Anda di halaman 1dari 17

CLOSTRIDIUM

TETANI
Jovita Silvia Wijaya

Jurnal :
1. Microbiologic characterization and antimicrobial
susceptibility of clostridium tetani isolated from wounds
of patients with clinically diagnosed tetanus
2. Tetanus- a review of current concepts in management
EPIDEMIOLOGI
Negara sedang berkembang ( Afrika dan Asia
Selatan ), iklim tropis, lembab >>>
Insidens :

- Negara berkembang : 28/100.000


populasi/tahun
- Amerika Utara : < 0,1/100.000
MORFOLOGI
2 bentuk :
- vegetatif : gram ( + ), basil, obligat anaerob,
motil
- spora : bentuk stik drum, tahan panas,
resisten terhadap berbagai desinfektan, dapat
hidup bertahun-tahun.
Spora tumbuh saat bersentuhan dengan luka

Eksotoksin :
- tetanospasmin ( tetanus toksin )
- tetanolysin
Clostridium tetani
Bentuk spora dan vegetatif
PATOGENESIS TETANUS
C.Tetani masuk ke Menetap dalam bentuk spora
dalam tubuh melalui hingga mencapai kondisi
luka anaerob

Berkembang dan mulai transformasi


menjadi vegetatif yang kemudian
menghasilkan toksin ( tetanospasmin dan
tetanolisin )

Tetanospasmin menyebar melalui


aliran darah dan sistem limfatik dan
berikatan dengan motor neuron

Menghambat pelepasan
dari neurotransmitter
Berjalan sepanjang axon menuju ke
sehingga terjadi kontraksi
saraf tulang belakang dan
otot terus menerus dan
menyebar hingga SSP
spasme
Klasifikasi tipe klinis (4)
- generalized tetanus ( tetanus umum )
- localized tetanus ( tetanus lokal )
- cephalic tetanus ( tetanus sefalik )
- tetanus neonatal
TETANUS UMUM
Paling umum dijumpai
Khas : trismus / lock jaw
Dapat disertai : disfagia, rigiditas abdomen,

risus sardonicus, kejang, nyeri.


Problem : spasme -> obstruksi jalan nafas

-> apneu
Masa inkubasi : 2 minggu
TETANUS LOKAL

Ringan dan persisten


Gejala : spasme dan peningkatan tonus otot

di sekitar tempat infeksi


Kontraksi bisa hilang dengan spontan
Bisa menjadi tetanus umum bila toksin

masuk ke SSP.
TETANUS SEFALIK

Bentuk khusus dari tetanus lokal yang


mempengaruhi otot nervus kranial
Lesi pada lower motor neuron, seringkali

menghasilkan kelemahan pada nervus


facialis yang tampak jelas.
Keterlibatan otot ekstraokuler sering terjadi.
Paralisis nervus fasialis kiri dan tampak luka baru pada
pasien dengan tetanus sefalik.
TETANUS
NEONATORUM

Dari tali pusat akibat pertolongan


persalinan yang tidak steril
Gejala : rewel, risus sardonikus,

peningkatan rigiditas dan opistotonus.


PENATALAKSANAAN
Mengontrol jalan nafas dan mempertahankan
ventilasi yang adekuat
Pemberian antibiotik

- penicillin ( 10-12 juta unit IV, setiap hari


selama 10 hari ) dianjurkan
- metronidazole ( 500mg/6jam atau
1gr/12jam )
Clindamycin dan erythromycin merupakan

pengobatan alternatif bagi pasien dengan


alergi penicillin
Debridemen luka
Menetralisir toksin ->

- human tetanus imunoglobulin ( HTIG )


3000-6000 unit IM.
- equine antitetanus serum ( ATS )
Kontrol spasme otot : benzodiazepine

100mg/jam IV merupakan obat lini pertama


untuk tetanus.
KOMPLIKASI DAN
PROGNOSIS
Komplikasi yang bisa timbul dapat berupa
gangguan jalan nafas, apnue, hipoksia,
gagal nafas, gagal jantung, dll.
Prognosis sangat bergantung pada lama

tinggal di rumah sakit, periode awal


pengobatan, status imunisasi dan latar
belakang sosioekonomi.
PENCEGAHAN
Imunisasi Aktif
- Tetanus Toxoid -> imunitas 5 tahun
- imunisasi ibu hamil -> mencegah tetanus
neonatorum

Profilaksis pada penanganan luka


- HTIG 250-500 IU IM
- ATS 1500-500 IU
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai