Demam tifoid :
Infeksi akut pada saluran cerna dengan gejala demam
lebih dari 1 minggu,gangguan saluran pencernaan ,
dan gangguan kesadaran
Etiologi :
Salmonella enterica serotipe typhi (Salmonella typhi)
Gejala
Demam selama ± 3 minggu
Nafas bau, bibir pecah-pecah, lidah ditutupi selaput
putih
Hati dan limpa membesar; nyeri jika ditekan
gangguan kesadaran
Dapat ditemukan rose spot pada punggung, abdomen
atas, bawah dada
Komplikasi
Intestinal : Ekstraintestinal :
Pendarahan usus, • k. Kardiovaskular
perforasi usus, • Anemia hemolitik
Peritonitis • Trombositopenis
• Penumonia, peluritis
• Hepatitis & koliestasis
• Perinefritis
• Periostitis, arthritis
• Delirium, meningitis
PATOGENESIS
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan Mikrobiologi (darah, feses, urin,
sumsum tulang, aspirat usus/empedu)
Tes Serologi
Uji Widal
Uji IDL Tubex
Uji Typhidot
Uji Dipstick IgM
Uji Enzym-Linked Immunosorbent Assay (ELISA)
Identifikasi secara molekuler
PENCEGAHAN
Sanitasi Lingkungan
Higiene Makanan Dan Minuman
Higiene Perorangan
Vaksin : Vi Vaksin, Vaksin Ty21a, Vaksin parenteral sel
utuh
PENGOBATAN
1. Istirahat dan perawatan professional
2. Nutrisi dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif )
3. Pemberian antibiotik
Kloramfenikol :50-75 mg/kg/hari, 14 hari dalam 4
dosis /hari. Dewasa 500 mg 4 x sehari.
Trimetoprim-sulfametoksazol I.V atau per oral
Ampisilin dan amoksisilin (75-100 mg/kgBB 14 hari)
Sefalosporin generasi ke tiga : misalnya cefotaxime
dan ceftriaxone (75 mg/kgBB 10-14 hari)
Florokuinolon :ciprofloxacin, norfloxacin, ofloxacin,
dan pefloxacin (15 mg/kgBB, 5-7 hari)
Azitromisin (8-10 mg/kgBB 8-10 mg/kgBB
penyakit dengan tanda utama kekakuan otot (spasme)
tanpa disertai gangguan kesadaran yang disebabkan oleh
kuman Clostridium tetani.
GEJALA
Gejala ini bukan disebabkan kuman secara langsung, tetapi
sebagai dampak eksotoksin (tetanospasmin) yang dihasilkan
oleh kuman pada sinaps ganglion sambungan sumsum
tulang belakang, sambungan neuromuskular
(neuromuscular junction) dan saraf otonom (13).
MACAM-MACAM TETANUS BERDASARKAN GEJALA KLINIS :
Biasanya didahului dengan ketegangaan otot terutama pada rahang dari leher.
Kemudian timbul kesukaran membuka mulut ( trismus, lockjaw ) karena spasme Otot
masetter.
Risus sardonicus karena spasme otot muka dengan gambaran alis tertarik keatas, sudut
mulut tertarik keluar dan ke bawah, bibir tertekan kuat .
Gambaran Umum yang khas berupa badan kaku dengan opistotonus, tungkai dengan
Eksistensi, lengan kaku dengan mengepal, biasanya kesadaran tetap baik.
Karena kontraksi otot yang sangat kuat, dapat terjadi asfiksia dan sianosis, retensi urin,
bahkan dapat terjadi fraktur collumna vertebralis ( pada anak ).
PATOFISIOLOGI
Spora Clostridium tetani Tetanolisin ( Hemolisis )
Tetanospamin ( Tetanus )
Luka
1. Motor end plate di otot berikatan &
Anaerob rangka menghambat
2. Medula spinalis Neurotransmiter
3. Otak glycine & GAB
4. Sistem saraf simpatis
vegetatif & berkembang biak dengan cepat mencegah terjadinya
penghambatan neuron
Toksin dari tempat luka
Menyebar ke SSP
PEMERIKSAAN
1. Pemeriksaan biakan pada luka
2. Pemeriksaan leukosit darah
3. Pemeriksaan cairan serebrospinal
4. Serum enzim otot ( Kreatinin kinase & aldolase )
TREATMENT / PENGOBATAN
A. Umum
1. Merawat dan membersihkan luka
2. Netralisasi toksin yang masih terdapat di dalam
darah
3. Isolasi untuk menghindari rangsang luar seperti
suara dan tindakan terhadap penderita
4. Lakukan pemantauan cairan, elektrolit dan
keseimbangan kalori (karena biasanya terganggu),
terutama pada pasien yang mengalami demam dan
spasme berulang, juga pada pasien yang tidak
mampu makan atau minum akibat trismus yang
berat, disfagia atau hidrofobia.
5. Mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisi
B. KHUSUS
Malaria
Tropika Parasit malaria Malaria Ovale
(yang disebut (Plasmodium
(Plasmodium
Plasmodium) Ovale)
Falcifarum).
Malaria
Tersiana
(Plasmodium
Vivax)
Tes Serologi
Setelah kuman M.
leprae masuk ke
dalam tubuh,
Mycobacterium leprae
mampu menyerang
dan berkembangbiak
pada saraf perifer
menginfeksi dan
bertahan hidup pada
sel endotel dan fagosit
pada berbagai organ.
KLASIFIKASI
Lesi (kelainan
kulit) yang mati
rasa.
Kelemahan otot.
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Fisik
Ada 3 tanda kardinal yang cukup untuk
menetapkan diagnosis dari penyakit kusta
• Lesi kulit yang anestesi.
• Penebalan saraf perifer.
• Ditemukannya M.leprae.
Tes Laboratorium
Untuk menetapkan diagnosis penyakit kusta perlu mencari
tanda-tanda utama atau cardinal sign yaitu antara lain:
• Lesi (kelainan) kulit yang mati rasa. Kelainan kulit atau
lesi dapat berbentuk bercak keputih-putihan
(hipopigmentasi) atau kemerah-merahan yang mati rasa.
• Penebalan saraf tepi yang disertai dengan gangguan
fungsi saraf. Ganggguan fungsi saraf ini merupakan akibat
dari peradangan kronis saraf tepi (neuritis perifer).
TERAPI
Lemprene atau Menghambat Dosis untuk segala • Warna kulit Kapsul warna
Clofazimine. pertumbuhan bentuk lepra: 100 mg • Gangguan coklat. Takaran
kuman kusta. sehari. Untuk pencernaan 50 mg/kapsul
mengendalikan reaksi dan 100
lapromatosis mungkin mg/kapsul.
diperlukan dosis sampai
3 kali 100 mg sehari,
NEXT…
Rifampicin Mematikan Untuk semua jenis • Tanda-tanda pada kulit: Kapsul atau
kuman kusta lepra adalah 600 misalnya panas atau gatal kaplet 150 mg,
(bakterisid) mg/hari. Kini juga dengan atau tanpa rash 300 mg, 450 mg,
sedang diteliti (kemerahan), terutama dan 600 mg.
paduan yang terdapat pada kulit muka dan
menggunakan kepala yang biasanya disertai
rifampisin dosis kemerahan mata dan mata
300 mg/hari atau yang berair.
untuk penggunaan • Gangguan saluran
intermiten dengan pencercernaan
dosis 600 mg • Syndrome flu
sampai 1500 mg. • Hepatitis
Sulfas ferosus Untuk Untuk Mual, nyeri lambung, konstipasi, diare Tablet 325 mg
penderita dewasa 2-4 dan kolik.
kusta yang tablet/hari
anemia berat
Vitamin A Untuk 25.000- Efek toksik dosis diatas 100.000 U Tablet 6000 IU,
menyehatkan 50.000 U sehari dapat terjadi mual, muntah, sakit Tablet 12000 IU
kulit yang sehari kepala, halusinasi, kulit bersisisk, gatal-
bersisik selama gatal, rambut rontok, persendian nyeri,
(ichthiosis) maksimal 2 kelainan darah dan mata serta
bulan gangguan pertumbuhan pada anak.
WHO menganjurkan maksimal 8.000 U
sehari bagi wanita hamil berhubung
pada dosis tinggi (25.000 UI sehari atau
lebih) resiko teratogen atau cacat pada
janin.
DISENTRI
• S.dysentriae, S.flexneri,
S.bondii dan S.sonnei.
• Entamoeba hystolitica
Muntah-muntah.
Anoreksia
Amebiasis berat(kolik)
Sakit perut hebat
diare disertai darah yang banyak > 15 x/ hari,
demam
panas tinggi (40-40,5
hanya derajat celcius),
ditemukan padamual,
anemia, tidak dianjurkan sigmoidoskopi.
1/3 kasus
Amebiasis kronik
amebiasis ringan yang berjalan berbulan-
bulan sampai bertahun-tahun
PATOFISIOLOGI
Disentri basiler (Shigella s.p)
Invasi membran
basolateral sel memproduksi toksin
epitel usus. (Shigatoksin)
menimbulkan kerusakan
sel
Terjadi
kematian sel
multiplikasi
epitel gejala sistemik seperti
dalam sel
demam, nyeri perut,
rasa lemah, dan gejala
disentri.
menyebar ke reaksi
sel epitel inflamasi
PATOFISIOLOGI
Disentri amoeba
Trofozoit (komensal) masuk ke
Faktor penyebab Trofozoit dalam lumen usus besar
jadi patogen:
Kerentanan tubuh pasien
-Virulensi Amoeba Trofozoit (patogen) menembus
mukosa usus dan menimbulkan
-Lingkungan usus
Pemeriksaan tinja
Pemeriksaan tinja
menemukan carrier diperlukan pemeriksaan biakan
Pemeriksaan sigmoidoskopi
Enzim immunoassay
dan kolonoskopi
untuk mendeteksi toksin
ANTIBIOTIKA
WHO, 2005
PENATALAKSANAAN TERAPI
Aspek paling penting dari terapi diare adalah untuk menjaga hidrasi
yang adekuat dan keseimbangan elektrolit selama episode akut.
Idealnya, cairan rehidrasi oral harus terdiri dari 3,5 g Natrium klorida,
dan 2,5 g Natrium bikarbonat, 1,5 g kalium klorida, dan 20 g glukosa
per liter air.
Mencegah kekurangan gizi. makanan kecil
Makanan sering dikomsumsi, kaya energi dan protein,
harus disediakan.
Disentri amoeba
• Asimtomatik atau carrier : Iodoquinol (diidohydroxiquin) 650
mg tiga kali perhari selama 20 hari.