Anda di halaman 1dari 120

2

LAPORAN KASUS CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF


PADA NY. U K DI PUSKESMAS KECAMATAN
PENJARINGAN JAKARTA UTARA
TAHUN 2023

Disusun oleh :
IMARA ARIWIDYA PUTRI
P3.73.24.1.20.012

JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LAPORAN KASUS CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. U K


DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN
JAKARTA UTARA
TAHUN 2023

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah


Praktik Integrasi Asuhan Kebidanan Sepanjang Siklus Kehidupan Perempuan

Disusun oleh :
IMARA ARIWIDYA PUTRI
P3.73.24.1.20.012

JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBARANPERSETUJUAN

LAPORAN KASUS CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.
UK DI PUSKESMAS KECAMATAN PENJARINGAN
JAKARTA UTARA
TAHUN 2023

Laporan kasus ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing


untuk dipertahankan dihadapan penguji

PEMBIMBING

Sri Sukamti, AMd.Keb, SKp, MKM


NIP. 196920021989012001

i
LEMBARANPENGESAHAN

LAPORAN KASUS CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE


ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.
UK DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
JAKARTA UTARA
TAHUN 2022

Laporan kasus ini telah diujikan dan dipertahankan pada sidang studi kasus
Komprehensif pada tanggal 20 bulan Juni tahun 2022

PENGUJI MODERATOR

Yulia Sari, SST, MKM Sri Sukamti, AMd,Keb SKp,


MKM
NIP. NIP.
198207142009122001 196920021989012001

Mengesahkan,
Jurusan kebidanan poltekkes Kemenkes Jakarta III
Program studi sarjana terapan kebidanan
Program Pendidikan profesi bidan
Ketua

Shentya Fitriana, SST, M. Keb


NIP. 197908262002122001

ii
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

Nama penulis : Siti Lailatul Mutmainah


Judul : Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. UK di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara
Tahun 2022
Jumlah BAB dan Halaman : V BAB dan 115 halaman

GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan pendamping perempuan sepanjang siklus kehidupannya untuk
memberikan asuhan baik yang fisiologis, terintegrasi, dan komprehensif untuk
menjadikan keluarga Indonesia sejahtera. Upaya yang paling utama untuk
menyejahterakan keluarga yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB). Bidan dapat berperan besar dalam menurunkan
angka kematian ibu dan bayi yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Kasus ini diambil di puskesmas kecamatan kelapa gading Jakarta
utara yang dilakukan sejak tanggal 17 Mei 2022 sampai dengan tanggal 8 Juni
2022. Ny. U K G4P3A0 umur 40 tahun, HPHT 19 Agustus 2021, TP 25 mei 2022.
Ny. U K mulai memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan 17 minggu di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. Penulis melakukan Asuhan
Kehamilan (ANC) sebanyak 2 kali yang dimulai pada usia kehamilan 38 minggu.
Masa kehamilan Ny.UK berjalan dengan baik. Pada tanggal 28 Mei 2022 pukul
16.00 WIB, Ny. U K datang ke Puskesmas dengan keluhan perut terasa mulas
sejak pukul 12.00 WIB. Hasil pemeriksaan G4P3A0 hamil 40 minggu inpartu kala
I fase aktif. Pada tanggal 28 mei 2022 pukul 16.45 WIB, ibu mengatakan ada rasa
ingin meneran seperti BAB dan mulas yang semakin sering. Hasil pemeriksaan
Ny. U K G4P3A0 hamil 40 minggu partus kala II dengan persalinan pervaginam,
keadaan ibu dan janin baik. Pukul 16.58 WIB, bayi lahir spontan, menangis kuat,
warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin Laki-laki, anus (+), cacat
(-). Pukul
16.58 WIB, Ny. UK partus kala III. Keadaan ibu baik. Pukul 17.15 WIB, plasenta
lahir spontan lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat ±50 cm, diameter
±20 cm, tebal ±3cm. Tidak Terdapat laserasi pada perineum, Jumlah perdarahan
pada kala III ±200 ml. Pada pukul 17.15 WIB, Ny. UK P4A0 partus kala IV.
Kontraksi uterus baik, perdarahan normal. Neonatus cukup bulan sesuai masa

i
kehamilan umur 1 jam, keadaan bayi baik, berat badan 2600 gram, Panjang badan
47 cm, BAB (-), BAK (+), Bayi telah disuntikkan vitamin K 1 mg/IM di paha
bagian luar sebelah kiri dan sudah diolesi salep Erythromycin pada kedua
matanya. Pada tanggal 28 Mei 2022 pukul 23.00 WIB, Neonatus cukup bulan
sesuai masa kehamilan umur 6 jam, keadaan bayi baik, tali pusat tidak ada
perdarahan. Tanggal 03 Juni 2022 jam 13.30 WIB, neonatus cukup bulan sesuai
masa kehamilan umur 6 hari , keadaan bayi baik, tali pusat sudah puput. Pada
tanggal 28 Mei 2022 jam
23.00 WIB, tanggal 03 Juni 2022 pukul 13.30 WIB, tanggal 08 Juni 2022 pukul
10.30 WIB Ny.UK P4A0 sudah melakukan kunjungan nifas 3 kali.
Pustaka : (2012-2022)

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan studi kasus continuity of midwifery care yang diajukan guna memenuhi
salah satu mata kuliah Praktik Integrasi Asuhan Kebidanan Sepanjang Siklus
Kehidupan Perempuan.

Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak sekali


mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu
pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang
terhormat :

1. Yupi Supartini, S.Kp., MSc selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarata


III
2. Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
3. Shentya Fitriana, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Profesi Bidan Program Sarjana Poltekkes Kemenkes Jakarta III.
4. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan kakak bidan yang ada di
puskesmas tersebut atas segala kesempatan dan bimbingan selama penulis
mencari pasien untuk laporan kasus komprehensif serta melakukan asuhan
kebidanan di lahan praktik.
5. Sri Sukamti, AMd.Keb, SKp, MKM selaku dosen pembimbing yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memberi dukungan,
serta memberikan saran dan masukan yang membangun sehingga penulis
dapat menyempurnakan laporan kasus komprehensif ini hingga akhir.
6. Ny. U K dan keluarga yang telah bersedia menjadi pasien dari penulis,
terima kasih ibu bapak dan adik karena telah mengizinkan penulis untuk
berada di tengah-tengah keluarga yang hangat dan telah mempercayai
penulis untuk mendampingi ibu, serta menjadi tempat bertanya bagi ibu
dan tempat berbagi.

iii
7. Kedua orangtua dan adik dari penulis yang telah memberikan do’a,
dukungan, dan semangat kepada penulis di setiap penulis merasa ingin
menyerah.
8. Teman gelombang ke 2 PKC kelapa gading yaitu Adelia Putri, Dyah Eka,
Laela N, dan Wahyu dewi. Terima kasih karena selalu mengingatkan,
memotivasi, dan mendukung penulis dalam melakukan asuhan
komprehensif serta menyusun laporan ini.
9. Teman-teman seperjuangan AGASI, khususnya Sherina Asifa, Tasya
Maulidya, dan Yolanur Afrilita yang telah memberikan semangat,
dukungan, do’a, serta masukan kepada penulis sedari awal proses
perkuliahan hingga sekarang, semoga kita kelak akan menjadi pribadi
yang sukses dan menjadi bidan yang professional.
10. Sahabat saya Adinda ramadhania dan Widi Utami serta Semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang telah membantu terlaksana
dan terciptanya studi kasus ini.

Penulis sadar sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang ada pada diri
penulis. Walupun begitu penulis berusaha sebisa mungkin untuk mengelola data
dan menganalisis data yang akhirnya menyusun ke dalam Laporan Kasus ini.
Dengan laporan kasus ini, penulis mengharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan kepada pembacanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
serta masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan kasus ini.

Jakarta, 05 juni 2022

Siti Lailatul Mutmainah,

iv
DAFTAR ISI

LEMBARAN PERSETUJUAN i

LEMBARAN PENGESAHAN ii

GAMBARAN KASUS i

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI v

BAB I 1

PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Tujuan 3

1. Tujuan Umum 3

2. Tujuan Khusus 3

1.3 Waktu dan tempat pengambilan kasus 4

BAB II 5

TINJAUAN TEORI 5

2.1 Asuhan Kehamilan (Trimester III) 5

2.2 Persalinan dan Bayi baru Lahir (BBL) umur 1 jam 15

2.3 Bayi 30

2.4 Nifas 34

BAB III 43

PERKEMBANGAN KASUS 43

3.1 Kehamilan 43

3.2 Persalinan 52

3.3 Bayi Baru Lahir 60


v
3.4 Masa Nifas 71

BAB IV 79

PEMBAHASAN KASUS 79

4.1 Masa Kehamilan 79

4.2 Masa persalinan 81

4.3 Masa Bayi Baru Lahir 86

4.4 Masa Nifas 89

BAB V 91

SIMPULAN DAN SARAN 91

DAFTAR PUSTAKA 94

LAMPIRAN-LAMPIRAN 96

vi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kelahiran dan kehamilan merupakan suatu hal yang fisiologis, namun jika
tidak dikelola dengan baik akan menjadi patologis. Kira-kira 40% ibu hamil
mengalami masalah kesehatan berkaitan dengan kehamilan dan 15 % dari
semua ibu hamil menderita komplikasi jangka panjang yang mengancam jiwa
bahkan sampai menimbulkan kematian. Sehingga dibutuhkan Kualitas
pelayanan antenatal yang diberikan Selama masa hamil secara berkala sesuai
dengan pedoman pelayanan antenatal yang telah ditentukan untuk memelihara
serta meningkatkan kesehatan ibu selama hamil sesuai dengan kebutuhan
sehingga dapat menyelesaikan kehamilan dengan baik dan melahirkan bayi
sehat.1
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan
salah satu indikator penting yang digunakan untuk melihat derajat kesehatan
suatu bangsa dan menjadi salah satu komponen indeks pembangunan maupun
indeks kualitas hidup. AKI adalah jumlah kematian ibu selama proses masa
kehamilan, persalinan, dan nifas yang dapat disebabkan oleh kehamilan,
persalinan, dan nifas itu sendiri. Tingginya nilai AKI dan AKB merupakan
indikator yang paling sensitif untuk menilai derajat kesehatan dan kualitas
hidup suatu bangsa.2
Di Indonesia menurut SDKI saat ini Angka Kematian Ibu mengalami
kenaikan dari 228/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2007 menjadi
359/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Kematian ibu di Indonesia
tetap didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan,
hipertensi dalam kehamilan dan infeksi. Proporsi ketiga penyebab kematian
ini telah berubah dimana infeksi dan perdarahan semakin menurun sedangkan
Hipertensi Dalam Kehamilan (HDK) proporsinya semakin meningkat yaitu 30
% kematian ibu disebabkan oleh HDK. Proporsi penyebab tidak langsung

1
2

kematian ibu cukup signifikan yaitu sekitar 22% sehingga pencegahan dan
penanganannya perlu mendapat perhatian.3
Masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk AKI
tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara
lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal
(masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah
persalinan, serta faktor sosial budaya. Menurut pakar Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, penyebab AKI paling tinggi adalah pendarahan.
Kematian ibu merupakan peristiwa kompleks yang disebabkan oleh berbagai
penyebab yang dapat dibedakan atas determinan dekat, determinan antara, dan
determinan jauh. Determinan dekat yang berhubungan langsung dengan
kematian ibu merupakan gangguan obstetrik seperti pendarahan,
preeklamsi/eklamsi, dan infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau
selama kehamilan yang dapat memperburuk kondisi kehamilan seperti
penyakit jantung, malaria, tuberkulosis, ginjal, dan acquired
immunodeficiency syndrome. Determinan dekat secara langsung dipengaruhi
oleh determinan antara yang berhubungan dengan faktor kesehatan, seperti
status kesehatan ibu, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan,
dan perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Determinan jauh
berhubungan dengan faktor demografi dan sosiokultural. Kesadaran
masyarakat yang rendah tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan
perempuan yang tidak baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, serta kebijakan secara tidak
langsung diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu.1
Peranan bidan merupakan peranan yang penting dengan memberikan
asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan (women centered care)
secara berkelanjutan (Continuity of care). Continuity of care dalam kebidanan
merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana.
Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi
untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode.
Continuity of care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi dan
hubungan.
3

Kesinambungan manajemen melibatkan komunikasi antar perempuan dan


bidan. Kesinambungan informasi dan memberikan pelayanan kebidanan. 2
Berdasarkan tinjauan diatas, penulis sebagai mahasiswi DIV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III akan menerapkan Asuhan Kebidanan Secara
Komprehensif yang mencakup Asuhan Kehamilan, Persalinan, Nifas, serta
penanganan terhadap bayi baru lahir pada Ny. U K G4P3A0

1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif Pada Ny. U K Di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2022
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir Dan
Nifas.
b. Menganalisa Masalah, Diagnosa Kebidanan Pada Ibu Hamil, Bersalin,
Bayi Baru Lahir Dan Nifas.
c. Menarik Diagnosa Kebidanan Potensial Pada Ibu Hamil, Bersalin,
Bayi Baru Lahir Dan Nifas.
d. Melakukan Tindakan Segera Pada Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi
Baru Lahir Dan Nifas.
e. Merencanakan Tindakan Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas,
f. Melaksanakan Rencana Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas.
g. Melaksanakan Evaluasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas.
h. Melakukan Pendokumentasian Dengan Metode SOAP.
4

1.3 Waktu dan tempat pengambilan kasus


Pengambilan kasus dilakukan di ruang KIA dan Ruang Bersalin Puskesmas
Kecamatan kelapa gading Jakarta Utara dengan menerapkan Asuhan
Kebidanan yang dimulai tanggal :

1. 17 Mei 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Pertama


2. 27 Mei 2022 : Pemeriksaan Kehamilan Kedua
3. 28 Mei 2022 : Pertolongan Persalinan
4. 28 Mei 2022 : Kunjungan Neontatus 6 Jam Dan Kunjungan Nifas 6 Jam
5. 03 Juni 2022 : Kunjungan Rumah Pertama , Kunjungan Neonatus 6 Hari
Dan Nifas 6 Hari
6. 08 Juni 2022 : Kunjungan Neonatus 11 Hari Dan Kunjungan Nifas 11 Hari
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Asuhan Kehamilan (Trimester III)


1. Kehamilan
Kehamilan adalah serangkaian peristiwa yang diawali dengan konsepsi dan
akan berkembang sampai menjadi fetus yang aterm dan diakhiri dengan
proses persalinan. Kehamilan adalah peristiwa kodrati bagi perempuan,
seorang perempuan akan mengalami perubahan dalam dirinya baik fisik
maupun psikologis.4
2. Adaptasi perubahan Fisik
1. System Reproduksi
a. Uterus
Ibu hamil uterusnya tumbuh membesar akibat pertumbuhan isi
konsepsi intrauterin. Hormon Estrogen menyebabkan hiperplasi
jaringan, hormon progesteron berperan untuk elastisitas/kelenturan
uterus.Taksiran kasar pembesaran uterus pada perabaan tinggi
fundus:
a. Tidak hamil/normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
b. Kehamilan 8 minggu : telur bebek
c. Kehamilan 12 minggu : telur angsa
d. Kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
e. Kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
f. Kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
g. Kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
h. Kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
i. minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit


ditentukan pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat.
Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan

5
6

pada kehamilan akhir, di atas 32 minggu menjadi segmen bawah


uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi
estrogen dan perlunakan akibat progesteron (tanda Goodell). Sekresi
lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala
keputihan. Ismus uteri mengalami hipertropi kemudian memanjang
dan melunak yang disebut tanda Hegar.Berat uterus perempuan tidak
hamil adalah 30 gram, pada saat mulai hamil maka uterus mengalami
peningkatan sampai pada akhir kehamilan (40 minggu) mencapai
1000 gram (1 kg).5

a. Vulva Vagina
Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasimenimbulkan warna
merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil
berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi
6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi
vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido
atau keinginan atau bangkitan seksual terutama pada kehamilan
trimester dua.
b. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
c. Payudara
payudara membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla
akibat pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjol.
Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola mamae
disebut tuberkel Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu.
Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu,
kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci
dengan sabun.
7

Puting susu akan mengeluarkan kholostrum yaitu cairan sebelum


menjadi susu yang berwarna putih kekuningan pada trimester ketiga.
d. System perkemihan
Hormon estrogen dan progesteron dapat menyebabkan ureter
membesar, tonus otototot saluran kemih menurun. Kencing lebih
sering (poliuria), laju filtrasi glumerulus meningkat sampai 69 %.
Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh pembesaran uterus yang
terjadi pada trimester I dan III, menyebabkan hidroureter dan mungkin
hidronefrosis sementara. kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam
darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.
e. System pernapasan
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada
umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena
uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan
mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm
sehingga kurang leluasa bergerak. Kebutuhan oksigen wanita hamil
meningkat sampai 20%.
f. Sistem muskuloskeletal
Bentuk tubuh ibu hamil berubah secara bertahap menyesuaikan
penambahan berat ibu hamil dan semakin besarnya janin,
menyebabkan posturdan cara berjalan ibu hamil berubah. 6
g. Sistem kardiovaskuler
Wanita hamil sering mengeluh sesak napas yang biasanya terjadi pada
umur kehamilan 32 minggu lebih, hal ini disebabkan oleh karena
uterus yang semakin membesar sehingga menekan usus dan
mendorong keatas menyebabkan tinggi diafragma bergeser 4 cm
sehingga kurang leluasa bergerak. 6
h. Sistem integument
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan hiperpigmentasi
karena pengaruh melanophone stimulating hormone lobus anterior dan
pengaruh kelenjar supranelis. 6
8

i. Metabolisme Basal Metabolic Rate (BMR)


meningkatsampai 15% sampai 20 % pada akhir kehamilan,terjadi juga
hiper trofitiroid sehingga kelenjar tyroid terlihat jelas pada ibu hamil. 6
j. Berat badan dan Indeks Masa Tubuh (IMT)
Peningkatan BB selama hamil mempunyai kontribusi penting dalam
suksesnya kehamilan. 6
k. Darah dan pembekuan darah
Volume darah pada ibu hamil meningkat sekitar 1500 ml terdiri dari
1000 ml plasma dan sekitar 450 ml Sel Darah Merah (SDM). 6

3. Adaptasi Perubahan Psikologis


Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan waspada
sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Gerakan bayi dan membesarnya perut merupakan dua hal yang
mengingatkan ibu akan bayinya. Kadang – kadang ibu merasa khawatir
bahwa bayinya akan lahir sewaktu – waktu. Ini menyebabkan ibu
meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan
terjadinya persalinan. Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau–
kalau bayi yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga
akan bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau benda
apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya. Seorang ibu mungkin
mulai merasa takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada
waktu melahirkan. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari bayinya
dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada
trimester inilah ibu sangat memerlukan keterangan dan dukungan dari
suami, keluarga dan bidan.5
Trimester ketiga adalah saat persiapan aktif untuk kelahiran bayi dan
menjadi orang tua. Periode ini juga disebut periode menunggu dan waspada
sebab merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan
9

membesarnya perut merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu pada bayi


yang akan dilahirkan nanti.
Disamping hal tersebut ibu sering mempunyai perasaan : 5
a. Kadang – kadang merasa kuatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu – waktu
b. Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan gejala
persalinan
c. Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal
d. Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan
e. Rasa tidak nyaman
f. Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama kehamilan
sehingga memerlukan dukungan baik dari suami, keluarga
maupun tenaga Kesehatan
g. Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua

4. Evidance Based
Evidence Based dalam praktik kehamilan Evidence based practice adalah
praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti bermanfaat serta
merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian
terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan
intervensi. Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar
komplikasi obstetri yang mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau
dicegah. Dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan
antenatal menjadi lebih terfokus pada pilihan praktik yang terbukti
menguntungkan klien (refocusing antenatal).
1. Kunjungan ANC
Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan; dengan komposisi
waktu kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan
dua kali pada trimester III. 5
10

Untuk menghindari risiko komplikasi pada kehamilan dan


persalinan, anjurkan setiap ibu hamil untuk melakukan kunjungan
antenatal komprehensif yang berkualitas minimal 4 kali, termasuk minimal
1 kali kunjungan diantar suami/pasangan atau anggota keluarga, sebagai
berikut.7

Table 2.1 Kunjungan ANC


Trimest Jumlah Waktu
er kunjungan kunjungan
minimal yang dianjurkan
I 1x Anatara minggu ke
16
II 1x Antara minggu ke
24-28
III 2x Antara minggu
ke 30-32
Antara minggu 36-
68
Sumber : Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan
Dasar dan Rujukan. 2013.

2. Persiapan persalinan dan kelahiran bayi


Peran keluarga dalam hal ini sangat penting. Terdapat hal-hal yang harus
dipersiapkan adalah, antara lain:
a. Membuat rencana persalinan dengan acuan P4K sebagai program
dalam proses asuhan pada ibu hamil dan bersalin
b. Tentukan tempat bersalin.
c. Pilih penolong persalinan.
d. Mengetahui nomor telepon fasilitas kesehatan/bidan/ambulans.
e. Transportasi ke tempat persalinan.
f. Pendamping persalinan.
g. Perencanaan KB.5
11

5. Asuhan kebidanan pada Kehamilan


Antenatal care adalah pemeriksaan rutin pada ibu hamil oleh tenaga
kesehatan selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan atau
pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan
perkembangan janin dalam Rahim. 8
Tujuan Asuhan Kehamilan :
a. Memantau kemajuan kehamilan dan untuk memastikan Kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
b. Mempromosikan dan menjaga Kesehatan fisik dan mental ibu serta
janin dengan Pendidikan, nutrisi, kebersihan diri dan proses
kelahiran bayi.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan/komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk Riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayi dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI ekslusif
f. Peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal. 17

Standar Pelayanan Antenatal Care Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia


tahun 2015, standar pelayanan ANC meliputi standar 10T . 8

a. Ukur tekanan darah


b. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LiLA)
c. Ukur tinggi fundus uteri
d. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
e. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus
toksoid (TT) bila diperlukan.
12

Tabel 2.2 Imunisasi Tetatanus

Sumber : Insani, A. A., Fitrayeni, F., & Iffah, U. (2021). Faktor-


Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam
Memberikan Pelayanan Kehamilan. JIK (JURNAL ILMU
KESEHATAN), 5(1), 72-78.

f. Beri tablet tambah darah (tablet besi)


g. Periksa laboratorium
h. Tatalaksana/penanganan kasus
i. Temu wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan
antenatal yang meliputi :
1. Kesehatan ibu dan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan
persalinan
3. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi
4. Asupan gizi seimbang serta gejala penyakit menular dan tidak
menular
5. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan konseling di daerah
epidemi meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS
dan TB daerah epidemic rendah.
6. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif
7. KB paska persalinan dan imunisasi
13

8. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain


booster).

Berdasarkan rekomendasi WHO, asuhan kebidanan pada ibu hamil dalam


Antenatal care untuk pengalaman yang positif selama kehamilan adalah sebagai
berikut:

Tabel 2.3 Rekomendasi Asuhan Kebidanan menurut WHO

NO REKOMENDASI ASUHAN WAKTU


PELAKSANA
ASUHAN
1. Model antenatal care dengan kontak Trimester 1:
minimum selama kehamilan adalah Kontak 1: ≤ UK 12 mg
sebanyak 8 kali untuk mengurangi Trimester 2
mortalitas perinatal dan meningkatkan Kontak 2 : UK 20 mg
pengalaman ibu dalam pemeriksaan Kontak 3 : UK 26 mg
kehamilan. Trimester 3
Kontak 4 : UK 30 mg
Kontak 5 : UK 34 mg
Kontak 6 : UK 36 mg
Kontak 7 : UK 38 mg
Kontak 8 : UK 40 mg
A. Nutrisi
1. Konseling tentang konsumsi makanan Setiap kontak selama
sehat dan tetap aktif secara fisik kehamilan (minimal 8 kali)
selama hamil agar ibu hamil tetap
sehat dan mencegah keaikan berat
badan berlebih
selama kehamilan
2. Konsumsi tablet zat besi (30-60 mg Setiap kontak selama
besi) dan asam folat (0,4 mg) per hari kehamilan (minimal 8 kali)
untuk mencegah anemia, sepsis
puerperalis,
BBLR dan kelahiran prematur.
14

3. Konsumsi suplemen kalsium (1,5 – 2 g Setiap kontak selama


kalsium oral) untuk mengurangi resiko kehamilan (minimal 8 kali)
preeklampsia (bagi ibu hamil dengan
intake diet kalsium yang rendah)
4. Bagi ibu hamil dengan kebiasaan Setiap kontak selama
konsumsi kafein yang tinggi (lebih kehamilan (minimal 8 kali)
dari
300 mg perhari) diberikan konseling
untuk mengurangi konsumsi kafein
selama hamil untuk mengurangi resiko
keguguran dan BBLR
B. Pemeriksaan ibu dan janin
1. Hiperglikemia yang pertama kali Setiap kontak selama
terdeteksi saat hamil diklasifikasikan kehamilan (minimal 8 kali)
sebagai Gestasional Diabetes Mellitus
(GDM) atau diabetes melitus dalam
Kehamilan
2. Bidan menanyakan riwayat merokok Setiap kontak selama
(masa lalu dan sekarang) dan perokok
kehamilan (minimal 8 kali)
yang ada di rumah.

3. Bidan menanyakan riwayat konsumsi Setiap kontak selama


alkohol dan zat terlarang lainnya (masa
kehamilan (minimal 8 kali)
lalu dan sekarang)

4. Konseling dan pemeriksaan HIV, Kunjungan ANC pertama atau


sifilis dan hepatitis B untuk UK 12 minggu
memastikan status
kesehatan ibu hamil dan janin
5. Pemeriksaan USG sebelum UK 24 Kunjungan ANC UK 12
minggu direkomendasikan untuk minggu atau 20 minggu
memperkirakan usia kehamilan,
deteksi dini kelainan bawaan pada
janin dan kehamilan kembar, dan
meningkatkan
pengalaman ibu saat hamil
C. Pencegahan
15

Imunisasi TT direkomendasikan untuk Kunjungan ANC UK 12


minggu
semua ibu hamil berdasarkan riwayat
imunisasi TT untukmencegah kejadian
tetanus pada bayi
D. Tatalaksana

untuk
ketidaknyamanan Kehamilan
1. Jahe, chamomile, vitamin B6 atau etiap kontak selama kehamilan
akupuntur direkomendasikan untuk (minimal 8 kali)
mengurangi gejalan mual pada
kehamilan
muda.
2. Edukasi tentang pola makan dan gaya Setiap kontak selama
hidup untuk mencegah dan kehamilan (minimal 8 kali)
menghilangkan gejala nyeri ulu hati
(heartburn) dalam kehamilan. Antasid
bisa diberikan jika perubahan pola
hidup
tidak mengurangi gejala
3. Mengurangi kram pada kaki dengan Setiap kontak selama
mengkonsumsi magnesium, kaslium kehamilan (minimal 8 kali)
atau
pengobatan non-farmakologis lainnya
4. Olahraga yang teratur selama hamil Setiap kontak selama
direkomendasikan untuk mencegah
kehamilan (minimal 8 kali)
nyeri punggung dan nyeri panggul.

Sumber : Sumber : Insani, A. A., Fitrayeni, F., & Iffah, U. (2021). Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Memberikan Pelayanan
Kehamilan. JIK (JURNAL ILMU KESEHATAN), 5(1), 72-78.

a. Persalinan dan Bayi baru Lahir (BBL) umur 1 jam


1. Persalinan
A. Persalinan
Persalinan sering diartikan serangkaian kejadian pengeluaran bayi
yang sudah cukup bulan, disusul dengan pengeluaran plasenta dan
16

selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
serta tanpa adanya komplikasi pada ibu maupun pada janin. 9
Sebab-sebab mulainya persalinan berdasarkan teori adalah adanya
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot,
pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Tujuan Asuhan Persalinan
adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. 9
Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda persalinan sudah dekat
(adanya lightening dan terjadinya his permulaan/his palsu) dan tanda-
tanda persalinan (penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan
dilatasi serviks), kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), serta keluarnya
lendir bercampur darah (show) melalui vagina. 9

KALA I

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 –
24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.

a. Fase laten persalinan


- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan
pembukaan servix secara bertahap
- Pembukaan servix kurang dari 4 cm
- ///Biasanya berlangsung di bawah hingga 8 jam
b. Fase aktif persalinan Fase ini terbagi menjadi 3 fase yaitu akselerasi,
dilatasi maximal, dan deselerasi
17

- Frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi


dianggap adekuat/memadai jika terjadi 3 kali atau lebih dalam waktu 10
menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih
- Servix membuka dari 4 ke 10 cm biasanya dengan kecepatan 1 cm atau
lebih perjam hingga permbukaan lengkap (10 cm)
- Terjadi penurunan bagian terendah janin

KALA II

Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi gravida dan 1 jam
pada multigravida. 9

Tanda dan gejala kala II

Tanda-tanda bahwa kala II persalinan sudah dekat adalah:

1. Ibu ingin meneran


2. Perineum menonjol
3. Vulva vagina dan sphincter anus membuka
4. Jumlah pengeluaran air ketuban meningkat
5. His lebih kuat dan lebih cepat 2-3 menit sekali.
6. Pembukaan lengkap (10 cm )
7. Pada Primigravida berlangsung rata-rata 1.5 jam dan multipara rata-rata
0.5 jam
8. Pemantauan :
a) Tenaga atau usaha mengedan dan kontraksi uterus
b) Janin yaitu penurunan presentasi janin dan kembali normalnya detak
jantung bayi setelah kontraksi.

KALA III

Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban, Berlangsung tidak lebih dari 30 menit , Disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta , Peregangan Tali pusat Terkendali
18

(PTT) dilanjutkan pemberian oksitosin untuk kontraksi uterus dan mengurangi


perdarahan.9

Tanda-tanda pelepasan plasenta :

- Perubahan ukuran dan bentuk uterus


- Uterus menjadi bundar dan uterus terdorong ke atas karena plasenta sudah
terlepas dari Segmen Bawah Rahim
- Tali pusat memanjang
- Semburan darah tiba tiba

KALA IV

Kala IV persalinan merupakan kala yang berlangsung selama 2 jam setelah


plasenta lahir. Periode ini merupakan masa pemulihan yang terjadi segera jika
homeostasis berlangsung dengan baik dan pada tahap ini pula kontraksi otot rahim
akan meningkat sehingga pembuluh darah terjepit untuk menghentikan
perdarahan. Pada kala ini biasanya dilakukan pemantauan/observasi terhadap
tekanan darah, pernapasan, nadi, kontraksi otot rahim, dan perdarahan selama 2
jam pertama. 9

Faktor yang mempengaruhi persalinan, yaitu :7

a. Passenger Pada faktor passenger, terdapat beberapa hal yang dapat


mempengaruhi persalinan yaitu ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap,
dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka
plasenta tersebut juga dapat dianggap sebagai bagian dari passenger yang
menyertai janin
b. Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang
yang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).
Meskipun jaringan lunak khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ibu
ikut menunjang dalam proses pengeluaran bayi, akan tetapi panggul ibu jauh
lebih berperan dalam proses persalinan karena janin harus berhasil
menyesuaikan dirinya terhadap jalan lahir yang relatif kaku
19

c. Power (Kekuatan Ibu) His merupakan salah satu kekuatan pada ibu yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada
presentasi kepala, apabila his sudah cukup dan kuat maka kepala akan mulai
turun dan masuk ke dalam rongga panggul
d. Position Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Pada posisi tegak maka akan memberikan sejumlah keuntungan
dan mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan
memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak dapat meliputi posisi berdiri, berjalan,
duduk, dan jongkok,
e. Psychologic Respons Faktor psikologis merupakan faktor penting dalam
persalinan yang dimana pada saat persalinan akan terjadi perubahan
psikologis pada ibu bersalin yang meliputi rasa cemas akan bayinya yang
hendak lahir, kesakitan saat kontraksi, dan ketakutan saat melihat darah.
Evidence based
Tabel 2.4

Sumber : Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Persalinan, 2019.

Semua tindakan tersebut diatas telah dilakukan penelitian sehingga dapat di


kategorikan aman jika dilakukan pada saat ibu bersalin. Adapun hasil penelitian
yang diperoleh pada:10

1. Asuhan sayang ibu pada persalinan setiap kala Asuhan sayang ibu adalah
asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
20

keinginan sang ibu. Sehingga saat penting sekali diperhatikan pada saat
seorang ibuakan bersalin.

Adapun asuhan sayang ibu berdasarkan EBM yang dapat meningkatkan


tingkat kenyamanan seorang ibu bersalin antara lain: 10
- Ibu tetap di perbolehkan makan dan minum karenan berdasarkan EBM
diperoleh kesimpulan bahwa:
- Pada saat bersalin ibu mebutuhkan energy yang besar, oleh karena itu
jika ibu tidak makan dan minum untuk beberapa waktu atau ibu yang
mengalami kekurangan gizi dalam proses persalinan akan cepat
mengalami kelelahan fisiologis, dehidrasi dan ketosis yang dapat
menyebabkan gawat janin.
- Ibu bersalin kecil kemungkinan menjalani anastesi umum, jadi tidak ada
alasan untuk melarang makan dan minum.
- Efek mengurangi/mencegah makan dan minum mengakibatkan
pembentukkan glukosa intravena yang telah dibuktikan dapat berakibat
negative terhadap janin dan bayi baru lahir oleh karena itu ibu bersalin
tetap boleh makan dan minum
2. Ibu diperbolehkan untuk memilih siapa pendamping persalinannya Asuhan
sayang ibu adalah asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya,
kepercayaan dan keinginan sang ibu. Dimana dengan asuhan sayang ibu
ini kita dapat membantu ibu merasakan kenyamanan dan keamanan dalam
menghadapi proses persalinan. Salah satu hal yang dapat membantu proses
kelancaran persalinan adalah hadirnya seorang pendamping saat proses
persalinan ini berlangsung. Asuhan kebidanan pada persalinan
3. Menentukan Posisi Persalinan, Membiarkan ibu memilih posisi yang
diinginkan pada saat mengedan dan melahirkan akan memberikan banyak
manfaat seperti rasa sakit dan ketidaknyamanan yang dirasakan sedikit,
lama proses persalinan kala II yang lebih singkat, laserasi yang terjadi
lebih sedikit, dan nilai APGAR score yang lebih baik pada bayinya.
Beberapa posisi yang dapat digunakan dalam persalinan meliputi posisi
duduk atau
21

setengah duduk, berjongkok, merangkak, dan miring ke kiri (21). Menurut


World Health Organisation atau WHO, posisi dalam persalinan dapat
mempengaruhi lamanya proses persalinan yang sedang berlangsung dan
ibu yang dibiarkan memilih posisi yang nyaman akan mengalami proses
persalinan yang lebih singkat dan rasa nyeri yang berkurang
4. Menahan nafas pada saat mengeran Pada saat proses persalinan sedang
berlangsung bidan sering sekali menganjurkan pasien untuk menahan
nafas pada saat akan mengeran dengan alasan agar tenaga ibu untuk
mengeluarkan bayi lebih besar sehingga proses pengeluaran bayi pun
enjadi lebih cepat. Padahal berdasarkan penelitian tindakan untuk menahan
nafas pada saat mengeran ini tidak dianjurkan karena:
- Menafas nafas pada saat mengeran tidak menyebabkan kala II
menjadi singkat.
- Ibu yang mengeran dengan menahan nafas cenderung mengeran
hanya sebentar.
- Selain itu membiarkan ibu bersalin bernafas dan mengeran pada saat
ibu merasakan dorongan akan lebih baik dan lebih singkat.

Asuhan Kebidanan pada persalinan

1. Kala I
a. Memberikan dukungan emosional.
b. Pendampinngan anggota keluarga selama proses persalinan hingga
kelahiran bayinya.
c. Menghargai keinginan ibu dalam memilih pendamping selama
persalinan.
d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji
ibu.
- Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
- Melakukan massase pada tubuh ibu dengan lembut.
22

- Menyeka keringat pada wajah ibu dengan lembut


menggunakan kain.
- Menciptakan suasana kekeluargaan dan rasa aman.
- Mengatur posisi ibu sehingga terasa nyaman.
- Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
- Memastikan kandung kemih tidak penuh.
- Pencegahan infeksi. 10

2. Kala II
a. Pendampingan ibu selama proses persalinan hingga kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
b. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan, yaitu :
- Membantu ibu untuk berganti posisi.
- Melakukan rangsangan taktil.
- Memberikan makanan dan minuman.
- Menjadi teman bicara/pendengar yang baik.
- Memberikan dukungan dan selamat selama proses persalinan
hingga kelahiran bayinya.
c. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan dan
kelahiran, yaitu :
- Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu beserta
keluarga.
- Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
- Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan
kelahiran.
- Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan
dengan memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan
kepada ibu.
d. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran serta memberikan kesempatan istirahat bila tidak
ada his.
23

e. Mencukupi asupan makan dan minum selama kala II.


f. Memberikan rasa aman dan nyaman.
g. Melakukan pencegahan infeksi dengan membersihkan vulva dan
perineum ibu.
h. Membantu ibu mengosongkan kandung kemih secara spontan. 10
3. Kala III
a. Memberikan kesempatan kepada ibu untuk memeluk bayinya serta
menyusui segera.
b. Memberitahu setiap tindakan yang akan dilakukan.
c. Melakukan pencegahan infeksi pada kala III.
d. Memantau keadaan ibu (tanda vital, kontraksi, dan perdarahan).
e. Melakukan kolaborasi/rujukan bila terjadi kegawatdaruratan.
f. Memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Memberikan motivasi dan pendampingan selama kala III. 10
4. Kala IV
a. Memastikan tanda vital, kontraksi, dan perdarahan dalam keadaan
normal.
b. Membantu ibu untuk berkemih.
c. Mengajarkan ibu beserta keluarga tentang cara menilai kontraksi dan
melakukan massase uterus.
d. Menyelesaikan asuhan awal bayi baru lahir.
e. Menginformasikan kepada ibu tentang tanda bahaya postpartum
seperti perdarahan, demam, bau busuk dari vagina, pusing, lemas,
penyulit dalam menyusui bayinya, dan terjadi kontraksi hebat.
f. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dan hidrasi.
g. Pendampingan pada ibu selama kala IV.
h. Memberikan dukungan emosional. 10
24

2. BBL umur 1 jam


a. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37-
42 minggu atau 294 hari dan berat badan lahir 2500 gram sampai
dengan 4000 gram, bayi baru lahir (newborn atau neonatus) adalah bayi
yang baru di lahirkan sampai dengan usia empat minggu. 11

perawatan Bayi baru lahir

Menurut JNPK-KR/POGI, APN, asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah:12

a. Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
- Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
- Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
- Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
- Apakah bayi cukup bulan/tidak
- Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
- Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
- Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. 12
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
- Evaporasi
25

Penguapan cairan ketuban pada permukaan tubuh oleh panas tubuh


bayi sendirikarena setelah lahir, tubuh bayi tidak segera dikeringkan.
- Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin, seperti: meja, tempat tidur,
timbangan yang temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan
menyerap panas tubuh bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda
tersebut.
- Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar udara sekitar yang
lebih dingin, co/ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari kipas
angin, hembusan udara melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.
- Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda–benda yang mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi, karena benda–benda tersebut menyerap radiasi panas
tubuh bayi (walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:


- Keringkan bayi dengan seksama
Mengeringkan dengan cara menyeka tubuh bayi, juga
merupakan rangsangantaktil untuk membantu bayi memulai
pernapasannya.
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban
dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering)
- Selimuti bagian kepala bayi
Bagian kepala bayi memiliki luas permukaan yg relative luas
dan bayi akan dengan cepat kehilangan panas jika bagian
tersebut tidak tertutup.
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
26

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh


dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI
harus dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran
- Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir. 12
d. Membebaskan jalan nafas
Dengan cara sebagai berikut yaitu bayi normal akan menangis spontan
segera setelah lahir, apabila bayi tidak langsung menangis, penolong
segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:
- Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan hangat.
- Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga leher
bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah kebelakang.
- Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi dengan jari
tangan yang dibungkus kassa steril.
- Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok kulit
bayi dengan kain kering dan kasar.
- Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap lainnya
yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus sudah ditempat
- Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung
- Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama (Apgar Score)
· Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau
mulut harus diperhatikan12.
e. Merawat tali pusat
- Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat atau
jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
27

- Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke dalam


larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
- Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi.
- Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk atau
kain bersih dan kering.
- Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik tali
pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul kunci
atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
- Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang sekeliling
ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul
kunci dibagian tali pusat pada sisi yang berlawanan.
- Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan
klonin 0,5%
- Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.12
f. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Pada waktu lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu
badannya, dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya
tetap hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Suhu tubuh bayi
merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang hangat sampai
suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi harus dicatat. Bayi baru lahir tidak
dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan
cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang
mengalami kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit
atau meninggal, jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti
mungkin akan mengalami hipoterdak, meskipun berada dalam ruangan
yang relatif hangat. Bayi prematur atau berat lahir rendah sangat rentan
terhadap terjadinya hipotermia. Pencegah terjadinya kehilangan panas
yaitu dengan:
- Keringkan bayi secara seksama
28

- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Tutup bagian kepala bayi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
- Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. 12
g. Pencegahan Infeksi
- Memberikan vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan
perlu di beri vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5–1 mg
IM.
- Memberikan obat tetes atau salep mata Untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat
mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir.

● Perawatan mata harus segera dikerjakan, tindakan ini dapat

dikerjakan setelah bayi selesai dengan perawatan tali pusat

● Yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau neosporin

dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah lahir


- Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi, pastikan untuk
melakukan tindakanpencegahan infeksi berikut ini:
- Cuci tangan secara seksama sebelum dan setelah melakukan kontak
denganbayi.
- Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
- Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk klem gunting dan benang
tali pusat telah didinfeksi tingkat tinggi atau steril, jika menggunakan
bola karet penghisap, pakai yang bersih dan baru.
- Pastikan bahwa semua pakaian, handuk, selimut serta kain yang
digunakan
29

- Pastikan bahwa timbangan, pipa pengukur, termometer, stetoskop dan


benda- benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih (dekontaminasi dan cuci setiap setelah digunakan).12

Refleks bayi baru lahir

1. Refleks moro
Bayi akan mengembangkan tangan lebar dan melebarkan jari, lalu
membalikkan dengan tangan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
Diperoleh dengan memukul permukaan yang rata dimana dekat bayi
dibaringkan dengan posisi telentang.
2. Refleks rooting
Timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan memutar
kepala seakan mencari putting susu.
3. Refleks sucking
Timbul bersamaan dengan reflek rooting untuk mengisap putting susu dan
menelan ASI.
4. Refleks grasping
Timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi, lalu bayi akan
menutup telapak tangannya atau ketika telapak kaki digores dekat ujung jari
kaki, jari kaki menekuk.
5. Refleks walking
Reflek ini timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki
melangkah ke depan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan
6. Refleks tonik neck
Reflek ini timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kiri
jika diposisikan tengkurap
7. Refleks babinsky
Muncul ketika ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan bergerak
keatas dan jari-jari lainnya membuka
30

Evidence based

1. Pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap perubahan suhu bayi baru lahir
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) disebut sebagai tahap keempat persalinan
yaitu setelah persalinan sampai 1 jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru
lahir dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum
dibersihkan, tidak dibungkus didada ibunya segera setelah persalinan dan
memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan ibunya, menemukan putiing
susu dan mendapat kolostrum atau ASI yang pertama kali keluar Pada waktu
lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badanya dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Bayi baru lahir tidak
dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit dan meninggal,
jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami
hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur
atau berat bdan lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi, Kulit
ibu dapat berfungsi sebagai inkubator karena ibu merupakan thermoregulator
bagi bayi. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hipotermi dan dengan
terjadinya skin to skin contact otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 20 ℃.
Dada ibu dapat menghangatkan bayi dengan tepat, kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi 34.

2.3 Bayi
Asuhan pada bayi usia 2-6 hari

a. Pemberian ASI

● memberikan bayi ASI sesuai kebutuhan bayi (2-3 jam bergantian

antara sebelah kiri dan sebelah kanan) atau (on demand).

● memberikan bayi usia 1-2 hari 5-7 ml ASI sekali minum dengan

jarak sekitar 2 jam. Karena lambung masih sebesar biji kemiri.


31

● Memberikan Bayi usia 3 hari 22-27 ml ASI sekali minum yang

diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar air untuk
satu hari. Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar
buah chery yang berukuran besar.

● Memberikan Bayi usia 4-6 hari membutuhkan ASI 45-60 ml

dalam satu kali minum dan dapat menghabiskaan 400-600 ml atau


½ gelas hingga 2 setengah takar air untuk satu hari pada usia ini
kebutuhan ASI meningkat karena adanya growthspurp yang
pertama pada bayi.

● Menyimpan ASI di udara terbuka ASI maksimal selama 8 jam.

Namun jika ASI disimpan didlam frezer dapat bertahan selama 3-6
bulan.13
b. Eliminasi
BAB

● Membersihkan area genitalia bayi jika sedang BAB. Jumlah feses

bayi lahir cukup bervariasi dan jumlah paling banyak antara hari
ke 3 dan ke 6. Bayi akan mengeluarkan mekonium, dimana
fesesnya lengket berwarna hitam kehijauan selama 2 hari pertama.

● Feses bayi di dua hari pertama setelah persalinan biasanya

berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal
dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. setelah itu
feses bayi bisa bergumpal seperti jelly, padat, berbiji atau seeded
dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif
biasanya tidak berbentuk pasta atau cream, berbiji dan bisa juga
seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi
susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat
dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula
kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan yang mendapat ASI
tidak13
BAK

● Menjaga kebersihan genitalia bayi setelah BAK dengan segera


32
menggangi popok yang basah
33

● Bayi baru lahir cenderung sering BAK yaitu 7 – 10 x sehari.13

c. ISTIRAHAT

● Melatih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk

tidur dan siang hari adalah waktu untuk banguun. Salah satu
caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari
saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat
tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi ditempat tidur
saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan,
dan nyalakan lampu tidur yang redup. Dalam 2 mg pertama setelah
lahir,bayi normal sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
ratarata tidur selama 16 jam sehari.

● menyediakan selimut dan ruanganya yang hangat,serta memastikan

bayi tidak terlalu panas/terlalu dingin. Sisa waktu yang 85%


lainnya digunakan bayi untuk tidur. 13
d. kebersihan kulit
menjaga kebersihan kulit bayi dengan segera mengganti popok saat basah
ataupun BAB, walaupun mandi dengan membasahi seluruh tubuh tidak
harus di lakukan setiap hari. tetapi, bagian-bagian seperti
muka,bokong,dan tali pusat perlu dibersihkan secara teratur. 13

e. Tanda bahaya

● Pernafasan sulit/ lebih dari 60x/menit

● Terlalu hangat (>38℃ ) atau terlalu dingin (<36℃)

● Isapan saat menyusu lemah, rewel, sering muntah, dan mengantuk

berlebihan

● Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,

dan memar.

● Tali pusat merah, bengkak, keluar caira, berbau busuk dan berdarah.

● Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek
34
atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah
35

● Menggigil, rewel, lemas, mengantuk, kejang, tidak bisa tenang,

menangis terus menerus. 13

Asuhan Neonatus umur 24 jam sampai dengan bayi 6 minggu.


Asuhan yang dapat diberikan antara lain mengenai :

● Perawatan fisik bayi baru lahir

● Menjaga kebersihan bayi

● Merawat tali pusat

● Indentifikasi bayi atau beri bayi penanda yang sama dengan ibunya

● Berikan bayi kepada ibunya atau dengan rawat gabung dan biarkan bayi

disusui oleh ibunya

● Pemeriksaan tanda bahaya pada bayi seperti kejang, demam tinggi, tali

pusat bernanah

● Menjaga suhu bayi

● Pemantauan dan keberhasilan ASI

Evidence Based

1. Perawatan tali pusat


Perawatan tali pusat terbuka ialah perawatan tali pusat yang tidak
diberikan perlakuan apapun. Tali pusat dibiarkan terbuka, tidak diberikan
kasa kering maupun antiseptik lainnya. Tali pusat yang dirawat dengan
perawatan terbuka memiliki peluang lama pelepasan tali pusat yang sebentar
yaitu sekitar 1-7 hari, hal ini dapat terjadi agar tali pusat yang dianjurkan
terbuka tersebut dapat terkena udara secara leluasa sehingga akan lebih cepat
kering. Perawatan tali pusat terbuka ialah perawatan tali pusat yang tidak
diberikan perlakuan apapun. Tali pusat dibiarkan terbuka, tidak diberikan
kasa kering maupun antiseptik lainnya. Pelepasan tali pusat dengan bantuan
udara30. sedangkan yang menggunakan metode Kassa kering bersih
dikatagorikan lama, karena kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh
ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab.
36
selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi 31.
Perawatan tali pusat dengan teknik
37

terbuka lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, hemat dan murah biaya
tanpa menggunakan kasa steril32.
2. Pemberian ASI dini dan Ekslusif
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dilanjutkan dengan pemberian ASI
secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Keberhasilan pemberian ASI
ekslusif berawal dari terlaksananya proses IMD secara optimal. Disamping
menjadi titik awal keberhasilan ASI Eksklusif, IMD diyakini memiliki
banyak manfaat bagi ibu yaitu saat sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada
puting ibu selama prosesinisiasimenyusu dini akan merangsang keluarnya
hormon oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu
pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. bayi yang diberi
kesempatan menyusu dini akan berhasil menyusu eksklusif delapan kali lebih
besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini. Ini
berarti bahwa bayi selanjutnya akan lebih mungkin untuk disusui sampai
usianya mencapai dua tahun bahkan lebih Manfaat IMD baik bagi bayi
maupun ibunya sangat besar33.

2.4 Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Asuhan pada bayi 2-6 hari dan asuhan primer 6 minggu pertama setelah lahir
harus dilakukan secara menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus
diinformasikan dan diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali ke
rumah orang tua sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.14
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir hingga alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu kurang lebih
6 minggu.15
Tahapan Masa Nifas16
a. Puerperium Dini
38

Yaitu kepulihan dimana ibu diperbolehkan berdiri dan berjalan serta


menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya.
b. Puerperium Intermediate
Yaitu suatu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya
sekitar 6-8 minggu.
c. Remote Puerperium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila
ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

1. Adaptasi Psikologi
ada tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut Rubin Maternal
Phases yaitu: 17
a. Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, fokus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri dan cenderung lebih banyak
menceritakan pengalaman yang dirasakan ketika melewati proses
persalinan. Hal ini menyebabkan ibu cenderung menjadi pasif dan sangat
tergantung pada lingkungannya.
Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut:
- Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang
bayinya, seperti : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan sebagainya.
- Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami
ibu misalnya rasa mulas akibat dari kontraksi rahim, payudara
bengkak, nyeri pada luka jahitan, dan sebagainya.
- Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
- Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayinya dan cenderung melihat saja tanpa membantu. 17
b. Fase taking hold
merupakan fase yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung
39

jawabnya dalam merawat bayi sehingga ibu cenderung sensitif, mudah


tersinggung, dan cepat marah. 17
c. Fase letting go
merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang
berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat
menyesuaikan diri, merawat diri dan bayinya secara mandiri, serta
kepercayaan dirinya sudah meningkat. 17

2. Adaptasi Perubahan Fisik


Involusi
Tabel 2.5 Involusi

Sumber : Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru


Lahir pada Bayi Ny" S" dengan Hipotermia Sedang di Rumah Sakit
Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017 (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar).

Akibat involusio uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lochea. 11

Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama
masa nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun tidak terlalu
11
menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusio. Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat
sebagai berikut:
40

a. Lochea rubra (Cruenta), keluar pada hari 1-2 pasca persalinan, berwarna
merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dan
desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekoneum.
b. Lochea sanguinolenta, keluar pada hari ke 3-7 pasaca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lendir.
c. Lochea serosa, keluar pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum dan lebih sedikit darah, juga
terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
d. Lochea alba, keluar sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih
kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut
jaringan yang mati.11

Pada Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lochea sekitar 240 ml
hingga 270 ml. 11

Tanda Bahaya Ibu Nifas :18

1. Perdarahan lewat jalan lahir


2. Demam lebih dari 2 hari
3. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
4. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (Depresi)
5. Bengkak diwajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala disertai kejang-kejang
6. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit.

Tujuan Asuhan masa nifas 12


Asuhan pada ibu selama masa nifas antara lain untuk :
a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis dimana
dalam asuhan pada ibu masa ini peranan keluarga sangat penting, dengan
pemberian nutrisi, dukungan psikologi maka kesehatan ibu dan bayi selalu
terjaga.
41

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif (menyeluruh) di mana bidan harus


melakukan manejemen asuhan kebidanan pada ibu masa nifas secara
sistematis yaitu mulai pengkajian data subjektif, objektif maupun penunjang.
c. setelah bidan melaksanakan pengkajian data maka bidan harus menganalisa
data tersebut sehingga tujuan asuhan masa nifas dapat mendeteksi masalah
yang terjadi pada ibu dan bayi.
d. Mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya,
yakni setelah masalah ditemukan maka bidan dapat langsung masuk ke
langkah berikutnya sehingga tujuan di atas dapat dilaksanakan.
e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada. 12

3. Asuhan Masa Nifas berdasarkan Waktu Kunjungan Nifas : 12


1. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan)
a. Mencegah perdarahan masa nifas.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab perdarahan dan lakukan rujukan
jika perdarahan berlanjut.
c. Pemberian ASI awal, 1 jam setelah IMD (Inisiasi Menyusui Dini)
berhasil dilakukan.
d. Mengajarkan cara untuk mempererat hubungan antara ibu dan bayi.
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia. 12
2. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan)
a. Memastikan involusi berjalan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau menyengat.
b. Menilai adanya tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta memastikan
tidak ada tanda-tanda penyulit dalam menyusui.
d. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi baru lahir
(perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan merawat
bayi sehari-hari) 12
42

3. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)


a. Memastikan involusi berjalan dengan normal, uterus berkontraksi
dengan baik, tinggi fundus uteri dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau menyengat.
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal.
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan, dan istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan benar serta memastikan
tidak ada tanda-tanda penyulit dalam menyusui.
e. Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi
(perawatan tali pusat, menjaga bayi agar tetap hangat, dan merawat
bayi sehari-hari). 12
4. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan)
a. Menanyakan pada ibu tentang keluhan dan penyulit yang dialaminya.
b. Memberikan konseling untuk menggunakan KB secara dini. 12

Kebutuhan Ibu dalam Masa NIfas :19

1. Nutrisi dan Cairan


a. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
b. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
c. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi, setidaknya
selama 40 hari pasca persalinan.
2. Pemberian Kapsul Vitamin A 200.000 IU Kapsul vitamin A 200.000 IU
pada masa diberikan sebanyak dua kali, pertama segera setelah
melahirkan, kedua di berikan setelah 24 jam pemberian kapsul vitamin A
pertama. Manfaat kapsul vitamin A untuk ibu nifas sebagai berikut.
a. Meningkatkan kandungan vitamin A dalam Air Susu Ibu (ASI).
b. Bayi lebih kebal dan jarang kena penyakit infeksi.
c. Kesehatan ibu lebih cepat pulih setelah melahirkan.
d. Ibu nifas harus minum 2 kapsul vitamin A karena

● bayi lahir dengan cadangan vitamin A yang rendah;


43

● kebutuhan bayi akan vitamin A tinggi untuk pertumbuhan dan

peningkatan daya tahan tubuh;

● pemberian 1 kapsul vitamin A 200.000 IU warna merah pada

ibu nifas hanya cukup untuk meningkatkan kandungan vitamin


A dalam ASI selama 60 hari, sedangkan dengan pemberian 2
kapsul dapat menambah kandungan vitamin A sampai bayi 6
bulan.19
3. Ambulasi
Ambulasi dini (early ambulation) ialah kebijaksanaan agar secepat
mungkin bidan membimbing ibu postpartum bangun dari tempat tidurnya
dan membimbing ibu secepat mungkin untuk berjalan. Ibu postpartum
sudah diperbolehkan bangun dari tempat tidur dalam 24–48 jam
postpartum. Early ambulation tidak diperbolehkan pada ibu postpartum
dengan penyulit, misalnya anemia, penyakit jantung, paru-paru, demam
dan sebagainya.19
4. Eliminasi
Ibu diminta untuk buang air kecil 6 jam postpartum. ji ka dalam 8 jam
belum dapat berkemih atau sekali berkemih atau belum melebihi 100 cc,
maka dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih
penuh, tidak perlu menunggu 8 jam untuk kateterisasi. 19
Ibu postpartum diharapkan dapat buang air besar setelah hari ke-2
postpartum. Jika hari ke-3 belum juga BAB, maka perlu diberi obat
pencahar per oral atau per rektal.
5. Personal Hygiene
Kebersihan diri sangat penting untuk mencegah infeksi. Anjurkan ibu
untuk menjaga kebersihan seluruh tubuh, terutama perineum. Sarankan ibu
untuk mengganti pembalut dua kali sehari, mencuci tangan dengan sabun
dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya dan bagi
ibu yang mempunyai luka episiotomi atau laserasi, disarankan untuk
mencuci luka tersebut dengan air dingin dan menghindari menyentuh
daerah tersebut. 19
44

6. Istirahat dan Tidur


Sarankan ibu untuk istirahat cukup. Tidur siang atau beristirahat selagi
bayi tidur. 19
7. Seksual
Ibu diperbolehkan untuk melakukan aktivitas kapan saja ibu siap dan
secara fisik aman serta tidak ada rasa nyeri. 19

b. Laktasi
Sejak masa hamil payudara sudah memproduksi air susu di bawah kontrol
beberapa hormon, tetapi volume yang diproduksi masih sangat sedikit. Selama
masa nifas payudara bagian alveolus mulai optimal memproduksi air susu (ASI).
Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), di mana
beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus).
Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut
sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan
bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang
apabila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. 19
a. Jenis-Jenis ASI
1. Kolostrum: cairan pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada
hari pertama sampai dengan hari ke-3, berwarna kuning keemasan,
mengandung protein tinggi rendah laktosa
2. ASI Transisi: keluar pada hari ke 3–8; jumlah ASI meningkat tetapi
protein rendah dan lemak, hidrat arang tinggi.
3. ASI Mature: ASI yang keluar hari ke 8–11 dan seterusnya, nutrisi terus
berubah sampai bayi 6 bulan. 19

Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian


bereaksi mengeluarkan hormon prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah
menuju kembali ke payudara. Hormon prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu
untuk bekerja, memproduksi susu. Semakin sering dihisap bayi, semakin banyak
ASI yang diproduksi. Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang
diproduksi. Jika bayi berhenti menyusu, payudara juga akan berhenti
memproduksi
45

ASI. Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan


hormon oksitosin. Hormon oksitosin diproduksi lebih cepat daripada prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara,
hormon oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini
menyebabkan ASI yang diproduksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir
melalui pembuluh menuju muara saluran ASI. Kadangkadang, bahkan ASI
mengalir hingga keluar payudara ketika bayi sedang tidak menyusu. Mengalirnya
ASI ini disebut refleks pelepasan ASI. 19

Evidence Based

1. Masase Uterus
Untuk membantu mempercepat proses involusi uterus salah satunya dapat
dilakukan dengan masase uterus. Manfaat masase uterus adalah
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Kontraksi uterus yang tidak
kuat dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri, untuk
membantu uterus berkontraksi, bisa dilakukan dengan masase agar uterus
tidak lembek dan mampu berkontraksi secara kuat. Dengan terus
berkontraksi, rahim menutup pembuluh darah yang terbuka pada daerah
plasenta. Penutupan ini mencegah perdarahan yang hebat dan
mempercepat pelepasan lapisan rahim ekstra yang terbentuk selama
kehamilan35.
2. Kebiasaan Pemakaian Gurita
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan
menyebabkan kesulitan dalam pemantauan involusi uterus36.
3. Kebiasaan Memisahkan ibu dan bayi
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran, ini
merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit unutk
mempererat bonding attachmnent serta keberhasilan dalam pemberian

ASI36.
BAB III

PERKEMBANGAN KASUS

3.1 Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

KUNJUNGAN PERTAMA

Hari/ Tanggal : Selasa/ 17 mei 2022

Tempat : Poli KIA PKC kelapa Gading

Pengkaji : Siti Lailatul M

No . RM : 01-005129

IDENTITAS

Nama klien : Ny. UK Nama suami : Tn. S

Umur : 40 Tahun Umur : 28 Tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMP Pendidikan : SD

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : JL. Pegangsaan 2 rt 02/05, kelapa gading, Jakarta Utara

SUBJEKTIF

Ibu datang untuk kunjungan pada pemeriksaan kehamilan dan saat ini tidak ada
keluhan.

43
44

1. Riwayat Haid
Usia pertama haid 11 tahun, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 ganti
pembalut/hari, siklus 28 hari. Hari pertama haid terakhir tanggal 19
Agustus 2021, taksiran persalinan 25 Mei 2022.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu
Ham Tahu Jenis Jenis Penolon BB/ Keadaa Temp ASI KB
il n g PB n at
kelamin persalina
ke lahir n sekaran
g
1. 2004 Laki-laki Spontan Bidan 2700 Sehat BPM 2 Sunt
tahu ik 3
n bula
n
(4
th)
2. 2009 Laki-laki Spontan Bidan 2700 Sehat BPM 2 -
tahu
n
3. 2016 Perempua Spontan Bidan 2700 Sehat PKC 2 IUD
n (
tahu
n 1 th)
4. 2021 Hamil ini

3. Status Imunisasi Tetanus Toxoid


Status imunisasi tetanus toxoid sebanyak 3 kali.
4. Riwayat Keluarga Berencana
Pada anak pertama ibu menggunakan KB suntik 3 bulan setalah
melahirkan selama 4 th, pada anak kedua ibu tidak menggunakan KB
apapun, dan pada anak ketiga ibu menggunakan Kontrasepsi IUD selama 1
tahun.
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu tidak memiliki Riwayat penyakit keturunan atau sedang mengidap
penyakit berat tertentu seperti penyakit jantung, ginjal, paru-paru, asma,
hipertensi, diabetes mellitus, malaria, hepatitis, HIV/AIDS dan belum
pernah dioperasi. Ibu tidak merokok dan tidak mengkonsumsi alcohol
ataupun obat-obatan terlarang. Ibu tidak memiliki alergi terhadap obat,
makanan maupun udara.
45

6. Riwayat dan Kebiasaan Sehari-hari


a. Pola Nutrisi
Frekuensi makan ibu cukup baik yaitu 2-3 porsi sehari. Satu porsi ibu
setiap saat makan terdiri dari karbohidrat berasal dari nasi, vitamin
berasal dari sayur-sayuran, protein dan lemak berasal dari ikan, telur,
ayam, dll. Ibu juga terkadang mengkonsumsi buah dan susu hamil.
b. Pola Eliminasi
BAB ibu 1-2 kali sehari, konsistensi lunak, dan tidak ada keluhan.
Pada BAK frekuensinya 7 kali dalam sehari, berwarna kuning jernih,
dan tidak ada keluhan.
c. Personal Hygiene
Frekuensi mandi ibu 2 kali dalam sehari di pagi dan sore hari, ibu
selalu cebok setiap sesudah buang air, mengganti pakaian dalam 2-3
kali dalam sehari/setiap kali jika terasa basah.
d. Aktivitas Sehari-hari
Pola istirahat : Selama hamil tidur ± 8 jam, kualitas tidur
malamnya cukup
Pola Seksualitas : Tidak ada keluhan selama berhubungan seksual.
Pekerjaan : Melakukan pekerjaan rumah tangga.
7. Kondisi Psikosial (Keluarga Inti, Perkawinan, dan Kehamilan)
Ibu tinggal Bersama suami dan anak berjumlah 1 orang. Status perkawinan
sah. Status perkawinan ibu jumlah 2x dan suami 1x, lama perkawinan 7
tahun yang lalu. Kehamilan ini tidak direncanakan oleh ibu dan suami.
8. Riwayat Kehamilan Trimester I, II, dan III
a. Trimester 1 : Ibu tidak melakukan kunjungan pada trimester I karena
tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil.
b. Trimester 2 : Kunjungan pertama kali adalah saat usia kehamilan 17
minggu. Kunjungan dilakukan sebanyak 2 kali di Poli KIA Puskesmas
Kecamatan Kelapa gading Jakarta utara dengan keluhan perut
kenceng- kenceng. Pergerakan fetus dirasakan pertama kali pada saat
usia
46

kehamilan 17 minggu. Pada trimester ini mendapatkan terapi tablet


penambah darah 60 mg 1x1, vitamin C 50 mg.
c. Trimester 3 : kunjungan sudah dilakukan sebanyak 5 kali (usia
kehamilan 33 minggu sampai bersalin) di Poli KIA Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading tidak ada keluhan. Telah dilakukan
pemeriksaan laboratorium 1 kali pada usia kehamilan 37 minggu
dengan hasil Hb 11.1 gr/dL, Leukosit 9.800uL, Hematokrit 32.8 %
Trombosit 291.000/uL, urine Protein negative, Gds 88 mg/dl. Pada
trimester ini diberikan terapi berupa tablet penambah darah 60 mg,
vitamin C 50 mg, dan Kalk 500 mg.

Selama pemeriksaan ANC ibu mendapatkan asuhan seperti informasi dan


edukasi mengenai tanda bahaya pada kehamilan trimester I II dan III,
kebutuhan nutrisi serta pola istirahat yang cukup pada kehamilan,
persiapan laktasi dan IMD serta persiapan persalinan.

9. Program Perencanaan Persalinan Dan Pencegahan Komplikasi


Ibu mengatakan taksiran persalinan tanggal 25 Mei 2022, ibu ingin
ditolong oleh bidan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading, didampingi
oleh suami, transportasi dengan motor, calon pendonor darah adalah
keluarga.

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36,7℃
47

2. Antropometri
Berat Badan sebelum hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 54 kg
Tinggi Badan : 153 cm
LILA : 25 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Payudara : simetris, putting susu menonjol, colostrum (-/-)
e. Abdomen : terdapat Keloid akibat luka bakar, terdapat Linea
nigra
f. Ekstremitas :simetris, tidak ada kelainan, tidak ada oedema,
tidak ada varises, refleks patella (+/+).
g. Genitalia : tidak ada kelainan, tidak ada oedem,
h. Anus : tidak ada kelainan, tidak ada haemoroid
4. Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen terdapat luka keloid bekas luka bakar dan terdapat linea nigra,
TFU 30 cm, difundus teraba bokong, dibagian kiri perut ibu teraba
punggung dan dibagian kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian
yerendah teraba kepala dan sudah masuk pintus atas panggul 4/5 bagian..
Taksiran berat janin (30-11) x 155 = 2.945 gram. Detak jantung janin
135x/m, teratur.
5. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 09 mei 2022 dengan
hasil HB 11,1 gr/Dl, Leukosit 9.800/uL, Hematokrit 32.8%, Trombosit
291.000/uL, Gds 88 mg/dl protein urine (-), HbsAg non reaktif, HIV non
reaktif, Swab Antigen negative (-)

ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 38 minggu
48

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi Kepala


Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Pemberian tablet Fe dan suplemen kehamilan, pendkes
mengenai Persiapan persalinan.

PLANNING
1. Melakukan informed consent untuk meminta persetujuan ibu untuk
dijadikan pasien studi kasus dan akan didampingi selama kehamilan,
persalinan, dan nifas. (Ibu bersedia menjadi pasien).
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa keadaan ibu dan
janin saat ini dalam kondisi baik. (Ibu mengetahui kondisinya dan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan nutrisinya dengan
baik seperti makan-makanan yang mengandung tinggi protein,
karbohidrat, vitamin, dan mineral dan minum 2-3 liter/hari. (Ibu mengerti
dan akan mengikuti anjuran bidan dengan meningkatkan asupan nutrisinya
dengan memakan makanan yang tinggi nutrisi.).
4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan santai pada pagi hari untuk
meregangkan otot panggul dan perineum. (Ibu mengerti dan bersedia)
5. Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan,
Gerakan janin berkurang, rasa pusing yang hebat, bengkak pada tangan,
kaki/ wajah dsb. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera ke puskesmas
apabila merasakan salah satu dari tanda tersebut).
6. Mengingatkan ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan meminta ibu
segera datang ke puskesmas atau fasilitas Kesehatan terdekat jika ibu
merasakan tanda persalinan seperti mulas yang teratur 5 menit sekali,
keluar darah segar dari jalan lahir dan keluar air-air. (Ibu mengetahui
tandanya dan akan segera ke puskesmas apabila terdapat salah satu tanda
tersebut).
7. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan untuk persalinan
nanti serta kelengkapan dokumen yang diperlukan. (Ibu mengerti dan akan
49

segera menyiapkan keperluan perlengkapan serta dokumen yang


diperlukan).
8. Memberikan terapi tablet tambah darah 60 mg 1x1, vitamin c 50 mg 1x1,
vitamin B12, serta kalsium 500 mg 1x1. (Ibu bersedia meminumnya)
9. Menganjurkan ibu untuk kunjungann Kembali 1 minggu lagi yaitu pada
tanggal 24 mei 2022 atau apabila terdapat keluhan. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk Kembali sesuai dengan tanggal yang telah ditentukan atau
jika ada keluhan).
10. Melakukan Pendokumentasian.

KUNJUNGAN KEDUA

Tanggal : 27 mei 2022

Tempat : POLI KIA

Pengkaji : Siti Lailatul Mutmainah

SUBJEKTIF

Tidak ada keluhan saat ini, multivitamin yang diberikan diminum sesuai anjuran,
tidak merasakan tanda bahaya kehamilan, ibu juga melakukan olahraga ringan
yaitu berjalan santai dipagi hari ditemani oleh suami dan anaknya.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 129/88 mmHg
RR : 20 x/m
Nadi : 82 x/m

Suhu : 36,8℃
50

2. Antropometri
Berat Badan sebelum hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 54 kg
Tinggi Badan :153 cm
LILA : 25 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Payudara : simetris, putting susu menonjol, colostrum
(-/-)
e. Abdomen : terdapat Keloid akibat luka bakar, terdapat
Linea nigra
f. Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
oedema, tidak ada varises, refleks patella (+/+).
g. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan, karena tidak
ada keluhan dari pasien
h. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan, karena tidak
ada keluhann dari pasien
6. Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen terdapat luka keloid bekas luka bakar dan terdapat linea nigra,
TFU 30 cm, difundus teraba bokong, dibagian kiri perut ibu teraba
punggung dan dibagian kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian
terendah teraba kepala dan sudah masuk pintus atas panggul 3/5 bagian.
Taksiran berat janin (30-11) x 155 = 2.945 gram. Detak jantung janin 142
x/m.

ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu
51

Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi Kepala


Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Persiapan persalinan

PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa keadaan ibu dan
janin saat ini dalam kondisi baik. (Ibu mengetahui kondisinya dan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan porsi makananya. (Ibu
bersedia)
3. Mendiskusikan dengan ibu tentang IMD pada saat persalinan dan dengan
keuntungan nya bahwa dilakukan IMD kontak batin dengan anaknya lebih
adekuat, bayi dapat menemukan dan mengenali putting ibu untuk
persiapan menyusui. (Ibu mengerti dan ingin melakukan IMD pada saat
bersalin).
4. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan gerakan janinnya. (Ibu bersedia)
5. Mengingatkan kembali ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti
kontraksi yang mulai sering dan keluarnya lendir darah, serta keluar air-
air. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera ke puskesmas apabila
terdapat salah satu tanda tersebut).
6. Mengingatkan Kembali ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti
perdarahan, Gerakan janin berkurang, rasa pusing yang hebat, bengkak
pada tangan, kaki/ wajah dsb. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera
ke puskesmas apabila merasakan salah satu dari tanda tersebut).
7. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan konsumsi suplemen tambah
darah 1x1 di malam hari dan kalsium 1x1 di pagi hari. (Ibu mengerti dan
akan minum suplemen sesuai yang dianjurkan).
8. Menganjurkan ibu untuk Kunjungan Kembali 1 minggu lagi yaitu pada
tanggal 03 juni 2022 atau apabila terdapat keluhan. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk datang kembali sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan atau jika ada keluhan)
9. Melakukan Pendokumentasian.
52

3.2 Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Kala I

Tanggal : 28 mei 2022

Tempat : PONED PKC kelapa gading

Waktu : 16. 00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu datang ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dengan keluhan perut terasa
mulas sejak pukul 12.00 WIB, Gerakan janin aktif, untuk nutrisinya ibu makan
terakhir pukul 13.00 WIB dan minum terakhir pada saat ingin pergi ke puskesmas,
dan untuk Eliminasinya BAB terakhir pagi hari pada pukul 09.00 WIB dan BAK
terakhir pukul 16.30 wib saat di puskesmas.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 130/90 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 80 x/m Suhu :
36,7℃
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak oedem
Mata : Konjungtiva kemerahan, sklera putih
Ekstremitas : Tidak oedem dan tidak ada varises Abdomen
Inspeksi : Tampak keloid bekas luka bakar dan tampak linea
nigra
53

Pemeriksaan Obstetrik
TFU 30 cm, difundus teraba bulat lunak, tidak melenting (bokong),
dibagian kiri perut ibu teraba datar seperti papan (punggung) dan dibagian
kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan
sudah masuk pintu atas panggul 1/5 bagian. Taksiran berat janin (30-11) x
155 = 2.945 gram. Detak jantung janin 140x/m, teratur. HIS 4X10’45”
kuat

Genitalia (Vaginal toucher):


Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedem, tidak ada varises dan
tidak ada pembesaran kelenjar bartolinis serta tidak ada kondiloma, portio
tipis dan lunak, pembukaan serviks 8 cm, ketuban utuh (+), presentasi
kepala, penurunan Hodge III, posisi ubun-ubun kecil didepan, molase 0.

3. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan

ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu Inpartu Kala I fase Aktif
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang
kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Observasi kemajuan persalinan, dukungan fisik dan
psikologis, kebutuhan nutrisi dan hidrasi, dan tehnik
pernafasan yang baik dan benar

PLANNING
1. Melakukan informed consent untuk melakukan pemeriksaan dalam guna
mengetahui sudah adanya pembukaan atau belum. (Ibu bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan dalam).
2. Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa
keadaan ibu dan janin saat ini dalam kondisi baik dan ibu sudah dalam
masa
54

persalinan pembukaan 8 cm. (Ibu dan suami mengetahui kondisinya dan


mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
3. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu dengan memberiksan ibu teh manis
hangat dan air putih. (ibu telah minum teh manis hangat yang sudah
disediakan dibantu oleh suami).
4. Memenuhi kebutuhan ibu mengenai pendamping persalinan dengan
mempersiapkan suami atau keluarga untuk menemani ibu. (Ibu memilih
untuk ditemani oleh suami).
5. Meminta izin kepada ibu dan suaminya untuk melakukan pemeriksaan
swab Antigen covid -19 dan PCR. (Ibu dan suami memberikan izin dan
hasil Swab Antigen dan PCR negatif).
6. Mengajarkan tehnik relaksasi saat ada kontraksi dengan menarik nafas
Panjang melewati hidung dan dikeluarkan melewati mulut. (ibu bersedia
dan melakukan tehnik relaksasi yang diajarkan).
7. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi guna mempercepat penurunan kepala
dengan barbaring miring ke arah kiri ibu. (Ibu bersedia dan suami
membantu ibu dalam melakukan mobilisasi yaitu berbaring miring ke arah
kiri di tempat tidur).
8. Meminta suami untuk tetap mendampingi ibu dan melakukan urut atau
pijatan pada punggung ibu untuk mengurangi rasa nyeri. (Suami bersedia).
9. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB. (Ibu mengerti).
10. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup selagi bisa. (Ibu mengerti
dan melakukannya)
11. Mengobservasi keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, DJJ dan His
ibu setiap 30 menit. (sudah silakukan dan hasil pemeriksaan dalam batas
normal)
12. Mempersiapkan alat dan obat (Oksitosin) untuk menolong persalinan yaitu
partus set, hecting set, Spuit, oksigen, serta menyiapkan pakaian ibu dan
bayi. (sudah dilakukan)
13. Mempersiapkan alat pelindung diri. (sudah dilakukan)
14. Melakukan pemeriksaan CTG. (sudah dilakukan).
55

15. Mengobservasi kemajuan persalinan. (sudah dilakukan)

KALA II (pukul 16.45 WIB)

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan mules yang dirasakan semakin kuat dan ada dorongan ingin
meneran seperti BAB serta keluar air-air.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 80 x/m Suhu : 36,7℃
2. Pemeriksaan Fisik
abdomen : Detak jantung janin 130x/menit dan teratur, punctum maximum
diatas sympisis, HIS 4X10’45” kekuatan kuat, relaksasi ada

Pemeriksaan Obstetrik
TFU 30 cm, difundus teraba bulat lunak, tidak melenting (bokong),
dibagian kiri perut ibu teraba datar seperti papan (punggung) dan dibagian
kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan
sudah masuk pintus atas panggul, teraba 0/5 bagian.

Genitalia (Vaginal toucher) :


Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak
ada pembesaran kelenjar bartolinis dan tidak ada kondiloma, portio tidak
teraba, pembukaan serviks10 cm, ketuban pecah warna jernih berbau khas
presentasi kepala, penurunan Hodge III+, posisi ubun-ubun kecil didepan,
molase 0
56

Inspeksi
• Adanya dorongan meneran
• Tekanan pada anus
• Perineum menonjol
• Vulva membuka
• Kepala bayi crowning 5-6 cm

ASSASMENT
Diagnosis ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu inpartu kala II
Diagnosis janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang
kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Dukungan fisik dan psikologis, kebutuhan nutrisi dan
hidrasi, posisi dan ambulasi, tehnik meneran yang baik, pertolongan persalinan.

PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan Suami bahwa ibu telah
memasuki tahap proses persalinan karena pembukaan sudah lengkap dan
sudah terdapat tanda persalinan Kala II (Ibu dan keluarga mengetahui
kondisi saat ini serta mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
2. Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu adanya dorongan meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan spingter ani membuka.
3. Menyiapkan diri untuk menolong persalinan. (APD telah digunakan).
4. Mendekatkan obat dan alat untuk pertolongan persalinan. (Obat dan alat
telah berada di dekat penolong).
5. Membantu ibu memilih posisi persalinan yang nyaman. (Ibu memilih
posisi Litotomi)
6. Mengatur posisi ibu dengan cara kedua tangan merangkul kedua paha
sampai batas siku, kepala diangkat, dagu menempel ke dada, mata melihat
kearah perut, gigi dirapatkan dan menganjurkan ibu untuk meneran pada
57

saat ada kontraksi. (Ibu mengerti, kemudian mengedan disaat ada


kontraksi dan istirahat saat tidak ada kontraksi).
7. Memberi semangat dan Membimbing ibu untuk meneran saat ada
kontraksi, memberikan motivasi dan pujian pada ibu. (Ibu sangat
kooperatif ).
8. Menganjurkan pada suami untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi
saat tidak ada kontraksi. (Suami memberikan dukungan, mengelap
keringat ibu dan memberikan segelas teh hangat)
9. Memimpin dan menolong persalinan pervaginam. Pukul 16.58 WIB, bayi
lahir spontan letak belakang kepala, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki. (segera mengeringkan
bayi)
10. Mengeringkan bayi, menjaga kehangatan bayi, dan meletakkan bayi diatas
perut ibu untuk persiapan IMD. (Bayi dalam kondisi kering dan diselimuti
kain diatas perut ibu ibunya).
11. Melakukan penjepitan tali pusat, memotong tali pusat bayi. (Tali pusat
sudah diklem, dipotong).

KALA III (pukul 16.58 WIB)

SUBJEKTIF

Ibu merasa lega bayinya telah lahir dan ibu masih merasakan mules pada perut
bagian bawah.
OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Tidak ada janin kedua
TFU : sepusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : kosong
58

3. Tanda – tanda pelepasan plasenta


Terdapat semburan darah, tali pusat memanjang dan uterus globuler.

ASSASMENT
Diagnosa Ibu : P4A0 Partus Kala III
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Manajemen aktif kala III

PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini dalam keadaan baik dan memberitahu ibu
bahwa rasa mulas yang dirasakan ibu disebakan karena kontraksi uterus
untuk melahirkan plasenta. (Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
2. Memeriksa adanya janin kedua. (Sudah dilakukan dan tidak ada janin
kedua).
3. Memberitahu ibu bahwa akan diberikan suntikan Oksitosin 10 IU secara
IM di 1/3 vasus literalis. (Telah dilakukan).
4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) saat uterus
berkontraksi. (Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya
semburan darah, tali pusat memanjang, dan uterus globuler).
5. Melahirkan plasenta. (Plasenta lahir spontan lengkap pukul 17.15 WIB).
6. Melakukan masase fundus uterus selama 15 detik (Fundus teraba keras).
7. Memeriksa kelengkapan plasenta (Selaput ketuban lengkap, kotiledon
tidak ada yang tertinggal, panjang tali pusat ±50 cm, diameter ±20 cm,
tebal ±3 cm).

KALA IV (pukul 17.15 WIB)

SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu mengatakan masih merasa
mules pada perutnya.
59

OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan : Stabil
Emosional : TD : 130/80 mmHg RR : 20x/m
Tanda-tanda
Vital

Nadi : 80 x/m Suhu :36,7



2. Pemeriksaan Fisik
TFU : sepusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : kosong
Perineum : utuh , tidak terdapat luka laserasi

ASSASMENT
Diagnosa Ibu : P4A0 Partus Kala IV
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Pemberian nutrisi dan hidrasi

PLANNING
1. Cek adanya laserasi. (Tidak Terdapat laserasi).
2. Pengeluaran darah pervaginam ±200 cc
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam keadaan
baik, perineum utuh dan tidak terdapat luka robekan . (Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan).
4. Mengobservasi volume darah yang keluar selama persalinan yaitu ± 200 cc
5. Mendesinfeksi partus set dan hecting set dengan merendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (Sudah dilakukan).
6. Membersihkan , merapihkan dan mengganti pakaian ibu serta memakaikan
pembalut demi kenyamanan ibu. (Ibu telah dibersihkan dari sisa darah dan
telah dipakaikan baju).
60

7. Mengajarkan ibu cara masase fundus uterus. (Ibu mengerti dengan


penjelasan yang diberikan dan dapat melakukannya secara mandiri).
8. Melakukan observasi TFU, kontraksi, TD, nadi, kandung kemih dan
jumlah darah yang keluar setiap 15 menit pada satu jam pertama dan setiap
30 menit pada satu jam kedua, dan mengukur suhu tiap satu jam. (Hasil
dalam batas normal dan dicatat dalam partograf).
9. Memberitahukan ibu untuk tidak menahan BAK. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk BAK).
10. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya).
11. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya agar kontraksi uterus tetap
baik dan mengajarkan ibu cara menyusui. (Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya).
12. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi setelah 2 jam postpartum.
(Ibu dan bayi telah dipindahkan keruang perawatan Nifas).
13. Memberikan ibu terapi obat yaitu amoxillin 3x500 mg, paracetamol 3x500
mg, sf 1x1, vitamin B12 1x1, vitamin A 1x1, vitamin C 1x1. (Ibu bersedia
meminum dan mengetahui cara dan waktu meminum obat dan vitamin).

3.3 Bayi Baru Lahir

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

UMUR 1 JAM

Pemeriksaan Bayi Baru Lahir

Tanggal : 28 mei 2022

Tempat : PONED PKC kelapa gading

Waktu : 17.58 WIB


61

Identitas Bayi

Nama Bayi : By. Ny.UK

Usia : 1 jam

Tanggal/Waktu Lahir : 28 Mei 2022 pukul 17.58 WIB

Jenis Kelamin : Laki-laki

Anak ke : 4

SUBJEKTIF

1. Tujuan : Melakukan pemeriksaan bayi baru lahir.


2. Riwayat Persalinan
• Jenis persalinan : spontan pervaginam

• Ketuban : pecah spontan, jernih

• Penolong : Bidan

• Kondisi saat Lahir : Spontan menangis kuat, warna kulit kemerahan, dan
tonus otot aktif

• Masa Gestasi : 40 minggu

3. Riwayat Penyakit Ibu dan Keluarga


Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular dan menurun seperti (HIV,
Sifilis, Jantung, Asma, TBC) dan ibu tidak memiliki penyakit terhadap
sesuatu.

4. Eliminasi dan Nutrisi

• ASI : sudah diberikan, segera setelah lahir

• BAB : bayi belum BAB

• BAK : bayi belum BAK


62

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Penilian awal
a. Menangis kuat : menangis kuat dan spontan
b. Warna Kulit : kemerahan
c. Tonus otot : bergerak aktif

Tanda – tanda Vital

a. Denyut jatung : 143 x/menit


b. Pernapasan : 47 x/menit
c. Suhu : 36.7℃

2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 2600 gram
b. Panjang badan : 47 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 32 cm
e. Lingkar perut : 29 cm
f. LILA : 10 cm
g. Apgar score : 8/9

3. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit : Kemerahan, tidak sianosis, tidak ada tanda lahir
b. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada kelainan (tidak
ada caput succedanum dan cephalhematoma)
c. Mata : Simetris, tidak ikterik
d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, cuping telinga
membuka
e. Hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
f. Mulut : Tidak terdapat labioskizis dan labiopalatoskizis
63

g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid


h. Dada : Simetris, tidak ada retraksi dinding dada yang
dalam
i. Umbilikus : Tidak ada pengeluaran cairan
j. Ekstermitas
Jari / bentuk : Lengkap, tidak sindaktili atau polidaktili
Gerakan : Aktif
Kelainan : Tidak ada
k. Punggung : Tidak ada spinabifida
l. Genetalia : Terdapat lubang uretra diujung penis, dan testis
sudah turun ke skrotum
m. Anus : Terdapat lubang anus, Belum mengeluarkan
mekonium
n. Eliminasi : BAK (+), BAB (-)
o. Refleks : Moro (+), Rooting (+), Sucking (+), Grasping (+),
swallowing (+), Babinski (+), Tonic neck (+).

ASSASMENT

Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 1 jam

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Vitamin K, salep mata, dan Hb 0

PLANNING

1. Melakukan identifikasi bayi baru lahir, membersihkan tubuh bayi dan


menjaga kehangatan dengan meletakan bayi di tempat yang hangat, dan
memakaikan pakaian bersih dan kering, memakaikan sarung tangan serta
sarung kaki dan topi. (Sudah dilakukan).
2. Memberitahukan kepada ibu dan suami tentang keadaan bayinya, bahwa
bayi lahir sehat dan tidak ada kelainan dengan jenis kelamin laki-laki, BB
2600 gram, dan panjang 47 cm. (Ibu mengetahui tentang keadaan bayinya
dan merasa senang bahwa bayinya sehat).
64

3. Memberitahukan ibu dan suami bahwa bayinya akan diberikan Vit K


untuk mencegah perdarahan pada bayi yang akan disuntikan di paha luar
sebelah kiri secara IM dengan dosis 0,5 mg. (Bayi sudah diberikan Vit K,
ibu dan suami mengetahui).
4. Memberikan salep mata untuk mencegah infeksi dengan cara oleskan salep
mata dari mata bagian dalam ke arah bagian luar secara bergantian antara
mata kanan dan kiri. (Salep mata telah diberikan, ibu dan suami
mengetahui).
5. Memberitahukan ibu dan suami bahwa 1 jam setelah pemberian Vit K,
bayi akan diberikan imunisasi Hb0 untuk mencegah penularan virus
hepatitis B pada bayi baru lahir. (Ibu dan suami mengetahui).
6. Mengajarkan ibu teknik dan posisi menyusui yang benar. (Ibu mengerti
dan mengetahui caranya).
7. Menganjurkan kepada ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
minimal 2 jam sekali atau secara on demand, kapan saja bayi ingin
menyusu. (Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk menyusui bayinya)
8. Memakaikan baju, popok, bedong serta topi bayi. (Bayi sudah
menggunakan pakaian lengkap).
9. Menganjurkan ibu untuk menjaga kehangatan bayinya. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk melakukannya)
10. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok sesering mungkin untuk
mencegah terjadinya iritasi. (Ibu mengerti dan suami berpartisipasi dalam
menggantikan popok bayi).
11. Melakukan pemantauan BAK dan BAB pada bayi (sudah dilakukan)
12. Memberitahu ibu dan keluarga untuk memulai komunikasi dengan bayi
dengan sentuhan, kasih sayang, dan mengajak bicara. (Ibu dan suami
mengerti).
65

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR


UMUR 6 JAM KUNJUNGAN NEONATUS 1 (KN 1)

Tanggal : 29 mei 2022

Tempat : Ruang Perawatan Nifas

Waktu : 23.00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, gerakannya aktif, sudah mulai
menyusu, Bayi sudah BAK dan BAB, tali pusat tidak menunjukkan tanda infeksi.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik

Tanda – tanda Vital

a. Denyut jatung : 123 x/menit


b. Pernapasan : 45 x/menit
c. Suhu : 36.8℃

2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris, tidak ikterik
b. Kulit : kemerahan, tidak ikterik, tidak sianosis
c. Umbilicus/tali pusat : tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
e. Abdomen : Tidak ada kelainan seperti omfalokel, tidak
ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat
f. Ekstremitas atas : Kedua tangan sama panjang dan simetris,
jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan seperti sindaktili dan polidaktili
66

g. Ekstremitas bawah : Kedua kaki sama panjang dan simetrism


jumlah jari lengkap dengan bentuk dan ukuran yang normal, tidak ada
kelainan seperti sindaktili dan polidaktili.
h. Genetalia : Tidak ada infeksi atau kelainan, testis
sudah turun ke skrotum.

ASSASMENT

Diagnosa : Neonatus cukup culan sesuai masa kehamilan usia 6 Jam

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Memfasilitasi pemberian ASI Ekslusif dan pendkes


mengenai perawatan tali pusat dan tanda bahaya bayi baru lahir.

PLANNING

1. Memberitahukan kepada ibu dan suami tentang keadaan bayinya, bahwa


bayi sehat dan tidak ada tanda bahaya pada bayi. (Ibu dan suami mengerti
serta mengetahui tentang keadaan bayinya dan merasa senang bahwa
bayinya sehat).
2. Mengevaluasi ibu teknik dan posisi menyusui yang benar. (Posisi
menyusui ibu sudah cukup baik).
3. Mengingatkan ibu kembali untuk menyusui bayinya sesering mungkin
minimal 2 jam sekali atau secara on demand, kapan saja bayi ingin
menyusu. (Ibu mengerti dan ibu bersedia untuk menyusui bayinya kapan
saja).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya. (Ibu mengerti
dan bersedia untuk melakukannya).
5. Mengajarkan ibu tentang perawatan tali pusat bayi yaitu menjaga tali pusat
agar tetap bersih dan kering. (Ibu mengerti dan mengetahui caranya).
6. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada bayi baru lahir (Ibu
mengetahui tandanya dan akan segera ke bidan apabila terdapat salah satu
tanda tersebut).
67

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

UMUR 6 HARI KUNJUNGAN NEONTUS 2 (KN 2)

KUNJUNGAN NEONATUS 6 HARI

Tanggal : 03 juni 2022

Tempat : Rumah Klien

Waktu : 13.30 WIB

SUBJEKTIF

Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat, tali pusat sudah puput pada hari
ke-5, tidak ada tanda bahaya, air susu ibu sudah keluar banyak, BAK 6-7 kali
sehari dan BAB 3-5 kali sehari, bayi menggunakan gurita.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : Denyut Jantung : 140 x/menit
Pernafasan : 44 x/menit
Suhu : 36,8 ℃
2. Pemeriksaan Antropometri
BB lahir : 2600 gram
BB sekarang : 2580 gram
PB : 47 cm
Lila : 10 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak ada kelainan
b. Kulit : Kemerahan, tidak Ikterus, bersih tidak
terdapat pustus pada kulit dan lipatan
68

c. Mata : Normal, simetris, tidak ikterik, konjungtiva


tidak anemis
d. Telinga : Simteris kanan dan kiri, tidak ada
pengeluaran serumen
e. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
f. Umbilikus/tali pusat : Sudah puput dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
g. Punggung : Tidak ada spina bifida
h. Ekstremitas : Tidak ada oedem, bergerak aktif

ASSASMENT

Diagnosa : NCB-SMK usia 6 hari

Masalah : Tidak Ada

Kebutuhan : Pemenuhan ASI Ekslusif dan pendkes mengenai


perawatan bayi dan penggunaan Gurita.

PLANNING

1. Memberitahukan kepada ibu dan suami tentang keadaan bayinya, bahwa


bayi sehat dan tidak ada tanda bahaya pada bayi. (Ibu dan suami mengerti
serta mengetahui tentang keadaan bayinya dan merasa senang bahwa
bayinya sehat).
2. Memberitahu ibu dan suami bahwa berat badan bayi nya turun 20 gr
namun masih dalam batas normal. (Ibu dan suami mengerti dan tidak
khawatir)
3. Menginformasikan ibu bahwa selama 6 bulan asupan nutrisi yang
diperlukan bayi hanya ASI saja tanpa tambahan bahan lainnya seperti
madu, buah-buahan, dll. (Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya).
4. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok sesering mungkin untuk
mencegah terjadinya iritasi. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya).
69

5. Memgedukasi ibu dan suami mengenai tidak diperlukannya penggunaan


gurita pada bayi. (Ibu dan suami paham dan mengerti)
6. Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya bayi baru lahir yaitu seperti
demam, tidak mau menyusu, merintih, sesak nafas. (ibu mengerti apa yang
dijelaskan)
7. Memberikan KIE mengenai perawatan bayi baru lahir yaitu seperti
menjaga bayi tetap hangat, mengganti pakaian, atau popok bayi setiap
BAK/BAB/basah, menganjurkan ibu untuk tidak memakaikan bedak atau
minyak wangi karena kulit bayi sensitif, menjaga tali pusat agar tetap
nersih dan kering serta jangan diberikan apapun kepada tali pusat, (ibu
mengerti apa yang dijelaskan).
8. Mengingatkan ibu Kembali untuk pengontrolan ibu dan bayi sesuai jadwal
yang diberikan oleh Puskesmas. (Ibu paham dan mengerti)

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

UMUR 11 HARI KUNJUNGAN NEONTUS 3 (KN 3)

Tanggal : 08 juni 2022

Tempat : POLI KIA

Waktu : 10.30 WIB

SUBJEKTIF

ibu mengatakan bayinya sehat, keinginin menyusu sangat kuat, ibu rajin
menjemur bayinya 10-15 menit setiap pagi hari, dan bayi sudah tidak
menggunakan gurita.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : Denyut Jantung : 144
x/menit
Pernafasan : 40
x/menit
70

Suhu : 36,5 ℃
2. Pemeriksaan Antropometri
BB lahir : 2600 gram
BB sekarang : 2870 gram
PB : 48 cm
Lila : 11 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak ada kelainan
b. Kulit : Kemerahan, tidak Ikterus.
c. Mata : normal, simetris, tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
d. Telinga : Simteris kanan dan kiri, tidak ada
pengeluaran serumen
e. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
f. Umbilikus/tali pusat : Sudah puput dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
g. Punggung : tidak ada spina bifida
h. Ekstremitas : tidak ada oedem, bergerak aktif

ASSASMENT

Diagnosa : NCB-SMK usia 11 hari

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : tidak ada

PLANNING

1. Memberitahukan kepada ibu tentang keadaan bayinya, bahwa bayi


sehat dan tidak ada tanda bahaya pada bayi. (Ibu mengerti serta
mengetahui tentang keadaan bayinya dan merasa senang bahwa
bayinya sehat).
71

2. Menginformasikan ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif sehingga


ibunya diminta untuk menjaga pola nutrisinya baik dari konsumsi air
mineral maupun sayur-sayuran dan buah-buahan. (Ibu mengerti dan
menjalankan pola nutrisi yang baik dan sehat)
3. Mengevaluasi akan penggunaan gurita pada bayi. (Ibu sudah tidak
menggunakan gurita pada bayinya).
4. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau
puskesmas setiap bulan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan bayi. (Ibu bersedia)
5. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
(ibu dapat mengingatnya dengan baik)
6. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 28
juni 2022 untuk melakukan imunisasi BCG. (Ibu mengerti dan
bersedia melakukan kunjungan ulang).

3.4 Masa Nifas


ASUHAN
KEBIDANAN
PADA IBU NIFAS
KUNJUNGAN
NIFAS I (KF I)
72

Kunjungan Nifas 6 jam

Tanggal : 28 mei 2022

Tempat : Ruang perawatan Nifas

Waktu : 23.00 WIB

SUBJEKTIF

Ibu merasa mulas dan dapat memperaktikan tehnik masase fundus uterus yang
telah diajarkan, ibu sudah mobilisasi dan Sudah ke kamar mandi untuk BAK
namun belum BAB, ASI sudah keluar, Perdarahan normal, sudah makan dan
minum obat vitamin yang telah diberikan, ibu sudah mengganti pembalut 2 kali
dalam 6 jam.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan
Umum : Baik
Keadaan
: Composmentis
umum
Kesadaran

Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/m


Nadi : 82 x/m Suhu : 36,7℃
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.dan
kelenjar getah bening
d. Payudara : tidak ada pembengkakan, putting susu
menonjol, ASI sudah keluar sedikit.
e. Abdomen

● TFU : 2 jari dibawah pusat

● Kontraksi : Baik, Teraba keras

● Kandung kemih : kosong


73
● Distatis rectus Abdominis : Normal, tidak ditemukan pelebaran

sebesar >3 jari


f. Genitalia

● Vulva vagina : tidak ada keluhan

● Luka jahitan : tidak terdapat luka jahitan

● Perdarahan : Normal, ± 20 cc

● Lochea : Rubra

g. Ekstremitas : tidak ada oedema


74

ASSASMENT

Diagnosa : P4A0 postpartum 6 jam

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : Istirahat yang cukup, pemantauan tanda-tanda vital, perdarahan


dan kontraksi uterus.

PLANNING

1. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu dan suami hasil pemeriksaan


bahwa ibu dalam keadaan baik. (Ibu mengetahui dan mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan).
2. Memindahkan ibu dan bayi dari ruang bersalin ke ruang perawatan agar
ibu bisa istirahat dengan nyaman. (Ibu dan bayi telah dipindahkan ke
ruang perawatan).
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum untuk mengembalikan tenaga
setelah bersalin. (Ibu mengerti dan bersedia untuk makan dan minum).
4. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya untuk merangsang
pengeluaran ASI. (Ibu mengerti dan bersedia untuk melakukannya).
5. Mengajarkan ibu tentang perawatan payudara selama masa nifas dan
teknik menyusui yaitu perut ibu bertemu dengan perut bayi, dan bayi
menyusi sampai aerola agar memaksimalkan dalam pemberian ASI. (Ibu
mengerti dan bersedia untuk melakukannya).
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan personal hygiene yaitu dengan ganti
pembalut 2-3 kali sehari atau jika dirasa sudah penuh, dan cebok dari arah
depan kebelakang lalu dikeringkan. (Ibu mengerti dan akan
menerapkannya).
7. Menganjurkan ibu untuk rajin mobilisasi mandiri disekitar ruangan agar
sirkulasi darah berjalan dengan lancar. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya dibantu oleh suami).
8. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada masa nifas yaitu demam,
sakit kepala, pandangan kabur, kejang, perdarahan, pengeluaran
75

pervaginam yang berbau, dsb (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera
memanggil bidan apabila terdapat salah satu tanda-tanda tersebut).
9. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi terapi yang diberikan yaitu
amoxillin 3x500 mg, paracetamol 3x500 mg, sf 1x1, vitamin B12 1x1,
vitamin A 1x1, vitamin C 1x1. (Ibu mengkonsumsi terapi dengan teratur).

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

KUNJUNGAN NIFAS 2

Kunjungan nifas 6 hari

Tanggal : 03 juni 2022

Tempat : Rumah Klien

Waktu : 13.30 WIB

SUBJEKTIF

Ibu makan teratur sebanyak 3 kali sehari, banyak minum air mineral dengan
frekuensi 7-8 gelas per hari. Ibu mengkonsumsi obat dan vitamin secara rutin.
Pengeluaran pervaginam berupa darah berwarna kecoklatan dan tidak ada keluhan
pada pengeluaran pervaginam, ibu memberikan ASI setiap 2 jam sekali. Ibu
merasa sedikit lelah karena tidur malam kadang terbangun untuk menyusi dan
mengganti popok, ibu sudah BAK dan BAB tanpa keluhan, ibu mengganti
pembalut 3 kali sehari, dan mengganti celana dalam setiap ibu merasa tidak
nyaman. Ibu merasa bersyukur ASInya yang keluar sudah banyak.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/m
Vital
Nadi : 84 x/m Suhu : 36,6℃
76

2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.dan kelenjar
getah bening
d. Payudara : ASI sudah keluar banyak dan tidak ada
tanda-tanda bendungan ASI
e. Abdomen

● TFU : Pertengahan pusat-sympisis

● Kontraksi : Baik

● Kandung kemih : kosong

● Distatis rectus Abdominis : Normal, tidak ditemukan pelebaran

sebesar >3 jari


f. Genitalia

● Vulva vagina : tidak ada keluhan

● Luka jahitan : tidak terdapat luka jahitan

● Perdarahan : Normal, ± 5cc

● Lochea : Sanguinolenta

g. Ekstremitas : tidak ada oedema

ASSASMENT

Diagnosa : P4A0 Postpartum 6 hari

Masalah : Tidak ada

PLANNING

1. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu dan suami hasil pemeriksaan


bahwa ibu dalam keadaan baik. (Ibu mengetahui dan mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan).
77

2. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan dirinya, termasuk


kebersihan daerah kemaluan. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga pola istirahat yang cukup yaitu
dengan cara saat bayi tidur, ibu istirahat dan ikut tidur. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk melakukannya).
4. Mengajarkan ibu cara perawatan payudara selama nifas untuk mencegah
terjadinya bendungan ASI. (Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya).
5. Menganjurkan ibu untuk menjadi akseptor KB dan memberikan konseling
macam-macam alat kontrasepsi yang sesuai kepada kondisi ibu yaitu
MAL, IUD, dan AKBK. (Ibu sudah mengerti dengan penjelasan macam-
macam KB dan ingin berunding dengan suami terlebih dahulu)
6. Menilai adanya tanda-tanda demam dan infeksi pada ibu. (Ibu dalam
keadaan baik dan tidak terdapat tanda-tanda demam dan infeksi)

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

KUNJUNGAN NIFAS 3 (KF 3)

Kunjungan nifas 11 hari

Tanggal : 08 juni 2022

Tempat : POLI KIA

Waktu : 10.30 WIB

SUBJEKTIF

Ibu sudah mulai terbiasa dengan perubahan setelah melahirkan, Mengenai pola
makan, istirahat, aktivitas, dan menyusui dilakukan seperti biasa. Pengeluaran
pervaginam tidak ada cairan berbau, pola makan ibu baik dengan mengkonsumsi
78

makanan yang bergizi dan minum air mineral yang banyak, makan sayur-sayuran,
lauk yang mengandung protein dan tanpa ada pantangan makanan, ibu tidak takut
untuk dalam membersihkan alat genitalia dan ibu tidak memiliki keluhan
mengenai BAK dan BABnya.

OBJEKTIF

1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : TD : 120/70 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 82 x/m Suhu : 36,5℃
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.dan kelenjar
getah bening
d. Payudara : ASI sudah keluar banyak dan tidak ada tanda-
tanda bendungan ASI
e. Abdomen

● TFU : tidak teraba diatas sympisis

● Kontraksi : Baik

● Kandung kemih : kosong

● Distatis rectus Abdominis : Normal, tidak ditemukan pelebaran

sebesar >3 jari


f. Genitalia

● Vulva vagina : tidak ada keluhan

● Luka jahitan : tidak terdapat luka jahitan

● Perdarahan : Normal, ± 5cc

● Lochea : serosa

h. Ekstremitas : tidak ada oedema


79

ASSASMENT

Diagnosa : P4A0 Postpartum 11 hari

Masalah : Tidak ada

PLANNING

1. Memberitahu dan menjelaskan pada ibu dan suami hasil pemeriksaan


bahwa ibu dalam keadaan baik. (Ibu mengetahui dan mengerti dengan
penjelasan yang telah diberikan).
2. Memberikan pujian kepada ibu telah menyusui bayinya sesering mungkin
dan berhasil memberikan ASI ekslusif, serta memberikan dukungan untuk
terus memberikan ASI ekslusif. (Ibu merasa senang)
3. Melakukan komunikasi efektif terhadap keputusan ibu dan suami dalam
memilih metode kontrasepsi untuk mencegah kehamilan. (Ibu dan suami
sepakat untuk menggunakan kontrasepsi bawah kulit (implant) dan
berencana untuk pasang implant di puskesmas setalh 40 hari pasca
persalinan).
4. Mengapresiasi kepada ibu dan keluarga karena sudah mampu bekerja sama
dalam merawat anak-anak dengan baik dan mengingatkan kepada ibu dan
keluarga untuk mempertahankan seluruh pola hidup seperti pola makan,
istirahat, aktivitas, dan pola asuh yang telah dilaksanakan sebelumnya
dengan baik. (Ibu dan keluarga mengerti dan akan mempertahankan
seluruh kegiatan positif yang telah dilakukan sebelumnya).
BAB IV

PEMBAHASAN KASUS

4.1 Masa Kehamilan


Pada tanggal 17 mei 2022, penulis bertemu dengan Ny.UK di poli KIA
puskesmas kecamatan Kelapa gading. Setelah di anamnesa diketahui bahwa Ny.
UK berusia 40 tahun, hamil anak keempat dengan usia kehamilan 38 minggu.
Menurut teori Wanita yang berusia di atas 35 tahun tahun dimana kondisi organ
reproduksi wanita sudah mengalami penurunan kemampuan untuk bereproduksi 20,
selain fisiknya mulai melemah, juga kemungkinan munculnya berbagai resiko
gangguan kesehatan, seperti darah tinggi, diabetes, kehamilan ektopik, plasenta
21
previa, abortus/keguguran, kelahiran prematur dan BBLR . Menurut penulis,
adanya kemauan dari Ny. UK untuk memperbaiki pola hidup serta adanya
dukungan dari keluarganya sehingga Ny. UK mampu melewati kehamilannya
dengan usia > 35 th yang memiliki resiko tinggi pada kehamilannya. Selain itu
pengkonsumsian suplemen maupun vitamin yang diberikan berangsur- angsur
dikonsumsi dengan teratur. Sehingga, proses kehamilannya dapat berjalan dengan
baik dan normal tanpa komplikasi. Riwayat kehamilan saat ini, Ny. UK selalu
melakukan kunjungan rutin sebanyak 7 kali di puskesmas kecamatan kelapa
gading dimulai dari usia kehamilan 17 minggu hingga usia kehamilan 38 minggu,
Ny.UK menjalankan kehamilannya dengan nyaman dan didukung sepenuhnya
oleh keluarga, terbukti pada setiap kunjungan ANC pasien datang dengan ekspresi
ceria serta ditemani oleh suaminya.
Kehamilan Ny.UK merupakan kehamilan yang normal dan alamiah, akan
tetapi kenaikan berat badan yang dialami Ny. UK selama proses kehamilan hanya
sedikit tidak sampai 10Kg. jika dilihat dari IMT (indeks masa tubuh) Ny.UK
sebelum hamil didapatkan hasil <19,8 yang beratri BB Ny. UK kurang. Hal ini
menandakan bahwa pertambahan berat badan yang dialami Ny. UK tidak sesuai
dengan teori yang menyatakan bahwa pertambahan berat badan dengan IMT

79
80

<19,8 yaitu antara 12,5 -18 Kg. Sedangkan, kadar hemoglobin Ny.UK pada
trimester tiga yaitu 11,1 gr/dL sehingga dapat dikatakan bahwa Ny.UK tidak
mengalami anemia zat besi. Menurut Depkes (2009) anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau <10,5 gr/dL pada trimester II hal ini dikarenakan pada trimester 2 terjadi
anemia delusional yang cukup tinggi (hemodilusi) yang dimana volume darah
menjadi lebih banyak dibandingkan dengan plasma darah.22.
Selama proses kehamilan ini, tidak ditemukan adanya tanda bahaya
kehamilan pada ibu, pemeriksaan rutin dilakukan dengan Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan Leopold I pada bagian fundus teraba
seperti bokong (bulat, lunak, tidak melenting), hasil pemeriksaan pengukuran
tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan 40 minggu didapatkan tinggi fundus
uteri Ny. UK 30 cm dengan TBJ 2.945 gram. Berat badan janin sudah sesuai
dengan teori, jika lahir dalam waktu dekat ini. Leopold II, pada sebelah kiri perut
ibu teraba keras seperti papan (punggung) dan pada sebelah kanan perut ibu teraba
bagian kecil janin (ekstermitas). Pada pemeriksaan Leopold III dapat ditentukan
bagian janin yang terletak di bawah, teraba seperti kepala (bulat, keras,
melenting). Pada Leopold IV penulis meraba bagian terendah janin sudah masuk
PAP. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Pada pemeriksaan
auskultasi ini, dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Hasil
pemeriksaan ini didapatkan DJJ 142x/menit, masih sesuai dengan teori yang
menyatakan denyut jantung janin normal 120-160 x/menit tidak ada kelainan pada
detak jantung janin yaitu takikardi dan bradikardi. keluhan ibu selama hamil yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis yaitu perut kencang-kencang/kram pada
bagian perut bawah ibu. Hal ini merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan
timester III, dimana perut kencang/kram terjadi karena penurunan posisi bagian
terbawah janin. penulis juga menginformasikan kepada Ny.UK mengenai tanda-
tanda persalinan yaitu seperti kontraksi yang mulai sering dan teratur, keluarnya
lendir darah dan keluar air-air.
Penulis menganjurkan Ny. UK untuk mempersiapkan perlengkapan yang
sekiranya diperlukan saat proses persalinan seperti baju ibu, baju bayi, bedong
bayi, popok bayi, perlengkapan mandi ibu dan bayi, dll. Selama proses kehamilan
ini,
81

tidak ditemukan adanya tanda bahaya kehamilan pada ibu. Sesuai dengan program
Kementrian Kesehatan (2016) mengenai Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yaitu program untuk menekan dan mengurangi AKI dan AKB
di Indonesia dengan menggunakan perantara stiker P4K tentang perencanaan
persalinan dari taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transportasi yang digunakan ke tempat persalinan, dan
calon pendonor darah. Ny. U K mengatakan taksiran persalinan tanggal 25 mei
2022 (berdasarkan HPHT), penolongnya bidan di puskesmas kecamatan kelapa
gading, dan didampingi oleh suami, transportasi dengan motor, serta calon
pendonor darah yaitu dari keluarga.

4.2 Masa persalinan


1. Kala I
Kala I Ny. UK dimulai sejak tanggal 28 mei 2022, pukul 16.00
WIB ibu datang ke puskesmas kecamatan kelapa gading dengan keluhan
perut terasa mulas sejak pukul 12.00 WIB, namun belum keluar air-air.
Hal ini sesuai bahwa Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda
persalinan adanya penipisan dan pembukaan serviks, kontraksi uterus yang
mengakibatkan perubahan pada serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10
menit), serta keluarnya lendir bercampur darah (show) melalui vagina. 9
Berdasarkan hasil pemeriksaan diketahui bahwa keadaan umum baik,
tanda-tanda vital dalam batas normal, namun pada tekanan darah hasil
pemeriksaan pada saat datang yaitu 140/90 namun setelah dilakukan
pemeriksana ulang 10 menit kemudian sudah turun menjadi 130/90.
Pemeriksaan kebidanan dengan pemeriksaan leopold didapatkan TFU 30
cm, letak janin memanjang, posisi punggung kiri, presentasi letak
belakang kepala, Djj positif dengan frekuensi 140 kali per menit. Pada
pemeriksaan kontraksi didapatkan kontraksi sebanyak 4 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik, kekuatan kontraksi kuat dan terdapat relaksasi.
Pada pemeriksaan dalam (vaginal toucher) vulva dan vagina tidak ada
kelainan, portio tipis dan lunak, pembukaan 8 cm, ketubah utuh,
82

presentasi belakang kepala, tidak ada molase, dan pengeluaran pervaginam


yaitu lendir campur darah.

Dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dam pemeriksaan


kebidanan yang dilakukan terhadap Ny.UK maka disimpulkan diagnosa
yaitu G4P3A0 hamil 40 minggu inpartu kala I fase aktif, janin tunggal
hidup dengan presentasi belakang kepala. Adapun asuhan yang penulis
berikan yaitu memantau kemajuan persalinan dengan menggunakan
lembar partograf; memenuhi kebutuhan hidrasi dan nutrisi ibu dengan
menganjurkan ibu untuk makan dan minum terlebih dahulu sebagai
penambahan energi selama proses persalinan; pendamping anggota
keluarga selama proses persalinan; membantu ibu dalam memilih posisi
yang nyaman dan sesuai keinginan ibu; mengajarkan ibu tehnik relaksasi
pernapasan saat ada kontraksi; menganjurkan ibu untuk berbaring miring
ke arah kiri agar dapat memberikan oksigen kepada janin; memberikan
dukungan kepada ibu; mengajarkan pendamping untuk melakukan
massage/pijatan/usapan untuk mengurangi rasa nyeri saat ada kontraksi.

2. Kala II
Pada pukul 16.45 Ny.UK mengatakan rasa mulasnya semakin kuat,
ada dorongan meneran seperti ingin BAB. Ny. UK menunjukkan tanda
gejala kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekana pada abaus,
perineum menonjol, dan vulva yang membuka. Penulis memeriksa DJJ
didapatkan hasil DJJ 130 kali per menit, teratur. Dalam pemeriksaan DJJ
pada Kala II terdapat perubahan atau penurunan yang disebakan posisi ibu
dalam pemeriksaan DJJ yaitu posisi litotomi yang menyebabkan DJJ tidak
teratur namun masih dalam batas normal. Kemudian melakukan
pemeriksaan dalam, Berdasrkan hasil pemeriksaan dalam diketahui bahwa
pembukaan sudah lengkap, portio tidak teraba, presentasi belakang kepala,
tidak ada molase, ketuban sudah pecah berwarna jernih dan berbau khas,
penurunan Hodge III+, dan penyusupan 0. His sebanyak 4 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik. Dari hasil pemeriksaan, maka penulis
83

menyimpulkan klien dengan diagnosa G4P3A0 hamil 40 partus kala II,


janin tunggal hidup intra uterine presentasi letak belakang kepala. Dengan
hasil pemeriksaan berikut telah diketahui bahwa pembukaan serviks telah
lengkap maka penolong segera melakukan persiapan persalinan dengan
menginformasikan hasil pemeriksaan, mengatur posisi ibu dengan cara
kedua tangan merangkul kedua paha sampai sebatas siku, kepala diangkat,
dagu menempel pada dada, mata melihat kearah perut, gigi dirapatkan dan
menganjurkan ibu meneran ketika ada kontraksi jika tidak ada kontraksi
ibu dianjurkan untuk tidak meneran. Karen ajika ibu mengedan tanpa
diselingi dengan bernafas akan memungkinkan terjadinya penurunan pH
pada arteri umbilicus yang dapat menyebabkan denyut jantung menjadi
tidak normal dan peningkatan terjadinya resiko asfiksia pada bayi sebagai
akibat dari menurunnya pasokan oksigen melalui plasenta. Meminta ibu
untuk bernafas saat kontraksi ketika
kepala akan lahir dapat menjaga agar perineum meregang pelan dan
mengontrol lahirnya kepala serta mencegah terjadinya robekan 15.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan minum pada ibu saat tidak ada
kontraksi. Hal ini dikarenakan ibu bersalin mudah mengalami dehidrasi
selama proses persalinan dan proses kelahiran. Tercukupinya asupan

cairan pada ibu bersalin dapat mencegah terjadinya dehidrasi15.


Pukul 16.58 WIB, bayi lahir spontan, menangis kuat, warna kulit
kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin laki-laki. Mengeringkan bayi
bersamaan dengan memberikan rangsangan taktil, mengklem dan
memotong tali pusat setelah 2 menit bayi lahir, serta memfasiitasi ibu dan
bayi unutk melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) segera setelah lahir.
IMD sangat penting dilakukan bagi bayi agar bayi tetap hangat didekapan
84

ibu, selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi
pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi
hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam
proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga
membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang
hormon lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan
lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.24 Persalinan Ny. UK
merupakan persalinan normal karena persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa
adanya komplikasi pada ibu maupun pada janin.
3. Kala III
Kala III Ny. UK berlangsung sekitar 10 menit. Plasenta belum lahir
dan tali pusat tampak didepan vulva. Penulis memeriksa adanya janin
kedua dan setelah diperiksa dan dipastikan tidak ada janin kedua. Ny. UK
disuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian atas luar yang
berguna untuk membantu pengeluaran plasenta. Didepan vulva dilakukan
peregangan tali pusat terkendali (PTT) untuk melahirkan plasenta. Adapun
tanda-tanda dari Kala III atau pelepasan plasenta adalah adanya semburan
darah, tali pusat memanjang, dan uterus globuler.
Plasenta lahir spontan pukul 17.10 WIB, segera setelah lahir
plasenta penulis lanjut melakukan manajemen aktif kala III yaitu masase
fundus uteri selama 15 detik searah dengan jarum jam. Hal ini sesuai
dengan anjuran untuk menghindari terjadinya komplikasi pada persalinan
kala III. Maka penolong persalinan dianjurkan untuk melakukan
manajemen aktif kala III (pemberian oksitosin 10 IU/IM, peregangan tali
pusat terkendali, dan massase uterus selama 15 detik). Tujuan dari
manajemen aktif kala III yaitu untuk membuat uterus berkontraksi lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah terjadinya
perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah selama kala III persalinan 15.
Setalah kontraksi uterus dipastikan baik, penulis kemudian melakukan
pemeriksaan plasenta dengan
85

hasil selaput utuh, Panjang tali pusat ± 50 cm, diameter ± 20 cm, tebal 3
cm, insersi tali pusat sentralis, jumlah kotiledon 18 buah.
4. Kala IV
Kala IV merupakan kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Biasanya diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua 15.
Setelah memastikan plasenta lahir lengkap dan evaluasi tinggi fundus
uteri, didapatkan TFU dua jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba
keras, kandung kemih teraba kosong, perdarahan normal, dan pada
pemeriksaan perineum tidak terdapat robekan jalan lahir, perineum ibu
utuh.
Alat-alat yang digunakan, kemudian direndam kedalam larutan
klorin selama 10 menit. Dan untuk menjaga kenyamanan klien, penulis
segera merapikan dan membersihkan klien dengan menggantikan pakaian
klien dengan pakaian bersih dan kering. Setelah itu penulis dan bidan yang
bertugas melakukan pengawasan dan pemantauan secara maksimal pada
kala IV dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum16.
Selain melakukan pengawasan Kala IV, asuhan yang diberikan yaitu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi klien utnuk menggantikan energi
yang banyak hilang selama proses persalinan. Mengajarkan ibu untuk
meilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar, serta bagaimana
tehnik
masase uterus bila uterus teraba lembek16.
Setelah dilakukan Observasi selama dua jam di ruang bersalin, ibu
dan bayi ibu dan bayi sudah dapat dipindah ke ruang perawatan untuk
dapat beristiratah dan melakukan rawat gabung bersama bayinya agar
klien dapat segera menyusui bayinya. Rawat gabung merupakan satu
sistem perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan dirawat dalam
satu unit atau ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat
Bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan rawat
gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early
infant- mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.25
86

4.3 Masa Bayi Baru Lahir


Bayi Ny. UK lahir spontan pada usia kehamilan 40 minggu yang
dimana bayi sudah cukup bulan dan berat badan lahir 2600 gram yang masih
termasuk ke dalam kategori normal. Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa bayi lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan BB lahir 2500-4000
gram. Setelah bayi lahir, bayi langsung dikeringkan dan diletakkan pada dada
ibu. Hal ini dilakukan Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya
kehilangan panas pada tubuh bayi sesuai dengan teori yang menyatakan
bahwa bayi baru lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara
memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan panas tidak
segera dicegah, mengeringkan tubuh bayi dilakukan tanpa membersihkan
verniks karena verniks tersebut akan membantu untuk menghangatkan tubuh
bayi. Handuk yang basah segera diganti dengan handuk atau kain yang
kering. Meletakkan bayi di dada atau perut ibu dilakukan supaya ada kontak
kulit antara ibu dengan bayi serta memfasilitasi ibu dan bayi untuk Inisiasi
Menyusui Dini26. selama satu jam pertama dan IMD telah berhasil terbukti
dengan bayi tampak mencari puting susu ibu. Adapun tujuan dari IMD adalah
menciptakan keterikatan dan keterkaitan antara ibu dan bayi. Penulis
menjelaskan kepada ibu tentang manfaat IMD, IMD sangat penting dilakukan
bagi bayi agar bayi tetap hangat didekapan ibu, selain mendekatkan ikatan
kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi pada jam-jam pertama
kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi hormon oksitosin yang
dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam proses pengecilan rahim
kembali ke ukuran semula27.
Setelah memfasilitasi ibu dan bayi untuk melakukan IMD. bayi Ny. U
K dilakukan pemeriksaan antropometri dan pemeriksaan fisik secara
sistematis dan dari hasil pemeriksaan tersebut tidak ditemukan adanya
masalah ataupun kelainan yang memerlukan Tindakan segera. Bayi Ny. UK
diberikan salep mata erythromycin 0,5% pada kedua konjungtiva mata, yang
berguna untuk mencegah penularan infeksi dari ibu ke bayi. Lalu
Memberikan injeksi vitamin K pada bayi Ny. UK yang disuntikan di bagian
paha luar sebelah kiri secara
87

IM untuk mencegah terjadinya perdarahan. Hal ini Sesuai dengan teori, setiap
bayi baru lahir perlu diberi salep mata. Pemberian obat mata eritromisin 0,5%
atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penularan infeksi, dan juga
semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K untuk mencegah perdarahan
pada otak akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
dan menyatakan bahwa pemberian vitamin K dan salep mata termasuk ke
dalam asuhan segera untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir 28. Setelah
itu, memakaikan pakaian bayi beserta sarung tangan dan kaki, serta
membungkus bayi menggunakan kain bedong dan topi bayi untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K Bayi Ny. UK
juga diberikan imunisasi HB-0 yang pertama kali pada paha 1/3 paha kanan
secara IM dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi HB-0 bermanfaat untuk mencegah
infeksi hepatitis B pada bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi . Penulis juga
melakukan perawatan tali pusat dengan membersihkan dan menjaga tali pusat
dalam keadaan tetap kering sesuai dengan perawatan tali pusat dengan teknik
kering dan bersih. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dalam
melakukan perawatan tali pusat upayakan tali pusat tidak dalam kondisi basah
dan lembab, serta saat memakaikan popok bayi usahakan tali pusat tidak
tertutup oleh popok untuk menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat
karena terkena atau tercemar air seni dan tinja bayi.
Penulis melakukan kunjungan neonatus pertama 6-48 jam, kunjungan
neonatus kedua pada hari ke 3-7, dan kunjungan neonatus ketiga saat bayi
berusia 8-28 hari. Pada kunjungan neonatus pertama, penulis melakukan
kunjungan saat bayi berusia 6 jam. Pada pemeriksaan ditemukan hasil yang
baik seperti suhu 36,8℃, pernapasan 55 kali per menit, dan detak jantung
bayi 130 kali permenit. Tidak terdapat infeksi pada kedua mata, kulit
berwarna kemerahan dan tidak terdapat pustul pada kulit, serta tidak terdapat
perdarahan pada tali pusat.
Pada kunjungan neonatus ke 2 pada tanggal 03 juni 2022 usia bayi 6
hari. Diketahui bahwa tali pusat sudah puput pada usia bayi 5 hari.
Berdasarkan pemeriksaan, keadaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan
88

tidak ditemukan adanya masalah serta tanda-tanda infeksi disekitar perut


bayi. namun ibu mengatakan berat bayinya turun 20 gr. Dengan demikian
menurut teori Setelah neonatus lahir, berat badanya akan mengalami
penurunan yang bersifat fisiologis. Penurunan berat badan neonatus dalam 10
hari pasca kelahiran sekitar 10% dari berat badan saat lahir. Hal ini
dikarenakan keluarnya mekonium serta air seni yang belum diimbangi dengan
konsumsi yang dibutuhkan, seperti produksi ASI yang belum sempurna
namun berat badan akan kembali saat hari kesepuluh 37. Adapun asuhan dan
pendidikan kesehatan yang diberikan yaitu memberitahu ibu bahwa
penurunan berat badan yang dialami bayinya masih dalam batas normal dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal 2 jam
sekali atau secara on demand (kapan saja bayi ingin menyusu); mengajarkan
ibu mengenai perawatan pasca tali pusat puput yaitu dengan cara
membersihkan disekitar kulit pusar dengan menggunakan kassa steril yang
sudah dibasahi dengan air hangat atau air DTT (Desinfektan Tingkat Tinggi)
serta pastikan disekitar pusar untuk tetap kering dan tidak lembab;
menganjurkan ibu untuk memberikan sedikit tekanan dan memberikan
gosokan ringan pada saat memandikan bayinya; menganjurkan ibu untuk
mengganti popok sesering mungkin untuk mencegah terjadinya iritasi pada
kulit bayi; dan juga memberitahu ibu agar bayinya tidak perlu menggunakan
gurita bayi.
Pada kunjungan neonatus ke 3 pada tanggal 03 juni 2022 usia bayi 11
hari, keadaan bayi sehat dan normal, selain itu berat badan bayi bertambah
sehingga dapat dilihat bahwa proses laktasi ibu dapat berlangsung dengan
baik dan lancar, hasil pemeriksaan keadaan umum bayi baik, tanda-tanda vital
dalam batas normal, tidak ada tanda-tanda masalah dan infeksi pada bayi.
Dalam melakukan perawatan bayi ibu selalu dibantu dan didukung
oleh suami. Suami berpartisipasi dalam perawatan bayi baru lahir seperti
menjemur bayi dipagi hari secara bergantian dengan ibu, menjaga dan
menggantikan popok bayi pada saat malam hari, dsb.
89

4.4 Masa Nifas


Masa nifas Ny. UK berlangsung dengan baik, keadaan umum dan tanda-
tanda vital dalam batas normal. Proses involusi uteri pada Ny. UK berlangsung
normal pada 2 jam postpartum TFU setinggi 2 jari dibawah pusat, pada 6 jam
postpartum TFU setinggi 2 jari dibawah pusat, pada hari ke 6 berada di
pertengahan pusat-sympisis, pada hari ke 11 Tidak teraba diatas simfisis. Hal ini
menandakan bahwa proses involusi uterus yang dialami oleh Ny. UK dalam batas
normal dan sesuai dengan teori.
Pada pengeluaran lochea yang dialami Ny. UK yang berlangsung secara
fisiologis dan normal sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa pada hari
pertama dan kedua lochea rubra yang berupa cairan berwarna merah mengandung
darah segar; lochea sanguinolenta pada hari ke-3 sampai hari ke-7 yang berupa
cairan berwarna merah kekuningan yang berisi sisa darah bercampur lendir;
lochea serosa pada hari ke-7 sampai hari ke-14 yang berupa cairan berwarna
kecoklatan yang mengandung lebih banyak serum dan lebih sedikit darah; serta
lochea alba pada 2 sampai 6 minggu pasca persalinan yang berupa cairan
berwarna putih kekuningan yang mengandung leukosit, selaput lendir serviks, dan
serabut jaringan yang mati.
Selama masa nifas, proses laktasi berjalan dengan baik. Penulis
menganjurkan agar ibu memberikan hanya ASI saja tanpa makanan atau minuman
tambahan apapun. Penulis juga memberitahukan mengenai manfaat dari
pemberian ASI, sesuai dengan teori yang dikemukakan, Air Susu Ibu (ASI)
mempunyai beberapa manfaat yaitu Nutrisi seimbang, Mencegah infeksi
Kecerdasan lebih tinggi, Menjegah diare dan alergi, Perkembangan psikomotorik
optimal, Efek psikologis yang optimal29.
Penulis juga memberikan konseling tentang penggunaan KB, Ibu sudah
berunding Bersama suami dan memilih menggunakan KB implant yang akan
dipasang dipoli KIA 40 hari pasca persalinan dan memberitahu untuk tetap
menjaga kebersihan personal hygienenya. Dan selama proses masa nifas Ny. UK
tidak ditemukan adanya masalah yang perlu segera ditangani. Adaptasi psikologis
Ny. UK juga dalam keadaan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari sikap ibu yang
merasa
90

sangat senang atas kelahiran bayinya dan terlihat juga dari cara ibu merawat
bayinya yang dibantu oleh suami dengan penuh rasa tanggung jawab diantaranya
seperti menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayi, menjaga kehangatan
bayi, memandikan bayi, merawat talipusat dan mengganti popok jika bayi BAB
dan BAK.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 SIMPULAN
Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. UK yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir bertujuan agar penulis mampu menerapkan
pelaksanaannya, maka dapat disimpulkan :
1. Asuhan kehamilan pada Ny. UK dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada
tanggal 17 mei 2022 dan 27 mei 2022. Dari hasil pemeriksaan Proses
kehamilan Ny. UK berlangsung normal. Namun memiliki faktor resiko
yaitu usia > 35 tahun. Factor resiko tersebut harus dipantau agar tidak
terjadi komplikasi saat persalinan. Selama hamil Ny. UK telah
memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingga dapat mendeteksi dini
faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan, dan
selama kehamilannya Ny. UK telah mendapatkan asuhan yang baik.
2. Asuhan Persalinan pada Ny. UK dilakukan pada tanggal 28 mei 2022
dengan usia kehamilan 40 minggu. proses persalinan Ny. UK berjalan
dengan baik dan lancar serta tidak ada komplikasi. Kala I, Kala II, Kala
III, dan Kala IV berlangsung secara normal dan tidak ada komplikasi. Bayi
baru lahir spontan pervaginam.
3. Asuhan Bayi baru lahir Pada bayi Ny. UK dilakukan pada tanggal 28 mei
2022 dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2600 gram, Panjang
badan 47 cm. Dari hasil pemeriksaan fisik pada bayi Ny. UK diketahui
bahwa bayi lahir normal dan tidak ada kelainan. Pemberian salep mata dan
suntikan Vitamin K merupakan asuhan sayang bayi untuk melindungi bayi
Ny. UK dari infeksi dan Perdarahan. Dan melakukan imunisasi HB0 serta
skrining hipotiroid kongenital (SHK) sebelum ibu dan bayi pulang dari

91
92

fasilitas kesehatan. Pada Kunjungan Neonatus 1, 2, dan 3 tidak ditemukan


masalah
4. Asuhan Masa Nifas pada Ny. UK dilakukan 3 kali, yaitu : pada nifas 6
jam, nifas 6 hari dan nifas 11 hari. Dari hasil pemeriksaan Ny. UK
melewati masa nifas dengan baik dan selama masa nifas Ny.UK telah
mendapatkan asuhan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Seluruh asuhan kebidanan yang telah diberikan selama proses kehamilan,


persalinan, nifas dan bayi baru lahir telah didokumentasikan dalam metode
SOAP yang terlampir dalam laporan studi kasus.

5.2 SARAN
1. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
memberikan asuhan sesuai dengan evidence based terkini serta sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, menambah sarana dan prasarana dalam
memberikan pelayanan kebidanan, Dapat memberikan bimbingan intensif
kepada para mahasiswa yang praktek, dan Meningkatkan promosi
kesehatan tentang peranan Puskesmas di masyarakat guna menurunkan
AKI dan AKB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang disertai dengan pengaturan waktu
pelaksanaan yang tepat sehingga hasilnya dapat lebih maksimal,
Meningkatkan kerjasama dengan pihak penyedia layanan kesehatan guna
memberikan pembelajaran bagi mahasiswi kebidanan, Membimbing dan
mengevaluasi mahasiswi dalam melakukan asuhan kebidanan yang
dilakukan mahasiswi.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Melalui studi kasus ini diharapkan klien dan keluarga mendapatkan
informasi serta edukasi yang jelas mengenai kehamilan, persalinan, nifas,
93

dan bayi baru lahir serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari Untuk keluarga, Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama
dukungan dari segi psikologi dan mampu dalam melakukan pencegahan
infeksi atau menjaga kebersihan diri dan lingkungan bagi ibu, bayi dan
keluarga.
4. Bagi Mahasiswi
a. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengetahuan baik
secara teori maupun praktiknya mengenai asuhan kebidanan pada
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
b. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kebidanan
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam praktik klinik kebidanan.
c. Mahasiswa diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga kesehatan yang lainnya sehingga dapat membentuk suatu tim
yang baik
d. Meningkatkan kemampuan untuk melatih diri dalam pengambilan
keputusan dalam suatu permasalahan kebidanan.
e. Mampu melakukan asuhan yang komprehensif dan mengacu pada
continuity of care.
f. Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan benar.
94

DAFTAR PUSTAKA

1. Sunarsih, T. (2020). Asuhan Kebidanan Continuity of Care di PMB


Sukani Edi Munggur Srimartani Piyungan Bantul. Midwifery Journal:
Jurnal Kebidanan UM. Mataram, 5(1), 39-44.
2. Susiana, S. (2019). Angka kematian ibu: Faktor penyebab dan upaya
penanganannya. Bidang Kesejahteraan Sosial Info Singkat, 11(24), 13-18.
3. Nuryati, S., & Yanti, D. (2017). Efektifitas Penggunaan Media Sosial
Terhadap Peningkatan Pengetahuan Perawatan Nifas Dan Kepatuhan
Kunjungan Ulang Pada Ibu Nifas Di Kota Bogor. Jurnal Bidan “Midwife
Journal, 3(1).
4. Alfiah Rahmawati, A. R., & Rr Catur Leny Wulandari, R. C. L. W.
(2019). Influence of Physical and Psychological of Pregnant Women
Toward Health Status of Mother and Baby. JKb Jurnal Kebidanan, 9(2),
148-152.
5. Tyastuti S. Asuhan Kebidanan dan Kehamilan. Badan Pengembangan dan
Pemberdayaan Masyarakat Sumber Daya Manusia Kesehatan; 2016.
6. Fakultas kedokteran universitas sebelas maret. (2018). Modul Praktikum
ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN. Available from:
https://sarjanaterapankebidanan.fk.uns.ac.id/wpcontent/uploads/2020/01/A
SKEB-HAMIL.pdf
7. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan
Rujukan. 2013.Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
8. Insani, A. A., Fitrayeni, F., & Iffah, U. (2021). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Memberikan Pelayanan
Kehamilan. JIK (JURNAL ILMU KESEHATAN), 5(1), 72-78.
9. Kurniarum A. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. 2016.
10. Yulizawati, Insani, A. A., B, L. E., & Andriani F. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka; 2019.
11. Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
pada Bayi Ny" S" dengan Hipotermia Sedang di Rumah Sakit Umum
Daerah
95

Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017 (Doctoral dissertation, Universitas Islam


Negeri Alauddin Makassar).
12. Sinta, L. E., & El, L. (2019). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada
Neonatus, Bayi dan Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
13. Padeng, E. P., Banul, M. S., Lokangleu, M. J., Trisnawati, R. E., Manggul,
M. S., Halu, S. A. N., ... & Eprila, E. (2022). ASUHAN KEBIDANAN.
14. Simanullang E. Modul Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. 2016;
15. JNPK-KR. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta: Kemenkes
RI; 2014.
16. Wahyuningsih HP. BAHAN AJAR KEBIDANAN : ASUHAN
KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI. 2018.
17. Rustikayanti R. Profil Risiko Depresi Postpartum pada Ibu Nifas. J Sehat
Masada. 2016;X:13–9.
18. Kemenkes RI. Buku KIA 2016. 2016;
19. Kemenkes RI. 2016. Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak
20. Nugrawati, N., ST, S., & Amriani, S. (2021). Asuhan kebidanan pada
kehamilan. Penerbit Adab.. Available from
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=aVYsEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=who+asuhan+kehamilan&ots=RxqQGxcaLV&sig=o1Y
gKQWZwiSmo5426_lalAATckI&redir_esc=y#v=onepage&q=who%20as
uhan%20kehamilan&f=false
21. Simanjuntak, H. (2021). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Kejadian Kehamilan Resiko Tinggi Di Klinik Pratama Eviyanti Rokan
Medan Marelan Tahun 2020. Journal of Midwifery Senior, 4(2), 90-98.
22. Anggraini, M. L. (2018). Gambaran Resiko Kehamilan dan Persalinan
Pada Ibu Usia diatas 35 tahun di Ruang Kebidanan RSUD Solok Tahun
2017. Menara Ilmu, 12(6).
23. Sjahriani, T., & Faridah, V. (2019). Faktor-faktor yang berhubungan
dengan kejadian anemia pada ibu hamil. Jurnal Kebidanan, 5(2), 106-115.
96

24. Qonitun, U., & Novitasari, F. (2018). Studi Persalinan Kala Iv Pada Ibu
Bersalin Yang Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Di Ruang Mina
Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban. Jurnal Kesehatan, 11(1), 1-8.
25. Sari, E. (2020). HUBUNGAN RAWAT GABUNG DENGAN
MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN ASI DI BPS ARIFIN
SURABAYA. Jurnal Kebidanan, 9(1), 26-30.
26. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial. 2013;23–8.
27. Kemenkes RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru
Lahir Selama Social Distancing. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
28. Astuti Setiyani, S., Astuti Setiyani, S., Sukesi, A. P., Esyuananik, M. K., &
Esyuananik, M. K. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
29. Kurniawati,Dini, Ratna Sari Hardiani,Iis Rahmawati. (2020) AIR SUSU
IBU (ASI)
30. Reni, D. P., Nur, F. T., Cahyanto, E. B., & Nugraheni A. Perbedaan
Perawatan Tali Pusat Terbuka dan Kassa Kering dengan Lama Pelepasan
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir. 2018;
31. Selvia, P., & Darwis, D. (2016). HUBUNGAN ANTARA METODE
PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN LAMANYA PELEPASAN
TALI PUSAT DI BPM NY. T SUBANG. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan,
6(1), 4.
32. Noorhidayah, N. 2015. Efektifitas Perawatan Tali Pusat Teknik Kering
Dan Terbuka Terhadap Lama Puput Tali Pusat Di Kota Banjarbaru. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1).
33. Mawaddah, S. (2018). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi. Jurnal Info Kesehatan, 16(2), 214-225
34. Wardani, P. K., Comalasari, I., & Puspita, L. (2019). Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) Terhadap Perubahan Suhu Tubuh pada Bayi Baru
Lahir. Wellness And Healthy Magazine, 1(1), 71-76.
97

35. Restianti, Y., & Nurullita, U. (2017). Pengaruh Masase Uterus Terhadap
Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum Domisili Demak Di
RSUD Sunan Kalijaga Demak. Karya Ilmiah.
36. Idaningsih, A. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan; Buku Lovrinz
Publishing. LovRinz Publishing. Available from :
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=MRoeEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=evidence+based+pemakaian+gurita+pada+bayi+baru+la
hir&ots=xL2ou0E9Um&sig=aab1FgTm6YMqMhQeJb6oD2UsR60&redir
_esc=y#v=onepage&q&f=false
37. Anandita, M. Y. R., Anggraeni, L., & Nurfaizah, N. (2022). Hubungan
Delayed Cord Clamping terhadap Kenaikan Berat Badan Neonatus. Jurnal
Kesehatan, 13(1), 86-93.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

LEMBAR PERSETUJUAN

Setelah diberikan penjelasan, dengan ini saya :

Nama :
Umur :
Alamat :
No.Telepon :

Menyatakan bersedia untuk didampingi selama hamil, bersalin, nifas oleh


mahasiswa tingkat III Program Studi Sarjana Terapan Program Pendidikan Profesi
Bidan Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta III yang
Bernama ………………………………….. Ditempat Fasilitas Puskesmas
………………………………

Jakarta, 17 mei 2022

Pasien Suami

( ) ( )

Mahasiswa Bidan
Program Studi Sarjana Terapan Program Pendidikan Profesi
Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III

NIM :
LEMBARKONSULTASI

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.UK


DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING
JAKARTA UTARA
TAHUN 2022

NAMA MAHASISWA : SITI LAILATUL MUTMAINAH


DOSEN PEMBIMBING : SRI SUKAMTI, AMd.Keb, SKp, MKM
N Tangga Bahan Konsultasi Rekomend Tanda
o. l asi Tangan
Pembimbi Dosen
ng
Pembimbing
1. 19 Mei Konfirmasi
2022 mengenai
pengambilan pasien
Komprehensif
2. 29 Mei Konfirmasi
2022 pasien sudah
lahiran
3. 30 Mei Konfirmasi
2022 mengenai rencana
kunjungan rumah

4. 3 Juni Laporan
2022 mengenai
kunjungan
rumah dan
konsultasi
mengenai SOAP
5. Konsultasi
13 mengenai laporan
Juni studi kasus
2022 komprehensif
melalui
WA dan Email
6. 15 Revisi hasil
Juni konsultasi studi
2022 kasus komprehensif

7. 16 Proses ACC
Juni studi kasus
LEMBARKONSULTASI
2022 laporan
Komprehensi
f
PARTOGRAF
DOKUMENTASI

Kunjungan ANC (Buku KIA)

2 JAM PASCA PERSALINAN

KN + KF 1 (6 jam)
KN 2 + KF 2 (6 Hari)

KN + KF 3 (11 hari)

Anda mungkin juga menyukai