Anda di halaman 1dari 32

SUBDURAL HEMATOMA

(SDH)

Nyak Dara Juni Marza


17174107

Supervisor:
dr.Maulida, Sp.S

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD DATU BERU TAKENGON
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ABULYATAMA
ANATOMI SELAPUT OTAK
DEFENISI
• Hematom subdural adalah hematom yang
terbentuk karena adanya perdarahan yang
terkumpul di antara duramater dan arakhnoid
(ruang subdural).
• Hematoma subdural terdiri atas:
– Subdural akut ( < 2 hari)
– Subdural subakut ( 2-14 hari)
– Subdural kronik ( > 14 hari)
ETIOLOGI
• Penyebab dari hematom subdural akut
• Trauma kepala akibat jatuh
• kecelakaan lalu lintas, atau penyerangan
• Gangguan perdarahan (faktor koagulan) atau orang-orang yang
mengonsumsi obat anti-koagulan
• Perdarahan intrakranial non-traumatik seperti aneurisma serebri,
arteri-vena malformasi, atau tumor
• Post-operasi (craniotomy, CSF shunting)
• Shaken baby syndrome (pada pasien pediatri)
• Spontan atau tidak diketahui (jarang
• Penyebab dari hematom subdural kronik
• Trauma kepala
• Hematom subdural akut dengan atau tanpa intervensi operasi
• Spontan atau idiopatik
Patofisiologi
Manifestasi klinis
Hematom subdural Akut Hematom subdural Kronik

Gejala muncul sesaat setelah cedera kepala Gejala muncul 2-3 minggu setelah trauma
(ringan sampai berat)

Penurunan kesadaran dapat terjadi tetapi tidak Cedera awal mungkin dianggap tidak berarti,
selalu terutama pada pasien tua dengan terapi
antikoagulan atau alkoholisme
Kemungkinan ditemukan keadaan “lucid Gejala cenderung bertahap-progresif
interval” beberapa jam setelah trauma.

Biasanya ditemukan defisit neurologis yang


berkembang seperti kelemahan pada kedua
tungkai, kesulitan berbicara, kebingungan, atau
perubahan perilaku
Diagnosa
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Penunjang
– CT-scan
– Laboratorium
Diagnosa banding
•Epidural Hematom

Hematom subdural Epidural hematom

Terjadi akibat robekan dari “bridging Terjadi akibat robekan arteri


veins” meningia media
Biasanya terjadi dalam 2x24 jam
Subakut atau kronik
setelah trauma

Nyeri kepala tidak hilang, kadang Dapat didahului “lucid interval”


menghebat kemudian kesadaran memburuk

Edema papil, lateralisasi, jika berat Lateralisasi disertai kelumpuhan atau


dapat terjadi penurunan kesadaran refleks patologis
Lanjutan…….
Perdarahan Subarakhnoid

Hematom subdural Perdarahan Subarakhnoid

Terjadi di ruang subdural Terjadi di ruang subarakhnoid

Terjadi akibat robekan dari “bridging Terjadi akibat pecahnya aneurisma pada
veins” Sirkulus Willisi

Nyeri kepala tidak hilang kadang


Nyeri kepala tiba-tiba dan berat
menghebat

Jika perdarahan berat dapat terjadi


Kesadaran up and down
penurunan kesadaran

Pada CT scan ditemukan lesi hiperdens Pada CT scan ditemukan lesi hiperdens
seperti bulan sabit batas sesuai girus
Penatalaksanaan
• Non-Operatif
• Operatif
– Indikasi operatif pada kasus Hematom subdural
• Pasien SDH tanpa melihat GCS, dengan ketebalan >10mm atau
pergeseran midline shift >5mm pada CT-scan.
• Semua pasien SDH dengan GCS<9 harus dilakukan monitoring
tekanan intrakranial
• Pasien SDH dengan GCS<9, dengan ketebalan perdarahan <10mm
dan pergeseran struktur midline shift. Jika mengalami penurunan
GCS >2 poin antara saat kejadian sampai saat masuk rumah sakit.
• Pasien SDH dengan GCS <9 dan/atau didapatkan pupil dilatasi
asimetris/fixed.
• Pasien SDH dengan GCS <9, dan/atau TIK>20mmHg
• Komplikasi yang dapat timbul dari hematom
subdural adalah:
– kematian akibat herniasi serebri
– peningkatan tekanan intracranial
– edema serebri. Selain itu
– infeksi akibat tindakan operasi yang dilakukan
– Hematom yang berulang dapat terjadi selama
proses pengobatan
• Prognosis akan menjadi lebih baik jika kondisi
pasien:
• Tidak hilang kesadaran
• Defisit neurologik tidak ditemukan atau sedikit
• Usia pasien kurang dari 50 tahun
• Tidak mengkomsumsi alkohol
• Tidak ada cedera lain
PEMBAHASAN KASUS

• Identitas Pasien
• Nama : Ny. Hadijah Mudali
• Umur : 88Tahun
• Jenis Kelamin : perempuan
• Alamat : Alur Kumur, A.Tengah
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Kawin
• Tanggal Masuk RS : 11-11-2018
• No Rekam Medis : 077xxx
Anamnesis

• Keluhan Utama
Anggota gerak kiri tidak bias digerakkan
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan anggota gerak kiri
tidak dapat digerakkan selama 1 minggu, keluhan
dirasakan tiba-tiba 3 hari setelah terjatuh,pingsan
(-),nyeri kepala (+), muntah (+),kejang(-).
Riwayat Penyakit Riwayat Penyakit Riwayat
Dahulu Keluarga Kebiasaan
• Hipertensi (-) • Merokok (-)
• Diabetes • Hipertensi (-) • Konsumsi
mellitus (-) • Diabetes alcohol (-)
• Trauma kepala mellitus (-)
(+) • Stroke (-)
• Stroke (-) • Penyakit
jantung (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Vital Sign
Tekanan Darah : 158/60 mmHg
Nadi : 90x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 ˚c
Status Internus
Kulit warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar

Kepala Normocephali

: Mata Pupilisokor (3mm/3mm)


Congjungtiva palpebrapucat (-/-)
SkleraIkterik (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK
Hidung warna kulit sama dengan warna kulit
sekitar ,Nafas cuping hidung (-)
Deformitas (-),Septum deviasi (-),Konka
hiperemis (-),Pembesaran konka
(-),Sekret (-)

Mulut Sudut mulut kanan dan kiri tidak simetris


lembab (-), sianosis (-), karies gigi (-),
lidah
kotor (-), hiperemis (-)

Leher :kulit seperti warna sekitar, pembesaran


kelenjar tiroid (-),Pembesaran kelenjar
getah bening (-),Deviasi trakea (-),Otot
bantu pernafasan (-)
Thorax : Depan
Paru Dextra Sinistra
Inspeksi
Simetris, statis, dinamis Simetris, statis, dinamis
Palpasi
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra Stem fremitus dextra=sinistra
Perkusi
Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Auskultasi
Ronki (-) Ronki (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
Belakang
Inspeksi
Simetris, statis, dinamis Simetris, statis, dinamis
Palpasi
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (-)
Pelebaran ICS (-) Pelebaran ICS (-)
Stem fremitus dextra=sinistra Stem fremitus dextra=sinistra
Perkusi
Sonor di seluruh lapang paru Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi
Suara dasar vesikuler Suara dasar vesikuler
Ronki (-) Ronki (-)
Wheezing (-) Wheezing (-)
Jantung

Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat


Palpasi : ictus cordis teraba di ICS V 2 cm medial linea midclavicula sinistra
Perkusi : batas atas : ICS II lin.parasternal sinistra
pinggang jantung : ICS III parasternal sinsitra
batas kanan bawah: ICS V lin.sternalis dextra.
batas kiri bawah : ICS V 2 cm ke arah medial midclavicula sinistra
Auskultas: Suara jantung murni: SI,SII (normal) reguler.
Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)
Abdomen

Inspeksi : Permukaan datar, warna sama seperti


kulit di sekitar
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani seluruh regio abdomen, ascites
(-)Tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra
Palpasi : Nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba,
ginjal tidak teraba
STATUS NEUROLOGIS

• Kesadaran :compos mentis


• Perangsangan meningeal
– Kaku Kuduk : (+)
– Tanda Kernig : (-)/(-)
– Tanda Brudzinski I : (-)
– Tanda Brudzinski II : (-)
– Tanda Brudzinski III : (-)
– Tanda Brudzinski IV : (-)

• Peningkatan tekanan intracranial


– Muntah : (-)
– Sakit Kepala : (-)
– Kejang : (-)
SARAF OTAK / NERVUS KRANIALIS

NERVUS I
Normosmia : (+)/(+) NERVUS II
Anosmia : (-)/(-) Visus :6/60ODS
Parosmia : (-)/(-) Lapang Pandang
Hiposmia: (-)/(-) Normal : (+)/(+)
Kakosmia: (-)/(-) Menyempit : (-)/(-)
Reflek Ancaman : (+)/(+)

NERVUS III, IV, VI NERVUS V


Gerakan Bola Mata : (+)/(+) Motorik
Nistagmus: (-)/(-) Membuka dan Menutup Mata: (+)/(+)
Pupil
Lebar : 3mm Sensorik
Bentuk :bulat Kulit: (+)/(+) sensasi rangsangan ka=ki
Reflek Cahaya Langsung : (+)/(+)
Reflek Cahaya Tidak Langsung: (+)/(+)
Deviasi Konjugate: (-)/(-)
Fenomena Doll’s Eye: (-)/(-)
Strabismus : (-)/(-)
NERVUS VIII
NERVUS VII Auditorius
Motorik Pendengaran :dalam batas normal
Kerut Kening : (+)/(+) Tes Rinne : Tidak dilakukan pemeriksaan
Menutup Mata : (+)/(+) Tes Schwabach : Tidak dilakukan pemeriksaan
Meniup Sekuatnya : (+)/(+) Tes Weber : Tidak dilakukan pemeriksaan
Memperlihatkan Gigi: (+)/(+) Keseimbangan
Tertawa : (+)/(+) Nistagmus : tidak ditemukan
Tes Romberg : tidak dilakukan pemeriksaan

NERVUS XI
NERVUS IX, X Mengangkat Bahu : (+)/(+)
Disfagia : (-)/(-) Fungsi Otot Sternocleidomastoideus: (+)/(+)
Disartria : (-)/(-) NERVUS XII
Disfonia : (-)/(-) Lidah
Refleks Muntah : (+)/(+) Tremor : (-)/(-)
Atrofi : (-)/(-)
SISTEM MOTORIK

• Kekuatan Otot :

5555 1111

5555 1111

• Gerakan Spontan Abnormal


– Tremor : (-)
– Khorea : (-)
– Ballismus : (-)
– Mioklonus : (-)
– Atetosis : (-)
– Dystonia : (-)
– Spasme : (-)
REFLEKS

Refleks Fisiologis Refleks Patologis


Biceps : (+2)/(+2) Babinski : (-)/(-)
Triceps : (+2)/(+1) Oppenheim : (-)/(-)
Radioperiost : (+2)/(+1) Chaddock : (-)/(-)
APR : (+2)/(+1) Gordon : (-)/(-)
KPR : (+2)/(+1) Schaefer : (-)/(-)
Hoffman – Tromner : (-)/(-)
Klonus Lutut : (-)/(-)
Klonus Kaki : (-)/(-)
Leukosit 8,36 ribu/uL (H)

Eritrosit 4,35 juta/uL (L)

Hemoglobin 12,2 g/dL (L)

Hematokrit 36,3% (L)


Darah rutin
MCV 79,8 FL

MCH 28,0pg

MCHC 35,2g/dL

Jenis Pemeriksaa Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan


Kimia Darah
Lemak
Profil lipid
Trigliserida 165 Mg/dl <160 Meningkat
Cholesterol 208 Mg/dl <200 Meningkat
Head CT-San
Diagnosa

Diagosa fungsional : Hemiparese sinistra


Diagnose anatomis: subdural hematoma
Diagnose kerja :hemiparese sinistra ec.subduralhematoma
Diagnose banding : SH(stroke hemoragic)
Epidural hematoma
Perdarahan Subarakhnoid
Pentalaksanaan

• Head up 30 0
• 02 2-3 L/I
• IVFD Assering 20 tpm
• Inj. Citicolin 500 mg/12jam
• Inj. Ranitidine 1 ampul/12jam
• Paracetamol 3 × 500 mg
• Irbesartan 1× 150 mg
Follow Up Day 1 Th/Head up 30 0
12 november 2018 • 02 2-3 L/I
S/ - anggota gerak sebelah kiri tidak • IVFD Assering 20 tpm
dapat digerakan,Demam (+),Nafsu • Inj. Citicolin 500 mg/12jam
makan menurun,Batuk (+) • Inj. Ranitidine 1 ampul/12jam
O/Kesadaran: Compos Mentis • Inj. Mecobalamin 500 mg/12jam
Tekanan darah : 150/100 mmHg • Inj. Furosemide 1 ampul /8 jam
HR: 75x/i Temp:36,70c • Inj. Manitol 125 cc/ 6jam
RR: 22 x/i • Inj. As. Traneksamat 1 ampul / 8jam
St.neurologis • Paracetamol 3 × 500 mg(jika pasien
Kaku kuduk (+) minimal merasa nyeri berikan 3×1000 mg
Kekuatan otot • Irbesartan 1× 150 mg
5555 1111
5555 1111
Refleks fisiologis
+ 2 +1
+2 +1
Refleks patologis:(-)/(-)
A/ hemiparese sinistra ec.subdural
hematoma
Follow Up Day 1 Th/Head up 30 0
12 november 2018 • 02 2-3 L/I
S/ - anggota gerak sebelah kiri tidak • IVFD Assering 20 tpm
dapat digerakan, Tangan dan kaki kanan • Inj. Citicolin 500 mg/12jam
terasa panas seperti ternan cabe • Inj. Ranitidine 1 ampul/12jam
O/Kesadaran: Compos Mentis • Inj. Mecobalamin 500 mg/12jam
Tekanan darah : 150/100 mmHg • Inj. Furosemide 1 ampul /8 jam
HR: 75x/i Temp:36,70c • Inj. Manitol 125 cc/ 6jam
RR: 22 x/i • Inj. As. Traneksamat 1 ampul / 8jam
St.neurologis • Paracetamol 3 × 500 mg(jika pasien
Kaku kuduk (+) minimal merasa nyeri berikan 3×1000 mg
Kekuatan otot • Irbesartan 1× 150 mg
5555 1111
5555 1111
Refleks fisiologis
+ 2 +1
+2 +1
Refleks patologis:(-)/(-)
A/ hemiparese sinistra ec.subdural
hematoma

Anda mungkin juga menyukai