Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

LAPORAN TUGAS AKHIR

GAMBARAN KADAR KALSIUM DARAH PADA WANITA LANSIA DI


PELAYANAN SOSIAL LANJUT USIA TRESNA WERDHA NATAR
LAMPUNG SELATAN

Oleh :

ANA SRIWAHYUNI

1613453028

POLTEKKES TANJUNG KARANG


PRODI DIII JURUSAN ANALIS KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kalsium adalah mineral yang sangat penting bagi manusia, karena merupakan
mineral terbanyak dalam tubuh dan diperlukan pada sebagian besar proses biologis.
Kurang lebih 99% kalsium terdapat pada tulang rangka dan gigi dalam bentuk Kristal
Hydroxyapatite, sisanya 1% dalam bentuk ion pada cairan intraseluler dan
ekstraseluler, terikat dengan protein dan membentuk kompleks dengan ion organic
(Nurrahmani, 2012 ).
Tulang merupakan penyangga tubuh utama, sehingga kesehatan tulang sangat penting
untuk menggerakkan anggota tubuh dan mobilisasi fisik. Kalsium sebagai bagian
penyusun tulang perlu dipastikan suplainya secara normal untuk menjaga kekuatan
tulang. Kalsium berperan dalam pemeliharaan jaringan tulang selama masa dewasa,
khususnya lansia. Secara umum, fungsi kalsium bagi lansia adalah sebagai komponen
utama tulang dan gigi, berperan dalam kontraksi dan relaksasi otot, fungsi saraf, proses
penggumpalan darah, menjaga tekanan darah agar tetap normal, serta sistem imunitas
tubuh.
Jumlah kandungan kalsium dalam tubuh akan menyusut sebanyak 30% dan kehilangan
akan mencapai 50% ketika mencapai umur 70 tahun dan selanjutnya akan mengalami
masalah kekurangan kalsium. Rendahnya kadar kalsium di Indonesia berdasarkan data
dari WHO (2006) yang dikutip oleh Karolina MS adalah 19,7% dari jumlah lanjut usia
atau sekitar 3,6 juta orang menderita osteoporosis.

Menurut World Health Organization (WHO), pada tahun 2009 osteoporosis


menduduki peringkat kedua setelah penyakit jantung sebagai masalah kesehatan
utama dunia. (Ode Sharif La, 2012).
Meningkatnya usia angka harapan hidup orang Indonesia, mengakibatnya timbulnya
berbagai penyakit degeneratif dan metabolik, termasuk osteoporosis akan menjadi
masalah yang memerlukan perhatian khusus, di Negera- negara yang berkembang
termasuk di Indonesia (Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, 2017).

Berdasarkan data proyeksi penduduk, diperkirakan tahun 2017 terdapat 23,66 juta jiwa
penduduk lansia di Indonesia (9,03%). Diprediksi jumlah penduduk lansia tahun 2020
(27,08 juta), tahun 2025 (33,69 juta) , tahun 2030 (40,95 juta) dan tahun 2035 (48,19
juta). Indonesia saat ini termasuk lima besar negara yang berpunduduk lanjut usia
terbanyak di dunia, yang tentunya memiliki konsekuensi terhadap besarnya kebutuhan
akan pelayanan dan perlindungan sosial lanjut usia. ( Pusat Data dan Informasi
Kemenkes RI , 2017).

Data dari Susenas BPS 2012 menunjukkan jumlah lansia di Provnsi Lampung
sebanyak 48545 atau 17.01% dari 283813 jumlah penduduk di Provinsi Lampung
sedangkan data Kabupaten Lampung Selatan jumlah Lansia pada tahun 2014 sebanyak
11.663 (bkkbn.go.id). berdasarkan data yang diolah oleh Badan Pusat Statistika(BPS)
Provinsi Lampung jumlah lansia >45 tahun pada tahun tahun 2013 yaitu 1.770.806
dari total penduduk provinsi Lampung tahun 2013 yaitu 7.932.132 penduduk.
Peningkatan pada lanjut usia akan menimbulkan masalah pada lanjut usia terutama
masalah penyakit degeneratif salah satunya yaitu osteoporosis yang semakin tinggi
angka prevalensinya.

Peningkatan jumlah lansia menyebar di seluruh provinsi di Indonesia. Lampung yang


merupakan salah satu provinsi di Indonesia juga memiliki jumlah lansia yang cukup
tinggi, bahkan menempati urutan ke-10 skala nasional (7.21%) dilihat dari sebaran
penduduk lansia, berdasarkan hasil BPS tahun 2012. Secara bersamaan provinsi
lampung juga memiliki peningkatan dalam AHH, berdasarkan data BPS 2009-2011
Angka Harapan Hidup provinsi Lampung mengalami peningkatan yaitu 69.25 tahun
pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 69.75 pada tahun 2011.
Di Indonesia, sebanyak 23 persen wanita berusia 50-80 tahun dan 53 persen wanita
berusia 70-80 tahun mengidap osteoporosis. Risiko wanita mengidap osteoporosis
empat kali lebih besar dibandingkan dengan risiko pada pria, terutama setelah
menopause terjadi perubahan hormone. Meski umumnya osteoporosis dialami oleh
wanita yang telah memasuki masa menopause (Lemer UH, 2016), osteoporosis juga
dapat terjadi pada pria, wanita yang berusia lebih muda, dan anak-anak. Kekurangan
kalsium diperkirakan menjadi penyebab tingginya kasus osteoporosis di Indonesia.

Tulang yang kuat tentunya mampu menopang bobot badan dan tidak mudah mengalami
patah tulang. Tulang terus menerus mengalami penghancuran dan membangun kembali
sehingga tetap kuat dan tidak mudah patah. Namun karena beberapa faktor, kepadatan
tulang dapat menurun, dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan pengeroposan
tulang (osteoporosis).

Hasil penelitian Muchlis Syahputra dkk. 2016, pada lansia yang berusia 60-74 tahun di
Balai Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) Werdha Damai, Manado, Sulawesi Utara yang
berjumlah 30 orang, didapat hasil pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini
diperoleh untuk kalsium normal, pada usia <65 tahun terdapat 2 orang (6,67%) dan
pada usia ≥65 terdapat 21 orang (70%) mempunyai kalsium normal. Sedangkan pada
kadar kalsium tinggi, pada usia <65 tahun terdapat 1 orang (3,33%) dan 5 orang
(16,67%) memiliki kadar kalsium tinggi.

Hasil penelitian Limawan,dkk,2015, pada lansia yang berusia 60-74 tahun di Balai
Penyantunan Lanjut Usia (BPLU) Senja Cerah, Manado, Sulawesi Utara yang
berjumlah 26 orang, didapat hasil pemeriksaan laboratorium dalam penelitian ini
diperoleh 21 responden (80,76%) memiliki kadar kalsium yang normal, satu responden
(3,84%) dengan kadar kalsium yang rendah, dan empat responden (15,38%) dengan
kadar kalsium yang tinggi.

Kekurangan kalsium akan meningkatkan resiko osteoporosis pada masa dewasa dan
lansia, yaitu gangguan yang menyebabkan penurunan secara bertahap terhadap jumlah
dan kekuatan jaringan tulang. Penurunan tersebut disebabkan oleh terjadinya
demineralisasi, yaitu tubuh yang kekurangan kalsium akan mengambil simpanan
kalsium yang ada pada gigi dan tulang (Fatmah, 2010).

Pada wanita menopause membutuhkan asupan kalsium yang sangat tinggi, sekitar
1000-1200 kalsium mg per hari (Sibaring, dkk, 2010).

Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup lansia pihak panti sebagai
upaya preventif terhadap masalah osteoporosis berdasarkan survey di dapatkan
rutinitas kegiatan yang di jalani lansia meliputi: Kegiatan rutin olahraga dan senam
setiap jumat dan pembagian bubur kacang ijo setelah senam, Konsumsi susu di pagi
ataupun malam hari, Tingkat kecukupan zat gizi terhadap kalsium pada makan sehari
hari yang disediakan panti meliputi tahu dan tempe,kacang-kacangan, serta konsumsi
sayuran hijau. Selain itu terdapat jadwal rutin pemeriksaan kesehatan setiap hari selasa
yakni meliputi pemeriksaan tensi darah, keluhan lansia, memberian vitamin, dan
timbangan badan yang dilakukan oleh dokter yayasan. Para lansia juga melakukan
aktivitas fisik rutin yang dilakukan seperti bersih-bersih, gotong royong, berjalan dan
berkeliling kompleks wisma.

Aktif dalam melakukan kegiatan fisik tidak hanya kalsium saja yang lebih mudah
terserap, tetapi juga mineral lainnya (Tjahjadi, 2014 ).

UPTD Pelayanan Lanjut Usia “Tresna Werdha” Kecamatan Natar Lampung Selatan
merupakan Panti Sosial milik Pemerintah Provinsi dan merupakan satu-satunya Panti
Sosial untuk menampung atau memelihara para lansia yang terlantar atau tidak lagi
memiliki amggota keluarga dan yang masih memiliki anggota keluarga di Provinsi
Lampung. Berfungsi sebagai sarana pelayanan kesejahteraan sosial,ekonomi,dan
ketidakmampuan fisik. Pelayanan yang diberikan antara lain bimbingan agama,
olahraga, bimbingan sosial dan pelayanan kesehatan. Mereka berasal dari beberapa
daerah, baik dari dalam Lampung maupun dari luar Lampung (Natalia,2010).

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia
Tresna Werdha Kabupaten Natar Lampung Selatan, terdapat sejumlah orang lansia
yang memjadi anggota dan memiliki 14 wisma. Terdapat 65 orang orang lansia yang
berada di dalam asrama panti dan 48 orang lansia yang berada di luar panti (masih
tinggal dengan keluarganya) yang bergabung dalam komunitas day care service. Para
lansia tersebut rata-rata berumur diatas 65 tahun.

Peningkatan populasi lansia yang membawa serta berbagai masalah kesehatan, perlu
di dukung dengan asupan kalsium untuk pencegahan osteoporosis di usia lanjut. Dapat
dipahami akan pentingnya kalsium untuk lanjut lah lansia yang semakin banyak
memerlukan dukungan dari berbagai pihak untuk menciptakan sehat di usia lanjut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai “Gambaran Kadar Kalsium Darah Pada Wanita Lansia di UPTD Pelayanan
Sosial Usia Lanjut Tresna Werdha Natar Lampung Selatan”.

A. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah “Bagaimana gambaran kadar kalsium darah pada wanita lansia di Pelayanan
Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan”?

B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kadar kalsium darah pada
wanita lansia di Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan.

2. Tujuan Khusus
a) Mengetahui rata-rata kadar kalsium darah, kadar kalsium darah
tertinggi dan kadar kalsium darah terendah pada wanita lansia di PSLU
Tresna Werdha Natar Lampung Selatan
b) Mengetahui jumlah dan persentase wanita lansia yang memiliki kadar
kalsium darah tinggi, normal, dan rendah di PSLU Tresna Werdha Natar
Lampung Selatan
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Menambah wawasan tentang kalsium darah bagi peneliti juga pembaca dan dapat
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Aplikatif
a. Bagi Peneliti
Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Diploma III Analis Kesehatan dan
dapat menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan serta bahan dalam
ilmu metode penelitian khususnya tentang pemeriksaan kalsium darah pada
wanita lansia.

b. Bagi Institusi Pendidikan


1. Sebagai bahan informasi dan masukan dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan bagi calon pranata laboratorium kesehatan terutama di bidang
laboratorium klinik.
2. Menambah kepustakaan tentang kadar kalsium darah bagi para pembaca
dan mahasiswa Analis Kesehatan serta diharapkan dapat menjadi referensi
untuk dijadikan penelitian lanjutan.

c. Lokasi Penelitian
1. Memberikan informasi dan wawasan pengetahuan tentang manfaat
kalsium khususmya kepada wanita lansia di Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan.
2. Untuk petugas Panti Sosial agar dapat menjaga asupan makanan yang
cukup kepada lansia khususnya pada makanan yang mengandung
kalsium.
3. Sebagai koreksi dan masukan dalam memperbaiki program
peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia di Pelayanan Sosial Lanjut
Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan.
D. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini pada bidang Kimia Klinik. Penelitian ini bersifat
deskriptif yang dibatasi pada pemeriksaan kadar kalsium darah wanita lansia di UPTD
Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung Selatan. Populasi
sebanyak 113 orang, sampel yang digunakan yaitu darah vena yang diambil pada
probandus wanita yang memiliki kriteria sampel. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Maret sampai Mei 2019. Tempat pemeriksaan dilakukan di Laboratorium Klinik
jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Tanjungarang. Variabel dalam penelitian ini
adalah kadar kalsium darah pada wanita lansia dengan metode Tes Fotometrik. Analisa
data yang digunakan univariat yaitu menghitung persentase kadar kalsium darah pada
wanita lansia di UPTD Pelayanan Sosial Lanjut Usia Tresna Werdha Natar Lampung
Selatan.

Anda mungkin juga menyukai