Anda di halaman 1dari 12

Sejarah Perkembangan Bahasa Indonesia

Disusun oleh :
1. Abdul Fuad Wahid Khosim
2. Ananda Dea Novita
3. Angga Bagus Kurniawan
4. Anggi Afidi
5. Anggi Amalia Prativi
A. SEJARAH SUMBER BAHASA INDONESIA

Sejarah terbentuknya Bahasa Indonesia berasal dari Bahasa Melayu yang digunakan sejak
abad ke-7 di kawasan Asia Tenggara. Sejak saat itu, Bahasa Melayu dijadikan sebagai bahasa
sehari-hari oleh rakyat yang berada di Selat Malaka. Seiring berjalannya waktu, Bahasa Melayu
beralih fungsi sebagai lingua franca, atau bahasa perhubungan antargolongan, pedagang, dan
kerajaan, yang pada akhirnya terus meluas di Nusantara. Perluasan ini terus berlangsung hingga
abad ke-17, saat Indonesia sudah diduduki oleh Belanda.
Memasuki abad ke-20, rakyat Indonesia merasa mebutuhkan sesuatu untuk bisa mengikat
mereka sebagai bangsa. Rakyat pribumi kemudian sepakat menjadikan Bahasa Melayu sebagai
bahasa pemersatu. Bahasa Melayu ini sudah distandarkan oleh para pengguna di Tanah Air, yang
kemudian disebut sebagai Bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia resmi menjadi bahasa persatuan
atau bahasa nasional pada 28 Oktober 1928, bertepatan dengan Sumpah Pemuda. Mohammad
Tabrani Soerjowitjitro adalah orang yang pertama kali menemukan Bahasa Indonesia.
B. PERKEMBANGAN EJAAN BAHASA INDONESIA

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia Diawali Dengan Ditetapkannya Ejaan Van Ophuijsen Setelahnya, Ada
Beberapa Pembaruan Ejaan Yang Diubah Oleh Pemerintah, Mulai Dari Ejaan Republik Atau Ejaan Soewandi,
Ejaan Pembaharuan, Ejaan Melindo, Ejaan Baru/Lembaga Bahasa Dan Kasusastraan (Lbk), Ejaan Yang
Disempurnakan (Eyd), Hingga Ejaan Bahasa Indonesia (Ebi).

1. Ejaan Van Ophuijsen (1901-1947)

Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia Diawali Dengan Ditetapkannya Ejaan Van Ophuijsen Pada 1901. Ejaan Ini
Menggunakan Huruf Latin Dan Sistem Ejaan Bahasa Belanda Yang Diciptakan Oleh Charles A. Van Ophuijsen.
Ejaan Van Ophuijsen Berlaku Sampai Dengan Tahun 1947.

2. Ejaan Republik/Ejaan Soewandi (1947-1956)

Ejaan Republik Berlaku Sejak Tanggal 17 Maret 1947. Pemerintah Berkeinginan Untuk Menyempurnakan
Ejaan Van Ophuijsen. Adapun Hal Tersebut Dibicarakan Dalam Kongres Bahasa Indonesia I, Pada Tahun 1938
Di Solo. Kongres Bahasa Indonesia I Menghasilkan Ketentuan Ejaan Yang Baru Yang Disebut Ejaan
Republik/Ejaan Soewandi.
3. Ejaan Pembaharuan (1956-1961)

Kongres Bahasa Indonesia II digelar pada tahun 1954 di Medan. Kongres ini digagas oleh Menteri Mohammad
Yamin. Dalam Kongres Bahasa Indonesia II ini, peserta kongres membicarakan tentang perubahan sistem ejaan
untuk menyempurnakan ejaan Soewandi.

4. Ejaan Melindo (1961-1967)

Ejaan ini dikenal pada akhir 1959 dalam Perjanjian Persahabatan Indonesia dan Malaysia. Pembaruan ini
dilakukan karena adanya beberapa kosakata yang menyulitkan penulisannya. Akan tetapi, rencana peresmian
ejaan bersama tersebut gagal karena adanya konfrontasi Indonesia dengan Malaysia pada 1962.

5. Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967-1972)

Pada 1967, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan yang sekarang bernama Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa mengeluarkan Ejaan Baru. Pembaharuan Ejaan ini merupakan kelanjutan dari Ejaan Melindo yang
gagal diresmikan pada saat itu.
6. Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) (1972-2015)

Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015 pada masa menteri
Mashuri Saleh. Ejaan ini menggantikan Ejaan Soewandi yang berlaku sebelumnya. Ejaan Bahasa Indonesia
yang Disempurnakan ini mengalami dua kali perbaikan yaitu pada 1987 dan 2009.

7. Ejaan Bahasa Indonesia (2015-sekarang)

Pemerintah terus mengupayakan pembenahan terhadap Ejaan Bahasa Indonesia melalui Badan Pengembangan
dan Pembinaan Bahasa Indonesia. Pasalnya, pemerintah meyakini bahwa ejaan merupakan salah satu aspek
penting dalam pemakaian Bahasa Indonesia yang benar.

Ejaan Bahasa Indonesia ini diresmikan pada 2015 di masa pemerintahan Joko Widodo dan Anies Baswedan
sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
C. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA
NASIONAL

Kedudukan bahasa Indonesia berada diatas bahasa-bahasa daerah. “Hasil perumusan Seminar
Politik Bahasa Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 25-28 Februari 1975.
Bahasa Indonesia memiliki kedudukan sebagai bahasa nasional dan sebagai bahasa negara.
Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimiliki sejak dikeluarkan Sumpah Pemuda
pada tanggal 28 Oktober 1928, sedangkan kedudukan sebagai bahasa Negara dimiliki sejak
diresmikannya Undang-Undang Dasar 1945 ( 18 Agustus 1945) Dalam UUD 1945, Bab XV pasal
36 tercantum “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa nasional dan bahasa resmi negara. Dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai sarana pemersatu
berbagai suku bangsa dan sebagai sarana komunikasi antardaerah dan antarbudaya daerah.
Tentunya sebagai bahasa nasional, Bahasa Indonesia memiliki beberapa fungsi yaitu :
1) Pemersatu masyarakat Indonesia Artinya adalah Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa untuk
berkomunikasi antar masyarakat Indonesia yang berasal dari berbagai suku dan budaya.

2) Sebagai identitas nasional Bahasa Indonesia merupakan bahasa sehari-hari yang digunakan serta
menjadi ciri khas untuk negara Indonesia.

3) Kebanggaan Bangsa Indonesia Artinya adalah Bahasa Indonesia dibuat oleh orang Indonesia serta
sebagai bahasa pemersatu.

4) Untuk berkomunikasi masyarakat Indonesia Secara garis besar, fungsi ini tidak berbeda jauh dengan
fungsi pemersatu atau bahasa pemersatu.
D. KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI
BAHASA NEGARA

Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya sebagai bahasa negara pada tanggal 18


Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar 1945 disahkan sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan
bahwa Bahasa negara ialah bahasa Indonesia (Bab XV, Pasal 36).
E. FUNGSI BAHASA INDONESIA SEBAGAI BAHASA NEGARA

Fungsi bahasa Indonesia sebagai Bahasa negara adalah :


1) Bahasa resmi kenegaraan. Artinya, seluruh kegiatan kenegaraan dan penyelenggaraannya harus menggunakan
bahasa Indonesia.

2) Bahasa pengantar pendidikan. Di Indonesia, kegiatan belajar mengajar di sekolah dan lingkungan perguruan
tinggi menggunakan bahasa Indonesia sebagai pengantarnya.

3) Bahasa komunikasi tingkat nasional. Dalam hal ini, bahasa Indonesia berfungsi sebagai alat perhubungan dalam
kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintah yang lainnya.

4) Bahasa media massa. Penyampaian berita lewat media massa juga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa baku.

5) Bahasa pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, bahasa Indonesia juga
berfungsi sebagai bahasa resmi pembangunan kebudayaan. Dalam hal ini, bahasa Indonesia berperan sebagai
media pengembangan dan pelestarian budaya nasional.
KESIMPULAN

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Republik Indonesia sebagaimana disebutkan dalam
Undang-Undang Dasar RI 1945, pasal 36 “bahasa Negara adalah bahasa Indonesia”. Sejarah
bahasa Indonesia telah tumbuh dan berkembang sekitar abad VII dari bahasa Melayu yang sejak
zaman dahulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan. Bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga di seluruh Asia Tenggara.
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada
tanggal 28 Oktober 1928, diumumkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk
Negara Indonesia pasca kemerdekaan. Secara yuridis, baru tanggal 18 Agustus 1945 bahasa
Indonesia secara resmi diakui keberadaannyadan ditetapkan dalam UUD 1945 pasal 36.
Dari pembahasan di atas kami menyimpulkan bahwa Bahasa Indonesia telah mengalami berbagai macam
perkembangan. Mulai dari perkembangan:

1. Sumber dari bahasa Indonesia adalah bahasa Melayu


2. Bahasa Indonesia secara sosiologis resmi digunakan sebagai bahasa persatuan pada tanggal 28 Oktober 1928.
Namun secara Yuridis Bahasa Indonesia di akui setelah kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus
1945.
3. Bahasa Melayu di angkat menjadi bahasa indonesia karena bahasa melayu telah digunakan sebagai bahasa
pergaulan (lingua franca) di nusantara dan bahasa melayu sangat sederhana dan mudah dipelajari serta tidak
memiliki tingkatan bahasa.

Dari Perkembangan yang terjadi tersebut Bahasa Indonesia telah berkembang menjadi semakin baik dari masa
ke masa sehingga memudahkan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari dan kelangsungan komunikasi antar
pengguna.
 
T ER I M AK ASI H

Anda mungkin juga menyukai