Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM KENDALI MUTU

KUNJUNGAN DI BLK BANDAR LAMPUNG


BIDANG MIKROBIOLOGI

Nama : Ana Sriwahyuni


Npm : 1613453028
Kelas / kelompok : REGULAR 1/ 2
Hari , tanggal : Rabu, 17 Oktober 2018
Materi : Pengenalan Pemantapan Mutu Di Bidang Mikrobiologi
Tujuan :Mengetahui Dan Memahami Proses Pemantapan Mutu Di Bidang
Mikrobiologi
Dasar Teori :

Cakupan Pokok Pembahasan :


1. Uji Kinerja Autoclave
2. Uji Sterilitas Media
3. Uji Kualitas Media
4. Uji Mutu Reagen
5. Uji Disk Antibiotik
Laboratorium Mikrobiologi Klinik adalah laboratorium yang mengkhususkan diri
untuk secara profesional melaksanakan pemeriksaanmikrobiologi terhadap spesimen
klinik dan spesimen lain yang berkaitan dengan pengendalian infeksi dan memberikan
ekspertis dalam bidang mikrobiologi klinik.
Pengendalian mutu bidang mikrobiologi klinik terdiri dari 3 tahapan kegiatan yang
mempengaruhi hasil uji laboratorium :
1. Tahap Pre Analitik kegiatan : Permintaan Pemeriksaan , Persiapan pasien
2. Tahap Analitik : Pemeriksaan spesimen
3. Tahap Pasca Analitik :Penulisan hasil, interpretasi hasil ,
penyampaian hasil

Kegiatan pemantapan mutu internal mikrobiologi terdiri dari langkah berikut :


A. Pemantapan Mutu Alat

1. Autoclave
a. Prinsip
Pemanasan secara basah yaitu dengan uap air bertekanan tinggi sebagai pensterilnya,
dimana uap air ini dapat mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh dari
mikroorganisme sehingga dapat membunuh mikroba.

b. Dasar Teori
Autoklaf (autoclave) adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan
bahan yang digunakandalam mikrobiologi dengan menggunakan uap air jenuh yang
bertekanan tinggi. Tekanan yang digunakan pada umumnya sebesar 15 Psi atau 1 atm

dengan suhu 121,5 oC (250oF) dan bisa mencapai 650 oC. Sehingga, tekanan yang

bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon tiap inchi2 (15 Psi = 15 pounds
per square inch). Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis, biasanya

dilakukan selama 15 menit untuk suhu 121 oC.Alat- alat dan air disterilkan selama 1
jam, sedangkan untuk media sekitar 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang
disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan menyebabkan :
1. Penguraian gula.
2. Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3. Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4. Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi


dan bahan- bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan
terhadap penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut
untuk bedah, penutup karet dan plastik serta media untuk pekerjaan mikrobiologi.Alat
autoclave (autoklaf) ini terbuat dari bahan dan dengan konstruksi yang cukup kuat,
sehingga dapat menahan tekanan tinggi serta aman. Alat ini digunakan untuk sterilisasi
media pembiakan, alat-alat dan untuk destruksi media pembiakan.

Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf lama kelamaan akan mendidih
dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua
udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga
tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai,
maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah
proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun
perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak boleh dibuka sebelum tekanan
mencapai 0 psi.

Untuk mendeteksi bahwa autoklaf bekerja dengan sempurna dapat digunakan


mikroba pengguji yang bersifat termofilik dan memiliki endospora yaitu Bacillus
stearothermophillus, lazimnya mikroba ini tersedia secara komersial dalam bentuk
spore strip, dimana kertas spore strip ini dimasukkan dalam autoklaf dan disterilkan.
Setelah proses sterilisasi, lalu ditumbuhkan pada media. Jika media tetap bening,
maka menunjukkan autoklaf telah bekerja dengan baik. Endospora merupakan sel
resisten yang diproduksi oleh bakteri, dimana sel ini tahan terhadap pemanasan,
kekeringan dan antibiotik. Pada spesies yang sama, endospora dapat bertahan pada
kondisi lingkungan yang dapat membunuh sel vegetatif bakteri tersebut. Endospora
dapat dibunuh pada suhu 100 °C, yang merupakan titik didih air pada tekanan
atmosfer normal. Pada suhu 121 °C, endospora dapat dibunuh selama 4-5 menit,
dimana sel vegetatif bakteri dapat dibunuh selama 6-30 detik pada suhu 65 °C.

c. Gambar Alat

A. KALIBRASI AUTOKLAF
Langkah-langkah kerja pengujian dapat dilakukan dengan cara :
1) Rekatkan indikator tape secara melingkar pada kemasan yang akan disterilisasi.
Pada autoklaf yang besar, kemasan diletakkan pada bagian atas dan bagian bawah
otoklaf.
2) Atur suhu, waktu dan tekanan
3) Hidupkan Autoklaf
4) Setelah selesai, baca indikator tape dengan melihat perubahan warna yang terjadi
pada garis-garis diagonal. Bila proses sterilisasi berjalan dengan baik, garis-garis
diagonal berubah warna dari putih menjadi coklat kehitam-hitaman.

B. Pengendalian Mutu Reagensia ( Giemsa dan Ziehl Neelson)


1. Uji Mutu Pewarnaan Giemsa
Didalam zat warna Giemsa terdapat tiga macam zat yaitu : Eosin, metilin blue dan
metilin azur yang masing-masing berwarna merah, biru dan ungu. Cara sederhana dan
mudah untuk menguji Giemsa didasarkan atas ada tidaknya ketiga zat warna tersebut
ketika diuraikan. Giemsa yang baik akan mengeluarkan ketiga warna tersebut.
Untuk mengujinya kita hanya memerlukan metil alkohol dan kertas saring ( Whatman
No.2), yang dikerjakan sebagai berikut :

1. Letakan kertas saring mendatar di atas petri disk atau gelas minum; bagian tengah
dari permukaan bawah kertas saring tak boleh menyentuh sesuatu.
2. Teteskan 1-2 tetes Giemsa pada kertas saring tersebut, lalu biarkan sebentar sampai
Giemsa meresap dan melebar.
3. Teteskan 3-5 tetes Metil Alkohol absolut di pertengahan bulatan Giemsa tersebut
tetes demi tetes dengan jarak waktu beberapa detik, sampai garis tengah Giemsa
menjadi 5-7 cm.

Jika Giemsa tersebut baik , maka terlihat gambaran sebagai berikut:

 Pada pinggir paling luar , terdapat lingkaran tipis berwarna merah (Eosin).
 Setelah itu terdapat lingkaran cincin yang lebar berwarna ungu (metilin Azur).
 Ditengah terdapat bulatan berwarna biru ( Metilin blue).

Giemsa yang rusak tidak akan mengeluarkan warna ungu atau merah atau keduanya.
Jika warna tersebut kelihatan samar-samar berarti Giemsa sudah mulai rusak. Cara
menguji seperti ini hanya dipakai untuk memperkirakan mutu Giemsa dan bukan
untuk mengganti percobaan pewarnaan dengan sediaan darah, yang dapat menentukan
mutu Giemsa secara lebih baik.
Pewarnaan giemsa merupakan gold
standar yang direkomondasikan nasional/
internasional untuk pemeriksaan
mikroskopis dengan pewarnaan giemsa.

1. Konsentrasi 3%  Buffer 7,2 dan


Giemsa stok 9,7
2. Waktu 45-60 menit
3. Sediaan darah dibuat antara sediaan
tebal dan tipis

2. Pewarnaan Zield Neelson


Uji Kualitas adalah adalah cara pemeriksaan untuk mengetahui kelaiakan
pewarnaan Zield Neelson untuk pewarnaan BTA ( Terinfeksi Tuberkulosis ).
Langkah pewarnaan :
1. Ambil sediaan kontrol BTA negatif dan positif
2. Melakukan pewarnaan sediaan control dengan pewarnaan ZN
3. Melakukan pemeriksaan Mikroskopis
4. Melaporkan hasil pemeriksaan mikroskopis dalam format pelaporan uji kualitas
ZN.
Cara Kera:
 Teteskan carbol fuchsin pada preparat positif, lalu dipanaskan atau dilewatkan di
dekat api. kemudian dicuci
 Tambahkan asam alkohol diamkan selama 30 detik lalu di cuci
 lalu beri methylen blue diamkan 1 menit lalu di cuci. Lalu dilakukan pemeriksaan
mikroskopis
dikatakan baik apabila pada hsil positif
tampak adanya BTA berbentuk basil merah
pada latar biru.

Uji Kualitas Reagen


Reagen yang digunakan di laboratorium ada yang dapat dibuat sendiri dan
ada yang sudah yang sudah jadi/ komersial

Baik reagen yang dibuat sendiri maupun yang komersial mempunyai


persyaratan tertentu
a. Reagen buatan sendiri
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Bahan kimia anhidrat yang digunakan untuk pembuatan larutan standar
kalibrasi dan Titrasi harus dikeringkan terlebih dahulu dalam oven dengan suhu
105oC -110oC. Minimal 1-2 jam, sebaiknya satu malam. Kemudian dinginkan
sampai suhu kamar dalam desikator, timbang dalam jumlah yang tepat lalu
dilarutkan.

2) Untuk garam hidrat cukup dikeringkan dalam desikator


3) Pada waktu pengenceran harus diperhatikan kualitas akuadest yang dipakai. Air yang
mengandung kaporit akan mempengaruhi reagen untuk pemeriksaan kalsium dan klorida,
sedangkan air yang mengandung banyak logam akan mempengaruhi pemeriksaan logam
dan pewarna.

4) Larutan kerja sifatnya tidak tahan lama sehingga harus dibuat secukupnya sesuai
kebutuhan. Untuk penyimpanan sebaiknya dalam bentuk larutan induk

5) Wadah reagen perlu diberi label yang berisi sama reagen, tanggal pembuatan dan paraf
pembuat.

6) Harus diketahui sifat bahan kimia yang dibuat reagen tertentu tidak boleh disimpan
berdekatan atau dicampur karena dapat bereaksi
7) Penyimpanan untuk reagen tertentu mempunyai persyaratan khusus, misalknya tidak
boleh terkena paparan cahaya, harus pada suhu ruangan, suhu dingin atau beku dan
sebagai

C. UJI KUALITAS MEDIA


Uji kualitas media mencakup aspek yang luas, baik media buatan sendiri maupun
media jadi oleh karena itu penyiapan media harus mendapat perhatian. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penyiapan media:

a. Sampel media dehidrasi ditimbang dan ditambahkan kedalam air suling dan bebas
mineral, lalu dicampur untuk membuat suspensi yang homogen kemudian panaskan
untuk melarutkan zat-zat dalam medium Jumlah panas yang digunakan harus diatur
hanya cukup sampai membuat larutan yang sempurna. Agitasi yang tetap selama proses
pemanasan penting sekali sebab bongkahan kecil agar, kecuali dalm suspensi, dapat turun
kedasar wadah dan pemecahannya memerlukan jumlah panas yang tinggi. Pemanasan
lebih lama akan menghasilkan denaturasi protein, karemelisasi karbohidrat Inaktivasi zat-
zat gizi dan kehilangan kadar air yang berarti karena penguapan.

b. Media dilarutkan kedalam wadah yang berukuran cukup dan sterilisasi dengan otoklaf,
setelah selesai harus segera dikeluarkan dari otoklaf untuk menghindari pemanasan yang
lebih lama. Wadah berisi media agar harus dipindahkan kepenangas air bersuhu

48-50o sampai mencapai suhu yang diperlukan. Penyimpanan lebih lama dipenangas air
harus dihindari.
c. PH setiap batch media harus diperiksa dengan pH meter setelah media dibiarkan dingin
sampai suhu kamar. Untuk menguji media agar , dapat digunakan elektrode permukaan
atau elektrode biasa.Media yang menyimpang > 0,2 unit pH dari pH optimum harus di
buang.

d. Media dapat dituang kedalm tabung atau cawan petri dalam ruangan bersih atau
dibawah aliran udara laminar. Ruangan tersebut harus dijaga cukup terang, bebas dari
bahan-bahan lain dan bebas dari lalulalang selama proses pembahagian. Setiap usaha
harus dilakukan untuk mencegah kontaminasi media pada tahap ini. Kualitas media harus
diperiksa dahulu sebelum media digunakan.

Ada bermacam-macam cara untuk menguji mutu media yang telah dibuat, yaitu:
a. Secara visual
Yaitu dengan memperhatikan atau melihat warna, kekeruhan dan lain-lain. Contoh:

1) Media gula-gula yang dilengkapi tabung Durham bila terlihat gelembung udara
berarti sudah tidak dapat dipergunakan lagi.

2) Bila warna media tidak sesuai dengan warna standar maka harus dicurigai adanya
perbedaan pH, untuk itu periksalah dengan menggunakan pH meter.
Bila pH media berbeda ± 0,2 satuan, tambahkan asam atau basa atau dibuat baru

Penyimpanan media jadi


Setel
ah pembuatan media instan selesai, media serta bahan pendukung yang ditempatkan dalam
wadah petridisk segera disimpan di dalam lemari pendingin. Untuk penunjang dalam
pembuatan media diperlukan alat alat berikut. Untuk penggunaan dan perawatan terlebih
dahulu user harus mengenali sifat alat

1. LAMINAR AIR FLOW


Untuk pembuatan media siap pakai , baik dalam wadah petridisk maupun wadah tabung
reaksi. pasca media disterilisasi sebaiknya menggunakan LAF dalam penuangan nya. alat ini
dilengakapi dengam lampu UV dan pompa Filter udara sehingga dapat mengurangi adanya
resiko kontaminasi pada pembuatan media siap pakai.

D. PENGENDALIAN MUTU MEDIA


Media kultur digunakan untuk membantu pertumbuhan mikroorganisme, menampilkan
bentuk koloni, morfologi, sifat sifat organisme misalnya penghasil H2S atau gas pada
media fermentasi karbohidrat atau hemolisis pada agar darah (WHO,2007).

a. Sumber media

1) Media kering hanya menambahkan aquades sebelum digunakan. Kualitas harus diuji
karena bisa terjadi kesalahan pada saat pembuatan dan sterilisasi.
2) Media kering sebagai bahan tambahan untuk isolasi organisme.Misalnya darah atau
serum atau faktor pertumbuhan lain, karena harus selalu dilakukan pemantapan mutu

3) Media komersial, media jadi yang sering dipakai, pemantapan mutu dilakukan

sesuai petunjuk pabrik.

b. Sumber Kesalahan Media


1) Inappropriate media, kesalahan memilih media kering/kesalahan penambahan bahan
tambahan membuat media tidak bisa digunakan

2) Air, volume air yang dibutuhkan saat pembuatan media. Aquades/ deionized water
yang digunakan

3) Penimbangan media kering. Penimbangan ini harus cermat karena bisa


mengganggu komposisi media

4) Penuangan media harus akurat dan aseptis dalam tabung atau cawan petri.
Kesalahan volume mengakibatkan media terlalu tipis atau terlalu tebal sehingga media
tidak layak pakai

5) Sterilisasi media. Suhu yang terlalu tinggi saat sterilisasi atau terlalu lama
dipanaskan akan memperburuuk/merusak komposisi beberapa zat dalam media, sehingga
media tidak bisa digunakan

6) Alat alat gelas yang digunakan harus diperhatikn kesterilannya, karena sisa
kotoran pada gelas dapat menghambat pertumbuhan mikroorganisme .

c. Penampilan Fisik Media


Jika media disimpan dalam jangka waktu yang lama dalam kondisi tidak layak atau
penyiapan yang tidak sempurna, beberapa tanda dibawah akan terjadi :

1) Timbulnya kekeruhan /presipitasi menunjukkan bahwa beberapa unsur keluar dari cairan.

2) Warna lebih gelap dari normal mengindikasikan pemasakan media terlalu lama, pH slah
atau kesalahan pencampuran.

3) Warna lebih terang dari normal mengindikasikan kesalahan pencampuran bahan bahan
atau kesalahan pH

4) Penyimpanan media yang terlalu lama setelah dituang kedalam cawan petri
menyebabkan dehidrasi dan tidak layak digunakan. Dehidrasi media bisa dihindari dengan
membuat media sesuai kebutuhan atau menyimpan dalam plastik yang tertutup rapat.
d. Penyimpanan media yang sudah dibuat
1. Lindungi dari cahaya matahari
2. Lindungi dari panas. Media yang mengandung darah, bahan aditif organik lain
atau antibiotik harus disimpan dalam lemari pendingin.
3. Bila disimpan di tempat yang sejuk dan gelap umur penyimpanan media-jadi akan
bergantung pada jenis wadah yang digunakan. Waktu simpan yang umum adalah: a)
tabung dengan sumbat kapas, 3 minggu;
a) tabung dengan tutup kendur, 2 minggu;
b) tabung dengan tutup ulir, 3 bulan;
c) cawan Petri, bila disegel dalam kantung plastik, 4 minggu.
Uji sterilitas merupakan suatu keharusan terutama pada media yang diperkaya dengan bahan-
bahan tertentu seperti agar darah atau agar coklat.

Cara:
1. Ambil sejumlah 5% dari tiap batch media yang dibuat
2. Inkubasi selama 2 hari pada suhu 35° C
3. Bila terdapat pertumbuhan lebih dari 2 koloni kuman per cawan petri pada satu cawan
petri atau lebih, berarti seluruh media dari batch tersebut tidak dapat dipakai

E. UJI SENSITIVITAS ANTIBIOTIK


Uji Sensitivitas Antibiotik telah menjadi langkah yang penting untuk menangani penyakit
infeksi dan memantau resistensi antimikroba pada berbagai jenis patogen. Pemilihan
antibiotik harus mempertimbangkan profil sensitivitas patogen, farmakologi antibiotik,
kepentingan terapi dan harganya (WHO,2007; CLSI, 2010)

a. Uji Sensitivitas Antibiotik Rutin


Uji Sensitivitas harus dilakukan untuk dua tujuan utama , yaitu :
1. Membantu klinisi memilih antimikroba terbaik untuk masing-masing pasien
2. Mengumpulkan informasi epidemiologi tentang mikroorganisme yang resisten
dalam komunitas, untuk kepentingn kesehatan masyarakat.

b. Pemilihan Obat
Pemilihan obat untuk antibiogram rutin didasarkan atas pertimbangan spektrum
antibakterial dari obat, farmakokinetik, toksisitas, efikasi dan ketersediaannya dan
juga harganya.
Prinsip Umum Uji Sensitivitas Antibiotik

1. Metode Dilusi

Untuk memperkirakan secara kuantitatif aktivitas antibiotik , pengenceran


dalam broth atau media agar dan kemudian di inokulasi dengan organisme yang akan
diuji. konsentrasi terendah yang ,mencegah pertumbuhan setelah inkubasi semalam
disebut MIC.

Strain bakteri yang digunakan : Pseudomonas Aerogenesa

Cara Kerja :

 Buat suspensi bakteri pada tabung yang berisi Nacl


 Tambahkan strain bakteri Pseudomonas , samakan kejernihan nya dengan
standar mac farland
 Celupkan lidi kapas steril ke suspensi, kemudian tekan di bagian dinding
tabung
 lalu inokulsi pada media nutriet agar pada semua permukaan media
 lalu diinkubasi selama 37 c selama 24 jam

Dilakukan pembacaan pada hari kedua

Interpretasi hasil : terdapat warna koloni


bakteri berwarna pink atau atau merah
muda hijau pada media

2. Metode Difusi
Cara kerja :
1. inokulasi strain bakteri E. Coli pada media Mac Concey secara menyeluruh
di atas permukaan media.

415
2. diamkan selama 10-m15 menit
3. lalu diletakkan disk antibiotik pdiatas permukaan media, dengan jarak antar
disk sekurang kurangnya 3cm
4. di inkubasi pada suhu 37 c selama 24 jam
5. lalu dibaca zona yang terbentuk.

Pengamatan hari ke dua

diameter antibiotik yang terbentuk

1. Amikacine 26 mm (masuk range)


2. Gentamycine  25 mm ( masuk
range)
3. Ciprofloxacine  34 mm ( masuk
range)
4. Netilmycine 25 mm (masuk range)

Kesimpulan :

pengendalian mutu di Lab Mikrobiologi klinik di UPTD BLK meliputi:

1. Menjelaskan dasar dasar pengendalian mutu


2. menerapkan kendali mutu untuk kualitas management
3. menerapkan uji kualitas bahan labororatotium

Daftar Pustaka :
- Yusuf Adi Yani. Alur pemantapan mutu mikrobiologi. post congres symposium
- Sukorini, U . Pemantapan mutu internal bidang klinik. yogyakarta : Alfa media

Bandar Lampung, 17 oktober 2018


Pembimbing

( Maria Tuntun Siregar, M. Biomed)

416

Anda mungkin juga menyukai