Disusun oleh :
IMARA ARIWIDYA PUTRI
P3.73.24.1.20.012
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LAPORAN KASUS CONTINUITY OF MIDWIFERY CARE
Disusun oleh :
IMARA ARIWIDYA PUTRI
P3.73.24.1.20.012
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
TAHUN 2023
LEMBARANPERSETUJUAN
PEMBIMBING
i
LEMBARANPENGESAHAN
Laporan kasus ini telah diujikan dan dipertahankan pada sidang studi kasus
Komprehensif pada tanggal 20 bulan Juni tahun 2022
PENGUJI MODERATOR
Mengesahkan,
Jurusan kebidanan poltekkes Kemenkes Jakarta III
Program studi sarjana terapan kebidanan
Program Pendidikan profesi bidan
Ketua
ii
JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI BIDAN
GAMBARAN KASUS
Bidan merupakan pendamping perempuan sepanjang siklus kehidupannya untuk
memberikan asuhan baik yang fisiologis, terintegrasi, dan komprehensif untuk
menjadikan keluarga Indonesia sejahtera. Upaya yang paling utama untuk
menyejahterakan keluarga yaitu dengan menurunkan angka kematian ibu (AKI)
dan angka kematian bayi (AKB). Bidan dapat berperan besar dalam menurunkan
angka kematian ibu dan bayi yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara
komprehensif. Kasus ini diambil di puskesmas kecamatan kelapa gading Jakarta
utara yang dilakukan sejak tanggal 17 Mei 2022 sampai dengan tanggal 8 Juni
2022. Ny. U K G4P3A0 umur 40 tahun, HPHT 19 Agustus 2021, TP 25 mei 2022.
Ny. U K mulai memeriksakan kehamilannya pada usia kehamilan 17 minggu di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara. Penulis melakukan Asuhan
Kehamilan (ANC) sebanyak 2 kali yang dimulai pada usia kehamilan 38 minggu.
Masa kehamilan Ny.UK berjalan dengan baik. Pada tanggal 28 Mei 2022 pukul
16.00 WIB, Ny. U K datang ke Puskesmas dengan keluhan perut terasa mulas
sejak pukul 12.00 WIB. Hasil pemeriksaan G4P3A0 hamil 40 minggu inpartu kala
I fase aktif. Pada tanggal 28 mei 2022 pukul 16.45 WIB, ibu mengatakan ada rasa
ingin meneran seperti BAB dan mulas yang semakin sering. Hasil pemeriksaan
Ny. U K G4P3A0 hamil 40 minggu partus kala II dengan persalinan pervaginam,
keadaan ibu dan janin baik. Pukul 16.58 WIB, bayi lahir spontan, menangis kuat,
warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin Laki-laki, anus (+), cacat
(-). Pukul
16.58 WIB, Ny. UK partus kala III. Keadaan ibu baik. Pukul 17.15 WIB, plasenta
lahir spontan lengkap, selaput ketuban utuh, panjang tali pusat ±50 cm, diameter
±20 cm, tebal ±3cm. Tidak Terdapat laserasi pada perineum, Jumlah perdarahan
pada kala III ±200 ml. Pada pukul 17.15 WIB, Ny. UK P4A0 partus kala IV.
Kontraksi uterus baik, perdarahan normal. Neonatus cukup bulan sesuai masa
i
kehamilan umur 1 jam, keadaan bayi baik, berat badan 2600 gram, Panjang badan
47 cm, BAB (-), BAK (+), Bayi telah disuntikkan vitamin K 1 mg/IM di paha
bagian luar sebelah kiri dan sudah diolesi salep Erythromycin pada kedua
matanya. Pada tanggal 28 Mei 2022 pukul 23.00 WIB, Neonatus cukup bulan
sesuai masa kehamilan umur 6 jam, keadaan bayi baik, tali pusat tidak ada
perdarahan. Tanggal 03 Juni 2022 jam 13.30 WIB, neonatus cukup bulan sesuai
masa kehamilan umur 6 hari , keadaan bayi baik, tali pusat sudah puput. Pada
tanggal 28 Mei 2022 jam
23.00 WIB, tanggal 03 Juni 2022 pukul 13.30 WIB, tanggal 08 Juni 2022 pukul
10.30 WIB Ny.UK P4A0 sudah melakukan kunjungan nifas 3 kali.
Pustaka : (2012-2022)
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa sebab atas segala rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan studi kasus continuity of midwifery care yang diajukan guna memenuhi
salah satu mata kuliah Praktik Integrasi Asuhan Kebidanan Sepanjang Siklus
Kehidupan Perempuan.
iii
7. Kedua orangtua dan adik dari penulis yang telah memberikan do’a,
dukungan, dan semangat kepada penulis di setiap penulis merasa ingin
menyerah.
8. Teman gelombang ke 2 PKC kelapa gading yaitu Adelia Putri, Dyah Eka,
Laela N, dan Wahyu dewi. Terima kasih karena selalu mengingatkan,
memotivasi, dan mendukung penulis dalam melakukan asuhan
komprehensif serta menyusun laporan ini.
9. Teman-teman seperjuangan AGASI, khususnya Sherina Asifa, Tasya
Maulidya, dan Yolanur Afrilita yang telah memberikan semangat,
dukungan, do’a, serta masukan kepada penulis sedari awal proses
perkuliahan hingga sekarang, semoga kita kelak akan menjadi pribadi
yang sukses dan menjadi bidan yang professional.
10. Sahabat saya Adinda ramadhania dan Widi Utami serta Semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per-satu yang telah membantu terlaksana
dan terciptanya studi kasus ini.
Penulis sadar sepenuhnya bahwa Laporan Kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan kemampuan yang ada pada diri
penulis. Walupun begitu penulis berusaha sebisa mungkin untuk mengelola data
dan menganalisis data yang akhirnya menyusun ke dalam Laporan Kasus ini.
Dengan laporan kasus ini, penulis mengharapkan dapat memberikan pengetahuan
tambahan kepada pembacanya. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran
serta masukan yang membangun demi kesempurnaan laporan kasus ini.
iv
DAFTAR ISI
LEMBARAN PERSETUJUAN i
LEMBARAN PENGESAHAN ii
GAMBARAN KASUS i
DAFTAR ISI v
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 3
1. Tujuan Umum 3
2. Tujuan Khusus 3
BAB II 5
TINJAUAN TEORI 5
2.3 Bayi 30
2.4 Nifas 34
BAB III 43
PERKEMBANGAN KASUS 43
3.1 Kehamilan 43
3.2 Persalinan 52
BAB IV 79
PEMBAHASAN KASUS 79
BAB V 91
DAFTAR PUSTAKA 94
LAMPIRAN-LAMPIRAN 96
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
kematian ibu cukup signifikan yaitu sekitar 22% sehingga pencegahan dan
penanganannya perlu mendapat perhatian.3
Masalah yang berkaitan dengan kehamilan dan persalinan, termasuk AKI
tidak dapat dilepaskan dari berbagai faktor yang mempengaruhinya, antara
lain status kesehatan ibu dan kesiapan untuk hamil, pemeriksaan antenatal
(masa kehamilan), pertolongan persalinan dan perawatan segera setelah
persalinan, serta faktor sosial budaya. Menurut pakar Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, penyebab AKI paling tinggi adalah pendarahan.
Kematian ibu merupakan peristiwa kompleks yang disebabkan oleh berbagai
penyebab yang dapat dibedakan atas determinan dekat, determinan antara, dan
determinan jauh. Determinan dekat yang berhubungan langsung dengan
kematian ibu merupakan gangguan obstetrik seperti pendarahan,
preeklamsi/eklamsi, dan infeksi atau penyakit yang diderita ibu sebelum atau
selama kehamilan yang dapat memperburuk kondisi kehamilan seperti
penyakit jantung, malaria, tuberkulosis, ginjal, dan acquired
immunodeficiency syndrome. Determinan dekat secara langsung dipengaruhi
oleh determinan antara yang berhubungan dengan faktor kesehatan, seperti
status kesehatan ibu, status reproduksi, akses terhadap pelayanan kesehatan,
dan perilaku penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan. Determinan jauh
berhubungan dengan faktor demografi dan sosiokultural. Kesadaran
masyarakat yang rendah tentang kesehatan ibu hamil, pemberdayaan
perempuan yang tidak baik, latar belakang pendidikan, sosial ekonomi
keluarga, lingkungan masyarakat dan politik, serta kebijakan secara tidak
langsung diduga ikut berperan dalam meningkatkan kematian ibu.1
Peranan bidan merupakan peranan yang penting dengan memberikan
asuhan kebidanan yang berfokus pada perempuan (women centered care)
secara berkelanjutan (Continuity of care). Continuity of care dalam kebidanan
merupakan serangkaian kegiatan pelayanan berkesinambungan mulai dari
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, serta keluarga berencana.
Continuity of care yang dilakukan oleh bidan pada umumnya berorientasi
untuk meningkatkan kesinambungan pelayanan dalam suatu periode.
Continuity of care memiliki 3 jenis pelayanan yaitu manajemen, informasi dan
hubungan.
3
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan Asuhan Kebidanan Secara Komprehensif Pada Ny. U K Di
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Jakarta Utara Tahun 2022
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan Pengkajian Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir Dan
Nifas.
b. Menganalisa Masalah, Diagnosa Kebidanan Pada Ibu Hamil, Bersalin,
Bayi Baru Lahir Dan Nifas.
c. Menarik Diagnosa Kebidanan Potensial Pada Ibu Hamil, Bersalin,
Bayi Baru Lahir Dan Nifas.
d. Melakukan Tindakan Segera Pada Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi
Baru Lahir Dan Nifas.
e. Merencanakan Tindakan Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas,
f. Melaksanakan Rencana Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas.
g. Melaksanakan Evaluasi Pada Ibu Hamil, Bersalin, Bayi Baru Lahir
Dan Nifas.
h. Melakukan Pendokumentasian Dengan Metode SOAP.
4
5
6
a. Vulva Vagina
Pada ibu hamil vagina terjadi hipervaskularisasimenimbulkan warna
merah ungu kebiruan yang disebut tanda Chadwick. Vagina ibu hamil
berubah menjadi lebih asam, keasaman (pH) berubah dari 4 menjadi
6.5 sehingga menyebabkan wanita hamil lebih rentan terhadap infeksi
vagina terutama infeksi jamur. Hypervaskularisasi pada vagina dapat
menyebabkan hypersensitivitas sehingga dapat meningkatkan libido
atau keinginan atau bangkitan seksual terutama pada kehamilan
trimester dua.
b. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta,
terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan
ovarium tenang/ beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi.
c. Payudara
payudara membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
hipertrofi kelenjar Montgomery, terutama daerah areola dan papilla
akibat pengaruh melanofor, puting susu membesar dan menonjol.
Hypertropi kelenjar sabasea (lemak) muncul pada aeola mamae
disebut tuberkel Montgomery yang kelihatan di sekitar puting susu.
Kelenjar sebasea ini berfungsi sebagai pelumas puting susu,
kelembutan puting susu terganggu apabila lemak pelindung ini dicuci
dengan sabun.
7
4. Evidance Based
Evidence Based dalam praktik kehamilan Evidence based practice adalah
praktik berdasarkan penelitian yang terpilih dan terbukti bermanfaat serta
merupakan penerapan yang sistematik, ilmiah dan eksplisit dari penelitian
terbaik saat ini dalam pengambilan keputusan asuhan kebidanan. Hal ini
menghasilkan asuhan yang efektif. Asuhan yang tidak selalu melakukan
intervensi. Kajian ulang memunculkan asumsi bahwa sebagian besar
komplikasi obstetri yang mengancam jiwa sebenarnya bisa diprediksi atau
dicegah. Dengan adanya evidence based practice maka praktik asuhan
antenatal menjadi lebih terfokus pada pilihan praktik yang terbukti
menguntungkan klien (refocusing antenatal).
1. Kunjungan ANC
Berdasarkan standar WHO, ibu hamil disarankan untuk melakukan
kunjungan ANC minimal 4 kali selama kehamilan; dengan komposisi
waktu kunjungan satu kali pada trimester I, satu kali pada trimester II, dan
dua kali pada trimester III. 5
10
untuk
ketidaknyamanan Kehamilan
1. Jahe, chamomile, vitamin B6 atau etiap kontak selama kehamilan
akupuntur direkomendasikan untuk (minimal 8 kali)
mengurangi gejalan mual pada
kehamilan
muda.
2. Edukasi tentang pola makan dan gaya Setiap kontak selama
hidup untuk mencegah dan kehamilan (minimal 8 kali)
menghilangkan gejala nyeri ulu hati
(heartburn) dalam kehamilan. Antasid
bisa diberikan jika perubahan pola
hidup
tidak mengurangi gejala
3. Mengurangi kram pada kaki dengan Setiap kontak selama
mengkonsumsi magnesium, kaslium kehamilan (minimal 8 kali)
atau
pengobatan non-farmakologis lainnya
4. Olahraga yang teratur selama hamil Setiap kontak selama
direkomendasikan untuk mencegah
kehamilan (minimal 8 kali)
nyeri punggung dan nyeri panggul.
Sumber : Sumber : Insani, A. A., Fitrayeni, F., & Iffah, U. (2021). Faktor-
Faktor yang Berhubungan dengan Kinerja Bidan dalam Memberikan Pelayanan
Kehamilan. JIK (JURNAL ILMU KESEHATAN), 5(1), 72-78.
selaput janin dari tubuh ibu melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
berlangsung dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan ibu sendiri).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam,
serta tanpa adanya komplikasi pada ibu maupun pada janin. 9
Sebab-sebab mulainya persalinan berdasarkan teori adalah adanya
penurunan kadar progesteron, teori oxitosin, keregangan otot-otot,
pengaruh janin, dan teori prostaglandin. Tujuan Asuhan Persalinan
adalah memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam
upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. 9
Tanda-tanda persalinan itu terdiri dari tanda persalinan sudah dekat
(adanya lightening dan terjadinya his permulaan/his palsu) dan tanda-
tanda persalinan (penipisan dan pembukaan serviks (effacement dan
dilatasi serviks), kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada
serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit), serta keluarnya
lendir bercampur darah (show) melalui vagina. 9
KALA I
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan servix
hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Persalinan kala I berlangsung 18 –
24 jam dan terbagi menjadi dua fase yaitu fase laten dan fase aktif.
KALA II
Persalinan kala II dimulai dengan pembukaan lengkap dari serviks dan berakhir
dengan lahirnya bayi. Proses ini berlangsung 2 jam pada primi gravida dan 1 jam
pada multigravida. 9
KALA III
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban, Berlangsung tidak lebih dari 30 menit , Disebut
dengan kala uri atau kala pengeluaran plasenta , Peregangan Tali pusat Terkendali
18
KALA IV
c. Power (Kekuatan Ibu) His merupakan salah satu kekuatan pada ibu yang
menyebabkan serviks membuka dan mendorong janin ke bawah. Pada
presentasi kepala, apabila his sudah cukup dan kuat maka kepala akan mulai
turun dan masuk ke dalam rongga panggul
d. Position Posisi ibu dapat mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi
persalinan. Pada posisi tegak maka akan memberikan sejumlah keuntungan
dan mengubah posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan
memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak dapat meliputi posisi berdiri, berjalan,
duduk, dan jongkok,
e. Psychologic Respons Faktor psikologis merupakan faktor penting dalam
persalinan yang dimana pada saat persalinan akan terjadi perubahan
psikologis pada ibu bersalin yang meliputi rasa cemas akan bayinya yang
hendak lahir, kesakitan saat kontraksi, dan ketakutan saat melihat darah.
Evidence based
Tabel 2.4
1. Asuhan sayang ibu pada persalinan setiap kala Asuhan sayang ibu adalah
asuhan dengan prinsip saling menghargai budaya, kepercayaan dan
20
keinginan sang ibu. Sehingga saat penting sekali diperhatikan pada saat
seorang ibuakan bersalin.
1. Kala I
a. Memberikan dukungan emosional.
b. Pendampinngan anggota keluarga selama proses persalinan hingga
kelahiran bayinya.
c. Menghargai keinginan ibu dalam memilih pendamping selama
persalinan.
d. Peran aktif anggota keluarga selama persalinan dengan cara :
- Mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan memuji
ibu.
- Membantu ibu bernafas dengan benar saat kontraksi.
- Melakukan massase pada tubuh ibu dengan lembut.
22
2. Kala II
a. Pendampingan ibu selama proses persalinan hingga kelahiran
bayinya oleh suami dan anggota keluarga yang lain.
b. Keterlibatan anggota keluarga dalam memberikan asuhan, yaitu :
- Membantu ibu untuk berganti posisi.
- Melakukan rangsangan taktil.
- Memberikan makanan dan minuman.
- Menjadi teman bicara/pendengar yang baik.
- Memberikan dukungan dan selamat selama proses persalinan
hingga kelahiran bayinya.
c. Keterlibatan penolong persalinan selama proses persalinan dan
kelahiran, yaitu :
- Memberikan dukungan dan semangat kepada ibu beserta
keluarga.
- Menjelaskan tahapan dan kemajuan persalinan.
- Melakukan pendampingan selama proses persalinan dan
kelahiran.
- Membuat hati ibu merasa tenteram selama kala II persalinan
dengan memberikan bimbingan dan menawarkan bantuan
kepada ibu.
d. Menganjurkan ibu meneran bila ada dorongan kuat dan spontan
untuk meneran serta memberikan kesempatan istirahat bila tidak
ada his.
23
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi baru
lahir ialah:12
a. Pencegahan Infeksi
- Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi
- Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan
- Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama klem,
gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
- Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan
untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula dengan
timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
b. Melakukan penilaian
- Apakah bayi cukup bulan/tidak
- Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
- Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan
- Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi tidak
bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah maka segera
lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir. 12
c. Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
- Evaporasi
25
- Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
- Tutup bagian kepala bayi
- Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya
- Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian
- Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat. 12
g. Pencegahan Infeksi
- Memberikan vitamin K Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau cukup bulan
perlu di beri vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan dosis 0,5–1 mg
IM.
- Memberikan obat tetes atau salep mata Untuk pencegahan penyakit
mata karena klamidia (penyakit menular seksual) perlu diberikan obat
mata pada jam pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata
eritromisin 0.5 % atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
1. Refleks moro
Bayi akan mengembangkan tangan lebar dan melebarkan jari, lalu
membalikkan dengan tangan yang cepat seakan-akan memeluk seseorang.
Diperoleh dengan memukul permukaan yang rata dimana dekat bayi
dibaringkan dengan posisi telentang.
2. Refleks rooting
Timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan memutar
kepala seakan mencari putting susu.
3. Refleks sucking
Timbul bersamaan dengan reflek rooting untuk mengisap putting susu dan
menelan ASI.
4. Refleks grasping
Timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi, lalu bayi akan
menutup telapak tangannya atau ketika telapak kaki digores dekat ujung jari
kaki, jari kaki menekuk.
5. Refleks walking
Reflek ini timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada gerakan spontan kaki
melangkah ke depan walaupun bayi tersebut belum bisa berjalan
6. Refleks tonik neck
Reflek ini timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh kekanan atau kiri
jika diposisikan tengkurap
7. Refleks babinsky
Muncul ketika ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan bergerak
keatas dan jari-jari lainnya membuka
30
Evidence based
1. Pengaruh inisiasi menyusui dini terhadap perubahan suhu bayi baru lahir
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) disebut sebagai tahap keempat persalinan
yaitu setelah persalinan sampai 1 jam setelah persalinan, meletakkan bayi baru
lahir dengan posisi tengkurap setelah dikeringkan tubuhnya namun belum
dibersihkan, tidak dibungkus didada ibunya segera setelah persalinan dan
memastikan bayi mendapat kontak kulit dengan ibunya, menemukan putiing
susu dan mendapat kolostrum atau ASI yang pertama kali keluar Pada waktu
lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badanya dan membutuhkan
pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus
dibungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan
tempat tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Bayi baru lahir tidak
dapat mengatur temperatur tubuhnya secara memadai dan dapat dengan cepat
kedinginan jika kehilangan panas tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami
kehilangan panas (hipotermi) beresiko tinggi untuk jatuh sakit dan meninggal,
jika bayi dalam keadaan basah atau tidak diselimuti mungkin akan mengalami
hipotermi, meskipun berada dalam ruangan yang relatif hangat. Bayi prematur
atau berat bdan lahir rendah sangat rentan terhadap terjadinya hipotermi, Kulit
ibu dapat berfungsi sebagai inkubator karena ibu merupakan thermoregulator
bagi bayi. Apabila pada saat lahir bayi mengalami hipotermi dan dengan
terjadinya skin to skin contact otomatis suhu kulit ibu akan meningkat 20 ℃.
Dada ibu dapat menghangatkan bayi dengan tepat, kulit ibu akan
menyesuaikan suhunya dengan kebutuhan bayi 34.
2.3 Bayi
Asuhan pada bayi usia 2-6 hari
a. Pemberian ASI
● memberikan bayi usia 1-2 hari 5-7 ml ASI sekali minum dengan
diberikan 8-12 kali sehari atau hampir satu gelas takar air untuk
satu hari. Pada usia ini lambung berkembang menjadi sebesar
buah chery yang berukuran besar.
Namun jika ASI disimpan didlam frezer dapat bertahan selama 3-6
bulan.13
b. Eliminasi
BAB
bayi lahir cukup bervariasi dan jumlah paling banyak antara hari
ke 3 dan ke 6. Bayi akan mengeluarkan mekonium, dimana
fesesnya lengket berwarna hitam kehijauan selama 2 hari pertama.
berbentuk seperti ter atau aspal lembek. Zat buangan ini berasal
dari pencernaan bayi yang dibawa dari kandungan. setelah itu
feses bayi bisa bergumpal seperti jelly, padat, berbiji atau seeded
dan bisa juga berupa cairan, feses bayi yang diberi ASI ekslusif
biasanya tidak berbentuk pasta atau cream, berbiji dan bisa juga
seperti mencret atau mencair. Sedangkan feses bayi yang diberi
susu formula berbentuk padat, bergumpal-gumpal atau agak liat
dan bulat. Makanya bayi yang mengkonsumsi susu formula
kadang suka bebelan (susah BAB) sedangkan yang mendapat ASI
tidak13
BAK
c. ISTIRAHAT
● Melatih anak agar mengerti bahwa malam hari adalah waktu untuk
tidur dan siang hari adalah waktu untuk banguun. Salah satu
caranya adalah dengan mengajaknya bermain hanya disiang hari
saja, tidak dimalam hari. Latih bayi agar mengetahui bahwa tempat
tidur adalah tempatnya untuk tidur. Letakkan bayi ditempat tidur
saat ia sudah mengantuk, hindari membiarkannya tidur dalam
gendongan atau diruangan lain. Lampu utama sebaiknya dimatikan,
dan nyalakan lampu tidur yang redup. Dalam 2 mg pertama setelah
lahir,bayi normal sering tidur, bayi baru lahir sampai usia 3 bulan
ratarata tidur selama 16 jam sehari.
e. Tanda bahaya
berlebihan
dan memar.
● Tali pusat merah, bengkak, keluar caira, berbau busuk dan berdarah.
● Tidak BAB dalam 3 hari, tidak BAK dalam 24 jam, feses lembek
34
atau cair, sering berwarna hijau tua dan terdapat lendir atau darah
35
● Indentifikasi bayi atau beri bayi penanda yang sama dengan ibunya
● Berikan bayi kepada ibunya atau dengan rawat gabung dan biarkan bayi
● Pemeriksaan tanda bahaya pada bayi seperti kejang, demam tinggi, tali
pusat bernanah
Evidence Based
terbuka lebih efektif dan efisien karena lebih mudah, hemat dan murah biaya
tanpa menggunakan kasa steril32.
2. Pemberian ASI dini dan Ekslusif
Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan dilanjutkan dengan pemberian ASI
secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan. Keberhasilan pemberian ASI
ekslusif berawal dari terlaksananya proses IMD secara optimal. Disamping
menjadi titik awal keberhasilan ASI Eksklusif, IMD diyakini memiliki
banyak manfaat bagi ibu yaitu saat sentuhan, hisapan, dan jilatan bayi pada
puting ibu selama prosesinisiasimenyusu dini akan merangsang keluarnya
hormon oksitosin yang menyebabkan rahim berkontraksi sehingga membantu
pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan pada ibu. bayi yang diberi
kesempatan menyusu dini akan berhasil menyusu eksklusif delapan kali lebih
besar dibandingkan bayi yang tidak diberi kesempatan menyusu dini. Ini
berarti bahwa bayi selanjutnya akan lebih mungkin untuk disusui sampai
usianya mencapai dua tahun bahkan lebih Manfaat IMD baik bagi bayi
maupun ibunya sangat besar33.
2.4 Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil.
Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.
Asuhan pada bayi 2-6 hari dan asuhan primer 6 minggu pertama setelah lahir
harus dilakukan secara menyeluruh. Asuhan pada bayi 2-6 hari juga harus
diinformasikan dan diajarkan kepada orang tua bayi, sehingga saat kembali ke
rumah orang tua sudah siap dan dapat melaksanakannya sendiri.14
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir hingga alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu kurang lebih
6 minggu.15
Tahapan Masa Nifas16
a. Puerperium Dini
38
1. Adaptasi Psikologi
ada tiga fase yang terjadi pada ibu post partum yang disebut Rubin Maternal
Phases yaitu: 17
a. Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung pada
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini, fokus
perhatian ibu terutama pada dirinya sendiri dan cenderung lebih banyak
menceritakan pengalaman yang dirasakan ketika melewati proses
persalinan. Hal ini menyebabkan ibu cenderung menjadi pasif dan sangat
tergantung pada lingkungannya.
Gangguan psikologis yang mungkin dirasakan ibu pada fase ini adalah
sebagai berikut:
- Kekecewaan karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan tentang
bayinya, seperti : jenis kelamin tertentu, warna kulit, dan sebagainya.
- Ketidaknyamanan sebagai akibat dari perubahan fisik yang dialami
ibu misalnya rasa mulas akibat dari kontraksi rahim, payudara
bengkak, nyeri pada luka jahitan, dan sebagainya.
- Rasa bersalah karena belum bisa menyusui bayinya.
- Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat
bayinya dan cenderung melihat saja tanpa membantu. 17
b. Fase taking hold
merupakan fase yang berlangsung 3-10 hari setelah melahirkan. Pada
fase ini, ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung
39
Akibat involusio uteri, lapisan luar desidua yang mengelilingi situs plasenta akan
menjadi nekrotik. Desidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan.
Pencampuran antara darah dan desidua inilah yang dinamakan lochea. 11
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uteri dan vagina selama
masa nifas. Lochea mempunyai bau amis (anyir), meskipun tidak terlalu
11
menyengat dan volumenya berbeda pada setiap wanita. Lochea mengalami
perubahan karena proses involusio. Perbedaan masing-masing lochea dapat dilihat
sebagai berikut:
40
a. Lochea rubra (Cruenta), keluar pada hari 1-2 pasca persalinan, berwarna
merah mengandung darah dan sisa-sisa selaput ketuban, jaringan dan
desidua, verniks caseosa, lanugo dan mekoneum.
b. Lochea sanguinolenta, keluar pada hari ke 3-7 pasaca persalinan,
berwarna merah kuning dan berisi darah lendir.
c. Lochea serosa, keluar pada hari ke 7-14 pasca persalinan, berwarna
kecoklatan mengandung lebih banyak serum dan lebih sedikit darah, juga
terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
d. Lochea alba, keluar sejak 2-6 minggu pasca persalinan, berwarna putih
kekuningan mengandung leukosit, selaput lender serviks dan serabut
jaringan yang mati.11
Pada Umumnya jumlah lochea lebih sedikit bila wanita postpartum dalam posisi
berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina
bagian atas saat wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir
keluar saat berdiri. Total jumlah rata-rata pengeluaran lochea sekitar 240 ml
hingga 270 ml. 11
b. Laktasi
Sejak masa hamil payudara sudah memproduksi air susu di bawah kontrol
beberapa hormon, tetapi volume yang diproduksi masih sangat sedikit. Selama
masa nifas payudara bagian alveolus mulai optimal memproduksi air susu (ASI).
Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil (duktulus), di mana
beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar (duktus).
Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut
sinus. Akhirnya semua saluran yang besar ini memusat ke dalam puting dan
bermuara ke luar. Di dalam dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang
apabila berkontraksi dapat memompa ASI keluar. 19
a. Jenis-Jenis ASI
1. Kolostrum: cairan pertama yang dikeluarkan oleh kelenjar payudara pada
hari pertama sampai dengan hari ke-3, berwarna kuning keemasan,
mengandung protein tinggi rendah laktosa
2. ASI Transisi: keluar pada hari ke 3–8; jumlah ASI meningkat tetapi
protein rendah dan lemak, hidrat arang tinggi.
3. ASI Mature: ASI yang keluar hari ke 8–11 dan seterusnya, nutrisi terus
berubah sampai bayi 6 bulan. 19
Evidence Based
1. Masase Uterus
Untuk membantu mempercepat proses involusi uterus salah satunya dapat
dilakukan dengan masase uterus. Manfaat masase uterus adalah
merangsang uterus berkontraksi baik dan kuat. Kontraksi uterus yang tidak
kuat dan terus-menerus dapat menyebabkan terjadinya atonia uteri, untuk
membantu uterus berkontraksi, bisa dilakukan dengan masase agar uterus
tidak lembek dan mampu berkontraksi secara kuat. Dengan terus
berkontraksi, rahim menutup pembuluh darah yang terbuka pada daerah
plasenta. Penutupan ini mencegah perdarahan yang hebat dan
mempercepat pelepasan lapisan rahim ekstra yang terbentuk selama
kehamilan35.
2. Kebiasaan Pemakaian Gurita
Selama 2 jam pertama atau selanjutnya penggunaan gurita akan
menyebabkan kesulitan dalam pemantauan involusi uterus36.
3. Kebiasaan Memisahkan ibu dan bayi
Bayi benar-benar siaga selama 2 jam pertama setelah kelahiran, ini
merupakan waktu yang tepat untuk melakukan kontak kulit ke kulit unutk
mempererat bonding attachmnent serta keberhasilan dalam pemberian
ASI36.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
3.1 Kehamilan
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
KUNJUNGAN PERTAMA
No . RM : 01-005129
IDENTITAS
SUBJEKTIF
Ibu datang untuk kunjungan pada pemeriksaan kehamilan dan saat ini tidak ada
keluhan.
43
44
1. Riwayat Haid
Usia pertama haid 11 tahun, lamanya 5-7 hari, banyaknya 2-3 ganti
pembalut/hari, siklus 28 hari. Hari pertama haid terakhir tanggal 19
Agustus 2021, taksiran persalinan 25 Mei 2022.
2. Riwayat kehamilan, persalinan dan Nifas yang lalu
Ham Tahu Jenis Jenis Penolon BB/ Keadaa Temp ASI KB
il n g PB n at
kelamin persalina
ke lahir n sekaran
g
1. 2004 Laki-laki Spontan Bidan 2700 Sehat BPM 2 Sunt
tahu ik 3
n bula
n
(4
th)
2. 2009 Laki-laki Spontan Bidan 2700 Sehat BPM 2 -
tahu
n
3. 2016 Perempua Spontan Bidan 2700 Sehat PKC 2 IUD
n (
tahu
n 1 th)
4. 2021 Hamil ini
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20 x/m
Suhu : 36,7℃
47
2. Antropometri
Berat Badan sebelum hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 54 kg
Tinggi Badan : 153 cm
LILA : 25 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Payudara : simetris, putting susu menonjol, colostrum (-/-)
e. Abdomen : terdapat Keloid akibat luka bakar, terdapat Linea
nigra
f. Ekstremitas :simetris, tidak ada kelainan, tidak ada oedema,
tidak ada varises, refleks patella (+/+).
g. Genitalia : tidak ada kelainan, tidak ada oedem,
h. Anus : tidak ada kelainan, tidak ada haemoroid
4. Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen terdapat luka keloid bekas luka bakar dan terdapat linea nigra,
TFU 30 cm, difundus teraba bokong, dibagian kiri perut ibu teraba
punggung dan dibagian kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian
yerendah teraba kepala dan sudah masuk pintus atas panggul 4/5 bagian..
Taksiran berat janin (30-11) x 155 = 2.945 gram. Detak jantung janin
135x/m, teratur.
5. Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan pemeriksaan laboratorium pada tanggal 09 mei 2022 dengan
hasil HB 11,1 gr/Dl, Leukosit 9.800/uL, Hematokrit 32.8%, Trombosit
291.000/uL, Gds 88 mg/dl protein urine (-), HbsAg non reaktif, HIV non
reaktif, Swab Antigen negative (-)
ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 38 minggu
48
PLANNING
1. Melakukan informed consent untuk meminta persetujuan ibu untuk
dijadikan pasien studi kasus dan akan didampingi selama kehamilan,
persalinan, dan nifas. (Ibu bersedia menjadi pasien).
2. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa keadaan ibu dan
janin saat ini dalam kondisi baik. (Ibu mengetahui kondisinya dan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
3. Menganjurkan ibu untuk tetap meningkatkan asupan nutrisinya dengan
baik seperti makan-makanan yang mengandung tinggi protein,
karbohidrat, vitamin, dan mineral dan minum 2-3 liter/hari. (Ibu mengerti
dan akan mengikuti anjuran bidan dengan meningkatkan asupan nutrisinya
dengan memakan makanan yang tinggi nutrisi.).
4. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan santai pada pagi hari untuk
meregangkan otot panggul dan perineum. (Ibu mengerti dan bersedia)
5. Mengingatkan ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan,
Gerakan janin berkurang, rasa pusing yang hebat, bengkak pada tangan,
kaki/ wajah dsb. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera ke puskesmas
apabila merasakan salah satu dari tanda tersebut).
6. Mengingatkan ibu mengenai tanda-tanda persalinan dan meminta ibu
segera datang ke puskesmas atau fasilitas Kesehatan terdekat jika ibu
merasakan tanda persalinan seperti mulas yang teratur 5 menit sekali,
keluar darah segar dari jalan lahir dan keluar air-air. (Ibu mengetahui
tandanya dan akan segera ke puskesmas apabila terdapat salah satu tanda
tersebut).
7. Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan perlengkapan untuk persalinan
nanti serta kelengkapan dokumen yang diperlukan. (Ibu mengerti dan akan
49
KUNJUNGAN KEDUA
SUBJEKTIF
Tidak ada keluhan saat ini, multivitamin yang diberikan diminum sesuai anjuran,
tidak merasakan tanda bahaya kehamilan, ibu juga melakukan olahraga ringan
yaitu berjalan santai dipagi hari ditemani oleh suami dan anaknya.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 129/88 mmHg
RR : 20 x/m
Nadi : 82 x/m
Suhu : 36,8℃
50
2. Antropometri
Berat Badan sebelum hamil : 45 kg
Berat badan saat ini : 54 kg
Tinggi Badan :153 cm
LILA : 25 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
d. Payudara : simetris, putting susu menonjol, colostrum
(-/-)
e. Abdomen : terdapat Keloid akibat luka bakar, terdapat
Linea nigra
f. Ekstremitas : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada
oedema, tidak ada varises, refleks patella (+/+).
g. Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan, karena tidak
ada keluhan dari pasien
h. Anus : tidak dilakukan pemeriksaan, karena tidak
ada keluhann dari pasien
6. Pemeriksaan Obstetrik
Abdomen terdapat luka keloid bekas luka bakar dan terdapat linea nigra,
TFU 30 cm, difundus teraba bokong, dibagian kiri perut ibu teraba
punggung dan dibagian kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian
terendah teraba kepala dan sudah masuk pintus atas panggul 3/5 bagian.
Taksiran berat janin (30-11) x 155 = 2.945 gram. Detak jantung janin 142
x/m.
ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu
51
PLANNING
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa keadaan ibu dan
janin saat ini dalam kondisi baik. (Ibu mengetahui kondisinya dan
mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
2. Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan porsi makananya. (Ibu
bersedia)
3. Mendiskusikan dengan ibu tentang IMD pada saat persalinan dan dengan
keuntungan nya bahwa dilakukan IMD kontak batin dengan anaknya lebih
adekuat, bayi dapat menemukan dan mengenali putting ibu untuk
persiapan menyusui. (Ibu mengerti dan ingin melakukan IMD pada saat
bersalin).
4. Menganjurkan ibu untuk memperhatikan gerakan janinnya. (Ibu bersedia)
5. Mengingatkan kembali ibu mengenai tanda-tanda persalinan seperti
kontraksi yang mulai sering dan keluarnya lendir darah, serta keluar air-
air. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera ke puskesmas apabila
terdapat salah satu tanda tersebut).
6. Mengingatkan Kembali ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti
perdarahan, Gerakan janin berkurang, rasa pusing yang hebat, bengkak
pada tangan, kaki/ wajah dsb. (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera
ke puskesmas apabila merasakan salah satu dari tanda tersebut).
7. Menganjurkan ibu untuk tetap meneruskan konsumsi suplemen tambah
darah 1x1 di malam hari dan kalsium 1x1 di pagi hari. (Ibu mengerti dan
akan minum suplemen sesuai yang dianjurkan).
8. Menganjurkan ibu untuk Kunjungan Kembali 1 minggu lagi yaitu pada
tanggal 03 juni 2022 atau apabila terdapat keluhan. (Ibu mengerti dan
bersedia untuk datang kembali sesuai dengan tanggal yang telah
ditentukan atau jika ada keluhan)
9. Melakukan Pendokumentasian.
52
3.2 Persalinan
Kala I
SUBJEKTIF
Ibu datang ke Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dengan keluhan perut terasa
mulas sejak pukul 12.00 WIB, Gerakan janin aktif, untuk nutrisinya ibu makan
terakhir pukul 13.00 WIB dan minum terakhir pada saat ingin pergi ke puskesmas,
dan untuk Eliminasinya BAB terakhir pagi hari pada pukul 09.00 WIB dan BAK
terakhir pukul 16.30 wib saat di puskesmas.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 130/90 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 80 x/m Suhu :
36,7℃
2. Pemeriksaan Fisik
Wajah : Tidak oedem
Mata : Konjungtiva kemerahan, sklera putih
Ekstremitas : Tidak oedem dan tidak ada varises Abdomen
Inspeksi : Tampak keloid bekas luka bakar dan tampak linea
nigra
53
Pemeriksaan Obstetrik
TFU 30 cm, difundus teraba bulat lunak, tidak melenting (bokong),
dibagian kiri perut ibu teraba datar seperti papan (punggung) dan dibagian
kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan
sudah masuk pintu atas panggul 1/5 bagian. Taksiran berat janin (30-11) x
155 = 2.945 gram. Detak jantung janin 140x/m, teratur. HIS 4X10’45”
kuat
3. Pemeriksaan Laboratorium
Tidak dilakukan pemeriksaan
ASSASMENT
Diagnosa Ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu Inpartu Kala I fase Aktif
Diagnosa Janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang
kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Observasi kemajuan persalinan, dukungan fisik dan
psikologis, kebutuhan nutrisi dan hidrasi, dan tehnik
pernafasan yang baik dan benar
PLANNING
1. Melakukan informed consent untuk melakukan pemeriksaan dalam guna
mengetahui sudah adanya pembukaan atau belum. (Ibu bersedia untuk
dilakukan pemeriksaan dalam).
2. Memberitahu ibu dan suami hasil pemeriksaan yang di dapat bahwa
keadaan ibu dan janin saat ini dalam kondisi baik dan ibu sudah dalam
masa
54
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules yang dirasakan semakin kuat dan ada dorongan ingin
meneran seperti BAB serta keluar air-air.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
Tanda-tanda Vital : TD : 130/80 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 80 x/m Suhu : 36,7℃
2. Pemeriksaan Fisik
abdomen : Detak jantung janin 130x/menit dan teratur, punctum maximum
diatas sympisis, HIS 4X10’45” kekuatan kuat, relaksasi ada
Pemeriksaan Obstetrik
TFU 30 cm, difundus teraba bulat lunak, tidak melenting (bokong),
dibagian kiri perut ibu teraba datar seperti papan (punggung) dan dibagian
kanan perut ibu teraba ekstremitas janin, bagian terendah teraba kepala dan
sudah masuk pintus atas panggul, teraba 0/5 bagian.
Inspeksi
• Adanya dorongan meneran
• Tekanan pada anus
• Perineum menonjol
• Vulva membuka
• Kepala bayi crowning 5-6 cm
ASSASMENT
Diagnosis ibu : G4P3A0 hamil 40 minggu inpartu kala II
Diagnosis janin : Janin tunggal, hidup, intrauterine, presentasi belakang
kepala
Masalah : Tidak ada
Kebutuhan : Dukungan fisik dan psikologis, kebutuhan nutrisi dan
hidrasi, posisi dan ambulasi, tehnik meneran yang baik, pertolongan persalinan.
PLANNING
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan Suami bahwa ibu telah
memasuki tahap proses persalinan karena pembukaan sudah lengkap dan
sudah terdapat tanda persalinan Kala II (Ibu dan keluarga mengetahui
kondisi saat ini serta mengerti dengan penjelasan yang diberikan).
2. Mengamati tanda dan gejala kala II yaitu adanya dorongan meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva dan spingter ani membuka.
3. Menyiapkan diri untuk menolong persalinan. (APD telah digunakan).
4. Mendekatkan obat dan alat untuk pertolongan persalinan. (Obat dan alat
telah berada di dekat penolong).
5. Membantu ibu memilih posisi persalinan yang nyaman. (Ibu memilih
posisi Litotomi)
6. Mengatur posisi ibu dengan cara kedua tangan merangkul kedua paha
sampai batas siku, kepala diangkat, dagu menempel ke dada, mata melihat
kearah perut, gigi dirapatkan dan menganjurkan ibu untuk meneran pada
57
SUBJEKTIF
Ibu merasa lega bayinya telah lahir dan ibu masih merasakan mules pada perut
bagian bawah.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan Emosional : Stabil
2. Pemeriksaan Fisik
Abdomen : Tidak ada janin kedua
TFU : sepusat
Kontraksi Uterus : Baik
Kandung Kemih : kosong
58
ASSASMENT
Diagnosa Ibu : P4A0 Partus Kala III
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Manajemen aktif kala III
PLANNING
1. Memberitahu ibu bahwa saat ini dalam keadaan baik dan memberitahu ibu
bahwa rasa mulas yang dirasakan ibu disebakan karena kontraksi uterus
untuk melahirkan plasenta. (Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan).
2. Memeriksa adanya janin kedua. (Sudah dilakukan dan tidak ada janin
kedua).
3. Memberitahu ibu bahwa akan diberikan suntikan Oksitosin 10 IU secara
IM di 1/3 vasus literalis. (Telah dilakukan).
4. Melakukan peregangan tali pusat terkendali (PTT) saat uterus
berkontraksi. (Terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu adanya
semburan darah, tali pusat memanjang, dan uterus globuler).
5. Melahirkan plasenta. (Plasenta lahir spontan lengkap pukul 17.15 WIB).
6. Melakukan masase fundus uterus selama 15 detik (Fundus teraba keras).
7. Memeriksa kelengkapan plasenta (Selaput ketuban lengkap, kotiledon
tidak ada yang tertinggal, panjang tali pusat ±50 cm, diameter ±20 cm,
tebal ±3 cm).
SUBJEKTIF
Ibu merasa senang atas kelahiran bayinya dan ibu mengatakan masih merasa
mules pada perutnya.
59
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Keadaan : Stabil
Emosional : TD : 130/80 mmHg RR : 20x/m
Tanda-tanda
Vital
ASSASMENT
Diagnosa Ibu : P4A0 Partus Kala IV
Masalah : Tidak Ada
Kebutuhan : Pemberian nutrisi dan hidrasi
PLANNING
1. Cek adanya laserasi. (Tidak Terdapat laserasi).
2. Pengeluaran darah pervaginam ±200 cc
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam keadaan
baik, perineum utuh dan tidak terdapat luka robekan . (Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan).
4. Mengobservasi volume darah yang keluar selama persalinan yaitu ± 200 cc
5. Mendesinfeksi partus set dan hecting set dengan merendam di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. (Sudah dilakukan).
6. Membersihkan , merapihkan dan mengganti pakaian ibu serta memakaikan
pembalut demi kenyamanan ibu. (Ibu telah dibersihkan dari sisa darah dan
telah dipakaikan baju).
60
UMUR 1 JAM
Identitas Bayi
Usia : 1 jam
Anak ke : 4
SUBJEKTIF
• Penolong : Bidan
• Kondisi saat Lahir : Spontan menangis kuat, warna kulit kemerahan, dan
tonus otot aktif
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
Penilian awal
a. Menangis kuat : menangis kuat dan spontan
b. Warna Kulit : kemerahan
c. Tonus otot : bergerak aktif
2. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan : 2600 gram
b. Panjang badan : 47 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
d. Lingkar dada : 32 cm
e. Lingkar perut : 29 cm
f. LILA : 10 cm
g. Apgar score : 8/9
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kulit : Kemerahan, tidak sianosis, tidak ada tanda lahir
b. Kepala : Bentuk kepala simetris, tidak ada kelainan (tidak
ada caput succedanum dan cephalhematoma)
c. Mata : Simetris, tidak ikterik
d. Telinga : Simetris, tidak ada pengeluaran, cuping telinga
membuka
e. Hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung
f. Mulut : Tidak terdapat labioskizis dan labiopalatoskizis
63
ASSASMENT
PLANNING
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, gerakannya aktif, sudah mulai
menyusu, Bayi sudah BAK dan BAB, tali pusat tidak menunjukkan tanda infeksi.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik
2. Pemeriksaan Fisik
a. Mata : simetris, tidak ikterik
b. Kulit : kemerahan, tidak ikterik, tidak sianosis
c. Umbilicus/tali pusat : tidak ada tanda-tanda infeksi
d. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
e. Abdomen : Tidak ada kelainan seperti omfalokel, tidak
ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan tali pusat
f. Ekstremitas atas : Kedua tangan sama panjang dan simetris,
jumlah jari lengkap, tidak ada kelainan seperti sindaktili dan polidaktili
66
ASSASMENT
PLANNING
SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya menyusu dengan kuat, tali pusat sudah puput pada hari
ke-5, tidak ada tanda bahaya, air susu ibu sudah keluar banyak, BAK 6-7 kali
sehari dan BAB 3-5 kali sehari, bayi menggunakan gurita.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : Denyut Jantung : 140 x/menit
Pernafasan : 44 x/menit
Suhu : 36,8 ℃
2. Pemeriksaan Antropometri
BB lahir : 2600 gram
BB sekarang : 2580 gram
PB : 47 cm
Lila : 10 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak ada kelainan
b. Kulit : Kemerahan, tidak Ikterus, bersih tidak
terdapat pustus pada kulit dan lipatan
68
ASSASMENT
PLANNING
SUBJEKTIF
ibu mengatakan bayinya sehat, keinginin menyusu sangat kuat, ibu rajin
menjemur bayinya 10-15 menit setiap pagi hari, dan bayi sudah tidak
menggunakan gurita.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : Denyut Jantung : 144
x/menit
Pernafasan : 40
x/menit
70
Suhu : 36,5 ℃
2. Pemeriksaan Antropometri
BB lahir : 2600 gram
BB sekarang : 2870 gram
PB : 48 cm
Lila : 11 cm
3. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : simetris, tidak ada kelainan
b. Kulit : Kemerahan, tidak Ikterus.
c. Mata : normal, simetris, tidak ikterik, konjungtiva
tidak anemis
d. Telinga : Simteris kanan dan kiri, tidak ada
pengeluaran serumen
e. Dada : Tidak ada retraksi dinding dada
f. Umbilikus/tali pusat : Sudah puput dan tidak ada tanda-tanda
infeksi
g. Punggung : tidak ada spina bifida
h. Ekstremitas : tidak ada oedem, bergerak aktif
ASSASMENT
PLANNING
SUBJEKTIF
Ibu merasa mulas dan dapat memperaktikan tehnik masase fundus uterus yang
telah diajarkan, ibu sudah mobilisasi dan Sudah ke kamar mandi untuk BAK
namun belum BAB, ASI sudah keluar, Perdarahan normal, sudah makan dan
minum obat vitamin yang telah diberikan, ibu sudah mengganti pembalut 2 kali
dalam 6 jam.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan
Umum : Baik
Keadaan
: Composmentis
umum
Kesadaran
● Perdarahan : Normal, ± 20 cc
● Lochea : Rubra
ASSASMENT
PLANNING
pervaginam yang berbau, dsb (Ibu mengetahui tandanya dan akan segera
memanggil bidan apabila terdapat salah satu tanda-tanda tersebut).
9. Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi terapi yang diberikan yaitu
amoxillin 3x500 mg, paracetamol 3x500 mg, sf 1x1, vitamin B12 1x1,
vitamin A 1x1, vitamin C 1x1. (Ibu mengkonsumsi terapi dengan teratur).
KUNJUNGAN NIFAS 2
SUBJEKTIF
Ibu makan teratur sebanyak 3 kali sehari, banyak minum air mineral dengan
frekuensi 7-8 gelas per hari. Ibu mengkonsumsi obat dan vitamin secara rutin.
Pengeluaran pervaginam berupa darah berwarna kecoklatan dan tidak ada keluhan
pada pengeluaran pervaginam, ibu memberikan ASI setiap 2 jam sekali. Ibu
merasa sedikit lelah karena tidur malam kadang terbangun untuk menyusi dan
mengganti popok, ibu sudah BAK dan BAB tanpa keluhan, ibu mengganti
pembalut 3 kali sehari, dan mengganti celana dalam setiap ibu merasa tidak
nyaman. Ibu merasa bersyukur ASInya yang keluar sudah banyak.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/m
Vital
Nadi : 84 x/m Suhu : 36,6℃
76
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.dan kelenjar
getah bening
d. Payudara : ASI sudah keluar banyak dan tidak ada
tanda-tanda bendungan ASI
e. Abdomen
● Kontraksi : Baik
● Lochea : Sanguinolenta
ASSASMENT
PLANNING
SUBJEKTIF
Ibu sudah mulai terbiasa dengan perubahan setelah melahirkan, Mengenai pola
makan, istirahat, aktivitas, dan menyusui dilakukan seperti biasa. Pengeluaran
pervaginam tidak ada cairan berbau, pola makan ibu baik dengan mengkonsumsi
78
makanan yang bergizi dan minum air mineral yang banyak, makan sayur-sayuran,
lauk yang mengandung protein dan tanpa ada pantangan makanan, ibu tidak takut
untuk dalam membersihkan alat genitalia dan ibu tidak memiliki keluhan
mengenai BAK dan BABnya.
OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital : TD : 120/70 mmHg RR : 20 x/m
Nadi : 82 x/m Suhu : 36,5℃
2. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : tidak ada oedema, tidak pucat
b. Mata : konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik.
c. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.dan kelenjar
getah bening
d. Payudara : ASI sudah keluar banyak dan tidak ada tanda-
tanda bendungan ASI
e. Abdomen
● Kontraksi : Baik
● Lochea : serosa
ASSASMENT
PLANNING
PEMBAHASAN KASUS
79
80
<19,8 yaitu antara 12,5 -18 Kg. Sedangkan, kadar hemoglobin Ny.UK pada
trimester tiga yaitu 11,1 gr/dL sehingga dapat dikatakan bahwa Ny.UK tidak
mengalami anemia zat besi. Menurut Depkes (2009) anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin dibawah 11 gr% pada trimester I dan
III atau <10,5 gr/dL pada trimester II hal ini dikarenakan pada trimester 2 terjadi
anemia delusional yang cukup tinggi (hemodilusi) yang dimana volume darah
menjadi lebih banyak dibandingkan dengan plasma darah.22.
Selama proses kehamilan ini, tidak ditemukan adanya tanda bahaya
kehamilan pada ibu, pemeriksaan rutin dilakukan dengan Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pada pemeriksaan Leopold I pada bagian fundus teraba
seperti bokong (bulat, lunak, tidak melenting), hasil pemeriksaan pengukuran
tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan 40 minggu didapatkan tinggi fundus
uteri Ny. UK 30 cm dengan TBJ 2.945 gram. Berat badan janin sudah sesuai
dengan teori, jika lahir dalam waktu dekat ini. Leopold II, pada sebelah kiri perut
ibu teraba keras seperti papan (punggung) dan pada sebelah kanan perut ibu teraba
bagian kecil janin (ekstermitas). Pada pemeriksaan Leopold III dapat ditentukan
bagian janin yang terletak di bawah, teraba seperti kepala (bulat, keras,
melenting). Pada Leopold IV penulis meraba bagian terendah janin sudah masuk
PAP. Sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus. Pada pemeriksaan
auskultasi ini, dilakukan untuk mengetahui denyut jantung janin. Hasil
pemeriksaan ini didapatkan DJJ 142x/menit, masih sesuai dengan teori yang
menyatakan denyut jantung janin normal 120-160 x/menit tidak ada kelainan pada
detak jantung janin yaitu takikardi dan bradikardi. keluhan ibu selama hamil yang
berhubungan dengan perubahan fisiologis yaitu perut kencang-kencang/kram pada
bagian perut bawah ibu. Hal ini merupakan hal yang fisiologis pada kehamilan
timester III, dimana perut kencang/kram terjadi karena penurunan posisi bagian
terbawah janin. penulis juga menginformasikan kepada Ny.UK mengenai tanda-
tanda persalinan yaitu seperti kontraksi yang mulai sering dan teratur, keluarnya
lendir darah dan keluar air-air.
Penulis menganjurkan Ny. UK untuk mempersiapkan perlengkapan yang
sekiranya diperlukan saat proses persalinan seperti baju ibu, baju bayi, bedong
bayi, popok bayi, perlengkapan mandi ibu dan bayi, dll. Selama proses kehamilan
ini,
81
tidak ditemukan adanya tanda bahaya kehamilan pada ibu. Sesuai dengan program
Kementrian Kesehatan (2016) mengenai Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) yaitu program untuk menekan dan mengurangi AKI dan AKB
di Indonesia dengan menggunakan perantara stiker P4K tentang perencanaan
persalinan dari taksiran persalinan, penolong persalinan, tempat persalinan,
pendamping persalinan, transportasi yang digunakan ke tempat persalinan, dan
calon pendonor darah. Ny. U K mengatakan taksiran persalinan tanggal 25 mei
2022 (berdasarkan HPHT), penolongnya bidan di puskesmas kecamatan kelapa
gading, dan didampingi oleh suami, transportasi dengan motor, serta calon
pendonor darah yaitu dari keluarga.
2. Kala II
Pada pukul 16.45 Ny.UK mengatakan rasa mulasnya semakin kuat,
ada dorongan meneran seperti ingin BAB. Ny. UK menunjukkan tanda
gejala kala II yaitu adanya dorongan ingin meneran, tekana pada abaus,
perineum menonjol, dan vulva yang membuka. Penulis memeriksa DJJ
didapatkan hasil DJJ 130 kali per menit, teratur. Dalam pemeriksaan DJJ
pada Kala II terdapat perubahan atau penurunan yang disebakan posisi ibu
dalam pemeriksaan DJJ yaitu posisi litotomi yang menyebabkan DJJ tidak
teratur namun masih dalam batas normal. Kemudian melakukan
pemeriksaan dalam, Berdasrkan hasil pemeriksaan dalam diketahui bahwa
pembukaan sudah lengkap, portio tidak teraba, presentasi belakang kepala,
tidak ada molase, ketuban sudah pecah berwarna jernih dan berbau khas,
penurunan Hodge III+, dan penyusupan 0. His sebanyak 4 kali dalam 10
menit lamanya 45 detik. Dari hasil pemeriksaan, maka penulis
83
ibu, selain mendekatkan ikatan kasih sayang (bonding) antara ibu dan bayi
pada jam-jam pertama kehidupannya, IMD juga berfungsi menstimulasi
hormon oksitosin yang dapat membuat rahim ibu berkontraksi dalam
proses pengecilan rahim kembali ke ukuran semula. Proses ini juga
membantu pengeluaran plasenta, mengurangi perdarahan, merangsang
hormon lain yang dapat meningkatkan ambang nyeri, membuat perasaan
lebih rileks, bahagia, serta lebih mencintai bayi.24 Persalinan Ny. UK
merupakan persalinan normal karena persalinan dan kelahiran normal
adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
(37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala tanpa
adanya komplikasi pada ibu maupun pada janin.
3. Kala III
Kala III Ny. UK berlangsung sekitar 10 menit. Plasenta belum lahir
dan tali pusat tampak didepan vulva. Penulis memeriksa adanya janin
kedua dan setelah diperiksa dan dipastikan tidak ada janin kedua. Ny. UK
disuntikkan oksitosin 10 IU secara IM pada 1/3 paha bagian atas luar yang
berguna untuk membantu pengeluaran plasenta. Didepan vulva dilakukan
peregangan tali pusat terkendali (PTT) untuk melahirkan plasenta. Adapun
tanda-tanda dari Kala III atau pelepasan plasenta adalah adanya semburan
darah, tali pusat memanjang, dan uterus globuler.
Plasenta lahir spontan pukul 17.10 WIB, segera setelah lahir
plasenta penulis lanjut melakukan manajemen aktif kala III yaitu masase
fundus uteri selama 15 detik searah dengan jarum jam. Hal ini sesuai
dengan anjuran untuk menghindari terjadinya komplikasi pada persalinan
kala III. Maka penolong persalinan dianjurkan untuk melakukan
manajemen aktif kala III (pemberian oksitosin 10 IU/IM, peregangan tali
pusat terkendali, dan massase uterus selama 15 detik). Tujuan dari
manajemen aktif kala III yaitu untuk membuat uterus berkontraksi lebih
efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah terjadinya
perdarahan, dan mengurangi kehilangan darah selama kala III persalinan 15.
Setalah kontraksi uterus dipastikan baik, penulis kemudian melakukan
pemeriksaan plasenta dengan
85
hasil selaput utuh, Panjang tali pusat ± 50 cm, diameter ± 20 cm, tebal 3
cm, insersi tali pusat sentralis, jumlah kotiledon 18 buah.
4. Kala IV
Kala IV merupakan kala pengawasan dari 1-2 jam setelah bayi dan
plasenta lahir untuk memantau kondisi ibu. Biasanya diperiksa setiap 15
menit selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit pada 1 jam kedua 15.
Setelah memastikan plasenta lahir lengkap dan evaluasi tinggi fundus
uteri, didapatkan TFU dua jari dibawah pusat, kontraksi uterus teraba
keras, kandung kemih teraba kosong, perdarahan normal, dan pada
pemeriksaan perineum tidak terdapat robekan jalan lahir, perineum ibu
utuh.
Alat-alat yang digunakan, kemudian direndam kedalam larutan
klorin selama 10 menit. Dan untuk menjaga kenyamanan klien, penulis
segera merapikan dan membersihkan klien dengan menggantikan pakaian
klien dengan pakaian bersih dan kering. Setelah itu penulis dan bidan yang
bertugas melakukan pengawasan dan pemantauan secara maksimal pada
kala IV dengan tujuan untuk mencegah terjadinya perdarahan postpartum16.
Selain melakukan pengawasan Kala IV, asuhan yang diberikan yaitu
memenuhi kebutuhan nutrisi dan hidrasi klien utnuk menggantikan energi
yang banyak hilang selama proses persalinan. Mengajarkan ibu untuk
meilai kontraksi uterus dan jumlah darah yang keluar, serta bagaimana
tehnik
masase uterus bila uterus teraba lembek16.
Setelah dilakukan Observasi selama dua jam di ruang bersalin, ibu
dan bayi ibu dan bayi sudah dapat dipindah ke ruang perawatan untuk
dapat beristiratah dan melakukan rawat gabung bersama bayinya agar
klien dapat segera menyusui bayinya. Rawat gabung merupakan satu
sistem perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan dirawat dalam
satu unit atau ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat
Bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya. Dengan rawat
gabung maka antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early
infant- mother bonding) akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya.25
86
IM untuk mencegah terjadinya perdarahan. Hal ini Sesuai dengan teori, setiap
bayi baru lahir perlu diberi salep mata. Pemberian obat mata eritromisin 0,5%
atau tetrasiklin 1% dianjurkan untuk pencegahan penularan infeksi, dan juga
semua bayi baru lahir harus diberikan vitamin K untuk mencegah perdarahan
pada otak akibat defisiensi vitamin K yang dapat dialami oleh sebagian BBL
dan menyatakan bahwa pemberian vitamin K dan salep mata termasuk ke
dalam asuhan segera untuk pencegahan infeksi pada bayi baru lahir 28. Setelah
itu, memakaikan pakaian bayi beserta sarung tangan dan kaki, serta
membungkus bayi menggunakan kain bedong dan topi bayi untuk menjaga
kehangatan tubuh bayi. Setelah 1 jam pemberian Vitamin K Bayi Ny. UK
juga diberikan imunisasi HB-0 yang pertama kali pada paha 1/3 paha kanan
secara IM dengan dosis 0,5 cc. Imunisasi HB-0 bermanfaat untuk mencegah
infeksi hepatitis B pada bayi, terutama jalur penularan ibu-bayi . Penulis juga
melakukan perawatan tali pusat dengan membersihkan dan menjaga tali pusat
dalam keadaan tetap kering sesuai dengan perawatan tali pusat dengan teknik
kering dan bersih. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa dalam
melakukan perawatan tali pusat upayakan tali pusat tidak dalam kondisi basah
dan lembab, serta saat memakaikan popok bayi usahakan tali pusat tidak
tertutup oleh popok untuk menghindari terjadinya infeksi pada tali pusat
karena terkena atau tercemar air seni dan tinja bayi.
Penulis melakukan kunjungan neonatus pertama 6-48 jam, kunjungan
neonatus kedua pada hari ke 3-7, dan kunjungan neonatus ketiga saat bayi
berusia 8-28 hari. Pada kunjungan neonatus pertama, penulis melakukan
kunjungan saat bayi berusia 6 jam. Pada pemeriksaan ditemukan hasil yang
baik seperti suhu 36,8℃, pernapasan 55 kali per menit, dan detak jantung
bayi 130 kali permenit. Tidak terdapat infeksi pada kedua mata, kulit
berwarna kemerahan dan tidak terdapat pustul pada kulit, serta tidak terdapat
perdarahan pada tali pusat.
Pada kunjungan neonatus ke 2 pada tanggal 03 juni 2022 usia bayi 6
hari. Diketahui bahwa tali pusat sudah puput pada usia bayi 5 hari.
Berdasarkan pemeriksaan, keadaan umum baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal, dan
88
sangat senang atas kelahiran bayinya dan terlihat juga dari cara ibu merawat
bayinya yang dibantu oleh suami dengan penuh rasa tanggung jawab diantaranya
seperti menyusui bayinya sesuai dengan keinginan bayi, menjaga kehangatan
bayi, memandikan bayi, merawat talipusat dan mengganti popok jika bayi BAB
dan BAK.
BAB V
5.1 SIMPULAN
Pada studi kasus komprehensif yang telah dilakukan kepada Ny. UK yang
meliputi asuhan kebidanan yang menyeluruh dari masa kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir bertujuan agar penulis mampu menerapkan
pelaksanaannya, maka dapat disimpulkan :
1. Asuhan kehamilan pada Ny. UK dilakukan sebanyak 2 kali yaitu pada
tanggal 17 mei 2022 dan 27 mei 2022. Dari hasil pemeriksaan Proses
kehamilan Ny. UK berlangsung normal. Namun memiliki faktor resiko
yaitu usia > 35 tahun. Factor resiko tersebut harus dipantau agar tidak
terjadi komplikasi saat persalinan. Selama hamil Ny. UK telah
memeriksakan kehamilannya secara rutin sehingga dapat mendeteksi dini
faktor risiko, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan, dan
selama kehamilannya Ny. UK telah mendapatkan asuhan yang baik.
2. Asuhan Persalinan pada Ny. UK dilakukan pada tanggal 28 mei 2022
dengan usia kehamilan 40 minggu. proses persalinan Ny. UK berjalan
dengan baik dan lancar serta tidak ada komplikasi. Kala I, Kala II, Kala
III, dan Kala IV berlangsung secara normal dan tidak ada komplikasi. Bayi
baru lahir spontan pervaginam.
3. Asuhan Bayi baru lahir Pada bayi Ny. UK dilakukan pada tanggal 28 mei
2022 dengan jenis kelamin laki-laki, berat badan 2600 gram, Panjang
badan 47 cm. Dari hasil pemeriksaan fisik pada bayi Ny. UK diketahui
bahwa bayi lahir normal dan tidak ada kelainan. Pemberian salep mata dan
suntikan Vitamin K merupakan asuhan sayang bayi untuk melindungi bayi
Ny. UK dari infeksi dan Perdarahan. Dan melakukan imunisasi HB0 serta
skrining hipotiroid kongenital (SHK) sebelum ibu dan bayi pulang dari
91
92
5.2 SARAN
1. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan Dapat meningkatkan mutu pelayanan dan dapat
memberikan asuhan sesuai dengan evidence based terkini serta sesuai
dengan kebutuhan pelayanan, menambah sarana dan prasarana dalam
memberikan pelayanan kebidanan, Dapat memberikan bimbingan intensif
kepada para mahasiswa yang praktek, dan Meningkatkan promosi
kesehatan tentang peranan Puskesmas di masyarakat guna menurunkan
AKI dan AKB.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Studi kasus ini diharapkan dapat menjadi salah satu cara untuk
meningkatkan kualitas pendidikan yang disertai dengan pengaturan waktu
pelaksanaan yang tepat sehingga hasilnya dapat lebih maksimal,
Meningkatkan kerjasama dengan pihak penyedia layanan kesehatan guna
memberikan pembelajaran bagi mahasiswi kebidanan, Membimbing dan
mengevaluasi mahasiswi dalam melakukan asuhan kebidanan yang
dilakukan mahasiswi.
3. Bagi Klien dan Keluarga
Melalui studi kasus ini diharapkan klien dan keluarga mendapatkan
informasi serta edukasi yang jelas mengenai kehamilan, persalinan, nifas,
93
dan bayi baru lahir serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari Untuk keluarga, Diharapkan dapat memberikan dukungan terutama
dukungan dari segi psikologi dan mampu dalam melakukan pencegahan
infeksi atau menjaga kebersihan diri dan lingkungan bagi ibu, bayi dan
keluarga.
4. Bagi Mahasiswi
a. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengetahuan baik
secara teori maupun praktiknya mengenai asuhan kebidanan pada
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir.
b. Mahasiswa diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam
melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan standar kebidanan
sehingga dapat mengaplikasikannya dalam praktik klinik kebidanan.
c. Mahasiswa diharapkan dapat menjalin kerjasama yang baik dengan
tenaga kesehatan yang lainnya sehingga dapat membentuk suatu tim
yang baik
d. Meningkatkan kemampuan untuk melatih diri dalam pengambilan
keputusan dalam suatu permasalahan kebidanan.
e. Mampu melakukan asuhan yang komprehensif dan mengacu pada
continuity of care.
f. Mampu melakukan pendokumentasian secara baik dan benar.
94
DAFTAR PUSTAKA
24. Qonitun, U., & Novitasari, F. (2018). Studi Persalinan Kala Iv Pada Ibu
Bersalin Yang Melakukan Inisiasi Menyusu Dini (Imd) Di Ruang Mina
Rumah Sakit Muhammadiyah Tuban. Jurnal Kesehatan, 11(1), 1-8.
25. Sari, E. (2020). HUBUNGAN RAWAT GABUNG DENGAN
MOTIVASI IBU DALAM MEMBERIKAN ASI DI BPS ARIFIN
SURABAYA. Jurnal Kebidanan, 9(1), 26-30.
26. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Buku Saku Pelayanan
Kesehatan Neonatal Esensial. 2013;23–8.
27. Kemenkes RI. 2020. Pedoman Bagi Ibu Hamil, Ibu Nifas Dan Bayi Baru
Lahir Selama Social Distancing. Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia
28. Astuti Setiyani, S., Astuti Setiyani, S., Sukesi, A. P., Esyuananik, M. K., &
Esyuananik, M. K. (2016). Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah.
29. Kurniawati,Dini, Ratna Sari Hardiani,Iis Rahmawati. (2020) AIR SUSU
IBU (ASI)
30. Reni, D. P., Nur, F. T., Cahyanto, E. B., & Nugraheni A. Perbedaan
Perawatan Tali Pusat Terbuka dan Kassa Kering dengan Lama Pelepasan
Tali Pusat pada Bayi Baru Lahir. 2018;
31. Selvia, P., & Darwis, D. (2016). HUBUNGAN ANTARA METODE
PERAWATAN TALI PUSAT DENGAN LAMANYA PELEPASAN
TALI PUSAT DI BPM NY. T SUBANG. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan,
6(1), 4.
32. Noorhidayah, N. 2015. Efektifitas Perawatan Tali Pusat Teknik Kering
Dan Terbuka Terhadap Lama Puput Tali Pusat Di Kota Banjarbaru. Jurnal
Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 2(1).
33. Mawaddah, S. (2018). Hubungan Inisiasi Menyusu Dini Dengan
Pemberian Asi Ekslusif Pada Bayi. Jurnal Info Kesehatan, 16(2), 214-225
34. Wardani, P. K., Comalasari, I., & Puspita, L. (2019). Pengaruh Inisiasi
Menyusu Dini (IMD) Terhadap Perubahan Suhu Tubuh pada Bayi Baru
Lahir. Wellness And Healthy Magazine, 1(1), 71-76.
97
35. Restianti, Y., & Nurullita, U. (2017). Pengaruh Masase Uterus Terhadap
Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Postpartum Domisili Demak Di
RSUD Sunan Kalijaga Demak. Karya Ilmiah.
36. Idaningsih, A. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan; Buku Lovrinz
Publishing. LovRinz Publishing. Available from :
https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=MRoeEAAAQBAJ&oi=f
nd&pg=PA1&dq=evidence+based+pemakaian+gurita+pada+bayi+baru+la
hir&ots=xL2ou0E9Um&sig=aab1FgTm6YMqMhQeJb6oD2UsR60&redir
_esc=y#v=onepage&q&f=false
37. Anandita, M. Y. R., Anggraeni, L., & Nurfaizah, N. (2022). Hubungan
Delayed Cord Clamping terhadap Kenaikan Berat Badan Neonatus. Jurnal
Kesehatan, 13(1), 86-93.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN
Nama :
Umur :
Alamat :
No.Telepon :
Pasien Suami
( ) ( )
Mahasiswa Bidan
Program Studi Sarjana Terapan Program Pendidikan Profesi
Bidan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
NIM :
LEMBARKONSULTASI
4. 3 Juni Laporan
2022 mengenai
kunjungan
rumah dan
konsultasi
mengenai SOAP
5. Konsultasi
13 mengenai laporan
Juni studi kasus
2022 komprehensif
melalui
WA dan Email
6. 15 Revisi hasil
Juni konsultasi studi
2022 kasus komprehensif
7. 16 Proses ACC
Juni studi kasus
LEMBARKONSULTASI
2022 laporan
Komprehensi
f
PARTOGRAF
DOKUMENTASI
KN + KF 1 (6 jam)
KN 2 + KF 2 (6 Hari)
KN + KF 3 (11 hari)