SKRIPSI
CHAIRUNISA
NIM. 109102000018
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
CHAIRUNISA
NIM. 109102000018
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Nama : Chairunisa
NIM : 109102000018
Tanda Tangan :
iii
iv
v
ABSTRAK
Nama : Chairunisa
Program Studi : Farmasi
Judul : Uji Kualitas Minyak Goreng Pada Pedagang Gorengan Di
Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Minyak goreng merupakan salah satu bahan makanan pokok yang di konsumsi
oleh seluruh lapisan masyrakat Indonesia. Akan tetapi masyarakat khususnya
pedagang gorengan menggunakan minyak goreng berkali-kali sampai rusak
hingga dapat menimbulkan bahaya bagi kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji kualitas minyak goreng pada pedagang gorengan di sekitar kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Metode pengambilan sampel penelitian ini
menggunakan purposive sampling. Dari penelitian ini diperoleh karakteristik uji
kualitas minyak goreng berkisar antara: kadar air 0.218%-0.194%, bilangan asam
1.4361-0.8583 mgKOH/g, bilangan peroksida 15.11-11.45 mekO2/kg, bilangan
iodin 7.501-15.81 gI2/100g minyak, cemaran logam kadmium 0,0005-0,0001
mg/kg dan cemaran logam timbal 0.0019-0.0004 mg/kg. Dari ke lima pedagang
gorengan membuktikan bahwa tidak ada yang memenuhi syarat uji kualitas
minyak goreng pada SNI 01-3741-2013 dan AOAC Internasional kecuali pada
cemaran logam kadmium dan timbal.
Kata Kunci: minyak goreng, pedagang gorengan, kadar air, bilangan asam,
bilangan peroksida, bilangan iod, cemaran logam.
vi
ABSTRACT
Name : Chairunisa
Program Study : Pharmacy
Title : Quality Test Of Frying Oil By Food Sellers Around UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Campus.
Keyword: frying oil, food sellers, water content, acid value, peroxide value, iodine
value, metals contamination.
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmaanirrahiim
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas segala
rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan
penyusunan skripsi dengan judul “Uji Kualitas Minyak Goreng Pada Pedagang
Gorengan Di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan
tingkat Strata 1 (S1) pada Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulah Jakarta.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai
pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah
sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku pembimbing pertama dan ibu
Lina Elfita, M.Si., Apt selaku pembimbing kedua, yang memiliki andil
besar dalam proses penelitian dan penyelesaian tugas akhir saya ini,
semoga segala bantuan dan bimbingan bapak dan ibu mendapat imbalan
yang lebih baik di sisi-Nya.
2. Bapak Prof. DR. Dr (hc). M. K Tadjudin, Sp. And. selaku dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatulah Jakarta.
3. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc. selaku ketua Program Studi Farmasi
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatulah Jakarta.
4. Bapak dan ibu staf pengajar dan karyawan yang telah memberikan
bimbingan dan bantuan selama saya menempuh pendidikan di program
studi Farmasi Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
viii
5. Kak Pipit, Kak Eris, Kak Lisna, Kak Tiwi, Kak Liken yang telah memberi
bantuan kepada penulis pada saat penelitian di kampus.
6. Teruntuk kedua orang tua ku abi (Drs. H. M. Hasballah. S.M), umi (Dra.
Hj. RabiatulAdawiyah Z. Apt, M.Kes) yang telah melimpahkan segenap
tenaga baik batin maupun lahiriah dan mengucurkan doa yang tak pernah
berhenti serta cinta dan kasih sayangnya yang tak tergantikan.
7. Teruntuk kakak ku cutty (Hayatul Akmal S.Far), adik ku (Alfathu
Amarullah) dan Mak Idah serta seluruh keluarga besar yang telah banyak
membantu dalam hal material dan moril yang tak terhitung.
8. Rekan-rekan mahasiswa program studi Farmasi 2009Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta Qaffah silma azas, Warda nabiela, Dina Permata Wijaya, Nadya
Zahrayny, Hissi Fitriyah untuk semua dukungannya.
9. Teman seperjuangan Rahmatia, Iga Adrikni Addhuha, Heri Fajrin,
Syahriga Syahrul, atas semangat serta dukungan moril yang tak
terlupakan.
10. Serta teman-teman jurusan Farmasi angkatan 2009 kelas A dan B. Terima
kasih atas kebersamaan kita dari awal masuk sampai akhir ini, semoga
silaturahmi kita bisa tetap terus terjaga, karena kita adalah keluarga.
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIRUNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK
Nama : Chairunisa
NIM : 109102000018
Program studi : Farmasi
Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK)
Jenis Karya : Skripsi
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Yang menyatakan,
(Chairunisa)
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv
xi
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 30
3.1 Waktu dan Tempat ......................................................................... 31
3.2 Alat dan Bahan ............................................................................... 31
3.2.1 Alat ..................................................................................... 31
3.2.2 Bahan .................................................................................. 31
3.3 Tahapan Penelitian ........................................................................ 31
3.3.1 Pengumpulan Sampel ......................................................... 31
3.3.2 Analisa Sifat Fisika-Kimia Minyak. ................................... 32
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Organoleptis .................................................................................... 64
Lampiran 2 Perhitungan kadar air dan bahan menguap ...................................... 65
Lampiran 3 Perhitungan bilangan asam .............................................................. 66
Lampiran 4 Perhitungan bilangan peroksida ...................................................... 67
Lampiran 5 Perhitungan bilangan iod ................................................................. 68
Lampiran 6 Perhitungan cemaran logam kadmium ............................................ 69
Lampiran 7 Perhitungan cemaran logam timbal ................................................. 70
Lampiran 8 Kurva kalibrasi timbal ..................................................................... 71
Lampiran 9 Kurva kalibrasi kadmium ................................................................ 72
Lampiran 10 Kesimpulan hasil ............................................................................. 73
Lampiran 11 Pembuatan reagen kimia.................................................................. 74
Lampiran 12 Lembaran kuisioner ......................................................................... 75
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
tidak disadari sebagai permasalahan penting dan tidak ditindak lanjuti secara
tegas.
Saat proses penggorengan berlangsung,minyak goreng akan
teradsorbsi pada makanan masuk mengisi ruang-ruang kosong pada makanan
sehingga hasil penggorengan mengandung 5-40% minyak, dengan demikian
minyak goreng juga akan ikut terkonsumsi dan masuk kedalam tubuh. Hal ini
tidak menjadi masalah selama minyak yang digunakan untuk menggoreng
tidak rusak.Akan tetapi masyarakat kebanyakan tidak mengetahui hal tersebut
dan terus menggunakan minyak goreng itu hingga berkali kali, hingga menjadi
rusak (LPPOM, 2010). Penyebabnya sangat bervariasi diantaranya adalah
faktor ekonomi, rasa sayang, dan merasa rugi jika minyak goreng tersebut tidak
digunakan karena harus dibuang , dan diganti dengan yang baru (Yustinah,
2011).
Agama Islam mengajarkan umat Muslim untuk mengkonsumsi
makanan halal dan baik serta menyehatkan yang telah di jelaskan secara
tertulis didalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 168 yang berbunyi :
يآ اي ا الناس كل ْوا مما في ْاْ ْرض حلاً طيبًا ْ تتبع ْوا خطوات الش ْيطن انه لك ْم عد ٌ مب ْين
“Wahai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa
yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah
syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu”
(Q.S Al – Baqarah [ 02 ] : 168 )
Dari ayat Al-Qur’an diatas sangat jelas anjuran pemilihan makanan
yang halal serta baik untuk dikonsumsi, sehingga dapat menentukan
perkembangan rohani dan pertumbuhan jasmani kearah yang positif dan
diridhoi Allah S.W.T. Hendaknya makanan tersebut mempunyai cita rasa
yang baik, hiegienis, serta memiliki nilai kandungan gizi, dan tidak berubah
selama penyimpanan sehingga tidak berbahaya didalam tubuh.
Dari uraian diatas untuk itu penelitian ini akan mengambil fokus
“Pengujian Kualitas Minyak Goreng pada Pedagang Gorengan disekitar
Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Analisa ini berdasarkan sifat
fisiko-kimianya yang meliputi uji organoleptis, kadar air, bilangan asam,
bilangan peroksida, bilangan iod serta cemaran logam kadmium dan timbal,
HH HHHHHH HHHH
-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-C-
HH HHHHHH HHHH
HH HHH H H H H HH
-C-C=C-C=C-C=C-C=C-C=C-
HH H HHHHHHHHH
2. Warna
Zat warna yang termasuk golongan ini terdapat secara alamiah
didalam bahan yang mengandung minyak dan ikut terekstrak bersama minyak
pada proses ekstraksi. Zat warna tersebut antara lain terdiri dari α dan β
karoten, xanthofil, klorofil, dan anthosianin. Zat warna ini menyebabkan
minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau–hijauan, dan kemerah-
merahan.Pigmen berwara merah jingga atau kuning disebabkan oleh
karotenoid yang bersifat larut dalam minyak. Karotenoid merupakan
persenyawaan hidrokarbon tidak jenuh, dan jika minyak dihidrogenasi, maka
karoten tersebut juga ikut terhidrogenasi, sehingga intensitas warna kuning
berkurang (Ketaren, 1986).
3. Odor dan Flavor
Odor dan flavor pada minyak atau lemak selain terdapat secara alami,
juga terjadi karena pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek
sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Akan tetapi
pada umumnya odor dan flavor ini disebabkan oleh komponen bukan minyak.
Sebagai contoh, bau khas dari minyak kelapa sawit dikarenakan terdapatnya
beta ionone, sedangkan bau yang khas dari minyak kelapa ditimbulkan oleh
nonylmethylketon (Ketaren, 1986).
4. Kelarutan
Suatu zat dapat larut dalam pelarut jika mempunyai nilai polaritas
yang sama, yaitu zat polar larut dalam pelarut bersifat polar dan tidak larut
dalam pelarut non polar. Minyak dan lemak tidak larut dalam air, kecuali
minyak jarak (castor oil). Minyak dan lemak hanya sedikit larut dalam
alkohol, tetapi akan melarut sempurna dalam etil eter, karbon disulfida dan
pelarut–pelarut halogen. Asam–asam lemak yang berantai pendek dapat larut
dalam air, semakin panjang rantai asam–asam lemak maka kelarutannya
dalam air semakin berkurang (Ketaren, 1986).
karenakan ikatan antar molekul asam lemak tidak jenuh kurang kuat, sebab
rantai pada ikatan rangkap (cis) tidak lurus. Asam lemak jenuh mempunyai
titik lebur yang lebih tinggi dari pada asam lemak tidak jenuh. Adanya bentuk
trans pada asam lemak akan menyebabkan lemak mempunyai titik lebur yang
lebih tinggi dari pada adanya bentuk cis (Winarno, 1995).
7. Bobot Jenis
Bobot jenis dari minyak dan lemak ditentukan pada temperatur 25oC,
akan tetapi dalam hal ini dianggap penting juga untuk diukur pada temperatur
40oC atau 60oC untuk lemak yang titik cairnya tinggi. Pada penetapan bobot
jenis, temperatur dikontrol dengan hati-hati dalam kisaran temperatur yang
pendek (Ketaren, 1986).
8. Titik Didih, Titik Asap, Titik Nyala, dan Titik Api
Titik didih dari asam-asam lemak akan semakin meningkat dengan
bertambah panjangnya rantai karbon asam lemak tersebut (Ketaren, 1984).
Bila suatu lemak atau minyak dipanaskan. Pada suhu tertentu timbul asap
tipis kebiruan. Titik ini disebut titik asap (smoke point). Bila pemanasan
diteruskan akan tercapai flash point, yaitu minyak mulai terbakar (terlihat
nyala). Jika minyak sudah terbakar secara tetap disebut fire point. Suhu
terjadinya smoke point ini bervariasi dan dipengaruhi oleh jumlah asam lemak
bebas. Jika asam lemak bebas banyak, ketiga suhu tersebut akan turun.
Demikian juga bila berat molekul rendah, ketiga suhu itu lebih rendah. Ketiga
sifat ini penting dalam penentuan mutu lemak yang digunakan sebagai
minyak goreng (Winarno, 1995).
Minyak atau lemak jika dipanaskan dapat dilakukan penetapan titik
asap, titik nyala, dan titik api. Titik asap adalah temperatur pada saat minyak
atau lemak menghasilkan asap tipis yang kebiru-biruan pada saat pemanasan.
Titik nyala adalah temperatur pada saat campuran uap dari minyak dengan
udara mulai terbakar. Sedangkan titik api adalah temperatur pada saat
dihasilkan pembakaran yang terus-menerus, sampai habisnya contoh uji
(Ketaren, 1986).
9. Titik Kekeruhan
Titik keruh ditentukan dengan cara memanaskan minyak dan
ditambah pelarut sampai terlarut sempurna, kemudian didinginkan. Pada suhu
tertentu, campuran mulai terpisah dan akan terjadi kekeruhan. Suhu tersebut
dinamakan dengan titik keruh. Pelarut yang biasa digunakan adalah asam
asetat, glasial, metil alkohol, dan campuran alkohol 92% dengan amil alkohol
92%.Titik keruh ini tergantung dari adanya asam lemak bebas (Winarno,
1995).
2.1.3 Sifat Kimia Minyak dan Lemak
Pada umunya asam lemak jenuh dari minyak (mempunyai rantai lurus
mono karboksilat dengan jumlah atom karbon yang genap). Reaksi yang
penting pada minyak dan lemak adalah reaksi hidrolisa, oksidasi, dan
hidrogenasi (Ketaren, 1986).
A. Hidrolisa
Dalam reaksi hidrolisa, minyak atau lemak akan dirubah menjadi
asam-asam lemak bebas dan gliserol. Reaksi hidrolisa yang dapat
mengakibatkan kerusakan minyak atau lemak terjadi karena terdapatnya
sejumlah air dalam minyak atau lemak tersebut. Reaksi ini akan
mengakibatkan ketengikan hidrolisa yang menghasilkan flavor dan bau tengik
pada minyak tersebut (Ketaren, 1986).
- Perambatan ( propagation)
R + O2 RO2
RO2 + RH R + ROOH
- Penghentian ( Termination)
R+R
R + OR hasil akhir yang tidak stabil
R + RO2 ( non radical)
C. Hidrogenasi
Proses hidrogenasi merupakan suatu proses industri yang bertujuan
untuk menjenuhkan ikatan rangkap dari rantai karbon asam lemak pada
minyak atau lemak. Reaksi hidrogenasi ini dilakukan dengan menggunakan
hidrogen murni dan ditambahkan serbuk nikel sebagai katalisator. Setelah
proses hidrogenasi selesai, minyak didinginkan dan katalisator di pisahkan
dengan cara penyaringan. Hasilnya adalah minyak yang bersifat plastis atau
kertas tergantung pada derajat kejenuhan (Ketaren, 1986).
Proses hidrogenasi dapat dilakukan untuk meningkatkan titik jenuh
asam lemak tidak jenuh melalui penambahan hidrogen, yang digunakan
secara komersial dalam mengubah minyak cair nabati menjadi lemak padat
yang diperlukan dalam rumah tangga, seperti margarin dan shortening yang
padat pada suhu kamar (Almatseir, 2009).
D. Esterifikasi
Proses esterifikasi bertujuan untuk mengubah asam-asam lemak dari
trigliserida dalam bentuk ester. Reaksi esterifikasi dapat dilakukan melalui
reaksi kimia yang di sebut inter-esterifikasi atau pertukaran ester yang
didasarkan pada prinsip trans-esterifikasi friedel-craft.Dengan menggunakan
prinsip reaksi ini, hidrokarbon rantai pendek dalam asam lemak seperti
butirat, dan asam kaproat yang menyebabkan bau tidak enak dapat ditukar
dengan rantai panjang yang tidak menguap (Ketaren, 1986).
2.1.4 Minyak Goreng
Minyak goreng merupakan minyak yang telah mengalami proses
pemurnian yang meliputi degumming, netralisasi, pemucatan dan deodorisasi
(Sugiati, 2007). Sedangkan menurut SNI (2013) minyak goreng adalah bahan
pangan dengan komposisi utama trigliserida yang berasal dari bahan nabati,
dengan atau tanpa perubahan kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan
dan telah melalui proses rafinasi atau pemurnian yang digunakan untuk
menggoreng. Minyak goreng berfungsi sebagai pengantar panas, penambah
rasa gurih dan penambah nilai kalori bahan pangan (Ketaren, 1986; Winarno,
1995).
digoreng. Permukaan lapisan luar (outer zone surface) akan berwarna coklat
keemasa akibat penggorengan. Timbulnya warna pada permukaan bahan
disebabkan oleh reaksi browning atau reaksi maillard. Tingkat intensitas
warna tergantung dari lama dan suhu menggoreng dan juga komposisi kimia
pada permukaan luar dari bahan pangan; sedangkan jenis lemak yang
digunakan berpengaruh sangat kecil terhadap warna permukaan bahan
pangan.
2.1.5 Nilai Gizi Minyak
Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang
menghasilkan 9 kilo kalori untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali besar energi yang
dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama. Sebagai
simpanan lemak, lemak merupakan cadangan energi tubuh paling besar.
Simpanan ini berasal dari konsumsi berlebihan salah satu atau kombinasi zat-
zat energi: karbohidrat, lemak, protein. Lemak tubuh pada umumnya
disimpan sebagai berikut: 50% dijaringan bawah kulit (subkutan), 45%
disekeliling organ dalam rongga perut, dan 5% dijaringan intramuskular.
Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan
panas tubuh secara cepat, dan demikian lemak berfungsi juga dalam
memelihara suhu tubuh. Lapisan lemak yang menyelubungi organ organ
tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ
tersebut tetap ditempatnya dan melindunginya terhadap beturan dan bahaya
lain (Almatsier, 2009).
Minyak dan lemak berperan sangat penting dalam gizi kita terutama
karena merupakan sumber energi, cita rasa, serta sember vitamin A, D, E, dan
K. Manusia dapat digolongkan makhluk omnivora, artinya makanannya
terdiri dari bahan hewani maupun nabati, karena itu dapat menerima minyak
dan lemak dari berbagai sumber baik ternak maupun tanaman (Winarno,
1995).
atom hidrogen yang terikat pada suatu atom karbon yang letaknya disebelah
atom karbon lain yang mempunyai ikatan rangkap dapat disingkirkan oleh
suatu kuantum energi sehingga membentuk radikal bebas (Winarno, 1995).
Kemudian radikal ini dengan O2 membentuk peroksida aktif yang
dapat membentuk hiperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah
pecah menjadi senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi
energi tinggi, energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa
dengan rantai karbon C lebih pendek ini adalah asam-asam lemak, aldehida-
aldehida, dan keton yang besifat volatil dan menimbulkan bau tengik pada
lemak, perubahan-perubahan selama oksidasi ini dapat diikuti denga
spektrofotometer ultraviolet dengan absorpsi pada 232 nm (Winarno, 1995).
2.2.7 Pengaruh Minyak dan Lemak Terhadap Kesehatan
Salah satu komponen utama makanan yang memberikan dampak
positif dan negatif terhadap kesehatan adalah lemak yang mempunyai
multifungsi, yaitu sebagai penyumbang energi terbanyak (30% atau lebih
energi total yang diperlukan tubuh) serta merupakan sumber asam lemak
esensial linoleat dan linolenat. Selain sebagai pelarut vitamin A, D, E, dan K,
lemak memberikan cita rasa aroma spesifik pada makanan yang tidak dapat
digantikan oleh komponen makanan lainnya, sedangkan dampak negatif
konsumsi yang berkaitan dengan aterogenik dapat terjadi bila konsumsi
lemak lebih dari 30% dari kebutuhan energi total (Anonim, 2010).
Lemak merupakan salah satu komponen dalam bahan pangan. Setiap
orang membutuhkan energi kurang lebih 3.300 kalori perhari, yang berasal
dari hasil metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Secara tidak langsung,
lemak dapat juga membantu pembangunan organ-organ tubuh terutama pada
anak yang sedang berada dalam fase pertumbuhan. Kekurangan lemak dalam
makanan, dapat memperlambat pertumbuhan (Ketaren, 1986).
Penggunaan minyak goreng secara kontinyu dan berulang-ulang pada
suhu tinggi (160-180oC) disertai adanya kontak dengan udara dan air pada
proses penggorengan akan mengakibatkan terjadinya reaksi degradasi yang
komplek dalam minyak dan menghasilkan berbagai senyawa hasil reaksi.
Minyak goreng juga mengalami perubahan warna dari kuning menjadi warna
gelap. Rekasi degradasi ini meurunkan kualitas minyak dan akhirnya minyak
tidak dapat dipakai lagi dan harus dibuang. Produk reaksi degradasi yang
terdapat dalam minyak ini juga akan menurunkan kualitas bahan pangan yang
digoreng dan menimbulkan pengaruh buruk bagi kesehatan (Yustinah, 2011).
Pengaruh minyak dan lemak terhadap kesehatan dapat menyebakan
penyakit seperti jantung koroner. Penyakit jantung koroner dianggap salah
satu penyebab kematian yang menakutkan. Terdapat sejumlah faktor risiko
yang diidentifikasi menyebabkan penyakit jantung koroner, seperti
meningkatnya kadar lipida umumnya kolesterol darah, hipertensi, perokok
berat, dan aktivitas fisik. Beberapa ahli berpendapat bahwa aktifitas fisik
merupakan faktor penting dibandingkan jumlah dan jenis lemak pada makanan
untuk mengatur kadar kolesterol dalam darah. Lembaga Kesehatan Nasional
di Amerika Serikat 1977 melakukan riset yang menunjukkan hasil bahwa
pembatasan rata-rata tingkat konsumsi kolesterol sehari, pengurangan
konsumsi lemak jenuh, dan peningkatan konsumsi lemak tidak jenuh
berpengaruh nyata terhadap kadar lipida. Demikian juga kadar lipida darah
yang tinggi banyak dijumpai pada orang yang berpendidikan dan status sosial
ekonomi (Anonim, 2010). Selain itu pengaruh minyak dan lemak terhadap
kesehatan juga dapat memicu peningkatan kadar kolesterol dalam darah.
Kadar kolesterol dalam darah manusia beragam dan mengalami peningkatan
dengan bertambahnya umur. Penambahan kolesterol darah berbeda menurut
jenis kelamin. Pada wanita dimulai umur dua puluhan, sementara pada pria
dapat lebih awal. Faktor makanan yang berpengaruh terhadap kolesterol darah
adalah LDL, lemak total, lemak jenuh, dan energi total. Pada kolesterol darah
yang mengikat berpengaruh tidak baik untuk jantung dan pembuluh darah
(Almatseir, 2009).
Nilai gizi dan palatability lemak yang teroksidasi, lebih rendah
dibandingkan dengan lemak segar, sehingga dapat mengganggu kesehatan dan
pencernaan atau gangguan-gangguan lainnya (Ketaren, 1986).
=
Keterangan:
A = Jumlah ml KOH untuk dititrasi
N = Normalitas larutan KOH
G = Berat sample ( gram )
56,1= Bobot molekul KOH
2.2.4 Bilangan Peroksida
Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat
kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat
oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida
ini dapat ditentukan dengan metoda iodometri (Ketaren 1986). Bilangan
peroksida ditentukan berdasarkan jumlah iodin yang dibebaskan setelah
lemak atau minyak ditambahkan KI. Lemak direaksikan dengan KI dalam
pelarut asam asetat dan kloroform (2:1) kemudian iodin yang berbentuk
ditentukan dengan titrasi memakai natrrium thiosulfat (Winarno, 1995; SNI,
2013).
Bilangan peroksida akan memecah ikatan karbonil dan aldehid pada
saat menggoreng dikarenakan suhu yang tinggi, udara, dan cahaya (Serjouie
et al., 2010), ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida tidak jenuh
dan oksigen dari udara. Molekul oksigen bergabung pada ikatan ganda
molekul trigliserida (Gaman et al., 1994).
Keterangan:
a = Jumlah ml larutan Na2S2O3 untuk titrasi contoh
b = Jumlah ml larutan Na2S2O3 untuk titrasi blangko
N= Normalitas larutan Na2S2O3
8= ½ dari bobot atom oksigen
G= Berat sampel minyak ( gram )
2.2.5 Kadar Air
Pengujian kadar air menggunakan metode oven terbuka yaitu:
Sampel diaduk dengan baik sebelum dilakukan pengujian dikarenakan air
cenderung untuk mengendap, dengan pengadukan maka penyebaran air
didalam sampel akan merata. Selanjutnya sampel ditimbang seberat 5 gram
didalam cawan penguap, lalu dimasukkan ke dalam oven dan dikeringkan
pada suhu 130oC ±1oC selama 30 menit. Sampel diangkat dari oven
kemudian dinginkan di dalam desikator sampai suhu kamar, kemudian di
timbang. Pekerjaan ini di ulang sampai kehilangan bobot tetap (Ketaren,
1986).
Kadar air dan zat yang menguap (%)
=
2.2.6 Bilangan Iod (Ketaren, 1986)
Bilangan Iod ditetapkan dengan melarutkan sejumalah contoh minyak
atau lemak (0,1 sampai 0,5 gram) dalam kloroform atau karbon tetraklorida
kemudian ditambahkan halogen secara berlebihan. Setelah didiamkan pada
tempat yang gelap dengan periode waktu yang dikontrol, kelebihan iod yang
tidak bereaksi diukur dengan jalan menitrasi larutan campuran tadi dengan
natrium tiosulfat (Na2S2O3). Reaksi dari iod yang berlebihan tersebut adalah
sebagai berikut :
2 Na2S2O3 + I2 2 NaI + Na2S4O6
=
Keterangan :
B = jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi blanko
S = jumlah ml Na2S2O3 untuk titrasi contoh
N = normalitas larutan Na2S2O3
G = bobot sampel (gram)
12,69 =
(seperti sakit kepala, bingung, atau pikiran kacau, sering pingsan dan koma),
serta mengakibatkan gangguan fungsi ginjal dan gagal ginjal yang akut dan
dapat berkembang dengan cepat (Widowati et al., 2008).
Katalis logam Pb turut membantu peroksida dalam menyerang
molekul asam lemak jenuh atau tidak jenuh yang utuh dikarenakan asam
lemak jenuh yang murni mulai beraksi dengan oksigen dengan adanya katalis
pada suhu 75oC, dan dibawah suhu 70oC.
O CH CH-O
Linoleat – Pb + O2 Pb + Pb +
O CH CH-O
Tabel 2.2 AOAC Official Method 993.20 Iodine Value Of Fats And Oil
Survai Wilayah Pedagang Gorengan di Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Proses Penggorengan Minyak goreng uji Pengumpulan Minyak goreng uji Pada
1 Kali Pakai Selama 1 Jam, 2 Kali Pakai Pedangang Gorengan di Sekitar Kampus
2 Jam dengan Menggunakan Metode UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Deep Frying pada Suhu 163oC-196oC.
Hasil Analisa
Kesimpulan
b. Pengisian Kuisioner
Pengisian kuisioner dilakukan dengan metode wawancara ke
pedagang gorengan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Data tentang informasi kuisioner meliputi: penggunaan minyak, jenis
minyak goreng uji (curah/kemasan), sumber yang di dapat, jumlah perhari
minyak goreng uji yang di gunakan, jumlah dan waktu menggoreng, lama
waktu yang digunakan dalam 1 periode penggorengan, jenis-jenis
makanan yang digoreng, dan perawatan minyak goreng uji sisa, serta
penyimpanannya.
c. Pengumpulan Sampel
Sampel uji terdiri dari minyak goreng tanpa pemakaian sebagai
kontrol, minyak goreng sekali pakai, minyak goreng dua kali pakai, serta 5
minyak goreng uji yang paling dominan digunakan oleh pedagang
gorengan. Minyak goreng uji 1 kali pakai dilakukan secara deep frying
dengan menggoreng bahan makanan merendam ke dalam minyak goreng
uji pada suhu 163oC-196oC selama 1 jam tanpa jeda, sedangkan minyak
goreng uji 2 kali pakai dilakukan dengan menggoreng bahan selama 2 jam
tanpa jeda.
4. Minyak Goreng 1
Fortune
5. Minyak Goreng Bimoli 3
6. Minyak 1
Curah/Kemasan
(Campuran)
7. Minyak Goreng 1
Tropical
Total 20
Analisa uji organoleptik meliputi dua tahapan analisa, yaitu warna dan
bau minyak goreng. Warna minyak goreng dapat diketahui dengan
membandingkan warna contoh dengan warna blanko (SNI, 2013). Dari hasil
analisa menunjukkan bahwa: 3 sample pedagang gorengan menunjukkan
intensitas warna minyak goreng sisa yang berubah menjadi kuning tua, akan
tetapi pada sampel uji minyak goreng onde-onde warna berubah menjadi
hijau tua, sedangkan minyak goreng 1 kali pakai, 2 kali pakai, serta sample
pedagang gorengan cireng masih dalam keadaan normal, ini disebabkan
jumlah bahan yang digoreng lebih sedikit dan tekstur permukaan bahan
pedagang gorengan yang digoreng berwarna putih. Perubahan warna minyak
goreng terjadi pada proses penggorengan dan penyimpanan, yang disebabkan
oleh suhu yang terlalu tinggi, dalam keadaan panas minyak goreng akan
mengekstraksi zat warna yang terdapat dalam bahan yang digoreng (Ketaren,
1986). Selain itu, minyak yang teroksidakasi akan memberikan perubahan
warna pada minyak goreng yang terlihat secara visual,ini disebabkan
terdapatnya senyawa-senyawa volatil yang akan menguap selama proses
penggorengan berlangsung, sehingga menyebabkan intensitas warna pada
minyak goreng menjadi gelap (Serjouie et al., 2010). Ini dapat dilihat pada
lampiran 1.
Hasil analisa bau pada minyak yang digunakan 1x pakai, 2x pakai, serta
5 sampel uji dari pedagang gorengan menunjukkan bau yang berbeda dengan
bau yang terdapat pada blanko, ini dikarenakan minyak gorengyang telah
digunakan secara berulang telah teroksidasi (Buckleet al.,1985). Bau yang
tidak sedap tersebut disebabkan oleh pembentukan senyawa-senyawa hasil
pemecahan hidroperoksida. Menurut teori yang sampai kini masih digunakan,
sebuah atom hidrogen yang terikat pada suatu atom karbon yang letaknya
disebelah atom karbon lain yang mempunyai ikatan rangkap dapat
disingkirkan oleh suatu kuantum energi sehingga membentuk radikal bebas.
Radikal ini dengan O2 membentuk peroksida aktif yang dapat membentuk
hidroperoksida yang bersifat sangat tidak stabil dan mudah pecah menjadi
senyawa dengan rantai karbon yang lebih pendek oleh radiasi energi tinggi,
energi panas, katalis logam, atau enzim. Senyawa-senyawa dengan rantai C
lebih pendek ini adalah asam-asam volatil dan menimbulkan bau tengik pada
lemak (Winarno, 1995).
CH2-OOC-R1 H-C=OH
Gliserol Akrolein
O O
OH OK
Kalium
Hidroksida Garam Asam Lemak Air
Trigliserida (Sabun)
(Basa)
Energi
Trigliserida + H2O Digliserida + Monogliserida + Asam lemak bebas
Panas
27,48
25,87
Panas + Sinar H
H H
Asam Lemak Radikal bebas Hidrogen yang
Tidak Jenuh HH HH H labil + O2
H HH H R1-C-C=C-C-R2
R1-C-C=C-C-R2 O-O
H H Peroksida Aktif
Asam Lemak HHHH
H HHH
Tidak Jenuh
R1-C-C=C-C-R2
R1-C-C=C-C-R2
+ H
O-OH
Hidroperoksida Radikal Bebas
Pada proses ini bilangan peroksida akan memecah ikatan karbonil dan
aldehid pada saat menggoreng dikarenakan suhu yang tinggi, udara, dan
cahaya (Serjouie et al., 2010), ini terjadi sebagai hasil reaksi antara trigliserida
tidak jenuh dengan oksigen dari udara. Molekul oksigen bergabung pada
ikatan ganda molekul trigliserida (Gaman et al., 1994). Pada umumnya
senyawa peroksida mengalami dekomposisi oleh panas, peroksida akan
membentuk persenyawaan lipoperoksida secara non enzimatis didalam otot
usus dan mitokondria. Lipoperoksida dalam aliran darah mengakibatkan
denaturasi lipoprotein yang mempunyai kerapatan rendah. Lipoprotein dalam
keadaan normal mempunyai fungsi aktif sebagai alat transportasi trigliserida,
dan jika lipoprotein mengalami denaturasi, akan mengakibatkan dekomposisi
15,16 15,81
14,27
10,94
Logam berat adalah unsur logam dengan berat molekul tinggi, berat
jenisnya lebih dari 5g/cm3. Pencemaran logam berat yang tidak terkendali,
memberi peluang terakumulasinya logam tersebut dalam lingkungan serta
tubuh (Widowati, 2011). Logam berat umumnya bersifat racun terhadap
makhluk hidup walaupun beberapa diantaranya diperlukan dalam jumlah
kecil. Melalui berbagai perantara, seperti udara, makanan, maupun air yang
terkontaminasi oleh logam berat, logam tersebut dapat terdistribusi ke bagian
tubuh manusia dan sebagian akan terakumulasi. Jika keadaan ini berlangsung
terus menerus, dalam jangka waktu lama dapat mencapai jumlah yang
membahayakan bagi kesehatan manusia (Supriyanto et al., 2007).
5.1 Kesimpulan
1. Hasil analisa dari ke lima minyak goreng uji membuktikan bahwa
kualitas minyak goreng tidak memenuhi syarat pengujian kualitas
minyak goreng menurut SNI 01-3741-2013.
2. Hasil analisa cemaran logam kadmium dan timbal tidak melebihi
dari syarat pengujian kualitas minyak goreng menurut SNI 01-3741-
2013 untuk ke lima minyak goreng uji.
3. Kadar air, bilangan asam, bilangan peroksida, dan cemaran logam
kadmium semakin meningkat pada satu jam sampai dua jam
pemakaian minyak goreng.
4. Bilangan iod semakin menurun pada satu jam dua jam pemakaian
minyak goreng.
5.2 Saran.
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan, pengaruh kerusakan minyak
goreng terhadap kadar lipid darah pada manusia.
Almatsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Hal
50-74.
Amang, B. dkk. 1996. Ekonomi Minyak Goreng di Indonesia. IPB Press. Hal 327-333.
Aminah, S 2010. Bilangan Peroksida Minyak Goreng Curah dan Sifat Organoleptik tempe
Pada Pengulangan Penggorengan. Jurnal Pangan dan Gizi Vol.01. Hal 7-13
Aminah, S dan Isworo J.T. 2010. Praktek Penggorengan dan Mutu Minyak Goreng Sisa
978.979.704.883.9
Anonim. 2010. Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Rajawali Press. Jakarta. Hal 42-62.
AOAC Internasional. 2005. AOAC Official Method993.20 Iodine Value Of Fats And Oils.
Ayu, D. F. dan Hamzah. F. H. 2010. Evaluasi Sifat Fisiko – Kimia Minyak Goreng Yang
Buckle, K.A, et al. 1985. Ilmu Pangan. UI Press. Jakarta. Hal 333.
Dauqan, E. et al. 2011. Effect Of Different Vegetable Oil (Red Palm Olein, Palm Olein,
Corn Oil, And Coconut Oil) On Lipid Profile In Rat. Food And Nutrition Sciences.
Hal. 253-258.
David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi Buku Ajar Untuk Mahasiswa Farmasi Dan
Fisikokima Dan Kandungan Asam Palmitat Pada Minyak Goreng. Jurnal Ilmu
Fessenden dan Fessenden, 1982. Kimia Organik Jilid II. Erlangga. Jakarta. Hal 407-409,
450.
Gaman, P.M. et al. 1994. Ilmu Pangan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Hal
75.
Gandjar, G.H. dan Rohman, A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Ham. M. 2009. Membuat Reagen Kimia. Bumi Aksara. Jakarta. Hal 147.
Harahap. R. 2008. Analisa Komposisi Asam Lemak Dan Sifat Fisiko Kimia Pada Lemak
Kamel dan El Sheikh. 2012. Quality Evaluation Of Some Commercially Fried Fast Food.
Food Science Anda Quality Management. Egypt. ISSN 2225-0557. Hal 28.
Ketaren, S. 1986. Pengantar Teknologi Minyak Dari Lemak Pangan. UI press. Jakarta
Khopkar. S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. UI Press. Jakarta. Hal. 49-57; 275-
285.
Kusnandar. F. 2010. Kimia Pangan Komponen Makro. Dian Rakyat. Jakarta. Hal 168, 176-
187.
Maria, S. 2009. Penentuan Kadar Logam Besi (Fe) Dalam Tepung Gandum Dengan Cara
Muallifah, Siti. 2009. Penentuan Angka Asam Thiobarbiturat Dan Angka Peroksida Pada
Minyak Goreng Bekas Hasil Pemurnian Dengan Karbon Aktif Dari Biji Kelor
(Moringga Oleifera, LAMK). [Skripsi] UIN Malik Ibrahim Malang. Hal 74.
Muchtadi, D, 1989. Evaluasi Nilai Gizi Pangan. Institut Pertanian Bogor. Bogor,
Vegetable Oil And Used Cooking Oil. Asian Journal On Energy And Environment.
P. 221-229
Nugraha, W.S. 2004. Kendali Adsorben Karbon Aktif dan Magnesium Silikat dalam
Pengggorengan. Agroteknologi Vo. 15, No. 2. Udayana. ISSN 0853-6414. Hal 49-
52
Raharjo, Sri. 2006. Kerusakan Oksidatf Pada Makanan. Gadjah Mada University Press.
Saniyyah. Nubzah. 2010. Penyerapan Cd, Cr, Cu, Dan Pb Dalam Air Limbah
Sartika. R. A. D. 2009. Pengaruh Suhu Dan Lama Proses Menggoreng (Deep Frying)
Terhadap Pembentukan Asam Lemak Trans. Makara SAINS Vol. 13. No.1. Depok.
Hal 23-28
Oils During Deep Fat Frying. American Journal Of Food Technology. Malaysia.
SNI. 2009. Batas Maksimum Cemaran Logam Berat Dalam Pangan. BSN (Badan
Supriyanto, E, dkk. 207. Analisis Cemaran Logam Berat Pb, Cu, Dan Cd Pada Ikan Air
Tawar Dengan Spektrometri Nyala Serapan Atom (SSA). Seminar Nasional III
Sunisa, dkk. 2011. Quality Changes Of Chicken Frying Oil As Affected Of Frying
Talpur. M. Y dkk. 2009. Effects Of Frying On Soy Bean, Sun Flower, And Canola Oils.
59.
Widayat. 2007. Studi Pengurangan Bilangan Asam, Bilangan Peroksida, dan Absorbansi
dalam Proses Pemurnian Minyak Goreng Bekas dengan Zeolit Alam Aktif. Jurnal
Widowati, H . 2011. Pengaruh Logam Cd, Pb, Terhadap Perubahan Warna Batang Dan
Winarno. F. G. 1995. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Winarno. F. 1999. Minyak Goreng Dalam Menu Masyarakat. Balai Pustaka. Jakarta.
Yustinah, Hartini. 2011. Adsorbsi Minyak goreng Bekas Menggunakan Arang Aktif dari
= 0,146%
= 0,154%
= 0,202%
= 0,218%
= 0,190%
5. Pedagang onde-onde =
= 1,4361 mgKOH/g
Volu
No Nama Sample me Rata- Hasil Syarat SNI 2013
Na2S2 rata MekO2/Kg
O3
(mL)
I II III
0 Standarisasi Na2S2O3 8,6 8,8 8,8 8,73
1 Sample Blanko Sania 0,5 0,5 0,5 0,5
= 25,87 mekO2/Kg
4. Pedagang Onde-Onde =
= 27,48 mekO2/Kg
5. Pedagang Aneka Gorengan =
Simpang kampsu II = 18,32 mekO2/Kg
I II III
0 Standarisasi Na2S2O3 9,7 9 9,4 9,36
4. Pedagang Onde-onde
= 7,501 gI2/100g
5. Pedagang aneka gorengan =
Sp. Kampus II
Simpang Kampus II = 15,16 gI2/100g
4. Jamur Goreng = 50 mL
=0,32 µg/ml = 0,0003mg/kg
5. Onde-onde = 50 mL
=0,11 µg/ml = 0,0001 mg/kg
6. Cireng = 50 mL
=0,54 µg/g = 0,0005 mg/kg
4. Jamur Goreng = 50 mL
=1,105 µg/ml = 0,0011mg/kg
5. Onde-onde = 50 mL
=0,41µg/ml = 0,0004mg/kg
6. Cireng = 50 mL
=1,965 µg/ml = 0,0019mg/kg
4 Aneka gorengan Tidak Tidak 0,9705 18,32 14,27 0,194 0,0005 0,0005
samping kampus II Normal Normal
5 Aneka gorengan Tidak Tidak 0,9573 18,32 15,16 0,198 0,0005 0,0012
Simpang Kampus II Normal Normal
-------------------------------------------------------------------------------------------
7. (JIKA JAWABAN D pada soal nomor 5 ) Apakah bapak / ibu pernah membuang minyak goreng
yang dipakai dengan minyak goreng yang baru ?
a. Ya
b. Tidak
8. (JIKA JAWABAN YA ) Berapa lama bapak / ibu mengganti minyak goreng yang telah dipakai
dengan yang baru ?
9. Menurut bapak / ibu apakah penggunaan minyak goreng sebaiknya diganti secara berkala ?
a. Ya
b. Tidak
10. (JIKA YA ) Berapa kali penggantian minyak goreng yang sebaiknya dilakukan dalam sehari ?
--------------------------------------------------------------------------------------
11. Menurut bapak / ibu minyak goreng yang tidak diganti secara berkala apakah berbahaya bagi
kesehatan ?
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
---------------------------------------------------------------------------------------