Oleh :
ANA SRIWAHYUNI
1613453028
A. Latar Belakang
Kalsium berasal dari bahasa Latin calcium adalah unsur dasar kapur dan memiliki
simbol Ca. Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, karena
merupakan mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan pada sebagian besar proses
biologis. Kurang lebih 99% kalsium terdapat pada tulang rangka dan gigi dalam bentuk
Kristal Hydroxyapatite, sisanya 1% dalam bentuk ion pada cairan intraseluler dan
ekstraseluler, terikat dengan protein dan membentuk kompleks dengan ion organik (Muliana,
2012).
Tubuh memerlukan kalsium karena setiap hari, tubuh kehilangan mineral tersebut
melalui pengelupasan kulit, kuku, rambut, dan juga melalui urine dan feses.
Kehilangan kalsium harus diganti melalui makanan yang dikonsumsi oleh tubuh
Untuk menunjang kesehatan tulang dan aktivitas tubuh yang lain setiap individu
tidak memiliki kebutuhan yang sama. Usia dan kondisi kesehatan menjadi
faktor yang menentukan. Cara yang paling efektif adalah dengan menyesuaikan
kebutuhan sehari-hari kalsium (Muliana, 2012).
Jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30% dan
kehilangan akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan selanjutnya akan
mengalami masalah kekurangan kalsium. Rendahnya kadar kalsium di Indonesia
berdasarkan data dari WHO (2006) yang dikutip oleh Karolina MS adalah 19,7% dari
jumlah lanjut usia atau sekitar 3,6 juta orang menderita osteoporosis.
Kalsium berperan dalam pemeliharaan jaringan tulang selama masa
dewasa,khususnya lansia. Secara umum, fungsi kalsium bagi lansia adalah sebagai
komponen utama tulang dan gigi, berperan dalam kontraksi dan relaksasi otot, fungsi
saraf, proses penggumpalan darah, menjaga tekanan darah agar tetap normal, serta
sistem imunitas tubuh.
Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66
juta jiwa penduduk lansia di indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia
tahun 2020 (27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta) , tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun
2035 (48,19 juta). Indonesia saat ini termasuk lima besar negara yang berpunduduk
lanjut usia terbanyak di dunia, yang tentunya memiliki konsekuensi terhadap
besarnya kebutuhan akan pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia. ( Pusat Data
dan Informasi Kemenkes RI , 2017).
Data dari Dinas Kesehatan Provinsi Lampung jumlah Lansia 89.1061 orang
sedangkan data Kabupaten Lampung Selatan jumlah Lansia pada tahun 2014
sebanyak 3.893. (Bkkbn.go.id). Peningkatan pada lanjut usia akan menimbulkan
masalah pada lanjut usia terutama masalah penyakit degeneratif salah satunya yaitu
osteoporosis yang semakin tinggi angka prevalensinya.
Di masa mendatang, osteoporosis akan menjadi problem kesehatan masyarakat
dan sosio-ekonomi utama di masyarakat, di samping penyakit jantung koroner dan
kanker. Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2009 osteoporosis
menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan
utama dunia. (Ode Sharif La, 2012).
Prevalensi Osteoporosis di Indonesia sudah mencapai 19,7%. Berdasarkan hasil
analisis data resiko Osteoporosis di Puslitbang Gizi Depkes bekerja sama dengan
Fonterra Brand Indonesia yang dipublikasikan tahun 2006 menyatakan 2 dari 5 orang
Osteoporosis. Hal ini juga di dukung oleh Indonesian White Papper yang dikeluarkan
oleh Perhimpunan Osteoporosis Indonesia (Perosi) pada tahun 2007 yaitu
Osteoporosis pada wanita yang berusia diatas 50 tahun mencapai 32,3% dan pada pria
diatas 50 tahun mencapai 28,85%. Secara keseluruhan percepatan proses penyakit
Osteoporosis pada wanita 80% dan pada pria 20%. ( Suryati, A Nuraini, 2006).
Berdasarkan uraian dan informasi yang telah dijelaskan diatas, dapat dipahami
akan pentingnya kalsium untuk lanjut usia. Hal ini ditambah dengan adanya laporan
mengenai rendahnya konsumsi kalsium di Indonesia, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai “Gambaran Kadar Kalsium Darah Pada Wanita
Lansia di UPTD Pelayanan Sosial Usia Lanjut Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan”.
B. Identifikasi masalah
1. Lansia rentan sekali kekurangan kalsium sehingga dapat
berakibat terjadinya oesteoporosis jika terus-menerus kekuragan
kalsium.
2. Kalsium berperan penting dalam tubuh sebagai penunjang
kesehatan tulang pada lansia.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
“Bagaimana gambaran kadar kalsium darah pada wanita lansia di Pelayanan Sosial
Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan”?
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kalsium darah
pada wanita lansia di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan.
2. Tujuan khusus
a)
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan dalam ilmu
metode penelitian, khususnya tentang pemeriksaan kalsium darah pada wanita lansia.
2. Bagi Institusi
a. Sebagai bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan bagi calon pranata laboratorium kesehatan terutama di bidang
laboratorium klinik.
b. Menambah kepustakaan tentang kadar kalsium darah bagi para pembaca
dan mahasiswa Analis Kesehatan serta diharapkan dapat menjadi
referensi untuk dijadikan penelitian lanjutan.
3. Bagi masyarakat
a) Memberikan informasi dan wawasan pengetahuan tentang manfaat
kalsium khususmya kepada wanita lansia di Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan.
b) Untuk petugas Panti Sosial agar dapat menjaga asupan makanan yang
cukup kepada lansia khususnya pada makanan yang mengandung
kalsium.
F. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini pada bidang Kimia Klinik. Jenis penelitian adalah
deskriptif tentang gambaran kadar kalsium pada wanita lansia.Variabel penelitian
adalah lansia wanita yang menghuni PSLU Tresna Werdha. Penelitian ini dibatasi
pada pemeriksaan kadar kalsium wanita lansia di Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha Natar Lampung Selatan dengan menggunakan metode Tes
Fotometrik.