2 gelas
Keruh Keruh Panuretritis
- Tidak boleh menahan kencing dari gelas I ke Jernih Keruh Tidak mungkin
gelas II
- Minimal air seni 80 – 100 ml, gelas II akan
sukar dinilai bila <80 ml karena baru menguras
uretra anterior
Penatalaksanaan
1. Obat pilihan: sefiksim 400 mg per oral, • Levofloksasin 500 mg per oral 5 hari atau
dosis tunggal • Kanamisin 2 gram injeksi intramuskular 3
2. Obat alternatif: hari atau
• Seftriakson 250 mg injeksi IM dosis tunggal • Seftriakson 250 mg injeksi intramuskular
3 hari
• Kanamisin 2 gram injeksi IM, dosis tunggal Karena infeksi gonokokus dan infeksi
Siprofloksasin dan ofloksasin sudah Chlamydia trachomatis hampir selalu
menunjukkan angka resistensi yang tinggi di bersamaan maka dalam pengobatan infeksi
beberapa kota, sehingga tidak dianjurkan lagi. gonokokus sebaiknya diberikan juga
Bila sudah terjadi komplikasi seperti pengobatan untuk infeksi Chlamydia.
bartolinitis, prostatitis
1. Obat pilihan: sefiksim 400 mg peroral Bila infeksi gonokokus terjadi bersamaan
selama 5 hari dengan trikomoniasis maka pengobatan
2. Obat alternatif: harus dilakukan bersama-sama untuk kedua
infeksi ini.
Komplikasi Edukasi
• Infeksi dapat menjelar ascendens terjadi : 1. Bila memungkinkan, periksa dan obati
prostatitis, vesikulitis, funikulitis, epididimitis  pasangan seksual tetapnya.
dapat menimbulkan infertilitas
2. Anjurkan abstinensia sampai terbukti sembuh
• Infeksi dari uretra pars posterior dapat mengenai secara klinis dan laboratoris, dan bila tidak
trigonum kandung kemih dan menimbulkan
trigonitis memberi gejala poliuria, disuria
dapat menahan diri supaya memakai
terminal dan hematuria kondom.
• Pada wanita infeksi pada serviks (servisitis GO) 3. Kunjungan ulang pada hari ke-7
dapat menimbulkan koplikasi penyakit radang 4. Konseling:
panggul (PRP) bisa simtomatik bisa asimtom - mengenai penyakit gonore
dapat menyebabkan jar. parut pada tuba sehingga - kemungkinan komplikasi
bias terjadi infertile/hamil ektopik - cara penularan
• Infeksi yang mengenai uretra dapat terjadi - pentingnya penanganan pasangan seksual
parauretritis, infeksi pada bartolini menimbulkan tetapnya
bartolinitis
• Hub sex pria dan wanita bisa menimbulkan
infeksi nongenital seperti orofaringitis, proktitis,
dan konjungtivitis

Infeksi Menular Seksual FK UI Edisi 4


Chlamydia Trachomatis
• Parasit intraobligat, menyerupai bakteri gram –
• Terumasuk subgroup A dengan tipe serologic D – K
• Fase perkembangan
I. Fase non infeksius
- Keadaan laten, dapat ditemukan di genitalia atau konjungtiva
- Kuman terdapat intraseluler dan berada dalam vakuol yang letaknya melekat
pada inti sel hospes (badan inklusi)
II. Fase penularan
- Bila vakuol pecah, kuman keluar dalam bentuk badan elementer (BE) yang
dapat menimbulkan infeksi pada sel hospes baru
Gejala klinis
Laki – laki Perempuan
• Keluhan baru timbul setelah 1 – 3
• Lebih sering di serviks daripada
mgg kontak seksual, tidak seberat
vagina, kel. Bartholin atau uretra
gonore sendiri
• Disuria ringan, rasa tidak enak di • Asimptomatis
lubang uretra, sering kencing dan • Pemeriksaan serviks  tanda –
keluarnya duh tubuh seropurulen tanda servisitis
• Inkubasi lama  perjalanan • Komplikasi  bartholinitis,
penyakit lama prokitis, salpingitis dan sistitis
• Cenderung kambuh kembali
• Komplikasi  prostatitis,
vesikulitis, epididymitis, striktur
uretra
Diagnosis
• Pemeriksaan khusus untuk menemukan C.
trachomatis • Pemeriksaan biakan  gold standard
• Pemeriksaan pewarnaan gram • Deteksi antigen klamidia
- Tidak ditemukan diplokokus gram – intrasel - DFA : menggunakan antibody monoklonoal
atau ekstrasel PMN, blastospora, pseudohifa atau poliklonal dengan mikroskop
dan trikomonas imunofluoresen
- Jumlah leukosit PMN > 5/LPB pada - ELISA : menggunakan antibody monoclonal
specimen duh uretra atau PMN >30/LPB pada atau poliklonal dan alat spektofotometri, lama
specimen duh serviks tes 3 – 4 jam
- Belum ada panduan untuk infeksi faring dan • Metode terbaru  deteksi asam nukleat C.
anal trachomatis
• Pemeriksaan sitology langsung dan biakan dari - Hibridasi DNA probe
inoculum dari specimen urogenital dengan ~ mendeteksi DNA CT
pewarnaan giemsa  sensitivitas tinggi untuk
konjungtivitis (95%) dan rendah untuk infeksi - Amplifikasi asam nukleat
genital, Pewarnaan papaniculou  sensitivitas ~ termasuk dalam katagori tersebut tes PCR
rendah (62%) dan LCR
• Definisi
Vaginosis bakterial
• Jarang keluhan gatal, dysuria, atau
dyspareunia
• Disebabkan oleh pergantian
Lactobaccillus sp penghasil H2O2 • Diagnosis
dalam vagina dengan sekelompok
• Duh tubuh vagina warma putih keabu-
bakteri anaerob batang gram negatif abuan, homogen, melekat di vulva dan
(Prevotella sp, Mobiluncus sp), vagina
Gardnerella vaginalis dan
Mycoplasma horminis • Terdapat clue-cells pada duh vagina
• Vagina sehat  laktobasilus • Timbul bau amis pada duh vagina
pertahankan suasana asam dan aerob yang ditetesi dg larutan KOH 10%
• Gejala Klinis • pH duh vagina >4,5
• Asimtomatik • Pewarnaan gram duh tubuh
• Duh tubuh vagina abnormal bau amis,
seringkali terjadi setelah hubungan
seksual tanpa kondom

Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7, 2019, FKUI, PERDOSKI 2017
• Kriteria Diagnosis 3. Trikomoniasis
1. Anamnesis 4.Kandidosis vulvo-vaginalis
Pemeriksaan Penunjang
• 50%  asimtomatik
Memenuhi kriteria Amsel yaitu (3 dari 4
• Keputihan berbau amis, terutama setelah gejala) :
selesai senggama 1. Duh vagina sesuai klinis
2. Pemeriksaan Klinis 2. Tes amin/Whiff test, hasil positif
(tercium bau amis seperti ikan pada
• Duh vagina  putih homogen, melekat, duh tubuh vagina yang ditetesi
berbau amis pada dinding vagina dan
dengan larutan KOH 10%)
vestibulum, kadang-kadang disertai rasa
3. pH cairan vagina >4,5
gatal
4. Sediaan basah dengan larutan NaCI
Diagnosis Banding fisiologis atau sediaan apus dengan
1. Infeksi genital nonspesifik pewarnaan Gram ditemukan clue
cells
2. Servitis gonokokus
PERDOSKI 2017
Komplikasi • Metronidazol 2x500mg/hari selama 7 hari
• Pada perempuan tidak hamil  meningkatkan • Metronidazol 2 gram dosis tunggal
risiko infeksi pasca histerektomi penyakit radang • Klindamisin 2x300mg PO/hari selama 7hari
panggul, risiko lebih mudah terinfeksi N.
gonorrhoeae dan C. trachomatis, memudahkan • Tinidazol 2x500mg/hari selama 5hari
terinfeksi HIV mll jalur seksual • Ampisilin atau amoksisilin 4x500mg PO selama 5
hari
• Bumil + vaginosis bacterial  meningkatkan
risiko persalinan premature, bayi dg BBLR, Edukasi
infeksi cairan amnion, korioamnionitis, penyakit 1. Hindari pemakaian bilas vagina atau antiseptik
radang panggul pasca abortus
2. Memakai pakaian/celana dalam longgar
• Meningkatkan risiko tertular HIV 2xlipat melalui 3. Konseling tentang:
heteroseksual
• Penyakit dan penyebabnya
Tatalaksana
• Kemungkinan komplikasi obstetrik dan
• Antimikroba berspektrum luas terhadap sebahian ginekologik tertentu, misalnya
besar bakteri anaerob, biasanya efektif utk atasi korioamnionitis, infeksi masa nifas, kelahiran
vaginosis bacterial prematur, bayi berat badan lahir rendah, dan
penyakit radang panggul
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi 7, 2019, FKUI
Kandidiosis Vaginalis
• Kandidiosis / kandidiasis  infeksi dengan berbagai manifestasi klinis yang disebabkan oleh
kandida, khususnya Candida albicans dan ragi (yeast) lain dari genus candida. Infeksi pada
vulva dan vagina yang disebabkan oleh Candida albicans atau kadang oleh Candida sp,
Torulopsis sp atau ragi lainnya
• Tanda klinis khas dari kandidiosis genital ialah thrush (sariawan) dan keputihan (duh vagina)
yang disertai iritasi atau gatal
Faktor risiko
• lingkungan yang hangat dan lembab, pakaian rapat dan ketat, pemakaian kontrasepsi
hormonal, Kontrasepsi spiral, antibiotika spektrum luas, obat yang mengandung
kortikosteroid, menderita DM tidak terkontrol, serta penyakit infeksi dan keganasan yang
menekan daya tahan tubuh.
Pemeriksaan klinis
• Vulva bisa tenang dan bisa juga kemerahan, udem dengan fisura, kadang erosi dan ulserasi
• Kelainan yang khas: pseudomembran, plak-plak putih seperti sariawan (thrush), terdiri dari miselia
yang kusut (matted mycelia), ekosut dan sel epitel yang melekat pada dinding vagina.
Infeksi Melnular Seksual. Edisi 4. Jakarta: FK UI, 2014
PERDOSKI 2017
Pedoman Nasional penanganan Infeksi Menular Seksual, 2011.
• Duh tubuh biasanya mukoid atau cair dengan butir-butir atau “gumpalan keju” (cottage chesses)
• Duh tubuh biasanya amat sedikit dan cair, dan vagina tampak normal
• Pemeriksaan kolposkopi, dilatasi atau meningkatnya pembuluh darah pada dinding vagina atau
seviks sebagai tanda peradangan
Pada pria
• Kemerahan dan iritasi pada glans dan dibawah preputim pada yang tidak disirkumsisi
• Disertai gatal ringan sampai rasa panas hebat
• Setelah koitus suspektus terjadi iritasi pada glans yang intensif disertai vesikulasi dan erosi yang
akan hilang dalam beberapa hari  suatu reaksi hipersensitivitas
• Masa tunas 5 – 21 hari
• Gejala objektif: eritem yang difus, fisura, dengan bintik-bintik merah atau vesikulopustul yang
mudah pecah, meninggalkan erosi dengan skuama putih di tepi (kolaret) terutama bila
menyerang glans penis dan preputium (balanopostitis)

Infeksi Melnular Seksual. Edisi 4. Jakarta: FK UI, 2014


Kondiloma akuminatum
lesi berbentuk papilomatosis dengan permukaan verukosa, disebabkan oleh HPV tipe tertentu, terdapat di
daerah kelamin & anus.
Etiologi
Human papilomavirus (HPV): DNA virus, famili papovavirus, memiliki sekitar 100 genotype, HPV tipe 6 &
11 menyebabkan kondiloma akuminatum.
Epidemiologi
• 98% hubungan seksual, Penularan melalui barang yang tercemar HPV (jarang), Tersebar kosmopolit &
transmisi melalui kontak langsung.
Patogenesis
• mengenai mukosa yang lembab dan berdekatan dengan epitel skuamosa serviks dan anus, saat
berhubungan seksual terjadi abrasi mikroskopi memudahkan pasangan yang terinfeksi HPV untuk
menularkannya kepada pasangan yang belum terinfeksi.
• Trauma berulang dapat meningkatkan infektivitas dan replikasi virus  virus memasuki sel epitel basal
pejamu  melepaskan kapsul protein dan berada bersama sel pejamu sebagai circular episome  virus
berada dalam masa inkubasi laten selama 1-8 bulan, dan selama itu tidak nampak manifestasi klinis

Infeksi Menular Seksual. FKUI. 2009.


Gejala Klinis
• Biasanya ada di lipatan yang lembab, misalnya genitalia eksterna
• Tempat predileksi:
• ♂ di perineum & sekitar anus, sulkus koronarius, glans penis, dalam meatus uretra, korpus, dan
pangkal penis
• ♀ di vulva & sekitarnya, introitus vagina, kadang di porsio uteri
• Pada kondisi lembab, misalnya pada perempuan dengan fluor albus/laki-laki yang tidak disirkumsisi lesi
lebih cepat membesar & bertambah banyak, Sering tidak menimbulkan keluhan, dapat disertai rasa gatal.
• Jika terjadi infeksi sekunder : nyeri, bau, mudah berdarah
• Bentuk klinis:
• Lesi seperti kembang kol, warna seperti daging/sama dengan mukosa, ukuran mm-cm
• Lesi keratotik dengan permukaan kasar & tebal, biasanya ditemukan diatas permukaan kering
misalnya batang penis
• Lesi berbentuk kubah, ada di tempat sering seperti lesi keratotik. Sering berkelompok dengan warna
seperti mukosa sampai merah jambu/merah kecoklatan

Infeksi Menular Seksual. FKUI. 2009.


Diagnosis • Karsinoma sel skuamosa dan Karsinoma Verukosa
• Klinis Tatalaksana
• PP: tes asam asetat (+) jika terjadi warna putih • Kemoterapi
akibat ekspresi sitokeratin pada sel suprabasal yang
terinfeksi HPV, banyak protein, dan warna putih
• Tinktura podofilin 25%
terjadi sebagai denaturasi protein. (acetowhite). • Asam triklorasetat
Dapat false (+) pada keadaan inflamasi, namun pola • 5-fluorourasil
lebih difus & tidak beraturan
• Bedah listrik, Bedah beku, Bedah scalpel, Laser
Kolposkopi Pemeriksaan dengan alat pembesaran optik karbondioksida, Interferon, Imunoterapi
(kolposkop) untuk melihat serviks dan traktus genitalis
wanita agar tampak lebih jelas. Terkadang dilakukan
bersamaan denga tes asam asetat
DD
• Benign penile pearly papules secara klinis tampak
papul berawarna sama dengan kulit, terkadang lebih
putih, berukuran 1-2mm, tersebar diskrit,
mengelilingi sulkus coronaries. Ini adalah varian
normal dan tidak perlu diobati
• Veruka vulgaris
• Kondiloma lata merupakan salah satu bentuk sifilis Infeksi Menular Seksual. FKUI. 2009.
Herpes Genetalis
Definisi :
infeksi pada genital yg disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) dengan gejala khas berupa
vesikel yg berkelompok dengan dasar eritema dan bersifat rekurens
Epidemiologi:
HSV I pad anak, HSV II pd dewasa dengan seksual aktif
Gejala klinis
- Infeksi primer: lama, berat disertai gejala sistemik sperti demam, malaise, pembengkakan KGB
regional, vesikel->pecah->krusta->userasi dangkal
- Fase laten: tdk ada gejala klinis, HSV + dlm keadaan tdk aktif di ganglion dorsalis
- Rekurens: HSV aktif kembali disertai gejala klinis
Pemeriksaan: tes tzank (sel datia berinti banyak dan badan inklusi intrauklear)
Diagnosis Banding : impetigo vesikobulosa, ulkus durum, ulkus mole
Prognosis : baik jika terapi secara dini, imunitas menurun jika infeksi menyebar
HERPES GENITALIS
Infeksi Primer
Rekurensi
- Masa inkubasi: 2 hari
- Lesi lebih ringan.
– 2 minggu
Laten - Diawali nyeri, gatal,
- Lesi genital luas
rasa terbakar /
(vesikel, pustula, - Gejala klinis (-)
kesemutan.
ulserasi eritematosa)
- Biasa sembuh dalam
- Berlangung 2-3
6-10 hari.
minggu

• ♂: glans penis, batang penis • Vesikel kecil multipel berkelompok di


• ♀ : vulva, perineum, glutea, vagina, serviks daerah genital, termasuk abdomen,
• Gejala: gatal, dysuria, discharge vagina / uretra, inguinal, glutea
limfadenopati inguinal yang nyeri • Lokasi dapat sama atau berbeda dari
• Gejala sistemik: demam, sakit kepala, malaise, mialgia infeksi primer.
HERPES GENITAL FARMAKOLOGI
Bila pada kehamilan timbul Herpes genitalis:
 Abortus neonatorum, 60% kematian
 Infeksi neonatal: cacat neurologis atau
kelainan mata.
 Kelainan yang dapat timbul pada bayi:
ensefalitis, mikrosefali, hidrosefali,
koroideretenitis, keratokonjunctivitis,
hepatitis, lesi pada kulit.
NON - FARMAKOLOGI
• Profilaksis
 Infeksi pada trimester I: abortus
• Faktor pencetus sebaiknya dihindari
 Trisemester II: prematuritas, transmisi pada • Faktor psikis
saat intra partum atau pasca partum. • Proteksi individual
• Pengobatan non-spesifik
• Zat pengering yg bersifat antiseptik

https://www.cdc.gov/std/tg2015/tg-2015-print.pdf
Trikomoniasis
• Menyebabkan vaginitis dan sistitis pada saluran urogenital
• Sebagian besar asimptomatik
• Bersifat akut atau kronik
• Etio : Trichomonas vaginalis
• Penularannya melalui kontak seksual, pakaian, handuk basah, berenang
• Insidens
- Aktvitas seksual tinggi, bayi, perempuan paska menopause
- Perempuan > laki – laki
• Protozoa berbentuk filiformis, Ukuran 15 – 18 micron, Punya 4 flagel dan bergerak seperi gelombang,
Belah pasang memanjang, Dapat hidup dalam pH 5 – 7,5 , Pada suhu 50˚C akan mati dalam beberapa
menit, tetapi pada 0˚C dapat bertahan sampai 5 hari
• Mampu menimbulkan peradangan pada dinding sal urogenital dengan incasi sampai mencapai
jaringan epitel dan sub epitel  radang berat pada epitel skuamosa vagina dan ektoserviks  sekresi
banyak dan mukopurulen
Gejala Klinis
• Pada wanita:
- Discharge berwarna kuning kehijauan dan berbau
- Vulvar pruritus
- Bengkak dan kemerahan pada dinding vagina
- Dispareunia
- Disuria
• Pada pria:
- Yang diserang terutama uretra, kelenjar prostat, kadag-kadang preputium, vesikula seminalis, dan
epididimis
- Asimptomatik
- Gambaran klinis lebih ringan daripada wanita
- Bentuk akut gejalanya mirip uretritis non-gonore  disuria, poliuria, sekret uretra mukoid atau
mukopurulen
- Bentuk kronik : gejala tidak khas  gatal pada uretra, disuria, urin keruh pada pagi hari
Fitzpatricks. Dermatology in General Medicine. 8th Ed.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. FKUI.
Diagnosis Tatalaksana
Pemeriksaan Fisik
• Terbentuk abses kecil pada dinding vagina
dan serviks yang tampak sebagai granulasi
berwarna merah  strawberry appearance
Pemeriksaan Penunjang
• Menemukan parasit trikomonas pada
sediaan basah
• Pewarnaan Giemsa, akridin oranye, • Non-medikamentosa:
Leishman, Gram, Papanicolau - Bila memungkinkan periksa dan lakukan
• Kultur anaerobik pengobatan pada pasangan tetapnya
- Anjurkan abstinensia sampai infeksi
dinyatakan sembuh secara laboratoris
- Follow up di hari ke-7
- Lakukan konseling mengenai infeksi,
komplikasi, dan pentingnya keteraturan
berobat
Fitzpatricks. Dermatology in General Medicine. 8th Ed.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi ketujuh. FKUI.
Komplikasi Prognosis
• Pada kehamilan: • Prognosis baik apabila penyebab
- Kelahiran prematur ditangani dengan pengobatan yang
tepat.
- Ruptur membrane yang lebih awal
• Pengobatan terhadap pasangan seks bias
- BBLR membantu untuk mencegah infeksi
• Peningkatan resiko terjangkit berulang.
penularan HIV

Fitzpatricks. Dermatology in General Medicine. 8th Ed.


Penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi Sarcoptes
scabiei var. hominis
GAMBARAN KLINIS
• Pruritus nokturna
• Lesi khas berbentuk papul yang gatal sepanjang
terowongan yang berisi tungau

Diagnosis
Differentia
l
SCABIES - TATALAKSANA

Fitzpatricks. Dermatology in General Medicine. 8th Ed.


Pedikulosis Pubis
• Infeksi kutu Phthirus pubis pada rambut pubis, tetapi kadang juga dapat ditemuka di alis, bulu mata dan rambut
aksila
• Ditularkan melalui kontak fisik yang erat biasanya pada saat berhubungan seks atau dari orang tua ke anaknya,
juga melalui benda-benda yang dipakai bersama seperti pakaian, handuk, dan sprei
Etiologi : Disebabkan oleh Phthirus pubis
Gambaran klinik
• Daerah tubuh yang memiliki kelenjar apokrin(pubis, anogenital, aksila: tapi dapat juga dijumpai di dada atau
perut yang berbulu lebat)
• Gatal yang hebat terutama pada malam hari, Pruritus timbul 30 hari seteah pajanan awal  akibat garukan
timbul eritem, iritasi, dan infeksi sekunder
• Pada anak, infestasi dapat mengenai bulu mata, biasanya ditularkan ibunya sehingga terjadi blefaritis disertai
krusta
Diagnosis : Ditegakkan berdasarkan riwayat keluhan penderita dan pemeriksaan seksama di daerah predileksi
untuk mencari kutu dewasa / ditemukannya telur kutu yang menempel pada batang rambut melalui pemeriksaan
mikroskop
DD : Piodermi, Impetigo, Pruritus vulva, Folikulitis, Dermatitis kontak atau ekskoriasi neurotik

Infeksi Melnular Seksual. Edisi 4. Jakarta: FK UI, 2014


Pedikulosis Pubis
Penatalaksaan
Penatalaksaan
• Obat spesifik
• Pengelolaan umum
• Shampo gameksan 1% (LindaneTM) dioleskan
• Dicari IMS lain yang mungkin menyertai karena selama 4 menit kemudian dicuci. (tidak untuk
pedikulosis pubis sering bersamaan dengan IMS anak <2 tahun, ibu hamil atau menyusui serta
lain erosi yang masif)
• Telur pada batang rambut harus dibersihkan • Krim permethrin 1% dioleskan selama 10 menit
dengan sisir yang rapat kemudian dicuci
• Pasangan seks dalam 1 bulan terakhir harus • Pirethrin dengan piperonil butoksida yang
diterapi secara simultan dioleskan selama 10 menit kemudian dicuci
• Pakaian dalam, handuk, sprei dicuci dengan air
panas dan disetrika, atau jangan dipakai selama Bila mengenai bulu mata
72 jam
• Salep mata oklusif pada tepi kelopak mata, 2X
• Bila tubuh penderuta berbulu, obat harus sehari, 10 hari
dioleskan sampai paha, badan, dan daerah aksila
• Salep mata fisostigmin 0,25%, 4X sehari, 3 hari

Infeksi Melnular Seksual. Edisi 4. Jakarta: FK UI, 2014


Anamnesis Pasien IMS - SIKAP
• Sikap sopan dan menghargai pasien yang tengah dihadapi
• Ciptakan suasana yang menjamin privasi dan kerahasiaan sebaiknya dilakukan dalam ruang tertutup dan tidak
terganggu oleh keluar-masuk petugas
• Dengarkan dan simak perkataan pasien dengan penuh perhatian jangan sambil menulis saat pasien berbicara dan
jangan memutuskan pembicaraannya.
• Gunakan keterampilan verbal  mulai dengan pertanyaan terbuka – diakhiri dengan pertanyaan tertutup
• Tunjukkan empati
• Tanyakan : Keluhan utama, Keluhan tambahan, Riwayat perjalanan penyakit, Siapa menjadi pasangan seksual
tersangka (wanita/pria penjaja seks, teman, pacar, suami/isteri, kontak seksual tersangka dilakukan, Jenis kelamin
pasangan seksual), Cara melakukan hubungan seksual (genito-genital, orogenital, anogenital), Penggunaan
kondom (tidak pernah, jarang, sering, selalu), Riwayat dan pemberi pengobatan sebelumnya (dokter/bukan
dokter/sendiri), Riwayat IMS sebelumnya dan pengobatannya, Hari terakhir haid, Nyeri perut bagian bawah,
Hubungan keluhan dengan keadaan lainnya: • menjelang/sesudah haid, Cara kontrasepsi yang digunakan dan
mulai kapan
• Perilaku seks beresiko tinggi
Pasangan seksual > 1 dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir, Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1 bulan (3
bulan) terakhir, Mengalami 1/ lebih episode IMS dalam 1 bulan (3 bulan) terakhir, Perilaku pasangan seksual
berisiko tinggi

Dep. IK Kulit & Kelamin FKUI-RSCM 2014 - pdf


Pemeriksaan Fisik
• informed consent terlebih dahulu
• Pemeriksaan fisik terutama dilakukan pada daerah genitalia dan sekitarnya, yang
dilakukan di ruang periksa dengan lampu yang cukup terang,Lampu sorot tambahan
diperlukan untuk pemeriksaan pasien perempuan dengan spekulum.
• Dalam pelaksanaan sebaiknya pemeriksa didampingi oleh seorang tenaga kesehatan lain.
(Pada pemeriksaan terhadap pasien perempuan, pemeriksa didampingi oleh paramedis
perempuan, sedangkan pada pemeriksaan pasien laki-laki, dapat didampingi oleh tenaga
paramedis laki-laki atau perempuan).
• Beri penjelasan lebih dulu kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan:
1. Saat PF genetalia dan sekitarnya, pemeriksa harus menggunakan sarung tangan &
mencuci tangan sebelum dan sesudah memeriksa.
2. Pasien membuka pakaian dalamnya agar dapat dilakukan pemeriksaan genitalia.

Buku pedoman nasional tatalaksana IMS. 2016.


Resep
• Gonore • Herpes Simplex
Dr. Randy Dr. Randy
Jakarta Barat Jakarta Barat
405150014 405150014
Jakarta, 5 Maret 2020 Jakarta, 5 Maret 2020
R/ cefixime caps 400 mg no I R/ acyclovir tab 200 mg no XXV
S 1 dd 1 habiskan S 5 dd 1 habiskan
-------------------------------------- x --------------------------------------------
Pro : Tn. A x
Usia : 30 tahun Pro : Ny. B
Usia : 35 tahun
Kesimpulan dan Saran
• Kesimpulan : Kami telah • Saran : Pada beberapa penyakit
mempelajari penyebab terjadinya diperlukan pembahasan yang lebih
Infeksi Menular Seksual merinci
berdarkan etiloginya berupa
bakteri, virus, dan jamur

Anda mungkin juga menyukai