Anda di halaman 1dari 115

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

E DI PMB J
DESA KALIJAYA KECAMATAN TELAGASARI
KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2019

LAPORAN KOMPREHENSIF PKK II A

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan


Praktek Klinik Kebidanan (PKK IIA)

Disusun oleh:
Uswatun Hasanah Rowi
1710630100058

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN

iii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan assuhan kebidanan komprehensif yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. E di PMB J Desa Kalijaya
Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019”. Laporan
Komprehensif PKK II A ini diharapkan dapat membantu dalam
pengenalan dan pemahaman dalam mata kuliah yang bersangkutan,
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif sehingga dapat menjadi dasar
ilmu kepada penulis dan tenaga kesehatan propesional dalam memberikan
pelayanan asuhankebidanan.
Dalam penyusunan Laporan Komprehensif PKK II A ini, penulis
banyak mendapat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi,SE,MS,Ak,CPA, selaku Rektor
Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Bd. Sri Rahayu, S.SiT., MARS selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang
3. Bd. Irma Yanti., S.SiT., M.Kes., selaku Koordinator Program Studi
DIII Kebidanan Universitas Singa perbangsa Karawang.
4. Bd. Astri Nurdiana M.Keb selaku dosen pembimbing lahan praktek
PKK II A dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan kritik dan saran serta masukkan yang bermanfaat bagi
penulis
5. Bd. Pupuy Dwi Purwitasari Am.Keb,.SST selaku pembimbing
lapangan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
Asuhan Kebidanan Komprehensif.
6. Bd. Tuti Hikmawati, Am.Keb selaku pembimbing lapangan yang telah

i
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan
Komprehensif.
7. Ny. Eni dan seluruh keluarga yang telah terbuka dan bersedia untuk
menerima Asuhan Kebidanan Komprehensif.
8. Teman yang selalu menemani pembuatan laporan yaitu teman dari
Pembimbing Akademik serta sahabat-sahabat seperjuangan angkatan
XIII Kebidanan Unsika yang juga selalu bekerja sama dan terutama
kepada team (Cees dan Aweu) telah memberi semangat dalam
menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Kebidanan.
Dalam penyusunan Laporan Komprehensif PKK II A ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang memerlukan perbaikan, oleh
karena itu penulis mengharap kan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap Laporan
Komprehensif PKK II A dapat bermanfaat bagi para pembaca dan atas
partisipasi dari semua pihak penulis ucapkan terimakasih.

Karawang, April 2019

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. iii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Tujuan penulisan ...................................................................................... 4

1.3. Gambaran kasus ....................................................................................... 5

1.4. Manfaat Penulisan .................................................................................... 8

1.5. Waktu dan tempat pemeriksaan oleh penulis ........................................... 9

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................... 10

2.1. Kehamilan .............................................................................................. 10

2.2. Persalinan ............................................................................................... 17

2.3. Nifas ....................................................................................................... 30

2.4. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 34

BAB III PERKEMBANGAN KASUS .................................................................... 39

3.1. Kehamilan .............................................................................................. 39

3.2. Persalinan ............................................................................................... 44

3.3. Nifas ....................................................................................................... 49

3.4. Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 54

BAB IV PEMBAHASAN ....................................................................................... 58

4.1 Kehamilan .............................................................................................. 59

4.2 Persalinan ............................................................................................... 59

iii
4.3 Nifas ....................................................................................................... 60

4.4 Bayi Baru Lahir ...................................................................................... 61

BAB V PENUTUP .................................................................................................. 61

5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 61

5.2. Saran ....................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 65

INFROMED CONSENT ........................................................................................... 66

PARTOGRAF .......................................................................................................... 67

LEMBAR KONSUL ................................................................................................ 69

BUKU KIA .............................................................................................................. 72

DOKUMENTASI .................................................................................................... 74

iv
DAFTAR LAMPIRAN

1. Informed Consent
2. Partograf
3. Lembar Konsul
4. Buku KIA
5. Dokumentasi

v
1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat dan keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di arahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. (Depkes RI, 2017).
Kehamilan adalah pertemuan sel telur dengan sperma yang diikuti
dengan nidasi/implantasi (Rustam, 1998 : 17). Kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari
300 hari (43 minggu).
World Health Organitation (WHO) memperkirakan di Indonesia
terdapat sebesar 126 ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total
kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi
penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. dan di tahun 2017 di semester I sebanyak
10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu turun dari 4.999
tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1712 kasus. (Kementrian Kesehatan, RI 2017).
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2017, memperlihatkan AKI sebanyak 359/100.000 KH. Adapun AKI
di Indonesia disebabkan oleh komplikasi obstetric langsung dan didominasi
oleh trias klasik, yaitu perdarahan (46,7%), toxemia (14,7%) dan infeksi
(8%). Kematian ibu terjadi pada perempuan yang terlalu muda (<20 tahun)
untuk hamil, dan juga yang terlalu tua (>35 tahun) untuk hamil, jarak
kehamilan yang terlalu berdekatan (<2 tahun), serta kehamilan yang terlalu
sering (>4 anak). (SDKI, 2017).

1
2

Data kementrian kesehatan menunjukkan angka kematian bayi dan


ibu saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga semester
pertama 2017. Kasus kematian bayi turun dari 33.278 kasus pada 2015
menjadi 32.007 pada tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun atau
semester 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi. Demikian pula
dengan angka kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus di tahun
2016. Sementara di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat proses
persalinan. (Kementrian RI, 2017).
Berdasarkan data Provinsi Jawa Barat tahun 2017, Angka
Kematian Ibu menurun 780 menjadi 663 dari 100.000 kelahiran hidup,
disebabkan karena beberapa faktor yaitu perdarahan sebanyak 200 orang
(30%), hipertensi dalam kehamilan sebanyak 215 orang (31%), infeksi
sebanyak 58 orang (4%), persalinan lama sebanyak 15 orang (1%), dan lain-
lain sebanyak 207 orang (34%), sedangkan Angka Kematian Bayi sebanyak
3.254 dari 1.000 kelahiran hidup, disebabkan antara lain BBLR sebanyak
1185 orang (38,5%) , asfiksia sebanyak 865 orang (28,3%), sepsis sebanyak
130 orang (3,6%), kelainan congenital sebanyak 351 orang (10,9%), ikterus
sebanyak 55 orang (0,9%) diikuti dengan tetanus sebanyak 43 orang (0,5%),
lain-lain sebanyak 625 orang (17,3%) (Biro Pusat Statistik (BPS) Provinsi
Jawa barat 2017).
Berdasarkan Laporan di kabupaten karawang, Kesga Puskesmas
Tahun 2018, Jumlah kematian Ibu tahun 2018 : 43 kasus, menurun 12 kasus
dibandingkan tahun 2017 (59 kasus). 26% penyebab kematian akibat
perdarahan, 30% PEB, 12% infeksi dan 32% lain-lain. Periode kematian ibu
58 % pada saat nifas, 14% bersalin, dan 28% pada saat ibu hamil. Total
kematian Ibu tahun 2018 : 43 kasus. Berdasarkan Laporan Kesga
Puskesmas Tahun 2018, Jumlah kematian bayi tahun 2018 : 162 kasus,
menurun 11 kasus dibandingkan tahun 2017 (173 kasus). Penyebab
kematian bayi masih di dominasi oleh BBLR sebanyak 46% dan asfiksia
(25,15%).

2
3

Jumlah kematian ibu dan jumlah kematian bayi di Puskesmas


Telagasari kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2018, satu
orang ibu bersalin melahirkan meninggal karena solucio placenta dan 3
orang bayi meninggal karena BBLR (Laporan catatan di puskesmas
telagasari).
Dalam rangka menurunkan AKI dan AKB dilakukan dengan
meningkatkan penyediaan akses terhadap pelayanan kesehatan berbasisis
masyarakat berdasarkan rencana pembangunan jangka menengah daerah
(RJMD) provinsi jawa barat tahun 2013-2018 dan rencana aksi daerah
Millenium Develloment Goals (RAD MDGs) yang sekarang sudah berganti
menjadi Sustainable Develloment Goals (SDGs). Kementrian kesehatan
memberikan terobosan terbaru dalam penanganan kasus kematian ibu dan
bayi yaitu dengan meluncurkan program EMAS (expanding, maternal, and
newborn survival) dengan model sistem informasi yang dikembangkan
meliputi : sistem informasi penguat dan pembelajaran informasi (SIPPP),
sistem informasi gerbang aspirasi pelayanan kesehatan publik (SIGAPKU) ,
dan sistem informasi jejaring rujukan kegawatdaruratan ibu dan neonatal
(SIJARIEMAS).
Sijariemas Kabupaten Karawang adalah sistem informasi
komunikasi jejaring rujukan gawat darurat ibu dan bayi baru lahir, yang
telah diintegrasikan dengan Karawang sehat. Sijariemas dengan SMS
Gateway 081212395555 telepon 119/02678453243, dengan format
R#1#nama pasien#umur pasien# suami pasien# asuransi pasien# kendaraan#
diagnosa# hasil pemeriksaan# HB# Goldar# tindakan yang dilakukan# pin
BBM 79003AFE, web karawangsehat.com, facebook EMAS
KARAWANG, dijaga oleh 8 bidan call center yang terpilih, 2 petugas IT,
melayani 24 jam 7 hari. Sejak diluncurkan tanggal 14 september 2013, telah
merujuk lebih dari 3.638 kasus, dengan lebih dari 1124 tenaga kesehatan,
941 bidan telah terdaftar, melibatkan 50 puskesmas dan 18 rumah sakit di
kabupaten karawang.

3
4

Puskesmas Telagasari sendiri memiliki program untuk menurunkan


AKI dan AKB ialah pelaksanaan posyandu dan imunisasi, penemuan gizi
buruk (bumil KEK dan Bayi/Anak), pengembangan desa siaga (Promkes),
audit maternal perinatal (Medik), pembinaan dukun paraji, kemitraan
dukun paraji, monitoring dan evaluasi kinerja bidan desa, kegiatan RAKOR
kecamatan, membahas program-program update yang sedang dilaksanakan
di puskesmas, evaluasi hasil program KIA tingkat desa dan kecamatan, dan
pengembangan desa siaga di tiap desa. (Puskesmas Telagasari, 2018).
Berdasarkan pada latar belakang diatas, selain memenuhi salah
satu persyaratan dari pendidikan, penulis juga berusaha mengaplikasikan
manajemen asuhan kebidanan yang berkesinambungan pada Ny.E yang
dimulai pada masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir. Dalam
bentuk laporan studi kasus berjudul “Asuhan Kebidanan Komprehensif
pada Ny.E di PMB J Desa Kalijaya Kecamatan Telagasari Kabupaten
Karawang Tahun 2019”.
1.2. Tujuan penulisan
1.2.1. Tujuan umum
Penulis mampu menerapkan manajemen Asuhan Komprehensif
dari Kehamilan, Persalinan, Nifas, Bayi Baru Lahir pada Ny.E di Puskesmas
Telagasari, Kabupaten Karawang Tahun 2019. Dengan melakukan
pendekatan pada klien sesuai dengan standar pelayanan kebidananan dengan
7 langkah varney dan didokumentasikan kedalam SOAP.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Melakukan pengumpulan data dasar Asuhan Kebidananan Komprehensif
meliputi data subjektif dan objektif pada Ny. E di Puskesmas Telagasari
Kabupaten Karawang.
2. Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa atau masalah
pada Ny.E di Puskesmas Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.
3. Menetapkan diagnosa dan masalah potensial serta kebutuhan akan tidakan
segera sesuai dengan masalah pada Ny.E di Puskesmas Telagsari,
Kabupaten Karawang Tahun 2019.

4
5

4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi


dengan dokter jika terjadi hal yang tidak diinginkan pada Ny.E di
Puskesmas Telagasari, Kabupaten Karawang Tahun 2019.
5. Menyusun perencanaan Asuhan Kebidanan sesuai prioritas masalah,
mendeteksi dini komplikasi yang dapat menyertai pada Ny. E di
Puskesmas Telagasari, Kabupaten Karawang Tahun 2019.
6. Melaksanakan asuhan kebidanan yang efisien dan aman sesuai dengan
rencana yang telah disusun pada Ny.E di Puskesmas Telagasari,
Kabupaten Karawang Tahun 2019.
1.3. Gambaran kasus
1.3.1 Kehamilan
Berdasarkan anamnesa pada Ny.E berusia 28 tahun G1P0A0 hamil 38
minggu 6 hari, sudah memeriksakan kehamilannya sebanyak 6 kali di
PMB Bd.J, 2 kali di RB sri sukma dan 1 kali di puskesmas. Pemeriksaan
kehamilan oleh penulis sebanyak 1 kali pada usia kehamilan 38 minggu 6
hari, status imunisasi TT ibu adalah TT2, tidak ada komplikasi pada
kehamilannya.
Trimester I, pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 28-08-2018
di PMB Bidan J, ibu mengatakan mual, hasil pemeriksaan ibu dinyatakan
hamil ±6 minggu. Pemeriksaan kedua dilakukan pada tanggal 11-10-2018
dipuskesmas, ibu mengatakan tidak ada keluhan hasil pemeriksaan ibu
dinyatakan hamil ±12 minggu.
Trimester II, pemeriksaan ke tiga dilakukan pada tanggal 15-11-2018
di PMB Bidan J, ibu mengatakan pusing, hasil pemeriksaan keseluruhan
baik, umur kehamilan ±16 minggu. Pemeriksaan ke empat dilakukan pada
tanggal 04-12-2018 di RB Srisukma, ibu mengatakan tidak ada keluhan
hasil pemeriksaan keseluruhan baik, TFU 1 jari dibawah pusat, DJJ
150x/menit, umur kehamilan ±19minggu. Pemeriksaan ke lima dilakukan
pada tanggal 22-12-2018 di PMB bidan J, ibu mengatakan demam, hasil
pemeriksaan baik, TFU setinggi pusat, DJJ 145x/menit, usia kehamilan
±21minggu. Pemeriksaan ke enam dilakukan pada tanggal 02-02-2019 di

5
6

PMB bidan J, ibu mengatakan pusing, hasil pemeriksaan baik, TFU


setinggi pusat, usia kehamilan ±24minggu, dilakukan Imunisasi TT2.
Trimester III, pemeriksaan ke tujuh dilakukan pada tanggal 13-03-
2019, di PMB bidan J, ibu mengeluh pusing, hasil pemeriksaan
keseluruhan baik, TFU 26cm, DJJ 153x/menit, umur kehamilan 31
minggu. Pemeriksaan ke delapan pada tanggal 23-02-2019 di RB
srisukma, ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan
keseluruhan baik, TFU 30cm,DJJ 158x/menit, usia kehamilan ±35minggu.
Pemeriksaan ke Sembilan pada tanggal 31-03-2019 di PMB bidan J, ibu
mengeluh flu dan pusing, hasil pemeriksan keseluruhan baik, TFU 29cm,
DJJ 155x/menit, usia kehamilan ±36minggu. Pemeriksaan ke 10 dilakukan
oleh penulis di Rumah ny.E pada tanggal 13-04-2019, ibu mengaku tidak
ada keluhan, Hasil pemeriksaan keseluruhan baik, TFU 32cm, DJJ
145x/menit, Usia kehamilan 38minggu 6hari.
1.3.2. Persalinan
Kala I Ibu datang ke PMB Bd.J Tanggal 15 April 2019 pukul 22.30
WIB, dengan mengeluh perutnya terasa mules sejak pukul 19.30 WIB,
sudah keluar lendir darah sejak pukul 18.00 WIB, belum keluar air-air
yang tak tertahankan dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan, keadaan umum
baik, kesadaran umum composmetis, tekanan darah 110/70mmhg, nadi
82x/menit, respirasi 21x/menit. His 2 kali dalam 10 menit Pemeriksan
dalam vagina tidak ada kelainan, porsio tebal, ketuban utuh, pembukaan 4
cm, presentasi kepala, UUK kanan depan, hodge II, dilakukan pemantauan
setiap 30 menit sekali dan dilaukan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian.
Kala II Pukul 02.00 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin kuat,
ada keinginan meneran dan ibu mengatakan seperti ingin BAB. Dilakukan
pemeriksaan portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban utuh,
presentasi belakang kepala, UUK depan, penurunan kepala hodge IV, His
5 kali dalam 10 menit. Dilakukan pimpinan persalinan. Tanggal 16 April
2019 pukul 02.55 WIB, bayi lahir spontan, segera menangis, warna kulit

6
7

kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, berat badan 3300


gram, panjang badan 48 cm.
Kala III Pada pukul 02.55 WIB, ibu merasakan lelah dan lemas,
mules. Seperti ingin meneran kembali, disertai cemas. Belum terlihat
tanda-tanda pelepasan plasenta, melakukan manajemen aktif kala III.
Placenta lahir spontan dan lengkap pukul 03.15 WIB
Kala IV Pada pukul 03.15 WIB, ibu merasa lelah dan pegal-pegal,
dan merasa perutnya mules. Pemeriksaan umum baik, laserasi jalan lahir
grade 1 dari mukosa vagina sampai kulit perineum, dan pemantauan kala
IV semua dalam keadaan baik.
1.3.3. Nifas
Setelah melahirkan penulis melakukan kunjungan nifas pada ibu
dengan Kunjungan pertama pada KF I 6 jam postpartum jam 09.00 Wib,
ibu mengatakan makan baru 1 kali jenisnya bubur dan ibu mengatakan
belum BAK, TFU setinggi pusat, lochea rubra. Ibu diberikan penkes agar
jika ingin BAK sebaiknya jalan sendiri kekamar mandi, dan memberikan
penkes agar ibu terus membersihkan genetalianya dari depan ke belakang.
Kunjungan kedua pada tanggal 18 April 2019 KF I 3 hari post partum
pada pukul 11.00 Wib. Ibu mengatakan ASI belum keluar. Hasil
pemeriksaan baik, luka jahitan masih basah, TFU 2jari dibawah pusat,
lochea rubra. Ibu diberikan penkes untuk tetap menyusui bayinya agar ASI
cepat keluar, personal hygiene, nutrisi, istirahat dan tanda bahaya nifas.
Kunjungan ketiga pada tanggal 23 April 2019 KF II 8 hari
postpartum jam 11.00 Wib, ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak, dan
ibu mengatakan sudah BAB. Hasil pemeriksaan baik, luka jahitan sudah
mulai kering. ibu diberikan penkes agar tetap membersihkan genetalianya
dari depan kebelakang agar tidak ada infeksi pada luka jahitan dan tetap
menyusui bayinya selama 6 bulan, nutrisi, istirahat dan tanda bahaya ibu
nifas.
Kunjungan ke empat pada tanggal 16 Mei 2019 KF III 30 hari
postpartum jam 15.00 Wib, ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak, dan

7
8

ibu mengatakan sudah BAB. Hasil pemeriksaan baik, luka jahitan sudah
kering. ibu diberikan penkes tetap menyusui bayinya selama 6 bulan,
nutrisi, istirahat dan tanda bahaya ibu nifas.
1.3.4. Bayi Baru Lahir
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk
kunjungan pertama pada tanggal 16-04-2019, jam 09.00 WIB di BPM
bidan J, Bayi tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan baik. Ibu diberikan
penkes untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk
bayinya, bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar.
Kunjungan kedua pada tanggal 18-04-2019 Rumah ny.E, Bayi
tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan baik. Ibu diberikan penkes untuk
selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk bayinya,
bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar.
Kunjungan ketiga pada tanggal 23-04-2019. Bayi tidak ada
masalah, ibu mengatakan tali pusat lepas pada hari ke-7. Hasil
pemeriksaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi. Ibu diberikan penkes
untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk
bayinya, bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar,
serta tidak lupa untuk melakukan imunisasi pada bayinya di pelayanan
kesehatan.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan pada
klien secara langsung dan berdampak baik untuk kita maupun pasien.
1.4.2. Bagi klien atau pasien
Klien atau pasien mendapatkan asuhan kebidanan dari kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang sesuai dengan standar
pelayananan kebidanan.
1.4.3. Bagi lahan praktik
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara

8
9

komprehensif, dan untuk tenaga kesehatan dapat memberikan ilmu yang


dimiliki serta mau membimbing mahasiswa tentang cara memberikan
asuhan yang berkualitas.
1.4.4. Bagi institusi pendidikan
Dapat menjadi pengembangan materi perkuliahan khususnya
mengenai Asuhan Kebidanan dari kehamilan, persalinan, nifas dan bayi
baru lahir.

1.5. Waktu dan tempat pemeriksaan oleh penulis


NO Asuhan Tanggal Tempat
1 Kehamilan 13-04-2019 Rumah Ny.E
2 Persalinan 16-04-2019 BPM Bidan J
3 Nifas KF I = 16-04-2019 Rumah Ny.E
18-04-2019 Rumah Ny.E
KF II = 23-04-2019 Rumah Ny.E
KF III = 16-05-2019 Rumah Ny.E
4 Bayi Baru Lahir KN I = 16-04-2019 BPM Bidan J
KN II = 18-04-2019 Rumah Ny.E
KN III = 23-04-2019 Rumah Ny.E

9
10

BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Kehamilan
Definisi dari masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7hari) di
hitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2002).
Kehamilan adalah suatu peristiwa penyatuan sel telur (ovum) dengan sel
sperma yang disebut juga dengan proses pembuahan atau fertilisasi (Mochtar
2012).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
(Winkjosastro, 2012:213).
2.1.1. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda gejala kehamilan dibagi menjadi dua yang pertama tanda gejala
kehamilan pasti, antara lain, Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam
perutnya. Sebagian besar ibu mulai merasakan tendangan bayi pada usia
kehamilan 5 bulan. Sejak usia kehamilan 6 atau 7 bulan, bidan dapat
menemukan kepala, leher, punggung, lengan, bokong dan tungkai dengan
meraba perut ibu. Ibu akan mendengar denyut jantung bayi saat usia
kehamilan menginjak bulan ke 5 atau ke-6. Test kehamilan medis menunjukan
bahwa ibu sedang hamil. Test ini dilakukan dengan perangkat test kehamilan
dirumah atau di laboratorium dengan urine atau darah ibu. Yang terakihir
adalah melakukan pemeriksaan USG agar terlihat janin lebih jelas dan rinci.
Kedua tanda dan gejala kehamilan tidak pasti yaitu, Ibu tidak menstruasi,
ibu merasakan mual atau ingin muntah, ibu merasakan payudara menjadi
peka, ibu merasakan ada bercak darah dank keram perut, ibu merasa letih dan
mengantuk sepanjang hari, ibu merasa sakit kepala, Ibu merasa sering
berkemih, ibu merasakan sembelit, ibu menjadi sering meludah. temperatur

10
11

basal tubuh ibu menjadi naik, ibu merasa ngidam , dan ibu merasa perut ibu
membesar.
Ibu hamil memiliki banyak sekali bahaya adapun tanda bahaya pada ibu
hamil antara lain ; pertama adanya perdarahan pervaginam, perdarahan
tersebut bisa berarti terjadi abortus. kehamilan mola hidatidosa, kehamilan
ektopik , nyeri perut hebat, mual muntah berlebihan, anemia dan demam
Tinggi
2.1.2. Ketidaknyamanan pada ibu hamil
Pada trimester pertama, ibu hamil akan mengalami sering buang air kecil
(nocturia). Dalam penanganannya cukup menjelaskan kepada ibu bahwa ini
merupakan hal yang fisiologis. Pada trimester I penyebab sering BAK
dikarenakan pembesaran uterus menyesuaikan kehamilan sehingga akan
menekan kandung kemih, jadi ibu jangan terlalu khawatir. Banyak sekali ibu
hamil muda akan mengalami mual muntah yang berlebihan, disebabkan oleh
respon terhadap hormon dan merupakan pengaruh fisiologi. Bila ibu mual dan
muntah pada trimester I, cukup menyarankan ibu untuk makan sedikit-sedikit
tapi sering dan menghindari makanan yang membuat ibu menjadi mual dan
muntah misalnya makanan berminyak dan berbau amis, apabila ibu
membutuhkan therapy dapat diberikan B6 untuk mengurangi mual. Keputihan
yang banyak dapat terjadi pada ibu hamil, dapat menjelaskan kepada ibu
bahwa ini merupakan hal yang fisiologis, karena adanya peningkatan hormon
estrogen. Selain itu menganjurkan pada ibu untuk menjaga personal hygiene
terutama bagian genetalia dengan mengganti pakaian dalam minimal 2 kali
sehari dan mengajarkan kepada ibu untuk mencuci genetalianya sesudah BAK
dari arah depan ke belakang serta mengeringkan daerah genetalia agar tidak
lembab dan selalu terjaga kebersihannya.
Pada trimester kedua, pertama ibu hamil sering mengalami Edema
(Bengkak), dikarenakan adanya perubahan hormonal yang menyebabkan
retensi cairan. Dapat menyarankan pada ibu untuk tidak terlalu lama berjalan
dan berdiri, meninggikan kaki dengan mengganjal kaki menggunakan bantal
ketika tidur, juga menyarankan ibu untuk tidak memakai sandal/sepatu yang

11
12

berhak tinggi. Kedua tampak garis-garis di perut ibu biasanya terasa gatal
menjelaskan pada ibu bahwa hal ini adalah normal pada wanita hamil, dan ibu
disarankan untuk menggaruk karena akan berbekas. Ibu hamil akan
mengalami konstipasi (sembelit) hal ini disebabkan karena progesteron dan
usus yang terdesak oleh rahim yang membesar atau bisa juga di karenakan
efek terapi tablet zat besi. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi dan menggandung serat. Seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan. Ketiga ibu hamil akan merasakan kram pada kaki, untuk ini penyebab
masih tidak jelas bisa dikarenakan kebutuhan akan kalsium (kadarnya rendah
dalam tubuh) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf dan kaki,
menganjurkan pada ibu untuk merendam kaki dalam air hangat, mengurangi
kegiatan ibu yang membuat ibu berdiri terlalu lama.
Pada trimester tiga, ibu hamil akan lebih rentan mengalami Edema, hal ini
di sebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan dapat
menyarankan pada ibu untuk tidak terlalu lama berjalan dan berdiri,
meninggikan kaki dengan mengganjal bantal ketika tidur, juga menyarankan
ibu tidak memakai sendal/sepatu yang berhak tinggi. Dan ibu hamil juga akan
sering BAK, karena kepala janin mulai mencari jalan lahir dan menekan
kandung kemih, dan menganjurkan ibu untuk banyak minumair putih pada
siang hari, meghindari minum yang mengandung kafein, tetapi hal ini adalah
fisiologis.
2.1.3. Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut:
1. Bengkak pada wajah, kaki dan jari-jari tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat
badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial
yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak
seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia. Selain itu,
kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap
normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu
kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Penyebab bengkak

12
13

biasanya menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan. Hal ini dapat disebabkan adanya pertanda anemia, gagal jantung
dan preeklamsia. Tanda dan gejala anemia dapat muncul dalam bentuk
edema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada
penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb,
sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar
Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel
darah merahnya. Penanganannya hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan
mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada
sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan
kaki lebih tinggi daripada kepala.
2. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Dikatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan, dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
aterm. Penanganan umum konfirmasi usia kehamilan, lakukan
pemeriksaan inspekulo, jika ibu mengeluh perdarahan 22 minggu jangan
lakukan periksa dalam, observasi tidak ada infeksi, mengobservasi tidak
ada tanda tanda inpartu.
3. Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul
pada kehamilan aterm. Penanganan umum memberikan dukungan
emosional pada ibu, menilai denyut jantung janin, bila ibu mendapat
sedative tunggu hilangnya pengaruh obat kemudian nilai ulang.
4. Kejang
Gejala sakit kepala, nyeri ulu hati, penglihatan kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang. Penanganan baringkan sisi kiri, tinggikan
kepala agar tidak muntah.
5. Penglihatan Kabur

13
14

Penglihatan kabur yaitu masalah visual yang mengindikasikan


keadaaan mengancam jiwa, adanya perubahan visual (penglihatan) yang
mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan. Penyebab
karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah
dalam kehamilan. Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan
sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre-eklampsia.
Tanda dan gejala masalah visual yang mengidentifikasikan keadaaan yang
mengancam adalah perubahan visual yang mendak.Perubahan visual ini
mungkin disertai sakit kepala yang hebat dan mungkin menandakan
preeklamsia. Penanganan umum jika tidak sadar atau kejang. Segera
dilakukan mobilisasi seluruh tenanga yang ada dan menyiapkan fasilitas
tindakan gawat darurat. Segera di lakukan penilaian terhadap keadaan
umum termasuk tanda-tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit
sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya. Berikan konseling
pada ibu mengenai tanda-tanda preeklamsia dan segera merujuknya ke
dokter spesialis kandungan.
6. Perdarahan pervaginam
Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah
kehamilan 28 minggu. perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan
plasenta (placenta previa) solusio placenta atau perdarahan yang belum
jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises
yang pecah).
7. Keluar cairan pervaginam
Keluarnya cairan berupa air-air dari vagina pada trimester 3.
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa
perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum
waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua
persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg. Penyebabnya adalah
serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda,
hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi.Tanda dan

14
15

gejala Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna
putih keruh, berrarti yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum
cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi
infeksi intrapartu. Penanganan dalam memertahankan kehamilan sampai
matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK
24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan
melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam
waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.
8. Gerakan janin tidak terasa
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama
kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12
jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Penyebab gerakan janin
berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga
gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi
berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
9. Nyeri Perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah
tidak normal.Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa
adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-
adang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Penyebab hal ini
bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik
(kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang
panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu,
solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran.
2.1.4. Antenatal care
Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian

15
16

kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan. (Sarwono, 2014). Antenatal


Care adalah pelayanan yang diberikan pada ibu hamil, untuk memonitor,
mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah. (Saifuddin Abdul Baari, 2009). Yang bertujuan untuk memenuhi
asuhan selama kehamilan diantaranya adalah memantau kemajuan kehamilan,
untuk memastikan kesehatan ibu dantumbuh kembang bayi, mengenali secara
dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin, dan
mempersiapkan ibu agar nifas berjalan dengan normal dan pemberian ASI
ekslusif.
Menurut standar WHO, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4 kali
kunjungan selama periode antenatal : Satu kali kunjungan selama trimester
pertama (0 - 12 minggu), satu kali kunjungan selama trimester kedua (13 - 28
minggu), dua kali kunjungan selama trimester ketiga (29 – 42 minggu).
Pemeriksan khusus bila terdapat keluhan tertentu. Pada pelayanan/ asuhan
standar minimat 10 T, pertama timbang berat badan dan tinggi badan ( T1),
pemeriksaan tekanan darah (T2), nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
(T3), pemeriksaan tinggi fundus uteri (T4), tentukan persentasi janin dan
denyut jantung janin (DJJ) (T5), skrining status imunisasi Tetanus dan berikan
imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan (T6), pemberian Tablet zat
besi (T7), test laboratorium (T8), tata laksana kasus (T9), temu wicara
(konseling) (T10).
2.1.5. Penilaian status gizi ibu hamil
Berat badan dilihat dari Quatelet atau Body Mass indeks (Indeks Masa
Tubuh= IMT). Ibu hamil dengan berat badan dibawah normal sering
dihubungkan dengan abnormalitas kehamilan, berat badan lahir rendah.
Sedangkan berat badan overweight meningkatkan resiko atau komplikasi
dalam kehamilan seperti hipertensi, janin besar sehingga terjadi kesulitan
dalam persalinan. Penilaian Indeks Massa Tubuh diperoleh dengan

16
17

memperhitungkan berat badan sebelum hamil dalam kilogram dibagi tinggi


badan dalam meter kuadrad. Indikator penilaian untuk IMT sebagai berikut.
BMI=Berat Badan Sebelum Hamil (kg)
Tinggi Badan (m) X Tinggi badan (m)

Tabel 2.1
Indikator Penilaian untuk IMT
Nilai IMT Kategori
Kurang dari 20 Underweigh/ dibawah normal
20 – 24,9 Desirabel/ normal
25 – 39,5 Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari
normal
Over 30 Severe obesity/ sangat gemuk
(Sumber: Buku Asuhan kehamilan Kusmiyati dkk, 2015)

2.2. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau yang dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). (Manuaba, 1998;157).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam Rahim (Prawirohardjo : 2002) adapun pembagian persalinan dibagi
menjadi dua yang pertama adalah Persalinan Berdasarkan Teknik (Rukiyah
dkk, 2009) yaitu: Persalinan spontan, adalah persalinan yang berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan, adalah
persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstaksi forceps, ekstrasi vakum
dan sectio sesaria. Dan Persalinan anjuran, adalah persalinan yang tidak
dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian: pitocin aprostaglandin. Kedua Persalinan berdasarkan
Umur Kehamilan (Maritalia dkk, 2012). Yaitu Abortus (keguguran) adalah

17
18

terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable), berat janin ± 500
gram, usia kehamilan dibawah 22 minggu. Partus Immaturus adalah
penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin antara 500 –
1000 gram dan usia kehamilan antara 22 sampai dengan 28 minggu.
Persalinan Prematurus adalah persalinan dari konsepsi pada kehamilan 26 –
36 minggu, janin hidup tetapi premature, berat janin antara 1000 – 2500 gram.
Dan Persalinan Mature atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan pada
kehamilan 37 – 40 minggu, janin mature, berat badan diatas 2500 gram.
Persalinan mature atau aterm dibagi menjadi tiga bagian yaitu Persalinan
Postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu persalinan yang ditafsirkan. Persalinan Presipitatus adalah
persalinan yang berlangsung cepat yang bisa terjadi di kamar mandi, di atas
becak dan sebagainya.dan Persalinan Percobaan adalah suatu penilaian
kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau
tidaknya Chepalo Pelvic Disproportion (CPD).
Adapun teori-teori yang pertama teori keregangan Otot rahim mempunyai
kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu
tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Kedua teori
penurunan progesteron adalah proses penuaan plasenta terjadi pada saat usia
28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat. Pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai penurunan
progesteron tertentu. Ketiga teori oksitosin internal adalah perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahi,
sehingga sering terjadi kontraksi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai. Keempat
teori prostaglandin adalah konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia
kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu

18
19

persalinan. Kelima teori hipotalamus- hipofisi dan glandula suprarenali


adalah ini menunjukkan pada kehamilan dengan anensefalus sering terjadi
keterlambatan persalinan karena tidak terbentuk hipotalamus. Pemberian
kortikosteroid dapat menyebabkan maturitas janin, induksi (mulainya)
persalinan. Dari percobaan tersebut dapat disimpulkan ada hubungan antara
hipotalamus – hipofisis dengan mulainya persalinan.
Perubahan fisiologis yaitu yang pertama perubahan bentuk uterus setiap
kontraksi menghasilkan pemanjangan uterus berbentuk ovoid disertai
pengurangan diameter horisontal. Dengan perubahan bentuk ini, ada efek-efek
penting pada proses persalinan. Kedua perubahan pada serviks yaitu tenaga
yang efektif pada kala satu persalinan adalah kontraksi uterus, yang
selanjutnya akan menghasilkan tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban
terhadap serviks dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah
bagian terbawah janin dipaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah
uterus. Sebagai akibat dari kegiatan daya dorong ini, terjadi dua perubahan
mendasar, pendataran dan dilatasi pada serviks yang sudah melunak. Ketiga
perubahan pada Vagina dan Dasar panggul , pada kala satu persalinan selaput
ketuban dan bagian terbawah janin memainkan peran penting untuk membuka
bagian atas vagina. Namun, setelah ketuban pecah, perubahan-perubahan
dasar panggul seluruhnya dihasilkan oleh tekanan yang diberikan oleh bagian
terbawah janin. Perubahan yang paling nyata terdiri atas peregangan serabut-
serabut muskulus muskulum. Levatores ani dan penipisan bagian tengah
perineum, yang berubah bentuk dari massa jaringan berbentuk baji setebal 5
cm menjadi struktur membran tipis yang hampir transparan dengan tebal
kurang dari 1 cm.
Ada beberapa perubahan psikologis yang terjadi pada ibu hamil yang
pertama adalah perubahan psikologis ibu saat persalinan yaitu, fase Laten :
pada fase ini biasanya ibu merasa lega dan bahagia karena masa kehamilannya
akan segera berakhir. Namun pada awal ersalinan biasanya wanita gelisah,
gugup, cemas dan khawatir sehubungan dengan rasa tidak nyaman karena
kontraksi. Biasanya ia ingin berbicara, ditemani. Fase Aktif : saat kemajuan

19
20

persalinan sampai pada waktu kecepatan maksimum rasa khawatir wanita


menjadi meningkat. Kontraksi semaki kuat dan frekuensinya lebih sering
sehingga wanita tidak dapat mengontrolnya. Wanita menginginkan sesorang
untuk mendampinginya karena dia merasa takut tidak mampu beradaptasi
dengan kontraksinya. Kebutuhan ibu selama perslinan yaitu kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan
harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
2.2.1. Tanda-tanda persalinan (Manuaba, 2012)
Tanda-tanda pada saat persalinan yaitu pertama kekuatan his semakin
sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang semakin pendek. Kedua
dapat terjadi pengeluaran yaitu : pengeluaran lendir bercampur darah, dapat
disertai ketuban pecah, pada pemeriksaan dalam dijumpai pembukaan serviks.
Ketiga pada pemeriksaan dalam, dijumpai perubahan serviks : perlunakan
serviks, pendataran serviks, terjadi pembukaan serviks.
Ada Pembagian tahapan persalina yaitu ; Kala I ( Kala Pembukaan) Kala I
disebut juga kala pembukaan karena pada kala ini terjadi pembukaan serviks
dari 1 sampai 10 cm (pembukaa lengkap). Proses pembukaan serviks dari 0
sampai dengan 10 cm dibagi kedalam 2 fase yaitu : Fase Laten: pembukaan
terjadi sangat lambat yaitu dari 0 sampai 3 cm dan berlangsung sekitar 8 jam.
Fase Aktif: berlangsung sekitar 6 jam, pembukaan serviks dari 4 sampai
dengan 10 cm. Fase aktif dibagi menjadi 3 fase lagi yaitu : Fase akselerasi ,
dalam waktu 2 jam pembukaan dari 3 cm menjadi 4 cm. Fase dilatasi
maksimal, dalam waktu 2 jam pembukaan dari 4 cm menjadi 9 cm. Fase
deselerasi, berlangsung selama 2 jam, pembukaan kembali melambat dari 9
cm menjadi 10 cm atau pembukaan lengkap. Pengisian partograf dimulai
ketika memasuki fase aktif yaitu dari pembukaan 4 cm. Kala I berakhir bila
pembukaan serviks sudah lengkap atau 10 cm (maritalia,dkk, 2012)
Kala II tanda dan gejala kala II pada persalinan, yaitu ibu merasakan ingin
meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi, ibu merasakan makin
meningkatnya tekanna pada rectum dan atau oksitosin vagina, perineum
terlihat menonjol, vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka, dan

20
21

peningkatan dan pengeluaran lendir dan darah. Semetara diagnosa kala II


persalinan dapat ditegakan atas dasar hasil pemeriksaan dalma yang
menunjukkan pembukaan serviks telah lengkap atau terlihatnya bagian kepala
bayi.
Kala III manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama yaitu
pemberian suntikan dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir, melakukan
penegangan tali pusat terkendali, dan masasse fundus uteri. Tanda –tanda
lepasnya plasenta antara lain uterus menjadi bundar, uterus terdorong ketas,
karean placenta dilepas kesegment bawah rahim, tali pusat bertambah
panjang, terjadi perdarahan. Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan
ringan secara crede pada fundus uteri. Disertai dengan pengeluaran darah
kira-kira 100-200cc.
Kala IV dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir dua jam setelah itu.
Jika terjadi robekan perineum yang melebihi derajat I harus dijahit dengan
penderita berbaring secara litotomi dilakukan pembersihan luka dan
dianestesi lokal didaerah luka sesuai dengan asuhan sayang ibu. (Sumarah
2009). Kala pengawasan selama 2 jam setelah bayi dan plasenta lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Pada kala IV dilakukan pemantauan tekanan darah, nadi, TFU, kandung
kemih dan darah yang keluar setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan setiap
30 menit selama 1 jam kedua. Dan memantau temperature tubuh setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan. (Asuhan Persalinan Normal, 2008).
Asuhan yang diberikan pada kala IV yaitu ibu dianjurkan untuk istirahat,
biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi,
sebagai permulaan dengan menyusui bayinya. Jika ibu perlu ke kamar mandi,
ibu boleh bangun, pastikan ibu di bantu karena masih dalam keadaan lemah
atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air kecil 3 jam pasca
persalinan. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang bagaimana memeriksa
fundus dan menimbulkan kontraksi, serta tanda-tanda bahaya bagi ibu dan
bayi. (Saifudin, 2008).
2.2.2. Mekanisme persalinan normal

21
22

Penurunan Kepala, terjadi selama proses persalinan karena daya dorong


dari kontraksi uterus yang efektif, posisi, serta kekuatan meneran dari pasien.
Engagement (penguncian), tahap penurunan pada waktu diameter
biparietal dari kepala janin telah melalui PAP. Fleksi, fleksi menjadi hal
terpenting karena diameter kepala janin terkecil dapat bergerak masuk
panggul sampai ke dasar panggul. Putaran paksi dalam, putaran internal dari
kepala janin akan membuat diameter anteroposterior dari kepala janin
menyesuaikan diri dengan anteroposterior dari panggul. Lahirnya kepala
dengan ekstensi, bagian leher belakang di bawah oksiput akan bergeser
kebawah simphisis pubis dan bekerja sebagai titik poros (hipomoklion).
Uterus yang berkontraksi kemudian memberikan tekanan tambahan di kepala
yang menyebabkannya ekstensi lebih lanjut saat lubang vulva. Vagina
membuka lebar. Restitusi adalah perputaran kepala sebesar 45° baik ke kanan
atau ke kiri, bergantung kepada arah dimana ia mengikuti perputaran menuju
posisi oksiput anterior. Putaran paksi luar, putaran ini terjadi bersamaan dg
putaran internal dari bahu. Pada saat kepala janin mencapai dasar panggul,
bahu akan mengalami perputaran dalam arah yang sama dengan kepala janin.
Lahirnya bahu & seluruh anggota badan bayi, bahu posterior akan
menggembungkan perineum dan kemudian dilahirkan dengan cara fleksi
lateralis. Setelah bahu dilahirkan, seluruh tubuh janin lainnya akan
dilahirkan.
2.2.3. Asuhan Persalinan Normal (APN)
1. Melihat Tanda dan Gejala Kala II
Ibu merasa ada dorongan kuat meneran, ibu merasakan tekanan yang
semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum tampak menonjol,
vulva dan sfingter ani membuka.
2. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
b. Mengenakan celemek plastik atau baju penutup (APD lengkap).

22
23

c. Melepaskan semua perhiasan dipakai dibawah siku. Mencuci kedua


tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
d. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi.
e. Memasukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik dengan memakai
sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril dan meletakannya
kembali kedalam partus set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril
tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
3. Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Keadaan Janin Baik
a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah
dibasahi air desinfektan tingkat tinggi.
b. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
serviks sudah lengkap. Nilai selaput ketuban belum pecah sedangkan
pembukaan serviks sudah lengkap, lakukan amniotomi.
c. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung
tangan yang sudah dipakai ke dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti
diatas).
d. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa (DJJ) dalam batas normal (120-160 kali permenit).
e. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan
Meneran
f. Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik.
g. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk menerann.
h. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.

23
24

i. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang


nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
4. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva berdiameter 5-6 cm, meletakan
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
b. Meletakan kain yang bersih dan dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
c. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
5. Menolong Kelahiran Bayi
a. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva
maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih
dan kering.
b. Memastikan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
itu terjadi dan kemudian segera meneruskan proses kelahiran bayi.
c. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
d. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas
dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
e. Setelah kedua bahu dilahirkan menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibawah kearah perineum, tangan membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku
tangan bayi saat melewati perineum gunakan lengan bagian bawah
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.

24
25

f. Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir.
6. Penanganan Bayi Baru Lahir
a. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan).
b. Segera mengeringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
c. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam
uterus (hamil tunggal).
d. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar berkontraksi baik.
e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intamuskuler) di 1/3 paha atas bagian antero lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
f. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
d. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, meletakkan
bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu.
e. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.

25
26

8. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III


a. Penegangan Tali Pusat Terkendali
b. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
c. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu tepat diatas
tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
d. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
kearah bawah dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio plasenta.
9. Mengeluarkan Plasenta
a. Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas mengikuti jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus
b. Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput terpilin.
Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
10. Pemijatan Uterus/Rangsangan Taktil (Masasses) Uterus.
Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir melakukan masasse
uterus selama 15 detik, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan
masasse dengan gerakan melingkar secara lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras).
a. Menilai Perdarahan
1) Memeriksa kedua sisi plasenta.
2) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
b. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
2) Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik
dan tidak terjadi perdarahan pervaginam.

26
27

3) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak ke kulit di dada ibu paling


sedikit 1 jam.
4) Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata/salep antibiotic profilaksis, dan vitamin K 1 mg Intramuskuler
dipaha kiri anterolateral.
5) Setelah 1 jam pemberian vitanin K berikan imunisasi Hepatitis B
dipaha kanan anterolateral.
c. Evaluasi
1) Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam.
2) Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masasse
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
3) Mengevaluasi dan mengestimasi kehilangan darah.
4) Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30
menit selama jam kedua pasca persalinan.
5) Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh (36,5-37,50 C).
d. Kebersihan dan Keamanan
1) Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% selama
10 menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
2) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat
sampah yang sesuai.
3) Membersihkan ibu dengan air desinfeksi tingkat tinggi,
membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang kering dan bersih
4) Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
e. Menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman dan makanan
yang diinginkannya.
f. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan, dengan
mengunakan air klorin 0,5% dan membilasnya dengan bersih.

27
28

g. Mencelupkan sarungtangan tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,


membalikan bagian dalam keluar dan merendamnya selama 10 menit.
h. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
i. Melengkapi partograf. (JNPK-KR, 2008).
2.2.4. Partograf
Partograf adalah alat bantu yang digunakan selama persalinan. Tujuan
utama penggunaan partograf adalah untuk mencatat hasil observasi dan
kemajuan persalinan, mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara
normal.
a. Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan, kondisi ibu dan janin,
asuhan yang diberikan selama persalinan dan kelahiran, serta
menggunakan informasi yang tercatat, sehingga sedini mungkin
mengidentifikasi adanya penyulit persalinan, dan mambuat keutusan
klinik yang sesuai dan tepat waktu.
b. Catatan kondisi ibu
Setiap 30 menit pantau frekuensi dan lama kontraksi (termasuk
pemantauan DJJ) dan nadi.
Setiap 4 jam pantau dilatasi serviks. Penurunan bagian terbawah,
tekanan darah dan temperatur suhu tubuh, produksi urine, atau adanya
aseton/protein urin setiap 2-4 jam.
Data dalam partograf yaitu informasi tentang ibu dan riwayat
tentang kehamilan/persalinan, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam
dan waktu, kontraksi uterus, obat-obatan dan caira yang diberikan,
kondisi ibu, asuhan, tatlaksanan dan keputusan klinik.
c. Catatan tentang air ketuban
1) Ketuban
U: ketuban utuh (belum pecah)
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D: ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K: ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)

28
29

2) Molase
Molase adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam
partograph ditandai dengan :
a) 0: tulang-tulang kepala janin terpisah
b) 1: tulang-tulang kepala jannin hanya saling bersentuhan
c) 2: saling tumpang tindih, dapat dipisahkan
d) 3: saling tumpamg tindih, tidak dapat dipisahkan
2.2.5. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini adalah kemampuasn bayi untuk menyusu pertama
kalinya segera setelah ia dilahirkan sampai 1 jam bahkan lebih secara kontak
langsung antara kulit ibu dan bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi
tengkurap. (Prawirohardjo, 2011)
Meletakkan bayi pada payudara ibu sedini mungkin, memungkinkan
terjadinya kontak kulit ke kulit secara dini (skin to skin contact) antara ibu
dan bayi. Kontak kulit ke kulit dini antara ibu dan bayi ini sangat penting
untuk beberapa alasan, yaitu :
1. Kehangatan dada ibu dapat menghangatkan bayi, sehingga bila bayi
diletakkan diperut dan dada ibunya segera setelah lahir dapat
menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian akibat
kedinginan.
2. Saat bayi diletakkan di dada ibu, bayi akan lebih tenang dan mengurangi
stres, maka pernafasan dan detak jantungnya pun lebih stabil.
3. Bayi akan mendapatkan kolostrum yaitu berupa cairan emas yang kaya
akan antibodi dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketaanan
terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi.
4. Sentuhan, hisapan dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang
oksitosin yang penting agar : Menyebabkan rahim berkontraksi sehingga
membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan,
merangsang hormon lain, yang dapat membuat ibu menjadi tenang, rileks
dan mencintai bayinya, merangsang pengeluaran ASI.

29
30

Dalam Inisiasi Menyusui Dini, bayi yang tali pusatnya dipotong, dilap,
dan langsung diletakkan diperut ibunya dengan kulit bersentuhan
memperlihatkan perkembangan yang menarik. Dalam satu penelitian
disebutkan bahwa ternyata pada usia 20 menit, bayi merangkap diatasa perut
ibunya dalam keadaan mata tertutup. Pada usia 50 menit, bayi bisa
menemukan payudara ibunya sendiri. Adapun bayi yang tali pusatnya
dipotong, kemudian dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, dibersihkan,
dicap, dan seterusnya terlebih dahulu, 50% tidak bisa menemukan payudara
ibunya. (Anik Maryuni, 2008).
2.2.6. Penyulit persalinan (Marmi Dkk, 2011)
Pada saat persalinan adapun penyulit dalam setiap kalanya, pada Kala I
dan Kala II yaitu pertama, kelainan presentasi dan posisi misalnya presentasi
puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka, posisi oksipitalis posterior
persisten. Kedua kelainan tenaga atau his yaitu, his hipotonik, his hipertonik,
his yang tidak terkoordinasi, ketiga distosia kelainan alat kandungan, ke
empat distosia kelainan letak janin yaitu, bayi besar, berat badan lebih dari
4000 gr, hydrocephalus, peningkatan jumlah cairan serbrospinal,
anecephalus, tidak adanya tulang tengkorak, kembar siam, anak kembar yang
kedua tubuhnya bersatu, gawat janin atau fetal distress, karena kekurangan
oksigen, keenam distosia kelainan jalan lahir yaitu kesempitan pintu atas
panggul, kesempitan pintu tengah panggul, kesempitan pintu bawah panggul.
Pada saat kala kala II I dan IV adapun penyulit yang sering terjadi yaitu,
atonia uteri, uterus gagal berkontaksi setelah persalinan, retensio plasenta,
(plasenta tidak lahir 30 menit setelah persalinan), emboli air ketuban, robekan
jalan lahir, inversio uteri, bagian atas uterus memasuki cavum uteri. Dan
perdarahan yang terjadi pada saat kala IV yaiyu karena syok obstetric.

2.3. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alatt-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normalmasa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).

30
31

Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperinum adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandunganseperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas
berakisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr, 2006).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42hari) setelah itu (Saifudin, 2009).
Pada masa nifas ada beberapa tahapan yaitu pertama puerperium dini,
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan - jalan,
berlangsung sampai 42 hari. Kedua purperium intermedial, yaitu kepulihan
menyuluruh alat-alat genetalianya yang lamanya 6-8 minggu. Keempat remote
puerperium,yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2.3.1. Perubahan fisik dan psikis masa nifas
Pada masa nifas ada dua perubahan yang akan terjadi yang pertama ada
perubahan fisik yaitu, rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat
penciutan Rahim (involusi), keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea),
Kelelahan karena proses melahirkan, pembentukan ASI sehingga payudara
membesar, kesulitan buang air besar (BAB dan BAK), gangguan otot (betis,
dada, puser, panggul dan bokong), perlukaan jala lahir (lecet atau jahitan).
Dan yang kedua yaitu perubahan psikis yaitu, taking In, masa ini terjadi 2-
3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap pasif dan sangat tergantung,
segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya, dia akan
bercerita tentang persalinannya secara berulang-ulang, taking On (masa
meniru dan rol play), masa ini terjadi 3-10 hari pasca persalinan, ibu menjadi
khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung
jawabnya sebagai ibu semakin besar, Ibu berupaya untuk menguasai

31
32

keterampilan perawatan bayinya, letting Go, masa ini biasanya terjadi bila ibu
sudah pulang dari klinik dan melibatkan keluarga, Ibu mengambil langsung
tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan ketergantungannya dan khususnya interaksi sosial. Depresi
postpartum biasanya terjadi pada masa ini.
2.3.2. Pengeluaran Lochea
Pada masa nifas akan ada pengeluaran darah dari jalan lahir biasanya di
sebut lochea, lochea ada lima jenis yang pertama, lochea Rubra/merah
(cruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke-4 postpartum. Berwarna merah,
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi) dan mekonium. Kedua lochea Sanguinolenta berwarna
merah kecoklatan dan berlendir. Lochea ini terdapat pada hari ke 4-7
postpartum. Ketiga lochea Serosa berwarna kuning kecoklatan. Mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Lochea ini terdapat pada hari ke
7-14 postpartum. Ke empat lochea Alba/putih mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu postpartum. Dan yang terakhir
lochea Purulenta bila terjadi infeksi dan keluar cairan seperti nanah dan
berbau busuk.
2.3.3. Kunjungan masa nifas
Kunjungan I pada saat (6jam - 3 hari post partum) tujuannya untuk
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Mendeteksi dan
merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila perdarahan, Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Pemberian ASI awal,
Melakukan hubungan antara ibu dan BBL, Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia.
Kunjungan II pada saat (4- 28 hari post partum) tujuannya untuk
memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, Memastikan ibu

32
33

mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat, Memastikan ibu menyusui


dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit, Memberikan
konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, perawatan tali pusat, menjaga
bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan III ( 29-42 hari post partum) Menanyakan ibu tentang penyulit-
penyulit yang ibu atau bayi alami, dan memberikan konseling untuk KB
secara dini)
2.3.4. Senam nifas
Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari ke sepuluh, terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang di
lakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. (Sofiah, 2014)
Manfaat senam nifas adalah membantu memperbaiki sirkulasi darah,
memperbaiki sikap tubuh dan punggung setelah melahirkan, memperbaiki otot
tonus, pelvis dan peregangan otot abdomen, memperbaiki juga memperkuat
otot panggul, dan membantu ibu untuk lebih relaks dan segar pasca
melahirkan. Senam nifas ini dilakukan pada saat sang ibu benar-benar pulih
dan tidak ada komplikasi obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya pada
ibu dengan hipertensi, pasca kejang, demam selama/ setelah melahirkan.
Namun tidak menutup kemungkinan ibu melakukan sendiri gerakan senam
nifas di rumah setelah kondisi ibu pulih.
2.3.5. Komplikasi dan kelainan dalam masa nifas (Prawirohardjo, 2008)
Pada saat masa nifas rentan terjadi komplikasi dan kelainan diantaranya
perdarahan banyak dari vagina, pengeluaran cairan dari vagina yang baunya
menusuk, rasa sakit di bagian bawah abdomen atau punggung, sakit kepala
yang terus menerus, nyeri epigastrium atau ada gangguan penglihatan,
pembekakan di wajah atau tangan, demam, muntah, rasa sakit waktu BAK
atau jika merasa tidak enak badan, payudara berubah menjadi merah, panas
dan terasa sakit, kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama, rasa sakit,
merah, lunak atau bengkak pada kaki, merasa sangat sedih atau tidak mampu
mengasuh bayinya sendiri atau dirinya sendiri, dan merasa sangat letih atau
nafas terengah-engah.

33
34

2.4. Bayi Baru Lahir


Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu, dengan berat badan 2500 – 4000 gram, tanpa cacat bawaan
(Rukiyah, 2010).
Bayi baru lahir (neonatus) adalah bayi yang berusia 0-28hari (Kementerian
Kesehatan RI, 2010). Bayi baru lahir adalahbayi berusia satu jam yang lahir
pada usia kehamilan 37-42 minggu dan berat badannya 2.500-4000 gram
(Dewi, 2010). Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang
diberikan pada bayi pada jam pertama setelah kelahiran (Saifuddin, 2012), jadi
bayi baru lahir dapat disimpulkan yaitu bayi yang lahir secara pervaginam pada
usia kehamilan 37 minggu – 42 minggu dan berat badan 2500-4000 gram, dan
tidak ada kelainan atau cacat bawaan.
Adapun tanda bayi baru lahir normal yaitu bayi baru lahir normal
mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000 gram, umur kehamilan 37-40
minggu, bayi segera menangis, bergerak aktif, kulit kemerahan, menghisap
ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementerian Kesehatan
RI,2010). Bayi baru lahir normal memiliki panjang badan 48-52 cm, lingkar
dada 30-38 cm, lingkar lengan 11-12 cm, frekuensi denyut jantung 120-160
x/menit, pernapasan 40-60 x/menit, lanugo tidak terlihat dan rambut kepala
tumbuh sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR >7, refleks-
refleks sudah terbentuk dengan baik (rooting, sucking, morro, grasping), organ
genitalia pada bayi laki-laki testis sudah berada pada skrotum dan penis
berlubang, pada bayi perempuan vagina dan uretra berlubang serta adanya
labia minora dan mayora, mekonium sudah keluar dalam 24 jam pertama
berwarna hitam kecoklatan (Dewi, 2010)
Asuhan Bayi Baru Lahir yaitu membersihkan jalan nafas, menilai
pernafasan secara cepat, letakan bayi dengan handuk diatas perut ibu,
bersihkan darah atau lendir dari wajah bayi dengan kain/kassa bersih, periksa
ulang pernafasan, bayi akan menagis segera dalam waktu 30 detik pertama

34
35

setelah lahir, menilai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai apgar
(Apgar Score). Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak.
Tabel 2.1
Apgar Score
No Nilai Apgar 0 1 2
1 Apparence Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) ekstremitas biru kemerahan
2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit
3 Grimace Tidak ada Perubahan Bersin/menangis
(Reaksi mimik
Rangsangan) (menyeringai)
4 Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif/
(Tonus Otot) sedikit fleksi ekstremitas fleksi
5 Respiration Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat/
(Pernafasan) teratur keras
(Saifuddin, 2006)

2.4.1. Penanganan Bayi Baru Lahir


Membersihkan jalan nafas, perawatan tali pusat, mempertahankan suhu
tubuh, pemberian Vitamin K, pemberian salep mata, pemberian salep mata,
identifikasi bayi.
2.4.2. Tanda-Tanda Bahaya Pada Bayi Baru Lahir (Saifuddin, 2008)
Bayi lahir sangat rentan terkena bahaya diantaranya adalah pernafasan
sulit atau lebih dari 60 kali per menit, kehangatan tubuh (> 380C atau terlalu
dingin < 360C), warna kulit, kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru
atau pucat, memar, pemberian makanan, hisapan lemah, mengantuk
berlebihan, banyak muntah, tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau
busuk, berdarah, infeksi, suhu meningkat, merah, bengkak, keluar cairan
(nanah), bau busuk, pernafasan sulit, tidak berkemih dalam 24 jam, tinja
lembek, sering, hijau tua,ada lendir atau darah pada tinja, aktivitas menggigil

35
36

atau nangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk,
lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
2.4.3. Kunjungan Neonatus
Pada neonatus atau bayi baru lahir minimal dilakukan 3kali kunjungan
oleh tenaga kesehatan, yaitu kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam
kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2)
dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi
lahir. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. (Depkes RI, 2009)
Pemberian Imunisasi pada bayi baru lahir yaitu, pertama hepatitis B.
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan
dan bersifat non infecsius, berasal dari HBSag yang dihasilkan dalam sel ragi
menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin disuntikan dengan dosis
0,5 ml pemberian secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral, dosis
berikutnya dengan interval 4 minggu (Depkes RI, 2010).
Kedua imunisasi BCG untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkolosis. Cara pemberian sebelum disuntikan vaksin BCG harus
dilarutkan terlebih dahulu, melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril.
Dosis pemberian 0,05 ml diberikan secara intrakutan didaerah lengan kanan
atas dengan menggunakan ADS 0,05. Vaksin yang dilarutkan harus digunakan
sebelum lewat 3 jam.
Ketiga imunisasi DPT-Hb untuk pemberian aktif terhadap kekebalan
penyakit difteri, tetanus,dan hepatitis B, cara pemberian secara intramuskuler
dengan dosis 0,5 ml, sebanyak 3 dosis. Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis
selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu.
Keempat imunisasi Polio untuk pemberian kekebalan terhadap
poliomiolitis, cara pemberian vaksin polio diberikan secara oral (melalui
mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali dosis pemberian, dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu. Setiap pembukaan vial baru harus
menggunakan pebetes (dropper) yang baru.

36
37

Kelima imunisasi Campak untuk pemberian kekebalan aktif terhadap


penyakit campak, cara pemberian sebelum disuntikan vaksin campak terlebih
dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5
ml cairan larut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan dilengan
kiri atas, pada usia 6-9 bulan. Jenis Imunisasi yang harus diulang : DPT
(Difteri, Pertusis, Tetanus), Pengulangan vaksin DPT dilakukan sebanyak 3
kali, yaitu usia 18 bulan, 5 tahun dan 10 tahun, cara pemberian secara
intramuskuler dengan dosis 0,5 ml. Vaksin yang diberikan hanya DT saja
“Penyakit Pertusis biasanya menyerang anak di usia balita, sehingga bila si
anak sudah berusia di atas 5 tahun, vaksin Pertusis sudah tidak perlu diberikan
lagi. (dr. Ayu Pratiwi, Sp.A MARS). Dan yang terakhir imunisasi campak,
vaksin ini diulang dalam bentuk imunisasi MMR (Measles, Mumps, Rubella)
ulangan pertama diberikan pada rentan usia 15-24 bulan dari ulangan yang ke
dua sat berusia 4-6 tahun. Imunisasi MMR ini berguna untuk melindungi anak
dari radang paru (pneumonial, radang otak, infeksi telinga dan kejang-kejang.
Cara pemberian sebelum disuntikan vaksin campak terlebih dahulu harus
dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan
larut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikan secara subkutan dilengan kiri atas.

2.4.4. Tinjauan Asuhan kebidanan


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam
rangkaian tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus
kepada klien. Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan
secara periodik disaring ulang, dimulai dengan pengumpulan data dan
berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah itu adalah sebagai berikut :
pertama Pengumpulan Data Dasar yaitu validitas dan akurasi data akan
sangat membantu pemberi pelayanan untuk melakukan analisis dan pada
akhirnya, membuat keputusan klinik yang tepat. Data subyektif yang

37
38

diperoleh dari anamnesis dan data objektif dari pemeriksaan fisik


diperoleh melalui serangkaian upaya sistematik dan terfokus.
Kedua identifikasi Masalah yaitu diagnosis dibuat sesuai dengan
istilah atau nomenklatur spesifik kebidanan yang mengacu pada data
utama, analisis data subyektif dan data obyektif yang diperoleh.
Ketiga menetapkan Diagnosis atau Merumuskan Masalah bagian
ini dianalokasikan dengan proses membuat diagnosis kerja setelah
mengembangkan berbagai kemungkinan diagnosis lain. Rumusan masalah
dapat merupakan masalah utama yang saling terkait dengan beberapa
masalah penyerta.
Keempat Menilai Adanya Kebutuhan dan kesiapan intervensi
untuk menghadapi masalah, bidan tidak hanya terampil untuk membuat
diagnosis bagi pasien yang dilayaninya tetapi juga harus mampu
mendeteksi setiap situasi yang dapat mengancam keselamatan jiwa ibu dan
bayinya. Maka, para bidan harus pandai membaca situasi klinik dan
masyarakat setempat sehingga mereka tanggap dalam mengenali
kebutuhan terhadap tindakan segera sebagai langkah penyelamatan ibu dan
bayinya apabila situasi gawat darurat terjadi.
Keempat menyusun rencana asuhan atau intervensi rencana asuhan
bagi ibu bersalin dikembangkan melalui kajian data yang telah diperoleh,
diidentifikasi kebutuhan atau kesiapan asuhan dan intervensi, dan dan
mengukur sumberdaya atau kemampuan yang dimiliki. Renaca asuhan
harus dijelaskan dengan baik kepada ibu dan keluarga agar mereka
mengerti manfaat yang diharapkan dan bagaimana upaya penolong untuk
menghindarkan ibu dan bayinya dari berbagai gangguan yang mungkin
dapat mengancam keselamatan jiwa atau kualitas hidup mereka.
Keenam melaksanakan asuhan setelah membuat rencana asuhan,
laksanakan rencana tersebut secra tepat waktu dan aman. Hal ini akan
menghindarkan terjadinya penyulit dan memastikan bahwa ibu dan/atau
bayinya yang baru lahir akan menerima asuhan atau perawatan yang
mereka butuhkan.

38
39

Ketujuh memantau dan Mengevalusi Efektifitas Asuhan atau


Penatalaksanaan yang telah dikerjakan kemudian dievalusi untuk menilai
efektifitasnya. Tentukan apakah perlu dikaji ulang atau diteruskan sesuai
dengan rencana kebutuhan saat itu. Jika saat evaluasi ditemukan status ibu
atau bayi telah berubah, sesuaikan asuhan yang diberikan untuk memenuhi
perubahan kebutuhan tersebut. (Asuhan Persalinan Normal, 2008)
Kedelapan yaitu tinjauan asuhan kebidanan (SOAP)
S = (SUBYEKTIF) informasi yang diceritakan ibu tentang apa yang
dirasakannya, apa yang sedang dan telah dialaminya.
O = (OBYEKTIF) informasi yang dikumpulkan berdasarkan
pemeriksaan/pengamatan terhadap ibu atau bayi dan hasil pemeriksaan
laboratorium.
A = (ASSESMENT) dicatat diagnosa, masalah yang terjadi dan
kebutuhan.
P = (PLANNING) dicatat pelaksanaan asuhan/prosedur asuhan yang
telah dilakukan.(Buku Perawatan Ibu Hamil, 2009).

BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
3.1. Kehamilan
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. E pada masa kehamilan,
bersumber dalam buku KIA dari usia kehamilan 6 minggu 2 hari sampai 38
minggu 6 hari. Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. E pada masa
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi baru lahir. Asuhan kehamilan baik
yang di dapat dari studi dokumentasi buku KIA dan kontak langsung akan di
jelaskan sebagai berikut.
1. Trimester I (0-12minggu)
Kunjungan ANC Pertama pada tanggal 28-08-2018 di PMB bidan J.

39
40

Ibu adalah Ny E, Umur 28 tahun, Agama Islam, Pendidikan SMA (tamat),


Pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), Alamat Kp.Cipule, Desa Kalijaya
Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang. Memiliki suami yaitu Tn. K,
Umur 33 tahun, Agama Islam, suku sunda, pendidikan SMK (tamat),
Pekerjaan Karyawan, alamat istri sama dengan suami.
Haid Pertama Haid Terakhir (HPHT) 15-07-2018, Tafsiran Persalinan
(TP) 22-04-2019, ini merupakan kehamilan pertama, belum pernah
keguguran, lingkar lengan atas 23.2 cm. IMT 16,5. Keluhan mual, tekanan
darah 100/70 mmHg, berat badan 46 kg, Tinggi Fundus Uteri (TFU) belum
teraba, letak janin ballotemen, detak jantung janin (-), kaki bengkak (-), usia
kehamilan 6 minggu 2 hari, diberikan terapi obat tablet Fe 1x1, nasihat yang
di sampaikan untuk istirahat yang cukup dan konsumsi makanan yang bergizi
(nutrisi), diberikan terapi Fe 30 tablet 1x1, menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 1 bulan kemudian atau apabila ada keluhan.
2. Trimester II (13-28minggu)
Kunjungan ANC Kedua pada tanggal 11-10-2018 di Puskesmas
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, tekanan darah 100/70 mmHg, berat
badan 51 kg, Tinggi Fundus Uteri (TFU) belum teraba, letak janin
ballotemen, detak jantung janin (-), kaki tidak bengkak, di lakukan
pemeriksaan laboratorium HB: 11gram%, Protein Urin: negatif, Glukosa
urine:negatif, HBSAG:negatif, golongan darah O+, umur kehamilan
12minggu 4hari, diberikan terapi Fe 30 tablet 1x1. kunjungan ulang 1 bulan.
Kunjungan ANC Ketiga pada tanggal 15-11-2018 PMB bidan J
Ibu mengatakan pusing, tekanan darah 90/60 mmHg, berat badan 53 kg,
Tinggi Fundus Uteri belum teraba, detak jantung janin - (negativ) , kaki tidak
bengkak, pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan, usia kehamilan 17
minggu 4 hari, diberikan terapi Fe 30 tablet 1x1. kunjungan ulang 1 minggu
kemudian.
Kunjungan ANC Keempat pada tanggal 04-12-2018 di RB sri sukma
Tidak ada keluhan , tekanan darah 90/70 mmHg, berat badan 54 kg, TFU
1jari dibawah pusat, detak jantung janin + (positif), DJJ 150x/menit, kaki

40
41

tidak bengkak, pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan, usia kehamilan 20


minggu 2 hari, diberikan terapi Fe 30 tablet 1x1, kalk. kunjungan ulang 1
minggu kemudian.
Kunjungan ANC Kelima pada tanggal 22-12-2018 di PMB Bidan J
Ibu mengeluh meriang , tekanan darah 90/70 mmHg, berat badan 54 kg,
suhu 27,9°c, TFU setinggi pusat, detak jantung janin + (positif), DJJ
145x/menit, kaki tidak bengkak, pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan,
usia kehamilan 22 minggu 2 hari, diberikan terapi obat tablet Fe 1x1 dan pct.
kunjungan ulang 1 bulan kemudian.
3. Trimester III (29-40minggu)
Kunjungan ANC keenam pada tanggal 02-02-2019 di PMB Bidan J
Ibu mengeluh pusing, tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan 55 kg,
TFU setinggi pusat, detak jantung + (positif), DJJ 153x/menit, kaki tidak
bengkak, tidak di lakukan pemeriksaan laboratorium, umur kehamilan
28minggu 6 hari, diberikan imunisasi TT2 dan diberikan terapi Fe 30 tablet
1x1 dan kalk. kunjungan ulang 1 bulan atau apabila ada keluhan.
Kunjungan ANC ketujuh pada tanggal 13-03-2019 di PMB Bidan J
Ibu mengaku tidak ada keluhan, tekanan darah 110/70 mmHg, berat badan
61kg, TFU 26cm, detak jantung + (positif), DJJ 145x/menit, kaki tidak
bengkak, tidak di lakukan pemeriksaan laboratorium, umur kehamilan 34
minggu 3 hari, diberikan terapi Fe 30 tablet 1x1. kunjungan ulang 1 bulan
atau apabila ada keluhan.
Kunjungan ANC Kedelapan pada tanggal 23-03-2019 di RB sri sukma
Ibu mengaku tidak ada keluhan, tekanan darah 100/60 mmHg, berat badan
63 kg, TFU 30cm, detak jantung + (positif), DJJ 158x/menit, kaki tidak
bengkak, tidak di lakukan pemeriksaan laboratorium, umur kehamilan 35
minggu 6 hari. kunjungan ulang 1 bulan atau apabila ada keluhan.
Kunjungan ANC kesembilan pada tanggal 31-03-2019 di PMB Bidan J
Ibu mengeluh flu dan pusing, tekanan darah 100670 mmHg, berat badan
64 kg, TFU setinggi pusat, detak jantung + (positif), DJJ 153x/menit, kaki
tidak bengkak, tidak di lakukan pemeriksaan laboratorium, umur kehamilan

41
42

37 minggu. kunjungan ulang pada saat sudah merasakan mulas atau ada
keluhan.
Kunjungan ANC ke sepuluh pada tanggal 13-04-2019, pukul 11:00 Wib
Di Rumah Ny.Eni ( Kontak Pertama dengan Penulis)
Subjektif (S) : Nama Ibu Ny E, umur 28 tahun, agama Islam, suku sunda,
pendidikan SMA(tamat), pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), Alamat
Kp.cipule, Desa Kalijaya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang.
Memiliki Suami yaitu Tn. K, umur 33 tahun, agama Islam, suku sunda,
pendidikan SMK (tamat), pekerjaan Karyawan, Alamat suami sama dengan
Ny.E.
Ibu mengatkan tidak ada keluhan. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
15-07-2018, Tafsiran Persalinan (TP) 22-04-2019. Periksa ANC teratur
Trimester I di PMB yaitu sebanyak 1 kali, Pada Trimester II di PKM 1kali, di
PMB 3 kali, dan di RB Sri Sukma 1 kali, dan Trimester III di PMB 3kali, di
RB Sri Sukma 1 kali dan kontak penulis dengan klien sebanyak 1 kali. Ibu
merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan. Ibu
makan 3 kali sehari dengan porsi sedang jenis makanan nasi, sayuran, tidak
ada keluhan, ibu minum ± 8-9 gelas sehari, jenis minuman air mineral dan
susu kadang-kadang. Ibu BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari, keluhan
tidak ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti,
menyapu, memasak dan mencuci. Ibu tidur siang ± 1 jam dari jam 13.00 –
14.00 WIB kadang-kadang, malam ± 8 jam dari jam 22.00 – 05.00 WIB tidak
ada keluhan. Hubungan seksual terakhir 1 minggu yang lalu, tidak ada
keluhan. Ibu mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali
sehari, membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK dan BAB dari
depan kebelakang menggunakan air yang mengalir, menggunakan celana
terbuat dari bahan katun atau yang menyerap keringat dan mengganti celana
dalam 2 kali sehari.
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT1 pada saat menikah, TT2 pada
usia 22 minggu 6 hari, ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang
pertama dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan belum pernah

42
43

menggunakan kontrasepsi apapun. Ibu mengatakan dirinya dan keluarga tidak


pernah atau tidak sedang menderita penyakit sistemik seperti jantung,
hypertensi, diabetes melitus, TBC dan lain-lain dan ibu tidak mempunyai
riwayat keturunan kembar. Ibu dan suami merasa senang dengan kehamilan
ini, ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan seperti perdarahan, keluar
air-air sebelum waktunya, sakit kepala yang menetap, penerimaan kehamilan
saat ini keluarga merespon sangat baik.
Objektif (O) : Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan
emosional stabil. BB sebelum hamil: 46 kg, BB sekarang 65 kg, kenaikan BB
21 kg. LILA: 25 cm. IMT : 24,4. TD 100/80 mmHg, nadi 80 kali/menit,
respirasi 22 kali/menit, suhu 36,7°c. Kepala bersih, tidak ada benjolan dan
nyeri tekan. Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris, konjungtiva
merah muda, sklera putih. Hidung bersih, tidak ada benjolan. Telinga bersih.
Bibir bersih, lembab tidak pecah-pecah, gigi tidak ada caries. Leher, tidak ada
pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan kelenjar getah bening,
tidak ada peningkatan vena jugularis. Payudara simetris, bersih, puting susu
menonjol, tidak ada benjolan, colostrum belum ada. Abdomen bersih, tidak
ada luka bekas operasi, TFU 32 cm. Leopold I : teraba bulat, lunak, tidak
melenting (bokong) Leopold II bagian kiri perut ibu teraba bagian-bagian
kecil janin (ekstremitas) dan dibagian sebelah kanan ibu teraba satu bagian
keras memanjang seperti papan (punggung) Leopold III teraba keras bulat
tidak melenting (kepala) belum masuk PAP, Leopold lV konvergen. Taksiran
berat janin (TBJ) 32-12 x155= 3100 gram. DJJ punctum maksimum sebelah
kanan perut ibu dibawah pusat frekuensi 145kali/menit jelas, teratur, kuat.
Ekstremitas atas simetris, tidak oedema, kuku tangan pendek. Ekstremitas
bawah simetris, tidak oedema, tida ada varises, kuku kaki pendek pendek.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun G1P0A0, usia kehamilan
38 minggu 6 hari, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala. Keadaan
ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini. Ibu mengerti dan sudah mengetahui

43
44

hasil pemeriksaan. Menganjurkan kepada ibu untuk membaca buku KIA


untuk mendapatkan informasi yang lebih banyak tentang kehamilan,
persalinan, nifas, dll. Ibu mengerti dan akan membacanya. Menganjurkan
kepada ibu untuk melakukan perawatan payudara. Ibu mengerti dan akan
melakukannya. Memberitahu ibu kembali tanda-tanda bahaya kehamilan
yaitu tekanan darah tinggi, bengkak pada wajah, tangan dan kaki, penglihatan
kabur dll. Ibu mengerti dan sudah mengetahuinya. Memberitahu ibu tanda-
tanda persalinan yaitu mulas disertai keluar lendir bercampur darah, dan
keluar air-air. Ibu mengerti dan sudah mengetahuinya. Menganjurkan ibu
untuk mengkonsumsi tablet Fe 200mg 1x1/ hari diminum pada malam hari
sebelum tidur karena efek samping dari tablet fe adalah mual. Ibu mengerti
dan akan mengkonsumsinya. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan
ulang 1 minggu kemudian atau apabila ada keluhan. Ibu mengerti dan akan
datang kembali.
3.2. Persalinan
1. Kala I Tanggal 15 April 2019 Pengkajian Pukul 22.00 WIB
Subjektif (S) : Ibu datang ke BPM pukul 22.00 WIB, datang dengan
suami dan keluarga dengan mengeluh perutnya terasa mulas sejak malam pukul
19.30 WIB. Saat ini mulesnya semakin sering dan kuat, sudah keluar lendir
darah pukul 18.00 wib, belum keluar air-air yang tak tertahan dan masih
merasakan gerakan janin. Ibu mengatakan ini kehamilan pertama dan belum
pernah keguguran, makan dan minum ibu mengatakan makan terakhir pada
pukul 18.00 WIB dan minum terakhir 5 menit yang lalu, eliminasi terakhir
BAB terakhir pada pukul 16.00 WIB dan BAK terakhir pada pukul 21.30 WIB,
istirahat terakhir pukul 14.00 WIB.
Objektif (O) : Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis, keadaan
emosional stabil, Tekanan darah 100/90mmHg, Nadi 80 kali/menit, Respirasi
22 kali/menit, Suhu 36,7°C..Pada pemeriksaan abdomen bersih. TFU Mc
Donald 32 cm. Leopold I teraba bagian lunak, bulat tidak melenting (bokong).
Leopold II sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), sebelah
kanan teraba keras memanjang seperti papan (punggung/puka). Leopold III

44
45

teraba bulat keras melenting (kepala) sudah masuk PAP. Leopold IV divergen,
perlimaan 3/5 bagian. TBJ = (32 - 11) x 155 = 3255 gram. His 2 kali dalam 10
menit lamanya 35 detik. DJJ punctum maksimum sebelah kanan perut ibu
terdengar jelas dan kuat frekuensi 145 kali/menit, teratur, menggunakan
doppler. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,. Genetalia inspeksi
tidak oedema, tidak ada kelainan tidak ada varices, tampak lendir bercampur
darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam Vulva Vagina tidak ada
kelainan, porsio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
UUK kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala hodge II+.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu
1 hari inpartu kala I fase aktif. Janin tunggal hidup intra uterin presentasi
kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa ibu akan segara melahirkan, untuk saat ini pembukaan
sudah 4 cm. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini. Ibu dan keluarga sudah
mengetahui hasil pemeriksaan. Memberikan support dukungan dan semangat
kepada ibu agar ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan dan
menganjurkan keluarga untuk mendukung ibu supaya ibu bisa melewati
persalinannya disertai dengan doa dari ibu dan keluarga. Ibu terlihat lebih
tenang untuk melewati persalinan. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
untuk menambah tenaga ibu dalam proses persalinan nanti. Ibu dan keluarga
mengerti dan mengikuti anjuran yang diberikan. Menganjurkan ibu untuk
miring kanan dan miring kiri sesekali jika pegal untuk mempercepat kemajuan
persalinan dan agar peredaran oksigen ke janin tidak terganggu serta ibu
merasa lebih nyaman. Ibu mengikuti anjuran yang diberikan. Mengajarkan
teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas dari hidung dan
mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk
jangan mengedan terlebih dahulu, apabila sakit bisa dibantu oleh keluarga
dengan massase bagian pinggang ibu. Ibu mengerti dan mengikuti anjuran
yang diberikan. Menanyakan kepada ibu siapa yang akan mendampingi saat
proses melahirkan, ibu mengatakan Ibunya yang akan mendampingi saat proses

45
46

melahirkan. Menanyakan kepada ibu rencana biaya persalinan, ibu mengatakan


biaya persalinan menggunakan BPJS. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan
BAB dan BAK, karena kandung kemih yang penuh akan menghambat
penurunan kepala janin dan meningkatkan resiko perdarahan setelah
persalinan. Ibu mengikuti anjuran yang diberikan. Mempersiapkan peralatan,
obat-obatan dan perlengkapan ibu dan janin serta alat partus set. Peralatan
partus set, obat-obatan serta perlengkapan ibu dan janin sudah disiapkan.
Mengobservasi keadaan umum ibu, his, DJJ, tanda-tanda vital dan kemajuan
persalinan. Observasi telah dilakukan dan terlampir dalam partograf.
2. Kala II Tanggal 16 April 2019 Pukul 02.00 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, sering dan seperti
ada dorongan ingin BAB yang tak tertahankan.
Objektif (O) : Keadaan umum sakit sedang, kesadaran Composmentis,
keadaan emosional stabil. Tanda-tanda vital TD 110/70 mmHg Nadi 80
kali/menit. Abdomen his 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik DJJ 144
kali/menit, terdengar jelas, kuat dan teratur. Terlihat adanya tanda dan gejala
kala II yaitu adanya dorongan untuk meneran, tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva membuka. Pada pemeriksaan dalam, vulva vagina tidak ada
kelainan, portio tidak teraba, pembukaan serviks lengkap (10 cm), ketuban
pecah spontan jernih, presentasi kepala, UUK kanan depan, tidak ada molase,
penurunan kepala hodge IV.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu
2 hari inpartu kala II fisiologis. Janin tunggal hidup intra uterin presentasi
belakang kepala. Keadaan Ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu dan keluarga bahwa saat ini
pembukaan sudah lengkap dan ibu akan segera melahirkan dan diperbolehkan
untuk meneran apabila ada mulas. Ibu mengetahui bahwa akan segara
melahirkan. Menjaga privasi ibu dengan menutup tirai dan pintu. Ruangan
bersalin sudah tetutup. Menghadirkan pendamping persalinan sesuai keinginan
ibu, Pendamping persalinan telah dihadirkan. Mengatur posisi sesuai dengan
keinginan ibu dan menganjurkan keluarga untuk membantu posisi ibu

46
47

senyaman mungkin. Ibu ingin posisi setengah duduk. Memberi support kepada
ibu dan menganjurkan keluarga untuk terus mendukung ibu agar dapat melalui
proses persalinan dengan tenang. Keluarga mensupport ibu. Meminta ibu untuk
mengedan ketika ada mulas dengan cara pandangan melihat keperut dan kedua
tangan menarik kedua kaki lalu membukanya, menarik nafas dari hidung dan
mengedan tanpa ada suara seperti sedang BAB. Ibu mengerti siap mengedan
ketika ada mulas. Melakukan steneng ritgen saat kepala bayi sudah terlihat 5-6
cm di depan vulva dan kain sudah terpasang dibawah bokong ibu. Kepala bayi
lahir. Mengecek lilitan tali pusat pada leher bayi. Tidak ada lilitan tali pusat.
Menunggu hingga kepala bayi memutar faksi luar dengan sendirinya. Kepala
bayi sudah memutar dengan sendirinya. Melakukan biparietal dengan cara
membawa kepala bayi kebawah untuk mengeluarkan bahu atas dan keatas
untuk mengeluarkan bahu belakang. Bahu atas dan bahu belakang sudah lahir.
Melakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh badan bayi. Bayi lahir
spontan pukul 02.55 WIB, jenis kelamin perempuan, menangis kuat gerakan
aktif warna kulit kemerahan. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik, bayi sudah lahir dan tidak ada janin kedua. Ibu senang
mendengar penjelasan bidan. Memberikan injeksi oxytosin 10 IU secara IM
dipaha kanan ibu segara 1 menit setelah lahir untuk merangsang fundus uteri
berkontraksi dengan baik. Ibu sudah diberikan injeksi oxytosin. Menjepit tali
pusat dengan umbilical klem dan klem kemudian memotong tali pusat diantara
kedua klem dengan jarak 2-3 cm. Tali pusat sudah terpotong. Menempelkan
badan bayi ke dada ibu untuk segera dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
lalu menyelimuti ibu dan bayinya. Bayi sudah ditempelkan ke badan ibu.
3. Kala III Tanggal 16 April 2019 Pukul 02.55 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya
dan perutnya masih terasa mulas
Objektif (O) : Keadaan umum baik dan tampak lelah, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil, tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi
uterus baik, uterus teraba keras tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong.

47
48

Tali pusat tampak di vulva dan belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta
seperti semburan darah tiba-tiba, uterus globuler, tali pusat memanjang.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 partus kala III
fisiologis. Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan (P) : Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta. Ada
semburan darah tiba-tiba dan tampak tali pusat memanjang. Melakukan PTT
yaitu dengan cara tangan kiri melakukan dorso cranial dan tangan kanan
melakukan penegangan tali pusat secara terkendali. PTT sudah dilakukan dan
plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya. Mengeluarkan plasenta
searah jarum jam. Plasenta lahir spontan pukul 03.15 WIB. Melakukan
massase pada perut ibu selama 15 detik. Kontraksi baik. Dan melakukan
pemeriksaan kelengkapaan plasenta. Plasenta lengkap.
4. Kala IV Tanggal 16 April 2019 Pukul 03.15 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan masih merasa mulas,dan ibu merasa
senang karena persalinan sudah berjalan dengan lancar dan bayinya sehat.
Objektif (O) : Keadaan umum ibu tampak kelelahan, keadaan emosional
stabil, kesadaran Composmentis, tanda-tanda vital TD 110/80 mmHg, suhu
37,0o C, nadi 84 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit. Tinggi fundus uteri 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan
normal. Genetalia terdapat robekan dari mukosa vagina sampai kulit perineum.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 partus kala IV
dengan laserasi grade I. Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
kondisi ibu baik untuk saat ini. Ibu mengerti dan sudah mengetahui hasil
pemeriksaan. Melakukan eksplorasi untuk mengecek apakah ada sisa plasenta
yang tertinggal atau tidak. Sudah dilakukan dan bersih, tidak terdapat selaput
yang tertinggal. Mengevaluasi jumlah perdarahan dan mengecek apakah ada
laserasi atau tidak. Laserasi grade I dari mukosa vagina sampai perineum.
Mengecek kembali perdarahan dan robekan jalan lahir. Perdarahan normal dan
ada robekan jalan lahir grade I dari mukosa vagina sampai perineum.
Melakukan Penjahiran laserasi jalan lahir, penjahitan laserasi jalan lahir telah

48
49

dilakukan. Mengajari ibu untuk mengenali kontraksi dan melakukan massase


uterus apabila kontraksi uterus tidak baik atau lembek. Ibu mengerti dan
mengikutinya. Membersihkan dan merapihkan ibu setelah tindakan selesai
dengan air DTT. Ibu sudah rapih dan bersih. Melakukan penimbangan berat
badan dan mengukur panjang badan. Sudah dilakukan BB: 3200 PB: 48 cm.
Membereskan alat dan mendekontaminasikan alat partus set yang direndam
kedalam air klorin selama 10 menit, lalu dimasukan kedalam air sabun dan
dicuci bilas dan dikeringkan, setelah kering lalu di rebus atau dikukus selama
20 menit dihitung pada saat air mendidih. Alat sudah dirapihkan.
Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan ibu makan dan minum.
Ibu mengikuti anjuran bidan. Memberitahu ibu tanda bahaya kala IV yaitu
uterus lembek, perdarahan keluar terus menerus. Ibu mengerti penjelasan dari
bidan. Melakukan pemantauan selama 2 jam yaitu selama 15 menit pada jam
pertama dan 30 menit pada jam kedua. Terlampir dalam patograf.

3.3. Nifas
1. KFI (6 jam- 3hari)
Kunjungan Nifas Pertama Tanggal 16 April 2019 Pukul 09.00 WIB di
PMB Bidan J (6 jam post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, 2 jam post partum ibu
sudah bisa miring kiri dan miring kanan, 4 jam post partum ibu sudah bisa
duduk, 6 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan
ke kamar mandi. Ibu mengatakan makan baru 1 kali untuk saat ini macamnya
bubur, minum 2 botol air putih untuk saat ini. Istirahat ibu mengatakan
sudah tidur siang kurang lebih 2 jam. Aktifitas ibu saat ini hanya tiduran dan
menyusui bayinya. Personal hygine saat ini ibu belum mandi, belum keramas,
belum gosok gigi dan belum membersihkan genetalia karena ibu belum
BAK, mengganti pembalut 1 kali untuk saat ini atau apabila sudah penuh. Ibu
belum pernah menyusui dan ibu bahagia atas kelahiran anak pertamanya. ini
merupakan pengalaman yang pertama. Diberikan vitamin A yaitu segera
setelah melahirkan.

49
50

Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu


baik, kesadaran Composmentis, keadaan emosional stabil. Tekanan darah
110/70 mmHg, respirasi 22 kali/menit, suhu 36,5oC, nadi 81 kali/menit,
konjungtiva merah muda, sklera putih. Wajah tidak ada oedema, tidak pucat.
Hidung bersih, tidak ada polip. Mulut bibir merah muda, lembab,bersih,tidak
ada caries, bersih. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan vena jugularis. Payudara simetris, bersih tidak ada benjolan,
putting susu menonjol, ASI sudah keluar sedikit. Abdomen bersih,tidak ada
bekas luka, kontraksi baik, kandung kemih kosong, TFU 1 jari dibawah pusat,
diastasi recti relaksasi teraba 2 jari kontraksi teraba 3 jari. Genetalia terlihat
luka jahitan, pengeluaran lochea rubra. Ekstremitas atas tidak ada oedema dan
CRT kembali dalam dua detik. Ekstremitas bawah tidak ada oedema, tidak
ada varises.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 post partum 6 jam
fisiologis. Masalah : tidak ada
Penatalaksnaan (P) : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik untuk saat ini. Ibu mengerti penjelasan bidan.
Memberitahu ibu cara membersihkan daerah kemaluannya yaitu dengan cara
membersihkan daerah kemaluan dari depan kebelakang dengan menggunakan
air yang mengalir. Ibu mengerti dan akan melakukannya. Menganjurkan ibu
agar tidak menahan BAB, ibu mengerti dan tidak akan menahan BAB.
Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan yang
mengandung banyak serat dan cairan. Ibu akan mengikuti anjuran bidan.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dengan tidur siang kurang lebih
2 jam dan tidur malam 8 jam atau ketika bayi tidur ibu ikut tidur. Ibu
mengerti dan akan mengikuti anjuran bidan. Memberitahu ibu untuk
memberikan ASI eksklusif. Ibu akan mengikuti anjuran bidan. Mengajarkan
ibu cara menyusui bayinya yang benar. Sudah di ajarkan dan ibu akan
melakukannya. Memberitahu kepada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu
mudah lelah, demam, nyeri atau terasa panas saat BAK, payudara terasa sakit
saat disentuh atau bengkak, pandangan kabur, bengkak disekitar wajah, kaki,

50
51

dan tangan. Panas yang tinggi selama 2 hari berturut-turut, pengeluaran dari
kemaluan berbau busuk dan banyak. Ibu mengerti dan mengethaui tanda-
tanda nahaya nifas. Memberitahu ibu untuk jangan takut BAB dan BAK. Ibu
mengerti. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 3 hari kemudian atau
apabila ada keluhan ibu segera datang ke bidan atau kepuskesmas. Ibu akan
melakukan kunjungan ulang.
Kunjungan Nifas Kedua Tanggal 18 April 2019 Pukul 11.00 WIB di
Rumah pasien (3hari post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan jahitan
sudah kering, Aktifitas ibu saat ini hanya tiduran dan menyusui bayinya.
Personal hygine saat ini ibu mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali, gosok
gigi 2x sehari dan membersihkan genetalia setiap sesudah BAK dan BAB,
mengganti pembalut 3 kali sehari atau apabila sudah penuh.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu
baik, kesadaran Composmentis, keadaan emosional stabil. Tekanan darah
100/80 mmHg, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,7oC, nadi 82 kali/menit.
konjungtiva merah muda, sklera putih. Wajah tidak ada oedema, tidak pucat.
Hidung bersih, tidak ada polip. Mulut bibir merah muda, lembab,bersih,tidak
ada caries, bersih. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan vena jugularis. Payudara simetris, bersih tidak ada benjolan,
puting susu menonjol, ASI keluar sedikit. Abdomen bersih,tidak ada bekas
luka, kontraksi baik, kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat,
diastasi recti relaksasi teraba 2 jari dan kontraksi teraba 3 jari. Genetalia
terlihat luka jahitan sudah mulai mengering dan pengeluaran lochea rubra.
Ekstremitas tidak ada oedema dan tidak ada varises.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 post partum 3 hari
fisiologis. Masalah : ASI keluar sedikit.
Penatalaksnaan (P) : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik untuk saat ini. Ibu mengerti penjelasan bidan.
Memberitahu ibu agar terus memberikan ASI, walaupun ASI hanya keluar
sedikit Karena semakin sering ibu memberikan ASI kepada bayinya, maka

51
52

ASI akan terus keluar banyak. Ibu mengerti akan mengikuti anjuran bidan.
Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang benar. Sudah dilakukan
Mengajarkan ibu cara membersihkan payudara dengan cara di basuh dengan
air atau menggunakan baby oil memakai kapas lalu dibersihkan kembali
dengan air mengalir dan handuk. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara pemijatan oksitosin untuk
merangsang pengeluaran ASI. Ibu dan krluarga mengerti dan akan
melakukannya kembali. Mengajarkan ibu cara menyusui bayinya yang benar.
Ibu mengerti dan akan melakukannya. Memberitahu ibu agar terus
membersihkan genetalianya dari depan ke belakang. Ibu mengerti dan akan
melakukannya. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
makan yang mengandung banyak serat dan cairan agar ibu BAB dengan
lancar. Ibu akan mengikuti anjuran bidan. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 2 jam dan tidur malam 8 jam atau
ketika bayi tidur ibu ikut tidur. Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran
bidan. Memberitahu ibu untuk jangan takut BAB dan BAK. Ibu mengerti.
Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 7 hari kemudian atau apabila ada
keluhan ibu segera datang ke bidan atau kepuskesmas. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang.

2. KF II (4hari – 28hari)
Kunjungan Nifas Ketiga Tanggal 23 April 2019 Pukul 11.00 WIB di
Rumah pasien (8 hari post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak dan kurang tidur
karena sering terbangun di malam hari untuk menyusui bayinya, dan ibu
mengatakan sudah BAB.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu
baik, kesadaran Composmentis, TD: 100/80 mmHg, R: 22 kali/menit, S:

52
53

36,6oC, N: 81 kali/menit, tinggi fundus uteri 3 jari dibawah pusat, kontraksi


uterus baik, kandung kemih teraba kosong, diastasis rekti relaksasi 3
kontraksi 2 jari. Genetalia, Pengeluaran pervaginam berwarna merah (lochea
rubra), luka jahitan sudah mulai kering, Ekstremitas tidak oedema.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 post partum hari ke
7 dengan subinvolusi, Masalah : TFU tidak sesuai. Kebutuhan tindakan
segera : Mobilasi.
Penatalaksanaan (P) : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa
ibu dalam keadaan baik untuk saat ini. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
Memberitahukan bahwa ibu harus melakukan aktivitas fisik seperti berjalan
jalan di rumah atau melakukan aktivitas yang ringan seperti menyapu rumah
agar TFU ibu sesuai dengan hari postpartum ibu. Menganjurkan ibu untuk
terus menyusui bayinya agar nutrisi bayinya tercukupi. Ibu mengerti dan akan
terus menyusui bayinya. Memberitahu ibu cara membersihkan kemaluannya
yaitu dengan cara membersihkan kemaluan dari depan kebelakang dan
dibersihkan dengan air yang mengalir. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti ikan, sayur,
telur dan buah-buahan serta banyak minum air putih. Ibu mengerti dan akan
mengkonsumsinya. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal
tidur siang 2 jam tidur malam 7-8 jam/hari dan ketika bayi tidur ibu ikut tidur
. Ibu mengerti dan akan melakukannya. Menjelaskan kembali tanda-tanda
bahaya pada ibu nifas yaitu tekanan darah tinggi, pandangan kabur, demam
tinggi, dll. Ibu sudah mengetahuinya. Menganjurkan ibu untuk kunjungan
ulang 1 bulan kemudian atau apabila ada keluhan ibu segera datang ke
puskesmas atau kebidan. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang 1
kemudian dan apabila ada keluhan.
3. KF III (29hari- 42hari)
Kunjungan ke empat Tanggal 16 Mei 2019 Pukul 15.00 WIB di Rumah
pasien (29 hari post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak dan kurang tidur
karena sering terbangun di malam hari untuk menyusui bayinya.

53
54

Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu


baik, kesadaran Composmentis, TD: 100/80 mmHg, R: 22 kali/menit, S:
36,6oC, N: 81 kali/menit, tinggi fundus uteri sudah tidak teraba. Genetalia,
luka jahitan sudah kering, Ekstremitas tidak oedema.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 post partum 30 hari
Masalah : tidak ada untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan, bahwa
ibu dalam keadaan baik untuk saat ini. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
Menganjurkan ibu untuk terus menyusui bayinya agar nutrisi bayinya
tercukupi. Ibu mengerti dan akan terus menyusui bayinya. Memberitahu ibu.
Menganjurkan ibu untuk makan-makanan yang bergizi seperti ikan, sayur,
telur dan buah-buahan serta banyak minum air putih. Ibu mengerti dan akan
mengkonsumsinya. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup minimal
tidur siang 2 jam tidur malam 7-8 jam/hari dan ketika bayi tidur ibu ikut tidur.
Ibu mengerti dan akan melakukannya. Menjelaskan beberapa jelnis alat
kontrasepsi yang baik untuk di konsumsi ibu menyusui seperti KB pill mini,
suntik 3 bulan, implant, dll. Ibu mengetahui beberapa jenis alat kontrasepsi.
Menawarkan ibu akan menggunakan alat kontrasepsi apa. Ibu mengatakan
akan menggunakan alat kontrasepsi suntik 3bulan.

3.4. Bayi Baru Lahir


1. KN I (6jam-48jam)
Kunjungan BBL Pertama Tanggal 16 April 2019 di PMB Bidan J (6 jam)
Pukul 04.00 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan senang atas kelahiran anak pertamanya
dan sudah lahir dengan selamat, riwayat pemeriksaan antenatal (ANC) ibu
teratur 9 kali selama hamil dan 1 kali penulis dan klien, ibu mengatakan
sudah pernah imunisasi TT 1 kali selama kehamilan, bayi lahir tanggal 16

54
55

April 2019 jam 02.55 WIB. Jenis persalinan normal, penolong kelahiran
bidan, lama kelahiran kala I kurang lebih 4 jam, kala II kurang lebih 55
menit, komplikasi janin tidak ada, ketuban pecah spontan kurang lebih 25
menit sebelum bayi lahir, warna jernih. Keadaan bayi baru lahir, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, cacat
bawaan tidak ada. Dilakukan penghisapan lender.
Objektif (O) : Keadaan umum baik dan menengis kuat. Denyut Jantung
142 kali/menit, suhu 36,8oC, respirasi 40kali/menit. Bentuk kepala normal,
Ubun-ubun datar, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal hematoma.
Wajah bersih, warna kulit kemerahan. Mata simetris, sklera putih,
konjungtiva merah muda .Mata bayi tampak mengedip (reflek glabela),
hidung bersih, bibir simetris tidak ada polip tidak ada cuping hidung. Mulut
bersih, lembab, tidak tampak bibir sumbing, bayi terlihat mencari puting susu
dan menelan saat menyusu (reflek rooting dan sucking), telinga simetris,
leher tidak ada benjolan, tidak ada flaktur klavikula, dada simetris, bunyi
jantung dan paru-paru normal, putting susu simetris. Abdomen tali pusat
masih basah dan tidak ada tanda-tanda perdarahan. Ekstremitas atas dan
bawah simetris, jari kanan/kiri lengkap. Bawah simetris, jari kaki lengkap.
Genetalia labia mayora menutupi labia minora. Anus berlubang. Punggung
tidak ada pembengkakan atau cekungan, tidak ada spina bifida. Bayi terlihat
dapat menggenggam (reflek grabs), terlihat kaget saat mendengar tepukan
(refleks moro), BB bayi 3300 gram, Panjang Badan : 48 cm, Lingkar Kepala :
32 cm, Lingkar Dada: 32 cm, Lingkar Lengan Atas : 15 cm.
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 6 jam Fisiologis. Masalah tidak ada. Kebutuhan : HB0
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
bayinya dalam keadaan baik untuk saat ini, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
bayinya. Memberitahukan kepada keluarga bahwa bayinya sudah diberikan
Vit k dan salep mata pada saat bayi baru lahir. Ibu mengerti dan sudah
mengetahui bahwa bayinya sudah diberikan Vit k dan salep mata.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan dilakukan pemeriksaan

55
56

dan penyuntikan yaitu memberikan imunisasi HB0 dipaha kanan bagian luar,
imunisasi HB0 sudah disuntiksudah diberikan. Memberitahu ibu untuk tetap
mejaga bayinya agar tetap hangat, ibu mengerti dan akan melakukannya.
Memberitahu ibu untuk terus menyusui bayinya dan mengajarkan ibu cara
menyusui yang benar, ibu mengerti dan akan melakukannya. Memberitahu
ibu cara merawat tali pusat dengan cara membungkusnya memakai kasa
kering tanpa dibubuhi dengan apapun, ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti kejang, demam, malas
menyusu, perut kembung, dll. Apabila terjadi tanda-tanda bahaya tersebut ibu
langsung datang kefasilitas kesehatan, ibu mengerti dan sudah
mengetahuinya. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari
kemudian atau apabila ada keluhan, ibu mengerti dan akan datang kembali.
2. KN II (3hari-7hari)
Kunjungan BBL II Tanggal 18 April 2018 Pukul 11.00 WIB di Rumah
pasien (3 hari)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayinya menyusu kuat,
tidak rewel, BAK 4-6 kali/hari dan BAB 1-2 kali/hari. Tali pusat belum
puput.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan keadaan umum baik, bayi tampak
sehat, gerakan aktif, respirasi 47 kali/menit, suhu 36,6ºC, denyut jantung 125
kali/menit, wajah tidak ikterik, menyusu dengan kuat, kulit tidak kuning dan
tidak pucat, terlihat ada tanda lahir di kaki kiri, abdomen tidak kembung, tali
pusat belum lepas, tidak tampak perdarahan tali pusat dan infeksi
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 3 hari fisiologis.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi, tidak
memberikan makanan tambahan apapun minimal sampai bayi berusia 6 bulan
dengan cara susui secara terus menerus, apabila bayi tertidur lebih dari 2 jam
bangunkan segera susui. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menganjurkan

56
57

kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi seperti segera mengganti
popok apabila basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menjelaskan
kembali perawatan tali pusat dengan mengganti kasa kering steril setiap hari
dan jangan memberikan apapun seperti betadine pada kasa atau tali pusat. Ibu
mengerti dan akan melakukan saran bidan. Menjelaskan kembali tanda
bahaya pada bayi seperti demam, kejang, kulit kuning, perdarahan tali pusat,
dan tidak mau menyusu. Ibu dapat menyebutkan kembali. Memberitahu ibu
jika ada keluhan pada bayi untuk segera ketenaga kesehatan dan
menganjurkan untuk kunjungan ulang 4 hari kemudian. Ibu akan segera
membawa bayinya jika ada keluhan atau kunjungan 4 hari kemudian..
3. KN III ( 8hari-42hari)
Kunjungan BBL III Tanggal 23 April 2019 Pukul 11.00 WIB di Rumah
pasien (8 hari)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, dan bayi
banyak minum ASI, BAK ± 6 kali sehari dan BAB 1 kali sehari. Tali pusat
sudah lepas pada hari ke7.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan keadaan umum baik, bayi tampak
sehat, gerakan aktif, respirasi 48 kali/menit, suhu 36,2ºC, denyut jantung 145
kali/menit, mata bersih, menyusu dengan kuat, kulit tidak kuning dan tidak
pucat, abdomen tidak kembung, tali pusat sudah puput dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 8 hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahuinya. Menganjurkan kepada ibu
untuk tetap memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan
tambahan apapun minimal sampai bayi berusia 6 bulan dengan cara susui
secara terus menerus, apabila bayi tertidur lebih dari 2 jam bangunkan segera
susui. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menganjurkan kepada ibu untuk
tetap menjaga kebersihan bayi seperti dimandikan bayinya dan segera
mengganti popok apabila basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan.

57
58

Menjelaskan kembali kepada ibu tanda bahaya pada bayi seperti demam,
kejang, kulit kuning, perdarahan tali pusat, dan tidak mau menyusu. Ibu
mengerti. Memberitahu ibu tentang imunisasi dan menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 1 bulan kemudian ke posyandu untuk mendapatkan
imunisasi BCG pada bayinya atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dan akan
melakukan kunjungan ulang.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan kasus pada Bab ini adalah berdasarkan hasil perbandingan antara
teori dengan kenyataan yang ada dilapangan tentang laporan asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan pada Ny.E Usia 28 tahun G1P0A0 telah dilakukan
asuhan kebidanan pada usia kehamilan 38 minggu sampai dengan 29 hari Post
partum.

58
59

Pada asuhan ini ditemukan kesenjangan ataupun ketidaksesuaian kasus antara


teori dengan kenyataan yang ada pada asuhan kebidanan pada Ny.E pada saat
Kehmailan, Persalinan, Nifas dan Bayi baru lahir.
4.1 Kehamilan
IMT di bawah 18,5 (berat badan di bawah normal), disarankan untuk
menaikan berat badan sekitar 12,7 – 18,1 kg (WebHD.2018). Pada kasus Ny.E
IMT pada saat awal kehamilan yaitu 16,5 dan pada saat akhir kehamilan IMT
Ny.E adalah 24,4 (kelebihan berat badan). Karena pola nutrisi Ny.E pada saat
kehamilan cukup baik sehingga peningkatkan berat badan pada Ny.E sangat baik
yaitu 22 kg.
Menurut teori mrnghitung tinggi fundus uteri sesuai usia kehamilan,
sebelum usia kehamilan lebih dari 3 bulan uterus bisa teraba dari luar. Yaitu pada
usia 12 minggu TFU 2-3 jari diatas symphisis, 16 minggu TFU pertengahan
antara symphisis-pusat, 20 minggu TFU 3 jari di bawah pusat, 24 minggu TFU
setinggi pusat, 28 minggu 3 jari diatas pusat, 32 minggu pertengahan pusat-px, 36
minggu 3 jari dibawah px (Scrbd,web). Tetapi pada kasus ny.E pada kunjungan
ketiga saat ANC usia kehamilan 17 minggu seharusnya TFU sudah bisa teraba
yaitu pertengahan pusat dan simpisis dan sudah teraba ballottement, tetapi pada
kasus Ny.E berdasarkan dokumentasi buku KIA di usia kehamilan 17 minggu
TFU belum teraba.
4.2 Persalinan
4.2.1. Kala I
Pada primigravida dalam persalinan pada fase aktif adalah 6 jam (Ilmu
kebidanan:Patologi dan Fisiologi persalinan). Tetapi pada kasus Ny.E pada
primigravida kala I fase aktif adalah 4 jam karena HIS ny.E sangat kuat. Hal
ini tidak sesuai antara teori dan kenyataan.
4.2.2. Kala II
Pada saat menolong persalinan harus menggunakan APD lengkap seperti
mitela, masker, celemek, sarung tangan steril, sepatu both dan kacamata
google untuk melindungi penolong dari percikan darah dan cairan pasien
dan untuk keamanan pasien (asuhan persalinan normal 2008: 18-23).

59
60

Pertolongan persalinan pada Ny.E penolong hanya menggunakan handskun


bersih. Hal ini tidak sesuai antara teori dengan kenyataan. Hal ini
dikarenakan penulis meyesuaikan dengan fasilitas di bpm tersebut.
4.2.3. Kala III
Pemeriksaan plasenta setelah persalinan merupakan keterampilan
yang sangat penting yang dilakukan oleh bidan untuk menurunkan
kemungkinan terjadinya perdarahan pasca post partum dan infeksi.
Pemeriksaan placenta dilakukan dengan cara memastikan bahwa seluruh
plasenta telah lahir lengkap dengan memeriksa jumlah kotiledonnya dan 1
jam setelah plasenta lahir dilakukan identifikasi plasenta dengan
menimbang berat plasenta, mengukur panjang tali pusat (Ulfah, 2014).
Pada kenyataanya kasus pada Ny. E tidak dilakukan penimbangan plasenta
karena keterbatasan untuk melakukan identifikasi plasenta. Dalam hal ini
terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan.
4.2.4. Kala IV
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan pada
kasus Ny. E.
4.3 Nifas
Pada masa nifas akan ada pengeluaran darah dari jalan lahir biasanya di
sebut lochea, lochea ada lima jenis yang pertama, lochea Rubra/merah
(cruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke-4 postpartum. Berwarna merah,
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi) dan mekonium. Kedua lochea Sanguinolenta berwarna
merah kecoklatan dan berlendir. Lochea ini terdapat pada hari ke 4-7
postpartum. Ketiga lochea Serosa berwarna kuning kecoklatan. Mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Lochea ini terdapat pada hari ke
7-14 postpartum. Ke empat lochea Alba/putih mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu postpartum. Dan yang terakhir
lochea Purulenta bila terjadi infeksi dan keluar cairan seperti nanah dan
berbau busuk. Pada kunjungan kf II postpartum 8 hari pengeluaran lochea

60
61

pada ny.E yaitu masih lochea rubra/merah, dimana seharusnya pada saat post
partum 8 hari pengeluaran lochea serosa/kuning kecoklatan. Hal ini
menyebabkan TFU dan pengeluaran lochea ny.E tidak sesuai dengan masa
nifasnya. Karena ny.E kurang melakukan aktivitas fisik.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari beberapa gerakan tubuh
yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu nifas. Senam nifas
ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi
obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya hipertensi, pasca kejang, atau
demam selama dan setelah melahirkan (WebPopmama.2019). Tetapi pada
kasus ny.E tidak dilakukan senam nifas karena tidak ada fasilitas seperti
matras dan lain-lain. Hal ini tidak sesuai antara teori dengan kenyataan.
4.4 Bayi Baru Lahir
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir yaitu melakukan pemeriksaan fisik
seperti menimbang berat badan, menghitung pernapasan, menghitung denyut
jantung bayi dan lain-lain (DEPKES RI, 2009). Tetapi pada kasus bayi ny.E
penulis tidak melakukan penimbangan perat badan karena tidak ada fasilitas
yang tidak memadai. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.

BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny.E dari mulai
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi barulahir yang dilakukan pada tanggal
13 April 2019 maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :

61
62

1. Penulis telah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir telah dilakukan dari tanggal 13-
04-2019 sampai 16-05-2019, yang bersumber dari buku KIA dan kontak
langsung dengan pasien.
2. Penulis telah melakukan interpretasi data dasar dari pemeriksaan yang
telah dilakukan kepada Ny.E, diagnosa selama kehamilan, persalinan,
dan bayi baru lahir dalam keadaan normal. Kecuali pada saat masa nifas
KF II postpartum 8 hari ibu mengalami subinvolusi akibat kurangnya
aktivitas dan mobilasi ibu. Serta pada saat kehamilan, persalinan, dan
bayi baru lahir tidak ditemukan adanya masalah karena tidak ada tada-
tanda bahaya atau komplikasi.
3. Dari hasil pemeriksan yang telah dilakukan pada Ny.E penulis dapat
menegakkan diagnosa bahwa ibu tidak ada masalah potensial dan
diagnosa potensial pada ibu masa kehamilan, persalinan, dan bayi baru
lahir.
4. Penulis telah mengidentifiasi sehingga tidak ditemukan masalah untuk
menetukan kebutuhan tindakan segera pada saat kehamilan, persalinan
dan bayi baru lahir. Tetapi pada saat nifas Ny.E mengalami subinfolusi
sehingga ditemukan masalah untuk menentukan tindakan kebutuhan
tindakan segera yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas fisik
dan mobilisasi.
5. Penulis telah melakukan rencana asuhan pada Ny. E selama hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dibuat dari hasil pengkajian.
6. Perencanaan yang dilakukan pada Ny.E telah dibuat saat kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan melihat data hasil anamnesa
tindakan dan observasi.
7. Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. E telah dilaksanakan dengan
baik dan tindakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu yang
mengacu pada teori yang ada. Sikap ibu yang kooperatif memudahkan
penulis dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.

62
63

8. Penulis mampu mengevaluasi dari seluruh hasil tindakan sesuai dengan


kebutuhan ibu yang mengacu berdasarkan SOP dan teori yang didapatkan
sehingga adanya beberapa kesenjangan.
9. Penulis telah melakukan dokumentasi kebidanan dalam bentuk SOAP
pada ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir. Penulis melakukan
pendokumentasian setiap asuhan yang diberikan.
5.2. Saran
1. Saran untuk mahasiswa
Diharapkan agar mahasiswa mampu menyiapkan terlebih dahulu lembar
infon consent dan menggukanan APD lengkap seperti sarungtangan,
masker, alat pelindungmata (kacamata), topi, apron dan sandal untuk
perlindungan diri dan perlindungan pasien dari penyakit menular.
2. Saran Untuk tenaga kesehatan
a. Dapat meningkatkan pelayanan kesehatan serta promosi kesehatan.
b. Lebih meningkatkan kembali ketersediaan APD sehingga petugas bisa
menggunakan APD dengan lengkap agar melindungi diri dari cipratan
darah pasien.
c. Tenaga kesehatan dalam melakukan proses menolong persalinan harus
lebih meningkatkan kualitas pelayanan asuhan kebidanan yang aman dan
efisien dari masa kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir dapat
melakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD).
d. Bidan melakukan pemeriksaan ANC sesuai dengan teori agar dapat
mengetahui tanda-tanda bahaya dan memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhan ibu.
e. Bidan melakukan penyuluhan tentang senam nifas agar penyembuhan
masa nifas baik.
f. Bidan melakukan kunjugan nifas dan Bayi baru lahir sesuai dengan teori
3. Saran Untuk Institusi Pendidikan
Diharapkan Institusi pendidikan dapat mengasah kembali kemampuan
mahasiswa dalam melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif untuk

63
64

mendeteksi lebih dini komplikasi pada kehamilan, dan institusi pendidikan


dapat memberikan materi yang terkini.
4. Bagi Penulis
a. Diharapkan dapat melakukan asuhan kebidanan kehamilan, persalinan,
nifas dan bayi baru lahir dengan lebih baik lagi.
b. Diharapkan dalam melakukan komunikasi dengan klien harus lebih
kooperatif agar pelayanan yang diberikan optimal.
c. Diharapkan dalam melakukan persalinan lebih memperhatikan APD

64
65

DAFTAR PUSTAKA

Yeyeh Rukiah Ai,.dkk. Asuhan kebidanan kehamilan 1. Trans Info Media Jakarta,
(2009)
Vita Sutanto Adinda,.dkk. Asuhan pada kehamilan. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta (2012)
Kusmiyati, yuni,dkk.(2015). Perawatan ibu hamil. Fitramaya. Yogyakarta
Nurasiah Ai,.dkk. Asuhan Persalinan Normal. Refika Adiatama, Bandung (2012)
Siwi Walyani Elisabeth,dkk, Asuhan kebidanan masa nifas & menyusui.pustaka
baru prees. (2017).
Suryani Lilis,dkk. Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.
CV.adrafibdo Mitra (2017).
Hakimi.M, dkk. Ilmu kebidanan:Patologi dan Fisiologi persalinan. Yayasan
Essential Medica (YEM) Yogyakarta, 2010.
Profil dinas kesehatan jawa barat. (2017) Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Profil Kesehatan Indonesia. (2017). aki akb. Jakarta.
Profil kesehatan. Kabupaten Karawang. (2017) Pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Profil kesehatan. Prawirohardjo, S dkk. (2017) Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo.
Jakarta.

65
66

INFROMED CONSENT

66
67

PARTOGRAF

67
68

68
69

LEMBAR KONSUL

69
70

70
71

71
72

BUKU KIA

72
73

73
74

DOKUMENTASI

74
75

75
76

76
77

77
78

78
79

79
80

80
81

81
82

82
83

83
84

84
85

85
86

86
87

87
88

88
89

89
90

90
91

91
92

92
93

93
94

94
95

95
96

96
97

97
98

98
99

99
100

100
101

101
102

102
103

103
104

104
105

105
106

106
107

107

Anda mungkin juga menyukai