Maret 2017
Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia
novi.irwan.apt@gmail.com @OppieFauzi
PENDAHULUAN
Selama kehamilan dan menyusui, seorang ibu dapat mengalami berbagai keluhan
atau gangguan kesehatan (mual dan muntah, lemah dan pusing, sariawan, varises
ggn buang air besar, dll), sedangkan kesehatan ibu merupakan persyaratan penting
untuk perkembangan janin/bayi.
Studi epidemiologi, 1/3 samapai 2/3 ibu hamil mengkonsumi setidaknya 1 jenis obat,
sering, analgetik; antiemetik; penenang, antimikroba.
Obat dapat menyebabkan efek yang tidak diinginkan pada janin selama kehamilan
dan pada bayi selama menyusui.
Perlu tahu dan paham obat apa yang relatif tidak aman, bagaimana cara minum obat (jika tidak bisa dihindari)
agar tidak merugikan baik ibu maupun janin/bayi)
Perubahan Farmakokinetika Akibat Perubahan Maternal
Metabolisme:
Peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat mempengaruhi aktivitas enzim mikrosom
hati. Olehkarenanya dapat mempengaruhi metabolisme beberapa obat.
Co: fenitoin metabolismenya meningkat, decrease Cp, loss of efficacy.
Co: teofilin dankafein metabolismenya menurun, increase Cp, Risk of toxicity
Eliminasi:
Pada masa kehamilan terjadi peningkatan aliran darah ke ginjal. Mempengaruhi clereance obat
di ginjal. Clearance meningkat 25 50%
Co; Penisilin (eksresi utam di ginjal dalam keadaan utuh), increase clearance, loss of efficacy
Fetal-Placental-Maternal Unit
Ibu dan janin merupakan satu kesatuan (unit fetal-placental-maternal). Drug can
across to fetus.
Pada umumnya pada manusia, proses kehamilan berlangsung sekitar 40 minggu (280 hari)
dan tidak lebih dari 43 minggu (300 hari). Menurut usianya dibagi menjadi:
Trisemester 1: 0 14 minggu
Trisemester 2: 14 28 minggu
Trisemester 3: 28 42 minggu
Jelaskan dengan video
Stage Of Fetal Development
Sensitivitas janin terhadap obat tergantung pada tahap perkembangan/trimester dan
bila obat diberikan pada usia kehamilan akan mengganggu tahap perkembangan janin.
Most critical time for any organ is when its growing and forming its structure.
Different organs have different critical period, but the time period from day 15 to day
60 of gestation is most critical.
p
Kebanyakan saat yang kritis bagi setiap organ adalah ketika tumbuh dan membentuk
struktur. organ yang berbeda memiliki masa kritis yang berbeda, tetapi periode waktu
dari hari 15 sampai hari 60 kehamilan adalah yang paling penting
During pre-implantation and embryonic stage the teratogen acts in an all-or-none
respone, i.e., the dose is high enough that the fetus will die, if dose is sublethal fetus
will recover.
Gross malformation produced by exposure to teratogens during the embryonic period
(1st trismester)
Exposure durng 2nd and 3rd trimesters usually results in organ dysfunction rather than
gross malformations.
Pengaruh Teratogen Pada Janin
Hampir semua obat yang diminum perempuan menyusui terdeteksi didalam ASI ,
untungnya konsentrasi obat di ASI umumnya rendah
Transfer Obat ke ASI dipngaruhi oleh kadar konsentrasi obat dalam darah ibu dan sifat
fisika kimia obat.
Farmakokinetika Pada Ibu Menyusui
Obat yang larut dalam lemak, yang non-polar dan yang tidak terion akan mudah
melewati membran sel alveoli dan kapiler susu Plasma relatif sedikit lebih basa dari
ASI. Karena itu obat yang bersifat basa lemah di plasma akan lebih banyak dalam
bentuk tidak terionisasi dan mudah menembus membran alveoli dan kapiler susu.
Sesampainya di ASI obat yang bersifat basa tersebut akan mudah terion sehingga tidak
mudah untuk melewati membran kembali ke plasma.
Rasio M:P adalah perbandingan antara konsentrasi obat di ASI dan di plasma ibu.
Rasio M:P yang >1 menunjukkan bahwa obat banyak berpindah ke ASI ,
Rasio M:P < 1 menunjukkan bahwa obat sedikit berpindah ke ASI
Umumnya Kadar puncak obat di ASI sekitar 1 -3 Jam sesudah ibu minum obat.
(pertimbangan jangan berikan ASI pada kadar puncak setelah minum obat bila ibu
menyusui harus minum obat yang potensial toksik).
ASI disarnkan dapat diberikan kembali setelah 5x waktu paruh obat.
Penilaian Rasio Benefit dan Resiko
Penggunaan Obat Ibu Menyusui
Farmakologi obat: reaksi yang tidak dikehendaki
Perlu diperhatikan adalah bila efek yang tidak diinginkan tidak bergantung dari
banyaknya obat yang diminum, misalnya reaksi alergi, maka sedikit atau banyaknya ASI
yang diminum bayi menjadi tidak penting, tetapi apakah si bayi meminum atau tidak
meminum ASI menjadi lebih penting
Adanya metabolit aktif
Multi obat : adisi efek samping
Dosis dan lamanya terapi
Umur bayi.
Pengalaman/bukti klinik
Farmakoepidemiologi data.
Farmakokinetika Bayi
Absorbsi, distribusi, metabolisme dan ekskresi pada bayi berbeda nyata dengan
orang dewasa.
Kecepatan absorpsi lewat saluran cerna lebih rendah
Distribusi obat juga akan berbeda karena rendahnya protein plasma, volume cairan tubuh
yang lebih besar dari orang dewasa.
Metabolisme obat juga rendah karena aktivitas enzim yang rendah.
Ekskresi lewat renal pada awal kehidupan masih rendah dan akan meningkat dalam
beberapa bulan
Nindia, Stefani. 2001. Perubahan Farmakokinetika Obat pada Wanita Hamil dan Implikasinya
Secara Klinik. Cermin Dunia Kedokteran No. 133; hal. 40 43
Anonim. 2006. Pedoman Pelayanan Farmasi untuk Ibu Hamil dan Menyusui. Direktorat Bina
Farmasi Komunitas dan Klinik. Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Depkes RI
Safithri, Fathiyah. 2009. Farmakoterapi Pada Kelompok Khusus. Lab. Farmakologi; FK-UMM