Anda di halaman 1dari 97

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.

H
DI BPM BIDAN. W DESA CICADAS KECAMATAN TELAGASARI
KABUPATEN KARAWANG
TAHUN 2019

LAPORAN KOMPREHENSIF PKK IIA

Diajukan untuk memenuhi persyaratan penyelesaian


Praktik Klinik Kebidanan ( PKK) IIA

Oleh :
Nandalita Wulandari
1710630100036

UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI DIII KEBIDANAN
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

i
LEMBAR PE NGESAHAN

ii
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Komprehensif PKK IIA dengan judul “Asuhan Kebidanan
Komprehensif Di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan Telagasari
Kabupaten Karawang Tahun 2019”.
Dalam melakukan asuhan kebidanan ini penulis banyak mendapat masukan,
pengarahan, bimbingan dan bantuan yang sangat bermanfaat dari berbagai pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih
kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Moh. Wahyudin Zarkasyi, SE.,MS,AK.,CPA. Selaku Rektor
Universitas Singaperbangsa Karawang.
2. Ibu Dr.Sri Rahayu, S.SiT., MARS Selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Singaperbangsa Karawang.
3. Ibu Irma Yanti, S.SiT., M.Kes Selaku Koordinator Program Studi Kebidanan
Universitas Singaperbangsa Karawang.
4. Ibu Astri Nurdiana M.Keb Selaku dosen pembimbing lahan praktek PKK IIA
yang telah banyak memberikan kritik dan saran serta masukkan yang
bermanfaat bagi penulis.
5. Ibu Astri Nurdiana M.Keb Selaku pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan kesabaran selama membimbing penulis
dalam penyusunan laporan komprehensif.
6. Ibu Pupuy Dwi Purwitasari, Am.keb., S.ST Selaku Pembimbing Lahan yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan asuhan kebidanan serta
membantu dan memberi masukan kepada penulis.
7. Seluruh Dosen dan Staff program Studi Kebidanan Universitas Singaperbangsa
Karawang yang turut membantu dalam proses penyusunan laporan.
8. Ny. H dan seluruh keluarga yang telah terbuka dan bersedia untuk menerima
Asuhan Kebidanan Komprehensif yang dilakukan oleh penulis.

iii
9. Kepada rekan-rekan mahasiswi Program Studi D III Kebidanan UNSIKA
Angkatan ke-XIII yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan
Laporan Komprehensif ini.
Penulis menyadari penyusunan Laporan Komprehensif PKK IIA masih jauh
dari kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para
pembaca yang bersifat membangun. Akhir kata penulis berharap laporan ini dapat
bermanfaat bagi mahasiswi atau pun para pembaca dan atas partisipasi dari semua
pihak penulis ucapkan terimakasih.

Karawang, April 2019

Penulis

iv
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii


DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Tujuan penulisan .......................................................................................... 3
1.3. Gambaran Kasus .......................................................................................... 5
1.5. Waktu dan Tempat pemeriksaan oleh penulis ................................................. 7
BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................. 8
2.1. Kehamilan ................................................................................................... 8

2.2. Persalinan .................................................................................................. 10

2.3. Nifas .......................................................................................................... 17

2.4. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 19

BAB III PERKEMBANGAN KASUS ................................................................. 20


3.1. Kehamilan ................................................................................................. 20

3.2. Persalinan .................................................................................................. 22

3.3. Nifas .......................................................................................................... 27

3.4. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 31

BAB IV PEMBAHASAN .................................................................................... 36


4.1. Kehamilan ................................................................................................. 36

4.2. Persalinan .................................................................................................. 37

4.2. Nifas .......................................................................................................... 39

4.3. Bayi Baru Lahir ......................................................................................... 39

BAB V PENUTUP ................................................................................................ 41


5.1. Kesimpulan ................................................................................................ 41

v
5.2. Saran .......................................................................................................... 42

Daftar Pustaka ....................................................................................................... 44

vi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Informed Consent
2. Partograf
3. Lembar Konsul
4. Buku KIA
5. Dokumentasi

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Ibu adalah sosok perempuan yang paling berjasa dalam kehidupan
seorang anak, tak ada perumpamaan seindah apapun yang ibu berikan yaitu
kasih sayang yang tulus kepada kita. Oleh sebab itu peningkatan kesehatan
ibu dan anak mendapat perhatian khusus, kinerja upaya kesehatan ibu
penting untuk dilakukan pemantauan. Hal tersebut dikarenakan Angka
Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator yang peka dalam
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu Negara (Pusat Data dan
Informasi Kemenkes RI, 2014).
World Health Organitation (WHO) memperkirakan di Indonesia
terdapat sebesar 126 ibu setiap 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
total kematian ibu sebesar 6400 pada tahun 2015. Angka ini sudah terjadi
penurunan dari angka kematian ibu menurut SDKI 2012 yaitu sebesar 359
per 100.000 kelahiran hidup dan di tahun 2017 di semester I sebanyak
10.294 kasus. Demikian pula dengan angka kematian Ibu turun dari 4.999
tahun 2015 menjadi 4912 di tahun 2016 dan di tahun 2017 (semester I)
sebanyak 1712 kasus. (Kementrian Kesehatan, RI 2017).
Data kementerian kesehatan menunjukkan angka kematian bayi dan ibu
saat melahirkan mengalami penurunan sejak 2015 hingga semester pertama
2017. Kasus kematian bayi turun dari 33.278 kasus pada 2015 menjadi
32.007 pada tahun 2016. Sementara hingga pertengahan tahun atau
semester 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi. Demikian
pula dengan angka kematian ibu saat melahirkan turun dari 4.999 kasus di
tahun 2016. Sementara di tahun 2017 terjadi 1.712 kasus kematian ibu saat
proses persalinan. (Kementrian kesehatan RI, 2017).
Berdasarkan data Provinsi Jawa Barat tahun 2017, Angka Kematian
Ibu menurun dari 780 menjadi 663 per 100.000 kelahiran hidup,

1
2

disebabkan karena beberapa faktor yaitu Hipertensi dalam kehamilan


sebanyak 215 orang (31%), perdarahan sebanyak 200 orang (30%), infeksi
sebanyak 58 orang (4%), persalinan lama sebanyak 15 orang (1%), dan
lain-lain sebanyak 207 orang (34%). sedangkan Angka Kematian Bayi
sebanyak 3.254 dari 1.000 kelahiran hidup, disebabkan antara lain BBLR
sebanyak 1185 orang (38,5%) , Asfiksia sebanyak 865 orang (28,3%),
sepsis sebanyak 130 orang (3,6%), kelainan congenital sebanyak 351 orang
(10,9%), Ikterus sebanyak 55 orang (0,9%) diikuti dengan tetanus sebanyak
43 orang (0,5%), lain-lain sebanyak 625 orang (17,3%) (Biro Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Jawa barat 2017).
Data Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang Tahun 2017
melaporkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebanyak 59 kasus, penyebabnya
di antaranya yaitu Perdarahan 12 orang, PEB 19 orang, infeksi 1 orang,
Decompensasi Cordis (DC) 8 orang, lain-lain 19 orang dan Angka
Kematian Bayi (AKB) ditahun 2017 sebanyak 173 kasus penyebabnya
diantaranya BBLR Sebanyak 70, Asfiksia sebanyak 51, sepsis 6, Kelainan
Bawaan 16, BP 6, diare 3, kelainan saluran pencernaan 1, lain-lain 20.
(Laporan Dinkes Kabupaten Karawang 2017).
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB di Indonesia salah satunya
dengan adanya Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) menjadi target dalam tujuan
pembangunan Millenium (MDG’s), tepatnya pada tujuan 4 dan 5 yaitu
menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu.
Program KIA pada dasarnya mengupayakan kondisi ibu dan anak agar
sehat mental dan jasmani. Upaya tersebut guna membentuk sumber daya
manusia generasi penerus yang kuat sebagai satu modal pembangunan.
Adapun prioritas KIA adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup tahun 1992 (SKRT)1 (Lia Puspitasari, 2012).
Di puskesmas Telagasari pada tahun 2018 tercatat Angka Kematian
Ibu (AKI) satu orang ibu bersalin meninggal di sebabkan karena Solusio
Placenta dan Angka Kematian Bayi 3 orang
3

Berdasarkan latar belakang laporan komprehensif pada Ny. H, yang


sudah bersedia untuk menjadi klien dan bersedia menerima pelayanan
Kebidanan dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan bbl yang telah
diberikan oleh penulis serta pasien dengan kooperatif. Hal inilah yang
membuat penulis tertarik untuk mengetahui lebih dalam mengenai
penerapan manajemen Asuhan Kebidanan dengan judul ’’ Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ny. H yang dilakukan pada masa
kehamilan, Persalinan, Nifas dan BBL dalam bentuk laporan
komprehensif di BPM Bidan W Desa Cicadas Kecamatan
Telagasari.”dengan harapan bahwa manajemen asuhan kebidanan ibu
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir yang dilakukan ini dapat
memberikan pelayanan yang dapat mensejahterakan ibu dan bayi serta
berpartisipasi dalam menurunkan AKI dan AKB.

1.2. Tujuan penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Penulis mampu memberikan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada
Ny. H di BPM Bidan W Desa Cicadas Kecamatan Telagasari Kabupaten
Karawang 2019, sesuai standar dengan alur fikir 7 langkah Varney dan
mampu mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Penulis mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada
Ny.H di BPM Bidan W Desa Cicadas Kecamatan Telagasari Kabupaten
Karawang Tahun 2019.
2. Penulis mampu menginterpretasikan data dasar pada Ny.H di BPM
Bidan W, di Desa Cicadas Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang
Tahun 2019.
3. Penulis mampu mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada
Ny.H di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan Telagasari
Kabupaten Karawang Tahun 2019.
4

4. Penulis mampu mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera pada pada


Ny.H di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan Telagasari
Kabupaten Karawang Tahun 2019.
5. Penulis mampu merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan
kebutuhan pada Ny.H di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan
Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.
6. Penulis mampu melaksanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny.H di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan
Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.
7. Penulis mampu mengevaluasi rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif pada Ny.H di BPM Bidan W, Desa Cicadas Kecamatan
Telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.
8. Penulis mampu mendokumentasikan asuhan yang diberikan pada Ny.H
di BPM Bida W, Desa Cicadas Kecamatan Telagasari Kabupaten
Karawang, dengan menggunakan metode SOAP.

1.3. Manfaat
1.3.1. bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah masukan dalam proses pembelajaran bagi mahasiswa
dalam pembuatan laporan tugas akhir terutama untuk lebih memahami
tentang kasus yang mereka dapatkan di lahan untuk lebih membimbingnya
dalam meningkatkan asuhan kebidanan pada kehamilan. Sehingga
pendidikan bisa membandingkan antara teori dan praktek langsung di lahan.

1.3.2. Bagi Penulis dan Mahasiswa


Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman secara nyata dalam
melakukan studi kasus dan dapat menerapkan ilmu yang didapat selama
kuliah khususnya mengenai manajemen kebidanan pada kehamilan.
5

1.3.3. Bagi Pihak Tenaga Kesehatan

Sebagai bahan untuk pembelajaran, penelitian, pengetahuan, dan evaluasi


yang dapat diterapkan di BPM dan Puskesmas dengan teori yang sudah
diperoleh dari perkuliahan khususnya mengenai pelayanan asuhan
manajemen kebidanan pada Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru
Lahir.

1.3. Gambaran Kasus


1.3.1. Kehamilan
Berdasarkan anamnesa didapat data Ny. H berusia 23 tahun, hamil anak
pertama dan mengaku belum pernah keguguran. Ny. H pernah
memeriksakan kehamilannya sebanyak 5 kali. Hari Pertama Haid Terakhir
(HPHT) 19-07-2018, Taksiran Persalinan (TP) 26-04-2019. Keluhan yang
di alami selama hamil mual muntah, sering BAK, TTV normal, status TT
ibu adalah TT1.
Trimester I
Pemeriksaan pertama dilakukan pada tanggal 28 – 07 – 2018 di Rumah
Sakit Fikri ibu mengatakan mual, hasil pemeriksaan ibu dinyatakan hamil 4
minggu.
Trimester II
Pemeriksaan kedua dilakukan pada tanggal 15 - 01 - 2019 di Rumah Sakit
Fikri ibu mengatakan tidak ada keluhan, hasil pemeriksaan ibu dinyatakan
hamil 24 minggu.
Trimester III
Pemeriksaan ketiga dilakukan pada tanggal 14 – 02 – 2019 di Rumah sakit
Fikri ibu mengatakan sakit pinggang, hasil pemeriksaan ibu dinyatakan
hamil 30 minggu. Pemeriksaan keempat dilakukan pada tanggal 21 – 03 –
2019 di Rumah Sakit Fiqri, ibu mengatakan susah tidur dan sering BAK ,
hasil pemeriksaan ibu dinyatakan hamil 35 minggu. Pemeriksaan kelima
pada tanggal 09 -04 – 2019 di BPM Bidan W ibu mengatakan mulas tetapi
6

belum keluar lendir darah, hasil pemeriksaan ibu dinyatakan hamil 37


minggu.
1.3.2. Persalinan
Kala I Ibu datang ke BPM Bd. W tanggal 10 – 04 – 2019 pukul 01.30
WIB, dengan mengeluh perutnya terasa mules sejak pukul 08.00 WIB,
sudah keluar lendir darah sejak pukul 00.00 WIB, belum keluar air-air yang
tak tertahankan dari jalan lahir. Pemeriksan dalam vagina tidak ada
kelainan, porsio tebal, ketuban utuh, pembukaan 4 cm, presentasi kepala,
UUK kanan depan, hodge II, dilakukan pemantauan setiap 30 menit sekali
dan dilakukan pemeriksaan dalam 4 jam kemudian.
Kala II Pukul 04.30 WIB ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, ada
keinginan meneran dan ibu mengatakan seperti ingin BAB. Dilakukan
pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban utuh,
presentasi kepala, UUK kanan depan, penurunan kepala hodge IV.
Dilakukan pimpinan persalinan pukul 04.35 WIB, bayi lahir spontan pukul
06.15, segera menangis, warna kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis
kelamin laki - laki, berat badan 3400 gram, panjang badan 51 cm.
Kala III Pada pukul 06.16 WIB, ibu merasakan lelah lemas, dan mules
seperti ingin meneran kembali disertai cemas. terlihat tanda-tanda pelepasan
plasenta. Setelah dilakukan manajemen aktif kala III. Placenta lahir spontan
dan lengkap pukul 06.30 WIB
Kala IV Pada pukul 06.31 WIB, ibu merasa lelah, pegal-pegal, dan merasa
perutnya mules. Pemeriksaan umum baik, tidak ada laserasi jalan lahir, dan
pemantauan kala IV semua dalam keadaan baik.
1.3.3. Nifas
Setelah melahirkan penulis melakukan kunjungan nifas pada ibu dengan
kujungan I (8 jam post partum) pada pukul 16.00 WIB. Ibu mengatakan
ASI belum keluar, hasil pemeriksaan baik, ibu diberikan penkes untuk tetap
menyusui bayinya agar ASI cepat keluar, personal hygiene, nutrisi, istirahat
dan tanda bahaya nifas.
1.3.4. Bayi Baru Lahir
7

Penulis melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir untuk


kunjungan pertama pada tanggal 10 – 04 – 2019, jam 16.00 WIB di Rumah
ny.H. Bayi tidak ada masalah, hasil pemeriksaan baik, ibu diberikan penkes
untuk selalu menjaga kehangatan bayinya, nutrisi yang baik untuk bayinya,
bagaimana cara perawatan bayi baru lahir yang baik dan benar, serta tidak
lupa untuk melakukan imunisasi pada bayinya di pelayanan kesehatan.

1.5. Waktu dan Tempat pemeriksaan oleh penulis

NO Asuhan Tanggal Tempat


1 Kehamilan 09 April 2019 BPM Bidan W
2 Persalinan 10 April 2019 BPM Bidan W
3 Nifas KF 1 10 April 2019 Di rumah ny.H
KF II 13 April 2019 Di rumah ny.H
KF III Di rumah ny.H
4 Bayi Baru Lahir KN I 10 April Di rumah ny.H
KN II 13 April 2019 Di rumah ny.H
KN III 16 Mei 2019 Di rumah ny.H
BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1. Kehamilan
Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara
spermatozoa (sel mani) dengan sel telur (ovum) yang menghasilkan zigot
dan berakhir sampai permulaan persalinan (Maritalia dkk, 2012).
Hamil adalah suatu masa dari mulai terjadinya pembuahan dalam rahim
seorang wanita terhitung sejak hari pertama haid terakhir sampai bayinya
dilahirkan. Kehamilan terjadi ketika seorang wanita melakukan hubungan
seksual pada masa ovulasi atau masa subur (keadaan ketika rahim
melepaskan sel telur matang), dan sperma (air mani) pria pasangannya akan
membuahi sel telur matang wanita tersebut. Telur yang telah dibuahi sperma
kemudian akan menempel pada dinding rahim , lalu tumbuh dan
berkembang selama kira-kira 40 minggu (280 hari) dalam rahim dalam
kehamilan normal (Sari, 2013).
Terdapat tanda mungkin dan tanda pasti kehamilan untuk menentukan
kehamilan, tanda mungkin kehamilan terdiri dari: amenore,mual dan
muntah, mastodinia, quickening, keluhan kencing, konstipasi, perubahan
berat badan, perubahan temperature basal, perubahan warna kulit,
perubahan payudara, perubahan pada uterus, dan adapun tanda pasti
kehamilan bisa diperiksa dengan denyut jantung janin dapat didengar
dengan stetoscop leanec pada minggu ke 17 -18, pada stetoscop ultrasonic
(Doppler) djj dapat didengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu ke 12 selain
bisa diperiksa dengan mendengarkan djj tanda pasti kehamilan bisa
diperiksa dengan palpasi atau perabaan.
Ada beberapa perubahan pada masa kehamilan di trimester I,II,III. Pada
trimester pertama sering dikatakan sebagai masa penentuan bahwa wanita
dalam keadaan hamil. Terjadi peningkatan hormone estrogen dan
progesterone dalam tubuh, maka akan muncul berbagai macam
ketidaknyamanan secara fisiologis yaitu mual muntah, keletihan, dan

8
9

pembesaran pada payudara. Hal ini akan memicu perubahan psikologi, yang
membuat ibu hamil merasakan kecewa, penolakan, kecemasan, dan
kesedihan. Perubahan pada trimester kedua sering disebut sebagai periode
pancaran kesehatan. Sudah merasa terbiasa dengan kadar hormon yang
tinggi, ketidaknyamanan mulai berkurang, mulai merasakan gerakan janin,
serta meningkatnya libido (Marjati, 2011). Dan perubahan pada masa
kehamilan di trimester ketiga sering disebut sebagai periode penantian, oleh
sebab itu trimester ini untuk mempersiapkan persalinan. ibu akan kembali
merasakan ketidaknyamanan fisiologis yaitu : Sakit pinggang, karena
meningkatnya beban berat yang dibawa yaitu bayi dalam kandungan.
Pernapasan, pada kehamilan 33-36 minggu banyak ibu hamil yang susah
sampai sesak saat bernafas karena tekanan bayi yang berada dibawah
diafragma menekan paru ibu sampai bayi mulai turun kerongga panggul
pernafasan akan kembali normal. Sering buang air kecil, karena pembesaran
rahim dan penurunan bayi ke pintu atas panggul (PAP) akan membuat
tekanan pada kandung kemih. Kontraksi perut, yaitu kontraksi palsu berupa
rasa sakit yang ringan, tidak teratur dan kadang hilang bila duduk atau
istirahat.
Menurut standar WHO, setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya 4
kali kunjungan selama periode antenatal : satu kali kunjungan selama
trimester pertama (sebelum 14 minggu), satu kali kunjungan selama
trimester kedua (sebelum 14 – 28 minggu), dua kali kunjungan selama
trimester ketiga (antara minggu ke 28 – 36 minggu) dan sesudah minggu ke
36). Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan tertentu. Pada pelayanan atau
asuhan standar minimal 10 T, pertama timbang berat badan dan tinggi badan
(T1), pemeriksaan tekanan darah(T2), nilai status gizi (ukur lingkar lengan
atas)(T3), pemeriksaan tinggi fundus uteri (T4), tentukan presentasi janin
dan denyut jantung janin (DJJ)(T5), skrining imunisasi Tetanus
Toksoid(TT) bila diperlukan (T6), pemberian tablet zat besi (T7), test
laboratorium (T8), tata laksana kasus (T9), temu wicara (konseling)(T10).
10

2.2. Persalinan
Persalinan dan melahirkan merupakan kejadian fisiologis yang normal.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial yang ibu dan
keluarga menantikannya selama 9 bulan. Ketika persalinan di mulai,
peranan ibu adalah melahirkan bayinya. Peran petugas kesehatan adalah
memantau persalinan untuk mendeteksi dini adanya komplikasi di samping
itu bersama keluarga memberikan bantuan dan dukungan pada ibu bersalin
(Saifuddin, 2006). Sebab – sebab mulainya persalinan yaitu penurunan
kadar progesterone,progesterone menimbulkan relaksasi otot – otot Rahim ,
sebaiknya estrogen meningkatkan kontraksi otot rahim. Selama kehamilan,
terdapat keseimbangan antara kadar progesterone dan estrogen di dalam
darah tetapi pada akhir kehamilan kadar progesterone menurun sehingga
timbul his.
2.2.1. Tahapan persalinan ( kala I,II,III,IV)
1. Kala I
Pada kala I persalinan dimulainya proses persalinan yang di tandai
dengan ada nya kontraksi yang teratur, adekuat, dan menyebabkan
perubahan pada serviks hingga mencapai pembukaan lengkap, fase kala
I persalinan terdiri dari fase laten yaitu di mulai dari wal kontraksi hingga
aal pembukaan mendekati 4 cm, kontraksi mulai teratur tapi lama nya
masih diantara 20 -30 detik, tidak terlalu mules. Fase aktif dengan tanda
– tanda kontraksi diatas 3 kali dalam 10 menit, lamanya 40 detik atau
lebih dan mules, pembukaan 4 cm hingga lengkap, penurunan bagian
terbawah janin, waktu pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10
cm, fase pembukaan dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten : berlangsung
selama 8 jam, pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
pembukaan 3 cm. fase aktif: di bagi dalam 3 fase yaitu fase akselarasi
dalam waktu jam pembukaan 3 menjadi 4 cm menjadi pembukaan 9 cm ,
fase deselerasi pembukaan menjadi lambat 2 jam pembukaan 9 menjadi
pembukaan lengkap. Lama kala I untuk primigravida berlangsung 2 jam
dengan pembukaan 1 cm per jam dalam pada multigravida 8 jam dengan
11

pembukaan 2 cm per jam komplikasi yang dapat timbul pada kala I yaitu
: ketuban pecah dini, tali pusat menumbung, obstrupsi placenta, gawat
janin, inersia uteri.
2. Kala II
Gejala dan tanda kala II, telah terjadi pembukaan lengkap, tampak
bagian kepala janin melalui bukaan introitus vagina, ada rasa ingin
meneran pada saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina,
perineum terlihat menonjol, vulva dan springter ani membuka,
Peningkatan pengeluaran lender dan darah. Dimulai dari pembukaan
lengkap (10 cm) samapai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2
jam pada primi dan 1 jam pada multi. Pada kala pengeluaran janin telah
turun masuk ruang panggul sehingga terjadi tekanan pad otot – otot dasar
panggul yang secara reflekstoris menimbukan rasa mengedan, karenan
tekanan pada rectum ibu terasa seperti mau buang air dengan tanda anus
membuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka,
perineum membuka, perineum meregang. Dengan adanya his ibu di
pimimpin untuk mengedan , maka lahir kepala diikuti oleh seluruh badan
janin. Komplikasi yang dapat timbul pada kala II yaitu : eklamsi,
kegawatdaruratan janin, tali pusat menumbung, penurunan kepala
terhenti, kelelahan ibu, persalinan lama, ruptur uteri, distosia karena
kelainan letak, infeksi intra partum, inersia uteri, tanda – tanda lilitan
pusat.
3. Kala III
Batasan kala III, masa setelah lahirnya bayi dan berlangsungnya
proses pengeluaran placenta tanda – tanda lepasnya placenta : terjadi
perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali pusat memanjang
atau terjulur keluar melalui vagina/vulva, adanya semburan darah secara
tiba – tiba kala III, berlangsung tidak lebih 30 menit. Setelah bayi lahir
uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat beberapa menit
kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan placenta dari
dindingnya. Biasanya placenta lepas dalam 6 – 15 menit setelah bayi
12

lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Pengeluaran placenta, disertai dengan pengeluaran darah. Komplikasi
yang dapat timbul pada kala III adalah perdarahan akibat atonia uteri,
retensio placenta, perlukaan jalan lahir, tanda gejala tali pusat.
4. Kala IV
Dimulainya dari saat lahirnya placenta sampai 2 jam pertama post
partum. Komplikasi yang dapat timbul pada kala IV adalah: sub involusi
dikarenakan oleh uterus tidak berkontraksi, perdarahan yang disebabkan
oleh atonia uteri, laserasi jalan lahir, sisa placenta.
2.2.2. Asuhan Persalinan Normal (APN)
1. Melihat Tanda dan Gejala Kala II
Ibu merasa ada dorongan kuat meneran, ibu merasakan tekanan
yang semakin meningkat pada rectum dan vagina, perineum tampak
menonjol, vulva dan sfingter ani membuka.
2. Menyiapkan Pertolongan Persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
b. Mengenakan celemek plastik atau baju penutup (APD lengkap).
c. Melepaskan semua perhiasan dipakai dibawah siku. Mencuci kedua
tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan mengeringkan
tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang bersih.
d. Memakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi.
e. Memasukan oksitosin 10 unit kedalam tabung suntik dengan memakai
sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril dan meletakannya
kembali kedalam partus set/wadah desinfeksi tingkat tinggi atau steril
tanpa mengkontaminasi tabung suntik.
3. Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Keadaan Janin Baik
a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari
depan kebelakang dengan menggunakan kapas atau kassa yang sudah
dibasahi air desinfektan tingkat tinggi.
13

b. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan


serviks sudah lengkap. Nilai selaput ketuban belum pecah sedangkan
pembukaan serviks sudah lengkap, lakukan amniotomi.
c. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan sarung
tangan yang sudah dipakai ke dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskannya dalam keadaan terbalik serta merendamnya di dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan (seperti
diatas).
d. Memeriksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan bahwa (DJJ) dalam batas normal (120-160 kali permenit).
4. Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Pimpinan
Meneran
a. Memberitahukan ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik.
b. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk
menerann.
c. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran.
d. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang
nyaman, jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam 60
menit.
5. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva berdiameter 5-6 cm, meletakan
handuk bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi.
b. Meletakan kain yang bersih dan dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
c. Membuka partus set dan memperhatikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
6. Menolong Kelahiran Bayi
14

a. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva


maka lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih
dan kering.
b. Memastikan lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
itu terjadi dan kemudian segera meneruskan proses kelahiran bayi.
c. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
d. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang secara biparietal.
Menganjurkan ibu meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menariknya kearah bawah dan kearah luar hingga bahu anterior muncul
dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik kearah atas
dan kearah luar untuk melahirkan bahu posterior.
e. Setelah kedua bahu dilahirkan menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibawah kearah perineum, tangan membiarkan bahu dan
lengan posterior lahir ketangan tersebut. Mengendalikan kelahiran siku
tangan bayi saat melewati perineum gunakan lengan bagian bawah
untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan. Menggunakan tangan
anterior untuk mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
f. Setelah tubuh dan tangan lahir, menelusurkan tangan yang ada diatas
(anterior) dari punggung kearah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir.
7. Penanganan Bayi Baru Lahir
a. Menilai bayi dengan cepat, kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari tubuhnya (bila tali
pusat terlalu pendek, meletakkan bayi ditempat yang memungkinkan).
b. Segera mengeringkan bayi dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan handuk/kain yang kering. Biarkan bayi diatas perut ibu.
c. Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi lagi dalam
uterus (hamil tunggal).
d. Memberitahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin agar berkontraksi baik.
15

e. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM


(intamuskuler) di 1/3 paha atas bagian antero lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin).
f. Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira
3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi talipusat kearah distal (ibu) dan
jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal dari klem pertama.
g. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
h. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut
bayi) dan lakukan pengguntingan tali pusat diantara 2 klem tersebut.
i. Ikat tali pusat dengan benang DTT atau steril pada satu sisi kemudian
melingkarkan kembali benang tersebut dan mengikatnya dengan simpul
kunci pada sisi lainnya.
j. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan.
k. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit ibu ke kulit bayi, meletakkan
bayi tengkurap di dada ibu. Luruskan bahu bayi sehingga bayi
menempel di dada/perut ibu. Usahakan kepala bayi berada diantara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu ibu.
l. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala
bayi.
8. Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
a. Penegangan Tali Pusat Terkendali
b. Memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva.
c. Meletakkan satu tangan diatas kain yang ada diperut ibu tepat diatas
tulang pubis dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
d. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
kearah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
kearah bawah dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio plasenta.
16

e. Mengeluarkan Plasenta
f. Setelah plasenta terlepas meminta ibu untuk meneran sambil menarik
tali pusat kearah bawah dan kemudian kearah atas mengikuti jalan lahir
sambil meneruskan tekanan berlawanan arah pada uterus.
g. Jika plasenta terlihat diintroitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput terpilin.
Dengan lembut dan perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
h. Pemijatan Uterus/Rangsangan Taktil (Masasses) Uterus
i. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir melakukan masasse
uterus selama 15 detik, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masasse dengan gerakan melingkar secara lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
9. Menilai Perdarahan
a. Memeriksa kedua sisi plasenta
b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum
10. Melakukan Prosedur Pasca Persalinan
a. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan baik dan
tidak terjadi perdarahan pervaginam.
b. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak ke kulit di dada ibu
paling sedikit 1jam.
c. Setelah 1 jam, lakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri tetes
mata/salep antibiotic profilaksis, dan vitamin K 1 mg Intramuskuler
dipaha kiri anterolateral.
d. Setelah 1 jam pemberian vitanin K berikan imunisasi Hepatitis B dipaha
kanan anterolateral.
11. Evaluasi
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam.
b. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masasse uterus
dan memeriksa kontraksi uterus.
17

c. Mengevaluasi dan mengestimasi kehilangan darah.


d. Memeriksa tekanan darah, nadi dan keadaan kandung kemih setiap 15
menit selama satu jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit
selama jam kedua pasca persalinan.
e. Memeriksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas dengan
baik (40-60 kali/menit) serta suhu tubuh (36,5-37,50 C).
12. Kebersihan dan Keamanan
a. Menempatkan semua peralatan didalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit. Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi.
b. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah
yang sesuai.
c. Membersihkan ibu dengan air desinfeksi tingkat tinggi, membersihkan
cairan ketuban, lendir dan darah. Membantu ibu memakai pakaian yang
kering dan bersih.
d. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan minuman dan makanan yang
diinginkannya.
e. Mendekontaminasi daerah yang digunakan untuk melahirkan, dengan
mengunakan air klorin 0,5% dan membilasnya dengan bersih.
f. Mencelupkan sarungtangan tangan kotor kedalam larutan klorin 0,5%,
membalikan bagian dalam keluar dan merendamnya selama 10 menit.
g. Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir.
h. Melengkapi partograf. (JNPK-KR, 2008).

2.3. Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah kelahiran
placenta dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti semula sebelum
hamil, yang berlangsung selama 6 minggu atau ±40 hari (Fitri, 2017).
Adapun tujuan asuhan masa nifas mendeteksi adanya perdarahan masa
nifas, menjaga kesehatan ibu dan bayinya, menjaga kebersihan diri,
18

melaksanakan skrinning secara komprehensif, memberikan pendidikan


tetang laktasi dan perawatan payudara, pendidikan tentang Peningkatan
pengembangan hubungan antara ibu dan anak,konseling tentang KB, untuk
memulihkan kesehatan umum. Dan pada tahapan masa nifas terdiri dari:
Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan – jalan. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat –
alat genetalia yang lamanya 6 – 8 minggu. Remote puerperium, yaitu waktu
yang diperlukan untuk pulih kembali dan sehat sempurna baik selama hamil
atau sempurna berminggu – minggu, berbulan – bulan atau tahunan.
Keadaan – keadaan yang dirasakan pada ibu bersalin yaitu seperti rasa kram
atau kejang dibagian bawah perut akibat kontraksi atau penciutan rahim
(Involusi). Keluarnya sisa – sisa darah dari vagina (lokhea)
Pengeluaran lokhea dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya.
Lokhea Rubra berwarna merah, berisi darah segar dan sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua verniks kaseosa, lanugo dan mekonium. Lochea ini terdapat
selama 2 hari postpartum. Lokhea sanguinolenta berwarna merah
kecoklatan, berisi darah dan lendir. Lochea ini terdapat pada hari ke 3-7
persalinan. Lokhea serosa berwarna kuning kecoklatan, cairan tidak
berdarah lagi. Lochea ini terdapat pada hari ke 7-14 pospartum. Lokhea alba
cairan putih dan terdapat setelah 2 minggu. Lokhea purulenta bila terjadi
infeksi dan keluar cairan seperti nanah dan berbau busuk. Dan ada tanda
bahaya pada masa nifas yaitu seperti adanya tanda – tanda infeksi
puerperalis,demam muntah rasa sakit waktu berkemih, sembelit atau
hemoroid, sakit kepala nyeri epigrastik dan penglihatan kabur, perdarahan
pervaginam yang luar biasa, lokhea berbau busuk dan disertai dengan nyeri
abdomen atau punggung, putting susu lecet, bendungan asi, edema sakit
panas dan pada tungkai,pembengkakan diwajah atau di tangan, kehilangan
nafsu makan yang lama, merasa sangat sedih dan tidak mampu mengasuh
sendiri.
19

2.4. Bayi Baru Lahir


Neonatus ialah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterin ke kehidupan ekstra uterin.
Beralih dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologis.
Tiga factor yang mempengaruhi perubahan fungsi dan proses vital neonatus
yaitu maturasi, adaptasi dan toleransi.
Bayi baru lahir dikatakan normal jika mempunyai beberapa tanda antara
lain appearance color (warna kulit) seluruh tubuh kemerah – merahan,
pulse (heart rate) atau frekuensi jantung > 100x/menit, Grimace (reaksi
terhadap rangsangan), menangis, batuk/bersin, activity (tonus otot), gerakan
aktif, respiration (usaha nafas). (Mochtar, 1998).
Penilaian segera setelah lahir letakan bayi diatas kain bersih dan
kering yang disiapkan diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakan di
dekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau disebelah ibu) pastikan area
tersebut bersih dan kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan
tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan 2 penilaian
awal sebagai berikut: (a) apakah menangis kuat dan atau bernapas tanpa
kesulitan, (b) apakah bergerak dengan aktif atau lemas, jika bayi tidak
bernafas atau megap – megap, atau lemah maka segera lakukan resusitasi
bayi baru lahir (JNPK-KR,2007). Untuk mempererat ikatan batin ibu –
anak, setelah dilahirkan sebaiknya bayi langsung diletakkan di dada ibunya
sebelum bayi itu dibersihkan. Sentuhan kulit dengan kulit mampu
menghadirkan efek psikologis yang dalam diantara ibu dan anak. Penelitian
membuktikan bahwa ASI eksklusif selama 6 bulan memang baik bagi bayi.
Naluri bayi akan membimbingnya saat baru lahir. Satu jam pertama setelah
bayi dilahirkan insting bayi membawanya untuk mencari putting sang
bunda. Perilaku bayi tersebut dikenal dengan istilah Inisiasi Menyusui Dini
(IMD) (Info-sehat, 2007).
BAB III
PERKEMBANGAN KASUS

Asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. H dimulai dari usia kehamilan
37 minggu, persalinan, nifas dan BBL.

3.1. Kehamilan
Asuhan kehamilan didapat dari kontak pertama dengan pasien pada
trimester III dilakukan pada tanggal 09 – 04 – 2019 di BPM bidan W.
Subjektif(S) : Nama ibu Ny H, umur 23 tahun, agama Islam, suku
sunda, pendidikan SMK (tamat), pekerjaan ibu pegawai swasta, ibu
memiliki suami Tn. P, umur 20 tahun, agama Islam, suku sunda,
pendidikan SMP (tamat), pekerjaan buruh, ibu dan suami tinggal di Dusun
Citajaya 3 Kecamatan Telagasari Kabupaten Karawang, ibu mengatakan ada
sedikit mulas saat ini. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT). 19 – 07 – 2018,
Tafsiran Persalinan (TP) 26 – 04 – 2019. Ibu biasa melakukan pemeriksaan
di RS.Fikri yaitu trimester I pada usia kehamilan 4 minggu sebanyak 1 kali,
trimester II sebanyak I kali pada usia kehamilan 24 minggu, trimester III
sebanyak 3 kali yaitu kunjungan pertama pada usia kehamilan 30 minggu,
kunjungan kedua pada usia kehamilan 35 minggu, dan kunjungan ketiga
pada usia kehamilan 37 minggu. Ibu merasakan pergerakan janin pertama
kali pada usia kehamilan 4 bulan. Ibu makan 3 kali sehari dengan porsi
sedang jenisnya nasi, sayuran, tidak ada keluhan, ibu minum air putih
kurang lebih 8-9 gelas sehari. Ibu BAB 1 kali sehari, BAK 5-6 kali sehari,
keluhan tidak ada. Aktifitas sehari-hari ibu bekerja di RS.Fikri di bagian
pendaftaran dan melakukan pekerjaan rumah, menyapu, memasak dan
mencuci. Ibu tidur siang kadang – kadang, ibu tidur malam kurang lebih 7
jam dari jam 22.00 – 05.00 wib dan tidak ada keluhan. Hubungan seksual
terakhir 1 minggu yang lalu, tidak ada keluhan. Ibu mandi 2 kali sehari
menggunakan sabun, gosok gigi 3 kali sehari, keramas 2 hari sekali

20
21

membersihkan genetalia pada saat mandi, BAK dan BAB dari depan
kebelakang menggunakan air yang mengalir, menggunakan celana terbuat
dari bahan katun atau yang menyerap keringat dan mengganti celana dalam
2 kali sehari. Ibu mengatakan mendapatkan imunisasi TT1 pada kehamilan
nya saat ini, ibu mengatakan ini merupakan kehamilan yang pertama dan
belum pernah keguguran. Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Ibu mengatakan dirinya dan keluarga tidak pernah atau tidak sedang
menderita penyakit sistemik seperti Jantung, Hipertensi, Diabetes Melitus,
TBC dan lain-lain. ibu dan suami merasa sangat senang dengan kehamilan
pertamanya ini. Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kehamilan seperti
perdarahan, keluar air-air sebelum waktunya, sakit kepala yang menetap,
penerimaan kehamilan saat ini keluarga merespon sangat baik.
Objektif (O): Keadaan umum baik, kesadaran Composmentis,
keadaan emosional stabil. BB sebelum hamil: 47 kg BB sekarang 58 kg,
kenaikan BB 11 kg. LILA:25 cm. TD 110/70 mmHg, nadi 83 kali/menit,
respirasi 21 kali/menit. Kepala bersih, tidak ada benjolan dan nyeri tekan.
Wajah tidak pucat, tidak oedema. Mata simetris, konjungtiva berwarna
pucat, sklera putih. Hidung bersih, tidak ada benjolan. Telinga bersih tidak
ada secret. Bibir bersih, lembab tidak pecah-pecah, gigi tidak ada caries.
Leher, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembengkakan
kelenjar getah bening, tidak ada peningkatan vena jugularis. Payudara
simetris, bersih, puting susu menonjol, tidak ada benjolan, colostrum belum
ada.
Abdomen bersih, tidak ada luka bekas operasi, TFU 35 cm. Leopold I
teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong). Leopold II bagian kiri perut
ibu teraba bagian-bagian kecil janin (ekstremitas), dan dibagian sebelah
kanan ibu teraba satu bagian keras memanjang seperti papan (punggung).
Leopold III teraba keras bulat tidak melenting (kepala) sudah masuk PAP,
Leopold lV sejajar. Taksiran berat janin (TBJ) 3.565 gram. DJJ punctum
maksimum sebelah kanan perut ibu di bawah pusat frekuensi 138 kali/menit
jelas, teratur, kuat. Ekstremitas atas simetris, tidak oedema, kuku tidak
22

panjang, ekstremitas bawah simetris, tidak oedema, tidak ada varices, kuku
tidak panjang
Assesment (A) : Diagnosa : Ny. H usia 23 tahun G1P0A0, usia
kehamilan 37 minggu, Janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala.
Keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini.
Penatalaksanaan (P) : Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini. Ibu mengerti dan sudah
mengetahui hasil pemeriksaan. Menganjurkan ibu untuk pemeriksaan lab.
Ibu berjanji akan pemeriksaan laboratorium. Memberitahu ibu mengenai
tanda bahaya trimester III yaitu perdarahan, sakit kepala, pandangan kabur,
bengkak pada kaki atau tangan, keluarnya cairan segera periksa ketenaga
kesehatan. Ibu mengerti dan dapat menyebutkan ulang dan akan
memeriksakan ke tenaga kesehatan jika mengalami salah satunya.
Memberitahu ibu mengenai tanda persalinan yaitu nyeri di selangkangan,
mulas yang semakin sering dan lama, keluar lendir bercampur darah segera
pergi ke tenaga kesehatan atau ke bidan. Ibu mengerti dan akan segera ke
tenaga kesehatan. Menganjurkan ibu untuk datang kembali 1 minggu yang
akan datang atau jika ada keluhan. Ibu bersedia untuk datang kembali 1
minggu yang akan datang atau jika ada keluhan.

3.2. Persalinan
1. Kala I (Tanggal 10 April 2019 pukul 01.30 WIB)
Data Subjektif (S)
Ny. H datang ke BPM Bd. W diantar suami dan keluarganya. Ibu
mengaku hamil 9 bulan, ini merupakan kehamilan yang pertama, belum
pernah keguguran. Ibu mengeluh sakit di daerah bawah perut dan mulas-
mulas sejak pukul 08.00 WIB, sudah keluar lendir bercampur darah dan
belum keluar air – air, pergerakan janin masih dirasakan saat ini dan
semakin kuat. Ibu makan terakhir pukul 20.00 WIB dengan porsi
sedang, habis, jenisnya nasi, dan lauk pauk, ibu minum air putih 1 gelas
terakhir 20 menit yang lalu.
23

Data Objektif (O)


Berdasarkan hasil pemeriksaan umum didapatkan, keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, emosional stabil. Tekanan Darah 120/80
mmHg, Nadi 85 x/menit, Pernafasan 21 x/menit, Suhu 36,50C.
Pemeriksaan fisik, kepala bersih, warna rambut kehitaman, tidak
rontok. mata simetris, bersih, conjungtiva berwarna pucat, sclera putih.
abdomen membesar sesuai kehamilan. Leopold I teraba bagian bulat,
lunak dan tidak melenting (bokong), TFU = 35 cm. Leopold II sebelah
kanan perut ibu teraba tahanan memanjang keras seperti papan
(punggung), sedangkan sebelah kiri perut ibu teraba bagain-bagian kecil
janin (ekstremitas). Leopold III teraba bagian bulat, keras dan melenting
(kepala) sudah masuk PAP. Leopold IV sejajar, perlimaan teraba 3/5
bagian. Tapsiran berat janin 3.565 gram, gerakan janin aktif, Kontraksi 3
kali dalam 10 menit lamanya 35 detik, DJJ 140 x/menit terdengar kuat
dan teratur, punctum maxsimum sebelah kanan ibu tiga jari diatas
sympisis. Ekstremitas atas kuku tidak panjang, bersih, capillary refil
kembali dalam 2 detik, tidak oedema. Ekstremitas bawah, kuku tidak
panjang tidak ada varices, tidak oedema. Genetalia, sudah keluar lendir
darah dan belum keluar air-air, pemeriksaan dalam ; vagina tidak ada
kelainan, portio tebal, pembukaan 4cm, ketuban utuh, presentasi kepala,
tidak ada molase, penurunan di hodge II. Anus ada hemoroid dan belum
ada tekanan pada anus
Assesment (A)
Ny H usia 23 tahun G1P0A0 usia kehamilan 37 minggu inpartu kala
1 fase aktif janin tunggal hidup intra uterin presentasi kepala, fisiologis.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu kepada ibu dan keluarga bahwa saat ini ibu sudah
pembukaan 4 cm keadaan ibu dan janin baik untuk saat ini, kontraksinya
3 kali dalam 10 menit dengan durasi 30 detik, DJJ 140 x/menit. Ibu
mengerti bahwa saat ini keadaan ibu dan janin baik. Memberikan
dukungan persalinan, lingkungan yang hening tenang, penerangan yang
24

cukup tidak boleh banyak pengunjung, menanyakan siapa yang akan


mendampingi persalinan ibu. Ibu merasa nyaman dan memilih suami
dan ibunya sebagai pendamping persalinan. Memberitahu kepada ibu
cara mengurangi rasa sakit dengan cara mengusap bagian punggung dan
pinggul ibu dan mengatur pernafasan ibu. Ibu mengerti dan melakukan
anjuran bidan. Menganjurkan ibu untuk tidak menahan BAK dan BAB.
Ibu mengerti dan berjanji tidak akan menahan BAK dan BAB.
Mengecek alat partus set dan kelengkapan ibu dan bayi. Partus set dan
kelengkapan ibu dan bayi lengkap.

2. Kala II (Tanggal 10 April 2019 pukul 04.30 WIB)


Data Subjektif (S)
Ibu mengeluh mulasnya semakin kuat dan sakit dibagian
pinggang, ibu mengatakan seperti ingin meneran dan seperti ingin BAB
Data Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil. Abdomen, His intensitas kuat, interval 1 menit,
frekuensi 4 kali dalam 10 menit, durasi 45 detik. Perabaan perlimaan
0/5, DJJ punctum maximum sebelah kanan ibu tiga jari di atas sympisis,
terdengar kuat dan teratur 149x/menit.
Labiya mayora terlihat bengkak, terdapat bloodshow, pemeriksaan
dalam : portio tidak teraba, pembukaan lengkap teraba ubun – ubun
kecil kanan depan di hodge IV.
Assesment (A)
Ny. H usia 23 tahun G1P0A0 hamil 37 minggu inpartu kala II
Fase Aktif, janin tunggal hidup intera uterin presentasi kepala, fisiologis.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan bahwa pembukaan sudah
lengkap dan bidan akan memimpin persalinan. Ibu mengetahui hasil
pemeriksaan. Mendekatkan alat partus set dan kelengkapan bayi.
Menawarkan posisi meneran yang nyaman kepada ibu. Ibu memilih
25

posisi setengah duduk. Membimbing ibu meneran pada saat his dan
memberikan pujian jika ibu meneran dengan baik, menawarkan minum
kepada ibu, ibu minum disela his, Melakukan stenneng ritgen saat
kepala bayi sudah terlihat 5-6 cm di depan vulva dan kain sudah
terpasang di bawah bokong ibu, kepala bayi lahir, mengecek lilitan tali
pusat pada leher bayi, tidak ada lilitan tali pusat. Menunggu hingga
kepala bayi memutar faksi luar dengan sendirinya. Kepala bayi sudah
memutar dengan sendirinya. Melakukan biparietal dengan cara
membawa kepala bayi ke bawah untuk mengeluarkan bahu atas dan
keatas untuk mengeluarkan bahu belakang. Bahu atas dan bahu belakang
sudah lahir. Melakukan sanggah susur untuk melahirkan seluruh badan
bayi. Bayi lahir spontan pukul 06.15 WIB, jenis kelamin laki – laki,
menangis kuat gerakan aktif warna kulit kemerahan. Memberitahu hasil
pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan baik, bayi sudah lahir dan tidak
ada janin kedua. Ibu senang mendengar penjelasan bidan. Menjepit tali
pusat dengan umbilical klem dan klem kemudian memotong tali pusat
diantara kedua klem dengan jarak 2-3 cm. Tali pusat sudah terpotong.
3. Kala III (Tanggal 10 April 2019 pukul 06.15)
Data Subjektif (S)
Ny. H mengatakan masih merasa sedikit mulas dan lemas, tetapi
merasa senang dan lega atas kelahiran bayinya.
Data Objektif (O)
Hasil Pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil. Abdomen, uterus tidak ada
janin kedua,kandung kemih kosong, TFU sepusat, kontraksi baik.
Labiya mayora terlihat bengkak, perdarahan ±150 cc, tampak tali pusat
di depan vulva, ada tanda-tanda pelepasan plasenta.
Analisa Data (A)
Ny.H usia 23 tahun P1A0 Partus kala III keadaan ibu baik untuk
saat ini,fisiologis.
26

Penatalaksanaan (P)
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga
bahwa bayi sudah lahir normal, lengkap , dan sehat, keadaan ibu baik
untuk saat ini. Ibu dan keluarga sangat bahagia. Memberitahu kepada
ibu tindakan yang akan di lakukan adalah pengeluaran placenta. Ibu
mengerti dan bersedia untuk melahirkan placenta. Memastikan kandung
kemih kosong agar tidak menganggu pengeluaran placenta. Kandung
kemih ibu dalam keadaan kosong. Lanjutkan management aktif kala III
suntik oxytosin setelah memastikan tidak ada janin kedua, dan
beritahukan ibu akan di suntik oxytosin 10 u secara IM,melakukan PTT,
melakukan massage uterus. Management aktif kala III telah dilakukan.
Melahirkan placenta. Placenta lahir pukul 06.30 wib. Mengidentifikasi
placenta evaluasi placenta : lahir spontan tanggal 10 – 04 – 2019 jam
06.30, panjang tali pusat ±35 cm,jumlah kotiledon ±18 buah,selaput
ketuban utuh, perdarahan sedang. Memberitahukan kepada ibu akan
diperiksa ulang setiap 15 menit pada jam pertama dan 30 menit pada
jam kedua. Ibu bersedia untuk diperiksa ulang.
4. Kala IV (Tanggal 10 April 2019 pukul 06.30WIB)
Data Subjektif (S)
Ny. H mengatakan masih merasa lemas tetapi merasa lega
karena plasenta sudah lahir.
Data Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, keadaan
emosional stabil, tekanan darah 90/80 mmHg. Uterus kandung kemih
kosong, kontraksi baik, TFU 2 jari di bawah pusat. Labiya mayora
terlihat bengkak, vulva vagina tidak ada robekan jalan lahir, pengeluaran
darah kurang lebih 50cc.
Assesment (A)
Ny. H umur 23 tahun P1 A0 partus kala IV, fisiologis.
27

Penatalaksanaan (p)
Memberitahukan hasil pemeriksaan ibu baik untuk saat ini.
Melakukan messege uterus. Messege uterus telah dilakukan.
Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus dan
melakukan message uterus. Ibu dan keluarga mengerti cara menilai dan
melakukan message uterus. Membersihkan badan ibu dan mengganti
pakaian ibu. Badan ibu telah dibersihkan ibu merasa nyaman. Merendam
semua peralatan bekas pakai ke dalam larutan klorin 0,5%.
Dekontaminasi alat partuset dengan larutan klorin 0,5%. Celupkan
sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5%, melepaskan sarung tangan
dalam keadaan terbalik dan merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
Menganjurkan ibu untuk istirahat , makan dan minum.ibu mengerti dan
akan melakukan sesuai anjuran bidan. Memberitahu ibu bahwa 2 jam
setelah melahirkan ibu dianjurkan miring kan dan miring kiri, 4 jam ibu
dianjurkan untuk belajar duduk, 6 jam ibu dianjurkan untuk belajar jalan
ke kamar mandi. Ibu mengerti dan akan melakukan sesuai anjuran
bidan. Memberitahu ibu akan dilakukan pemeriksaan ulang selama 2
jam.

3.3. Nifas
1. Pemeriksaan pertama jam 8 jam post partum (KF I 6-48 jam)
tanggal 10 April 2019 pukul 16.00 WIB di rumah Ny.H
Data Subjektif (S)
Ini adalah kunjungan atau pemeriksaan pertama post partum 8
jam, Ny.H mengatakan perih dijalan lahir, Ny. H sudah makan dan
minum, Ny. H juga sudah buang air kecil namun belum buang air besar,
Ny.H sudah bisa miring kiri atau kanan, duduk dan sudah bisa bangun
dari tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi.
Data Objektif (O)
Keadaan umum baik, kesadaran compomentis, tekanan darah
110/80 mmHg, pernafasan 20 kali/menit, nadi 80 kali/menit, suhu
28

36,80C. Pemeriksaan fisik, Wajah tidak pucat, tidak oedema, mata


konjungtiva pucat, sklera putih. Payudara bersih, puting susu menonjol,
pengeluaran kolostrum sedikit. TFU 2 jari dibawah pusat, kandung
kemih kosong, kontraksi uterus baik. Ekstremitas tidak ada oedema.
Pengeluaran lochea rubra,tidak ada perdarahan aktif.
Assesment (A)
Ny. H usia 23 tahun P1A0 post partum 8 jam fisologis.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa saat ini ibu
dalam keadaan baik. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan. Menjelaskan
tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas yaitu pusing yang hebat,
pandangan kabur, perdarahan pervaginam, payudara bengkak, lochea
berbau busuk, demam lebih dari 380C. Ibu mengetahui tanda bahaya
pada masa nifas. Mengingatkan kembali untuk meminum vitamin A
setelah 24 jam dari minum pertama agar mempercepat proses
pemulihan. Ibu segera meminumnya. Mejelaskan ibu tetap menjaga
kehangatan bayi untuk mencegah hipotermi. ibu mengerti penjelasan
bidan. Menganjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya sesering
mungkin walaupun masih sedikit air susunya. Ibu mengerti dan
mengikuti anjuran bidan.Menganjurkan ibu untuk mengganti
pembalutnya jika sudah penuh dan menjaga kebersihan genetalinya. Ibu
akan mengganti pembalut apabila pembalut sudah penuh dan menjaga
kebersihan genetaliannya. Mendokumentasikan semua tindakan dan
hasil pemeriksaan yang telah di lakukan. Pendokumentasian telah
dilakukan.
2. 4 hari post partum (KF II 4-28 hari) tanggal 13 april 2019 pukul
15.00 WIB di rumah Ny.H
Data Subjektif (S)
Ibu mengeluh kelelahan dan sering mengantuk karena harus
memberi susu bayinya, ibu makan 3 kali sehari jenisnya sayur dan lauk,
ibu minum 8-9 gelas sehari jenisnya air putih. Ibu tidur malam dari pukul
29

20.00 WIB – 05.00 WIB kurang lebih 9 jam terkadang terbangun jika
bayi menangis, ibu tidak pernah tidur siang. Ibu mengatakan sudah
melakukan aktivitas sehari-hari seperti menyapu, Ibu mengatakan mandi
2 kali sehari, keramas 2 kali dalam 1 minggu, membersihkan kemaluan
setiap mandi dan setelah BAK dan BAB. Ibu BAB 1 kali sehari dan BAK
4-5 kali sehari, tidak ada keluhan. ibu mengatakan ASInya sedikit.
Data Objektif (O)
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosional
stabil, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 kali/menit, pernafasan
21kali/menit, suhu 37oC. pemeriksaan fisik, Kepala rambut bersih, tidak
rontok.Wajah tidak pucat, tidak oedema, mata konjungtiva pucat , sklera
putih, hidung bersih, mulut bersih, bibir lembab tidak pucat,lidah bersih,
tidak ada caries. Telinga bersih, tidak ada pengeluaran sekret. Payudara
bersih, simetris, putting susu menonjol, tidak bengkak,dan pengeluaran
ASI sedikit. Abdomen, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong. Genetalia, terlihat adanya pengeluaran lochea
serosa
Assesment (A)
Ny. H usia 23 tahun P1A0 Post Partum 4 hari fisiologis.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik untuk saat ini. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan. Memastikan ibu
memberikan ASI eksklusif. Ibu memberikan ASI tanpa tambahan apapun.
Mengajarkan ibu cara pijat oksitosin agar memperlancar asi ibu.
Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, apabila bayi tidur siang
ibu juga ikut tidur karena apabila kurang istirahat akan mengganggu
kesehatan ibu sehingga akan mengurangi produksi ASI ibu.Ibu mengikuti
anjuran bidan. Mengingatkan kembali tentang bahaya nifas sseperti
pusing berlebihan, bengkak payudara, wajah, demam, jika ibu merasakan
tanda tersebut segera datang ke tenaga kesehatan. Ibu mengerti dan
bersedia untuk datang dan memeriksakan jika ada
30

keluhan.Memberitahukan kepada ibu apabila ada keluhan pada ibu


maupun bayi segera periksakan ke tenaga kesehatan terdekat. Ibu
bersedia untuk kunjungan jika ada keluhan.
3. 36 hari post partum (KF III 28-42 hari) tanggal 16 Mei 2019 pukul
16.00 WIB di rumah Ny.H.
Data Subjektif (S)
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, tetapi ibu sudah tidak
memberikan asi ekslusif karena asi ibu sedikit.
Data Objektif (O)
Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, emosional
stabil, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 kali/menit, pernafasan
21kali/menit, suhu 36,5oC. pemeriksaan fisik, Kepala rambut bersih,
tidak rontok.Wajah tidak pucat, tidak oedema, mata konjungtiva pucat ,
sklera putih, hidung bersih, mulut bersih, bibir lembab tidak pucat,lidah
bersih, tidak ada caries. Telinga bersih, tidak ada pengeluaran sekret.
Payudara bersih, simetris, putting susu menonjol, tidak bengkak,dan
pengeluaran ASI sedikit. Abdomen, TFU sudah tidak teraba, kandung
kemih kosong, Pengeluaran lochea alba.
Assesment (A)
Ny. H usia 23 tahun P1A0 Post Partum 36 hari fisiologis.
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu hasil pemeriksaan bahwa ibu dalam keadaan
baik untuk saat ini. Ibu mengetahui hasil pemeriksaan. Menganjurkan ibu
untuk tetap melakukan pijat oksitosin yang telah diajarkan pada KN II.
Ibu mengerti dan akan melakukannya. Menganjurkan ibu untuk banyak
makan sayur sayuran hijau. Ibu mengerti. Memberitahukan kepada ibu
apabila ada keluhan pada ibu maupun bayi segera periksakan ke tenaga
kesehatan terdekat. Ibu bersedia untuk kunjungan jika ada keluhan.
31

3.4. Bayi Baru Lahir


1. Pemeriksaan 1 jam bayi baru lahir Tanggal 10 April 2019 pukul
07.15 WIB di BPM Bd. W
Data Subjektif (S)
Ny. H mengatakan senang karena bayinya telah lahir normal.
Data Objektif (O)
Keadaan umum bayi baik, pemeriksaan tanda-tanda vital, suhu
0
36,5 C, denyut jantung 132 kali/menit, pernafasan 43 kali/menit.
Antopometri, BB 3400 gram, PB 51 cm, LK 35 cm, LD 36 cm. Warna
kulit kemerahan, postur tubuh proporsional, gerakan aktif. Pemeriksaan
fisik, kulit terdapat vernik kaseosa. Kepala, tidak ada seborrhea, tidak ada
cephalhematoma dan tidak terdapat capput succedaneum, rambut lanugo
dan rambut kepala tumbuh dengan baik, ubun-ubun datar, tidak ada
benjolan, Reflex glabella positif . Mata simetris, tidak ada tanda-tanda
infeksi. Telinga simetris, daun telinga sudah terbentuk, tidak ada
pengeluaran cairan. Mulut, bibir tidak labioschizis dan palatoschizis,
langit-langit normal, refleks rooting positif, refleks sucking positif. Leher,
tidak ada benjolan, Refleks tonik neck positif. Dada simetris, tidak seperti
dada burung, bunyi nafas bersih, Klavikula tidak ada fraktur. Abdomen,
tidak kembung, tidak ada tanda infeksi di sekitar tali pusat seperti
perdarahan. Ekstremitas atas, jari kanan dan kiri lengkap 5/5 , refleks
grapsing positif, Refleks morro positif. Ekstremitas bawah, jari kanan
dan kiri lengkap 5/5. Punggung tidak ada benjolan atau spina bifida.
Genetalia, terdapat lubang uretra (sudah BAK), testis sudah turun. Anus,
berlubang.
Assesment (A)
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 1 jam, fisiologis..
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu ibu dan keluarga bahwa hasil pemeriksaan bayi
secara keseluruhan dalam keadaan sehat. ibu dan keluarga mengetahui
dan senang anaknya sehat. Melakukan informed concent pada ibu bahwa
32

bayinya akan disuntikkan vitamin K (phytomenadion) dengan dosis 0,5


ml untuk mencegah perdarahan pada otak secara Intra Muskuler di vertus
lateralis dan memberikannya salep mata eritromicin 1% untuk mencegah
infeksi. Bayi sudah disuntik Vitamin K dan diberikan salep
mata.Menjaga bayi agar tetap hangat.Memakaikan baju, popok serta
membedong bayi dengan pernel dan memakaikan topi. Melakukan
pendokumentasian setiap tindakan yang dilakukan. Telah dilakukan.
2. KN I (6 jam – 48 jam) Tanggal 10 April 2019 pukul 16.00 WIB di
rumah Ny.H
Data Subjektif (S)
Bayi Ny.H lahir tanggal 10 – 04 2019 kulit kemerahan,
menangis kuat, gerakan aktif, pernafasan teratur tidak ada kelainan
bawaan, ibu mengatakan bayinya sudah BAB dan BAK dan bayinya
sudah menyusui.
Data Objektif (O)
Pemeriksaan umum bayi, Keadaan umum baik, Kesadaran
composmentis. pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,50C, denyut
jantung 132 kali/menit, pernafasan 43 kali/menit. BB 3400 gram, PB 51
cm. Pemeriksaan fisik kulit tampak kemerahan, gerakan aktif. Abdomen,
Bersih, Tali pusat basah dan tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak
kembung. Ekstremitas Atas, simetris, bersih, kuku panjang, refleks graps
positif, refleks morro positif Ekstremitas bawah, bersih, simetris, kuku
tidak panjang
Assesment (A)
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 8 jam,
Fisiologis
Penatalaksanaan (P)
Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa bayi
saat ini dalam keadaan baik. Ibu dan keluarga telah mengetahui hasil
pemeriksaan. memberitahu ibu perawatan tali pusat yaitu memastikan
tali pusat tetap bersih, kering dan tidak memakaikan apapun hanya
33

memakai kasa steril. ibu mengerti cara perawatan tali pusat.


Mengingatkan ibu untuk tetap menyusu minimal 2 jam sekali dan
memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan. ibu bersedia memberikan
memberikan ASI tanpa tambahan apapun. Mengingatkan kepada ibu
tentang tanda bahaya pada bayi baru lahir. Ibu mampu mengenal
sebagian tanda bahaya pada bayi baru lahir seperti kejang, tidak BAB,
demam tinggi, muntah terus menerus.Mengingatkan ibu untuk
melakukan kunjungan setelah 3 dan 7 hari. ibu bersedia kunjungan ulang
3 dan 7 hari. Melakukan pendokumentasian. sudah didokumentasikan.
3. KN II (3-7 hari) Tanggal 13 april 2019 pukul 15.00 WIB di rumah
Ny. H
Data Subjektif (S)
Ny. H mengatakan bayinya tidak rewel dan tali pusat belum
lepas.
Data Objektif (O)
Pemeriksaan umum bayi, Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 360C, denyut jantung
130 kali/menit, pernafasan 43 kali/menit. BB 3400 gram, PB 51 cm.
Pemeriksaan fisik. Wajah simetris, bersih, tidak pucat. Mata, simetris,
bersih, tidak ada pengeluaran secret,seklera putih, tidak ada tanda infeksi.
Mulut,bersih,bibir tidak pucat, Abdomen, Bersih, Tali pusat belum puput,
tidak kembung.
Assesment (A)
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 4 hari,
Fisiologis
Penatalaksanaan (P)
Memberitahukan kepada ibu dan keluarga tentang hasil
pemeriksaan bahwa keadaan bayi baik dan tidak ada cacat bawaan Berat
Badan 34000 gram, Panjang Badan 51 cm. ibu mengerti dan senang
dengan hasil pemeriksaan. Memberitahu ibu tentang posisi menyusui
yang benar seperti posisi telinga bayi harus sejajar dengan tangan bayi
34

dan harus ajarkan bayi menghisap sampai kebagian areola agar payudara
ibu tidak lecet, dan mengolesi putting sampai ke areola dengan ASI. Ibu
mengerti penjelasan yang diberikan. Menganjurkan ibu untuk
memberikan Asi ekslusif selama 6 bulan tanpa MPASI dan ibu sering
menyusui bayinya minimal 2 jam sekali kapanpun bayi mau.
Memberitahu ibu tentang tanda bahaya pada bayi seperti demam tidak
mau menyusi, napas lebih cepat, hipotermi, tali pusat kemerahan atau
membau dan keluar nanah. Ibu mengerti dengan tanda bahaya pada bayi.
Memberitahu ibu akan dilakukan pemeriksaan ulang. Ibu mengerti dan
bersedi akan dilakukan pemeriksaan ulang.

4. KN III (29-42 hari) Tanggal 16 Mei 2019 pukul 16.00 WIB di rumah
Ny. H
Data Subjektif (S)
Ibu mengatakan bayinya sudah tidak asi karena asi ibu
sedikit.
Data Objektif (O)
Pemeriksaan umum bayi, Keadaan umum baik, kesadaran
composmentis. pemeriksaan tanda-tanda vital suhu 36,60C, denyut
jantung 125 kali/menit, pernafasan 45 kali/menit. Pemeriksaan fisik perut
tidak kembung, tali pusat sudah lepas, tidak ada tanda infeksi, genetalia
bersih.
Assesment (A)
Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa Kehamilan usia 36 hari,
Fisiologis
Planning (P)
Memberitahukan ibu bahwa hasil pemeriksaan fisik keseluruhan
dalam keadaan baik. Ibu senang dengan hasil pemeriksaan terhadap
bayinya. Memastikan kembali ibu untuk selalu menjaga kehangatan
bayi dan menjaga kebersihan genetalia bayinya, segeralah ganti popok
bayi setelah bayi BAK atau BAB karena akan menimbulkan iritasi pada
35

bayinya. Ibu mengerti dan akan melakukan nya. Memberitahu ibu untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan yang ada disekitar bayi dan
menjauhkan bayi dari asap rokok, asap obat nyamuk bakar. Ibu
mengerti dan akan tetap menjaga kebersihan lingkungan dan
menjauhkan bayi dari asap rokok maupun asap obat nyamuk bakar.
Memberitahu kepada ibu untuk imunisasikan bayinya karena bayinya
akan dilakukan imunisasi BCG dan POLIO I, atau ibu bisa datang ke
tenaga kesehatan jika ada keluhan. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang
dan bayinya diberikan imunisasi BCG dan POLIO I.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan kasus pada bab ini penulis membahas laporan Praktek Klinik
Kebidanan (PKK) IIA berdasarkan hasil perbandingan antara teori dengan
kenyataan yang ada di lahan praktek tentang laporan asuhan kebidanan
komprehensif yang dilakukan pada Ny. H di BPM Bd. W tahun 2019 mulai dari
Kehamilan, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir, yang dilaksanakan mulai
tanggal 09 April 2019. Dalam pembahasan tersebut penulis membuat langkah-
langkah Manajemen Varney dengan metode SOAP yang terdiri dari Data
Subjektif, Objektik, Assesment, Penatalaksanaan.
Pada asuhan ini ditemukan kesenjangan ataupun ketidaksesuaian antara kasus
dengan teori dan kenyataan yang ada pada manajemen asuhan kebidanan pada ibu
hamil, ibu bersalin, nifas dan bayi baru lahir di BPM Bd. W Desa Cicadas
Kertajaya Kecamatan telagasari Kabupaten Karawang Tahun 2019.

4.1. Kehamilan
Kesenjangan pertama pada kasus Ny. H, data yang didapat dari
anamnesa Ny.H ibu mengatakan bahwa tidak melakukan pemeriksaan
laboratorium pada trimester 1. sedangkan teori menjelaskan Hb pada ibu
hamil harus dilakukan 2 kali selama masa kehamilan yaitu pada saat
trimester I dan III. Untuk mendeteksi anemia pada ibu hamil, dengan hasil
normal 11 gr% (Mochtar, 2005). Hal ini terdapat adanya kesenjangan antara
teori dan kenyataan. karena kurangnya komunikasi antara ibu dan bidan.
Dampak dari tidak dilakukannya pemeriksaan laboratorium pada trimester 1
(0-12 minggu) yaitu tidak dapat mengenali dan menangani penyulit-penyulit
dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin
oleh ibu.
Pada kesenjangan kedua kasus ny.H ditemukan ketidaksesuaian antara
teori dan kenyataan, dimana menurut teori setiap ibu hamil harus memiliki

36
37

buku KIA yang harus dilengkapi oleh tenaga kesehatan setiap ibu hamil
kunjungan, pada kenyataannya ny.H tidak memiliki buku KIA, karena ny.H
tidak diberi buku KIA oleh tenaga kesehatan yang ia kunjungi. Fungsi dari
penulisan buku KIA adalah jika ibu hamil melakukan kunjungan oleh
tenaga kesahatan yang berbeda, tenaga kesehatan yang di datangi ibu hamil
tersebut mengetahui dan mengerti apa yang harus dilakukan dan diberikan
kepada ibu hamil tersebut.
Kesenjangan ketiga ditemukan ketidaksesuaian antara teori dan
kenyataan dimana menurut teori harus dilakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan ibu sudah inpartu atau belum dan memastikan ada pembukaan
serviks atau belum. Tapi pada kenyataannya ny.H tidak dilakukan
pemeriksaan dalam.

4.2. Persalinan
Kala I
Kesenjangan pertama pada kala I ditemukan ketidaksesuaian antara
teori dan kenyataan dimana menurut teori lama kala I fase aktif pada
primigravida adalah 6 jam (Mochtar, 1995). Pada kenyataannya lama kala I
fase aktif pada kasus Ny.H. hanya berlangsung selama 3 jam, karena
kontraksi nya kuat dan teratur.
Kala II
Kesenjangan pertama pada kala II ditemukan ketidaksesuaian
antara teori dan kenyataan dimana menurut teori pada saat menolong
persalinan harus menggunakan APD lengkap seperti mitela, masker,
celemek, sarung tangan steril, sepatu boot dan kacamata google untuk
melindungi penolong dari percikan darah dan cairan pasien dan untuk
keamanan pasien (asuhan persalinan normal 2008: 18-23), pada
kenyataannya pada saat asuhan persalinan kepada ny.H tidak memakai APD
dengan lengkap, karena kebiasaan yang tidak baik yang sering terjadi
dilahan praktek
38

Kesenjangan kedua pada kala II ditemukan ketidaksesuaian antara teori


dan kenyataan pada asuhan persalinan kala II kepada Ny. H pada saat proses
persalinan tidak dilakukan Inisiasi Menyusu Dini segera setelah lahir,
sedangkan dalam teori Inisiasi Menyusu Dini (early initation) atau
permulaan dini dilakukan setelah bayi mulai menyusu sendiri segera setelah
lahir (Info-sehat, 2007). Hal ini terdapat adanya kesenjangan antara teori
dan kenyataan pada bayi ny.H tidak dilakukan Inisiasi Menyusui Dini
karena kebiasaan bayi yang segera dihangatkan dan dibedong dengan
pernel. Dampak dari tidak dilakukannya IMD yaitu tidak didapatkannya
manfaat secara psikologis bagi bayi.

Kala III
Kesenjangan pertama pada kala III ditemukan ketidaksesuaian antara
teori dan kenyataan dimana menurut teori harus dilakukan pemeriksaan
pada semua plasenta yang dilahirkan lengkap atau tidak lengkap, pastikan
bahwa jumlah kotiledon dan selaput ketuban dalam keadaan lengkap,
selaput ketuban diperiksa dengan menggantung plasenta sedemikian rupa
dengan memegang talipusat sehingga selaput ketuban tergantung kebawah.
Anda dapat melihat lubang dimana janin dilahirkan dan periksalah apakah
selaput ketuban tidak ada yang tertinggal kemudian plasenta ditahan dengan
kedua telapak tangan dan selaput ketuban disisihkan untuk dapat memeriksa
keadaan pars maternalis apakah tidak ada kotiledon yang tertinggal didalam
uterus (Sumber: Dr. Bambang Widjanarko, SpOG). Pada kenyataanya
asuhan persalinan kala III pada kasus Ny.H placenta tidak diperiksa
keseluruhan.

Kala IV
Tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kenyataan pada kasus Ny.H
39

4.3. Nifas
Senam nifas adalah senam yang di lakukan sejak hari pertama
melahirkan setiap hari sampai hari ke sepuluh, terdiri dari sederetan gerakan
tubuh yang di lakukan untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. (Suherni
Fitramaya. 2012).
Pada kasus Ny.H ini terdapat kesenjangan antara teori dan kenyataan karena
pada saat kunjungan nifas ibu tidak diajarkan senam nifas karena tidak ada
fasilitas yang memadai seperti matras dan lain – lain. Ibu hanya dianjurkan
tidak membatasi aktivitas tetapi jangan melakukan yang berat. Dampak bila
tidak dilakukan senam nifas yaitu, akan memperlambat proses involusi alat
genetalia ibu.

4.2. Bayi Baru Lahir


Kunjungan Neonatal ke-3 (KN-3) dilakukan pada kurun waktu hari
ke-8 sampai dengan hari ke-28 setelah lahir yaitu melakukan pemeriksaan
fisik seperti menimbang berat badan, menghitung pernafasan, menghitung
denyut jantung bayi (DEPKES RI, 2009). Tetapi pada kasus ny.H
ditemukan keditaksesuaian antara teori dan kenyataan pada kenyataannya
penulis tidak melakukan penimbangan berat badan karena tidak ada
fasilitas.

Kesenjangan kedua pada kasus ny.H terjadi ketidaksesuaian antara


teori dan kenyataan, menurut teori ASI eksklusif adalah pemberian ASI (air
susu ibu) sedini mungkin setelah persalinan. Diberikan tanpa jadwal dan
tidak diberi makanan lain. Walaupun hanya air putih, sampai bayi berumur
6 bulan. Setelah 6 bulan bayi baru diperkenalkan dengan makanan lain dan
tetap diberikan ASI sampai bayi berusia 2 tahun (Purwanti,2004). Pada
kenyataannya bayi ny.H tidak diberi asi melainkan diberi susu formula,
karena asi ny.H sedikit.
40

APGAR SCORE

Nilai apgar atau skor apgar adalah suatu metode praktis yang di
gunakan untuk menilai keadaan bayi sesat setelah dilahirkan. Fungsi nilai
apgar adalah untuk melihat atau mengetahui apakah bayi Tes nilai apgar
menderita asfiksia atau tidak sehingga dapat di persiapkan penanganan yang
tepat untuk mencegah timbulnya resiko yang tidak di inginkan. Menghapal
kelima kriteria tersebut dibuat jembatan keledai menggunakan kata Apgar,
yaitu:
Kriteria penilaian Apgar
Kriteria skor
Appearance => penampakan / warna kulit
0 : jika kulit bayi berwarna biru pucat
1 : jika kulit bayi berwarna pink dan lengan / tungkainya berwarna biru
2 : jika seluruh kulit bayi berwarna pink
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan
menggunakan pendekatan komprehensif dan pendokumentasian secara
SOAP pada Ny.H, dari mulai kehamilan sampai 30 hari post partum, maka
penulis dapat mengambil kesimpulan :
1. Penulis telah melakukan pengkajian data dasar baik data subjektif
maupun data objektif pada Ny.H, saat kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir telah dilakukan dengan baik dan sistematis mulai dari
kehamilan saat usia kehamilan 37 minggu sampai 30 hari post partum,
data subjektif didapat dari kontak langsung dengan pasien pada saat
usia kehamilan 37 minggu
2. Penulis telah menginterpretasikan data dasar dan masalah yang terjadi
pada Ny.H, secara komprehensif diagnosa yang didapat mulai dari
kehamilan, persalinan, dan bayi baru lahir dalam keadaan normal serta
tidak ditemukan masalah kecuali pada saat nifas Ny.H mengalami
anemia sedang karena Ny.H tidak mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi.
3. Penulis telah mengidentifikasi diagnosa dan masalah potensial pada
Ny.H, dari hasil pemeriksaan misalnya pada saat nifas ditemukan
diagnosa dengan anemia sedang masalah potensial nya adalah anemia
berat.
4. Penulis telah mengidentifikasi kebutuhan tindakan segera atau
kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, dengan memberikan penkes
ibu untuk banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi
dan dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium.
5. Penulis telah merencanakan asuhan kebidanan sesuai dengan kebutuhan
Ny.H, pada saat kehamilan perencanaan asuhan yaitu harus banyak

41
42

makanan yang mengandung zat besi, meminum tablet Fe dengan


teratur, istirahat cukup dan perisapan saat persalinan tiba.
6. Penulis telah melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif
pada Ny.H, saat kehamilan menganjurkan untuk tetap menjaga nutrisi,
istirahat cukup dan perisapan saat persalinan tiba.
7. Penulis telah mengevaluasi rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif pada saat kehamilan, persalinan, nifas, dan BBL sudah
dalam kondisi yang baik.
Penulis telah memberikan asuhan manajemen kebidanan pada Ny.H
dilakukan dengan berdasarkan keputusan yang telah dibuat dengan model
dokumentasi yang digunakan dalam bentuk SOAP pada saat kehamilan,
persalinan, nifas dan bayi baru lahir

5.2. Saran
Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan menambah masukan dalam proses pembelajaran bagi
mahasiswa dalam pembuatan laporan tugas akhir terutama untuk lebih
memahami tentang kasus yang mereka dapatkan di lahan untuk lebih
membimbingnya dalam meningkatkan asuhan kebidanan kehamilan.
Sehingga pendidikan bisa membandingkan antara teori dan praktek
langsung di lahan.

Bagi Penulis dan Mahasiswa


Diharapkan untuk selanjutnya dapat melakukan asuhan komprehensif
yang lebih baik lagi sesuai dengan standar,dan dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman lebih baik lagi di dalam melakukan studi
kasus.

Bagi Tenaga Kesehatan


Diharapkan dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal seperti
hal nya pada Rumah Sakit untuk memberikan buku status kunjungan yang
43

dilakukan pada ibu hamil dan diharapkan untuk tenaga kesehatan


melakukan kunjungan rumah atau sistem jemput bola apabila dalam
kunjungan pasien (kehamilan, nifas dan bayi baru lahir) ada yang tidak
sesuai dengan teori asuhan kebidanan agar dapat terdeteksi lebih dini lagi
pada pasien dan mencatat setiap perkembangan pasien atau hasil
pemeriksaan di buku KIA.
DAFTAR PUSTAKA

Maritalia, dkk. Biologi reproduksi. Pustaka pelajar. Yogyakarta (2012)


Rukiah Ai Yeyeh, dkk. Asuhan Kebidanan Kehamilan I. CV. Trans Info Media
Jakarta 2009
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. ”buku acuan Persalinan normal,
asuhan essensial persalinan”. Edisi revisi, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia Jakarta (2007)
Rukiah Ai Yeyeh, dkk. Asuhan Kebidanan II Persalinan. CV. Trans Info Media
Jakarta 2009
Sutanto Andina Vita. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusi. Pustaka baru press.
Yogyakarta 2018
Profil kesehatan. Prawirohardjo, S dkk. Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Yayasan Bina Pustaka sarwono prawirohardjo. Jakarta (2017)

Profil dinas kesehatan jawa barat. (2017) Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Kondisi Pembangunan Kesehatan Di Kabupaten Karawang 2018
Profil Kesehatan Indonesia. aki akb. Jakarta. (2017)
Profil kesehatan. Kabupaten Karawang. Pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta 2017

44

Anda mungkin juga menyukai