Anda di halaman 1dari 130

PENDIDIKAN KESEHATAN KELUARGA UNTUK MENINGKATKAN

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KELUARGA DI KELURAHAN


SUSUKAN, KECAMATAN UNGARAN TIMUR, KABUPATEN
SEMARANG TAHUN 2019

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN KOMUNITAS

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan


Tugas Mata Kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL)

Disusun Oleh:

Firda Habibatun Nuzula 6411416092 Kelurahan Susukan


Seftia Diah A.P 6411416111 Kelurahan Susukan
Nur Isma Mardlotillah 6411416035 Kelurahan Susukan
Yuli Asih Anggoro Sari 6411416056 Kelurahan Susukan

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
PERSETUJUAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Pendidikan Kesehatan


Keluarga untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Keluarga di
Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
Tahun 2019. “ telah disetujui untuk diujikan di hadapan Penguji pada Ujian Praktik
Kerja Lapangan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang Tahun 2019.

Ungaran Timur, 25 November 2019


Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

dr. Arulita ika fibriana, M.Kes. Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.


NIP. NIP.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Negeri Semarang

Dr. Irwan Budiono, M.Kes. (Epid)


NIP.197512172005011003

ii
PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang berjudul “Pendidikan Kesehatan


Keluarga untuk Meningkatkan Keselamatan dan Kesehatan Keluarga di
Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
Tahun 2019.“ telah dipertahankan di hadapan Penguji dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima sebagai Laporan Akhir Praktik Kerja Lapangan
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang Tahun 2019, yang dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :
Tempat : Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, UNNES.

Pembimbing Akademik, Pembimbing Lapangan,

dr. Arulita ika fibriana, M.Kes Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.


NIP. NIP.

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kepala Lurah Susukan, Kec.
Universitas Negeri Semarang Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang

Dr. Irwan Budiono, M.Kes. (Epid) Drs. Siswanto


NIP.197512172005011003 NIP.196704251993031010

iii
ABSTRAK

Pendahuluan: Pendidikan kesehatan merupakan penerapan pendidikan di dalam


bidang kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan baik pada individu maupun
kelompok. Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan dan kesadaran
masyarakat akan kesehatan. Pentingnya peran pendidikan kesehatan dapat
dimanfaatkan sebagai upaya pengendalian dan pencegahan penyakit. Dalam Praktik
Kerja Lapangan ini, kelompok kami memanfaatkan untuk pencegahan stunting,
pemantauan hipertensi, dan pencegahan kecelakaan dengan memberikan edukasi
berkendara yang aman atau safety riding serta edukasi Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3) dalam rumah tangga. Diharapkan program ini dapat meningkatkan
pengetahuan dan merubah perilaku dalam upaya pencegahan permasalahan
kesehatan dan menciptakan Kelurahan Susukan sehat dan selamat.

Metode: Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara,


observasi, dan survei. Penentuan prioritas dan penyebab masalahkesehatan di
masyarakat menggunakan Metode Hanlon kuantitatif. Sedangkan prioritas
alternatif masalah menggunakan Metode Brain Stroming.

Hasil: Hasil yang didapatkan setelah menentukan prioritas masalah, terdapat empat
penyebab masalah utama di Dusun Petung dan Dusun Siroto yaitu masalah
stunting,Masalah penyakit hipertensi, masalah keselamatan mengenai safety Riding
dan K3 di lingkungan rumah tangga. Berdasarkan prioritas masalah tersebut maka
pemecahan masalah yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
pelaksanaan kelas ibu balita (KASI Balita), senam anti hipertensi (Senam ANSI),
pemberian Sosialisasi safety riding (Si SARI) dan Sosialisasi K3 di lingkungan
rumah tangga. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan intervensi yaitu
adanya peningkatan pengetahuan terhadap pentingnya mengikuti kelas ibu balita,
meningkatnya pengetahuan Ibu-ibu mengenai safety riding dan K3 di lingkungan
rumah tangga, serta meningkatnya kesadaran aktivitas fisik (senam) pada Ibu-ibu
dan lansia.

Pembahasan: Berdasarkan hasil peleaksanaan dan evaluasi yang tentang intervensi


yang telah dilasanakan, dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan.
Akan tetapi intervensi yang sudah dilakukan perlu mendapat dukungan dari
stakeholder terkait agar program intervensi dapat terus berlanjut.

Kata Kunci: Kelas ibu balita,Hipertensi, Safety Riding, K3 di lingkungan rumah


tangga

iv
ABSTRACT

Introduction: Health education is an application of education in the field of health


to improve knowledge in both individuals and groups. Health education affects the
knowledge and awareness of public health. The importance of the health education
role can be used as a disease control and prevention effort. In this field work
practice, our group utilizes for stunting prevention, hypertension monitoring, and
accident prevention by providing safe driving education or safety riding and
education Occupational Safety and Health (K3) In the household. It is hoped that
this program can improve knowledge and change behavior in the prevention of
health problems and create a healthy and safe village of Susukan.

Method: The method of data collection performed is with interviews, observations,


and surveys. The determination of priorities and causes of health problems in the
community using the quantitative Hanlon method. While the alternative priority is
the problem using the Brain Stroming method.

Result: Results obtained after determining the priority of the problem, there are
four main causes of problems in the Petung Hamlet and the hamlet Siroto is stunting
problems, hypertension disease problems, safety issues about Riding and K3 in the
environment Household. Based on the priorities of the problem, the problem that is
used to solve the problem is the implementation of Mother class toddlers (KASI
toddler), anti-hypertensive gymnastics (ANSI gymnastics), giving socialization
safety riding (Si SARI) and socialization K3 in the household environment. Results
of the evaluation obtained from the implementation of the intervention, namely the
increase in knowledge of the importance of following the class of infant mothers,
increased knowledge of mothers about safety riding and K3 in the household
environment, as well as the increasing Awareness of physical activity (gymnastics)
in mothers and seniors.

Discussion: Based on the results of the performance and evaluation of the


intervention that has been paid, it can be concluded that there is an increase in
knowledge. However, the intervention needs to be supported by the relevant
stakeholders so that the intervention program can continue.

Keywords: class mother of toddlers, hypertension, Safety Riding, K3 in the


household environment

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena rahmat-Nya laporan PKL

Komunitas dengan judul “ “dapat diselesaikan dengan baik.

Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas

mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas Jurusan Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang

dilaksanakan pada tanggal 21 Oktober – 21 November 2019 di RW 01 dan 02

Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang. Laporan ini

tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Maka penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada

yang terhormat :

1. Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan

Universitas Negeri Semarang, Dr Irwan Budiono, S.KM., M.Kes.(Epid), yang

telah memberikan izin Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas.

2. Pembimbing Akademik, dr. Arulita ika fibriana, M.Kes., yang telah memberikan

bimbingan dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) Komunitas.

3. Kepala Kelurahan Susukan, Drs. Siawanto yang telah memberikan izin Praktik

Kerja Lapangan (PKL) Komunitas.

4. Pembimbing Lapangan, Ibu Deni Juli Ujianti, A.Md. Keb, yang telah

membimbing selama pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas di

Dusun Petung dan Siroto, Kelurahan Susukan.

5. Seluruh perangkat Kelurahan Susukan.

vi
6. Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya laporan Praktik Kerja

Lapangan (PKL) Komunitas

Penyusunan laporan ini masih sangat banyak kekurangan, oleh karena itu

segala kritik dansaran yang membangun dari laporan ini sangat diharapkan. Hasil

yang dituangkan dalam laporan ini semoga bermanfaat bagi pembaca pada

umumnya dan penulis pada khususnya.

Semarang, November 2019

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERSETUJUAN....................................................................................................ii

PENGESAHAN .................................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................ iv

ABSTRACT ............................................................................................................ v

PRAKATA ............................................................................................................ vi

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiiii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 LATAR BELAKANG ..................................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................. 4

1.2.1 Rumusan Masalah Umum ...................................................................... 4

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus ..................................................................... 4

1.3 TUJUAN .......................................................................................................... 5

1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5

1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 5

1.4 MANFAAT ...................................................................................................... 6

1.4.1 Bagi Masyarakat ..................................................................................... 6

1.4.2 Bagi Instansi Kesehatan.......................................................................... 6

1.4.3 Bagi Mahasiswa...................................................................................... 7

1.5 RUANG LINGKUP ......................................................................................... 7

1.5.1 Ruang Lingkup Tempat .......................................................................... 7

viii
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu ........................................................................... 7

1.5.3 Ruang Lingkup Materi ........................................................................... 7

BAB II METODE PELAKSANAAN .................................................................. 8

2.1 ANALISIS SITUASI ........................................................................................ 8

2.2 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN ................................................... 8

2.2.1 Intrumen Penelitian ................................................................................. 9

2.2.2 Teknik Pengambilan Data ....................................................................... 9

2.3 PENYUSUNAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN .......................... 10

2.4 IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH KESEHATAN ........................... 12

2.5 PENYUSUNAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN .... 13

2.6 IDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


KESEHATAN.................................................................................................13

2.7 PENYUSUNAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


KESEHATAN................................................................................................ 14

2.8 PELAKSANAAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN


MASALAH KESEHATAN ........................................................................... 15

2.9 EVALUASI INTERVENSI ........................................................................... 15

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 17

3.1 ANALISIS SITUASI ...................................................................................... 17

3.2 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN ................................................. 21

3.3 PENYUSUNAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN .......................... 22

3.4 IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH KESEHATAN........................... 23

3.5 PENYUSUNAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN .... 25

3.6 IDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH


KESEHATAN.................................................................................................27

ix
3.7 PENYUSUNAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN................................................................................................ 28

3.8 PELAKSANAAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN


MASALAH KESEHATAN ........................................................................... 31

3.8.1 Pelaksanaan Intervensi .......................................................................... 31

3.8.2 Uraian Program .................................................................................... 35

3.9 EVALUASI INTERVENSI ............................................................................ 41

BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 44

4.1 SIMPULAN ................................................................................................... 44

4.2 SARAN .......................................................................................................... 45

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 47

LAMPIRAN ......................................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 109

x
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Rencana Program Kerja ....................................... 15


Tabel 3.1 Jarak dari Pusat Pemerintahan…...........................................................18
Tabel 3.2 Demografi Menurut Umur .................................................................... 19
Tabel 3.3 Keadaan Fasilitas Pendidikan ............................................................... 20
Tabel 3.4 Keadaan Fasilitas Kesehatan ................................................................. 20
Tabel 3.5 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode HanlonKuantitatif ......... 22
Tabel 3.6 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Stunting ............. 25
Tabel 3.7 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Hipertensi .......... 25
Tabel 3.8 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Safety Riding ..... 26
Tabel 3.9 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah K3 di Lingkungan Rumah
Tangga .................................................................................................. 26
Tabel 3.10 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan Stunting .... 29
Tabel 3.11 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan Hipertensi . 29
Tabel 3.12 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan Safety Riding
.............................................................................................................. 30
Tabel 3.13 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan K3 di
lingkungan rumah tangga ..................................................................... 30
Tabel 3.14 Pelaksanaan Intervensi ........................................................................ 31

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Susukan .................................................... 17

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Berita Acara Penyerahan Laporan PKL ........................................... 49


Lampiran 2: Dokumentasi Kegiatan ..................................................................... 52
Lampiran 3: Instrumen .......................................................................................... 57
Lampiran 4: Media/Produk Pemecahan Masalah ................................................. 65
Lampiran 5: Aktivitas kegiatan PKL tiap peserta ................................................. 67
Lampiran 6: Lembar konsultasi PKL tiap kelompok ............................................ 74
Lampiran 7: Artikel tiap peserta ........................................................................... 75
Lampiran 8: Policy Brief Kelurahan Susukan .................................................... 110
Lampiran 9: Policy Brief Kecamatan Ungaran Timur ....................................... 113
Lampiran 10: Desain X-Banner .......................................................................... 117

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan kesehatan merupakan penerapan pendidikan di dalam bidang

kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan baik pada individu maupun kelompok.

Pada pendidikan kesehatan salah satu upaya yang dilakukan berupa pemberian

ceramah untuk meningkatkan tingkat pengetahuan. Dampak positif dari pendidikan

kesehatan yaitu dapat memberikan pengaruh kepada penerima info (Aji, 2016).

Pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan dan kesadaran

masyarakat akan kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Prasetya bahwa pendidikan kesehatan efektif meningkatkan pengetahuan

keluarga tentang hipertensi. Tak hanya meningkatkan pengetahuan, pendidikan

kesehatan berhasil secara signifikan memperbaiki peningkatan tekanan darah

(Jafar, 2010).

Pentingnya peran pendidikan kesehatan dapat dimanfaatkan sebagai upaya

pengendalian dan pencegahan penyakit. Dalam Praktik Kerja Lapangan ini,

kelompok kami memanfaatkan untuk pencegahan stunting, pemantauan hipertensi,

dan pencegahan kecelakaan dengan memberikan edukasi berkendara yang aman

atau safety riding serta edukasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam

rumah tangga.

Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan peningkatan kasus

hipertensi dibanding tahun 2013 di Indonesia pada penduduk dengan usia ≥ 18

tahun. Pada tahun 2013 prevalensinya sebesar 25.8% sedangkan pada tahun 2018

1
2

sebesar 34,1%. Berdasarkan Data Puskesmas Kalongan, terhitung hingga tengah

tahun 2019, hipertensi merupakan penyakit kedua tertinggi di wilayah kerja

Puskesmas Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan

terdapat 11 kasus hipertensi di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto).

Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa

pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini

dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang

dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut WHO

(WHO, 2010). Secara global, sekitar 1 dari 4 balita mengalami stunting (UNICEF,

2013).

Menurut WHO, persentase maksimal stunting adalah 20% atau seperlima

dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta dari 23

juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6%. Sebanyak 18,5% kategori

sangat pendek dan 17,1% kategori pendek. Hal tersebut yang mengakibatkan WHO

menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk (WHO, 2018).

Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kasus stunting mengalami

peningkatan sebanyak 37,6%. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan kabupaten

Semarang, angka penderita stunting sebanyak 4.431 kasus atau 6,15% dari jumlah

penduduk (Dinkes Kabupaten Semarang, 2019). Berdasarkan data puskesmas

Kalongan terdapat kasus stunting sebanyak 53 kasus diantaranya Desa Kalongan

15 kasus, Mluweh 7 kasus, Kawengen 19 kasus, Kalikayen 7 kasus dan Kelurahan

Susukan sebanyak 5 kasus. Dengan demikian perlu dilakukan intervensi untuk

pencegahan stunting agar angkanya tidak semakin naik.


3

Tak hanya unsur kesehatan, unsur keselamatan juga menjadi fokus Tim

PKL kami, yaitu meliputi K3 dalam lingkup rumah tangga dan safety riding.

Pekerjaan rumah tangga sering dianggap pekerjaan yang memiliki potensi bahaya

(hazards) yang rendah. Hal ini bertolak belakang dengan maraknya kecelakaan

kerja di lingkungan rumah tangga. Observasi yang telah dilakukan pada kelompok

PKK RT 04 RW 02 menunjukkan 15 dari 25 ibu rumah tangga pernah mengalami

kecelakaan pekerjaan rumah tangga yang meliputi terkena minyak goreng panas

dan tangan teriris pisau saat memasak serta terkena air panas.

Angka fatalitas kecelakaan jalan di Indonesia cukup tinggi. Korps Lalu

Lintas Polri menyebutkan ada 31.234 korban kecelakaan yang meninggal dunia

pada 2010 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 32.657 orang. Tingginya angka

korban kecelakaan yang meninggal dunia ini karena disiplin berlalu lintas masih

rendah, 90% kecelakaan karena faktor manusia. Sebanyak 10% sisanya dibagi rata

antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan. Data Departemen

Perhubungan tahun 2011, diperoleh informasi bahwa 72% dari kecelakaan lalu

lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Sudah seharusnya berkendara

aman (safety riding) dilakukan oleh setiap pengendara sepeda motor baik dalam

jarak jauh maupun jarak dekat (Wulandari, Jayanti, & Widjasena, 2017).

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ditemukan perilaku yang tidak

aman meliputi pengendara sepeda motor berusia dibawah umur, penumpang sepeda

motor lebih dari 1 serta pemakaian alat pelindung diri yang tidak lengkap. Hasil

studi penelitian yang dilakukan kepada 10 orang pengendara sepeda motor di Dusun
4

Petung, 6 orang mengatakan pernah mengalami kecelakaan saat berkendara dan

mengaku pernah melanggar lalu lintas.

Merujuk pada hal tersebut, intervensi penanganan yang memungkinkan

untuk dilakukan yaitu dengan mengendalikan faktor risiko kecelakaan saat

berkendara yang dapat diubah (pengetahuan, kebiasaan tidak menggunakan helm,

kebiasaan tidak mematuhi lalu lintas). Adapun bentuk intervensi yang dapat

dilakukan yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

keselamatan berkendara melalui sosialisasi tentang safety riding agar nantinya

masyarakat dapat mencegah kecelakaan lalu lintas dengan menerapkan

keselamatan berkendara.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Rumusan Masalah Umum

Bagaimanakah gambaran kesehatan masyarakat Dusun Petung dan Dusun

Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur ?

1.2.2 Rumusan Masalah Khusus

1. Bagaimana analisis situasi masyarakat di Kelurahan Susukan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang?

2. Bagaimana identifikasi dan prioritas masalah kesehatan masyarakat di

Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang?

3. Bagaimana identifikasi dan prioritas penyebab masalah kesehatan masyarakat

di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang?


5

4. Bagaimana identifikasi dan prioritas alternatif pemecahan masalah kesehatan

masyarakat di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang?

5. Bagaimana pelaksanaan program kerja sebagai upaya pemecahan masalah di

Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang?

6. Bagaimana evaluasi program kerja di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang?

1.3 TUJUAN

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran permasalahan hipertensi di Dusun Petung dan Dusun

Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur untuk kemudian

merencanakan program serta melaksanakannya sebagaiupaya pemecahan masalah

sehingga dapat membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun

Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur.

1.3.2 Tujuan Khusus

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan laporan ini adalah :

1. Mengetahui analisis situasi masyarakat di Kelurahan Susukan Kecamatan

Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

2. Mengetahui identifikasi dan prioritas masalah kesehatan masyarakat di

Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

3. Mengetahui identifikasi dan prioritas penyebab masalah kesehtan masyarakat

di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.


6

4. Mengetahui identifikasi dan prioritas alternatif pemecahan masalah kesehatan

masyarakat di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang.

5. Mengetahui pelaksanaan program kerja sebagai upaya pemecahan masalah di

Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten Semarang.

6. Mengetahui evaluasi program kerja di Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang.

1.4 MANFAAT

Adapun manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Dusun Petung dan

Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang antara lain :

1.4.1 Bagi Masyarakat

1. Mampu meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai Sosialisasi

Pendidikan Kesehatan Keluarga tentang Kesehatan dan keselamatan dalam

keluarga.

2. Mampu meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kesehatan dan

keselamatan.

3. Mampu meningkatkan derajat kesehatan diri sendiri maupun anggota keluarga

yang lain.

1.4.2 Bagi Instansi Kesehatan

1. Memberikan gambaran tentang kesehatan masyarakat di Dusun Petung dan

Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur Kabupaten

Semarang
7

2. Sebagai bahan pertimbangan terhadap pengambilan keputusan dan atau

kebijakan di bidang kesehatan.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk melaksanakan suatu intervensi kesehatan

pada daerah yang lain.

1.4.3 Bagi Mahasiswa

1. Sebagai sarana pembelajaran dan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat

selama perkuliahan sehingga bisa membandingkan kebenaran antara teori dan

fakta yang ada di lapangan.

2. Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam memecahkan masalah

kesehatan yang ada pada di masyarakat.

1.5 RUANG LINGKUP

1.5.1 Ruang Lingkup Tempat

Tempat pelaksanaan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) Jurusan Ilmu

Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 yaitu berada di Dusun Petung dan Dusun Siroto

Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.

1.5.2 Ruang Lingkup Waktu

Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan selama 1 bulan, mulai tanggal 21

Oktober-21 November 2019.

1.5.3 Ruang Lingkup Materi

Materi yang digunakan dalam Praktik Kerja Lapangan (PKL) di RW 01

Dusun Petung dan di RW 02 Dusun Siroto yaitu materi tentang Hipertensi, Stunting,

Safety Riding (Keselamatan berkendara) dan keselamatan dan Kesehatan Kerja

(K3) di lingkungan rumah tangga.


BAB II

METODE PELAKSANAAN

2.1 ANALISIS SITUASI

Analisis situasi masyarakat bertujuan untuk mengetahui gambaran umum

masyarakat serta permasalahan yang muncul di masyarakat. Berdasarkan

pertimbangan mengenai jumlah populasi penduduk dan hasil Riskesdasdes

permasalahan kesehatan, maka metode analisis situasi yang dilakukan yaitu

menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh mengunjungi

informan kunci seperti Bidan desa, Kepala Kelurahan, Kader, ketua RW, ketua RT,

dan tokoh masyarakat untuk mengetahui perilaku kesehatan yang umumnya

dilakukan oleh masyarakat Kelurahan Susukan.

Data sekunder diperoleh dari Puskesmas dan Kelurahan Susukan mengenai

data 10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Kalongan dan data dari Papan

Monografi Kelurahan Susukan meliputi agama, golongan darah, jenis kelamin,

pekerjaan, pendidikan, perkawinan dan umur , data banyaknya jumlah KK di setiap

dusun serta data spesifik Kelurahan Susukan yang menunjukkan letak lokasi dusun,

luas wilayah dusun, batas wilayah serta jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang

dimaksud digolongkan berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan dan mata

pencaharian

2.2 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Kegiatan identifikasi masalah kesehatan dan lingkungan yang ada si RW 01

dan RW 02 menggunakan metode observasi dengan analisis data primer. Data

primer didapatkan melalui wawancara langsung ke masyarakat dan wawancara

8
9

langsung dengan bidan desa. Data sekunder di dapatkan oleh Tim PKL melalui

Laporan Puskesmas Kalongan Kecamatan Ungaran Timur.

2.2.1 Intrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti.

Jumlah instrument yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada

variabel yang diteliti (Sugiyono, 2008:92).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner

menurut Kusumah (2011), adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada

subjek yang diteliti untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan peneliti.

Kuesioner yang digunakan tidak dalam bentuk kertas, tetapi sudah diintegrasikan

dalam aplikasi aplikasi Open Data Kit (ODK) berbasis android yang dapat

digunakan baik secara daring maupun luring. Intrumen ini merupakan instrumen

lanjutan dari Praktik Kerja Lapangan Komunitas gelombang 1. Adapun teknik

pengumpulan data menggunakan teknik wawancara.

2.2.2 Teknik Pengambilan Data

2.2.2.1 Wawancara

Identifikasi masalah kesehatan masyarakat yang ada di RW 01 (Petung) dan

RW 02 (Siroto) dilakukan dengan metode wawancara kepada warga. Wawancara

dilaksanakan pada pertengahan bulanOktober sampai awal November, sebelum

pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan. Wawancara tersebut menanyakan dan

membahas mengenai masalah kesehatan dan keselamatan yang terjadi di RW 01

(Petung) dan RW 02 (Siroto) Kelurahan Susukan.

2.2.2.2 Observasi
10

Metode ketiga yang digunakan adalah observasi (pengamatan). Observasi

dilakukan selama pengambilan data dan kunjungan ke kader kesehatan RW 01

(Petung) dan RW 02 (Siroto) setelah penerjunan PKL dilaksanakan. Dalam proses

ini, dilakukan pengamatan terkait dengan lingkungan dan kondisi masyarakat yang

ada di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto) Kelurahan Susukan.

2.3 PENYUSUNAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

Penetapan prioritas masalah menjadi bagian penting dalam proses problem

solving (pemecahan masalah) dikarenakan dua alasan. Pertama, terbatasnya

sumber daya yang tersedia sehingga belum dapat menyelesaikan semua masalah

kesehatan di Kelurahan Susukan, khususnya Dusun Petung dan Dusun Siroto.

Kedua, adanya hubungan suatu masalah dengan masalah yang lainnya maka tidak

perlu semua masalah kesehatan harus diselesaikan. Metode yang digunakan untuk

menentukan prioritas masalah adalah Metode Hanlon Kuantitatif.

Metode Hanlon kuantitatif dalam proses awalnya menggunakan pendapat

anggota secara curah pendapat (brain storming) untuk menentukan nilai dan bobot.

Curah pendapat ini didapatkan dari pihak pemerintah Dusun Petung, dan Dusun

Siroto, pendapat dari petugas kesehatan Puskesmas Kalongan, dan bidan Desa

Kelurahan Susukan. Dari masing-masing kelompok kriteria diperoleh nilai dengan

jalan melakukan scoring dengan skala tertentu, kemudian kelompok kriteria

tersebut dimasukkan ke dalam formula dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya

maka itulah prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi).

Langkah-langkah untuk melaksanakan metode ini yaitu:

2.3.1 Menetapkan Kriteria Kelompok A (Besarnya Masalah/Magnitude)


11

Merumusakan faktor apa saja yang digunakan untuk menentukan besarnya

masalah, misalnya besarnya persentasi/prevalensi penduduk yang menderita

langsung karena penyakit tersebut, besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan

perorang rata-rata perbulan untuk mengatasi masalah kesehatan tersebut, besarnya

kerugian yang diderita. Nilai ditetapkan dengan skala 0-10, semakin tinggi nilainya,

maka semakin besar masalahnya.

2.3.2 Menetapkan Kriteria Kelompok B (Kegawatan/Emergency/Seriousness)

Menentukan tingkat kegawatan lebih bersifat subjektif. Pada langkah ini

kelompok menentukan tingkat kegawatan misalnya dengan melihat faktor-faktor

tingkat urgensinya, kecenderungannya, dan tingkat keganasannya. Berdasarkan 3

faktor ini, kemudian menentukan nilai dengan skala 0-10.

2.3.3 Menetapkan Kriteria Kelompok C (Kemudahan Penanggulangan)

Masing-masing memberikan nilai berdasarkan prakiraan kemudahan

penanggulangan masing-masing masalah. Kelompok menentukan kriteria

berdasarkan kemampuan dan tersedianya sumber daya untuk menyelesaikan

masalah tersebut. Semakin sulit penanggulangnya, maka skor akan semakin kecil.

2.3.4 Menetapkan Kriteria Kelompok D yaitu PEARL Faktor

Kelompok kriteria D terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan

dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor tersebut meliputi:

P = Kesesuaian (Appropriateness)

E = Secara ekonomi murah (Economic feasibility)

A = Dapat diterima (Acceptability)

R = Tersedia sumber daya (Resources availability)


12

L = Legalitas terjamin (Legality)

Masing-masing masalah harus diuji dengan faktor PEARL. Tujuannya adalah

untuk menjamin terselenggaranya program dengan baik. Jawaban hanya dua yaitu

ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1 dan jawaban tidak nilainya 0. Dengan cara

aklamasi atau voting maka tiap faktor dapat diperoleh angka 1 atau 0 untuk masing-

masing masalah.

2.3.5 Penetapan Nilai

a. Nilai Prioritas Dasar (NPD)

Merupakan hasil nilai dari kriteria A,B dan C, dengan rumus:

NPD = (A+B)x C

b. Nilai Prioritas Total (NPT)

Merupakan hasil penghitungan nilai dari kriteria A, B, C dan D, dengan rumus:

NPT = (A+B)x C x D

c. Nilai NPT yang tertinggi, ditetapkan sebagai prioritas masalah yang pertama

(peringkat I), dan seterusnya.

2.4 IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH KESEHATAN

Setelah mendapatkan prioritas masalah kesehatan, maka tahap selanjutnya

adalah mengidentifikasi penyebab masalah kesehatan di masyarakat dengan

menggunakan metode wawancara secara mendalam. Metode ini bertujuan untuk

menyadarkan masyarakat tentang prioritas masalah yang sudah ditetapkan dari

tahap sebelumnya yang ada di Dusun Petung dan Siroto, Kelurahan Susukan,

sehingga masyarakat dapat menemukan penyebab masalah dari prioritas masalah

yang ada.
13

2.5 PENYUSUNAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN

Setelah mengidentifikasi penyebab masalah, langkah selanjutnya adalah

menentukan prioritas dari penyebab masalah yang telah didapatkan sebelumnya.

Metode yang digunakan dalam menyusun prioritas penyebab masalah kesehatan

adalah menggunakan metode Brain Storming dan Hanlon kuantitatif. Orang

menggunakan istilah Brain Storming untuk mengacu pada proses untuk

menghasilkan ide-ide baru atau proses untuk memecahkan masalah.

Metode ini digunakan pada kegiatan musyawarah masyarakat desa (MMD)

yang dihadiri oleh Kepala lurah, bidan desa, kader kesehatan dan kader PKK.

Kegiatan ini berlangsung dengan penyampaian rancangan intervensi tiap

kelompok, dan dilanjutkan dengan diskusi atas intervensi yang telah dipaparkan.

2.6 IDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

KESEHATAN

Identifikasi alternatif pemecahan masalah kesehatan masyarakat di Dusun

Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan disesuaikan dengan kebutuhan

masyarakat dan disesuaikan berdasarkan:

a. Manfaat

b. Biaya

c. Efektifitas

d. Efisiensi

e. Dukungan Internal

f. Dukungan Eksternal

g. Waktu
14

Penyusunan prioritas alternatif pemecahan masalah kesehatan di

masyarakat menggunakan metode Brain-Storming yaitu teknik sumbang suara yang

mengutamakan demokratisasi dalam menyampaikan pendapat secara lisan dalam

suatu persidangan/diskusi dalam kelompok relatif kecil. Setelah didapatkan

prioritas alternatif pemecahan masalah, dapat dilakukan kegiatan ataupun intervensi

yang diharapkan nantinya berguna untuk menambah pengetahuan, mencegah,

bahkan mengurangi masalah kesehatan masyarakat di Dusun Petung dan Dusun

Siroto, Kelurahan Susukan dan dapat dijadikan media pembelajaran bagi

masyarakat.

2.7 PENYUSUNAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

KESEHATAN

Tujuan pemecahan masalah adalah menghilangkan atau mengurangi faktor-

faktor penyebab masalah. Penyusunan program kerja sebagai upaya pemecahan

masalah kesehatan di masyarakat menggunakan metode CARL. Penyusunan

rencana program kerja sebagai upaya pemecahan masalah mencakup beberapa hal,

antara lain:

a. Capability yaitu ketersediaan sumberdaya (dana, sarana, dan peralatan)

b. Accessibility yaitu kemudahan yang didasarkan pada ketersediaan metode/cara/

teknologi serta penunjang pelaksanaan

c. Readiness yaitu kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran

d. Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah yang dibahas.


15

2.8 PELAKSANAAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN

MASALAH KESEHATAN

Penyusunan rencana program kerja bertujuan agar pemecahan masalah

kesehatan yang ada di RW 01 dan RW 02 Kelurahan Susukan dapat terlaksana

secara sistematis dan terarah. Pelaksanaan rencana program disesuaikan dengan

jadwal pertemuan warga dan jadwal aktivitas warga RW 01 dan RW 02.

Tabel 2.1 Jadwal Pelaksanaan Rencana Program Kerja


Nama Tanggal (05 November-20 November 2019)

Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

Persiapan
kegiatan
Sosialisasi
Safety
Riding
Senam
Ansi (Anti
Hipertensi)
Sosialisasi
K3 di
lingkungan
rumah
tangga
KASI
Balita
(Kelas Ibu
Balita)
Evaluasi

2.9 EVALUASI INTERVENSI

Evaluasi program kerja/intervensi kegiatan dilakukan setelah program kerja

terlaksana. Bentuk evaluasi pelaksanaan program menggunakan metode pre- post


16

test dan wawancara yang dibandingkan dengan indikator keberhasilan dari masing-

masing program. Evaluasi program ini bertujuan untuk mengetahui kekurangan

dalam pelaksanaan program serta memberikan masukan atau saran yang

membangun untuk keberlanjutan program intervensi tersebut.


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 ANALISIS SITUASI

3.1.1 Peta Wilayah Kelurahan Susukan

PETUNG

KALIGAWE

SIROTO

MOJO

KRAJAN

NGEMPLAK

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kecamatan Susukan


3.1.2 Keadaan Geografis
Kelurahan susukan merupakan salah satu kelurahan yang berada di

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Kelurahan Susukan ini

memilliki tujuh (7) RW dan 52 RT. Adapun ketujuh RW tersebut yaitu:

17
18

1. RW 1 Petung

2. RW 2 Siroto

3. RW 3 Mojo

4. RW 4 Krajan

5. RW 5 Kaligawe

6. RW 6 Ngemplak

7. RW 7 Mojo

Secara geografis, wilayah Kelurahan Susukan terletak pada ketinggian 650

mdpl, dengan banyak curah hujan 2.500 mm/tahun dengan suhu rata-rata 360C.

Luas wilayah Kelurahan Susukan seluruhnya adalah 303,50 ha. Adapun batas-batas

administratif Kelurahan Susukan adalah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kelurahan Pudakpayung- Kodya

b. Sebelah Selatan : Kelurahan Kalirejo- Kelurahan Sidomulyo

c. Sebelah Barat : Kelurahan Bandarjo- Kelurahan Ungaran

d. Sebelah Timur : Desa Mluweh- Desa Kalongan

Tabel 3.1 Jarak dari Pusat Pemerintahan

No Lokasi Jarak
1 Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan 5 Km
2 Jarak dari pusat pemerintahan kota -
Administratif
3 Jarak dari Ibukota Kabupaten Dati II 2,5 Km
4 Jarak dari Ibukota Provinsi Dati I 20 Km
5 Jarak dari Ibukota Negara 525 Km
19

3.1.3 Keadaan Demografis

Wilayah Kelurahan Susukan terbagi menjadi 7 Dusun, 7 RW. Dusun

tersebut antara lain, Dusun Petung (RW 1), Dusun Siroto (RW 2), Dusun Mojo (RW

3, dan 7), Dusun Ngemplak (RW 4), Dusun Kaligawe (RW 5), dan Dusun Krajan

(RW 6). Secara keseluruhan jumlah penduduk Kelurahan Susukan yaitu 9.695 jiwa

yaitu 4.851 laki-laki dan 4.844 perempuan, dan 3.078 KK.

Tabel 3.2 Demografi Menurut Umur


Usia Jumlah
0-4 746
5-9 779
10-14 551
15-19 818
20-24 733
25-29 706
30-34 830
35-39 868
40-44 843
45-49 760
50-54 615
55-59 525
60-64 374
65-69 219
70-74 120
≥ 75 208
Jumlah 9.695 jiwa
20

Mayoritas mata pencaharian warga Kelurahan Susukan yaitu sebagai

karyawan swasta dan wiraswasta. Jumlah warga lulus pendidikan dasar. Beberapa

Dusun di Kelurahan Susukan termasuk daerah perumahan dengan kondisi

perekonomian yang cukup tinggi. Dusun Kaligawe merupakan salah satu yang

masih kental dengan suasana pedesaannya. Kondisi Dusun Kaligawe sangatlah

berbeda dengan Dusun lainnya di Kelurahan Susukan. Mayoritas masyarakat

Dusun Kaligawe bermata pencaharian sebagai petani dan karyawan swasta.

Terdapat tempat wisata Hutan Penggaron sebelum memasuki wilayah ini.

3.1.3 Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana di Kelurahan Susukan antara lain:

3.1.3.1 Keadaan Fasilitas Pendidikan

Tabel 3.3 Keadaan Fasilitas Pendidikan

No Fasilitas Pendidikan Jumlah


1 TK 1
2 SD 4
3 SMP/MTs 1
4 SMA -
3.1.3.2 Keadaan Fasilitas Kesehatan

Tabel 3.4 Keadaan Fasilitas Kesehatan

No Fasilitas Kesehatan Jumlah


1 PKD (Poliklinik Kesehatan 1
Desa)
2 Rumah Sakit -
3 Rumah Sakit Bersalin 1
4 Puskesmas -
5 Dokter Umum 1
6 Bidan 1
21

3.2 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN

Identifikasi masalah kesehatan yang ada di Dusun Petung dan Siroto,

Kelurahan Susukan dilakukan dengan melakukan sensus riset kesehatan dasar desa

dan metode wawancara kepada kader kesehatan di 2 Dusun tersebut. Data sekunder

diperoleh dari data Puskesmas Kalongan dan keterangan dari perangkat kelurahan

dan bidan desa. Dari metode di atas dapat ditentukan masalah kesehatan yang ada

di 2 Dusun tersebut diantaranya yaitu :

3.2.1 Masalah Stunting

Berdasarkan data Puskesmas Kalongan terdapat kasus stunting di Kelurahan

Susukan sebanyak 5 orang.

3.2.2 Masalah Hipertensi

Berdasarkan data Riskesdasdes tahun 2019 angka kejadian hipertensi di RW

01 dan RW 02 Kelurahan Susukan sebanyak 11 kasus.

3.2.3 Pengetahuan K3 di Lingkungan Rumah Tangga

Berdasarkan hasil survei lapangan, 15 dari 25 orang ibu rumah tangga rata-

rata pernah mengalami kecelakaan kecil ketika melakukan pekerjaan rumah seperti

teriris pisau, terpeleset, dan tersiram air panas.

3.2.4 Pengetahuan Safety Riding

Berdasarkan hasil survei lapangan 6 dari 10 pengendara sepeda motor di

Kelurahan Susukan pernah mengalami kecelakaan dalam berkendara.


22

3.3 PENYUSUNAN PRIORITAS MASALAH KESEHATAN

Berdasarkan hasil identifikasi permasalahan kesehatan di Kelurahan

Susukan Kecamatan Ungaran Timur ditemukan beberapa masalah kesehatan, antara

lain:

a. Masalah Stunting

b. Masalah Hipertensi

c. Pengetahuan K3 di Lingkungan Rumah Tangga

d. Pengetahuan Safety Riding

Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah dengan mencari

penyebab masalah yang kemudian akan ditetapkan alternatif pemecahan masalah

melalui suatu intervensi. Metode penyusunan prioritas masalah yang digunakan

adalah dengan menggunakan metode kuantitatif yaitu Metode Hanlon Kuantitatif

yang merupakan salah satu metode untuk menentukan prioritas masalah.

Berdasarkan metode Hanlon Kuantitatif, penentuan prioritas masalah dari


keempat masalah kesehatan diatas dapat dilihat pada (Tabel 3.5).
Tabel 3.5 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode HanlonKuantitatif
Masalah Kriteria dan bobot maksimum PEA NPT Prioritas
Kesehatan A=Besar B=Keg C=Kem NPD RL
Masalah awatan udahan
Masalah 9 9 6 108 11111 108 I
Stunting
Masalah 8 7 7 105 11111 105 II
Hipertensi
Pengetahuan 8 7 6 90 11111 90 IV
K3 di
Lingkungan
Rumah Tangga
Pengetahuan 7 6 7 91 11111 91 III
Safety Riding
23

Dari hasil identifikasi prioritas masalah dengan menggunakan metode

hanlon kuantitatif, diketahui bahwa masalah yang menjadi prioritas yaitu Stunting,

Hipertensi, Safety Riding, dan yang terakhir yaitu K3 di lingungan rumah tangga.

3.4 IDENTIFIKASI PENYEBAB MASALAH KESEHATAN

Identifikasi penyebab masalah kesehatan yang ada di Desa Susukan Rw 01

dan RW 02 menggunakan metode observasi dengan analisis data primer dan data

sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dan survey secara langsung

dengan bidan desa dan masyarakat untuk mengetahui secara langsung situasi di

Desa Susukan. Data sekunder didapatkan dari puskesmas Kalongan melalui data

SP3 (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas).

Dari beberapa prioritas masalah di atas, ditemukan beberapa penyebab

masalah, yaitu:

1. Permasalahan stunting

a. Kurangnya konsumsi zat besi pada saat hamil

b. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai stunting

c. Nafsu makan balita menurun

d. Banyaknya balita yang mengkonsumsi makanan cepat saji.

2. Permasalahan Hipertensi

a. Kurangnya pengetahuan tentang hipertensi

b. Kurangnya aktifitas fisik dan pengecekan tekanan darah

c. Kurangnya pengetahuan mengenai penanggulanganan hipertensi yang baik

3. Safety Riding
24

a. Kurangnya pengetahuan mengenai safety riding (Tidak adanya sosialisasi

mengenai keselamatan berkendara (Safety Riding)

b. Kondisi tidak aman/Unsafe Condition seperti kondisi jalanan

berlubang/rusak/licin, cuaca hujan, kondisi sepeda motor yang tidak layak

jalan kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah,

alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur

ban.)

c. Perilaku tidak aman/unsafe action

 sebelum berkendara (tidak mengecek kondisi sepeda motor sebelum

digunakan, tidak memanaskan mesin sebelum menggunakan sepeda

motor)

 saat berkendara (pengendara dibawah umur, bonceng lebih dari 1, tidak

menggunakan alat pelindung diri seperti helm, sarung tangan, dan

masker)

 setelah berkendara (tidak melakukan servis rutin dan penggantian oli

sesuai jadwal yang ditentukan dari dealer atau sesuai dengan ketentuan

pada buku pedoman atau manual handbook yang berasal perusahaan

sepeda motor)

4. K3 di lingkungan Rumah Tangga

a. Kurangnya pengetahuan ibu mengenai K3 rumah tangga

b. Tidak adanya pelatihan K3 dalam rumah tangga


25

3.5 PENYUSUNAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH KESEHATAN

1. Stunting

Tabel 3.6 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Stunting


No Daftar Masalah Kriteria dan Bobot Maksimum N Priori
(1-10) D PT tas
A B C NP (PEA
Besar Gawat Mudah D RL
1. Kurangnya konsumsi 9 6 5 75 11111 75 II
zat besi pada saat
hamil
2. Kurangnya 9 7 5 80 11111 80 I
pengetahuan ibu
mengenai stunting
3. Nafsu makan balita 7 7 4 56 11111 56 IV
menurun
4. Banyaknya balita yang 7 6 5 65 11111 65 III
mengkonsumsi
makanan cepat saji.
2. Hipertensi

Tabel 3.7 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Hipertensi

No Daftar Masalah Kriteria dan Bobot Maksimum N Priorita


(1-10) D PT s
A B C NP (PEA
Besar Gawat Mudah D RL
1. Kurangnya 7 7 4 56 11111 56 II
pengetahuan tentang
hipertensi
2. Kurangnya aktifitas 8 8 4 64 11111 64 I
fisik dan pengecekan
tekanan darah
3. Kurangnya 8 8 3 48 11111 48 III
pengetahuan mengenai
penanggulanganan
hipertensi yang baik
26

3. Safety Riding

Tabel 3.8 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah Kesehatan Safety Riding

No Daftar Masalah Kriteria dan Bobot Maksimum N Priorita


(1-10) D PT s
A B C NP (PEA
Besar Gawat Mudah D RL
1. Kurangnya 8 8 5 80 11111 80 I
pengetahuan mengenai
safety riding
2. Kondisi tidak 8 7 4 60 11111 60 III
aman/Unsafe
Condition
3. Perilaku tidak 7 6 6 78 11111 78 II
aman/unsafe action
4. K3 di lingkungan rumah tangga

Tabel 3. 9 Penyusunan Prioritas Penyebab Masalah K3 di Lingkungan


Rumah Tangga

No Daftar Masalah Kriteria dan Bobot Maksimum N Priorita


(1-10) D PT s
A B C NP (PEA
Besar Gawat Mudah D RL
1. Kurangnya 8 8 4 64 11111 64 I
pengetahuan ibu
mengenai K3 rumah
tangga
2. Tidak adanya pelatihan 8 7 4 60 11111 60 II
K3 dalam rumah
tangga
27

3.6 IDENTIFIKASI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

KESEHATAN

Berdasarkan masalah yang ada beserta penyebabnya yang ditemukan

di Dusun Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran

Timur, Kabupaten Semarang maka dibuatlah beberapa alternatif pemecahan

masalah,antara lain sebagai berikut:

1. Permasalahan Stunting

Alternatif pemecahan masalah untuk permasalahan diatas, antara lain :

a. Pelaksanaan kelas ibu balita

b. Pembuatan dan pembagian buku saku stunting pada ibu

c. Sosialisasi tentang gizi seimbang untuk ibu hamil

2. Permasalahan Hipertensi

Alternatif pemecahan masalah untuk permasalahan diatas khususnya untuk

mengurangi angka hipertensi, antara lain:

a. Penyuluhan tentang hipertensi dan diet hipertensi

b. Senam anti hipertensi untuk penderita hipertensi

c. Tensi keliling

3. Safety Riding

Alternatif pemecahan masalah untuk permasalahan diatas, antara lain:

a. Pengadaan sosialisasi tentang safety riding

b. Pembuatan modul/buku saku tentang safety riding

c. Pelatihan safety riding

4. K3 di lingkungan rumah tangga


28

Alternatif pemecahan masalah untuk permasalahan diatas antara lain:

a. Penyuluhan mengenai K3 di lingkungan rumah tangga

b. Pengadaan pelatihan K3 di rumah tangga

3.7 PENYUSUNAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN

MASALAH KESEHATAN

Setelah diketahui berbagai alternatif pemecahan masalah yang akan

dilakukan di masyarakat Dusun Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan

Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang, maka perlu dipilih prioritas

alternatif pemecahan masalah yang akan dilakukan dalam kegiatan intervensi

sehingga akan lebih memudahkan dalam pelaksanaan kegiatan tersebut.

Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah di Dusun Petung dan

Dusun Siroto menggunakan metode CARL. Berikut adalah penentuan prioritas

alternatif pemecahan masalah menggunakan metode CARL.

a. Capability: ketersediaan sumberdaya (dana, sarana, dan peralatan)

b. Accessibility: kemudahan yang didasarkan pada ketersediaan metode/cara/

teknologi serta penunjang pelaksanaan

c. Readiness : kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran

d. Leverage : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain

dalam pemecahan masalah yang dibahas.


29

1. Permasalahan Stunting

Tabel 3.10 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan


Stunting

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Total Peringkat


Nilai
1. Pelaksanaan sosialisasi kelas ibu 8 8 7 8 3.584 I
balita
2. Pembuatan dan pembagian buku saku 6 7 6 7 1.764 III
stunting pada ibu
3. Sosialisasi tentang gizi seimbang 7 7 7 7 2.401 II
untuk ibu hamil
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diperoleh,

didapatkan 1 prioritas pemecahan masalah untuk permasalahan stunting di Dusun

Petung dan Siroto Kelurahan Susukan yaitu pelaksanaan sosialisasi kelas ibu balita.

2. Permasalahan Hipertensi

Tabel 3.11 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan


Hipertensi

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Total Peringkat


Nilai
1. Penyuluhan tentang hipertensi dan 7 6 6 6 1.512 II
diet hipertensi
2. Senam anti hipertensi untuk penderita 7 7 7 7 2.401 I
hipertensi (Senam ANSI)
3. Tensi Keliling 6 6 6 6 1.296 III
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diperoleh,

didapatkan 1 prioritas pemecahan masalah untuk permasalahan Hipertensi di Dusun

Petung dan Dusun Siroto yaitu Senam anti hipertensi (Senam Ansi).
30

3. Permasalahan Safety Riding

Tabel 3.12 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan Safety


Riding

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Total Peringkat


Nilai
1. Pengadaan sosialisasi tentang safety 8 7 7 7 2.744 I
riding
2. Pembuatan modul/buku saku tentang 7 6 6 7 1.764 III
safety riding
3. Pelatihan safety riding 8 7 6 6 2.016 II
Dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang telah diperoleh,

didapatkan 1 prioritas pemecahan masalah untuk permasalahan Safety Riding di

Dusun Petung dan Dusun Siroto yaitu Pengadaan sosialisasi tentang safety riding.

4. K3 di lingkungan Rumah Tangga

Tabel 3.13 Penentuan Prioritas Alternatif Pemecahan Permasalahan K3 di


lingkungan rumah tangga

No Alternatif Pemecahan Masalah C A R L Total Peringkat


Nilai
1. Penyuluhan mengenai K3 di 8 7 6 7 2.352 I
lingkungan rumah tangga
2. Pengadaan pelatihan K3 di rumah 7 6 7 7 2.058 II
tangga
Dari beberapa alternatif penyelesaian masalah yang telah diperoleh,

didapatkan 1 prioritas pemecahan masalah untuk permasalahan K3 di lingkungan

rumah tangga di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan yaitu

Penyuluhan mengenai K3 di lingkungan rumah tangga.


3.8 PELAKSANAAN INTERVENSI SEBAGAI UPAYA PEMECAHAN MASALAH KESEHATAN

3.8.1 Pelaksanaan Intervensi

Tabel 3.14 Pelaksanaan Intervensi

Nama Penanggung Pelaksanaan Sasaran Input Outcome Indikator Hasil


Program Jawab Keberhasilan
Pelaksanaan Yuli Asih 17 Ibu-ibu - Masih Meningkatkan - Pengetahuan - Ibu mengikuti
kelas ibu Anggoro November yang ditemukan Pengetahuan Ibu mengenai program ini
balita atau Sari 2019 memiliki kasus tentang stunting, stunting, bahaya dengan
KASI Balita balita stunting di bahaya stunting, stunting, antusias,
usia < 5 Kelurahan ciri-ciri balita pencegahan memperhatikan
tahun Susukan stunting, dampak stunting penyampaian
Dusun - Pengetahuan buruk stunting, meningkat materi dengan
Petung ibu serta pencegahan - Ibu dapat baik, dan
mengenai stunting dalam melakukan mengikuti
stunting mewujudkan upaya serangkaian
masih tumbuh pencegahan kegiatan
rendah kembang balita stunting pada dengan tertib
- Kurangnya yang optimal anak usia dini hingga selesai
pengetahuan - Ibu menjadi tau - Peningkatan
ibu tentang pengetahuan
mengenai kebutuhan gizi ibu mengenai
makanan dan nutrisi yang stunting,bahaya
bergizi yang dibutuhkan stunting,
dibutuhkan balita pencegahan
untuk balita stunting

31
Senam Anti Seftia Diah 10 Ibu-ibu - Masih - Meningkatkan Ibu-ibu dan lansia - Ibu-ibu dan
Hipertensi A.P. November dan banyak aktivitas fisik, Dapat meningkatk lansia Dusun
(Senam 2019 Lansia warga yang menjaga an aktivitas fisik Siroto terlihat
Ansi) Dusun mengalami kesehatan dengan cara rutin antusias dalam
Siroto hipertensi serta melakukan mengikuti
- Kurangnya kebugaran senam setiap hari senam dan
aktivitas jasmani pada minggu pengukuran
fisik yang ibu-ibu dan tekanan darah
dilakukan lansia di sebelum dan
oleh ibu-ibu Dusun Siroto melakukan
dan lansia sebagai upaya senam
khususnya pengendalian - Tercatat tekanan
di Dusun penyakit darah ibu-ibu
Siroto hipertensi dan lansia
Dusun Siroto
mengalami
penurunan
setelah
melakukan
senam
Penyuluhan Firda 9 November Ibu-ibu - Kurangnya Meningkatkan - Meningkatnya - Peserta
Safety Habibatun 2019 PKK RW pengetahuan pengetahuan, pengetahuan sosialisasi
Riding (Si Nuzula 1 Dusun ibu-ibu PKK sikap dan ibu-ibu PKK tentang Safety
SARI) Petung tentang perilaku ibu-ibu tentang safety Riding yaitu
safety riding PKK mengenai riding ibu-ibu PKK
- Ibu-ibu PKK safety riding, - Ibu-ibu PKK sebanyak 26
tidak bahaya tidak dapat peserta dengan
mengetahui menerapkan mengetahui usia dari 23-52

32
risiko bahaya safety riding, dampak/bahaya tahun dan
dan dampak dan mencegah tidak mayoritas
saat tidak kecelakaan menerapkan merupakan ibu
menerapkan dalam safety riding rumah tangga.
safety riding berkendara Ibu-ibu PKK - Peserta aktif
dapat dalam sesi
menerapkan tanya jawab
cara mengenai
berkendara materi
yang aman dan sosialisasi
nyaman tentang Safety
sehingga Riding, para
secara tidak peserta juga
langsung dapat berbagi
mengurangi pengalaman nya
angka saat mengalami
kecelakaan lalu kecelakaan
lintas dalam
khususnya berkendara.
pada Adapun
pengendara pertanyaan
sepeda motor yang diajukan
mengenai
penyebab
kecelakaan
berkendara dan
tips aman saat
berkendara.

33
Penyuluhan Nur Isma 10 Ibu-ibu - Kurangnya - Meningkatnya - Pengetahuan ibu - Terjadi
K3 di Mardlotillah November PKK RW pengetahuan pengetahuan mengenai k3 di peningkatan
lingkungan 2019 2 Dusun ibu mengenai ibu mengenai lingkungan pengetahuan
rumah Siroto K3 di K3 di rumah tangga antara sebelum
tangga lingkungan lingkungan meningkat dan sesudah
rumah tau rumah tangga - Dapat intervensi
- Ibu-ibu tidak - Ibu-ibu membedakan penyuluhan K3
mengetahui menjadi tahu jenis-jenis di lingkungan
risiko bahaya bahaya- bahaya menurut rumah tangga
apa saja yang bahaya yang sumbernya
ada didalam ada dalam
rumah rumah
- Ibu-ibu tidak menurut
mengetahui sumbernya
pengendalian - Meningkatnya
bahaya pengetahuan
ibu mengenai
cara
pengendalian
bahaya

34
35

3.8.2 Uraian Program

3.8.2.1 Pelaksanaan Kelas Ibu Balita (KASI Balita)

Program ini dilakukan di rumah bapak Hariyanto tepatnya di RW 01 RT 04

Dusun Petung. Fokus kegiatannya adalah melakukan penyuluhan tentang stunting,

penyebab stunting, ciri-ciri stunting, dampak buruk stunting, pencegahan stunting

dengan ASI dan PMT. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan

pengetahuan dalam mewujudkan tumbuh kembang balita yang optimal, sehingga

anak tumbuh sehat dan terbebas dari stunting.

a. Perencanaan intervensi: Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan

intervensi adalah meminta izin terlebih dahulu kepada bidan desa Susukan

terkait perencanaan dan pelaksanaan intervensi yang akan dilakukan.

Selanjutnya, sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan mengenai

stunting, penyebab stunting, ciri-ciri stunting, dampak stunting, pencegahan

stunting dengan ASI dan PMT, maka menentukan jadwal pelaksanaan

kegiatan penyuluhan tersebut kepada bidan desa. Langkah berikutnya

mempersiapkan materi yang dapat diambil dari buku saku stunting.

Sebelum penyampaian materi maka peserta diberi soal pretest tujuannya

untuk membandingkan tingkat pengetahuan ibu sebelum dan sesudah

dilakukannya intervensi. kemudian pemberian materi menggunakan media

ceramah, dan setelah materi peserta diberi soal posttest dan media yang

digunakan berupa Leaflet.

b. Sasaran: Ibu-ibu yang memiliki balita < 5 tahun RW 1 Dusun Petung.

c. Jumlah sasaran: 25 orang

35
36

d. Waktu pelaksanaan: Minggu, 17 November 2019

e. Tempat: di rumah bapak Hariyanto tepatnya di RW 01 RT 04 Dusun Petung.

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pre-test kepada ibu, dilanjutkan

dengan pemberian penyuluhan atau materi dengan pemberian leaflet stunting,

setelah materi selesai disampaikan ibu diberikan post-test untuk mengukur

peningkatan pengetahuan ibu hamil mengenai stunting, penyebab stunting, ciri-ciri

stunting, dampak stunting, pencegahan stunting dengan ASI dan PMT meningkat,

kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi.

Selama kegiatan berlangsung banyak ibu yang terlihat antusias

memperhatikan penyuluhan yang diberikan, namun juga ada beberapa yang sibuk

sendiri mengurus anaknya yang dibawa kegiatan ini.

Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu

yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis

tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan ibu hamil mengenai stunting, penyebab stunting, ciri-ciri stunting,

dampak stunting, pencegahan stunting dengan ASI dan PMT setelah mengikuti

kegiatan KASI Balita.

3.8.2.2 Pelaksanaan Senam Anti Hipertensi (Senam Ansi)

Senam anti hipertensi untuk Ibu-ibu dan lansia di Dusun Siroto ini dilakukan
setiap hari Minggu di halaman rumah salah satu warga. Diharapkan dengan adanya
intervensi ini, ibu-ibu dan lansia dapat meningkatkan aktivitas fisik, menjaga
kesehatan serta kebugaran jasmani sebagai upaya pengendalian hipertensi.
a. Perencanaan intervensi: Persiapan dilakukan dengan koordinasi antara Tim
PKL dan Kader Posyandu Dusun Siroto. Tempat pelaksanaan disepakati di

36
37

halaman rumah warga. Peralatan yang perlu disiapkan adalah sound, video
tutorial senam, dan tensimeter.
b. Sasaran: Ibu-ibu dan lansia penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun
Siroto
c. Waktu pelaksanaan: Minggu, 10 November 2019
d. Tempat: Dusun Siroto
Kegiatan dimulai dengan mengukur tekanan darah responden sebelum
senam dilaksanakan. Setelah itu, senam dilaksanakan bersamaan. Setelah senam,
tekanan darah responden diukur kembali. Dengan demikian, dapat diketahui apakah
ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah senam dilaksanakan. Tak hanya
itu, edukasi tentang hipertensi juga diberikan kepada responden. Responden
disarankan aktifitas fisik yang cukup, konsumsi sayur dan buah, dan secara berkala
memantau tekanan darah. Kegiatan diakhiri dengan mengonsumsi buah bersama-
sama.
3.8.2.3 Penyuluhan Safety Riding (Si SARI)

Program ini dilaksanakan di kediaman Bapak Prayit yang berada di RT 4

RW 1 Dusun Petung Kelurahan Susukan bersamaan dengan kegiatan rutinan ibu-

ibu PKK setiap bulan. Fokus kegiatan ini adalah untuk melakukan sosialisasi

mengenai safety riding. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan dan untuk

mengurangi angka kecelakaan lalu lintas di kabupaten semarang khususnya di

kelurahan Susukan.

a. Perencanaan intervensi: Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan

intervensi adalah berkoordinasi dengan kader PKK di Dusun Petung dan

meminta izin terlebih dahulu terkait perencanaan dan intervensi yang akan

di lakukan. Selain itu, sebelum melaksanakan kegiatan sosialisasi tentang

safety riding (Si SARI), kemudian menentukan jadwal untuk melakukan

kegiatan sosialisasi tersebut kepada kader PKK. Ketika sudah ada

37
38

kesepakatan, maka langkah selanjutnya mempersiapkan materi yang

selanjutnya akan diberikan soal pretest kemudian pemberian materi, dan

setelah itu pemberian soal posttest.

b. Sasaran: Ibu-ibu PKK RW 1 Dusun Petung

c. Waktu pelaksanaan: Sabtu, 9 November 2019

d. Tempat: Rumah kediaman Bapak Prayit

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pre-test kepada ibu-ibu PKK,

dilanjutkan dengan pemberian sosialisasi atau materi, setelah materi selesai

diberikan post-test untuk mengukur peningkatan pengetahuan responden mengenai

safety riding, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Selama

kegiatan berlangsung banyak ibu yang terlihat bersemangat dan antusias

memperhatikan penyuluhan yang diberikan, peserta juga aktif bertanya dan berbagi

pengalamannya saat mengalami kecelakaan dalam berkendara selama kegiatan

sosialisasi berlangsung.

Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu

yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis

tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan ibu-ibu PKK tentang sosialisasi safety riding, setelah mengikuti

kegiatan Sosialisasi tentang Safety Riding (Si SARI) di Dusun Petung Kelurahan

Susukan.

3.8.2.4 Penyuluhan K3 di lingkungan rumah tangga

Program ini dilakukan di rumah Ibu Yanti tepatnya di RW 2 RT 04 Dusun

Siroto. Fokus kegiatannya adalah melakukan penyuluhan tentang K3 di lingkungan

38
39

rumah tangga meliputi Tujuan adanya K3 dirumah, potensi bahaya dalam rumah

menurut sumbernya, cara pengendalian bahaya, dan cara mengatasi kebakaran

ringan di rumah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

ibu rumah tangga mengenai K3 di lingkungan rumah.

e. Perencanaan intervensi: Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan

intervensi adalah berkoordinasi dengan kader PKK di Dusun Siroto dan

meminta izin terlebih dahulu terkait perencanaan dan intervensi yang akan

di lakukan. Selain itu, sebelum melaksanakan kegiatan penyuluhan, maka

menentukan jadwal kapan kita akan melakukan kegiatan penyuluhan

tersebut kepada kader PKK. Ketika sudah ada kesepakatan, maka langkah

selanjutnya kami mempersiapkan materi yang selanjutnya akan diberikan

soal pretest kemudian pemberian materi, dan setelah itu pemberian soal

posttest serta media berupa Leaflet.

f. Sasaran: Ibu-ibu PKK RW 2 Dusun Siroto

g. Waktu pelaksanaan: Minggu, 10 November 2019

h. Tempat: Rumah Ibu Yanti RT 04

Kegiatan ini dimulai dengan pemberian pre-test kepada ibu-ibu,

dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan atau materi serta pemberian leaflet K3,

setelah materi selesai disampaikan ibu-ibu diberikan post-test untuk mengukur

peningkatan pengetahuan ibu K3 rumah tangga meningkat, kemudian dilanjutkan

dengan tanya jawab dan diskusi.

39
40

Selama kegiatan berlangsung banyak ibu yang terlihat antusias

memperhatikan penyuluhan yang diberikan, namun juga ada beberapa yang sibuk

sendiri karena terkendala ruangan yang sempit.

Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu

yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis

tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan

pengetahuan ibu l mengenai K3 di lingkungan rumah tangga, setelah mengikuti

kegiatan Penyuluhan K3 di lingkungan rumah tangga.

40
3.9 EVALUASI INTERVENSI

Tabel 3. Evaluasi Intervensi

Nama Program Evaluasi Kendala Solusi


Pelaksanaan Kelas Ibu Balita - Pelaksanaan kelas ibu Balita - Tidak semua ibu –ibu di - Melaksanakan program ini
atau KASI Balita pada ibu- Dusun Petung hadir dalam secara rutin dan terjadwal.
ibu yang memiliki balita di kegiatan ini. - Disarankan untuk tidak
Dusun Petung pada tanggal - Suasana kurang kondusif mengikutsertakan balita
17 November 2019. karena semua ibu membawa karena akan membuat
- Pelaksanaan KASI Balita anak yang masih kecil, keberlangsungan program
bertempat di rumah Bapak sehingga dapat mengganggu tidak kondusif.
Hariyanto Dusun Petung konsentrasi ibu untuk
- Ibu-ibu memahami dengan memahami materi
baik materi mengenai penyuluhan yang diberikan.
stunting, penyebab stunting,
ciri-ciri stunting, dampak
stunting, pencegahan
stunting dengan ASI dan
PMT
- Ibu-ibu sangat antusias saat
mendengarkan pemberian
materi
Pelaksanaan Senam Anti - Kegiatan senam dilakukan - Masih kurangnya minat - Dapat melaksanakan senam
Hipertensi (Senam ANSI) pada tanggal 10 November pada ibu-ibu di Dusun di lahan yang lebih luas
2019 di salah satu rumah Siroto untuk mengikuti - Mengajak ibu-ibu dan lansia
warga Dusun Siroto kegiatan senam. yang belum bergabung

41
- Ibu-ibu dan lansia Dusun - Halaman untuk melakukan - Mengadakan senam secara
Sirotodapat mengikuti senam masih kurang luas. rutin setiap Minggu
gerakan senam - terdapat beberapa ibu yang - Ibu-ibu dapat bergantian
- Ibu-ibu Dusun Siroto datang terlambat sehingga menjadi instruktur senam
melakukan pengukuran tidak melakukan
tekanan darah pada saat pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah sebelum melakukan senam
melakukan senam - Setelah senam, terdapat
beberapa ibu yang langsung
pulang sehingga tidak
melakukan pengukuran
tekanan darah
Penyuluhan Safety Riding (Si - Kegiatan penyuluhan - Ruang tempat pelaksanaan - Dapat melaksanakan
SARI) (Si SARI) dilaksanakan pada tanggal 9 kegiatan ini kurang luas kegiatan sosialisasi di dalam
November 2019 bertempat - Sebagian besar ibu-ibu ruang yang lebih luas
di rumah kediaman Bapak PKK tidak dapat datang (gedung pertemuan)
Prayit RT 04 RW 01 Dusun karena kegiatan sosialisasi - Sebelum membuat jadwal
Petung Kelurahan Susukan tentang safety riding (Si kegiatan sosialisasi,
- Sasaran kegiatan ini adalah SARI) bersamaan dengan dipastikan tidak bertabrakan
ibu-ibu PKK Dusun Petung kegiatan pengajian rutinan dengan kegiatan lain
- Kegiatan ini di awali dengan di Dusun Petung - Kegiatan difokuskan untuk
pengisian pre test, - Ada beberapa peserta yang sosialisasi agar waktu cukup
sosialisasi dengan tidak memperhatikan dan
memberikan materi tentang bergurau sendiri saat Tim
safety riding dan diakhiri PKL memberikan materi
dengan post test. penyuluhan.
- Terbatasnya waktu

42
- Ibu-ibu bersemangat dan - Tidak semua peserta yang
antusias saat mendengarkan hadir dapat mengisi soal
pemberian materi pre-posttest dikarenakan
faktor usia
Penyuluhan K3 di lingkungan - Kegiatan penyuluhan - Ruang tempat pelaksanaan - Perlu diadakan pelatihan
rumah tangga dilaksanakan pada tanggal kegiatan ini kurang luas K3 di ruang lingkup rumah
10 November 2019 - Terdapat beberapa ibu yang tangga
bertempat di rumah datang terlambat sehingga - Pengadaan penyuluhan K3
IbuYanti Dusun Siroto tidak melakukan rumah tangga setiap 1
- Kegiatan ini diikuti oleh - Terbatasnya waktu yang bulan sekali
ibu-ibu kader PKK sangat singkat - Peserta datang tepat waktu
- Ibu-ibu antusias saat - Tidak semua peserta yang sehingga dapat dimulai
mendengarkan pemberian hadir dapat mengisi soal cepat dan waktu tidak
materi pre-posttest dikarenakan menjadi singkat
- Kegiatan ini di awali dengan faktor usia
pengisian pre test dan
diakhiri dengan post test.

43
BAB IV

PENUTUP

4.1 SIMPULAN

Kegiatan analisis situasi dilakukan dengan menggunakan sumber data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan metode observasi

lingkungan oleh Tim PKL sesudah penerjunan kegiatan PKL. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari Puskesmas Kalongan. Identifikasi masalah kesehatan

dilakukan dengan metode observasi dan wawancara menggunakan kuesioner

kepada masyarakat. Metode yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah

adalah Metode Hanlon Kuantitatif. Identifikasi penyebab masalah menggunakan

metode wawancara secara mendalam. Metode yang digunakan untuk menentukan

prioritas penyebab masalah adalah Brain storming dan hanlon kuantitatif. Metode

yang digunakan untuk menentukan prioritas alternatif pemecahan masalah

menggunakan Metode CARL. Penyusunan prioritas alternatif pemecahan masalah

kesehatan di masyarakat menggunakan Metode Brain-Storming.

Berdasarkan Metode Hanlon Kuantitatif didapatkan masalah kesehatan dan

keselamatan di Dusun Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan yaitu

permasalahan stunting, Hipertensi, Safety riding, dan K3 di lingkungan rumah

tangga. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

meningkatan derajat kesehatan dan keselamatan berbasis keluarga, dan lingkungan

kerja Dusun Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran

Timur Kabupaten Semarang.

44
45

Hasil dari pelaksanaan intervensi permasalahan di RW 1 Petung dan RW 2

Siroto,Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran Timur adalah sebagai berikut:

warga RW 1 dan RW 2 sangat antusias dengan adanya senam anti hipertensi, kelas

ibu balita, Penyuluhan Safety Riding (Si SARI) dan K3 di lingkungan rumah

tangga.

4.2 SARAN

4.2.1 Bagi Masyarakat Dusun Petung, dan Dusun Siroto

1. Masyarakat diharapkan dapat lebih sadar dan memperhatikan status kesehatan.

2. Masyarakat diharapkan mampu merubah perilaku ke arah pola hidup yang sehat.

4.2.2 Bagi Kelurahan Susukan

1. Diperlukan kerjasama antara pemangku kepentingan Kelurahan Susukan dan

seluruh pihak termasuk masyarakat untuk keberlanjutan program.

2. Diharapkan terbentuk kerja sama yang baik antara kader kesehatan dengan

perangkat desa dan bidan desa agar kinerja kader kesehatan dapat terus berjalan

dengan baik.

3. Diperlukannya pelatihan kader dalam kegiatan posyandu.

4. Diperlukannya motivasi dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk

berkunjung di posyandu.

4.2.3 Bagi Puskesmas Kalongan

Bagi Puskesmas Kalongan sebaiknya sering megadakan kegiatan atau

penyuluhan mengenai stunting, Hipertensi, dan masalah keselamatan maupun

kesehatan lainnya kepada masyarakat secara rutin.

45
46

4.2.4 Bagi Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat

Bagi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk intervensi pada kegiatan PKL

tahun ini bisa dilanjutkan pada PKL tahun berikutnya, sehingga hasil dari kegiatan

tersebut dapat ditindaklanjuti agar penyelesaian masalah dapat berjalan secara

maksimal.

46
DAFTAR PUSTAKA

Aji, Hafit Prasetyo Bayu. 2016. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap

Pengetahuan dan Sikap Keluarga dan Masyarakat yang Terdapat Pasien

Pasca Pasung di Tawangsari. Skripsi. Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Aisah, dkk. 2010. Pengaruh Edukasi Kelompok Sebaya Terhadap Perubahan

Perilaku Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia Subur Di Kota

Semarang. Jurnal UNIMUS 2010. ISBN: 978.979.704.883.9, diakses pada

tanggal 9 Juni 2016.

Grasssi, M.C, dkk. 2014. Knowledge about Health Effect of Cigarette Smoking and

Quitting among Italian University Student: The Importance of Teaching

Nicotine Dependence and Treatment in Medical Curriculum. Hindawi

Publishing Corporation BioMed Research International Volume 2014,

Article ID 321657.

Prasetya, Chandra Hadi. 2015. Efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap

Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi. Mutiara Medika. 15:

67-74.

Jafar, T.H., Islam, M., Hatcher, J., Hashmi, S., Bux, R., Khan, A., et al, (2010).

Community based lifestyle intervention for blood pressure reduction in

children and young adults in developing country, BioMedical Journal, 340

Data Kesehatan Puskesmas Kalongan 2018

47
LAMPIRAN

48
49

Lampiran 1 Berita Acara Penyerahan Laporan PKL


BERITA ACARA PENYERAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.

Yang Menerima Yang Menyerahkan


Kepala Desa Susukan, Kecamatan Ungaran Timur, Ketua Kelompok,
Kabupaten Semarang,

Drs. Siswanto Firda Habibatun Nuzula


NIP. NIP.196704251993031010 NIM. 6411416095
50

BERITA ACARA PENYERAHAN


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.

Yang Menerima Yang Menyerahkan


............................................................, Ketua Kelompok,

............................................ Firda Habibatun Nuzula


NIP. NIM. 6411416095
51

BERITA ACARA PENYERAHAN


LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.

Yang Menerima Yang Menyerahkan


Kepala Kecamatan Ungaran Timur, Ketua Kelompok,
Kabupaten Semarang,

............................................ Firda Habibatun Nuzula


NIP. NIM. 6411416095
52

Lampiran 2 Dokumentasi Kegiatan

Foto bersama setelah kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD

Senam Anti Hipertensi dan pengukuran tekanan darah


53

Kegiatan kelas ibu balita di Dusun Petung

Kegiatan Penyuluhan Safety Riding (Si SARI) Dusun Petung


54

Kegiatan Penyuluhan K3 di lingkungan rumah tangga Dusun Siroto

Kegiatan Bulan Eliminasi Kaki Gajah (Belkaga) Dusun Petung


55

Kegiatan Posyandu Balita Dusun Siroto

Foto Kegiatan Setelah MMD


56

Perpisahan dengan Pak Siswanto Perpisahan dengan Pembimbing Lapangan


Ibu Deni
57

Lampiran 3 Instrumen
INSTRUMEN
PRE TEST – POST TEST PENGETAHUAN
K3 DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
BB/TB :

1. Apa kepanjangan dari K3?


a. Keselamatan dan kekuatan kerja
b. Keselamatan dan kesehatan kerja
c. Kesejahteraan dan kesehatan kerja
d. Kesehatan, keselamatan, kesejahteraan
2. K3 dapat melakukan pencegahan & pemberantasan penyakit akibat …
a. Keselamatan
b. Kerja
c. Kecelakaan
d. Kesehatan
3. Suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan yang merugikan terhadap
manusia adalah …
a. Keselamatan kerja
b. Kesehatan
c. Kecelakaan
d. Kesehatan kerja
4. Beberapa jenis risiko yang ada di dalam rumah tangga, kecuali ..
a. Fisik
b. Ekonomi
c. Kimia
d. Lingkungan
5. Contoh kejadian yang mungkin terjadi di rumah tangga terkait keselamatan …
a. Air meluap di bak mandi
b. Terpeleset akibat lantai rumah licin
c. Menggunakan ponsel di kegelapan
d. Mengangkat galon
6. Pemicu terjadinya kebakaran di rumah berkaitan dengan listrik yaitu …
a. Kabel listrik menggulung
b. Korsleting listrik
c. Pemasangan gas yang benar
d. Kabel terkena air
7. Tindakan sederhana apa yang Ibu lakukan ketika terjadi kebakaran ringan..
a. Mematikan api dengan karung goni yang telah dibasahi
b. Memanggil seluruh masyarakat
c. Panik
d. Menguhubungi damkar
58

8. Bahaya yang dapat ditemukan akibat sumber panas yaitu…


a. TV
b. Tabung gas
c. Api kompor
d. Kipas angin
9. Bagaimana cara ibu mencegah sumber bahaya akibat bahan kimia bagi
kesehatan …
a. Dengan memberikan informasi/tulisan bahwa bahan kimia ini berbahaya
b. Menyimpan di lemari
c. Membungkus dengan plastik khusus
d. Tidak menyimpan disembarang tempat
10. Aktivitas rumah tangga apa yang menurut Ibu yang berkaitan dengan K3/ sikap
ergonomis…
a. Memasak
b. Mengepel lantai dengan posisi membungkuk
c. Menjemur pakaian
d. Mencuci piring
59

No. Responden:

INSTRUMEN
PRE TEST KELAS IBU BALITA
MENGENAI PENTINGNYA STUNTING

Identitas Balita
Nama Balita :
Jenis Kelamin : (L/P)
Usia Balita : ……. Bulan

Identitas Orang tua


Nama Ibu Balita :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :

Berilah tanda silang (X) atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
1. Apa yang di maksud dengan stunting?
a. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
b. Kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein
dalam makanan.
d. Kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal.
2. Berikut ini yang merupakan fakyor penyebab stunting, kecuali…
a. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
b. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
c. Kurang asupan protein dan kalori
d. kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan
3. Asi Eksklusif diberikan bayi pada usia…
a. 0-24 bulan
b. 0-6 bulan
c. 1-2 tahun
d. 2-5 tahun
4. Makanan pendamping asi sebaiknya diberikan sejak usia….
a. Bayi baru lahir
b. Usia bayi 1 bulan
c. Usia bayi 3 bulan
d. Usia bayi diatas 6 bulan
5. Pemenuhan zat gizi pada balita bertujuan untuk….
60

a. M e m b u a t b a l i t a m e n j a d i s e h a t d a n p i n t a r
b. Membuat balita menjadi gemuk
c. M e n d a p a t k a n b e r a t b a d a n y a n g l e b i h
d. Mendapatkan berat badan yang ideal
6. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri balita stunting adalah…
a. Rambut rontok, nampak gemuk
b. Pertumbuhan terhambat, pertumbuhan gigi terlambat
c. Bertambah usia bertambah berat dan bertambah tinggi, bergerak
aktif
d. Rambut kusam, perut cekung, nampak kurus
7. Berikut ini yang termasuk dampak stunting, kecuali…
a. Terganggunya perkembangan otak
b. Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
c. Pertumbuhan optimal
d. Gangguan pada pertumbuhan fisiknya
8. Dibawah ini yang termasuk dalam Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013
tentang Percepatan Perbaikan Gizi antara lain…
a. Penurunan stunting fokus pada 1000 hari pertama kehidupan
b. Konsumsi makanan sehat
a. Perbaikan gizi masyarakat
b. Pola hidup sehat
9. Yang termasuk dalam strategi 5 pilar penanganan stunting antara lain… kecuali
a. Mendorong Kebijakan “Nutritional Food Security
b. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku
c. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
d. Konvergensi, Koordinasi, danKonsolidasiProgram Nasional, Daerah,
danMasyarakat
10. Berikut ini yang bukan termasuk jenis intervensi penurunan stunting adalah…
a. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK)
b. Promosi menyusui (ASI eksklusif)
c. Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat
d. Komitmen dan Visi Kepemimpinan
61

No. Responden:

INSTRUMEN
POST TEST KELAS IBU BALITA
MENGENAI PENTINGNYA STUNTING

Identitas Balita
Nama Balita :
Jenis Kelamin : (L/P)
Usia Balita : ……. Bulan

Identitas Orang tua


Nama Ibu Balita :
Usia :
Pendidikan Terakhir :
Pekerjaan :

Berilah tanda silang (X) atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
1. Apa yang di maksud dengan stunting?
a. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
b. Kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein
dalam makanan.
d. Kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal.
2. Berikut ini yang merupakan fakyor penyebab stunting, kecuali…
a. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
b. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
c. Kurang asupan protein dan kalori
d. kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan
3. Asi Eksklusif diberikan bayi pada usia…
a. 0-24 bulan
b. 0-6 bulan
c. 1-2 tahun
d. 2-5 tahun
4. Makanan pendamping asi sebaiknya diberikan sejak usia….
a. Bayi baru lahir
b. Usia bayi 1 bulan
c. Usia bayi 3 bulan
d. Usia bayi diatas 6 bulan
5. Pemenuhan zat gizi pada balita bertujuan untuk….
62

a. M e m b u a t b a l i t a m e n j a d i s e h a t d a n p i n t a r
b. Membuat balita menjadi gemuk
c. M e n d a p a t k a n b e r a t b a d a n y a n g l e b i h
d. Mendapatkan berat badan yang ideal
6. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri balita stunting adalah…
a. Rambut rontok, nampak gemuk
b. Pertumbuhan terhambat, pertumbuhan gigi terlambat
c. Bertambah usia bertambah berat dan bertambah tinggi, bergerak
aktif
d. Rambut kusam, perut cekung, nampak kurus
7. Berikut ini yang termasuk dampak stunting, kecuali…
a. Terganggunya perkembangan otak
b. Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
c. Pertumbuhan optimal
d. Gangguan pada pertumbuhan fisiknya
8. Dibawah ini yang termasuk dalam Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013
tentang Percepatan Perbaikan Gizi antara lain…
a. Penurunan stunting fokus pada 1000 hari pertama kehidupan
b. Konsumsi makanan sehat
c. Perbaikan gizi masyarakat
d. Pola hidup sehat
9. Yang termasuk dalam strategi 5 pilar penanganan stunting antara lain… kecuali
a. Mendorong Kebijakan “Nutritional Food Security
b. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku
c. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
d. Konvergensi, Koordinasi, danKonsolidasiProgram Nasional, Daerah,
danMasyarakat
10. Berikut ini yang bukan termasuk jenis intervensi penurunan stunting adalah…
a. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK)
b. Promosi menyusui (ASI eksklusif)
c. Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat
d. Komitmen dan Visi Kepemimpinan
63

SOAL PRETEST-POSTEST
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :

1. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkendara (Unsafe action)


adalah...
a. kendaraan yang tidak memadai
b. jalan yang berlubang
c. cuaca yang tidak mendukung
d. mengabaikan rambu lalu-lintas
2. Faktor penyebab terjadinya kecelakaan dalam berkendara (Unsafe condition)
adalah...
a. Mengendarai motor dengan ugal-ugalan
b. Jalanan yang berlubang dan licin
c. Mengabaikan rambu lalu-lintas
d. Pengendara berusia dibawah umur
3. Apa itu Safety Riding? Safety Riding adalah...
a. Cara menggunakan kendaraan bermotor
b. Cara untuk mendapatkan SIM
c. Cara aman bekerja
d. Cara aman berkendara
4. Manfaat Safety Riding adalah...
a. Mencegah kecelakaan kerja
b. Mencegah kebakaran gedung
c. Mencegah kemacetan di jalan raya
d. Mencegah kecelakaan kendaraan bermotor
5. Yang tidak termasuk dalam aksesoris Safety Riding / APD adalah...
a. Helm berstandar SNI
b. Rompi pemantul cahaya
c. Sepatu yang menutupi tumit
d. Kacamata hitam
6. Posisi mengemudi pada saat mengendarai kendaraan penting untuk menghindari
kelelahan, menurut anda posisi saat mengemudi yang baik adalah...
a. Sikap duduk setegak mungkin
b. Sikap duduk condong ke depan agar pandangan lebih luas
c. Sikap duduk yang nyaman, posisi tangan dan kaki tidak tegang
d. Sikap duduk seenaknya
7. Pengereman mendadak dijalan yang licin terutama pada kecepatan tingi akan
mengakibatkan (kecuali)...
a. Kendaraan akan slip (tergelincir)
b. Membahayakan kendaraan lain di belakang
c. Tidak terjadi apa-apa, karena pengemudi mahir
64

d. Kendaraan sulit dikendalikan


8. Saat berkendara, faktor utama yang harus diperhatikan dalam mementukan jarak
aman kendaraan anda dan kendaraan di depan adalah...
a. Kondisi cuaca
b. Kecepatan kendaraan dan jarak berhenti apabila direm
c. Asap tebal dari knalpot kendaraan di depan
d. Kondisi kesehatan pengemudi
9. Berikut merupakan dampak kecelakaan berkendara (kecuali) ...
a. Kerugian harta benda
b. Cacat
c. ISPA
d. Kematian
10. Secara hukum, dampak yang diakibatkan karena tidak menerapkan Safety
Riding adalah...
a. Melanggar undang-undang
b. Membuat jalanan macet
c. Menghargai hak dan keselamatan orang lain
d. Mengalami kecelakaan
11. Kaca spion sebagai kelengkapan kendaraan bermotor berfungsi untuk...
a. Digunakan sebagai kaca hias
b. Memenuhi peraturan semata
c. Melengkapi aksesoris kendaraan
d. Membantu memberikan pandangan ke arah belakang dan samping
kendaraan kita
12. Menurut bentuknya, rambu lalu lintas ada...
a. 4 macam bentuk
b. 5 macam bentuk
c. 6 macam bentuk
d. 3 macam bentuk
13. Alasan mengapa perlu mengatur jarak aman antar kendaraan (kecuali)...
a. Agar kendaraan memiliki ruang cukup untuk mengurangi kecepatan
b. Menghindari resiko kecelakaan
c. Agar dapat mengambil ancang-ancang lebih jauh saat akan mendahului
d. Agar anda memiliki waktu yang cukup untuk mengantisispasi gerakan
mendadak kendaraan di depan
14. Berdasarkan sifatnya, rambu lalu lintas terdiri dari...
a. Peringatan, Larangan, Perintah, Petunjuk
b. Larangan, Perintah, Petunjuk
c. Peringatan, Larangan, Petunjuk
d. Peringatan, Larangan, Perintah
15. Larangan mendahului kendaraan lain yang sedang berjalan walaupun tidak ada
rambu yang melarang pada...
a. jalan yang menurun
b. jalan yang belubang
c. jalan tikungan
d. jalan yang datar
65

Lampiran 4 Media/Produk Pemecahan Masalah

Leaflet KASI Balita (Kelas Ibu Balita)


66

Leaflet K3 di Lingkungan Rumah Tangga


67

Lampiran 5 Aktivitas kegiatan PKL tiap peserta


68
69
70
71
72
73
74

Lampiran 6 Lembar konsultasi PKL tiap kelompok


75

Lampiran 7 Artikel tiap peserta

PENGARUH SOSIALISASI KESELAMATAN BERKENDARA


TERHADAP PENGETAHUAN SAFETY RIDING PADA
WARGA DI KELURAHAN SUSUKAN
Firda Habibatun Nuzula1*, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2, Deni Uji
Julianti, A.Md., Keb.2
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
2
Universitas Negeri Semarang
3
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*e-mail: firdanuzula35@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Safety riding adalah perilaku mengemudi secara selamat yang bisa
membantu untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berkaitan
mengenai tatacara berkendara yang aman, perlengkapan yang harus ada saat
berkendara dan kondisi kendaraan yang memungkinkan untuk digunakan
(Sumiyanto, 2013). Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan terdapat 6
dari 10 pengendara sepeda motor di kelurahan Susukan RW 01 pernah mengalami
kecelakaan pada tahun 2019. Masalah keselamatan berkendara sepeda motor
menjadi salah satu permasalahan keselamatan urutan ketiga di kelurahan Susukan
Ungaran Timur.
Metode: Pengetahuan responden sebelum penyuluhan mayoritas responden
memiliki pengetahuan dengan kategori kurang 70% dan setelah penyuluhan semua
responden memiliki pengetahuan yang baik dari 100%. Berdasarkan tes Wilcoxon
responden yang diperoleh p-nilai 0.000 (< 0,05), sehingga ada perbedaan yang
signifikan pengetahuan tentang safety riding sebelum dan sesudah sosialisasi.
Hasil: Pengetahuan responden sebelum sosialisasi mayoritas responden memiliki
pengetahuan dengan kategori kurang 70% dan setelah sosialisasi semua responden
memiliki pengetahuan yang baik dari 100%. Berdasarkan tes Wilcoxon responden
yang diperoleh p-nilai 0.000 (> 0,05), sehingga ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan tentang hipertensi sebelum dan sesudah penyuluhan
Pembahasan: Bagi peneliti berikutnya diharapkan materi yang diberikan lebih
mendalam sehingga pada pertanyaan yang masih di jawab salah oleh responden
dapat di jawab dengan benar. Untuk penilaian pengetahuan setelah sosialisasi agar
di ukur pada waktu yang berbeda dan di beri jarak waktu tertentu setelah sosialisasi
agar mengetahui tindak lanjut dari hasil pengetahuan yang telah didapatkan dari
masing-masing individu.
Kata Kunci: Safety Riding, Pengetahuan
76

PENGARUH SOSIALISASI KESELAMATAN BERKENDARA


TERHADAP PENGETAHUAN SAFETY RIDING PADA
WARGA DI KELURAHAN SUSUKAN
Firda Habibatun Nuzula1*, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2, Deni Uji
Julianti, A.Md., Keb.2
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
2
Universitas Negeri Semarang
3
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*e-mail: firdanuzula35@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Safety Riding is a safe driving behaviour that can help to avoid the
occurrence of traffic accidents. Regarding safe driving procedures, equipment that
must be in the driving and vehicle conditions are possible to use (Sumiyanto, 2013).
Based on the results of the field survey there are 6 of 10 motorcyclists in Kelurahan
Susukan RW 01 has been in an accident in the year 2019. The safety problem of
motorcycle driving is one of the three safety problems in Susukan Ungaran Timur
village.
Method: Knowledge of respondents before the extension of majority of respondents
have knowledge with the category less than 70% and after counseling all
respondents have a good knowledge of 100%. Based on the Wilcoxon test of
respondents acquired P-value 0.000 (< 0.05), so there is a significant difference in
knowledge of safety riding before and after socialization. Results: The knowledge
of respondents before the socialization of the majority of respondents had
knowledge with a category less than 70% and after the socialization of all
respondents had a good knowledge of 100% 0.05. So there is a significant
difference in knowledge of hypertension before and after counseling
Discussion: For the next researcher the material is expected to be provided more
deeply so that the question is still answered incorrectly by the respondent can be
answered correctly. For a knowledge assessment after the socialization to be
measured at different times and at a certain time after the socialization to know the
follow-up of the knowledge obtained from each individual.

Keywords: Safety Riding, knowledge


77

PENDAHULUAN
Safety riding adalah perilaku mengemudi secara selamat yang bisa
membantu untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berkaitan
mengenai tatacara berkendara yang aman, perlengkapan yang harus ada saat
berkendara dan kondisi kendaraan yang memungkinkan untuk digunakan
(Sumiyanto, 2013). Safety Riding dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
pengendara terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama berkendara. Inti dari
safety riding itu sendiri adalah mengutamakan keselamatan, yaitu keselamatan diri
dan juga pengguna jalan lain (Wulandari, Jayanti, & Widjasena, 2017).
Faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kecelakaan lalu lintas adalah
faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan (sarana prasarana) dan faktor
lingkungan (cuaca) (Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.).
World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 2,4 juta jiwa
manusia menjadi korban kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Angka kematian
tersebut menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian manusia di dunia.
Berdasarkan data dari Korlantas Polri dapat diketahui bahwa setiap tahunnya di
Indonesia tercatat sekitar 26.000-29.000 jiwa tewas karena kecelakaan lalu lintas.
75% kecelakaan yang ada di Indonesia itu adalah sepeda motor (Maulana, 2018).
Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kabupaten Semarang pada
tahun 2018 terdapat 158 korban meninggal, 3 korban luka berat, dan 493 korban
luka ringan (Badan Pusat Statistik, 2019).
Angka fatalitas kecelakaan jalan di Indonesia cukup tinggi. Korps Lalu
Lintas Polri menyebutkan ada 31.234 korban kecelakaan yang meninggal dunia
pada 2010 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 32.657 orang. Tingginya angka
korban kecelakaan yang meninggal dunia ini karena disiplin berlalu lintas masih
rendah, 90% kecelakaan karena faktor manusia. Sebanyak 10% sisanya dibagi rata
antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan. Data
DepartemenPerhubungan tahun 2011, diperoleh informasi bahwa 72% dari
kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Sudah
seharusnya berkendara aman (safety riding) dilakukan oleh setiap pengendara
sepeda motor baik dalam jarak jauh maupun jarak dekat (Wulandari, Jayanti, &
Widjasena, 2017).
Berdasarkan penelitian terdahulu tahun 2011, dikatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi berkendara aman pada pengendara ojek salah satunya adalah
pengetahuan, dari hasil kajian pengetahuan pengendara ojek sepeda motor masih
kurang sebesar 20%, ini berarti pemahaman berkedara yang aman masih kurang
dan hal itu memungkinkan terjadinya perilaku berkendara yang tidak aman (Melisa,
2013).
78

Berdasarkan observasi awal masih ditemukan perilaku yang tidak aman


seperti pengendara sepeda motor berusia dibawah umur, penumpang sepeda motor
lebih dari 1 serta pemakaian alat pelindung diri yang tidak lengkap. Hasil
wawancara pendahuluan yang dilakukan kepada 10 orang pengendara sepeda motor
di Dusun Petung, 6 orang mengatakan pernah mengalami kecelakaan saat
berkendara dan mengaku pernah melanggar lalu lintas.

Merujuk pada hal tersebut, intervensi penanganan yang memungkinkan


untuk dilakukan yaitu dengan mengendalikan faktor resiko kecelakaan saat
berkendara yang dapat diubah (pengetahuan, kebiasaan tidak menggunakan helm,
kebiasaan tidak mematuhi lalu lintas). Adapun bentuk intervensi yang dapat
dilakukan yaitu dengan cara meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
keselamatan berkendara melalui sosialisasi tentang safety riding agar nantinya
masyarakat dapat mencegah kecelakaan lalu lintas dengan menerapkan
keselamatan berkendara.

Pada dasarnya penyuluhan kesehatan identik dengan pendidikan kesehatan,


karena keduanya berorientasi terhadap perubahan perilaku yang diharapkan, yaitu
perilaku sehat, sehingga mempunyai kemampuan mengenal masalah kesehatan
dirinya, keluarga dan kelompoknya dalam meningkatkan kesehatannya.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (overt behaviour) (Notoatmodjo, 2007).
Dari penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih
langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
kesehatan memiliki pengaruh terhadap perilaku sebagai hasil jangka menengah
(intermediate impact) dari pendidikan kesehatan. Kemudian perilaku kesehatan
akan memiliki pengaruh terhadap meningkatnya indikator kesehatan masyarakat
sebagai keluaran (outcome) pendidikan kesehatan.Salah satu contoh pengetahuan
tentang kesehatan yaitu tentang (Widianingrum, 2013).
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
sosialisasi tentang sosialisasi safety riding terhadap pengetahuan tentang safety
riding pada ibu-ibu PKK di Dusun Petung Kelurahan Susukan.
79

METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental analitik yang bersifat
crossectional. Rancangan yang digunakan adalah “Pre Test Post Test Design”.
Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. Sampel penelitian adalah
warga Dusun Petung Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur yaitu ibu-ibu
yang hadir dalam kegiatan rutin PKK dan yang bersedia menjadi responden, yakni
sejumlah 21 orang.

Data pengetahuan masyarakat yang dikumpulkan dengan mengadakan


pretest dan post test untuk mengukur pengetahuan masyarakat dalam pelaksanaan
sosialisasi tentang safety riding. Data yang diperoleh dari hasil penelitian diolah
dan dianalisis untuk mengetahui perbedaan pengetahuan tentang safety riding
sebelum dan sesudah sosialisasi. Analisis bivariat yaitu yaitu menggunakan uji
Wilcoxon, uji normalitas dengan Shapiro Wilk.

HASIL
Pengetahuan ibu-ibu PKK di Dusun Petung Kelurahan Susukan tentang
safety riding sebelum sosialisasi dengan jumlah jawaban benar berkisar antara 5
sampai dengan 12 dengan rata-rata 55,19 dan standar deviasi 9,85. Distribusi
frekuensi pengetahuan tentang safety riding sebelum sosialisasi dikategorigan
menjadi tiga kategori berdasarkan presentase jumlah jawaban benar sebagai
berikut:

Tabel 1 Frekuensi Pengetahuan Sebelum Penyuluhan


Variabel Frekuensi Pengetahuan sebelum penyuluhan
Presentase (%)

Baik 1 4,76
Cukup 7 33,34
Kurang 13 61,90
Jumlah 21 100
80

Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat dari kategori pengetahuan sebelum


penyuluhan mayoritas responden memiliki kategori pengetahuan kurang sebanyak
61,90%, kategori cukup sebanyak 33,34% dan baik sebanyak 4,76%.
Tabel 2 Distribusi Jawaban Salah Sebelum Sosialisasi
Presentase
No Pertanyaan Jumlah
(%)
1 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 10 47,61
berkendara (unsafe action) adalah
mengabaikan rambu lalu-lintas
2 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 19 90,47
berkendara (unsafe condition) adalah jalanan
yang berlubang dan licin
3 Safety Riding adalah cara aman berkendara 3 14,28
4 Manfaat Safety Riding adalah mencegah 4 19,04
kecelakaan kendaraan bermotor
5 Yang tidak termasuk dalam aksesoris Safety 14 66,67
Riding / APD adalah kacamata hitam
6 Posisi mengemudi pada saat mengendarai 9 42,85
kendaraan penting untuk menghindari
kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk
yang nyaman, posisi tangan dan kaki tidak
tegang
7 Pengereman mendadak dijalan yang licin 10 47,61
terutama pada kecepatan tingi akan
mengakibatkan kendaraan akan slip
(tergelincir), membahayakan kendaraan lain
di belakang, dan kendaraan sulit dikendalikan
8 Saat berkendara, faktor utama yang harus 3 14,28
diperhatikan dalam mementukan jarak aman
kendaraan anda dan kendaraan di depan
81

adalah kecepatan kendaraan dan jarak


berhenti apabila direm
9 Dampak kecelakaan berkendara adalah 6 28,57
kerugian harta benda, cacat, dan kematian
10 Secara hukum, dampak yang diakibatkan 10 47,61
karena tidak menerapkan Safety Riding
adalah melanggar undang-undang
11 Kaca spion sebagai kelengkapan kendaraan 1 4,76
bermotor berfungsi untuk membantu
memberikan pandangan ke arah belakang dan
samping kendaraan kita
12 Menurut bentuknya, rambu lalu lintas ada 4 15 71,42
macam bentuk
13 Alasan mengapa perlu mengatur jarak aman 17 80,95
antar kendaraan yaitu agar kendaraan
memiliki ruang cukup untuk mengurangi
kecepatan, menghindari resiko kecelakaan,
dan agar memiliki waktu yang cukup untuk
mengantisispasi gerakan mendadak
kendaraan di depan
14 Berdasarkan sifatnya, rambu lalu lintas terdiri 13 61,90
dari peringatan, larangan, perintah, dan
petunjuk
15 Larangan mendahului kendaraan lain yang 7 33,34
sedang berjalan walaupun tidak ada rambu
yang melarang pada jalan tikungan

Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasilnya bahwa mayoritas jawaban yang


masih banyak salah pada pertanyaan Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam
berkendara (unsafe condition) adalah jalanan yang berlubang dan licin yaitu sebesar
19 orang (90,47%) dan responden menjawab pertanyaan dengan jawaban yang
82

salah paling sedikit pada pertanyaan Kaca spion sebagai kelengkapan kendaraan
bermotor berfungsi untuk membantu memberikan pandangan ke arah belakang dan
samping kendaraan kita sebanyak 1 orang (4,76%).
Tabel 3 Distribusi Jawaban Salah Setelah Sosialisasi
Presentase
No Pertanyaan Jumlah
(%)
1 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 1 4,76
berkendara (unsafe action) adalah
mengabaikan rambu lalu-lintas
2 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 1 4,76
berkendara (unsafe condition) adalah jalanan
yang berlubang dan licin
3 Safety Riding adalah cara aman berkendara 0
4 Manfaat Safety Riding adalah mencegah 1 4,76
kecelakaan kendaraan bermotor
5 Yang tidak termasuk dalam aksesoris Safety 1 4,76
Riding / APD adalah kacamata hitam
6 Posisi mengemudi pada saat mengendarai 10 47,61
kendaraan penting untuk menghindari
kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk
yang nyaman, posisi tangan dan kaki tidak
tegang
7 Pengereman mendadak dijalan yang licin 4 19,04
terutama pada kecepatan tingi akan
mengakibatkan kendaraan akan slip
(tergelincir), membahayakan kendaraan lain
di belakang, dan kendaraan sulit dikendalikan
8 Saat berkendara, faktor utama yang harus 3 14,28
diperhatikan dalam mementukan jarak aman
kendaraan anda dan kendaraan di depan
83

adalah kecepatan kendaraan dan jarak


berhenti apabila direm
9 Dampak kecelakaan berkendara adalah 1 4,76
kerugian harta benda, cacat, dan kematian
10 Secara hukum, dampak yang diakibatkan 1 4,76
karena tidak menerapkan Safety Riding
adalah melanggar undang-undang
11 Kaca spion sebagai kelengkapan kendaraan 1 4,76
bermotor berfungsi untuk membantu
memberikan pandangan ke arah belakang dan
samping kendaraan kita
12 Menurut bentuknya, rambu lalu lintas ada 4 2 9,52
macam bentuk
13 Alasan mengapa perlu mengatur jarak aman 3 14,28
antar kendaraan yaitu agar kendaraan
memiliki ruang cukup untuk mengurangi
kecepatan, menghindari resiko kecelakaan,
dan agar memiliki waktu yang cukup untuk
mengantisispasi gerakan mendadak
kendaraan di depan
14 Berdasarkan sifatnya, rambu lalu lintas terdiri 0 0
dari peringatan, larangan, perintah, dan
petunjuk
15 Larangan mendahului kendaraan lain yang 0 0
sedang berjalan walaupun tidak ada rambu
yang melarang pada jalan tikungan

Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat hasilnya bahwa mayoritas jawaban yang


masih banyak salah pada pertanyaan Posisi mengemudi pada saat mengendarai
kendaraan penting untuk menghindari kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk yang nyaman, posisi tangan dan kaki
84

tidak tegang yaitu sebesar 10 orang (47,61%) dan responden menjawab pertanyaan
dengan jawaban tidak ada yang salah pada pertanyaan nomor 3, 14, dan 15.
Pengukuran pengetahuan sesudah sosialisasi pada ibu-ibu PKK di Dusun
Petung Kelurahan Susukan dengan metode ceramah. Jumlah jawaban benar setelah
sosialisasi berkisar 10 sampai dengan 21 dengan rata-rata 86,37 dan standar deviasi
1,0002. Skor pengetahuan dikategorikan bedasarkan jumlah jawaban yang benar,
distribusi frekuensi pengetahuan:
Tabel 4 Frekuensi Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
Variabel Frekuensi Pengetahuan setelah penyuluhan
Presentase (%)

Baik 18 84,71
Cukup 3 14,29
Kurang 0 0
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 4 distribusi tingkat pengetahuan tentang hipertensi
setelah sosialisasi sebagian besar responden masuk dalam kategori pengetahuan
baik sebanyak 18 orang sebesar 84,71% dan sebagian kecil responden masuk dalam
kategori pengetahuan cukup sebanyak 3 orang sebesar 14,29%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang dapat menjawab pertanyaan tentang safety
riding dengan jawaban benar meningkat setelah mengikuti sosialisasi. Berdasarkan
hasil yang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dengan sesudah
sosialisasi tentang safety riding berdasarkan berkurangnya jumlah jawaban yang
salah.
Pertanyaan salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam berkendara
(unsafe action) adalah mengabaikan rambu lalu-lintas sebanyak 10 orang (47,61%)
menjadi 1 orang menjawab dengan salah pertanyaan tersebut (4,76%), salah satu
faktor penyebab kecelakaan dalam berkendara (unsafe condition) adalah jalanan
yang berlubang dan licin dari 19 orang (90,47%) menjadi 1 orang (4,76%), Safety
Riding adalah cara aman berkendara dari 3 orang (14,28%) menjadi semua orang
dengan jawaban benar, Manfaat Safety Riding adalah mencegah kecelakaan
kendaraan bermotor dari 4 orang (19,04%) menjadi 1 orang (4,76%), Yang tidak
85

termasuk dalam aksesoris Safety Riding / APD adalah kacamata hitam dari 14 orang
(66,67%) menjadi 1 orang (4,76%), Posisi mengemudi pada saat mengendarai
kendaraan penting untuk menghindari kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk yang nyaman, posisi tangan dan kaki
tidak tegang dari 9 orang (42,85%) menjadi 10 orang (47,61%), Pengereman
mendadak dijalan yang licin terutama pada kecepatan tingi akan mengakibatkan
kendaraan akan slip (tergelincir), membahayakan kendaraan lain di belakang, dan
kendaraan sulit dikendalikan dari 10 orang (47,61%) menjadi 4 orang (19,04%),
Saat berkendara, faktor utama yang harus diperhatikan dalam mementukan jarak
aman kendaraan anda dan kendaraan di depan adalah kecepatan kendaraan dan
jarak berhenti apabila direm dari 3 orang (14,28%) menjadi tetap, Dampak
kecelakaan berkendara adalah kerugian harta benda, cacat, dan kematian dari 6
orang (28,57%) menjadi 1 orang (4,76%), Secara hukum, dampak yang diakibatkan
karena tidak menerapkan Safety Riding adalah melanggar undang-undang dari 10
orang (47,61%) menjadi 1 orang (4,76%), Kaca spion sebagai kelengkapan
kendaraan bermotor berfungsi untuk membantu memberikan pandangan ke arah
belakang dan samping kendaraan kita dari 1 orang (%) menjadi tetap, Menurut
bentuknya, rambu lalu lintas ada 4 macam bentuk dari 15 orang (71,42 %) menjadi
2 orang (9,52%), Alasan mengapa perlu mengatur jarak aman antar kendaraan yaitu
agar kendaraan memiliki ruang cukup untuk mengurangi kecepatan, menghindari
resiko kecelakaan, dan agar memiliki waktu yang cukup untuk mengantisispasi
gerakan mendadak kendaraan di depan dari 17 orang (80,95%) menjadi 3 orang
(14,28%), Berdasarkan sifatnya, rambu lalu lintas terdiri dari peringatan, larangan,
perintah, dan petunjuk dari 13 orang (61,90%) menjadi benar semua, Larangan
mendahului kendaraan lain yang sedang berjalan walaupun tidak ada rambu yang
melarang pada jalan tikungan dari 7 orang (33,34%) menjadi benar semua.

PEMBAHASAN
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah sosialisasi masyarakat
berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa nilai mean rank 11,00 dan nilai
p-value 0,000 atau kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna rata-rata pengetahuan tentang safety riding sebelum dan sesudah
86

sosialisasi pada masyarakat. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan
bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang
menunjukkan perbedaan yang bermakna dari masing-masing variabel yang diuji.
Perbedaan tersebut dikarenakan adanya sosialisasi. Informasi yang
didapatkan dari sosialisasi dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Dengan adanya perbedaan sebelum dan setelah sosialisasi pada penelitian ini
diartikan bahwa terjadi perubahan pengetahuan pada masyarakat tentang safety
riding yang disebabkan karena efektifitas sosialisasi tersebut yang dapat
mempengaruhi perhatian masyarakat. Selain peningkatan pengetahuan diharapkan
dapat merubah perilaku masyarakat mengenai keselamatan berkendara. Sosialisasi
tentang safety riding di respon baik oleh masyarakat Dusun Petung Kelurahan
Susukan dalam hal tersebut dibuktikan adanya peningkatan hasil post-test dari pre-
test yang dilaksanakan.

SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan yaitu: Pengetahuan tentang safety riding sebelum sosialisasi pada ibu-
ibu PKK Dusun Petung Kelurahan Susukan memiliki pengetahuan kurang sebanyak
61,90%, kategori cukup sebanyak 33,34% dan baik sebanyak 4,76%. Pengetahuan
tentang safety riding setelah sosialisasi pada ibu-ibu PKK Dusun Petung Kelurahan
Susukan memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang sebesar 84,71% dan
sebagian kecil responden masuk dalam kategori pengetahuan cukup sebanyak 3
orang sebesar 14,29%.
SARAN
Bagi peneliti berikutnya diharapkan materi yang diberikan lebih mendalam
sehingga pada pertanyaan yang masih di jawab salah oleh responden dapat di jawab
dengan benar. Untuk penilaian pengetahuan setelah penyuluhan agar di ukur pada
waktu yang berbeda dan di beri jarak waktu tertentu setelah penyuluhan agar
mengetahui tindak lanjut dari hasil pengetahuan yang telah didapatkan dari masing-
masing individu.
87

DAFTAR PUSTAKA

22, U.-U. R. (2009). Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.


BPS. (2019, 10). Badan Pusat Statistik. Diambil kembali dari bps.go.id.
Maulana, I. F. (2018). Pengguna Sepeda Motor Dominasi 75% Angka Kecelakaan
di Indonesia. Diambil kembali dari Tribunnews.com.
Melisa, A. (2013). Analisis Faktorfaktor Yang Mempengaruhi Perilaku Aman
Berkendara Pada Pengendara Ojek di Universitas Indonesia.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Sumiyanto, A. (2013). Pengaruh Sikap Individu dan Perilaku Teman Sebaya
Terhadap Praktik Safety Riding Pada Remaja.
Widianingrum, A. (2013). Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Diet
Pasien Hipertensi (Studi pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Islam
Sultan Agung Semarang). Semarang: Unuversitas Negeri Semarang.
Wulandari, S., Jayanti, S., & Widjasena, B. (2017). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU BERKENDARA AMAN
(SAFETY RIDING) PADA KURIR POS SEPEDA MOTOR DI PT.
POSINDONESIA CABANG ERLANGGA SEMARANG2017. JURNAL
KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal), 346-355.
88

SENAM HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TEKANAN


DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PETUNG DAN DUSUN
SIROTO KELURAHAN SUSUKAN
Seftia Diah Ayu Pramesti1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli
Ujianti, A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*email : seftiapramesti98@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Berdasarkan Data Puskesmas Kalongan, terhitung hingga tengah tahun
2019, hipertensi merupakan penyakit kedua tertinggi di wilayah kerja Puskesmas
Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan terdapat 11 kasus
hipertensi di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperiment dengan one group pretest
posttest. Subyek penelitian adalah lanjut usia penderita hipertensi di Dusun Petung dan
Dusun Siroto sebanyak 11 responden.
Hasil: nilai rata-rata tekanan darah sistolik responden sebelum dilakukan senam adalah
145.45 sedangkan setelah dilaksanakan senam adalah 138.64 dari 11 responden. Tekanan
darah diastolik sebelum dilakukan senam adalah 95 sedangkan setelah dilaksanakan senam
adalah 89.09 dari 11 responden.
Pembahasan: Untuk mengetahui signifikasi pengaruh senam lansia terhadap tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi maka dilakukan analisi data dengan uji statistik
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil Wilcoxon tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.006, sedangkan tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.01dengan taraf 0,05
artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima pada tekanan darah sistolik maupun diastolik
atau ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik responden.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan senam lansia dapat
menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada lansia penderita hipertensi di
Dusun Petung dan Dusun Siroto.
Kata kunci: Tekanan darah, hipertensi, senam lansia
89

SENAM HIPERTENSI SEBAGAI UPAYA PENURUNAN TEKANAN


DARAH PENDERITA HIPERTENSI DI DUSUN PETUNG DAN DUSUN
SIROTO KELURAHAN SUSUKAN
Seftia Diah Ayu Pramesti1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli
Ujianti, A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*email : seftiapramesti98@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Based on Kalongan Data Puskesmas, counted until the middle of


2019, hypertension is the second highest disease in the working area of Kalongan
Puskesmas. The results of health research of village Basic in 2019 showed there
were 11 cases of hypertension in RW 01 (Petung) and RW 02 (Siroto).
Method: The study used a pre-experiment design with one group Pretests posttest.
The subject of research is the elderly people with hypertension in Petung Hamlet
and Siroto Hamlet as many as 11 respondents.
Result: The average value of systolic blood pressure of respondents before
gymnastics is 145.45 whereas after the exercise of gymnastics is 138.64 out of 11
respondents. The diastolic blood pressure prior to gymnastics was 95 whereas after
gymnastics was 89.09 out of 11 respondents.
Discussion: To determine the significance of the influence of elderly gymnastics on
blood pressure in elderly people with hypertension, analysis of data with statistics
test using Wilcoxon test. Results of the systolic blood pressure Wilcoxon before and
after treatment obtained the value of P value of 0.006, while diastolic blood
pressure before and after treatment obtained P value value of 0.01 with a rate of
0.05 means that H0 rejected and Ha Received on systolic or diastolic blood
pressure or there is influence of elderly gymnastics on systolic blood pressure or
diastolic blood pressure of the respondent. These results can be concluded that
elderly gymnastics treatment can reduce the systolic or diastolic blood pressure in
elderly people with hypertension in Petung Hamlet and Hamlet Siroto.

Keywords: blood pressure, hypertension, elderly gymnastics


90

PENDAHULUAN
Penderita hipertensi makin lama makin meningkat jumlahnya. Hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan peningkatan kasus hipertensi dibanding
tahun 2013 di Indonesia pada penduduk dengan usia ≥ 18 tahun. Pada tahun 2013
prevalensinya sebesar 25.8% sedangkan pada tahun 2018 sebesar 34,1%.
Berdasarkan Data Puskesmas Kalongan, terhitung hingga tengah tahun 2019,
hipertensi merupakan penyakit kedua tertinggi di wilayah kerja Puskesmas
Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan terdapat 11
kasus hipertensi di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto).
Hipertensi sebenarnya bukan penyakit, tetapi merupakan kelainan dengan
gejala gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Hipertensi atau tekanan
darah tinggi merupakan suatu gangguan atas sistem peredaran darah yang cukup
banyak mengganggu dan meresahkan semua kalangan masyarakat (Rismayanthi,
2011). Mengingat pentingnya mewaspadai tekanan darah tinggi atau hipertensi
karena dapat mematikan seorang penderita hipertensi setiap saat, maka perlu
melakukan pencegahan agar serangan hipertensi dapat diketahui atau dirasakan
bagi penderita hipertensi dengan cara melakukan latihan jasmani.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Pre test dan Post test with
Control group. Intervensi dilakukan dengan melakukan senam diikuti oleh 25
perserta. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pre test dan post test.
Pengambilan data pre test dimaksudkan agar peneliti mengetahui tekanan darah
awal sebelum senam dilakukan. Selanjutnya dilakukan senam hipertensi. Media
yang digunakan adalah video tutorial senam hipertensi. Pengambilan data post test
dilakukan dengan mengukur tekanan darah setelah senam.
Analisis data pada intervensi ini menggunakan analisis data univariat
(presentase) dan bivariate (uji T test berpasangan). Analisis univariat digunakan
untuk mengidentifikasi mean (rata-rata) dan median (nilai tengah). Sedangkan
analisis bivariate dari hasil normalitas data pada pre test dan post tets digunakan
untuk melihat distribusi data dan melihat ada tidaknya pengaruh intervensi yang
telah diberikan.
91

HASIL
Hasil dari intervensi ini dilihat dari identifikasi masalah hingga analisis hasil
intervensi
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil dari Riskesdasdes 2019 menunjukkan bahwa terdapat 11
kasus hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan Kecamatan
Ungaran Timur.
B. Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden yaitu sebagai
berikut, responden dalam intervensi ini berjumlah 11 responden dengan jenis
kelamin seluruhnya adalah perempuan.
C. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sebelum
dan sesudah dilaksanakan senam pada penderita hipertensi di Dusun Petung dan
Dusun Siroto.
Tabel 1. Hasil uji statistik uivariat
Variabel Mean Nilai Minimum Nilai Maksimum
Pre Test Sistolik 145.45 140 165
Post Test Sistolik 138.64 120 150
PreTest Diastolik 95 80 110
Post TestDiastolik 89.09 80 95

Berdasarkan data pada tabel 1 nilai rata-rata tekanan darah sistolik responden
sebelum dilakukan senam adalah 145.45 sedangkan setelah dilaksanakan senam
adalah 138.64 dari 11 responden. Tekanan darah diastolik sebelum dilakukan
senam adalah 95 sedangkan setelah dilaksanakan senam adalah 89.09 dari 11
responden.
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian Penyuluhan
mengenai K3 di lingkungan rumah tangga pada pengetahuan masyarakat di Dusun
Siroto.
Tabel. 2 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Signifikasi Keterangan
92

Pre Test Sistolik 0.008 Tidak Normal


Post Test Sistolik 0.156 Normal
Pre Test Diastolik 0.296 Normal
Post Test Diastolik 0.065 Normal

Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas menggunakan rumus Shapiro Wilk
data pada tekanan darah sistolik pre test dan post test sistolik didapatkan hasil tidak
normal sedangkan tekanan darah diastolik pre test dan post test didapatkan hasil
normal.
Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon

Variabel P
Tekanan darah sistolik pretest-tekanan 0.006
darah sistolik posttest.
Tekanan darah diastolik pretest- 0.01
tekanan darah diastolik posttest.

Berdasarkan tabel diatas diketahui P < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik responden.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan senam lansia.
Didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam adalah 145.45 mmHg
dan sesudah senam adalah 138.64 mmHg. Pengukuran tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah senam lansia didapatkan rata-rata tekanan darah diastolik
sebelum senam sebesar 95 mmHg dan sesudah senam sebesar 89.09 mmHg. Untuk
mengetahui signifikasi pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi maka dilakukan analisi data dengan uji statistik menggunakan
uji Wilcoxon. Hasil Wilcoxon tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan
didapatkan nilai p value sebesar 0.006, sedangkan tekanan darah diastolik sebelum
dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.01dengan taraf 0,05
artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima pada tekanan darah sistolik maupun
diastolik atau ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik responden.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
93

perlakuan senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik
pada lansia penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto.
Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah karena melakukan olahraga
seperti senam lansia mampu mendorong jantung bekerja secara optimal, dimana
olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan
dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut akan meningkatkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan akan
meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume yang
akan lansung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah
arteri meningkat sedang, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terjadi fase
istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis dan epinefrin
menurun, namun aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan
kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi
arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Aji, 2015).
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa dengan dilaksanakan senam berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan
Susukan.
Saran
Diharapkan program Senam untuk penderita Hipertensi di Dusun Petung
dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan berlaksana secara rutin dan berkelanjutan
untuk mengendalikan tekanan darah penderita hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wahyu Pamungkas Bayu. 2015. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Dusun
94

Banaran 8 Playen Gunungkidul. Skripsi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan


‘Aisyiyah. Yogyakarta.
Jafar, T.H., Islam, M., Hatcher, J., Hashmi, S., Bux, R., Khan, A., et al, (2010).
Community based lifestyle intervention for blood pressure reduction in
children and young adults in developing country, BioMedical Journal, 340.
Prasetya, Chandra Hadi. 2015. Efektifitas Pendidikan Kesehatan terhadap
Peningkatan Pengetahuan Keluarga tentang Hipertensi. Mutiara Medika. 15:
67-74.
Rismayanthi, Cerika. 2011. Penurunan Tekanan Darah pada Pendrita Hipertensi
Melalui Senam Aerobik Low Impact. Medikora. 7 (1):13-25.
95

SOSIALISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI


LINGKUNGAN RUMAH TANGGA SEBAGAI PENGETAHUAN IBU
RUMAH TANGGA DUSUN SIROTO
Nur Isma Mardlotillah1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli Ujianti,
A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*email : ismamardlotillah@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Kecelakaan adalah kejadian yang tak diduga dan diharapkan. Tak
diduga karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-
lebih dalam bentuk perencanaan. Tak diharapkan karena peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat. Ada tiga kelompok kecelakaan yaitu kecelakaan akibat
kerja di perusahaan, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di rumah tangga.
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa rumah adalah tempat yang paling
aman. Padahal faktanya, jika tidak waspada, banyak sekali ancaman terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat terjadi di rumah tangga, serta
begitu banyak ancaman kesehatan dan keselamatan yang mengintai seperti
kecelakaan. Berdasarkan hasil survei lapangan, 15 dari 25 orang ibu rumah tangga
di RW 02 Dusun Siroto rata-rata pernah mengalami kecelakaan kecil ketika
melakukan pekerjaan rumah seperti teriris pisau, terpeleset, dan tersiram air panas.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain one group pre test – post test. Sampel
sebanyak 25 ibu-ibu di Dusun Siroto dengan 25 peserta yang mengikuti pre test –
post test.
Hasil: Nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan
tentang K3 dilingkungan rumah tangga adalah 53,60 dari 25 responden. Sedangkan
nilai rata-rata pengetahuan responden dilakukan penyuluhan tentang K3 di
lingkungan rumah tangga adalah 90.80 dari 25 responden. Nilai minimum pada
pretest adalah 30 dan pada posttest adalah 70. Sedangkan nilai maximum pada
pretest adalah 70 dan pada postest adalah 100. Dari hasil uji normalitas data
diketahui bahwa data terdistribusi tidak normal dengan nilai P value=0,024( P value
> 0,05) maka selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh
intervensi. Dari uji Wilcoxon diketahui bahwa P value 0,000 < 0,05 sehingga
dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan (pengetahuan meningkat 100%).
Pembahasan: Berdasarkan hasil intervensi mengenai K3 di lingkungan rumah
tangga pada responden didapatkan bahwa 100% berpengaruh meningkatkan
pengetahuan yang dilihat dari nilai hasil analisis pretest dan potstest pada sebelum
dan sesudah pemberian penyuluhan.
Kata kunci: K3, Penyuluhan Kesehatan, Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
96

SOSIALISASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DI


LINGKUNGAN RUMAH TANGGA SEBAGAI PENGETAHUAN IBU
RUMAH TANGGA DUSUN SIROTO
Nur Isma Mardlotillah1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli Ujianti,
A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kabupaten Semarang
*email : ismamardlotillah@gmail.com

ABSTRACT

Introduction: Accidents are unexpected and expected events. Unexpected because


behind the event there is no element of intentional, more so in the form of planning.
Not expected because of accident event accompanied by material loss or suffering
from the lightest to the most severe. There are three accident groups that are
accidents due to work in the company, traffic accidents, and household accidents.
Many people assume that the home is the safest place. In fact, if not alert, there are
a lot of threats related to occupational safety and Health (K3) that can occur in
households, as well as so many health and safety threats that lurk like accidents.
Based on the results of the field survey, 15 out of 25 housewives in RW 02 of Siroto's
average Hamlet had suffered minor accidents when doing homework such as sliced
knives, slipped, and scalded hot water.
Methods: This research uses the design of one group pre test – Post test. Sample
25 mothers in Siroto Village with 25 participants who follow pre test – post test.
Result: The average value of knowledge of respondents prior to counseling about
K3 in households was 53.60 of 25 respondents. While the average value of
knowledge of respondents conducted counseling about K3 in the household
environment is 90.80 of 25 respondents. The minimum value on Pretests is 30 and
on Posttest is 70. While the maximum value on the pretests is 70 and on the postest
is 100. From the test result normality data is known that the distributed data is
abnormal with the value of P value = 0,024 (P value > 0.05) then the Wilcoxon test
is carried out to see the influence of intervention. From Wilcoxon test It is known
that P value 0.000 < 0.05 so it is said that there are differences of knowledge before
and after given counseling (knowledge increased by 100%).
Discussion: Based on the results of an intervention on K3 in the household
environment in the respondent acquired that 100% influential increase the
knowledge seen from the value of the results of the analysis of Pretests and potstest
before and after administration of counseling.
Key words: K3, Health Counseling, Housewife Knowledge
97

PENDAHULUAN
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa rumah adalah tempat yang
paling aman. Padahal faktanya, jika tidak waspada, banyak sekali ancaman terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat terjadi di rumah tangga, serta
begitu banyak ancaman kesehatan dan keselamatan yang mengintai seperti
kecelakaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak diduga dan diharapkan. Tak diduga
karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam
bentuk perencanaan. Tak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian
material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling
berat. Ada tiga kelompok kecelakaan yaitu kecelakaan akibat kerja di perusahaan,
kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di rumah tangga.
Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia, dilakukan oleh ibu
rumah tangga atau pembantu rumah tangga. Bermacam-macam jenis pekerjaan
rumah tangga dilakukan antara lain menyapu, memasak, mencuci, bahkan
berbelanja kepasar.
Pekerjaan rumah tangga yang dilakukan sering tidak memperhatikan faktor-
faktor yang sering membuat gangguan keluhan kesehatan bahkan dapat juga
kecelakaan waktu bekerja, seperti terpotong, terjatuh, terpeleset, tertimpa dan
tersengat oleh aliran listrik. Risiko terjadinya kecelakaan di rumah tangga dapat
dicegah bila saja diketahui proses-proses kerja dan pekerjaan mana yang dapat
menimbulkan bahaya.
Contoh kasus kecelakaan kerja terjadi di rumah tangga seperti kebakaran
rumah pada tangga 5 juni 2005 di dusun I, Desa Hessaparlompongan, Kec. Air
Batu, Kabupaten Asahan sekitar jam 23.00 WIB, di duga api berasal dari kompor
yang meledak sewaktu memasak lontong (Harian Wasada, 7 Juni 2004).
Salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam upaya menekan angka
kecelakaan dan risiko bahaya di lingkungan rumah tangga di Dusun siroto adalah
dengan melakukan penyuluhan terkait K3 di lingkungan rumah tangga. Sasaran
penyuluhan ditujukan kepada Ibu-ibu di Dusun Siroto. Dalam hal untuk pencegahan
risiko bahaya dalam melakukan pekerjaan rumah ini yang sangat perlu diperhatikan
98

adalah dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan


pengetahuan terkait kecelakaan yang mungkin terjadi. Sehingga pada akhirnya
diharapakan masyarakat dapat mengenali, mencegah dan mengendalikan risiko
tersebut.

METODE
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Pre test dan Post test with
Control group. Intervensi dilakukan dengan melakukan penyuluhan mengenai K3
di lingkungan rumah tangga yang diikuti oleh 25 perserta. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan pre test dan post test. Pengambilan data pre test dimaksudkan
agar peneliti mengetahui gambaran awal pengetahuan peserta sebelum dilakukan
penyuluhan. Selanjutnya penyuluhan tentang K3 di lingkungan rumah tangga
kepada masyarakat atau peserta yang telah ada . Media yang digunakan pada saat
penyuluhan adalah leaflet dan power point yang berisi materi menciptakan K3 di
lingkungan rumah tangga.
Analisis data pada intervensi ini menggunakan analisis data univariat
(presentase) dan bivariate (uji Wilcoxon). Analisis univariat digunakan untuk
mengidentifikasi mean (rata-rata) dan median (nilai tengah). Sedangkan analisis
bivariate dari hasil normalitas data pada pre test dan post tets digunakan untuk
melihat distribusi data dan melihat ada tidaknya pengaruh intervensi yang telah
diberikan.

HASIL
Hasil dari intervensi ini dilihat dari identifikasi masalah hingga analisis hasil
intervensi
E. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah yang didapatkan dengan cara
wawancara kepada masyarakat bahwa rata-rata ibu rumah tangga belum
mengetahui K3 di lingkungan rumah tangga serta risiko bahaya yang ada.
F. Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden yaitu sebagai
99

berikut: Responden dalam intervensi ini berjumlah 25 responden dengan jenis


kelamin seluruhnya adalah perempuan dengan presentase 100%.
G. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui rata-rata pengetahuan
masyarakat di Dusun Siroto sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan tentang K3
di lingkungan rumah tangga.

Tabel 1. Hasil uji statistik pengetahuan dengan pretest dan postest

Berdasarkan data pada tabel 1 nilai rata-rata pengetahuan responden


sebelum dilakukan penyuluhan tentang K3 dilingkungan rumah tangga adalah
53,60 dari 25 responden. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan responden
dilakukan penyuluhan tentang K3 dilingkungan rumah tangga adalah 90.80 dari 25
responden. Nilai minimum pada pretest adalah 30 dan pada posttest adalah 70.
Sedangkan nilai maximum pada pretest adalah 70 dan pada postest adalah 100.
H. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian
100

penyuluhan mengenai K3 di lingkungan rumah tangga pada pengetahuan


masyarakat di Dusun Siroto.
Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data

Nilai sig. pada tabel Shapiro-Wilk pada nilai pretest dan postest adalah >
0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi tidak normal. Maka
selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon

Berdasarkan tabel diatas diketahui P < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan (meningkatnya pengetahuan responden).

PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penyuluhan mengenai K3 di lingkungan rumah tangga
pada responden didapatkan bahwa 100% berpengaruh meningkatkan pengetahuan
yang dilihat dari nilai hasil analisis pretest dan postest pada sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Soekidjo Notoadmodjo (2003:128), yang menyatakan bahwa seseorang melakukan
perilaku atau tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap yang
dimilikinya. Perilaku atau tindakan yang dilandasi pengetahuan lebih baik
dibandingkan tindakan tanpa didasari pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan
seseorang semakin tinggi pula kesadaran seseorang untuk berperan serta.
101

Kegiatan Penyuluhan dilakukan di Dusun Siroto dengan sasaran


penyuluhannya yaitu Ibu-ibu rumah tangga Dusun Siroto, Kelurahan Susukan,
Kecamatan Ungaran Timur. Pelaksanaan kegiatan dilakukan pada hari Minggu, 10
November 2019 dan dilaksanakan di Rumah Ibu Yanti di RT 04 Dusun Siroto pada
acara kumpulan Ibu-ibu PKK. Kegiatan ini dihadiri 25 Ibu-ibu. Sebelum dilakukan
penyuluhan para peserta diberi lembar pre-test kuisioner. Kegiatan penyuluhan
dilanjutkan dengan pemberian materi K3 di lingkungan rumah tangga oleh tim
meliputi penyuluhan berbentuk ceramah dan diskusi seputar definisi, risiko bahaya,
sumber bahaya, cara penanganan kebakaran sederhana serta cara pengendalian
bahaya dan dilanjutkan diskusi materi. Pada sesi diskusi para peserta sangat
antusias yang terukur dengan pesan dan kesan yang diberikan bahwa materi sangat
menarik dan pemateri menguasai materi dengan sangat baik. Pengukuran tingkat
kepahaman peserta dilihat juga dari kuisioner post-test. Selanjutnya pembagian
leaflet berisikan rangkuman materi penyuluhan yang bertujuan agar masyarakat
dapat mengingat dengan baik materi penyuluhan yang telah diberikan.
Berdasarkan hasil analisis data univariat hasil pretest dan postest, rata-rata
hasil pretest adalah sebesar 53,60 sedangkan nilai rata-rata postest atau setelah
dilakukan intervensi adalah sebesar 90,80. Dari hasil uji normalitas data diketahui
bahwa data terdistribusi normal ( P value >0,05) maka selanjutnya dilakukan uji
Wilcoxon untuk melihat pengaruh intervensi. Dari uji Wilcoxon diketahui bahwa P
value 0,00 < 0,05 sehingga dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan
sebelum dan sesudah diberikanpenyuluhan ( pengetahuan meningkat 100%).

PENUTUP
Permasalahan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja memang tidak
mudah untuk disepelekan dan perlunya akan kesadaran baik masyarakatnya atau
individu. Untuk mengatasi hal tersebut, sangat diperlukan sosialisasi atau
penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terkai potensi
bahaya atau risiko kecelakaan yang mungkin terjadi dalam melakukan pekerjaan
rumah tangga. Sehingga dalam diharapkan setelah adanya pemberian penyuluhan
102

dapat mengerti akan K3 di lingkungan rumah tangga, baik pencegahan atau


pengendalian risiko bahaya tersebut.
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa dengan adanya penyuluhuan terjadi peningkatan pengetahuan
yang ditunjukkan dengan meningkatnya persentase pengetahuan sebelum dan
sesudah kegiatan penyuluhan dilakukan, yaitu sebesar 100%.
Kegiatan penyuluhan seputar kepedulian keselamatan dan kesehatan
(promotif/preventif kesehatan) dirasa masih sangat dibutuhkan masyarakat. Ibu-ibu
terutama yang merupakan sasaran penyuluhan yang tepat karena Ibu-ibu lah yang
paling sering melakukan pekerjaan rumah, serta Ibu-ibu merupakan pusat
pemberian informasi Keselamatan dan kesehatan dalam keluarga. Dengan
demikian, melalui kegiatan ini diharapkan mampu menjadi penambah pengetahuan
dan wawasan masyarakat luas dalam hal kepedulian diri untuk menjaga
keselamatan dan kesehatan diri dan keluarga.
Kegiatan intervensi semacam ini perlu dilakukan secara berkala dengan
tema Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) lain dan dengan metode yang kreatif
serta inovatif sehingga menarik perhatian masyarakat untuk peduli pada
keselamatan dan kesehatan diri dan keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Silalahi B.N.B dan Silalahi R.B.1991. Manajemen Keselamatandan Kesehatan


Kerja: Jakarta.
Sinaga, Mhd Makmur. 2000. Ergonomi Rumah Tangga, Info Kesehatan, Majalah
Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Vol. IV No.7 September, Medan.

Sumamur PK. 1985. Keselamatan dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. CV.


Gunung Agung: Jakarta.
103

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN


STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN SUSUKAN DUSUN
SIROTO KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2019
Yuli Asih Anggoro Sari1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli Ujianti,
A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
*email : yuliasih991@gmail.com

ABSTRAK
Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.
Provinsi Jawa Tengah kasus stunting mengalami peningkatan sebanyak 37,6%
sedangkan di Kabupaten Semarang angka penderita stunting sebanyak 4.431 kasus
atau 6,15% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data puskesmas Kalongan terdapat
kasus stunting sebanyak 53 kasus diantaranya Desa Kalongan 15 kasus, Mluweh 7
kasus, Kawengen 19 kasus, Kalikayen 7 kasus dan Kelurahan Susukan sebanyak 5
kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Susukan, Dusun
Siroto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Metode Jenis penelitian ini menggunakan Pra-eksperimental, dengan rancangan
penelitian The One Group Pre- Test Post Test Design. Metode penentuan prioritas
masalah menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Jumlah sampel 25 orang. Data
di olah menggunakan Uji Wilxocon karena data terdistribusi tidak normal.
Hasil: Skor pengetahuan sebelum intervensi yaitu 56,40 mengalami peningkatan
setelah dilakukan intervensi yaitu 94,00
Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor sebelum
intervensi dan sesudah intervensi.

Kata kunci: Stunting, Dusun Siroto, Tingkat Pengetahuan Ibu


104

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN KEJADIAN


STUNTING PADA BALITA DI KELURAHAN SUSUKAN DUSUN
SIROTO KECAMATAN UNGARAN TIMUR KABUPATEN SEMARANG
TAHUN 2019
Yuli Asih Anggoro Sari1, dr. Arulita Ika Fibriana, M.Kes.2 , Deni Juli Ujianti,
A.Md.Keb.3
1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Semarang
2
Puskesmas Kalongan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang
*email : yuliasih991@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Indonesia is a country with the fifth largest stunting prevalence.
Central Java Province stunting cases increased by 37.6% while in Semarang
District the number of stunting sufferers was 4,431 cases or 6.15% of the
population. Based on data from the Kalongan health center there were 53 stunting
cases including Kalongan Village 15 cases, Mluweh 7 cases, Kawengen 19 cases,
Kalikayen 7 cases and Susukan Village as many as 5 cases. The purpose of this
study was to determine whether there is a relationship between the level of mother's
knowledge and the incidence of stunting in infants in Susukan Sub-village, Siroto
Hamlet, Ungaran Timur District, Semarang Regency.
Method: This type of research uses prai-experimental, with the research design of
The One Group Pre-Test Post Test Design. The method of determining the
priority of problems using the Quantitative Hanlon method. The number of
samples is 25 people. The data is used using the Wilxocon Test because the data is
not normally distributed
Result: Knowledge score before the intervention is 56,40 has increased after the
intervention is 94,00
Conclusion: The results showed an increase in scores before the intervention and
after the intervention

Keywords: Stunting, Siroto Devotion, Mother Knowledge Level


105

PENDAHULUAN
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius
terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang
menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek
(Stunting). Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada
masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut (WHO,
2010). Secara global, sekitar 1 dari 4 balita mengalami stunting (UNICEF, 2013).

Menurut WHO, stunting (bertubuh pendek) maksimal 20% atau seperlima


dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta dari 23
juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6%. Sebanyak 18,5% kategori
sangat pendek dan 17,1% kategori pendek. Ini juga yang mengakibatkan WHO
menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk (WHO, 2018).
Menurut Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah kasus stunting mengalami
peningkatan sebanyak 37,6%. Sedangkan dari data Dinas Kesehatan kabupaten
Semarang, angka penderita stunting sebanyak 4.431 kasus atau 6,15% dari jumlah
penduduk (Dinkes Kabupaten Semarang, 2019). Berdasarkan data puskesmas
Kalongan terdapat kasus stunting sebanyak 53 kasus diantaranya Desa Kalongan
15 kasus, Mluweh 7 kasus, Kawengen 19 kasus, Kalikayen 7 kasus dan Kelurahan
Susukan sebanyak 5 kasus.
Banyak faktor yang menyebabkan tingginya kejadian stunting pada balita.
Penyebab langsung adalah kurangnya asupan makanan dan adanya penyakit infeksi
(Unicef, 1990; Hoffman, 2000; Umeta, 2003). Faktor lainnya adalah pengetahuan
ibu yang kurang, pola asuh yang salah, sanitasi dan hygiene yang buruk dan
rendahnya pelayanan kesehatan (UNICEF, 1990). Selain itu masyarakat belum
menyadari anak pendek merupakan suatu masalah, karena anak pendek di
masyarakat terlihat sebagai anak-anak dengan aktivitas yang normal, tidak seperti
anak kurus yang harus segera ditanggulangi. Demikian pula halnya gizi ibu waktu
hamil, masyarakat belum menyadari pentingnya gizi selama kehamilan
106

berkontribusi terhadap keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya kelak (UNICEF
Indonesia, 2013).
Ciri-ciri stunting antara lain 1) tanda pubertas terhambat, 2) performa buruk,
3) pertumbuhan gigi terlambat, 4) Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, 5)
pertumbuhan melambat, dan 6) wajah tampak lebih mudah. Adapun dampak
stunting dalam jangka pendek antara lain 1) terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua
(Kemenkes RI, 2017).

METODE
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Susukan, Dusun Siroto, Kecamatan
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2019. Penelitian ini menggunakan Pra-Eksperimental dengan
menggunakan rancangan Pre test – Post test Design. Sedangkan fokus intervensi
adalah tingkat pengetahuan ibu mengenai stunting di Kelurahan Susukan, Dusun
Siroto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Populasi dalam intervensi ini adalah Ibu yang mempunyai balita <5 tahun
di Dusun Siroto, Tehnik Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan
jumlah sampel 25 orang. Pegumpulan data dengan data sekunder. Sedangkan media
yang digunakan dalam penyuluhan leaflet dan power point mengenai stunting.
Analisis situasi dilapangan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Data
diolah menggunakan analisis statistik Uji Wilxocon karena data terdistribusi tidak
normal , digunakan untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test pada saat
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
107

HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persen (100%)

Umur

20-24 tahun 4 16,0

25-29 tahun 12 48,0

30-34 tahun 5 20,0

35-39 tahun 2 8,0

40-44 tahun 1 4,0

>50 tahun 1 4,0

Total 25 100

Pendidikan Terakhir

SMP 4 16,0

SMA 17 68,0

PT 4 16,0

Total 25 100

Pekerjaan

IRT 11 44,0

Perawat 1 4,0

Swasta 13 52,0

Total 25 100

Tabel 1 menunjukkan sebagian besar responden berkelompok umur 25-29


tahun (48,0%). Berdasarkan tingkat pendidikan sebagian besar responden
berpendidikan tingkat SMA (68,0%) dan rata rata pekerjaan responden di swasta
(52,0%).
108

Tabel 2. Hasil Analisis Data Perbedaan Skor Pengetahuan Sebelum dan


Sesudah Diberi Sosialisasi Dengan Uji Wilxocon
Kelompok N Skor

Pre-test 25 57,40

Post-test 25 94,00

Dengan hasil uji wilcoxon antara pre-test dan post-test pada kelompok
perlakuan didapatkan nilai p = 0,000 (p< 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan bermakna tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberi sosialisasi.

PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagian
besar berkelompok umur 25-29 tahun (48,0,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
sebagian besar responden berpendidikan tingkat SMA (68,0%) dan rata rata
pekerjaan responden di swasta (52,0%).

Dari hasil penelitian terhadap skor pengetahuan sebelum dilakukan


intervensi didapatkan nilai yaitu 57,40 dan mengalami peningkatan skor setelah
dilakukan intervensi yaitu 94,00.
Penelitian ini didukung penelitian sebelumnya oleh Taher (2013)
menunjukkan pengetahuan sebelum diberikan intervensi sudah cukup baik dan
setelah dilakukan intervensi semakin membaik. Pengaruh sosialisasi terhadap
pengetahuan Ibu Dusun Siroto dapat dilihat dari hasil analisis dengan menggunakan
uji statistik Wilcoxon yang dilakukan dari kelompok. Nilai rata-rata pengetahuan
responden sebelum dilakukan sosialisasi adalah cukup, sesudah dilakukan sosialisai
rata-rata pengetahuan meningkat menjadi baik. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan ibu mengenai stunting sudah semakin membaik.
Hasil uji statistik dengan menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan nilai
P=0,000 (p< 0,05) yang berarti ada hubungan pengetahuan ibu dengan kejadian di
Kelurahan Susukan, Dusun Siroto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang. Kelebihan dari penelitian ini adalah menggunakan system desai Pre-
109

Test dan Post-Test control group design sehingga dapat mengukur tingkat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
PENUTUP
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi skor
pengetahuan responden yaitu 56,40 dan mengalami peningkatan skor pengetahuan
setelah dilakukan intervensi yaitu 94,00.
SARAN
Saran yang diberikan adalah: 1) Puskesmas perlu mengadakan kegiatan
penyuluhan bagi ibu anak balita terkait upaya untuk memenuhi status gizi dan
meningkatkan status kesehatan 2) Kegiatan kelas Ibu Balita diharapkankan
dijalankan secara rutin dan berkelanjutan.

DAFTAR PUSTAKA

Dinkes Kabupaten Semarang. (2019). Profil Kesehatan Kabupaten Semarang


Tahun 2018.
Hoffman DJ, S. A. (2000). Why are nutritionally stunted children at increased risk
of obesity? Studies of metabolic rate and fat oxidation in shantytown
children from São Paulo, Brazil. Am J Clin Nutrition 72:702–7.
Kemenkes RI. (2017). Buku Saku Desa dalam Penanganan Stunting. Jakarta:
Kemenkes RI.
Mitra. (2015). Permasalahan Anak Pendek (Stunting) dan Intervensi untuk
Mencegah Terjadinya Stunting (Suatu Kajian Kepustakaan) . Jurnal
Kesehatan Komunitas: Vol.2, No.6.
UNICEF. (1990). Strategy for improved nutrition of children and women in
developing countries. New York.
UNICEF. (2013). Improving Child Nutrition The achievable imperative for global
progres. Diakses:www.unicef.org/media/files/nutrition _report_2019.pdf
tanggal 22 November 2019 .
UNICEF Indonesia. (2013). Ringkasan Kajian Gizi Ibu dan Anak. Akses
www.unicef.org tanggal 22 November 2019.
110

Lampiran 8 Policy Brief Kelurahan Susukan


111
112
113

Lampiran 9 Policy Brief Kecamatan Ungaran Timur


114
115
116
117

Lampiran 10 Desain X-Banner

Anda mungkin juga menyukai