0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
17 tayangan12 halaman
Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan dijadikan bahasa nasional melalui Sumpah Pemuda 1928. Perubahan ejaan dilakukan dari Van Ophuijsen ke Soewandi dan akhirnya EYD 1972. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa nasional untuk persatuan dan identitas, serta sebagai bahasa negara dalam pemerintahan, pendidikan, dan pembangunan.
Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan dijadikan bahasa nasional melalui Sumpah Pemuda 1928. Perubahan ejaan dilakukan dari Van Ophuijsen ke Soewandi dan akhirnya EYD 1972. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa nasional untuk persatuan dan identitas, serta sebagai bahasa negara dalam pemerintahan, pendidikan, dan pembangunan.
Bahasa Indonesia berkembang dari bahasa Melayu dan dijadikan bahasa nasional melalui Sumpah Pemuda 1928. Perubahan ejaan dilakukan dari Van Ophuijsen ke Soewandi dan akhirnya EYD 1972. Bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa nasional untuk persatuan dan identitas, serta sebagai bahasa negara dalam pemerintahan, pendidikan, dan pembangunan.
2. Faris Meirizki Arman (1802010114) 3. Gading Dyan Panjalu (1802010223) 4. Najmuna Nurin Ghaisani (1802010323) 5. Lutfi Atikah (1802010144) A. Sejarah Bahasa Indonesia • Sebelum Kemerdekaan Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sudah dipakai berabad-abad sebagai bahasa pergaulan, bukan hanya di Kepulauan Nusantara melainkan juga hampir di seluruh wilayah Asia Tenggara. Berbagai fakta sejarah menunjukkan bahwa bahasa Melayu sudah digunakan sejak dahulu. Misalnya, prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa melayu dengan huruf pallawa berasal dari abad ke-7, masuknya islam ke indonesia pada abad ke-13 atau sebelumnya membawa pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa melayu, dan huruf arab mulai digunakan untuk menulis bahasa melayu Berdasarkan bukti sejarah bahwa pada zaman kerajaan sriwijaya di Sumatra dan kerajaan majapahit di Jawa bahasa melayu sudah berfungsi sebagai : 1. Bahasa kebudayaan 2. Bahasa perhubungan antarsuku di Indonesia 3. Bahasa niaga dalam transaksi perdagangan 4. Bahasa resmi kerajaan. Pada masa penjajahan belanda, bahasa melayu tetap dipakai sebagai bahasa perhubungan yang luas. Komunikasi antara pemerintah dan penduduk Indonesia dan diantara penduduk Indonesia yang berbeda bahasanya sebagian besar dilakukan dengan bahasa melayu. Melalui perjalanan sejarah yang panjang, akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 melalui ikrar sumpah pemuda, bangsa Indonesia menerima bahasa melayu sebagai bahasa nasional bangsa indonesia dengan nama bahasa Indonesia. Butir ketiga dari ikrar sumpah pemuda merupakan pernyataan tekad kebahasaan yang mengindikasikan bahwa bangsa Indonesia, “menjujung bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia”. • Setelah Kemerdekaan Sehari setelah proklamasi kemerdekaan, pada tanggal 18 Agustus 1945 ditetapkan UUD 1945 yang didalamnya terdapat pasal 35 yang menyatakan bahwa “bahasa negara ialah bahasa Indonesia”. Dengan demikian, disamping sebagai kedudukan bahasa nasional, bahasa Indonesia juga berkedudukan sebagai bahasa negara. Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat, setiap tahun jumlah pemakainya semakin bertambah. Pemerintah orde lama dan orde baru menaruh perhatian besar terhadap perkembangan bahasa indonesia, diantaranya melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yg sekarang menjadi pusat bahasa dan penyelenggaraan kongres bahasa indonesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari ejaan Van Ophuijsen ke ejaan Soewandi hingga EYD . Ejaan yang pernah berlaku di Indonesia
1. Ejaan Van Ophuijsen
Hal-hal yang menonjol dalam ejaan ini adalah a) Huruf j untuk menuliskan kata jang, pajah, sajang b) Huruf oe untuk menuliskan kata oemoer, itoe, goeroe c) Tanda diakritik, seperti koma ain(‘) dan tanda trema, untuk menuliskan kata-kata ma’moer, dll. 2. Ejaan Soewandi Pada 19 Mret 1947 Soewandi diresmikan sebagai pengganti ejaan Van Ophuijsen. hal=- hal yg berkaitan dengan ejaan pengganti itu adalah sebagai berikut : a) Huruf oe diganti dengan u b) Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan k (tak, pak, rakjat) c) Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2 (anak2, jalan2,dll) 3.Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
• Pada tanggal 16 Agustus 1972 Presiden
Republik Indonesia meresmikan pemakaian Ejaan Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57, Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan pemakaian ejaan itu. Beberapa hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan adalah sebagai berikut : • 1). Perubahan Huruf
• Ejaan Soewandi Ejaan yang Disempurnakan
dj djalan, djauh j jalan, jauh j pajung, laju y payung, layu nj njonja, bunji ny nyonya, • 2). Huruf-huruf di bawah ini, yang sebelumnya sudah terdapat dalam Ejaan Soewandi sebagai unsur pinjaman abjad asing, diresmikan pemakaiannya. f maaf, fakir v valuta, universitas z zeni, lezat • 3). Huruf-huruf q dan x yang lazim digunakan dalam ilmu eksakta tetap dipakai a:b=p:q Sinar-X • 4). Penulisan di- atau ke- sebagai awalan dan di atau ke sebagai kata depan dibedakan, yaitu di- atau ke- sebagai awalan ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya, sedangkan di atau ke sebagai kata depan ditulis terpisah dengan kata yang mengikutinya • di- (awalan) di (kata depan) ditulis di kampus dibakar di rumah dilempar di jalan dipikirkan di sini ketua ke kampus kekasih ke luar negeri kehendak ke atas • 5). Kata ulang ditulis penuh dengan huruf, tidak boleh digunakan angka 2. anak-anak, berjalan-jalan, meloncat- loncat Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia • a). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Nasional • Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional ditetapkan melalui ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai • (1) kebanggaan nasional, • (2) lambang identitas nasional, • (3) alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan • (4) alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya • . b). Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Negara • Bahasa Indonesia dikukuhkan sebagai bahasa Negara pada 18 Agustus 1945 dalam Undang- Undang Dasar 1945, Bab XV, pasal 36. Sebagai Negara, bahasa Indonesia berfungsi • (1) bahasa resmi kenegaraan (2) bahasa pengantar dalam dunia pendidikan, (3) alat perhubungan di tingkat nasional untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi.