Anda di halaman 1dari 26

EFUSI PLEURA

Anggi Setiawan S- 1840312765

Preseptor :
dr. Dessy Mizarti, Sp.P
LAPORAN
KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. MD
Umur : 25 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Batuuu
gadang kilangan, Padang
Suku : Minang
Pekerjaan : IRT
KELUHAN
UTAMA
Sesak nafas sejak 3 hari
sebelum masuk rumah
sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Sesak nafas sejak 3 bulan sebelum masuk rumah sakit, tidak menciut dan
meningkat dengan aktivitas. Riwayat sesak nafas sebelumnya tidak ada
• Batuk hilang timbul sejak 2 bulan yang lalu, berdahak, berwarna putih, tidak
disertai darah
• Nyeri dada tidak ada
• Demam hhilang timbul sejak 1 bulan yang lalu, tidak tinggi dan tidak menggigil
• Keringat malam tanpa disertai aktivitas ada sejak 3 bulan yang lalu
• Penurunan berat badan ada sejak 3 bulan yang lalu
• Penurunan nafsu makan ada seak 3 bulan yang lalu
• Mual (-), muntah (-), nyeri ulu hati (-)
• BAK dan BAB dalam batas normal
• Suara serak tidak ada
• Nyeri menelan tidak ada
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
• Riwayat minum BT (-) RIWAYAT PENYAKIT
• Riwayat hipertensi (-) KELUARGA/KEBIASAAN
• Riwayat keganasan (-) /PENGOBATAN
• Riwayat diabetes melitus (-) • Riwayat minum BT (-)
• Riwayat hipertensi (-)
RIWAYAT ALERGI • Riwayat keganasan (-)
• Riwayat alergi terhadap obat-obatan, cuaca • Riwayat diabetes melitus (-)
dan makanan disangkal.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Kesadaran
Umum
Tampak sakit Komposmentis
sedang Kooperatif

Tekanan Darah Frekuensi Suhu


dan Denyut
Napas Afebris
Nadi
110/60, 22 x/menit
88x/menit

Status Gizi
SpO2
BB : 49 cm
TB : 148 kg 100% dgn
IMT : 22,37 kg/m2 nasal kanul 4
(Normoweight ) l/menit
Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata Telinga Hidung Mulut Leher

Normocephal, Konjungtiva tidak Tidak ada kelainan Tidak ada Tidak ada JVP (5-2 cm/H2
rambut tidak anemis, sklera tidak kelainan kelainan O); pembesaran
mudah rontok ikterik KGB tidak ada
Inspeksi
Jantung Palpasi
Iktus cordis tidak Iktus kordis teraba tidak kuat
tampak angkat pada ICS V di sebelah
medial LMCS

Batas jantung kanan sulit Batas jantung kiri bawah


dinilai SIC IV Linea Medio
Clavicularis Sinistra
(LMCS)
Batas jantung kiri atas di
ICS II, linea Auskultasi
parasternalis sinistra Bunyi jantung I, II,
regular, murmur (-),
Gallop (-)
Kesan : Jantung dalam batas Normal
Thoraks
Inspeksi Statis : Asimestris kanan dan kiri.
  Dinamis : Pergerakan dada kanan sama dengan kiri
Palpasi Statis : Nyeri tekan (-), massa (-)
  Dinamis : Fremitus kanan = kiri
Perkusi Kanan : Kanan = sonor
dan kiri Kiri = sonor
Auskultas Kanan : Kanan = Suara nafas vesikuler melemah
i dan kiri Kiri = suara nafas vesikuler, rhonki
basah kasar dan kering (-), Wheezing (-)
Punggung
Inspeksi Statis : Simetris kanan dan kiri
  Dinamis : Pergerakan punggung kanan sama dengan
kiri
Palpasi Statis : Nyeri tekan (-), massa (-)
  Dinamis : Fremitus kanan lemah dari kiri
Perkusi Kanan : Kanan = sonor
dan kiri Kiri = sonor
Auskultas Kanan : Kanan = Suara nafas vesikuler melemah
i dan kiri hinggga menghilang
Kiri = suara nafas vesikuler, rhonki
basah kasar dan kering (-), Wheezing (-)
Abdomen dan Ekstremitas
o Inspeksi : Dinding perut>dinding dada, venektasi (-),
sikatrik (-), striae (-), vena kolateral (-), hernia
umbilikalis (-).
o Palpasi : Supel (+), nyeri tekan (-), murphy sign (-), hepar
teraba tidak membesar, lien tidak teraba.
o Perkusi : Timpani
o Auskultasi: Bising usus (+) normal

Ekstremitas
o Atas : Akral hangat +/+, Edema -/-, CRT 2 detik
o Bawah : Akral hangat+/+, Edema -/-, CRT 2 detik
Pemeriksaan Laboratorium
WBC 8.800/ mikro liter (25/01)
Hb 12,2 gr/dl (25/01) Interpretasi :

Hematokrit 37 % • Trombositosis
• Total protein dan
Trombosit 649.000 mm3 globulin meningkat
SGOT 20 U/L • hipoalbuminemia

SGPT 7 U/L
Total Protein 9,8 g/dl
Globulin 6,7 g/dl
LDH 418,0 U/L
Albumin 3,1 g/dl
FOTO THORAKS AP
Trakea ditenga
Arcus aorta tidak membesar
Pinggang jantung terlihat
CTR < 50%
Tulang iga intake
perselubungan pada hemithoraks kanan, lateral
lebih tinggi dari medial, setinggi iga 7
perselubungan pada hemithoraks kanan, lateral
lebih tinggi dari medial, setinggi iga 6
Sudut kosto frenikus tumpul
Kesan : efusi pleura bilateral , infiltrate di basal
paru
DIAGNOSA
KERJA
Efusi Pleura bilateral ec. Susp
DIAGNOSA
pleuritis eksudat Tb

BANDING
Efusi Pleura bilateral ec pneumonia
lobaris
Efusi Pleura bilateral ec ca
bronkogenik
TATALAKSANA
• IVFD NaCL 0,9 % 12 jam/kolf
• N asetyl sistein 2 x 200 mg
• Vit c 2 x 200 mg
• Zinc 2 x 200 mg
• Thorakosintesis
• Pemberian oksigen nasal kanul 2 liter/ menit
• Diet tinggi kalori tinggi protein
• Pemberian analgetik berupa codein 3 x 10 mg untuk
mengurangi nyeri yang dialami pasien.
• Pada pasien diberikan antibiotik berupa Ciprofloxasin
2 x 400 mg yang dan Ceftriaxon 2 x 1 gram secara
intravena.
Rencana
Selanjutnya
• Follow up hasil ADA (adenosine deaminase) cairan pleura
BAB III
DISKUSI
BAB III DISKUSI

Efusi pleura didefinisikan sebagai


suatu keadaan di mana terdapatnya
cairan yang berlebih jumlahnya di
dalam cavum pleura
B
Disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
pembentukan dan reabsorbsi (penyerapan) cairan
pleura ataupun adanya cairan di cavum pleura yang
volumenya melebihi normal
BAB III DISKUSI
Gejala efusi pleura :
keluhan sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri bisa timbul akibat efusi yang banyak berupa nyeri pleuritik atau
nyeri tumpul yang terlokalisir, pada beberapa penderita dapat timbul batuk-batuk kering

• Pasien perempuan 25 tahun, mengeluh sesak nafas yang meningkat sejak 3


bulan SMRS, tidak menciut, dan meningkat dengan aktivitas, riwayat sesak
nafas sebelumnya tidak ada
• keluhan sesak ini timbul akibat terjadinya timbunan cairan dalam rongga
pleura yang akan memberikan kompresi patologis pada paru sehingga
ekspansinya terganggu dan sesak tidak disertai bunyi tambahan karena
bronkus tetap normal. Makin banyak timbunan cairan maka sesak makin
terasa berat
• Pasien perempuan 25 tahun, mengeluh batuk yang sejak 3 bulan yang lalu ,
• batuk pada efusi pleura mungkin disebabkan oleh rangsangan pada pleura oleh
karena cairan pleura yang berlebihan, proses inflamasi ataupun massa pada
paru-paru
• Pasien perempuan 25 tahun, mengeluh adanya penurunan nafsu makan dan
BAB III DISKUSI
A
Pemeriksaan fisik efusi pleura :
• Inpeksi : dinding simetris kana kiri
• Palpasi : fremitus kanan kiri sama
• Perkusi : sonor
• Auskultasi : suara napas melemah pada paru kanan, kiri normal

B
Pasien perempuan 25 tahun
1. abnormalitas yang ditemukan pada auskultasi pasien kemngkinan
karena timbunan cairan pada rongga pleura kanan
BAB III DISKUSI
Pemeriksaan penunjang efusi pleura :
pemeriksaan darah lengkap, foto thoraks, analisa cairan pleura,

FOTO THORAKS
• Konfirmasi dugaan akan adanya efusi pleura maka mutlak diperlukan pemeriksaan foto toraks (PA), Bila masih
meragukan (karena temuan klinis yang kuat) dapat dimintakan pula pada posisi lateral dengan sisi yang sakit di
depan
• Pasien perempuan 25 tahun, perselubungan homogen bilateral dengan kesan efusi pleura

ANALISA CAIRAN PLEURA


• Torakosentesis adalah pengambilan cairan melalui sebuah jarum yang dimasukkan diantara sel iga ke dalam
rongga dada di bawah pengaruh pembiusan lokal dalam dan berguna sebagai sarana untuk diagnostik maupun
terapeutik. Pelaksanaan torakosentesis sebaiknya dilakukan pada penderita dengan posisi duduk
• Dilakukan pemeriksaan warna cairan, biokimia, sitologi. Pasien perempuan 25 tahun, Warna cairan pleura yang
BAB III DISKUSI
A
Penatalaksanaan efusi pleura :
Pengobatan kausal, thorakosintesis, Water Sealed Drainage (WSD)

B
Pasien perempuan 47 tahun dilakukan :
 Thorakosintesis yaitu berupa evakuasi cairan pleura sebanyak 200 cc yang berguna
sebagai terapi terapeutik dan diagnostik
• sehingga diharapkan paru dapat mengembang dengan baik, serta jantung dan
mediastinum tidak lagi terdesak dan penderita dapat bernapas dengan lega
kembali
 Pemberian oksigen nasal kanul 4 liter/ menit untuk mengatasi keluhan sesaknya
dan keadaan hypoxemia
KESIMPULAN
• Efusi pleura didefinisikan sebagai suatu keadaan di mana terdapatnya cairan yang berlebih
jumlahnya di dalam cavum pleura, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara
pembentukan dan reabsorbsi (penyerapan) cairan pleura ataupun adanya cairan di cavum
pleura yang volumenya melebihi normal. Akumulasi cairan melebihi volume normal dan
menimbulkan gangguan jika cairan yang diproduksi oleh pleura parietal dan viscerail tidak
mampu diserap oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura visceral atau
sebaliknya yaitu produksi cairan melebihi kemampuan penyerapan. Akumulasi cairan pleura
melebihi normal dapat disebabkan oleh beberapa kelainan, antara lain infeksi dan kasus
keganasan di paru atau organ luar paru. Diagnosis efusi pleura didapatkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.

• Pada kasus pasien didiagnosis dengan efusi pleura bilateral ec suspek pleuritis eksudatif TB
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang ditemukan
pada pasien, sehingga penatalaksanaan utama pada pasien ini adalah berupa terapi
thorakosintesis, pemasangan WSD, dan pengobatan kausal.
THANK
YOU!!

Anda mungkin juga menyukai