OLEH :
NURLELA AZZLINA
NIM : 220706249
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PRA NIKAH PADA Nn. N DENGAN KEK
DI UPT PUSKESMAS CIOMAS KAB SERANG - BANTEN TAHUN 2023
Pembimbing
(Dr Maryati,Sutarno,S.Pd,SST,Bd,MARS,MH)
NIDN: 8904820021
LEMBAR PENGESAHAN
Pada
Mei 2023
Pembimbing Penguji I
Profesi kebidanan
(Dr Maryati,Sutarno,S.Pd,SST,Bd,MARS,MH)
(……………………….) NIDN:
8904820021 NIDN:
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul ‟Asuhan Kebidanan Pranikah Pada Nn. N dengan KEK di UPT
Puskesmas Ciomas, Kab Serang-Banten Tahun 2023”.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan dari
berbaga pihak, baik secara moril maupun materil. Untuk itu penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada :
1. Bapak Khairil Walid, SKM, MPd Ketua Yayasan Abdi Nusantara Jakarta.
2. Ibu Lia Idealistiana, SKM, S.ST, MARS Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Abdi Nusantara Jakarta.
3. Ibu Dr Maryati S.Pd.SST.Bd.MARS. MH pembimbing yang telah memberikan
banyak masukan, pengarahan dan bantuan kepada penulis dalam melakukan
perbaikan-perbaikan untuk kesempurnaan laporan penulis.
4. H.Saepudin, SKM, Kepala UPT Puskesmas Ciomas yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk pengambilan data.
5. Ibu penguji yang telah banyak memberikan masukan, pengarahan dan bantuan
kepada penulis dalam melakukan perbaikan-perbaikan untuk kesempuranaan
laporan penulis.
6. Kepada keluarga dan rekan-rekan yang telah memotivasi penulis dalam
menyelesaikan laporan studi kasus.
Nurlela Azzlina
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan dan mendokumentasikan asuhan
kebidanan pranikah pada Nn.N dengan KEK melalui
metode SOAP
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian KEK
Pemeriksaan darah rutin ini meliputi kadar hemoglobin (Hb), hematokrit, sel
darah putih (leukosit) dan faktor pembekuan darah (trombosit). Para calon ibu
perlu mengetahui kadar hb-nya untuk mendeteksi gejala anemia, juga perlu
mengetahui adanya ganguan faktor pembekuan darah. Dari hasil pemeriksaan
darah dapat diketahui kondisi kadar kolesterol tinggi yang meningkatkan.
Jika bayi mempunyai rhesus negatif, tidak ada masalah. Tetapi, jika bayi
memiliki rhesus positif, masalah mungkin timbul pada kehamilan berikutnya. Bila
ternyata kehamilan yang kedua merupakan janin yang memiliki rhesus positif,
kehamilan ini berbahaya. Karena antibodi antirhesus dari ibu dapat memasuki sel
darah merah janin. Sebaliknya, tidak masalah jika perempuan memiliki rhesus
positif dan lelaki rhesus negatif.
Apabila ibu bergolongan darah O sedangkan bayi bukan bergolongan darah
O adalah salah satu faktor resiko jaundice atau kuning pada bayi (ABO
Incompatibility). Bila diketahui janin memiliki rhesus positif (+) sedangkan ibu
memiliki rhesus negatif (-), akan menimbulkan inkompatibilitas rhesus yang bisa
mengakibatkan kematian pada janin.
Dengan mengatahui rhesus sebelum hamil, dokter dapat segera
mengatasinya.
5) Urinalisis lengkap
Thalasemia adalah salah satu penyakit kelainan darah. Penderita penyakit ini
tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Thalasemia telah menjadi
salah satu isu kesehatan di Indonesia karena 3 – 10 % populasi di Indonesia adalah
carrier atau pembawa gen thalasemia beta, dan 2,6 - 11 % adalah pembawa gen
thalasemia alfa.Jika diasumsikan terdapat 5% saja carrier dan angka kelahiran 23
per mil dari total populasi 240 juta jiwa di Indonesia, maka diperkirakan terdapat
3.000 bayi penderita thalassemia setiap tahunnya. Saat ini paling tidak tercatat 5.000
pasien thalasemia di Indonesia dan diperkirakan angka ini jauh lebih rendah
dibandingkan dengan jumlah penderita thalasemia di Indonesia yang tidak terdata.
Talasemia mayor merupakan jenis talasemia yang disebabkan “sifat” darah yang
dibawa kedua orang tua. Penyakit ini membuat seseorang menjadi tergantung pada
transfusi darah dan kesempatan hidupnya terbatas. Di sisi lain, talasemia minor tidak
menyebabkan gejala berat dan penderitanya dapat hidup normal, tapi ia tetap
membawa “sifat” penyakit talasemia dalam tubuhnya. Jika kedua orang tua
mengidap talasemia minor, 25 % kemungkinan anaknya akan mengidap talasemia
mayor, 50 % akan mengidap talasemia minor, dan 25 % akan normal.
Jika hanya salah satu orang tua mengidap talasemia minor, 50 %
kemungkinan si anak akan mengidap talasemia minor dan 50 % akan normal.
Rumus penurunan talasemia berlaku juga pada penyakit hemofilia dan albino.
Dengan pengecekan darah, kita dapat memprediksi kemungkinan yang akan muncul
dan mencegah hal yang tidak kita inginkan.
2) Hemofilia
Sickle Cell Disease (SCD) disebut juga penyakit sel sabit, merupakan penyakit
kelainan sel darah merah yang mudah pecah sehingga menyebabkan anemia.
Secara statistik penyakit ini lebih banyak ditemukan pada ras Afrika, Timur Tengah
dan beberapa kasus di Asia, terutama India
Menurut data WHO, saat ini terdapat 4,1 juta jiwa di dunia yang terinfeksi HIV,
dimana 95% diantaranya berada di negara berkembang seperti sub-sahara Afrika
dan Asia Tenggara. Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan RI, pada tahun
2012 ditemukan 21.511 penderita HIV, dan jumlah ini jauh lebih banyak dibanding
tahun sebelumnya. Untuk penderita Hepatitis B saat ini diperkirakan sebanyak 1,8
milyar manusia di dunia, dengan 350 juta jiwa sudah mengalami infeksi kronis; dan
diperkirakan 170 juta jiwa di dunia terinfeksi virus Hepatitis.
Tes TORCH berfungsi untuk menguji adanya infeksi penyakit yang bisa
menyebabkan gangguan pada kesuburan laki-laki maupun perempuan. Tubuh yang
terinfeksi TORCH dapat mengakibatkan cacat atau gangguan janin dalam
kandungan. Infeksi TORCH saat kehamilan dapat menyebabkan keguguran, bayi
lahir prematur, atau bahkan kelainan bawaan pada bayi.
f. Pemeriksaan tambahan
Salah satu yang sering terlewatkan adalah alergi. Alergi adalah sistem kekebalan
tubuh yang bereaksi di luar normal terhadap beberapa substansi (alergen) yang tidak
berbahaya bagi sebagian besar manusia. Kecenderungan seseorang memiliki alergi
adalah karena faktor keturunan, walaupun tidak selalu orang tua yang memiliki bakat
alergi akan menurunkannya kepada anak-anaknya. Penting untuk membuat daftar
hal-hal yang memicu alergi dari kedua pasangan terutama bila pasangan ada yang
pernah mengalami reaksi anafilaksis yang dapat menyebabkan kematian.
2. Vaksinasi Dewasa
Pap smear dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker pada
leher rahim. Biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel cairan di leher rahim
dan memeriksakannya di laboratorium. Pemeriksaan ini penting dilakukan oleh
perempuan yang sudah menikah. Deteksi dini bisa menjegah kondisi yang lebih
serius seperti kanker leher rahim.
2. Upaya Preventif
a) Pemeriksaan papsmear.
b) Pemeriksaan Hematologi
Tindakan ini bertujuan untuk mendeteksi ada atau tidak nya seseorang menderita
kelainan darah. Seperti terjangkit HIV, TB, virus rubella ,virus toxoplasma dan sebagainya.
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan 1 bulan sebelum pernikahan karna dalam jarak waktu
yang cukup akan keluar .hasil pemeriksaan dan jika ada kelainan dapat dilakukan
penanggulangan permasalahannya.
3. Upaya kuratif
Pengobatan TORCH dan kanker seviks pada wanita yang akan menikah dengan
memberikan pengobatan secara intensif. Menyakinkan pada pasangan kalau
terjangkitnya penyakit tersebut bukan berarti tidak dapat menikah dan menjalani
hidup sebagai seorang istri Perbaikan nutrisi pada pasangan pra nikah untuk
memperbaiki tingkat kesuburan pasangan dan mencegah terjadinya infertilitas.
4. Upaya Rehabilitatif
Keterangan :
* Vitamin A ditambahkan dalam bentuk retinil asetat
** Besi ditambahkan dalam bentuk senyawa ferro fumarat
*** Iodium ditambahkan dalam bentuk kalium iodat
**** Kalsium ditambahkan dalam bentuk kalsium laktat
***** Selenium yang ditambahkan dalam bentuk sodium selenite
****** Fluor tidak boleh ditambahkan hanya bawaan dari bahan baku
I. IDENTITAS
Nama Klien : Nn. Nur hayati
Asal/Suku : Sunda
Agama : Islam
Alamat : Kp. sawah, Desa
Sukadana
Kab/Kota : Serang
NIK. e-KTP : 360409611202002
Tempat, tgl lahir : Serang, 04-11-2002
Telepon/HP :
Pekerjaan Klien : Belum bekerja
Pendidikan Klien : SMP
e. Golongan Darah : B /+
a. Penyakit Genetis
Hemofilia -
Thalasemia -
- Butawarna
- Anemia cell Bulan sabit
- Fenil Keton uria
- Albino
- Diabetes Melitus
Huntington Disease -
Sindrom Klenefelter -
b. Kelainan Konginetal
Spina bifida -
Labio Skisis, - Palato Skisis, Genato Skisis
- Penyakit jatung bawaan
- Fibrosistik
- Down Sindrom
c. Gangguan jiwa : tidak ada
d. Kembar : tidak ada
B. PEMERIKSAAN OBJEKTIF
1. BB : 48 kg, TB : 150 cm, IMT : 21,33
2. Pemeriksaan TTV :
a. TD : 110 / 70 mmHg
b. Suhu : 36 °C
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Pernafasan : 20 kali/menit
3. Head to too
a. Mata : Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : tidak ikhterik
b. Mulut : Stomatitis : Tidak ada, Caries : Tidak ada
c. Leher : kelenjar getah bening : tidak ada Kelenjar
Tiroid : tidak ada
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. PMS (Sifilis) : Non Reaktif
b. HIV/AIDS : Non Reaktif
c. Hepatitis (HbsAg) : Non Reaktif
2. ASSESMENT :
Nn. N usia 20 tahun pranikah dengan KEK
3. PENATALAKSANAAN
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
2. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu (hasil kajian awal dan
hasil laboratorium). Ibu mengerti
3. Memberitahukan ibu bahwa akan diberikan imunisasi TT untuk calon
pengantin dan menjelaskan tujuan diberikannya imunisasi TT untuk
perlindungan terhadap virus tetanus toxoid. Ibu mengerti dan ibu
bersedia
4. Melakukan penyuntikan imuniasi TT dosis 0,5 cc dengan Intra Muscular
5. Memberitahu klien contoh makanan-makanan yang cepat menaikan BB
yang baik dan benar. Dan Ibu mengerti.
6. Menyampaikan tentang diet yang baik bernilai gizi seimbang sehingga
tidak salah dalam memilah makanan
7. Memberikan obat penambah darah Fe 30 tab 1x1
8. Memberikan konseling persiapan pranikah
9. Menjadwalkan kembali tanggal imunisasi TT, dan pemeriksaan fisik, dan
ibu berjanji akan datang kembali, sesuai jadwal yang diberikan.
B. Laporan Kasus Dengan Metode Program Studi : Profesi
Kebidanan
Pathway
DOKUMENTASI ASUHAN KEBIDANAN
Nama : Ny. N
Usia : 20 Tahun
GPA : GoP0A0 persiapan Kehamilan dengan
Dokumentasi dalam bentuk Pathway
infertil primer
Asuhan Kebidanan
Data Subjektif: Ny N da
puskesmas Ciomas pada tangga
2023, pukul 09.30 wib mengata
minggu lagi akan segera
keluhan pasien saat ini adalah
kadang merasa pusing, Ny N
jarang sarapan, dan kurang suk
buah dan sayur
Data Objektif: K/U
kesadaran :composmentis, T
mmhg, suhu:36 c,N:80 x/mn
x/mnt, BB:48 kg, TB:1
IMT:21,33, LILA:22,5 cm, ko
tidak pucat,seclera putih, tid
pembesaran tiroid,payudara
benjolan, palpasi abdomen ti
nyeri tekan. Dan tidak ada
BAB IV
PEMBAHASAN
B. Pengkajian data
Pada pengkajian data ini, didapati hasil data subjektif pada tanggal 09 Mei
2023 diperoleh informasi dari hasil wawancara atau anamnesa pada Nn. N usia 20
tahun, Hasil pengkajian dari data Subjektif didapatkan, Nn. N mengatakan akan
menikah 7 hari lagi yaitu pada hari Selasa, tgl 09 Mei 2023, Dari hasil pengkajian
Objektif didapatkan hasil pemeriksaan yaitu: K/U Baik, Kes CM, Emosianal Stabil,
S: 36 °C. R 20 x/menit N: 80 x/menit, TD 100/70 mmHg, BB 48 kg, TB 150 cm,
LILA : 22,5 cm, IMT 21,33. Hasil Skrining, yaitu Hb 12,0 g/dl, Golongan Darah B+,
calon ibu sudah mendapatkan vaksin TT Catin. Dari pengkajian data diatas
didapatkan hasil Nn N akan menikah 7 hari lagi, sudah melakukan segala jenis
pemeriksaan kesehatan pranikah dan prakonsepsi,
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
1) Sebagai bahan masukan dalam mendeteksi dini mengenai masalah
potensial bagi remaja sebelum menikah
2) Sebagai bahan tambahan konseling mengenai pentingnya pemeriksaan
bagi remaja sebelum menikah
3) Sebagai tambahan bahan ajar bagaimana mengetahui dan mampu
melakukan konseling bagi masyarakat menyangkut persiapan nikah dan
prakonsepsi.