Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keluarga berencana adalah proses yang disadari oleh pasangan untuk
memutuskan jumlah dan jarak anak serta waktu kelahiran. Salah satu tujuan
dalam keluarga berencana adalah menghindari kehamilan yang tidak diharapkan
melalui kontrasepsi.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan yang disadari. Keputusan
mempraktikan kontrasepsi memiliki implikasi individu dan sosial.
Metode kontrasepsi yang paling baik adalah metode yang paling nyaman
dan alamiah bagi pasangan tersebut, dan metode yang akan mereka gunakan
dengan benar dan konsisten.
Efektivitas kontrasepsi dijelaskan dalam istilah efektivitas maksimal dan
efektivitas tipikal. Efektivitas maksimal adalah efektivitas metode dalam kondisikondisi yang ideal (misalnya, bila metode secara lengkap dipahami dan
digunakan sesuai rekomendasi). Sedangkan efektivitas tipikal adalah efektivitas
metode pada penggunaan actual, saat beberapa orang menggunakan metode
tersebut dengan benar dan yang lainnya menggunakan metode tersebut secara
sembarangan dan tidak tepat.
Ada banyak pilihan alat kontrasepsi yang bisa digunakan. Salah satunya
adalah alat kontrasepsi dalam rahim/Intra-Unuterine Device (IUD). Sama halnya
dengan alat kontrasepsi lainnya, IUD juga memiliki kekurangan dan kelebihan
dalam penggunaanya.
Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 1 :
SKENARIO 1
Saya Sering Keputihan

Seorang perempuan, 35 tahun, P2A0 akseptor KB IUD selama 9 tahun,


mengeluh keluar cairan warna putih kekuningan dan berbau disertai nyeri perut
sebelah kanan bawah sejak 6 bulan terakhir, sudah berobat ke bidan, tapi tidak
ada perubahan. Pasien juga mengeluh sering demam.
Pada pemeriksaan fisik, kondisi pasien tampak baik, namun suhu tubuh
didapatkan 38oC. Pada pemeriksaan abdomen, teraba supel, nyeri tekan (+) di
region iliaca dextra, teraba massa kistik dengan diameter + 8 cm, mobile,
permukaan rata. Pada pemeriksaan bimanual, portio utuh, erosi (+), teraba radix
IUD, corpus uterus ukuran normal, teraba massa kistik di adnexa kanan sebesar
telur bebek, nyeri tekan (+), adnexa kiri dalam batas normal, darah (-), discharge
warna putih kekuningan. Saat massa digoyangkan, portio tidak ikut bergerak.
Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dokter menjelaskan
kondisi pasien dan menyarankan untuk melepas IUD, pemeriksaan pap smear
dan ultrasonografi serta pemberian terapi awal.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Kontrasepsi :
a. Fungsi alat kontrasepsi?
b. Macam-macam alat kontrasepsi?
c. Efek samping alat kontrasepsi?
d. Indikasi dan kontraindikasi?
2. Keluhan
a. Vaginal discharge
b. Nyeri perut kanan bawah
c. Demam
3. Interpretasi
a. Pemeriksaan abdomen
i.
Teraba supel
ii. Nyeri tekan (+)
iii.
Massa kistik
b. Pemeriksaan bimanual
i.
Portio utuh
ii. Erosi (+)
iii.
Teraba radix IUD
iv. Corpus uterus ukuran normal
2

v.

Teraba massa kistik di adnexa kanan sebesar telur


bebek
vi.
Nyeri tekan (+)
vii. Adnexa kiri dalam batas normal
viii.
Darah (-)
ix.
Discharge warna putih kekuningan
x.
Saat massa digoyangkan portio tidak bergerak
c. Permeriksaan tambahan (pemeriksaan ginekologi)
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan mengenai gejala vaginal discharge dan keputihan yang
fisiologis
2. Menjelaskan mengenai pemeriksaan tambahan ginekologi
3. Menjelaskan mengenai macam macam infeksi

BAB II
PEMBAHASAN

Klasifikasi Istilah

1. Aseptor KB : anggota masyarakat yang sedang menggunakan KB,


khususnya usia subur.
2. Radix IUD : bagian batang IUD yang tersisa/keluar sedikit dari portio.
3. Erosi (+) : semacam pengikisan epitel yang paling superficial,
disebabkan karena ada pemakaian IUD tersebut.
4. Pap smear : pemeriksaan sitologi cervix dan portio untuk melihat
perubahan epitel atau keganasan. Usapan dilakukan dengan sitoklas.
Tidak dianjurkan pada wanita hamil, dalam pengobatan, konsumsi pil
KB atau dalam masa menstruasi.
5. KB IUD : Intra Uterine Device. Alat kontrasepsi yang dipasang dalam
rongga rahim. Terdiri dara bahan plastik yang lentur dan terdapat
lilitan logam, biasanya tembaga. Pemakaiannya periodik, namun
termasuk alat kontrasepsi jangka panjang. Bentuk T, ketika
dimasukkan akan menutup, namun ketika sampai di tuba uterina akan
terbuka tangkai T nya.
Vaginal Discharge
Tipe vaginal
discharge
Kemerahankecoklatan
Kekuningan

Kemungkinan
diagnosis
Siklus mens tidak
teratur, Ca servix
gonorrheae

Kekuningankehijauan, berbau
Putih-kekuningan

trikomoniasis

Putih, agak tebal,


sedikit berbau

Awal dan akhir


masa mens
(fisiologis)
Masa subur

Infeksi jamur

Jernih, bisa
meregang
Bening, agak basa

Rembesan amnion
saat hamil
Infeksi chlamidiasis
Bakteri

Purulent, berbau
Tipis, warna
abuabu-hijau, amis
Jernih, tidak
berbau

Stress

Gejala lain
Nyeri pelvis
Metrorhagia,
inkontinesia urin
Nyeri saat kencing
Sakit saat koitus,
sakit di sekitar
vulva

Kental, lengket,
warna susu
Abu - abu dengan
garis darah

Vaginitis
Ulkus vagina,
neoplasma

Keputihan Fisiologis
Merupakan keputihan ( mengeluarkan cairan keputihan) yang merupakan
refleks fisiologis tubuh manusia oleh karena rangsangan seksual. Biasanya keluar di
vagina dan sekitarnya. Cairannya bukan berasal dari mukus, terdapat leukosit dalam
jumplah yang sangat sedikit.
Selain itu, dapat juga ditemukan pada bayi yang berumur 10 hari, di sekitar
menarche. Juga ditemukan saat ovulasi
Pemeriksaan pemeriksaan Ginekologi
Pemeriksaan pap smear : pemeriksaan pada portio dan servix untuk melihat
adanya keganasan, waktu yang paling tepat adalah 10-20 hari setelah hari pertama
haid terakhir. Prosedur : siapakan spekulum, pasien berbaring dengan posisi lipotomi,
spekulum dimasukkan kemudian dengan spatula khusus di swab endometrium nya,
lalu dioles pada kaca preparat
PEMERIKSAAN PAP SMEAR, GINEKOLOGI, DAN BIMANUAL !!
USG :
-kontraindikasi : bisa merusak jaringan medium dan janin (boleh jika VU
penuh)
-indikasi :
untuk trimester 1 -> deteksi kehamilan intrauterin, terduga kehamilan kembar,
terduga kehamilan ektopik
untuk trimester 2 -> evaluasi pertumbuhan janin, kelainana amnion, terduga
ketuban pecah dini, placenta previa, solusio placenta
Macam macam Infeksi
Ascenderen : GO, sifilis, AIDS, herpes genitalis, trikomoniasis, trauma, IUD,
tindakan medis tanpa suci hama
Descenderen : apendisitis akuta, kistoma ovarii
Hematogen : TB Paru, parotitis, ginggivitis
Akut : meninggal, sembuh dengan atau tanpa bekas
Kronis : kronis sejak permulaan

Vulvitis : lokal (karena infeksi kulit, infeksi OUE, gld parauretral,


bartholinitis), manifestasi penyakit umum, bersamaan dengan vaginitis
(penyebab streptococcus dan staphylococcus)
Servisitis akut : GO, staphylococcus, streptococcus
Servisitis kronis : leukore, flour albus, gonococcus, portio nampak
kemerahan, bercak putih, bisa berlanjut ke ca servix
Maksud dari Erosi Positif pada Pemeriksaan
Ada peradangan dari daerah portio. Disebabkan infeksi (kuman, virus, zat kimia,
benda asing), ditandai oleh hilangnya sebagian atau seluruh epitel servix, karena alat
kontrasepsi misalnya alat berkarat, atau gesekan sehingga mengalami peradangan,
sebagai tanda awal ca cervix, bisa menimbulkan demam lewat reaksi inflamasi, bisa
karena pemasangan IUD yang tidak tepat, radix yang telah sampai ke portio maka
bisa menjadi sarang kuman, karena erosi epitel superficial rusak/hilang maka keadaan
asam akan berkurang, bakteri patogen mudah tumbuh
Nyeri Perut Kanan
Kemungkinan disebabkan karena neoplastik bisa kanker, kehamilan ektopik,
endometriosis (ada jaringan endometrium yang tumbuh di luar jaringan uterus), kista
ovarium, salphingitis, bisa juga appendisitis, adainfeksi di gastrointestinal atau
obstruksi gastrointestinal, batu ginjal, infeksi pada ginjal

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Diagnosis pasti pasien pada skenario ini belum dapat ditentukan karena
kurangnya pemeriksaan penunjang dan informasi yang masih kurang pada
skenario. Namun, jika dilihat dari gejala-gejala klinis serta hasil pemeriksaan
pasien, diagnosis banding yang paling logis adalah cervicitis kronis dengan
tumor dan juga ada beberapa gangguan gangguan yang berbeda tidak
dikarenakan adanya cervicitis itu sendiri. Pemeriksaan yang dapat dilakukan
untuk menegakkan diagnosis dan juga untuk mengetahui penatalaksanaan
lanjutan berupa USG maupun pap smear test.
B. Saran
Pada tutorial skenario 1, tutor sudah baik dalam mengarahkan diskusi
kelompok. Namun partisipasi anggota kelompok pada diskusi yang petama masih
kurang aktif. Tetapi hal ini telah diperbaiki pada diskusi yang kedua.

DAFTAR PUSTAKA

Benson, Ralph C. Pernoll, Martin L. 2008. Buku Saku Obstetri dan Ginekologi Edisi
9. Jakarta: EGC.
Dorland, W.A. Newman. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.
7

Fauzi, Ahmad. Lucianawaty, Mercy. Hanifah, Laily. Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di
Indonesia.http://situs.kesrepro.info/gendervaw/jun/2002/utama03.htm
Diakses Maret 2014
Granger, K. Pattison, N. 1994. Vaginal Bleeding in Pregnancy dalam Journal of
Paediatrics, Obstetrics & Gynaecology.
Manuaba, Ida Bagus Gde. 2001. Kapita Selekta Cervicitis. 1 st Ed. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Norwitz, Errol R. Schorge, John O. 2006. At a Glance Obstetri dan Ginekologi.
Jakarta: Erlangga.
Ogunyemi,
Dotun
A.
2009. Hyperemesis
Gravidarum. http://emedicine.medscape.com/article/254751-overview
Diakses Maret 2014
PB. POGl. 1991. Standar Pelayanan Medik Obstetri dan Ginekologi. Bagian 1.
Jakarta: Balai Penerbit FK UI.
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina
Pustaka.
Sibuea. 1992. Penanganan Kasus Perdarahan Hamil Muda dalam Cermin Dunia
Kedokteran.
Wahyudi. 2000. Ilmu Kedokteran Kehakiman Dalam Perspektif Peradilan dan Aspek
Hukum Praktek Kedokteran. Ed. Kedua. Jakarta: Djambatan.
Wiknjosastro, Hanifa. Saifuddin, Abdul Bari. Rachimhadhi, Trijatmo. 1999. Ilmu
Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G. Mitchell. 2004.BIOLOGI JILID III
EDISI KELIMA. Alih bahasa : Wasmen Manalu. Editor : Amalia Safitri.
Jakarta : Penerbit Erlangga, pp: 162, 164-5
Guyton, Arthur C., John E. Hall. 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN
EDISI 11. Alih bahasa : Irawati, dkk. Jakarta : EGC, pp: 1070-1
Hillegas, Kathleen B. 2005. Gangguan Sistem Reproduksi Perempuan.
Dalam PATOFISIOLOGI : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6
Volume 2. Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson.

Anda mungkin juga menyukai