Disusun Oleh:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Universitas Negeri Semarang
ii
PENGESAHAN
Mengetahui,
Ketua Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kepala Lurah Susukan, Kec.
Universitas Negeri Semarang Ungaran Timur, Kabupaten
Semarang
iii
ABSTRAK
Hasil: Hasil yang didapatkan setelah menentukan prioritas masalah, terdapat empat
penyebab masalah utama di Dusun Petung dan Dusun Siroto yaitu masalah
stunting,Masalah penyakit hipertensi, masalah keselamatan mengenai safety Riding
dan K3 di lingkungan rumah tangga. Berdasarkan prioritas masalah tersebut maka
pemecahan masalah yang digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yaitu
pelaksanaan kelas ibu balita (KASI Balita), senam anti hipertensi (Senam ANSI),
pemberian Sosialisasi safety riding (Si SARI) dan Sosialisasi K3 di lingkungan
rumah tangga. Hasil evaluasi yang diperoleh dari pelaksanaan intervensi yaitu
adanya peningkatan pengetahuan terhadap pentingnya mengikuti kelas ibu balita,
meningkatnya pengetahuan Ibu-ibu mengenai safety riding dan K3 di lingkungan
rumah tangga, serta meningkatnya kesadaran aktivitas fisik (senam) pada Ibu-ibu
dan lansia.
iv
ABSTRACT
Result: Results obtained after determining the priority of the problem, there are
four main causes of problems in the Petung Hamlet and the hamlet Siroto is stunting
problems, hypertension disease problems, safety issues about Riding and K3 in the
environment Household. Based on the priorities of the problem, the problem that is
used to solve the problem is the implementation of Mother class toddlers (KASI
toddler), anti-hypertensive gymnastics (ANSI gymnastics), giving socialization
safety riding (Si SARI) and socialization K3 in the household environment. Results
of the evaluation obtained from the implementation of the intervention, namely the
increase in knowledge of the importance of following the class of infant mothers,
increased knowledge of mothers about safety riding and K3 in the household
environment, as well as the increasing Awareness of physical activity (gymnastics)
in mothers and seniors.
v
PRAKATA
Laporan ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan tugas
mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) Komunitas Jurusan Ilmu Kesehatan
tidak dapat terselesaikan dengan baik tanpa bantuan berbagai pihak baik secara
moril maupun materiil. Maka penyusun ingin menyampaikan terima kasih kepada
yang terhormat :
2. Pembimbing Akademik, dr. Arulita ika fibriana, M.Kes., yang telah memberikan
3. Kepala Kelurahan Susukan, Drs. Siawanto yang telah memberikan izin Praktik
4. Pembimbing Lapangan, Ibu Deni Juli Ujianti, A.Md. Keb, yang telah
vi
6. Seluruh pihak yang telah membantu tersusunnya laporan Praktik Kerja
Penyusunan laporan ini masih sangat banyak kekurangan, oleh karena itu
segala kritik dansaran yang membangun dari laporan ini sangat diharapkan. Hasil
yang dituangkan dalam laporan ini semoga bermanfaat bagi pembaca pada
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
PERSETUJUAN....................................................................................................ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ............................................................................................................ v
PRAKATA ............................................................................................................ vi
viii
1.5.2 Ruang Lingkup Waktu ........................................................................... 7
ix
3.7 PENYUSUNAN PRIORITAS ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
KESEHATAN................................................................................................ 28
LAMPIRAN ......................................................................................................... 48
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada pendidikan kesehatan salah satu upaya yang dilakukan berupa pemberian
kesehatan yaitu dapat memberikan pengaruh kepada penerima info (Aji, 2016).
masyarakat akan kesehatan. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan
(Jafar, 2010).
atau safety riding serta edukasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dalam
rumah tangga.
tahun. Pada tahun 2013 prevalensinya sebesar 25.8% sedangkan pada tahun 2018
1
2
Puskesmas Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
(WHO, 2010). Secara global, sekitar 1 dari 4 balita mengalami stunting (UNICEF,
2013).
dari jumlah keseluruhan balita. Sementara, di Indonesia tercatat 7,8 juta dari 23
juta balita adalah penderita stunting atau sekitar 35,6%. Sebanyak 18,5% kategori
sangat pendek dan 17,1% kategori pendek. Hal tersebut yang mengakibatkan WHO
menetapkan Indonesia sebagai Negara dengan status gizi buruk (WHO, 2018).
Semarang, angka penderita stunting sebanyak 4.431 kasus atau 6,15% dari jumlah
Tak hanya unsur kesehatan, unsur keselamatan juga menjadi fokus Tim
PKL kami, yaitu meliputi K3 dalam lingkup rumah tangga dan safety riding.
Pekerjaan rumah tangga sering dianggap pekerjaan yang memiliki potensi bahaya
(hazards) yang rendah. Hal ini bertolak belakang dengan maraknya kecelakaan
kerja di lingkungan rumah tangga. Observasi yang telah dilakukan pada kelompok
kecelakaan pekerjaan rumah tangga yang meliputi terkena minyak goreng panas
dan tangan teriris pisau saat memasak serta terkena air panas.
Lintas Polri menyebutkan ada 31.234 korban kecelakaan yang meninggal dunia
pada 2010 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 32.657 orang. Tingginya angka
korban kecelakaan yang meninggal dunia ini karena disiplin berlalu lintas masih
rendah, 90% kecelakaan karena faktor manusia. Sebanyak 10% sisanya dibagi rata
antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan. Data Departemen
Perhubungan tahun 2011, diperoleh informasi bahwa 72% dari kecelakaan lalu
aman (safety riding) dilakukan oleh setiap pengendara sepeda motor baik dalam
jarak jauh maupun jarak dekat (Wulandari, Jayanti, & Widjasena, 2017).
aman meliputi pengendara sepeda motor berusia dibawah umur, penumpang sepeda
motor lebih dari 1 serta pemakaian alat pelindung diri yang tidak lengkap. Hasil
studi penelitian yang dilakukan kepada 10 orang pengendara sepeda motor di Dusun
4
kebiasaan tidak mematuhi lalu lintas). Adapun bentuk intervensi yang dapat
keselamatan berkendara.
Semarang?
1.3 TUJUAN
Semarang.
1.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Dusun Petung dan
keluarga.
keselamatan.
yang lain.
Semarang
7
Kesehatan Masyarakat Tahun 2019 yaitu berada di Dusun Petung dan Dusun Siroto
Dusun Petung dan di RW 02 Dusun Siroto yaitu materi tentang Hipertensi, Stunting,
METODE PELAKSANAAN
menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh mengunjungi
informan kunci seperti Bidan desa, Kepala Kelurahan, Kader, ketua RW, ketua RT,
data 10 besar penyakit di wilayah kerja Puskesmas Kalongan dan data dari Papan
dusun serta data spesifik Kelurahan Susukan yang menunjukkan letak lokasi dusun,
luas wilayah dusun, batas wilayah serta jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang
pencaharian
8
9
langsung dengan bidan desa. Data sekunder di dapatkan oleh Tim PKL melalui
Jumlah instrument yang akan digunakan untuk penelitian akan tergantung pada
menurut Kusumah (2011), adalah daftar pertanyaan tertulis yang diberikan kepada
Kuesioner yang digunakan tidak dalam bentuk kertas, tetapi sudah diintegrasikan
dalam aplikasi aplikasi Open Data Kit (ODK) berbasis android yang dapat
digunakan baik secara daring maupun luring. Intrumen ini merupakan instrumen
2.2.2.1 Wawancara
2.2.2.2 Observasi
10
ini, dilakukan pengamatan terkait dengan lingkungan dan kondisi masyarakat yang
sumber daya yang tersedia sehingga belum dapat menyelesaikan semua masalah
Kedua, adanya hubungan suatu masalah dengan masalah yang lainnya maka tidak
perlu semua masalah kesehatan harus diselesaikan. Metode yang digunakan untuk
anggota secara curah pendapat (brain storming) untuk menentukan nilai dan bobot.
Curah pendapat ini didapatkan dari pihak pemerintah Dusun Petung, dan Dusun
Siroto, pendapat dari petugas kesehatan Puskesmas Kalongan, dan bidan Desa
tersebut dimasukkan ke dalam formula dan hasil yang didapat makin tinggi nilainya
maka itulah prioritas jenis program yang didahulukan (menjadi prioritas intervensi).
kerugian yang diderita. Nilai ditetapkan dengan skala 0-10, semakin tinggi nilainya,
masalah tersebut. Semakin sulit penanggulangnya, maka skor akan semakin kecil.
dapat atau tidaknya suatu program dilaksanakan dan faktor tersebut meliputi:
P = Kesesuaian (Appropriateness)
untuk menjamin terselenggaranya program dengan baik. Jawaban hanya dua yaitu
ya atau tidak. Jawaban ya nilai 1 dan jawaban tidak nilainya 0. Dengan cara
aklamasi atau voting maka tiap faktor dapat diperoleh angka 1 atau 0 untuk masing-
masing masalah.
NPD = (A+B)x C
NPT = (A+B)x C x D
c. Nilai NPT yang tertinggi, ditetapkan sebagai prioritas masalah yang pertama
tahap sebelumnya yang ada di Dusun Petung dan Siroto, Kelurahan Susukan,
yang ada.
13
yang dihadiri oleh Kepala lurah, bidan desa, kader kesehatan dan kader PKK.
kelompok, dan dilanjutkan dengan diskusi atas intervensi yang telah dipaparkan.
KESEHATAN
a. Manfaat
b. Biaya
c. Efektifitas
d. Efisiensi
e. Dukungan Internal
f. Dukungan Eksternal
g. Waktu
14
masyarakat.
KESEHATAN
rencana program kerja sebagai upaya pemecahan masalah mencakup beberapa hal,
antara lain:
d. Leverage yaitu seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
MASALAH KESEHATAN
Kegiatan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Persiapan
kegiatan
Sosialisasi
Safety
Riding
Senam
Ansi (Anti
Hipertensi)
Sosialisasi
K3 di
lingkungan
rumah
tangga
KASI
Balita
(Kelas Ibu
Balita)
Evaluasi
test dan wawancara yang dibandingkan dengan indikator keberhasilan dari masing-
PETUNG
KALIGAWE
SIROTO
MOJO
KRAJAN
NGEMPLAK
17
18
1. RW 1 Petung
2. RW 2 Siroto
3. RW 3 Mojo
4. RW 4 Krajan
5. RW 5 Kaligawe
6. RW 6 Ngemplak
7. RW 7 Mojo
mdpl, dengan banyak curah hujan 2.500 mm/tahun dengan suhu rata-rata 360C.
Luas wilayah Kelurahan Susukan seluruhnya adalah 303,50 ha. Adapun batas-batas
No Lokasi Jarak
1 Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan 5 Km
2 Jarak dari pusat pemerintahan kota -
Administratif
3 Jarak dari Ibukota Kabupaten Dati II 2,5 Km
4 Jarak dari Ibukota Provinsi Dati I 20 Km
5 Jarak dari Ibukota Negara 525 Km
19
tersebut antara lain, Dusun Petung (RW 1), Dusun Siroto (RW 2), Dusun Mojo (RW
3, dan 7), Dusun Ngemplak (RW 4), Dusun Kaligawe (RW 5), dan Dusun Krajan
(RW 6). Secara keseluruhan jumlah penduduk Kelurahan Susukan yaitu 9.695 jiwa
karyawan swasta dan wiraswasta. Jumlah warga lulus pendidikan dasar. Beberapa
perekonomian yang cukup tinggi. Dusun Kaligawe merupakan salah satu yang
Kelurahan Susukan dilakukan dengan melakukan sensus riset kesehatan dasar desa
dan metode wawancara kepada kader kesehatan di 2 Dusun tersebut. Data sekunder
diperoleh dari data Puskesmas Kalongan dan keterangan dari perangkat kelurahan
dan bidan desa. Dari metode di atas dapat ditentukan masalah kesehatan yang ada
Berdasarkan hasil survei lapangan, 15 dari 25 orang ibu rumah tangga rata-
rata pernah mengalami kecelakaan kecil ketika melakukan pekerjaan rumah seperti
lain:
a. Masalah Stunting
b. Masalah Hipertensi
hanlon kuantitatif, diketahui bahwa masalah yang menjadi prioritas yaitu Stunting,
Hipertensi, Safety Riding, dan yang terakhir yaitu K3 di lingungan rumah tangga.
dan RW 02 menggunakan metode observasi dengan analisis data primer dan data
sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara dan survey secara langsung
dengan bidan desa dan masyarakat untuk mengetahui secara langsung situasi di
Desa Susukan. Data sekunder didapatkan dari puskesmas Kalongan melalui data
masalah, yaitu:
1. Permasalahan stunting
2. Permasalahan Hipertensi
3. Safety Riding
24
jalan kaca spion, klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah,
alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur
ban.)
motor)
masker)
sesuai jadwal yang ditentukan dari dealer atau sesuai dengan ketentuan
sepeda motor)
1. Stunting
3. Safety Riding
KESEHATAN
1. Permasalahan Stunting
2. Permasalahan Hipertensi
c. Tensi keliling
3. Safety Riding
MASALAH KESEHATAN
d. Leverage : seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain
1. Permasalahan Stunting
Petung dan Siroto Kelurahan Susukan yaitu pelaksanaan sosialisasi kelas ibu balita.
2. Permasalahan Hipertensi
Petung dan Dusun Siroto yaitu Senam anti hipertensi (Senam Ansi).
30
Dusun Petung dan Dusun Siroto yaitu Pengadaan sosialisasi tentang safety riding.
rumah tangga di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan yaitu
31
Senam Anti Seftia Diah 10 Ibu-ibu - Masih - Meningkatkan Ibu-ibu dan lansia - Ibu-ibu dan
Hipertensi A.P. November dan banyak aktivitas fisik, Dapat meningkatk lansia Dusun
(Senam 2019 Lansia warga yang menjaga an aktivitas fisik Siroto terlihat
Ansi) Dusun mengalami kesehatan dengan cara rutin antusias dalam
Siroto hipertensi serta melakukan mengikuti
- Kurangnya kebugaran senam setiap hari senam dan
aktivitas jasmani pada minggu pengukuran
fisik yang ibu-ibu dan tekanan darah
dilakukan lansia di sebelum dan
oleh ibu-ibu Dusun Siroto melakukan
dan lansia sebagai upaya senam
khususnya pengendalian - Tercatat tekanan
di Dusun penyakit darah ibu-ibu
Siroto hipertensi dan lansia
Dusun Siroto
mengalami
penurunan
setelah
melakukan
senam
Penyuluhan Firda 9 November Ibu-ibu - Kurangnya Meningkatkan - Meningkatnya - Peserta
Safety Habibatun 2019 PKK RW pengetahuan pengetahuan, pengetahuan sosialisasi
Riding (Si Nuzula 1 Dusun ibu-ibu PKK sikap dan ibu-ibu PKK tentang Safety
SARI) Petung tentang perilaku ibu-ibu tentang safety Riding yaitu
safety riding PKK mengenai riding ibu-ibu PKK
- Ibu-ibu PKK safety riding, - Ibu-ibu PKK sebanyak 26
tidak bahaya tidak dapat peserta dengan
mengetahui menerapkan mengetahui usia dari 23-52
32
risiko bahaya safety riding, dampak/bahaya tahun dan
dan dampak dan mencegah tidak mayoritas
saat tidak kecelakaan menerapkan merupakan ibu
menerapkan dalam safety riding rumah tangga.
safety riding berkendara Ibu-ibu PKK - Peserta aktif
dapat dalam sesi
menerapkan tanya jawab
cara mengenai
berkendara materi
yang aman dan sosialisasi
nyaman tentang Safety
sehingga Riding, para
secara tidak peserta juga
langsung dapat berbagi
mengurangi pengalaman nya
angka saat mengalami
kecelakaan lalu kecelakaan
lintas dalam
khususnya berkendara.
pada Adapun
pengendara pertanyaan
sepeda motor yang diajukan
mengenai
penyebab
kecelakaan
berkendara dan
tips aman saat
berkendara.
33
Penyuluhan Nur Isma 10 Ibu-ibu - Kurangnya - Meningkatnya - Pengetahuan ibu - Terjadi
K3 di Mardlotillah November PKK RW pengetahuan pengetahuan mengenai k3 di peningkatan
lingkungan 2019 2 Dusun ibu mengenai ibu mengenai lingkungan pengetahuan
rumah Siroto K3 di K3 di rumah tangga antara sebelum
tangga lingkungan lingkungan meningkat dan sesudah
rumah tau rumah tangga - Dapat intervensi
- Ibu-ibu tidak - Ibu-ibu membedakan penyuluhan K3
mengetahui menjadi tahu jenis-jenis di lingkungan
risiko bahaya bahaya- bahaya menurut rumah tangga
apa saja yang bahaya yang sumbernya
ada didalam ada dalam
rumah rumah
- Ibu-ibu tidak menurut
mengetahui sumbernya
pengendalian - Meningkatnya
bahaya pengetahuan
ibu mengenai
cara
pengendalian
bahaya
34
35
dengan ASI dan PMT. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan
intervensi adalah meminta izin terlebih dahulu kepada bidan desa Susukan
ceramah, dan setelah materi peserta diberi soal posttest dan media yang
35
36
stunting, dampak stunting, pencegahan stunting dengan ASI dan PMT meningkat,
memperhatikan penyuluhan yang diberikan, namun juga ada beberapa yang sibuk
Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu
yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis
tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
dampak stunting, pencegahan stunting dengan ASI dan PMT setelah mengikuti
Senam anti hipertensi untuk Ibu-ibu dan lansia di Dusun Siroto ini dilakukan
setiap hari Minggu di halaman rumah salah satu warga. Diharapkan dengan adanya
intervensi ini, ibu-ibu dan lansia dapat meningkatkan aktivitas fisik, menjaga
kesehatan serta kebugaran jasmani sebagai upaya pengendalian hipertensi.
a. Perencanaan intervensi: Persiapan dilakukan dengan koordinasi antara Tim
PKL dan Kader Posyandu Dusun Siroto. Tempat pelaksanaan disepakati di
36
37
halaman rumah warga. Peralatan yang perlu disiapkan adalah sound, video
tutorial senam, dan tensimeter.
b. Sasaran: Ibu-ibu dan lansia penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun
Siroto
c. Waktu pelaksanaan: Minggu, 10 November 2019
d. Tempat: Dusun Siroto
Kegiatan dimulai dengan mengukur tekanan darah responden sebelum
senam dilaksanakan. Setelah itu, senam dilaksanakan bersamaan. Setelah senam,
tekanan darah responden diukur kembali. Dengan demikian, dapat diketahui apakah
ada perbedaan tekanan darah sebelum dan setelah senam dilaksanakan. Tak hanya
itu, edukasi tentang hipertensi juga diberikan kepada responden. Responden
disarankan aktifitas fisik yang cukup, konsumsi sayur dan buah, dan secara berkala
memantau tekanan darah. Kegiatan diakhiri dengan mengonsumsi buah bersama-
sama.
3.8.2.3 Penyuluhan Safety Riding (Si SARI)
ibu PKK setiap bulan. Fokus kegiatan ini adalah untuk melakukan sosialisasi
kelurahan Susukan.
meminta izin terlebih dahulu terkait perencanaan dan intervensi yang akan
37
38
safety riding, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dan diskusi. Selama
memperhatikan penyuluhan yang diberikan, peserta juga aktif bertanya dan berbagi
sosialisasi berlangsung.
Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu
yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis
tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
kegiatan Sosialisasi tentang Safety Riding (Si SARI) di Dusun Petung Kelurahan
Susukan.
38
39
rumah tangga meliputi Tujuan adanya K3 dirumah, potensi bahaya dalam rumah
ringan di rumah. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan
meminta izin terlebih dahulu terkait perencanaan dan intervensi yang akan
tersebut kepada kader PKK. Ketika sudah ada kesepakatan, maka langkah
soal pretest kemudian pemberian materi, dan setelah itu pemberian soal
dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan atau materi serta pemberian leaflet K3,
39
40
memperhatikan penyuluhan yang diberikan, namun juga ada beberapa yang sibuk
Setelah semua kegiatan selesai, dilakukan analisis pre-test dan post-test ibu
yang telah didapatkan dengan menggunakan program SPSS. Dari hasil analisis
tersebut, didapatkan p value <0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
40
3.9 EVALUASI INTERVENSI
41
- Ibu-ibu dan lansia Dusun - Halaman untuk melakukan - Mengadakan senam secara
Sirotodapat mengikuti senam masih kurang luas. rutin setiap Minggu
gerakan senam - terdapat beberapa ibu yang - Ibu-ibu dapat bergantian
- Ibu-ibu Dusun Siroto datang terlambat sehingga menjadi instruktur senam
melakukan pengukuran tidak melakukan
tekanan darah pada saat pengukuran tekanan darah
sebelum dan sesudah sebelum melakukan senam
melakukan senam - Setelah senam, terdapat
beberapa ibu yang langsung
pulang sehingga tidak
melakukan pengukuran
tekanan darah
Penyuluhan Safety Riding (Si - Kegiatan penyuluhan - Ruang tempat pelaksanaan - Dapat melaksanakan
SARI) (Si SARI) dilaksanakan pada tanggal 9 kegiatan ini kurang luas kegiatan sosialisasi di dalam
November 2019 bertempat - Sebagian besar ibu-ibu ruang yang lebih luas
di rumah kediaman Bapak PKK tidak dapat datang (gedung pertemuan)
Prayit RT 04 RW 01 Dusun karena kegiatan sosialisasi - Sebelum membuat jadwal
Petung Kelurahan Susukan tentang safety riding (Si kegiatan sosialisasi,
- Sasaran kegiatan ini adalah SARI) bersamaan dengan dipastikan tidak bertabrakan
ibu-ibu PKK Dusun Petung kegiatan pengajian rutinan dengan kegiatan lain
- Kegiatan ini di awali dengan di Dusun Petung - Kegiatan difokuskan untuk
pengisian pre test, - Ada beberapa peserta yang sosialisasi agar waktu cukup
sosialisasi dengan tidak memperhatikan dan
memberikan materi tentang bergurau sendiri saat Tim
safety riding dan diakhiri PKL memberikan materi
dengan post test. penyuluhan.
- Terbatasnya waktu
42
- Ibu-ibu bersemangat dan - Tidak semua peserta yang
antusias saat mendengarkan hadir dapat mengisi soal
pemberian materi pre-posttest dikarenakan
faktor usia
Penyuluhan K3 di lingkungan - Kegiatan penyuluhan - Ruang tempat pelaksanaan - Perlu diadakan pelatihan
rumah tangga dilaksanakan pada tanggal kegiatan ini kurang luas K3 di ruang lingkup rumah
10 November 2019 - Terdapat beberapa ibu yang tangga
bertempat di rumah datang terlambat sehingga - Pengadaan penyuluhan K3
IbuYanti Dusun Siroto tidak melakukan rumah tangga setiap 1
- Kegiatan ini diikuti oleh - Terbatasnya waktu yang bulan sekali
ibu-ibu kader PKK sangat singkat - Peserta datang tepat waktu
- Ibu-ibu antusias saat - Tidak semua peserta yang sehingga dapat dimulai
mendengarkan pemberian hadir dapat mengisi soal cepat dan waktu tidak
materi pre-posttest dikarenakan menjadi singkat
- Kegiatan ini di awali dengan faktor usia
pengisian pre test dan
diakhiri dengan post test.
43
BAB IV
PENUTUP
4.1 SIMPULAN
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh menggunakan metode observasi
lingkungan oleh Tim PKL sesudah penerjunan kegiatan PKL. Sedangkan data
prioritas penyebab masalah adalah Brain storming dan hanlon kuantitatif. Metode
kerja Dusun Petung dan Dusun Siroto, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ungaran
44
45
warga RW 1 dan RW 2 sangat antusias dengan adanya senam anti hipertensi, kelas
ibu balita, Penyuluhan Safety Riding (Si SARI) dan K3 di lingkungan rumah
tangga.
4.2 SARAN
2. Masyarakat diharapkan mampu merubah perilaku ke arah pola hidup yang sehat.
2. Diharapkan terbentuk kerja sama yang baik antara kader kesehatan dengan
perangkat desa dan bidan desa agar kinerja kader kesehatan dapat terus berjalan
dengan baik.
berkunjung di posyandu.
45
46
Bagi jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk intervensi pada kegiatan PKL
tahun ini bisa dilanjutkan pada PKL tahun berikutnya, sehingga hasil dari kegiatan
maksimal.
46
DAFTAR PUSTAKA
Surakarta.
Perilaku Pencegahan Anemia Gizi Besi Pada Wanita Usia Subur Di Kota
Grasssi, M.C, dkk. 2014. Knowledge about Health Effect of Cigarette Smoking and
Article ID 321657.
67-74.
Jafar, T.H., Islam, M., Hatcher, J., Hashmi, S., Bux, R., Khan, A., et al, (2010).
47
LAMPIRAN
48
49
Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.
Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.
Pada hari .........., tanggal ......., bulan .................., tahun 2019, bertempat
di......................, telah diserahkan aporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Jurusan
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri
Semarang Tahun 2019 dalam bentuk cetak sebanyak 1 eksemplar, dengan:
Judul :
Penyusun : 1. Firda Habibatun Nuzula
2. Seftia Diah A.P.
3. Nur Isma Mardlotillah
4. Yuli Asih Anggoro Sari
Lokasi PKL : Kelurahan Susukan
Pembimbing Akademik : dr. Arulita ika fibriana, M.Kes.
Pembimbing Lapangan : Deni Juli Ujianti, A.Md.Keb.
Lampiran 3 Instrumen
INSTRUMEN
PRE TEST – POST TEST PENGETAHUAN
K3 DI LINGKUNGAN RUMAH TANGGA
Nama :
Umur :
Pendidikan Terakhir :
BB/TB :
No. Responden:
INSTRUMEN
PRE TEST KELAS IBU BALITA
MENGENAI PENTINGNYA STUNTING
Identitas Balita
Nama Balita :
Jenis Kelamin : (L/P)
Usia Balita : ……. Bulan
Berilah tanda silang (X) atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
1. Apa yang di maksud dengan stunting?
a. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
b. Kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein
dalam makanan.
d. Kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal.
2. Berikut ini yang merupakan fakyor penyebab stunting, kecuali…
a. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
b. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
c. Kurang asupan protein dan kalori
d. kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan
3. Asi Eksklusif diberikan bayi pada usia…
a. 0-24 bulan
b. 0-6 bulan
c. 1-2 tahun
d. 2-5 tahun
4. Makanan pendamping asi sebaiknya diberikan sejak usia….
a. Bayi baru lahir
b. Usia bayi 1 bulan
c. Usia bayi 3 bulan
d. Usia bayi diatas 6 bulan
5. Pemenuhan zat gizi pada balita bertujuan untuk….
60
a. M e m b u a t b a l i t a m e n j a d i s e h a t d a n p i n t a r
b. Membuat balita menjadi gemuk
c. M e n d a p a t k a n b e r a t b a d a n y a n g l e b i h
d. Mendapatkan berat badan yang ideal
6. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri balita stunting adalah…
a. Rambut rontok, nampak gemuk
b. Pertumbuhan terhambat, pertumbuhan gigi terlambat
c. Bertambah usia bertambah berat dan bertambah tinggi, bergerak
aktif
d. Rambut kusam, perut cekung, nampak kurus
7. Berikut ini yang termasuk dampak stunting, kecuali…
a. Terganggunya perkembangan otak
b. Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
c. Pertumbuhan optimal
d. Gangguan pada pertumbuhan fisiknya
8. Dibawah ini yang termasuk dalam Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013
tentang Percepatan Perbaikan Gizi antara lain…
a. Penurunan stunting fokus pada 1000 hari pertama kehidupan
b. Konsumsi makanan sehat
a. Perbaikan gizi masyarakat
b. Pola hidup sehat
9. Yang termasuk dalam strategi 5 pilar penanganan stunting antara lain… kecuali
a. Mendorong Kebijakan “Nutritional Food Security
b. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku
c. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
d. Konvergensi, Koordinasi, danKonsolidasiProgram Nasional, Daerah,
danMasyarakat
10. Berikut ini yang bukan termasuk jenis intervensi penurunan stunting adalah…
a. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK)
b. Promosi menyusui (ASI eksklusif)
c. Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat
d. Komitmen dan Visi Kepemimpinan
61
No. Responden:
INSTRUMEN
POST TEST KELAS IBU BALITA
MENGENAI PENTINGNYA STUNTING
Identitas Balita
Nama Balita :
Jenis Kelamin : (L/P)
Usia Balita : ……. Bulan
Berilah tanda silang (X) atau centang (√) pada jawaban yang dipilih.
1. Apa yang di maksud dengan stunting?
a. Kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat
dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya.
b. Kekurangan asupan energi atau kalori dari semua bentuk makronutrien,
mencakup karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein
dalam makanan.
d. Kondisi ketika berat badan anak menurun sangat kurang, atau bahkan
berada di bawah rentang normal.
2. Berikut ini yang merupakan fakyor penyebab stunting, kecuali…
a. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi
b. Masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi.
c. Kurang asupan protein dan kalori
d. kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada
masa kehamilan, serta setelah ibu melahirkan
3. Asi Eksklusif diberikan bayi pada usia…
a. 0-24 bulan
b. 0-6 bulan
c. 1-2 tahun
d. 2-5 tahun
4. Makanan pendamping asi sebaiknya diberikan sejak usia….
a. Bayi baru lahir
b. Usia bayi 1 bulan
c. Usia bayi 3 bulan
d. Usia bayi diatas 6 bulan
5. Pemenuhan zat gizi pada balita bertujuan untuk….
62
a. M e m b u a t b a l i t a m e n j a d i s e h a t d a n p i n t a r
b. Membuat balita menjadi gemuk
c. M e n d a p a t k a n b e r a t b a d a n y a n g l e b i h
d. Mendapatkan berat badan yang ideal
6. Dibawah ini yang merupakan ciri-ciri balita stunting adalah…
a. Rambut rontok, nampak gemuk
b. Pertumbuhan terhambat, pertumbuhan gigi terlambat
c. Bertambah usia bertambah berat dan bertambah tinggi, bergerak
aktif
d. Rambut kusam, perut cekung, nampak kurus
7. Berikut ini yang termasuk dampak stunting, kecuali…
a. Terganggunya perkembangan otak
b. Kekebalan tubuh lemah sehingga mudah sakit
c. Pertumbuhan optimal
d. Gangguan pada pertumbuhan fisiknya
8. Dibawah ini yang termasuk dalam Peraturan Presiden No. 42 Tahun 2013
tentang Percepatan Perbaikan Gizi antara lain…
a. Penurunan stunting fokus pada 1000 hari pertama kehidupan
b. Konsumsi makanan sehat
c. Perbaikan gizi masyarakat
d. Pola hidup sehat
9. Yang termasuk dalam strategi 5 pilar penanganan stunting antara lain… kecuali
a. Mendorong Kebijakan “Nutritional Food Security
b. Kampanye Nasional dan Komunikasi Perubahan Perilaku
c. Penguatan kelembagaan pangan dan gizi
d. Konvergensi, Koordinasi, danKonsolidasiProgram Nasional, Daerah,
danMasyarakat
10. Berikut ini yang bukan termasuk jenis intervensi penurunan stunting adalah…
a. Pemberian Makanan Tambahan untuk Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
(KEK)
b. Promosi menyusui (ASI eksklusif)
c. Pantau pertumbuhan balita di posyandu terdekat
d. Komitmen dan Visi Kepemimpinan
63
SOAL PRETEST-POSTEST
Nama :
Jenis Kelamin :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
ABSTRAK
Pendahuluan: Safety riding adalah perilaku mengemudi secara selamat yang bisa
membantu untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berkaitan
mengenai tatacara berkendara yang aman, perlengkapan yang harus ada saat
berkendara dan kondisi kendaraan yang memungkinkan untuk digunakan
(Sumiyanto, 2013). Berdasarkan hasil survei lapangan yang dilakukan terdapat 6
dari 10 pengendara sepeda motor di kelurahan Susukan RW 01 pernah mengalami
kecelakaan pada tahun 2019. Masalah keselamatan berkendara sepeda motor
menjadi salah satu permasalahan keselamatan urutan ketiga di kelurahan Susukan
Ungaran Timur.
Metode: Pengetahuan responden sebelum penyuluhan mayoritas responden
memiliki pengetahuan dengan kategori kurang 70% dan setelah penyuluhan semua
responden memiliki pengetahuan yang baik dari 100%. Berdasarkan tes Wilcoxon
responden yang diperoleh p-nilai 0.000 (< 0,05), sehingga ada perbedaan yang
signifikan pengetahuan tentang safety riding sebelum dan sesudah sosialisasi.
Hasil: Pengetahuan responden sebelum sosialisasi mayoritas responden memiliki
pengetahuan dengan kategori kurang 70% dan setelah sosialisasi semua responden
memiliki pengetahuan yang baik dari 100%. Berdasarkan tes Wilcoxon responden
yang diperoleh p-nilai 0.000 (> 0,05), sehingga ada perbedaan yang signifikan
pengetahuan tentang hipertensi sebelum dan sesudah penyuluhan
Pembahasan: Bagi peneliti berikutnya diharapkan materi yang diberikan lebih
mendalam sehingga pada pertanyaan yang masih di jawab salah oleh responden
dapat di jawab dengan benar. Untuk penilaian pengetahuan setelah sosialisasi agar
di ukur pada waktu yang berbeda dan di beri jarak waktu tertentu setelah sosialisasi
agar mengetahui tindak lanjut dari hasil pengetahuan yang telah didapatkan dari
masing-masing individu.
Kata Kunci: Safety Riding, Pengetahuan
76
ABSTRACT
Introduction: Safety Riding is a safe driving behaviour that can help to avoid the
occurrence of traffic accidents. Regarding safe driving procedures, equipment that
must be in the driving and vehicle conditions are possible to use (Sumiyanto, 2013).
Based on the results of the field survey there are 6 of 10 motorcyclists in Kelurahan
Susukan RW 01 has been in an accident in the year 2019. The safety problem of
motorcycle driving is one of the three safety problems in Susukan Ungaran Timur
village.
Method: Knowledge of respondents before the extension of majority of respondents
have knowledge with the category less than 70% and after counseling all
respondents have a good knowledge of 100%. Based on the Wilcoxon test of
respondents acquired P-value 0.000 (< 0.05), so there is a significant difference in
knowledge of safety riding before and after socialization. Results: The knowledge
of respondents before the socialization of the majority of respondents had
knowledge with a category less than 70% and after the socialization of all
respondents had a good knowledge of 100% 0.05. So there is a significant
difference in knowledge of hypertension before and after counseling
Discussion: For the next researcher the material is expected to be provided more
deeply so that the question is still answered incorrectly by the respondent can be
answered correctly. For a knowledge assessment after the socialization to be
measured at different times and at a certain time after the socialization to know the
follow-up of the knowledge obtained from each individual.
PENDAHULUAN
Safety riding adalah perilaku mengemudi secara selamat yang bisa
membantu untuk menghindari terjadinya kecelakaan lalu lintas. Berkaitan
mengenai tatacara berkendara yang aman, perlengkapan yang harus ada saat
berkendara dan kondisi kendaraan yang memungkinkan untuk digunakan
(Sumiyanto, 2013). Safety Riding dilakukan untuk meningkatkan kesadaran
pengendara terhadap segala kemungkinan yang terjadi selama berkendara. Inti dari
safety riding itu sendiri adalah mengutamakan keselamatan, yaitu keselamatan diri
dan juga pengguna jalan lain (Wulandari, Jayanti, & Widjasena, 2017).
Faktor-faktor yang menjadi penyebab dari kecelakaan lalu lintas adalah
faktor manusia, faktor kendaraan, faktor jalan (sarana prasarana) dan faktor
lingkungan (cuaca) (Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan.).
World Health Organization (WHO) melaporkan sekitar 2,4 juta jiwa
manusia menjadi korban kecelakaan lalu lintas setiap tahunnya. Angka kematian
tersebut menduduki peringkat ketiga sebagai penyebab kematian manusia di dunia.
Berdasarkan data dari Korlantas Polri dapat diketahui bahwa setiap tahunnya di
Indonesia tercatat sekitar 26.000-29.000 jiwa tewas karena kecelakaan lalu lintas.
75% kecelakaan yang ada di Indonesia itu adalah sepeda motor (Maulana, 2018).
Jumlah Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Wilayah Kabupaten Semarang pada
tahun 2018 terdapat 158 korban meninggal, 3 korban luka berat, dan 493 korban
luka ringan (Badan Pusat Statistik, 2019).
Angka fatalitas kecelakaan jalan di Indonesia cukup tinggi. Korps Lalu
Lintas Polri menyebutkan ada 31.234 korban kecelakaan yang meninggal dunia
pada 2010 dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 32.657 orang. Tingginya angka
korban kecelakaan yang meninggal dunia ini karena disiplin berlalu lintas masih
rendah, 90% kecelakaan karena faktor manusia. Sebanyak 10% sisanya dibagi rata
antara kondisi jalan dan rambu lalu lintas serta faktor kendaraan. Data
DepartemenPerhubungan tahun 2011, diperoleh informasi bahwa 72% dari
kecelakaan lalu lintas jalan di Indonesia melibatkan sepeda motor. Sudah
seharusnya berkendara aman (safety riding) dilakukan oleh setiap pengendara
sepeda motor baik dalam jarak jauh maupun jarak dekat (Wulandari, Jayanti, &
Widjasena, 2017).
Berdasarkan penelitian terdahulu tahun 2011, dikatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi berkendara aman pada pengendara ojek salah satunya adalah
pengetahuan, dari hasil kajian pengetahuan pengendara ojek sepeda motor masih
kurang sebesar 20%, ini berarti pemahaman berkedara yang aman masih kurang
dan hal itu memungkinkan terjadinya perilaku berkendara yang tidak aman (Melisa,
2013).
78
METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental analitik yang bersifat
crossectional. Rancangan yang digunakan adalah “Pre Test Post Test Design”.
Pengetahuan diukur sebelum dan sesudah penyuluhan. Sampel penelitian adalah
warga Dusun Petung Kelurahan Susukan Kecamatan Ungaran Timur yaitu ibu-ibu
yang hadir dalam kegiatan rutin PKK dan yang bersedia menjadi responden, yakni
sejumlah 21 orang.
HASIL
Pengetahuan ibu-ibu PKK di Dusun Petung Kelurahan Susukan tentang
safety riding sebelum sosialisasi dengan jumlah jawaban benar berkisar antara 5
sampai dengan 12 dengan rata-rata 55,19 dan standar deviasi 9,85. Distribusi
frekuensi pengetahuan tentang safety riding sebelum sosialisasi dikategorigan
menjadi tiga kategori berdasarkan presentase jumlah jawaban benar sebagai
berikut:
Baik 1 4,76
Cukup 7 33,34
Kurang 13 61,90
Jumlah 21 100
80
salah paling sedikit pada pertanyaan Kaca spion sebagai kelengkapan kendaraan
bermotor berfungsi untuk membantu memberikan pandangan ke arah belakang dan
samping kendaraan kita sebanyak 1 orang (4,76%).
Tabel 3 Distribusi Jawaban Salah Setelah Sosialisasi
Presentase
No Pertanyaan Jumlah
(%)
1 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 1 4,76
berkendara (unsafe action) adalah
mengabaikan rambu lalu-lintas
2 Salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam 1 4,76
berkendara (unsafe condition) adalah jalanan
yang berlubang dan licin
3 Safety Riding adalah cara aman berkendara 0
4 Manfaat Safety Riding adalah mencegah 1 4,76
kecelakaan kendaraan bermotor
5 Yang tidak termasuk dalam aksesoris Safety 1 4,76
Riding / APD adalah kacamata hitam
6 Posisi mengemudi pada saat mengendarai 10 47,61
kendaraan penting untuk menghindari
kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk
yang nyaman, posisi tangan dan kaki tidak
tegang
7 Pengereman mendadak dijalan yang licin 4 19,04
terutama pada kecepatan tingi akan
mengakibatkan kendaraan akan slip
(tergelincir), membahayakan kendaraan lain
di belakang, dan kendaraan sulit dikendalikan
8 Saat berkendara, faktor utama yang harus 3 14,28
diperhatikan dalam mementukan jarak aman
kendaraan anda dan kendaraan di depan
83
tidak tegang yaitu sebesar 10 orang (47,61%) dan responden menjawab pertanyaan
dengan jawaban tidak ada yang salah pada pertanyaan nomor 3, 14, dan 15.
Pengukuran pengetahuan sesudah sosialisasi pada ibu-ibu PKK di Dusun
Petung Kelurahan Susukan dengan metode ceramah. Jumlah jawaban benar setelah
sosialisasi berkisar 10 sampai dengan 21 dengan rata-rata 86,37 dan standar deviasi
1,0002. Skor pengetahuan dikategorikan bedasarkan jumlah jawaban yang benar,
distribusi frekuensi pengetahuan:
Tabel 4 Frekuensi Pengetahuan Sesudah Penyuluhan
Variabel Frekuensi Pengetahuan setelah penyuluhan
Presentase (%)
Baik 18 84,71
Cukup 3 14,29
Kurang 0 0
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 4 distribusi tingkat pengetahuan tentang hipertensi
setelah sosialisasi sebagian besar responden masuk dalam kategori pengetahuan
baik sebanyak 18 orang sebesar 84,71% dan sebagian kecil responden masuk dalam
kategori pengetahuan cukup sebanyak 3 orang sebesar 14,29%. Hal ini
menunjukkan bahwa responden yang dapat menjawab pertanyaan tentang safety
riding dengan jawaban benar meningkat setelah mengikuti sosialisasi. Berdasarkan
hasil yang didapatkan adanya peningkatan pengetahuan sebelum dengan sesudah
sosialisasi tentang safety riding berdasarkan berkurangnya jumlah jawaban yang
salah.
Pertanyaan salah satu faktor penyebab kecelakaan dalam berkendara
(unsafe action) adalah mengabaikan rambu lalu-lintas sebanyak 10 orang (47,61%)
menjadi 1 orang menjawab dengan salah pertanyaan tersebut (4,76%), salah satu
faktor penyebab kecelakaan dalam berkendara (unsafe condition) adalah jalanan
yang berlubang dan licin dari 19 orang (90,47%) menjadi 1 orang (4,76%), Safety
Riding adalah cara aman berkendara dari 3 orang (14,28%) menjadi semua orang
dengan jawaban benar, Manfaat Safety Riding adalah mencegah kecelakaan
kendaraan bermotor dari 4 orang (19,04%) menjadi 1 orang (4,76%), Yang tidak
85
termasuk dalam aksesoris Safety Riding / APD adalah kacamata hitam dari 14 orang
(66,67%) menjadi 1 orang (4,76%), Posisi mengemudi pada saat mengendarai
kendaraan penting untuk menghindari kelelahan, menurut anda posisi saat
mengemudi yang baik adalah sikap duduk yang nyaman, posisi tangan dan kaki
tidak tegang dari 9 orang (42,85%) menjadi 10 orang (47,61%), Pengereman
mendadak dijalan yang licin terutama pada kecepatan tingi akan mengakibatkan
kendaraan akan slip (tergelincir), membahayakan kendaraan lain di belakang, dan
kendaraan sulit dikendalikan dari 10 orang (47,61%) menjadi 4 orang (19,04%),
Saat berkendara, faktor utama yang harus diperhatikan dalam mementukan jarak
aman kendaraan anda dan kendaraan di depan adalah kecepatan kendaraan dan
jarak berhenti apabila direm dari 3 orang (14,28%) menjadi tetap, Dampak
kecelakaan berkendara adalah kerugian harta benda, cacat, dan kematian dari 6
orang (28,57%) menjadi 1 orang (4,76%), Secara hukum, dampak yang diakibatkan
karena tidak menerapkan Safety Riding adalah melanggar undang-undang dari 10
orang (47,61%) menjadi 1 orang (4,76%), Kaca spion sebagai kelengkapan
kendaraan bermotor berfungsi untuk membantu memberikan pandangan ke arah
belakang dan samping kendaraan kita dari 1 orang (%) menjadi tetap, Menurut
bentuknya, rambu lalu lintas ada 4 macam bentuk dari 15 orang (71,42 %) menjadi
2 orang (9,52%), Alasan mengapa perlu mengatur jarak aman antar kendaraan yaitu
agar kendaraan memiliki ruang cukup untuk mengurangi kecepatan, menghindari
resiko kecelakaan, dan agar memiliki waktu yang cukup untuk mengantisispasi
gerakan mendadak kendaraan di depan dari 17 orang (80,95%) menjadi 3 orang
(14,28%), Berdasarkan sifatnya, rambu lalu lintas terdiri dari peringatan, larangan,
perintah, dan petunjuk dari 13 orang (61,90%) menjadi benar semua, Larangan
mendahului kendaraan lain yang sedang berjalan walaupun tidak ada rambu yang
melarang pada jalan tikungan dari 7 orang (33,34%) menjadi benar semua.
PEMBAHASAN
Perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah sosialisasi masyarakat
berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapatkan bahwa nilai mean rank 11,00 dan nilai
p-value 0,000 atau kurang dari 0,05. Dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang
bermakna rata-rata pengetahuan tentang safety riding sebelum dan sesudah
86
sosialisasi pada masyarakat. Berdasarkan dari data hasil uji di atas menunjukkan
bahwa hipotesis dapat diterima karena telah terbukti bahwa adanya analisis yang
menunjukkan perbedaan yang bermakna dari masing-masing variabel yang diuji.
Perbedaan tersebut dikarenakan adanya sosialisasi. Informasi yang
didapatkan dari sosialisasi dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan.
Dengan adanya perbedaan sebelum dan setelah sosialisasi pada penelitian ini
diartikan bahwa terjadi perubahan pengetahuan pada masyarakat tentang safety
riding yang disebabkan karena efektifitas sosialisasi tersebut yang dapat
mempengaruhi perhatian masyarakat. Selain peningkatan pengetahuan diharapkan
dapat merubah perilaku masyarakat mengenai keselamatan berkendara. Sosialisasi
tentang safety riding di respon baik oleh masyarakat Dusun Petung Kelurahan
Susukan dalam hal tersebut dibuktikan adanya peningkatan hasil post-test dari pre-
test yang dilaksanakan.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka dapat
disimpulkan yaitu: Pengetahuan tentang safety riding sebelum sosialisasi pada ibu-
ibu PKK Dusun Petung Kelurahan Susukan memiliki pengetahuan kurang sebanyak
61,90%, kategori cukup sebanyak 33,34% dan baik sebanyak 4,76%. Pengetahuan
tentang safety riding setelah sosialisasi pada ibu-ibu PKK Dusun Petung Kelurahan
Susukan memiliki pengetahuan baik sebanyak 18 orang sebesar 84,71% dan
sebagian kecil responden masuk dalam kategori pengetahuan cukup sebanyak 3
orang sebesar 14,29%.
SARAN
Bagi peneliti berikutnya diharapkan materi yang diberikan lebih mendalam
sehingga pada pertanyaan yang masih di jawab salah oleh responden dapat di jawab
dengan benar. Untuk penilaian pengetahuan setelah penyuluhan agar di ukur pada
waktu yang berbeda dan di beri jarak waktu tertentu setelah penyuluhan agar
mengetahui tindak lanjut dari hasil pengetahuan yang telah didapatkan dari masing-
masing individu.
87
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pendahuluan: Berdasarkan Data Puskesmas Kalongan, terhitung hingga tengah tahun
2019, hipertensi merupakan penyakit kedua tertinggi di wilayah kerja Puskesmas
Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan terdapat 11 kasus
hipertensi di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto).
Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-eksperiment dengan one group pretest
posttest. Subyek penelitian adalah lanjut usia penderita hipertensi di Dusun Petung dan
Dusun Siroto sebanyak 11 responden.
Hasil: nilai rata-rata tekanan darah sistolik responden sebelum dilakukan senam adalah
145.45 sedangkan setelah dilaksanakan senam adalah 138.64 dari 11 responden. Tekanan
darah diastolik sebelum dilakukan senam adalah 95 sedangkan setelah dilaksanakan senam
adalah 89.09 dari 11 responden.
Pembahasan: Untuk mengetahui signifikasi pengaruh senam lansia terhadap tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi maka dilakukan analisi data dengan uji statistik
menggunakan uji Wilcoxon. Hasil Wilcoxon tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.006, sedangkan tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.01dengan taraf 0,05
artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima pada tekanan darah sistolik maupun diastolik
atau ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun tekanan darah
diastolik responden.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan senam lansia dapat
menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik pada lansia penderita hipertensi di
Dusun Petung dan Dusun Siroto.
Kata kunci: Tekanan darah, hipertensi, senam lansia
89
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Penderita hipertensi makin lama makin meningkat jumlahnya. Hasil Riset
Kesehatan Dasar tahun 2018 menunjukkan peningkatan kasus hipertensi dibanding
tahun 2013 di Indonesia pada penduduk dengan usia ≥ 18 tahun. Pada tahun 2013
prevalensinya sebesar 25.8% sedangkan pada tahun 2018 sebesar 34,1%.
Berdasarkan Data Puskesmas Kalongan, terhitung hingga tengah tahun 2019,
hipertensi merupakan penyakit kedua tertinggi di wilayah kerja Puskesmas
Kalongan. Hasil Riset Kesehatan Dasar Desa tahun 2019 menunjukkan terdapat 11
kasus hipertensi di RW 01 (Petung) dan RW 02 (Siroto).
Hipertensi sebenarnya bukan penyakit, tetapi merupakan kelainan dengan
gejala gangguan pada mekanisme regulasi tekanan darah. Hipertensi atau tekanan
darah tinggi merupakan suatu gangguan atas sistem peredaran darah yang cukup
banyak mengganggu dan meresahkan semua kalangan masyarakat (Rismayanthi,
2011). Mengingat pentingnya mewaspadai tekanan darah tinggi atau hipertensi
karena dapat mematikan seorang penderita hipertensi setiap saat, maka perlu
melakukan pencegahan agar serangan hipertensi dapat diketahui atau dirasakan
bagi penderita hipertensi dengan cara melakukan latihan jasmani.
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Pre test dan Post test with
Control group. Intervensi dilakukan dengan melakukan senam diikuti oleh 25
perserta. Proses pengumpulan data dilakukan dengan pre test dan post test.
Pengambilan data pre test dimaksudkan agar peneliti mengetahui tekanan darah
awal sebelum senam dilakukan. Selanjutnya dilakukan senam hipertensi. Media
yang digunakan adalah video tutorial senam hipertensi. Pengambilan data post test
dilakukan dengan mengukur tekanan darah setelah senam.
Analisis data pada intervensi ini menggunakan analisis data univariat
(presentase) dan bivariate (uji T test berpasangan). Analisis univariat digunakan
untuk mengidentifikasi mean (rata-rata) dan median (nilai tengah). Sedangkan
analisis bivariate dari hasil normalitas data pada pre test dan post tets digunakan
untuk melihat distribusi data dan melihat ada tidaknya pengaruh intervensi yang
telah diberikan.
91
HASIL
Hasil dari intervensi ini dilihat dari identifikasi masalah hingga analisis hasil
intervensi
A. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil dari Riskesdasdes 2019 menunjukkan bahwa terdapat 11
kasus hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan Kecamatan
Ungaran Timur.
B. Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden yaitu sebagai
berikut, responden dalam intervensi ini berjumlah 11 responden dengan jenis
kelamin seluruhnya adalah perempuan.
C. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui rata-rata tekanan darah sebelum
dan sesudah dilaksanakan senam pada penderita hipertensi di Dusun Petung dan
Dusun Siroto.
Tabel 1. Hasil uji statistik uivariat
Variabel Mean Nilai Minimum Nilai Maksimum
Pre Test Sistolik 145.45 140 165
Post Test Sistolik 138.64 120 150
PreTest Diastolik 95 80 110
Post TestDiastolik 89.09 80 95
Berdasarkan data pada tabel 1 nilai rata-rata tekanan darah sistolik responden
sebelum dilakukan senam adalah 145.45 sedangkan setelah dilaksanakan senam
adalah 138.64 dari 11 responden. Tekanan darah diastolik sebelum dilakukan
senam adalah 95 sedangkan setelah dilaksanakan senam adalah 89.09 dari 11
responden.
D. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian Penyuluhan
mengenai K3 di lingkungan rumah tangga pada pengetahuan masyarakat di Dusun
Siroto.
Tabel. 2 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel Signifikasi Keterangan
92
Tabel 2 menunjukkan bahwa hasil uji normalitas menggunakan rumus Shapiro Wilk
data pada tekanan darah sistolik pre test dan post test sistolik didapatkan hasil tidak
normal sedangkan tekanan darah diastolik pre test dan post test didapatkan hasil
normal.
Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon
Variabel P
Tekanan darah sistolik pretest-tekanan 0.006
darah sistolik posttest.
Tekanan darah diastolik pretest- 0.01
tekanan darah diastolik posttest.
Berdasarkan tabel diatas diketahui P < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik responden.
PEMBAHASAN
Penelitian ini dilakukan dengan memberikan perlakuan senam lansia.
Didapatkan rata-rata tekanan darah sistolik sebelum senam adalah 145.45 mmHg
dan sesudah senam adalah 138.64 mmHg. Pengukuran tekanan darah diastolik
sebelum dan sesudah senam lansia didapatkan rata-rata tekanan darah diastolik
sebelum senam sebesar 95 mmHg dan sesudah senam sebesar 89.09 mmHg. Untuk
mengetahui signifikasi pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi maka dilakukan analisi data dengan uji statistik menggunakan
uji Wilcoxon. Hasil Wilcoxon tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah perlakuan
didapatkan nilai p value sebesar 0.006, sedangkan tekanan darah diastolik sebelum
dan sesudah perlakuan didapatkan nilai p value sebesar 0.01dengan taraf 0,05
artinya bahwa H0 ditolak dan Ha diterima pada tekanan darah sistolik maupun
diastolik atau ada pengaruh senam lansia terhadap tekanan darah sistolik maupun
tekanan darah diastolik responden.Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
93
perlakuan senam lansia dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik
pada lansia penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto.
Senam lansia dapat menurunkan tekanan darah karena melakukan olahraga
seperti senam lansia mampu mendorong jantung bekerja secara optimal, dimana
olahraga untuk jantung mampu meningkatkan kebutuhan energi oleh sel, jaringan
dan organ tubuh, dimana akibat peningkatan tersebut akan meningkatkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka, dari peningkatan aktivitas pernafasan akan
meningkatkan aliran balik vena sehingga menyebabkan peningkatan volume yang
akan lansung meningkatkan curah jantung sehingga menyebabkan tekanan darah
arteri meningkat sedang, setelah tekanan darah arteri meningkat akan terjadi fase
istirahat terlebih dahulu, akibat dari fase ini mampu menurunkan aktivitas
pernafasan dan otot rangka dan menyebabkan aktivitas saraf simpatis dan epinefrin
menurun, namun aktivitas saraf simpatis meningkat, setelah itu akan menyebabkan
kecepatan denyut jantung menurun, volume sekuncup menurun, vasodilatasi
arteriol vena, karena penurunan ini mengakibatkan penurunan curah jantung dan
penurunan resistensi perifer total, sehingga terjadinya penurunan tekanan darah
(Aji, 2015).
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan dari hasil dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat
disimpulkan bahwa dengan dilaksanakan senam berpengaruh terhadap penurunan
tekanan darah penderita hipertensi di Dusun Petung dan Dusun Siroto Kelurahan
Susukan.
Saran
Diharapkan program Senam untuk penderita Hipertensi di Dusun Petung
dan Dusun Siroto Kelurahan Susukan berlaksana secara rutin dan berkelanjutan
untuk mengendalikan tekanan darah penderita hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
Aji, Wahyu Pamungkas Bayu. 2015. Pengaruh Senam Lansia terhadap Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi di Posyandu Lansia Dusun
94
ABSTRAK
Pendahuluan: Kecelakaan adalah kejadian yang tak diduga dan diharapkan. Tak
diduga karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-
lebih dalam bentuk perencanaan. Tak diharapkan karena peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai
kepada yang paling berat. Ada tiga kelompok kecelakaan yaitu kecelakaan akibat
kerja di perusahaan, kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di rumah tangga.
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa rumah adalah tempat yang paling
aman. Padahal faktanya, jika tidak waspada, banyak sekali ancaman terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat terjadi di rumah tangga, serta
begitu banyak ancaman kesehatan dan keselamatan yang mengintai seperti
kecelakaan. Berdasarkan hasil survei lapangan, 15 dari 25 orang ibu rumah tangga
di RW 02 Dusun Siroto rata-rata pernah mengalami kecelakaan kecil ketika
melakukan pekerjaan rumah seperti teriris pisau, terpeleset, dan tersiram air panas.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain one group pre test – post test. Sampel
sebanyak 25 ibu-ibu di Dusun Siroto dengan 25 peserta yang mengikuti pre test –
post test.
Hasil: Nilai rata-rata pengetahuan responden sebelum dilakukan penyuluhan
tentang K3 dilingkungan rumah tangga adalah 53,60 dari 25 responden. Sedangkan
nilai rata-rata pengetahuan responden dilakukan penyuluhan tentang K3 di
lingkungan rumah tangga adalah 90.80 dari 25 responden. Nilai minimum pada
pretest adalah 30 dan pada posttest adalah 70. Sedangkan nilai maximum pada
pretest adalah 70 dan pada postest adalah 100. Dari hasil uji normalitas data
diketahui bahwa data terdistribusi tidak normal dengan nilai P value=0,024( P value
> 0,05) maka selanjutnya dilakukan uji Wilcoxon untuk melihat pengaruh
intervensi. Dari uji Wilcoxon diketahui bahwa P value 0,000 < 0,05 sehingga
dikatakan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan
penyuluhan (pengetahuan meningkat 100%).
Pembahasan: Berdasarkan hasil intervensi mengenai K3 di lingkungan rumah
tangga pada responden didapatkan bahwa 100% berpengaruh meningkatkan
pengetahuan yang dilihat dari nilai hasil analisis pretest dan potstest pada sebelum
dan sesudah pemberian penyuluhan.
Kata kunci: K3, Penyuluhan Kesehatan, Pengetahuan Ibu Rumah Tangga
96
ABSTRACT
PENDAHULUAN
Banyak masyarakat yang beranggapan bahwa rumah adalah tempat yang
paling aman. Padahal faktanya, jika tidak waspada, banyak sekali ancaman terkait
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dapat terjadi di rumah tangga, serta
begitu banyak ancaman kesehatan dan keselamatan yang mengintai seperti
kecelakaan.
Kecelakaan adalah kejadian yang tak diduga dan diharapkan. Tak diduga
karena di belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan, lebih-lebih dalam
bentuk perencanaan. Tak diharapkan karena peristiwa kecelakaan disertai kerugian
material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling
berat. Ada tiga kelompok kecelakaan yaitu kecelakaan akibat kerja di perusahaan,
kecelakaan lalu lintas, dan kecelakaan di rumah tangga.
Pekerjaan rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia, dilakukan oleh ibu
rumah tangga atau pembantu rumah tangga. Bermacam-macam jenis pekerjaan
rumah tangga dilakukan antara lain menyapu, memasak, mencuci, bahkan
berbelanja kepasar.
Pekerjaan rumah tangga yang dilakukan sering tidak memperhatikan faktor-
faktor yang sering membuat gangguan keluhan kesehatan bahkan dapat juga
kecelakaan waktu bekerja, seperti terpotong, terjatuh, terpeleset, tertimpa dan
tersengat oleh aliran listrik. Risiko terjadinya kecelakaan di rumah tangga dapat
dicegah bila saja diketahui proses-proses kerja dan pekerjaan mana yang dapat
menimbulkan bahaya.
Contoh kasus kecelakaan kerja terjadi di rumah tangga seperti kebakaran
rumah pada tangga 5 juni 2005 di dusun I, Desa Hessaparlompongan, Kec. Air
Batu, Kabupaten Asahan sekitar jam 23.00 WIB, di duga api berasal dari kompor
yang meledak sewaktu memasak lontong (Harian Wasada, 7 Juni 2004).
Salah satu langkah yang bisa dilakukan dalam upaya menekan angka
kecelakaan dan risiko bahaya di lingkungan rumah tangga di Dusun siroto adalah
dengan melakukan penyuluhan terkait K3 di lingkungan rumah tangga. Sasaran
penyuluhan ditujukan kepada Ibu-ibu di Dusun Siroto. Dalam hal untuk pencegahan
risiko bahaya dalam melakukan pekerjaan rumah ini yang sangat perlu diperhatikan
98
METODE
Jenis penelitian ini menggunakan rancangan Pre test dan Post test with
Control group. Intervensi dilakukan dengan melakukan penyuluhan mengenai K3
di lingkungan rumah tangga yang diikuti oleh 25 perserta. Proses pengumpulan data
dilakukan dengan pre test dan post test. Pengambilan data pre test dimaksudkan
agar peneliti mengetahui gambaran awal pengetahuan peserta sebelum dilakukan
penyuluhan. Selanjutnya penyuluhan tentang K3 di lingkungan rumah tangga
kepada masyarakat atau peserta yang telah ada . Media yang digunakan pada saat
penyuluhan adalah leaflet dan power point yang berisi materi menciptakan K3 di
lingkungan rumah tangga.
Analisis data pada intervensi ini menggunakan analisis data univariat
(presentase) dan bivariate (uji Wilcoxon). Analisis univariat digunakan untuk
mengidentifikasi mean (rata-rata) dan median (nilai tengah). Sedangkan analisis
bivariate dari hasil normalitas data pada pre test dan post tets digunakan untuk
melihat distribusi data dan melihat ada tidaknya pengaruh intervensi yang telah
diberikan.
HASIL
Hasil dari intervensi ini dilihat dari identifikasi masalah hingga analisis hasil
intervensi
E. Identifikasi Masalah
Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah yang didapatkan dengan cara
wawancara kepada masyarakat bahwa rata-rata ibu rumah tangga belum
mengetahui K3 di lingkungan rumah tangga serta risiko bahaya yang ada.
F. Intervensi
Berdasarkan hasil penelitian diketahui karakteristik responden yaitu sebagai
99
Nilai sig. pada tabel Shapiro-Wilk pada nilai pretest dan postest adalah >
0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa data terdistribusi tidak normal. Maka
selanjutnya data dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Tabel 3. Hasil Uji Wilcoxon
Berdasarkan tabel diatas diketahui P < 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa
terdapat perbedaan pengetahuan responden antara sebelum dan sesudah diberi
penyuluhan (meningkatnya pengetahuan responden).
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penyuluhan mengenai K3 di lingkungan rumah tangga
pada responden didapatkan bahwa 100% berpengaruh meningkatkan pengetahuan
yang dilihat dari nilai hasil analisis pretest dan postest pada sebelum dan sesudah
pemberian penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Soekidjo Notoadmodjo (2003:128), yang menyatakan bahwa seseorang melakukan
perilaku atau tindakan disebabkan karena adanya pengetahuan dan sikap yang
dimilikinya. Perilaku atau tindakan yang dilandasi pengetahuan lebih baik
dibandingkan tindakan tanpa didasari pengetahuan, semakin tinggi pengetahuan
seseorang semakin tinggi pula kesadaran seseorang untuk berperan serta.
101
PENUTUP
Permasalahan mengenai Keselamatan dan kesehatan kerja memang tidak
mudah untuk disepelekan dan perlunya akan kesadaran baik masyarakatnya atau
individu. Untuk mengatasi hal tersebut, sangat diperlukan sosialisasi atau
penyuluhan kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan terkai potensi
bahaya atau risiko kecelakaan yang mungkin terjadi dalam melakukan pekerjaan
rumah tangga. Sehingga dalam diharapkan setelah adanya pemberian penyuluhan
102
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Pendahuluan: Indonesia adalah negara dengan prevalensi stunting kelima terbesar.
Provinsi Jawa Tengah kasus stunting mengalami peningkatan sebanyak 37,6%
sedangkan di Kabupaten Semarang angka penderita stunting sebanyak 4.431 kasus
atau 6,15% dari jumlah penduduk. Berdasarkan data puskesmas Kalongan terdapat
kasus stunting sebanyak 53 kasus diantaranya Desa Kalongan 15 kasus, Mluweh 7
kasus, Kawengen 19 kasus, Kalikayen 7 kasus dan Kelurahan Susukan sebanyak 5
kasus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah hubungan tingkat
pengetahuan ibu dengan kejadian stunting pada balita di Kelurahan Susukan, Dusun
Siroto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Metode Jenis penelitian ini menggunakan Pra-eksperimental, dengan rancangan
penelitian The One Group Pre- Test Post Test Design. Metode penentuan prioritas
masalah menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Jumlah sampel 25 orang. Data
di olah menggunakan Uji Wilxocon karena data terdistribusi tidak normal.
Hasil: Skor pengetahuan sebelum intervensi yaitu 56,40 mengalami peningkatan
setelah dilakukan intervensi yaitu 94,00
Simpulan: Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan skor sebelum
intervensi dan sesudah intervensi.
ABSTRACT
Introduction: Indonesia is a country with the fifth largest stunting prevalence.
Central Java Province stunting cases increased by 37.6% while in Semarang
District the number of stunting sufferers was 4,431 cases or 6.15% of the
population. Based on data from the Kalongan health center there were 53 stunting
cases including Kalongan Village 15 cases, Mluweh 7 cases, Kawengen 19 cases,
Kalikayen 7 cases and Susukan Village as many as 5 cases. The purpose of this
study was to determine whether there is a relationship between the level of mother's
knowledge and the incidence of stunting in infants in Susukan Sub-village, Siroto
Hamlet, Ungaran Timur District, Semarang Regency.
Method: This type of research uses prai-experimental, with the research design of
The One Group Pre-Test Post Test Design. The method of determining the
priority of problems using the Quantitative Hanlon method. The number of
samples is 25 people. The data is used using the Wilxocon Test because the data is
not normally distributed
Result: Knowledge score before the intervention is 56,40 has increased after the
intervention is 94,00
Conclusion: The results showed an increase in scores before the intervention and
after the intervention
PENDAHULUAN
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius
terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu masalah gizi yang
menjadi perhatian utama saat ini adalah masih tingginya anak balita pendek
(Stunting). Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada
masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Keadaan ini
dipresentasikan dengan nilai z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang
dari -2 standar deviasi (SD) berdasarkan standar pertumbuhan menurut (WHO,
2010). Secara global, sekitar 1 dari 4 balita mengalami stunting (UNICEF, 2013).
berkontribusi terhadap keadaan gizi bayi yang akan dilahirkannya kelak (UNICEF
Indonesia, 2013).
Ciri-ciri stunting antara lain 1) tanda pubertas terhambat, 2) performa buruk,
3) pertumbuhan gigi terlambat, 4) Usia 8-10 tahun anak menjadi lebih pendiam, 5)
pertumbuhan melambat, dan 6) wajah tampak lebih mudah. Adapun dampak
stunting dalam jangka pendek antara lain 1) terganggunya perkembangan otak,
kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
Sedangkan dampak jangka panjang yang dapat ditimbulkan adalah menurunnya
kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga
mudah sakit, dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan,
penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua
(Kemenkes RI, 2017).
METODE
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Susukan, Dusun Siroto, Kecamatan
Ungaran Timur, Kabupaten Semarang. Penelitian ini dilakukan pada bulan
November 2019. Penelitian ini menggunakan Pra-Eksperimental dengan
menggunakan rancangan Pre test – Post test Design. Sedangkan fokus intervensi
adalah tingkat pengetahuan ibu mengenai stunting di Kelurahan Susukan, Dusun
Siroto, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang.
Populasi dalam intervensi ini adalah Ibu yang mempunyai balita <5 tahun
di Dusun Siroto, Tehnik Pengambilan sampel secara purposive sampling dengan
jumlah sampel 25 orang. Pegumpulan data dengan data sekunder. Sedangkan media
yang digunakan dalam penyuluhan leaflet dan power point mengenai stunting.
Analisis situasi dilapangan menggunakan metode Hanlon Kuantitatif. Data
diolah menggunakan analisis statistik Uji Wilxocon karena data terdistribusi tidak
normal , digunakan untuk membandingkan nilai pre-test dan post-test pada saat
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
107
HASIL
Tabel 1. Karakteristik Responden
Karakteristik Frekuensi Persen (100%)
Umur
Total 25 100
Pendidikan Terakhir
SMP 4 16,0
SMA 17 68,0
PT 4 16,0
Total 25 100
Pekerjaan
IRT 11 44,0
Perawat 1 4,0
Swasta 13 52,0
Total 25 100
Pre-test 25 57,40
Post-test 25 94,00
Dengan hasil uji wilcoxon antara pre-test dan post-test pada kelompok
perlakuan didapatkan nilai p = 0,000 (p< 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada
perbedaan bermakna tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberi sosialisasi.
PEMBAHASAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden sebagian
besar berkelompok umur 25-29 tahun (48,0,7%). Berdasarkan tingkat pendidikan
sebagian besar responden berpendidikan tingkat SMA (68,0%) dan rata rata
pekerjaan responden di swasta (52,0%).
Test dan Post-Test control group design sehingga dapat mengukur tingkat
perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi.
PENUTUP
SIMPULAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum dilakukan intervensi skor
pengetahuan responden yaitu 56,40 dan mengalami peningkatan skor pengetahuan
setelah dilakukan intervensi yaitu 94,00.
SARAN
Saran yang diberikan adalah: 1) Puskesmas perlu mengadakan kegiatan
penyuluhan bagi ibu anak balita terkait upaya untuk memenuhi status gizi dan
meningkatkan status kesehatan 2) Kegiatan kelas Ibu Balita diharapkankan
dijalankan secara rutin dan berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA