OLEH:
NAMA: JULEWI
NPM: 17.40.70.10.65
JULEWI
NPM 1740701065
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas semua berkat dan
Pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada Program Studi Kebidanan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Borneo Tarakan. Dalam hal ini penyusunan laporan ini
pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak
terimakasih kepada :
Akhir ini
10. Kedua orang tua dan keluarga saya yang selalu memberikan motivasi dalam
Julewi
v
RINGKASAN
Persalinan, Nifas dan Bayi baru lahir untuk mengurangi AKI dan AKB masih
menjadi masalah besar bagi Indonesia. Disebabkan karena pertolongan oleh non
terjadinya resiko tinggi dalam kehamilan, terlalu banyak anak, terlalu muda dan
terlalu tua untuk hamil. Masalah ini dapat diatasi dengan meningkatkan pelayanan
kebidanan komprehensif sejak masa hamil, hingga bayi baru lahir, mulai dari
jam, 3 hari,dan 17 hari post partum, bayi baru lahir dilakukan 3 kali kunjungan
vi
DAFTAR ISI
vii
4.6 Kontrasepsi………………………………………………………...…… 130
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 132
5.2 Saran ........................................................................................................ 134
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 136
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
DAFTAR SINGKATAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun 2015 adalah
216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah kematian ibu adalah
lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di negara maju yaitu 239 per
2012, angka kematian ibu di indonesia masih tinggi sebesar 359 per 100.000
kelahiran hidup. Data ini merupakan acuan untuk mencapai target AKI sesuai
Ustainable Development Goal yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup pada tahu n
2030 (Kemenkes,2015)
1
kematian ibu paling banyak terjadi pada saat bersalin sekitar 47,625, kematian ibu
pada saat hamil sekitar 33,33% dan kematian ibu pada saat nifas sekitar 19,05%.
Tercatat AKI di Tarakan dari jumlah kelahiran bayi selama tahun 2014 tercatat
5 kasus kematian ibu pada saat melahirkan, sehingga angka kematian ibu hamil
pada saat melahirkan dapat ditekankan, dan dari catatan jumlah ibu hamil yang
yaitu terjadi 1 kasus dari 889 kelahiran hidup atau 112 per 100.000 kelahiran
hidup. Artinya diantara 100.000 kelahiran hidup terdapat 112 kematian ibu.
Penyebab kematian ibu tahun 2018 ialah plasenta previa totalis dan Hb rendah.
Sementara AKB selama tahun 2018 ialah sepsis neonatorum dan tersedak
(aspirasi). Data di puskesmas Gunung Lingkas tahun 2018, ibu hamil yang
82,49%, cakupan pelayanan ibu nifas 83%, dan cakupan pelayanan kunjungan
bayi 86,4%. Berdasarkan data tersebut masih ada ibu yang tidak melakukan atau
Tarakan 2018. Hal tersebut menjadi masalah yang harus segera ditangani,
sehingga perlu dilakukannya asuhan komprehensif pada pasien dimulai dari masa
Faktor penyebab kematian ibu di bagi menjadi dua yaitu faktor penyebab
langsung dan faktor penyebab tidak langsung faktor penyebab kematian ibu di
faktor tidak langsung penyebab kematian ibu karena banyaknya kasus 3 (tiga)
2
perdarahan 28%, eklampsi 24%, infeksi 11%,partus lama 5%, aborsi 5% dan lain
lain 27%, yang dialami terdapat juga penyulit pada masa kehamilan dan penyulit
bayi baru lahir yaitu BBLR dan penyebab kematian kedua yaitu Asfiksia
pregnancy safer MPS untuk menurunkan AKI dan AKB, peran bidan dalam
bayi baru lahir ,kunjungan nifas, kunjungan neonatal, penanganan komplikasi dan
kesehatan terutama dimulai dari kehamilan, persalinan, nifas sampai bayi bau
lahir. Asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal apa saja yang
terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas sampai dengan bayi
3
Tujuan asuhan komprehensif adalah untuk menurunkan Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) supaya kesejahteraan ibu dan bayi.
Angka kematian ibu dalam masa kehamilan, bersalin, nifas adalah sebesar
303.000 jiwa dan angka kematian bayi sebesar 10.000.000. (WHO 2015)
bagi maternal dan neonatal agar dapat mengurangi angka kematian ibu dan bayi
serta meningkatkan derajat kesehatan ibu dan bayi. Salah satu cara untuk
kehamilan mulai dari K1 hingga K4, Persalinan dengan ditolong oleh petugas
kesehatan, kunjungan nifas mulai dari KF1, KF2 dan KF3, serta kunjungan
neonatus mulai dari KN1, KN2 dan KN3 di Kota Tarakan berjumlah 4.280 ibu
hamil dari jumlah keseluruhan ibu hamil yaitu 5.272 ibu hamil. Hal ini dapat
dikatakan bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan asuhan kebidanan secara
komprehensif di kota Tarakan sudah cukup baik namun masih perlu penerapan
lagi karena masih banyak ibu hamil yang tidak mendapatkan asuhan secara
komprehensif.
terjadi 1 kasus dan AKB pada tahun 2019 sebanyak 3 bayi meninggal karena
asfiksia.
4
bayi baru lahir, nifas hingga perencanaan program kontrasepsi. Sehingga penulis
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
kebidanan pada Ny. I sejak masa hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir di
2. Tujuan Khusus
di Puskesmas Sebengkok
5
1.4 Manfaat
1. Bagi Penulis
kewenangan bidan yang telah diberikan kepada profesi bidan. Selain itu dapat
pasien.
Dapat meningkatakan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih
baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti pekembangan
sesuai dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan bayi baru lahir.
4. Bagi Klien
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kehamilan
1. Definisi Kehamilan
(Yulistiana,2015 :81).
yang bersinambungan dan terdiri dari ovulasi, spermatozoa dan ovum, konsepsi
dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Sholichah, Nanik, 2017 79-
80).
lamanya hamil normal 280 hari (40 minggu / 9 bulan 7 hari) dihitung dari
mengembang dari tuba fallopi, sekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang
mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat yang melindungi ovum kemudian pada
tempat yang paling mudah dimasuki, masuklah satu sel mani dan kemudian
bersatu dengan sel telur karena itu peristiwa ini disebut pembuahan ( konsepsi,
7
fertilisasi). Ovarium yang tah dibuahi ini segera membela diri menuju ruang
rahim kemudian melekat pada mukosa rahim untuk selanjutnya tertanam diruang
rahim ( nidasi/ implantasi), waktu yang diperlukan dari pembuahan sampai nidasi
(perkembangan sperma dan sel telur) janin, dan plasenta dapat dikatakan bahwa
setiap kehamilan harus ada ovarium (sel telur), spermatozoa (sel mani),
a. Uterus
perkembangan desidua.
Bentuk uterus yang seperti advokad kecil ( pada saat sebelum hamil) akan
berubah bentuk menjadj globuler pada awal kehamilan avoid (membulat) apabila
menjadi cepat bertambah yang cepat pula dari konsepsi dan produk ikatnya.
Seiring dengan bertambahnya uterus, korpus uteri dan fundus semakin keluar dari
rongga pelvik sehingga lebih sesuai untuk disebut sebagai organ abdomen.
8
Tabel 2.1 Tinggi fundus uteri berdasarkan tuanya kehamilan.
Usia kehamilan Tinggi fundus uteri
b. Serviks Uteri
Jaringan ikat pada servik ( banyak mengandung kolagen) lebih banyak dari
menjadi lunak atau disebut Goodell. Peningkatan aliran darah uterus dan limfe
9
ithmus melunak secara progressif dan serviks menjadi kebiruan. Pada post partum,
livide. Selama hamil pH sekresi vagina menjadi lebih asam, keasaman berubah
d. Ovarium
minggu plasenta sudah terbentuk dan korpus luteum mengecil, sehingga produksi
e. Sistem payudara
yang muncul diareola primer. Peningkatan suplai darah membuat pembuluh darah
f. Sistem Endokrin
10
Hormon ini dapat terdeteksi beberapa hari setelah perubahan dan merupakan
dasar tes kehamilan. Puncak sekresinya terjadi kurang lebih 60 hari setelah
Hormon ini diproduksinya terus naik dan pada saat aterm mencapai 3
3) Prolaktin
Sekresi air susu sendiri dihambat oleh estrogen ditingkat target organ.
4) Estrogen
Produksi estrogen plasenta terus naik selama kehamilan dan pada akhir
5) Progesteron
otot polos menurun dan juga diuresis. Progesteron menyebabkan lemak disimpan
dalam jaringan subkutan di abdomen, punggung dan paha atas. Lemak berfungsi
g. Sistem kekebalan
rentan terhadao infeksi vagina. Sistem pertahanan tubuh ibu selama kehamulan
11
jadi didalam uterus dan neonatal dini oleh karena itu IgG merupakan satu-satunya
diperoleh oĺeh bayi, kekebalan ini dapat melindungi bayi dari infeksi selanjutnya.
h. Sistem Perkemihan
Pembesaran ureter kiri dan kanan dipengaruhi oleh hormon progesteron, tetapi
kanan lebih membesar karena uterus lebih sering memutar kekanan ( hidroureter
kehamilan kandung kemih tertekan uterus yang mulai membesar, akibatnya ibu
sering kencing. Trimester II kehamilan dimana uterus telah keluar dari rongga
pelvis gejala sering kencing tidak dijumlah lagi. Trimester III bila kepala janin
mulai turun ke PAP keluhan sering kencing timbul lagi karena kandung kemih
tertekan.
i. Sistem pencernaan
( nausea ). Gejala muntah ( emesis ) dijumpai pada bulan pertama kehamilan yang
terjadi pada pagi hari (morning sickness). Emesis yang berlebihan ( hiperemesis
berada diusus hal ini baik untuk reabsorbsi, tetapi menyebabkan obstipasi karena
j. Sistem Muskuloskeletal
12
Pada trimester pertama tidak banyak terjadi perubahan pada sistem
perubahan yang dramatis pada kurva tulang belakang yang biasanya menjadi salah
satu ci pada ibu hamil. Lordosis progresif merupakan gambaran karakteristik pada
kehamilan normal. Mobilitas sendi sakro iliaka, sakri koksigeal, sendi pubis
bertambah besar dan menyebabkan rasa tidak nyaman dibagian bawah punggung
khususnya pada akhir kehamilan mengakibatkan rasa pegal, mati rasa dan lemah
k. Sistem Kardiovaskuler
akan turun selama 24 minggu pada kehamilan akibat terjadi penurunan dalam
perifer vaskuler resistance yang disebabkan oleh pengaruh peregangan otot halus
l. Sistem integumen
Hiperpignentasi terjadi pada striae gravidarum livide atau alba, areola mammae,
persalinan.
a. Trimester I
13
Sekarang wanita merasa sedang hamil dan perasaanya pun bisa
menyenangkan atau tidak menyenangkan, hal ini dipengaruhi oleh keluhan utama
seperti lelah, lemah, mual, sering buang air kecil, membesarnya payudara serta ibu
yang sering terjadi adalah mudah menangis, mudah tersinggung, kecewa dan
gelisah serta seringkali biasanya pada awal kehamilan ibu berharap tidak hamil.
Pada trimester ini adalah periode penyesuaian diri, sering kali ibu mencari tanda-
tanda untuk lebih menyakinkan bahwa dirinya memang hamil oleh karena iru ibu
gelisah, kegelisahan timbul karena adanya perasaan takut, abortus atau kehamilan
dengan penyulit, kematian bayi, kematian saat persalinan, takut rumah sakit dan
lain lainya. Perasaan takut ini hendaknya diekpresikan sehingga dapat menamvah
pengetahuan inu dan banyak orang yang membantu dan memberu perhatian oleh
karena itu sangat penting adanya keberanian wanota untuk komunikasi baik
suami, wanita merasa tidak mempunyai daya tarik, kurang antraktif adanya
perubahan fisik sehingga menjadi tidak percaya diri serta kebanyakan wanita
mengalami penurunan libido pada periode ini, keadaan ini membutuhkan adanya
komunikasi yang terbuka dan jujur dengan suami dan perubahan psikologi ini
menurun pada trimester 2 dan meningkat kembali pada saat mendekati persalinan.
b. Trimester II
Periode ini sering disebut periode sehat (radian health) ibu sudah bebas
14
Dengan adanya gerajan janin, rahim yang semakin membesar, terlihatnya gerakan
bayi dari USG semakin menyakinkan bahwa bayinya ada dan ibu sedang hamil.
Ibu menyadiri bahwa bayinya adalah individu yang terpisah dari dirinya oleh
kehamilannya dan mulai dapat menggunakan energy dan pikirannya secara lebih
konstruktif. Sebelum adanya gerakan janin ia berusaha terlihat sebagai ibu yang
baik dan dengan adanya gerakan janin ia menyadari identitasnya sebagai ibu, oleh
karena itu hal ini menimbulkan perubahan yang baik seperti kontak sosial
berkurang.
c. Trimester III
Periode ini sering disebut periode menunggu atau waspada sebab padasaat
persalinan. Perhatian ibu berfokus pada bayinya, gerakan janin dan membesarnya
uterus meningkat pada bayi nya sehingga ibu selalu waspada untuk melindungi
bayinya dari bahaya dan menghidari orang, hal benda yang dianggapnya
atau merawat bayi dan rupa bayinya. Pada trimester III biasanya ibu merasa
persalinan, nyeri persalinan dan ibu tidak pernah tau kapan ia akan melahirkan.
Ketidaknyamanan pada trimester ini meningkat, ibu merasa dirinya aneh dan
jelek, menjadi lebih ketergantungan, malas dan muda tersinggung serta merasa
15
menyukitkan disamping itu ibu merasa sedih akan berpisah dari bayinya dan
kehilangan perhatian khusus yang akan diterimanya selama hamil, disinilah ibu
1) Oksigen
Pada dasarnya kebutuhan oksigen semua manusia sama yaitu udara yang bersih,
tidak kotor atau polusi udara, tidak bau serta hindari Tempat /ruangan yang di
2) Nutrisi
organ ibu, pendukung proses kehamilan seperti adneksa, mammae, dll. Kenaikan
cepat,ibu memerlukan kalori 285 dan protein lebih tinggi dan biasanya menjadi
c. Pada kehamilan trimester III (minggu 28-lahir) kalori sama dengan trimester II
tetapi protein naik menjadi 2g/kg BB. Ibu yang cukup makanannya
kg.
16
3) Personal Hygiene
Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua kali
sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga
kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)
dengan cara dibersihkan dengan air. Kebersihan gigi dan mulut, perlu medapat
perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu yang
4) Pakaian
Pakaian harus longer, bersih dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut dan
leher:
harus mempunyai tali yang besar sehingga tidak terasa sakit pada bahu.
5. Eliminasi
terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin menjadi basah situasi basah
digaruk dan menyebabkan saat berkemih terdapat residu (sisa) yang memudahkan
infeksi kandung kemih yaitu dengan minum dan menjaga kebersihan sekitar alat
kelamin.
17
5) Seksual
1. Trimester 1
menyelidiki untuk meyakinkan kehamilan serta tidak ada kontak indikasi kecuali
abortus iminens.
2. Trimester II
dan biasanya gairah seksual meningkat, tidak ada kontraindikasi untuk melakukan
3. Trimester III
dan minta perhatian lebih. Perubahan Body image, tidak ada kontra indikasi untuk
Wanita hamil mempunyai kebugaran jantung, wanita yang secara fisik bugar lebih
dapat melakukan persalinan akan tetapi gerak badan secara hamil harus dilakukan
dengan bijak. Hindari peningkatan suhu tubuh diatas 38,9ᵒc serta latihan aerobic
dapat meningkatkan suhu tubuh menjadi lebih tinggi dari ini dan peningkatan
kebiasaan tidur selama kehamilan, beberapa ibu ingin mengatahui apakah mereka
18
memperoleh posisi tidur yang nyaman. Cobalah untuk tidak berbaring terlentang
menempatkan rahim di atas pembuluh darah yang penting (vena cava inferior)
yang berjalan kebawah dibagian perut. Hal ini dapat menyebabkan peredaran
darah ke bayi dan bagian-bagian tubuh anda berkurang. Beberapa wanita hamil
tengkurap juga tidak baik karena tindakan ini akan menebabkan tekanan yang
cukup besar pada rahim yang sedang berkembang, sehingga terjadi masalah
beberapa bantal serta letakan satu dibelakang sehingga jika berguling telentang
tubuh tidak berbaring datar letakan sebuah bantal yang lain diantara kedua tungkai
19
minggu adalah 0,5 kg. Pengukuran tinggi badan untuk menentukan faktor resiko
panggul sempit atau tidak, normal tinggi badan ibu hamil lebih dari 145 cm.
darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada saat awal pemeriksaan
untuk menentukan gizi ibu, LILA normal ibu hamil 23,5 cm.
Suhu tubuh dapt dipicu oleh dehidrasi, hindari latihan aerobic yang terlalu lama
terutama dalam cuaca panas karena sewaktu aerobic darah akan dialihkan ke otot
atau kulit dan menjauh dari organ-organ lain seperti ginjal, rahim atau hati.
dari kadar olahraga pra kehamilan. Selama kehamilan jagalah agar denyut nadi
anda dibawah 140 kali permenit. Pemeriksaan ini dilakukan letak janin dan DJJ,
20
Sulfa Feros diberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
8. Pemeriksaan Laboratorium
Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi:
b) Perilaku hidup bersih dan sehat (olahraga, mandi dan sikat gigi)
2.2 Anemia
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih rendah
kadar hemoglobin, hematokrit, dan jumlah sel darah merah dibawah nilai normal
(Soebroto, 2010) :
21
a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan
hari. Vitamin C banyak ditemukan pada cabai hijau, jeruk, lemon, strawberry,
tomat, brokoli, lobak hijau, dan sayuran hijau lainnya, serta semangka. Salah satu
fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi, sehingga jika terjadi
kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan berkurang dan
B12 atau asam folat yang diperlukan dalam proses pembentukan dan pematangan
22
sel darah merah, granulosit, dan platelet. Kekurangan vitamin B12 dapat terjadi
karena berbagai hal, salah satunya adalah karena kegagalan usus untuk menyerap
keturunan atau karena salah satu dari beberapa penyakit, termasuk leukemia dan
kanker lainnya, fungsi limpa yang tidak normal, gangguan kekebalan, dan
Anemia Sel Sabit Yaitu suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel
darah merah yang berbentuk sabit, kaku, dan anemia hemolitik kronik (Soebroto,
2010). Anemia sel sabit merupakan penyakit genetik yang resesif, artinya
seseorang harus mewarisi dua gen pembawa penyakit ini dari kedua orang tuanya.
sumsum merupakan tempat pembuatan sel darah merah (eritrosit), sel darah putih.
fisik yang dilakukan oleh dokter. Dokter memerlukan tes laboratorium, uji
Anemia dapat didiagnosis dengan pasti kalau kadar Hb lebih rendah dari
batas normal, berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin (Soebroto, 2010).
Tabel 2.1 Kadar hemoglobin (Hb) dan volume hematokrit (Ht) sebagai indikator
23
tahun Anak 5-11 tahun Anak 12-14 tahun Laki-laki dewasa Wanita tidak hamil
Wanita hamil .
2.2 Persalinan
1. Pengertian Persalinan
yang telah cukup bulan ( 37-42 minggu) atau hidup diluar kandungan melalui
jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung 18 jam, tanpa komplikasi baik pada
(Euthocia) apabila ketiga faktor terpenuhi dengan baik. Selain itu terdapat faktor
lain yang mempengaruhi proses persalinan yaitu psikologis dan penolong (Rohani
dkk, 2011).
membran dari dalam uterus (Rahim) melalui jalan lahir. Saat persalinan terjadi
proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan lahir.
Persalian yang normal terjadi pada umur kehamilan cukup bulan (37-42 minggu)
2. Jenis-jenis Persalinan
24
a. Persalinan berdasarkan bentuk persalinan
1. Persalinan spontan
2. Persalinan buatan
Proses persalinan dengan bantuan tenaga atau alat dari luar, misalnya ekstraksi
3. Persalinan anjuran
Proses persalinan terjadi jika bayi sudah cukup besar untuk hidup diluar
1. Abortus
Pengeluaran buah kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu atau bayi dengan
2. Partus imaturus
atau berat badan janin antara 500 gram sampai 1000 gram.
3. Partus prematurus
atau berat badan janin antara 1000 gram sampai 2500 gram.
25
Pengeluaran buah kehamilan lebih dari 42 minggu.
Persalinan normal menunjukkan bahwa ketiga faktor penting yaitu Power (p),
Passage (p), dan Passenger (p) bekerjasama dengan baik sehingga persalinan
berlangsung normal.
Normalnya mempunyai sifat kontraksi otot rahim mulai dari salah satu
tanduk rahim, fundus dominan menjalar keseluruh otot rahim, kekuatannya seperti
memeras isi rahim. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang
semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bahwa rahim. Saat
dikirim pada saat mencapai garis waspada sehingga keadaan janin dan ibu tiba
dirumah sekit yang mempunyai fasilitas dalam keadaan optimal. Dengan dasar itu,
melakukan rujukan.
proses persalinan yang terdiri dari jalan lahir tulang dan jalan lahir lunak. Jalan
lahir tulang menentukan proses persalinan apakah dapat berlangsung normal atau
melalui tindakan operasi dengan kekuatan dari luar. Yang perlu bidan perhatikan
26
c. Passenger (janin dan plasenta)
Kepala janin merupakan bagian dalam proses persalinan dan memiliki ciri sebagai
berikut :
1) Bentuk kepala oval sehingga setelah bagian besar janin telah lahir, maka bagian
2) Persendian kepala berbentuk kogel agar dapat digerakkan ke segala arah dan
a. Kontraksi uterus
Dimana kontraksi ini bersifat nyeri yang disebabkan oleh anoxia dari sel-
sel otot tekanan pada ganglia dalam serviks dan segmen bawah rahim (SBR),
regangan dari serviks, regangan dari tarikan pada peritoneum, itu semua terjadi
pada saat kontraksi. Adapun kontraksi yang bersifat berkala dan yang harus
kontraksi, kekuatan kontraksi secara kliniks ditentukan dengan mencoba pada jari
kita dapat menekan dinding rahim ke dalam, interval antara kedua kontraksi pada
b. Serviks
Yang efektif pada kala satu persalinan adlaah kontraksi uterus, yang
dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban sudah pecah, bagian terbawah
janin dipaksa langsung mendesak serviks dan segmen bawah uterus. Sebagai
27
akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi dua perubahan mendasar, yaitu pendataran
panjang sekitar cm menjadi hanya berupa muara melingkar dengan tepi hampir
setipis kertas. Proses ini disebut sebagai pendataran (effacement) dan terjadi dari
atas, atau kependekan, menuju segmen bawah uterus, sementara kondisi tulang
sebuah tabung yang sempit menjadi corong yang sangat tumpul dan mengembang
dengan lubang keluar melingkar kecil. Sebagai hasil dari aktivitas myometrium
pada serviks yang lunak kadang kala telah selesai sebelum persalinan aktif mulai.
memendek.
c. Dilatasi serviks
Jika dibandikan dengan korpos uteri. Segen bawah uterus dan serviks
merupakan daerah yang resistensinya lebih kecil. Oleh karena itu, selama terjadi
serviks. Bila selaput ketuban sudah pecah, tekanan pada bagian terbawah janin
terhadap serviks dan segmen bawah uterus juga sama efektifnya. Selaput ketuban
yang pecah dini tidak mengurangi dilatasi serviks selama bagian terbawah janin
28
berada pada posisi meneruskan tekanan terhadap serviks dan segmen bawah
terutama pada dasar panggul yang diregangkan oleh bagian depan janin sehingga
menjadi saluran yang dinding-dindingnya tipis karena suatu regangan dan kepala
sampai vulva, lubang vulva menghadap kedepan atas dan anus, menjadi terbuka,
perineum menjadi menonjol dan tidak lama kemudian kepala janin tampak pada
vulva.
Pada kala satu persalinan, selaput ketuban dan bagian terbawah janin
memainkan peran penting untuk membuka bagian atas vagina. Namun, setelah
tekanan yang paling nyata, terdiri atas peregangan serabut-serabut otot levator ani
dan penipisan bagian tengah perineum, yang berubah bentuk dari massa jaringan
membran tipis yan hampir transparan dengan tebal kurang dari 1 cm. Ketika
perineum teregang maksimal, anus menjadi jelas membuka dan terlihat sebagai
lubang berdiameter 2-3 cm dan disini dinding anterior rectum menonjol. Jumlah
dan besar pembuluh darah yang luar biasa, yang memelihara vagina dan dasar
panggul menyebabkan kehilangan darah yang amat besar jika jaringan ini robek.
5. Proses persalinan
29
1. Waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi pembukaan 10 cm
subfase.
menjadi 4 cm.
menjadi 9 cm.
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinasi, kuat, cepat dan lebih lama,
kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun dan masuk keruang panggul
sehingga terjadilah tekanan pada otor dasar panggul yang melalui lengkungan
refleks menimbulkan rasa mengejan. Karena tekanan pada rektum, ibu merasa
merenggang. Dengan his dan mengejan yang terpimpin, akan lahir kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi berlangsung selama 1-2 jam dan
multi 1 jam.
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim beristirahat sebentar. Uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat dan berisi plasenta yang menjadi dua kali lebih
tebal dari sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri. Dalam waktu 5-10 menit, seluruh plasenta terlepas, terdorong
kedalam vagina dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
Selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu,
terutama terhadap bahaya perdaraha postpartum. Darah yang keluar harus ditakar
pelepasan uri dan robekan pada serviks dan perineum. Jumlah perdarahan rata-rata
normal adalan 250 cc. Apabila perdarahan lebih dari 500 cc hal tersebut sudah
dianggap abnormal dan harus dicari penyebabnya. Total lamanya persalinan pada
2.3 NIFA S
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta,
serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti
31
sbelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Walyani & Purwoastut,
2015).
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta
a. Puerperium dini yaitu kepulihan saat ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan. Dalam agama islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja
setelah 40 hari.
c. Puerperium lanjut, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan kembali
sehat sempurna, terutama jika selama hamil atau sewaktu persalinan timbul
1. Involusi Uterus
Setelah plasenta lahir, uterud merupakan alat yang keras karena kontraksi dan
proses autolisis, yaitu dipecah dan diabsorpsinya zat protein dinding rahim,
32
kemudian dibuang dengan air kencing. Sebagai bukti dapat ditemukan adanya
Tabel. 2.3 tinggi fundus uteri dan berat menurut masa involusi
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 100 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas simfisis 350 gram
3 minggu Bertambah kecil 50 gram
4 minggu Sebesar normal 30 gram
a) Tempat plasenta merupakan tempat dengan permumaan kasar, tidak rata dan
berukuran kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil
pada akhir minggu ke-2 menjadi hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas
berukuran 1-2 cm
b) Luka bekas plasenta tidak menginggalkan luka bekas parut karena sembuh
dengan cara luar biasa, yaotu dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan
besar tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan lagi peredaran darah yang
4. Lochea
Lochea adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
33
a. Lochea rubra ( cruenta) : berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel dasidua, verniks kaseosa, lanugo dan mekonium selama 2 hari pasca
persalinan.
b. Lochea sanguinolenta : berwarna merah kuning, berisi darah dan lendir hari
c. Lochea serosa : berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7-
14 pasca persalinan.
e. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk.
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi
yang astenis, terjadi diastasis otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari
dinding perut digaris tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit.
6. Saluran kencing
Kandung kemih dalam masa nifas kurang sensitif dan kapasitasnya bertambah
sehingga kandung kemih penuh atau masih tertinggal sisa urine sesudah kencing.
Sisa urine ini trauma pada dinding kandung kemih sewaktu persalinan
minggu.
34
7. Laktasi
rahim pada saat melahirkan dan setelahnya, dan juga mengencangkan otot halus
disekitar alveoli untuk memeras ASI menuju saluran susu. Pengeluaran oksitosin
selain dipengaruhi oleh isapan bayi juga oleh reseptor yang terletak pada duktus.
Bila duktus melebar maka secara reflektoris oksitosin dikeluarkan oleh hipofisia.
a. Fase taking in
Perasaan ibu berfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan sampai hari
ke-2.
Pada fase ini secara bergantian timbul kebutuhan ibu untuk mendapatkan
perawatan dan penerimaan dari orang lain dan keinginan untuk bisa melakukan
segala sesuatu secara mandiri. Fase ini berlangsung dari hari ke 3 sampai hari ke
10 masa nifas.
c. Fase letting go
Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase letting go
35
5. Kebutuhan Masa Nifas
Ibu nifas memerlukan nutrisi dan cairan untuk pemulihan kondisi kesehatan
setelah melahirkan, cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu
b. Ambulasi
Setelah persalinan, ibu akan merasa lelah. Oleh karena itu ibu harus istirahat,
sembuhnya luka.
melahirkan dengan membimbing ibu untuk bangun dsri tempat tidurnya. Ibu post
partum diperbolehkan bangun dari tempat tidur setelah 24-28 jam setelah
c. Eliminasi
a. Miksi
Buang air kecil sendiri sebaiknya dilakukan secepatnya. Miksi normal bila
dapat dibuang air kecil spontan setiap 3-4 jam. Kesulitan buang air kecil dapat
36
disebabkan karena spinter uretra tertekan olehbkepala janin dan spasme oleh
iritasi muskulo spinter ani selama persalinan atau dikarenakan odem kandung
kemig selama persalinan. Lakukan kateresasi apabila kandung kemih penuh dan
sulit berkemih.
b. Defekasi
Ibu diharapkan dapat buang air besar sekitar 3-4 hari post partum. Apabila
mengalami kesulitan buang air besar lakukan diet teratur, cukup cairan, konsumsi
makan yang berserat, olahraga berikan obat perangsang oral/ per rektal atau
d. Kebersihan diri
nyaman. Kebersihan diri meliputi kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur maupun
lingkungan.
Beberapa hal yang dapat dilakukan ibu post partum dalam menjaga kebersihan
37
e. Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu
nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari. Hal-hal yang dapat
f. Seksual
periode nifas, hubungan seksual juga dapat berkurang. Hal yang menyebabkan
a. Gangguan/ketidaknyamanan fisik
b. Kelelahan
d. Kecemasan berlebihan
istri.
38
g. Senam nifas
Oleh karena itu, ibu akan berusaha memulihkan dan mengencangkan bentuk
tubuhnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan senam nifas. Senam nifas dapar
dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada komplikasi atau penyukiy
kontrasepsi, karena pada saat ini motivasi paling tinggi. Pil kombinasi dapat
Masa bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 12 bulan, namun
tidak ada batasan yang pasti. Menurut psikologi bayi adalah periode
perkembangan yang merentang dari kelahiran hingga 18 atau 24 bulan. Masa bayi
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42
minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan 4000.
Beberapa saat dan beberpa jam pertama kehidupan ekstrauteri adalag salah
satu masa yang paling dinamis dari seluruh siklus kehidupan. Pada saat lahir, bayi
perubahan yang rumit ini dikenal sebagai periode dan transisi periode yang
40
dimulai ketika bayi keluar dari tubuh ibu dan berlanjut selama beberapa minggu
Transisi ektrauteri bayi baru lahir yang paling dinamis dan cepat terjadi
a. Perubahan pernapasan
Sistem pernapasan adalah sistem yang paling tertantang ketika perubahan dari
lingkungan intrauteri ektrauteri, bayi baru lahir harus segera bernapasan setelah
lahir kedunia. Ketika kepala dilahirkan, lendir keluar daru hidung dan mulut,
banyak bayi baru lahir mangap-mangap dan bahkan menangis pada saat itu. Oleh
karena itu, penghisapan mulut dan hidung dengan sebuah suksion karet tidak
diperlukan. Penggunaan alat penghisap, seperti suksion karet atau suksion dinding
harus dibatasi jika usaha napas bayi baru lahir berkurang atau jika mekonium
b. Perubahan sirkulasi
Aliran darah dari plasenta berhenti pada saat tali pusat diklem. Tindakan ini
Dalam beberapa saat, perubahan tekanan yang luar biasa terjadi dalam jantung
dan sirkulasi bayi baru lahir. Walaupun perubahan ini tidak selesai secara
anatomis dalam beberala minggu, penutupan fungsional foramen ovale dan ductus
arteriosus terjadi segera setela bayi lahir. Sangat penting bagi bidan untuk
41
memahami bahwa perubahan dan sirkulasi janin ke sirkulasi bayi baru lahir secara
c. Perubahan termoregulasi
Bayi cukup bulan dengan berat badan lahir tinggi dan fleksi otot yang baik
kemampuan bayi baru lahir tidak stabil dalam mengendaliman suhu secara
adekuat sampai 2 hari setelah lahir, bahkan jika bayi lahir cukup bulan dan sehat.
kehilangan panas pada bayi baru lahir yang basah dapat diminimalkan. Bayi baru
(1) Konveksi
Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi terpapar dengan
(2) Konduksi
Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi
(3) Radiasi
Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat
benda yang mempunyai temperatur lebih rendah dari temperatur tubuh bayi.
(4) Evaporasi
Evaporasi adalah cara kehilangan panas karena menguap cairan ketuban pada
permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
42
d. Perubahan glukosa
Sebelum kelahiran, janin terpajang pada kadar glukosa darag tang hamoir
konstan, sekitar 60-70 % kadar glukosa darah maternal. Pada saat tali pusat
keseimbanga glukosa yang esensial bagi fungsi otak neonatus. Pada setiap bayi
baru lahir, kadar glukosa darah turun selama periode waktu yang singkat (1-2 jam
setelah kelahiran). Penelitian pada bayi baru lahir cukup bulan yang sehat
menemukan bahwa kadar glukosa rendah fisiologis terjadi pada 1-1,5 jam setelah
bayi baru lahir dan kadar glukosa darah tersebut stabil dalam 3-4 jam. Tidak ada
batasan kadar glukosa darah neontaus yang ketat untuk menentukan kebutuhan
intervensi.
Setelah lahir darah bayi baru lahir harus melewati paru-paru untuk
oksigen kejaringan. Perubahan siklus ini terjadi akibat perubahan tekanan pada
tekanan pada atrium kanan. Dengan peningkatan tekanan atrium kanan dan
penurunan tekanan pada atrium kiri, volume darah secara fungsional akan
menutup.
43
f. Perubahan sistem imun
rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imun yang matang akan
g. Perubahan musculoskeletal
Pada waktu lahir sistem musculoskeletal lebih banyak terdiri dari tulang
rawan daripada tulang keras, namun proses osifikasi berlangsung dengan sangat
h. Perubahan pencernaan
Refleks menghisap dan menelan ASI sudsh dapat dilakukan bayi saat bayi
diberikan kepads ibu bayinya untuk menyusu. Kemampuan bayi untuk mencerna,
menyerap dan metabolisme bahan makanan sudah adekuat tetapi terbatas pada
fungsi-fungsi tertentu.
i. Perubahan perkemihan
Pada bayi semua struktur ginjal sudah ada tetapi kemampuan ginjam untuk
belum maksimal. Volume output urine total per 24 jam sekitar 200-300 ml sampai
a. Hipotermi
Hipotermi adalah kondisi dimana suhu tubuh <36°c atau kedua kaki dan
44
b. Hipertermi
termoregulasi. Hal ini terjadi ketika tubuh menghasilkam atau menyerap lebih
banyak panas daripada mengeluarkan panas. Gejala yang biasa terjadi adalah
c. Hiperglekemia
Hiperglekemia atau gula darah tinggi adalah suatu kondisi dimana jumlah
glukosa dalam plasma darah berlebihan. Hiperglekemia disebabkan oleh ibu hamil
d. Tetanus Neonaturum
Tetanus Neonaturum adalah oenyakit yang diderita oleh bayi baru lahir
yang disebabkan karena hasil klostridium tetani. Tanda gejala seperti suhu tubuh
e. Gangguan pernapasan
Gangguan pernapasan pada bayi baru lahir dapat terjadi oleh berbagai
Penyebab gangguan pernapasan pada bayi baru lahir antaralain sebagai berikut :
f. Dehidrasi
Kadar air dalam tubuh tanpa jaringan lemak 82%. Apabila kehilangan
cairan 5% atau lebih, akan terjadi dehidrasi. Gejala yang sering terjadi adalah bayi
45
mengantuk, tampak kehausan, kulit, bibir dan lidah kering, saliva menjadi kental,
mata dan ubun-ubun cekung, warna kulit pucat atau sianosis, turgor kulit
g. Ikterus
peningkatan kadar bilirubin dalam. Ikterus ada yang terjadi secara fisiologis dan
ada patologis. Ikterus yang patologis terjadi pada lebih dari hari ketiga dan
4. Kunjungan Neonatal
(b) Hidung dan mulut : bibir dan langit-langit tidak adanya sumbing, reflek hisap
(e) Dada : tampak simetris, brntuk, puting susu menonjol, bunyi napas dan bunyi
jantung normal
(f) Ektremitas : periksa apakah gerakan normal dan jumlah kelengkapan jari-jari.
(h) Perut : melihat bentuk perut, penonjolan sekitar tali pusat saat menangis,
46
(i) Genetalia : Laki- laki, melihat testi berada dalam sakrum atau tidak, ujung
penis berlubang atau tidak. Perempuan , melihat vagina berlubang atau tidak,
uretra berlubang atau tidak, labia mayora menutupi labia minora, labia
(j) Tungkai dan kaki : apakah gerakan normal atau tidak, melihat kelengkapan
jari-jari.
(k) Punggung dan anus : terdapat pembengkakan atau tidak, cekungan dan
(l) Kulit : Verniks, warna kulit, ada pembengkakan atau bercak darah atau tidak
(7) Gangguan gastrointernal, misal tidak bertinja selama 3 hari, muntah terus
menerus, perut membengkak, tinja hijau tua atau berdarah, mata bengkak
(1) Pertahanankan sisi tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara
47
(3) jika tali puat terkena tinja atau kotoran cuci dengan sabun dan air bersih
lalu keringkan.
48
7. Konseling terhadap ibu dan keluarga untuk memberikan ASI Ekslusif,
nifas (Postnatal care) dan asuhan bayi baru lahir (Neonatal care).
bayi baru lahir, sehingga dapat menurun kan atau menghilangkan angka kesakitan
keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan
49
perencanaan salah satu kriteria perencanaan yaitu melakukan rencana tindakan
data/ informasi yang akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan
2. Interprestasi Data
Pada langkah awal ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi yang benar atas dasar
bedasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi. Langkah ini
Segera.
50
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
masalah yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada langkah ini informasi atau
Pada asuhan ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan
pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan seluruh oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien atau anggota tim
kesehatan lainnya.
7. Mengevaluasi
Pada langkah ini dilakukan efektifan dari asuhan yang diberikan meliputi
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika benar memang efektif dalam
pelaksanaanya.
51
BAB III
TINJAUAN KASUS
a. Data Subjektif
a) Biodata Klien
Umur : 24 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Suku/Bangsa : Toraja/Indonesia
Alamat : Pamunsian RT 16
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
52
Usia klien saat menikah : 21 tahun
b) Keluhan Utama
Menarche : 14 tahun
HPHT : 21-02-2019
53
d) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
e) Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah dan tidak sedang menderita penyakit menurun
seperti asma, jantung, dan penyakit menular seperti HIV/AIDS, hepatitis, dan
TBC
Ibu mengatakan didalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak ada yang
menderita penyakit menurun seperti asma, jantung, dan penyakit menular seperti
f) Riwayat KB
(a) Trimester I
Ibu mengatakan pertama kali melakukan kunjungan ANC pada usia kehamilan 12
54
keluhan mual muntah, ibu dianjurkan untuk makan sedikit tapi sering, dan hindari
makanan yang merangsang muntah dan pemberian obat antimual B6 2x1 10 mg.
(b) Trimester II
Ibu mengtakan frekuensi pemeriksaan ANC 3x, pada usia kehamilan 17 minggu
dilakukan dipuskesmas dan ibu mengatakan tidak ada keluhan. Pemberian terapi
pinggang.
BAK
55
Keluhan : Tidak ada
BAB
Konsistensi : Lunak
(e) Pola Istirahat : Ibu mengatakan tidur siang ±1-2 jam, tidur malam ±6-7
jam.
i) Data Psikososial
Ibu mengatakan saat ini ibu merasa senang dalam masa kehamilannya saat ini.
(c) Spiritual
b. Data Objektif
a. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Composmentis
BB sebelum hamil : 49 kg
56
LILA : 27 cm
IMT : 25,4
Tanda-tanda Vital
TD : 110/90 mmHg
S : 36,6oC
RR : 20 x/menit
N : 73x/menit
b. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi
nyeri tekan
Muka : Tidak pucat, tidak ada chloasma, tidak ada odema, tidak
infeksi.
Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada cuping
hidung.
Mulut : Bibir tampak lembab, tidak ada karies gigi, lidah bersih,
tonsil.
57
Payudara : Simetris, terdapat pembesaran payudara, putting susu
b) Palpasi
jugularis.
Abdomen
(ekstremitas).
goyangkan.
Leopold 4 : Kepala belum masuk PAP
TFU : 33 cm
= 20 x 155
= 3100 gram
a) Auskultasi
58
DJJ : 135 x/menit
Intensitas : Teratur.
b) Perkusi
c. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 10,6 mg/dl
VCT : Non-Reaktif
HbSAG : Non-Reaktif
Sifilis : Non-Reaktif
ASSESMENT
Anemia ringan.
3. Kebutuhannya :
satunya anemia
59
f. Memberikan KiE tentang tanda-tanda persalinan
PENATALAKSANAAN
1. Melakukan pendekatan teraupetik pada ibu agar terjalin hubungan baik antara
pasien dan petugas kesehatan denagn cara senyum, salam, sapa, sopan, dan
santun.
S : 36,6oC BB : 56,5 kg
RR : 20 x/menit TB : 149 cm
Djj : 145×/Menit
60
3. Menjelaskan kepada ibu mengenai kondisi kehamilannya dengan keadaan anemia
yaitu molekul protein dalam sel darah merah yang bertugas membawa oksigen
pemeriksaan Hb normal ibu hamil 11 gr/dl. Ibu dianjurkan terapi obat yaitu :
pembentukan sel darah merah dan untuk mencegah anemia dosis 3x1
gigi janin dalam kandungan dan juga untuk membentuk tulang yang
4. Memberi KIE tentang nutrisi yaitu banyak memakan sayuran yang mengandung
zat besi seperti bayam, hati ayam, makanan yang berbahan kedelai seperti
61
e) Bayi mengalami anemia dan gangguan tumbuh kembang
diberikan
b) Pandangan Kabur
h) Menganjurkan ibu jika mengalami salah satu atau beberapa tanda bahaya di
Evaluasi : Ibu sudah mengetahui tentang tanda bahaya dia atas dan ibu bersedia
a) Perut terasa mulas dan kencang semakin lama dan sering dengan durasi 3-4 kali
dalam 10 menit
c) Keluar cairan ketuban dari jalan lahir akibat pecahnya selaput ketuban
tanda tanda persalinandi atas, agar proses persalinan dapat segera ditolong oleh
petugas kesehatan.
62
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang tanda-tanda persalinan dan segera periksa
jika mengalaminya.
9. Memberitahu ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi yaitu pada hari
senin tanggal 15-11-2019 atau jika ibu ada keluhan atau masalah.
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan atau
masalah.
2. Kunjungan Ulang I
a. Subjekti
63
b. Objektif
a) PemeriksaanUmum
TD : 110/90 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
b) PemeriksaanFisik
(a) Inspeksi
Mulut : Tidak ada karies gigi, lidah bersih, gusi tidak berdarah.
Odem.
64
(b) Palpasi
Abdomen
TFU : 32 cm
= 20 x 155
= 3100 gram
a) Auskultasi
b) Pemeriksaan penunjang
Hb : 11,3 gr/dl
65
Assesment
3. Kebutuhannya :
Planning
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dan janin dalam kondisi
baik.
TD : 110/90 mmHg
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
N : 85 x/menit
66
3. Memberitahu Ibu sakit pinggang yang dialami terjadi karena perubahan bentuk
tubuh pada ibu hamil sehingga menyebabkan titik gravitasi pada ibu hamil
membantu melatih otot pinggang, perut bawah, dan kaki. Anda bisa berjalan kaki,
berenang, atau melakukan yoga. Ingat, lakukan semua gerakan itu dengan hati-
Posisi tidur ibu hamil yang disarankan yaitu posisi miring ke samping dan bukan
telentang. Tekuk salah satu lutut dan tempatkan bantal di bawahnya. Letakkan
juga bantal di bawah perut dan di belakang punggung. Sebaiknya gunakan bantal
penyangga pada punggung saat berbaring atau duduk dalam waktu lama.
Anda lebih berisiko mengalami sakit pinggang saat hamil jika sebagian besar
waktu dihabiskan dengan duduk atau berdiri. Duduk atau berdiri dalam jangka
waktu yang terlalu lama dapat memicu kemunculan rasa sakit ini. Hindari terlalu
Mengenakan sepatu dengan hak datar yang nyaman saat bepergian dan hindari
berdiri dalam waktu lama. Seiring perut yang membesar, pemakaian sepatu hak
67
4. Memberikan KIE tentang Nutrisi kepada ibu
a) Nutrisi :
karbohidrat, dan vitamin contohnya (nasi, ikan, sayuran hijau atau bayam merah,
telur, hati ayam buah) dan ibu tidak dianjurkan untuk minum kopi dan teh.
b) Istirahat :
Memberitahu ibu untuk tidak bekerja atau mengangkat beban terlalu berat. Tidur
malam minimal 7-8 jam sehari dan tidur siang minimal 1 jam perhari
b) Sering BAK : Kurangi minum saat malam hari dan buang air
d) Susah tidur : Minum susu pada saat ingin tidur dan kurangi
e) Keram betis : Masase dan kompres hangat pada otot yang keram
Evaluasi : Ibu telah mengerti dan paham dari penjelasan yang disampaikan
a) Perdarahan pervaginam
68
b) Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit
c) Penglihatan kabur
Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau istirahat dan
jika makan dan minum dengan baik. Apa bila gerakan janin berkurang
bahkan tidak ada sama sekali yang mungkin terjadi adalah kematian janin
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan,
apabila perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh
sekali saja dan terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan
69
c) Menyiapkan segala keperluan ibu dan bayi
a) Perut terasa kencang semakin lama semakin sering dengan durasi 3-4 kali
10. Memberitahu ibu untuk datang kunjungan satu minggu lagi tanggal 23 November
kehamilannya lagi.
70
3.1.3 Kunjungan Ulang II
a. Subjek
b. Objektif
b) PemeriksaanUmum
TD : 110/90 mmHg
N : 85 x/menit
S : 36,5oC
RR : 20 x/menit
Hb : 13,4 gr/dl
c) PemeriksaanFisik
(a) Inspeksi
71
Mulut : Tidak ada karies gigi, lidah bersih, gusi tidak berdarah.
b) Palpasi
Abdomen
Leopold 1 : TFU,2 jari processus xipodeus (32 cm) jari dibawah, Bagian
(punggung).
TFU : 32 cm
= 20 x 155
= 3100 gram
(a) Auskultasi
72
Intensitas : Teratur
Hb : 13,4 gram/dl
Assesment
3. Kebutuhannya :
Planning
2. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dan janin dalam kondisi
baik.
TD : 110/90 mmHg
S : 36,oC
RR : 20 x/menit
73
N : 69 x/menit
Hb : 13,4 gram/dl
3. Menjelaskan kepada ibu sakit dibagian atas simfisis adalah hal umum yang
adalah, karena hormone relaxin yang akan membuat otot panggul dan jalan lahir
pelvic outlet mulai melebar sehingga membuat ruang untuk kepala bayi masuk
Cara mengatasinya, Hindari berdiri untuk jangka terlalu lama, kenakan sepatu
a) Nutrisi
karbohidrat, dan vitamin contohnya (Nasi, ikan, sayuran hijau atau bayam merah,
telur, hati ayam buah) dan ibu tidak dianjurkan untuk minum kopi dan teh.
b) Istirahat
Memberitahu ibu untuk tidak bekerja atau mengangkat beban terlalu berat. Tidur
malam minimal 7-8 jam sehari dan tidur siang minimal 1 jam perhari
74
5. Menjelaskan ketidaknyamanan kehamilan TM III dan penanganannya
b) Sering BAK : Kurangi minum saat malam hari dan buang air kecil
sebelum tidur.
d) Susah tidur : Minum susu pada saat ingin tidur dan kurangi minum pada
malam hari.
e) Keram betis : Masase dan kompres hangat pada otot yang keram
Disampaikan.
a) Perdarahan pervaginam
Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah sakit kepala
c) Penglihatan kabur
Pecahnya selaput janin sebelum waktunya merupakan tanda bahaya karena dapat
75
e) Gerakan janin berkurang
Gerakan janin akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring atau istirahat dan jika
makan dan minum dengan baik. Apa bila gerakan janin berkurang bahkan tidak
ada sama sekali yang mungkin terjadi adalah kematian janin dalam rahim (IUFD)
Nyeri perut yang hebat termasuk dalam tanda bahaya dalam kehamilan, apabila
perut ibu terasa sangat nyeri secara tiba-tiba bahkan jika disentuh sekali saja dan
terasa sangat keras seperti papan serta disertai perdarahan pervaginam ini
a) Perut terasa kencang semakin lama semakin sering dengan durasi 3-4 kali
76
9. Memberitahu ibu untuk tetap meminum obatnya dirumah seperti
10. Memberitahu ibu untuk datang periksa jika ada tanda-tanda persalinan yang telah
Evaluasi : Ibu bersedia untuk datang periksa jika ada tanda-tanda persalinan
d. Subjektif
c) Ibu mengatakan perut terasa kencang-kencang dan keluar lendir sejak pagi
e. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
77
(c) Tanda-tanda Vital
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5 C
b. Pemeriksaan Fisik
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
Abdomen
TFU : 32 cm.
(ekstremitas).
Perlimaan : 1/5
His : Adekuat.
78
(c) Auskultasi
Itensitas : Teratur
Portio : Lunak
Ketuban : Utuh
Pembukaan : 4 cm
Pendataran : Memendek
Presentasi : Kepala
Penurunan : Hodge 2
Assement
Planning
Manajemen Kala I
1) Melakukan penedekatan terapeutik dengan senyum, sapa, salam, sopan dan santun
79
Tabel 3.2 Obervasi djj, his dan pembukaan
(Dalam 10 menit)
4) Menganjurkan ibu untuk makan dan minum agar ibu tetap memiliki tenaga saat
bersalin nanti.
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi saat ada kontraksi dengan
menarik nafas panjang dari hidung dan keluarkan lewat mulut agar rasa sakit
berkurang
80
8) Mnganjurkan ibu meneran yang benar, saat pembukaan lengkap dan ibu merasa
b. Meneran dengan mulut tertutup,gigi ketemu gigi, mata terbuka melihat kearah
perut, posisi tangan memegang kedua paha, kepala terangkat, tarik nafas
Selmut, underpad, handuk besar 2 buah, kain alas bokong,baju bayi pembalut
ibu.
Tempat sampah medis dan non medis, safety box kom air DTT, kom air
clorin, Plastik dan kom untuk plasenta, funduskop, nierbeken, kapas alcohol,
81
b. Alat perlindungan diri
Assament
G3P2A0 hamil 39 minggu, 2 hari janin tunggal hidup intrauterine inpartu kala II
Planning
Manajemen Kala II
Evaluasi:
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin kuat pada rektum dan vagina
Untuk ibu :
82
a. Menggelarkan kain diatas perut ibu
3) Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan
sabun dan air bersih mengalir, kemudian keringkan tangan dengan tissue atau
5) Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa dalam
sarung tanagan DTT dan steril (Pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
b. Buang kapas atau kassa pembersih (terkontaminasi) dalam wadah yang telah
tersedia
83
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dekontaminasi, lepaskan dan rendam
dalam larutan klorin 0,5%). Cuci tangan setelah sarung tangan dilepaskan dan
a. Bila selaput ketuban masih utuh dan pembukaan sudah lengkap, maka lakukan
amniotomi
tangan ke dalam larutan klorin 0,5%. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan
terbalik, dan rendam dalam larutan klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci kedua
10) Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi)
patograf
84
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES
PERSALINAN
11) Memberitahukan bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup
baik, kemudian bantu ibu menemukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginannya.
b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang peran mereka untuk mendukung dan
12) Minta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran (Bila ada rasa ingin
meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu keposisi setengah duduk atau
keinginannya
13) Laksanakan bimbingan meneran pada saat Ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontraksi kuat.
b. Dukung dan beri semnagat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (Kecuali posisi
85
e. Anjurkan keluarga memberi dukungan dan semangat untuk Ibu
h. Segera rujuk jika Bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan
lengkap dan pimpin meneran ≥120 menit (2jam) pada Primigravida atau ≥160
14) Anjurkan Ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman,
jika ibu belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit
15) Letakkan handuk bersih(untuk mengeringkan Bayi) di perut Ibu, jika kepala Bayi
Evaluasi: Handuk bersih telah diletakkan di perut ibu dan kepala bayi telah
16) Letakkan kain bersih dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong Ibu
17) Buka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat dan bahan
86
VI. PERTOLONGAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
Lahirnya Kepala
19) Setelah tampak kepala Bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva, maka
lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan belakang kepala Bayi untuk mempertahankan
posisi fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan Ibu untuk meneran
20) Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas
kepala Bayi
b. Jika tali pusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat di 2 tempat dan potong
21) Setelah kepala lahir, tunggu kepala Bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
Lahirnya Bahu
22) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, pegang kepala bayi secara
biparental. Anjurkan Ibu untuk meneran saat kontraksi. Dengan lembut gerakkan
kepala kearah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis
dan kemudian gerakkan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang
87
Lahirnya Badan dan Tungkai
23) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri lengan dan siku anterior bayi serta menjaga bayi
terpegang baik
24) Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara
kaki dan pegang masing-masing mata kaki dengan Ibu jari dan jari-jari lainnya)
Bila salah satu jawaban adalah “TIDAK” lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia
Bayi baru lahir (lanjut ke langkah resusitasi pada asfiksia Bayi baru lahir)
Evaluasi: Bayi cukup bulan. Menangis kuat, bernafas dengan baik dan Bayi
bergerak aktif.
Keringkan Bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali bagian
yang kering. Pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian bawah
ibu
88
Evaluasi: Bayi telah dikeringkan dengan handuk bersih dan bayi dalam posisi
27) Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
28) Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan
baik
29) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikan oksitosin 10 unit IM
oksitosin)
30) Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-kira 2-3 cm
dari pusat bayi. Gunakan jari telunjuk dan jari tengah tangan yang lain untuk
mendorong isi tali pusat kearah distal (Ibu) dan klem tali pusat pada sekitar 2 cm
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah di jepit (lindungi perut bayi),
Evaluasi: Telah dilakukan pengguntingan tali pusat dan penjepitan tali Pusat.
89
32) Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu dan bayi. Luruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibu/perut ibu. Usahakan kepala
bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari putting susu
a. Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi di kepala bayi
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam
waktu 30-60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10-
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusui.
1. Subjektif
2. Objektif
a. Pemeriksaan Umum
2) Kesadaran : composmentis
3) Tanda-tanda vital
90
d). Suhu : 36,5ºC
4) TFU : sepusat
Assament
Planning
33) Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34) Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (di atas simfisis), untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan yang lain memegang klem untuk menegangkan tali
pusat
35) Saat uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang
(untuk mencegah inverso uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
hentikan penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya
a. Jka uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami, atau anggota keluarga
Mengeluarkan Plasenta
36) Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata
diikuti dengan pergeseran tali pusat ke arah distal, maka lanjutkan dorongan ke
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya di tegangkan ( jangan ditarik secara
kuat terutama jika uterus tidak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir
b. Jika tali pusat bertambah Panjang, pindahkan klem hingga berjarak 5-10 cm
kosong
5. Jika plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir atau jika terjadi
Evaluasi: Penegangan tali pusat telah dilakukan dan tidak terjadi penegangan
37) Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan.
Pegang dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan
92
a. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung tangan DTT atau steril untuk
38) Segera setelah plasenta lahir dan selaput ketuban lahir, lakuka masase uterus,
Menilai Perdarahan
39) Evaluasi kemungkinan perdarahan dan laserasi pada vagina dan perineum.
Lakukan penjahitan bila terjadi laserasi derajat 1 atau derajat 2 atau menimbulkan
40) perdarahan. Bila ada robekan yang menimbulkan perdarahan aktif, segera
lakukan penjahitan.
41) Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi (maternal-fetal) pastikan
selaput ketuban lengkap dan utuh masukkan plasenta ke dalam kantong plastik
Evaluasi: Kedua sisi plasenta pada ibu dan bayi utuh dan lengkap dan telah
93
Management kala IV
1. Subjektif
2. Objektif
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Nadi : 79 x/menit
Pernafasan : 21x/menit
Suhu : 36℃
TFU : sepusat
Perdarahan : 20cc
Assament
P3A0 Kala IV
Planning
Manajemen Kala IV
94
IX. ASUHAN PASCA PERSALINAN
43) Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
Evaluasi
45) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tanagan ke dalam larutan klorin
0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas air DTT tanpa melepas
sarung tangan kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih
dan kering
46) Ajarkan ibu atau keluarga cara melakukan mesase uterus dan menilai kontraksi
47) Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
49) Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik (40-60x/m)
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
ke rumah sakit
b. Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke RS Rujukan
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak
95
Kebersihan dan Keamanan
50) Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan sisa cairan ketuban, lender dan darah di ranjang atau sekitar ibu
berbaring menggunakan larutan klorin 0,5% lalu bilas dengan air DTT. Bantu ibu
51) Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga
Evaluasi: Ibu merasa nyaman dan ibu sudah menyusu bayinya. Ibu sudah makan
dan minum
52) Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
53) Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang telah disediakan.
medis
55) Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan
klorin 0,5%, lepaskan sarung tangan keadaan terbalik dan rendan dalam larutan
klorin 0,5%
96
56) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
intramuskuler di paha kiri bawah lateral dan salep mata profilaksis infeksi dalam 1
58) Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan (setelah 1 jam kelahiran bayi). Pastikan
kondisi bayi tetap baik (pernafasan normal 40-60 x/menit) dan temperature tubuh
59) Setelah satu jam pemberian Vitamin K1, berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di
paha kanan bawah lateral. Letakkan bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-
60) Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam dalam larutan klorin
Evaluasi: sarung tangan telah di lepas dan di rendam dalam larutan klorin 0,5%
97
61) Cuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir kemudian kringkan
pst
60) Partograf
A. IBU
a. Subjektif
f. Objektif
a) PemeriksaanUmum
KeadaanUmum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda Vital
TD : 100/70 MmHg
Nadi : 79 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36, C
b) PemeriksaanFisik
Payudara : Simetris antara kanan dan kiri tidak ada benjolan, putting
susu menonjol,
colostrum.
Genetalia
Perdarahan : ± 10 cc
Laserasi : Derajat 1
99
Lochea : Rubra
Assament
Planning
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan beritahu ibu bahwa kondisinya
TD : 100/70 MmHg
Nadi : 79 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36 C
Perdarahan : ± 10 cc
Lochea : Rubra
2. Memberitahu ibu bahwa mules yang ibu rasakan adalah normal di karena kan
kontraksi uterus kembali keukuran semula dan akan hilang pada hari ke 2-4.
Protein ( telur, ikan, daging, kacang-kacangan) , buah dan sayuran seperti daun
100
katuk, wortel, bayam untuk memperbanyak ASI serta minum air secukupnya
minimal 8 gelas/hari
punggung bayi.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang teknik menyusui yang baik dan benar
6. Memberikan KIE tentang tanda bahaya nifas dan memberitahu ibu jika
mengalami salah satu atau beberapa tanda bahaya di bawah segera periksa
a) Perdarahan pervaginam
d) Demam tinggi
101
e) Darah nifas yang berbau busuk
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya nifas dan bersedia periksa jika
mengalaminya
7. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat oral yaitu Vitamin A
1x1 untuk memperlancar ASI, Besi Sulfat 500 mg 1xl sebagai penambah darah
8. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu pada tanggal 29-11-2019
9. Dokumentasi
B. BAYI
a. Subjektif
b. Objektif
a) Pemeriksaan Umum
Assament
102
Bayi baru lahir usia 1 hari
Planning
Pernafasan : 42 x/menit
Suhu : 36,4 C
BB : 2950 gram
Muntah : (-)
2. Memberikan Pendidikan kesehatan tentang tanda bahaya pada BBL, yaitu suhu
tubuh kurang dari 36,5 C atau suhu tubuh lebih dari 37,2 C, muntah terus
menerus, bayi biru, dehidrasi, tidak BAB dalam 3 hari atau tidak BAK dalam 24
jam, tali pusat yang berbau busuk dan terdapat tanda-tanda infeksi. Jika terdapat
salah satu tanda bahaya diatas maka segera untuk datang ketenaga kesehatan
terdekat.
Evaluasi :Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya pada BBL dan bersedia datang
3. Menganjurkan pada ibu untuk tetap menjaga kehangatan pada bayi agar bayi tidak
103
4. Menjelaskan kepada ibu cara merawat tali pusat dengan tidak membubuhi apapun,
Evaluasi :Ibu sudah mengetahui tentang perawatan tali pusat pada bayinya.
5. Menganjurkan ibu untuk mengganti popok bayi secara teratur setiap kali habis
6. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin (on
demand).
7. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang 3 hari lagi yaitu pada tanggal 29-11-2019
8. Dokumentas.
A. IBU
a. Subjektif
b. Objektif
a) Pemeriksaan Umum
104
(b) Kesadaran : Composmentis
TD : 110/80 MmHg
Nadi : 76 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36ºC
b) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada benjolan, tidak ada
ASI lancar.
Abdomen
Genetalia
Perdarahan : ± 10 cc
Lochea : Rubra
Laserasi : Derajat 1
Assament
Planning
baik.
105
TD : 110/80 MmHg Nadi : 76 x/menit
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand 1-2 jam sekali.
Evaluasi : Ibu telah mengerti tentang informasi yang diberikan dan bersedia
melakukannya.
4. Memberitahu ibu tentang tanda bahaya nifas dan menganjurkan ibu jika
mengalami beberapa atau salah satu tanda bahaya di atas segera periksa ke
a. Perdarahan pervaginam
d. Demam tinggi
5. Menjelaskan kepada ibu tentang metode kontrasepsi lain baik untuk ibu
menyusui yaitu :
106
a. KB suntik 3 bulan yang mengandung hormon progestin disuntik secara
dicabut setiap saat. Kerugian KB ini yaitu nyeri kepala, peningkatan berat
c. KB IUD adalah benda kecil yang terbuat dari benda plastik yang lentur,
serta memiliki beanng. KB ini akan efektif segera setelah digunakan, metode
ini jangka panjang efektif karena tidak perlu mengingat-ingat lagi, tidak
Kerugiannya yaitu pereubahan siklus haid, haid menjadi lama dan banyak,
saat haid lebih sakit dan tidak mencegah IMS termasuk HIV.
6. Menjadwalkan ibu kunjungan ulang pada tanggal 13-12-2019 atau jika ada
107
Evaluasi: Ibu bersedia datang pada kunjungan ulang
7. Melakukan pendokumentasian
B. Bayi
a. Subjektif
b. Objektif
(f) Keadaan Tali pusat : Baik, tidak ada perdarahan, tampak kering
Assament
Planning
Pernafasan : 46 x/menit
Suhu : 36,5ºC
108
Berat badan : 3100 gram
2. Melakukan perawatan tali pusat dengan menjaga kebersihan tali pusat dan tidak
3. Menganjurkan ibu agar memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan tanpa makanan
tambahan dan anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin minimal
a) Bayi tidak mau menyusu, bayi sulit menghisap atau hisapan lemah
Jika terdapat salah satu tanda bahaya di atas segera periksa ke tenaga kesehatan
terdekat.
5. Menganjurkan ibu untuk ganti popok bayi secara teratur setiap BAK/BAB serta
109
Evalusai: Ibu mengerti dan bersedia membawa bayinya untuk di imunisasi
7. Dokumentasi
A. IBU
a. Subjektif
b. Objektif
a) Pemeriksaan Umum
TD : 110/80 MmHg
Nadi : 75 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36ºC
b) Pemeriksaan Fisik
Payudara : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada benjolan, tidak
pengeluaran ASI.
110
Abdomen
Genatalia
Pedarahan : 5 cc
Lochea : Alba
Assessment
Planning
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu dan bayi dalam
keadaan normal
b. Nadi : 75 x/menit
c. Pernafasan : 20 x/menit
d. Suhu : 36,2oc
b. Nadi : 139x/menit
c. Pernafasan : 46x/menit
d. Suhu : 36,2oc
111
Evaluasi : Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan dan Ibu mengerti dengan
2. Menjelaskan pada ibu untuk tetap mempertahankan pemenuhan pola nutrisi yang
seimbang yaitu karbohidrat (nasi, kentang, roti), protein (tahu, tempe, daging,
ikan, telur), vitamin (sayur dan buah). Dan memperbanyak konsumsi makanan
memberitahu ibu tentang nutrisi yang dapat memperlancar ASI seperti daun katuk,
bayam, wortel, kacang-kacangan, buah papaya, daging, ikan dan minum air putih
teratur.
Evaluasi : Ibu bersedia untuk melakukan pola nutrisi yang sehat dan seimbang
genetalia setelah BAK dengan cara membasuh vagina dari depan kebelakang, dan
mengganti pembalut setiap kali BAK dan BAB, serta tidak membasuh vagina
4. Memberi tahu ibu cara untuk merawat tali pusat dengan tidak memberikan apapun
112
6. Melakukan dokumentasi
B. Bayi
a. Subjektif
b. Objektif
(g) Keadaan Tali pusat : Baik, tidak ada perdarahan, tampak kering
Assessment
Planning
Suhu : 36.4oc
RR : 39x/menit
3. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukaan ASI Eksklusif yaitu dengan hanya
memberikan ASI sampai bayi berumur 6 bulan dan dilanjutkan hingga umur 2
tahun
4. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan imunisasi BCG pada hari ini untuk
Evaluasi : Ibu bersedia melakukan imunisasi BCG pada bayinya hari ini
5. Melakukan pendokumentasian
114
BAB IV
PEMBAHASAN
antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah penulis
lakukan mulai dari ante natal care, intra natal care, bayi baru lahir, post
natal care, neonatus, dan pelayanan kontrasepsi pada Ibu I usia 24 tahun G3P2A0
hasil wawancara penulis dan klien sebanyak 3 kali. Pada kehamilan ini klien telah
Adapun informasi yang di dapatkan yaitu klien dengan status gizi baik
dilihat dari penambahan berat badan klien selama hamil. Kenaikan berat badan
115
yang dialami Ny.I adalah 9 kg yaitu dari berat badan sebelum hamil 49 kg
menjadi 59 kg dan IMT Ny.I adalah 25,4. Hal tersebut berada dalam batas normal
yaitu bahwa kenaikan berat badan ibu hamil dalam batas normal adalah 0,5 kg
perminggu, seperti teori yang dikemukakan oleh The Institute of medicine (1990)
yang dikuti dalam buku karya Husin (2015) yang menyatakan bahwa kisaran
anemia ringan dengan Hb 10,6 gr/dL. Hal ini disebabkan karena Ny.I jarang
darah. Pada kunjungan ulang I , Hb Ny.I sudah dalam batas normal yaitu 11,3
gr/dl. Ny.I mendengarkan serta melakukan yang apa telah dianjurkan seperti rutin
meminum tablet Fe (Hufabion 320 mg) dosis 2x1 dan banyak memakan sayuran
yang mengandung zat besi yaitu bayam, hati ayam, dan makanan yang berbahan
Palpasi abdomen dengan perasat leopold pada klien pada kunjungan (ANC) I
didapatkan hasil pada Leopold I tinggi fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan,
teraba bagian lunak, tidak bulat dan tidak melenting (bokong janin) di bagian
janin) di bagian sebelah kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil janin di
sebelah kiri perut ibu. Leopold III pada bagian bawah uterus (segmen bawah
rahim) teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala janin) dan tidak bisa
116
digoyangkan dan Leopold IV bagian terendah janin belum masuk PAP
(Konvergen).
Hal ini sesuai teori (Saifuddin 2014), yaitu Leopold I didapatkan pada
fundus teraba bagian lunak, tidak bulat dan tidak melenting (bokong janin). Pada
Leopold II di bagian sebelah kanan perut ibu teraba bagian keras, memanjang
seperti papan (punggung janin) dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah
kiri perut ibu. Pada leopold III didapatkan pada bagian bawah uterus (SBR)
teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala janin) dan tidak bisa
digoyangkan dan pada Leopold IV bagian terendah janin sudah masuk PAP
fundus uteri sesuai dengan usia kehamilan, teraba bagian lunak, tidak bulat dan
tidak melenting (bokong janin) di bagian fundus. Leopold II teraba bagian keras,
memanjang seperti papan (punggung janin)di bagian kanan perut ibu dan teraba
bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri perut ibu. Pada Leopold III didapatkan
pada bagian bawah uterus (SBR) teraba bagian keras, bulat dan melenting (kepala
janin) dan tidak bisa digoyangkan dan pada Leopold IV bagian terendah janin
Hal ini sesuai teori (Saifuddin 2014), yaitu Leopold I pada fundus teraba
bagian lunak, tidak bulat dan tidak melenting (bokong janin). Leopold II di bagian
sebelah kanan perut ibu teraba bagian keras, memanjang seperti papan (punggung
janin) dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri perut ibu. Pada Leopold
III didapatkan pada bagian uterus (SBR) teraba bagian keras, bulat dan melenting
(kepala janin) dan sebagian masih bisa digoyangkan dan pada Leopold IV bagian
117
Pada kunjungan (ANC) III didapatkan hasil pada Leopold I tinggi fundus
uteri sesuai dengan usia kehamilan, teraba bagian lunak, tidak bulat dan tidak
memanjang seperti papan (punggung janin) di bagian sebelah kanan perut ibu dan
teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah kiri perut ibu. Pada Leopold III
didapatkan pada bagian uterus (SBR) teraba bagian keras, bulat dan melenting dan
sebagian tidak dapat digoyangkan terhadap panggul dan pada Leopold IV bagian
Hal ini sesuai dengan teori (Saifuddin 2014), yaitu Leopold I didapatkan
pada fundus teraba bagian lunak, tidak bulat dan tidak melenting (bokong janin).
Leopold II di bagian sebelah kanan perut ibu teraba bagian keras, memanjang
seperti papan (punggung janin) dan teraba bagian-bagian kecil janin di sebelah
kiri perut ibu. Pada Leopold III didapatkan pada bagian uterus (SBR) teraba
bagian keras, bulat dan melenting (kepala janin) dan sebagian tidak dapat
digoyangkan terhadap panggul dan pada Leopold IV bagian terendah janin sudah
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang
proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyaman yang
meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan
dan perawatan. Nyeri pinggang dan sakit dibagian simfisis merupakan salah satu
2010). Hal inilah yang dirasakan oleh klien. Ibu I yaitu merasakan nyeri pada
pinggang dan sakit dibagian simfisis selama kehamilannya di Ttrimester III ini.
118
Penulis menjelaskan bahwa nyeri pinggang dan sakit dibagian simfisis merupakan
ketidaknyaman pada kehamilan Trimester III dan itu merupakan hal yang
hidup dari dalam uterus ke dunia luar. Persalinan dan kelahiran normal merupakan
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42
dalam waktu 18 jam, tanpa komplikasi baik ibu maupun janin (Jannah,2015).
Teori ini sesuai dengan usia kehamilan Ibu I pada saat proses persalinan yaitu 38-
39 minggu.
turun masuk PAP, perut kelihatan lebih melebar dan TFU turun, sering BAK atau
sulit BAK karena kandung kemih tertekan bagian bawah janin, perasaan nyeri
diperut dan pinggang oleh adanya kontraksi uterus, serviks menjadi lembek,
robekan kecil pada serviks, kadang ketuban pecah dengan sendirinya, pada
pemeriksaan dalam serviks mendatar dan telah ada pembukaan. Teori ini sesuai
dengan keadaan kala I yang di alami Ibu I, yaitu keluar lendir dan darah dari jalan
lahir dan nyeri perut bagian bawah tembus ke pinggang sejak pukul 04.00 WITA.
Saat di periksa dalam pada pukul 04.30 WITA didapatkan hasil pembukaan 4 cm
porsio tebal lunak, tidak ada bagian-bagian terkecil janin disekitar bagian terendah
janin, tidak ada molase, presentasi kepala, ketuban utuh, hodge I dengan his 3 kali
119
dalam 10 menit lamanya 35 detik. Pada pukul 08:39 WITA pembukaan 6 cm
porsio tebal lunak,, tidak ada bagian-bagian terkecil janin disekitar bagian
terendah janin, tidak ada molase, presentasi kepala, hodge II dengan his 4 kali
tipis, tidak ada bagian-bagian terkecil disekitar bagian terendah janin,his 5x dalam
10 menit lamanya 45 detik. Ketuban pecah pada pukul 09.55 WITA warna jernih
pembukaan 10 cm, penurunan kepala hodge III, tidak ada bagian-bagian terkecil
janin disekitar bagian terendah janin, his 5 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik.
persalinan di pengaruhi oleh power (HIS), passanger (janin dan plasenta), passage
(jalan lahir). Proses kala I yang cepat ini dikarenakan HIS yang adekuat, tafsiran
berat badan janin yang tidak terlalu besar serta Ibu I yang pernah mengalami
persalinan pervaginam sebanyak dua kali. Selain itu faktor yang mempengaruhi
proses persalinan Ibu I berjalan dengan sangat cepat adalah karena pada saat
lengkap tampak bagian kepala janin melalui pembukaan introitus vagina, ada rasa
ingin meneran saat kontraksi, ada dorongan pada rektum atau vagina, perinium
lendir dan darah (Asrinah,2010). Hal ini sesuai dengan gejala dan tanda persalinan
pada Ibu I yaitu pada pukul 10.05 WITA dilakukan pemeriksaan dalam
pembukaan 10 cm, kontraksi 4 kali dalam 10 menit durasi 50 detik dan intensitas
120
kuat, tampak pengeluaran lendir darah, klien merasa ingin meneran saat ada
kontraksi serta klien merasakan ada perasaan ingin BAB. Pada pukul 10.20 WITA
bayi Ibu I lahir. Manajemen aktif kala III sesuai dengan teori dimulai saat setelah
pelepasan plasenta; terjadi perubahan bentuk uterus dan tinggi fundus uteri, tali
pusat memanjang atau menjulur keluar melalui vagina dan vulva, adanya
semburan darah secara tiba-tiba, kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit
Penulis melakukan manajemen aktif kala III yang terdiri dari langkah
utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama bayi baru lahir,
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri. Kala III Ibu I
berlangsung dengan baik dan normal tanpa adanya penyulit. Lama kala III
berlangsung sekitar 15 menit. Biasanya plasenta lepas dalam 6-15 menit setelah
bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri sesuai teori
Persalinan kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam
terjadi pada dua jam pertama setelah melahirkan, hal penting yang perlu
kemih, dan perdarahan (Tando, Marie Naomy. 2013). Hasil pemantauan kala IV
Ibu I masih dalam batas normal dengan jumlah perdarahan ±90 ml dan tidak ada
perdarahan postpartum. Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
121
Dapat disimpulkan bahwa proses persalinan Ibu I dari kala I sampai
dengan kala IV berjalan dengan baik dan normal tanpa adanya penyulit.
Bayi baru lahir normal mempunyai ciri-ciri berat badan lahir 2500-4000
gram, umur kehamilan 37-40 minggu, bayi segera menangis, gerak aktif, kulit
kemerahan, menghisap ASI dengan baik, dan tidak ada cacat bawaan (Kementrian
Kesehatan RI,2010). Teori ini sesuai dengan bayi Ibu I yang lahir saat usia
kehamilan 39 minggu 2 hari dan berat saat lahir adalah 2.950 gram. Tafsiran
berat badan janin adalah 3100 gram sedangkan berat bayi lahir adalah 2.950 gram,
Kesenjangan ini sesuai dengan teori Mochtar (2011) bahwa tafsiran berat badan
janin di pengaruhi oleh volume cairan ketuban, obesitas ibu, dan kelainan rahim.
Bayi lahir pukul 10.20 WITA. Pada saat lahir penulis segera melakukan penilaian
selintas dan apgar score pada bayi Ibu I. Didapatkan hasil apgar score bayi Ibu I
adalah 8/9, penilaian ini masih dalam batas normal karena nilai untuk asfiksia
sesuai dengan teori yaitu melakukan resusitasi bayi baru lahir, pengikatan dan
pemotongan tali pusat, perawatan tali pusat, inisiasi menyusui dini, profilaksis
mata, pemberian injeksi vitamin K, pengukuran anthopometri bayi baru lahir dan
Segera setelah lahir bayi dilakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) selama 1
jam. IMD adalah permulaan kegiatan menyusu dalam 1 jam pertama setelah bayi
lahir. IMD juga bisa diartikan sebagai cara bayi menyusu satu jam pertama setelah
lahir dengan usaha sendiri denga kata lain menyusu bukan disusui. Cara bayi
122
melakukan inisisai menyusui dini ini dinamakan The Breast Crawl atau
Setelah satu jam dilakukan IMD, bayi segera dilakukan pemeriksaan fisik
dan segera diberi injeksi vitamin K (1 mg) pada paha kiri anterolateral dan bayi
diberikan salep mata oxytetrasiklin 1 % pada mata kanan dan kiri. Pada
pemeriksaan fisik bayi baru lahir Ibu M tidak ditemukan adanya kelainan.
dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil. Masa
persalinan). Kunjungan II (4-28 hari setelah persalinan) dan kunjungan III (29-42
Dalam masa nifas ini Penulis telah melakukan kunjungan nifas pada Ibu I
kunjungan II (3 hari setelah persalinan) dan kunjungan III (14 hari persalinan).
Hal ini sesuai dengan kunjungan nifas untuk melakukan pemantauan dan
suhu tubuh, pernafasan dalam batas normal dan pemeriksaan head to toe Ibu I
perawatan payudara, cara menyusui yang benar, nutrisi ibu menyusui dan
123
Pada pemeriksaan 6 jam setelah persalinan, lochea Ibu I berwarna merah.
Hal ini sesuai dengan teori menurut Rukiyah,dkk (2010) lochea rubra berwarna
merah karena mengandung darah. Ini adalah lochea pertama yang mulai keluar
segera setelah kelahiran dan terus berlanjut selama 1-2 hari pertama post partum.
Setelah persalinan, Ibu I menyusui bayinya. ASI Ibu I sudah keluar setelah
menghasilkan ASI.
involusi uterus, kontraksi uterus, tinggi fundus uteri, tidak ada perdarahan, menilai
adanya tanda-tanda infeksi masa nifas, memastikan ibu mendapatkan nutrisi yang
baik, memantau pola istirahat ibu, memastikan ibu menyusui dengan baik dan
(Prawirohardjo, 2010). Teori ini sesuai dengan yang penulis lakukan terhadap Ibu
I. Dari hasil pemeriksaan, kontraksi uterus Ibu I baik, tinggi fundus uteri 2 jari di
atas symfisis, hal ini sesuai dengan teori menurut Sulistyowati (2009) bahwa
tinggi fundus uteri pada 1 minggu setelah persalinan adalah 2 jari di atas simfisis.
Involusi uterus ini dikarenakan pemberian ASI segera setelah bayi lahir yang
uterus dapat berkontraksi dengan baik. Teori ini sesuai dengan kenyataan bahwa
124
Pada hasil pemeriksaan di kunjungan II ini juga tidak ditemukan adanya
tanda-tanda infeksi masa nifas. Tekanan darah, nadi, pernafasan serta suhu tubuh
makanannya, hal ini sesuai dengan teori Prawirohardjo (2010) bahwa intake
nutrisi ibu pasca persalinan harus ditingkatkan 10-20% selama masa menyusui.
Ibu I mengkonsumsi sayuran hijau, tempe,tahu, telur, dan ikan. Nutrisi yang
dikonsumsi Ibu I sesuai dengan teori Godham (2011) yaitu makanan yang
mengandung protein sangat baik untuk menggantikan sel-sel yang rusak setelah
lochea berwarna merah kecoklatan. Hal ini sesuai dengan teori bahawa lochea
memberikan penyuluhan (KIE) tentang perawatan ibu nifas, nutrisi ibu nifas dan
Kunjungan III 17 hari (2 minggu) ini memiliki tujuan yang sama dengan
pemeriksaan, TFU sudah tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori Maryunani,
Anik. (2015) bahwa tinggi fundus uteri pada 2 minggu setelah persalinan tidak
tekanan darah, nadi, pernafasan serta suhu tubuh dan head to toe Ibu I dalam
batas normal. Pada genitalia pengeluaran lochea berwarna putih krem. Sesuai
125
dengan teori bahawa lochea alba berhenti sekitar hari ke 2-6 minggu setelah
persalinan, lochea alba berwarna putih. Lochea alba mengandung leukosit, selaput
dapat menerima perannya sebagai ibu, hal ini terlihat dari keseharian Ibu I yang
kesesuaian dengan teori menurut Walyani & Purwoastuti (2015) bahwa periode
letting go adalah periode dimana ibu mulai mengambil tanggung jawab terhadap
126
BAB VI
PENUTUP
1. Kesimpulan
komprehensif pada Ibu I mulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas,
sebagai deteksi dini untuk mengurangi faktor-faktor resiko yang dapat terjadi
selama kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonatus dan pelayanan
kontrasepsi.
1) Asuhan kebidanan antenatal care pada Ibu I telah dilaksanakan sesuai teori
Varney’s. Masa hamil klien berjalan dengan normal, meskipun pada usia
untuk mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak zat besi dan meminum
sari kurma sehingga pada usia kehamilan klien 39 minggu hb klien sudah
mencapai angka normal bagi ibu hamil, klien melakukan pemeriksaan kehamilan
secara rutin. Penambahan berat badan ibu selama hamil pun telah memenuhi
2) Asuhan kebidanan intranatal care pada Ibu I telah dilaksanakan sesuai teori
Varney’s. Tidak ada penyulit selama proses persalinan Ibu I. Hal ini disebabkan
127
karena fisik dan psikis Ibu I telah dipersiapkan dengan baik sebelum persalinan
3) Asuhan kebidanan bayi baru lahir pada Ibu I telah dilaksanakan sesuai teori
Varney’s. Bayi Ibu I lahir sehat secara spontan tanpa kelainan konginental dengan
berat badan dan panjang badan yang normal dan sesegera mungkin dilakukan
IMD. Bayi pun telah diberikan Vitamin K1 dan obat tetes mata setelah lahir dan
4) Asuhan kebidanan postnatal care pada Ibu I telah dilaksanakan sesuai teori
Varney’s. Pada masa nifas tidak terjadi perdarahan dan infeksi yang ditandai
dengan tidak ada keluar lochea yang berlebihan dan tidak berbau. Ibu I telah
kanan, miring kiri, bangun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi sendiri.
Varney’s. Neonatus Ibu I mengalami kenaikan berat badan pada dua minggu
setelah kelahiran, dari 2.950 gram menjadi 3.100 gram. Asupan nutrisi yang
diterima neonatus tercukupi. Neonatus Ibu I juga tidak memiliki kelainan dan
2. Saran
melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil sesuai standar profesi kebidanan dan
128
dapat mengatasi kesenjangan yang terkadang timbul antara teori yang didapat
diperkuliahan dengan praktik dan yang nyata dilahan serta dapat mengaplikasikan
memberikan asuhan yang menyeluruh serta mendeteksi kelainan secara dini dan
kontrasepsi.
kemudian suami dan keluarga dapat memberi dukungan dan semangat kepada ibu
sehingga ibu dapat menjalani kehamilan, persalinan, nifas, perawatan bayi baru
129
DAFTAR PUSTAKA
BKKBN & Kemenkes RI. (2012). Pedoman Pelayanan Keluarga Berencana Pasca
Persalinan di Fasilitas Kesehatan BKKBN dan Kemenkes R.I. Jakarta: YBP-SP
Buku Panduan Praktik Pelayanan Kontrsepsi. 2011. Jakarta:EGC
Dinas Kesehatan RI. (2010). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta : Kementerian
Kesehatan RI.
Doenges. (2011). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta : Deepublish
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2009). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan
Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.
Hidayati. (2015). Panduan Belajar Asuhan Kebidanan I. Yogyakarta : Deepublish
JNPK-KR. (2010). Asuhan Persalinan Normal . J a k a r t a : J a r i n g a n
N a s i o n a l Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi, Perkumpulan Obstetri
GinekologiIndonesia (JNPK-KR/POGI), dan JHPIEGO Corporation.
Kenzie, Gomez. (2010). Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : EGC
Kementerian Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta :
Kementerian Kesehatan RI.
Kosim, M Sholeh dkk. (2012). Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi
Dasar. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Manuaba, Ida A.C, Manuaba Ida B.G.F, Manuaba Ida B.G. (2010). Pengantar
Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
Manuaba, Ida A.C, Manuaba Ida B.G.F, Manuaba Ida B.G. (2010). Buku Ajar
Patologi Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan/Penulis. Jakarta : EGC
Marmi, Rahardjo Kukuh. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mochtar, Rustam. (2011). Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Muslihatun,W N. (2010). Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : sEGC
Pratami. (2014). Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.
Prawirohadjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Sinclair, Constance. (2010). Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.
Sitiavana, 2012. Panduan Belajar: Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta: EGC.
Sulistyawati, Ari. (2011). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ibu Nifas.Yogyakarta : Andi
130
Offset.
Saifudin. (2010). Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatus. Jakarta: PT Bina
Pustaka Sarwono Prawiharjo
Sugiyono. 2013. Studi Kasus:Desain Dan Metode. Jakarta:PT.Rajagrafindo Persada
Susanto, Bob. 2016. Studi Kasus:Desain Dan Metode. Jakarta:PT.Rajagrafindo
Persada
Syah, Hidayat. 2013. Studi Kasus:Desain Dan Metode. Jakarta:PT.Rajagrafindo
Persada
Muslihatun,W N. (2010). Buku Saku Asuhan Neonatus dan Bayi. Jakarta : EGC
Pratami. (2014). Buku Saku Kebidanan. Jakarta : EGC.
Prawirohadjo, Sarwono. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
131
L
A
M
P
I
R
A
N
132
RIWAYAT HIDUP
Nama : Julewi
Tempat, Tanggal lahir : Pimping, 28 Juli 1998
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Melati rt 04/rw 02 Desa Pimping,
Kab. Bulungan, Tanjung palas utara.
Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 001 Desa Pimping
2. SMP Negeri 03 Desa Pimping
3. SMA Negeri 1 Tanjung palas utara
133