Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU

KUNJUNGAN KE BLK BANDAR LAMPUNG


BIDANG PATOLOGI KLINIK

Nama : ANA SRIWAHYUNI


Npm : 1613453028
Kelas/Kelompok : Regular 1 / 2
Hari, Tanggal : Sabtu, 20 Oktober 2018
Materi :- Interpretasi kontrol chart/ kurva LJ
- Jenis Kesalahan
Tujuan : Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari pemantapan mutu
Laboratorium Imunoserologi dengan baik dan benar
Dasar Teori :
Control chart merupakan suatu teknik yang dikenal sebagai metode grafik yang
digunakan untuk mengevaluasi apakah suatu proses berada dalam pengendalian kualitas secara
statistik atau tidak sehingga dapat memecahkan masalah dan menghasilkan perbaikan kualitas.
Tujuan pembuatan control chart adalah untuk menentukan data sepanjang waktu berada pada
pengendalian statistika. Karena itu, data hasil pengujian independen berikutnya yang memiliki
matriks yangsama diharapkan secara acak atau random , berada dekat rerata hasil pengujian.
Sehubungan dengan hal tersebut, rerata data hasil pengujian merupakan garis pusat dan disebut
juga nilai target.

A. Kurva Levey Jenings


Garis utama dari grafik ditempatkan pada nilai aksis berhubungan dengan rata-rata 1 SD dan
2SD dari rata-rata. Kemungkinan diperolehnilai kontrol yang berada pada 1SD dari rata-rata
adalah 68,3%. Kemungkinan hasil test bahan kontrol pada daerah 2SD dari rata-rata adalah
95,5%. Hal tersebut berarti menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan bahan kontrol akan berada
diantara 1SD dari rata-rata adalah sebanyak 68,3% dan hasil pada daeah 2SD adalah sebanyak
95,5%. Hal tersbut berarti pula bahwa hanya sekitar 31,7% hasil pemeriksaan kontrol yang akan
diluar nilai 1SD dari rata-rata, serta hanya 4,5% hasil test akan diluar daerah 2SD.
Dengan demikian grafik levey Jennings menggunakan nilai 2SD dari nilai rata-rata
sebagai batas peringatan pemantapan mutu, dimana 95,5% hasil pemeriksaan harus berada
pada daerah batas ini, dan hanya 4,5% yang diperkenankan diluar daerah batas ini. Dengan kata
lain nilai yang diperbolehkan diluar 2sd dari 2o tes hanya 1 nilai saja. Jika terdapat nilai yang
terletak diluar batas 3SD dari nilai rata-rata, maka pemeriksaan tersebut tidak terkontrol.
Karena ini dikatakan terkontrol bila berada dalam batas 3SD.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan grafik levey jennings
adalah bila salah satu hasil berada di luar batas kontrol 2SD, bila terdapat kecenderungan
peningkatan atau penurunan, bila terdapat beberapa hasil berada di satu sis dari nilai rata-rata
bila 2 atau lebih dari 20 nilai diluar garis 2SD dan bila ada hasil diluar 3SD.

Penilaian Akurasi (bias/d%) serta Presisi (CV%) belum cukup untuk menggambarkan
kualitas hasil pemeriksaan. Sangat penting untuk menilai distribusi data kontrol. Dengan
demikian kita dapat mendeteksi antara lain :

a. Data yang keluar batas kontrol (kesalahan acak)


b. Pola kecenderungan (trend dan bias) (kesalahan sistematik)
Secara umum sistem ini menggunakan nilai rata-rata (mean) dan standar deviasi
(SD)dari seri pemeriksaan bahan kontrol yang diperoleh selama periode tertentu.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menginterpretasikan grafik Levey-Jennings


adalah:

▪ Bila salah satu hasil berada di luar batas kontrol 2SD


▪ Bila terdapat kecenderungan peningkatan atau penurunan
▪ Bila terdapat beberapa hasil berada di satu sisi dari nilai rata-rata
▪ Bila 2 atau lebih hasil dari 20 nilai di luar garis 2SD
▪ Bila ada hasil di luar 3SD.

B. Special Cause

Setiap kejadian yang memiliki pola berulang, tidak hanya dapat berupa variasi yang acak, dapat
digolongkan menjadi special cause. Para ahli statistika telah menciptakan beberapa tanda untuk
mendeteksi special cause. Yng paling sering digunakan adalah tanda berikut :
- Outlier
Adalah poin data yang berada diatas UCL dan dibawah LCL. Karena bahan kontrol dikalkulasi
berdasarkan teori probablitas.

- Shift
Kemungkinan proses yang stabil akan menghasilkan 9 poin berturut-turut pada sisi yang sama
itu sama saja dengan mendapatkan ‘kepala” sebanyak 9 kali berturut-turut.

- Trend
Didefinisikan sebagai enam poin yang berturut-turut, masing masing lebih tinggi dari pon
sebelumnya. Trend mengindikasikan special cause dengan efek gradial
- Cycle
Pola-pola yang disebut cycle ditandai dengan 14 poin berturut-turut , masing masing yang
begantian naik turun. Pola ini menandakan adanya perubahan siklikal yang retetif dalam proses
dan tentunya membutuhkan investigasi.
Sinyal-sinyal tersebut berlaku pada semua common cause pada control chart. jika tidak
ada special cause yang ditemukan, kita bisa mengumpulkan proses masih beradadalam kendali.
Berarti proses masih stabil dan tidak berubah.

C. Pembacaan Kontrol Chart (Aturan Westgard/ Westgard Multirule System)

Penafsiran grafik Levey-Jennings yang lebih detail dikembangkan oleh Westgard yang
dikenal dengan Westgard Multirule System. Westgard menyajikan suatu seri aturan untuk
membantu evaluasi pemeriksaan grafik kontrol. Seri aturan tersebut dapat digunakan pada
penggunaan suatu level kontrol, dua level maupun tiga level. Beberapa banyak level yang akan
kita pakai sangat tergantung kondisi laboratorium kita, namun perlu kita pikirkan mengenai
keuntungan dan kerugian masing-masing. Evaluasi hasil dari dari dua level kontrol secara
simultan akan memberikan terdeteksinya shift lebih awal dibandingkan jika kita hanya
menggunakan satu level.
Berikut ini aturan yang umumnya dipilih ketika laboratorium menggunakan satu atau dua
level kontrol yang masing-masing diperiksa satu atau dua kali setiap pemeriksaan.

Aturan “Westgard Multirule System” meliputi:

1) Aturan 12s
Aturan ini merupakan aturan peringatan. Aturan ini menyatakan bahwa ada satu nilai kontrol
berada diluar batas 2SD, tetapi masih di dalam batas 3SD, kita mulai waspada. Ini merupakan
peringatan akan adanya masalah pada instrumen atau malfungsi metode. Apabila kita
menggunakan dua level kontrol yang berbeda, kita harus melihat apakah kontrol level yang
lain juga berada diluar batas 2SD. Apabila kontrol level yang lain berada diluar 2SD yang sama
(sama-sama +2SD atau -2SD), maka kita harus menyelesaikan masalah tersebut sebelum
menggunakannya untuk pelayanan pasien. Apabila kontrol level yang lain berada didalam batas
2SD, maka kita dapat menggunakan instrumen untuk pelayanan pasien.

2) Aturan 13s
Aturan ini mendeteksi kesalahan acak. Satu saja nilai kontrol berada diluar batas 3SD,
instrumen dievaluasi bila adanya kesalahan acak. Instrumen tidak boleh digunakan untuk
pelayanan hingga masalah yang mendasari teratasi. Nilai yang berada diluar batas

3SD dalam distributor normal Gaussian hanya sebesar 0,3%. Apabila nilai ini sampai
ditemukan kemungkinan besar ada kesalahan pengukuran. Aturan ini dapat diberlakukan untuk
menolak run. Walaupun hanya memakai satu level kontrol saja.

3) Aturan 22s

Aturan ini mendeteksi kesalahan sistematik, kontrol dinyatakan keluar apabila dua
nilai kontrol pada satu level berturut-turut diluar batas 2SD. Kontrol juga dinyatakan
keluar apabila nilai kontrol pada dua level yang berbeda berada diluar batas 2SD yang
sama (sama-sama diluar +2SD atau -2SD). Bila hal ini terjadi berturut-turut pada bahan
kontrol dengan level yang sama, kemungkinan permasalahan ada pada bahan kontrol
yang digunakan.
4) Aturan 41s
Aturan ini mendeteksi kesalahan sistematik. Aturan ini dapat digunakan pada satu level
kontrol maupun pada lebih dari satu level kontrol. Empat nilai kontrol yang berturut-
turut keluar dari satu batas SD yang sama (selalu keluar dari +1SD atau -1SD).

5) Aturan R4s
Aturan ini hanya dapat digunakan apabila kita menggunakan dua level kontrol. Aturan
yang mempergunakan konsep statistic “rentang” ini mendeteksi kesalahan acak. Aturan ini
menyatakan bahwa apabila dua nilai kontrol level yang berbeda pada hari atau run yang
sama memiliki selisih melebihi empat kali SD.
6) Aturan 10x
Aturan ini menyatakan bahwa apabila sepuluh nilai kontrol pada level yang sama maupun
berbeda-beda secara berturut-turut berada di satu sisi yang sama terhadap rerata, maka perlu
melakukan maintenance terhadap instrumen atau melakukan kalibrasi kit/instrument. Aturan
ini mendeteksi adanya kesalahan sistematik.

HASIL PENGAMATAN :

PERIODE PENDAHULUAN FEBRUARI

CHART TITLE
Series1

4
3
2
1
Axis Title

0
-1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
-2
-3
-4
Axis Title
Level 1 kreteria
NO Data QC posisi (SD) diterima ditolak
1 280 -1,60383257 1S
2 290 0,729014804 diterima
-
3 283 0,903978357 2S peringatan
-
4 277 2,303686782 12S
-
5 278 2,070402044 12S
-
6 285 0,437408883 2S
-
7 278 2,070402044 22S peringatan
8 296 2,128723229 ditolak R4S
9 289 0,495730067 12S
10 293 1,428869017 1S
-
11 278 2,070402044 ditolak R3S
12 290 0,729014804 ditolak R3S
13 290 0,729014804 diterima
14 288 0,26244533 diterima
-
15 286 0,204124145 diterima
-
16 283 0,903978357 diterima
17 294 1,662153754 diterima
-
18 283 0,903978357 diterima
-
19 281 1,370547832 diterima
20 288 0,26244533 diterima
21 290 0,729014804 diterima
-
22 278 2,070402044 ditolak R3S
-
23 274 3,003540994 ditolak 13S
24 289 0,495730067 diterima R4S
TV 286,875
SD
pendahuluan 4,28660705
RATA RATA
SD FEBRUARI
CV%
D%
Kesimpulan :

Dari hasil pembacaan kontrol chart pada bahan kontrol periode februari terdapat 3
penolakan yang terdapat pada ;

1. Nomor 5  melanggar 2-2s yaitu 2 kontrol berturut turut di luar x + 2sd atau dua
kontrol berada di luar x+2sd , mencerminkan kesalahan sistemik
2. Nomor 8  1 kontrol diluar x +2SD dan 1 kontrol lain diluar x-2SD yang
mencerminkan kesalahan acak
3. No 23  melanggar 1-3S artinya satu kontrol diluar x+3SD , mencerminkan
kesalahan acak

Daftar Pustaka :

 Cooper, G. 2008. Basic Lessons in Laboratory Quality Control. Bio-Rad


Laboratories, Inc. Depkes RI, 2008, Good Laboratory Practice (Pedoman Praktek
Laboratorium Yang benar.
 Dirjen Bina Pelayanan Medik departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai