Anda di halaman 1dari 25

Asuhan

Keperawatan
radang
panggul
Definisi

 Pelvic Inflammatory Disease adalah suatu kumpulan


radang pada saluran genital bagian atas oleh berbagai
organisme, yang dapat menyerang endometrium, tuba
fallopi, ovarium maupun miometrium secara
perkontinuitatum maupun secara hematogen ataupun
sebagai akibat hubungan seksual. (widyastuti,
rahmawati, & purnamaningrum, 2009)
Etiologi

Mekanisme infeksi menjalar saat, menstruasi, persalinan


dan abortus, operasi ginekologi, disebab kan oleh bakteri :
1. GO (Gonorhoe)
2. Kuman-kuman lain streptococcus, aerob, maupun yang
anaerob stapylococus.
3. Chlamydia, mycoplasma, ureaplasma, virus, jamur dan
parasit. (widyastuti, rahmawati, & purnamaningrum,
2009)
Faktor resiko

 Riwayat PRP yang berulang


 Berganti-ganti Pasangan
 Infeksi oleh organisme yag ditularkan melalui bubungan
seksual
 Pemasanan IUD
 Tindakan operasi organ genital seperti dilatasi atau
kurretage
Tanda dan Gejala

 Gejala
lainnya yang mungkin  Perdarahan
setelah
ditemukan pada PID : melakukan hubungan
seksual
 Keluar
cairan dari vagina
dengan warna, konsistensi  Nyeri
punggung bagian
dan bau yang abnormal. bawah
 Demam  Kelelahan

 Perdarahan menstruasi yang  Nafsu makan berkurang


tidak teratur atau spotting
 Sering berkemih
(bercak-bercak kemerahan di
celana dalam)  Nyeri ketika berkemih
 Kram Karena menstruasi
 Nyeri
ketika melakukan (Nugroho & Utama, 2014)
hubungan seksual
Klasifikasi
PRP/PID terdiri atas kumpulan suatu penyakit radang pada suatu genital bagian
atas termasuk endometrium, salpingitis, abses tuba, ovarium dan peritonitis.
con’t..
Berdasarkan rekomendasi “Infectious Disease Society for
Obstetrics & Gynecology”, USA, Hager membagi derajat
radang panggul menjadi :

 Derajat I : Radang panggul tanpa penyulit (terbatas


pada tuba dan ovarium ), dengan atau tanpa pelvio –
peritonitis.

 Derajat II : Radang panggul dengan penyulit


(didapatkan masa radang, atau abses pada kedua tuba
ovarium) dengan atau tanpa pelvio – peritonitis.

 Derajat III : Radang panggul dengan penyebaran diluar


organ-organ pelvik, misal adanya abses tubo ovarial.
Pathway
Patofisiologi

 Tergangunya barier fisiologik


 Secara fisiologik penyebaran kuman ke atas ke dalam
genetalia interna, akan mengalami hambatan :
a. Di ostium uteri eksternum.
b. Di kornu tuba.
c. Pada waktu haid, akibat adanya deskuamasi
endometrium maka kuman-kuman pada endometrium
turut terbuang.
 Adanya organisme yang berperan sebagai vektor
Trikomonas vaginalis dapat menembus barier fisiologik dan bergerak
sampai tuba falopii. Kuman-kuman sebagai penyebab infeksi dapat
melekat pada trikomonas vaginalis yang berfungsi sebagai vektor dan
terbawa sampai tuba Falopii dan menimbulkan peradangan ditempat
tersebut.
 Aktivitas seksual.
Pada waktu koitus, bila wanita orgasme, maka akan terjadi kontraksi
uterus yang dapat menarik spermatozoa dan kuman-kuman memasuki
kanilis servikalis.
 Peristiwa haid.
Peristiwa haid yang siklik, berperan penting dalam
terjadinya radang panggul. Periode yang paling rawan
terjadinya radang panggul adalah pada minggu pertama
setelah haid. Cairan haid dan jaringan nekrotik
merupakan media yang sangat baik untuk tumbuhannya
kuman-kuman N. gonore.
 Pemasangan IUD
Pemasangan IUD juga dapat menjadi sarana yang baik untuk pertumbuhan
bakteri setelah pemasangan, karena IUD juga merupakan benda asing yang
dimasukan dalam tubuh.
Pemeriksaan diagnostik

 Pemeriksaan darah lengkaph lengkap: LED,leukosit,Hb,


 Pemeriksaan cairan dari serviks

adanya diplokokus intrasel gram negatif


(N.Gonorhoeae)
 Kuldosintesis
 Laparaskopi
 USG panggul
Penatalaksanaan

a. Pengobatan rawat jalan.


radang panggul derajat I Obat yang
diberikan ialah :
1. Antibiotik : sesuai dengan Buku
Pedoman Penggunaan Antibiotik.
Ampisilin 3.5 g/sekali p.o/ sehari
selama 1 hari dan Probenesid 1 g sekali
p.o/sehari selama 1 hari. Dilanjutkan
Ampisilin 4 x 500 mg/hari selama 7-10
hari. atau Amoksilin 3 g p.o sekali/hari
selama 1 hari dan Probenesid 1 g p.o
sekali sehari selama 1 hari. Dilanjutkan
Amoxilin 3 x 500 mg/hari p.o selama 7
hari,
b. Pengobatan rawat inap.
Pengobatan rawat inap dilakukan kepada penderita radang panggul
derajat II dan III. Obat yang diberikan ialah :

1. Ampisilin 1g im/iv 4 x sehari selama 5-7 hari dan Gentamisin 1,5 mg –


2,5 mg/kg BB im/iv, 2 x sehari slama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek.
Sup, 2 x sehari selama 5-7 hari atau, Sefalosporin generasi III 1 gr/iv,
2-3 x sehari selama 5-7 hari dan Metronidazol 1 g rek. Sup 2 x sehari
selama 5-7 hari.
2. Analgesik dan antipiretik
Parasetamol 3 x 500 mg/hari atau
Metampiron 3 x 500 mg/hari.
Pencegahan PID

 Jangan berganti-ganti pasangan


 Pemeriksaan kesehatan rutin pada diri Anda dan pasangan
 Segera temui dokter jika Anda merasakan gejala radang
panggul atau infeksi menular yang tidak biasa
 Saling terbuka mengenai sejarah infeksi menular seksual
dengan pasangan Anda
 Pertahankan kebiasaan kebersihan yang sehat, hindari
mencuci vagina (vaginal douching) dan bilaslah alat
kelamin dari arah depan ke belakang seusai buang air untuk
mencegah bakteri masuk melalui vagina
 .Hindari atau pantang berhubungan seksual beberapa saat
khususnya setelah persalinan,
ASUHAN
KEPERAWATAN
Pengkajian

1. Biodata :
a) Umur : terjadi pada usia produktif yaitu pada usia
b) Pekerjaan : sering terjadi pada PSK
2. Keluhan Utama :
Demam, mual muntah, perdarahan menstruasi yang tidak teratur, kram
karena menstruasi, nyeri BAK,
3. Riwayat penyakit sekarang :
Metroragia, Menoragia.Menderita penyakit kelamin, keputihan
4. Riwayat penyakit dahulu :
KET, Abortus Septikus, Endometriosis.Pernah menderita penyakit kelamin,
abortus, pernah kuret,
5. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Kaji penyakit-penyakit yang pernah diderita ibu, suami, dan keluarga
baik dari ibu maupun suami
Con’t....

6. Riwayat menstruasi :
Perdarahan menstruasi yang tidak teratur, Disminore,
7. Riwayat obstetric dan KB
Pernah abortus, kuretase, keguguran,Pernah atau
sedang menggunakan AKDR
8. Riwayat menstruasi
Kaji menarche, siklus haid, jumlah darah yang keluar,
dismenorea,
9. Riwayat Ginekologi
Kaji keluhan yang pernah dirasakan berkaitan dengan
organ reproduksi,
Pemeriksaan fisik
1. Suhu tinggi disertai takikardia
2. Nyeri suprasimfasis terasa lebih menonjol daripada nyeri di kuadran atas
abdomen. Rasa nyeri biasanya bilateral. Bila terasa nyeri hanya
uniteral, diagnosis radang panggul akan sulit dirtegakkan.
3. Bila sudah terjadi iritasi peritoneum, maka akan terjadi reburn
tenderness”, nyeri tekan dan kekakuan otot sebelah bawah.
4. Tergantung dari berat dan lamanya peradangan, radang panggul dapat
pula disertai gejala ileus paralitik.
5. Dapat disetai Manoragia, Metroragia.
6. Nyeri tekan dan nyeri goyang genitalia eksterna ( unilateral dan
bilateral)
7. Daerah adneksa teraba kaku
8. Teraba massa dengan fluktuasi
Data Obyektif
 Pemeriksaan Kepala dan Wajah
 Kaji keadaan mata, hidung, mulut dan bibir ibu
 Pemeriksaan pada leher
 Periksa apakah ada pembesaran kelenjar pada leher seperti kelenjar limfe,
tiroin atau pelebaran pembluh vena.
 Pemeriksaan Dada dan Payudara:
 Inspeksi: lihat berntuk payudara (simetris/ asimetris), warna (kemerahan atau
normal), pengeluaran, puting susu (menonjol, datar, masuk), retraksi.
 Pemeriksaan Abdomen:
 Kaji adaya masa atau benjolan dan nyeri tekan pada abdomen, jaringan parut
, bekas luka operasi.
 Pemeriksaan Anogenital
 kaji pengeluaran pervaginam : jumlah, warna, konsistensi dan bau kaji adanya
tanda-tanda infeksi pada daerah genital
Pemeriksaan Genitalia

a.Ada cairan flour albus yang berbau, dan berwarna


kehijauan
b.Nyeri pada servik, uterus dan kedua adnexa saat
pemeriksaan bimanual.
c.Terdapat masa iflamatoris daerah pelvis
Diagnosa Keperawatan

1. Hipertermia b/d efek langsung dari sirkulasi


endotoksin pada hipotalamus, perubahan pada
reagulasi temperatur.
2. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan sepsis
akibat infeksi.
3. Disfungsi seksual b/d perubahan kesehatan seksual.
4. Perubahan kenyamanan b/d infeksi pada pelvis.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
informasi
Intervensi nic-noc
Dx . keperawatan NOC NIC

Hipertermi b/d Thermoregulation Fever Treatment


efek langsung
1. monitor suhu minimal
1.Suhu kulit turu (5) setiap 2 jam
sirkulasi 2.Perubahan warna 2. monitor warna dan suhu
kulit (5) kulit
3.Radang (4) 3. monitor TD,N,RR,dan
4.Dehidrasi (4) tingkat kesadaran
5.Denyut nadi radial 4. monitor intake dan output
(4) 5. berikan pengobatan untuk
6.Melaporkan mengatasi demam
ketidaknyamanan 6. kompres pasien pada lipat
paha dan aksila
7. kolaborasi pemberian
cairan intravena dan anti
piretik
DX. Keperawatan NOC NIC
Nyeri akut b/d proses Pain Control Pain Management
infeksi 1. Mengenali 1. observasi reaksi
serangan nyeri nonverbal dari
(5) ketidaknymanan
2. Menggambarkan 2. lakukan pengkajian
sebab akibat nyeri secara
(5)Gunakan komprehensif
tindakan 3. gunakan teknik
pencegahan (5) komunikasi terapeutik
3. Gunakan non 4. kaji yg mempengaruhi
analgesik nyeri
(5)Laporkan 5. ajarkan teknik non
perubahan nyeri farmakologi
(5) 6. tingkatkan istirahat
4. Laporkan 7. kontrol lingkungan yg
pengonntrolan dapat mempengaruhi
nyeri (5) nyeri
8. pilih dan lakukan
penanganan nyeri
9. kolaborasi dg dokter
jika

Anda mungkin juga menyukai