Disusun oleh:
DIEAH AYU SETYANINGRUM
P3.73.24.2.17.064
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Praktik Klinik Kebidanan
II
Disusun oleh:
DIEAH AYU SETYANINGRUM
P3.73.24.2.17.064
Laporan studi kasus komprehensif ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing
untuk dipertahankan dihadapan penguji
Bekasi,…………………2019
PEMBIMBING
PENGUJI PENGUJI
NAAAAAAAAA NAAAAAAAAA
NIP NIP
MENGESAHKAN
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D.III KEBIDANAN
KETUA
NAAAAAAAAAAAAAAAAAA
NIP
GAMBARAN KASUS
kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukan tanpa resiko yang
menyebabkan tingginya angka kematian ibu dan bayi. Salah satu upayanya yaitu
dengan memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif, yaitu dari masa
kehamilan, sampai dengan nifas dan perawatan bayi 40 hari. Kasus diambil di
Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat dan RS Bhakti Mulia dari tanggal 13
September 2019 sampai tanggal 8 Oktober 2019 . Ny. N G4P3A0 umur 36 tahun,
pekerjaan IRT, Alamat rumah di Jl. Kemanggisan Pulo II No 28 Rt 02 Rw 09
Palmerah, Jakarta Barat.
Tanggal 2 November 2019 jam 11.46 WIB Ny. N datang ke Rumah Sakit Bhakti
Mulia dengan keluhan mules mules dan keluar lendir darah, hasil pemeriksaan Ny. N
G4P3A0 H41 minggu, partus kala I janin tunggal hidup presentasi kepala, keadaan
ibu dan janin baik. Pada tanggal 2 November 2019 pukul 15.35 Ny.N partus kala II,
janin tunggal hidup presentasi kepala. Jam 15.50 wib bayi lahir spontan dengan letak
belakang kepala, berat badan 3600 gram, panjang 50 cm, jenis kelamin perempuan.
Tanggal 2 November 2019 jam 15.55 plasenta lahir dengan spontan kotiledon
lengkap, selaput utuh, panjang tali pusat ±48 cm. Tanggal 2 November 2019 jam
15.56 wib Ny. N partus kala IV, keadaan ibu baik. Tanggal 2 November 2019 jam
16.50 bayi Ny.N dalam keadaan baik, neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 1 jam. pukul 21.50 wib Ny. N P4A0 nifas 6 jam, keadaan ibu baik , dan keadaan
bayi baik. Tanggal 8 November 2019 jam 16.35 wib dilakukan kunjungan rumah
pertama Ny.R nifas hari ke 6, keadaan ibu baik, bayi umur 6 hari, keadaan bayi baik
dan tali pusat sudah puput.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
Kecamatan Palmerah Jakarta Barat Tahun 2019”. Laporan ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan mata kuliah Praktik Klinik
dukungan dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini,
1. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
2. Ibu Hamidah, AM.Keb, S Pd, M.kes selaku Ketua Program Studi jurusan DIII
4. Ibu Junengsih, SST, MKM selaku Penanggung Jawab mata kuliah Praktik Klinik
7. Kedua Orangtua tercinta, Bapak Kalam dan Ibu Ari Sumarganing serta Adik
tercinta Ghelfira yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada Penulis agar
dapat dilancarkan pada tingkat akhir ini. Mereka adalah orang-orang yang
menjadi alasan utama bagi Penulis untuk segera menyelesaikan tingkat akhir ini
9. Sahabat saya Diana, Nurlia, dan Wulan yang saya sayangi dan selalu menjadi
pendengar curahan hati Penulis dan sangat berterima kasih untuk semua yang
10. Kak Gege, teman, dan adik kosan amanah yang selalu memberikan dukungan
11. Kak Hafifa Fatiarani Balqis selaku kakak asuh yang telah membantu penulis
dalam memecahkan masalah. Serta Bunga Agita Litia Pribadi selaku adik asuh
12. Serta teman-teman dan kerabat dekat yang tidak bisa disebutkan namanya yang
karena itu, Penulis mengharapkan saran dan kritik membangun untuk kesempurnaan
laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Reformasi di bidang kesehatan merupakan visi Indonesia Sehat
2025. Tiga pilar utama yang harus dikembangkan untuk mencapai visi
tersebut yaitu kemajuan secara bersama dalam bidang kesehatan, pendidikan
dan kualitas sumber daya manusia. Kemajuan dalam bidang kesehatan salah
satunya dengan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian
Bayi (AKB). Keluarga berperan terhadap optimalisasi pertumbuhan,
perkembangan, dan produktivitas seluruh anggotanya melalui pemenuhan
kebutuhan gizi dan menjamin kesehatan anggota keluarga. Ini terkait dengan
fase kehamilan, persalina, nifas pada ibu dan fase tumbuh kembang pada
anak. Hal ini yang menjadi alasan pentingnya upaya kesehatan ibu dan anak
menjadi salah satu prioritas pembangunan kesehatan di Indonesia.
Menurut data World Health Organization (WHO) Setiap hari pada
tahun 2015, sekitar 830 perempuan meninggal karena komplikasi kehamilan
dan kelahiran anak. Menurut data SDKI, Angka Kematian Ibu sudah
mengalami penurunan pada periode tahun 1994-2012 yaitu pada tahun 1994
sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, tahun 1997 sebesar 334 per
100.000 kelahiran hidup, tahun 2002 sebesar 307 per 100.000 kelahiran
hidup, tahun 2007 sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup namun pada
tahun 2012, Angka Kematian Ibu meningkat kembali menjadi sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan berdasarkan profil kesehatan DKI
Jakarta tahun 2016 jumlah AKI yaitu 94 dari 178.982 angka kelahiran
hidup, dan AKB yaitu 677 dari 162.901 angka kelahiran hidup.
Hal itu kemungkinan karena kesadaran masyarakat untuk bersalin di
fasilitas pelayanan kesehatan masih rendah. Upaya pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan di Provinsi DKI Jakarta terus meningkat yaitu sebesar
97,3% pada tahun 2016, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 94,2%
meningkat 3,1%. Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan tahun 2016
di Jakarta Barat sebesar 97% (Profil Kesehatan Jakarta 2016)
Berdasarkan SDKI , dikatakan bahawa 64% kelahiran diIndonesia
berada dalam kategori resiko tinggi. Lima penyebab kematian ibu terbesar
yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/
macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga
penyebab utama kematian yaitu perdarahan 30,3% , hipertensi dalam
kehamilan (HDK) 27,1% , dan infeksi 7,3% (Kemenkes RI, 2014).
Oleh karena itu setiap ibu yang sedang hamil memerlukan pendamping
yang kompeten dalam menjalani proses kehamilan, persalinan sampai
nifasnya untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan pendeteksian
komplikasi secara dini. Bidan harus memiliki kompetensi agar kehamilan,
persalinan dan nifas dapat tetap berjalan dengan fisiologis.
Berkaitan dengan hal tersebut maka penulis tertarik melakukan studi
kasus melalui manajemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan perawatan pada bayi baru lahir terhadap Ny. N di
Puskesmas Kecamatan Palmerah Jakarta Barat tahun 2019.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Dapat melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. N di
Puskesmas Kecamatan Palmerah
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
b. Dapat menganalisa masalah, diagnosa kebidanan pada ibu hamil,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas.
c. Dapat menarik diagnosa kebidanan potensial pada ibu hamil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas.
d. Dapat melakukan tindakan segera pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir dan nifas.
e. Dapat merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
f. Dapat melaksanakan rencana pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
g. Dapat melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir
dan nifas.
h. Dapat melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP
TINJAUAN TEORI
A. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Uterus atau rahim yang semula besarnya sebesar buah pir akan mengalami
hipertrofi atau hiperplapsia, sehingga beratnya menjadi 1000 gram pada akhir
kehamilan. Panjang fundus uteri pada usia kehamilan 28 minggu adalah 25 cm,
pada usia kehamilan 32 minggu panjangnya adalah 27 cm, dan
pada usia kehamilan 36 minggu panjangnya adalah 30 cm. Regangan dinding
rahim karena besarnya pertumbuhan dan perkembangan janin menyebakan
isthmus uteri makin tertarik keatas dan menipis di segmen bawah rahim
(Prawirohardjo,2014).
Pada usia kehamilan 28 minggu fundus uteri terletak 3 jari diatas pusat, 32
minggu fundus uteri terletak antara pertengahan pusat dengan prosesus
xyphoideus, 36 minggu fundus uteri terletak 3 jari dibawah prosesus xyphoideus,
dan saat usia kehamilan mencapai 40 minggu fundus uteri terletak kira-kira 2 jadi
dibawah prosesus xyphoideus. Pemeriksaan tinggi fundus dapat dikaitkan dengan
besar dan beratnya janin (Sulistyawati,2009).
b. Serviks
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi kemerahan,
kusam, dan kadang-kadang juga akan mengenai daerah payudara dan paha,
perubahan ini dikenal dengan nama striae gravidarum. Pada multipara selain striae
kemerahan seringkali ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan
psikatrik dari striae sebelumnya. Pada banyak perempuan kulit di garis
pertengahan perutnya (linea alba) akan berubah menjadi hitam kecoklatan yang
disebut dengan linea nigra (Prawirohardjo,2014)
e. Payudara
f. Traktur Urinarius
Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke pintu atas panggul keluhan
sering buang air kecil akan timbul kembali, dan menyebabkan penekanan pada
vesica urinaria. (Prawirohardjo, 2010)
g. Sistem Kardiovaskular
Peredaran darah wanita hamil dipengaruhi beberapa faktor, antara lain
meningkatnya kebutuhuan darah, terjadi hubungan langsung antara arteri dan vena
pada sirkulasi retroplasenter, dan pengaruh hormon esterogen dan progesteron
yang makin meningkat. Akibat dari faktor tersebut akan dijumpai perubahan pada
peredaran darah wanita hamil. Perubahan terjadi pada volume darah yang
meningkat sehingga jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel darah,
sehingga terjadi pengenceran darah (hemodilusi), dengan puncaknya pada usia
kehamilan 32 – 34 minggu. Volume darah (serum darah) bertambah sebsar 25
sampai 30% sedangkan sel darah bertambah sekitar 20%. Hemodilusi akan disertai
dengan penurunan penurunan konsetrasi hemoglobin hingga dibawah 11 gr/dl dan
timbulah masalah yang disebut dengan anemia defesiensi zat besi
(Prawirohardjo,2014).
h. Sistem Muskuloskeletal
sendi pelvic pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Perubahan tubuh
secara bertahap dan meningkatnya berat wanita hamil menyebabkan postur dan
cara berjalan berubah. Estrogen dan progesteron memberi efek maksimal pada
relaksasi otot dan ligamen pelvis pada akhir kehamilan. Relaksasi ini digunakan
oleh pelvis untuk meningkatkan kemampuannya menguatkan posisi janin pada
akhir kehamilan dan pada saat persalinan. Ligamen pada simfisis pubis dan
sakroilliaka akan menghilang karena berelaksasi sebagai efek dari estrogen.
Simfisis pubis melebar sampai 4mm pada usia kehamilan 32 minggu dan
sakrokoksigeus tidak teraba, diikuti terabanya koksigis sebagai pengganti bagian
belakang. Adanya sakit punggung dan ligamen pada kehamilan tua disebabkan
oleh meningkatnya pergerakan pelvis akibat pembesaran uterus. Bentuk tubuh
selalu berubah menyesuaikan dengan pembesaran uterus ke depan karena tidak
adanya otot abdomen (Sulistyawati,2009).
i. Sistem Pencernaan
Biasanya pada trimester kedua dan ketiga terjadi konstipasi karena pengaruh
hormone progesterone yang meningkat. Selain itu, perut kembung juga terjadi
karena adanya tekanan uterus yang membesar dalam rongga perut yang mendesak
organ-organ dalam perut khususnya saluran pencernaan, usus besar, ke arah atas
dan lateral. Wasir ( hemoroid ) cukup sering terjadi pada kehamilan akibat
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus termasuk vena
hemoroidal. Panas perut juga terjadi karena aliran balik asam gastric ke dalam
esophagus bagian bawah ( Vivian Nanny & Tri Sunarsih, 2011 ).
j. Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar sekitar 135 %.
Akan tetapi, kelenjar ini tidak mempunyai arti penting dalam kehamilan. Pada
perempuan yang mengalami hipofisektomi persalinan dapat berjalan dengan
lancar. Hormon prolaktin akan meningkat 10x lipat pada saat kehamilan aterm.
Sebaliknya, setelah persalinan konsentrasinya pada plasma akan menurun. Hal ini
juga ditemukan pada ibu-ibu yang menyusui (Prawirohardjo,2014).
k. Sistem Pernapasan
Wanita hamil bernapas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih
banyak oksigen untuk janin dan dirinya. Lingkar dada wanita hamil agak
membesar. Lapisan saluran pernapasan menjadi lebih banyak darah dan menjadi
agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan
tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini
(Prawirohardjo,2014).
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan tibul saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi yang dilahirkan dalam kondisi tidak normal, bermimpi yang
mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya
h. Libido menurun
Peran bidan dalam persiapan psikologis ibu hamil trimester I, II, III adalah (Sari,
2015)
a. Mempelajari keadaan lingkungan Ibu hamil
BB
indeks masa tubuh diperoleh dengan rumus: IMT¿
TBxTB
normal)
Over 30 kg Severe obesity 5-9 kg
(sangat gemuk)
Indeks Masa Tubuh (IMT) <20 pada ibu mempengaruhi ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA). Standar minimal untuk ukuran lingakar lengan atas
pada wanita dewasa atau usia reproduksi adalah 23,5cm. jika ukuran lingkar
lengan atas dibawah 23,5c maka interpretasinya adalah kurang energy kronis
(KEK).
(Anggrita, 2015)
Bertujuan untuk mengetahui TFU dan bagian janin yang ada di fundus. Cara
pemeriksaannya
a. Pemeriksa mengahadap kearah muka ibu hamil
b. Kedua tangan meraba bagian fundus dan mengukur berapa tinggi fundus
uteri
b) Leopold II
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada disebelah kanan atau kiri
ibu. Cara pemeriksaanya :
a. Kedua tangan pemeriksa berada disebelah kanan dan kiri perut ibu
c. Jika teraba rata, ada tahanan makaitu adalah punggung bayi jika teraba
kecil menonjol itu adalah bagian kecil janin.
c) Leopold III
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bawah uterus. Cara
pemeriksaannya :
a. Tangan kiri menahan fundus
b. Tangan kanan meraba bagian yang ada dibawah uterus. Jika teraba
bulat, melenting, keras dan dapat digoyangkan, maka itu adalah kepala.
Jika bagian bawah tidak ditemukan kedua bagian tersebut maka
pertimbangkan janin dalam letak melintang
c. Pada letak sungsang/ lintang tangan pemeriksa dapat merasakan goyang
pada bagian bawah, tangan kiri merasakan ballotement ( pantulan dari
kepala janin, terutama ditemukan pada usia kehamilan 20 – 28 minggu)
d) Leopold IV
Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada di bagian bawah dan
untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk panggul atau belum. Cara
pemeriksaannya :
a. Pemeriksa menghadap ke kaki pasien
b. Kedua tangan meraba bagian janin yang ada di bawah, jika teraba
kepala tempatkan kedua tangan di arah yang berlawanan dibagian
bawah
c. Jika kedua tangan konvergen ( dapat saling bertemu ) berarti kepala
belum masuk panggul
d. Jika kedua tangan divergen ( tidak saling bertemu ) berarti kepala sudah
masuk panggul
DPT-1
DPT-3
9) Tatalaksana kasus
Menyikapi dan menanggapi kasus yang ditemukan sesuai dengan standar
dengan cepat dan tepat.
1) Hb 11 gr % : tidak anemia
2) Hb 9 gr % - 10 gr % : anemia ringan
3) Hb 7 gr % - 8 gr % : anemia sedang
4) Hb < 7 gr % : anemia berat
3. Teori Persalinan
a. Teori Keregangan
Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu, setelah
melewati batas waktu tersebut kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai.
Keadaan uterus yang terus membesar menjadi tegang mengakibatkan
iskemia otot-otot uterus.
b. Teori Penurunan Progesteron
Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur kehamilan 28 minggu, dimana
terjadi penimbunan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan
dan buntu.Villy kariales mengalami perubahan-perubahan dan produksi
progesterone mengalami penurunan, sehingga otot Rahim lebih sensitive
terhadap oksitosin. Akibat otot Rahim berkontraksi setelah tercapai tingkat
penurunan progesterone tertentu.
c. Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarakan oleh kelenjar hypopisi pars posterior. Perubahan
keseimbangan estrogen dan progesterone dapat mengubah senditifitas otot
Rahim, sehingga sering terjadi kontraksi Braxton-hicks. Menurunnya
konsenrasi progesterone akibat tuanya kehamillan, maka oksitosin dapat
meningkatkan aktivitas sehingga persalinan dimulai.
d. Teori Prostagladin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak kehamilan 15 minggu yang
dikeluarkan oleh desidua. Pemeberan prostaglandin pada saat hamil dapat
menimbulkan kontraksi otot Rahim, sehingga terjadi persalinan.
Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan.
(Tando, 2013).
b. Kala II
Kala dua dimulai dari pembukaan lengkap (10cm) sampai bayi lahir.
Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada
multigravida (Saifuddin, 2009)
1) Tanda dan gejala kala dua ( JNPK-KR, 2008)
a) ibu ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) ibu merasa adanya peningkatan tekanan pada rectum dan atau
vaginannya
c) perineum menonjol
d) vulva vagina membuka
2) Tanda pasti kala dua ditentukan mlalui periksa dalam dengan hasil:
a) pembukaan serviks telah lengkap
b) terlihatnya bagian kepala bayi melalui itrotius vagina
Asuhan yang dapat diberikan kepada ibu bersalin pada kala II (Saifuddin,
2010):
c. Kala III
Kala III persalinan disebut juga sebagai kala uri atau kala pengeluaran
plasenta. Kala III dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya
plasenta dan selaput ketuban. (JNPK, 2008).
Pada kala tiga persalinan, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti
penyusutan volume rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran
ini menyebabkan berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena
tempat perlekatan menjadi semakin kecil, sedangkan ukuran plasenta tidak
berubah maka plasenta akan terlipat, menebal, dan kemudian lepas dari
dinding uterus. Setelah lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus
atau ke dalam vagina (JNPK, 2008).
Asuhan yang diberikan kepada ibu bersalin pada kala III:
1) Jepit dan gunting tali pusat sedini mungkin.
Dengan penjepitan tali pusat dini akan memulai proses pelepasan
plasenta.
2) Memberikan oksitosin
Oksitosin merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
pelepasan plasenta.
a) Oksitosin 10 U IM dapat diberikan ketika kelahiran bahu depan bayi
jika petugas lebih dari satu dan pasti hanya ada bayi tunggal.
b) Oksitosin dapat diberikan dalam 1 menit setelah kelahiran bayi jika
hanya ada seorang petugas dan hanya ada bayi tunggal.
c) Oksitosin 10 U IM dapat diulangi setelah 15 menit jika plasenta masih
belum lahir.
d) Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu atau
berikan ASI pada bayi guna menghasilkan oksitosin alamiah.
3) Melakukan penegangan tali puasat terkendali atau PTT (CCT/Controled
Cord Traction).
Tanda – tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal – hal
dibawah ini (JNPK, 2008):
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan tinggi
fundus uterus biasanya dibawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti buah
pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat (seringkali mengarah
ke sisi kanan).
b) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva
(tanda Ahfeld).
c) Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumpul di
belakang plasenta akan membantu medorong plasenta keluar dan
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacenta
pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar
dari tepi plasenta yang terlepas.
d) Masase fundus uteri.
Segera setelah plasenta dan selaputnya dilahirkan, masase fundus agar
menimbulkan kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah
dan mencegah perdarahan postpartum. Jika uterus tidak berkontraksi
kuat selama 10-15 detik, atau perdarahn hebat terjadi, mulailah segera
melakukan kompresi bimanual (Saifuddin, 2010).
Menurut JNPK (2008), manajemen aktif kala tiga (MAK III) bertujuan untuk
menghasilkan kontraksi uterus yang lebih efektif sehingga dapat
mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan mengurangi kehilangan
darah kala tiga persalinan jika dibandigkan dengan penatalaksanaan
fisiologis. Sebagian besar kasus kesakitan dan kematian ibu di Indonesia
disebabkan oleh perdarahan pasca persalinan dimana sebagian besar
diebabkan oleh atonia uteri dan retensio plasenta yang sebenarnya dapat
dicegah dengan melakukan manajemen aktif kala tiga.
Keuntungan – keuntungan manajemen aktif kala tiga (JNPK, 2008):
1) Persalinan kala tiga yang lebih singkat.
2) Mengurangi jumlah kehilangan darah.
3) Mengurangi kejadian retensio plasenta.
d. Kala IV
Dimulai saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama postpartum.
Masa postpartum merupakan saat paling kritis untuk mencegah kematian
ibu, terutama kematian disebabkan karena perdarahan. Selama kala IV,
petugas harus memantau ibu selama 15 menit pada jam pertama setelah
kelahiran plasenta, dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.
Jika kondisi ibu tidak stabil, maka ibu harus dipantau lebih sering.
Pemantauan dan asuhan kebidanan yang dilakukan selama kala IV
(Saifuddin, 2010):
1) Memeriksa fundus.
Rasakan apakah fundus berkontraksi kuat dan berada di atau di
bawah umbilicus. Periksa fundus:
a) Setiap 15 menit pada jam pertama setelah persalinan
b) Setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan
c) Masase fundus jika perlu untuk menimbulkan kontraksi
2) Memeriksa plasenta.
Periksa kelengkapannya untuk memastikan tidak ada bagian-bagian
yang tersisa dalam uterus.
3) Memeriksa selaput ketuban.
Periksa kelengkapan untuk memastikan tidak ada bagian-bagian yang
tersisa dalam uterus.
4) Memeriksa Perineum.
Periksa luka robekan pada perineum dan vagina yang membutuhkan
jahitan.
5) Memperkirakan pengeluaran darah.
Dengan memperkirakan darah yang menyerap pada kain atau dengan
menentukan berapa banyak kantong darah 500 cc dapat terisi.
a) Tidak meletakkan pispot pada ibu untuk menampung darah
b) Tidak menyumbat vagina dengan kain untuk menyerap darah.
c) Pengeluaran darah abnormal > 500 cc
6) Memeriksa lochea.
Periksa apakah ada darah keluar langsung pada saat memeriksa
uterus. Jika uterus berkontraksi kuat, lokhia kemungkinan tidak
lebih dari menstruasi.
7) Memeriksa kandung kemih.
Periksa untuk memastikan kandung kemih tidak penuh. Kandung
kemih yang penuh mendorong uterus ke atas dan menghalangi
uterus berkontraksi sepenuhnya.
8) Memeriksa kondisi ibu.
a) Periksa tekanan darah, nadi, kandung kemih, dan perdarahan
setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua setelah persalinan. Jika kondisi ibu tidak stabil, pantau ibu
lebih sering.
b) Apakah ibu membutuhkan minum?
c) Apakah ibu ingin memegang bayinya?
9) Memeriksa kondisi bayi baru lahir.
a) Apakah bayi bernafas dengan baik/memuaskan?
b) Apakah bayi kering dan hangat?
c) Apakah bayi siap disusui/pemberian ASI memuaskan?
10) Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu
makanan dan minuman yang disukainya.
11) Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan
kering.
12) Biarkan ibu beristirahat – ia telah bekerja keras melahirkan bayinya.
Bantu ibu pada posisi yang nyaman.
13) Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan
bayi, sebagai permulaan dengan menyusui bayinya.
14) Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu
dibantu karena masih dalam keadaan lemah atau pusing setelah
persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam 3 jam
pospartum.
15) Ajari ibu atau anggota keluarga tentang:
a) Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
b) Tanda – tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
6. Partograf
Menurut JNPK (2008), tujuan utama dari penggunaan partograf adalah untuk:
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai serviks
melalui pemeriksaan dalam.
b. Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan dengan normal. Dengan
demikian, juga dapat mendeteksi secara dini setiap kemungkinan
terjadinya partus lama.
c. Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi,
grafik kemajuan proses persalinan, bahan dan medikamentosa yang
diberikan, pemeriksaan laboratorium, membuat keputusan klinik dan
asuhan atau tindakan yang diberikan dimana semua itu dicatatkan secara
rinci pada status atau rekam medik ibu bersalin dan bayi baru lahir.
a. Untuk semua ibu dalam fase aktif kala I persalinan sebagai elemen penting
asuhan persalinan. partograf harus di gunakan, baik ataupun adanya
penyulit.
b. Selama persalinan dan kelahiran di semua tempat ( rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dll).
c. Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
kepada ibu selama pesalinan dan kelahiran ( dr. spesialis obstetri
ginekologi, bidan, dokter umum, residen dan mahasiswa kedokteran).
menggunaan partograf secara rutin akan memastikan para ibu dan bayinnya
mendapatkan asuhan yang aman dan tepat waktu. Selain itu juga mecegah
terjadinya penyulit yang dapat mengancam keselamatan jiwa mereka.
Kolom, lajur dan skala pada partograf adalah untuk pencatatan DJJ, air
ketuban dan penyusupan (kepala janin).
c. Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan.
d. Jam dan Waktu
Jam dan waktu berisi waktu mulainya fase aktif persalinan dan waktu
aktual saat pemeriksaan atau penilaian.
e. Kontraksi Uterus
Bila lama kontraksi kurang dari 20 detik maka diberi titik – titik di kotak
yang sesuai, bila lama kontraksi 20 – 40 detik, maka beri garis – garis di
kotak yang sesuai, dan bila lama kontraksi lebih dari 40 detik maka isi
penuh kotak yang sesuai.
f. Obat – obatan dan cairan yang diberikan
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat – obat lainnya dan cairan IV. Bagian ini juga
digunakan untuk mencatat jumlah asupan yang diberikan.
g. Kondisi Ibu
Menilai nadi, tekanan darah dan suhu tubuh. Nilai nadi ibu setiap 30 menit
(lebih sering jika diduga adanya penyulit), nilai tekanan darah ibu setiap 4
jam (lebih sering jika diduga adanya penyulit), nilai temperatur tubuh ibu
setiap 2 jam (lebih sering jika diduga adanya penyulit).
8. Evidence Based
Menurut Depkes RI (2010) dalam asuhan persalinan, yaitu :
1. Asuhan sayang ibu dan bayi harus dimasukan dalam sebagai bagian dari
persalinan bersih dan aman, termasuk hadirnya keluarga atau orang-orang
yang memberi dukungan bagi ibu.
2. Menggunakan partograf untuk memantau persalinan dan berfungsi sebagai
suatu catatan rekam medis.
3. Manajemen aktif kala III, termasuk penjepitan dan pemotongan tali pusat
secara dini, member suntika oktitosin secara IM, melakukan penegangan
tali pusat terkendali atau PTT dan segera melakukan massase fundus,
dilakukan pada semua persalinan normal.
4. Penolong persalinan harus tetap tinggal pada ibu dan bayi setidaknya 2 jam
pasca melahirkan atau jika keadaaan ibu telah stabil. Fundus harus
diperiksa setiap 15 menit selama 1 jam dan 30 menit pada jam kedua.
Massase fundus harus sering diperiksa untuk memastikan tonus uterus tetap
baik, perdarahan minimal dan pencegahan perdarahan.
5. Setelah 24 jam pasca persalinan, fundus harus sering diperiksa dan di
massase sampai kontraksi baik. Ibu dan anggota keluarga dapat diajarkan
melakukannya.
a. Pencegahan Infeksi
4) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut, dan kain yang digunakan untuk
bayi sudah dalam keadaan bersih.
Segera setelah lahir, letakkan bayi diatas kain bersih dan kering yang
disiapkan pada perut bawah ibu. Segera lakukan penilaian awal dengan
menjawab 4 pertanyaan:
1) Apakah bayi cukup bulan?
2) Apakah air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium?
Jika ada salah satu pertanyaan dengan jawaban tidak, maka lakukan langkah
resusitasi.
c. Pencegahan Kehilangan Panas
e. Pemberian ASI
2) Gangguan pernafasan
3) Hipotermi
4) Infeksi
4. Evidence Based
Dalam melakukan asuhan kebidanan bayi baru lahr yang berdasarkan
evidence based dapat melakukan tindakan yang diterapkan dengan mengikuti
perkembangan dalam bidang kesehatan yang diantaranya meliputi :
a. Memulai pemberian asi dini dan eksklusif protocol evidence based yang
baru telah diperbarui oleh WHO dan UNICEF tentang asuhan bayi baru lahir
untuk satu jam pertama menyatakan bahwa :
1) bayi dapat mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama paling sedikit satu jam
2) bayi harus dibiarkan untuk melakukan IMD untuk mengenali bahwa
bayinya siap untuk menyusu
3) menunda semua prosedur lainnya yang harus dilakukan kepada bayi
baru lahir hingga inisiasi menyusu selesai dilakukan, prosedur tersebut
seperti memandikan bayi, menimbang, meberikan vitamin k, salep
mata dan lainnya (Bahiyatun, 2009)
D. Nifas
1. Pengertian Masa Nifas
Masa Nifas (pueperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung selama
kira-kira 6 minggu. (Prawirohardjo, 2009). Ada 3 tahap masa nifas :
a. Puerperium Dini (periode Immediate postpartum)
masa segera setelah plasenta lahir sampai 24 jam. Pada masa ini sering terdapat
banyak masalah, seperti perdarahan karena atonia uteri. Oleh karena itu bidan
dengan teratur harus melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
lokea, tekanan darah, dan suhu.
Gangguan psikologis yang dapat dialami oleh ibu dalam fase ini adalah:
b.Lochea
Lochea adalah cairan secret yang berasal dari cavum uteri dan vagina
selam masa nifas. Lochea terbagi menjadi 4 jenis, yaitu lochea rubra,
sanguinolenta, serosa, dan alba (Saleha, 2009)
Table 2.8 pengeluaran lochea
Lokia Waktu Warna Ciri-ciri
Rubra 1-3 hari Merah Terdiri dari sel desidua,
verniks caseosa, rambut
lanugo, sisa mekoneum
dan sisa darah.
Sanginolenta 3-7 hari Merah Darah dan lendir
kekuningan
Serosa 7-14 hari Kekuningan/keco Lebih sedikit darah dan
klatan lebih banyak serum, juga
terdiri dari leukosit dan
robekan laserasi plasenta.
Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit,
selaput lendir serviks dan
serabut jaringan mati.
Sumber: Maryunani, 2015
c. Vulva dan Vagina
Estrogen postpartum yang menurun berperan dalam penipisan mukosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat renggang akan
kembali seperti pada ukuran sebelum hamil 6-8 minggu setelah bayi
lahir. Rugae akan kembali terlihat sekitar minggu keempat, walaupun
tidak akan menonjol pada wanita nulipara.
d. Laktasi
Laktasi adalah proses produksi, sekresi, dan pengeluaran ASI. Proses
laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal, adapun hormone-hormon
yang berperan adalah :
1) Progesterone, berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan
ukuran aleveoli. Tingkat progesterone dan estrogen menurun
sesaat setelah melahirkan. Hal ini menstimulasi prosuksi secara
besar besaran.
2) Estrogen, berfungsi menstimulasi system saluran ASI untuk
membesar. Tingkat strogen menurun saat melahirkan dan tetap
rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui. Sebaiknya
ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormone
estrogen, karena dapat mengurangi jumlah prduksi ASI.
3) Prolaktin, berperan dalam membesarnya alveoli dalam
kehamilan
4) Oksitosin, berfungsi mengencangkan otot halus dalam Rahim
pada saat melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam
orgasme. Selain itu, pasca melahirkan, oksitosin juga
mengencangkan otot halus di sekitar alveoli untuk memeras
ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses
turunnya susu let-down/ milkejection reflex.
5) Human placental lactogen (HPL): Sejak bulan kedua
kehamilan, plasenta mengeluarkan banyak HPL, yang
berperan dalam pertumbuhan payudara, putingdan areola
sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam
kehamilan, payudara siap memproduksi ASI.
6. Evidence Based
Kebiasaan Keterangan
Gurita atau sejenisnya Selama 2 jam pertama atau selanjutnya
penggunaan gurita akan menyebabkan
kesulitan pemantauan involusio rahim
Memisahkan ibu dan bayi Bayi benar-benar siaga selama 2 jam
pertama setelah kelahiran. Ini merupakan
waktu yang tepat untuk melakukan
kontak kulit ke kulit untuk mempererat
bonding attachment serta keberhasilan
pemberian ASI.
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
IDENTITAS
Klien Suami
Nama : Ny. N Nama : Tn. M
Umur : 36 Tahun Umur : 38 Tahun
Suku : Betawi Suku : Betawi
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : IRT Pekerjaan :
Wiraswasta
Alamat : Jl. Kemanggisan Pulo II No 28 Rt 02 Rw 09 Jakarta Barat.
No. Telpon : 085311233342
1. Data Subjektif
Alasan datang
Ibu ingin melakukan kontrol kehamilan yang merupakan kunjungan ulang
kedua di puskesmas dan memiliki keluhan nyeri pada selangkangan
Riwayat haid
Hari Pertama Haid Terakhir ( HPHT ) 20 Januari 2019, lama haid 7 hari,
siklus 28 hari, teratur, konsistensi cair bercampur stolsel, banyaknya 2-3
kali ganti pembalut,. Tafsiran persalinan tanggal 27 Oktober 2019.
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Kehamilan ini merupakan kehamilan keempat dan belum pernah
keguguran.
Anak I Lahir tahun 2010. Jenis kelamin laki-laki. Normal ditolong oleh
bidan di Rumah Sakit, lahir hidup, tidak ada komplikasi saat persalinan,
berat badan 3.400 gram, panjang badan 51cm, lama menyusui satu
minggu karena asi tidak keluar
Anak II Lahir tahun 2014. Jenis kelamin laki-laki. Normal ditolong oleh
bidan di Rumah Sakit, lahir hidup, tidak ada komplikasi saat persalinan,
berat badan 3.170 gram, panjang badan 51cm, lama menyusui satu bulan
Anak III Lahir tahun 2017. Jenis kelamin laki-laki. Normal ditolong oleh
bidan di Puskesmas, lahir hidup, tidak ada komplikasi saat persalinan,
berat badan 3.500 gram, panjang badan 51cm, lama menyusui 4 bulan
2. DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum baik, Kesadaran compos mentis, Keadaan emosional
stabil. Tekanan darah 94/50 mmHg, Nadi 80 x/menit , Pernafasan 20
x/menit, Suhu 36,6oC, Tinggi Badan 158 cm, BB sebelum Hamil 54 kg,
BB sekarang 59 kg, LILA 26 cm
Pemeriksaan fisik
Rambut bersih , hitam. Muka tidak ada oedem, tidak ada cloasma. Mata
konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik . Hidung tidak ada polip ,
tidak ada pernafasan cuping hidung. Telinga bersih. Mulut/gigi tidak ada
caries, bibir merah muda dan tidak kering. Leher tidak ada pembesaran
kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis. Dada tidak ada retraksi dinding dada, tidak
ada wheezing. Payudara bentuk simetris, putting susu menonjol, areola
kehitaman atau hyperpigmentasi, tidak ada benjolan, dan tidak ada nyeri
tekan.
Abdomen tidak ada luka bekas operasi, terdapat striae dan linea
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 25 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
belum masuk PAP. TBJ ( 25-12 )x 155 = 2015 gram. DJJ 148 x/menit ,
teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kiri dibawah pusat.
Pada vulva tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak
ada pengeluaran pervaginam, tidak ada hemoroid. Ektermitas atas dan
bawah tidak ada dan varises.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : tanggal 16 Agustus 2019
Darah : Hb : 8,7 gram%
Urine Protein : negatif
Golongan darah : O/+
HIV : Non Reaktif
HBSAg : Non Reaktif
USG tidak dilakukan
Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0 hamil 33 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
Penatalaksanaan
a. Melakukan informed consent kepada ibu untuk menjadi pasien
komprehensif sejak usia kehamilan 33 minggu hingga nifas 40 hari.
Ibu bersedia menjadi pasien komprehensif.
b. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa sampai saat ini
keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Usia kehamilan ibu saat ini
33 minggu dan posisi janin dalam keadaan normal yaitu dengan bagian
terendah kepala. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
c. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan laboratorium
bahwa Hb ibu cukup rendah dalam batas Hb ibu hamil yakni 8,7 gram
% pada tanggal 16 agustus 2019 ,sehingga ibu dianjurkan untuk
memperbanyak asupan sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,
kangkung, buah bite, buah naga, kacang-kacangan, hati ayam untuk
meningkatkan Hb nya. Ibu mengerti dan akan mengonsumsi sayuran
hijau dan buah-buahan serta hati ayam untuk menaikan Hbnya
d. Memberitahu ibu jika keluhan nyeri selangkangan itu wajar karena
kepala bayi yang makin kebawah menekan kearah jalan lahir. Ibu
mengerti
e. Memberitahu ibu tentang cara menghitung pergerakan janin yaitu
dengan menghitung gerakan janin sampai 10 kali dalam 12 jam. Ibu
mengerti dan akan mencoba melakukannya.
f. Memberitahu ibu untuk istirahat yang cukup . Ibu bersedia untuk
melaksanakannya.
g. Memberitahu ibu untuk mengonsumsi vitamin yang di berikan SF 1x1
(10 tablet ), kalk 1x1 (10 tablet ), Asam folat 1x1 (10 tablet), Vit c 1x1
(10 tablet). Ibu mengerti dan berjanji akan mengkonsumsi vitamin
yang diberikan
h. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang satu minggu lagi pada
tanggal 27 September 2019. Ibu bersedia akan datang untuk periksa
kehamilan.
2. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Compos mentis, Keadaan emosional :
Stabil. TD 100/50 mmHg, Nadi 78 kali/menit, Suhu 36,5 C, Pernapasan
19 kali/menit. BB : 57 kg.
Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 26 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
belum masuk PAP. TBJ ( 26-11 )x 155 = 2325 gram. DJJ 123 x/menit ,
teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kiri dibawah pusat.
Pada vulva tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : tanggal 17 September 2019
Darah : Hb : 11 gram%
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 36 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa sampai saat ini
keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Usia kehamilan ibu saat ini
35 minggu. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
b. Memberitahu ibu bahwa Hb ibu sudah mulai naik menjadi 11 gram%
dan memberitahu ibu untuk tetap mengkonsumsi kurma,kacang-
kacanga, buah bit, untuk mempertahankan Hb ibu. Ibu mengerti dan
akan melakukannya.
c. Memberitahu ibu untuk mengganjal pinggang dengan bantal saat tidur
untuk mengurangi pegal pada pinggang. Ibu mengerti dan akan
beristirahat dan mencoba untuk mengganjal pinggangnya dengan
bantal dirumah.
d. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang berprotein
tinggi seperti ikan, tempe ,telur, susu dan menganjurkan untuk sering
mengemil guna meningkatkan pertumbuhan janin dan peningkatan
berat badan janin. Ibu mengerti dan sangat antusias untuk
melakukannya.
e. Memberitahu tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar lender
darah, mulas yang mulai sering, keluar air-air. Ibu mengerti dan dapat
mengulangi apa yang sudah dijelaskan.
f. Memberitahu ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan apabila
merasakan salah satu tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan akan
datang ke fasilitas kesehatan apabila merasakan hal tersebut.
g. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang di berikan SF
1x1 (10 tablet ), kalk 1x1 (10 tablet ), Asam folat 1x1 (10 tablet), Vit c
1x1 (10 tablet). Ibu mengerti dan berjanji akan mengkonsumsi vitamin
yang diberikan
h. Memberitahu ibu untuk ikut senam hamil dipuskesmas dan melakukan
kujungan ulang sesuai dengan tanggal yang ditentukan yaitu tanggal
08 Oktober 2019. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum Baik, Kesadaran Compos mentis, Keadaan emosional
Stabil. TD 90/70 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,6 C, Pernapasan 20
kali/menit. BB : 59 kg.
Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 28 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
belum masuk PAP. TBJ ( 28-11 )x 155 = 2635 gram. DJJ 148 x/menit ,
teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kiri dibawah pusat.
Pada vulva tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium : tanggal 16 Oktober 2019
Darah : Hb : 10,5 gram%
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 39 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa sampai saat
ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik dan sering buang air
kecil merupakan hal yang normal dikarenakan kepala bayi semakin
menekan kandung kemih. Ibu mengerti dengan penjelasan yang
diberikan.
b. Menjelaskan kepada ibu mengenai hasil pemeriksaan laboratorium
bahwa Hb ibu kembali dibawah batas normal ibu hamil yaitu 10,5
gram % pada tanggal 16 oktober 2019 ,sehingga ibu dianjurkan untuk
memperbanyak asupan sayuran hijau dan buah-buahan seperti bayam,
kangkung, buah bite, buah naga, kacang-kacangan, hati ayam untuk
meningkatkan Hb nya. Ibu mengerti dan akan mengonsumsi sayuran
hijau dan buah-buahan serta hati ayam untuk menaikan Hbnya
c. Menanyakan kembali kepada ibu mengenai persiapan persalinan
yaitu persiapan pakaian ibu dan bayi, rencana tempat bersalin dan
penolong persalinan, transportasi ke tempat bersalin, serta persiapan
tabungan untuk bersalin. Ibu mengatakan sudah menyiapakannya.
d. Memberitahu ibu kembali tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas
yang teratur timbul semakin sering dan semakin lama, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, dan kekuar cairan ketuban dari jalan
lahir akibat pecahnya selaput ketuban. Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan.
e. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan
yaitu : SF 1x1 (10) , B6 1x1 (10), Vit.C 3x1 (10). Ibu mengerti dan
berjanji akan mengkonsumsi vitamin yang diberikan.
f. Memberitahu ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan apabila
merasakan salah satu tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan akan
datang ke fasilitas kesehatan apabila merasakan hal tersebut.
g. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
kemudian pada tanggal 29 Oktober 2019 atau bila ada keluhan. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk
melakukan kunjungan ulang atau datang ke fasilitas kesehatan bila
terdapat keluhan.
2. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum Baik, Kesadaran Compos mentis, Keadaan emosional
Stabil. TD 90/60 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,6 C, Pernapasan 20
kali/menit. BB : 59 kg.
Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 29 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
belum masuk PAP. TBJ ( 29-11 )x 155 = 2790 gram. DJJ 155 x/menit ,
teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kiri dibawah pusat.
Pada vulva tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak ada hemoroid.
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 40 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa sampai saat
ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
b. Memberitahu ibu untuk memperhatikan gerakan bayinya. Ibu
mengerti dan bersedia untuk memperhatikan gerakan bayinya.
c. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan
yaitu : SF 1x1 (10) , B6 1x1 (10), Vit.C 3x1 (10). Ibu mengerti dan
berjanji akan mengkonsumsi vitamin yang diberikan.
d. Mengingatkan ibu tanda-tanda persalinan yaitu mulas-mulas yang
teratur timbul semakin sering dan semakin lama, keluar lendir
bercampur darah dari jalan lahir, dan kekuar cairan ketuban dari jalan
lahir akibat pecahnya selaput ketuban. Ibu mengerti penjelasan yang
diberikan.
e. Memberitahu ibu untuk datang ke fasilitas kesehatan apabila
merasakan salah satu tanda-tanda persalinan. Ibu mengerti dan akan
datang ke fasilitas kesehatan apabila merasakan hal tersebut.
Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 1
November 2019 atau bila ada keluhan. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan dan bersedia untuk melakukan kunjungan
ulang atau datang ke fasilitas kesehatan bila terdapat keluhan.
2. Data Objektif
Pemeriksaan umum
Keadaan umum Baik, Kesadaran Compos mentis, Keadaan emosional
Stabil. TD 100/50 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,6 C, Pernapasan
20 kali/menit. BB : 59 kg.
Pemeriksaan obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 30 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
belum masuk PAP. TBJ ( 30-11 )x 155 = 2945 gram. DJJ 152 x/menit ,
teratur, punctum maksimum satu tempat disebelah kiri dibawah pusat.
Pada vulva tidak ada oedem, tidak ada varises, tidak ada pengeluaran
pervaginam, tidak ada hemoroid.
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 41 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa sampai saat
ini keadaan ibu dan janin dalam keadaan. Ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
b. Memberitahu ibu untuk memperhatikan gerakan bayinya. Ibu
mengerti
c. Memberitahu ibu untuk banyak mengkonsumsi kurma, nanas, kiwi
dan melakukan hubungan seksual dengan suaminya untuk membuat
memicu kontraksi alami. Ibu mengerti dan bersdia melakukannya.
d. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi vitamin yang diberikan
yaitu : SF 1x1 (10) , B6 1x1 (10), Vit.C 3x1 (10). Ibu mengerti dan
berjanji akan mengkonsumsi vitamin yang diberikan.
e. Melakukan kolaborasi untuk pemeriksaan penujang (usg) ke Rumah
Sakit Bakhti Mulia, untuk mengetahui apakah masih bisa melakukan
persalinan normal atau tidak karena umur kehamilan ibu sudah lewat
bulan dan menginjak usia 40 minggu 5 hari. Ibu mengerti dan
bersedia USG.
DI RS BHAKTI MULIA
Tanggal 1 November 2019 pukul 15.00 wib
(data ini diperoleh dari hasil pemeriksaan RS BHAKTI MULIA oleh dokter
setempat)
1. Data Subjektif
Alasan datang ke RS BHAKTI MULIA yaitu mendapat rujukan dari
Puskesmas Kecamatan Palmerah karena belum ada tanda-tanda persalinan
sedangkan saat ini sudah melewati hari perkiraan lahir 5 hari. Gerakan janin
masih aktif.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum Baik, Kesadaran Compos mentis, Keadaan emosional Stabil.
TD 110/60 mmHg, Nadi 80 kali/menit, Suhu 36,6 C, Pernapasan 20 kali/menit
Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 30 cm bagian pertengahan antara pusat dan
xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong),
disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti papan( punggung) dan
sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil (eksremitas), bagian
terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan belum masuk PAP. TBJ (
30-11 )x 155 = 2945 gram. DJJ 152 x/menit , teratur, punctum maksimum
satu tempat disebelah kiri dibawah pusat. Pada vulva tidak ada oedem, tidak
ada varises, tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak ada hemoroid.
Pemeriksaan Penunjang
Hasil USG pada tanggal 1 November 2019: janin tunggal, intrauterin, bagian
terendah kepala, DJJ + perkiraan jenis kelamin perempuan, tidak ada
lilitan,letak plasenta di fundus, ketuban sudah mulai berkurang jumlah cairan
amnion 7 cm.
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 41 minggu
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam keadaan baik.
Ibu mengerti
b. Menjelaskan bahwa ibu dapat ditunggu bersalin di Rumah Sakit Bhakti
Mulia sampai tanggal 3 November 2019 dan jika tidak ada tanda-tanda
persalinan ibu sudah dijadwalkan untuk dilakukamn SC di Rumah Sakit
Bhakti Mulia tanggal 4 November 2019
c. Memberitahu ibu untuk menghitung pergerakan bayinya. Ibu bersedia
melakukannya
d. Memberitahu ibu untuk banyak mengkonsumsi kurma, nanas, dan kiwi
serta melakukan hubungan seksual dengan suami tanpa kondom untuk
merangsang mules ibu. Ibu bersedia melakukannya.
e. Memberitahu ibu untuk tidak cemas dan khawatir karena ini dapat
memperngaruhi keadaan janinnya. Ibu mengerti
B. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN
Tanggal 2 November 2019, jam 11.46 WIB
1. Data Subjektif
Ibu datang ke kamar bersalin RS Bhakti Mulia dengan keluhan mulas
mulas mulai sering, serta keluar flek darah pukul 05.00 wib dan belum
keluar air-air dari vagina.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum baik, kesadaran Compos Mentis, Keadaan Emosional
stabil. TD 110/80mmHg, nadi 80 x/mnt, pernafasan 20 x/mnt, suhu
36,6˚C.
Pemeriksaan Obstetrik
Pemeriksaan Obstetri palpasi TFU 30 cm bagian pertengahan antara pusat
dan xifoid prosesus,di fundus teraba bulat, lunak, tidak melenting
(bokong), disebelah kiri perut ibu teraba keras, datar, dan seperti
papan( punggung) dan sebelah kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
(eksremitas), bagian terendah teraba bulat, keras , melenting (kepala) dan
sudah masuk PAP, bagian terendah teraba 4/5 bagian. TBJ ( 30-11 )x 155
= 2945 gram. DJJ 135 x/menit , teratur, punctum maksimum satu tempat
disebelah kiri dibawah pusat. His 3 x/10 menit, lama 35 detik, kekuatan
sedang, relaksasi ada. Periksa dalam vulva vagina tidak ada kelainan,
portio teraba tebal lunak, Ø 3 cm, selaput ketuban (+), Presentasi kepala,
penurunan di Hodge I, molase belum diktahui. Pengeluaran pervaginam
lendir darah.
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 41 minggu inpartu kala I fase laten
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan, bahwa ibu sudah masuk
dalam proses persalinan, saat ini sudah pembukaan 3cm serta ibu dan
janin dalam keadaan baik. Ibu mengatakan senang dan sangat
menginginkan untuk bisa persalinan pervaginam.
b. Memfasilitasi pendamping persalinan sesuai dengan keinginan ibu.
Ibu memilih didampingi oleh orang tuanya yaitu ibu.
c. Melakukan informed concent untuk segala tindakan asuhan
persalinan normal. Sudah dilakukan
d. Memberitahu ibu untuk teteap memenuhi kebutuhan nutrisinya
dengan makan dan minum agar kuat untuk mengejan nanti. Ibu
bersedia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
e. Memberitahu ibu untuk mengatur nafasnya saat ada kontaksi. Ibu
mengerti
f. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan memastikan
kandung kemih tetap kosong agar kepala bayi semakin menurun. Ibu
mengerti dan bisa BAK dikamar mandi.
g. Mengobservasi his, djj dan nadi ibu 1 jam. Pemeriksaam tekanan
darah ibu dan peeriksaan dalam setiap 4 jam. Hasil dalam batas
normal.
h. Memberitahu ibu untuk berjalan disekitar ruang bersalin agar
mempercepat penurunan kepala janin, apabila ibu sudah merasa lelah
ibu diizinkan untuk beristirahat terlebih dahulu. Ibu bersedia untuk
berjalan di sekitar ruang bersalin
i. Merencanakan periksa dalam 4 jam kemudian (jam 15.46 WIB), atau
bila ada indikasi.
Tanggal 2 November 2019, jam 14.30 WIB
1. Data Subjektif
Mules semakin sering dan kuat, dan ingin meneran tak tertahankan serta
keluar air-air (ketuban putih keruh).
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran Compos Mentis, keadaan emosional
stabil, TTV: TD 110/70 mmHg, nadi 82x/menit, pernafasan 22x/menit,
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 41 minggu inpartu kala I fase aktif
Janin : Tunggal, hidup, presentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan pada ibu hasil pemeriksaan saat ini sudah pembukaan
8cm serta ibu dan janin dalam keadaan baik. Ibu mengatakan senang
dan sangat menginginkan untuk bisa persalinan pervaginam.
b. Memberitahu ibu untuk tidak meneran karena pembukaan belum
lengkap. Ibu melakukannya.
c. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik pada saat proses persalinan
yaitu dagu ditempatkan di dada, mata melihat perut, meneran saat
sudah pembukaan lengkap. Ibu mengerti dan mau melakukannya.
d. Memberikan afirmasi positif dan memotivasi ibu agar ibu tetap
semangat. Ibu terlihat semagat
e. Mengajarkaan orang tua yang mendampingi untuk melakukan teknik
pengurang rasa nyeri di pinggang ibu. Pendamping melakukanya
f. Mengobservasi kemajuan persalinan dengan memantau his, DJJ,
dan nadi ibu setiap 1/2 jam, tekanan darah dan pembukaan serviks
setiap 4 jam, mengukur suhu tubuh setiap 2 jam. Hasil dalam batas
normal.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil. Ibu tampak meneran, ada tekanan anus, perineum menonjol, vulva
membuka. DJJ 138x/menit. His 4 kali dalam 10 menit, lamanya 45 detik,
kuat, relaksasi ada. Periksa dalam atas indikasi ingin BAB: vulva vagina
tidak ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap, ketuban (-)
presentasi kepala, penurunan HIII+, posisi UUK depan, molase tidak ada.
3. Analisa
Diagnosa Kebidanan
Ibu : G4P3A0, hamil 41 minggu partus kala II
Janin : Tunggal, hidup, persentasi kepala
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa
pembukaan sudah lengkap dan menyarankan pendamping tetap
mendampingi ibu untuk memberikan semangat. Ibu mengerti dan
pendamping mendampingi ibu..
b. Mengatur posisi ibu dengan cara kedua tangan merangkul kedua
paha sampai batas siku, kepala diangkat, dagu menempel kedada,
mata melihat kearah perut, gigi dirapatkan dan menganjurkan ibu
untuk meneran pada saat ada his. Ibu mengerti, kemudian mengedan
disaat kontraksi dan istirahat saat tidak ada kontraksi.
c. Membimbing ibu untuk meneran saat ada his, memberikan motivasi
dan pujian pada ibu. Ibu sangat kooperatif.
d. Memberitahu keluarga untuk memberikan minum teh manis pada ibu
saat tidak ada his untuk menambah energi selama proses persalinan.
Ibu minum teh manis.
e. Memimpin dan menolong persalinan pervaginam. Bayi lahir
spontan letak belakang kepala pada pukul 15.50 WIB menangis
kuat, warna kulit kemerahan, tonus otot aktif, jenis kelamin
perempuan, cacat negatif, anus positif.
f. Meletakkan bayi diatas dada ibu dengan kontak kulit ibu dan bayi
untuk dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD). IMD telah dilakukan ±
1 jam setelah bayi lahir.
g. Memfasilitasi ibu untuk minum. Ibu minum air putih
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil. TFU sepusat, kontraksi uterus baik, tidak ada janin kedua, kandung
kemih tidak penuh, tali pusat menjulur di depan vulva, terdapat semburan
darah, dan uterus globuler
3. Analisa
Ibu : P4A0 partus kala III
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu baik, dan
memberitahu ibu bahwa plasenta akan dilahirkan. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan.
b. Menyuntikan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 vastus lateralis. Telah
dilakukan.
c. Melakukan kateterisasi. Jumlah urin ± 50 cc
d. Melakukan peregangan tali pusat terkendali saat uterus
berkontraksi,ada semburan darah secara tiba-tiba dan singkat, tali
pusat memanjang dan uterus globuler.
e. Melahirkan plasenta. Plasenta lahir spontan, lengkap pukul 15.55
WIB.
f. Melakukan massase fundus uterus selama 15 detik. Fundus teraba
keras kontraksi baik.
g. Memeriksa kelengkapan plasenta. Selaput ketuban lengkap,
kotiledon tidak ada yang tertinggal, diameter ±20 cm, tebal ±2,5 cm,
insersi tali pusat lateralis, panjang tali pusat ±48 cm
2. Data Objektif
Keadaan umum baik. TD 110/80 mmHg, nadi 78 x/mnt, suhu 36,7° C,
pernafasan 18 x/mnt. TFU 2 jari bawah pusat, uterus teraba keras,
kandung kemih kosong, terdapat laserasi jalan lahir : robekan mengenai
mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, dan otot perineum,
pengeluaran darah pervaginam ± 100 cc.
3. Analisa
Ibu : P4A0 partus kala IV
Masalah : Robekan perineum grade II
Diagnosa potensial : Perdarahan postpartum dan infeksi jalan lahir
Tindakan segera : Melakukan penjahitan pada robekan jalan lahir
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu saat ini dalam
keadaan baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
b. Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa terdapat robekan
jalan lahir dan melakukan informed consent untuk dilakukan
penjahitan agar tidak terjadi perdarahan akibat robekan jalan lahir.
Ibu bersedia untuk dijahit.
c. Melakukan heacting grade II dengan jelujur. Heacting telah
dilakukan.
d. Melakukan observasi TFU, kontraksi, TD, nadi, kandung kemih
dan jumlah darah yang keluar setiap 15 menit pada satu jam pertama
dan setiap 30 menit pada satu jam kedua, dan mengukur suhu tiap
satu jam. Hasil dalam batas normal dan dicatat dalam partograf.
e. Mengajarkan ibu kembali cara masase fundus uterus. Ibu
mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan dapat melakukannya
secara mandiri.
f. Memberitahu ibu untuk sering menyusui bayinya agar uterus
dapat segera kembali seperti semula dan untuk memberikan ASI
sesering mungkin. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin.
g. Memberitahukan ibu untuk tidak menahan BAK. Ibu mengerti
dan bersedia untuk BAK.
h. Memberitahukan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan
membersihkan bagian vagina dari depan ke belakang dan
mengeringkannya, serta sering mengganti celana dalam dan
pembalut. Ibu mengatakan mengerti dan akan melakukannya.
i. Memberitahu ibu untuk makan dan minum. Ibu mau makan roti dan
susu
j. Memfasilitasi ibu untuk mobilisasi dini. Ibu melakukannya.
k. Memberikan vitamin A (200.000 unit) 1 kali segera setelah
melahirkan, dan 1 kali setelah 24 jam setelah melahirkan, dan
meminum obat yang telah diberikan. Ibu berjanji akan meminumnya
secara teratur.
l. Melakukan rawat gabung ibu dan bayi setelah 2 jam postpartum
dalam kondisi ibu dan stabil.
C. ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Tanggal 2 November 2019, jam 16.50 WIB
1. Data Subjektif
Data subjektif diperoleh dari keterangan ibu yaitu bayi berhasil mencari
putting susu ibu pada saat IMD dan sudah mulai menghisap putting susu
ibu serta ASI sudah keluar pada payudara sebelah kanan dan kiri ibu. Ibu
dan keluarga sangat senang atas kelahiran bayinya yang sangat
dinantikan.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, TTV: frekuensi denyut jantung : 136x/ menit,
pernapasan 42x/menit, suhu: 37,1˚C, menangis kuat, gerakan aktif, warna
kulit kemerahan, antropometri: Berat badan : 3600 gram, Panjang badan :
50 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm. Jenis kelamin
perempuan.
Pemeriksaan fisik: Kepala: tidak terdapat caput suksadenum, tidak
terdapat sefal hematoma dan tidak anensefal. Mata: simetris, sklera tidak
ikterik, tidak keluar pus dan tidak strabismus, refleks labirin (+), refleks
glabella (+). Telinga: simetris, terdapat lubang telinga, tidak ada lipatan
berlebih pada daun telinga, tidak ada sekret. Hidung: terdapat septum di
tengah, tidak ada polip dan tidak ada pernapasan cuping hidung. Mulut:
tidak terdapat labioskizis dan labiopalatoskizis, warna bibir kemerahan,
refleks rooting (+), refleks sucking (+), refleks swallowing (+). Leher:
tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid. Dada: tidak ada pernapasan
retraksi dinding dada kedalam. Abdomen : tidak cekung dan cembung,
tidak ada omfalokel, tidak ada hernia diafragma. Ekstermitas: Atas: tidak
ada polidaktili, tidak ada sindaktili, refleks grasping (+). Bawah: tidak
ada polidaktili, tidak ada sindaktili, refleks babinski (+). Umbilikus :
tidak terjadi infeksi yaitu tidak ada perdarahan dan tidak bau. Genetalia:
labia mayora menutupi labia minora. Punggung dan anus: tidak ada
spinabifida, lubang anus (+), mekonium (+).
3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 1 jam
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan kepada ibu bahwa bayi dalam keadaan baik. Ibu
mengerti dan merasa senang.
b. Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan menyelimuti kain bersih
dan hangat. Bayi telah diselimuti dengan kain bersih dan dipakaikan
topi.
c. Melakukan pemasangan tanda pengenal nama bayi. Peneng sudah
terpasang.
d. Melakukan perawatan tali pusat. Tali pusat dibungkus dengan kain
kasa.
e. Memberikan Vit. K1 0,5 mL secara IM. Vit. K1 telah diberikan di
1/3 paha kiri bayi.
f. Memberikan salep mata Chloramphenicol 1 %, untuk mencegah
infeksi pada mata bayi. Salep mata telah diberikan.
g. Memantau suhu bayi. Hasil dalam batas normal.
h. Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI pada bayi. Ibu dapat
mencoba menyusui bayi.
i. Merencanakan pemberian imunisasi Hb0 rekombinan 0,5 cc secara
IM di 1/3 paha kanan bayi satu jam kemudian (17.50 WIB).
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
Tanggal 2 November 2019, jam 21.50 WIB
1. Data Subjektif
Tidak terdapat tanda-tanda bahaya pada bayinya seperti tidak mau
menyusu, badan panas, nafas bayi sesak, bayi kejang dan muntah.
Bayinya menyusu kuat dan diberikan ASI setiap bayinya menangis dan
dapat menghisap dengan baik, gerakan bayi juga aktif. Bayi sudah BAB
dan BAK.
2. Data Subjektif
Keadaan umum baik, suhu 36,8oC, frekuensi denyut jantung 136x/mnt,
pernafasan 42x/mnt, kulit kemerahan, bergerak aktif. BAB/BAK : +/+,
tidak ada tanda-tanda infeksi, ikterik, tali pusat bersih, dan tidak ada
pengeluaran darah dari tali pusat.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 jam
4. Penatalaksanaan
a. Menjelaskan Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa bayi saat ini
dalam keadaan baik. Ibu mengerti dan merasa senang.
b. Melakukan perawatan tali pusat dan memberitahu ibu cara
perawatan tali pusat dengan membalutnya dalam keadaan kering dan
bersih dengan kassa steril tanpa diberi betadine atau yang lainnya.
Telah dilakukan dan ibu mengerti.
c. Menjaga kehangatan bayi untuk mencegah hipotermi dengan
memakaikan pakaian bayi, popok, bedong, dan topi bayi. Ibu
mengerti dan dapat melakukannya .
d. Memberitahu ibu tentang personal hygene pada bayi yaitu
membersihkan daerah lipatan kulit bayi, membersihkan dan
mengganti popok, pakaian, bedong bayi sesegera mungkin jika
lembab, basah atau kotor. Ibu mengerti.
e. Memberitahu kepada ibu untuk memberikan ASI Ekslusif kepada
bayinya selama 6 bulan tanpa makanan tambahan, karena ASI
mengandung gizi yang cukup yang dibutuhkan bayi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Ibu mengerti dan mengatakan
bersedia melakukannya, serta terlihat ibu telah menyusui bayinya.
f. Memberitahu ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin atau
setiap 2 jam sekali. Ibu berjanji akan memberikan ASI sesering
mungkin atau setiap 2 jam sekali.
g. Memberitahu ibu untuk menyendawakan bayinya, segera
setelah menyusui agar bayi tidak gumoh. Ibu mengerti dan
mengatakan akan menyusui bayinya.
h. Mengingatkan ibu tanda bahaya pada bayi yaitu sesak nafas,
frekuensi pernapasan >60x/mnt, gerak retraksi di dada, malas
minum, panas atau suhu bayi rendah (dingin), kurang aktif. Ibu
mengatakan mengerti dan akan lapor ke tenaga kesehatan jika
ditemukan salah satu tanda.
i. Merencanakan kunjungan ulang bayi usia 6 hari tanggal 8
November 2019 atau apabila ada keluhan.
3. Analisa
Neonatus cukup bulan usia 6 hari
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu bahwa hasil pemeriksaan saat ini dalam keadaan
baik. Ibu mengerti atas penjelasan yang diberikan
b. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehangatan dan kebersihan
bayi. Ibu mengerti dan bersedia untuk selalu menjaga kehangatan dan
kebersihan
c. Memberitahu ibu untuk menjemur bayinya setiap pagi pukul 07.30
selama 10-15 menit tanpa baju dan hanya menggunakan popok, dan
menghindari matahari langsung ke mata bayi. Ibu mengerti atas
penjelasan yang telah diberikan
d. Memberitahu ibu untuk tidak memberika tambahan makanan dan
minuman apapun sebelum 6 bulan. Ibu mengerti dan bersedia untuk
melakukannya.
e. Menjadwalkan kunjungan rumah 14hari setelah bersalin. Ibu bersedia
untuk dilakukan kunjungan rumah.
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR USIA 14 HARI
Tanggal 16 November 2019
Tidak dilakukan atas permintaan ibu dibatalkan kunjungannya karena
ibu ada masalah dengan suami
D. ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Tanggal 2 November 2019, jam 21.50 WIB
1. Data Subjektif
Mengeluh perutnya masih merasa mulas dan sudah bisa tidur setengah
duduk sambil menyusui bayinya, miring kiri-kanan, berjalan perlahan dan
sudah BAK di kamar mandi.
2. Data Objektif
Keadaan umum baik, kesadaran compos mentis, keadaan emosional
stabil, TTV: TD 100/80 mmHg, Suhu 36,9˚C, Nadi 80 kali/menit,
Pernapasan 19 kali/menit. Pemeriksaan fisik: Mata: kelopak mata tidak
oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih. Payudara: bersih,
payudara simetris, tidak ada benjolan maupun pembengkakan, areola
hiperpigmentasi, puting susu menonjol, pengeluaran kolostrum (+).
Abdomen: TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi baik, kandung kemih
kosong. Genetalia: vulva vagina tidak ada kelainan, luka jahitan basah,
lochea rubra. Ekstremitas: Atas: Odema (-), sianosis (-), kekuatan sendi
(+). Bawah: odema (-), sianosis (-), varises (-), kekuatan sendi (+), reflek
patella (+/+), tanda homan (-), tromboflebitis (-).
3. Analisa
P4A0 Postpartum 6 jam
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dalam keadaan baik. Ibu
mengerti
b. Menjelaskan pada ibu bahwa mulas yang dirasakan merupakan
hal yang normal/ fisiologis yang dialami ibu nifas. Rasa mulas
diakibatkan karena kontraksi uterus untuk mencegah pendarahan. Ibu
mengatakan mengerti.
c. Mengingatkan ibu untuk tetap memperhatikan konsistensi uterus
agar tetap keras dengan cara masase fundus uteri. Ibu mengerti dan
ibu dapat mempraktikan masase pada fundus.
d. Memberitahu ibu untuk tidak menahan BAK dan selalu
mengosongkan kandung kemih. Ibu dapat melakukannya
e. Mengingatkan ibu untuk selalu menjaga kebersihan bagian
genetalia dengan membersihkan daerah vagina dengan air bersih dari
depan ke belakang serta mengeringkannya dan sering mengganti
celana dalam dan pembalut. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
f. Memberitahu ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan nutrisi dan
hidrasi yaitu memakan makanan yang bergizi pada masa nifas seperti
putih telur, ikan dan sayuran hijau. Ibu mau mengkonsumsi makanan
tinggi protein
g. Memfasilitasi ibu untuk mobilisasi aktif. Ibu mengerti dan sudah bisa
mengganti pembalut ke kamar mandi.
h. Memberitahu ibu meminum vitamin yang diberikan saat setelah
persalinan secara teratur. Ibu mengatakan akan meminumnya secara
teratur,.
i. Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya pada masa nifas. yaitu
diantaranya: Kontraksi uterus yang lemah ditandai dengan kontrkasi
uterus yang lembek yang dapat berakibat pada perdarahan
(perdarahan postpartum), adanya perdarahan pervaginam yang terus
– menerus, lochea yang berbau busuk (bau dari vagina), pusing dan
lemas yang berlebihan, suhu tubuh ibu lebih dari 380c. Ibu
mengerti dan akan konsultasi ke tenaga kesehatan jika terjadi salah
satu tanda bahaya nifas.
j. Menjadwal kunjungan nifas 6 hari. Ibu bersedia untuk dikunjungi
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
Tanggal 8 November 2019, jam 16.35 WIB
1. Data Subjektif
Asinya sudah keluar banyak, payudara tidak bengkak,dan tidak nyeri.
2. Data Objektif
Pemeriksaan Umum: KU Baik, Kesadaran Compos mentis, Keadaan
Emosional stabil. Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 x/menit,
pernafasan 20 x/menit, suhu Pemeriksaan fisik: mata: konjungtiva tidak
pucat, sclera tidak ikterik, payudara: Tidak terdapat pembengkakan,
puting susu dan pengeluaran ASI sudah banyak, TFU pertengahan pusat
dan sympisis, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan
pervaginam: ± 10cc lokhea: sanguilenta warna kecoklatan. Vagina: luka
jahitan sudah membaik dan sudah mulai mengering, tidak ada tanda-
tanda infeksi. Ekstremitas: Tidak ada oedema , tanda homan (-),
tromboflebitis (-)
3. Analisa
Ny. N P4A0 nifas 6 hari
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahukan ibu, bahwa ibu sampai saat ini dalam keadaan
baik. Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan.
b. Mengingatkan ibu untuk tetap menjaga personal Hygienenya yang
sudah baik agar daerah genetalia tetap bersih, tidak terjadi infeksi,
agar luka jahitan cepat kering dan juga sering mengganti pembalut
bila sudah penuh. Ibu mengerti
c. Mengingatkan kembali kepada ibu untuk makan-makanan yang
mengandung serat seperti sayuran, buah-buahan, dan makanan yang
mengandung tinggi protein seprti putih telur dan ikan-ikanan untuk
memprcepat penyembuhan luka jalan lahir. Ibu sudah makan-
makanan berserat dan tinggi protein.
d. Memberitahu ibu agar tetap menjaga pola istirahatnya ketika bayi
tertidur maka ibu juga lebih baik tidur agar kebutuhan istirahat ibu
tercukupi karena jika ibu kurangan istirahat bisa mengurangi
produksi ASI. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
e. Menjadwalkan kunjungan rumah 14 hari. Ibu bersedia untuk
dilakukan kunjungan rumah
PEMBAHASAN KASUS
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dalam melaksanakan studi kasus ini penulis telah memberikan asuhan
kebidanan secara komprehensif dan berkesinambungan pada Ny.N sejak masa
kehamilan trimester III, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir di Puskesmas
Kecamatan Palmerah Jakarta Timur. Asuhan yang telah diberikan kepada
Ny.N dapat disimpulkan, sebagai berikut :
1. Asuhan kebidanan pada masa kehamilan Ny. N sudah diberikan
dengan baik dengan standar 10T di Puskesmas Kecamatan Palmerah.
Setelah dilakukan asuhan yang tepat pada Ny.N dapat disimpulkan
selama kehamilan tidak mengalami komplikasi yang serius.
2. Asuhan kebidanan pada ibu bersalin telah dilaksanakan Ny.N
melahirkan secara pervaginam, tanggal 2 November 2019 saat usia
kehamilan 40 minggu 6 hari. Kala II berlangsung selama 15 menit,
kala III berlangsung selama 3 menit, dan kala IV berlangsug selama 2
jam. Dapat disimpulkan persalinan Ny.N dalam kategori normal.
3. Asuhan kebidanan pada masa nifas Ny.N berjalan dengan baik dan
tidak ditemukan tanda-tanda bahaya pada masa nifas. Asuhan
kebidanan pada masa nifas dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada 6
jam, dan 6 hari setelah persalinan. Pada pengkajian nifas, pengeluaran
lokhea pada Ny.N berlangsung normal.
4. Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, berat badan bayi Ny.N 3600
gram. Selama asuhan yang diberikan, bayi Ny.N tidak ditemukan
komplikasi dan tanda-tanda bahaya bayi baru lahir. Dari hasil
pemeriksaan yang penulis lakukan tidak ada tanda komplikasi pada
bayi. Bayi mendapatkan asi eksklusif dari ibunya, sudah mendapat
imunisasi Hbo
5. Pada kasus ini penulis dapat menentukan analisa dan diagnosa
kebidanan yang didapat dari kasus asuhan pada Ny. N pada saat hamil,
bersalin, bayi baru lahir dan nifas.
6. Semua asuhan atau tindakan yang akan diberikan kepada Ny. N
selama hamil, bersalin dan nifas, penulis selalu merencanakannya
terlebih dahulu.
7. Seluruh asuhan kebidanan yang telah di berikan selama kehamilan,
persalinan, bayi baru lahir, dan nifas telah didokumentasikan dalam
metode SOAP.
B. SARAN
1. Untuk Institusi
Program studi kasus ini diharapkan menjadi salah satu cara untuk
peningkatan kualitas pendidikan dan keterampilan di dalam kelas
maupun di lahan praktik namun harus disertai dengan pengaturan
waktu pelaksanaan kegiatan yang tepat sehingga hasilnya lebih
maksimal.
2. Untuk Klien
Dengan adanya asuhan kebidanan komprehensif yang dilakukan
penulis selama kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir serta
pelayanan kontrasepsi diharapkan dapat menerapkan informasi dan
edukasi yang telah diterima dari petugas kesehatan dan dapat
menumbuhkan sikap saling percaya terhadap petugas kesehatan.
3. Untuk Penulis
Semoga laporan komprehensif ini bermanfaat untuk peningkatan
kemampuan dan keterampilan dalam melakukan asuhan yang
menyeluruh pada wanita di usia reproduksinya khususnya masa
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir serta pelayanan
kontrasepsi.
DAFTAR PUSTAKA
Bahiyatun, 2009. Buku ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EGC
Dewi, Vivian Nahny Lia, dan Tri Sunarsih.2011.Asuhan Kebidanan pada Ibu
ANDY
Kusmiyati, Yuni, dkk. 2009. Asuhan Perawatan Ibu Hamil (Asuhan Ibu
Manuaba, Ida Ayu: dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB.
Jakarta:EGC.
Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono.2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawiohardjo.
Info Media.
Sari, Anggrita, Ika Mardiatul Ulfa, Ramalida Daulay. 2015. Asuhan Kebidanan
Sondakh, Jenny J.S. 2013 Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru Lahir.
Jakarta: Erlangga
Sudarti. 2010. Kelainan dan Penyakit Pada Bayi dan Anak. Yogyakarta: Nuha
Medika
Jakarta:Salemba Medika
Medika
Bersalin.Jakarta:Salemba Medika
Tando, Naomi Marie.2013 Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru
Lahir.Jakarta: IN MEDIA
EGC.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41532/Chapter
%2011.pdf;jsessionid=8E7DD703DE152AA4B337054A8E2559A3?
Dinkes DKI Jakarta. (2015). Profil Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 46.
http://www.depkes.go.id/resources/download/profil/PROFIL_KES_P
ROVIN SI_2016/11_DKI_Jakarta_2016.pdf
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Patograf
Lembar Informed Concent
Foto kopi buku KIA
Dokumentasi