Anda di halaman 1dari 13

SOLANUM MAMMOSUM L.

(TERUNG SUSU)

TUJUAN
Untuk memberikan informasi mengenai manfaat
terung susu.
Memperkenalkan tanaman terung susu kepada
teman-teman mahasiswa.

MANFAAT
Masyarakat
ataupun
mahasiswa
dapat
menggunakan terung susu sebagai obat alami
untuk mengobati hipertensi, kolesterol, dan
kanker.

METODE PENATAAN HERBARIUM


Tanaman hidup

Pengamatan karakteristik tanaman

Pengambilan bagian-bagian
spesimen selengkap mungkin

Membersihkan bahan
herbarium dari kotoran yang
masih melekat
Meletakan bahan herbarium
diatas papan yang dialasi kertas
koran

Pemotongan untuk spesimen


yang terlalu besar

Menata bahan herbarium


dengan baik

Timpa dengan kertas koran


dan papan

Koran diganti setiap 2 hari sekali

Press dengan pemberat

Tempelkan herbarium yang


sudah kering pada kertas
berukuran 1x1 meter

Beri label

IDENTIFIKASI HERBARIUM
Taksonomi
Morfologi

TAKSONOMI
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Superdivisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi
: Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas
: Magniopsida (berkeping dua/dikotil)
Subkelas : Asterdae
Ordo
: Solanales
Family : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus
: Solanum
Spesies : Solanum mammosum L.

MORFOLOGI
Akar : akar tunggang.
Batang : tegak, bulat, berkayu, berbulu dan berduri, berwarna
hijau pucat.
Daun : daun tunggal, berbentuk bulat telur, ujung daun
meruncing, pangkal daun berlekuk, tulang daun menyirip, tepi
daun bercangap menyirip, warna daun hijau, permukaan daun
berbulu dan berduri.
Bunga : bunga majemuk, berbentuk bintang, memiliki kelopak
yang berbulu, benang sari pendek berwarna kuning.
Buah : buah sejati tunggal, berdaging tebal dan lunak, buah
berwarna kuning, berbentuk bujur telur seperti jantung, ujung
buah berbentuk puting, isi buah berwarna putih, panjang 38cm dan lebar 3-5cm.
Biji : biji pipih, warna coklat kehitam-hitaman.

KHASIAT TANAMAN
Terung susu atau Solanum mammosum L.
mengandung senyawa sterol yang berupa -sitosterol
sehingga dapat digunakan sebagai obat anti hipertensi
dan diabetes. Senyawa ini terdapat dalam biji terung
susu.
Mekanisme aksi dari -sitosterol dalam menurunkan
kolesterol darah adalah :
1. Menurunkan penyerapan lemak makanan didalam
usus.
2. Menghambat pembentukan kolesterol didalam hati.

PEMBAHASAN
Herbarium merupakan suatu spesimen dari bahan
tumbuhan yang telah dimatikan dan diawetkan
melalui metode tertentu dan dilengkapi dengan datadata mengenai tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang
digunakan dalam pembuatan herbarium kali ini adalah
terung susu. Metode yang digunakan adalah metode
kering. Kelebihan dari herbarium kering dan
herbarium basah adalah dapat bertahan lebih lama,
namun herbarium kering juga memiliki kekurangan
yaitu spesimennya mudah mengalami kerusakan
akibat perawatan yang kurang memadai maupun
karena frequensi pemakaian yang cukup tinggi untuk
identifikasi.

Terung susu merupakan jenis tanaman hias, namun


terung susu ini juga bisa dimanfaatkan sebagai obat
untuk menurunkan kolesterol dalam darah.
Senyawa yang terdapat didalam terung susu yang
berfungsi sebagai obat kolesterol adalah -sitosterol
dan diosgenin yang terdapat didalam biji terung susu.
Mekanisme aksi dari -sitosterol dalam tubuh ada
dua, yakni:
1. Menurunkan penyerapan lemak makanan didalam
usus, dimana dengan adanya -sitosterol maka
asam lemak bebas seperti triasilgliserol akan
terikat dana tidak dapat diubah menjadi asam
lemak dan 2 monoasilgiserol pada emulsifikasi oleh
garam empedu menjadi misel.

2.

Menghambat pembentukan kolesterol didalam hati,


dimana -sitosterol menghambat aktivitas enzim
HMG-KoA reduktase yang berperan penting dalam
penentu kecepatan reaksi reduksi HMG-KoA
menjadi mevalonat yang akan digunakan untuk
pembentukan kolesterol.

DAFTAR PUSTAKA
Baladrin, M.F. and klocke, J.A. 1998. Medicinal,
Aromatic and Industrials from Plants. Biotechn. In
Agric. and Forest. 4 (Medicinal and Aromatic plants I).
Edited by Y.P.S. Bajaj. Springier Verlag, Berlin, New
York.
Marks, Dawn. B, dkk. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar
Sebuah Pendekatan Klinis. Jakarta. EGC.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan.
Yogyakarta: UGM Press.

Anda mungkin juga menyukai