Anda di halaman 1dari 45

Pemicu 1

Medical Check Up yang


Berujung Dilema
Kelompok 22
Tutor : dr.Irma
Ketua : Jennifer Nanda Dewi (405150199)
Sekretaris : Wilda Najmi Hentihu (405160221)
Notulen : Edward Edwin (405160006)
Anggota : Aprianisa Obsidiany D.T (405150187)
Tiara Rahmananda (405160067)
Jey Vincent (405160079)
Ivanov Radithya Farid (405160143)
Syerent Lawrence (405160153)
Yuwono Tulus Kurniawan (405160179)
Ririn Engla Pamalia (405160239)
Villycia Lovely Titah (405160241)
Medical Check Up yang Berujung
Dilema
Perusahaan tekstil PT. X menjadwalkan karyawan-karyawannya
untuk melakuakna medical check up yang antara lain meliputi
pemeriksaan radiologis dan elektrokardiografi. Umtuk pemeriksaaan
radiologis, mereka diminta membuka baju dan berdiri tegak
membelakangi alat. Salah seorang karyawan menolak mengikuti
pemeriksaan radiologis karena 1 bulan yang lalu ia baru saja difoto
tulang lengannya. Ia takut terkena radiasi berulang. Para pimpinan
perusahaan juga terjadwal mengikuti medical check up dengan
tambahan pemeriksaan CT-scan, namun salah satu pimpinan
khawatir karena memakai alat pacu jantung

Apakah aman bagi karyawan maupun pimpinan perusahaan jika


mereka mengikuti medical check up tersebut?
Apa yang dapat dipelajari dari skenario di atas?
Identifikasi Istilah Asing
Medical Check-up : program pemeriksaan kesehatan
yang bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan
pasien
Pacu jantung : alat untuk mengontrol irama jantung
Radiologis : ilmu kesehatan yang berkaitan dengan
zat-zat radioaktif dan energi pancaran untuk
diagnosis dan pengobatan penyakit dengan memakai
radiasi pengion maupun non-pengion
EKG : alat bantu untuk mengecek kesehatan jantung
CT-Scan : gambaran tubuh secara axial dengan
radiasi sinar x yang menyeluruh
Menentukan Rumusan Masalah
1. Bagian tubuh manakah yang akan diperiksa
secara radiologis? Kenapa harus membuka
baju?
2. Apa dampak pemeriksaan radiologis dan EKG?
3. Apakah alasan pimpinan karyawan untuk
khawatir dengan alat pacu jantung ?
4. Bagaimana cara tubuh menyesuaikan diri saat
terkena radiasi?
5. Apakah dalam waktu 1 bulan dapat
menyebabkan gangguan karena radiasi
berulang?
Menentukan Rumusan Masalah
5. Apa pencegahan efek samping dari X-ray?
6. Berapa dosis maksimal untuk radiasi ke tubuh?
7. Apa saja macam- macam pemeriksaan
radiologis?
8. Bagaimana mekanisme kerja X-ray?
9. Siapa saja yang bisa terkena efek samping dari
radiasi?
Curahan Pendapat
1. Bagian tubuh: paru-paru dan jantung, mengapa
harus buka baju? Supaya tidak terhalang
sekiranya bajunya terbuat dari bahan perisai
2. Dampak radiologis:
◦ Mengurangi produksi sel darah
◦ Menyebabkan iritasi pada kulit
◦ Meningkatkan resiko pada janin
Dampak EKG
◦ Tidak ada dampak negatif, kecuali yang memakai
pen, alat pacu jantung
Curuhan Pendapat
3. Tergantung pada jenis pemeriksaan
radiologis yang ingin dilakukan, jika MRI
berarti berbahaya, karena alat pacu jantung
terbuat dari logam
4. Ya, karena pada saat dilakukan pemeriksaan
radiologi bagian darah adalah bagian yang
paling sensitif dengan radiasi, dan seperti
yang telah diketahui darah membuktikan
waktu selama kurang lebih 120 hari atau 3/4
bulan
Curahan Pendapat
5. Pencegahan: diberikan dosis yang tepat dan
ditangani dengan cepat
Trias:
Jangan berlama-lama di lingkungan radiasi,
tidak boleh melebihi 5 menit (waktu)
Sinar tembus tidak boleh kurang dari 45cm
sedangkan radiografi tidak boleh kurang
dari 90cm
Memakai alat pelindung radiasi
Curahan Pendapat
6. < 5 REM untuk pekerja tahunan
< 0.5 REM untuk masyarakat per tahun
7. Macam pemeriksaan radiologis
◦ USG: pakai gelombang suara ultrasonik
◦ X-ray: pakai sinar x
◦ CT-Scan: pakai sinar x
◦ MRI: Pakai gelombang magnetik
Curahan Pendapat
8. Dalam tabung hampa udara, elektron-
elektron dalam kecepatan tinggi
dibenturkan suatu sasaran (target), energi
tersebut berubah menjadi panas (99%)
dan sinar x (1%)
9. Pasien dan kardiografer yang terkena
radiasi >25 rem pertahun
Mind Map
Dosis
Indikasi dan
Kontraindikasi Manfaat dan
dampak (-)
Mekanisme
Jenis- jenis Radiologi Sifat radioaktiv
proyeksi sinar pengion

Fungsi
Definisi Pencegahan

Pengion Non-pengion

Sifat-sifat
Learning Objectives
Menjelaskan dan Memahami Definisi Radiologis
Menjelaskan dan Memahami Jenis pemeriksaan dan
manfaatnya: dampak negatif dan positif
Menjelaskan dan Memahami Sifat radioaktivitas sinar
pengion
Menjelaskan dan Memahami Jenis – jenis proyeksi dasar
pada pembuatan foto rontgent
Menjelaskan dan Memahami Indikasi dan Kontraindikasi
Menjelaskan dan Memahami Definisi dan macam-
macam dosis (serapan, penyinaran, ekivalen)
Menjelaskan dan Memahami Pencegahan efek radiasi
LO 1
Definisi Radiologi
Definisi Radiologi
Cabang ilmu kedokteran yang menggunakan
energi pengion dan non-pengion untuk
membantu diagnosis (radiodiagnostik) dan
terapi (radioterapi)
Sinar rontgen ->
Pengion Sinar-X , Gamma ,
partikel electron,
neutron , proton, dsb

radiologi
Gelombangultrasound
(USG), magnetik(MRI),
Non-Pengion Gelombanglistrikmicro
Infrared
LO 2
Jenis pemeriksaan dan manfaatnya:
dampak negatif dan positif

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi


Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes :
Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
X- RAY
1. Fluoroskopi (doorlichting)
2. Rontgen ( radiografi)

Hasil gambar : radio opaque ( putih ) dan radio


lucent ( hitam )
Positif Negatif
Proses cepat + murah karena merupakan
Memberikan detail anatomis sinar pengion dapat
yang tepat memberi efek samping
jika melebih dosis
Mempercepat diagnosa suatu maksimal
penyakit
1. Luka permukaan
yang dangkal
2. Kerusakan
hemopeotik
3. Induksi keganasan
4. Aberasi genetik

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes : Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
USG
(Ultrasonografi)
gelombang suara 1-10jt
hertz

Positif Negatif
Dapat membedakan jenis jaringan dengan Tdk mampu menembus bagian tertentu seperti
melihat perbedaan gelombang suara tulang dan rongga udara = gambaran jadi
heterogen  echogenic ( putih ) hambur
homogen  anechoic ( echofree) ( hitam )
Tidak menggunakan radiasi pengion = aman
bagi pasien maupun operator
Tidak sakit , non invasif Sulit pada pasien dengan obesitas
Tidak membutuhkan persiapan khusus , Bergantung pada keahlian operator
gambaran real-time
Alat portable , tidak mahal , cepat Jarak tranducer dengan kulit tidak dapat kontak
Dapat mendeteksi denyut nadi jantung dengan baik sehingga perlu menggunakan jelly
sbg penghantar

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes : Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
CT-SCAN ( Computerized tomography)
 potongan meilntang densitas dan citra terkomputerisasi dari pancaran sinar x yang memutari pasien 360 derajat
( polos / + zat kontras )

zat kontras
- barium sulfat ( bentuk saluran pencernaan)
- iodin organik ( intravena, memperjelas vaskuler)

Hasil gambaran : Hipodens ( hitam ) , Hiperdens ( putih )

Positif Negatif
Lebih jelas > foto rontgen Ada paparan radiasi ( 4%)
Gambaran anatomis memiliki resolusi Dapat timbul artefak = pasien bergerak
yang baik dan akurat
Baik dalam menampilkan adanya kanker , Reaksi alergi pada zat kontras
pendarahan otak & tulang patah ( sangat
cocok u/ korban kecelakaan)
Tidak di pengaruhi obesitas Relatif mahal
Harga : Rontgen < CT-scan < MRI

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes : Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
PET SCAN ( Positron Emition tomography)

Sejenis CT-Scan tetapi lebih detail karena dapat


melihat proses biologis dalam tubuh
( metabolisme ) bkn hanya aspek anatomi dengan
menggunakan zat kontras

Kekurangan :
Mahal dan masih jarang ditemukan di Indonesia
Waktunya lama 2-4 jam
Radiasi nya tinggi
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes : Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
MRI
( Magnetic Resonance Imaging)
3 tesla medan magnet + gelombang radio

MRA adalah cabang pemeriksaan dari MRI  untuk pembuluh darah


Positif Negatif
Tidak menggunakan energi pengion Tidak dpt dilakukan pada pasien
Gambaran jelas , tidak terdapat artefak dengan pacemaker , semua yang
mengandung logam .
Potongan 3D ( axial, coronal , sagital ) Dapat terdorong lepas dari
posisi oleh medan magnet yang
kuat
Banyak pemeriksaan tanpa media kontras Relatif mahal
Unggul u/ mendeteksi kelainan jaringan lunak Sulit pada pasien claustrofobia
otak , sumsum tulang serta muskuloskeletal
Mampu melakukkan pemeriksaan fungsional Waktunya lama
spt pemeriksaan difusi , perfusi dan
spektoskropi yg tdk dpt dilakukan oleh CT-Scan

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


Patel Pradip R. 2005 .Lecture Notes : Radiology Ed 2 . Jakarta : Penerbit Erlangga
LO 3
Sifat Radioaktivitas pada Sinar
Pengion
Mempunyai daya tembus
Pertebaran (terjadi atenuasi/pengurangan karena
penyerapan dan penghamburan)
Efek fotografik
Efek fluoresensi (memendarkan cahaya):
fluoresensi dan fosforesensi
Ionisasi
Efek deterministik
Efek stochastic
Efek bioligis: kelainan somatis dan kelainan
genetik
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Interaksi Radiasi
Efek Scatter Compton
Pair production (pembentukan pasangan
ion)
Efek fotolistrik

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


LO 4
Jenis-jenis proyeksi, dasar pada
pembuatan foto rontgen
Jenis-jenis proyeksi
Tengkorak • Abdomen
◦ Anterior Posterior – BNO (blass nier oversic
◦ Lateral – Left lateral decubitus
◦ Coldwell
◦ Waters
• Ekstremitas
◦ Submental – Anterior posterior
Thorax – Lateral
◦ Anterior posterior
◦ Posterior anterior
◦ Lateral
◦ Supine
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
 Posisi pasien
◦ TEGAK/ERECT = berdiri atau duduk tegak
◦ SUPINASI = telentang
◦ PRONASI = tengkurap
◦ DEKUBITUS = berbaring miring / pada sudut tertentu
◦ OBLIK = sedikit miring, pada sudut tertentu
◦ LATERAL = berdiri atau duduk atau berbaring dengan
satu sisi tubuh lebih dekat ke kaset atau tempat kaset
 Arah sinar X: AP atau PA
◦ AP Antero-Posterior ke belakang) dan
◦ PA= Posterior-Anterior (belakang ke mearah sorotan
sinar X yang melalui pasien kaset.
Manual WHI untuk Pencitraan Diagnostik
TORAKS LATERAL
TORAKS LATERAL (Duduk tegak-kiri atau
TORAKS PA Berdiri
(Berdiri tegak-kiri atau kanan) kanan)
tegak

IGA OBLlK AP Berdiri


TORAKS AP TORAKS AP Telentang atau
(Duduk tegak-kiri atau (supine) duduk tegak-oblik kanan
kanan) dan kiri

Manual WHI untuk Pencitraan Diagnostik


IGA OBLlK AP Telentang-oblik kanan dan
kiri

TORAKS AP APIKAL ABDOMEN AP:


(LORDOTIK) ABDOMEN AP Telentang "ABDOMEN AKUT"
Duduk bersandar ke belakang DASAR

Manual WHI untuk Pencitraan Diagnostik


Proses terjadinya sinar-x
1. Katoda dipanaskan (>2000C) sampai menyala dengan
sumber listrik dari transformatornya
2. Karena panas elektron-elektron dari katoda terlepas
3. Elektron-elektron dipercepat gerakannya menuju anoda
dan dipusatkan ke alat pemusat
4. Filamen dibuat negatif terhadap sasaran dengan potensial
tinggi
5. Awan-awan elektron mendadak diberhentikan pada
sasaran, sehingga terbentuk panas (99%) dan sinar x (1%)
6. Pelindung timah akan mencegah sinar x keluar dari tabung
7. Panas yg tinggi pada sasaran didinginkan oleh radiator
pendingin
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
LO 5
Indikasi dan Kontraindikasi
Pemeriksaan sinar-x dianjurkan untuk pasien yang
mengalami:
◦ Kecelakaan
◦ Infeksi tulang dan sendi
◦ Tumor
◦ Infeksi organ dalam
Sinar-x tidak dianjurkan untuk ibu hamil
USG dianjurkan untuk ibu hamil yang ingin
memeriksakan kehamilannya
MRI tidak dianjurkan pada pasien yang melakukan
implant seperti pacemaker, hearing-aid, prothese, dll,
dan sulit dilakukan pada pasien dengan claustrophobia
LO 6
DORSIMETRI RADIASI
Definisi & Jenis

Satuan besaran yang digunakan dalam


pengukuran dosis radiasi. Dosimetri radiasi
mencakup:
Dosis Penyinaran / Paparan (Exposure dose)
Dosis yang keluar dari sumber radiasi.
Satuannya Roentgen (R)
1 R = 87,6 erg/gr
Dosis Serapan (Absorbed dose)
dosis yang diterima oleh objek yang diradiasi.
Satuannya: Gray (Gy) dan Rad (radiation
absorbed dose)

1 Gy = 1 J/Kg = 100 rad


1 rad = 1 erg/gr

Dosis Equivalen (Taradosis)


dosis serapan yang telah diketahui faktor kualitas
sumver radiasinya.
Satuannya: Sievert (Sv)
1 Sv = 100 rem
 Taradosis efektif (HET)
• HET = WT x HT
• WT = RT / Rtotal
• T : mengindikasikan organ tertentu
• W : faktor pembobot
• R : faktor resiko

 Taradosis seluruh tubuh (HE)WB


(HE)WB = Σ WT x HT
Dosis rata-rata pertahun yang boleh diterima
1. Radiasi alamiah
Sinar kosmik: 44 mrem/th
Radionuklida dlm tubuh: 18 mrem/th
Radiasi gamma eksternal: 40 mrem/th
2. Radiasi buatan
X-ray diagnostik: 73 mrem/th
Debu radioaktif: 4 mrem/th
Occupational exposure: 0,8 mrem/th
Instalasi nuklir: < 1 mrem/th

Waktu Batas

Batas Kuartalan 1,25 rem


Mingguan 0,1 rem
Terdosis Tuap jam 0,25 rem
Rata-rata Tahunan 10 rem (tertinggi)
kuartalan 3 rem (tertinggi)
LO 7
Pencegahan dan Proteksi Radiasi
3 Cara pengendalian Tingkatan pemaparan radiasi

Jarak : cara ini efektif karena intensitas radiasi dipengaruhi oleh


hukum kuadrat terbalik.
Waktu : pemaparan dapat diatur dengan waktu melalui berbagai jalan
yaitu
◦ membatasi waktu generator dihidupkan
◦ pembatasan waktu berkas diarahkan ke ruang tertentu
◦ pembatasan waktu ruang dipakai
Perisai : terbuat dari timbal atau beton dan ada 2 jenis perisai yaitu;
◦ Perisai Primer : memberi proteksi terhadap radiasi primer ( berkas sinar
guna ).
Tempat tabung sinar X dan kaca timbal pada tabir fluoroskopi merupakan
perisai primer
◦ Perisai Sekunder : memberi proteksi terhadap radiasi sekunder ( sinar bocor
dan hambur).
Tabir sarat timbal pada tabir fluoroskopi pakaian proteksi , kursi fluoroskopi
dan perisai yang dapat dipindah-pindahkan , merupakan perisai sekunder .
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Proteksi pasien terhadap radiasi
 Pemeriksaan sinar X hanya atas permintaan seorang dokter
 Pemakaian filtrasi maksimum pada sinar primer
 Pemakaian voltage yang lebih tinggi ( bila mungkin) sehingga daya tembusnya
lebih kuat
 Jarak focus pasien jangan terlalu pendek , sehubungan dengan ini berlaku hukum
kuadrat terbalik yaitu intensitas sinar X berbanding terbalik dengan jarak pangkat
dua
 jarak focus –kulit :
*Sinar tembus tidak boleh kurang dari 45cm
*Radiografi tidak boleh kurang dari 90 cm
 Daerah yang disinar harus sekecil mungkin , misalnya dengan mempergunakan
konus ( untuk radiografi) atau diafragma ( untuk sinar tembus)
 Waktu penyinaran sesingkat mungkin contohnya , pada pemeriksaan sinar tembus
pada salah satu bagian tubuh tidak boleh melebihi 5 menit .
 Alat-alat kelamin dilindungi sebisanya
 Pasien hamil , terutama trimester pertama , tidak boleh diperiksa radiologic
Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI
Proteksi terhadap dokter pemeriksa dan petugas radiologi

 Hindari penyinaran bagian-bagian tubuh yang tidak terlindung.


 Pemakaian sarung tangan , apron atau gaun pelindung , yang berlapis Pb
dengan tebal maksimum 0,5 mm Pb
 Hindari melakukan sinar tembus , usahakan melakukan radiografi
 Hindari pemeriksaan sinar tembus tulang-tulang kepala ( head fluoroscopy)
 Akomodasi mata sebelum melakukan pemeriksaan sinar tembus paling
sedikit selama 20 menit
 Gunakan alat-alat pengukur sinar Roentgen
 Pemeriksaan pesawat sebelum dipakai ;
◦ perlindungan terhadap bahaya elektris
◦ Adanya kebocoran pada tabung pesawat
◦ voltage yang aman dan lamanya
 Pemeriksaan rutin terhadap kemungkinan bocor/rusaknya perlengkapan-
perlengkapan pelindung berlapis Pb.

Rased Syahriar. 2013 . Radiologi Diagnostik . Jakarta : Badan Penerbit FKUI


Proteksi
Kesimpulan
Dari pemicu tersebut dapat disimpulkan bahwa seharusnya karyawan-
karyawan dan pimpinan dari perusahaan tersebut seharusnya merasa
aman untuk mengikuti medical check-up, karena medical check-up
akan dilakukan oleh seseorang yang professional dalam bidangnya.
Seseorang tersebut akan menentukan batas ambang radiasi yang tepat
bagi pasiennya agar pasien tersebut tidak terkena radiasi yang dapat
membahayakan tubuh.
Kecuali untuk pimpinan perusahaan yang menggunakan pacemaker,
untuk pemimpin perusahaan dia tidak dapat melakukan MRI, karena
MRI akan menghasilkan resonansi magnetik yang dapat menarik
logam yang berada pada tubuh pimpinan tersebut.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan dan pimpinan dapat
mengikuti medical check-up karena hanya menggunakan CT-Scan
Saran
Untuk pimpinan perusahaan tidak usah
khawatir karena medical check-up hanya
menggunakan CT-Scan yang tidak
membahayakn pacemaker yang ada di
tubuh pimpinan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai