Presented by:
Rosyidah Qurrota A’yun
NIM: 201570020
TERMINOLOGI TETANUS
2. Tetanus terlokalisasi
3. Tetanus Sefalik
Jarang terjadi
Jika terjadi biasanya dengan otitis media C. Tetani ada di flora telinga
tengah ataupun ada setelah trauma kepala
Infeksi nosokomial
Emboli paru
Pneumonia aspirasi
kematian
PATOGENESIS
C. Tetani masuk melalui luka Pada kondisi Anaerobik,
spora germinate
Mengganggu pelepasan
Kontraksi dan Spasme otot
Neurotransmitter u/ blokade
yang tidak diinginkan
impuls inhibitor
Wajah: Laring:
Saraf Otonom Resus sardonicus, Obstruksi sal.napas
trismus akut, respiratory
arrest
- Peningkatan Suhu Dada:
- Hipersaliva Hipoventilasi dan Peningkatan otot
- Berkeringat apneu trunkal: Opistotonus
- Peningkatan
sekresi bronkus
DIAGNOSIS TETANUS
Berdasarkan manifestasi klinik pasien
Anamnesis
Riwayat kebiasaan
PEMERIKSAAN FISIK
Keracunan strychnine
Sindrom maligna/kaku
Meningitis
TUJUAN TERAPI
Menetralkan toksin yang beredar sebelum toksin masuk ke dalam
sistem saraf pusat,
Menurunkan produksi toksin yang lebih banyak,
Mengontrol gejala neuromuskuler dan otonom yang muncul serta
mempertahankan kondisi pasien sampai efek toksin menghilang.
Efikasi terapi dipengaruhi oleh faktor prognostik seperti masa
inkubasi, jangka waktu antara gejala pertama yang muncul dan
spasme yang pertama (interval onset), frekuensi dan durasi
spasme, demam dan komplikasi respiratorius yang terjadi
TREATMENT FOR NEONATUS TETANUS
Perawatan suportif sangat diperlukan seperti menjaga jalan napas tetap terbuka, dipasangkan
kateter jika retensi urin, pemberian asi menggunakan selang nasogastrik di antara periode
spasme
Penicillin G 100.000 unit/kg/hari sebagai pilihan kedua dapat diberikan selama 10 hari.
Infeksi lain yang terjadi bersamaan dapat diberikan terapi antibiotik spektrum luas
TREATMENT FOR NEONATUS TETANUS
Menghentikan spasmeDiazepam dengan dosis 10 mg/kg/hari secara
intravena dalam 24 jam atau dengan bolus intravena setiap 3 jam dengan
dosis 0,5 mg/kg per kali pemberian dengan maksimum dosis 40 mg/kg
Antibiotik:
Metronidazole (intravena/oral 500 mg setiap 6 jam)
Intravena Penicillin G (100,000–200,000 IU/kg/hari,
diberikan 2–4 dosis terbagi.
Tetracyclines, macrolides, clindamycin, cephalosporins
and chloramphenicol juga efektif
NONFARMAKOLOGI TREATMENT