Malaria ec Plasmodium
Falciparum
dr.Risna Ramadanti
Definisi
suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebakan oleh infeksi
Plasmodium yang menyerang eritrosit
dan ditandai dengan ditemukannya
bentuk aseksual dalam darah, dengan Nyamuk Anopheles 1. Plasmodium falciparum (P. falciparum).
2. Plasmodium vivax (P. vivax).
gejala demam, menggigil, anemia, dan 3. Plasmodium ovale (P. ovale).
pembesaran limpa. 4. Plasmodium malariae (P. malariae).
5. Plasmodium knowlesi (P. knowlesi).
Etiologi
Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, Hal: 1754-60, 2006.
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 2019
Tinjauan Pustaka
Siklus Hidup
• Siklus pada nyamuk anopheles
betina
• Siklus pada manusia
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 2019
CDC. Malaria: Biology. Global Health, Division of Parasitic Diseases and Malaria. 2020
Tinjauan Pustaka
Epidemiologi
Hepatosplenomegali
Demam plasmodium dihancurkan
pecahnya skizon darah-
antigen-hipotalamus Manifestasi oleh sel-sel makrofag dan
limfosit Malaria Berat
penurunan kesadaran, demam tinggi,
Klinis ikterik, oliguria, urin berwarna coklat
kehitaman (black water fever), kejang
dan sangat lemah (prostration).
Anemia
pecahnya sel darah merah sakit kepala, mual,
terinfeksi maupun yang muntah, diare, dan nyeri
tidak terinfeksi otot atau pegal-pegal.
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Tinjauan Pustaka
Diagnosis
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Tinjauan Pustaka
Malaria dengan komplikasi
Diagnosis Banding
Malaria tanpa komplikasi
Stroke Glomerulonefritis Akut
Demam Typhoid
Demam Dengue
Leptospirosis
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
Pengobatan malaria falciparum dan malaria
vivaks
Lini Pertama
Pengobatan lini pertama malaria falciparum menurut berat badan dengan DHP dan Pengobatan lini pertama malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan
primakuin primakuin
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan
Pengobatan malaria tanpa komplikasi
Pengobatan malaria falciparum dan malaria
vivaks
Lini kedua
Pengobatan lini kedua malaria falciparum menurut berat badan dengan DHP dan Pengobatan lini kedua malaria vivaks menurut berat badan dengan DHP dan
primakuin primakuin
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Tinjauan Pustaka
Penatalaksanaan
Tatatlaksana Malaria Berat pada Dewasa
Kemoprofilaksis malaria
Bepergian ke daerah risiko tinggi malaria (Provinsi
Papua, Papua Barat, Maluku dan NTT) -> kapsul
doksisiklin 1 x 100 mg /hari -> mulai diminum 1 hari
sebelum bepergian, selama tinggal di daerah risiko
sampai dengan 4 minggu setelah keluar dari daerah
tersebut.
Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor HK.01.07/MENKES/556/2019. 201
Identitas Pasien
Nama : Tn. M
Tanggal Lahir : 10 Mei 1986
Jenis Kelamin : Laki-aki
Umur : 37 Tahun
Alamat : jl. Klalin/ Warmon
Tanggal Pemeriksaan : 19 September 2023
Ruangan : Poli Umun, Puskesmas Malawili
Pekerjaan : Penjaga Kapal
No RM : 9359
Autoanamnesis
Pasien datang ke Poli Umum dengan keluhan Demam sejak 3 hari yang lalu. demam dirasakan hilang timbul dan
terus menerus, demam disertai mengigil dan berkeringat, demam biasanya meningkat pada malam hari.
Mual(+), muntah (+) frekuensi 1x dalam 1 hari, isi sisa makanan. Nyeri kepala (+),
Nyeri ulu hati (+), nyeri perut (-). Nafsu makan dan minum kesan menurun.
Riwayat mimisan (-), gusi berdarah (-), Batuk. (-)
BAK kesan biasa, dan nyeri saat berkemih (-). BAB kesan biasa, tidak ada BAB kehitaman, ataupun BAB dempul.
Riwayat alergi obat (-), alergi makanan (-).
2 hari sebelumnya pasien merasakan demam sakit kepala, badan lemas, pegal-pegal yang dirasakan hingga saat in
Riwayat penyakit sebelumnya?
Malaria
Riwayat Pengobatan Rutin?
Tidak Ada
Riwayat Penyakit Lain?
Tidak Ada
Riwayat Penyakit Keluarga?
Malaria
Riwayat Sosial dan Kebiasaan ?
pasien tinggal di tempat sering terjangkit malaria, lingkungan sekitar masih banyak pepohonan
pasien bekerja sebagai penjaga kapal hampir tiap malam Os di daerah dekat laut
Riwayat Pengobatan Selama Sakit ?
Meminum obat penurun demam (paracetamol) , namun demam kembali muncul selang
beberapa jam
KU: baik // Kesadaran compos mentis
BB 58kg ; TB 158 cm ; LP 95 cm // Status Gizi normal
Pemeriksaan Fisik
TD 110/80 mmHg ; N 80 x/menit ; T 38,4°C ; RR 23x/menit ;
SpO2 99%
Kepala/
Leher
Kepala/leher: konjungtiva anemis (-) sklera ikterik
Thora (-)
Simetris D/S, massa (-),xnyeri tekan (-), Tampak tidak ada jejas, tidak ada bekas trauma.
bunyi nafas vesikuler, sonor/sonor, RH (-/-), WH Pembesaran KGB :-
(-/-), Abdome
bunyi jantung I/II murni reguler Inspeksi : datar,nikut gerak nafas
Auskultasi : bising usus (+) peristaltik kesan normal
Perkusi : timpani di seluruh kuadran abdomen
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium
(+)
Ekstremita
Akral hangats (+), CRT <
2”, udem (-), petechie (-),
ruam (-), turgor kulit
baik.
Pemeriksaan Penatalaksanaan
• Paracetamol 500mg tab 3x1
Penunjang •
•
Omeprazole 20mg tab 2x1 ac
DHP 1x3 tab (3 hari)
Hb : 12,7 gr/dL • Primakuin 1x1 tab (SD)
Leukosit : 10.400 mg/dL
Trombosit : 228.000 mg/dL
NS1 : Negatif
Mikrofilaria Plasmodium Sp : (+) P. falciparum (798/ul)
Prognosis
Ad Vitam : dubia ad bonam
Diagnosis
Malaria Falciparum
Ad Functionam : dubia ad bonam
Ad Sanationam : dubia ad bonam
pembasan
Pada anamnesis pasien mengelukan demam yang hilang timbul dirasakan terus
menerus dan biasanya meningkat pada malamm hari disertai menggigil dan nyeri
kepala. Pasien juga muntah frekuensi 1x dalam 1 hari. Hal ini sesuai dengan gejala
malaria Falciparum, dimana demam pada P. falciparum dapat terjadi setiap hari. Selain
itu, keluhan lainnya yaitu menggigil, berkeringat disertai sakit kepala, mual, muntah,
dan nyeri otot atau pegal-pegal pada pasien mengarah pada manifestasi klinis dari
malaria. Karena manifestasi klinis malaria sangat bervariasi maka harus dapat
dibedakan dengan penyakit infeksi lain. Anamnesa yang mendukung diagnosis adalah
pasien tinggal didaerah endemik malaria dengan lingkungan rumahyang masih banyak
pohon dan banyak nyamuk.
pembasan
Diagnosis pasti malaria dilakukan dengan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
darah yang dilakukan dengan cara pemeriksaan dengan mikroskopik yang merupakan
gold standard (baku emas) untuk diagnosis pasti malaria. Pemeriksaan mikroskopik
dilakukan dengan membuat sediaan darah tebal dan tipis untuk memaeriksa ada
tidaknya
parasit malaria, Spesies dan stadium plasmodium, serta jumlah parasit / kepadatan
parasit. Pemeriksaan malaria lainnya yaitu Pemeriksaan dengan tes diagnostik cepat
(rapid diagnostic test / RDT). Pada pemeriksaan penunjang pasien didapatkan Malaria
Plasmodium Falciparum yang menjadi penanda diagnosis yang pasti.
pembasan
Untuk terapi pada pasien yang datang ke Puskesmas, diberikan paracetamol 500mg tab
3x1, Omeprazole 20mg tab 2x1 untuk mengurangi gejala simptomatiknya dan diberikan
obat Anti Malaria Antimalaria yang digunakan yaitu kombinasi tetap (fixed dose
combination = FDC) yang berisi dehidroartemisinin dan piperakuin (DHP) yang
merupakan terapi Artemisin Combination Therapy (ACT) lini pertama yang
direkomendasikan WHOdan Kementerian Kesehatan. Satu tablet FDC mengandung 40
mg dihidroartemisinin dan 320 mg piperakuin. Untuk pengobatan malaria falciparum
tanpa komplikasi digunakan antimalaria lini pertama berupa ACT ditmbah primakuin
pada hari pertama. Menurut pedoman tatalaksana Malaria yang dikeluarkan oleh
Kementrian kesehatan RI untuk BB 58kg DHP 1x3 tab selama 3 hari, Primakuin1x1 tab
Single Dose.
pembasan
Pencegahan malaria dilakukan untuk menekan angka kesakitan dan kematian
dilakukan melalui program pemberantasan malaria dengan penegakkan diagnosis dini
dan terapi yang cepat dan tepat. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan meliputi
pemakaian kelambu dan pengendalian vektor (nyamuk).
Prognosis pada kasus ini dubia ad bonam. belum ada tanda-tanda yang mengarah pada
komplikasi.
Daftar Pustaka
• Dimi, Benyamin, dkk. Prevalensi Malaria Berdasarkan Karakteristik Sosio Demografi.Jurnal Ilmiah
Kesehatan. Vol 19 no 1. 2020
• Kemenkes, RI. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik. Direktorat Jenderal P2P.
2023
• WHO. World Malaria Report. 2022
• Harijanto PN. Malaria. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, edisi IV. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta, Hal: 1754-60, 2006.
• Kemenkes, RI. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Tatalaksana Malaria. Nomor
HK.01.07/MENKES/556/2019. 2019
• CDC. Malaria: Biology. Global Health, Division of Parasitic Diseases and Malaria. 2020.
Terima Kasih