Anda di halaman 1dari 114

Curriculum vitae

Nama: Dr. Yunita Damopolii, SpKK, Mkes

Anggota: PERDOSKI Cabang Serang

Lulus:
- Dokter FK UNPAD Bandung thn 2006
- Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin FK UNPAD Bandung thn 2012

Praktek:
- RS Gandaria Jakarta Selatan
- Erha Clinic Bintaro
- Bintaro Women and Children Clinic
Penanganan Utama
Infeksi Menular Seksual (IMS)

Dr. Yunita Damopolii, SpKK, Mkes


13 Juli 2022
Infeksi Menular Seksual
• Penularan:
- hubungan seksual (genital, anal, orogenital)
- ibu ke janin dalam kandungan
- jarum suntik
- produk darah yang tercemar
- alat kesehatan
Tujuan Pencegahan
dan Pengendalian IMS

1. Mengurangi morbiditas dan mortalitas yg


berkaitan dgn IMS
2. Mencegah infeksi HIV
3. Mencegah komplikasi serius pd kaum
perempuan
4. Mencegah efek kehamilan yg buruk
Faktor risiko IMS menurut WHO:

Bila terdapat jawaban “ya” untuk satu atau lebih


pertanyaan di bawah ini:
• Pasangan seksual >1 dalam 1 bulan terakhir
• Berhubungan seksual dengan penjaja seks dalam 1
bulan terakhir
• Mengalami 1/ lebih episode IMS dalam 1 bulan
terakhir
• Perilaku pasangan seksual berisiko tinggi
GEJALA IMS
- Duh tubuh vagina/ uretra/anal
- Ulkus genital
- Tonjolan/ vegetasi/kondiloma
Anamnesis
• Ketrampilan komunikasi verbal dan non verbal
saat berhadapan dgn pasien
• Sopan, menghargai pasien
• Menciptakan suasana PRIVASI, rahasia
• Menggali Faktor Risiko IMS
Anamnesis penyebab utama keluhan duh tubuh vagina
Warna keputihan?

Apakah berbau? Bau spt apa?


Apakah gatal, panas spt terbakar, nyeri di kemaluan?

Sudah berapa lama?


Apakah terdapat darah?
Apakah tjd bbrp hari sebelum dan atau sesudah haid?

Apakah saat ini sdg hamil? HPHT?

Apakah memakai kontrasepsi?


Apakah sehari2 memakai pembilas vagina?
Anamnesis tanda dan gejala IMS
 
Apakah sdh pernah berhubungan intim sebelumnya? Dengan siapa?
Apakah pernah dengan orang lain selain pasangan seksual tetap?

Apakah pasangan seksual mempunyai keluhan keluar cairan dr


kemaluan, sakit BAK, terdapat bintil2 di kelamin, atau lepuh atau
benjolan, luka, saat ini maupun sebelumnya?

Apakah pernah melihat adanya keluhan tsb pada pasangan seks?

Apakah anda pernah mengalami bercak2 kemerahan yg tidak gatal


pada tubuh, telapak tangan, atau kaki?

Apakah terdapat benjolan pd leher, ke-2 ketiak, sela paha?


Apakah terasa sakit saat sedang berhubungan seksual? Apakah
terdapat nyeri di bawah perut?

Apakah sakit saat BAK?


Anamnesis riwayat seksual: faktor risiko IMS

Umur brp saat pertama kali berhubungan seksual?

Kapan terakhir berhubungan seksual dgn pasangan?

Kapan terakhir berhubungan seksual dgn pasangan tdk tetap?

Berapa jumlah pasangan seksual dalam 1 bln terakhir? 3 bln terakhir?


Selama ini?

Bagaimana cara berhubungan seksual, apakah kelamin-kelamin? Mulut –


kelamin? Kelamin-anus?

Apakah pasangan seksual tetap (ataupun tdk tetap) menggunakan kondom ?


Atau tidak selalu?

Apakah pasangan seksual anda mempunyai pasangan seksual lain selain


anda?
Anamnesis faktor risiko HIV
• Apakah anda sering mengkonsumsi alkohol? Memakai
obat2an terlarang?
• Apakah anda pernah berhubungan seksual dengan
pengguna narkoba?
• Apakah anda pernah berhubungan seksual dengan
seorang biseksual?

Anamnesis Riwayat Pengobatan & Alergi


Apakah keluhan sudah diobati?
Apakah punya riwayat alergi obat?
Pemeriksaan Fisik
• Harus didampingi min. 1 saksi dari pihak
petugas kesehatan (bila pasien wanita,
didampingi saksi/asisten wanita)
• Dalam ruangan yg tertutup
• Pencahayaan cukup terang
• Menggunakan sarung tangan medis dan
masker medis, APD
Pemeriksaan/ Pengambilan
Spesimen/Tindakan
INFORMED CONSENT sebelum tindakan, verbal
dan tertulis:
- Penjelasan lengkap ttg tindakan, manfaat, risiko,
komplikasi
- Pasien perempuan yg belum menikah tdk
dilakukan pemeriksaan spekulum
- Pasien perempuan yg blm menikah tp seksual
aktif, informed consent sblm pemeriksaan
spekulum
Fasilitas pendukung
• Media edukasi dan promosi kesehatan: poster,
leaflet, brosur
• Peralatan dan BHP:
APD, lidi kapas steril, meja ginekologi, NaCl 0,9%,
KOH 10%, pewarnaan Gram, kertas pH, spiritus,
korek api, mikroskop, rak slide, larutan klorin
0,5%, asam cuka 3-5%
Penatalaksanaan IMS berdasarkan Pendekatan
Sindrom
KEUNTUNGAN
• Pengobatan segera
• Praktis
• Ekonomis
• Baik utk kasus duh tubuh uretra, ulkus genital

KERUGIAN
• Tidak dpt utk kasus ASIMTPTOMATIK
• Sensitivitas & spesifitas utk duh tubuh vagina
sgt kecil
• Overdiagnosis & overtreatment
• Resistensi
Penatalaksanaan IMS
Edukasi:
• Penyakit, faktor risiko
• Pengobatan, kepatuhan pengobatan, kontrol ulang
• Notifikasi pasangan: dianjurkan utk diobati juga
A (Abstinentia), B (Be faithful), C (Condom), D (Drugs)
E (Edukasi)
• screening syphilis (RPR/VDRL dan TPHA)
• screening HIV (window period 3 bulan)
• VCT (pre test konseling, test, post test konseling)
Pencatatan dan Pelaporan
• Mengisi Form pencatatan IMS
Rujukan
1. Tuliskan maksud rujukan secara detail:
- Utk konfirmasi diagnosis ?
- Utk penatalaksanaan/ terapi?
- Butuh pemeriksaan khusus/lanjutan?
- Apa permasalahannya?
- Tulis regio kelainan kulit yg dikonsulkan
2. Tuliskan diagnosis sementara
3. Tuliskan pengobatan apa yg sdh diberikan
DUH TUBUH
• Duh tubuh Vagina (keputihan)
• Duh tubuh Uretra
• Duh tubuh Anal
Duh Tubuh Vagina
Terbagi atas:
- FISIOLOGIS: timbul akibat proses alami dalam tubuh.
Bening, putih kental, tdk bau, tdk gatal, tdk nyeri,
sedikit.
(Ovulasi, menjelang dan sesudah mens, aktivitas
seksual, akseptor pil KB)

- PATOLOGIS:
timbul akibat INFEKSI dan non infeksi (neoplasma,
trauma, benda asing, alergi)
Duh tubuh vagina
1. Vaginitis:
• Vaginosis Bakterial
• Kandidiasis vulvovaginal
• Trikomoniasis

2. Servisitis:
• Infeksi N. gonorrhoeae (servisitis gonore)
• Infeksi Chlamydia trachomatis (servisitis non
gonore)
Vaginosis Bakterial
• Sindroma klinis polimikrobial vagina akibat
pergantian Lactobacillus sp. penghasil H2O2 dgn
bakteri anaerob (spt Gardnerella vaginalis), sehingga
terjadi peningkatan pH
Kriteria Diagnosis Vaginosis Bakterial
Positif jika terdapat 3 dari 4 gejala:
1. Sekret vagina Homogen, abu2
2. pH > 4,5
3. Whiff test/sniff test/tes amin (+) fishy amine
odor (ditetes KOH 10%)
4. Sediaan Gram: clue cell (>20% epitel vagina)

*pH vagina normal <4,5


Terapi Vaginosis Bakterial
• METRONIDAZOL 2x500 mg (7 hari) po
• METRONIDAZOL 2 gr (dosis tunggal) po
• KLINDAMISIN 2X300 mg (7 hari) po
KANDIDIASIS VULVOVAGINAL (KVV)
Etiologi:
Candida albicans, Candida tropicalis, C. galbrata
Predisposisi:
Kehamilan, DM, kontrasepsi oral estrogen,
kortikosteroid, antibiotik, pakaian ketat, koitus
Gejala klinis kandidiasis
• Duh tubuh kental, putih spt susu pecah,
berbau asam
• Pruritus, rasa panas, dispareuni, edema,
eritema, disuria
Pemeriksaan Penunjang Kandidiasis

• KOH 10%:
ragi, hifa, pseudohifa, budding cell
Terapi Kandidiasis
• FLUKONAZOL 150 mg po DOSIS TUNGGAL
• Itrakonazol 200 mg po dosis tunggal
• Klotrimazol 500 mg intravaginal dosis tunggal
• Klotrimazol 200 mg intravaginal (3 hari)
• Nistatin 100.000 IU/hr intravaginal (7 hari)

***Gol. AZOL tidak boleh per oral utk ibu hamil


Terapi BV dan KVV (ovula vagina), 1x1 (7 hari)
Terapi tambahan BV, KVV

• FLORAGYN mengandung Lactobacillus


rhamnosus dan lactobacillus reuteri, bakteri
yang merupakan floral normal (bakteri baik)
vagina.
TRIKOMONIASIS

• Etiologi: Trichomonas vaginalis


• Manifestasi klinis:
Duh tubuh Kuning-hijau, Berbusa,
Berbau, Pruritus, Dispareuni, disuria, perut
bawah nyeri/ tdk nyaman
• pH >4,5
• Sediaan basah (NaCl), diambil dr fornix post:
pergerakan +
T. vaginalis

In speculo:
strawberry serviks
Terapi Trikomoniasis
• METRONIDAZOL 2x500 mg (7 hari) po
• METRONIDAZOL 2 gr (dosis tunggal) po
VAGINOSIS BAKTERIAL KANDIDIASIS TRICHOMONIASIS

Sekret putih/keabuan Sekret putih/kekuningan, Kuning kehijauan, berbusa


spt susu pecah

Berbau amis Berbau asam Berbau amis


Whiff test (+) Whiff test (-) Whiff test (+)

pH > 4.5 pH 4.0-4.5 pH >4.5


SERVISITIS
Gonore Non Gonore
N. gonorrhoeae C. trachomatis
Inkubasi + 10 hari 1-3 minggu
Sekret Purulen/mukopurulen Gejala tdk khas/asimtomatik/
duh tubuh kekuningan
Pewarnaan Gram: Gram:
Diplococcus Gr (-) intra, ekstra sel PMN >30/lpb
PMN >30/lpb PCR
Komplikasi
• Salfingitis / Penyakit Radang Panggul (PRP)
Gejala: nyeri perut bawah, dispareuni, duh tubuh
vagina, menometroragi, disuria, nyeri haid, demam, kdg
mual muntah
Pemeriksaan bimanual:
nyeri goyang serviks (+)

• Komplikasi lain:
Bartolinitis
Terapi servisitis Gonore +non GO
TANPA KOMPLIKASI
Gonore Non Gonore
CEFIXIME 400 mg dosis tunggal AZITROMISIN 1 gram po dosis
po tunggal po
Levofloksasin 500 mg dosis Doksisiklin 2x100 mg (7 hari)
tunggal po
Kanamisin 2 gr dosis tunggal IM Eritromisin 4x500 mg (7 hari)po
Tiamfenikol 3,5 gr dosis tunggal
po
Ceftriaxone 250 mg IM dosis
tunggal
Terapi servisitis Gonore +non GO
DENGAN KOMPLIKASI
Gonore Non Gonore
CEFIXIME 400 mg 5 hari po AZITROMISIN 1gram po dosis
tunggal po
Levofloksasin 500 mg 5 hari po Doksisiklin 2x100 mg (7 hari)
Kanamisin 2 gr 3 hari IM Eritromisin 4x500 mg (7 hari)po
Tiamfenikol 3,5 gr 5 hari po
Ceftriaxone 250 mg 3 hari IM
Terapi Duh Tubuh Vagina

Duh tubuh serviks mukopurulen (-), Fc Risiko -

Terapi sbg vaginitis: VB dan kandidiasis


7 hari tdk
hilang

Duh tubuh serviks mukopurulen (+),


Fc Risiko (+)

Terapi sbg Servisitis Go+non Go dan


Trikomoniasis
URETRITIS
GONORE NON GONORE
N. gonorrhoeae C. trachomatis
Inkubasi + 2-5 hari 1-5 minggu
Sekret Purulen/mukopurulen Lendir jernih hingga keruh,
morning drops
Disuria, MUE edema eritema Disuria
Pewarnaan Gram: Gram:
Diplococcus Gr (-) intra, PMN >5/lpb
ekstra sel PCR
PMN >5 /lpb
Terapi Uretritis Gonore +non GO
TANPA KOMPLIKASI
Gonore Non Gonore
CEFIXIME 400 mg dosis tunggal AZITROMISIN 1 gram po dosis
po tunggal po
Levofloksasin 500 mg dosis Doksisiklin 2x100 mg (7 hari)
tunggal po
Kanamisin 2 gr dosis tunggal IM Eritromisin 4x500 mg (7 hari)po
Tiamfenikol 3,5 gr dosis tunggal
po
Ceftriaxone 250 mg IM dosis
tunggal
Terapi Uretritis Gonore +non GO
DENGAN KOMPLIKASI
Gonore Non Gonore
CEFIXIME 400 mg 5 hari po AZITROMISIN 1 gram po dosis
tunggal po
Levofloksasin 500 mg 5 hari po Doksisiklin 2x100 mg (7 hari)
Kanamisin 2 gr 3 hari IM Eritromisin 4x500 mg (7 hari)po
Tiamfenikol 3,5 gr 5 hari po
Ceftriaxone 250 mg 3 hari IM
Duh tubuh anal
Ulkus Kelamin IMS

Sifilis stadium primer (chancre)


Herpes genital
Ulkus Mole (Chancroid)

Limfogranuloma venereum (LGV)


Donovanosis
STADIUM SIFILIS

DIDAPAT: KONGENITAL:

1. STADIUM DINI:
Sifilis Primer Sifilis Kongenital Dini
Sifilis Sekunder Sifilis Kongenital Lanjut
Sifilis Laten Dini (infeksi < 1 th)

2. STADIUM LANJUT:
Sifilis Laten Lanjut (> 1thn)
Sifilis Tersier
…sifilis
• Etiologi
Treponema pallidum
• Penularan
- hubungan seksual (genital, anal, orogenital)
- ibu ke janin dalam kandungan (sifilis kongenital)
- jarum suntik
- produk darah yang tercemar
• Masa Inkubasi:
9-90 hari (rata-rata 21 hari)
Sifilis primer (Chancre)
 Ulkus: - soliter
- batas tegas
- indurasi (+)
- bulat
- tidak nyeri
- dasar merah bersih

 limfadenopati bilateral, tidak nyeri

Ulkus sembuh spontan tanpa meninggalkan jaringan


parut dalam waktu 6 minggu
Sifilis Primer
CHANCRE

Soliter, bulat, Ø 1 cm, dasar bersih, indurasi (+), indolent

Genital Ekstra genital


Pemeriksaan Penunjang
Stadium ulkus  mikroskop lapangan gelap
 
Tes non-treponema:
Tes RPR dan VDRL
• mendeteksi infeksi
• reinfeksi yang bersifat aktif
• memantau keberhasilan terapi
• menunjukkan aktivitas penyakit
Nilai titer RPR ≥ 1:8 menunjukkan sifilis aktif/ dini.
Titer 1:2 atau 1:4  sifilis laten lanjut
Bila hasil tes positif, harus dikonfirmasi dengan tes spesifik
treponema.
Tes spesifik treponema:

• Mendeteksi antibodi yang bersifat spesifik thd


treponema.
• Hasil positif  memastikan pasien pernah
terinfeksi sifilis.
• Hasil reaktif seumur hidup walau th/ telah
berhasil
• Tes : TPHA, FTA-ABS
Terapi
Sifilis primer dan sekunder

- Benzathine benzylpenicillin 2,4 juta IU, injeksi IM dosis


tunggal

- Terapi alternatif:
Bila tidak hamil:
Doksisilin 2 x 100 mg po selama 30 hari
Azitromisin 2 gr PO dosis tunggal
Procain benzilpenisilin 0,6 juta IU/hr IM selama 10 hari

Bila hamil: Eritromisin 4 x 500 mg po selama 14 hari


Herpes Genital
Etiologi
Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 atau 2

Manifestasi klinis
Vesikel berkelompok dasar eritema  bersatu
pecah  ulkus.
Biasanya sembuh spontan tanpa meninggalkan
jaringan parut dalam waktu 1-3 minggu.
Sebagian besar kasus mengalami kekambuhan.
gejalanya lebih ringan daripada episode inisial
Herpes Genital
 Gejala:
lesi ulseratif di genital awalnya berupa papula,
vesikel

nyeri, gatal, dysuria, vaginal discharge,


inguinal adenopati yang nyeri
Herpes genital
Terapi Herpes Genital
• Episode Pertama:
asiklovir 5x200 mg/hari po selama 7 hari atau
Asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 7 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari po selama 7 hari
• Rekurens:
asiklovir 5x200 mg/hari po selama 5 hari atau
asiklovir 3 x 400 mg/hari selama 5 hari atau
Valasiklovir 2 x 500 mg/hari po selama 5 hari
CHANCROID
(Ulkus Mole)
• Etiologi
• Bakteri gram negatif coccobacillus
Haemophilus ducreyi.
• Manifestasi klinis
• Ulkus biasanya sangat nyeri, indurasi (-), tepi
tidak rata, dasarnya ditutupi eksudat nekrotik
purulen kuning atau abu-abu.
Chancroid
 Ulkus: - multipel
- batas tegas
- indurasi (+)
- ragged undermined edges
- nyeri
- dasar eksudat, purulen, nekrotik
Ulkus mole
Terapi Chancroid
• Siprofloksasin 2x500 mg/ hari po selama 3
hari, atau
• Eritromisin base 4 x 500 mg/ hari po selama 7
hari, atau
• Azitromisin 1 g, po dosis tunggal
LIMFOGRANULOMA VENEREUM

• Etiologi
Chlamydia trachomatis

• Manifestasi klinis
Lesi primer  ulkus herpetiformis yang tidak berindurasi.

Komplikasi paling berat dari LGV adalah keterlibatan nodus


limfatikus, seperti pada chancroid, yaitu dapat
menyebabkan fluktuasi, kemudian menimbulkan ulserasi
pada kelenjar inguinal dan atau femoralis.
Groove’s sign
Terapi
• Doksisiklin 2 x 100 mg selama 21 hari, ATAU
• Eritromisin 4 x 500 mg selama 21 hari
Diagnosis Banding
Lesi genital ulseratif Non IMS

- trauma
- adverse drug reaction
- penyakit Behcet
- karsinoma
Fixed drug eruption
Behcet’s Disease:
SIFILIS
SIFILIS
Terapi Sifilis
Monitoring terapi sifilis
• Evaluasi klinis & serologis di bln ke-3, 6,9,12,
dan bln ke-18, 24.
• Terapi berhasil bila ada penurunan titer
VDRL/RPR 4 kali lipat (dalam 6 bulan)
Skin Test Benzil Penisilin
Tanda2 Reaksi Anafilaksis
• SYOK:
Tekanan darah sangat rendah
Denyut nadi cepat dan lemah
Kesulitan bernafas

• Kemerahan yg gatal pd kulit


KUTIL KELAMIN
• Definisi:
proliferasi jinak yang disebabkan infeksi human
papillomavirus (HPV) terutama tipe 6 dan tipe 11.

Tdd 4 tipe:
• tipe kondiloma akuminata,
• papula
• keratotik
• makula
Penularan
• Terutama melalui hubungan seksual
(orogenital, anogenital, atau genitogenital)
• Masa inkubasi 3-8 bulan (rata-rata 3 bulan)
Kutil kelamin
Kutil kelamin
Kutil kelamin
Papulosis Bowenoid
Giant Condyloma
Pemeriksaan penunjang
• pemeriksaan acetowhite (larutan asam asetat
3-5%), sel epitel yang terinfeksi HPV akan
memberikan hasil yang positif
• Biopsi
• PCR
Terapi Kutil Kelamin
Pengobatan dengan bahan kimia:
• Tingtura podofilin 10-25%, lindungi bagian yang
sehat dengan vaselin album. Kemudian dicuci setelah
4 jam
ATAU
• Larutan trichloroecetic acid (TCA) 80-90%
ATAU
• Podofilotoksin 0,5%
..Terapi kutil kelamin
Pengobatan dengan Bahan Fisik:
1. Krioterapi dengan nitrogen cair
2. Krioterapi dengan CO2 padat
3. Bedah listrik/ elektrokauterisasi
4. Pembedahan (bedah scalpel)
• KK bersifat subklinis
• Penatalaksanaan KK hanya bertujuan untuk
mengurangi gejala dan menghilangkan lesi,
tetapi tidak dapat mencegah rekurensinya.
• Rekurensi tjd pd 38-81% kasus
Diagnosis Banding
Kutil Kelamin
Pearly papule penile
Papule pearly penile
Papule pearly
pd vulva
Condyloma lata
Sifilis stadium 2
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai