E DI PMB J
DESA KALIJAYA KECAMATAN TELAGASARI
KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2019
Disusun oleh:
Uswatun Hasanah Rowi
1710630100058
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kekhadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan assuhan kebidanan komprehensif yang berjudul “Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. E di PMB J Desa Kalijaya
Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019”. Laporan
Komprehensif PKK II A ini diharapkan dapat membantu dalam
pengenalan dan pemahaman dalam mata kuliah yang bersangkutan,
sehingga dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari hari dalam
memberikan asuhan kebidanan komprehensif sehingga dapat menjadi dasar
ilmu kepada penulis dan tenaga kesehatan propesional dalam memberikan
pelayanan asuhankebidanan.
Dalam penyusunan Laporan Komprehensif PKK II A ini, penulis
banyak mendapat dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai
pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
ucapan terimakasih yang sebesar- besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi,SE,MS,Ak,CPA, selaku Rektor
Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Bd. Sri Rahayu, S.SiT., MARS selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang
3. Bd. Irma Yanti., S.SiT., M.Kes., selaku Koordinator Program Studi
DIII Kebidanan Universitas Singa perbangsa Karawang.
4. Bd. Astri Nurdiana M.Keb selaku dosen pembimbing lahan praktek
PKK II A dan selaku dosen pembimbing akademik yang telah banyak
memberikan kritik dan saran serta masukkan yang bermanfaat bagi
penulis
5. Bd. Pupuy Dwi Purwitasari Am.Keb,.SST selaku pembimbing
lapangan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan
Asuhan Kebidanan Komprehensif.
6. Bd. Tuti Hikmawati, Am.Keb selaku pembimbing lapangan yang telah
i
memberikan izin kepada penulis untuk melakukan Asuhan Kebidanan
Komprehensif.
7. Ny. Eni dan seluruh keluarga yang telah terbuka dan bersedia untuk
menerima Asuhan Kebidanan Komprehensif.
8. Teman yang selalu menemani pembuatan laporan yaitu teman dari
Pembimbing Akademik serta sahabat-sahabat seperjuangan angkatan
XIII Kebidanan Unsika yang juga selalu bekerja sama dan terutama
kepada team (Cees dan Aweu) telah memberi semangat dalam
menyelesaikan Laporan Praktek Klinik Kebidanan.
Dalam penyusunan Laporan Komprehensif PKK II A ini, penulis
menyadari masih banyak kekurangan yang memerlukan perbaikan, oleh
karena itu penulis mengharap kan kritik dan saran dari para pembaca
yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap Laporan
Komprehensif PKK II A dapat bermanfaat bagi para pembaca dan atas
partisipasi dari semua pihak penulis ucapkan terimakasih.
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN....................................................................................... ii
iii
4.3 Nifas ....................................................................................................... 60
PARTOGRAF .......................................................................................................... 67
DOKUMENTASI .................................................................................................... 74
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Informed Consent
2. Partograf
3. Lembar Konsul
4. Buku KIA
5. Dokumentasi
v
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pelayanan kebidanan adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung
jawab praktek profesi bidan dalam sistem pelayanan kesehatan yang
bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
kesehatan masyarakat dan keluarga. Pelayanan kebidanan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan yang di arahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka terwujudnya keluarga kecil
bahagia dan sejahtera. (Depkes RI, 2017).
Kehamilan adalah pertemuan sel telur dengan sperma yang diikuti
dengan nidasi/implantasi (Rustam, 1998 : 17). Kehamilan adalah mulai dari
ovulasi sampai partus, kira-kira 280 hari (40 minggu) dan tidak lebih dari
300 hari (43 minggu).
World Health Organitation (WHO) memperkirakan di Indonesia
terdapat sebesar 126 ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah total
kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi
penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup. dan di tahun 2017 di semester I sebanyak
10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu turun dari 4.999
tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1712 kasus. (Kementrian Kesehatan, RI 2017).
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
tahun 2017, memperlihatkan AKI sebanyak 359/100.000 KH. Adapun AKI
di Indonesia disebabkan oleh komplikasi obstetric langsung dan didominasi
oleh trias klasik, yaitu perdarahan (46,7%), toxemia (14,7%) dan infeksi
(8%). Kematian ibu terjadi pada perempuan yang terlalu muda (<20 tahun)
untuk hamil, dan juga yang terlalu tua (>35 tahun) untuk hamil, jarak
kehamilan yang terlalu berdekatan (<2 tahun), serta kehamilan yang terlalu
sering (>4 anak). (SDKI, 2017).
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
ibu mengatakan sudah BAB. Hasil pemeriksaan baik, luka jahitan sudah
kering. ibu diberikan penkes tetap menyusui bayinya selama 6 bulan,
nutrisi, istirahat dan tanda bahaya ibu nifas.
1.3.4. Bayi Baru Lahir
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk
kunjungan pertama pada tanggal 16-04-2019, jam 09.00 WIB di BPM
bidan J, Bayi tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan baik. Ibu diberikan
penkes untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk
bayinya, bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar.
Kunjungan kedua pada tanggal 18-04-2019 Rumah ny.E, Bayi
tidak ada masalah. Hasil pemeriksaan baik. Ibu diberikan penkes untuk
selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk bayinya,
bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar.
Kunjungan ketiga pada tanggal 23-04-2019. Bayi tidak ada
masalah, ibu mengatakan tali pusat lepas pada hari ke-7. Hasil
pemeriksaan baik, tidak ada tanda-tanda infeksi. Ibu diberikan penkes
untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk
bayinya, bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar,
serta tidak lupa untuk melakukan imunisasi pada bayinya di pelayanan
kesehatan.
1.4. Manfaat Penulisan
1.4.1. Bagi Penulis
Dapat mengaplikasikan teori yang didapat selama perkuliahan pada
klien secara langsung dan berdampak baik untuk kita maupun pasien.
1.4.2. Bagi klien atau pasien
Klien atau pasien mendapatkan asuhan kebidanan dari kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir yang sesuai dengan standar
pelayananan kebidanan.
1.4.3. Bagi lahan praktik
Sebagai acuan untuk dapat mempertahankan mutu pelayanan
terutama dalam memberikan asuhan pelayanan kebidanan secara
8
9
9
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Kehamilan
Definisi dari masa kehamilan di mulai dari konsepsi sampai lahirnya janin,
lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7hari) di
hitung dari hari pertama haid terakhir (Saifuddin,2002).
Kehamilan adalah suatu peristiwa penyatuan sel telur (ovum) dengan sel
sperma yang disebut juga dengan proses pembuahan atau fertilisasi (Mochtar
2012).
Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum
dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi, bila dihitung dari saat
fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam
waktu 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan menurut kalender internasional.
(Winkjosastro, 2012:213).
2.1.1. Tanda dan gejala kehamilan
Tanda gejala kehamilan dibagi menjadi dua yang pertama tanda gejala
kehamilan pasti, antara lain, Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam
perutnya. Sebagian besar ibu mulai merasakan tendangan bayi pada usia
kehamilan 5 bulan. Sejak usia kehamilan 6 atau 7 bulan, bidan dapat
menemukan kepala, leher, punggung, lengan, bokong dan tungkai dengan
meraba perut ibu. Ibu akan mendengar denyut jantung bayi saat usia
kehamilan menginjak bulan ke 5 atau ke-6. Test kehamilan medis menunjukan
bahwa ibu sedang hamil. Test ini dilakukan dengan perangkat test kehamilan
dirumah atau di laboratorium dengan urine atau darah ibu. Yang terakihir
adalah melakukan pemeriksaan USG agar terlihat janin lebih jelas dan rinci.
Kedua tanda dan gejala kehamilan tidak pasti yaitu, Ibu tidak menstruasi,
ibu merasakan mual atau ingin muntah, ibu merasakan payudara menjadi
peka, ibu merasakan ada bercak darah dank keram perut, ibu merasa letih dan
mengantuk sepanjang hari, ibu merasa sakit kepala, Ibu merasa sering
berkemih, ibu merasakan sembelit, ibu menjadi sering meludah. temperatur
10
11
basal tubuh ibu menjadi naik, ibu merasa ngidam , dan ibu merasa perut ibu
membesar.
Ibu hamil memiliki banyak sekali bahaya adapun tanda bahaya pada ibu
hamil antara lain ; pertama adanya perdarahan pervaginam, perdarahan
tersebut bisa berarti terjadi abortus. kehamilan mola hidatidosa, kehamilan
ektopik , nyeri perut hebat, mual muntah berlebihan, anemia dan demam
Tinggi
2.1.2. Ketidaknyamanan pada ibu hamil
Pada trimester pertama, ibu hamil akan mengalami sering buang air kecil
(nocturia). Dalam penanganannya cukup menjelaskan kepada ibu bahwa ini
merupakan hal yang fisiologis. Pada trimester I penyebab sering BAK
dikarenakan pembesaran uterus menyesuaikan kehamilan sehingga akan
menekan kandung kemih, jadi ibu jangan terlalu khawatir. Banyak sekali ibu
hamil muda akan mengalami mual muntah yang berlebihan, disebabkan oleh
respon terhadap hormon dan merupakan pengaruh fisiologi. Bila ibu mual dan
muntah pada trimester I, cukup menyarankan ibu untuk makan sedikit-sedikit
tapi sering dan menghindari makanan yang membuat ibu menjadi mual dan
muntah misalnya makanan berminyak dan berbau amis, apabila ibu
membutuhkan therapy dapat diberikan B6 untuk mengurangi mual. Keputihan
yang banyak dapat terjadi pada ibu hamil, dapat menjelaskan kepada ibu
bahwa ini merupakan hal yang fisiologis, karena adanya peningkatan hormon
estrogen. Selain itu menganjurkan pada ibu untuk menjaga personal hygiene
terutama bagian genetalia dengan mengganti pakaian dalam minimal 2 kali
sehari dan mengajarkan kepada ibu untuk mencuci genetalianya sesudah BAK
dari arah depan ke belakang serta mengeringkan daerah genetalia agar tidak
lembab dan selalu terjaga kebersihannya.
Pada trimester kedua, pertama ibu hamil sering mengalami Edema
(Bengkak), dikarenakan adanya perubahan hormonal yang menyebabkan
retensi cairan. Dapat menyarankan pada ibu untuk tidak terlalu lama berjalan
dan berdiri, meninggikan kaki dengan mengganjal kaki menggunakan bantal
ketika tidur, juga menyarankan ibu untuk tidak memakai sandal/sepatu yang
11
12
berhak tinggi. Kedua tampak garis-garis di perut ibu biasanya terasa gatal
menjelaskan pada ibu bahwa hal ini adalah normal pada wanita hamil, dan ibu
disarankan untuk menggaruk karena akan berbekas. Ibu hamil akan
mengalami konstipasi (sembelit) hal ini disebabkan karena progesteron dan
usus yang terdesak oleh rahim yang membesar atau bisa juga di karenakan
efek terapi tablet zat besi. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi
makanan bergizi dan menggandung serat. Seperti sayur-sayuran dan buah-
buahan. Ketiga ibu hamil akan merasakan kram pada kaki, untuk ini penyebab
masih tidak jelas bisa dikarenakan kebutuhan akan kalsium (kadarnya rendah
dalam tubuh) atau perubahan sirkulasi darah, tekanan pada syaraf dan kaki,
menganjurkan pada ibu untuk merendam kaki dalam air hangat, mengurangi
kegiatan ibu yang membuat ibu berdiri terlalu lama.
Pada trimester tiga, ibu hamil akan lebih rentan mengalami Edema, hal ini
di sebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan dapat
menyarankan pada ibu untuk tidak terlalu lama berjalan dan berdiri,
meninggikan kaki dengan mengganjal bantal ketika tidur, juga menyarankan
ibu tidak memakai sendal/sepatu yang berhak tinggi. Dan ibu hamil juga akan
sering BAK, karena kepala janin mulai mencari jalan lahir dan menekan
kandung kemih, dan menganjurkan ibu untuk banyak minumair putih pada
siang hari, meghindari minum yang mengandung kafein, tetapi hal ini adalah
fisiologis.
2.1.3. Tanda-tanda dini bahaya/komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut:
1. Bengkak pada wajah, kaki dan jari-jari tangan
Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan
dalam jaringan tubuh dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat
badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial
yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa sehingga tidak
seberapa penting untuk penentuan diagnosis preeklamsia. Selain itu,
kenaikan BB ½ kg setiap minggunya dalam kehamilan masih dianggap
normal, tetapi bila kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali, maka perlu
kewaspadaan terhadap timbulnya preeklamsia. Penyebab bengkak
12
13
biasanya menunjukan adanya masalah serius jika muncul pada muka dan
tangan. Hal ini dapat disebabkan adanya pertanda anemia, gagal jantung
dan preeklamsia. Tanda dan gejala anemia dapat muncul dalam bentuk
edema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada
penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb,
sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar
Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel
darah merahnya. Penanganannya hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan
mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada
sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan
kaki lebih tinggi daripada kepala.
2. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Dikatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan, dapat
terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun
aterm. Penanganan umum konfirmasi usia kehamilan, lakukan
pemeriksaan inspekulo, jika ibu mengeluh perdarahan 22 minggu jangan
lakukan periksa dalam, observasi tidak ada infeksi, mengobservasi tidak
ada tanda tanda inpartu.
3. Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang
berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin perut
tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul
pada kehamilan aterm. Penanganan umum memberikan dukungan
emosional pada ibu, menilai denyut jantung janin, bila ibu mendapat
sedative tunggu hilangnya pengaruh obat kemudian nilai ulang.
4. Kejang
Gejala sakit kepala, nyeri ulu hati, penglihatan kabur, kesadaran
menurun kemudian kejang. Penanganan baringkan sisi kiri, tinggikan
kepala agar tidak muntah.
5. Penglihatan Kabur
13
14
14
15
gejala Jika keluarnya cairan ibu tidak terasa, berbau amis, dan berwarna
putih keruh, berrarti yang keluar adalah air ketuban.jika kehamilan belum
cukup bulan, hati-hati akan adanya persalinan preterm dan komplikasi
infeksi intrapartu. Penanganan dalam memertahankan kehamilan sampai
matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK
24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan
melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam
waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.
8. Gerakan janin tidak terasa
Ibu hamil mulai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia
kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan
melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama
kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus
bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12
jam). Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat
dan jika ibu makan dan minum dengan baik. Penyebab gerakan janin
berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga
gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi
berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
9. Nyeri Perut yang hebat
Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah
tidak normal.Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa
adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-
adang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir. Penyebab hal ini
bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik
(kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang
panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu,
solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran.
2.1.4. Antenatal care
Antenatal care adalah upaya preventif program pelayanan kesehatan
obstetrik untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal melalui serangkaian
15
16
16
17
Tabel 2.1
Indikator Penilaian untuk IMT
Nilai IMT Kategori
Kurang dari 20 Underweigh/ dibawah normal
20 – 24,9 Desirabel/ normal
25 – 39,5 Moderate obesity/ gemuk/ lebih dari
normal
Over 30 Severe obesity/ sangat gemuk
(Sumber: Buku Asuhan kehamilan Kusmiyati dkk, 2015)
2.2. Persalinan
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta)
yang telah cukup bulan atau yang dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan
sendiri). (Manuaba, 1998;157).
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun
kedalam Rahim (Prawirohardjo : 2002) adapun pembagian persalinan dibagi
menjadi dua yang pertama adalah Persalinan Berdasarkan Teknik (Rukiyah
dkk, 2009) yaitu: Persalinan spontan, adalah persalinan yang berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri dan melalui jalan lahir. Persalinan buatan, adalah
persalinan dengan tenaga dari luar dengan ekstaksi forceps, ekstrasi vakum
dan sectio sesaria. Dan Persalinan anjuran, adalah persalinan yang tidak
dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung setelah pemecahan
ketuban, pemberian: pitocin aprostaglandin. Kedua Persalinan berdasarkan
Umur Kehamilan (Maritalia dkk, 2012). Yaitu Abortus (keguguran) adalah
17
18
terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup (viable), berat janin ± 500
gram, usia kehamilan dibawah 22 minggu. Partus Immaturus adalah
penghentian kehamilan sebelum janin viable atau berat janin antara 500 –
1000 gram dan usia kehamilan antara 22 sampai dengan 28 minggu.
Persalinan Prematurus adalah persalinan dari konsepsi pada kehamilan 26 –
36 minggu, janin hidup tetapi premature, berat janin antara 1000 – 2500 gram.
Dan Persalinan Mature atau aterm (cukup bulan) adalah persalinan pada
kehamilan 37 – 40 minggu, janin mature, berat badan diatas 2500 gram.
Persalinan mature atau aterm dibagi menjadi tiga bagian yaitu Persalinan
Postmaturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu persalinan yang ditafsirkan. Persalinan Presipitatus adalah
persalinan yang berlangsung cepat yang bisa terjadi di kamar mandi, di atas
becak dan sebagainya.dan Persalinan Percobaan adalah suatu penilaian
kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada atau
tidaknya Chepalo Pelvic Disproportion (CPD).
Adapun teori-teori yang pertama teori keregangan Otot rahim mempunyai
kemampuan meregang dalam batas tertentu. Setelah melewati batas tertentu
tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai. Kedua teori
penurunan progesteron adalah proses penuaan plasenta terjadi pada saat usia
28 minggu, karena terjadi penimbunan jaringan ikat. Pembuluh darah
mengalami penyempitan dan buntu. Produksi progesteron mengalami
mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin.
Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah mencapai penurunan
progesteron tertentu. Ketiga teori oksitosin internal adalah perubahan
keseimbangan estrogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahi,
sehingga sering terjadi kontraksi progesteron akibat tuanya kehamilan maka
oksitosin meningkatkan aktivitas, sehingga persalinan dapat mulai. Keempat
teori prostaglandin adalah konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia
kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua. Pemberian
prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim sehingga
hasil konsepsi dikeluarkan. Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
f. Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir.
6. Penanganan Bayi Baru Lahir
a. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan).
b. Segera mengeringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
c. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam
uterus (hamil tunggal).
d. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar berkontraksi baik.
e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
(intamuskuler) di 1/3 paha atas bagian antero lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
f. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
7. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
d. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, meletakkan
bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu.
e. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
25
26
26
27
27
28
28
29
2) Molase
Molase adalah penyusupan antara tulang kronium, dalam
partograph ditandai dengan :
a) 0: tulang-tulang kepala janin terpisah
b) 1: tulang-tulang kepala jannin hanya saling bersentuhan
c) 2: saling tumpang tindih, dapat dipisahkan
d) 3: saling tumpamg tindih, tidak dapat dipisahkan
2.2.5. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
Inisiasi Menyusui Dini adalah kemampuasn bayi untuk menyusu pertama
kalinya segera setelah ia dilahirkan sampai 1 jam bahkan lebih secara kontak
langsung antara kulit ibu dan bayi diletakkan di dada ibu dengan posisi
tengkurap. (Prawirohardjo, 2011)
Meletakkan bayi pada payudara ibu sedini mungkin, memungkinkan
terjadinya kontak kulit ke kulit secara dini (skin to skin contact) antara ibu
dan bayi. Kontak kulit ke kulit dini antara ibu dan bayi ini sangat penting
untuk beberapa alasan, yaitu :
1. Kehangatan dada ibu dapat menghangatkan bayi, sehingga bila bayi
diletakkan diperut dan dada ibunya segera setelah lahir dapat
menurunkan resiko hipotermia dan menurunkan kematian akibat
kedinginan.
2. Saat bayi diletakkan di dada ibu, bayi akan lebih tenang dan mengurangi
stres, maka pernafasan dan detak jantungnya pun lebih stabil.
3. Bayi akan mendapatkan kolostrum yaitu berupa cairan emas yang kaya
akan antibodi dan sangat penting untuk pertumbuhan usus dan ketaanan
terhadap infeksi yang sangat dibutuhkan bayi.
4. Sentuhan, hisapan dan jilatan bayi pada puting susu ibu akan merangsang
oksitosin yang penting agar : Menyebabkan rahim berkontraksi sehingga
membantu pengeluaran plasenta dan mengurangi perdarahan,
merangsang hormon lain, yang dapat membuat ibu menjadi tenang, rileks
dan mencintai bayinya, merangsang pengeluaran ASI.
29
30
Dalam Inisiasi Menyusui Dini, bayi yang tali pusatnya dipotong, dilap,
dan langsung diletakkan diperut ibunya dengan kulit bersentuhan
memperlihatkan perkembangan yang menarik. Dalam satu penelitian
disebutkan bahwa ternyata pada usia 20 menit, bayi merangkap diatasa perut
ibunya dalam keadaan mata tertutup. Pada usia 50 menit, bayi bisa
menemukan payudara ibunya sendiri. Adapun bayi yang tali pusatnya
dipotong, kemudian dipisahkan dari ibunya untuk ditimbang, dibersihkan,
dicap, dan seterusnya terlebih dahulu, 50% tidak bisa menemukan payudara
ibunya. (Anik Maryuni, 2008).
2.2.6. Penyulit persalinan (Marmi Dkk, 2011)
Pada saat persalinan adapun penyulit dalam setiap kalanya, pada Kala I
dan Kala II yaitu pertama, kelainan presentasi dan posisi misalnya presentasi
puncak kepala, presentasi dahi, presentasi muka, posisi oksipitalis posterior
persisten. Kedua kelainan tenaga atau his yaitu, his hipotonik, his hipertonik,
his yang tidak terkoordinasi, ketiga distosia kelainan alat kandungan, ke
empat distosia kelainan letak janin yaitu, bayi besar, berat badan lebih dari
4000 gr, hydrocephalus, peningkatan jumlah cairan serbrospinal,
anecephalus, tidak adanya tulang tengkorak, kembar siam, anak kembar yang
kedua tubuhnya bersatu, gawat janin atau fetal distress, karena kekurangan
oksigen, keenam distosia kelainan jalan lahir yaitu kesempitan pintu atas
panggul, kesempitan pintu tengah panggul, kesempitan pintu bawah panggul.
Pada saat kala kala II I dan IV adapun penyulit yang sering terjadi yaitu,
atonia uteri, uterus gagal berkontaksi setelah persalinan, retensio plasenta,
(plasenta tidak lahir 30 menit setelah persalinan), emboli air ketuban, robekan
jalan lahir, inversio uteri, bagian atas uterus memasuki cavum uteri. Dan
perdarahan yang terjadi pada saat kala IV yaiyu karena syok obstetric.
2.3. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai
alatt-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normalmasa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
30
31
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, placenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan
seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
Masa nifas atau puerperinum adalah masa setelah partus selesai sampai
pulihnya kembali alat-alat kandunganseperti sebelum hamil. Lamanya masa
nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu (Abidin, 2011).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan,
penyembuhan dan pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas
berakisar antara 6 minggu atau 40 hari (Jenny Sr, 2006).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya placenta
sampai dengan 6 minggu (42hari) setelah itu (Saifudin, 2009).
Pada masa nifas ada beberapa tahapan yaitu pertama puerperium dini,
yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan - jalan,
berlangsung sampai 42 hari. Kedua purperium intermedial, yaitu kepulihan
menyuluruh alat-alat genetalianya yang lamanya 6-8 minggu. Keempat remote
puerperium,yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.
2.3.1. Perubahan fisik dan psikis masa nifas
Pada masa nifas ada dua perubahan yang akan terjadi yang pertama ada
perubahan fisik yaitu, rasa kram dan mules dibagian bawah perut akibat
penciutan Rahim (involusi), keluarnya sisa-sisa darah dari vagina (lochea),
Kelelahan karena proses melahirkan, pembentukan ASI sehingga payudara
membesar, kesulitan buang air besar (BAB dan BAK), gangguan otot (betis,
dada, puser, panggul dan bokong), perlukaan jala lahir (lecet atau jahitan).
Dan yang kedua yaitu perubahan psikis yaitu, taking In, masa ini terjadi 2-
3 hari pasca salin, ibu yang baru ini bersikap pasif dan sangat tergantung,
segala energinya difokuskan pada kekhawatiran tentang badannya, dia akan
bercerita tentang persalinannya secara berulang-ulang, taking On (masa
meniru dan rol play), masa ini terjadi 3-10 hari pasca persalinan, ibu menjadi
khawatir akan kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung
jawabnya sebagai ibu semakin besar, Ibu berupaya untuk menguasai
31
32
keterampilan perawatan bayinya, letting Go, masa ini biasanya terjadi bila ibu
sudah pulang dari klinik dan melibatkan keluarga, Ibu mengambil langsung
tanggung jawab dalam merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan
tuntutan ketergantungannya dan khususnya interaksi sosial. Depresi
postpartum biasanya terjadi pada masa ini.
2.3.2. Pengeluaran Lochea
Pada masa nifas akan ada pengeluaran darah dari jalan lahir biasanya di
sebut lochea, lochea ada lima jenis yang pertama, lochea Rubra/merah
(cruenta) muncul pada hari 1 sampai hari ke-4 postpartum. Berwarna merah,
berisi darah segar, jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi) dan mekonium. Kedua lochea Sanguinolenta berwarna
merah kecoklatan dan berlendir. Lochea ini terdapat pada hari ke 4-7
postpartum. Ketiga lochea Serosa berwarna kuning kecoklatan. Mengandung
serum, leukosit dan robekan/laserasi plasenta. Lochea ini terdapat pada hari ke
7-14 postpartum. Ke empat lochea Alba/putih mengandung leukosit, sel
desidua, sel epitel, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Lochea ini berlangsung selama 2-6 minggu postpartum. Dan yang terakhir
lochea Purulenta bila terjadi infeksi dan keluar cairan seperti nanah dan
berbau busuk.
2.3.3. Kunjungan masa nifas
Kunjungan I pada saat (6jam - 3 hari post partum) tujuannya untuk
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Mendeteksi dan
merawat penyebab lain pada perdarahan, rujuk bila perdarahan, Memberikan
konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana cara
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri, Pemberian ASI awal,
Melakukan hubungan antara ibu dan BBL, Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia.
Kunjungan II pada saat (4- 28 hari post partum) tujuannya untuk
memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi fundus
dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal, Menilai adanya tanda-
tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal, Memastikan ibu
32
33
33
34
34
35
setelah lahir, menilai satu menit setelah lahir dengan menggunakan nilai apgar
(Apgar Score). Penilaian ini perlu untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak.
Tabel 2.1
Apgar Score
No Nilai Apgar 0 1 2
1 Apparence Pucat Badan merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) ekstremitas biru kemerahan
2 Pulse (Nadi) Tidak ada <100 x/menit >100 x/menit
3 Grimace Tidak ada Perubahan Bersin/menangis
(Reaksi mimik
Rangsangan) (menyeringai)
4 Activity Tidak ada Ekstremitas Gerakan aktif/
(Tonus Otot) sedikit fleksi ekstremitas fleksi
5 Respiration Tidak ada Lemah / tidak Menangis kuat/
(Pernafasan) teratur keras
(Saifuddin, 2006)
35
36
atau nangis tidak biasa, sangat mudah tersinggung, lemas, terlalu mengantuk,
lunglai, kejang, kejang halus, tidak bisa tenang, menangis terus menerus.
2.4.3. Kunjungan Neonatus
Pada neonatus atau bayi baru lahir minimal dilakukan 3kali kunjungan
oleh tenaga kesehatan, yaitu kunjungan neonatal ke-1 (KN 1) dilakukan dalam
kurun waktu 6-48 jam setelah bayi lahir. Kunjungan neonatal ke-2 (KN 2)
dilakukan pada kurun waktu hari ke-3 sampai dengan hari ke 7 setelah bayi
lahir. Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir. (Depkes RI, 2009)
Pemberian Imunisasi pada bayi baru lahir yaitu, pertama hepatitis B.
Vaksin hepatitis B adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan
dan bersifat non infecsius, berasal dari HBSag yang dihasilkan dalam sel ragi
menggunakan teknologi DNA rekombinan. Vaksin disuntikan dengan dosis
0,5 ml pemberian secara intramuskuler, sebaiknya pada anterolateral, dosis
berikutnya dengan interval 4 minggu (Depkes RI, 2010).
Kedua imunisasi BCG untuk pemberian kekebalan aktif terhadap
tuberkolosis. Cara pemberian sebelum disuntikan vaksin BCG harus
dilarutkan terlebih dahulu, melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril.
Dosis pemberian 0,05 ml diberikan secara intrakutan didaerah lengan kanan
atas dengan menggunakan ADS 0,05. Vaksin yang dilarutkan harus digunakan
sebelum lewat 3 jam.
Ketiga imunisasi DPT-Hb untuk pemberian aktif terhadap kekebalan
penyakit difteri, tetanus,dan hepatitis B, cara pemberian secara intramuskuler
dengan dosis 0,5 ml, sebanyak 3 dosis. Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis
selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu.
Keempat imunisasi Polio untuk pemberian kekebalan terhadap
poliomiolitis, cara pemberian vaksin polio diberikan secara oral (melalui
mulut), 1 dosis adalah 2 tetes sebanyak 4 kali dosis pemberian, dengan
interval setiap dosis minimal 4 minggu. Setiap pembukaan vial baru harus
menggunakan pebetes (dropper) yang baru.
36
37
37
38
38
39
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS
3.1. Kehamilan
Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. E pada masa kehamilan,
bersumber dalam buku KIA dari usia kehamilan 6 minggu 2 hari sampai 38
minggu 6 hari. Penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny. E pada masa
Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi baru lahir. Asuhan kehamilan baik
yang di dapat dari studi dokumentasi buku KIA dan kontak langsung akan di
jelaskan sebagai berikut.
1. Trimester I (0-12minggu)
Kunjungan ANC Pertama pada tanggal 28-08-2018 di PMB bidan J.
39
40
40
41
41
42
37 minggu. kunjungan ulang pada saat sudah merasakan mulas atau ada
keluhan.
Kunjungan ANC ke sepuluh pada tanggal 13-04-2019, pukul 11:00 Wib
Di Rumah Ny.Eni ( Kontak Pertama dengan Penulis)
Subjektif (S) : Nama Ibu Ny E, umur 28 tahun, agama Islam, suku sunda,
pendidikan SMA(tamat), pekerjaan ibu rumah tangga (IRT), Alamat
Kp.cipule, Desa Kalijaya Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang.
Memiliki Suami yaitu Tn. K, umur 33 tahun, agama Islam, suku sunda,
pendidikan SMK (tamat), pekerjaan Karyawan, Alamat suami sama dengan
Ny.E.
Ibu mengatkan tidak ada keluhan. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT)
15-07-2018, Tafsiran Persalinan (TP) 22-04-2019. Periksa ANC teratur
Trimester I di PMB yaitu sebanyak 1 kali, Pada Trimester II di PKM 1kali, di
PMB 3 kali, dan di RB Sri Sukma 1 kali, dan Trimester III di PMB 3kali, di
RB Sri Sukma 1 kali dan kontak penulis dengan klien sebanyak 1 kali. Ibu
merasakan pergerakan janin pertama kali pada usia kehamilan 4 bulan. Ibu
makan 3 kali sehari dengan porsi sedang jenis makanan nasi, sayuran, tidak
ada keluhan, ibu minum ± 8-9 gelas sehari, jenis minuman air mineral dan
susu kadang-kadang. Ibu BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari, keluhan
tidak ada. Aktifitas sehari-hari mengerjakan pekerjaan rumah seperti,
menyapu, memasak dan mencuci. Ibu tidur siang ± 1 jam dari jam 13.00 –
14.00 WIB kadang-kadang, malam ± 8 jam dari jam 22.00 – 05.00 WIB tidak
ada keluhan. Hubungan seksual terakhir 1 minggu yang lalu, tidak ada
keluhan. Ibu mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, gosok gigi 2 kali
sehari, membersihkan organ kewanitaan saat mandi, BAK dan BAB dari
depan kebelakang menggunakan air yang mengalir, menggunakan celana
terbuat dari bahan katun atau yang menyerap keringat dan mengganti celana
dalam 2 kali sehari.
Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT1 pada saat menikah, TT2 pada
usia 22 minggu 6 hari, ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang
pertama dan belum pernah keguguran. Ibu mengatakan belum pernah
42
43
43
44
44
45
teraba bulat keras melenting (kepala) sudah masuk PAP. Leopold IV divergen,
perlimaan 3/5 bagian. TBJ = (32 - 11) x 155 = 3255 gram. His 2 kali dalam 10
menit lamanya 35 detik. DJJ punctum maksimum sebelah kanan perut ibu
terdengar jelas dan kuat frekuensi 145 kali/menit, teratur, menggunakan
doppler. Ekstremitas atas dan bawah tidak ada oedema,. Genetalia inspeksi
tidak oedema, tidak ada kelainan tidak ada varices, tampak lendir bercampur
darah. Kemudian dilakukan pemeriksaan dalam Vulva Vagina tidak ada
kelainan, porsio tipis lunak, pembukaan 4 cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
UUK kanan depan, tidak ada molase, penurunan kepala hodge II+.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu
1 hari inpartu kala I fase aktif. Janin tunggal hidup intra uterin presentasi
kepala. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa ibu akan segara melahirkan, untuk saat ini pembukaan
sudah 4 cm. Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini. Ibu dan keluarga sudah
mengetahui hasil pemeriksaan. Memberikan support dukungan dan semangat
kepada ibu agar ibu lebih tenang dalam menghadapi persalinan dan
menganjurkan keluarga untuk mendukung ibu supaya ibu bisa melewati
persalinannya disertai dengan doa dari ibu dan keluarga. Ibu terlihat lebih
tenang untuk melewati persalinan. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
untuk menambah tenaga ibu dalam proses persalinan nanti. Ibu dan keluarga
mengerti dan mengikuti anjuran yang diberikan. Menganjurkan ibu untuk
miring kanan dan miring kiri sesekali jika pegal untuk mempercepat kemajuan
persalinan dan agar peredaran oksigen ke janin tidak terganggu serta ibu
merasa lebih nyaman. Ibu mengikuti anjuran yang diberikan. Mengajarkan
teknik relaksasi yaitu dengan cara menarik nafas dari hidung dan
mengeluarkannya dari mulut secara perlahan-lahan, menganjurkan ibu untuk
jangan mengedan terlebih dahulu, apabila sakit bisa dibantu oleh keluarga
dengan massase bagian pinggang ibu. Ibu mengerti dan mengikuti anjuran
yang diberikan. Menanyakan kepada ibu siapa yang akan mendampingi saat
proses melahirkan, ibu mengatakan Ibunya yang akan mendampingi saat proses
45
46
46
47
senyaman mungkin. Ibu ingin posisi setengah duduk. Memberi support kepada
ibu dan menganjurkan keluarga untuk terus mendukung ibu agar dapat melalui
proses persalinan dengan tenang. Keluarga mensupport ibu. Meminta ibu untuk
mengedan ketika ada mulas dengan cara pandangan melihat keperut dan kedua
tangan menarik kedua kaki lalu membukanya, menarik nafas dari hidung dan
mengedan tanpa ada suara seperti sedang BAB. Ibu mengerti siap mengedan
ketika ada mulas. Melakukan steneng ritgen saat kepala bayi sudah terlihat 5-6
cm di depan vulva dan kain sudah terpasang dibawah bokong ibu. Kepala bayi
lahir. Mengecek lilitan tali pusat pada leher bayi. Tidak ada lilitan tali pusat.
Menunggu hingga kepala bayi memutar faksi luar dengan sendirinya. Kepala
bayi sudah memutar dengan sendirinya. Melakukan biparietal dengan cara
membawa kepala bayi kebawah untuk mengeluarkan bahu atas dan keatas
untuk mengeluarkan bahu belakang. Bahu atas dan bahu belakang sudah lahir.
Melakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh badan bayi. Bayi lahir
spontan pukul 02.55 WIB, jenis kelamin perempuan, menangis kuat gerakan
aktif warna kulit kemerahan. Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu
dalam keadaan baik, bayi sudah lahir dan tidak ada janin kedua. Ibu senang
mendengar penjelasan bidan. Memberikan injeksi oxytosin 10 IU secara IM
dipaha kanan ibu segara 1 menit setelah lahir untuk merangsang fundus uteri
berkontraksi dengan baik. Ibu sudah diberikan injeksi oxytosin. Menjepit tali
pusat dengan umbilical klem dan klem kemudian memotong tali pusat diantara
kedua klem dengan jarak 2-3 cm. Tali pusat sudah terpotong. Menempelkan
badan bayi ke dada ibu untuk segera dilakukan inisiasi menyusu dini (IMD)
lalu menyelimuti ibu dan bayinya. Bayi sudah ditempelkan ke badan ibu.
3. Kala III Tanggal 16 April 2019 Pukul 02.55 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan merasa senang dengan kelahiran bayinya
dan perutnya masih terasa mulas
Objektif (O) : Keadaan umum baik dan tampak lelah, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil, tinggi fundus uteri sepusat, kontraksi
uterus baik, uterus teraba keras tidak ada janin kedua, kandung kemih kosong.
47
48
Tali pusat tampak di vulva dan belum ada tanda-tanda pelepasan plasenta
seperti semburan darah tiba-tiba, uterus globuler, tali pusat memanjang.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 partus kala III
fisiologis. Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan (P) : Melihat tanda-tanda pelepasan plasenta. Ada
semburan darah tiba-tiba dan tampak tali pusat memanjang. Melakukan PTT
yaitu dengan cara tangan kiri melakukan dorso cranial dan tangan kanan
melakukan penegangan tali pusat secara terkendali. PTT sudah dilakukan dan
plasenta sudah terlepas dari tempat perlekatannya. Mengeluarkan plasenta
searah jarum jam. Plasenta lahir spontan pukul 03.15 WIB. Melakukan
massase pada perut ibu selama 15 detik. Kontraksi baik. Dan melakukan
pemeriksaan kelengkapaan plasenta. Plasenta lengkap.
4. Kala IV Tanggal 16 April 2019 Pukul 03.15 WIB
Subjektif (S) : Ibu mengatakan masih merasa mulas,dan ibu merasa
senang karena persalinan sudah berjalan dengan lancar dan bayinya sehat.
Objektif (O) : Keadaan umum ibu tampak kelelahan, keadaan emosional
stabil, kesadaran Composmentis, tanda-tanda vital TD 110/80 mmHg, suhu
37,0o C, nadi 84 kali/menit, pernafasan 22 kali/menit. Tinggi fundus uteri 2 jari
di bawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong, perdarahan
normal. Genetalia terdapat robekan dari mukosa vagina sampai kulit perineum.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 partus kala IV
dengan laserasi grade I. Masalah : tidak ada
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
kondisi ibu baik untuk saat ini. Ibu mengerti dan sudah mengetahui hasil
pemeriksaan. Melakukan eksplorasi untuk mengecek apakah ada sisa plasenta
yang tertinggal atau tidak. Sudah dilakukan dan bersih, tidak terdapat selaput
yang tertinggal. Mengevaluasi jumlah perdarahan dan mengecek apakah ada
laserasi atau tidak. Laserasi grade I dari mukosa vagina sampai perineum.
Mengecek kembali perdarahan dan robekan jalan lahir. Perdarahan normal dan
ada robekan jalan lahir grade I dari mukosa vagina sampai perineum.
Melakukan Penjahiran laserasi jalan lahir, penjahitan laserasi jalan lahir telah
48
49
3.3. Nifas
1. KFI (6 jam- 3hari)
Kunjungan Nifas Pertama Tanggal 16 April 2019 Pukul 09.00 WIB di
PMB Bidan J (6 jam post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, 2 jam post partum ibu
sudah bisa miring kiri dan miring kanan, 4 jam post partum ibu sudah bisa
duduk, 6 jam post partum ibu sudah bisa turun dari tempat tidur dan berjalan
ke kamar mandi. Ibu mengatakan makan baru 1 kali untuk saat ini macamnya
bubur, minum 2 botol air putih untuk saat ini. Istirahat ibu mengatakan
sudah tidur siang kurang lebih 2 jam. Aktifitas ibu saat ini hanya tiduran dan
menyusui bayinya. Personal hygine saat ini ibu belum mandi, belum keramas,
belum gosok gigi dan belum membersihkan genetalia karena ibu belum
BAK, mengganti pembalut 1 kali untuk saat ini atau apabila sudah penuh. Ibu
belum pernah menyusui dan ibu bahagia atas kelahiran anak pertamanya. ini
merupakan pengalaman yang pertama. Diberikan vitamin A yaitu segera
setelah melahirkan.
49
50
50
51
dan tangan. Panas yang tinggi selama 2 hari berturut-turut, pengeluaran dari
kemaluan berbau busuk dan banyak. Ibu mengerti dan mengethaui tanda-
tanda nahaya nifas. Memberitahu ibu untuk jangan takut BAB dan BAK. Ibu
mengerti. Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 3 hari kemudian atau
apabila ada keluhan ibu segera datang ke bidan atau kepuskesmas. Ibu akan
melakukan kunjungan ulang.
Kunjungan Nifas Kedua Tanggal 18 April 2019 Pukul 11.00 WIB di
Rumah pasien (3hari post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan. Ibu mengatakan jahitan
sudah kering, Aktifitas ibu saat ini hanya tiduran dan menyusui bayinya.
Personal hygine saat ini ibu mandi 2x sehari, keramas 2 hari sekali, gosok
gigi 2x sehari dan membersihkan genetalia setiap sesudah BAK dan BAB,
mengganti pembalut 3 kali sehari atau apabila sudah penuh.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu
baik, kesadaran Composmentis, keadaan emosional stabil. Tekanan darah
100/80 mmHg, respirasi 20 kali/menit, suhu 36,7oC, nadi 82 kali/menit.
konjungtiva merah muda, sklera putih. Wajah tidak ada oedema, tidak pucat.
Hidung bersih, tidak ada polip. Mulut bibir merah muda, lembab,bersih,tidak
ada caries, bersih. Leher tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada
peningkatan vena jugularis. Payudara simetris, bersih tidak ada benjolan,
puting susu menonjol, ASI keluar sedikit. Abdomen bersih,tidak ada bekas
luka, kontraksi baik, kandung kemih kosong, TFU 2 jari dibawah pusat,
diastasi recti relaksasi teraba 2 jari dan kontraksi teraba 3 jari. Genetalia
terlihat luka jahitan sudah mulai mengering dan pengeluaran lochea rubra.
Ekstremitas tidak ada oedema dan tidak ada varises.
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. E usia 28 tahun P1A0 post partum 3 hari
fisiologis. Masalah : ASI keluar sedikit.
Penatalaksnaan (P) : Menjelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan bahwa
ibu dalam keadaan baik untuk saat ini. Ibu mengerti penjelasan bidan.
Memberitahu ibu agar terus memberikan ASI, walaupun ASI hanya keluar
sedikit Karena semakin sering ibu memberikan ASI kepada bayinya, maka
51
52
ASI akan terus keluar banyak. Ibu mengerti akan mengikuti anjuran bidan.
Mengajarkan ibu cara perawatan payudara yang benar. Sudah dilakukan
Mengajarkan ibu cara membersihkan payudara dengan cara di basuh dengan
air atau menggunakan baby oil memakai kapas lalu dibersihkan kembali
dengan air mengalir dan handuk. Ibu mengerti dan akan melakukannya.
Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara pemijatan oksitosin untuk
merangsang pengeluaran ASI. Ibu dan krluarga mengerti dan akan
melakukannya kembali. Mengajarkan ibu cara menyusui bayinya yang benar.
Ibu mengerti dan akan melakukannya. Memberitahu ibu agar terus
membersihkan genetalianya dari depan ke belakang. Ibu mengerti dan akan
melakukannya. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan
makan yang mengandung banyak serat dan cairan agar ibu BAB dengan
lancar. Ibu akan mengikuti anjuran bidan. Menganjurkan ibu untuk istirahat
yang cukup dengan tidur siang kurang lebih 2 jam dan tidur malam 8 jam atau
ketika bayi tidur ibu ikut tidur. Ibu mengerti dan akan mengikuti anjuran
bidan. Memberitahu ibu untuk jangan takut BAB dan BAK. Ibu mengerti.
Memberitahu ibu untuk kunjungan ulang 7 hari kemudian atau apabila ada
keluhan ibu segera datang ke bidan atau kepuskesmas. Ibu akan melakukan
kunjungan ulang.
2. KF II (4hari – 28hari)
Kunjungan Nifas Ketiga Tanggal 23 April 2019 Pukul 11.00 WIB di
Rumah pasien (8 hari post partum)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan ASI sudah keluar banyak dan kurang tidur
karena sering terbangun di malam hari untuk menyusui bayinya, dan ibu
mengatakan sudah BAB.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan dengan hasil keadaan umum ibu
baik, kesadaran Composmentis, TD: 100/80 mmHg, R: 22 kali/menit, S:
52
53
53
54
54
55
April 2019 jam 02.55 WIB. Jenis persalinan normal, penolong kelahiran
bidan, lama kelahiran kala I kurang lebih 4 jam, kala II kurang lebih 55
menit, komplikasi janin tidak ada, ketuban pecah spontan kurang lebih 25
menit sebelum bayi lahir, warna jernih. Keadaan bayi baru lahir, warna kulit
kemerahan, tonus otot baik, gerakan aktif, jenis kelamin perempuan, cacat
bawaan tidak ada. Dilakukan penghisapan lender.
Objektif (O) : Keadaan umum baik dan menengis kuat. Denyut Jantung
142 kali/menit, suhu 36,8oC, respirasi 40kali/menit. Bentuk kepala normal,
Ubun-ubun datar, tidak ada caput succedaneum, tidak ada cephal hematoma.
Wajah bersih, warna kulit kemerahan. Mata simetris, sklera putih,
konjungtiva merah muda .Mata bayi tampak mengedip (reflek glabela),
hidung bersih, bibir simetris tidak ada polip tidak ada cuping hidung. Mulut
bersih, lembab, tidak tampak bibir sumbing, bayi terlihat mencari puting susu
dan menelan saat menyusu (reflek rooting dan sucking), telinga simetris,
leher tidak ada benjolan, tidak ada flaktur klavikula, dada simetris, bunyi
jantung dan paru-paru normal, putting susu simetris. Abdomen tali pusat
masih basah dan tidak ada tanda-tanda perdarahan. Ekstremitas atas dan
bawah simetris, jari kanan/kiri lengkap. Bawah simetris, jari kaki lengkap.
Genetalia labia mayora menutupi labia minora. Anus berlubang. Punggung
tidak ada pembengkakan atau cekungan, tidak ada spina bifida. Bayi terlihat
dapat menggenggam (reflek grabs), terlihat kaget saat mendengar tepukan
(refleks moro), BB bayi 3300 gram, Panjang Badan : 48 cm, Lingkar Kepala :
32 cm, Lingkar Dada: 32 cm, Lingkar Lengan Atas : 15 cm.
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 6 jam Fisiologis. Masalah tidak ada. Kebutuhan : HB0
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
bayinya dalam keadaan baik untuk saat ini, ibu mengetahui hasil pemeriksaan
bayinya. Memberitahukan kepada keluarga bahwa bayinya sudah diberikan
Vit k dan salep mata pada saat bayi baru lahir. Ibu mengerti dan sudah
mengetahui bahwa bayinya sudah diberikan Vit k dan salep mata.
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa bayinya akan dilakukan pemeriksaan
55
56
dan penyuntikan yaitu memberikan imunisasi HB0 dipaha kanan bagian luar,
imunisasi HB0 sudah disuntiksudah diberikan. Memberitahu ibu untuk tetap
mejaga bayinya agar tetap hangat, ibu mengerti dan akan melakukannya.
Memberitahu ibu untuk terus menyusui bayinya dan mengajarkan ibu cara
menyusui yang benar, ibu mengerti dan akan melakukannya. Memberitahu
ibu cara merawat tali pusat dengan cara membungkusnya memakai kasa
kering tanpa dibubuhi dengan apapun, ibu mengerti dengan penjelasan bidan.
Memberitahu ibu tanda bahaya bayi baru lahir seperti kejang, demam, malas
menyusu, perut kembung, dll. Apabila terjadi tanda-tanda bahaya tersebut ibu
langsung datang kefasilitas kesehatan, ibu mengerti dan sudah
mengetahuinya. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 3 hari
kemudian atau apabila ada keluhan, ibu mengerti dan akan datang kembali.
2. KN II (3hari-7hari)
Kunjungan BBL II Tanggal 18 April 2018 Pukul 11.00 WIB di Rumah
pasien (3 hari)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan, bayinya menyusu kuat,
tidak rewel, BAK 4-6 kali/hari dan BAB 1-2 kali/hari. Tali pusat belum
puput.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan keadaan umum baik, bayi tampak
sehat, gerakan aktif, respirasi 47 kali/menit, suhu 36,6ºC, denyut jantung 125
kali/menit, wajah tidak ikterik, menyusu dengan kuat, kulit tidak kuning dan
tidak pucat, terlihat ada tanda lahir di kaki kiri, abdomen tidak kembung, tali
pusat belum lepas, tidak tampak perdarahan tali pusat dan infeksi
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 3 hari fisiologis.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
bahwa keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
Menganjurkan kepada ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi, tidak
memberikan makanan tambahan apapun minimal sampai bayi berusia 6 bulan
dengan cara susui secara terus menerus, apabila bayi tertidur lebih dari 2 jam
bangunkan segera susui. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menganjurkan
56
57
kepada ibu untuk tetap menjaga kebersihan bayi seperti segera mengganti
popok apabila basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menjelaskan
kembali perawatan tali pusat dengan mengganti kasa kering steril setiap hari
dan jangan memberikan apapun seperti betadine pada kasa atau tali pusat. Ibu
mengerti dan akan melakukan saran bidan. Menjelaskan kembali tanda
bahaya pada bayi seperti demam, kejang, kulit kuning, perdarahan tali pusat,
dan tidak mau menyusu. Ibu dapat menyebutkan kembali. Memberitahu ibu
jika ada keluhan pada bayi untuk segera ketenaga kesehatan dan
menganjurkan untuk kunjungan ulang 4 hari kemudian. Ibu akan segera
membawa bayinya jika ada keluhan atau kunjungan 4 hari kemudian..
3. KN III ( 8hari-42hari)
Kunjungan BBL III Tanggal 23 April 2019 Pukul 11.00 WIB di Rumah
pasien (8 hari)
Subjektif (S) : Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, dan bayi
banyak minum ASI, BAK ± 6 kali sehari dan BAB 1 kali sehari. Tali pusat
sudah lepas pada hari ke7.
Objektif (O) : Dilakukan pemeriksaan keadaan umum baik, bayi tampak
sehat, gerakan aktif, respirasi 48 kali/menit, suhu 36,2ºC, denyut jantung 145
kali/menit, mata bersih, menyusu dengan kuat, kulit tidak kuning dan tidak
pucat, abdomen tidak kembung, tali pusat sudah puput dan tidak ada tanda-
tanda infeksi.
Assesment (A) : Diagnosa : Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
usia 8 hari fisiologis. Masalah : Tidak ada.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa
keadaan bayi saat ini baik. Ibu mengetahuinya. Menganjurkan kepada ibu
untuk tetap memberikan ASI kepada bayi, tidak memberikan makanan
tambahan apapun minimal sampai bayi berusia 6 bulan dengan cara susui
secara terus menerus, apabila bayi tertidur lebih dari 2 jam bangunkan segera
susui. Ibu akan melakukan anjuran bidan. Menganjurkan kepada ibu untuk
tetap menjaga kebersihan bayi seperti dimandikan bayinya dan segera
mengganti popok apabila basah. Ibu akan melakukan anjuran bidan.
57
58
Menjelaskan kembali kepada ibu tanda bahaya pada bayi seperti demam,
kejang, kulit kuning, perdarahan tali pusat, dan tidak mau menyusu. Ibu
mengerti. Memberitahu ibu tentang imunisasi dan menganjurkan ibu untuk
kunjungan ulang 1 bulan kemudian ke posyandu untuk mendapatkan
imunisasi BCG pada bayinya atau jika ada keluhan. Ibu mengerti dan akan
melakukan kunjungan ulang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan kasus pada Bab ini adalah berdasarkan hasil perbandingan antara
teori dengan kenyataan yang ada dilapangan tentang laporan asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan pada Ny.E Usia 28 tahun G1P0A0 telah dilakukan
asuhan kebidanan pada usia kehamilan 38 minggu sampai dengan 29 hari Post
partum.
58
59
59
60
60
61
pada ny.E yaitu masih lochea rubra/merah, dimana seharusnya pada saat post
partum 8 hari pengeluaran lochea serosa/kuning kecoklatan. Hal ini
menyebabkan TFU dan pengeluaran lochea ny.E tidak sesuai dengan masa
nifasnya. Karena ny.E kurang melakukan aktivitas fisik.
Senam nifas adalah senam yang dilakukan sejak hari pertama melahirkan
setiap hari sampai hari yang kesepuluh, terdiri dari beberapa gerakan tubuh
yang dilakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu nifas. Senam nifas
ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi
obstetrik atau penyakit masa nifas, misalnya hipertensi, pasca kejang, atau
demam selama dan setelah melahirkan (WebPopmama.2019). Tetapi pada
kasus ny.E tidak dilakukan senam nifas karena tidak ada fasilitas seperti
matras dan lain-lain. Hal ini tidak sesuai antara teori dengan kenyataan.
4.4 Bayi Baru Lahir
Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari ke-8
sampai dengan hari ke-28 setelah lahir yaitu melakukan pemeriksaan fisik
seperti menimbang berat badan, menghitung pernapasan, menghitung denyut
jantung bayi dan lain-lain (DEPKES RI, 2009). Tetapi pada kasus bayi ny.E
penulis tidak melakukan penimbangan perat badan karena tidak ada fasilitas
yang tidak memadai. Hal ini terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny.E dari mulai
kehamilan, persalinan, nifas dan bayi barulahir yang dilakukan pada tanggal
13 April 2019 maka penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut :
61
62
1. Penulis telah melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir telah dilakukan dari tanggal 13-
04-2019 sampai 16-05-2019, yang bersumber dari buku KIA dan kontak
langsung dengan pasien.
2. Penulis telah melakukan interpretasi data dasar dari pemeriksaan yang
telah dilakukan kepada Ny.E, diagnosa selama kehamilan, persalinan,
dan bayi baru lahir dalam keadaan normal. Kecuali pada saat masa nifas
KF II postpartum 8 hari ibu mengalami subinvolusi akibat kurangnya
aktivitas dan mobilasi ibu. Serta pada saat kehamilan, persalinan, dan
bayi baru lahir tidak ditemukan adanya masalah karena tidak ada tada-
tanda bahaya atau komplikasi.
3. Dari hasil pemeriksan yang telah dilakukan pada Ny.E penulis dapat
menegakkan diagnosa bahwa ibu tidak ada masalah potensial dan
diagnosa potensial pada ibu masa kehamilan, persalinan, dan bayi baru
lahir.
4. Penulis telah mengidentifiasi sehingga tidak ditemukan masalah untuk
menetukan kebutuhan tindakan segera pada saat kehamilan, persalinan
dan bayi baru lahir. Tetapi pada saat nifas Ny.E mengalami subinfolusi
sehingga ditemukan masalah untuk menentukan tindakan kebutuhan
tindakan segera yaitu menganjurkan ibu untuk melakukan aktivitas fisik
dan mobilisasi.
5. Penulis telah melakukan rencana asuhan pada Ny. E selama hamil,
bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dibuat dari hasil pengkajian.
6. Perencanaan yang dilakukan pada Ny.E telah dibuat saat kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir dengan melihat data hasil anamnesa
tindakan dan observasi.
7. Rencana asuhan yang diberikan pada Ny. E telah dilaksanakan dengan
baik dan tindakan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu yang
mengacu pada teori yang ada. Sikap ibu yang kooperatif memudahkan
penulis dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
62
63
63
64
64
65
DAFTAR PUSTAKA
Yeyeh Rukiah Ai,.dkk. Asuhan kebidanan kehamilan 1. Trans Info Media Jakarta,
(2009)
Vita Sutanto Adinda,.dkk. Asuhan pada kehamilan. Pustaka Baru Press.
Yogyakarta (2012)
Kusmiyati, yuni,dkk.(2015). Perawatan ibu hamil. Fitramaya. Yogyakarta
Nurasiah Ai,.dkk. Asuhan Persalinan Normal. Refika Adiatama, Bandung (2012)
Siwi Walyani Elisabeth,dkk, Asuhan kebidanan masa nifas & menyusui.pustaka
baru prees. (2017).
Suryani Lilis,dkk. Asuhan Kebidanan Persalinan dan bayi baru lahir.
CV.adrafibdo Mitra (2017).
Hakimi.M, dkk. Ilmu kebidanan:Patologi dan Fisiologi persalinan. Yayasan
Essential Medica (YEM) Yogyakarta, 2010.
Profil dinas kesehatan jawa barat. (2017) Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Profil Kesehatan Indonesia. (2017). aki akb. Jakarta.
Profil kesehatan. Kabupaten Karawang. (2017) Pelayanan kesehatan maternal
dan neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Profil kesehatan. Prawirohardjo, S dkk. (2017) Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo.
Jakarta.
65
66
INFROMED CONSENT
66
67
PARTOGRAF
67
68
68
69
LEMBAR KONSUL
69
70
70
71
71
72
BUKU KIA
72
73
73
74
DOKUMENTASI
74
75
75
76
76
77
77
78
78
79
79
80
80
81
81
82
82
83
83
84
84
85
85
86
86
87
87
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
97
98
98
99
99
100
100
101
101
102
102
103
103
104
104
105
105
106
106
107
107