Anda di halaman 1dari 19

SESAK NAPAS Nursyifa Dewi Afifah

Perseptor: 4151171443
dr. Hadi Yusuf, SpPD-KPTI
DEFINISI
Sesak napas (dispnea) merupakan ketidaknyamanan dalam
bernapas yang bersifat subjektif dengan kualitas dan intensitas
keluhan yang bervariasi.
TIPE SESAK NAPAS
1. Ortopnea : sesak napas yang terjadi pada posisi berbaring
2. Platipnea : sesak napas pada posisi berdiri dan menghilang saat
berbaring
3. Trepopnea : sesak napas pada posisi berbaring ke kiri atau ke
kanan
4. Paroxysmal nocturnal dyspnea : sesak napas pada posisi
berbaring yang akan membangunkan pasien dari tidurnya secara
tiba-tiba.
5. Dyspnea d’effort : sesak napas saat melakukan aktivitas dan
menghilang saat istirahat
MEKANISME TERJADINYA
SESAK NAPAS
1. Penyempitan jalan napas
2. Kelemahan pada otot pernapasan pengeluaran dan
pengambilan oksigen tidak seimbang  sesak napas
3. Hipoksemia dan hiperkapnia  peningkatan aktivitas
pernapasan
ANAMNESIS SESAK NAPAS
1. Waktu: sejak kapan ?
2. Onset: mendadak / semakin lama makin berat ?
3. Sesak napasnya menetap / hilang-timbul ?
4. Hal yang meringankan / memberatkan ?
5. Bila mendadak dan hilang timbul apakah ada faktor pencetus
cuaca dingin, aktivitas, debu, asap rokok, dan lain-lain ?
6. Apakah disertai demam dan batuk ?
7. Apakah disertai napas berbunyi / mengi ?
8. Bila mendadak, apakah disertai nyeri dada ?
ANAMNESIS SESAK NAPAS
Riwayat Faktor Risiko ? Riwayat Pengobatan ?

1. Riwayat merokok: berapa 1. Selama ini sudah


batang/bungkus/hari, selama berobat/belum?
berapa tahun
2. Jika sudah, meminum obat
2. Riwayat paparan debu/asap apa? Bagaimana
pengaruhnya?
3. Riwayat atopik dalam
keluarga
4. Riwayat kontak dengan
penderita TB
SESAK NAPAS DENGAN
WHEEZING
1. Asma Bronkhial
2. PPOK
ASMA BRONKHIAL
a. Gangguan inflamasi kronik saluran napas yang melibatkan banyak sel,
khususnya sel mast, eosinofil, dan limfosit T.
b. Adanya keluhan sesak napas episodik dengan dada terasa berat, suara
wheezing, batuk, sering terjadi pada malam hari / dini hari, riwayat atopi
c. Pencetusnya dapat berupa alergen, infeksi saluran napas, perubahan cuaca.
d. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan suara wheezing (auskultasi), PCH
dan retraksi otot (pada kondisi yang berat).
e. Pemeriksaan penunjang:
- Spirometer: untuk menilai perubahan jalan napas
- Arus puncak ekspirasi (APE): untuk menilai beratnya derajat asma dan respon pengobatan
- Skin prick test: untuk mengetahui alergen penyebab
PPOK (PENYAKIT PARU
OBSTRUKSI KRONIK)
a. Penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara
di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau
reversibel parsial.
b. Gejala sesak napas yang bertambah berat, peningkatan volume
dan purulensi sputum, batuk yang semakin sering dan napas
yang cepat dan dangkal. Gejala sistemik peningkatan suhu
tubuh, takikardi, malaise, susah tidur.
c. Riwayat sebagai perokok, terkena polusi udara
d. Pada pemeriksaan fisik: barrel chest, sela iga melebar, vokal
fremitus menurun (emfisema), hipersonor, pada auskultasi bisa
didapatkan ronki dan atau mengi
SESAK NAPAS TANPA
WHEEZING
1. Pneumonia / Bronkopneumonia
2. Efusi Pleura
3. Bronkhitis Akut
4. Abses Paru
PNEUMONIA /
BRONKOPNEUMONIA
a. Merupakan peradangan paru yang disebabkan oleh
mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit).
b. Gambaran klinis: demam, menggigil, batuk purulen/mukoid,
sesak napas, nyeri dada, keringat berlebihan.
c. Pada pemeriksaan fisik: gerakan dada tertinggal pada sisi yang
sakit, vokal fremitus meningkat, perkusi redup, auskultasi bisa
didapatkan ronki dengan suara napas bronkovesikular.
d. Pemeriksaan penunjang: foto toraks, pem. Laboratorium
(leukositosis, shift to the left), pada analisis gas darah bisa
didapatkan hipoksemia.
EFUSI PLEURA
a. Suatu keadaan dimana terdapatnya cairan berlebihan pada
rongga pleura.
b. Gejala yang dirasakan biasanya nyeri dada, sesak napas
berkurang jika tidur pada posisi miring ke arah yang sakit,
terdapat riwayat TB.
c. Pemeriksaan fisik: deviasi trakea ke arah paru yang sehat,
pergerakan tertinggal, sela iga melebar, VF VR VBS menurun,
perkusi dull
d. Pemeriksaan penunjang: foto toraks, torakosintesis
BRONKHITIS AKUT
a. Peradangan pada bronkus yang diakibatkan paling banyak oleh
bakteri.
b. Gejala: batuk > 1 minggu bisa kering/berdahak, dahak
kekuningan/ kehijauan, nyeri menelan, bisa disertai pilek/tidak.
c. Pemeriksaan fisik: takipnea, terdapat ronki, bisa terjadi retraksi
dinding dada jika gejalanya berat.
d. Pemeriksaan penunjang: foto toraks, pem. Laboratorium
(leukositosis), pemeriksaan sputum.
ABSES PARU
a. Infeksi destruktif berupa lesi nekrotik pada jaringan paru yang terlokalisir
sehingga membentuk kavitas yang berisi pus dalam parenkim paru pada 1 lobus
atau lebih.
b. Gejala: demam bisa disertai menggigil, batuk kering setelah beberapa hari bisa
disertai dengan dahak yang purulen/ mengandung darah, keringat malam, tidak
nafsu makan, penurunan berat badan, badan terasa lemah.
c. Sputum yang berbau amis dan berwarna anchovy menunjukkan penyebabnya
bakteri anaerob. Bila terdapat nyeri dada kemungkinan ada keterlibatan dari
pleura.
d. Pemeriksaan fisik: febris bisa mencapai 40 0 , nyeri tekan lokal pada dada, perkusi
dull, suara napas bronkial, jari tabuh. Bila letaknya dekat pleura bisa didapatkan
gerak dada tertinggal, VF dan VBS menghilang, perkusi redup.
e. Pemeriksaan penunjang: foto toraks, pemeriksaan darah (leukositosis), kultur
sputum
SESAK NAPAS PADA
JANTUNG
1. Congestive Heart Failure
2. Cor Pulmonale
CONGESTIVE HEART FAILURE
(CHF)
a. Gagal jantung merupakan ketidak mampuan jantung untuk
memompa darah keseluruh jaringan tubuh secara adekuat,
akibat adanya gangguan struktural dan fungsional jantung.
b. Sesak napas saat istirahat atau saat beraktivitas, merasa tidak
bertenaga, edema tungkai.
c. Pada pemeriksaan fisik: takikardia, takipneu, ronki paru,
peningkatan JVP, bising jantung, apeks jantung bergeser ke
lateral, edema perifer.
d. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan darah lengkap, EKG, foto
toraks, troponin, tes fungsi hati.
COR PULMONALE
a. Merupakan hipertensi pulmonal yang disebabkan penyakit yang
mengenai struktur dan atau pembuluh darah paru, hipertensi
pulmonal menyebabkan pembesaran ventrikel kanan, dan dapat
terjadi gagal jantung kanan.
b. PPOK biasanya menjadi penyebab utama dari kor pulmonal.
c. Gejala yang dirasakan biasanya perpaduan gejala PPOK dengan gagal
jantung.
d. Pemeriksaan fisik: takipneu, barrel chest, retraksi dinding dada,
peningkatan JVP dan adanya hepato jugular refleks, hipersonor,
mengi/ronki, murmur, edema perifer.
e. Pemeriksaan penunjang: pemeriksaan darah lengkap, analisis gas
darah, EKG, foto toraks.
PENATALAKSANAAN SESAK
NAPAS
1. Pemberian oksigen 2 liter/menit
2. Posisi setengah duduk
3. Atasi penyebab:
a. Etiologinya karena bakteri, maka berikan antibiotic.
b. Asma bisa diberikan obat pelega dan obat pengontrol.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai