Anda di halaman 1dari 5

mmad onesia

Peran Moha Bahasa I nd


Tabrani nggal
lahir pada ta 28
o dalam 19
soerjowitjitr 28 Oktober
kemunculan
nesia
Bahasa Indo

Sejarah Perkembangan

Bahasa Indonesia

Fase
an
perkembang Fungsi Bah
asa
onesia
Bahasa Ind 8 - Indonesia
92
dari tahun 1
hun )
2009 ( 81 ta

Karakteristik
nesia
Bahasa Indo
Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

1). Peran Mohammad Tabrani Soerjowitjitro dalam kemunculan


bahasa Indonesia
Kemunculan Bahasa Indonesia tidak lepas dari peran Mohammad
Tabrani Soerjowitjitro.M. Tabrani lahir di Pamekasan Madura pada
10 Oktober 1904.
M. Tabrani bekerja di harian Hindia Baru mulai Juli 1925. Ia
menerbitkan tulisan berjudul Kasihan pada 10 Januari 1926 sebagai
gagasan awal untuk menggunakan nama "Bahasa Indonesia".
Gagasan M. Tabrani tersebut merujuk pada kondisi nyata
keberagaman masyarakat masa itu yang masih bersifat kedaerahan
atau kesukuan. Serta masih mengutamakan kepentingan suku atau
pun daerahnya masing-masing.
2). Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928
Bahasa Indonesia lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu,
para pemuda dari berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam
Kerapatan Pemuda dan berikrar
a). Bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia,
b). Berbangsa yang satu, bangsa Indonesia, dan
c). Menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia
Berdasarkan keputusan Kongres Bahasa Indonesia II tahun 1954 di
Medan, antara lain, menyatakan bahwa berdasarkan sejarah, bahasa
Indonesia mempunyai akar dari bahasa Melayu
3). Fase perkembangan bahasa indonesia dari tahun 1928 - 2009 (81
tahun)
Bahasa Indonesia mengalami tiga fase perkembangan sejak
kelahirannya pada 28 Oktober 1928 hingga terbitnya Undang-
Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan. Tiga fase itu mencakup:
a). Fase bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan yang ditandai
adanya Ejaan van Ophuijsen dan Kongres Bahasa Indonesia I di Solo,
b). Fase bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara yang ditandai
adanya UUD 1945 (Pasal 36), Kongres Bahasa Indonesia II,
Praseminar Politik Bahasa Nasional (1974), Seminar Politik Bahasa
Nasional (1975), Seminar Politik Bahasa (1999), Ejaan Suwandi
(1947), dan Ejaan yang Disempurnakan (1972).
c). Fase bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional ditandai
Kongres Internasional IX Bahasa Indonesia, UU Nomor 24 Tahun
2009, dan Pusat Pengembangan Strategi dan Diplomasi Kebahasaan
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa.
4). Fungsi Bahasa Indonesia
Banyak sumber yang mengupas fungsi bahasa Indonesia, salah
satunya Arifin (2008:12) kedudukan bahasa Indonesia memiliki fungsi
berikut.
a). Lambang kebanggaan bangsa. Bahasa Indonesia mencerminkan
setiap nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia.

b). Lambang identitas nasional. Bahasa Indonesia merupakan


identitas ataupun jati diri dari orang-orang ataupun penduduk
Indonesia.
c). Alat perhubungan antarwarga, antardaerah, dan antarbudaya.
Bahasa Indonesia menghindarkan segala aktifitas yang dapat
menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat yang majemuk.
d). Alat pemersatu suku budaya dan bahasanya. Bahasa Indonesia
mempersatukan setiap suku-suku di Indonesia yang memiliki bahasa
dan kebudayaan yang berbeda dengan total tujuh ratusan bahasa
daerah, bahasa Indonesia pun menyatukan. Dengan demikian,
peranan bahasa Indonesia adalah krusial dalam menunjang bangsa
dan negara serta setiap dari pada rakyat Indonesia.
5). Karakteristik Bahasa Indonesia
a). Lugas dan Jelas
Lugas diartikan mengandung makna apa adanya, gagasannya jelas,
tidak berbelit-belit, mudah di pahami, tidak diungkapkan dalam
bentuk kiasan, dan tidak berbunga-bunga.
Jelas berarti gemblang, tegas, dan tidak meragukan.
b). Objektif
Kalimat bahasa Indonesia ilmiah di katakana objektif bila
mengungkapkan sesuatu dalam keadaan sebenarnya, artinya tidak
dipengaruhi oleh emosi pemakainya. Ciri objektif bermakna bahwa
bahasa Indonesia ilmiah tidak boleh bersifat objektif, yakni
mengemukakan suatu pandangan dari sudut pribadi saja, tanpa
memperhatikan sudut pandang orang lain secara umum.

c). Cendekia
Bahasa Indonesia ilmiah bersifat cendekia, maksudnya bahasa itu
mampu digunakan untuk mengungkapkan hasil berpikir logis secara
tepat. Kalimat-kalimatnya mencerminkan ketelitian yang objektif
sehingga suku-suku kalimatnya sejalan dengan proposisi
logika.Kecendekiaan juga tampak pada ketepatan dan kesaksamaan
penggunaan kata.
d). Ringkas dan Padat
Bahasa keilmuan berciri ringkas dan padat, artinya pemakaian unsur
bahasa didalamnya hemat. Unsur-unsur yang tidak diperlukan karena
tidak fungsional dalam mengungkapkan gagasan dibuang.
Jika penggunaan unsur bahasa sudah ringkas, kandungan gagasan
yang diungkapkan menjadi padat. Dengan demikian, cirri padat
berkenaan dengan kepadaan gagasan yang terungkap.
Realisasi cirri ringkas dan padat tidak hanya di tandai oleh
penggunaan unsur-unsur bahasa dalam kalimat, satuan bahasa yang
serupa kalimat alam paragraf pun jika tidak fungsional, dapat
dihilangkan.
e). Konsisten
Bahasa Indonesia berciri ilmiah berciri konsisten, artinya harus
bersifat ajeg, taat asas, selaras, dan tidak berubah-ubah. Unsur-unsur
bahasa serupa pembentukan kata dan tata tulis (pengunaan ejaan
dan tanda-tanda baca ) digunakan sesuai kaidah yang berlaku
konsisten.Penggunaan istilah dalam bahasa Indonesia ilmiah juga
perlu dilakukan secara taat asas.

f). Gagasan sebagai Pangkal Tolak


Gagasan menjadi pangkal tolak bahasa Indonesia keilmuan. Oleh
sebab itu kalimat-kalimat bahasa keilmuan berorientasi pada kalimat
pasif, bukan kalimat aktif.

Anda mungkin juga menyukai