Anda di halaman 1dari 168

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


(CONTINUITY OF CARE) PADA NY S UMUR 18 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KAIRATU BARAT
TAHUN 2022

Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh gelar


Ahli Madya Kebidanan Program Studi D III Kebidanan
STIKes Maluku Husada

Disusun Oleh:
WA AISA
1540119066

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MALUKU HUSADA

2021/2022

Jln. Lintas Seram Waeselan – Kairatu, Kab. Seram Bagian Barat


Website : www.stikesmalukuhusada.ac.id Email : malukuhusada_stikes@yahoo.co.id

1
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


(CONTINUITY OF CARE) PADA NY S UMUR 18 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KAIRATU BARAT
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:
WA AISA
NPM. 1540119066

Laporan Tugas Akhir ini Telah Disetujui


Pada Tanggal

20 Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Windatania Mayasari,S.ST.,M.Kes Anjela Rieuwpassa A.Md.Keb


NIDN.1204079001 NIP.197304131993032008

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Windatania Mayasari,S.ST.,M.Kes
NIDN. 1204079001

2
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF DAN BERKESINAMBUNGAN


(CONTINUITY OF CARE) PADA NY S UMUR 18 TAHUN DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS KAIRATU BARAT
TAHUN 2022

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Oleh:
WA AISA
NPM. 1540119066

Laporan Tugas Akhir ini Telah Disetujuikan


Pada Tanggal

Pembimbing I Penguji

Windatania Mayasari,S.ST.,M.Kes Zubaeda, S.Tr.Keb.,M.Tr.Keb


NIDN.1204079001 NIDN. 1219129501

Mengetahui
Ketua Prodi D III Kebidanan

Windatania Mayasari,S.ST.,M.Kes
NIDN. 1204079001

3
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah subhanahu wata’ala yang telah

memberikan rahmat beserta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan Komprehensif dan

Berkesinambungan (Continuity Of Care) Pada Ny.S Umur 18 Tahun Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kairatu Barat”. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan

pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada program Studi D III Kebidanan STIKes

Maluku Husada.

Dalam penyusunan ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis

jumpai, sehingga pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tak

terhingga kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan dukungan moril

maupun materil serta doa yang tulus tak ternilai harganya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Oleh sebab itu, pada kesempatan kali ini

penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Hamdan Tunny,S.Kp.,M.Kes selaku Pembina yayasan STIKes Maluku

Husada

2. Rasma Tunny,S.sos selaku ketua yayasan STIKes Maluku Husada

3. Dr. Sahrir Silehu S.K.M., M.Kes selaku Ketua STIKes Maluku Husada. yang

telah memberikan kesempatan dalam pembuatan Laporan Tugas Akhir ini.

4. Windatania Mayasari S.ST., M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII

Kebidanan. . yang telah memberikan kesempatan dalam pembuatan Laporan

Tugas Akhir ini.

4
5. Windatania Mayasari S.ST., M.Kes selaku dosen bimbingan akademik yang

telah membimbing saya hingga pada tahap pembuatan Laporan Tugas Akhir

ini.

6. Anjela Rieuwpassa A.Md.Keb. selaku pembimbing lahan yang telah

membimbing penulis dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir

7. Seluruh staf dosen dan staf Program Studi DIII Kebidanan Stikes Maluku

Husada yang telah memberikan bantuan moral bagi penulis, baik selama

proses pendidikan maupun dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

8. Kepada NY.S dan keluarga yang telah membantu saya dalam proses

penyusunan Laporan Tugas Akhir.

9. Teman-teman sejawat Angkatan ke II mahasiswa Program Studi Ilmu

Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Maluku Husada yang telah

mengisi hari-hari penulis selama III tahun ini, dengan penuh cinta dan rasa

persaudaraan.

Kairatu, Mei 2022

Penulis

5
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................iii
KATA PENGANTAR...........................................................................iv
DAFTAR ISI..........................................................................................iv
DAFTAR TABEL .................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................vi
KEASLIAN STUDI KASUS................................................................x
INTISARI...............................................................................................vii

BAB 1 PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ...........................................................................1
2. Rumusan Masalah ......................................................................4
3. Tujuan Penelitian ........................................................................4
4. Manfaat Penelitian ......................................................................6
5. Ruang Lingkup ...........................................................................7
6. Keaslian Penelitian .....................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


1. Kajian Teori ................................................................................10
a. Kehamilan ............................................................................10
b. Persalinan .............................................................................40
c. Nifas .....................................................................................60
d. Bayi Baru Lahir ....................................................................69
e. KB ........................................................................................77

BAB III METODE PENELITIAN


1. Desain Penelitian.........................................................................81
2. Tempat dan Waktu Penelitian.....................................................81
3. Subjek Penelitian.........................................................................81
4. Jenis Data....................................................................................81
5. Alat dan Metode Pengumpulan Data..........................................82
6. Etika Penelitian...........................................................................83

BAB IV
1. Hasil Dan Pembahasan................................................................85
2. Pembahasan ................................................................................143

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................151
B. Saran............................................................................................152

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

6
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Penelitian yang serupa 8


Tabel 2.1. Fundus uteri dalam cm 15
Tabel 2.2 Pemberian imunisasi TT 16
Tabel 2.3. Tafsiran berat janin 32
Tabel 2.4. Berat bedan selama kehamilan 34
Tabel 2.5. Perbandingan TFU dan berat uteri di masa involusi 62
Tabel 2.6. Macam-macam Lokhea 64

7
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat pernyataan kesediaan membimbing

Lampiran 2. Surat Persetujuan/Informed Consent

Lampiran 3. Surat Pengambilan Data Awal

Lampiran 5. Dokumentasi

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Asuhan Continuity Of Care (COC) adalah pemberian asuhan kebidanan

yang berkesinambungan sejak dari ibu hamil sampai dengan keluarga

berencana (KB). Pemberian asuhan secara COC merupakan bagian penting

dari salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian Ibu dan Bayi karena

asuhan yang berkesinambungan akan memberikan keleluasaan bagi tenaga

kesehatan untuk melakukan pemantauan terhadap kodisi ibu sejak hamil

sampai dengan pemilihan alat kontrasepi yang tepat bagi ibu sehingga

komplikasi yang akan membahayakan baik bagi ibu maupun bayi dapat di

identifikasi sedini mungkin. (Utami, 2020).

Menurut World Health Organitation (WHO) Angka Kematian Ibu (AKI)

di dunia pada tahun 2019 yaitu 216/10.000 KH, kebanyakan terjadi di negara

berkembang yaitu 302.000 Angka Kematian Ibu (AKI). Angka tersebut

merupakan jumlah angka kematian 20 kali lebih tinggi di bandingkan di

negara maju yaitu sebesar 239/100.000 KH, sedangkan di negara maju hanya

12/100.000 KH (WHO, 2019).

Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2020

menunjukkan 4.627 kematian di Indonesia, jumlah ini menunjukkan

peningkatan dibandingkan tahun 2019 sebesar 4.221 kematian. Berdasarkan

penyebab, sebagian besar Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2020

disebabkan oleh perdarahan sebanyak 1.330 kasus, hipertensi dalam

9
kehamilan sebanyak 1.110 kasus, dan gangguan sistem peredaran darah

sebanyak 230 kasus (Kemenkes RI, 2021).

Sustainable Development Goal (SDG’s) disusun sebagai acuan AKI dan

AKB di Indonesia disusunlah Sustainable Development Goals (SDG’s).

Target SDG’s yaitu menekan AKI sebesar 70/100.000 KH dan AKB 12/1000

KH pada tahun 2030. Sedangkan AKI dan AKB di Indonesia tahun 2021 AKI

mencapai 27,22/100.000 KH dan AKB mencapai 9,78/1000 KH yang artinya

AKI dan AKB di Indonesia masih jauh dari target SDG’s (Kemenkes RI,

2021).

Angka kematian ibu (AKI) di Maluku pada tahun 2018 AKI mencapai

132/ 100.000 kelahiran hidup dan target yang ditetapkan sebesar 144/100000

kelahiran hidup atau 111,4% capaiannya, di tahun 2019 menjadi 114/100.000

KH dari target yang ditetapkan sebesar 127/100.000 KH atau 111%

capaiannya meningkat (angka kematian ibu menurun) pada tahun 2020 yaitu

83% di tahun 2020 dengan realisasi 149/100.000 KH dari target 125/100.000

KH (Dinas kesehatan provinsi maluku,2020)

Angka Kematian Ibu (AKI) di Provinsi Maluku pada tahun 2019 mencapai

52/44.630 KH dan ditahun 2020 Angka Kematian Ibu (AKI) meningkat

mencapai 70/44.803 KH (Kemenkes RI, 2021).

Menurut laporan rutin Program Kesehatan Ibu dan Anak di Dinas

Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat selama dua tahun terakhir yaitu

pada tahun 2020 Angka Kematian Ibu (AKI) 210/100.000 KH dan di tahun

2021 Angka Kematia Ibu (AKI) menurun menjadi 133/100.000 KH.

Sedangkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2020 1,64/1000 KH dan

10
di tahun 2021 Angka Kematian Bayi (AKB) meningkat menjadi 2,67/1000

KH (Dinas kesehatan Kabupaten Seram Bagian Barat, 2022).

Menurut hasil wawancara yang penulis dapatkan dengan Bikor Puskesmas

Kairatu Barat tiga tahun terakhir di tahun 2019-2021, tidak terdapat kasus AKI

dan AKB. Hal ini ditunjang dari data yang penulis dapatkan di Puskesmas

Kairatu Barat pada tiga tahun terakhir yaitu pada tahun 2019 cakupan K1 ibu

hamil sebanyak 286 orang, K4 sebanyak 273 orang, ibu hamil dengan faktor

resiko sebanyak 87 orang, ibu hamil yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak

236 orang, ibu nifas KF1-KF3 sebanyak 236 orang, kunjungan KN1-KN3

sebanyak 236 orang , tahun 2020 mengalami penurunan dengan cakupan K1-

K4 ibu hamil sebanyak 243 orang, ibu hamil dengan faktor resiko sebanyak 65

orang, KF1-KF3 sebanyak 199 orang, KN1-KN3 sebanyak 236 orang, pada

tahun 2021 mulai mengalami peningkatan dibandingkan di tahun 2020 dengan

cakupan ibu hamil yang melakukan kunjungan K1 sebanyak 282 orang K4

sebanyak 244 orang, ibu hamil dengan faktor resiko sebanyak 74 orang ibu

hamil yang ditolong tenaga kesehatan sebanyak 223 orang.

Dari data di atas penulis menyimpulkan bahwa Puskesmas Kairatu Barat,

Kabupaten Seram Bagian Barat sudah sangat bagus dalam melakukan

pelayanan asuhan kebidanan komprehensif dan berkesinambungan dalam

upaya penurunan AKI dan AKB. Salah satu upaya yang dilakukan Puskesmas

Kairatu Barat yaitu dengan memberikan asuhan kebidanan secara menyeluruh

dari kehamilan sampai dengan keluarga berencana (Profil Puskesmas Kairatu

Barat, Tahun 2022).

11
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik melakukan “Asuhan

Kebidanan Komprehensif Dan Berkesinambungan (Continuity Of Care) pada

Ny”S” umur 18 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Kairatu Barat Kabupaten

Seram Bagian Barat” mengunakan metode pendokumentasian 7 langkah

varney.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana menejemen asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu

hamil, bersalin,nifas dan bayi baru lahir sampai usia 2 bulan serta KB yaitu

pada Ny S dengan pendekatan menejemen asuhan kebidanan di wilayah kerja

Puskesmas Kairatu Barat Tahun 2022 mengunakan metode pendokomentasian

7 langkah varney?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mampu memberikan pelayanan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir sampai

usia 2 bulan serta kb sesuai dengan manejemen asuhan kebidanan di

wilayah kerja puskesmas Kairatu Barat Tahun 2022.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melakukan pengkajian data pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan

bayi baru lahir (BBL) sampai dengan usia 2 bulan serta Kb secara

komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan dalam bentuk

Varney dan juga SOAP.

b. Mampu menginterpretasikan data untuk mengidentifikasi diagnosa

masalah pada ibu hamil, bersalian, nifas dan bayi baru lahir (BBL)

12
sampai dengan usia 2 bulan serta Kb secara komprehensif melalui

pendekatan manajemen kebidanan dengan pola fikir varney dan di

tuangkan dalam bentuk SOAP

c. Mampu mengidentifikasi diagnosa atau masalah pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) sampai dengan usia 2 bulan

serta kb secara komprehensif melalui pendekatan manajemen

kebidanan dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk

SOAP.

d. Mampu menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera pada ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) sampai dengan usia 2

serta Kb bulan secara komprehensif melalui pendekatan manajemen

kebidanan dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk

SOAP.

e. Mampu menyusun rencana asuhan yang menyeluruh pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan bayi baru lahir (BBL) sampai dengan usia 2 bulan

serta Kb secara komprehensif melalui pendekatan manajemen

kebidanan dengan pola fikir varney dan dituangkan dalam bentuk

SOAP.

f. Mampu mengimplementasikan asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas

dan bayi baru lahir (BBL) sampai dengan usia 2 serta Kb bulan di

puskesmas Kairatu Barat tahun 2022.

g. Mampu mengevaluasi hasil asuhan pada ibu hamil, bersalin, nifas dan

bayi baru lahir (BBL) serta Kb secara komprehensif melalui

pendekatan manajemen kebidanan.

13
h. Mampu mendokumentasikan hasil asuhan pelayanan kebidanan

dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Penatalaksanaan).

i. Mampu menganalisa perbedaan konsep dasar teori dengan asuhan

yang telah diberikan dengan metode SOAP (Subjektif, Objektif,

Analisa, Penatalaksanaan).

D. Manfaat Peneliti

Dari usulan peneliti dengan judul Asuhan Kebidanan Komprehensif pada

ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, bayi baru lahir (BBL) dan keluarga

berencana adalah sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

Dapat membantu penulis untuk menambah wawasan, pengetahuan dan

ketrampilan serta pengalaman dalam memberikan asuhan kebidanan secara

komprehensif pada ibu hamil, ibu bersalin , ibu nifas, bayi baru lahir

(BBL) dan keluarga berencanaan.

2. Bagi klien, keluarga dan masyarakat

Mendapatkan pengetahuan dan pelayanan secara komprehensif mulai dari

masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir (BBL), neonates dan

keluarga berencana

3. Bagi Bidan

Dapat membantu untuk menjalankan dan melancarkan program kerja

puskesmas dan rumah sakit, serta dapat mengurangi AKI dan AKB di

wilayah kerja puskesmas dan rumah sakit, karena asuhan yang diberikan

sesuai dengan standar pelayanan asuhan kebidanan dengan komunikasi

14
yang baik dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja

bidan.

4. Bagi intitusi

Dapat meningkatkan kualitas pendidikan bidan khususnya dalam

pemberian asuhan kebidanan komprehensif dari masa kehamilan,

persalinan, bayi baru lahir, nifas, neonates dan keluarga berencana serta

untuk mengevaluasi kompetensi mahasiswa dalam pemberian asuhan

kebidanan, sehingga dapat menghasilkan bidan yang terampil, professional

dan mandiri.

E. Ruang lingkup

1. Ruang Lingkup Materi

Asuhan Kebidanan Komprehensif dan Berkesinambungan (Continuity Of

Care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB

2. Ruang Linkup Responden

Melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif dan Berkesinambungan

(Continuity Of Care) pada Ny. S umur 18 tahun di Puskesmas Kairatu

Barat tahun 2022.

3. Ruang Lingkup Waktu

Asuhan kebidanan ini di laksanakan pada bulan Januari 2022 sampai

Februari 2022.

4. Ruang Lingkup Tempat

yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah di Rumah pasien Desa

Kamal Wilayah Kerja Puskesmas Kairatu Barat Tahun 2022.

15
F. Keaslian penelitian

Beberapa penelitian yang serupa dengan penilitian ini dapat dilihat pada table

di bawah ini.

Tabel 1.1 Penelitian Yang Serupa

No Penilitian/ Judul penilitian Desain Hasil penilitian

tahun penilitian

1 Nurisna/ 2020. Asuhan kebidanan Studi asuhan Setelah melaukan asuhan kebidanan

komperhensif pada komperhensif konperhensif pada Ny.S penulis

Ny.S di wilayah menegtahui pelaksanan asuhan

kerja puskesmas kebidanan konperhensif pada Ny.S

Graha Kota tidak menemukan perbedaan

Balikpapan

2 Christina Asuhan kebidana Studi asuhan Setelah melaukan asuhan kebidanan

marinda komprehensif pada komprehensif. konperhensif pada Ny.N penulis

Emiliana Ny.N di wilayah menegtahui pelaksanan asuhan

2020. kerja puskesmas kebidanan konperhensif pada Ny.N

Baumata indah tidak menemukan perbedaan

Kota Kupang

3 Nadiyah Nur Asuhan kebidanan Studi asuhan Setelah melaukan asuhan kebidanan

Aini / 2019 komprehensif pada komprehensif. konperhensif pada Ny.R penulis

Ny. R di puskesms menegtahui pelaksanan asuhan

banyuanyar kota kebidanan konperhensif pada Ny.R

Surakarta tidak menemukan perbedaan

Dari data diatas diketahui bahwa ada perbedaan dari penelitian-penelitian ini

dengan karya tulis sebelumnya. Perbedaan dengan studi kasus yang dilakukan

16
oleh penulis adalah pada :

Waktu, tempat dan subyek penelitian, pada studi kasus ini penulis

menggunakan Wilayah Kerja Puskesmas Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian

Barat tahun 2022 pada NY. S Umur 18 tahun

17
18
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tinjauan Kasus

A. Kehamilan

Kehamilan merupahkan proses yang alamiah.perubahan yang terjadi

pada wanita selama kehamilan normal adalah bersifat fisologis,bukan

patologis.oleh karena asuhannya yang di berikan pun adalah asuhan yang

menimalkan intervensi.bidan harus menfasvilitasi proses alamiah dari

kehamilan dan menghindari tindakan yang bersifat medis yang tidak

terbukti manfaatnya.bidan juga harus mampu melakukan asuhan

kebidanan sesuwai standar dan kompetisinya (Fitriahadi, 2017).

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauteri

mulai sejak konsepsi dan berrakhir sampai permulaan persalinan.lamanya

kehamilan mulai dari ovulasi sampai partus kira-kira 280 hari (40

minggu), dan tidak lebih dari 300 hari (43 kehamilan).kehamilan 40

minggu ini di sebut kehamilan matur (cukup bulan).bila kehamilan dari 43

minggu di sebut kehamilan posmatur.kehamilan 28 dan 36 minggu di

sebut kehamilan premature. (Khoirul,2019)

1. Tanda-tanda kehamilan

a. Tanda pasti kehamilan.

1) Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-

bagian janin.

2) Denyut jantung janin

a) Didengar dengan stetoskop monoral Laennec

10
11

b) Dicatat dan didengar alat Doppler

c) Dicatat dengan feto Elektro Kardiogram

d) Dilihat pada Ultrasonografi (USG)

3) Terlihat tulang – tulang janin dalam foto roentgen (Fitriahadi,

2017)

b. Tanda tidak pasti Hamil.

1) Amenorhea (tidak dapat haid)

Mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT),

menentukan taksiran tanggal persalinan (TTP) menurut rumus

Naegle TTP = HT + 7 , bulan HT – 3 dan tahun + 1

2) Mual dan muntah

Biasanya terjadi pada bulan pertama kehamilan hingga akhir

triwulan pertama, sering terjadi di pagi hari sehingga disebut

morning sickness, bila mual dan muntah berlebihan/ terlalu

sering disebut hiperemesis gravidarum

3) Mengidam

Sering meminta makanan maupun minuman tertentu terutama

pada bulan-bulan triwulan pertama.

4) Tidak tahan suatu bau-bauan

5) Pingsan

6) Tidak ada selera makan (Anoreksia) terutama pada triwulan

pertama.

7) Lelah (Fatigue)
12

8) Payudara membesar, tegang dan sedikit nyeri karena pengaruh

Esterogen dan Progesteron

9) Miksi sering karena kandung kemih tertekan oleh Rahim

10) Pigmentasi kulit karena pengaruh hormone Kortikosteroid

Plasenta, Chloasma Gravidarum, areola mammae yang melebar

dan menghitam, leher ada hiperpigmentasi dan dinding perut

(Linea Nigra / Gricea).

11) Pemekaran vena (arises) pada kaki, betis dan vulva biasanya

pada triwulan akhir (Fitriahadi, 2017)

c. Tanda kemungkinan hamil

1) Perut membesar

2) Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk besar

3) konsistensi dari Rahim.

4) Tanda Hegar Ditemukan pada kehamilan 6-12 minggu, yaitu

adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari

bagian yang lain.

5) Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang.

6) Teraba Ballotement

7) Reaksi kehamilan positif (Fitriahadi, 2017)

2. Perubahan Prikologis Ibu Hamil

a. Perubahan psikologis pada trimester I

1) Perubahan Psikologis pada Tm I merasa benci dengan

kehamilannya.
13

2) Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan dan

kesedihan.

3) Bahkan ibu berharap dirinya tidak hamil.

4) Ibu selalu mencari tanda-tanda apakah ia benarbenar hamil. Hal

ini dilakukan hanya sekedar untuk meyakinkan dirinya.

5) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu

mendapat perhatian dengan seksama.

6) Ketidakstabilan emosi dan suasana hati. (Yulizawati, 2017)

b. Perubahan psikologis pada trimester II

1) Ibu sudah merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar

hormon yang tinggi.

2) Ibu sudah bisa menerima kehamilannya.

3) Ibu sudah dapat merasakan gerakan bayi.

4) Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.

5) Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian

dari dirinya.

6) Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya/pada

orang lain.

7) Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan,

kelahiran dan persiapan untuk peran baru.

8) Perut ibu belum terlalu besar sehingga belum dirasa beban oleh

ibu. (Yulizawati, 2017)

c. Perubahan Psikologis pada trimester III


14

1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh

dan tidak menarik.

2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat

waktu.

3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang akan timbul pada

saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.

4) Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal,

bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.

5) Ibu tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

6) Semakin ingin menyudahi kehamilannya.

7) Aktif mempersiapkan kelahiran bayinya.

8) Bermimpi dan berkhayal tentang bayinya.(Yulizawati, 2017)

3. Tujuan Asuhan Kehamilan

a. Trimester I : Satu kali kunjungan

b. Trimester II : Satu kali kunjungan

c. Trimester III : Dua kali kunjungan Kunjungan yang ideal adalah :

1) Awal kehamilan – 28 minggu: 1 x 1 bulan

2) 28 minggu – 36 minggu : 1 x 2 minggu

3) 36 minggu – lahir : 1 x 1 minggu (Yulizawati, 2017)

d. Standar Minimal Asuhan Antenatal 14T

1) Timbang dan ukur tinggi badan

Timbang BB dan pengukuran TB pertambahan BB yang

normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan massa tubuh (BMI:

Body Massa Index), dimana metode ini menentukan


15

pertambahan optimal selama masa kehamlan, karena

merupakan hal yang penting untuk mengetahui BMI wanita

hamil. Total pertambahan BB pada kehamilan yang normal

adalah 11,5-16 Kg adapun TB menentukan tinggi panggul ibu,

ukuran normal yang baik untuk ibu hamil antara lain.

2) Ukur tekanan darah

Tekanan darah perlu diukur untuk mengetahui perbandingan

nilai dasar selama kehamilan. Tekanan darah yang adekuat

perlu untuk mempertahankan fungsi plasenta, tetapi tekanan

darah sistolik 140 mmHg atau diastolic 90 mmHg pada awal

pemeriksaan dapat mengindikasi potensi hipertensi.

3) Tinggi fundus uteri

Apabila usia kehamilan dibawah 24 minggu pengukuran

dilakukan dengan jari, tetapi apabila kehamilan diatas 24

minggu memakai Mc.Donald yaitu dengan cara mengukur

tinggi fundus memakai metlin dari tepi atas sympisis sampai

fundus uteri kemudian ditentukan sesuai rumusnya

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Menurut Usia Kehamilan

N Tinggi fundus uteri (cm) Umur kehamilan dalam minggu


o
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
16

Sumber: Walyani, 2016

4) Tetanus toxoid

Imunisasi tetanus toxoid adalah proses untuk membangun

kekebalan sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus.

Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid (TT) pada kehamilan

umumnya diberikan 2 kali saja imunisasi pertama diberikan

pada usia 16 minggu untuk yang ke dua diberikan 4 minggu

kemudian, akan tetapi untuk memaksimalkan perlindungan

maka dibuat jadwal pemberian imunisasi pada ibu.

Tabel 2.2 Pemberian imunisasi TT

Imunisasi Interval % Perlindungan Masa Perlindungan


TT 1 Pada kunjungan ANC pertama 0% Tidak ada
TT 2 4 minggu setelah TT 1 80 % 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 95 % 5 tahun
TT 4 1 tahun setelah TT 3 99 % 10 tahun
TT 5 1 tahun setelah TT 4 99 % 25 tahun/seumur
hidup
Sumber : Asrinah, dkk, 2017

5) Tablet Fe (minimal 90 tablet selama hamil)

Zat besi pada ibu hamil adalah mencegah defisiensi zat besi

pada ibu hamil, bukan menaikan kadar hemoglobin. Wanita

hamil perlu menyerap zat besi rata-rata 60 mg/hari,

kebutuhannya meningkat secara signifikan pada trimester 2,

karaena absorpsi usus yang tinggi. Fe diberikan 1 kali perhari

setelah rasa mual hilang, diberikan sebanyak 90 tablet selama


17

masa kehamilan. Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum

dengan the atau kopi, karena akan mengganggu penyerapan.

Jika ditemukan anemia berikan 2-3 tablet zat besi perhari.

6) Tes PMS

Penyakit menular seksual adalah infeksi yang ditularkan

melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila

dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki

maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin.

Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat

reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Beberapa jenis

penyakit menular seksual, yaitu :

a) Gonorrea (GO)

b) Sifilis (Raja Singa)

c) Trikonomiasis

d) Ulkus Mole (chancroid)

e) Klamida

f) Kutil kelamin

g) Herpes h)HIV/AIDS

h) Trikomoniasis

i) Pelvic Inflamatory Disease (PID)

7) Tes wicara

Temu wicara pasti dilakukan dalam setiap klien melakukan

kunjungan. Bisa berupa anamnesa, konsultasi dan persiapan

rujukan. Anamnesa meliputi biodata, riwayat menstruasi,


18

riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan, nifas dan

pengetahuan klien.

8) Pemeriksaan HB

pakah ibu mengalami anemia atau tidak, mengetahui golongan

darah ibu, sehingga apabila ibu membutuhkan donor pada saat

persalinan ibu sudah mempersiapkannya sesuai dengan

golongan darah ibu.

9) Perawatan payudara, senam payudara dan tekan payudara

Sangat penting dan sangat dianjurkan selama hamil dalam

merawat payudara. Karena untuk kelancaran proses menyusui

dan tidak adanya komplikasi pada payudara, karena segera

setelah lahir bayi akan dilakukan IMD.

10) Pemeliharaan tingkat kebugaran/senam ibu hamil

Untuk melatih nafas saat menghadapi proses persalinan, dan

untuk menjaga kebugaran tubuh ibu selama hamil.

11) Pemeriksaan protein urine atas indikasi.

Sebagai pemeriksaan penunjang dilakukan pemeriksaan protein

urine, karena untuk mendeteksi secara dini apakah ibu

mengalami hipertensi atau tidak.

12) Pemeriksaan reduksi urine atas indikasi

Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk mendeteksi secara

dini ditakutkan ibu mengalami penyakit DM.

13) Pemberian terapi kapsul yodium


19

Diberikan terapi tersebut untuk mengantisipasi terjadinya

kekurangan yodium dan mengurangi terjadinya kekerdilan pada

bayi kelak.

14) Pemberian terapi anti malaria untuk daerah edemis malaria.

Diberikan kepada ibu hamil pendatang dari daerah malaria juga

kepada ibu hamil dengan gejala malaria yakni panas tinggi

disertai menggigil dan hasil apusan darah yang positif.

(Rufaridah.2019)

4. Adaptasi Fisiologis Pada Kehamilan

a. Sistem Reproduksi

Uterus Menurut Handayani dan Sartika (2021) perubahan

anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibu hamil trimester I,II,III

adalah sebagai berikut, Pertumbuhan uterus pada trimester pertama

terjadi sebagai respon terhadap rangsangan hormone yaitu

hormone esterogen dan progesterone. Pembesaran uterus terjadi

disebabkan karena :

1) Meningkatkan dilatasi pembuluh darah dan vaskularisasi.

2) Hyperplasia serabut-serabut otot dan jaringan fibroelastik.

3) Perkembangan dari deciduas. Setelah bulan ketiga pembesaran

uterus karena pertumbuhan fetus.

Untuk menentukan tuanya kehamilan berdasarkan TFU,

maka dipastikan:

1) Umur kehamilan 16 minggu : TFU pertengahan simfisis-pusat

2) Umur kehamilan 20 minggu : TFU 3 jari bawah pusat


20

3) Umur kehamilan 24 minggu : TFU setinggi pusat

4) Umur kehamilan 28 minggu : TFU 3 jari atas pusat

5) Umur kehamilan 32 minggu : TFU pertengahan pusat-prosesus

sifoideus

6) Umur kehamilan 36 minggu : TFU 3 jari bawah prosesus

sifoideus

7) Umur kehamilan 40 minggu : TFU pertengahan pusat-prosesus

sifoideus.

b. Vagina dan Vulva

Vagina dan vulva mengalami perubahan akibat hormone

esterogen. Adanya hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan

vulva tampak lebih merah, agak kebiru-biruan (livide).

c. Ovarium

Sejak kehamilan 16 minggu fungsi ovarium diambil alih oleh

placenta, terutama fungsi memproduksi progesterone dan

esterogen. Selama kehamilan ovarium tenang/ beristirahat. Tidak

terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi

ovulasi, tidak terjadi siklus menstruasi.

d. Servik

Akibat peningkatan vascular serta perdarahan pada jaringan ikat

dibawah pengaruh esterogen, servik dalam kehamilan menjadi

lunak. Terjadi sekresi kelenjar dan lender servik menjadi kental

sehingga dapat berperan sebagai pelindung yang menyumbat

ostium uteri.
21

e. Payudara

Payudara akan membesar dan tegang akibat hormone

somatomammotropin, esterogen dan progesterone, akan tetapi

belum mengeluarkan air susu. Papilla mammae akan membesar,

lebih tegak dan tampak lebih hitam, seperti seluruh areola

mammae karena hiperpigmentasi.

5. Perubahan Pada Perkemihan

Pada bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekan oleh

uterus yang mulai membesar, sehingga timbul sering kencing. Pada

akhir kehamilan, bila kepala janin mulai turun ke bawah, keluhan

sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing mulai

tertekan kembali. Dalam kehamilan uretra kanan dan kiri membesar

karena pengaruh progesterone.Tetapi uretra kanan lebih besar dari

uretra kiri akibat berubahnya posisi uterus ke kanan oleh kolon

sigmoid. Pada trimester II kandung kemih terdorong keluar dari rongga

pelvis ke abdomen sehingga saluran uretra memanjang juga hyperemia

pada kandung kencing dan uretra sehingga mudah terjadi trauma dan

berdarah.(Rufaridah.2019)

a. Mulut

Selama hamil trimester I mengalami mual karena peningkatan

HCG. Trimester II nafsu makan mulai naik.

b. Gusi
22

Mengalami hyperemia dan membengkak karena meningkatnya

kadar esterogen.

c. Gigi

Gigi pada wanita hamil memerlukan sekitar 1,2 gr kalsium dan

kurang. Lebih sama dengan jumlah fostor setiap hari selama

kehamilan dan meningkat 0,4 gr untuk setiap elemen.

d. Motilitas gastrointestinal

Selama kehamilan mortilitas mengalamai penurunan akibat

penigkatan hormone progesterone yang dapt menurunkan produksi

motilin yaitu suatu peptide yang dapat menstimilasi pergerakan

otot usus .

e. Kandung Empedu

Kandung emepedu mengalami perubahan selama kehamilan karena

hypotomipada otot dinding kandung empedu.

f. Perubahan pada cardiovaskuler.

Tekanan darah bervariasi, tergantung dari kondisi, tempat

pengukuran, kecemasan, dan posisi maternal. Selama kehamilan

trimester II terjadi penurunan sistolik dan diastolic sekitar 5-10

mm/ hg karena vase dilatasi perifer akibat peningkatan hormone

selama kehamilan. Wanita hamil mengalami kompresi pada vena

illica dan vena cava inferior oleh uterus dapat menyebabkan

meningkatkan tekanan vena dan menurunnya aliran darah pada

kaki.
23

6. Tipe-Tipe Pelayanan Kebidanan

a. Pelayanan kebidanan primer: Layanan yang sepenuhnya mnjadi

tanggung jawab bidan

b. Pelayanan kebidanan kolaborasi : layanan yang dilakukan secara

bersamaan atau sebagai salah satu urutan didalam proses kegiatan

pelayanan kesehatan

c. Pelayana bidan rujukan : layanan yang diberikan oleh bidan dalam

rujukan ke system layanan yang lebih tinggi.

7. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil :

a. Kebutuhan fisik

Kebutuhan fisik pada ibu hamil sangat diperlukan, yaitu meliputi

menurut (Elisabeth, 2019).

1) Oksigen adalah kebutuhan utama pada manusia termasuk ibu

hamil,untuk memenuhi kebutuhan oksigen maka ibu hamil

perlu melakukan :

a) Latihan nafas melalui senam hamil.

b) Tidur dengan bantal yang lebih tinggi.

c) Makan tidak terlalu banyak.

d) Kurangi atau hentikan merokok.

e) Konsul ke dokter apabila ada kelainan atau gangguan.

pernafasan seperti asma dan lain-lain.


24

2) Nutrisi Pada saat hamil ibu harus memakan makanan yang

mengandung nilai gisi bermutu tinggi meskipun tidak berarti

makanan yang mahal. Gizi pada ibu hamil harus ditingkatkan

hingga 300 kaloriper hari, ibu hamil harusnya

menkonsumsiyang mengandung protein, zat besi, dan minum

cukup cairan (Menu Seimbang).

a) Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester I

Minggu 1 sampai minggu 4 Selama trimester 1 (Hingga

minggu ke-12), ibu harus mengonsumsi berbagai jenis

makanan berkalori tinggi untuk mencukupi kebutuhann

kalori yang bertambah 170 kalori (Setara 1 porsi nasi

putih).

b) Minggu ke 5 agar asupan kalori terpenuhi,meski dilanda

mual dan muntah, makan dalam porsi sering tapi sedikit.

c) Minggu ke 7 konsumsi aneka makanan sumber kalsium

untuk menunjang pembentukan tulang kerangkah tubuh

janinyang berlangsung saat inikebutuhan kalsium anda

1000 mg/hari.

d) Minggu ke 9 jangan lupa penuhi kebutuhan asam folat 0,6

mg/hari,diperoleh dari hati, kacang kering, telur, brokoli,

aneka produk Whole Grain, jeruk, dan jus jeruk dan jangan

lupa konsumsi VIT C.


25

e) Minggu ke 10 saatnya makan banyak protein untuk

memperoleh asam amino bagi pembentukaan otak janin.

Ditambah kolin dan DHA untuk membentuk sel otak baru.

f) Minggu ke 12 sejumlah vitamin yang harus anda penuhi

kebutuhannya adalah VIT A, B1, B2, B3 dan B6, semuanya

untuk membantu proses tumbuh kembang, vitamin B12

untuk mrmbrntuk sel darahbaru, VIT C untuk penyerapan

zat besi, VIT D untuk pembentukan tulang,dan gigi, VIT E

untuk metabolisme.

3) Kebutuhan nutrisi ibu hamil pada trimester II

a) Minggu ke 13 kurangi atau hindari minum kopi, karna

kafeinnya tinggi (Juga terdapat di the, kola, dan cokelat)

beresiko mengganggu perkembangan system saraf

pusatjanin yang mulai berkembang.

b) Minggu ke 14 ibu perlu menambah asupan 300 kalori/hari

untuk tambahan energy yang digunakan untuk tumbuh

kembang janin. penuhi antara lain dari 2 cangkir nasi atau

penggantinnya.

c) Minggu ke 17 makan sayur dan buah untuk mencegah

sembelit. Penuhi kebtuhan cairan tubuh meningkat.

Pastikan minum 6-8 gelas air setiap hari.

d) Minggu ke 24 batasi garam, karena memicu TD tinggi dan

mencetus kaki bengkak akibat menahan cairan tubuh. Bila

ingin jajan atau makan diluar, pilih yang bersih, tidak hanya
26

kaya karbohidrat tapi bergizi lengkap, tidak berkadar garam

dan lemak tinggi misalnya gorengan.

e) Minggu ke 28 konsumsi aneka jenis seafood untuk

memenuhi kebutuhan asam lemak omega-3 bagi

pembentukan otak dan kecerdasan janin. VIT E sebagai

antioksidan harus dipenuhi.

4) Kebutuhan nutrisi ibu hamil trimester III

a) Kebutuhan kalori selama kehamilan adalah sekitar 70.000-

80.000 kilo kalori. Dengan pertambahan berat badan sekitar

12,5 kg. Pertambahan kalori ini diperlukan pada 20 minggu

terakhir untuk itu,tambahan kalori yang diperlukan setiap

hari adalah sekitar 285-300 kalori.

b) Vitamin B6 (Pridoksin) vitamin ini dibutuhkan untuk

menjalankan lebih dari 100 reaksi kimia didalam tubuh

yang melibatkan enzim,selain membantu metabolisme asam

amino, karbohidrat, lemak, dan pembentukan sel darah

merah, juga berperan dalam pembentukan

Neurotransmitter (senyawa kimia penghantar pesan antar

sel saraf).

c) Yodium dibutuhkan sebagai pembentuk senyawa titoksin

yang berperan mengontrol setiap metabolism sel baru

terbentuk.

d) Vitamin (vitamin B1), ribovlafin (B2), dan niasin (B3)

Deretan vitamin ini akan membantu enzim untuk


27

mengantur metabolism system pernafasan dan energy. Ibu

hamil dilanjutkan untuk mengonsumsi tiamin sekitar 1,2

mg/hari, ribovlavin sekitar 1,2 mg/hari dan nitasin sekitar

11 mg/hari. Ketiga vitamin ini bias dikonsumsi dari keju,

susu, kacang-kacangan, hati dan telur.

e) Kebutuhan ibu hamil ini bukan hanyadari makanan tapi

juga dari cairan, mengatur suhu tubuh, melarutkan dan

mengatur proses metabolisme zat-zat gizi.

5) Personal hygiene

Personal Hygiene pada ibu hamil adalah kebersihan yang

dilakukan oleh ibu hamil untuk mengurangi kemungkinan

infeksi, Karena badan yang kotor dan banyak menganduung

kuman-kuman. Kehamilan merupakan suatu proses kehidupan

seorang wanita, dimana dengan adanya proses ini terjadi

perubahan-perubahan yang meliputi peruban fisik, mental,

psikologi dan social Kesehatan pada ibu hamil. Pada dasarnya

pakaian apa saja bisa di pakai, Baju hendaknya yang longgar

dan mudah dipakai serta bahan yang mudah menyerap keringat,

ada dua hal harus diperhatikan dan harus dihindari yaitu sabuk

dan stoking yang terlalu ketat, karena akan menggang aliran

darah balik kemudian sepatu dengan hak tinggi, akan

menambah lordosis sehingga sakit pinggang akan bertambah.

6) Eliminasi

1) Eliminasi pada ibu hamil


28

 TM I : Frekuensi BAK meningkat karena kandung

kemih tertekan oleh pembesran uterus, BAB normal

konsistensi lunak.

 TM II : Frekuensi BAK normal kembali karena uterus

telah keluar dari rongga panggul

 TM III : Frekuensi BAK meningkat karena penurunan

kepala ke PAP (Pintu Atas Panggul), BAB sering

optipasi (Sembelit) karena Hormone Progesterone

meningkat.

2) Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan

dengan eliminasi adalah konstipasi dan sering buang air

kemih. Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh hormone

progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot

polos, salah satunya otot usus, dianjurkan minum 8-12

gelas/hari. Mereka harus cukup minum agar produksi air

kemihnya cukup dan jangan sengaja mengurangi minum

untuk jarang berkemih.

3) Defekasi menjadi tidak teratur karena :

 Pengaruh relaksasi otot polos estrogen.

 Tekanan uterus yang membesar.

 Pada kehamilan lanjut karena pengaruh tekanan. kepala.

yang telah masuk panggul.

4) Konstipasi dicegah dengan :

 Cukup banyak minum.


29

 Olaragah.

 Pemberian laksatif ringan seperti jus buah-buahan

 Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang

selama tidak ada penyakit seperti berikut ini menurut

(Elisabeth, 2017).

 Sering abortus dan kelahiran premature.

 Perdarahaan vaginam.

 Coitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama pada

minggu terakhir kehamilan.

 Bila ketuban sudah pecah, coitus dilarang karena dapat

menyebabkan infeksi janin intra uteri.

8. Masalah Dalam Kehamilan :

a. Pre- Eklamsi

Pre- Eklamsi adalah kenaikan tekanan darah sistolik dan diastolik

30 mmHg atau 15 mmHg disertai dengan adanya protein urine dan

apabila komplikasi berlanjut bisa terjadi eklamsi (Manuaba, 2017).

b. Overweight dan Obesitas

Status gizi ibu hamil dianalisis menggunakan (IMT = BB/(TBm)2,

yang kemudian dikategorikan kepada Kurus (IMT<18,5), normal

(IMT 18,5- 22,9), over weight (IMT 23– 29,9), Obesitas (IMT>30)

(Sukarni, 2018).
30

Wanita hamil dengan obesitas 2 kali berisiko melahirkan bayi

makrosomia dengan segala sekuele yang ditimbulkannya walaupun

faktor predisposisinya seperti diabetes mellitus sudah dikontrol. Bukan

hanya bayi makrosomia yang ditemukan pada kehamilan dengan

obesitas tetapi juga didapatkan bayi IUGR (Intra Uterine Growth

Restriction) hal ini terjadi terlebih apabila sudah ada penyakit penyerta

seperti diabetes mellitus dan hipertensi (Gunatilake, 2018).

9. Antenatal Care ( ANC ) :

Tujuan Utama ANC adalah menurunkan/mencegah kesakitan serta

kematian maternal dan perinatal adapun tujuan khususnya adalah

sebagai berikut:

a. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu

dan perkembangan bayi yang normal

b. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan

penatalaksanaan yang diperlukan

c. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan keluarga.

1) Kebutuhan ibu hamil

a) Asam folat

Pemakaian asam folat pada masa pre dan perikonsepsi

menurun resiko kerusakan otak ,kelainan neural, spinal

bifida dan anensefalus .Minimal pemberian suplementasalm

folat dari 2 bulan sebelum konsepsi dan berkelanjutan

hingga 3 bulan pertama kehamilan

b) Energi
31

Kebutuhan energi ibu hamil adalah 285 kalori untuk proses

tumbuh kembang janin dan perubahan pada tubuh ibu.

c) Protein

Pembentukan jaringan baru dari janin dan tumbuh ibu

dibutuhkan protein sebesar 910 gram ,dalam 6 bulan

terakhir kehamilan dibutuhkan tambahan 12 gram protein

sehari untuk ibu hamil .

d) Zat besi

Pemeberian supplement tablet tambah darah atau zat besi

secara rutin adalah untuk membangun cadangan

besi,sintesa sel darah merah ,dan sintesa darah oto.

e) Kalsium

Untuk pembentukan tulang dan gigi bayi .Kebutuhan

kalsium ibu hamil adalah sebesar 400mg sehari.

f) Pemberian supplement vitamin D terutama pada kelompok

yang berisiko penyakit seksual (IMS) .

g) Premberian yodium pada daerah endemic kretinisme

h) Jadwal Pemeriksaan Kehamilan

Ibu hamil mendapatkan pelayanan ANC minimal 6 kali

selama kehamilan, yaitu 2 kunjungan di trimester 1, 1

kunjungan di trimester 2, dan 3 kunjungan di trimester 3,

dan sebaliknya terdapat 2 kunjungan yang diperiksa oleh

dokter, yaitu saat kunjungan pertama di trimester 1 dan saat

kunjungan ke-5 di trimester 3. Kunjungan pertama


32

dilakukan untuk melakukan skrining keadaan ibu,

sementara kunjungan kelima dilakukan untuk mendeteksi

komplikasi kehamilan dan mempersiapkan persalinan

(Kemenkes RI, 2020).

2) Menentukan Usia Kehamilan

a) Metode Kalender

Metode kalender adalah metode yang sering kali digunakan

oleh tenaga kesehatan dilapangan perhitungannya sesuai

rumus yang direkomendasikan oleh Neagle yaitu dihitung

dari tanggal pertama haid terakhir ditambah 7 (tujuh), bulan

ditambah 9 (sembilan) atau dikurang 3 (tiga), tahun

ditambah 1 (satu) atau 0 (nol), (Kusmiyati, 2019)

Tabel 2.3 Taksiran Berat Janin

UK (bulan) BB (gram)
1 bulan -
2 bulan 1,1
3 bulan 14,2
4 bulan 108,0
5 bulan 316
6 bulan 630
7 bulan 1045
8 bulan 1680
9 bulan 2478
10 bulan 3405

Sumber : Mochtar (2019)

b) Menghitung Tapsiran Berat Jani


33

 TBJ = (26 - 12) x 155 = 14 x 155 = 2,170 gram

 TBJ (gr) = (TFU - 11) x 155, jika kepala sudah masuk

ke Dalam panggul

 TBJ (gr) = (TFU - 12) x 155, jika kepala masih diatas

spina Ischiadika (JNPK-KR, 2019).

3) Pemeriksaan Umum, meliputi :

a) Tanda - tanda vital

 Suhu tubuh normal 370C.

 Denyut nadi ibu dalam keadaan normal 60 - 80 kali

permenit.

 Pernapasan normal ibu hamil adalah 20 - 40

kalipermenit.

 Tekanan darah normal 90/60 mmHg sampai

140/90mmHg. (Depkes RI, 2019).

b) Lingkar lengan atas (Lila)

Angka normal lingkar lengan atas ibu yang sehat yaitu

23,5-36 cm (Kusmiyati, 2019).

Pengukuran Lila untuk:

 Mengetahui adanya resiko kekurangan energy kronis

(KEK) pada WUS.

 Menepis wanita yang mempunyai risiko melahirkan

BBLR.

c) Berat Badan
34

Berat badan ibu hamil akan bertambah antara 6,5 kg-16,5

kg. Berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) berat badan

ibu masih dalam batas normal dengan kalkulasi sebagai

berikut

Tabel 2.4 Berat Badan Selama Kehamilan

IMT (kg/m2) Total kenaikan berat Selama trimester 2


badan yang disarankan dan 3
Kurus 12,7 – 18,1 kg 0,5 kg/minggu
(IMT<18,5)
Normal 11,3 – 15,9 kg 0,4 kg/minggu
(IMT 18,5 – 22,9)
Overweight 6,8 – 11,3 kg 0,3 kg/minggu
(IMT 23 – 29,9)
Obesitas 0,2 kg/minggu
(IMT>30)
Bayi Kembar 15,9 – 20,4 kg 0,7 kg/minggu

(Sumber Sukami, 2018)

d) Tinggi Badan

Diukur pada saat pertama kali datang. Ibu hamil yang tinggi

badannya kurang dari 145 cm terutama pada kehamilan

pertama, tergolong risiko tinggi yaitu dikhawatirkan

panggul ibu sempit (Pantikawati, 2018).

4) Pemeriksaan khusus, meliputi :

a) Inspeksi
35

 Muka Apakah ada cloasma gravidarum dan odema.

 Rambut dan kulit rambut terrlihat bersih atau tidak.

 Kelopak mata terlihat bengkak atau tidak.

 Konjungtiva terlihat pucat atau tidak.

 Sclera terlihat kuning atau normal.

 Hidung Terlihat bersih atau tidak.

 Mulut Ada sariawan atau tidak.

 Gigi Ada caries atau tidak.

 Leher Inspeksi pada leher adalah untuk melihat apakah

ada pembesaran kelenjar tiroid.

 Payudara

- Apakah bentuknya simetris antara kanan dan kiri.

Melihat apakah sudah terjadi pygmentasi putting

dan areola.

- Keadaan puting susu apakah menonjol atau tidak.

- Apakah colostrum sudah keluar

 Abdomen

- Membesar sesuai dengan umur kehamilan atau tidak

- Alba/nigra, striae gravidarum hiperpigmentasi atau

tidak.

- Tampak gerakan janin atau tidak.

- Bentuk gravidarum apakah melintang atau

memanjang.
36

- Vulva Apakah ada odema, pengeluaran cairan dan

apakah nyeri.

5) Palpasi

a) Tujuan palpasi

Untuk menentukan bagian - bagian, presentasi dan letak

janin dalam rahim serta usia kehamilan. Letak dan

presentasi janin dalam rahim merupakan salah satu faktor

penting yang berpengaruh terhadap proses persalinan. Jika

pada trimester III menjelang persalinan bagian bawah janin

bukan kepala atau kepala janin belum masuk PAP berarti

ada kelainan posisi janin atau kelainan panggul sempit

(Manuaba, 2019).

b) Tahap - tahap pemeriksaan menurut Leopold adalah

sebagai berikut:

 Ibu tidur telentang dengan posisi kepala lebih tinggi

 Kedudukan tangan pada saat pemeriksaan dapat dialas

kepala atau membujur disamping badan ibu.

 Kaki ditekukkan sedikit sehingga dinding perut lemas.

 Bagian perut ibu dibuka seperlunya.

 Pemeriksa menghadap kemuka ibu saat melakukan

pemeriksaan Leopold I sampai III, sedangkan saat

melakukan pemeriksaan Leopold IV pemeriksa

menghadap ke kaki ibu.

c) Manuver palpasi menurut Leopold :


37

 Leopold I

- Pemeriksa menghadap kearah muka ibu hamil

- Menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin

dalam fundus

- Konsistensi uterus

Variasi menurut Knebel :

Menentukan letak kepala atau bokong, satu tangan di

fundus dan tangan yang lain diatas simfisis.

 Leopold II

- Menentukan batas samping rahim kanan - kiri

- Menentukan letak punggung janin

- Pada letak lintang, tentukan di mana kepala janin

 Leopold III

- Menentukan bagian terbawah janin

- Apakah bagian terbawah tersebut sudah masuk

pintu atas panggul (PAP) atau masih dapat

digoyangkan.

Variasi menurut Ahlfeld :

Menentukan letak punggung, dengan pinggir tangan

kiri diletakkan tegak di tengah perut.

 Leopold IV

- Pemeriksa menghadap kearah kaki ibu hamil


38

- Bisa juga menentukan bagian terbawah janin apa

dan berapa jauh sudah masuk PAP

 Auskultasi

Sebelum melakukan pemeriksaan kaki ibu diluruskan

sehingga punggung janin lebih dekat dengan dinding

perut ibu. DJJ normal 120 - 160 kali permenit

(Manuaba, 2019).

 Perkusi

- Reflek patella

- Cek ginjal

- Pemeriksaan Penunjang

6) Memeriksa panggul luar :

a) Distansia spinarum

b) Jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri,

ukuran normal 23 - 26 cm.

c) Distansia cristarum

d) Jarak terjauh antara Krista iliaka kanan dan kiri adalah 26 - 29 cm

e) Konjungata eksterna (boudeluque)

f) Jarak antara sympisis dan proxsessus spinosus ruas tulang

lumbal v, ukuran norma 18-20cm.

g) Lingkar panggul

h) Cara mengukurnya: pinggir atas sympisis – spinarum –

cristarum – lumbalv – cristarum – spinarum – pinggir atas

sympisis. Ukuran normal 80 - 90 cm


39

7) Pemeriksaan Laboratorium :

a) Hb

Hb normal ibu hamil adalah 11 gr%, apabila kurang berarti

ibu menderita anemia (Manuaba, 2020). Pemeriksaan dan

pengawasan Hb pada ibu hamil dilakukan minimal 2 kali

selama kehamilan, yaitu trimester I dan III (Saifuddin,

2017).

b) Albumin

Hasil pemeriksaan albumin dapat digolongkan:

 Negative : Bila tidak ada perubahan (jernih).

 Positif (+) : Ada kekeruhan sedikit tanpa butir-butir

 Positif (++) : Kekeruhan mudah dilihat dan Tampak

butir- butir

 Positif (+++) : Jelas keruh dan berkeping-keping

 Positif (++++) : Sangat keruh berkeping-keping besar,

menggumpal-gumpal dan padat.

c) Reduksi

Hasil pemeriksaan reduksi dapat digolongkan:

 Negative : Tetap biru jernih atau sedikit kehijau-

hijauan dan agak keruh.

 Positif (+) : Hijau kekuning- kuningandan keruh

(0,5 – 1% glukosa).

 Positif (++) : Kuning keruh (1 - 1,5% glukosa).

 Positif (+++) : Jingga atau warna lumpur keruh (2 –


40

3,2% glukosa).

 Positif (++++) : Merah keruh (lebihdari3,5% glukosa)

Pemeriksaan glukosa darah dapat dilakukan

menggunakan alat secara otomatis. Kadar gula darah

sewaktu (GDS) yang normal yaitu ≤ 200 mg/dl

(Waspadji, 2017).

B. Persalinan

1. Defenisi

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam rahim ibunya, dengan di susul oleh keluarnya

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu dalam ilmu kebidanan,ada

berbagai jenis persalinan, diantaranya adalah persalinan

spontan,persalinan buatan, dan persalinan anjuran (Fitriana dan

Nurwindani, 2018).

2. Sebab–Sebab Yang Menimbulkan Persalinan

Menurut Sujianti (2018), ada beberapa teori yang menyatakan sebab -

sebab yang menimbulkan persalinan, yaitu:

a. Teori Penurunan Hormonal


41

1 - 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar

hormone estrogen dan progesteron bekerja sebagai penenang otot -

otot polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh

darah sehingga timbul his bila kadar progesteron turun.

b. Teori Plasenta Menjadi Lebih Tua

Yang akan menyebabkan turunnya kadar oksigen dan progesterone

sehingga menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim.

c. Teori Distensi Rahim

Rahim yang menjadi besar dan meregang akan menyebabkan

iskemia otot-otot sehingga mengganggu sirkulasi utero plasenta.

d. Teori Iritasi Mekanik

Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (Frankerhauser).

Bila ganglion ini digeser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin

akan timbul kontraksi uterus.

e. Induksi Partus (Induction of labour)

Partus dapat pula ditimbulkan dengan jalan rangsang laminaria,

amniotomi, dan oksitosin drips.

f. Fisiologi persalinan

Teori kemungkinan terjadinya persalinan,yaitu:

1) Teori penurunan progesterone


42

Produksi hormone progesterone mengalami penurunan, shingga

otot Rahim lebih sensitif terhadap oksitosin .Akibatnya otot

Rahim mulai berkontraksi seterlah tercapainya penrununan

progesterone tingkat penurunan progesterone tertentu.

3. Sebab-Sebab Terjadinya Persalinan.

Yang menyebabkan terjadinya persalinan belum di ketahui dengan

benar yang ada hanya teori-teori yang kompleks antara lain sebagai

berikut: (Fitriana, 2018)

a. Penurunan Kadar Progesteron

Hormon estrogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim,

sedangkan hormon progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-

otot rahim. Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara

kadar progesterone dan estrogem di dalam darah.

b. Ketegangan Otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kencing dan lambung bila

dindingnya teregang oleh karena isinya bertambah maka terjadi

kontraksi untuk mengeluarkan yang ada di dalamnya.

c. Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin rupa rupanya juga

memegang peranan karena anencephalus ke hamilan sering lebih

lama dari biasanya

d. Teori Prostaglandin
43

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua diduga menjadi salah

satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan

menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan

secara intravena, dan extra amnial menimbulkan kontraksi

myometrium pada setiap umur kehamil ini.

4. Tanda-Tanda Persalinan.

a. Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi

b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan

vagina

c. Perenium menonjol

d. Vulva-vagina dan spingter ani membuka

e. Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah.

5. Tahapan persalinan.

a. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap. Pada kala I serviks membuka

dari 0 sampai 10 sm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala

II disebut juga kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan

kekuatan mengedan, janin didorong keluar sampai lahir. Dalam

kala III atau disebut juga kala urie, plasenta terlepas dari dinding

uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari lahirnya plasenta sampai

2 jam kemudian. (Utami, 2019)

1) Kala I Persalinan

Kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung antara

pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Pada permulaan

his kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga ibu


44

masih dapat berjalan-jalan. Klinis dinyatakan mulai terjadi

partus jika timbul his dan ibu mengeluarkan lendir yang

bersemu darah (bloody show).

a) fase akselerasi, dimana dalam waktu 2 jam pembukaan 3

menjadi 4 cm.

b) fase dilatasi maksimal, yakni dalam waktu 2 jam

pembukaan berlangsung sangat cepat, dari pembukaan 4 cm

menjadi 9 cm.

c) fase deselerasi, dimana pembukaan menjadi lambat kembali.

Dalam waktu 2 jam pembukaan 9 cm menjadi 10 cm

2) Kala II (Pengeluaran)

Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini berlangsung jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Pada kala ini his menjadi lebih kuat dan cepat

kurang lebih 2-3 menit sekali.

3) Kala III (Pelepasan Uri).

Dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta,

yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Setelah bayi lahir,

uterus teraba keras dengan fundus uteri agak diatas pusat.

Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk

melepaskan plasenta dari dindingnya.

4) Kala IV (Observasi).
45

Dimulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post

partum. Observasi yang harus dilakukan pada Kala IV adalah:

a) Tingkat kesadaran ibu

b) Pemeriksaan tanda-tanda vital: tekanan darah, nadi, dan

pernapasan

c) Kontraksi uterus

d) Terjadinya perdarahan

6. Faktor-Faktor Mempengaruhi Persalinan.

Passage (Jalan Lahir) Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian

tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar vagina).

Bidang-bidang hodge :

Bidang hodge adalah bidang semu sebagai pedoman untuk

menentukan kemajuan persalinan yaitu seberapa jauh penurunan

kepala melalui pemeriksaan dalam/vagina toucher (VT).

Passenger (Janin dan Plasenta).

Pasenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat

interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,

sikap, dan posisi janin. Karena plasenta juga harus melewati jalan

lahir, maka ia dianggap juga sebagai bagian dari passenger yang

menyertai janin. (Utami, 2019) Power (Kekuatan)

Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan kontraksi involunter

dan volunter secara bersamaan untuk mengeluarkan janin dan plasenta

dari uterus. Kontraksi involunter disebut juga kekuatan primer,

menandai dimulainya persalinan. (Utami, 2019)


46

a. Posisi Ibu

Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan.

Posisi tegak memberikan sejumlah keuntungan yaitu mengubah

posisi membuat rasa letih hilang, memberi rasa nyaman, dan

memperbaiki sirkulasi. Posisi tegak meliputi posisi berdiri,

berjalan, duduk, jongkok. (Utami, 2019)

b. Psikologis

Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan kekhawatirannya jika

ditanya. Perilaku dan penampilan wanita serta pasangannya

merupakan petunjuk berharga tentang jenis dukungan yang akan

diperlukannya. (Utami, 2019)

7. Kebutuhan Dasar Selama Persalinan

a. Kebutuhan fisiologis ibu bersalin

Kebutuhan fisiologi ibu bersalin merupakan suatu kebutuhan dasar

pada ibu bersalin yang harus di penuhi agar proses persalinan dapat

berjalan dengan baik dan lancar. Kebutuhan dasar ibu bersalin

yang harus di perhatikan bidan untuk di penuhi yaitu kebutuhan

oksigen,cairan dan nutrisi, hygiene, istirahat, posisi ,dan ambulance

,pengurangan rasa nyeri,penjahitan perineum,serta kebutuhan akan

pertolongan persalinan yang terstandar.

b. Kebutuhan psikologis ibu bersalin

Bidan sebagai pemberi asuhan dan pendamping persalinan di

harapkan dapat memberikan pertolongan, bimbingan dan dukungan

selama persalinan berlangsung. Asuhan yang mendukung selama


47

persalinan merupakan standar pelayanan kebidanan. Asuhan

mendukung adalah bersifat aktif dan ikut serta selama proses

asuhan berlangsung.

1) Kehadiran seorang pendamping secara terus menerus

2) Penerimaan atas sikap dan perilakunya

3) Informasi dan kepastian tentang hail persalinan aman

7.60 langkah Asuhan Persalinan Normal( APN), yaitu:

8. Menyiapkan Pertolongan Persalinan.

a. Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap di

gunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatka

tabung suntuk n air bersih yang mengalir dan mengeringkan tangan

dengan handuk saru kali pakai/pribadi yang bersih.

b. Memakai satu sarung dengan DTT atau steril untuk semua

pemeriksaan dalam.

c. Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik (dengan

memakai sarung tangan disinfeksi tingkat tinggi atau steril) dan

meletakkan kembali di partus set/wadah disinfeksi tingkat tinggi

atau steril tanpa mengontaminasi tabung suntik)

9. Memastikan Pembukaan Lengkap dengan Janin Baik

a. Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati

dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang

sudah dibasahi air disinfeksi tingkat tinggi. Jika mulut vagina,

perineum, atau anus terkontaminasi oleh kotoran. ibu,

membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka dari


48

depan ke belakang.Membuang kapas atau kasa yang

terkontaminasi dalam wadah yang benar. Menggami sarung tangan

jika terkontaminasi (meletakkan kedua sarung tangan tersebut

denga benar di dalam larutan dekontaminasi, langkah 9)

b. Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan

dalam untuk me mastikan bahwa pembukaan serviks sudah

lengkap. Bila selaput ketuban belum

c. Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan

yang masih pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan

amniotomi memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin

0,5% dan kemudian me lepaskannya dalam keadaan terbalik serta

merendamnya di dalam larutan klorin 05 % selama 10 menit.

Mencuci kedua tangan (seperti di atas).

d. Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir

untuk me mastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180

kali/menit)

1) Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal.

2) Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam, DJJ, dan

semua hasil-hasil penilaian serta asuhan lainnya pada partograf.

10. Menyiapkan Ibu dan Keluarga untuk Membantu Proses Pimpinan

Meneran

a. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin

baik.
49

b. Membantu ibu berada dalam posisi yang nyaman sesuai dengan

keinginannya.

1) Menunggu hingga ibu mempunyai keinginan untuk meneran.

Melanjutkan peman tauan kesehatan dan kenyamanan ibu serta

janin sesuai dengan pedoman persalinan aktif dan

mendokumentasikan temuan-temuan.

2) Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana mereka dapat

mendukung dan memberi semangat kepada ibu saat ibu mulai

meneran.

c. Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu untuk

meneran. (Pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi setengah

duduk dan pastikan ia merasa nyaman).

d. Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang

kuat untuk meneran,

e. Membimbing ibu untuk meneran saat ibu mempunyai keinginan

untuk meneran. Mendukung dan memberi semangat atas usaha ibu

untuk meneran.

1) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan

pilihannya (tidak meminta ibu berbaring terlentang).

2) Menganjurkan ibu untuk beristirahat di antara kontraksi. •

3) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi

semangat pada ibu.

4) Menganjurkan asupan cairan per oral.

5) Menilai DJJ setiap lima menit.


50

6) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera dalam waktu 120 menit (2 jam) meneran untuk ibu

primipara atau 60 menit (1 jam) untuk ibu multipara, merujuk

segera. Jika ibu tidak mempunyai keinginan untuk meneran.

7) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil

posisi yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60

menit, anjurkan ibu untuk mulai meneran pada puncak

kontraksi-kontraksi tersebut dan beristirahat di antara

kontraksi.

8) Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi

segera setalah 60 menit meneran, merujuk ibu dengan segera.

11. Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi

a. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm

letakan handuk bersih di atas perut ibu untuk mengeringkan bayi.

b. Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong

ibu.

c. Membuka partus set.

d. Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.

12. Menolong Kelahiran Bayi (Lahirnya Kepala)

a. Saat kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm, lindungi

perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain tadi, letakkan

tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang lembut

dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan kepala


51

keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan-

lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.

b. Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan

kain atau kasa yang bersih. (Langkah ini tidak harus dilakukan).

c. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai

jika hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses

kelahiran bayi.

1) Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan

lewat bagian atas kepala bayi.

2) Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat, mengklemnya di

dua tempat dan memotongnya

d. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara

spontan.

13. Lahir Bahu

a. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan kedua

tangan di masing masing sisi muka bayi. Menganjurkan ibu untuk

meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut menariknya ke

arah. bawah dan ke arah luar hingga bahu anterior muncul di

bawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut menarik ke arah

atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu posterior.

b. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala

bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan

bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan

kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati peri neum, gunakan
52

lengan bagian bawah untuk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan.

Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan

siku dan tanga anterior bayi saat keduanya lahir.

c. Setelah tubuh dari lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di

atas (anterior) dari punggung kea rah kaki bayi menyangganya saat

punggung kaki lahir. Memegang kedua mata kaki bayi dengan hati-

hati membantu kelahiran bayi.

14. Penanganan Bayi

a. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30 detik), kemudian meletakkan

bayi di atas ibu dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari

tubuhnya (bila tali pusa terlalu pendek, meletakkan bayi di tempat

yang memungkinkan). Bila bayi menglami asfiksia, lakukan

resusitasi.

b. Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan

biarkan kontak kulit ibu-bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/i.m.

c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat

bayi.

d. Melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan

memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

e. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari

gunting dan me motong tali pusat di antara dua klem tersebut

f. Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan

menyelimuti bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering,
53

menutupi bagian kepala, membiarkan al pusat terbuka. Jika bayi

mengalami kesulitan bernapas, ambil tindakan yang sesuai

g. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk

memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu

menghendakinya.

15. Oksitosin

a. Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi

abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.

b. Memberi tahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik.

c. Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan

oksitosin 10 unit I.M. di gluteus atau ½a atas paha kanan ibu

bagian luar, setelah mengaspirasinya terlebih dahulu.

16. Peregangan Tali Pusat Terkendali

a. Memindahkan klem pada tali pusat.

b. Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di

atas tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan

palpasi kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat

dan klem dengan tangan yang lain

c. Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan

penegangan ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan

tekanan yang berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan

cara menekan uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial)

dengan hati-hati untuk membantu mencegah terjadinya inversio

uteri. Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan


54

penegangan tali pusat dan menunggu hingga kontraksi berikut

mulai.

1) Jika uterus tidak berkontraksi, meminta ibu atau seorang

anggota keluarga untuk melakukan rangsangan puting susu.

17. Mengeluarkan Plasenta

a. Setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk meneran sambil

menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke arah atas,

mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan

berlawanan arah pada uterus.

1) Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga

berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva.

2) Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali

pusat selama 15 menit: . Mengulangi pemberian oksitosin 10

unit LM.

3) Menilai kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung

kemih dengan menggunakan teknik aseptik jika perlu.

4) Meminta keluarga untuk menyiapkan rujukan.

5) Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya.

6) Merujuk ibu jika plasenta tidak lahir dalam waktu 30 menit

sejak kelahiran bayi.

b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran

plasenta dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta

dengan dua tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga


55

selaput ketuban terpilin: Dengan lembut perlahan melahirkan

selaput ketuban tersebut.

1) Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan disinfeksi

tingkat tinggi atau steril dan memeriksa vagina dan serviks ibu

dengan seksama. Menggunakan jari-jari tangan atau klem atau

forseps disinfeksi tingkat tinggi atau steril untuk melepaskan

bagian selaput yang tertinggal.

18. Pemijatan Uterus

a. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan, masase

uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan

masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus

berkontraksi (fundus menjadi keras).

19. Menilai Perdarahan

a. Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu maupun

janin dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa plasenta dan

selaput ketuban lengkap dan utuh. Meletakkan plasenta di dalam

kantung plastik atau tempat khusus.

1) Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase

selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai.

b. Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan

segera menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.

20. Melakukan Prosedur Pascapersalinan.

a. Menilai ulang uterus dan memastikannya berkontraksi dengan

baik.
56

b. Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke dalam

larutan klorin 0,5%; membilas kedua tangan yang masih bersarung

tangan tersebut dengan air disinfeksi tingkat tinggi dan

mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.

c. Menempatkan klem tali pusat disinfeksi tingkat tinggi atau steril

atau mengikatkan tali disinfeksi tingkat tinggi dengan simpul mati

sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.

d. Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan

dengan simpul mati yang pertama.

e. Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan

klorin 0,5 %.

f. Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.

Memastikan handuk kainnya bersih atau kering.

g. Menganjurkan ibu untuk memulai pemberian ASI.

h. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan

pervaginam.

1) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan.

2) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan.

3) Setiap 20-30 menit pada jam kedua pascapersalinan.

4) Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, laksanakan

perawatan yang sesuai untuk menatalaksana atonia uteri.

5) Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan

penjahitan dengan anestesia lokal dan menggunakan teknik

yang sesuai.
57

i. Mengajarkan pada ibu/keluarga bagaimana melakukan masase

uterus dan memeriksa kontraksi uterus.

j. Mengevaluasi kehilangan darah.

k. Memeriksa tekanan darah, nadi, dan keadaan kandung kemih setiap

15 menit selama satu jam pertama pascapersalinan dan setiap 30

menit selama jam kedua pasca persalinan.

1) Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam selama dua

jam pertama pas capersalinan.

2) Melakukan tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak

normal.

21. Kebersihan dan Keamanan

a. Menempatkan semua peralatan di dalam larutan klorin 0,5 % untuk

dekontaminasi (10 menit). Mencuci dan membilas peralatan setelah

dekontaminasi.

b. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke dalam tempat

sampah yang sesuai.

c. Membersihkan ibu dengan menggunakan air disinfeksi tingkat

tinggi.

d. Membersihkan cairan keruban, lendir, dan darah. Membantu ibu

memakai pakaian yang bersih dan kering.

e. Memastikan bahwa ibu nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.

f. Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan

makanan yang diinginkan.


58

g. Mendekontaminasi daerah ang digunakan untuk melahirkan

dengan larutan klorin 0,5 % dan membilas dengan air bersih.

h. Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 %,

membalikkan bagian dalam ke luar.

22. Persiapan Persalinan

Menurtu (Yulizawati, 2019) persiapan persalinan terbagi menjadi dua

antara lain Persiapan Persalinan bagi Ibu

a. Pemilihan metode persalinan.

Dalam hal ini penting adanya komunikasi antara dokter atau bidan

dan pasangan suami-istri.

b. Tempat melahirkan

Tempat melahirkan hendaknya disesuaikan dengan jarak tempuh

dari rumah untuk memperkirakan waktu sampai ke rumah sakit.

Perhatikan kepadatan lalu lintas pada jam jam tertentu sehingga

dapat mempersiapkan jalur alternatif untuk sampai ke rumah sakit

tersebut.

c. Tenaga medis penolong persalinan

Dokter kandungan maupun bidan yang sekiranya akan menangani

proses persalinan sebaiknya ditentukan dari jauh-jauh hari. Ada

baiknya menciptakan kesinambungan antara tenaga medis yang

memantau kehamilan ibu sedari awal, sehingga dapat tahu betul

perihal perkembangan ibu dan janin.

d. Persiapan mental ibu


59

Menghindari kepanikan dan ketakutan, menyiapkan diri mengingat

bahwa setelah semua ini ibu akan mendapatkan buah hati yang

didambakan. Menyimpan tenaga untuk melahirkan, tenaga akan

terkuras jika berteriak dan bersikap gelisah. Dengan bersikap

tenang, ibu dapat melalui persalinan dengan baik dan lebih siap

Dukungan dari orang-orang tersayang.

e. Persiapan kebutuhan

1) Persiapan yang harus dibawa untuk ibu selama persalinan:

a) Sikat gigi (untuk ibu hamil) serta pasta gigi

b) Minum dan makan untuk ibu

c) Sarung bersih

d) Celana dalam bersih

e) Pembalut

f) Handuk

g) Sabun

h) Kaos kaki

i) Baju ganti

j) Bra untuk menyusui

k) Barang-barang pribadi lainnya

2) Persiapan untuk bayi yang sudah lahir:

a) Popok

b) Handuk bersih

c) Kantong plastik atau pot tanah liat untuk ari-ari (plasenta)

d) Baju atau stelan


60

e) Topi dan selimut bayi

3) Persiapan Persalinan bagi Bidan (Tenaga Kesehatan)

a) Alat pertolongan persalinan/set partus (di dalam wadah

stenlis tertutup)

b) 2 buah klem kelly atau kocher

c) Gunting tali pusat.

d) Pengikat tali pusat DTT.

e) Kateter Nelaton.

f) Gunting Episiotomi

g) Klem ½ kocher atau Kelly

h) 2 buah sarung tangan DTT kanan.

i) 1 buah sarung tangan GTT kiri.

j) Kain Kasa DTT

k) Kapas Basah DTT.

l) Alat suntik sekali pakai 2,5 ml yang berisi oksitosin 10 U.

m) Kateter penghisap lendir DeLei

C. NIFAS MASA

Masa nifas atau puerperium di muali sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta

sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu. (Sarwono, 2018). Masa

nifas (puerperium) adalah masa di mulai setelah kelahiran plasenta dan


61

berakhir ketika alat kandung kembali seperti semula sebelum hamil, yang

berlangsung 6 minggu atau ±40 hari (Fitri, 2017 dalam Susanto, 2018).

1. Kunjungan Masa Nifas

Menurut (Fitriahadi, 2017 dalam susanto, 2018)

a. Kunjungan pertama (6-8 jam setelah persalinan)

1) Mencegah terjadinya perdarahan pasca nifas

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan

memberi rujukan bila terjadi perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga

mengenai bagaimana cara mencegah perdarahan

pascapersalinan atau atonia uteri

4) Pemberian ASI secara awal.

5) Mengajarkan cara bounding and attachment,

6) Mencegah terjadi hipotermi observasi 2 jam pertama atau

sampai keadaan ibu dan bayi stabil.

b. Kunjungan ke 2 (6 hari setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus dibawah umbilicus, tidak ada perdarahan abnormal dan

tidak ada bau

2) Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau kelainan pasca

persalinan.

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan

istirahat.
62

4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada tanda-

tanda penyulit.

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan kepada bayi,

cara merawat tali pusat, dan bagaimana menjaga bayi agar tetap

hanga

c. Kunjungan ke 3 (2 minggu setelah persalinan)

1) Sama seperta 6 hari setelah persalinan.

d. Kunjungan ke 4 (6 minggu setelah persalinan)

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit yang dialami ibu atau

bayinya Memberikan konseling KB secara dini.

2. Tahapan Masa Nifas.

Menurut (sutanto, 2018). Nifas di bagi dalam tiga periode yaitu :

a. Puerperium dini, yaitu kepulihan dimana ibu telah di perbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

c. Remote puerperium, yaitu waktu di perlukan untuk pulih kembali

dan sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna berminggu-

minggu, berbulan-bulan atau tahunan.

3. Perubahan fisiologis masa nifas.

a. Perubahan Sistem Reproduksi.

1) uterus
63

Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras karena

kontraksi dan retraksi otot-ototnya, sehingga dapat menutup

pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas implantasi

plasenta.

a) Autolysis, merupakan proses penghancuran diri sendiri

yang terjadi di dalam otot uterine.

b) Pembuluh darah pada uterus yang besar pada saat

kehamilan sudah tidak diperlukan lagi. Hal ini dikarenakan

uterus yang tidak dalam keadaan hamil tidak mempunyai

permukaan yang luas dan besar yang memerlukan banyak

pasokan darah. (Susanto, 2018).

Table 2.5

Perbandingan TFU Dan Berat Uteri Di Masa Involusi.

Involusi TFU Berat uterus.


Bayi lahir Setinggi pusat 1.000 gr
1 minggu Pertengahan pusat simfisis 750 gr
2 minggu Tidak teraba di atas simpisis 500 gr
6 minggu Normal 50 gr
8 minggu Normal seperti sebelum hamil. 30 gr
Sumber : (Susanto, 2018)

c) Involusi tempat plasenta.

Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat

dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira besarnya

setelapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada

akhir minggu ke 2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir

nifas 1-2 cm
64

Pada pemulihan nifas bekas plasenta mengandung banyak

pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Pada

luka bekas plasenta, endometrium tumbuh dari pinggir luka

dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka sehingga

bekas luka plasenta tidak meninggalkan luka parut.

(Susanto, 2018).

d) Lokhea

Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar cairan dari

vagina yang dinamakan lokhea. Lokhea berasal dari luka

dalamrahim terutama luka plasenta. Jadi, sifat lokhea

berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat

penyembuhan luka.

Pada 2 hari pertama lokhea berupa darah dan disebut

lokhea rubra. Setelah 2-4 hari merupakan darah encer yang

disebut lokhea serosa dan pada hari ke 10 menjadi cairan

putih atau kekuning-kuninganyang disebut lokhea alba.

Table 2.6 Macam-Macam Lokhea

Lokhea Waktu Warna Ciri-ciri.

Rubra 1-3 hari Merah kehitama. Terdiri dari darah segar,

jaringan sisa-sisa plasenta,


65

(kruenta) dinding Rahim, lemak bayi,

lanugo (rambut bayi), dan

sisa meconium. Lokhea

rubra yang menetap pada

awal periode postpartum

sekunder yang mungkin di

sebabkan tinggalnya sisa

atau selaput plasenta.

sanginolenta 4-7 hari Merah kecoklatan Sisa darah bercampur

dan berlendir. lender.

Serosa 7-14 hari Kuning Lebih sedikit darah dan

kecoklatan. lebih banyak serum, juga

terdiri dari leukosit dan

robekan atau laserasi

plasenta. Lokhea serosa dan

alba yang berlanjut bisa

menandakan adanya

endometris, terutama jika di

sertai demam, rasa sakit atau

nyeri tekan pada abdomen.

Alba >14 hari Putih Mengandung leukosit, sel

berlangsung desidua, dan sel epitel,

2-6 selaput lendir serviks serta

postpartum. serabut jaringan yang mati.

Lokhea Terjadi infeksi keluar cairan

perulenta seperti nanah dan berbau

busuk.

Lokheastatis Lokhea tidak lancar


66

keluarnya.

e) Serviks dan Vagina

Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium

merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis. Secara

berangsur angsur luasnya berkurang, tetapi jarang sekali

dapat kembali seperti semula atau seperti ukuran seorang

nulipara.

Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi otot-

otot pada panggul, perineum, vagina, dan vulva. Proses ini

membantu pemulihan dari ligamentum otot rahim. Ini

merupakan proses bertahap yang akan berguna bila ibu

melakukan ambulasi dini, senam nifas, dan mencegah

timbulnya konstipasi dengan cara melakukan aktivitas yang

dapat mendukung kembalinya otot-otot tubuh. (Susanto,

2018).

b. Perubahan Sistem Pencernaan

Kerapkali diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal usus kembali

normal. Meskipun kadar progesterone menurun setelah mela

hirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama

satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah

sering kosong jika sebelum melahirkan.

Kerja usus besar setelah melahirkan dapat juga terganggu oleh rasa

sakit pada perineum, hemoroid yang menjadi prolaps dan bengkak


67

selama kala dua persalinan atau kurangnya privasi pada ruang

perawatan pascanatal.

Beberapa hal yang berkaitan dengan perubahan pada sistem

pencernaan, antara lain :

1) Nafsu Makan Pasca melahirkan, biasanya ibu merasa lapar

sehingga diper bolehkan untuk mengkonsumsi makanan.

Pemulihan nafsu makan diperlukan waktu 3-4 hari sebelum faal

usus kem bali normal.

2) Motilitas Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot

traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi

lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat

pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.

3) Pengosongan Usus Pasca melahirkan, ibu sering mengalami

konstipasi. Hal ini disebabkan tonus otot usus menurun selama

proses persali nan dan awal masa pascapartum, diare sebelum

persali nan, enema sebelum melahirkan, kurang makan,

dehidrasi, hemoroid ataupun laserasi jalan lahir.

c. Perubahan Sistem Perkemihan.

Pelvis, ginjal, dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama

kehamilan kembali normal pada akhir minggu keempat setelah

melahirkan. Pemeriksaan siskotopik segera setelah melahirkan

menunjukkan tidak saja odema dan hyperemia dinding kandung

kemih, tetapi sering kali terdapat ekstravasasi darah pada sub

mukosa. (Susanto, 2018).


68

d. Perubahan sistem muskulokeletal.

Setelah persalinan dinding perut longgar karena diregang begitu

lama, tetapi biasanya pulih dalam 6 minggu. Ligamen, fasia, dan

diafragma pelvis yang meregang pada waktu persalinan, setelah

bayi lahir, secara berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali

sehingga tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi

retrofleksi. (Susanto, 2018)

4. Kebutuhan Pada Masa Nifas.

Menurut (Fitriahadi, 2018) kebutuhan dasar masa nifas sebagai

berikut:

a. Nutrisi dan Cairan

Kebutuhan nutrisi pada ibu nifas membutuhkan gizi seimbang,

nutrisi cukup, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat. Gizi

pada ibu menyusui mempengaruhi produksi air susu.

1) Diet seimbang yaitu makanan yang mengandung karbohidrat

yang cukup, protein dan vitamin yang tinggi serta mineral yang

cukup.

2) Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, yaitu menganjurkan ibu

untuk minum air hangat kuku setiap kali hendak menyusui.

3) Konsumsi zat besi.

4) Konsumsi kapsul vitamin A.

5) Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya

makan makanan yang mengandung protein, banyak cairan,

sayur-sayuran dan buah buahan.


69

b. Ambulasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus beristirahat, tidur telentang

selama 8 jam post partum. Kemudian boleh miring ke kiri/kanan

untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli, pada hari

kedua dibolehkan duduk, hari ketiga diperbolehkan jalan-jalan.

1) Miksi

Hendaknya BAK dapat dilakukan sendiri secepatnya kadang-

kadang mengalami sulit BAK karena springter uretra tertekan

oleh kepala janin dan spasme oleh iritasi muskullo spingter ani

selama persalinan juga oleh karena adanya oedema kandung

kemih yang terjadi selama persalinan

2) Defekasi

BAB seharusnya dilakukan 3 – 4 hari post partum. Bila masih

sulit BAB dan terjadi obstipasi dapat diberika obat rangsangan

per oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dapat dilakukan

klisma.

c. Kebersihan diri

1) Anjurkan kebersihan seluruh tubuh/personal hygiene.

2) Anjurkan kebersihan daerah genitalia.

3) Sarankan untuk sering mengganti pembalut.

4) Cuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan alat genitalia.

5) Jika ada luka episiotomi/laserasi, hindari menyentuh daerah

luka, kompres luka tersebut dengan kassa bethadine setiap pagi


70

dan sore hari untuk pengeringan luka dan menghindari

terjadinya infeksi.

d. Kebutuhan istirahat dan tidur.

Istirahat pada ibu selama masa nifas berisitirahat cukup untuk

mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat akan

mempengaruhi ibu dalam beberapa hal mengurangi jumlah ASI

yang di produksi, mempelambat proses infolusi uterus dan

memperbanyak perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak

mampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri. (Rukiyah, 2017)

D. Bayi Baru Lahir

1. Pengertian Bayi Baru Lahir

Bayi Baru lahir (BBL) normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi

belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia

kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu, dengan berat badan

lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar > 7 dan tanpa cacat

bawaan.(Jamil,2017)

2. Tanda-Tanda BBL Normal

Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan aterm antara 37-

42 minggu, BB 2500 gram – 4000 gram, panjang badan 48- 52 cm,

lingkar dada 30- 38 cm, lingkar kepala 33-35 cm, lingkar lengan 11-

12 cm, frekuensi DJ 120- 160 x permenit, pernafasan ± 40- 60 x

permenit, kulit kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang

cukup, rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah

sempurna.kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR > 7, gerakan


71

aktif, bayi l angsung menangis kuat, refleks rooting (mencari putting

susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan daerah mulut) sudah

terbentuk dengan baik, refleks sucking (isap dan menelan) sudah

terbentuk dengan baik, refleks morro (gerakan memeluk bila

dikagetkan) sudah terbentuk dengan baik, refleks grasping

(menggenggam) sudah baik, genetalia sudah terbentuk sempurna ,

pada laki- laki testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang, pada

perempuan: Vagina dan uretra yang berlubang, serta labia mayora

sudah menutupi labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam

pertama, berwarna hitam kecoklatan.

a. Kunjungan neonatal

Menurut (Budiyanti, 2020) terdapat 2 standar dalam mekanisme

pelayanan kesehatan bayi baru lahir yaitu standar kuantitas dan

standar kualitas. Standar kuantitas adalah kunjungan neonatal

minimal 3 kali, terdiri dari KN 1 (6-48 jam), KN 2 ( 3-7 hari), dan

KN 3 ( 8-28 hari). Sedangkan standar kualitas terdiri dari

pelayanan neonatal esensial saat lahir (0-6 jam ) dan pelayanan

neonatal esensial saat lahir ( 6 jam – 28 hari).

b. Asuhan bayi baru lahir.

Menurut (Sinta, 2019) asuhan segera, aman dan bersih untuk bayi

baru lahir ialah:

1) Pencegahan Infeksi

a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah

bersentuhan dengan bayi


72

b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang

belum dimandikan

c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan

benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau

steril.

d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang

digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih.

Demikin pula dengan timbangan, pita pengukur,

termometer, stetoskop.

2) Melakukan penilaian

a) Apakah bayi cukup bulan/tidak

b) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak

c) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa

kesulitan.

d) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika bayi

tidak bernapas atau bernapas megap–megap atau lemah

maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.

3) Pencegahan Kehilangan Panas Mekanisme kehilangan panas:

a) Evaporasi Penguapan cairan ketuban pada permukaan

tubuh oleh panas tubuh bayi sendiri karena setelah lahir,

tubuh bayi tidak segera dikeringkan.

b) Konduksi Kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung

antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, seperti:


73

meja, tempat tidur, timbangan yang temperaturnya lebih

rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi

bila bayi diletakkan di atas benda benda tersebut.

c) Konveksi Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi terpapar

udara sekitar yang lebih dingin, co/ruangan yang dingin,

adanya aliran udara dari kipas angin, hembusan udara

melalui ventilasi, atau pendingin ruangan.

d) Radiasi Kehilangan panas yang terjadi karena bayi

ditempatkan di dekat benda–benda yang mempunyai suhu

tubuh lebih rendah dari suhu tubuh bayi, karena benda–

benda tersebut menyerap radiasi panas tubuh bayi

(walaupun tidak bersentuhan secara langsung).

1) Keringkan bayi dengan seksama Mengeringkan dengan

cara menyeka tubuh bayi, juga merupakan

rangsangantaktil untuk membantu bayi memulai

pernapasannya.

2) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan

hangat Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh

cairan ketuban dengan selimut atau kain yang baru

(hanngat, bersih, dan kering)

3) Selimuti bagian kepala bayi Bagian kepala bayi

memiliki luas permukaan yg relative luas dan bayi akan

dengan cepat kehilangan panas jika bagian tersebut

tidak tertutup.
74

4) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya

Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan

tubuh dan mencegah kehilangan panas. Sebaiknya

pemberian ASI harus dimulai dalam waktu satu (1) jam

pertama kelahiran.

5) Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru

lahir Karena bayi baru lahir cepat dan mudah

kehilangan panas tubuhnya, sebelum melakukan

penimbangan, terlebih dahulu selimuti bayi dengan kain

atau selimut bersih dan kering.

4) Membebaskan Jalan Nafas Dengan cara sebagai berikut yaitu

bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir,

apabila bayi tidak langsung menangis, penolong segera

membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut:

a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras

dan hangat.

b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga

leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi

kepala diatur lurus sedikit tengadah kebelakang.

c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokkan bayi

dengan jari tangan yang dibungkus kassa steril.

d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau

gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar.


75

e) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat penghisap

lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus

sudah ditempat.

f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan hidung

g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang pertama

(Apgar Score).

h) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung

atau mulut harus diperhatikan

5) Merawat Tali Pusat.

a) Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil,

ikat atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali

pusat.

b) Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan

ke dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah

dan sekresi tubuh lainnya.

c) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat

tinggi.

d) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan

handuk atau kain bersih dan kering.

e) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan

menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem

plastik tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril)

f) Lakukan simpul kunci atau jepitankan secara mantap klem

tali pusat tertentu.


76

g) Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang

sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua

dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang

berlawanan.

h) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam

larutan klonin 0,5%.

i) Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan

bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik.

6) Mempertahankan suhu tubuh bayi Pada waktu lahir, bayi

belum mampu mengatur tetap suhu badannya, dan

membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap

hangat. Bayi baru lahir harus di bungkus hangat. Bayi baru

lahir tidak dapat mengatur temperatur tubuhnya secara

memadai dan dapat dengan cepat kedinginan jika kehilangan

panas tidak segera dicegah.

a) Keringkan bayi secara seksama.

b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan

hangat · Tutup bagian kepala bayi.

c) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusukan bayinya.

d) Lakukan penimbangan setelah bayi mengenakan pakaian.

e) Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat.

3. Tanda bahaya bayi baru lahir.


77

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda

kegawatan/kelainan yang menujukan suatu penyakit. Bayi baru lahir

dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda

antra lain: Sesak nafas, Frekuensi pernafasan 60 kali/menit, gerak

retraksi didada, malas minum, panas atau suhu badan bayi rendah,

kurang aktif, berat lahir rendah (500- 2500gram) dengan kesulitan

minum. (Jamil, 2017).

a. Reflex bayi baru lahir

Reflex bayi baru lahir menurut (Sitna, 2019)

1) Reflek Moro

Bayi akan mengembangkan tangan lebar dan melebarkan

jari, lalu membalikkan dengan tangan yang cepat seakan-akan

memeluk seseorang. Diperoleh dengan memukul permukaan

yang rata dimana dekat bayi dibaringkan dengan posisi

telentang.

2) Reflek rooting

Timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut. Bayi akan

memutar kepala seakan mencari putting susu. Refleks ini

menghilang pada usia 7 bulan.

3) Reflek sucking

Timbul bersamaan dengan reflek rooting untuk mengisap

putting susu dan menelan ASI. Reflek batuk dan bersin untuk

melindungi bayi dan obsmuksi pernafasan.

4) Reflek graps
78

Timbul jika ibu jari diletakkan pada telapak tangan bayi, lalu

bayi akan menutup telapak tangannya atau ketika telapak kaki

digores dekat ujung jari kaki, jari kaki menekuk.

5) Reflek walking dan stapping

Reflek ini timbul jika bayi dalam posisi berdiri akan ada

gerakan spontan kaki melangkah ke depan walaupun bayi

tersebut belum bisa berjalan. Menghilang pada usia 4 bulan.

6) Reflek tonic neck

Reflek ini timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh

kekanan atau kiri jika diposisikan tengkurap. Reflek ini bisa

diamati saat bayi berusia 3-4 bulan.

7) Reflek Babinsky

Muncul ketika ada rangsangan pada telapak kaki, ibu jari akan

bergerak keatas dan jari-jari lainnya membuka, menghilang

pada usia 1 tahun.

E. Keluarga berencana (KB)

1. Sejarah singkat KB

Mendirikan wadah dengan nama perkumpulan keluarga berencana

Indonesia PKBI dan bergerak secara Kontrasepsi terdiri dari dua kata,

yaitu kontra (menolak) dan konsepsi (pertemuan antara sel telur Yang

telah matang dengan sperma), maka kontra sepsi dapat di artikan

sebagai cara mencegah untuk pertemuan Antara sel telur dan sel

sperma sehingga tidak terjadi pembuahan dan kehamilan (Endang,

2019).
79

Di Indonesia, sejak jaman dulu telah dipakai obat dan jamu tersebut

untuk menjaga kehamilan di Irian jaya telah dikenal lama ramuan dari

daun-daun yang khasiatnya dapat mencegah kehamilan. Keluarga

berencana moderen di Indonesia, mulai di kenal pada tahun 1953.

Sekelompok ahli kesehatan, kebidanan dan toko masyarakat telah

mulai membantu masyarakat memecahkan masalah-masalah penduduk

pada tanggal 23 Desember 1957. Mereka silent operation membantu

masyarakat.

2. Pengertian KB

Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Usaha yang dimaksud

termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan

keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi adalah mencegah sperma

laki-laki mencapai damembuahi sel telur wanita (fertilisasi) atau

mencegah telur yang suda di buahi untuk (berimplantasi) Melekat dan

berkembang di dalam rahim.

3. Tujuan KB

a. Tujuan umum: meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam

rangka mewujudkan NKKBS (norma keluarga kecil bahagia

Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang

sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin

terkendalinya pertumbuhan penduduk


80

b. Tujuan khusus: meningkatkan penggunan alat kontrasepsi dan

kesehatan keluarga berencana dengan cara pengaturan jarak

kelahiran.

4. Manajemen Kebidanan Berdasarkan Pola Pikir Varney.

Menurut Terdapat 7 langkah manajemen kebidanna menurut Varney

yang meliputi langkah I pengumpuan data dasar, langkah II interpretasi

data dasar, langkah III mengidentifikasi diagnosa atau masalah

potensial, langkah IV identifikasi kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera, langkah V merencanakan asuhan yang

menyeluruh, langkah VI melaksanakan perencanaan, dan langkah VII

evaluasi. (Handayani dan Mulyati, 2017)

a. Langkah I : Pengumpulan data dasar Dilakukan pengkajian dengan

pengumpulan semua data yang diperlukan untuk megevaluasi

keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi

yang akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Langkah II: Interpretasi data dasar Dilakukan identifikasi yang

benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau kebutuhan

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan

karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa

tetapi membutuhkan penanganan yang dituangkan dalam rencana

asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa menyertai

diagnose. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus

diberikan kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.


81

c. Langkah III: mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan

rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.

Membutuhkan antisipasi, bila mungkin dilakukan pencegahan.

Penting untuk melakukan asuhan yang aman.

d. Langkah IV: Identifikasi kebutuhan yang memerlukan penanganan

segera. Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau

dokter dan atau untuk dikonsultaikan atau ditangani bersama

dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi

klien.

e. Langkah V: Merencanakan asuhan yang menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-

langkah sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa

yang sudah diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman

antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan

akan terjadi berikutnya.

f. Langkah VI: Melaksanakan perencanaan Melaksanakan rencana

asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika bidan

tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaanya.

g. Langkah VII: Evaluasi Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa.


82
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang di gunakan dalam Laporan Tugas Akhir ini yaitu

penelitian deskriptif dengan melakuakn pendekatan studi kasus dengan

memberikan asuhan kemprehensif yang meliputi asuhan terhadap ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir, neonates, dan kb

B. Tempat dan Waktu Pengambilan Kasus

Tempat pelaksanan studi kasus ini di Wilayah Kerja Puskesmas Waimital dan

waktu pengambilan studi kasus ini di mulai dari bulan 14 –juli 2022

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini yaitu ibu hamil Primigravida trimester III

D. Jenis Data

Dalam menyusun studi kasus ini , jenis data yang penulis gunakan, yaitu Data

primer dan data sekunder:

1. Data Primer yaitu data pokok atau utama yang di peroleh langsung

baikdari klien itu sendiri atau anggota keluarga yang bersangkutan.Dalam

penulisan studi kasus ini, untuk memperoleh data primer penulis

melakukan wawancara/anamnesis, pemeriksaan dan observasi langsung

pada pasien.

2. Data Sekunder yaitu data yang menunjang untuk mengindentifikasi

masalah dan untuk melakukan tindakan. Data sekunder ini dapat diperoleh

dengan mempelajari kasus atau dokumentasi pasien (buku register

81
82

kehamilan) serta catatan asuhan kebidanan. Dalam penulisan studi kasus

ini, penulis memperoleh data sekunder melalui buku KIA pasien.

E. Alat Dan Metode Pengumpulan Data

Menejemen yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah pedoman

observasi, wawancara dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan

kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi baru lahirt, serta KB

dengan pendekatan 7 langkah varney dan SOAP.

1. Alat / Bahan

a. Timbangan berat badan

b. Pengukur tinggi badan

c. Lila

d. Tensimeter

e. Stetoskop

f. Thermometer

g. Arloji yang ada jarum detik

h. Pita centi meter

i. Dopler

j. Hensoap

k. Alat tulis

l. Partus Set

m. Hanscon

2. Teknik pengumpulan data

Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini

terdiri dari:
83

a. Observasi yaitu suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat atau

mengamati.

b. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara kepada responden dan jawaban-

jawaban responden dicatat menggunakan format pengkajian data.

c. Pemeriksaan fisik yaitu data yang diperoleh dengan cara inspeksi dan

palpasi.

d. Dokumentasi.

F. Etika Penelitian

Menurut Notoadmojo,(2012) dalam pelaksanan penelitian harus diperhatikan

hubungan antara responden dengan penelti secara etika atau yang disebut etika

penelitian. Etika adalah masalah yang sangat penting, karena masalah etika

berhubungan dengan manusia dan harus diperhatikan.

Pada saat melakukan studi kasus ini penulis menjalin hubungan yang baik

dengan responden untuk tetapmenjaga etika baik tingkah laku, perkataan

sampai dengan etika dalam menjaga privasi responde, Oleh karena itu saat

pemberian Asuhan Kebidanan diberikan , informan terlebih dahulu meminta

persetujuan melalui:

1. ( Infomed Choice)

Peneliti memberikan pilihan, tujuan dan dampak pada informan yang

diikuti selama pengumpulan data informan telah bersedia menjadi

responden tanpa paksaan dari pihak manapun.

2. Informed Consent
84

Setalah penulis melakuakan informed choic. Informan setujuh dengan

penjelasan yang diberikan oleh karena itu informan menandatangani

lembar persetujuan yang telah di ajuakan oleh peneliti.

3. Confindentilly

Penulis menjamin kerahasian informasi serta data-data yang diperoleh dari

responden yang dimulai dari masa kehamilan, persalianan, nifas, bayi baru

lahir, neonates, dan keluarga berencana, dan tidak ada seorang pun yang

dapat memperoleh informasi tersebut kecuali jika diijinkan oleh

responden.
85

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

Ny.”S” UMUR 18 TAHUN GI P0 A0 UMUR KEHAMILAN 28 MINGGU +3

HARI DENGAN KEHAMILAN NORMAL DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS KAIRATU BARAT

A. HASIL

Tempat praktek : Puskesmas Kairatu Barat

Hari / tanggal : 17 April 2022 Jam : 16:35

WIT

I. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas/ Biodata

Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. S

Umur : 18 tahun : 18 tahun

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Nelayan

Suku/ Bangsa : Maluku Indonesia : Maluku Indonesia


86

Agama : Islam : Islam

Alamat : Kamal : Kamal

2. Alasan Datang : Ibu mengatakan ingin periksa kehamilanya.

3. Keluhan Utama : Ibu mengatakan tidak ada keluhan

4. Riwayat Kehamilan Sekarang:

a. HPHT : 17-9-2021

b. Haid bulan sebelumnya : 15-08-2021 lamanya : 7 hari

c. BB sebelum hamil : 40 kg

d. Gerakan janin (24 jam terakhir) : 10 kali gerakan

e. Riwayat penyakit kehamilan/ tanda bahaya (penyulit) : Tidak ada

1) Keluhan TM I : Mual muntah dan pusing

TM II : Tidak ada

TM III : Tidak ada

2) Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu ) Vit B Com, Tablet Fe.

3) ANC : Teratur, frekuensi :3 kali di puskesmas

Trimestar 1:15-03-2022

4) Imunisasi TT : 2 kali di puskesmas

5) Kekhawatiran khusus : Tidak ada

5. Riwayat Menstruasi :

a. Menarche : 13Tahun siklus : 30 hari

b. Lama : 7 Hari Jumlah : 2 – 3x ganti pembalut

c. Warna : Merah segar keluhan : tidak ada

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang


87

Ibu mengatakan tidak sedang menderita riwayat penyakit seperti

penyakit jantung, hipertensi, Diabetes Militus, Malaria,Ginjal, Asma,

Hepatitis.

b. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak perna menderita penyakit seperti penyakit

jantung, Hipertensi, Diabetes Militus, Asma, Malaria, Ginjal dan

Hepatitis.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suaminya tidak

ada yang perna menderita penyakit seperti penyakit Hipertensi,

jantung, Diabetes Militus, Asma.

7. Riwayat Sosial Ekonomi

a. Riwayat Perkawinan :

1) Umur waktu nikah : 17 Tahun

2) Lama : 1 Tahun

3) Perkawinan ke : 1 (satu)

4) Jumlah anak :-

b. Dukungan keluarga : Ibu mengatakan keluarga menerima dan

mendukung kehamilan ini.

c. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan ibu : ibu mengatakan

keluarga sangat senang atas kehamilan ini dan mengharapkan

kehamilanya sehat dan baik-baik saja


88

d. Pengambilan keputusan dalam keluarga : suami

e. Kebiasaan hidup sehat, merokok, minum-minuman keras, konsumsi

obat terlarang : Ibu mengatakan tidak perna mengonsumsi minuman

keras maupun merokok dan tidak mengonsumsi obat-obat terlarang.

8. Riwayat KB :

Ibu mengatakan memakai akseptor KBPil

9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari :

Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil Keluhan


Nutrisi : Jenis : nasi ikan sayur buah Jenis: nasi, ikan, sayur, buah Tidak ada
Makan Porsi : 1 piring Porsi: 1piring setangah keluhan
Jenis, Porsi, Frekuensi : 2-3 kali Frekuensi: 1-2 kali
frekuensi) Jenis : air putih, Jenis: air putih, susu
Minum Vol : 5-6 gelas/hari Vol: 5-6 gelas/hari
(Jenis, Vol. )
Eliminasi : Frekuensi: 3-4 kali sehari Frekuensi: 5-6 kali sehari
BAK Warna: Kuning Jernih Warna: Kuning Jernih Tidak ada
( Frekuensi, warna) Frekuensi: 1 kali sehari Frekuensi: 1 kali sehari Keluhan
BAB Konsistensi: Lunak Konsistensi; Lunak
(frekuensi, Warna: Kuning Kecoklatan Warna: Kuning kecoklatan
konsistensi, warna)
Istirahat Tidur Siang: 1-2 jam sehari Tidur Siang: 1-2 Jam sehari Tidak ada
( tidur siang, tidur Tidur Malam: 6-7 Jam sehari Tidur Malam: 5-6 jam sehari keluhan
malam)
Aktifitas Ibu mengerjakan semua Ibu mengerjakan semua Tidak ada
pekerjaan rumah seperti pekerjaan rumah seperti keluhan
menyapu, memasak,mencuci.. menyapu, memasak,mencuci.
Personal Hygiene ( Mandi: 2 kali sehari Mandi: 2 kali sehari Tidak ada
Mandi, gosok gigi, Gosok Gigi: 2 kali sehari Gosok Gigi: 2 kali sehari keluhan
cuci rambut, ganti Cuci Rambut: 3 kali seminggu Cuci Rambut: 3 kali sehari
celana dalam) Ganti celana dalam: 2 kali Ganti celana dalam: 3 kali
sshari sehari
Rekreasi 1 kali seminggu Tidak ada Tidak ada
89

keluhan
Pola seksual 1 kali dalam seminggu Tidak ada Tidak ada
keluhan

10. Tempat dan petugas kesehatan yang diinginkan untuk membantu

persalinan : Puskesmas dan di tolong oleh bidan

11. Adat istiadat :Tidak ada.

12. Lingkungan (hewan peliharaan): Ibu mengatakan tidak memiliki hewan

pemeliharaan.

13. Pengetahuan Ibu tentang kehamilan : Ibu mengatakan bahwa kehamilan

merupakan hal yang normal dan alami.

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum : Baik

b) Kesadaran : Composmentis

c) Status emosional : stabil

d) HPL : 24-6-2022

e) Tanda- tanda Vital

1) TD : 110/70mmHg

2) Nadi :81x./ menit

3) RR : 23x / menit

4) Suhu : 36,5oC

f) Antropometri

1) BB setelah hamil : 49 kg

2) TB : 150 cm
90

3) IMT : 21,77

4) LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : bersih, tidak ada oedema, tidak ada lesi

1) Rambut : warna hitam,tidak ada ketombe, tidak rontok

2) Muka : Tidak Pucat, tidak ada oedema

3) Mata : simetris kiri dan kanan kelopak mata tidak oedema

 Conjungtiva: Merah mudah

 Sclera: tidak icterus dan tidak ada sekret.

4) Hidung : Bersih, tidak ada polip dan tidak ada sekret.

5) Telinga : simetris kiri dan kanan, bersih, tidak ada serumen.

6) Mulut : bibir lembab, tidak ada caries,gusi tidak berdara

dan lidah bersih.

7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada

pembesaran limfe.

8) Dada : pernapasan normal, tidak ada retraksi dinding dada

b. Mammae (inspeksi, palpasi): simetris putting menonjol,

hiperpigmentasi pada areola, tidak ada pengeluaran colustrum.

c. Abdomen

1) Inspeksi : Pembesaran sesuai usia kehamilan, tidak ada bekas luka

operasi, ada linea nigra.

2) Palpasi :

 Palpasi Leopold :
91

a) Leopold I : TFU 26 cm, pertengahan simpis dan

pusat,teraba lunak dan tidak melenting (Bokong)

b) Leopold II : pada kiri perut ibu teraba keras dan

memanjang seperti Papan (PU-KI), bagian kanan terba

bagian kecil –kecil (ekstremitas)

c) Leopold III: Teraba bagian bulat, keras dan melenting

(kepala)

d) Leopold IV: Kepala belum masuk PAP

 Mc. Donald : 26cm TBJ : 2.170gram

3) Auskultasi :

DJJ : frekuensi : 138kali/menit

Irama : teratur

Puctum maximum : perut kiri 3 jari di bawah pusat

d. Genetalia (atas indikasi): Tidak dilakukan.

e. Periksa Dalam (atas indikasi): Tidak dilakukan

f. Pinggang (Costo Vetebra Angel Tenderness) : Tidak dilakukan

g. ekstremitas

1) Atas : Simetris kiri dan kanan, kekuatan otot dan sendi baik, tidak

oedema.

2) Bawah : Simetris kiridan kanan kekuatan otot dan sendi baik, tidak

oedema.

3) Perkusi : tidak di lakukan

3. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium

a. Protein urine : Tidak dilakukan.


92

b. Urin reduksi : Tidak dilakukan.

c. HB : 9,8 gr/dl

d. Golongan darah :A

III. ANALISA/ ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan: Ny.S Umur 18 tahun G1 P0 A0 UK 28+3

minggu,janin tunggal, hidup Intra uteri, presentasi kepala, Belum Masuk

PAP, ibu dan janin dalam keadan sehat

Data dasar :

DS:

a. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan pertama ibu

b. Ibu mengatakan HPHT : 17-09-2021

DO :

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Status emosional : Baik

d. Tanda-Tanda Vital :

1) TD : 110/70mmHg

2) Nadi : 81x/Menit

3) P : 23x/menit

4) Suhu : 36,5oc

e. TB : 150cm

f. Palpasi Leopold

Leopold I : TFU 26 cm, pertengahan simpisis dan pusat, teraba

lunak dan tidak melenting(bokong)


93

Leopold II : Pada kiri perut ibu teraba keras dan memanjang

seperti papan (PU-KI), Bagian kanan terba bagian

kecil-kecil (Ektremitas).

Leopold III : Teraba bagian bulat keras dan melenting ( kepala).

Leopold 1V : Kepala belum masuk PAP.

g. Auskultasi : DJJ 138x/menit TBJ : 2.170gram

2. Masalah (bila ada) : tidak ada keluhan

Data dasar : -

3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) :tidak ada

Data dasar : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaan ibu dan janin sehat dan baik.

TD : 110/70 mmHg Nadi : 81x/menit,

P : 23x/menit, Suhu : 36,50C

Leopold I : TFU 26 cm, pertegahan simpisis dan pusat teraba lunak

dan tidak melenting (Bokong)

Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba keras dan memanjang

seperti papan (PU-KI), bagian kanan teraba bagian kecil

kecil (Ektremitas)

Leopold III : Teraba keras bulat dan melenting(kepala)

Leopold IV : Kepala belum masuk PAP.

2. Menjelaskan kepada ibu untuk menerapkan pola pemenuhan nutrisinya.

dengan rutin dan mengkonsumsi sayur dan buah-buahan yang telah


94

dianjurkan

Hasil : ibu mengerti dan bersedia untuk melakukan pola pemenuhan nutrisi

seperti makan nasi, sayur, dan buah-buahan.

3. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda trimester III yaitu perdarahan

air merembes dari jalan lahir tanpa disadari oleh ibu, kurang ada gerakan

dari bayi, nyeri pada perut dan tegang.

Hasil: ibu suda mengetahui tanda tanda kehamilan

4. Menjelaskan pada ibu melakukan USG untuk memeriksa kondisi

kehamilanya

Hasil : Ibu Mengerti dan bersedia melakukanya

5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal

yang sudah di tetapkan atau jika ada keluhan

Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan
95

KUNJUNGAN ANC KE II

Hari/Tanggal : Kamis/30/04/2022
Jam : 16:15 WIT
Tempat : Di Rumah

S O A P
Ibu mengatakan sering BAK Keadaan umum: baik, Ny.”S”Umur 18 Tahun G1P0A0 1. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaanya
pada malam hari kesadaran: composmentis, Umur kehamilan 30+2 minggu janin sehat TD:100/ 70mmHg,Nadi:81x/menit,
Status emosional: baik tunggal, hidup intra uterin, presentasi suhu: 36,50C, P: 24x/menit Hasil: Ibu
Tanda vital kepala, mengerti
TD : 100/70mmHg (pu-ki) 2. Menjelaskan pada ibu untuk mengurai
Nadi : 81x/menit minum air putih di malam hari karena
Suhu :36,5 C 0
bisa terjadinya BAK
P : 24x/ menit Hasil: ibu mengrti
TB : 150 cm 3. Memberitahu pada Ny.S untuk pola
Palpasi leopold: makan hidup sehat dan mengkonsumsi
Leopold I: TFU: 27 cm tiga jari di makanan seperti; Tinggi protein, Tinggi
atas pusat Karbohidrat serta cukup vitamin dan
Leopold II: Pada bagian kiri perut rendah lemak dan kurangi garam yang
ibu teraba keras dan memanjang berlebihan dalam makanan, Hasil: ibu
seperti papan (PU-KI), bagian mengerti atas penjelasan yang di berikan
kanan perut ibu teraba bagian kecil- dan akan melakukanya.
kecil(ektremitas). 4. Memberitahu ibu untuk mengurangi
Leopold III: Teraba keras bulat aktivitas berat dan cukup istirahat, Hasil :
melenting letak( kepala). ibu mengerti penjelasan yang di berikan
96

Leopold IV: Kepala belum masuk dan akan melakukanya.


PAP 5. Memberitahukan pada Ny S untuk rutin
Mc. Donald 27 cm mengkonsumsin obat yang telah di
TBJ:27 12x155=2,325gr berikan dan rutin melakukan pemeriksaan
ke dokter jika ada keluhan. Hasi : ibu
megerti dan rutin minum obat dan akan
rutin melakuan pemeriksaan ke dokter
jika ada keluhan maupun bidan terdekat.

KUNJUNGAN ANC KE III


97

Hari/Tanggal : minggu 14 /05/2022


Jam : 15:30 WIT
Tempat : Di Rumah

S O A P

Ibu Keadaan umum: baik, kesadaran: Ny.”S” Umur 18 1. Menjelaskan pada ibu bahwa keadaanya sehat

mengatakan composmentis, Tahun TD: 110/80mmHg, Nadi:83x/menit, suhu:

tidak ada Status emosional: baik G1P0A0 Umur 36,30C, RR: 21x/menit

keluhan Tanda vital kehamilan 32+2 Hasil: Ibu mengerti

apapun TD : 110/80mmHg minggu janin 2. Memberitahu ibu untuk mengurangi aktivitas

Nadi : 82x/menit tunggal hidup berat dan cukup istirahat.

Suhu : 36,3oC intra uterin, pres Hasil : ibu mengerti penjelasan yang di

RR : 21x/menit kepala, (pu-ki). berikan dan akan melakukanya.

TB : 150 cm 3. Memberitahukan pada Ny S untuk rutin

Palpasi leopold: mengkomsumsi obat yang telah di berikan dan

Leopold I: TFU 28 cm tigga jari di atas rutin melakukan pemeriksaan jika ada

pusat, terba satu bagian lunak dan keluhan.


98

melenting Hasil : ibu megerti dan rutin minum obat dan

Leopold II: Bagian kiri teraba, keras dan akan rutin melakuan pemeriksaan jika ada

memanjang seperti papan di punggung keluhan.

kiri(extremitas) di pungung kana ibu. 4. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang

Leopold III: Bagian erendah janin teraba persiapan persalinan:

keras, bulat dan melinting Untuk menyiapkan persalina ( persiapan bayi

Leopold IV: Bagian terendah janin sudah dan ibu), temapt persalinan dan siapa

masuk pintu atas panggul. Devergen penolong, memberitahu ibu untuk menyiapkan

Mc. Donald: 28cm trasportasi dan biaya untuk persalinan,

TBJ:28-11x155=2,635gr meminta keluarga terutama suami untuk

mendampingi ibu saat persalinan dan

memberitahu keluaraga untuk menyiapkan

donor darah pada ibu.

Hasil : ibu sudah mengetahui persiapan

persalinan
99

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN

Ny M Umur 26 Tahun G1 P0 A0 Umur Kehamilan 38+1 Minggu Dengan

Persalinan Normal Di Puskesmas Kairatu Barat

Tempat praktek : Puskesmas Kairatu Barat

Nama Mahasiswa : Waisarisa

Hari/ tanggal : 24-06-2022 Jam: 18.10 WIT

I. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas/ Biodata

Nomor RM :-

Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn.Y

Umur : 26 Tahun : 34 Tahun

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Tukang

Suku/ Bngsa : Maluku/Indonesia : Maluku/Indonesia

Agama : Kristen : Kristen

Alamat : Nuruwe : Nuruwe

2. Alasan Datang :

Ibu mengatakan ingin bersalin.

3. Keluhan Utama :

ibu mengatakan merasa nyeri perut sampai ke pinggang dan disertai

keluarnya lendir bercampur darah dari jalan lahir. Sejak jam:18:15


100

4. Riwayat menstruasi :

a. Menarche : 13 Tahun Siklus : 30 hari

b. Lama : 7 hari Jumlah : 2-3 ganti pembalut.

c. Warna : Merah segar Keluhan: tidak ada

d. Teratur/ tidak : Teratur

5. Riwayat Perkawinan :

a. Umur waktu nikah: 17tahun

b. Lama : 1 tahun

c. Perkawinan ke :1

d. Jumlah anak :-

6. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis.

b. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyati sepreti Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suamiinya tidak

ada yang pernah menderita penyakit seperti Hipertensi, Diabetes

Militus, Asma, Gemeli.

7. Riwayat Kehamilan Sekarang :

a. HPHT : 17 -09-2021

b. Haid bulan sebelumnya : 15-08-2021 lamanya : 7 hari


101

c. ANC : teratur frekuensi 3 kali

d. Imunisasi TT : 2 kali di puskesmas

e. Keluhan TM I : tidak ada keluhan

TM II : tidak ada keluhan

TM III : ibu mengatakan berat badannya

meningkat

f. Pergerakan janin dalam waktu 24 jam terakhir : + 10 kali

8. Riwayat persalinan sekarang : ( His dan PPV ) :

a. His : taratur sejak tanggal: 24-06-2022

Pukul : 18:15 WIT

Frekuensi : 5 x dalam 10 menit

Lama kekuatanya : 45 detik

PPV (Pengeluaran pervaginam)

Air Ketuban : pecah Warna : jernih

Darah : lendir bercampur darah Jumlah : sedikit

warna : merah segar

9. riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertama ibu dan belum pernah

keguguran

10. Riwayat KB :

No Jenis Alkon Lama Pakai Keluhan Tahun lepas Alasan


- - - - -
102

11. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Kebutuhan Selama persalinan Keluhan


Nutrisi : Bubur , telur ,1 piring kecil,
Makan 1 kali
(Jenis, Porsi, frekuensi) Tidak ada keluhan
Minum Air putih 2 gelas
(Jenis, Vol. ) Ovaltin 1 gelas
Eliminasi : 1 kali, kuning jernih
BAK
( Frekuensi, warna) Belum Tidak ada Keluhan
BAB
(frekuensi, konsistensi, warna)
Istirahat Tidur siang : 2 jam Tidak ada Keluhan
Tidur malam : 5-6 jam

12. Data Psikologis dan sipirtual :

Ibu mengatakan merasa cemas dan takut meski ini adalah persalinan

kedua, ibu beragaama islam dan taat menjalankan sholat.

13. Data Sosial – Budaya :

Hubungan dengan keluarga dan tetangga: :

a. Ibu mengatakan hubungan dengan keluarga dan tetangga sangat baik.

b. Adat istiadat : Tidak ada

c. Lingkungan ( termasuk hewan peliharaan ) :

Ibu mengatakan lingkungan rumah bersih, aman dan nyaman dan

mempunyai hewan peliharaan yaitu anjing

d. Pengetahuan Ibu tentang persalinan :

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang persalinan yaitu seperti

tanda-tanda awal persalinan


103

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

2. Keadaan Umum : baik

3. Kesadaran : composmentis

4. Status emosional : baik

5. BB : 51 kg

6. TB : 150 cm

a. Tanda vital

b. TD : 110/ 80 mmHg

c. Nadi : 80x/ menit

d. P : 22x/ menit

e. Suhu : 36,5 oC

7. Status present

a. Kepala

1) Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada ketombe,tidak ada

menjolan, tidak ada rambut rontok.

2) Muka : simetris, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada

odema, tidak pucat

3) Mata : Conjungtiva merah mudah,Sklera tidak ada ikteri

4) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan

5) Telinga : simetris, tidak ada serum dan tidak ada kelainan

b. Mulut : mukosa bibir lembap, lidah bersih, tidak ada karies dan

gigi berlubang, gusi tidak bengkak


104

c. Leher : tidak ada pembengkakan / benjolan, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.

d. Dada : pernapasan normal, tidak ada retraksi dinding dada.

e. Mammae

Inspeksi : simetris, adanya pingmentasi areola mamae, puting susu

menonjol

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, sudah ada

pengeluaran ASI

f. Abdoment :

Inspeksi : perut membesar sesuai usia kehamilan, adanya linea nigra,

tidak ada bekas luka operasi

1) Palpasi :

a) Palpasi Leopold :

a. Leopold I : TFU (29 cm) bagin fundus teraba bulat,

lunak, dan tidak melenting (bokonng).

b. Leopold II : Pada bagian kanan teraba bagian Kecil-

kecil (ektremitas). Pada bagian kiri perut

ibu teraba keras dan memanjang seperti

papan (puki)

c. Leopold III : Teraba Keras, bulat dan melenting (kepala)

d. Leopold IV : penuruna bagian terendah janin sudah

masuk PAP (dinvergen)

b) Mc. Donald : 29 cm TBJ : (TFU – 11) x 155


105

(29 – 11) x 155 = 2,790 gram.

c) Kontraksi Uterus (His) : Frekuensi : 5 x/ 10 ‘ (45 detik ‘)

Sifat : kuat

2) Auskultasi

DJJ : 135 frekuensi 1 kali/menit

Irama : teratur

Punctum maximum : punggung kanan samping pusat

g. Genetalia :

1) Inspeksi :

Vulva : membuka

Vagina : tidak ada odema,tidak varises

2) Periksa Dalam :

Atas indikasi : Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir

sejak puku : 18 :15 WIT

a) Vulva : membuka,

b) vorsio : tipis.

c) Pembukaan : pembukaan 10 cm

d) KK : pecah spontan, jernih

e) Penurunan : hodge lv

f) Presentasi : kepala

g) Molase : tidak ada.

h) Penumbungan : tidak ada

i) Kesan panggul : normal

j) POD : ubun-ubun kecil


106

k) Pelepasan : lendir dan darah

h. Pinggang (Costo Vetebra Angel Tenderness ) dengan perkusi: tidak

dilakukan

i. Ekstremitas

1) Atas : simetris, tidak ada odema, kuku bersih

2) Bawah : simetris, tidak ada odema, tidak ada varises, kuku bersih

3) Perkusi : reflek patella +/+

8. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium

a. Protein urine : tidak dilakikan

b. Urin reduksi : tidak dilakukan

c. HB : tidak di lakukan

d. Golongan darah :A

III. ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan :

Ny.M GI P0A0 umur kehamilan 38+1 minggu, janin tunggal hidup intra

uteri, punggung kiri, presentase kepala, inpartus kala 1 fase aktif

Data dasar :

DS :

- Ibu mengataka ini anak pertamanya

- ibu mengatak merasa nyeri perut bagian bawah sampai ke pinggang dan

disertai keluarnya lendir bercampur dara melalui jalan lahir.

DO :

a. Vulva : membuka,

b. vorsio : tipis.
107

c. Pembukaan : pembukaan 10 cm

d. KK : pecah spontan, jernih

e. Penurunan : hodge lv

f. Presentasi : kepala

g. Molase : tidak ada.

h. Penumbungan : tidak ada

i. Kesan panggul : normal

j. POD : ubun-ubun kecil

k. Pelepasan : lendir dan darah

2. Masalah (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera/antisipatory (bila ada) : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberi tahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yaitu ibu sudah

memasuki proses persalinan

E. ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi ibu saat ini

2. Menganjurkan ibu makan dan minum jika tidak ada kontraksi .

E. Ibu bersedia makan dan minum

3. Menganjurkan ibu cara melakukan teknik relaksasi dengan menarik napas

lewat hidung dan mengeluarkan lewat mulut agar sakitnya berkurang.

E. Ibu mengerti dan melakukan anjuran yang diberikan.


108

4. Mempersiapkan ruangan dan perlengkapan persalinan seperti alat – alat

persalinan (partuset,heting set), alat resuitasi, dan perlengkapan ibu dan

bayi.

E. semua perlengkapan persalinan sudah disiapkan

5. Menganjurkan suami / keluarga untuk mendampinggi ibu saat persalinan

E. suami dan keluarga bersedia mendampinggi ibu

6. Menganjurkan ibu untuk memilih posisi yang nyaman selama persalinan

E. ibu memilih posisi miring kiri


109

PEMANTAUAN KALA II

Hari/Tanggal : Minggu / 24-06-2022


Jam : 18.15 wit
Tempat : Di Puskesmas

S O A P
a. ibu mengatakan Keadaan umum : baik Ny. M umur 26 tahun G1P0A0 1. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan
nyeri perut semakin Kesadaran : composmentis umur kehamilan 38+1 minggu telah lengkap dan anjurkan kepada keluarga untuk
kuat menjalar ke tulang Tanda - tanda vital janin tunggal hidup intra uteri, selalu mendampingi ibu.
belakang TD : 110/80 mmHg presentasi kepala sudah masuk E: ibu di damping oleh suami
N : 82 x/m PAP pembukaan lengkap. 2. Memastikan alat-alat kelengkapan pertolongan
R : 24 x/m Inpartus kala II termasuk Oksitosin.
S : 36,5 o
3. Membimbing ibu untuk meneran jika ada
Vulva:membuka, dorongan yang kuat.
Vorsio : tipis. E: Ibu meneran jika ada kontraksi.
Pembukaan : pembukaan 10 cm 4. Bayi lahir jam 18:35 WIT dengan jenis kelamin
KK : pecah spontan, jernih laki-laki. LK : 33 cm, LD : 33 cm, panjang badan :
Penurunan : hodge IV 49cm dan BB: 2,800gr
Presentasi : kepala 5. Menilai keadaan bayi: Menangis kuat, gerak
Molase : tidak ada. akktif, kulit kemerahan.
Penumbungan : tidak ada
Kesan panggul : normal
POD : ubun-ubun kecil
Pelepasan : lendir dan darah
110

PEMANTAUAN KALA III

Hari/Tanggal : Minggu / 24 – 06 - 2022


Jam : 18.50 wit
Tempat : Di Puskesmas

S O A P

a. ibu mengatakan keadaan Keadaan umum : baik Ny. M umur 26 tahun PIA0 1. Masase uterus untuk memeriksa tidak ada janin ke 2

baik-baik saja Kesadaran : composmentis inpartus kala III 2. Melakukan manajemen aktif kala III, memberitahu ibu bahwa

Dan tidak pucat ibu akan di suntik cairan oksitosin agar uterus berkontraksi.

Tanda - tanda vital E : guna untuk kelahiran plasenta, ibu bersedia dan sudah

TD : 110/80 mmHg mengetahui kalau akan di suntik.

N : 82 x/m 3. Melakukan perenggan tali pusat dan melihat tanda tanda

R : 24 x/m perlepasan plasenta

S : 36,5 o E : plasenta lahir lengkap jam: 19:00 WIT

Tidak ada robekan pernium. 4. Melakukan kembali Masase fundus uteri hinggan kontraksi baik.

TFU : 2 jari di bawah pusat E : kontarksi baik

Kontraksi: baik 5. Melakukan IMD dan tetap menjaga kehangatan bayi.

Kandung Kemih Kosong E: Bayi suda di letakan di dada ibu dan bayi suda bisa

melakukan IMD
111

PEMANTAUAN KALA IV

Hari/Tanggal : Minggu / 24 – 06 - 2022


Jam : 19:30 WIT
Tempat :Di Puskesmas

S O A P

Ibu mengatakan masih merasa KU : baik, Ny M PI A0 umur 26 1. Mengajarkan kepada ibu dan keluarga cara melakukan masase

lelah, dan mules serta nyeri Kesadaran: composmentis. tahun inpartus kala IV uterus yaitu dengan meletakan tangan diatas fundus dan

pada jalan lahir. TTV melakukan massase dengan gerakan melingkar searah jarum

TD : 110/70 mmHg jam dengan lembut hingga uterus berkontraksi

N : 80x/menit E : Ibu mengerti dan sudah melakukan masase

S : 36,8 , 2. Hasil : Tidak terdapat laserasi (robekan) pada jalan lahir, TFU

R : 20x/menit 2 jari dibawah pusat, perdarahan ±100 cc, kontraksi uterus baik

TFU : 2 jari di bawah dan keras

pusat Kontraksi uterus baik 3. Membersihkan ibu dan bantu ibu merapihkan pakia

pendarahan 100cc E : Ibu suda di bersihkan

4. Mendekontaminasi semua peralatan bekas pakai dalam larutan

klorin 0,5% membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke

dalam tempat sampah yang sesuwai

E : Peralatan bekas pakai telah di rendam dalam larutan klorin


112

0,5%

5. Memberikan KIE tentang tanda bahaya kala IV kepada ibu

seperti infeksi masa nifas dengan tanda gejala suhu ibu

meningkat, perdarahan aktif selama kala IV seperti keluarnya

darah melebihi 100 cc, dan payudara bengkak.

Hasil : Ibu sudah mengetahui tanda bahaya kala IV

6. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup

E : ibu suda mengerti

7. Anjurkan keluarga untuk memberikan makan kepada ibu unuk

menambah tenaga ibu

E : keluarga suda memberi makan minum kepada ibu

8. Memantau keaadaan ibu setiap 15 menit selama 1 jam dan

memantau ke adaan ibu setiap 30 menit pertama pada satu jam

ke dua

E : telah di lakukan pemantauan di dalam patograf


113

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Ny M Umur 26 Tahun PI A0 Nifas 6 Jam dengan keadaan Normal

Tempat praktek : PKM Kairatu Barat Nama Mahasiswa : Wa Aisa

Hari / Tanggal : 24-06-2022 Jam : 13.40

WIT

I. SUBYEKTIF

1. Identitas / Biodata

Nomor RM :-

Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn.M

Umur : 26 Tahun : 34 Tahun

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Tukang

Suku/ Bngsa : Maluku/Indonesia : Maluku/Indonesia

Agama : Kristen : Kristen

Alamat : Nuruwe : Nuruwe

Keluhan Utama: tidak ada keluhan.

2. Rawat gabung : tidak

3. Riwayat kehamilan

a. Periksa di : puskesmas

b. Kelainan/komplikasi : tidak ada

c. Usia kehamilan : 38+1minggu

4. Riwayat Perkawinan

a. Umur waktu nikah : 17tahun.


114

b. Lama : 1 tahun

c. Perkawinan ke :1

d. Jumlah anak :1

5. Riwayat Kesehatan :

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis

b. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyati sepreti Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis Riwayat

c. Kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suamiinya tidak

ada yang pernah menderita penyakit seperti Hipertensi, Diabetes

Militus, Asma, Gemeli

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu:

P Penyulit Penyulit
Jenis BB Komplik Keada Msl
/ /
Ater Premat A Persalin lahi Nifas asi/ an h
komplik komplik
m ur an r penyulit Anak lain
asi asi
Tida
tidak Tidak 2,8k Norm Tidak Baik,
Iya Tidak - Normal k
ada ada g al ada sehat
ada

7. Riwayat KB :

No Jenis Alkon Lama Pakai Keluhan Tahun lepas Alasan


- - - - -
115

8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari Hari :

Kebutuhan Selama nifas Keluhan


Nutrisi :
Makan Bubur, 1 piring,
(Jenis, Porsi, frekuensi) 2x dalam 3 jam .
Minum Tidak ada
(Jenis, Vol. ) Susu 1 gelas dan keluhan
air putih 5 gelas
Eliminasi :
BAK 3 x sehari
( Frekuensi, warna) Warna kekuninggan Tidak ada
BAB Keluhan
(frekuensi, konsistensi, Belum
warna)
Istirahat Tidur siang + 2 jam
( tidur siang, tidur Tidur malam 7 jam karena terbagun untuk Susah tidur
malam) menyusui
Aktifitas Belum melakukan apa – apa,hanya menjaga Tidak ada
anaknya. keluhan
Personal Hygiene ( Mandi 2 x sehari,gosok gigi 3 x sehari, cuci
Mandi, gosok gigi, cuci rambut 2x seminggu,ganti celana dalam setiap Tidak ada
rambut, ganti celana ganti pembalut. keluhan
dala, ganti pembalut)
Rekreasi Belum Tidak ada
keluham

9. Riwayat psikologis dan spiritual

a. Tanggapan ibu atas kelahiran bayinya : ibu mengatakan sangat senang

dan bahagia atas kelahir bayinya

b. Tanggapan keluarga atas kelahiran bayinya : ibu mengatakan keluarga

sangat senang dan bahagia


116

c. Riwayat spiritual ibu : ibu mengatakan beragama islam dan selalu taat

melaksanakan ibadah

10. Riwayat sosial budaya :

a. Hubungan dangan keluarga : Ibu menggatakan hubungan dengan

keluarga sangat baik

b. Hubungan dengan tetangga : Ibu menggatakan hubungan dengan

tetangga sangat baik

c. Adat istiadat terhadap masa nifas : tidak ada

11. Pengetahuan Ibu :

a) Tentang masa nifas : ibu sudah mengetahui masa nifas seperti


pemberian ASI,perawatan payudara, dan

perawatan bayi baru lahir

b) Tentang manfaat ASI : ibu mengatakan kandunggan gizi pada ASI sangat
bagus untuk tumbuh kembang bayi di banding

susu formula dan jika memberika susu formula

berarti harus mengeluarkan uang, jadi ibu lebih

memilih memberikan asi kepada bayinya

c) Tentang makanan bayi : ibu mengatakan bayi nya hanya diberikan

asi saja sampai usia 6 bulan tanpa

makanan apapun.

d) Tentang rencana : ibu mengatakan bayi nya hanya diberikan

menyusui asi saja sampai usia 6 bulan tanpa

makanan apapun.

e) Tentang perawatan : ibu mengatakan ibu tauh dan mengerti

payudara cara perawatan payudara.


117

f) Tentang perawatan : ibu mengatakan sudah mengetahui cara

bayi perawatan bayi dan perawatan tali pusat

yaitu hanya dengan mengunakan kasa

steril saja tanpa di bubuhi apapun.

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Status emosional : baik

d. BB : 45kg

e. TB : 150cm

f. Tanda vital

TD : 110/ 80 mmHg

Nadi : 82x / menit

RR : 24x / menit

Suhu : 36,5 °C

2. Status present

a. Kepala

1) Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada ketombe,tidak ada

menjolan, tidak ada rambut rontok.

2) Muka : simetris, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada

odema, tidak pucat

3) Mata : Conjungtiva merah mudah, Sklera tidak ada ikteri

4) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan


118

5) Telinga : simetris, tidak ada serum dan tidak ada kelainan

b. Mulut : mukosa bibir lembap, lidah bersih, tidak ada karies dan

gigi berlubang, gusi tidak bengkak

c. Leher : tidak ada pembengkakan / benjolan, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.

d. Dada : pernapasan normal, tidak ada retraksi dinding dada.

e. Mammae : Puting susu menonjol, Pengeluaran ASI lancar, tidak ada

pembengkakan

f. Abdomen :

 Tinggi fundus uteri : 2 jari di bawah pusat

 Kontraksi uterus : baik

 Palpasi supra pubik/kandung kemih : kosong

g. Genetalia :

1) Vulva : tidak ada robekan

2) Pengeluaran pervaginam

3) Warna lochea : merah

4) Jenis : rubra

5) Banyaknya : 3 x ganti pembalut sehari

6) Bau : khas dara

h. Perenium dan anuss

1) Luka episiotomi/jahitan : tidak ada

2) Keadaan luka : tidak ada

3) Tanda radang : tidak ada

4) Anus : normal
119

i. Ekstremitas :

Atas : simetris , tidak ada odema, kuku bersiih

Bawah : simetris, tidak ada odema ,tidak ada farises, kuku bersih

3. Pemeriksaan laboratorium : tidak dilakukan

4. Obat-obatan dan tindakan yang sudah di dapat : Amoxilin, Paracetamol,

Vit C Vit A

III. ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan

Ny.M umur 26 tahun PI A0 pospatrum 6 jam dengan nifas normal.

Data dasar :

DS

Ibu mengatakan ini anak pertamanya

Ibu mengatakan umurnya 26 tahun

Ibu mengatakan terdapat darah yang keluar dari vagina yang berwarna

merah (lochea rubra)

Ibu bersalin pada tanggal 24-06-2022

DO

Keadaan umum baik, tanda vital TD: 110/80mmHg,Nadi:82x/menit

P:24x/menit suhu:36,5Oc

Kontraksi uterus baik,TFU 2jari ibu di bawah pusat, keadaan ibu baik

Keluhan :ibu mengatakan susah tidur karna menyusui

2. Masalah (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -
120

3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera/antisipatory (bila ada) : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Bemberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu

Keadaan umumibu baik,Tanda vital TD: 110/ 80 mmHg, Nadi :82x/

menit, p : 24x/ menit Suhu :36,5 oC

E. ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini

2. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kebersihan ibu dan bayi.

E. Ibu mengerti dan bersdia melakukannya

3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehagantan bayinya.

E. ibu mengerti dan akan melakukannya

4. Memberitahu ibu untuk tidak memandikan bayinya selama 6 jam.

E : ibu mngerti dan akan melakukannya.

5. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya sampai berusia 6 bulan

E : ibu mengerti dan bersedia

6. Memberitahu ibu cara merawat tali pusat yaitu hanya dengan

menggunakan kasa steril tanpa di bubuhi apapun

E : ibu sudah mengetahui cara merawat tali pusat

7. Memberikan KIE tanda bahaya masa nifas pada ibu yaitu perdarahan jalan

lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir, bengkak di wajah, tangan dan

kaki atau sakit kepala da kejang- kejang, demam lebih dari dua

hari,payudarah bengkak dan merah disertai rasa sakit

E. ibu sudah mengetahui tanda bahaya masa nifas


121

KUNJUNGAN NIFAS KE II

Hari/Tanggal : Minggu / 30– 06 - 2022


Jam : 16.00 wit
Tempar : Di Rumah

S O A P

ibu mengatakan keadaan Keadaan umum : baik Ny. S Umur 18 tahun PIA0 nifas hari a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu
baik-baik saja setelah Kesadaran : composmentis ke 6 dengan nifas normal yaitu : Keadaan umum: baik, kesadaran:

bersalin. Dan tidak pucat Composmentis, TD: 100/80 mmHg, N :

Ibu mengatakan ingin Tanda - tanda vital 82x/menit, R : 24x/ menit, S : 36 o dan TFU :

memeriksa keadaannya TD : 100/80 mmHg pertengahan pusta simpisis. PPV : warnah

setelah bersalin N : 82 x/m putih bercampur darah dan berlendir jenisnya

R : 24 x/m sanguinolenta.

S : 36 oC E: ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini.

TFU : pertengahan pusat b. Memberitahu ibu agar selalu menjaga


simpisis. kebersihan ibu dan bayinya dan .

E : ibu mengerti dan akan melakukannya.

c. Menganjurkan ibu menyusui bayinya sesring


mungkin atau jika bayinya butuh.
122

E : ibu akan melakukannya.

d. Memberikan KIE cara menyusui yang benar


yaitu susui bayi sesering mungkin paling

sedikit 8 kali sehari, jika bayi tidur lebih dari

3 jam bangunkan lalu susui, susui sampai

payudara terasa kosong lalu pindah ke

payudara sisi yang lain, bila bayi sudah

kenyang tapi payudara masih terasa

penuh/kencang perlu dikosongkan dengan

diperah untuk disimpan,hal ini agar payudara

tetap memproduksi ASI yang cukup

E : ibu sudah tau caramenyusui yang benar.

e. Mengajarkan ibu cara melakukan tindakan


jika terjadi bendungan ASI caranya

- Tetap memyusui kecil sesering

mungkin.

- Melakukan variasi posisi menyusui

- Mencukupi kebutuhan cairan.


123

- Memenuhi kebutuhan waktu tidur

- Menghidari stress

f. Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya


ke posyandu tiap bulan agar mendapat

imunisasi lengkap dan ibu juga dapat

mengetahui tumbuh kembang sang bayi.

E : ibu bersedia membawa bayinya ke

posyandu tiap bulan.


124

KUNJUNGAN NIFAS III

Hari/Tanggal : 07-07-2022
Jam : 16.00 WIT
Tempat : Di Rumah

S O A P

Ibu mengatakan tidak ada keluhan Keadaan umum : baik Ny SUmur 18 Tahun PI A0 1. Bemberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu

apa pun. Kesadaran : composmentis pospatrum hari ke 20 dengan yaitu KU ibu baik, TTV: 90/80 mmHg,N: 82

Ibu mengatakan keadaanya dan Status emosiaonal : baik keadaan normal. x/m, P: 42x/m, S: 36,5 oC, Ppv : warna

keadaan bayinya baik –baik saja. TTV: TD : 90/80 mmHg kuning kecoklatan jenisnya serosa

Nadi : 82 x/m E. ibu sudah mengetahui kondisinya saat ini

P : 42 x/m 2. Menganjurkan ibu untuk beristirahat jika

Suhu : 36,5 oC bayinya tidur

TFU : normal E: ibu bersedia melakukannya

Ppv : warna kuning 3. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya

kecoklatan sampai berusia 6 bulan

Jenis serosa E. ibu bersedia melakukannya

4. Melakukan konseling KB menjelaskan jenis-

jenis KB seerta kelebihan dan kekurangan


125

KB seperti :

- KB pil, merupaka alat kontrasepsi yang

paling umum di gunakan. Alat kontrasepsi

ini mengandung hormone progestin dan

estrogen untuk mencegah terjadinya

ovulasi.

Kelebihan : tingkat evektifitas

tinggidengan presentase kegagalan hanya

sekitar 8%, haid menjadi lancar dan kram

berkurang saat haid, tetapi ada pula jenis

pil KN yang dapat menghentikan haid.

Kekurangan : tidak dapat mencegah

penyakit menular seksual. Dapat

menimbulkan efek samping, seperti

naiknya tekanan darah, dan payudarah

mengeras. Tidak cocok untuk wanita

dengan kondisi medis tertentu, seperti

penyakit jantung, gangguan hati, kanker


126

payudara dan kanker Rahim, migraine

serta tekanan darah tinggi.

- Kondom pria

Tak hanya pil KB, kondom pria juga

umum di gunakan untuk mencegah

kehamilan. Kondom biasanya terbuat dari

bahan lateks dan bekerja dengan cara

menghalangi sperma masuk ke vagina dan

mencapai sel telur.

Kelebihan : harga terjangkau, praktis dan

mudah di gunakan, dapat mencegah dari

penyakit mebular seksual, mudah di

peroleh di took atau apotek.

Kekurangan : tingkat kegagalan mencapai

15%, terutama jika penggunaan kondom

kurang tepat, hanya bisa di gunakan sekali

dan harus di ganti setelah ejakulasi.

- Suntik KB
127

Suntik KB meupaka alat kontrasepsi yang

mengandung hormon progestin dan

mampu menghentikan terjadinya ovulasi.

Berdasarkan periode penggunaannya, ada

dua jenis suntik KB, yaitu suntik KB 3

bulan dan suntik KB 1 bulan.

Kelebihan : lebih efektif dan praktis dari

pil KB, tingkat kegagalan pada suntik KB

1 bulan bisa kurang dari 1% jika di

gunakan dengan benar.

Kekurangan : harga relative mahal, perlu

kunjungan secara rutin setiap bulannya,

tidak memberikan perlindungan terhadap

penyakit menular seksual, dapat

menyebabkan efek samping seperti

keluarnya bercak darah, siklus menstruasi

menjadi tidak teratur, Tidak dianjurkan

untuk digunakan pada wanita yang


128

memiliki riwayat penyakit migrain,

diabetes, sirosis hati, stroke, dan serangan

jantung

- Implant

KB implant atau susuk merupakan alat

kontrasepsi berukuran kecil dan berbentu

seperti batang korek api. KB implant

bekerja dengan cara mengeluarkan

hormone progestin secara perlahan yang

berfungsi mencegah kehamilan selama 3

tahun. Alat kontrasepsi ini digunakan

dengan cara dimasukkan ke bagian bawah

kulit, biasanya lengan bagian atas.

Kelebihan : Sangat efektif dengan tingkat

kegagalan kurang dari 1%, Tahan lama

hingga 3 tahun.

Kekurangan : Biaya relatif mahal, Siklus

menstruasi menjadi tidak teratur, Risiko


129

memar dan bengkak pada kulit di awal

pemasangan, Tidak memberikan

perlindungan terhadap penyakit menular

seksual.

- IUD

Intrauterine device (IUD) adalah alat

kontrasepsi berbahan plastik dan

berbentuk menyerupai huruf T yang

diletakkan di dalam rahim. IUD dapat

mencegah kehamilan dengan cara

menghalau sperma agar tidak membuahi

sel telur. Ada dua jenis IUD yang umum

digunakan, yaitu IUD yang terbuat dari

tembaga dan dapat bertahan hingga 10

tahun serta IUD yang mengandung

hormon yang perlu diganti setiap 5 tahun

sekali.

Kelebihan : Tidak memerlukan perawatan


130

yang rumit, Tahan lama

Kekurangan : IUD dari tembaga dapat

menyebabkan haid tidak lancar, Risiko

bergeser dan keluar dari tempatnya,

Risiko efek samping, seperti munculnya

bercak darah pada 3–6 bulan pertama

pemakaian, Biaya mahal.

5. Menganjurkan ibuuntuk ber KB

E. ibu bersedia memakai KB, ibu bersedia

menggunakan KB suntik 3 bulan.


131

ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR

Nama BY Ny. M Umur 1 Jam dengan keadaan normal

Tempat praktek : PKM Kairatu Barat Nama Mahasiswa : Wa Aisa

Hari/ Tanggal : 24-06-2022 Jam : 20.45 WIT

I. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas/ Biodata

Nama Bayi : BY Ny. M

Jenis Kelamin : laki-laki

Nama Ibu : Ny.M Nama Suami : Tn.Y

Umur : 26 Tahun : 34 Tahun

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Tukang

Suku/ Bngsa : Maluku/Indonesia : Maluku/Indonesia

Agama : Kristen : Kristen

Alamat : Nuruwe : Nuruwe

2. Riwayat Penyakit Kehamilan : tidak ada

3. Riwayat Persalinan :

a. Tanggal/ jam persalinan : 24-06-2022/ 18:35 wit

b. Jenis persalinan : normal

c. Lama persalinan : 30 menit

d. Penolong persalinan : mahasiswa dan bidan

e. Penyulit persalinan : tidak ada

f. Bonding Attachment : iya ( IMD)


132

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Tanda Vital : Nadi 135x/menit

Pernapasan 44x/menit

suhu 36,7oC

c. Apgar Score (AS) : 8/9

d. Antropometri : LK : 33 LD : 33 LILA : 11 PB : 49 BB : 2,800gr

2. Pemeriksaan fisik khusus

a. Kepala : normal bulat, tidak caput succudenum, UUK/UUB normal,

bersih

b. Muka : simetris dan tidak ada kelaianan

c. Ubun-ubun: lembek, tidak ada molase cembung,tidak ada cekunggan

d. Mata : simetris, konjung tivamerahmudah, sclera putih tidak ada iktrus,

bersih

e. Telinga : simetris, tidak ada kelainan

f. Mulut : normal, gusih berwarna merah,lidah berwarna merah reflex

menghisap baik

g. Hidung : normal

h. Leher : tidak ada pembesaran vena/keenjar, pergerakan baik

i. Dada : simetris, suara nafas normal

j. Tali pusat : tidak ada pendaran, masih basah

k. Punggung : normal

l. Genetalia : tampak pada skrotum dan kedua testis sudah turun


133

m. anus : normal terdapat lubang anus

n. Ekstremitas

- Atas : simetris, pergerakan aktif, jari – jari lengkap tidak ada

kelainan

- Bawah : simetris, pergerakan aktif, jari – jari lengkap tidak ada

kelainan

3. Reflek

a. Reflek moro : + bayi akan mengembangkan tangan seakan-akan ingin

memeluk.

b. Reflek rooting : + timbul karena stimulasi taktil pipi dan daerah mulut.

Bayi akan memutar kepala seakan mencari putting susu.

c. Reflek tonik neck : + timbul jika bayi mengangkat leher dan menoleh ke

kanan atau ke kiri

d. Reflek grafs/plantar: + timbul jika ibu jari di letakan pada telapak tangan

bayi, lalu bayi akan menutup telapak tangannya.

e. Reflek suching: + timbul bersamaan dengan rooting untuk menghisap

putting susu dan menelan ASI.

1) Eliminasi

a) Miksi : 2 x sehari

b) Defekasi : 3 x sehari
134

III. ANALISA/ ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan :

Bayi Ny M lahir cukup bulan sesuai usia kehamilan.

Data dasar :

a. Tanggal/ jam persalinan : 24-06-2022/ 18:35 wit

b. Ibu mengatakan ini anak ke 1 dengan usia kehamilan 38+1 minggu.

c. Apgar Score (AS) : 8/9

d. Antropometri : LK : 33 LD : 33 LILA : 11 PB : 49 BB : 2800gram

2. Masalah (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera/antisipatory (bila ada) : tidak ada

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga yaitu keadan bayi

baik,Apgar Score (AS) : 8/9 ,Antropometri : LK : 33 LD : 33 PB : 49 BB :

2800gram

2. halil pemeriksan reflek baik.

E. Ibu dan keluarga sudah mengetahui kondisi bayinya.

3. Memberitahu ibu untuk selalu menjaga kehagatan bayinya agar tidak terjadi

hipotermi

E. Ibu sudah melakukannya


135

4. Memberitahu ibu untuk mecuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan

bayi agar bayi terhidar dari kuman dan bakteri.

E. ibu sudah melakukannya

5. Memberikan KIE tanda bahaya bayi baru lahir pada ibu yaitu: Sulit

menyusu, Kejang-kejang, Lemah,Sesak nafas (< 60 kali/menit) tarikan

dinding dada bagian bawah kedalam, Bayi merintih atau menagis terus

menerus , Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, brbau atau bernanah,

Demam (suhu badan >38 C atau hipotermi < 36 C), Mata bayi

bernanah ,Diare / buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari ,Kulit dan mata

bayi kuning ,Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat.

E. ibu sudah mengetahui tanda bahaya pada bayi

6. Memberikan KIE cara perawatan tali pusat yang baik dan benar yaitu

mengunakan kasa steril saja tanpa di bubuhi apapun dan pastikan tali pusat

selalu bersih dan tidak basaha.

E. Ibu sudah tau cara merawat bayi serta tali pusat dengan baik
136

ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB

Ny S Umur 18 Tahun Dengan Akseptor KB

PIL Di Puskesmas Kairatu Barat

Tahun 2022

Tempat praktek : PKM kairatu barat Nama Mahasiswa : Wa Aisa

Hari/ tanggal : Selasa -02-08-2022 Jam : 16.35 wit

I. DATA SUBYEKTIF

1. Identitas/ Biodata

Nomor RM :-

Nama Ibu : Ny.S Nama Suami : Tn.S

Umur : 18 tahun : 18 tahun

Pendidikan : SMA : SMA

Pekerjaan : IRT : Nelayan

Suku/ Bngsa : maluku/Indonesia : maluku/Indonesia

Agama : islam : islam

Alamat : Kamal : Kamal

Alasan Datang: Ingin menggunakan KB PIL

2. Keluhan Utama : Tidak ada

3. Riwayat menstruasi :

a. Menarche : 13 Tahun Siklus : 30 hari

b. Lama : 7 hari Jumlah : 2-3 ganti pembalut.

c. Warna : Merah segar Keluhan : tidak ada


137

4. Riwayat Perkawinan :

a. Umur waktu nikah:17 tahun

b. Lama : 1 tahun

c. Perkawinan ke :1

d. Jumlah anak : 1 (satu)

5. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit penyakit Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis.

b. Riwayat kesehatan yang lalu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyati penyakit Jantung,

Hipertensi, Diabetes Militus, Malaria, Ginjal, Asma, Hepatitis.

c. Riwayat kesehatan keluarga

Ibu mengatakan bahwa keluarganya maupun keluarga suamiinya tidak

ada yang pernah menderita penyakit jantung, Hipertensi, Diabetes

Militus, Asma, Gemeli.

6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

P Penyuli Penyuli B
Jenis Kompli Kead Msl
t/ t/ B Nifa
G Ater Prema A Persali kasi/ aan h
kompli kompli lah s
m tur nan penyulit Anak lain
kasi kasi ir
I Iya Tidak - tidak Norma Tidak 2,8 Nor Tidak Baik, Tid
ada l ada gr mal ada sehat ak
ada
7. Riwayat KB :

No Jenis Alkon Lama Pakai Keluhan Tahun lepas Alasan


- - - - -
138

8. Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :

Kebutuhan Sebelum KB Setelah KB Keluhan


Nutrisi : Nasi ,ikan,sayur, telur Nasi ,ikan,sayur, telur
Makan 1 piring 1 piring Tidak
3 x sehari 3 x sehari Ada
Minum Air putih , 8 gelas sehari Air putih , 8 gelas sehari
Eliminasi :
Tidak
BAK 5 x sehari 5 x sehari
Ada
BAB 2 x sehari 2 x sehari
Istirahat Tidur siang 2 jam Tidur siang 2 jam Tidak
Tidur malam + 8 jam Tidur malam + 8 jam Ada
Aktifitas Ibu melakukan pekerjaan Ibu melakukan pekerjaan rumah
rumah seperti seperti
Tidak
mencuci,masak,mengurus mencuci,masak,mengurus
Ada
rumah dan megurus anak- rumah dan megurus anak-anak
anak
Personal Mandi 2 x sehari,gosok gigi Mandi 2 x sehari,gosok gigi 3 x
Hygiene 3 x sehari, cuci rambut 2x sehari, cuci rambut 2x Tidak
seminggu,ganti celana dalam seminggu,ganti celana dalam Ada
3 x sehari setiap kali BAK

9. Data Psikologis dan spiritual:

Ibu beragaama islam dan ibu mengatakan sholatnya lancar.

10. Data Sosial – Budaya :

Hubungan dengan keluarga : baik

Adat istiadat sehubungan dengan pemakaian kontrasepsi : Tidak ada

11. Data Lingkungan : lingkungan rumah bersih,aman dan nyaman

12. Pengetahuan Ibu tentang KB:

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang pengunaan KB yaitu alat untuk

menundah kehamilan.
139

II. DATA OBYEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan Umum : baik

b. Kesadaran : composmentis

c. Status emosional : baik

d. Tanda vital

TD : 110/80.mmHg

Nadi : 82 x / menit

P : 42 x / menit

Suhu : 36,5 oC

2. BB / TB : 45 kg/150cm

3. Status present

a. Kepala

1) Rambut : warna hitam, bersih, tidak ada ketombe,tidak ada

menjolan, tidak ada rambut rontok.

2) Muka : simetris, tidak ada cloasma gravidarum, tidak ada odema,

tidak pucat

3) Mata : Conjungtiva merah mudah, Sklera tidak ada ikteri

4) Hidung : bersih, tidak ada polip, tidak ada nyeri tekan

5) Telinga : simetris, tidak ada serum dan tidak ada kelainan

6) Mulut : mukosa bibir lembap, lidah bersih, tidak ada karies dan gigi

berlubang, gusi tidak bengkak

b. Leher : tidak ada pembengkakan / benjolan, tidak ada pembesaran

kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.


140

c. Dada : pernapasan normal, tidak ada retraksi dinding dada.

d. Mammae

Inspeksi : simetris, adanya pingmentasi areola mamae, putting susu

menonjol

Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran asi

lancar

e. Abdomen (inspeksi, palpasi dan perkusi) : Tinggi fundus uteri normal di

bawah pusat ,Palpasi supra pubik/kandung kemih kosong, tidak ada

bekas luka SC.

f. Genetalia (pemeriksaan dengan inspeksi, VT dan inspekulo bila perlu) :

tidak dilakukan

g. Ekstremitas / anggota gerak :

Atas : simetris , tidak ada odema, kuku bersiih

Bawah : simetris, tidak ada odema ,tidak ada farises, kuku bersih

4. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium

Tidak dilakukan.

III. ANALISA/ASSESMENT

1. Diagnosa kebidanan :

NY. S PLA0 umur 18 tahun akseptor KB PIL

Data Dasar :

2. Masalah (bila ada) : tidak ada

Data dasar : -

3. Identifikasi masalah/diagnosa potensial dan antisipasi (bila ada) : tidak ada

Data Dasar : -
141

4. Identifikasi kebutuhan tindakan segera/antisipatory (bila ada) : tidak

IV. PENATALAKSANAAN

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan yaitu KU ibu baik,kesadaran

composmentis, TTV: TD : 90/80.mmHg, Nadi : 82 x / menit, P : 42 x /

menit, Suhu : 36,5 oC, BB / TB : 45kg/150cm

2. E : Ibu mengertidan memahami tentang hasil pemeriksanyang telah

Melakukan infom consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh

bidan dan ibu sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi

tersebut dan sebagai bukti jika terjadi suatu hal di kemudian hari

E. ibu telah menandatangani dan menyutujui tentang pemilihan kontrasepsi

yang diinginkan

3. Memberitahu ibu keuntungan dan kerugian pil KB

Keuntungan : mampu mengurangi gejala PMS (sindrom pramenstruasi),

melindungi dari penyakit radang panggul, mengurangi risiko fibrosis, kista

ovarium, dan penyakit payudara nonkanker, sama sekali tidak mengganggu

seks karena dikonsumsi dengan cara di minum, periode mentruasi lebih

teratur, ringan dan tidak terlalu menyakitkan

Kerugian : tidak melindungi dari penyakit kelamin, harus di minum setiap

hari di jam yang sama dan tidak boleh terlewat jika ingin mendapatka

perlindungan penuh, menyebabkan berbagai efek samping seperti sakit

kepala, nyeri pada payudara, dan perubahan mood yang drastis di awal-awal

pemakain, terkadang mengakibatkan adanya perdarahan di luar haid pada

bulan-bulan pertama pemakaian


142

4. Memberitahu ibu cara meminum pil kb yaitu 1x dalam sehari

E. ibu mengerti dan akan meminum pil kb 1 x dalam sehari

5. Menganjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan jika ada keluhan

E. Ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan jika ada keluhan


143

B. PEMBAHASAN

Pada studi kasus continuity of care ini membahas tentang kesenjangan

antara teori dan hasil dari asuhan kebidanan komprehensif yang telah peneliti

lakukan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan

kontrasepsi pada NY S umur 18 tahun GIP0A0 dengan HPHT tanggal 17

November 2021 dan tafsiran persalinan 24 Juni 2022. Kontak pertama dimulai

pada tanggal 17 april 2022 yaitu pada usia kehamilan 28+3 Minggu sampai

dengan KB pada tanggal 02 agustus 2022 Asuhan kebidanan secara

komprehensif yang dibrikan kepada Ny.S Menggunakan pola pikir ilmiah

melalui pendekatan manajemen kebidanan menurut tujuh langkah varney yaitu

pengkajian, interpretasi data, identifikasi diagnose dan masalah potensial,

identifikasi kebutuhan tindakan segera, implementasi, evaluasi dan

pendokumentasian dalam bentuk SOAP.

1. Asuhan Kehamilan

Klien bernama Ny. “S” usia 18 tahun GIP0A0 hamil 28+3 minggu janin

tunggal, hidup, intrauteri, presentasi kepala, Ny. “S” saat ini sedang

mengandung anak ke 1, Ny. “S” tidak pernah mengalami kekuguran dan

sudah baru pertama kehamilan pervaginam.

Selama kehamilan Ny. “S” memeriksakan kehamilannya secara teratur, Ny.

“S” memiliki buku KIA setelah usia kehamilannya 20 minggu yaitu pada

trimester ke II dan Pada Trimester III Ny.“S” melakukan pemeriksaan rutin

sebanyak 4 kali

Menurut peneliti terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek. Hal

ini tidak sesuai dengan teori, berdasarkan teori yang dikemukakan Yelvin,
144

2020 Frekuensi kunjungan ibu hamil minimal 6 kali ( 2 kali pada trimester I,

1 kali pada trimester II dan 3 kali pada trimester III ). Jadwal kunjungan

pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu setiap 2 minggu sampai 1 minggu

tiba masa kelahiran.

akan tetapi setelah ibu TM II baru ia menyadari bahwa ia sedang hamil

dan ibu sudah melakukan pemeriksaan ANC sebanyak 6x di posyandu

dimana pada TM II 3x dan TM III 3x

Menurut peneliti terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek

dimana NY”S” tidak memenuhi standar asuhan pelayanan ANC meliputi 14

T dikarenakan fasilitas yang ada di puskesmas waimital tidak memadai

sehingga Ny”S” tidak melakukan Standar asuhan pelayanan ANC seperti

yang di jelaskan oleh Rufaridh, 2019. Standar asuhan pelayanan ANC

meliputi 14 T, yaitu timbang berat badan dan ukur tinggi badan,

pemeriksaan tekanan darah, mengukur TFU,skrining imunisasi TT, Tablet

Fe minimal 90 tablet selama kehamilan, tes PMS, Temu wicara,

pemeriksaan HB (Hemoglobin), perawatan payudara, pemeliharan tingkat

kebugaran/senam hamil, pemeriksaan protein urin atas indikasi,

pemeriksaan urin reduksi atas indikasi, pemberian terapi kapsul yodium,

pemberian terapi anti malaria untuk daerah edemis malaria.

Tanggal 24 juni 2022 pukul 18.10 WIT Ny”S” mengatakan Penulis

berpendapat, dengan adanya ANC yang sesuai dengan standar 14 T maka

resiko atau penyulit pada ibu hamil dapat dideteksi sejak dini
145

2. Asuhan Persalinan

Saat memasuki proses persalinan, usia kehamilan Ny. “M” yaitu 38+1

minggu. Menurut Indah, 2018. Persalinan di anggap normal jika prosesnya

terjadi pada usia kehamilan cukup bulan (37-42 minggu).

perutnya kejang-kejang sejak jam 18.10 WIT, sudah ada pengeluaran

lendir bercampur darah, setelah ke puskesmas dilakukan pemeriksaan dalam

pada jam 18.15 WIT dan didapatkan hasil pembukaan 10 cm, ketuban utuh

penurunan kepala Hodge H IV , tidak teraba bagian kecil janin dan tidak

teraba tali pusat menumbung. DJJ 145 x/menit, irama teratur

a. Pada kala II

disebut kala pengeluaran bayi. Pada pukul 18.15 WIT His semakin

kuat 5x dalam 10 menit lamanya 45 detik, tampak adanya dorongan

untuk mengejan, tampak lendir bercampur darah keluar dari vagina,

dilakukan pemeriksaan dalam Vulva/uretra tidak ada kelainan, tampak

pengeluaran lendir dan darah, portio tipis dan lembut, pembukaan 10

cm, efficement 100%, ketuban (-), Hodge IV, tidak teraba bagian kecil

janin dan tidak teraba tali pusat menumbung. DJJ 145 x/menit, irama

teratur, kala II berlangsung sekitar 30 menit.

Pada tanggal 24-06-2022 pukul 18.35 WIT Bayi lahir spontan segera

menangis A/S 8/9, Berat 2800 gram, Panjang 49 cm, lingkar kepala 33

cm, lingkar dada 33 cm, anus (+), BAB/BAK : +/+, jenis kelamin Laki-

laki

Persalinan Kala II atau Kala Pengeluaran adalah periode persalinan

yang dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai lahirnya bayi.
146

Menurut Utami, 2019. Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida

dan 1 jam pada multigravida. Pada kala ini his lebih cepat dan kuat,

kurang lebih 2-3 menit sekali. Dalam kondisi normal kepala janin sudah

masuk dalam rongga panggul.

Peneliti menyimpulkan tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan

praktek, dari hasil pemeriksaan tanda-tanda persalinan yang dialami Ny.

“M” sesuai dengan teori yang ada.

b. Kala III

Kala III yang dialami Ny. M berlangsung selama 15 menit, pukul

18.50 WIT plasenta lahir spontan dan lengkap

Manajemen aktif kala III dilaksanakan sesuai dengan teori menurut

Sarwono, 2018 menejemen aktif kala III dimulai saat adanya tanda

pelepasan plasenta seperti perubahan bentuk dan tinggi uterus, tali pusat

memanjang, semburan darah mendadak dan singkat

Penulis melakukan manajemen aktif kala III yang terdiri dari

langkah utama pemberian suntik oksitosin dalam 1 menit pertama bayi

baru lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan masase

fundus uteri.

c. Kala IV

Pada kala IV, pukul 18.50 WIT placenta lahir dan tidak terdapat

laserasi Kemudian memastikan kontraksi uterus baik dan melengkapi

partograf. Pada kala IV pukul 19.20 WIT, Pemeriksaan pasca persalinan

didapatkan hasil TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik,

kandung kemih kosong, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80x/menit,


147

pernapasan 24x/menit, suhu 36,8oC, perdarahan ± 200 ml. Peneliti

berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek,

karena penulis melakukan observasi setiap 15 menit pada 1 jam pertama

pasca persalinan dan setiap 30 menit pada jam ke-2 pasca persalinan.

Teori yang di kemukakan Utami, 2019. Kala IV atau Observasi di

mulai dari lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum yaitu setiap 15

menit pada 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit pada jam

ke-2 pasca persalinan.

3. Asuhan Masa Nifas

Ny. “M” mendapatkan asuhan kebidanan selama masa nifas sebanyak 3

kali. Menurut Fitriahadi, 2017 (dalam Susanto, 2018) Pada kebijakan

program nasional masa nifas paling sedikit 4 kali kunjungan yang

dilakukan. Hal ini untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir dan untuk

mencegah, mendeteksi dan menangani masalah masalah yang terjadi

Pada tanggal 24-06-2022 pukul 13.30 WIT kunjungan nifas I, 6 jam

postpartum. Berdasarkan hasil pemeriksaan kondisi Ny. “M”saat dilakukan

pemeriksaan ditemukan tekanan darah 110/80 mmHg. Penulis berpendapat

tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek, karena tekanan darah

Ny. “M” masih dalam batas normal. Penulis memberikan KIE kepada Ny.

“M” tentang menjaga asupan nutrisi seimbang, serta istirahat yang cukup.

Ny. “M” mengatakan ASI sudah keluar, saat dilaukan pemeriksaaan

kontraksi uterus baik, TFU 2 jari bawah pusat, lochea rubra, perdarahan

masih dalam batas normal. Penulis memberikan KIE kepada Ny. “M”

tentang tanda bahaya ibu nifas dan kebutuhan dasar ibu nifas.
148

Pada kunjungan nifas II tanggal 30-06-2022 penulis melakukan

pemantauan terhadap Ny”S”untuk menghindari terjadinya perdarahan.

Tekanan darah, nadi, dan suhu dalam batas normal, kontraksi uterus baik,

TFU pertengahan pusat-simpisis, kandung kemih kosong, perdarahan

normal. Penulis juga memberikan anjuran kepada ibu untuk menjaga

personal hygien, cara menyusui yang benar dan menyusui bayi sesering

mungkin, serta menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu

tiap bulan agar mendapat imunisasi yang lengkap dan ibu juga dapat

mengetahui tumbuh kembang sang bayi

Pada kunjungan nifas III tanggal 06 juli 2022 tidak ditemukan tanda-

tanda infeksi pada masa nifas, tekanan darah 110/90 mmHg, Nadi dan

pernafasan Ny”S” dalam batas normal, penulis menganjurkan ibu untuk

istirahat yang cukup

setelah bayinya tidur serta menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya

sampai berusia 6 bulan Penulis berpendapat tidak terjadi kesenjangan antara

teori dan praktek kemudian penulis melaukan asuhan yang diberikan kepada

Ny. “S”. yaitu untuk selalu membawah bayi nya ke posyandu,menyusui

bayinya sampai usuia 6 bulan dan menganjurkan ibu untuk ber KB.

Terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek dikarenakan waktu

kunjungan nifas tidak sesuai teori, kunjungan nifas hanya dilakukan 3x

dikarenakanpada saat mau melakukan kunjungan ke 4 pasien saya pulang

kampung
149

4. Asuhan Bayi Baru Lahir Bayi

Bayi Ny. “M” lahir pada tanggal 24-06-2022 pukul 18.35 WIT. Setelah

bayi lahir dilakukan penilaian selintas, bayi cukup bulan, bayi tidak megap-

megap, warna kulit tidak biru keunguan(cyanosis), bayi bergerak aktif.

Berdasarkan teori yang dikemukakan Jamil tahun 2017 yang

menyatakan bahwa segera setelah bayi lahir dilakukan penilaian selintas

secara cepat dan tepat untuk membuat diagnosa agar cepat dilakukan asuhan

berikutnya. Adapun yang dinilai pada bayi adalah apakah bayi menagis

kuat, bernapas tampak kesulitan atau tidak,bergerak aktif atau lemas, warna

kulit bayi terlihat cyanosis atau tidak, gerakan tonus otot bayi, frekuensi

jantung bayi.

Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek,

karena penulis telah melakukan penilaian selintas pada By. Ny. “M” dan

tidak ditemukan adanya penyulit.

Asuhan BBL dilakukan 1 jam pasca IMD. Penulis melakukan

pemeriksaan umum bayi yang terdiri dari pemeriksaan TTV yaitu nadi

135x/menit, pernapasan 44x/menit, suhu 36,7oC. Pemeriksaan antropometri

bayi adalah BB 2800 gram, PB 49 cm, LK 33 cm, LD 33 cm.

Pada pemeriksaan antropometri yang dikemukakan oleh Jamil dkk

tahun (2017) bahwa denyut nadi bayi antara 120-140x/menit, suhu tubuh

bayi antara 36,5oC - 37,5oC. Pernafasan bayi antara 40-60x/menit.

Pemeriksaan antropometri berat badan 2500-4000 gram, Panjang badan

antara 45-53 cm, Lingkar Kepala antara 32-37 cm, Lingkar Dada antara 34-

36 cm.
150

Menurut peneliti tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktek

bahwa pemeriksaan antropometri pada bayi normal dan tidak ada masalah.

5. Asuhan Kontrasepsi

Peneliti memberikan penyuluhan kontrasepsi kepada klien untuk

membantu klien memilih alat kontrasepsi yang tepat.

Menurut Fauziah, 2020. keluarga berencana merupakan usaha suami

istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Usaha yang

di maksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan

perencanaan keluarga.
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif melalui

studi kasus continuity of care pada Ny. “S” umur 18 tahun dari masa

kehamilan sampai pelayanan kontrasepsi, dilakukan pemantauan intensif

kepada Ny “S” kesimpulan yang saya tarik dari hasil pemeriksaan menyeluruh

mulai dari kehamilan sampai dengan konrasepsi tidak di temukan masalah.

Dan berdasarkan dari asuhan kebidanan komprehensif pada Ny. S dapat di

simpulkan.

1. Dari hasil pengkajian di dapatkan data Ny. S G1P0A0, HPHT : 17-09-

2021, TP ; 24-06-2022. Janin tunggal hidup, intrauteri, presentasi kepala.

2. Asuhan kehamilan pada Ny.S berjalan dengan baik yaitu melakukan

pengkajian dan subjektif, data objektif,mmenentukan assement dan

melakukan penatalaksanaan meliputi intervensi, implementasi, dan

evaluasi. Pemeriksaan ANC tidak terdapat keluhan yang bersifat abnormal

yg berarti semu dalam kondisi normal.

3. Asuhan kebidanan persalinan pada Ny. 26 M umur tahun sudah sesuai

dengan 60 langkah APN yang di mulai dari kala I sampai dengan kala IV.

4. Selama melakukan asuhan masa nifas ibu dalam keadaan normal, da nada

pengeluaran ASI, ASI yang di hasilkan putih jernih. Kunjungan masa nifas

di lakukan sebanyak 3 kali yaitu kunjungan ke I 6 jam setelah bersalin,

kunjungan ke II 6 hari setelah bersalin dan kunjungan ke 3 adalah 2


152

minggu setelah bersalin. Pada masa nivas involusi dan lochea normal .

selama kunjungan masa nifas ibu dalam keadaan sehat.

5. Kunjungan BBL sebanyak 3 kali kunjungan yaitu pada kunjungan pertama

usia 6 jam, kunjungan ke dua usia 6 hari dan kunjungan ke 3 usia 20 hari.

Bayi sudah mendapat imunisasi BCG pada saat posyandu yaitu pada

tanggal 18 Juni 2022 di posyandu. Menganjurkan ibu untuk melakukan

imunisasi dasar dan lanjutan di posyandu ataupun puskesmas terdekat.

6. Ny S telah memilih Kb pil sebagai alat kontrasepsi yang digunakan untuk

menunda kehamilan.

7. Asuhan kebidan continuity of care sudah di laksanakan pada Ny.S

sekarang ibu sehat dan dapat mandiri mengurus bayinya sendiri, bayi Ny.S

sehat, pertumbuhan dan perkembangan Normal

B. SARAN

Sebagai upaya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pelayanan

kebidanan penulis menyimpulkan suatu saran sebagai berikut :

1. Institusi pendidikan

Di harapkan institusi pendidikan mengembangkan materi yang telah di

berikan baik dalam perkuliahan maupun praktik lapangan dan juga

menmbah referensi-refrensi agar bisa di jadikan evaluasi dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil TM III, bersalin, nifas,

BBL, Neonatus dan KB sesuai dengan standar pelayanan puskesmas

kairatu barat

2. Puskesmas kairatu barat


153

Tempat penelitian di sarankan untuk mempertahankan serta meningkatkan

mutu pelayanan asuhan kebidanan yang di lakukan secara Contiunity of

care pada ibu hamil TM III, bersalin, Nifas, neonates dan KB. Secara

berkesinambungan sesuai dengan standar pelayanan minimal kebidanan.

3. Klien dan keluarga

Setelah mendapat pelayanan kebidanan secara Contiunity of care mulai

dari masa kehamilan TM III, bersalin, nifas, neonatus dan KB keluarga

serta klien di harapkan bertambah wawasannya sehingga dapat mendeteksi

dini jika ada penyulit dan dapat diminimalkan resiki-resikonya.

4. Bagi mahasiswa kebidanan

Mahasiswa mampu menerapkan ilmu yang di dapatkan selama perkuliahan

sehingga dapat melakukan asuhan kebidanan secara continuity of care

pada ibu hamil TM III, nifas, neonates, hinggan KB.


154
DAFTAR PUSTAKA

fauziah, (2020) buku ajaran praktik asauhan playanan keluarga berencana

(KB).penerbit Penerbit CV. Pena Persada.

Fitriahadi enny,dkk.2018.Asuhan kebidanan masa nifas beserta daftar

tilik.penerbit universitas’Aisyayah Yogyakarta

Khoria miftahul ,ddk.(2019).buku ajaran asuhan kebidanan kehamilan.penerbit

CV.jakad Publisihg surabaya.

Sarwono Prawirohardjo.2018. Ilbu Kebidanan,Jakarta :PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Utami Dkk, 2020 “efektifitas metode pembelajaran continuity of care terhadap

meningkatan kompetensi pemberian asuhan kebidanan”, Indonesian jurnal of

midwifery (IJM), No 2, 101-108.

.2019.Buku ajaran asuhan persalinan dan managemen nyeri

persalinan.penerbit universitas’aisyiyah Yogyakarta.

Yulizawati, Iryani, D., Bustami, Elsinta, L., Isnani, A. A., & Andriani, F. (2017).

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan . Penerbit : Fakultas Kedokteran

dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta .


Kemenkes RI, 2021. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2021.

Data Puskesmas Kairatu Barat, 2022. Kabupaten Seram Bagian Barat

Susanto 2018 Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Diterbitkan Oleh: Pustaka

Baru Press.

Yulizawati, Iryani, D., Bustami, Elsinta, L., Isnani, A. A., & Andriani, F. (2017).

Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan . Penerbit : Fakultas Kedokteran

dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta .

Siti nurhasiyah jamil.2017. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Neonatus, Bayi,

Balita dan Anak Pra Sekolah (2017th ed.). Penerbit : Fakultas Kedokteran dan

Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Pontomeikyal 2020 “laporan kinerja instasi pemerintah (LKIP) tahun 2019 dinas

kesehatan Provinsi Malu


L

Anda mungkin juga menyukai