Malaria berat
Umumnya disebabkan oleh P. falciparum (Pernicious manifestations)
Disertai adanya komplikasi
Klasifikasi Penurunan kesadaran (GCS <15), hiperpireksia (>40°C rektal),
konjungtiva pucat, telapak tangan pucat, icterus (>3mg%), oliguria, urin
warna hitam (black water fever), kejang, lemah badan (tidak bisa
duduk/berjalan)
Malaria tertiana
13 (12-17) -> Gejala trias malaria paling menonjol, Anemia
(plasmodium 48 ++ --
12 bulan kronik, splenomegali, ruptur limpa
vivax)
Demam
Demam Demam
Berkeringat
Trias
Malaria
Splenomegali Anemia
Gejala prodormal : Malaise, mialgia, sefalgia, atralgia, anoreksia,
diare ringan.
Berdasarkan tipe demam, dapat terjadi demam periodic atau
intermitten dengan diantara periode demam tersebut tidak
telihat tanda ataupun gejala yang dirasakan.
Gejala Klinis Demam dapat terbagi dalam 3 periode, yaitu :
Periode dingin (cold stage) (15-60 menit) : pasien menggigil
Periode panas (hot stage) : demam tinggi, muka memerah, nadi
cepat.
Periode berkeringat (sweating stage) : periode terkahir, pasien tiba
tiba berkeringat seluruh tubuh
Patofisiologi
Patofisiologi
1. Pemeriksaan Tetes Darah untuk Malaria
Tetes darah tebal (infeksi/tidak)
Merupakan cara terbaik untuk menemukan parasit malaria.
Cara: 3 tetes darah diratakan → keringkan, hemolysis dengan, warnai
dengan Giemsa 5-10 menit
Pemeriksaan dengan menggunakan mikroskop pembesaran 1000 kali,
diperiksa 100 lapang pandang.
Hasil: leukosit dan plasmodium. Negatif, bila setelah diperiksa 200 lp
Pemeriksaan dengan pembesaran 1000x tidak ditemukan parasite.
3. Tes Serologi
Pemeriksaan Berguna untuk mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap malaria
Penunjang atau dalam keadaan parasit dalam jumlah sangat minimal. Terdapat
beberapa metode antara lain indirect haemagglutination test, immuno-
precipitation techniquest, ELISA test, radio-immunoassay.
Primakuin
ES : anemia hemolitik pada pasien yang mengalami defisiensi
enzim G6PD. Dosis tinggi dapat menyebabkan spasme usus dan
gangguan lambung.
KI : lupus erimatosus dan artritis reumatoid
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
6-10 11-17 18-30 31-40 41-59
≤ 5 kg ≥60kg
kg kg kg kg kg
Hari Jenis Obat
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun
1-3 DHP ¼ ½ 1 1½ 2 3 4
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1
Jumlah tablet perhari menurut berat badan
Hari Jenis Obat ≤5 6-10 11-17 18-30 31-40 41-49 50-59 ≥60
kg kg kg kg kg kg kg kg
0-1 2-11 1-4 5-9 10-14 ≥15 ≥15 ≥15
bulan bulan tahun tahun tahun tahun tahun tahun
Artesunat ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4
1-3
Amodiakuin ¼ ½ 1 1½ 2 3 4 4
1-14 Primakuin - - ¼ ½ ¾ 1 1 1
Malaria dengan komplikasi
Indikasi Rawat Malaria kongenital pada bayi
Inap Hiperparasitemia (Parasitemia > 5 %)
Malaria serebral: kejang, koma ± 30 menit setelah kejang
Anemia berat
Gagal Ginjal Akut (urin <400 cc/hari)
Edema paru atau ARDS (Adult Respiratory Distress Syndrome)
Hipoglikemia: kadar gula darah <40mg%
Gagal sirkulasi atau syok
Komplikasi Perdarahan spontan dari hidung, gusi, traktus digestivus, dan atau
disertai kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi
intravaskuler
Kejang berulang lebih dari 2x dalam 24 jam setelah pendinginan
pada hipertermia
Makroskopik hemoglobinuria oleh karena infeksi malaria akut
bukan karena obat anti malaria pada kekurangan Glukosa 6
Phospat Dehidrogenase (G6PD)
Mencegah gigitan vektor.
Membunuh nyamuk dengan insektisida.
Tidur dengan menggunakan kelambu.
Menghilangkan kesempatan nyamuk berkembang biak dengan
menguras, menutup, dan mendaur ulang.
Pencegahan Kemoprofilaksis
Pemberian obat anti malaria (doksisiklin, primakuin, dll) untuk
tujuan profilaksis ini masih diteruskan sampai 1 bulan meninggalkan
daerah endemis.
Doksisiklin 100 mg/hari, selama 1-2 hari.
Quo ad Vitam: dubia ad bonam
Prognosis Quo ad Functionam: dubia ad bonam
Terimakasih