Anda di halaman 1dari 6

ILMU REPRODUKSI TERNAK

TUGAS PENJELASAN ISTILAH DALAM ILMU REPRODUKSI

Disusun Oleh :

Faimat Sholihin_22353006

Dosen Pengampu :

Rini Elisia, S.Pt, MP

PRODI PETERNAKAN

DEPARTEMEN AGROINDUSTRY

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2023
1. Estrus
adalah fase dalam siklus reproduksi hewan betina di mana mereka menjadi subur dan
menerima pejantan untuk kawin. Pada saat estrus, betina biasanya menunjukkan
perilaku tertentu yang menarik pejantan, seperti perubahan dalam perilaku, suara, atau
bau tubuh. Selama fase ini, sel telur dilepaskan dan betina secara fisik siap untuk
kawin. Estrus biasanya terjadi secara berkala dalam siklus reproduksi betina hewan,
tetapi frekuensinya bervariasi antara spesies.

2. Estrogen
adalah salah satu jenis hormon seks Wanita/hewan(betina) yang diproduksi terutama
oleh ovarium. Estrogen memiliki peran penting dalam pengaturan siklus menstruasi,
perkembangan organ reproduksi wanita/hewan(betina), seperti rahim dan payudara,
serta banyak proses fisiologis lainnya dalam tubuh wanita/hewan(betina).

3. Progesterone
adalah hormon steroid yang diproduksi oleh ovarium, khususnya oleh korpus luteum
(struktur sementara yang terbentuk setelah pelepasan sel telur selama ovulasi) dan
dalam jumlah yang lebih kecil oleh kelenjar adrenal. Selama siklus menstruasi,
progesteron membantu mempersiapkan dinding rahim (endometrium) untuk
menerima dan mendukung kehamilan jika pembuahan terjadi.

4. ELISA
metode ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay) dapat digunakan untuk
berbagai tujuan.
a. Pemantauan hormon reproduksi, ELISA digunakan untuk mengukur kadar
hormon reproduksi, seperti estrogen, progesteron, dan hormon luteinizing (LH),
dalam sampel darah, saliva, atau urin.
b. Deteksi kehamilan, Test ELISA yang disebut "test kehamilan" menggunakan
antibodi yang spesifik terhadap hormon kehamilan, hCG (human chorionic
gonadotropin), untuk mendeteksi kehamilan.
c. Penelitian infertilitas, ELISA dapat digunakan dalam penelitian untuk
mempelajari biomarker terkait infertilitas
d. Pemantauan fertilitas pada ternak, Metode ELISA digunakan untuk mengukur
kadar hormon reproduksi dalam darah atau susu hewan ternak untuk memantau
siklus reproduksi dan meningkatkan efisiensi pembiakan.
e. Pengujian infeksi seksual menular, ELISA digunakan untuk mendeteksi antibodi
yang spesifik terhadap patogen penyebab IMS, seperti Human Immunodeficiency
Virus (HIV) atau Human Papillomavirus (HPV), untuk diagnosis dan pemantauan
penyakit menular seksual.

5. post partum
adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan periode waktu setelah
melahirkan bayi, biasanya dalam rentang beberapa minggu hingga beberapa bulan.
Selama periode ini, tubuh ibu/induk(hewan) mengalami sejumlah perubahan fisik,
hormon, dan emosional yang bertujuan untuk pemulihan dari kehamilan dan
persalinan.
6. Multiparus
Kata "multi-" berarti "banyak" dan "parus" berasal dari bahasa Latin yang berarti
"melahirkan". Jadi, multiparus merujuk pada wanita yang telah melalui beberapa
kehamilan dan persalinan, yang menghasilkan dua atau lebih anak hidup.

7. Prepartum
Ini adalah fase yang mencakup waktu antara awal persalinan atau gejala persalinan
yang muncul hingga saat kelahiran sebenarnya terjadi. Prepartum mencakup tahap
persiapan tubuh Wanita/hewan(betina) untuk melahirkan, termasuk proses-fisiologis
seperti peningkatan kontraksi rahim, penurunan posisi janin, dan pelebaran leher
rahim (serviks) untuk mempersiapkan jalan lahir.

8. IB
adalah proses reproduksi ternak di mana sperma disuntikkan ke dalam rahim hewan
betina secara buatan untuk membuahi telur, menggantikan proses perkawinan alami.

9. RIA progesterone
metode pengujian hormon progesteron yang disebut Radioimmunoassay (RIA). Ini
adalah teknik laboratorium yang digunakan untuk mengukur konsentrasi progesteron
dalam sampel biologis, seperti darah atau serum.

10. days open


adalah istilah dalam peternakan yang mengacu pada periode waktu antara hari
kelahiran suatu ternak betina (biasanya sapi) dan hari inseminasi atau konsepsi
berikutnya. Dalam konteks reproduksi ternak, "days open" mencerminkan berapa
lama waktu yang dibutuhkan ternak betina untuk hamil kembali setelah melahirkan.
Semakin pendek periode "days open", semakin produktif secara reproduktif ternak
tersebut.

11. Kemajiran
adalah kondisi di mana ternak tidak mampu menghasilkan keturunan atau reproduksi.
Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, baik faktor genetik maupun faktor
lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab umum kemandulan pada ternak:
a. Masalah reproduksi
b. Gangguan hormonal
c. Infertilitas
d. Genetic
e. Nutrisi yang tidak cukup
f. Usia
g. Stress
h. Kondisi lingkungan
i. Penyakit
j. Trauma atau cidera

12. Infertile
merujuk kepada hewan ternak yang tidak mampu menghasilkan keturunan atau
membuahi telur betina. Istilah ini digunakan untuk menggambarkan hewan yang
mengalami kesulitan dalam menghasilkan keturunan yang sehat atau mengalami
masalah dalam proses reproduksi. Infertilitas pada ternak dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk masalah kesehatan reproduksi, gangguan hormonal, infeksi,
kondisi genetik, atau manajemen yang tidak tepat.

13. Steril
mengacu pada kondisi di mana hewan betina atau jantan kehilangan kemampuan
mereka untuk bereproduksi secara permanen. Dengan kata lain, hewan tersebut tidak
dapat lagi menghasilkan keturunan atau membuahi betina. Contoh : sterilisasi bedah.

14. Infertilitas
adalah kondisi di mana individu atau pasangan tidak dapat mencapai kehamilan atau
memperoleh keturunan setelah melakukan hubungan seksual secara teratur tanpa
kontrasepsi selama periode waktu yang cukup lama.

15. silent heat


adalah kondisi di mana hewan betina, seperti sapi atau domba, mengalami estrus atau
siklus reproduksi, tetapi tidak menunjukkan tanda-tanda perilaku estrus yang khas
atau tidak terdeteksi oleh pengamat manusia.

16. Subestrus
adalah kondisi di mana hewan betina mengalami fase estrus (atau heat) yang tidak
optimal atau tidak sepenuhnya berkembang. Penyebab subestrus dapat meliputi
masalah hormonal, gangguan kesehatan, nutrisi yang buruk, stres, atau faktor
lingkungan lainnya.

17. delayed ovulasi


adalah kondisi di mana ovulasi, yaitu pelepasan sel telur dari ovarium, terjadi lebih
lambat dari waktu yang diharapkan dalam siklus menstruasi normal seorang
wanita/hewan(betina). Delayed ovulasi bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk ketidakseimbangan hormonal, stres, perubahan dalam pola tidur atau pola
makan, obesitas, atau penyakit tertentu.

18. Anovulasi
adalah kondisi di mana ovarium seorang Wanita/hewan(betina) gagal melepaskan sel
telur (ovum) selama siklus menstruasinya. Anovulasi dapat disebabkan oleh berbagai
faktor, termasuk ketidakseimbangan hormonal, gangguan pada kelenjar hipofisis atau
hipotalamus di otak yang mengatur siklus menstruasi, masalah kesehatan seperti
sindrom ovarium polikistik (PCOS).

19. kista folikuler


adalah kista (gelembung berisi cairan) yang terbentuk di dalam atau di sekitar
ovarium. jenis kista ovarium yang paling umum, dan seringkali bersifat sementara dan
tidak menyebabkan gejala. Kista ini biasanya terbentuk sebagai bagian dari proses
normal ovulasi.

20. Gonadotropin
adalah kelompok hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari, sebuah kelenjar
kecil di dasar otak, yang mengatur fungsi gonad (organ reproduksi) baik pada
pria/pejantan(hewan) maupun Wanita/betina(hewan).
Ada dua jenis utama gonadotropin:
a. Follicle-stimulating hormone, FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan
folikel ovarium pada wanita/betina(hewan) dan mempromosikan produksi sperma
pada pria/pejantan(hewan).
b. Luteinizing hormone, LH merangsang pelepasan sel telur (ovulasi) dari ovarium
pada Wanita/betina(hewan), serta produksi hormon seks seperti testosteron pada
pria/pejantan(hewan).

21. Endometritis
adalah kondisi peradangan yang terjadi pada lapisan dalam rahim yang disebut
endometrium. Ini adalah salah satu jenis infeksi pada sistem reproduksi
Wanita/betina(hewan) yang dapat terjadi setelah melahirkan (postpartum
endometritis), setelah aborsi, atau sebagai komplikasi dari prosedur medis seperti
dilatasi dan kuretase (D&C).

22. Abortus
dalam ilmu peternakan merujuk pada keguguran atau keguguran yang disengaja dari
kehamilan pada hewan ternak. Abortus pada hewan ternak dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, termasuk infeksi bakteri, virus, atau parasit, ketidakseimbangan
hormonal, stres lingkungan, ketidakcocokan genetik, defisiensi nutrisi, atau trauma
fisik.

23. retensi sekundinarum


adalah kondisi di mana plasenta atau bagian dari membran plasenta (septa plasenta)
tertahan di dalam rahim setelah kelahiran anak. Ini adalah jenis komplikasi yang
mungkin terjadi pada wanita setelah persalinan. Setelah proses persalinan normal,
plasenta biasanya dilepaskan dari dinding rahim dan dikeluarkan melalui jalan lahir.
Namun, dalam beberapa kasus, plasenta atau fragmen dari plasenta bisa tetap
menempel pada dinding rahim setelah kelahiran anak, yang disebut retensi
sekundinarum.

24. Premature
kondisi di mana proses reproduksi atau perkembangan seksual pada hewan ternak
terjadi sebelum waktu yang dianggap normal atau diinginkan oleh peternak.

25. Distokia
adalah istilah medis yang digunakan untuk menggambarkan kondisi kelahiran yang
sulit atau tidak normal pada hewan. Ini dapat terjadi pada berbagai spesies hewan,
termasuk sapi, kuda, domba,dan kambing. bisa disebabkan oleh berbagai faktor,
termasuk ukuran janin yang terlalu besar untuk leher rahim ibu, posisi yang tidak
tepat dari janin dalam kanal lahir, kelainan anatomi pada ibu atau janin, kekurangan
kontraksi rahim yang efektif, atau adanya gangguan kesehatan pada ibu atau janin
yang mengganggu proses kelahiran.
26. Prostaglandin
prostaglandin sering digunakan sebagai obat untuk menginduksi lisis atau
penghancuran korpus luteum (CL) pada ovarium. Korpus luteum adalah struktur yang
terbentuk setelah ovulasi dan menghasilkan hormon progesteron yang diperlukan
untuk mempertahankan kehamilan. Dengan menghancurkan korpus luteum, tingkat
progesteron turun, yang memicu permulaan siklus estrus baru.

27. hormon GnRH


adalah singkatan dari Gonadotropin-Releasing Hormone (Hormon Pelepasan
Gonadotropin). Hormon ini diproduksi dalam kelenjar hipotalamus di otak dan
berperan penting dalam mengatur sekresi hormon-hormon reproduksi oleh kelenjar
pituitari.
Ada dua jenis utama gonadotropin:
a. Follicle-stimulating hormone, FSH merangsang pertumbuhan dan perkembangan
folikel ovarium pada wanita/betina(hewan) dan mempromosikan produksi sperma
pada pria/pejantan(hewan).
b. Luteinizing hormone, LH merangsang pelepasan sel telur (ovulasi) dari ovarium
pada Wanita/betina(hewan), serta produksi hormon seks seperti testosteron pada
pria/pejantan(hewan).

28. hormon PGF2α


adalah prostaglandin yang diproduksi dalam berbagai jaringan tubuh, termasuk dalam
endometrium (lapisan dalam rahim) pada wanita dan dalam berbagai organ pada
hewan. PGF2α memiliki peran penting dalam regulasi siklus reproduksi dan fungsi
reproduksi pada mamalia, termasuk manusia dan hewan ternak. PGF2α sering
digunakan untuk mengatur siklus estrus pada sapi betina dan domba betina.

29. metode Ovsynch Protocol


adalah metode yang digunakan dalam manajemen reproduksi ternak, khususnya pada
sapi betina, untuk memicu ovulasi dan meningkatkan tingkat keberhasilan
kebuntingan dalam program inseminasi buatan (IB). Metode ini dirancang untuk
mengatur siklus reproduksi sapi betina secara efektif, memungkinkan peternak untuk
merencanakan waktu inseminasi dengan tepat.
langkah-langkah umum dalam Ovsynch Protocol:
a. penyuntikan hormon GnRH
b. penyuntikan prostaglandin
c. inseminasi buatan (IB)

30. vivipar
adalah istilah biologi yang digunakan untuk menggambarkan jenis reproduksi di mana
organisme menghasilkan keturunan yang berkembang di dalam tubuh induknya dan
lahir dalam keadaan hidup. Dalam reproduksi vivipar, embrio berkembang di dalam
tubuh induk, biasanya dalam suatu struktur seperti rahim atau kantung telur, di mana
mereka menerima nutrisi dan dukungan dari induk selama perkembangan.

Anda mungkin juga menyukai