NPM : 220104037
Semester : 2 (A)
Soal
Jawaban:
Bahasa Indonesia disebut lahir pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada saat itu, para pemuda dari
berbagai pelosok Nusantara berkumpul dalam Kerapatan Pemuda dan berikrar. Saat ini, momen
tersebut kita kenal dengan ikrar Sumpah Pemuda. Bahasa Indonesia dinyatakan kedudukannya
sebagai bahasa negara pada tanggal 18 Agustus 1945 karena pada saat itu Undang-Undang Dasar
1945 disahkan sebagai Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia. Keputusan Kongres Bahasa
Indonesia II tahun 1954 di Medan, antara lain, menyatakan bahwa bahasa Indonesia berasal dari
bahasa Melayu.Bahasa Indonesia tumbuh dan berkembang dari bahasa Melayu yang sejak zaman
dulu sudah dipergunakan sebagai bahasa perhubungan (lingua franca).Bukan hanya di Kepulauan
Nusantara, melainkan juga hampir di seluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat dengan ditemukannya
prasasti-prasasti kuno yang ditulis dengan menggunakan bahasa Melayu.
Berdasarkan kedudukannya, Bahasa Indonesia dijadikan sebagai bahasa Nasional dan bahasa Negara,
berikut penjelasannya:
Dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai lambang
kebanggaan kebangsaan, indentitas nasional, alat perhubungan antar warga, antar daerah dan antar
budaya, serta alat pemersatu suku, budaya dan bahasa di Nusantara.
Sedangkan dalam kedudukannya sebagai bahasa negara, fungsi bahasa Indonesia adalah sebagai
bahasa resmi kenegaraan, bahasa pengantar pendidikan, alat perhubungan tingkat nasional dan alat
pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Melansir dari situs Kantor Bahasa Banten Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek), dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki
fungsi seperti:
1. Lambang Kebanggaan Kebangsaan
Soal
Jawaban
Sejarah ejaan bahasa Indonesia didahului dengan ditetapkannya Ejaan van Ophuijsen. Ejaan ini
dengan menggunakan huruf Latin dan sistem ejaan bahasa Belanda yang rancang oleh Charles A. van
Ophuijsen. Dalam pelaksanaannya, Ch. van Ophuijsen mendapat bantuan dari Engku Nawawi dan
Moehammad Taib Soetan Ibrahim. Dengan adanya perubahan pada sisem ejaan, maka ejaan bahasa
Melayu yang pada awalnya menggunakan aksara Arab Melayu (abjad Jawi) berubah menjadi aksara
Latin. Aksara atau abjad Jawi adalah salah satu dari abjad pertama yang digunakan untuk menulis
bahasa Melayu, dan digunakan sejak zaman Kerajaan Pasai, sampai zaman Kesultanan Malaka,
Kesultanan Johor, dan juga Kesultanan Aceh serta Kesultanan Patani pada abad ke-17. Bukti dari
penggunaan ini ditemukan di Batu Bersurat Terengganu, bertarikh 1303 Masehi (702 H). Penggunaan
alfabet Romawi pertama kali ditemukan pada akhir abad ke-19. Abjad Jawi merupakan tulisan resmi
dari negeri-negeri Melayu tidak bersekutu pada zaman kolonialisme Britania. Sebelum kemerdekaan,
ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan van Ophuijsen yang diresmikan pada 190. Ejaan ini berlaku
sampai dengan tahun 1947. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami enam kali
perubahan ejaan, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan Pembaharuan (1956−
1961), Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kasusastraan (LBK)
(1967−1972), Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015
sampai sekarang ).
Soal
Jawaban
Soal
4. Pada artikel jurnal terdapat bagian yang disebut dengan abstrak. Silahkan dijelaskan secara
rinci apa saja yang memuat di dalam abstrak tersebut!
Jawaban
Abstrak berisi pokok masalah, tujuan, metode, data, dan kesimpulan dalam bentuk paragraf. Fungsi
abstrak adalah memudahkan pembaca untuk memahami karya tulis secara garis besar. Abstrak
merupakan bagian penting dari suatu karya ilmiah karena ini merupakan bagian yang pertama kali
dibaca oleh pembaca atau penguji.
Soal
5. Sebutkan dan berikan penjelasan bagian-bagian yang terdapat pada artikel jurnal!
Jawaban
Artikel hasil penelitian, pengembangan, dan pemikiran memuat lima komponen berikut. Keenam
komponen tersebut adalah (i) judul, (ii) nama penulis atau penulis-penulis, (iii) abstrak dan kata
kunci, (iv) isi artikel, dan (v) pustaka acuan.