1. IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny.V
JenisKelamin
: Perempuan
Usia
: 26 tahun
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Alamat
Tanggal MRS
: 10 Maret 2016
: 05 3570
2. ANAMNESIS
Keluhan utama:
Nyeri perut disertai keluar darah dari jalan lahir
Anamnesis Terpimpin:
Dirasakan sejak 1 hari ebelum masuk rumah sakit, nyeri dirasakan terus-menerus, saat
ini pasien mengakui sedang menstruasi, menstruasi tidak teratur dengan durasi 5-6
hari dan siklus 28 hari, dysmenorrhea (-). Pasien sering coitus saat sedang menstruasi.
Pasien juga menggunakan pantyliner > 3tahun dan diganti 2x dalam sehari. Riwayat
menggunakan pembersih vagina. Riwayat keputihan (+), warna kekuningan, tidak
gatal, berbau (+), post coital bleeding (+), riwayat kuretase tahun 2015, riwayat
kontrasepsi suntik 12 minggu, riwayat menikah umur 19 tahun, riwayat menarche 15
tahun. Riwayat HT(-) DM(-) asma(-) alergi (-), riwayat OP (-).
Haid terakhir: 6 Maret 2016
Riwayat Obstetri :
2010, PPN, Perempuan, 3400 gram, sehat
2012, PPN, Perempuan, 3500 gram, sehat
2015, kuretase
3. PEMERIKSAAN FISIK UMUM
a. Status Present
Keadaan umum : Baik, sadar
Kesadaran
: Compos Mentis
Vital sign
palpebra (-)
3) THT
: Otorea (-), rinorea (-)
4) Mulut
: mukosa bibir pucat (+), kering (-), lidah kotor (-).
5) Leher
: Massa (-), tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.
Thorax
Pulmo :
Inspeksi
: Bentuk simetris, gerakan dinding dada simetris, pelebaran sela iga (-),
Neurologi
reflek
fisiologis
tidak
meningkat,
r e f l e k patologis
: 11,9 gr/dl
Leukosyte : 17,45x103/u
Erotrosit
: 4,24x106/ul
Trombosit : 234x103/ul
Hematocrit : 35,8%
KIMIA DARAH
Ureum
Kreatinin
Jenis : Segmen
Lymfosit
Monosit
CT
BT
7. PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Inspekulo: Tampak erosi dan eritema pada serviks
Pemeriksaan Dalam Vagina: Tidak dilakukan
8. DIAGNOSIS
Pelvic Inflammatory Disease
9. TERAPI :
Cefotaxim 2 x 500 mg
Metronidazole 3 x 500 mg
Asam mefenamat 3 x 500 mg
Tanggal
10/03/2016
Perjalanan Penyakit
Tindakan
S: Nyeri perut disertai keluar darah dari Lab: darah rutin, urinalisis
jalan lahir sejak tadi malam. Riwayat
Cefotaxim 2x500 mg
Cefotaxim 2x1
Metronidazole 3x1
N: 80 x/i
P: 20 x/i
S: 36,8oC
TFU: tidak teraba
MT/NT: -/Fluxus: darah (+)
12/03/2016
Rencana USG
Rencana Inspekulo
Cefotaxim 2x1
N: 84 x/i
P: 22 x/i
Metronidazole 3x1
S: 36,8oC
TFU: tidak teraba
MT/NT: -/Fluxus: darah (+)
13/03/2016
-Metronidazole drips/8jam
-Vaginal
toilet
pakai
N: 84 x/i
P: 22 x/i
Obat pulang:
S: 36,8oC
Cefotaxim 2x1
Metronidazole 3x1
MT/NT: -/-
: dubia ad bonam
Quo ad functionam
: dubia ad bonam
Quo ad sanationam
: dubia ad bonam
DISKUSI
Pada kasus diatas Ny.V mengalami Pelvic Inflammatory Disease (PID).
Dimana Pelvic Inflammatory Disease adalah penyakit infeksi dan inflamasi pada
traktus reproduksi bagian atas, termasuk uterus, tuba fallopi, dan struktur penunjang
pelvis termasuk peritoneum. Pada PID terjadi infeksi genitalia bagian atas wanita
yang sebagian besar akibat hubungan seksual.
Dari gejala yang umumnya terjadi pada penderita PID, Ny. V mengalami
gejala yaitu nyeri pada perut dan panggul dan bertambah parah bila beraktifitas, nyeri
berkemih, muncul bercak pada vagina dan ada riwayat demam.
peradangan
dan
dan C. t r a c h o m a t i s
kerusakan
jaringan
yang
sehingga
menyebabkan berbagai bakteri dari leher rahim maupun vagina menginfeksi daerah
tersebut. Kedua bakteri ini adalah kuman penyebab PMS. Proses menstruasi dapat
memudahkan terjadinya infeksi karena hilangnya lapisan endometrium yang
menyebabkan berkurangnya pertahanan dari Rahim, serta menyediakan medium yang
baik untuk pertumbuhan bakteri (darah menstruasi).
Infeksi jarang terjadi sebelum siklus menstruasi pertama, setelah menopause maupun
selama kehamilan. Penularan yang utama terjadi melalui hubungan seksual, tetapi
bakteri juga bias masuk ke dalam tubuh setelah prosedur kebidanan/ kandungan
misalnya
pemasangan
IUD,
persalinan,
keguguran,
aborsi,
dan
biopsy
endometrium).
Faktor Resiko
PID yang timbul setelah periode menstruasi pada wanita dengan aktivitas
seksualberjumlahsekitar85%.
Ny. V melakukan hubungan seksual pada siklus menstruasi. Aliran darah
menstruasi dapat mempermudah infeksi pada alat genital atas dengan
menghilangkan sumbat lendir serviks, menyebabkan hilangnya lapisan
endometrium dan efek protektifnya serta menyediakan medium biakan yang
(organisme
yang
hidup
dalam
vagina)
dengan
cara
yang
PadakasusNy.VdidiagnosisPIDkarenaterdapatgejalayaitunyeripelvik,nyeri
tekanadnexa,danadanyademam.
Penegakan diagnosa dimulai dengan anemnese, dimana pasien dapat
mengeluhkangejalayangbervariasi.Gejalamunculpadasaatawalsiklusmenstruasi
ataupadasaatakhirmenstruasi.Nyeriabdomenbagianbawahdijumpaipada90%
kasus dengan kriteria nyeri tumpul, bilateral, dan konstan.Nyeri diperburuk oleh
gerakan,olahraga,ataukoitus.Nyeridapatjugadirasakansepertitertusuk,terbakar,
ataukram.Nyeribiasanyaberdurasi<7hari.
Sekresicairanvaginaterjadipada75%kasus.Demamdengansuhu>38,mual,
dan muntah. gejala tambahan yang lain meliputi perdarahan per vaginam, nyeri
punggungbawah,dandisuria.NyeriorganpelvisdijumpaipadaPID.Adanyanyeri
padapergerakanserviksmenandakanadanyainflamasiperitonealyangmenyebabkan
nyeri saatperitoneum teregang padapergerakanserviks dan menyebabkan tarikan
padaadnexa.
PIDdapatdidiagnosadenganriwayatnyeripelvis,sekresicairanvagina, nyeri
tekanadnexa,demam,danpeningkatanleukosit17,45x103/u.
D. TERAPI
Terapi PID harus ditujukan untuk mencegah kerusakan tuba yang menyebabkan
infertilitas dan kehamilan ektopik, serta pencegahan infeksi kronik. Pada Ny. V
dilakukan terapi rawat jalan. Banyak pasien yang berhasil diterapi dengan rawat jalan
dan terapi rawat jalan dini harus menjadi pendekatan terapeutik permulaan. Pemilihan
antibiotic harus ditujukan pada organisme etiologic utama (N. gonorrhoeae dan C.
trachomatis) tetapi juga harus mengarah pada sifat limikrobial PID. Untuk pasien
dengan PID ringan atau sedang terapi oral dan parenteral mempunyai daya guna klinis
yang sama. Pada pasien ini diberikan terapi oral.
Rekomendasi terapi A
- Levofloksasin 500mg oral 1x setiap hari selama 14 hari atau ofloksasin
-
Rekomendasi terapi B
- Seftriakson 250mg intramuscular dosis tunggal ditambah doksisiklin oral 2x
sehari selama 14 hari dengan atau tanpa metronidazole 500mg 2x sehari
-
E. PENCEGAHAN
Pencegahan lebih ditekankan pada terapi agresif terhadap infeksi alat genital
bawah dan terapi agresif dini terhadap infeksi genital atas. Ini akan mengurangi
insidensi akibat buruk jangka panjang. Terapi pasangan seks dan pendidikan
penting untuk mengurangi angka kejadian kekambuhan infeksi. Pendidikan
kesehatan dilakukan lebih pada pencegahan PID itu sendiri yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Wong, Donna L., et al. 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong. Jakarta:
EGC.
3.
4.
5.
Moorhead, Sue. 2008. Nursing Outcome Classification (NOC) Fourth Edition St.
Louis Missouri: Westline Industrial Line.
6.
Price & wilson. 1995. Patofisiologi konsep klinis proses penyakit. Edisi 4.
Jakarta: egc.
Scribd.com/doc/53420488/Pelvic-Inflammatory-Disease
diakses
di
akses
pada
http://www.scribd.com/doc/68490266/Pelvic-Inflammatory-Disease-e di akses
pada tanggal 20 maret 2016