Oleh :
ERNAWATI KAMURI
NIM :PO530324019420
Oleh :
Ernawati Kamuri
NIM : PO530324019420
Pembimbing
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan Kupang
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Oleh :
Ernawati Kamuri
NIM: PO530324019420
Penguji I Penguji II
Ni Luh Made Diah P.A, S.ST., M.Kes Ririn Widyastuti, S.ST., M.Keb
NIP.19800603 200112 2 001 NIP. 19841230 200812 2 002
.
Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan Kupang
iii
SURAT PERNYATAAN
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
saya yang berjudul :
“ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.N.B GIP0A0AH0
DI PUSKESMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
TANGGAL 14 MARET S/D 28 MEI 2022”
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Ernawati Kamuri
NIM.PO.530324019420
iv
RIWAYAT HIDUP
v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikanLaporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.N.B GIP0A0AH0 di Puskesmas
Oesapa tanggal 14 Maret S/D 28 Mei 2022”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini telah mendapatkan banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. R.H Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti perkuliahan dan menimba ilmu di Prodi DIII Kebidanan.
2. Dr. Mareta B. Bakoil, S.ST., MPH selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kupang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menimba ilmu di Prodi
Kebidanan.
3. Ririn Widyastuti, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing dan Penguji II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis,
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
4. Ni Luh Made Diah P.A, S.ST, M.Kes. Selaku Penguji I yang telah
memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
5. dr. Ovlian Manafe selaku Kepala Puskesmas Oesapa serta seluruh staf
yang telah memberikan izin dan membantu dalam hal penelitian kasus
yang diambil.
6. Winahyu Pertimasari, S.Tr.Keb Selaku Bidan Koordinator di Puskesmas
Oesapa yang telah bersedia membimbing penulis sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.
vi
7. Pasien Ny. N.B bersama keluarga yang bersedia menjadi pasien bagi
penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
8. Orang Tua tercinta ibu Martina Bili yang telah memberi dukungan baik
moril maupun material serta Kasih Sayang yang tiada terkira dalam setiap
langkah kaki penulis.
9. Seluruh teman-teman mahasiswa jurusan kebidanan politeknik kesehatan
khususnya, teman-teman sepejuang dari kelas A dan angkatan XXI yang
juga dengan penuh tulus dan kasih memberikan dukungan selama
melakukan Laporan Tugas Akhirr ini dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Laporan
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas
Akhir ini.
Kupang, 2022
Penulis
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
KN : Kunjungan Neonatus
KPD : Ketuban Pecah Dini
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochjati
LILA : Lingkar lengan Atas
LH : Litueinizing Hormone
MAL : Metode Amenore Laktasi
Mg : Miligram
MgS04 : Magnesium Sulfat
MSH :Melanocyte Stimulanting Hormone
OUE : Ostium Uteri Eksternal
OUI : Ostium Uteri Internum
O2 : Oksigen
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PMS : Penyakit Menular Seksual
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
RSU : Rumah Sakit Umum
RTP : Ruang tengah panggul
SBR : Segmen Bawah Rahim
SC : Sectio Caesarea
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SOAP : Subyektif, Obyektif, Assesment, Penatalaksanaan
TBC : Tuberculosis
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Tafsiran Persalinan
TT : Tetanus Toxoid
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi
UUB : Ubun-ubun Besar
WHO : World Health Organisation (Organisasi Kesehatan Dunia
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi DIII Kebidanan
Laporan Tugas Akhir
2022
Ernawati Kamuri
“Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.N.B GIP0A0AH0 di Puskesmas
Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Periode 14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022 ”.
Latar Belakang :Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukan bahwa AKI dan AKB Provinsi NTT berada di atas rata-rata
nasional dimana AKI Provinsi NTT sebesar 539 per 100.000 kelahiran hidup, jauh
di atas rata-rata nasional sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKB Provinsi
NTT sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup, di atas rata-rata nasional sebesar 32
per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil laporan Kabupaten/Kota di Provinsi
NTT, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Provinsi NTT tahun 2018 menjadi
1.044 kasus. Sedangkan kasus kematian ibu mengalami penurunan di tahun 2017
menjadi 163 kasus. Salah satu upaya untuk mengurangi AKI dan AKB yaitu
dengan dilakukannya Asuhan Kebidanan yang komperhensif dalam pelayanan
agar perkembangan atau kondisi pada ibu hamil dapat terpantau oleh bidan
dengan baik.
Tujuan :Menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.N.B di Puskesmas
Oesapa Kecamatan Kelapa Lima.
Metode :Jenis studi kasus yang digunakan adalah penelahan kasus, subyek studi
kasus yaitu Ny.N.B di Puskesmas Oesapa, teknik pengumpulan data
menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, dan
observasi sedangkan data sekunder meliputi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Hasil:Setelah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. N.B penulis
mendapatkan hasil dimana kehamilan, ibu melakukan kunjungan sesuai anjuran,
dalam pemberian asuhan pada persalinan tidak terdapat penyulit baik kala I, kala
II, kala III maupun kala IV. Kunjungan neonatal pada bayi Ny. N.B dan
kunjungan nifas berjalan normal dan tidak terdapat penyulit sampai pada ibu
melakukan KB MAL.
Simpulan : Asuhan Kebidanan secara berkelanjutan keadaan pasien baik mulai
dari kehamilan, persalinan, BBL dan nifas dapat diberikan dengan baik.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas.
Referensi: 2017-2021 (16 buku dan 1 jurnal)
xv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan ibu
merupakan kunci bagi kesehatan generasi penerusnya, ibu yang sehat
ketika hamil, aman ketika melahirkan akan melahirkan bayi yang sehat.
Oleh sebab itu, angka kesakitan dan kematian ibu merupakan indikator
yang penting untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Maka,
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah
satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan. Continuity of
care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus
menerus antara seorang wanita dan bidan. Layanan kebidanan harus
disediakan mulai dari prakonsepsi, awal kehamilan, selama trimester I-III,
kelahiran, dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartium
(Pratami, 2016).
Angka kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indikator utama yang selalu digunakan dalam mengukur
keberhasilan pembangunan kesehatan. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan bahwa AKI dan
AKB berada di atas rata-rata nasional dimana AKI sebesar 539 per
100.000 kelahiran hidup, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil laporan Kabupaten/Kota di
Provinsi NTT, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Provinsi NTT tahun
2018 menjadi 1.044 kasus kematian bayi dan 1.174 kasus kematian balita.
Sedangkan kasus kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 176 kasus lalu
mengalami penurunan di tahun 2017 menjadi 163 kasus. (RENSTRA,
2019)
1
2
sedangkan target cakupan persalinan oleh Nakes pada tahun 2021 adalah
100 % dan hasil cakupan persalinan oleh Nakes tahun 2021 adalah 82,83
%, target KF 3 dan KN lengkap sebanyak 90 % dan hasil cakupan KF 3
pada tahun 2021 adalah 80% dan KN lengkap 83,99 %. Sedangkan hasil
kunjungan neonatus di Puskesmas diketahui pada pada tahun 2021
cakupan KN 1 90,89 % dan KN lengkap sebanyak 87,89 %.
Dari hasil Pencapaian pelayanan KIA (KI, K4, Persalinan, KN dan KF) di
Puskesmas tahun 2021 semuanya masih berada dibawah target yang telah
ditentukan.( PWS-KIA Puskesmas Oesapa, 2021)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk
memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan dan berkualitas
selama masa kehamilan, proses bersalin, asuhan pada bayi baru lahir, masa
nifas dan pelayanan keluarga berencana mengunakan pendekatan
manajemen kebidanan yang didokumentasikan menggunakan metode
SOAP sebagai Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan pada Ny.N.B Umur 24 Tahun GIP0A0AH0 Usia Kehamilan
36 Minggu Keadaan Ibu dan Janin Baik Di Puskesmas Oesapa Periode 14
Maret sampai dengan 28 Mei 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Penerapan Manajemen Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. N. B umur 24 tahun GIP0A0AH0 usia
Kehamilan 36 minggu keadaan ibu dan janin baik di Puskesmas Oesapa
periode 14 Maret 2022 sampai dengan 28 Mei 2022 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
pada Ny.N.B umur 24 tahun GIP0A0AH0 usia Kehamilan 36
minggu keadaan ibu dan janin baik di Puskesmas Oesapa Periode
14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022 melalui pendekatanan
manajeman dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
4
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Melakukan pengkajian data subyektif pada ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
keluarga berencana.
b) Melakukan pengkajian data obyekatif pada ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
keluarga berencana.
c) Menyusun analisa masalah dan diagnosa kebidanan sesuai
dengan prioritas pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan palayanan keluarga berencana.
d) Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
berkelanjutan pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana,
termasuk tindakan antisipatif, tindakan segera dan tindakan
komprehensif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan
ilmu pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu
pengetahuan berkaitan dengan asuhan kebidanan
berkelanjutan.
b) Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan
ilmu yang diterima selama masa kuliah dan peneliti
memperoleh pengalaman secara langsung berkaitan dengan
asuhan kebidanan berkelanjutan.
5
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi terkait asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan,
masa nifas, bayi baru lahir dan keluartga berencana.
b) Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas Oesapa)
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan
berkelanjutan serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian
lanjutan.
c) Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan deteksi dini komplikasi pada
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana sehingga bisa mendapatkan penanganan
sesegera mungkin.
E. Keaslian Laporan
Studi kasus yang penulis lakukan ini serupa dengan studi kasus
yang sudah pernah dilakukan oleh mahasiswi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kupang atas nama F.M.J pada tahun 2020 dengan
judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.M.O G3P2A0AH1 di
Puskesmas Baumata Kecamatan Taebenu Periode 16 Januari sampai
dengan 04 Maret 2020” Meskipun serupa tetapi studi kasus yang penulis
lakukan memiliki perbedaan dengan studi kasus sebelumnya baik dari segi
waktu, tempat, dan subjek. Studi kasus yang penulis ambil dilakukan pada
tahun 2022 dengan Judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.N.B
G1P0A0AH0 usia kehamilan 36 minggu keadaan ibu dan janin baik
di Puskesmas Oesapa periode 14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022”.
Studi kasus dilakukan menggunakan metode tujuh langkah Varney dan
SOAP di Puskesmas Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah proses mata rantai yang terus
berkesinambungan dimulai dengan ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang
tentang hasil konsepsi sampai dengan kehamilan aterm.
(Sholichah & Lestari, 2017)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan
keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.
Dikutip dalam prawihardjo (2018) mengemukakan masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan, yaitu pertama dimulai dari kasil
konsepsi sampai 3 bulan, trieulan kedua dari bulan ke- 4 sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan.
6
7
b. Fisiologi Kehamilan
Proses fetilisasi, implantasi, plasentasi.
1) Fertilisasi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel
mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi
di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas
dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi
(peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk
dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang
mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai
seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian
atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas
uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
(Fitriahadi, 2017)
2) Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat
selama perjalannya dalam tubafalopi. Bila kelompok sel
yang disebut sebagai morula mencapai cavum uteri
maka terbentuklah ”inner cell mass”. Didalam sel
tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal
kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy
factor) yang mencegah reaeksi hasil konsepsi .Pada
stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi untuk
memperoleh nutrisi dan oksigen yang memadai. (Fatima
dan Nuryaningsih, 2017)
3) Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi
konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh
sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah
mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas:
8
d) Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering
kencing malam, disebabkan karena desakan uterus
yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.
Hal ini terjadi pada triwulan kedua umunya keluhan
ini hilang oleh uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan III, gejala biasa
timbul karena janin mulai masuk keruang panggul
dan menekan kembali kandung kencing.
e) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat
sampai stabil menjelang aterm.
f) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma warna
kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada
wanita dengan warna kulit gelap. Biasanya muncul
setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola
dan putting payudara, warna kulit menjadi lebih
hitam. Perubahan-perubahan ini disebabkan
stimulasi MSH (melanocyte stimulating hormone).
Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat
mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum
yaitu perubahan warna seperti jaringan parut.
g) Mengidam (ingin makanan khusus)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan
pertama. Ibu hamil sering meminta makanan atau
minuman tertentu, terutama pada trimester pertama.
10
b) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plesenta yang sempurna pada usia 16
minggu. Kejadian ini tidak lepas dari kemampuan vili
korealis yang mengeluarkan hormon korionik
gonadotropin yang mirip dengan hormone lutetropik
hiposis anterior (Manuaba,2010).
c) Serviks
Serviks bertambah vaskularisasinya dan bertambah
lunak (soft) di sebut tanda Goodell. kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus.
Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi lifit, dan perubahan itu disebut tanda
Chadwick (Mochtar,2012).
d) Vagina dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan mencolok
sebagai persiapan untuk merengang saat persalianan dan
pelahiran. Perubahan-perubahan ini mencakup
peningkatan bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Papila epitel
vagina mengalami hipertrofi sehingga terbentuk gambaran
berpaku paku halus. Sekresi serviks kedalam vagina
selama kehamilan sangat meningkat dan berupa cairan
putih agak kental. Hal ini disebabkan karena peningkatan
proses asam laktat dari glikogen diepitel vagina oleh kerja
lactobacillus acidophilu (FG et al., 2017).
e) Segmen bawah uterus
Segmen bawah lebih tipis daripada segmen atas dan
menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu terahkir
kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut
13
6) Kebutuhan Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :
a) Sering abortus dan kelahiran prematur
b) Perdarahan pervaginam
c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama
pada minggu pertama kehamilan
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena
dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri.
7) Mobilisasi/body mekanic.
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh
bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh
ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari
perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram
kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan
mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang
baik.
a) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak
dan jangan terlalu sempit
b) Posisi tubuh saat mengangkat beban yaitu dalam
keadaan tegak lurus dan pastikan beban terfokus
pada lengan
c) Tidur dengan posisi kaki ditinggalkan
d) Duduk dengan posisi punggung tegak
e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti
posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot).
19
8) senam hamil/Exercise
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan.
Namun dengan melakkan senam hamil akan banyak
memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan antara lain dapat melatih pernapasan,
relaksasi, menguatkan, otot-otot panggul dan perut serta
melatih cara mengejan yang benar.
Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta
melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu
mampu menghadapi persalinan dengan tenang sehingga
proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
9) Istrahat / tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan
periode istirahat, terutama saat hamil tua. Posisi
berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental.
10) Persiapan laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi
lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada
saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus
laktiferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan
benar karena pengurutan keliru bisa dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika. Basuhlah lembut setiap hari
pada areola dan putting susu akan dapat mengurangi
retak dan lecet. (Syaiful & Fatmawati, 2019)
11) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Persiapan persalinan adalah rencana tindakan
yang dibuat oleh ibu anggota keluarga dan bidan.
20
3. Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta
(placental abruption) dari tempat implantasinya pada
korpus uteri sebelum bayi lahir. Terlepasnya plasenta
dapat sebagian (parsialis) atau seluruhnya (totalis) atau
hanya ruptur pada tepinya (rupture sinus marginalis).
(Syaiful & Fatmawati, 2019)
Tanda dan gejala terjadinya solusio plasenta adalah
sebagai berikut :
a) Perdarahan pervaginam berwarna merah kehitaman
b) Mungkin juga tidak tampak perdarahan karena
darah tidak keluar melalui ostium, tetapi menumpuk
di retroplasenta. Selain itu, jika ada perdarahan yang
keluar, jumlah perdarahan yang tampak bukan
merupakan gambaran sesungguhnya jumlah
perdarahan yang terjadi.
c) Rasa nyeri atau mules yang terus-menerus karena
uterus berkontraksi dan tegang
d) Dapat disertai gawat janin sampai kematian janin.
h. Deteksi Dini Faktor Resiko Kehamilan Trimester III
Berdasarkan Fatima dan Nuryaningsih (2017), Pelayanan
antenatal terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui deteksi
dini masalah, penyakit dan penyulit atau komplikasi kehamilan.
Menurut Fatimah (2017), deteksi dini faktor resiko kehamilan
trimester III dan penanganan serta prinsip rujukan kasus yaitu:
1. Menilai faktor resiko
1) Kehamilan Risiko Tinggi
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang
atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan
gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
22
Tabel 2.1
Skor Poedji Rochjati
I II III IV
Tribulan
Kel. Masalah atau Faktor Resiko Skor
No. I II III.1 III.2
F.R.
Skor Awal Ibu Hamil 2
1 Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4
2 Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4
3 Terlalu lambat hamil I, kawin ≥ 4 tahun 4
Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun) 4
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun) 4
5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4
6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4
I
7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan :
4
a. Tarikan tang / vakum
9 b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infuse / transfuse 4
10 Pernah Operasi Sesar 8
Penyakit pada Ibu Hamil:
a. Kurang darah 4
b. Malaria
11c. TBC paru
4
d. Payah jantung
e. Kencing manis (Diabetes) 4
f. Penyakit menular seksual 4
II Bengkak pada muka / tungkai dan
12 4
Tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak Sungsang 4
18 Letak Lintang 8
20 Preeklamsi Berat/Kejang-kejang 8
Jumlah Skor
Keterangan:
(1) Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk
bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan.
25
Tabel 2.3
Rentang waktu pemberian imunisasi dan lama
perlindungannya
Imunisasi Selang Waktu Minimal
Lama Perlindungan
TT
Langkah awal pembentukan
TT 1 kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
Sumber Kemenkes RI, 2016.
(6) Tentukan presentase janin dan denyut jantung janin (T6)
Menentukan presentase janin dilakukan pada akhir
trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul
berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah
lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120 x/menit atau cepat > 160 x/menit
menunjukan adanya gawat janin (Kemenkes RI, 2016).
(7) Beri tablet tambah darah (T7)
Tablet tambah darah dapat mencegah anemia gizi
besi, setiap ibu hamil harus medapat tablet tambah darah
dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama. Tiap tablet mengandung
60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat (Kemenkes RI,
2016).
28
2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalianan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir dengan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). (Rosyati, 2017)
Persalinana merupakan proses dimana hasil konsepsi
(janin, plasenta dan selaput ketuban) keluar dari uterus pada
kehamilan cukup bulan (≥37 minggu) tanpa disertai penyulit
(Widyastuti, 2021)
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan
dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37 hingga 42 minggu lengkap.
b. Tanda-Tanda Persalinan
Berdasarkan Legawati (2018), adapun tanda-tanda persalinan
menurut beberapa ahli yaitu :
1. Lightening
Lightening mulai dirasa kira kira dua minggu sebelum
persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke
dalam pelvis minor. Wanita sering menyebut lightening
sebagai kepala bayi sudah turun. Hal-hal spesifik berikut
akan dialami ibu:
a) Ibu jadi sering berkemih
b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul
c) Kram pada tungkai
d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema
dependen
30
2. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan
lunak. sekarung serviks masih lunak dengan konsistensi
seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan
(effacement) dan kemungkinan sediki dilatasi. Perubahan
serviks diduga terjadi akibat peningkatan instansi
kontrakasi braxton hicks. Serviks menjadi matang selama
periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk
persalinan.
3. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontrkasi uterus yang
sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap
serviks. Kontrasi pada persalinan palsu sebenarnya timbul
akibat kontrakasi braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah
terjadi sejak enam minggu kehamilan.
4. Pecahnya Air Ketuban
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I
persalinan. Apabila terjadi sebelum akhir kala 1, kondisi
terjadi disebut ketuban pecah dini (KPD).
5. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi. biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi
bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang
bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam
sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil atau
perusakan plak lendir saat memeriksaan tersebut.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan
instansi kontrkasi braxton hicks.
31
6. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan
selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang
memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan
untuk menjalani persalian.
c. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan
lengkap (10 cm). Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat
berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his
dibedakan menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai dengan pembukaan mencapai ukuran
diameter 3 cm.
b) Fase Aktif
(a) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(b) Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm sampai dengan 9 cm.
(c) Fase Dilatasi
Pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan berubah menjadi pembukaan lengkap.
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
32
8) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob
maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan
aktivitas otot rangka.
Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, penapasan, curah
jantung, dan cairan yang hilang.
9) Perubahan Ginjal Poliuria
Sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung
selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria
menjadi kurang jelas pada posisi telentang karena
posisi ini membuat aliran urineberkurang selama
kehamilan. Sedikit proteinuria 1+ umum ditemukan
pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin.
Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang abnormal.
10) Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2gr/100ml
selama persalinan dan kembali kekadar sebelum
persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak
ada kehilangan darah yang abnormal.
g. Kebutuhan Ibu dalam Bersalin
Lima kebutuhan seorang wanita dalam persalinan menurut
Varney’s Midwifery:
1) Asuhan fisik dan psikologis Asuhan fisik yang diberikan
pada wanita dalam persalinan dapat berupa: memberikan
cairan dan nutrisi, keleluasaan ke kamar mandi secara teratur,
pencegahan infeksi, membuat ibu senyaman mungkin dengan
posisi yang ia inginkan.
43
Tabel 2.4
Nilai APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) seluruh badan ekstremitas biru Kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 > 100
( Denyut Jantung
Ekstremitas
Grimace
Tidak ada sedikit Gerakan aktif
(Tonus Otot)
fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(Aktifitas) menangis
Respiration Lemah/ tidak
Tidak ada Menangis
(Pernapasan) teratur
Sumber. (R, Maita, Saputri, & Yulviana, 2014)
Interpretasi :
1. Nilai 1-3 asfiksia berat
2. Nilai 4-6 asfiksia sedang
3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
e. Perawatan bayi baru lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2019) asuhan segera, aman
dan bersih untuk bayi baru lahir ialah:
1) Pencegahan Infeksi
(a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
bersentuhan dengan bayi
(b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan
(c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
(d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain
yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan
bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita
pengukur, termometer, stetoskop.
49
2) Melakukan penilaian
(a) Apakah bayi cukup bulan/tidak
(b) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
(c) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa
kesulitan
(d) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika
bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap
atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi
bayi baru lahir.
3) Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
(a) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendirikarena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
(b) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin, seperti: meja, tempat tidur,
timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda
tersebut.
(c) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin,
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi,
atau pendingin ruangan.
50
(d) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda–benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi, karena benda–benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:
(a) Keringkan bayi dengan seksama
(b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih
dan hangat
(c) Selimuti bagian kepala bayi .
(d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
(e) Jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir
4) Membebaskan Jalan Nafas
(a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat
yang keras dan hangat.
(b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah
bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah kebelakang.
(c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan
tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
(d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3
kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
51
1. Lochea rubra
Berwarna merah kehitaman terdiri dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan sisa meconium. Lokhea
rubra yang menetap pada awal priode postpartum
menunjukan adanya perdarahan postpartum sekunder
yang mungkin di sebabkan tinggalnya sisa atau selaput
plasenta. Terjadi 1-3 hari pasca persalinan.
2. Lochea Sanginolenta
Merah kecoklatan dan berlendir. Sisa darah segar
bercampur lendir. Terjadi selama 4-7 hari.
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning kecoklatan, lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan atau laserasi plasenta. Lokhea serosa dan alba
yang berlanjut bisa menandakan adanya endometris,
terutama jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri
tekan pada abdomen. 7-14 hari pasca persalinan.
4. Lochea Alba
Berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua, dan
sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan
yang mati. >14 hari berlangsung 2-6 postpartum
5. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
6. Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya
58
F. Implan
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah
kulit dan dapat bertahan hingga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
Efek samping yang dapat terjadi yaitu perubahan pola haid
(pada beberapa bulan pertama haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;
setelah setahun haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan
haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. (Matahari,
Utami, & Sugiharti, 2018)
2. KB Non Hormonal
Menurut buku ajar keluarga berencana dan kontrasepsi oleh
Matahari, Utami, & Sugiharti (2018) ada beberapa jenis KB
non hormonal, sebagai berikut :
A. Tubektomi
Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum.
B. Vasektomi
Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
C. Kondom
Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung
75
a. Pernyataan standard
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian
1. Data tepat, akurat dan lengkap
Terdiri dari data Data Subyektif (hasil anamnesa, biodata,
keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan
latar belakang sosial budaya)
2. Data Obyektif (hasil pemerikaanfisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang).
2. Standar II : perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
a. Pernyataan standard
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah diagnosa dan masalah kebidanan yang
tepat.
b. Kriteria pengkajian
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Standar III : perencanaan
a. Pernyataan standard
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
b. Kriteria pengkajian
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien: tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan
secara komprehensif.
2. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga
77
C. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2109 tentang tugas dan
wewenang yang dimiliki bidan meliputi :
Pasal 46 :
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
secara bersama atau sendiri.
3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Pasal 47:
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;
dan/atau
f. peneliti.
2) Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
80
Pasal 48 :
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Pasal 49 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum
b. hamil;
c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan
menolong persalinan normal;
e. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
f. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan rujukan; dan
g. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta
asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.
Pasal 50 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita,
dan anak prasekolah;
b. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat;
melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan
anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan
tumbuh kembang, dan rujukan; dan
c. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru
lahir dilanjutkan dengan rujukan.
81
Pasal 51 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi,
edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 52 :
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan
Pasal 51 diatur dengan Peraturan Menteri.
82
D. Kerangka Pikir
KF IV( 29-42postpartum)
Kunjungan neonatus (0-28 hari)
BAYI BARU
Menanyakan pada ibu tentang
LAHIR Kunjungan I (umur 6–48 jam/KN 1) keluhan dan penyulit yang
Kunjungan II (umur 3–7 hari/KN 2) dialaminya.
Kunjungan III (umur 8-28 hari/KN 3)
Memberikan konseling untuk
menggunakan KB secara diri
KB MAL
BAB III
METODE PENELITIAN
83
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus asuhan kebidanan
komprehensif di Puskesmas Oesapa, dilakukan dengan menggunakan
metode studi penelaahan kasus yang terdiri dari unit tunggal, yang
berarti penelitian ini dilakukan kepada seorang ibu dalam menjalani
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB. Penelitian
tentang studi kasus asuhan kebidanan komprehensif Ny. N.B umur 24
tahun, G1POA0AH0 UK 36 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine,
letak kepala, keadaan ibu dan janin baik. Metode penelitian dilakukan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal.
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan dengan menerapkan
asuhan kebidanan menggunakan metode SOAP (subyektif, obyektif,
analisa masalah, penatalaksanaan).
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Oesapa
Kecamatan Kelapa Lima di Poli KIA dengan waktu penelitian 3
minggu, terhitung sejak tanggal 14 Maret sampai 28 Mei 2022.
C. Subjek Laporan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana
peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu
kelompok masyarakatn, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefiniikan secara
spesifik.
84
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi.
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu satu ibu hamil trimester III (UK 32-
42 minggu) yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Oesapa,
dan Ny.N.B telah bersedia menjadi responden.
D. Instrument Laporan Kasus
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis.
Instrument yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara
dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan
sesuai dengan KEPMENKES No. 938/Menkes/ SK/VIII/2007,
berisi pengkajian data Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu :
1. Data Primer
a. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah teknikpengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perlaku
objek sasaran.
Pengamatan dilakukan melalui metode
pengumpulan data dengan menggunakan pancaindera
maupun alat sesuai format asuhan kebidanan meliputi:
keadaan umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
suhu, pernapasan), penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan, pengukuran lingkar lengan atas, pemeriksaan
fisik (wajah, mata, hidung, mulut, leher, payudara,
abdomen, ekstermitas), pemeriksaan kebidanan (palpasi
85
F. Triangulasi Data
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama triangulasi teknik berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2017).
Triangulasi data ini penulis mengumpulkan data dari sumber data
yang berbeda-beda yaitu dengan cara:
1. Observasi
uji validitas dengan pemeriksaan fisik (melihat), palpasi (meraba),
auskultasi (mendengar) dan pemeriksaan penunjang.
2. Wawancara
Uji validitas data dengan wawancara pasien, keluarga (suami), dan
bidan di Puskesmas Oesapa.
3. Studi Dokumentasi
Uji validitas data dengan menggunakan dokumen bidan yang ada
yaitu buku KIA dan register kohort.
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan etik
meliputi :
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan menjadi responden diberikan sebelum
penelitian dilaksanakan kepada responden yang diteliti dengan
tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari
peneliti. Jika subjek bersedia diteliti maka responden harus
mendatangani lembaran persetujuan tersebut.
2. Self determination (Keputusan Sendiri)
Self determination memberikan otonomi pada subjek penelitian
untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik
diri dari penelitian ini.
87
TINJAUAN KASUS
88
89
90
91
n n
1 2022 - - - - - - -
8. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapatkan suntik TT3 yaitu pada
tanggal 30 Agustus 2021 selama kehamilannya pertama ini.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
10. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan dalam sehari 3 kali dengan
komposisi nasi, sayur, ikan, tahu tempe, kadang buah
dalam porsi yang sedikit dan minum air yaitu ±8 gelas
dan ibu tidak memiliki pantang makanan.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali dalam sehari dengan
warna kuning, konsistensi cair, dan BAB 1-2 kali dalam
sehari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan saat BAK
dan BAB.
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti
biasa yaitu memasak, mayapu dan mencuci dan tidak
melakukan aktivitas yang berat.
93
d. Pola istirahat
Ibu mengatakan istirahat siang jarang dan istirahat
malam ±7-8 jam.
e. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali dalam sehari, gosok gigi
pagi dan malam hari, keramas 2 kali dalam seminggu,
ganti pakaian luar dan dalam setiap habis mandi dan
bila lembab karena berkeringat.
f. Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali
dalam seminggu selama trimester III.
11. Psikososial Spiritual
a) Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap
kehamilannya :
Ibu mengatakan keluarganya mendukung selama
kehamilan ini
b) Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Ibu mengatakan keputusan dalam keluarga dilakukan
secara bersama
c) Ketaatan beribadah :
Ibu mengatakan taat dalam beribadah
d) Cara mengolah makanan :
Ibu mengatakan mencuci sayur sebelum dipotong dan
diolah
B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg N: 80x/menit
RR:20x/menit S: 36,2C
94
d) TB : 156 cm
e) BB sebelumnya : 42 kg
f) BB sekarang : 57 kg
g) LILA : 25,2 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut bersih, tidak ada rontok, penyebaran
rambut merata, tidak ada benjolan teraba.
Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva merah mudah, sclera putih
Hidung : simetris, bentuk normal, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, lidah bersih, tidak ada caries gigi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
Leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid,
tidak ada pembendungan kelenjar vena juguralis
simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi
Dada : areola, tidak ada benjolan teraba.
tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri
Abdomen : tekan, tampak striae gravidarum dan linea nigra.
Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah proxesus ximpoideus,
teraba bagian lunak, melenting
pada fundus uteri.
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba
keras, memanjang seperti papan
yaitu punggung, sedangkan pada
bagian kanan teraba bagian
terkecil janin yaitu ekstremitas.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba
bagian yang bulat, melenting
keras dan dapat digoyangkan.
95
S : Ibu mengatakan sakit pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang terus
menerus sejak pukul 16.40 WITA. Ibu mengatakan perut terasa mules teratur
dan sudah keluar lendir bercampur darah berwarna kecoklatan dari jalan lahir
sejak pukul 00.49 WITA.
O : Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 120/90 mmHg, Nadi: 88 x/m, Pernapasan:
20 x/m, Suhu : 36,8C, BB: 59 kg
Palpasi :
TFU pertengahan pusat-px (29 cm), punggung kiri, letak kepala, Kepala sudah
masuk Pintu Ata1s Panggul, Hodge III-IV, TBBJ: (29-11) X 155 = 2790
gram.
Auskultasi :
DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi 146 x/menit. Punctum maximum
bawah pusat sebelah kiri.
Pemeriksaan Dalam : (pukul 00.55 Wita), vulva/vagina tidak ada kelainan,
portio tipis lunak, pembukaan 9 cm, kantong ketuban utuh.
Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
A : Ny. N.B umir 24 tahun GIP0A0AH0, usia kehamilan 40 Minggu janin hidup
tunggal hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala, inpartu kala I fase aktif.
P : 1. Memberitahu ibu untuk tidur dengan posisi yang dirasa nyaman oleh ibu
dan tetap mengajurkan ibu untuk berbaring miring kiri.
E/ ibu bersedia untuk tidur miring kiri
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan pemeriksaan
dalam pada ibu dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun
dan air mengalir kemudian dikeringkan mengunakan handuk dan
memakai sarung tangan DTT untuk melakukan vulva hygiene dengan
103
menggunakan kapas dan air DTT dengan cara tangan kanan memegang
kapas yang telah dibasahi dengan air DTT kemudian tangan kiri
membuka vulva dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan
membersikan daerah labia mayora kir, labia mayora kanan, labia minora
kiri, labia minora kanan, vestibulum, dan perineum dilakukan dari arah
atas ke bawah (1 kapas, 1 usapan) serta membuang kapas pada tempat
sampah infeksius, merendam sarung tangan DTT dalam ember berisi
larutan klorin 0,5%, memakai sarung tangan steril untuk dilakukan
pemeriksaan dalam.
E/ ibu bersedia dan telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dal
pemeriksaan dalam dengan pembukaan 9 cm.
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu tekanan darah
120/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernapasan 20 x/mnt, suhu 36,8 dan
pembukan 9 cm.
E/ibu telah megetahui kondisinya melalui informasi tentang hasil
pemeriksaan yang dilakukan.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan pemantauan pada
dirinya dan janinnya.
E/ ibu bersedia untuk dilakukan pemantauan pada dirinya
5. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum saat tidak ada
kontraksi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
pada saat proses persalinan nanti.
E/ ibu bersedia untuk makan dan minum.
6. Memberikan dukungan atau asuhan pada ibu saat kontraksi, seperti
mengajarkan keluarga untuk menggosok pinggang ibu.
E/ keluarga bersedia untuk menggosok pinggang ibu sesekali selam
timbulnya kontraksi.
7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik napas panjang dari
hidung dan melepaskan dengan cara dihembuskan melalui mulut sewaktu
timbul kontraksi.
104
S : Ibu mengatakan sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah, perut
terasa mules teratur dan merasa seperti ingin buang air besar.
O: Tanda-tanda vital: Tekanan darah 120/80 mmHg, Kesadaran composmentis,
Pernapasan 22x/menit, Nadi 80x/menit, Suhu 36,7C, VT: vulva/vagina tidak
ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm (01.35 wita)
ketuban pecah spontan, presentasi belakang kepala, Hodge IV. Tedapat tanda
gejala Kala II yaitu dorongan untuk meneran, tekanan anus, perineum
menonjol dan vulva membuka.
A: Ny. N.B umur 24 tahun GIP0A0AH0, usia kehamilan 40 Minggu janin
tunggal hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala inpartu kala II fase
aktif.
P: 1. Memastikan dan mengawasi tanda gejala kala II yaitu ada dorongan
meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka. Sudah ada
tanda-tanda gejalah kala II, ibu sudah ada dorongan meneran, terlihat ada
tekanan anus, perineum menonjol dan vulva membuka
2. Menyiapkan alat didalam partus set
3. Memakai alat pelindung diri
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan handuk yang bersih dan kering.
5. Mamakai sarung tangan DTT di tangan kanan
6. Menyedot oxytocin 10 UI serta menggunakan spuit 3 cc simpan kedalam
partus set.
7. Melakukan vulva higyene dengan kapas yang telah dibasahi air DTT
dimulai dari labia mayora kiri dan kanan, labia minora kiri dan kanan
106
hingga perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bukaan lengkap,
vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, kantung ketuban sudah
pecah, pembukaan lengkap.
9. Merendam sarung tangan yang terkontaminasi kedalam ember berisi
larutan klorin 0.5 %
10. Mendengar denyut jantung janin yaitu 140x/menit.
11. Mengatur posisi ibu secara litotomi sesuai kenyamanan ibu.
12. Melakukan pertolongan persalinan sesuai langkah APN
13. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
14. Membuka tutup partus set
15. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
16. Melakukan pimpin meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran. Saat terasa kontraksi yang kuat mulai menarik napas
panjang, kedua paha ditarik kebelakang dengan kedua tangan, kepala
diangkat mengarah keperut, menaran tanpa suara
17. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
18. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, saat
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
19. Kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
melidungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan mebantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Tidak terdapat lilitan tali
pusat pada leher bayi
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, kepala dipegang secara
biparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan
lembut, kepala bayi digerakkan ke arah atas dan distal hingga bahu depan
107
S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa nyeri pada bekas
jahitan.
O : Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi: 98x/m, Pernapasan:
20 x/m, Suhu : 37C.
Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
A : GIP0A0AH0 Inpartu Kala IV
P : 43. Mengevaluasi uterus berkontraksi dengan baik ditandai dengan uterus ibu
mengeras.
44. Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong.
45. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan
bilas dengan handuk tanpa melepas sarung tangan, kemudian keringkan
dengan handuk.
46. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi yaitu uterus yang berkontraksi dengan baik akan teraba bulat dan
mengeras, bila uterus teraba lembek maka tidak berkontraksi dengan baik.
47. Pada jam 02.15 memeriksa keaadan umum ibu
48. Memeriksa tanda-tanda vital, kontraksi, perdarahan dan keadaan kandung
kemih Ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1
jam kedua.
49. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa ia bernapas dengan
baik serta suhu tubuh normal.
50. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit).
110
I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22 April 2022
Tempat Pengkajian : Puskesmas Oesapa
Nama Manahasiswa : Ernawati Kamuri
Nim : PO530324019420
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : By.Ny. N.B
Umur : 0 hari
Jam lahir : 01.54 WITA
2. Identitas penanggungjawab
Nama ibu : Ny. N. B Nama Ayah : Tn. S. H
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Alor/Indonesia Suku/Bangsa : Alor/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Oesapa Alamat : Oesapa
3. Riwayat Antenatal
Ibu mengatakan selama hamil sering memeriksa kehamilannya ke
puskesmas Oesapa sebanyak 6 kali pemeriksaan kehamilan.
4. Riwayat Natal
Usia kehamilan : 40 Minggu
Cara persalinan : Normal
Keadaan saat lahir : Bayi lahir langsung menangis
Tempat persalinan : BPS Trimurdani Oesapa
Penolong : Mahasiswa dan Bidan
111
112
b. Reflex
Moro (+),babynsky (+), rooting (+), sucking (+), swallowing (+)
3. Pola eliminasi
Bayi sudah buang air besar dan buang air kecil.
4. Pola kebutuhan nutrisi
ASI : ada pengeluaran colostrum
Daya Isap : kuat.
Waktu : Setiap 2 jam atau lebih sesuai dengan kebutuhan bayi
II. ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA
Diagnosa dan Masalah DATA DASAR
By. NY. N.B Neonatus Cukup Bulan Data Subjektif :
Sesuai Masa Kehamilan Usia 0 Hari Ibu mengatakan bayinya sudah disusui
Masalah : tidak ada dan tidak rewel.
Kebutuhan: tidak ada Data Objektif :
Keadaan Umum : baik
Hasil pemeriksaan fisik dalam batas
normal tidak ada kelainan.
Tanda–tanda vital: Suhu: 36,5℃
HR:142x/menit, RR:40x/ menit , Apgar
Score : 9/10, Lingkar Kepala:30 cm,
Lingkar Dada: 28 cm, Panjang Badan :
48 cm, Lingkar Perut: 27 cm, Berat
Badan: 2.800 gram, menangis kuat, gerak
aktif, tidak ada perdarahan tali pusat
,tidak ada tanda perdarahan pada mata
ataupun fisik lainya pada bayi reflex
primitif normal.
114
E/ ibu bersedia untuk memberikan bayinya ASI setiap 2 jam atau bila bayi
mengingikan.
6. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya yang
dapat terjadi pada bayi baru lahir yaitu tali pusat bau, bengkak, dan
berwarna merah, bayi kuning dan tidak mau menyusu. Jika menemukan
tanda-tanda tersebut maka segera memberitahukan kepada petugas
kesehatan.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Mengajarkan Ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali pusat basah
keringkan dan jangan membubuhi apapun serta memakai celana bayi jangan
terkena tali pusat.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mau mengikuti
anjurannya.
8. Melakukan pendokumentasian
E/ pendukumentasian telah dilakukan.
118
S: ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, menghisap ASI kuat, sudah BAB 1 kali
dan BAK 4 kali.
O: KU : baik, Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital denyut jantung :
x/menit, suhu : 36.9℃, HR :145 x/menit, RR:42 x/menit, kulit bayi berwarna
kemerahan tidak menguning, tali pusat masih basah, tidak ada kejang.
A: By.Ny.N.B usia 3 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
P: 1. Menginformasikan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi baik dengan
hasil pemeriksaan yaitu HR :145x/menit, suhu :36,9℃, RR: 42x/menit.
E/Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang diberitahu.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, keadaan
umum bayi baik, HR 145 x/menit, suhu 36,9 C, pernapasan 42 x/mnt.
E/ Ibu dan keluarga merasa senang dengan informasi yang diberikan.
3. Mengobservasi BAB dan BAK bayi untuk mengetahui input dan output pada
tubuh bayi.
E/ Bayi sudah BAB 2 kali dan BAK 5 kali.
4. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif selama
6 bulan tanpa makanan pendamping ASI lainnya.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
membantu ibu dalam meberikan ASI eksklusif.
5. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya yang dapat
terjadi pada bayi baru lahir yaitu tali pusat bau, bengkak, dan berwarna
merah, bayi kuning dan tidak mau menyusu. Jika menemukan tanda-tanda
tersebut maka segera memberitahukan kepada petugas kesehatan.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
119
6. Mengingatkan kembali ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali pusat
basah keringkan dan tidak membubuhi apapun serta memakai celana bayi
jangan terkena tali pusat.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan bersedia mengikuti
anjurannya.
7. Melakukan pendokumentasian
E/ pendokumentasian telah dilakukan.
120
S: ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, menghisap ASI kuat, sudah BAB 2 kali
dan BAK 3 kali.
O: KU : baik, Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vitaL suhu :36,6℃,
HR :141x/menit, RR :45x/menit, BB :3000 gram, bayi menangis kuat, bayi
tidak kuning, tali pusat mengering, belum pupus, berwarna kehitaman.
A: By.Ny.N.B usia 3 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
P: 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, keadaan
umum bayi baik, HR 141 x/menit, suhu 36,8C, pernapasan 45 x/mnt.
E/ Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya melalui informasi yang
diberikan.
2. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI lainnya.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
membantu ibu dalam meberikan ASI eksklusif.
3. Mengingatkan kembali pada ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali
pusat basah keringkan dan jangan membubuhi apapun serta memakai celana
bayi jangan terkena tali pusat.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mau mengikuti
anjurannya.
4. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayinya harus
mendapatkan imunisasi lengkap yaitu HB0 umur 0-7 hari, BCG dan Polio 1
pada umur 1 bulan, DPT HB1 dan Polio 2 pada umur 2 bulan, DPT HB2 dan
Polio 3 pada umur 3 bulan, DPT HB 3 dan Polio 4 pada umur 4 bulan, dan
Campak pada umur 9 bulan. HBO umtuk mencegah penyakit Hepatitis B
(kerusakan hati), BCG untuk mencegah penyakit Tuberkulosis (paru-paru),
Polio untuk mencegah penyakit Polio (lumpuh layu pada tungkai kaki dan
121
S: Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada jam 01.54 WITA,
tidak pernah keguguran, mengeluh perutnya terasa nyeri. Ibu juga mengatakan
sudah buang air kecil 1 kali, sudah dapat miring ke kiri dan kanan, bangun,
duduk dan turun dari tempat tidur serta berjalan ke toilet.
O: a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,8℃
Pernapasan : 22 kali/menit
b) Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bibir merah muda, lembab.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada
hiperpigmentasi areola, ada pengeluaran ASI
(colostrum)
Abdomen : Kontraksi uterus baik (keras), TFU 2 jari bawah
pusat, kandung kemih kosong.
Ekstermitas atas : Simetris, tidak oedema, warna kuku merah muda
Ekstermitas bawah: Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.
Genetalia : Tidak ada oedema, terdapat luka lecet pada kulit
vagina dan kulit perineum, perdarahan normal ±
75 cc, warna merah, lochea rubra
Anus : Tidak ada haemoroid.
123
E/Ibu mengerti dan ibu sudah bisa miring kiri, kanan, duduk dan turun dari
tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil.
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih awal dan tidak membuang
ASI pertama yang berwarna kekuningan (kolostrum) karena ASI pertama
mengandung zat kelelahan yang berguna untuk bayi, menyusui bayinya
setiap 2-3 jam sekali atau kapanpun bayi diinginkan agar kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi, dengan menyusui akan terjalin ikatan kasih sayang antara
ibu dan bayi serta rahim berkontraksi baik untuk mengurangi perdarahan.
E/Ibu mengerti dan akan selalu menyusui kapanpun bayi inginkan serta
tidak akan membuang ASI pertama.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dengan cara
memandikan bayi setelah 6 jam setelah bayi lahir, memandikan
menggunkan air hangat, jangan membiarkan bayi telanjang terlalu lama,
segera bungkus dengan kain hangat dan bersih, tidak menidurkan bayi
dengan di tempat dingin, dekat jendela yang terbuka, segera pakaikan
pakaian hangat pada bayi dan segera mengganti kain/popok bayi jika basah
9. serta pakaikan kaus kaki dan kaus tangan serta topi pada kepala bayi, Ibu
mengerti dan akan terus menjaga kehangatan bayi.
10. Memberikan terapi oral berupa amoxilin 10 tablet dengan dosis minumnya
3x500 mg/hari, paracetamol 10 tablet dengan dosis minumnya 3x500
mg/hari, vit.A merah (200.000 SI) 2 kapsul dengan dosis 1x1 kapsul, sulfat
ferosus 30 tablet dengan dosis 1x1/hari, vitamin C 30 tablet dengan dosis
1x1/hari.
E/Ibu menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai aturan yang
diberikan.
11. Menyampaikan kepada ibu dan keluarga bahwa tanggal 25 April 2022 akan
melakukan kunjungan rumah agar peneliti bisa memeriksa keadaan ibu dan
bayi.
E/Ibu dan keluarga bersedia untuk dikunjungi tanggal 25 April 2022.
125
D. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari kasus yang membahas tentang
kendala atau hambatan selama melakukan asuhan kebidanan pada klien.
Keadaan tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus. Kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah
demi meningkatkan asuhan kebidanan.
Dalam penatalaksanaan proses asuhan kebidanan komprehensif
pada Ny.N.B usia 24 tahun GIP0A0AH0 usia Kehamilan 36 minggu di
Puskesmas Oesapa disusun berdasarkan dasar teori dan asuhan yang nyata
dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan SOAP.
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny.N.B di Puskesmas Oesapa, penulis ingin membandingkan antara teori
dan fakta yang ada selama melakukan asuhan kebidanan pada Ny. N.B ,
hal tersebut akan tercantum dalam pembahasan sebagai berikut :
1. Kehamilan
Pengkajian data subyektif yang ditemukan pada kunjungan ANC
saat dilakukan pengkajian pada Ny. N.B mengatakan hamil anak
pertama, tidak pernah keguguran, jumlah anak hidup tidak ada. Untuk
menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, dimana perhitungan
usia kehamilan pada kasus ini dikaitkan dengan HPHT 16 Juli 2021
didapatkan usia kehamilan sekarang 39 minggu, ibu juga telah
melakukan pemeriksaan di BPS sebanyak 6 kali selama kehamilan ini
yang terdiri dari 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 3
pada trimester III. Pada kunjungan terakhir Ny. N.B ke BPS tanggal
15 April 2022, usia kehamilan Ny.N.B 39 minggu 1 hari terhitung
sejak HPHT. Selama kehamilan ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah dan kencang-kencang. Menurut Marmi (2017) bahwa salah
satu ketidaknyamanan pada trimester III adalah bagian terendah janin
akan menurun masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan
langsung sehingga perut bagian bawah terasa sakit.
135
4. Nifas
Asuhan masa nifas pada Ny. N.B dimulai dari 2 jam post
partum. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan masa nifas di
mulai dari setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu. Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai
dari persalian selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra hamil (Ambarwati, 2010). Berdasarkan anamnesa didapat hasil
bahwa ibu masih merasakan mules hal ini bersifat fisiologis karena
suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil
(Marmi, 2017). Maka tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny. N.B
diberikan tablet Fe 200 mg dan dianjurkan untuk menyusui ASI
ekslusif. Penulis juga melakukan kunjungan pada nifas, dimana
teori Ambarwati (2010) mengatakan bahwa kunjungan pada masa
nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi bayi baru lahir
serta untuk mencegah terjadinya masalah atau komplikasi pada ibu
dan bayi. Penulis melakukan kunjungan sebanyak tiga kali. Teori
mengatakan bahwa kunjungan pada masa nifas minimal 4 kali
yaitu kunjungan pertama 6 jam sampai 2 hari setelah melahirkan,
kunjungan kedua pada hari Ke-3 sampai 28 hari dan kunjungan
ketiga hari ke-29 sampai 42 hari setelah melahirkan.
5. Keluarga berencana
Pada kunjungan hari ke 4, penulis melakukan konseling
pada ibu tentang KB pasca salin. Berdasarkan pengkajian yang
telah penulis lakukan, ibu mengatakan tidak ada keluhan yang
dirasakan, Ny. N.B masih aktif menyusui bayinya. Pengkajian data
obyektif ibu tanda-tanda vital dalam batas normal. Penatalaksanaan
yang dilakukan antara lain melakukan promosi kesehatan tentang
keluarga berencana dan metode lain yang sudah ibu rencanakan
yaitu KB MAL.
BAB V
PENUTUP
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Bab ini penulis mengambil kesimpulan dari studi kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. N.B GIP0A0AH0 Usia
Kehamilan 40 Minggu, Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine, Letak Kepala,
Ibu dan Janin Baik yaitu :
1. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu hamil pada
Ny.N.B dengan menggunakan 7 langkah varney dilanjutkan
dengan pendokumentasian SOAP.
2. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu bersalin dan
dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada Ny. N.B.
3. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu nifas dan
dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada Ny. N.B.
4. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan bayi baru lahir
dan dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada By. Ny.
N.B.
5. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan keluarga
berencana dan dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada
Ny. N.B.
B. SARAN
Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Lahan Praktek
Informasi bagi bidan di Puskesmas Oesapa Kecamatan kelapa lima
untuk pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas
atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan
penyuluhan yang lebih sensitif kepada ibu hamil, ibu nifas dan bayi
baru lahir serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
141
142
Azizah, N. (2019). Buku Ajar Matakuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jawa Timur: UMSIDA Press.
Fauziah. (2020). BUKU AJAR PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA . Jawa Tengah: CV. PENA PERSADA.
Fitriahadi, E. (2017). BUKU AJAR ASUHAN KEHAMILAN DISERTAI DAFTAR
TILIK. Yogyakarta: Universitas 'Aisyiyah' Yogyakarta.
Hatijar, Saleh, I. S., & Yanti, L. C. (2020). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA KEHAMILAN. Sungguminasa: Percetakan CV. CAHAYA
BINTANG CEMERLANG.
Iit, K., & Limoy, M. (2020). HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU
HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN
KEPATUHAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DIPUSKESMAS
BANJAR SERASAN KOTA PONTIANAK TAHUN2019. Jurnal
Kebidanan, 5.
Jamil, S. N., Kusuma, F., & Hamidah. (2017). BUKU AJAR ASUHAN
KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA
SEKOLAH. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Legawati. (2018). ASUHAN PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR. Malang:
Wineka Media.
Mansyur, N., & Dahlan, A. K. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Jawa Timur: Makara Printing Plus.
Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiharti, S. (2018). BUKU AJAR KELUARGA
BERENCANA DAN KONTRASEPSI. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu
Group.
Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Llyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
& Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.
143
144