Berbentuk spora
dalam kondisi umum
Dapat ditemukan di
tanah, debu, kayu,
kotoran, manusia dan
hewan non patogen
Luka (lingkungan yang sesuai ) anaerob
Spora germinasi bentuk vegetatif
menghasilkan eksotoksin
Eksotoksin terdiri dari :
Tetanospasmin memiliki afinitas spesifik
terhadap jaringan saraf toksik terhadap saraf
neurotoxin
Tetanolisin menciptakan kondisi optimal
untuk perkembangan bakteri
Route of entry:
Luka tusuk ( paku/ besi berkarat,
gigitan hewan, dll)
Luka bakar
Gangren
Fraktur terbuka
Pada neonatus tali pusat
terinfeksi
Parenteral drug abuse
Post aborsi dllll
Infeksi gigi dan telinga
4. Tetanospasmin beredar
3. Multiplikasi dan produksi dalam darah dan sistem
toksin tetanospasmin. limfatik mencapai NMJ
berikatan motor neuron (
ikatan bersifat irreversible)
Pemeriksaan penunjang
Kultur luka kurang bermakna 2/3 hasil
negative ( waktu untuk kultur juga lama bisa
beberapa hari terlambat tatalaksana)
Tetanus antibody test ( pemeriksaaan lama
dan fasilitas belum tentu ada )
Masseter muscle spasm due to dental abscess
Drug induced dystonia
Malignant neuroleptic syndrome
Meningitis
dll
PRINSIP
1. Initial supportive therapy
4. Management luka
5. Penanganan spasme
Pilihan :
Penisilin 1,2 juta IU/8 jam
Alternatif Tetrasiklin atau eritromisin
Metronidazol
Management luka
Dilakukan setelah pasien stabil dan setelah
pemberian antitoksin tetanus ( min 1 jam)
Debridement dan eksplorasi luka yang
dicurigai
Eksisi jaringan nekrotik dan benda asing