Anda di halaman 1dari 22

I.

PENDAHULUAN
Kontrasepsi yang sangat efektif sekarang ini beberapa macam sudah
tersedia di pasaran dan dapat dipilih sesuai dengan keinginan calon
akseptor, namun tidak semua pemakai kontrasepsi dapat menemukan
kontrasepsi yang ideal untuk dirinya. Kondisi saat ini, dengan adanya
perubahan gaya hidup keluarga (life style) sering membuat hubungan
seksual lebih tidak teratur sehingga kebutuhan kontrasepsi secara insidentil
dengan indeks keamanan yang tinggi dan memungkinan pemakaian dalam
berbagai situasi tanpa komplikasi.1
Kelompok masyarakat seperti ini mungkin mengalami kesulitan
untuk memakai pil yang harus diminum setiap hari untuk mencegah
kehamilan sebagai akibat hubungan seksual yang sangat jarang dilakukan.
Mereka mungkin juga mempunyai pengalaman buruk atau menderita
komplikasi akibat pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR),
kontrasepsi suntikan, atau sering tidak tertib menerapkan senggama
terputus (coitus interuptus), sistem kaleder, kondom, spermisida sehingga
upaya kontrasepsi yang dilakukan tidak adekuat. Untuk mereka,
dibutuhkan pencegahan kehamilan yang dapat diberikan sesudah
terjadinya senggama.1
Pemakaian kontrasepsi sampai dengan saat ini tidak ada satupun
yang tanpa kegagalan, efek samping atau komplikasi. Apabila terjadi
kegagalan, komplikasi, maupun efek samping maka petugas kesehatanlah
yang dituntut untuk menangguanginya. Kejadian kegagalan pemakaian
kontrasepsi akan membuat masalah tersendiri, terutama bagi para petugas
kesehatan. Jumlah kegagalan diperkirakan akan bertambah banyak apabila
yang menggunakan kontrasepsi tradisional (seperti jamu dan cara-cara
tradisional lainnya) juga diperhitungkan selain kegagalan dari yang
menggunakan

cara

modern.

Dampak

dari

kegagalan

pemakaian

kontrasepsi ini akan mengakibatkan adanya kehamilan yang tidak

diinginkan. Disamping itu kelompok unmetneed (pasangan usia subur


yang ingin mengontrol fertilitasnya, tetapi mereka tidak menggunakan
kontrasepsi) masih cukup tinggi yaitu 9,1 persen (SDKI 2007), sehingga
dimungkinkan terjadi kehamilan yang tidak diinginkan. Apabila kehamilan
tidak diinginkan tidak diterima atau tidak diinginkan maka selanjutnya
akan timbul upaya untuk melakukan abortus baik secara aman maupun
tidak aman. Diperkirakan sekitar 2/3 dari kehamilan yang tidak diinginkan
berakhir dengan abortus (pengguguran kandungan). Sejalan dengan
strategi Making Pregnancy Safer (MPS) perlu dilakukan upaya
pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan. Dimana kehamilan yang
tidak diinginkan dapat dicegah atau dikurangi seandainya pasangan
menggunakan kontrasepsi darurat.1
Kontrasepsi darurat yang dikenal dengan Morning after pill atau
kontrasepsi pasca senggama akhir-akhir ini banyak dibicarakan orang.
Kontrasepsi darurat ini hanya dipakai untuk keadaan darurat yaitu apabila
senggama tanpa kontrasepsi atau cara kontrasepsi yang dipakai tidak
benar. Kontrasepsi pada umumnya dipakai sebelum senggama, sedangkan
kontrasepsi darurat dipakai sebagai cara darurat untuk mencegah
kehamilan setelah senggama.1
Kontrasepsi darurat atau kontrasepsi pasca senggama merupakan
pilihan metode kontrasepi yang dapat digunakan untuk mencegah
kehamilan beberapa hari setelah koitus sebelum ovum dihasilkan dari
ovarium dan sebelum sperma membuahi ovum.2
Fisiologi kehamilan baru akan terjadi sekitar 6-12 jam dalam
bentuk zigot yang terus berkembang dan siap melakukan nidasi dalam
rahim setelah 4-5 hari. Tenggang waktu sekitar 4-5 hari inilah yang dapat
dipergunakan umtuk menghindari nidasi sehingga dapat dipergunakan
metode keluarga berencana darurat untuk menghindari kehamilan karena
hubungan seksual tidak terlindung. Untuk menghindari hamil dari

hubungan seksual tanpa perlindungan di Belanda dan Amerika dengan


memberi pil. Oleh karena itu pemberian pil pada pagi hari setelah
hubungan seksual disebut morning after pill.1,2
Kontrasepsi darurat juga dapat mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan sebagai akibat kegagalan pemakaian kontrasepsi, sehingga
dapat mengurangi angka kegagalan pemakaian kontrasepsi. Indikasi dari
penggunaan kontrasepsi darurat antara lain adalah pemakaian kontrasepsi
tidak benar, salah hitung masa subur, kondom bocor, vaginal tablet tidak
larut, tidak pakai kontrasepsi dan kejadian perkosaan.1
II.

DEFINISI
Kontrasepsi darurat didefinisikan sebagai penggunaan obat atau
alat setelah senggama yang tidak aman untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan. Kontrasepsi ini sering juga disebut kontrasepsi
pascasenggama atau morning after pillatau morning after treatment.
Sebutan kontrasepsi darurat menekankan bahwa cara KB ini lebih baik
dari pada tidak ada sama sekali namun tetap kurang efektif dibandingkan
dengan cara KB yang sudah ada. Kontrasepsi ini tidak boleh dipakai terus
menerus secara rutin.3,4
Kontrasepsi darurat atau dalam bahasa inggris disebut emergency
contraceptive pills adalah hormonal tingkat tinggi yang di minum untuk
mengontrol kehamilan sesaat setelah melakukan hubungan seks yang
beresiko.3

III.

FISIOLOGI REPRODUKSI
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan
ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi.5
Seorang wanita memiliki dua ovarium, satu disetiap sisi rahim.
Setiap bulan, salah satu ovarium akan mengeluarkan ovum dari folikel
ovarium kedalam tuba fallopi.5,6

Pada waktu coitus jutaan spermatozoa ditumpahkan di forniks


vagina dan disekitar portio. Namun hanya beberapa ratus ribu spermatozoa
dapat terus ke kavum uteri dan tuba, dan hanya beberapa ratus dapat
sampai kebagian ampula tuba dimana spermatozoa dapat memasuki ovum
yang telah siap untuk dibuahi. Hanya satu spermatozoa yang mempunyai
kemampuan (kapasitasi) untuk membuahi.5,6,7
Pembuahan ovum umumnya terjadi di ampula dari salah satu tuba
fallopi, segera setelah sperma dan ovum memasuki ampula. Namun
sebelum sperma dapat memasuki ovum, pertama-tama sperma harus
menembus berlapis-lapis sel granulose yang melekat disisi luar ovum dan
lalu berikatan dan menembus zona pelusida yang mengelilingi ovum itu
sendiri. Sekali sebuah sperma telah masuk ke dalam ovum oosit membelah
kembali untuk membentuk ovum matang ditambah mengeluarkan badan
polar kedua. Ovum yang matang itu masih membawa nukleusnya yang
mengandung 23 kromosom.5,6,7
Setelah pembuahan terjadi, ovum yang telah dibuahi akan
ditranspor melalui tuba fallopi ke dalam kavum uteri, dimana biasanya
memerlukan waktu 3-5 hari.5,6,7
Transport ovum terbuahi yang tertunda melalui tuba fallopi ini
memungkinkan terjadinya beberapa tahap pembelahan sel. Ovum yang
telah membelah tersebut disebut dengan blastokista. Blastokista ini
kemudian memasuki uterus. Setelah mencapai uterus, blastokista yang
sedang berkembang biasanya tetap tinggal di dalam kavum uteri selama 1
sampai 3 hari sebelum berimplantasi di endometrium. Jadi implantasi
biasanya terjadi kira-kira pada hari ke lima sampai hari ke tujuh setelah
ovulasi.7
Sekali implantasi terjadi, sel-sel trofoblas dan sel-sel yang
berdekatan

lainnya

(dari

blastokista

dan

endometrium

uterus)

berproliferasi dengan cepat, membentuk plasenta dan berbagai membran


kehamilan.7

Gambar 1. Fisiologi reproduksi6

IV.

JENIS KONTRASEPSI DARURAT


Ada 2 macam kontrasepsi darurat yaitu:4,6,7
1. Mekanik
Satu-satunya

kontrasepsi

darurat

mekanik

adalah

IUD

yang

mengandung tembaga (misalnya: CuT 380A). Jika dipasang dalam


waktu kurang dari 7 hari setelah senggama, cara ini mampu
mencegah kehamilan. Dan selanjutnya dapat dipakai terus untuk
mencegah kehamilan hingga 10 tahun lamanya, atau sesuai waktu yang
dikehendaki. 6,8
Sebagai kontrasepsi

darurat,

AKDR-Cu

terutama

mencegah

pembuahan dengan menyebabkan perubahan kimia yang akan merusak


sperma dan sel telur sebelum bertemu. WHO merekomendasikan
AKDR-Cu sebagai kontrasepsi darurat, dipasangkan dalam waktu lima
hari pasca senggama, >99% efektif mencegah kehamilan. IUD
merupakan kontrasepsi darurat yang sangat aman, dimana resiko
infeksi, ekspulsi atau perforasi sangat rendah. Satu-satunya situasi

dimana AKDR-Cu tidak boleh digunakan sebagai kontrasepsi darurat


jika seorang wanita telah hamil.6,8

Gambar2. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


2. Medik
Paling sedikit ada 5 cara pemberian kondar yang telah diteliti secara
luas. Masing-masing bersifat hormonal dan saat ini diterapkan secara
oral. Sekalipun pemberian pervaginal dalam tahap penelitian, namun
kepustakaan yang telah dipublikasikan masih terbatas pada pemberian
peroral. Lima cara tersebut adalah : Pil KB Kombinasi (mis:
Microgynon), Pil Progestin (mis: Postinor-2), Pil Estrogen (mis:
Premarin, Mifepriston (mis: RU-486), Danazol (mis Danocrine). 6,8,9
Cara kerja kontrasepsi ini dengan cara merubah endometrium sehingga
tidak memungkinkan implantasi hasil pembuahan, mencegah ovulasi/
menunda ovulasi dan mengganggu pergerakan sel telur (tuba fallopi).6,8
WHO merekomendasikan levonogestrel pada penggunaan pil
kontrasepsi darurat. Metode progestogen-only ini sebaiknya digunakan
sebagai single dose (1,5 mg) dalam waktu lima hari (120 jam) dari
senggama tanpa pelindung. Alternatif lain, seorang wanita dapat
menggunakan levanogestrel dalam dua dosis (0,75 mg tiap 12 jam). Pil
kontrasepsi darurat levonorgestrel mencegah kehamilan dengan cara
mencegah atau menunda ovulasi. Pil ini juga bekerja mencegah
fertilisasi dari sel telur melalui kerja mukus serviks atau kemampuan
dari sperma untuk mengikat sel telur. Levonorgestrel tidak efektif

ketika proses implantasi telah dimulai, dan tidak akan menyebabkan


aborsi. Laporan dari 9 studi yang terdiri dari 10.500 wanita yang telah
direkomendasikan WHO menggunakan levonorgestrel, sekitar 52-94%
efektif mencegah kehamilan. Levonorgestrel lebih efektif jika
digunakan lebih cepat setelah koitus. Levonorgestrel sangat aman dan
tidak menyebabkan abortus, efek samping sangat jarang dan umumnya
ringan.9,10
Cara pemberian
-

Pil kombinasi: 2x4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama,


(dosis pertama 1x4 tablet diulang 1x4 tablet 12 jam kemudian
setelah dosis pertama).6,8,9

Gambar 3. Pil Kombinasi

Gambar 4. Pil Kombinasi dosis rendah

Pil Progestin: 2x1 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama (dosis
pertama 1 tablet, diulang 1 tablet kedua 12 jam sesudah tablet
pertama).6,8,9

Gambar 5. Salah satu contoh pil progestin

Pil Estrogen: 2x10mg dalam waktu 3 hari pasca senggama selama 5


hari

Gambar 6. Pil Estrogen


-

Mifepristone: 1x600 mg dalam waktu 3 hari psca senggama

Gambar 7. Mifepristone

Pil Danazol: 2x4 tablet dalam waktu 3 hari pasca senggama, (dosis
pertama 1x4 tablet diulang 1x4 tablet 12 jam kemudian setelah
dosis pertama).6,8,9

Gambar 8. Danazol 100 mg

Jenis-jenis kontrasepsi darurat sebagai berikut9


No Cara
I
Mekanik

II

Merek dagang
Copper T

Dosis
Satu

AKDR-Cu

Multiload

pemasangan

hari

Medik

Nova T
Microgynon 50

2x2 tablet

senggama
Dalam waktu 5

Pil Kombinasi

Ovral

hari

Dosis tinggi

Neogynon

pascasenggama,

Nordiol

dosis kedua 12

Eugynon
Microgynon 30

jam kemudian
Dalam waktu 5

Dosis rendah

Waktu pemberian
kali Dalam waktu 7

2x4 tablet

pasca

Mikrodiol

hari

Nordette

pascasenggama,
dosis kedua 12

Progestin

Postinor-2

2x1 tablet

jam kemudian
Dalam waktu 5
hari
pascasenggama,
dosis kedua 12

Estrogen

Lynoral

2,5 mg/dosis

jam kemudian
Dalam waktu 5

Premarin

0,625 mg/dosis

hari

Progynova

10 mg/dosis

pascasenggama
2x1 dosis selama

Mifepriston

RU-486

1x600 mg

5 hari
Dalam waktu 5
hari

Danazol

Danocrine
Azol

2x4 tablet

pascasenggama
Dalam waktu 5
hari
pascasenggama,

10

dosis kedua 12
jam kemudian

V.

CARA KERJA KONTRASEPSI DARURAT


Waktu pemberian hormon atau insersi IUD/AKDR harus sudah
dilakukan dalam waktu kurang dari 72 jam setelah melakukan
hubungan.10,11,12
1. Cara kerja kontrasepsi darurat dengan insersi IUD/AKDR
Sampai sekarang mekanisme kerja IUD/AKDR belum diketahui
dengan pasti. Kini pendapat yang terbanyak ialah bahwa IUD/AKDR
dalam cavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang
disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan
blastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakai
AKDR seringkali dijumpai pula sel-sel makrofag (fagosit) yang
mengandung spermatozoa.10,11,12
Selain itu, pada pemakai IUD/AKDR ditemukan sifat-sifat dan isi
cairan uterus mengalami perubahan-perubahan yang menyebabkan
blastokista tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya
terjadi nidasi. Penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya
kontraksi uterus pada pemakai IUD/AKDR, yang dapat menghalangi
nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin
dalam uterus pada wanita tersebut.10,11,12
Pada IUD/AKDR bioaktif mekanisme

kerjanya

selain

menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa, juga oleh karena


ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai
pengaruh terhadap sperma. Ion logam yang dilepaskan tersebut akan
menyebabkan gerakan spermatozoa terganggu dan mengurangi
kemampuannya untuk melakukan konsepsi.10,11,12
Menurut penyelidikan, ion logam yang paling efektif ialah ion
logam tembaga (Cu). Ion logam Cu dengan konsentrasi 2,5 x 10 mol/L
bersifat blastosidal. Sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi bersifat

11

embriotoksik sehingga kehamilan tidak terjadi. Pengaruh IUD/AKDR


bioaktif akan semakin berkurang seiring dengan berkurangnya
konsentrasi logam di dalamnya.10,11,12
2. Cara kerja kontrasepsi darurat hormonal
Kontrasepsi darurat hormonal dalam hal ini pil-pil hormonal terdiri
atas komponen estrogen dan komponen progesteron, atau salah satu dari
komponen itu. Walaupun banyak hal masih belum terang, namun yang
jelas ialah bahwa hormon steroid sintetik dalam metabolismenya sangat
berbeda dari hormon steroid yang dikeluarkan oleh ovarium. Umumnya
dapat dikatakan bahwa komponen estrogen dalam pil dengan jalan
menekan seksresi FSH menghalangi maturasi folikel dan ovarium. Karena
pengaruh estrogen dari ovarium tidak ada, tidak daat terjadi pengeluaran
LH. Di tengah-tengah daur haid kurang terdapat FSH dan tidak ada
peningkatan kadar LH menyebabkan ovulasi terganggu. Pengaruh
komponen progesteron dalam pil kombinasi memperkuat khasiat estrogen
untuk mencegah ovulasi. Selanjutnya, estrogen dalam dosis tinggi dapat
pula mempercepat perjalanan ovum dan menyulitkan terjadinya implantasi
dalam endometrium dari ovum yang sudah dibuahi. Sedangkan
progestagen sendiri dalam dosis yang tinggi dapat menghambat ovulasi,
akan tetapi tidak dalam dosis rendah.10,12
Selanjutnya, progestagen mempunyai khasiat sebagai berikut:3,10,12
1. Lendir serviks uteri menjadi lebih kental, sehingga menghalangi
penetrasi spermatozoa untuk masuk ke dalam uterus.
2. Kapasitasi sperma untuk memasuki ovum terganggu.
3. Beberapa progestagen tertentu mempunyai efek antiestrogenik
terhadap endometrium, sehingga menyulitkan implantasi ovum yang
telah dibuahi.
VI. EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI DARURAT
Efek samping kontrasepsi darurat hormonal disebabkan komponen
estrogen dan derivatnya menyebabkan keluhan atau penyulit seperti terasa

12

mual, muntah-muntah, payudara tegang dan nyeri, dan menoragia


(perdarahan menstruasi yang banyak). Keluhan ini terjadi pada jam atau
hari pertama memakai kontrasepsi darurat hormonal yang dapat diatasi
dengan memberikan obat anti muntah.3,9,10,12
Saat ini belum ada penelitian yang membuktikan terjadinya
trombosis seperti stroke atau emboli paru pada pemakaian kontrasepsi
darurat. Tetapi sebaliknya, tidak juga ada penelitian yang membuktikan
keamanannya 100%. Hanya saja, selama ini belum pernah ada kasus yang
dilaporkan setelah pemakaian kontrasepsi darurat, jadi pilihan ini termasuk
aman. Efek samping yang timbul akibat pemakaian kontrasepsi darurat
jenis pil hormonal adalah mual dan muntah. Hal ini dapat diatasi dengan
pemberian anti mual dan anti muntah sebelum meminum pil atau memilih
pil yang hanya mengandung progesterone saja. Efek samping lainnya
adalah bercak-bercak darah (spotting atau haid yang datang seminggu
lebih cepat atau seminggu lebih lambat pada bulan berikutnya).6
VII.

ANGKA KEBERHASILAN PENGGUNAAN KONDAR


Bila tidak mendapatkan haid pada bulan berikutnya setelah
pemakaian kontrasepsi darurat, sebaiknya anda curiga terjadi kehamilan
dan segera ke dokter untuk membuktikannya. Walaupun angka
keberhasilan kontrasepsi darurat dalam mencegah kehamilan tinggi,
sangatlah tidak dianjurkan untuk memakai kontrasepsi ini jangka waktu
yang lama. Bila anda menginginkan hubungan seksual yang aman, maka
pilihan terbaik adalah penggunaan metode kontrasepsi lainnya yang sudah
tersedia saat ini.6

13

VIII. KESIMPULAN
Kontrasepsi memberikan harapan baru untuk menurunkan kejadian
kehamilan yang tidak dikehendaki sehingga secara langsung menurunkan
permintaan menggugurkan kandungan. Dalam jangka waktu kurang dari 72 jam
kontrasepsi darurat hormonal efektif bertindak sebagai alat untuk menghindari
kehamilan. Sedangkan insersi AKDR/IUD sebaiknya dilakukan bila hubungan
seks tanpa proteksi berlangsung lebih dari 72 jam (3 hari) tetapi kurang dari 7
hari. Cara kerja kontrasepsi hormonal terutama untuk menghindari konsepsi,
sedangkan insersi IUD/AKDR terutama untuk menghindari nidasi disamping
menghalangi konsepsi.

14

DAFTAR PUSTAKA

1. Affandi B. Tingkat Penerimaan Kontrasepsi Darurat Dua Tablet di


Indonesia. [cited 2010]. Available:http//www.scribed.com
2. Manuaba C. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Edisi Kedua. Jakarta:
ECG;2009. hal 247-8
3. Pinem S. Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi. Trans Info media; 2009.hal
218
4. Gemzell K, Berger C, Lalitkumar PGL. Emergency Contraception
Mechanism of Action. Departement of womans and childrens Health
Division of Obstetrics and Gynecology. Karolinska University Hospital.2012
5. Prawirohardjo S. Ilmu Kebidanan. Edisi keempat. 2009. Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta.hal 115
6. Guyton A. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta : EGC;2008.
Hal 1081-2
7. Tahir AM. Kontrasepsi Darurat. Divisi FER FK Unhas.[cited 2010].
Available:http//www.med.unhas.ac.id
8. Affandi B. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Edisi ketiga. 2011.
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Hal U-60
9. Emergency Contraception. World Health Organization Media Centre. 2012
10. International Consortium for Emergency Contraception. Mechanism of
action. How do levonorgestrel-only emergency contraceptive pills (LNG

15

ECPs) prevent pregnancy?. International Federation of Gynecology &


Obstetrics (FIGO). New York 2012.
11. Hanafiah TM. Alat Kontrasepsi

Dalam

Rahim.[cited

2005].

Available:http//www.repository.usu.ac.id
12. Winkjosastro H. Kontrasepsi. Ilmu kandungan. Edisi Kedua. 2007. Yayasan
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo: Jakarta. Hal 534-5

BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN

REFERAT
Desember 2014

16

UNIVERSITAS HASANUDDIN

KONTRASEPSI DARURAT

OLEH:
A. Rusdi Apriadi Rusman
C 111 07 059
PEMBIMBING:
dr. Andi Reaina Lala

SUPERVISOR:
Dr. dr. H. Nusratuddin Abdullah , Sp.OG(K), MARS

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014

17

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :


Nama

: A. Rusdi Apriadi Rusman

NIM

: C 111 07 059

Judul Referat

: Kontrasepsi Darurat

telah menyelesaikan referat dalam rangka tugas kepanitraan klinik pada bagian
Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

Makassar,
Supervisor

Desember 2014
Pembimbing

Dr. dr. H. Nusratuddin Abdullah , Sp.OG(K), MARS

dr. Andi Reaina Lala

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

dr. Sharvianty Arifuddin, Sp.OG (K)

ii

18

SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT


Yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :
Nama

: A.Rusdi Apriadi Rusman

NIM

: C 111 07 059

telah membacakan referat dengan judul KONTRASEPSI DARURAT


Hari/Tanggal
Tempat

: Jumat/ Desember 2014


:

Konsulen/Pembimbing : Dr. dr. H. Nusratuddin Abdullah , Sp.OG(K), MARS


: dr. Andi Reaina Lala
Nilai

Demikian pernyataan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar,
Supervisor

Desember 2014

Pembimbing

Dr. dr. H. Nusratuddin Abdullah , Sp.OG(K), MARS

dr. Andi Reaina Lala

Mengetahui,
Koordinator Pendidikan Mahasiswa
Bagian Obstetri dan Ginekologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

dr. Sharvianty Arifuddin, Sp.OG (K)

iii

19

DAFTAR ISI

SAMPUL .........................................................................................................

LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................

ii

SURAT KETERANGAN PEMBACAAN REFERAT ....................................

iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................

iv

DAFTAR HADIR PEMBACAAN ..................................................................


..........................................................................................................................

I.
II.
III.
IV.
V.
VI.
VII.
VIII.

PENDAHULUAN............................................................................
DEFENISI ........................................................................................
FISIOLOGI REPRODUKSI ...........................................................
JENIS KONTRASEPSI DARURAT ..............................................
CARA KERJA KONTRASEPSI DARURAT .................................
EFEK SAMPING PENGGUNAAN KONTRASEPSI DARURAT.
ANGKA KEBERHASILAN PENGGUNAAN KONDAR .............
KESIMPULAN ................................................................................

1
3
3
5
11
13
14
15

DAFTAR PUSTAKA

iv

20

DAFTAR HADIR PEMBACAAN REFERAT

Nama

: A. Rusdi Apriadi Rusman

NIM

: C 111 07 059

Hari/Tanggal : Jumat/ December 2014


Tempat
No
.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
No
.
21
22
23
24
25
26
27

:
Nama

NIM

Minggu

Paraf

Nama

NIM

Minggu

Paraf

21

28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Makassar,
Supervisor

Dr. dr. H. Nusratuddin Abdullah , Sp.OG(K), MARS

Desember 2014
Pembimbing

dr. Andi Reaina Lala

22

Anda mungkin juga menyukai