Anda di halaman 1dari 162

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. N.B GIP0A0AH0


DI PUSKEMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
TANGGAL 14 MARET S/D 28 MEI 2022

Sebagai laporan tugas akhir yang di ajukan untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan DIII Kebidanan pada Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Oleh :

ERNAWATI KAMURI
NIM :PO530324019420

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN KUPANG
TAHUN 2022
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.N.B GIP0A0AH0
DI PUSKESMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
TANGGAL 14 MARET S/D 28 MEI 2022

Oleh :

Ernawati Kamuri
NIM : PO530324019420

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Pada Tanggal 03 Juni 2022

Pembimbing

Ririn Widyastuti, S.ST., M.Keb


NIP. 19841230 200812 2 002

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan Kupang

Dr. Mareta B. Bakoil, S.ST., MPH


NIP. 19760310 200012 2 001

ii
HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.N.B GIP0A0AH0
DI PUSKESMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
TANGGAL 14 MARET S/D 28 MEI 2022

Oleh :

Ernawati Kamuri
NIM: PO530324019420

Telah setujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan


Tim Penguji Laporan Tugas Program Studi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Pada Tanggal 06 Juni 2022

Penguji I Penguji II

Ni Luh Made Diah P.A, S.ST., M.Kes Ririn Widyastuti, S.ST., M.Keb
NIP.19800603 200112 2 001 NIP. 19841230 200812 2 002
.

Mengetahui
Ketua Program Studi D-III Kebidanan Kupang

Dr. Mareta B. Bakoil, S.ST., MPH


NIP. 19760310 200012 2 001

iii
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:


Nama : Ernawati Kamuri
NIM : PO.530324019420
Jurusan : Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang
Angkatan : XXI (Dua Puluh Satu)
Jenjang : Diploma III

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan Laporan Tugas Akhir
saya yang berjudul :
“ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY.N.B GIP0A0AH0
DI PUSKESMAS OESAPA KECAMATAN KELAPA LIMA
TANGGAL 14 MARET S/D 28 MEI 2022”
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Kupang, Maret 2022


Penulis

Ernawati Kamuri
NIM.PO.530324019420

iv
RIWAYAT HIDUP

Nama : Ernawati Kamuri


Tempat tanggallahir : Waikabubak 25 September 2000
Agama : Kristen Protestan
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Suratim 1 Oesapa Kelapa Lima Kupang
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SD Inpres Kabali Bedu tahun 2013
2. Tamat SMP Kristen Waikabubak tahun 2016
3. Tamat SMA Negeri 1 Waikabubak tahun 2019
4. Tahun 2019 – Sekarang mengikuti pendidikan di Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang Jurusan Kebidanan.

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berbagai kemudahan, petunjuk serta karunia yang tak terhingga
sehingga penulis dapat menyelesaikanLaporan Tugas Akhir yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.N.B GIP0A0AH0 di Puskesmas
Oesapa tanggal 14 Maret S/D 28 Mei 2022”
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Penyusunan Laporan Tugas Akhir ini telah mendapatkan banyak bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. R.H Kristina, SKM., M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kementerian Kupang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk mengikuti perkuliahan dan menimba ilmu di Prodi DIII Kebidanan.
2. Dr. Mareta B. Bakoil, S.ST., MPH selaku Ketua Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kupang yang telah memberikan
kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menimba ilmu di Prodi
Kebidanan.
3. Ririn Widyastuti, S.ST., M.Keb selaku Pembimbing dan Penguji II yang
telah memberikan bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis,
sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
4. Ni Luh Made Diah P.A, S.ST, M.Kes. Selaku Penguji I yang telah
memberikan masukan, bimbingan dan arahan serta motivasi kepada
penulis, sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat terselesaikan
5. dr. Ovlian Manafe selaku Kepala Puskesmas Oesapa serta seluruh staf
yang telah memberikan izin dan membantu dalam hal penelitian kasus
yang diambil.
6. Winahyu Pertimasari, S.Tr.Keb Selaku Bidan Koordinator di Puskesmas
Oesapa yang telah bersedia membimbing penulis sehingga Laporan Tugas
Akhir ini dapat terwujud.

vi
7. Pasien Ny. N.B bersama keluarga yang bersedia menjadi pasien bagi
penulis dalam menyelesaikan Laporan Tugas Akhir.
8. Orang Tua tercinta ibu Martina Bili yang telah memberi dukungan baik
moril maupun material serta Kasih Sayang yang tiada terkira dalam setiap
langkah kaki penulis.
9. Seluruh teman-teman mahasiswa jurusan kebidanan politeknik kesehatan
khususnya, teman-teman sepejuang dari kelas A dan angkatan XXI yang
juga dengan penuh tulus dan kasih memberikan dukungan selama
melakukan Laporan Tugas Akhirr ini dan semua pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan satu persatu, yang ikut andil dalam terwujudnya Laporan
Tugas Akhir ini.
Penulis menyadari bahwa Laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan
kemampuan penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas
Akhir ini.

Kupang, 2022

Penulis

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................. ............... i


HALAMAN PERSETUJUAN .................................................. ............... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................... ............... iii
HALAMAN PERNYATAAN ................................................... ............... iv
RIWAYAT HIDUP ................................................................... ............... v
UCAPAN TERIMAHKASIH ................................................... ............... vi
DAFTAR ISI ............................................................................. ............... viii
DAFTAR TABEL ..................................................................... ............... ix
DAFTAR SINGKATAN ........................................................... ............... x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................. ............... xiii
ABSTRAK................................................................................. ............... xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................... ............... 1
A. Latar Belakang Masalah..................................................... ............... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................. ............... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................... ............... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. ............... 4
E. Keaslian Laporan ............................................................... ............... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................... ............... 7
A. Konsep Dasar Kasus ........................................................... ............... 7
B. Standar Asuhan Kebidanan ................................................. ............... 79
C. Kewenangan Bidan ............................................................. ............... 82
D. Kerangka Pikir/kerangka pemecahan Masalah .................... ............... 86
BAB III METODE PENELITIAN ........................................... ............... 87
A. Jenis Laporan Kasus ......................................................... ............... 87
B. Lokasi dan Waktu .............................................................. ............... 87
C. Subjek Laporan Kasus ....................................................... ............... 87
D. Instrumen Laporan Kasus .................................................. ............... 88
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................. ............... 88
F. Triangulasi Data ............................................................... ............... 90
G. Etika Penelitian .................................................................. ............... 90
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN .............. ............... 92
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................... ............... 92
B. Tinjauan Kasus .................................................................. ............... 93
C. Pembahasan ....................................................................... ............... 138
BAB V PENUTUP .................................................................... ............... 145
A. Kesimpulan........................................................................ ............... 145
B. Saran ................................................................................. ............... 145
DAFTAR PUSTAKA ................................................................ ............... 147

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Skor Poedji Rochjati ........................................................................ 25


Tabel 2.2 TFU Menurut Penambahan Tiga Jari ............................................... 28
Tabel 2.3 Rentang waktu pemberian imunisasi dan lamaperlindungan ............ 28
Tabel 2.4 Nilai APGAR .................................................................................. 50
Tabel 2.5 Proses involusi uterus ...................................................................... 58
Tabel 2.6 Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas .................................... 68

ix
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI : Angka Kematian Ibu
ANC : Antenatal Care
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Bayi Berat Lahir Rendah
BMR : Basal Metabolic Rate
BPM : Bidan Praktek Mandiri
Cm : Centimeter
CO2 : Karbondioksida
CPD : Chepallo Pelvic Disporpotion
DJJ : Denyut Jantung Janin
DM : Diabetes Melitus
FSH : Follicle Stimulating Homon
Hb : Hemoglobin
HCG : Human Chorionic Gonadotropin
HIV : Human Immunodeficiency Virus
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusu Dini
IMS : Infeksi Menular Seksual
IUD : Intrauterine Contraceptive Device
IUFD : Intra Uteri Fetal Death
KB : Keluarga Berencana
Kespro : Kesehatan Reproduksi
Kg : Kilogram
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Konseling Informasi dan Edukasi
KMS : Kartu Menuju Sehat

x
KN : Kunjungan Neonatus
KPD : Ketuban Pecah Dini
KSPR : Kartu Skor Poedji Rochjati
LILA : Lingkar lengan Atas
LH : Litueinizing Hormone
MAL : Metode Amenore Laktasi
Mg : Miligram
MgS04 : Magnesium Sulfat
MSH :Melanocyte Stimulanting Hormone
OUE : Ostium Uteri Eksternal
OUI : Ostium Uteri Internum
O2 : Oksigen
PAP : Pintu Atas Panggul
PBP : Pintu Bawah Panggul
PMS : Penyakit Menular Seksual
PWS : Pemantauan Wilayah Setempat
P4K : Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
RSU : Rumah Sakit Umum
RTP : Ruang tengah panggul
SBR : Segmen Bawah Rahim
SC : Sectio Caesarea
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SOAP : Subyektif, Obyektif, Assesment, Penatalaksanaan
TBC : Tuberculosis
TBBJ : Tafsiran Berat Badan Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TP : Tafsiran Persalinan
TT : Tetanus Toxoid
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi
UUB : Ubun-ubun Besar
WHO : World Health Organisation (Organisasi Kesehatan Dunia

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Konsultasi Laporan Tugas Akhir


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden
Lampiran 3 Lembar Kunjungan Rumah
Lampiran 4 KIA
Lampiran 5 Partograf
Lampiran 6 SAP dan Buku KIA
Lampiran 7 Dokumentasi

xii
ABSTRAK

Kementerian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang
Program Studi DIII Kebidanan
Laporan Tugas Akhir
2022
Ernawati Kamuri
“Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.N.B GIP0A0AH0 di Puskesmas
Oesapa Kecamatan Kelapa Lima Periode 14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022 ”.
Latar Belakang :Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2017 menunjukan bahwa AKI dan AKB Provinsi NTT berada di atas rata-rata
nasional dimana AKI Provinsi NTT sebesar 539 per 100.000 kelahiran hidup, jauh
di atas rata-rata nasional sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. AKB Provinsi
NTT sebesar 45 per 1.000 kelahiran hidup, di atas rata-rata nasional sebesar 32
per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil laporan Kabupaten/Kota di Provinsi
NTT, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Provinsi NTT tahun 2018 menjadi
1.044 kasus. Sedangkan kasus kematian ibu mengalami penurunan di tahun 2017
menjadi 163 kasus. Salah satu upaya untuk mengurangi AKI dan AKB yaitu
dengan dilakukannya Asuhan Kebidanan yang komperhensif dalam pelayanan
agar perkembangan atau kondisi pada ibu hamil dapat terpantau oleh bidan
dengan baik.
Tujuan :Menerapkan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny.N.B di Puskesmas
Oesapa Kecamatan Kelapa Lima.
Metode :Jenis studi kasus yang digunakan adalah penelahan kasus, subyek studi
kasus yaitu Ny.N.B di Puskesmas Oesapa, teknik pengumpulan data
menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, dan
observasi sedangkan data sekunder meliputi kepustakaan dan studi dokumentasi.
Hasil:Setelah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada Ny. N.B penulis
mendapatkan hasil dimana kehamilan, ibu melakukan kunjungan sesuai anjuran,
dalam pemberian asuhan pada persalinan tidak terdapat penyulit baik kala I, kala
II, kala III maupun kala IV. Kunjungan neonatal pada bayi Ny. N.B dan
kunjungan nifas berjalan normal dan tidak terdapat penyulit sampai pada ibu
melakukan KB MAL.
Simpulan : Asuhan Kebidanan secara berkelanjutan keadaan pasien baik mulai
dari kehamilan, persalinan, BBL dan nifas dapat diberikan dengan baik.
Kata Kunci: Asuhan kebidanan Kehamilan, Persalinan, Bayi Baru Lahir, Nifas.
Referensi: 2017-2021 (16 buku dan 1 jurnal)

xv
BAB I
PENDAHULUAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut World Health Organization (WHO), kesehatan ibu
merupakan kunci bagi kesehatan generasi penerusnya, ibu yang sehat
ketika hamil, aman ketika melahirkan akan melahirkan bayi yang sehat.
Oleh sebab itu, angka kesakitan dan kematian ibu merupakan indikator
yang penting untuk menggambarkan status kesehatan maternal. Maka,
upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak salah
satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan. Continuity of
care adalah pelayanan yang dicapai ketika terjalin hubungan yang terus
menerus antara seorang wanita dan bidan. Layanan kebidanan harus
disediakan mulai dari prakonsepsi, awal kehamilan, selama trimester I-III,
kelahiran, dan melahirkan sampai enam minggu pertama postpartium
(Pratami, 2016).
Angka kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB)
merupakan indikator utama yang selalu digunakan dalam mengukur
keberhasilan pembangunan kesehatan. Hasil Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 menunjukan bahwa AKI dan
AKB berada di atas rata-rata nasional dimana AKI sebesar 539 per
100.000 kelahiran hidup, jauh di atas rata-rata nasional sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Berdasarkan hasil laporan Kabupaten/Kota di
Provinsi NTT, jumlah kasus kematian ibu dan bayi di Provinsi NTT tahun
2018 menjadi 1.044 kasus kematian bayi dan 1.174 kasus kematian balita.
Sedangkan kasus kematian ibu pada tahun 2013 sebesar 176 kasus lalu
mengalami penurunan di tahun 2017 menjadi 163 kasus. (RENSTRA,
2019)

1
2

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menunjukan


bahwa Provinsi NTT sebesar 77,1% pertolongan persalinan dilakukan di
rumah dimana sejumlah 46,2 % ditolong oleh dukun bersalin dan 36,5 %
ditolong oleh bidan. Cakupan pemeriksaan kehamilan (Antenatal Care)
oleh ibu hamil pada fasilitas kesehatan sebesar 87,9 % , sedangkan
presentase cakupan pelayanan bayi baru lahir atau neonatal KN-1 (0-7
hari) adalah 42,3% dan KN-2 (8-28 hari) sebesar 34,4%. Berbagai upaya
telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi di
Provinsi NTT, tetapi angka kematian ibu tetap diatas rata-rata Nasional,
oleh karena itu Pemerintah Provinsi NTT melakukan upaya-upaya untuk
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) hingga Angka Kematian Bayi
(AKB) melalui Kebijakan Revolusi KIA.
Upaya mempercepat penurunan AKI dan AKB adalah dengan
melaksanakan pelayanan ANC terpadu sesuai kebijakan Kemenkes (2014)
dengan standar ANC 10 T. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas,
maka pelayanan antenatal di fasilitas kesehatan pemerintah maupun swasta
perlu dilaksanakan secara komprehensif dan mengacu pada kebijakan
Kementrian Kesehatan tentang pelayanan antenatal terpadu. Sampai saat
ini telah banyak program-program pembangunan kesehatan di Indonesia
yang ditujukan guna menanggulangi masalah-masalah kesehatan ibu dan
anak. Salah satu upaya untuk mengurangi AKI dan AKB yaitu dengan
dilakukannya Asuhan Kebidanan yang komperhensif dalam pelayanan
agar perkembangan atau kondisi pada ibu hamil dapat terpantau oleh bidan
dengan baik. Asuhan kebidanan komperhensif merupakan asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh seorang bidan atau tenaga kesehatan mulai
dari Antenatal Care (ANC), Intranatal Care (INC), Postnatal Care
(PNC), dan Bayi Baru Lahir secara berkelanjutan pada pasien.
Hasil laporan KIA Puskesmas Oesapa didapatkan penulis, tercatat
bahwa AKI di Puskesmas Oesapa tahun 2020 kematian ibu sebanyak 1
orang yaitu 0,09 %. Target cakupan K1 dan K4 tahun 2021 adalah 100 %
sedangkan hasil cakupan tahun 2020 yaitu K1 100 % dan K4 90 %
3

sedangkan target cakupan persalinan oleh Nakes pada tahun 2021 adalah
100 % dan hasil cakupan persalinan oleh Nakes tahun 2021 adalah 82,83
%, target KF 3 dan KN lengkap sebanyak 90 % dan hasil cakupan KF 3
pada tahun 2021 adalah 80% dan KN lengkap 83,99 %. Sedangkan hasil
kunjungan neonatus di Puskesmas diketahui pada pada tahun 2021
cakupan KN 1 90,89 % dan KN lengkap sebanyak 87,89 %.
Dari hasil Pencapaian pelayanan KIA (KI, K4, Persalinan, KN dan KF) di
Puskesmas tahun 2021 semuanya masih berada dibawah target yang telah
ditentukan.( PWS-KIA Puskesmas Oesapa, 2021)
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis terdorong untuk
memberikan asuhan kebidanan secara berkelanjutan dan berkualitas
selama masa kehamilan, proses bersalin, asuhan pada bayi baru lahir, masa
nifas dan pelayanan keluarga berencana mengunakan pendekatan
manajemen kebidanan yang didokumentasikan menggunakan metode
SOAP sebagai Laporan Tugas Akhir dengan judul “Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan pada Ny.N.B Umur 24 Tahun GIP0A0AH0 Usia Kehamilan
36 Minggu Keadaan Ibu dan Janin Baik Di Puskesmas Oesapa Periode 14
Maret sampai dengan 28 Mei 2022”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut: “Bagaimanakah Penerapan Manajemen Asuhan
Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. N. B umur 24 tahun GIP0A0AH0 usia
Kehamilan 36 minggu keadaan ibu dan janin baik di Puskesmas Oesapa
periode 14 Maret 2022 sampai dengan 28 Mei 2022 ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Berkelanjutan
pada Ny.N.B umur 24 tahun GIP0A0AH0 usia Kehamilan 36
minggu keadaan ibu dan janin baik di Puskesmas Oesapa Periode
14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022 melalui pendekatanan
manajeman dan mendokumentasikan dalam bentuk SOAP.
4

2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu :
a) Melakukan pengkajian data subyektif pada ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
keluarga berencana.
b) Melakukan pengkajian data obyekatif pada ibu dalam masa
kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan
keluarga berencana.
c) Menyusun analisa masalah dan diagnosa kebidanan sesuai
dengan prioritas pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan palayanan keluarga berencana.
d) Melakukan penatalaksanaan asuhan kebidanan secara
berkelanjutan pada ibu dalam masa kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir dan pelayanan keluarga berencana,
termasuk tindakan antisipatif, tindakan segera dan tindakan
komprehensif.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a) Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai nilai tambah kepustakaan institusi dalam wawasan
ilmu pengetahuan dibidang kebidanan dalam aspek ilmu
pengetahuan berkaitan dengan asuhan kebidanan
berkelanjutan.
b) Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, bagi penerapan
ilmu yang diterima selama masa kuliah dan peneliti
memperoleh pengalaman secara langsung berkaitan dengan
asuhan kebidanan berkelanjutan.
5

2. Manfaat Praktis
a) Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan referensi terkait asuhan
kebidanan berkelanjutan mulai dari kehamilan, persalinan,
masa nifas, bayi baru lahir dan keluartga berencana.
b) Bagi Pelayanan Kesehatan (Puskesmas Oesapa)
Dapat dimanfaatkan sebagai masukan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan asuhan kebidanan
berkelanjutan serta dapat dijadikan acuan untuk penelitian
lanjutan.
c) Bagi Masyarakat
Masyarakat dapat melakukan deteksi dini komplikasi pada
kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir dan
keluarga berencana sehingga bisa mendapatkan penanganan
sesegera mungkin.
E. Keaslian Laporan
Studi kasus yang penulis lakukan ini serupa dengan studi kasus
yang sudah pernah dilakukan oleh mahasiswi Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Kupang atas nama F.M.J pada tahun 2020 dengan
judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny.M.O G3P2A0AH1 di
Puskesmas Baumata Kecamatan Taebenu Periode 16 Januari sampai
dengan 04 Maret 2020” Meskipun serupa tetapi studi kasus yang penulis
lakukan memiliki perbedaan dengan studi kasus sebelumnya baik dari segi
waktu, tempat, dan subjek. Studi kasus yang penulis ambil dilakukan pada
tahun 2022 dengan Judul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny.N.B
G1P0A0AH0 usia kehamilan 36 minggu keadaan ibu dan janin baik
di Puskesmas Oesapa periode 14 Maret sampai dengan 28 Mei 2022”.
Studi kasus dilakukan menggunakan metode tujuh langkah Varney dan
SOAP di Puskesmas Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima.
BAB II
TINJAUAN TEORI
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Teori

1. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Kehamilan adalah proses mata rantai yang terus
berkesinambungan dimulai dengan ovulasi, migrasi spermatozoa
dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot nidasi (implantasi)
pada uterus, pembentukan placenta dan tumbuh kembang
tentang hasil konsepsi sampai dengan kehamilan aterm.
(Sholichah & Lestari, 2017)
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau
implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya
bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40
minggu atau 9 bulan menurut kalender internasional. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kehamilan adalah bertemunya sel telur dan
sperma di dalam atau diluar Rahim dan berakhir dengan
keluarnya bayi dan plasenta melalui jalan lahir.
Dikutip dalam prawihardjo (2018) mengemukakan masa
kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9
bulan) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan
dibagi dalam 3 triwulan, yaitu pertama dimulai dari kasil
konsepsi sampai 3 bulan, trieulan kedua dari bulan ke- 4 sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ke-7 sampai 9 bulan.

6
7

b. Fisiologi Kehamilan
Proses fetilisasi, implantasi, plasentasi.
1) Fertilisasi
Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan antara sel
mani dengan sel telur di tuba fallopi, umumnya terjadi
di ampula tuba, pada hari ke sebelas sampai empat belas
dalam siklus menstruasi. Wanita mengalami ovulasi
(peristiwa matangnya sel telur) sehingga siap untuk
dibuahi, bila saat ini dilakukan coitus, sperma yang
mengandung kurang lebih seratus sepuluh sampai
seratus dua puluh juta sel sperma dipancarkan ke bagian
atas dinding vagina terus naik ke serviks dan melintas
uterus menuju tuba fallopi disinilah ovum dibuahi.
(Fitriahadi, 2017)
2) Implantasi
Ovum yang sudah dibuahi membelah dengan cepat
selama perjalannya dalam tubafalopi. Bila kelompok sel
yang disebut sebagai morula mencapai cavum uteri
maka terbentuklah ”inner cell mass”. Didalam sel
tersebut terjadi produksi hormon secara aktif sejak awal
kehamilan dan juga membentuk EPF (early pregnancy
factor) yang mencegah reaeksi hasil konsepsi .Pada
stadium ini, zygote harus mengadakan implantasi untuk
memperoleh nutrisi dan oksigen yang memadai. (Fatima
dan Nuryaningsih, 2017)
3) Plasentasi
Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi
konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh
sehingga makin lama menjadi tebal. Desidua adalah
mukosa rahim pada kehamilan yang terbagi atas:
8

a) Desidua basalis. Terletak diantara hasil konsepsi


dan dinding rahim, disini plasentater bentuk.
b) Desidua kapsularis. Meliputi hasil konsepsi ke
arah rongga rahim yang lama kelamaan bersatu
dengan desidua vera kosena obliterasi .
c) Desidua vera (parietalis). Meliputi lapisan dalam
dinding rahim lainnya.
c. Tanda dan Gejala Kehamilan
a. Tanda-tanda kehamilan
1. Tanda tidak pasti (Presumtif)
Tanda-tanda presumtif adalah perubahan fisiologik
pada ibu atau seorang perempuan yang mengindikasi
bahwa ia telah hamil. Tanda tidak pasti atau terduga
hamil adalah perubahan anatomis dan fisiologis selain
dari tanda-tanda presumtif yang dapat dideteksi atau
dikenali oleh pemeriksa. Tanda-tanda tidak pasti adalah
sebagai berikut:
a) Amenorhea (terlambat datang bulan)
Kehamilan menyebabkan dinding dalam
uterus (endometrium) tidak dilepaskan sehingga
terjadi amenorrhea atau tidak datangnya haid
dianggap sebagai kehamilan.
b) Mual dan muntah
Mual dan muntah merupakan gejala umum
mulai dari rasa tidak enak sampai muntah yang
berkepanjangan sering dikenal morning sickness
karena munculnya sering kali pagi hari.
c) Mastodinia
Mastodinia adalah rasa kencang dan sakit pada
payudara disebabkan payudara membesar.
9

d) Gangguan kencing
Frekuensi kencing bertambah dan sering
kencing malam, disebabkan karena desakan uterus
yang membesar dan tarikan oleh uterus ke kranial.
Hal ini terjadi pada triwulan kedua umunya keluhan
ini hilang oleh uterus yang membesar keluar dari
rongga panggul. Pada akhir triwulan III, gejala biasa
timbul karena janin mulai masuk keruang panggul
dan menekan kembali kandung kencing.
e) Perubahan berat badan
Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi
penurunan berat badan karena nafsu makan
menurun dan muntah-muntah. Pada bulan
selanjutnya berat badan akan selalu meningkat
sampai stabil menjelang aterm.
f) Perubahan warna kulit
Perubahan ini antara lain cloasma warna
kulit yang kehitam-hitaman pada dahi, punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi, terutama pada
wanita dengan warna kulit gelap. Biasanya muncul
setelah kehamilan 16 minggu. Pada daerah areola
dan putting payudara, warna kulit menjadi lebih
hitam. Perubahan-perubahan ini disebabkan
stimulasi MSH (melanocyte stimulating hormone).
Pada kulit daerah abdomen dan payudara dapat
mengalami perubahan yang disebut strie gravidarum
yaitu perubahan warna seperti jaringan parut.
g) Mengidam (ingin makanan khusus)
Mengidam sering terjadi pada bulan-bulan
pertama. Ibu hamil sering meminta makanan atau
minuman tertentu, terutama pada trimester pertama.
10

Akan tetapi menghilang dengan makin tuanya


kehamilan.
h) Lelah (fatigue)
Kondisi ini disebabkan oleh menurunnya
basal metabolic rate (BMR) dalam trimester
pertama kehamilan. Dengan meningkatnya aktifitas
metabolic produk kehamilan (janin) sesuai dengan
berlanjutnya usia kehamilan, maka rasa lelah yang
terjadi selama trimester pertama akan berangsur-
angsur menghilangdan kondisi ibu hamil akan
menjadi lebih segar.
2. Tanda Kemungkinan Kehamilan
1) Pembesaran abdomen
2) Ballotment. Jika dilakukan pemeriksaan palpasi
diperut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan di
salah satu sisi, maka akan terasa pantulan disisi
yang lain.
3) Perubahan bentuk, ukuran, serta konsistensi uterus
4) Garis besar uterus yang dapat dipalpasi
5) Perlunakan serviks
6) Kontraksi Braxton hicks. Bila uterus dirangsang
(distimulasi dengan diraba) akan mudah
berkontraksi.
7) Tes urine kehamilan (tes HCG) positif.
3. Tanda pasti kehamilan
Tanda pasti hamil adalah data atau kondisi yang
mengindikasikan adanya buah kehamilan atau bayi yang
diketahui melalui pemeriksaan adanya buah kehamilan
atau bayi yang diketahui melalui pemeriksaan dan
direkam oleh pemeriksa (misalnya denyut jantung janin,
gambaran sonogram janin, dan gerak janin).
11

Menurut Fitriahadi (2017), tanda pasti kehamilan


dibedakan menjadi:
1) Denyut jantung janin (DJJ)
Dapat didengar dengan stetoskop laenec
pada minggu 17-18. Pada orang gemuk, lebih
lambat. Dengan stetoskop ultrasonic (Doppler), DJJ
dapat di dengarkan lebih awal lagi, sekitar minggu
ke 12.
2) Gerakan janin dalam Rahim
Gerakan janin juga bermula pada usia
kehamilan mencapai 12 minggu, tetapi baru dapat
dirasakan oleh ibu pada usia kehamilan 16-20
minggu karena diusia kehamilan tersebut, ibu hamil
dapat merasakan gerakan halus hingga tendangan
kaki bayi di usia kehamilan 16-18 minggu (di hitung
dari hari pertama haid terakhir). (Fitriahadi, 2017)
d. Perubahan Fisiologis Trimester III
Antenatal care adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan medis pada ibu hamil,untuk
memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan
yang aman dan memuaskan. (Hatijar, Saleh, & Yanti, 2020).
a) Uterus
Uterus akan membesar pada bulan-bulan pertama
karena pengaruh estrogen dan progesterone yang
meningkat. Pada kehamilan 8 minggu uterus membesar.
Minggu pertama istmus Rahim bertambah Panjang dan
hipertropi sehingga terasa lebih lunak (tanda hegar). Pada
kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan.
(Mochtar, 2012).
12

b) Ovarium
Dengan terjadinya kehamilan, indung telur yang
mengandung gravidarum akan meneruskan fungsinya
sampai terbentuknya plesenta yang sempurna pada usia 16
minggu. Kejadian ini tidak lepas dari kemampuan vili
korealis yang mengeluarkan hormon korionik
gonadotropin yang mirip dengan hormone lutetropik
hiposis anterior (Manuaba,2010).
c) Serviks
Serviks bertambah vaskularisasinya dan bertambah
lunak (soft) di sebut tanda Goodell. kelenjar endoservikal
membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus.
Karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah,
warnanya menjadi lifit, dan perubahan itu disebut tanda
Chadwick (Mochtar,2012).
d) Vagina dan perineum
Dinding vagina mengalami perubahan mencolok
sebagai persiapan untuk merengang saat persalianan dan
pelahiran. Perubahan-perubahan ini mencakup
peningkatan bermakna ketebalan mukosa, melonggarnya
jaringan ikat, dan hipertrofi sel otot polos. Papila epitel
vagina mengalami hipertrofi sehingga terbentuk gambaran
berpaku paku halus. Sekresi serviks kedalam vagina
selama kehamilan sangat meningkat dan berupa cairan
putih agak kental. Hal ini disebabkan karena peningkatan
proses asam laktat dari glikogen diepitel vagina oleh kerja
lactobacillus acidophilu (FG et al., 2017).
e) Segmen bawah uterus
Segmen bawah lebih tipis daripada segmen atas dan
menjadi lunak serta berdilatasi selama minggu terahkir
kehamilan sehingga memungkinkan segmen tersebut
13

menampung presenting part janin. Serviks bagian bawah


baru menipis dan menegang setelah persalinan terjadi.
f) Payudara
Puting payudara akan lebih besar, kehitaman, dan
tegak. Setelah bulan pertama suatu cairan berwarna
kekuningan yang disebut kolostrum dapat keluar.
Kolostrum ini berasal dari kelenjar kelenjar asinus yang
mulai bersekresi. Meskipun dapat dikeluarkan, air susu
belum dapat diproduksi karena hormon prolaktim masih
ditekan oleh prolaktim inhibiting hormone. Pada bulan
yang sama areola akan lebih besar dan kehitaman.
(Prawirohardjo,2009)
g) System pernapasan
Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan
pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan
kearah diafragma akibat pemebesaran Rahim. Kapasitas
vital paru sedikit meningkat selama hamil.
(Mochtar,2012).
h) Saluran pencernaan (traktus digestivus)
Perubahan motilitas otot polos pada traktus digestivus
dan penurunan sekresi asam hidroklorit dan peptin
dilambung akan menimbulkan gejala berupa phyrosis
(heartburn) yang disebab kan oleh refluks asam lambung
ke esofagus bahwa sebagai akibat perubahan posis asam
lambung dan menurunnya tonus sfingter esofagus bagian
bawah.
i) System Integumen
Pada kulit terjadi perubahan deposit pigmen dan
hiperpigmentasi karena pengaruh Melanophore
Stimulating hormon (MSH) lobus hipofisis amterior dan
pengaruh kelenjar suprarenalis.
14

Hiperpigmentasi ini terjadi pada striae gravidarum


livide, atau alba, aerola mamae, papilla mamae, linea
nigra, chaloasma gravidarum.
Menurut (Mochtar,2017) pada daerah kulit tertentu, terjadi
hiperpimentasi yaitu:
1) Muka : disebut masker kehamilan (chloasma
gravidarum).
2) Payudara: putting susu dan aerola payudara.
3) Perut : linea nigra striae
e. Perubahan Psikologis Trimester III
Trimester ketiga seringkali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut
merupakan 2 hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.Kadang
kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu
waktu .Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya
akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinnan
.Ibu seringkali merasa khawatir atau takut kalau-kalau bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Rasa tidak nyaman
akibat kehamilan pada trimester ketiga dan banyak ibu yang
merasa dirinya aneh dan jelek,ibu mulai merasa sedih karena
akan berpisah dari bayinya dan kehilangan perhatian khusus
yang diterima selama hamil.Pada trimester inilah ibu
memerlukan keterangan dan dukungan dari suami keluarga dan
bidan. Disamping hal tersebut ibu sering mempunyai perasaan:
1) Kadang-kadang merasa kuatir bahwa bayinya akan
lahir sewaktu-waktu
2) Meningkatnya kewaspadaan akan timbulnya tanda dan
gejala persalinan
3) Khawatir bayinya lahir dalam keadaan tidak normal
4) Takut akan rasa sakit yang timbul pada saat persalinan
15

5) Rasa tidak nyaman


6) Kehilangan perhatian khusus yang diterima selama
kehamilan sehingga memerlukan dukungan baik dari
suami, keluarga maupun tenaga kesehatan.
7) Persiapan aktif untuk bayi dan menjadi orang tua
8) Berat badan ibu meningkat
f. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil Trimester III
Menurut Hatijar (2020), kebutuhan dasar ibu hamil pada
trimester III adalah sebagai berikut :
1) Oksigen
Meningkatnya jumlah progesterone selama
kehamilan mempengaruhi pusat pernapasan, CO2
menurun dan O2 meningkat. O2 meningkat akan
bermanfaat bagi janin. Kehamilan menyebabkan
hiperventilasmi, dimana keadaan Oksigen menurun.
Pada trimester III janin membesar dan menekan
diafragma, menekan vena cava inferior yang
menyebabkan nafas pendek-pendek.
2) Nutrisi
a. Kalori
Jumlah kalori yang diperukan ibu hamil setiap
harinya adalah 2500 kalori. Jumlah kalori yang
berlebih dapat menyebabkan obesitas dan ini
merupakan faktor prediposisi atas terjadinya
preeklamsia. Total pertambahan berat badan
sebaiknya tidak melebihi 10-12 kg selama hamil
b. Protein
Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil
adalah 85 gram per hari. Sumber protein tersebut
bisa diperoleh dari tumbuh-tumbuhan (kacang-
kacangan) atau hewani (ikan, ayam keju,susu,
16

telur). Defisiensi protein dapat menyebabkan


kelahiran prematur, anemia dan oedema.
c. Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 kg per
hari. Kalsium dibutuhkan untuk pertumbuhan
janin, terutama bagi pengembangan otot dan
rangka. Sumber kalsium yang mudah diperoleh
adalah susu, keju, yougurt dan kalsium karbonat.
Defisiensi kalsium dapat mengakibatkan riketsia
pada bayi atau osteomalasia
d. Zat besi
Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil
dengan jumlah 30 mg per hari terutama setelah
Trimester kedua. Bila tidak ditemukan anemia
pemberian besi /mingu telah cukup. Zat besi yang
diberikan bisa berupa ferrous gluconate, ferrous
fumarate. Kekurangan zat besi pada ibu hamil
dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
e. Asam folat
Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil
sebesar 400 mikro gram per hari. Kekurangan asam
folat dapat menyebabkan anemia megaloblastik
pada ibu hamil.
f. Air
Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat
pengkajian. Air berfungsi untuk membantu system
pencernaan makanan dan membantu proses
transportasi. Selama hamil terjadi perubahan nutrisi
dan cairan pada membran sel. Air menjaga
keseimbangan sel, darah, getah bening dan dan
cairan vital tubuh lainnya.
17

Air menjaga keseimbangan suhu tubuh karena itu


dianjurkan untuk minum 6-8 gelas. (1500-2000 ml)
air, susu dan jus tiap 24 jam.
3) kebersihan Pribadi (Personal hygiene)
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.
Perubahan anatomi pada perut, area genitalia/lipat paha,
dan payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit
menjadi lebih lembab dan mudah terinvestasi oleh
mikroogranisme. Sebaiknya gunakan pancuran atau
gayung pada saat mandi, tidak dianjurkan berendam
dalam bathub dan melakukan vaginal doueche. Selain
mandi, mengganti celana dalam secara ruitn minimal
sehari dua kali sangat dianjurkan.
4) Pakaian
Hal yang perlu diperhatikan untuk pakaian ibu hamil :
a) Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan
yang ketat didaerah perut
b) Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap
keringat
5) Eliminasi
Konstipasi terjadi karena adanya pengaruh
hormon progesterone yang mempunyai efek rileks
terhadap otot polos, salah satunya otot usus. Selain itu,
desakan usus oleh pembesaran janin juga menyebabkan
bertambahnya konstipasi. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan
tinggi serat dan banyak minum air putih, terutama
ketika lambung dalam keadaan kosong dapat
merangsang gerak peristaltic usus. Jika ibu sudah
mengalami dorongan, segeralah untuk buang air besar
agar tidak terjadi konstipasi.
18

6) Kebutuhan Seksual
Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang
selama tidak ada riwayat penyakit seperti berikut ini :
a) Sering abortus dan kelahiran prematur
b) Perdarahan pervaginam
c) Koitus harus dilakukan dengan hati-hati terutama
pada minggu pertama kehamilan
d) Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena
dapat menyebabkan infeksi janin intra uteri.
7) Mobilisasi/body mekanic.
Perubahan tubuh yang paling jelas adalah tulang
punggung bertambah lordosis karena tumpuan tubuh
bergeser lebih kebelakang dibandingkan sikap tubuh
ketika tidak hamil. Keluhan yang sering muncul dari
perubahan ini adalah rasa pegal di punggung dan kram
kaki ketika tidur malam. Untuk mencegah dan
mengurangi keluhan ini, dibutuhkan sikap tubuh yang
baik.
a) Pakailah sepatu dengan hak yang rendah/tanpa hak
dan jangan terlalu sempit
b) Posisi tubuh saat mengangkat beban yaitu dalam
keadaan tegak lurus dan pastikan beban terfokus
pada lengan
c) Tidur dengan posisi kaki ditinggalkan
d) Duduk dengan posisi punggung tegak
e) Hindari duduk atau berdiri terlalu lama (ganti
posisi secara bergantian untuk mengurangi
ketegangan otot).
19

8) senam hamil/Exercise
Senam hamil bukan merupakan suatu keharusan.
Namun dengan melakkan senam hamil akan banyak
memberi manfaat dalam membantu kelancaran proses
persalinan antara lain dapat melatih pernapasan,
relaksasi, menguatkan, otot-otot panggul dan perut serta
melatih cara mengejan yang benar.
Tujuan senam hamil yaitu memberi dorongan serta
melatih jasmani dan rohani ibu secara bertahap agar ibu
mampu menghadapi persalinan dengan tenang sehingga
proses persalinan dapat berjalan lancar dan mudah.
9) Istrahat / tidur
Ibu hamil dianjurkan untuk merencanakan
periode istirahat, terutama saat hamil tua. Posisi
berbaring miring dianjurkan untuk meningkatkan
perfusi uterin dan oksigenasi fetoplasental.
10) Persiapan laktasi
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi
lahir sehingga dapat segera berfungsi dengan baik pada
saat diperlukan. Pengurutan payudara untuk
mengeluarkan sekresi dan membuka duktus sinus
laktiferus sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan
benar karena pengurutan keliru bisa dapat
menimbulkan kontraksi pada rahim sehingga terjadi
kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika. Basuhlah lembut setiap hari
pada areola dan putting susu akan dapat mengurangi
retak dan lecet. (Syaiful & Fatmawati, 2019)
11) Persiapan persalinan dan kelahiran bayi
Persiapan persalinan adalah rencana tindakan
yang dibuat oleh ibu anggota keluarga dan bidan.
20

Rencana ini tidak harus dalam bentuk tertulis dan


biasanya memang tidak tertulis. Rencana ini lebih
hanya sekedar diskusi untuk memastikan bahwa ibu
menerima asuhan yang diperlukan. (prawiharjo, 2017)
Dengan adanya rencana persalinan akan mengurangi
kebingungan dan menerima asuhan yang sesuai dan
tepat waktu.(Vivian. Tri, 2021)
g. Tanda Bahaya Trimester III
Tanda bahaya kehamilan adalah tanda-tanda yang
mengindikasikan adanya bahaya yang dapat terjadi selama
masa kehamilan atau antenatal, yang apabila tidak dilaporkan
atau tidak terdeteksidapat menyebabkan kematian pada ibu.
(Asrinah, 2020)
1. Perdarahan
Perdarahan antepartum dibatasi pada perdarahan
dari jalan lahir setelah usia kehamilan 22 minggu
(meskipun psikologi yang sama dapat juga terjadi pada
kehamilan selama 22 minggu ). Perdarahan yang
berbahaya adalah perdarahan yang ditandai dengan
banyaknya darah yang keluar dengan cepat dan banyak
yaitu perdarahan yang berasal dari gangguan pada
plasenta. (Hatijar, Saleh, & Yanti, 2020)
2. Plasenta Previa
Plasenta previa adalah keadaan letak plasenta
yang abnormal yaitu pada segmen bawah uterus
sehingga dapat menutupi sebagian atau seluruh jalan
lahir (pada keadaan normal, plasenta terletak dibagian
fundus atau segmen atas uterus). (Syaiful & Fatmawati,
2019)
21

3. Solusio Plasenta
Solusio Plasenta adalah lepasnya plasenta
(placental abruption) dari tempat implantasinya pada
korpus uteri sebelum bayi lahir. Terlepasnya plasenta
dapat sebagian (parsialis) atau seluruhnya (totalis) atau
hanya ruptur pada tepinya (rupture sinus marginalis).
(Syaiful & Fatmawati, 2019)
Tanda dan gejala terjadinya solusio plasenta adalah
sebagai berikut :
a) Perdarahan pervaginam berwarna merah kehitaman
b) Mungkin juga tidak tampak perdarahan karena
darah tidak keluar melalui ostium, tetapi menumpuk
di retroplasenta. Selain itu, jika ada perdarahan yang
keluar, jumlah perdarahan yang tampak bukan
merupakan gambaran sesungguhnya jumlah
perdarahan yang terjadi.
c) Rasa nyeri atau mules yang terus-menerus karena
uterus berkontraksi dan tegang
d) Dapat disertai gawat janin sampai kematian janin.
h. Deteksi Dini Faktor Resiko Kehamilan Trimester III
Berdasarkan Fatima dan Nuryaningsih (2017), Pelayanan
antenatal terintegrasi merupakan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berkualitas yang dilakukan melalui deteksi
dini masalah, penyakit dan penyulit atau komplikasi kehamilan.
Menurut Fatimah (2017), deteksi dini faktor resiko kehamilan
trimester III dan penanganan serta prinsip rujukan kasus yaitu:
1. Menilai faktor resiko
1) Kehamilan Risiko Tinggi
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang
atau kemungkinan untuk terjadinya suatu keadaan
gawat-darurat yang tidak diinginkan pada masa
22

mendatang, yaitu kemungkinan terjadi komplikasi


obstetrik pada saat persalinan yang dapat
menyebabkan kematian, kesakitan, kecacatan, atau
ketidak puasan pada ibu atau bayi.
2) Wanita risiko tinggi (High Risk Women) adalah
wanita yang dalam lingkaran hidupnya dapat
terancam kesehatan dan jiwanya oleh karena sesuatu
penyakit atau oleh kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Ibu risiko tinggi (High Risk Mother) adalah faktor ibu
yang dapat mempertinggi risiko kematian neonatal
atau maternal.
4) Kehamilan risiko tinggi (High Risk Pregnancies)
adalah keadaan yang dapat mempengaruhi
optimalisasi ibu maupun janin pada kehamilan yang
dihadapi.
2. Skor Poedji Rochjati
Skor Poedji Rochjati adalah suatu cara untuk
mendeteksi dini kehamilan yang memiliki risiko lebih
besar dari biasanya (baik bagi ibu maupun bayinya), akan
terjadinya penyakit atau kematian sebelum maupun
sesudah persalinan. Ukuran resiko dapat dituangkan dalam
bentuk angka disebut skor. Jumlah skor memberikan
pengertian tingkat resiko yang dihadapi oleh ibu hamil.
Berdasarkan jumlah skor kehamilan dibagi menjadi tiga
kelompok:
1) Kehamilan Risiko Rendah (KRR) dengan jumlah
skor 2
2) Kehamilan Risiko Tinggi (KRT) dengan jumlah
skor 6-10
3) Kehamilan Risiko Sangat Tinggi (KRST) dengan
jumlah skor ≥ 12 (Rochjati Poedji, 2003).
23

3. Tujuan sistem skor Poedji Rochjati


1) Membuat pengelompokkan dari ibu hamil (KRR,
KRT, KRST) agar berkembang perilaku kebutuhan
tempat dan penolong persalinan sesuai dengan
kondisi dari ibu hamil.
2) Melakukan pemberdayaan ibu hamil, suami,
keluarga dan masyarakat agar peduli dan
memberikan dukungan dan bantuan untuk kesiapan
mental, biaya dan transportasi untuk melakukan
rujukan terencana.
3) Fungsi skor. Skor digunakan sebagai sarana KIE
yang mudah diterima, diingat, dimengerti sebagai
ukuran kegawatan kondisi ibu hamil dan
menunjukkan adanya kebutuhan pertolongan untuk
rujukkan.
4) Cara pemberian skor. Tiap kondisi ibu hamil (umur
dan paritas) dan faktor risiko diberi nilai 2,4 dan 8.
Umur dan paritas pada semua ibu hamil diberi skor
2 sebagai skor awal. Tiap faktor risiko skornya 4
kecuali bekas sesar, letak sungsang, letak lintang,
perdarahan antepartum dan preeklamsia
berat/eklamsi diberi skor 8.
24

Tabel 2.1
Skor Poedji Rochjati

I II III IV
Tribulan
Kel. Masalah atau Faktor Resiko Skor
No. I II III.1 III.2
F.R.
Skor Awal Ibu Hamil 2
1 Terlalu muda, hamil ≤ 16 tahun 4
2 Terlalu tua, hamil ≥ 35 tahun 4
3 Terlalu lambat hamil I, kawin ≥ 4 tahun 4
Terlalu lama hamil lagi (≥ 10 tahun) 4
4 Terlalu cepat hamil lagi (< 2 tahun) 4
5 Terlalu banyak anak, 4 / lebih 4
6 Terlalu tua, umur ≥ 35 tahun 4
I
7 Terlalu pendek ≤ 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan :
4
a. Tarikan tang / vakum
9 b. Uri dirogoh 4
c. Diberi infuse / transfuse 4
10 Pernah Operasi Sesar 8
Penyakit pada Ibu Hamil:
a. Kurang darah 4
b. Malaria
11c. TBC paru
4
d. Payah jantung
e. Kencing manis (Diabetes) 4
f. Penyakit menular seksual 4
II Bengkak pada muka / tungkai dan
12 4
Tekanan darah tinggi
13 Hamil kembar 2 atau lebih 4
14 Hamil kembar air (Hydramnion) 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak Sungsang 4

18 Letak Lintang 8

19 Perdarahan Dalam Kehamilan ini 8

20 Preeklamsi Berat/Kejang-kejang 8

Jumlah Skor

Keterangan:
(1) Ibu hamil dengan skor 6 atau lebih dianjurkan untuk
bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan.
25

(2) Ibu hamil dengan skor 12 atau lebih dianjurkan bersalin di


RS.
i. Konsep Dasar Antenatal Care dan Standar Pelayanan
Antenatal
1. Tujuan ANC
Antenatal care adalah suatu program yang terencana
berupa observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu
hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan
persiapan persalinan yang aman dan memuaskan
2. Standar Pelayanan Antenatal (10 T)
(1) Timbang berat badan dan ukur tinggi badan (T1)
Penimbangan berat badan setiap kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pertumbuhan janin. Penambahan berat
badan yang kurang dari 9 kg selama kehamilan atau
kurang dari 1 kg setiap bulanya menunjukan adanya
gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi
badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk
menapis adanya faktor resiko pada ibu hamil. Tinggi
badan ibu hamil 145 cm meningkatkan resiko untuk
tejadinya CPD (Kemenkes RI, 2016).
(2) Ukur tekanan darah (T2)
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali
kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi
adanya hipertensi (tekanan darah ≥ 140/90 mmHg).
Kehamilan dengan preeklampsia (hipertensi disertai
edem wajah dan atau tungkai bawah dan atau protein
uria) (Kemenkes RI, 2016).
(3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas/LILA) (T3)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak
pertama oleh tenaga kesehatan di trimester I untuk
26

skrining ibu hamil berisiko kurang energy kronis


(KEK). Ibu hamil yang mengalami KEK di mana
ukuran LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan
KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR). Ibu hamil yang mengalami obesitas di mana
ukuran LILA > 28 cm (Kemenkes RI, 2016).
(4) Ukur tinggi fundus uteri (T4)
Pengukuran tinggi fundus uteri dilakukan setiap
kali kunjungan antenatal untuk mendeteksi
pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur
kehamilan. Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai
dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin (Kemenkes RI, 2016).
Tabel 2.2
TFU Menurut Penambahan Tiga Jari
Tinggi (cm) Foundus Uteri (TFU)
16 Pertengahan pusat – simfisis
20 Dibawa pinggir pusat
24 Pinggir pusat atas
28 3 jari atas pusat
32 ½ pusat – proc. Xiphoideus
36 1 jari dibawa proc. Xiphoideus
Sumber Andriani,dkk, 2017.
(5) Pemantauan Imunisasi Tetanus Dan Pemberian Imunisasi
Tetanus Tokosiod Sesuai Status Imunisasi (T5).
Jenis imunisasi yang diberikan adalah tetanus toxoid (TT)
yang dapat mencegah penyakit tetanus. (Hatijar, Saleh, &
Yanti, 2020)
27

Tabel 2.3
Rentang waktu pemberian imunisasi dan lama
perlindungannya
Imunisasi Selang Waktu Minimal
Lama Perlindungan
TT
Langkah awal pembentukan
TT 1 kekebalan tubuh terhadap
penyakit tetanus
TT 2 1 bulan setelah TT 1 3 tahun
TT 3 6 bulan setelah TT 2 5 tahun
TT 4 12 bulan setelah TT 3 10 tahun
TT 5 12 bulan setelah TT 4 >25 tahun
Sumber Kemenkes RI, 2016.
(6) Tentukan presentase janin dan denyut jantung janin (T6)
Menentukan presentase janin dilakukan pada akhir
trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan
antenatal. Jika pada trimester III bagian bawah janin
bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul
berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau masalah
lain. Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan
selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat
kurang dari 120 x/menit atau cepat > 160 x/menit
menunjukan adanya gawat janin (Kemenkes RI, 2016).
(7) Beri tablet tambah darah (T7)
Tablet tambah darah dapat mencegah anemia gizi
besi, setiap ibu hamil harus medapat tablet tambah darah
dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang
diberikan sejak kontak pertama. Tiap tablet mengandung
60 mg zat besi dan 0,25 mg asam folat (Kemenkes RI,
2016).
28

(8) Periksa laboratorium (T8)


a. Tes golongan darah, untuk mempersiapkan donor bagi
ibu hamil bila diperlukan.
b. Tes haemoglobin. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
mengetahui apakah ibu menderita anemia.
c. Tes pemeriksaan urin (air kencing). Pemeriksaan ini
dilakukan untuk mengetahui ada protein urin dalam
air kencing ibu.
d. Pemeriksaan kadar gula darah dilakukan pada ibu
hamil dengan indikasi diabetes melitus.
e. Tes pemeriksaan darah lainnya, sesuai indikasi seperti
malaria, HIV, sifilis, dan lain-lain (Kemenkes RI,
2016).
(9) Tatalaksana atau penanganan kasus (T9)
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan
hasil laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada
ibu hamil harus ditangani dengan standar dan kewenangan
tenaga kesehatan (Kemenkes RI, 2016).
(10) Temuwicara atau konseling (T10)
Temu wicara atau konseling dilakukan pada setiap
kunjungan antenatal yang meliputi: kesehatan ibu,
perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami dan keluarga
dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda
bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta
kesiapan menghadapi komplikasi, asupan gizi seimbang,
gejala penyakit menular dan tidak menular, inisiasi
menyusu dini dan pemberian ASI eksklusif, KB pasca
persalinan, dan imunisasi (Kemenkes RI, 2016).
29

2. Persalinan
a. Pengertian Persalinan
Persalianan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(janin dan plasenta) yang telah cukup bulan atau dapat hidup
diluar kandungan melalui jalan lahir dengan atau tanpa bantuan
(kekuatan sendiri). (Rosyati, 2017)
Persalinana merupakan proses dimana hasil konsepsi
(janin, plasenta dan selaput ketuban) keluar dari uterus pada
kehamilan cukup bulan (≥37 minggu) tanpa disertai penyulit
(Widyastuti, 2021)
Persalinan normal menurut WHO adalah persalinan yang
dimulai secara spontan beresiko rendah pada awal persalinan
dan tetap demikian selama proses persalinan, bayi dilahirkan
spontan dengan presentasi belakang kepala pada usia kehamilan
antara 37 hingga 42 minggu lengkap.
b. Tanda-Tanda Persalinan
Berdasarkan Legawati (2018), adapun tanda-tanda persalinan
menurut beberapa ahli yaitu :
1. Lightening
Lightening mulai dirasa kira kira dua minggu sebelum
persalinan adalah penurunan bagian presentasi bayi ke
dalam pelvis minor. Wanita sering menyebut lightening
sebagai kepala bayi sudah turun. Hal-hal spesifik berikut
akan dialami ibu:
a) Ibu jadi sering berkemih
b) Perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul
c) Kram pada tungkai
d) Peningkatan statis vena yang menghasilkan edema
dependen
30

2. Perubahan Serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin matang. Selama
masa hamil, serviks dalam keadaan menutup, panjang dan
lunak. sekarung serviks masih lunak dengan konsistensi
seperti pudding, dan mengalami sedikit penipisan
(effacement) dan kemungkinan sediki dilatasi. Perubahan
serviks diduga terjadi akibat peningkatan instansi
kontrakasi braxton hicks. Serviks menjadi matang selama
periode yang berbeda-beda sebelum persalinan.
Kematangan serviks mengindikasikan kesiapannya untuk
persalinan.
3. Persalinan Palsu
Persalinan palsu terdiri dari kontrkasi uterus yang
sangat nyeri, yang memberi pengaruh signifikan terhadap
serviks. Kontrasi pada persalinan palsu sebenarnya timbul
akibat kontrakasi braxton hicks yang tidak nyeri, yang telah
terjadi sejak enam minggu kehamilan.
4. Pecahnya Air Ketuban
Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala I
persalinan. Apabila terjadi sebelum akhir kala 1, kondisi
terjadi disebut ketuban pecah dini (KPD).
5. Bloody Show
Bloody show merupakan tanda persalinan yang akan
terjadi. biasanya dalam 24 hingga 48 jam. Akan tetapi
bloody show bukan merupakan tanda persalinan yang
bermakna jika pemeriksaan vagina sudah dilakukan 48 jam
sebelumnya karena rabas lendir yang bercampur darah
selama waktu tersebut mungkin akibat trauma kecil atau
perusakan plak lendir saat memeriksaan tersebut.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan
instansi kontrkasi braxton hicks.
31

6. Lonjakan Energi
Terjadinya lonjakan energi ini belum dapat dijelaksan
selain bahwa hal tersebut terjadi alamiah, yang
memungkinkan wanita memperoleh energi yang diperlukan
untuk menjalani persalian.
c. Tahapan Persalinan
1. Kala I
Kala I disebut juga dengan kala pembukaan yang
berlangsung antara pembukaan 0 sampai dengan pembukaan
lengkap (10 cm). Pada permulaan his, kala pembukaan
berlangsung tidak begitu kuat sehingga pasien masih dapat
berjalan-jalan. Proses pembukaan serviks sebagai akibat his
dibedakan menjadi dua fase, yaitu:
a) Fase Laten
Berlangsung selama 8 jam. Pembukaan terjadi sangat
lambat sampai dengan pembukaan mencapai ukuran
diameter 3 cm.
b) Fase Aktif
(a) Fase Akselerasi
Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.
(b) Fase Dilatasi Maksimal
Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat
cepat, dari 4 cm sampai dengan 9 cm.
(c) Fase Dilatasi
Pembukaan menjadi lambat sekali, dalam waktu 2
jam pembukaan berubah menjadi pembukaan lengkap.
Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat
secara bertahap, biasanya terjadi tiga kali atau lebih
dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih. Biasanya dari pembukaan 4 cm hingga
mencapai pembukaan lengkap atau 10 cm, akan terjadi
32

kecepatan rata-rata yaitu 1 cm per jam untuk


primigravida dan 2 cm untuk multigravida. Kala I
selesai apabila pembukaan serviks sudah lengkap.
2. Kala II
Kala II disebut juga dengan kala pengeluaran, kala ini
dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.
Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam
pada multigravida, gejala utama dari kala Il adalah:
a. His semakin kuat, dengan interval 2 sampai 3 menit
dengan durasi 50 sampai 100 detik.
b. Menjelang akhir kala 1, ketuban pecah yang ditandai
dengan pengeluaran cairan secara mendadak
c. Kedua kekuatan, his dan mengejan lebih mendorong
kepala bayi sehingga kepala bayi membuka pintu,
subocciput bertindak sebagai hipomoglion berturut-turut
lahir dari dahi, muka, dagu yang melewati perineum
d. Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putaran paksi
luar, yaitu penyesuaian kepala pada punggung
e. Setelah putar paksi luar berlangsung maka persalinan
bayi ditolong dengan jalan:
(a) Kepala dipegang pada ocsiput dan di bawah dagu,
ditarik curam ke bawah untuk melahirkan bahu
belakang
(b) Setelah kedua bahu lahir, ketiak diikat untuk
melahirkan sisa badan bayi.
(c) Bayi kemudian lahir dikuti oleh air ketuban.
3. Kala III
Setelah kala II, kontraksi uterus berhenti sekitar 5 sampai 10
menit. Melalui kelahiran bayi, plasenta sudah mulai terlepas
pada lapisan nitabuch karena sifat retraksi otot rahim.
Dimulai segera setelah bayi lahir sampai plasenta lahir, yang
33

berlangsung tidak lebih dari 30 menit, jika lebih maka harus


diberi penanganan lebih atau dirujuk. Lepasnya plasenta
sudah dapat diperkirakan dengan memperhatikan tanda-
tanda:
a. Uterus menjadi bundar.
b. Uterus terdorong ke atas karena plasenta dilepas ke
segmen bawah rahim.
c. Tali pusat bertambah panjang.
d. Terjadi perdarahan.
Melahirkan plasenta dilakukan dengan dorongan ringan
secara crede pada fundus uteri. Biasanya plasenta lepas dalam
6 sampai 15 menit setelah bayi lahir.
4. Kala IV
Kala IV dimaksudkan untuk melakukan observasi karena
pendarahan postpartum paling sering terjadi pada 2 jam
pertama. Observasi yang dilakukan adalah:
a. Tingkat kesadaran penderita
b. Pemeriksaan tanda-tanda vital, tekanan darah, nadi,
dan pernapasan.
c. Kontraksi uterus
d. Terjadi pendarahan.
d. Faktor-Faktor Yang Memperngaruhi Persalinan
1. Passage (Jalan Lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yakni bagian
tulang padat, dasar panggul, vagina, dan introitus (lubang luar
vagina) Bidang-bidang hodge :Bidang hodge adalah bidang
semu sebagai pedoman untuk menentukan kemajuan
persalinan yaitu seberapa jauh penurunan kepala melalui
pemeriksaan dalam vaginal toucher (VT), Adapun bidang
hodge sebagai berikut:
34

a) Hodge I : Bidang yang setinggi dengan Pintu Atas


Panggul (PAP) yang dibentuk oleh promontorium,
artikulasio-iliaca, sayap sacrum, linea inominata, ramus
superior os pubis, tepi atas symfisis pubis
b) Hodge II : Bidang setinggi pinggir bawah symfisis pubis
berhimpit dengan PAP (Hodge I)
c) Hodge III : Bidang setinggi spina ischiadika berhimpit
dengan PAP (Hodge I)
d) Hodge IV : Bidang setinggi ujung os soccygis berhimpit
dengan PAP (Hodge I)
2. Passenger (Janin dan Plasenta)
Pasenger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yakni ukuran
kepala janin, presentasi, letak, sikap, dan posisi janin. Karena
plasenta juga harus melewati jalan lahir, maka ia dianggap
juga sebagai bagian dari pasenger yang menyertai janin.
Namun plasenta jarang menghambat proses persalinan pada
kehamilan normal.
a) Presentasi Janin
Presentasi adalah bagian jain yang pertama kali
memasuki pintu atas panggul dan terus melalui jalan
lahir saat persalinan mencapai aterm.
Bagian presentasi adalah bagian tubuh janin yang
pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan dalam. Faktor-faktor yang menentukan
bagian presentasi adalah letak janin, sikap janin, dan
ekstensi atau fleksi kepala janin.
b) Letak Janin
Letak adalah hubungan antarasumbu panjang (punggung)
janin terhadap sumbu panjang (punggung ibu). Ada dua
macam letak (1) memanjang atau vertikal, dimana sumbu
35

panjang janin paralel dengan sumbu panjang ibu; (2)


melintang atau horizontal, dimana sumbu panjang janin
membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak
memanjang dapat berupa presentasi kepala atau
presentasi sacrum (sungsang). Presentasi in tergantung
pada struktur janin yang pertama memasuki panggul ibu.
c) Sikap Janin
Pada kondisi normal, punggung janin sangat fleksi
kepala fleksi ke arah dada, dan paha fleksi kearah sendi
lutut. Sikap ini disebut fleksi umum. Tangan disilangkan
di depan toraks dan tali pusat terletak diantara lengan dan
tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat
menimbulkan kesulitan saat anak dilahirkan. Misalkan
pada presentasi kepala, kepala janin dapat berada dalam
sikap ekstensi atau fleksi yang menyebabkan diameter
kepala berada dala posisi yang tidak menguntungkan
terhadap batas-batas pangul ibu.
d) Posisi Janin
Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi
(oksiput, sacrum, mentum atau dagu, sinsiput atau
puncak kepala yang defleksi atau menengadah) terhadap
empat kuadran panggul ibu yaitu posisi oksipito anterior
kanan, oksipito tranversa kanan, oksipito posterior
kanan, oksipito posterior kiri, oksipito tranversa kiri,
oksipito anterior kiri.
3. Power (Kekuatan)
Kekuatan terdiri dari kemampuan ibu melakukan
kontraksi involunter dan volunter secara bersamaan untuk
mengeluarkan janin dan plasenta dari uterus. Kontraksi
involunter disebut juga kekuatan primer, menandai
dimulainya persalinan. Apabila serviks berdilatasi, usaha
36

volunter dimulai untuk mendorong, yang disebut kekuatan


sekunder, dimana kekuatan ini memperbesar kekuatan
kontraksi involunter.
a) Posisi Ibu
Posisi ibu mempengaruhi adaptasi anatomi dan
fisiologi persalinan. Posisi tegak memberikan sejumlah
keuntungan yaitu mengubah posisi membuat rasa letih
hilang, memberi rasa nyaman, dan memperbaiki
sirkulasi.
Posisi tegak meliputi posisi berdiri, berjalan, duduk,
jongkok. Posisi tegak memungkinkan gaya gravitasi
membantu penurunan janin.
b) Psikologis
Wanita bersalin biasanya akan mengutarakan
kekhawatirannya jika ditanya. Perilaku dan penampilan
wanita serta pasangannya merupakan petunjuk berharga
tentang jenis dukungan yang akan diperlukannya.
e. Pemantauan Kemajuan Persalinan dengan Partograf
1. Pengertian Partograf
Menurut Sulisdian (2019) partograf merupakan alat
untuk mencatat informasi berdasarkan observasi atau riwayat
dan pemeriksaan fisik pada ibu dalam persalinan dan alat
penting khususnya untuk membuat keputusan klinis selama
kala I.
(a) Kegunaan partograf yaitu mengamati dan mencatat
informasi kemajuan persalinan dengan memeriksa
dilatasi serviks selama pemeriksaan dalam, menentukan
persalinan berjalan normal dan mendeteksi dini
mengenai pemantauan kemajuan persalinan,
kesejahteraan ibu dan janin, mencatat asuhan yang
diberikan selama persalinan dan kelahiran untuk
37

membuat keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu.


(Sulisdian, 2019).
(b) Pencatatan Partograf
Kemajuan persalinan:
1. Pembukaan Serviks
Pembukaan servik dinilai pada saat melakukan
pemeriksaan vagina dan ditandai dengan huruf (X).
Garis waspada merupakan sebuah garis yang
dimulai pada saat pembukaan servik 4 cm hingga
titik pembukaan penuh yang diperkirakan dengan
laju 1 cm perjam (Sulisdian,2019).
2. Penurunan Kepala Janin
Penurunan dinilai melalui palpasi abdominal,
pencatatan penurunan bagian terbawah atau
presentasi janin, setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam atau setiap 4 jam, atau lebih sering jika ada
tanda-tanda penyulit. Kata-kata "turunnya kepala"
dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan
tanda "O" pada garis waktu yang sesuai. Bagian
diatas shympisis adalah proporsi yang belum masuk
PAP. 5/5 jika bagian terbawah janin seluruhnya
teraba diatas shympisis pubis, 4/5 jika sebagian (1/5)
bagian terbawah janin telah memasuki PAP, 3/5 jka
sebagian (2/5) bagian terbawah janin telah
memasuki PAP, 2/5 jika hanya sebagian dari bagian
terbawah janin yang masih berada diatas shympisis
dan (3/5) bagian telah masuk PAP, 1/5 jika 1 dari 5
jari masih dapat meraba bagian terbawah janin yang
berada diatas shympisis dan 4/5 bagian telah masuk
PAP dan 0/5 jika bagian terbawah janin sudah tidak
38

dapat teraba dari pemeriksaan luar dan bagian


terbawah janin sudah masuk ke dalam rongga
panggul.
3. Kontraksi Uterus
Periksa frekuensi dan lamanya kontraksi uterus
setiap jam fase laten dan tiap 30 menit selam fase
aktif. Nilai frekuensi dan lamanya kontraksi selama
10 menit.
4. Keadaan Janin
a) Denyut Jantung Janin (DJJ)
Nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ)
setiap 30 menit (lebih sering jika ada tanda-
tanda gawat janin). Setiap ko tak pada bagian ini
menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di
sebelah kolom paling kiri menunjukkan DJJ.
(Sulisdian, 2019)
b) Warna dan Adanya Air Ketuban
Nilai air ketuban setiap kali dilakukan
pemeriksaan dalam, dan nilai warna air ketuban
jika selaput ketuban pecah. Gunakan lambang-
lambang seperti U (ketuban utuh atau belum
pecah), J (ketuban sudah pecah dan air ketuban
jernih), M (ketuban sudah pecah dan air ketuban
bercampur mekonium), D (ketuban sudah pecah
dan air ketuban bercampur darah) dan K
(ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban
atau kering) (Sulisdian, 2019).
c) Molase/Tulang Kepala Janin
Molase berguna untuk memperkirakan
seberapa jauh kepala bisa menyesuaikan dengn
bagian keras panggul. Kode molase (0) tulang-
39

tulang kepala janin terpisah, sutura dengan


mudah dapat dipalpasi, (1) tulang-tulang kepala
janin saling bersentuhan, (2) tulang-tulang
kepala janin saling tumpang tindih tapi masih
bisa dipisahkan, (3) tulang-tulang kepala janin
saling tumpang tindih dan tidak bisa dipisahkan.
5. Keadaan Ibu
Perlu diobservasi yaitu tekanan darah, nadi, dan
suhu, urin (volume, protein), obat-obatan atau cairan
IV, catat banyaknya oxytocin pervolume cairan IV
dalam hitungan tetes per menit bila dipakai dan catat
semua obat tambahan yang diberikan.
f. Perubahan Fisiologi persalinan
1) Perubahan Uterus
Selama persalinan uterus berubah bentuk menjadi
dua bagian yang berbeda, yaitu segmen atas dan
segmen bawah. Dalam persalinan perbedaan antara
segmen atas dan segmen bawah rahim lebih jelas lagi.
Segmen atas memegang peranan yang aktif karena
berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan
majunya persalinan. Sebaliknya segmen bawah rahim
memegang peran pasif dan makin tipis dengan majunya
persalinan karena diregangkan. Segmen bawah uterus
dianalogikan dengan ismus uterus yang melebar dan
menipis.
2) Perubahan Serviks.
Tenaga yang efektif pada Kala 1 persalinan adalah
kontraksi uterus, yang selanjutnya akan menghasilkan
tekanan hidrostatik keseluruh selaput ketuban terhadap
servik dan segmen bawah uterus. Bila selaput ketuban
sudah pecah, bagian terbawah janin dipaksa langsung
40

mendesak servik dan segmen bawah uterus. Sebagai


akibat kegiatan daya dorong ini, terjadi 2 perubahan
mendasar yaitu pendataran dan dilatasi pada serviks
yang sudah melunak. Pada nulipara penurunan bagian
bawah janin terjadi secara khas agak lambat tetapi pada
multipara, khususnya yang paritasnya tinggi, penurunan
bisa berlangsung sangat cepat.
3) Perubahan Kardiovaskuler
Penurunan yang mencolok selama acme konstraksi
uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi miring
bukan posisi telentang. Denyut jantung di antara
konstraksi sedikit lebih tinggi dibanding selama periode
persalinan atau belum masuk persalinan. Hal ini
mencerminkan kenaikan dalam metabolisme yang
terjadi selama persalinan. Denyut jantung yang sedikit
naik merupakan hal yang normal. Meskipun normal
perlu dikontrol secara periode untuk mengidentifikasi
infeksi. Detak jantung akan meningkat cepat selama
kontraksi berkaitan juga dengan peningkatan
metabolisme. Sedangkan antara kontraksi detak jantung
mengalami peningkatan sedikit dibanding sebelum
persalinan.
4) Perubahan Tekanan Darah
Perubahan tekanan darah meningkat selama
konstraksi uterus dengan kenaikan sistolik rata-rata
sebesar 10-20 mmHg dan kenaikan diastolik rata-rata
5-10 mmHg. Pada waktu di antara kontraksi, tekanan
darah kembali ke tingkat sebelum persalinan. Dengan
mengubah posisi tubuh dari telentang ke posisi miring,
perubahan tekanan darah selama kontraksi dapat
41

dihindari. Nyeri, rasa takut, dan kekhawatiran dapat


semakin meningkatkan tekanan darah.
5) Perubahan Nadi
Frekuensi denyut jantung nadi di antara kontraksi
sedikit lebih tinggi dibandingkan selama periode
menjelang persalinan.
Hal ini mencerminkan peningkatan metabolisme yang
terjadi selama persalinan.
6) Perubahan Suhu
Suhu badan akan sedikit meningkat selama
persalinan,suhu mencapai tertinggi selama persalinan
dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap
normal asal tidak melebihi 0,5 - 1 0C. Suhu badan yang
naik sedikit merupakan hal yang wajar, tetapi keadaan
ini berlangsung lama,keadaan suhu ini mengindikasikan
adanya dehidrasi. Parameter lainnya yang harus
diperiksa, antara lain selaput ketuban pecah atau belum
karena hal ini merupakan tanda.
7) Perubahan Pernapasan.
Sistem pernapasan juga beradaptasi. Peningkatan
aktivitas fisik dan peningkatan pemakaian oksigen
terlihat dari peningkatan frekuensi pernapasan.
Hiperventilasi dapat menyebabkan alkalosis
respiratorik (pH meningkat), hipoksia dan hipokapnea
(karbondioksida menurun) pada tahap kedua persalinan.
Jika ibu tidak diberi obat-obatan, maka ia akan
mengonsumsi oksigen hampir dua kali lipat.
Kecemasan juga meningkatkan pemakaian oksigen.
Kenaikan pernapasan dapat disebabkan karena adanya
rasa nyeri, kekhawatiran, serta penggunaan teknik
pernapasan yang tidak benar.
42

8) Perubahan Metabolisme
Selama persalinan, metabolisme karbohidrat aerob
maupun anaerob meningkat dengan kecepatan tetap.
Peningkatan ini terutama disebabkan oleh anxietas dan
aktivitas otot rangka.
Peningkatan aktivitas metabolik terlihat dari
peningkatan suhu tubuh, denyut nadi, penapasan, curah
jantung, dan cairan yang hilang.
9) Perubahan Ginjal Poliuria
Sering terjadi selama persalinan. Kondisi ini dapat
diakibatkan peningkatan lebih lanjut curah jantung
selama persalinan dan kemungkinan peningkatan laju
filtrasi glomelurus dan aliran plasma ginjal. Poliuria
menjadi kurang jelas pada posisi telentang karena
posisi ini membuat aliran urineberkurang selama
kehamilan. Sedikit proteinuria 1+ umum ditemukan
pada sepertiga sampai setengah jumlah wanita bersalin.
Proteinuria 2+ dan lebih adalah data yang abnormal.
10) Perubahan Hematologi
Hemoglobin meningkat rata-rata 1,2gr/100ml
selama persalinan dan kembali kekadar sebelum
persalinan pada hari pertama pascapartum jika tidak
ada kehilangan darah yang abnormal.
g. Kebutuhan Ibu dalam Bersalin
Lima kebutuhan seorang wanita dalam persalinan menurut
Varney’s Midwifery:
1) Asuhan fisik dan psikologis Asuhan fisik yang diberikan
pada wanita dalam persalinan dapat berupa: memberikan
cairan dan nutrisi, keleluasaan ke kamar mandi secara teratur,
pencegahan infeksi, membuat ibu senyaman mungkin dengan
posisi yang ia inginkan.
43

Asuhan psikologis selama persalinan meliputi memberikan


dukungan emosional kepada ibu, memberikan kesempatan
kepada ibu untuk memilih pendamping selama persalinan,
mengucapkan kata-kata yang membesarkan hati dan pujian
kepada ibu, bersikap dan bertindak dengan tenang, serta
berikan dukungan penuh selama persalinan.
2) Kehadiran pendamping secara terus-menerus
3) Pengurangan rasa sakit
4) Penerimaan atas sikap dan perilakunya. Asuhan yang harus
diberikan adalah selain pemberian dukungan mental juga
penjelasan kepada ibu bahwa rasa sakit yang ia alami selama
persalinan merupakan suatu proses yang harus dilalui dan
diharapkan ibu tenang menghadapi persalinannya
5) Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman
Dalam setiap persalinan wanita atau keluarga membutuhkan
penjelasan mengenai persalinan yang dihadapinya baik
mengenai kondisi ibu maupun bayinya, serta perkembangan
persalinannya.

3. Bayi Baru Lahir


a. Pengertian
Bayi Baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam
presentasi belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat,
pada usia kehamilan genap 37 minggu sampai 42 minggu,
dengan berat badan lahir 2500 - 4000 gram, dengan nilai apgar
> 7 dan tanpa cacat bawaan.
Neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra
uterin ke kehidupan ekstra uterin. (Jamil, Kusuma, &
Hamidah, 2017)
44

b. Tanda-tanda bayi baru lahir normal


Bayi baru lahir dikatakan normal jika usia kehamilan
aterm antara 37- 42 minggu, BB 2500 gram – 4000 gram,
panjang badan 48- 52 cm, lingkar dada 30- 38 cm, lingkar
kepala 33- 35 cm, lingkar lengan 11- 12 cm, frekuensi DJJ
120- 160x permenit, pernafasan ± 40- 60 x permenit, kulit
kemerahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup,
rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna, kuku agak panjang dan lemas, nilai APGAR > 7,
gerakan aktif, bayi langsung menangis kuat, refleks rooting
(mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi dan
daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik, refleks sucking
(isap dan menelan) sudah terbentuk dengan baik, refleks morro
(gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik, refleks grasping (menggenggam) sudah baik, genetalia
sudah terbentuk sempurna , pada laki- laki testis sudah turun
ke skrotum dan penis berlubang, pada perempuan: Vagina dan
uretra yang berlubang, serta labia mayora sudah menutupi
labia minora, eliminasi baik, mekonium dalam 24 jam pertama,
berwarna hitam kecoklatan (Sinta, Andriani, Yulizawati, &
Insani, 2019).
c. Penampilan bayi baru lahir
1. Kesadaran dan Reaksi terhadap sekeliling, perlu di
kurangi rangsangan terhadap reaksi terhadap rayuan,
rangsangan sakit, atau suara keras yang mengejutkan
atau suara mainan.
2. Keaktifan, bayi normal melakukan gerakan-gerakan
yang simetris pada waktu bangun. adanya temor pada
bibir, kaki dan tangan pada waktu menangis adalah
normal, tetapi bila hal ini terjadi pada waktu tidur,
45

kemungkinan gejala suatu kelainan yang perlu


dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
3. Simetris, apakah secara keseluruhan badan seimbang;
kepala: apakah terlihat simetris, benjolan seperti tumor
yang lunak dibelakang atas yang menyebabkan kepala
tampak lebih panjang ini disebabkan akibat proses
kelahiran, benjolan pada kepala tersebut hanya terdapat
dibelahan kiri atau kanan saja, atau di sisi kiri dan
kanan tetapi tidak melampaui garis tengah bujur kepala,
pengukuran lingkar kepala dapat ditunda sampai
kondisi benjol (Capput sucsedenaum) dikepala hilang
dan jika terjadi moulase, tunggu hingga kepala bayi
kembali pada bentuknya semula.
4. Muka wajah, bayi tampak ekspresi; mata: perhatikan
antara kesimetrisan antara mata kanan dan mata kiri,
perhatikan adanya tanda-tanda perdarahan berupa
bercak merah yang akan menghilang dalam waktu 6
minggu.
5. Mulut, penampilannya harus simetris, mulut tidak
mencucu seperti mulut ikan, tidak ada tanda kebiruan
pada mulut bayi, saliva tidak terdapat pada bayi
normal, bila terdapat secret yang berlebihan,
kemungkinan ada kelainan bawaan saluran cerna.
6. Leher, dada, abdomen; melihat adanya cedera akibat
persalinan; perhatikan ada tidaknya kelainan pada
pernapasan bayi, karena bayi biasanya bayi masih ada
pernapasan perut.
7. Punggung: adanya benjolan atau tumor atau tulang
punggung dengan lekukan yang kurang sempurna;
Bahu, tangan, sendi, tungkai: perlu diperhatikan
46

bentuk, gerakannya, faktur (bila ekstremitas


lunglai/kurang gerak), farises.
8. Kulit dan kuku: dalam keadaan normal kulit berwarna
kemerahan, kadang-kadang didapatkan kulit yang
mengelupas ringan, pengelupasan yang berlebihan
harus dipikirkan kemungkinan adanya kelainan,
waspada timbulnya kulit dengan warna yang tidak rata
ini dapat disebabkan karena temperatur dingin, telapak
tangan, telapak kaki atau kuku yang menjadi biru, kulit
menjadi pucat dan kuning, bercakbercak besar biru
yang sering terdapat disekitar bokong (Mongolian
Spot) akan menghilang pada umur 1 (satu) sampai 5
(lima) tahun.
9. Kelancaran menghisap dan pencernaan, harus
diperhatikan; tinja dan kemih: diharapkan keluar dalam
24 jam pertama. Waspada bila terjadi perut yang tiba-
tiba membesar, tanpa keluarnya tinja, disertai muntah,
dan mungkin dengan kulit kebiruan, harap segera
konsultasi untuk pemeriksaan lebih lanjut, untuk
kemungkinan Hirschprung/Congenital Megacolon.
10. Refleks yaitu suatu gerakan yang terjadi secara
otomatis dan spontan tanpa disadari pada bayi normal,
refleks pada bayi antara lain Tonik neek refleks , yaitu
gerakan spontan otot kuduk pada bayi normal, bila
ditengkurapkan akan secara spontan memiringkan
kepalanya, Rooting refleks yaitu bila jarinya menyentuh
daerah sekitar mulut bayi maka ia akan membuka
mulutnya dan memiringkan kepalanya ke arah
datangnya jari , Grasping refleks yaitu bila jari kita
menyentuh telapak tangan bayi maka jarijarinya akan
langsung menggenggam sangat kuat, Moro refleks
47

yaitu reflek yang timbul diluar kesadaran bayi misalnya


bila bayi diangkat/direnggut secara kasar dari
gendongan kemudian seolah-olah bayi melakukan
gerakan yang mengangkat tubuhnya pada orang yang
mendekapnya, Stapping refleks yaitu refleks kaki
secara spontan apabila bayi diangkat tegak dan kakinya
satu persatu disentuhkan pada satu dasar maka bayi
seolah-olah berjalan, Sucking refleks (menghisap) yaitu
areola putting susu tertekan gusi bayi, lidah, dan langis-
langit sehingga sinus laktiferus tertekan dan
memancarkan ASI, Swallowing refleks (menelan)
dimana ASI dimulut bayi mendesak otot didaerah
mulut dan faring sehingga mengaktifkan refleks
menelan dan mendorong ASI ke dalam lambung.
11. Berat badan; sebaiknya tiap hari dipantau penurunan
berat badan lebih dari 5% berat badan waktu lahir,
menunjukan kekurangan cairan.
d. Penilaian
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan
kering yang disiapkan di atas perut ibu (bila tidak
memungkinkan, letakkan di dekat ibu misalnya diantara kedua
kaki ibu atau I sebelah ibu) pastikan area tersebut bersih dan
kering, keringkan bayi terutama muka dan permukaan tubuh
dengan kering, hangat dan bersih. Kemudian lakukan penilaian
awal sebagai berikut: (a) apakah menangis kuat dan/atau
bernafas tanpa kesulitan?; (b) apakah bergerak dengan aktif
atau lemas?; jika bayi tidak bernafas atau megap-megap atau
lemah maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir.
48

Tabel 2.4
Nilai APGAR
Tanda Nilai : 0 Nilai : 1 Nilai : 2
Appearance Pucat/ biru Tubuh merah, Seluruh tubuh
(Warna Kulit) seluruh badan ekstremitas biru Kemerahan
Pulse
Tidak ada < 100 > 100
( Denyut Jantung
Ekstremitas
Grimace
Tidak ada sedikit Gerakan aktif
(Tonus Otot)
fleksi
Activity Langsung
Tidak ada Sedikit gerak
(Aktifitas) menangis
Respiration Lemah/ tidak
Tidak ada Menangis
(Pernapasan) teratur
Sumber. (R, Maita, Saputri, & Yulviana, 2014)
Interpretasi :
1. Nilai 1-3 asfiksia berat
2. Nilai 4-6 asfiksia sedang
3. Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
e. Perawatan bayi baru lahir
Menurut JNPK-KR/POGI, APN, (2019) asuhan segera, aman
dan bersih untuk bayi baru lahir ialah:
1) Pencegahan Infeksi
(a) Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah
bersentuhan dengan bayi
(b) Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi
yang belum dimandikan
(c) Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,
terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan
benang tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau
steril.
(d) Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain
yang digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan
bersih. Demikin pula dengan timbangan, pita
pengukur, termometer, stetoskop.
49

2) Melakukan penilaian
(a) Apakah bayi cukup bulan/tidak
(b) Apakah air ketuban bercampur mekonium/tidak
(c) Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa
kesulitan
(d) Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas Jika
bayi tidak bernapas atau bernapas megap–megap
atau lemah maka segera lakukan tindakan resusitasi
bayi baru lahir.
3) Pencegahan Kehilangan Panas
Mekanisme kehilangan panas:
(a) Evaporasi
Penguapan cairan ketuban pada permukaan
tubuh oleh panas tubuh bayi sendirikarena
setelah lahir, tubuh bayi tidak segera
dikeringkan.
(b) Konduksi
Kehilangan panas tubuh melalui kontak
langsung antara tubuh bayi dengan permukaan
yang dingin, seperti: meja, tempat tidur,
timbangan yang temperaturnya lebih rendah
dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh
bayi bila bayi diletakkan di atas benda–benda
tersebut.
(c) Konveksi
Kehilangan panas tubuh terjadi saat bayi
terpapar udara sekitar yang lebih dingin,
ruangan yang dingin, adanya aliran udara dari
kipas angin, hembusan udara melalui ventilasi,
atau pendingin ruangan.
50

(d) Radiasi
Kehilangan panas yang terjadi karena bayi
ditempatkan di dekat benda–benda yang
mempunyai suhu tubuh lebih rendah dari suhu
tubuh bayi, karena benda–benda tersebut
menyerap radiasi panas tubuh bayi (walaupun
tidak bersentuhan secara langsung).
Mencegah kehilangan panas melalui upaya berikut:
(a) Keringkan bayi dengan seksama
(b) Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih
dan hangat
(c) Selimuti bagian kepala bayi .
(d) Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui
bayinya. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama
kelahiran
(e) Jangan segera menimbang atau memandikan
bayi baru lahir
4) Membebaskan Jalan Nafas
(a) Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat
yang keras dan hangat.
(b) Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah
bahu sehingga leher bayi lebih lurus dan kepala
tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus
sedikit tengadah kebelakang.
(c) Bersihkan hidung, rongga mulut dan
tenggorokkan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kassa steril.
(d) Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3
kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering
dan kasar.
51

(e) Alat penghisap lendir mulut (De Lee) atau alat


penghisap lainnya yang steril, tabung oksigen
dengan selangnya harus sudah ditempat
(f) Segera lakukan usaha menghisap mulut dan
hidung
(g) Memantau dan mencatat usaha bernapas yang
pertama (Apgar Score)
(h) Warna kulit, adanya cairan atau mekonium
dalam hidung atau mulut harus diperhatikan.
5) Merawat Tali Pusat
(a) Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu
dianggap stabil, ikat atau jepitkan klem plastik
tali pusat pada puntung tali pusat.
(b) Celupkan tangan yang masih menggunakan
sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5 %
untuk membersihkan darah dan sekresi tubuh
lainnya.
(c) Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi
tingkat tinggi.
(d) Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut
dengan handuk atau kain bersih dan kering.
(e) Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat
bayi dengan menggunakan benang disinfeksi
tingkat tinggi atau klem plastik tali pusat
(disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan
simpul kunci atau jepitankan secara mantap
klem tali pusat tertentu.
(f) Jika menggunakan benang tali pusat,
lingkarkan benang sekeliling ujung tali pusat
dan dilakukan pengikatan kedua dengan simpul
52

kunci dibagian tali pusat pada sisi yang


berlawanan.
(g) Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan
di dalam larutan klonin 0,5%
(h) Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan
kering, pastikan bahwa bagian kepala bayi
tertutup dengan baik.
6) Pencegahan infeksi
(a) Memberikan vitamin K
Mencegah terjadinya perdarahan karena
defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir
normal atau cukup bulan perlu di beri vitamin K
per oral 1 mg/hari selama 3 hari, dan bayi
beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral
dengan dosis 0,5–1 mg IM.
(b) Memberikan obat tetes atau salep mata
Pencegahan penyakit mata karena klamidia
(penyakit menular seksual) perlu diberikan obat
mata pada jam pertama persalinan, yaitu
pemberian obat mata eritromisin 0.5 % atau
tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya
diberikan 5 jam setelah bayi lahir.
7) IMD (Inisiasi Menyusu Dini)
IMD adalah kontak dengan kulit segera setelah lahir
dan menyusu sendiri dalam 1 jam pertama setelah
melahirkan (Utami Roesli, 2008 didalam Jamil, 2017).
IMD adalah pemberian ASI (Air Susu Ibu) pada 1 jam
pertama setelah melahirkan (Wibowo, 2016 didalam
Jamil, 2017). IMD dengan cara merangkak mencari
payudara (the breast crawl). Kontak kulit dengan kulit
53

segera lahir dan menyusu sendiri 1 jam pertama


kehidupan sangat penting.
a) Bagi Bayi
1. Makanan dengan kualitas dan kuantitas yang
optimal agar kolostrum segera keluar yang
disesuaikan dengan kebutuhan bayi.
2. Memberikan kesehatan bayi dengan kekebalan
pasif yang segera kepada bayi, kolostrum adalah
imunisasi pertama bagi bayi.
3. Meningkatkan kecerdasan
4. Membantu bayi mengkoordinasikan hisap, telan
dan nafas.
5. Meningkatkan jalinan kasih sayang ibu dan bayi
6. Mencegah kehilangan panas
7. Merangsang kolostrum segera keluar
b) Bagi Ibu
1. Rangsangan putting susu ibu, memberikan
reflex pengeluaran oksitosin kelenjar hipofisis,
sehingga pelepasan plasenta akan dapat
dipercepat.
2. Pemberian ASI memepercepat involusi uterus
menuju keadaan normal.
3. Rangsangan putting susu ibu mempercepat
pengeluaran ASI, karena oksitosin bekerja sama
dengan hormon prolaktin.
4. Masa Nifas
a. Pengertian
Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai setelah
kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandung kembali
seperti semula sebelum hamil, yang berlangsung selama 6
minggu atau 40 hari. (Fitri, 2017)
54

Dikutip dari Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia, asuhan masa nifas adalah proses pengambilan
keputusan dan tindakan yang dilakukan bidan pada masa nifas
sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan. (Sutanto, 2018)
Jadi puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi dan biasa
disebut juga dengan masa pulih kembali, dengan maksud
keadaaan pulihnya alat reproduksi seperti sebelum hamil.
b. Tahapan Masa Nifas
Tahapan Nifas dibagi dalam 3 periode yaitu:
1) Puerperium dini (immediate post partum periode)
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan
24 jam, yang dalam hal ini ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan-jalan. Masa ini sering terdapat
banyak masalah misalnya perdarahan karena atonia
uteri oleh karena itu bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran
lokhia, tekanan darah dan suhu. (Mansyur & Dahlan,
2018)
yaitu kepulihan dimana ibu telah diper bolehkan berdiri
dan berjalan-jalan.
2) Puerperium intermedial (Early post partum periode)
Masa 24 jam setelah melahirkan sampai dengan 7
hari (1 minggu).
Periode ini bidan memastikan bahwa involusio
uterus berjalan normal, tidak ada perdarahan abnormal
dan lokhia tidak terlalu busuk, ibu tidak demam, ibu
mendapat cukup makanan dan cai ran, menyusui
dengan baik, melakukan perawatan ibu dan bayinya
sehari-hari. (Mansyur & Dahlan, 2018)
55

3) Remote puerperium (Late post partum periode)


Masa 1 minggu sampai 6 minggu sesudah
melahirkan. Periode ini bidan tetap melanjutkan
pemeriksaan dan perawatan sehari-hari serta
memberikan konseling KB. (Mansyur & Dahlan, 2018)
yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih kembali dan
sehat sempurna baik selama hamil atau sempurna
berminggu-minggu, berbulan-bulan atau tahunan.
c. Perubahan Fisiologis pada Masa Nifas
Ibu dalam masa nifas mengalami perubahan fisiologis.
Setelah keluarnya plasenta, kadar sirkulasi hormone HCG
(human chorionic gonadotropin). human plasental lactogen,
estrogen dan progesterone menurun. Human plasental lactogen
akan menghilang dari peredaran darah ibu dalam 2 hari dan
HCG dalam 2 minggu setelah melahirkan. Kadar estrogen dan
progesterone hampir sama dengan kadar yang ditemukan pada
fase folikuler dari siklus menstruasi berturut-turut sekitar 3 dan
7 hari. Penarikan polipeptida dan hormon steroid ini mengubah
fungsi seluruh sistem sehingga efek kehamilan berbalik dan
wanita dianggap sedang tidak hamil, sekalipun pada wanita.
Menurut Sutanto (2018) Perubahan-perubahan yang terjadi
yaitu:
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a) Involusi Uterus
Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang keras
karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya, sehingga dapat
menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada bekas
implantasi plasenta. Otot rahim tersebut terdiri dari tiga
lapis otot yang membentuk anyaman sehigga pembuluh
darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindar
dari perdarahan postpartum. Involusi terjadi karena masing-
56

masing sel menjadi lebih kecil karena cytoplasma yang


berlebihan dibuang. Involusi disebabkan oleh proses
autolisis pada mana zat protein dinding rahim dipecah,
diabsorpsi, dan dibuang dengan air kencing.
Tabel 2.5
Proses involusi uterus
Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus
Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri Lahir Dua jari bawah Pusat 750 gram


Pertengahan pusat –
Satu minggu 500 gram
simpisis
Dua minggu Tak teraba diatas simpisis 350 gram
Enam Minggu Bertambah kecil 50 gram
Delapan Minggu Sebesar Normal 30 gram
Sumber: Sukma, 2017
b) Involusi Tempat Plasenta
Setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat
dengan permukaan kasar, tidak rata, dan kira-kira besarnya
setelapak tangan.
Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke 2
hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm.
Pada pemulihan nifas bekas plasenta mengandung
banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh
thrombus. Pada luka bekas plasenta, endometrium tumbuh
dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar
luka sehingga bekas luka plasenta tidak meninggalkan luka
parut.
c) Lokhea
Pada bagian pertama masa nifas biasanya keluar cairan
dari vagina yang dinamakan lokhea. Lokhea berasal dari
luka dalam rahim terutama luka plasenta. Jadi, sifat lokhea
berubah seperti secret luka berubah menurut tingkat
penyembuhan luka. (Sutanto, 2018)
57

1. Lochea rubra
Berwarna merah kehitaman terdiri dari darah segar,
jaringan sisa-sisa plasenta, dinding rahim, lemak bayi,
lanugo (rambut bayi), dan sisa meconium. Lokhea
rubra yang menetap pada awal priode postpartum
menunjukan adanya perdarahan postpartum sekunder
yang mungkin di sebabkan tinggalnya sisa atau selaput
plasenta. Terjadi 1-3 hari pasca persalinan.
2. Lochea Sanginolenta
Merah kecoklatan dan berlendir. Sisa darah segar
bercampur lendir. Terjadi selama 4-7 hari.
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning kecoklatan, lebih sedikit darah dan
lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan
robekan atau laserasi plasenta. Lokhea serosa dan alba
yang berlanjut bisa menandakan adanya endometris,
terutama jika disertai demam, rasa sakit atau nyeri
tekan pada abdomen. 7-14 hari pasca persalinan.
4. Lochea Alba
Berwarna putih, mengandung leukosit, sel desidua, dan
sel epitel, selaput lendir serviks serta serabut jaringan
yang mati. >14 hari berlangsung 2-6 postpartum
5. Lochea purulenta
Terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah berbau
busuk.
6. Locheastatis
Lochea tidak lancar keluarnya
58

d) Serviks dan Vagina


Vagina dan lubang vagina pada permulaan puerperium
merupakan suatu saluran yang luas berdinding tipis.
Secara berangsur angsur luasnya berkurang, tetapi
jarang sekali dapat kembali seperti semula atau seperti
ukuran seorang nulipara. Rugae timbul kembali pada
minggu ketiga. Hymen tampak sebagai tonjolan jaringan
yang kecil, yang dalam proses pembentukan berubah
menjadi kurunkula mitiformis yang khas pada wanita
multipara.
Berkurangnya sirkulasi progesteron mempengaruhi
otot-otot pada panggul, perineum, vagina, dan vulva. Proses
ini membantu pemulihan dari ligamentum otot rahim. Ini
merupakan proses bertahap yang akan berguna bila ibu
melakukan ambulasi dini, senam nifas, dan mencegah
timbulnya konstipasi dengan cara melakukan aktivitas yang
dapat mendukung kembalinya otot-otot tubuh dan dengan
mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak serat.
Progesteron juga meningkatkan tekanan pembuluh darah
pada vagina dan vulva selama kehamilan dan persalinan dan
biasanya akan menimbulkan beberapa hematoma dan edema
pada jaringan ini serta perineum.
2) Sistem Pencernaan
Dinding abdominal menjadi lunak setelah proses
persalinan karena perut yang meregang selama kehamilan.
Pada saat postpartum nafsu makan ibu bertambah. Ibu dapat
mengalami obstipasi karena waktu melahirkan alat
pencernaan mendapat tekanan, pengeluaran cairan yg
berlebih, kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir,
pembengkakan perineal yang disebabkan episiotomi.
Supaya buang air besar kembali normal, dapat diatasi
59

dengan diet tinggi serat, peningkatan asupan cairan, dan


ambulasi awal. Bila tidak berhasil, dalam 2-3 hari dapat
diberikan obat laksansia.
3) Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam peratam
kemungkinan terdapat spasine sfingter dan edema leher
buli-buli sesudah bagian ini mengalami kompresi antara
kepala janin dan tulang pubis selama persalinan. Urine
dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-
36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
memgalami penurunan yang mencolok. Keadaan ini
menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.
4) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Setelah persalinan dinding perut longgar karena
diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih dalam 6
minggu. Ligamen, fasia, dan diafragma pelvis yang
meregang pada waktu persalinan, setelah bayi lahir, secara
berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan menjadi
retrofleksi. Alasannya, ligamen rotundum menjadi kendor.
Stabilisasi secara sempurna terjadi pada 6-8 minggu setelah
persalinan. Akibat putusnya serat-serat elastik kulit dan
distensi yang berlangsung lama akibat besarnya uterus pada
saat hamil, dinding abdomen masih lunak dan kendur untuk
sementara waktu. Pemulihannya dibantu dengan latihan.
d. Proses Adaptasi Psikologis Masa Nifas
Setelah melahirkan, ibu mengalami perubahan fisik dan
fisiologis yang juga mengakibatkan adanya beberapa
perubahan dari psikisnya.
60

Menurut Sutanto (2018), Reva Rubin membagi periode ini


menjadi 3 bagian fase-fase yang akan dialami oleh ibu pada
masa nifas yaitu:
a) Fase taking in
Fase taking in yaitu periode ketergantungan,
berlangsung dari hari pertama sampai hari kedua
melahirkan. Pada fase ini ibu sedang berfokus terutama
pada dirinya sendiri. Ibu akan berulang kali menceritakan
proses persalinan yang dialaminya dari awal sampai akhir.
Hal ini membuat ibu cenderung lebih pasif terhadap
lingkungannya.
b) Fase taking hold
Fase taking hold adalah periode yang berlangsung
antara 3-10 hari setelah melahirkan. Pada fase ibu timbul
rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung
jawabnya dalam merawat bayi. Ibu mempunyai perasaan
sangat sensitif, sehingga mudah tersinggung dan marah.
Dukungan moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan
kepercayaan diri ibu.
c) Fase letting go
Fase letting go adalah periode menerima tanggung
jawab akan peran barunya. Fase ini berlangsung 10 hari
setelah melahirkan. Terjadi peningkatan akan perawatan
diri dan bayinya. Ibu sudah mulai menyesuaikan diri
dengan ketergantungan bayinya.
e. Kebutuhan Dasar pada Ibu Nifas
1) Kebutuhan nutrisi
Nutrisi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk
keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa
nifas terutama bila menyusui akan meningkat 25%,
karena sehbis melahirkan san untuk memproduksi Air
61

Susu Ibu (ASI) yang cukup untuk menyehatkan bayi.


Semua itu akan menungkat tiga kali dari kebutuhan
biasa. (Walyani & Purwoastuti, 2020)
(a) Energi
(b) Protein
(c) Cairan
2) Ambulasi Dini (Early Amblation )
Ambulasi dini adalah latihan aktifitas ringan
membimbing ibu untuk segera pulih dari trauma
persalinan, dengan cara membimbing ibu mulai dari
miring kanan miring kiri, latihan duduk,
berdiri bangun dari tempat tidur, kemudian dilanjutkan
latihan berjalan. (Azizah, 2019)
Perawatan mobilisasi dini mempunyai keuntungan,
yaitu:
a. Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi
infeksi puerperium
b. Mempercepat involusi uterus
c. Melancarkan fungsi alat gastrointestinal dan alat
kelamin
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah
sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme
3) Eliminasi (BAK dan BAB)
1. BAK
Buang air kecil disebut normal bila dapat buang air
kecil spontan setiap 3-4 jam. Diusahakan dapat
buang air kecil sendiri, bila tidak dilakukan dengan
tindakan :
(a) Dirangsang dengan mengalirkan air kran di
dekat klien
62

(b) Mengompres air hangat diatas sympisis


(c) Bila tidak berhasil dengan cara diatas maka
dilakukan kateterisasi.
2. BAB
Biasanya 2-3 hari post partum masih sulit buang air
besar. Jika klien pada hari ke tiga belum juga buang
air besar maka diberikan laksan supositoria dan
minum air hangat. (Azizah, 2019)
4) Kebersihan Diri (Personal Hygiene)
Infeksi merupakan salah satu penyebab morbiditas dan
mortalitas pada ibu nifas. Oleh karena itu kebersihan
diri terutama pada daerah perineum perlu diperhatikan
dengan serius. Kebersihan merupakan salah satu tanda
hygiene yang baik. (Purwanto, Nuryani, & Rahayu,
2018)
Kebersihan pada daerah vagina dapat diperlihara
dengan cara sebagai berikut:
1. Setiap kali BAK/BAB basuhlah mulut vagina
dengan air bersih dari arah depan ke belakang
agar kotoran yang menempel disekitar vagina
baik urine maupun lochea atau feses yang
mengandung kuman penyakit dapat dibersihkan.
2. Mengganti pembalut sesering mungkin, setiap
kali BAK/BAB agar tidak lembab yang
memungkinkan bertumbuhnya mikroorganisme.
Minimal pembalut diganti 3-4 jam sekali,
meskipun tidak BAK/BAB.
3. Keringkan vagina dengan lembut dengan tisu
atau handuk bersih setiap kali selesai
membasuh, agar tetap kering, kemudian ganti
dengan pembalut yang baru.
63

4. Jangan duduk terlalu lama agar menghindari


tekanan yang lama di daerah perineum.
Sarankan ibu duduk di atas bantal untuk
mendukung otot-otot di sekitar perineum dan
berbaring miring saat tidur.
5. Sarankan untuk melakukan latihan kegel untuk
merangsang peredaran darah di perineum agar
cepat pulih. (Purwanto, Nuryani, & Rahayu,
2018)
5) Istirahat
Kebutuhan istirahat bagi ibu nifas perlu dipenuhi
terutama beberapa jam setelah melahirkan bayinya. Hal
ini dapat membantu mencegah ibu mengalami
komplikasi psikologis seperti baby blues dan
komplikasi lainnya. Masa nifas erat kaitannya dengan
gangguan pola tidur, tidak hanya pada ibu, tetapi juga
pada pasangannya atau keluarga yang membantu
merawat bayinya. Secara teoritis, pola tidur ibu akan
kembali normal setelah 2-3 minggu postpartum.
Gangguan waktu tidur ini berdampak terhadap
kelelahan bagi orang tua si bayi. (Purwanto, Nuryani, &
Rahayu, 2018)
Menurut Azizah (2019) Kurang istirahat akan
mempengaruhi ibu post partum dalam beberapa hal
diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Mengurangi jumlah produksi ASI.
2) Memperlambat proses involusi uterus, sehingga
beresiko memperrbanyak pendarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan
untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
64

Kebutuhan istirahat ibu minimal 8 jam sehari, yang


dapat di penuhi melalui istirahat siang dan malam.
6) Seksual
Secara fisik, aman untuk memulai hubungan suami
istri setelah berhentinya perdarahan, dan ibu dapat
mengecek dengan menggunakan jari kelingking yang
dimasukkan ke dalam vagina. Begitu darah merah
berhenti dan ibu merasa tidak ada gangguan, maka
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
di saat ibu merasa siap. (Azizah, 2019)
7) Senam Nifas
Senam yang dilakukan sejak hari pertama
melahirkan setiap hari sampai hari yang kesepuluh,
terdiri dari sederetan gerakan tubuh yang dilakukan
untuk mempercepat pemulihan keadaan ibu. (Mansyur
& Dahlan, 2018)
Adapun tujuan dilakukannya senam nifas antara lain
sebagai berikut :
(a) Membantu mempercepat pemulihan keadaan
ibu
(b) Mempercepat proses involusi dan pemulihan
fungsi alat kandungan
(c) Memperlancar pengeluaran lochia
(d) Membantu memulihkan kekuatan dan
kekencangan otot-otot panggul, perut, dan
perineum ter tuma otot yang berkaitan dengan
kehamilan dan persalinan.
(e) Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot
setelah melahirkan
(f) Merelaksasikan otot-otot yang menunjang
proses kehamilan dan persalinan
65

(g) Meminimalisir timbulnya kelainan dan


komplikasi nifas, misalnya emboli, thrombosis
dan lain-lain.
f. Kebijakan Teknis Masa Nifas
Paling sedikit ada 4 kali kunjungan masa nifas yang
dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk
mencegah, mendeteksi serta menangani masalah-masalah yang
terjadi.
Tabel. 2.6
Program dan Kebijakan Teknis Masa Nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam setelah a. Mencegah terjadinya perdarahan
Persalinan b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan
dan memberikan rujukan bila perdarahan berlanjut
c. Memberikan konseling kepada ibu atau salah satu
anggota keluarga mengenai bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
d. Pemberian ASI pada masa awal menjadi ibu.
e. Mengajarkan ibu untuk mempererat hubungan antara
ibu dan bayi baru lahir
f. Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah
hipotermi
2 6 hari setelah a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
persalinan berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
kelainan pascamelahirkan
c. Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,
dan istirahat
d. Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak ada
tanda-tanda penyulit Memberikan konseling kepada
ibu mengenai asuhan pada bayi, cara merawat tali
pusat, dan menjaga bayi agar tetap hangat.
3 2 minggu setelah a. Memastikan involusi uteri berjalan normal, uterus
persalinan berkontraksi, fundus di bawah umbilicus tidak ada
perdarahan abnormal, dan tidak ada bau
b. Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau
kelainan pascamelahirkan
Memastikan ibu mendapat cukup makanan, cairan,
dan istirahat
c. Memastikan ibu menyusui dengan baik
d. dan tidak ada tanda-tanda penyulit Memberikan
konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, cara
merawat tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat
4 6 minggu setelah a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang
persalinan dialami atau bayinya
b. Memberikan konseling untuk KB secara dini
Sumber. (Sutanto, 2018)
66

d. Peran Dan Tanggung Jawab Bidan Pada Masa Nifas


1) Peranan Penting dalam Pemberian Asuhan Postpartum
a. Memberikan dukungan secara
berkesinambungan selama masa nifas sesuai
dengan kebutuhan ibu untuk mengurangi
ketegangan fisik dan psikologi selama masa
nifas atau dapat dikatakan sebagai teman
terdekat sekaligus pendamping ibu nifas dalam
menghadapai saat-saat kritis masa nifas.
b. Promotor hubungan antara ibu dan bayi serta
keluarga.
c. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan
meningkatkan rasa nyaman.
d. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
e. Memberikan informasi dan konseling untuk ibu
beserta keluarganya mengenai cara mencegah
perdarahan, mengenali tanda-tanda bahaya,
menjaga gizi yang baik, serta mempraktikkan
kebersihan yang aman.
f. Melakukan manajemen asuhan kebidanan
dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosa, dan rencana tindakan serta
melaksanakannya demi mempercepat proses
pemulihan.
g. Pencegahan komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
h. Memberikan asuhan kebidanan secara
profesional.
i. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk
pendidikan dalam peranannya sebagai orang tua
67

j. Pelaksana asuhan kepada kepada pasien dalam


hal tin dakan perawatan, pemantauan,
penanganan masalah, rujukan, dan deteksi dini
komplikasi masa nifas.

5. Keluarga Berencana (KB)


a. Pengertian
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk
mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang
dimaksud termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan
dan perencanaan keluarga. Prinsip dasar metode kontrasepsi
adalah mencegah sperma laki laki mencapai dan membuahi
telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah
dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang
didalam rahim. (Fauziah, 2020)
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral)
dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk
menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, dan sosial
budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan
yang baik dengan kemampuan produksi nasional. (Priyanti &
Syalfina, 2017)
b. Tujuan keluarga berencana
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu untuk
membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial
ekonomi suatu keluarga dengan cara pengaturan kelahiran
anak agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. (Fauziah, 2020)
Guna mencapai tujuan tersebut maka ditempuh kebijakan
mengkategorikan tiga fase untuk mencapai sasaran yaitu :
68

1. Fase Menunda Kehamilan


Masa menunda kehamilan pertama sebaiknya
dilakukan oleh pasangan yang istrinya belum mencapai
usia 20 tahun. Karena usia di bawah 20 tahun adalah usia
yang sebaiknya menunda untuk mempunyai anak dengan
berbagai alasan. Hal ini penting karena pada masa ini
pasangan belum mempunyai anak, serta efektifitas yang
tinggi. Kontrasepsi yang cocok dan yang disarankan
adalah pil KB, AKDR. (Matahari, Utami, & Sugiharti,
2018)
2. Fase Mengatur/Menjarangkan Kehamilan
Periode usia istri antara 20 - 30 tahun merupakan
periode usia paling baik untuk melahirkan, dengan jumlah
anak 2 orang dan jarak antara kelahiran adalah 2–4 tahun.
Kontrasepsi dapat dipakai 3-4 tahun sesuai jarak kelahiran
yang direncanakan. (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018)
3. Fase Mengakhiri Kesuburan
Sebaiknya keluarga setelah mempunyai 2 anak dan
umur istri lebih dari 30 tahun tidak hamil. Kondisi
keluarga seperti ini dapat menggunakan kontrasepsi yang
mempunyai efektifitas tinggi, karena jika terjadi kegagalan
hal ini dapat menyebabkan terjadinya kehamilan dengan
resiko tinggi bagi ibu dan anak. Kontrasepsi yang cocok
dan disarankan adalah metode kontap, AKDR, implan,
suntik KB dan pil KB. (Matahari, Utami, & Sugiharti,
2018)
c. Sasaran Program Keluarga Berencana
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran
langsung dan sasaran tidak langsung, tergantung dari tujuan
yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia
Subur (PUS) yang bertujuan untuk menurunkan tingkat
69

kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara


berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah
pelaksana dan pengelola KB, dengan tujuan menurunkan
tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan
kependudukan terpadu dalam rangka mencapai keluarga yang
berkualitas, keluarga sejahtera. (Priyanti & Syalfina, 2017)
d. Ruang Lingkup Program Keluarga Berencana
Ruang lingkup program KB secara umum menurut (Fauziah,
2020) adalah sebagai berikut:
1. Keluarga berencana
2. Kesehatan reproduksi remaja
3. Ketahanan dan pemberdayaan keluarga
4. Penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas
5. Keserasian kebijakan kependudukan
6. Pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM)
7. Penyelenggaraan pimpinan kenegaraan dan
kepemerintahan.
e. Akseptor Keluarga Berencana
Bedasar buku ajar kelurga berencana dan kontrasepsi oleh
Matahari, Utami, & Sugiharti, (2018) Akseptor KB adalah
proses yang disadari oleh pasangan untuk memutuskan jumlah
danjarak anak serta waktu kelahiran.
Adapun jenis-jenis akseptor KB, yaitu:
1. Akseptor Aktif
Akseptor aktif adalah kseptor yang ada pada saat ini
menggunakan salah satu cara / alat kontrasepsi untuk
menjarangkan kehamilan atau mengakhiri kesuburan.
2. Akseptor aktif kembali
Akseptor aktif kembali adalah pasangan usia subur yang
telah menggunakan kontrasepsi selama 3 (tiga) bulan atau
lebih yang tidak diselingi suatu kehamilan, dan kembali
70

menggunakan cara alat kontrasepsi baik dengan cara yang


sama maupun berganti cara setelah berhenti atau istirahat
kurang lebih 3 (tiga) bulan berturut–turut dan bukan
karena hamil.
3. Akseptor KB Baru
Akseptor KB baru adalah akseptor yang baru pertama kali
menggunakan alat/obat kontrasepsi atau pasangan usia
subur yang kembali menggunakan alat kontrasepsi setelah
melahirkan atau abortus.
4. Akseptor KB dini
Akseptor KB dini merupakan para ibu yang menerima
salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 2 minggu setelah
melahirkan atau abortus.
5. Akseptor KB langsung
Akseptor KB langsung merupakan para istri yang
memakai salah satu cara kontrasepsi dalam waktu 40 hari
setelah melahirkan atau abortus.
6. Akseptor KB dropout
Akseptor KB dropout adalah akseptor yang menghentikan
pemakaian kontrasepsi lebih dari 3 bulan.
f. Konseling Pasca Bersalin
1. Pengertian
Konseling merupakan komunikasi yang mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada
orang yang terlihat dalam komunikasi. Tujuan komunikasi
efektif adalah memberi kemudahan dalam memahami
pesan yang disampaikan antara pemberi dan penerima,
sehingga bahasa lebih jelas, lengkap, pengiriman dan
umpan balik seimbang, dan melatih penggunaan bahasa
nonverbal secara baik. Konseling merupakan unsur yang
penting dalam pelayanan keluarga berencana dan
71

kesehatan reproduksi karena melalui konseling klien dapat


memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan
digunakan sesuai dengan pilihannya serta meningkatkan
keberhasilan KB. (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018)
2. Tujuan Konseling KB
Menurut Matahari, Utami, & Sugiharti (2018), konseling KB
bertujuan untuk membantu klien dalam hal:
a) Menyampaikan informasi dari pilihan pola
reproduksi.
b) Memilih metode KB yang diyakini.
c) Menggunakan metode KB yang dipilih secara aman
dan efektif.
d) Memulai dan melanjutkan KB.
e) Mempelajari tujuan, ketidakjelasan informasi tentang
metode KB yang tersedia.
f) Memecahkan masalah, meningkatkan keefektifan
individu dalam pengambilan keputusan secara tepat
g) Membantu pemenuhan kebutuhan klien meliputi
menghilangkan perasaan yang menekan/mengganggu
dan mencapai kesehatan mental yang positif.
3. Hak Klien
Dalam memberikan pelayanan kebidanan bidan harus
memahami benar hak calon akseptor KB. Hak-hak
akseptor KB menurut (Matahari, Utami, & Sugiharti,2018)
adalah sebagai berikut:
a) Terjaga harga diri dan martabatnya.
b) Dilayani secara pribadi (privasi) dan terpeliharanya
kerahasiaan.
c) Memperoleh informasi tentang kondisi dan tindakan
yang akan dilaksanakan.
d) Mendapat kenyamanan dan pelayanan terbaik.
72

e) Menerima atau menolak pelayanan atau tindakan


yang akan dilakukan.
f) Kebebasan dalam memilih metode yang akan
digunakan.
g. Macam-macam alat kontrasepsi
1. KB Hormonal
A. Pil KB Kombinasi
Pil kombinasi menekan ovulasi, mencegah implantasi,
mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui oleh
sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga
transportasi telur terganggu. Pil ini diminum setiap hari.
Efek samping yang dapat terjadi yaitu perubahan pola
haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak
teratur, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala, pusing,
mual, nyeri payudara, perubahan berat badan, perubahaan
suasana perasaan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk, tapi biasaya membaik), dan peningkatan
tekanan darah. (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018)
B. Pil Hormon Progestin
Minipil menekan sekresi gonadotropin dan sintesis
steroid seks di ovarium, endometrium mengalami
transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit,
mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat
penetrasi sperma, mengubah motilitas tuba sehingga
transportasi sperma terganggu. Efek samping yang dapat
terjadi yaitu perubahan pola haid (menunda haid lebih
lama pada ibu menyusui, haid tidak teratur,
haidmemanjang atau sering, haid jarang, atau tidak haid),
sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan, nyeri
payudara, nyeri perut, dan mual. (Matahari, Utami, &
Sugiharti, 2018)
73

C. Pil KB Darurat (Emergency Contraceptive Pills)


Kontrasepsi darurat digunakan dalam 5 hari pasca senggama
yang tidak terlindung dengan kontrasepsi yang tepat dan
konsisten. Semakin cepat minum pil kontrasepsi darurat,
semakin efektif. Kontrasepsi darurat banyak digunakan pada
korban perkosaan dan hubungan seksual tidak terproteksi.
(Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018)
D. KB Suntik Kombinasi
Suntikan kombinasi menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, atrofi pada
endometrium sehingga implantasi terganggu, dan menghambat
transportasi gamet oleh tuba. Suntikan ini diberikan sekali tiap
bulan. Efek samping yang dapat terjadi yaitu perubahan pola
haid (haid jadi sedikit atau semakin pendek, haid tidak teratur,
haid memanjang, haid jarang, atau tidak haid), sakit kepala,
pusing, nyeri payudara, kenaikan berat badan. (Matahari,
Utami, & Sugiharti, 2018)
E. Suntikan Progestin
Suntikan progestin mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga penetrasi sperma terganggu, menjadikan
selaput rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi
gamet oleh tuba. Suntikan diberikan 3 bulan sekali (DMPA).
Efek samping yang dapat terjadi yaitu perubahan pola haid
(haid tidak teratur atau memanjang dalam 3 bulan pertama,
haid jarang, tidak teratur atau tidak haid dalam 1 tahun), sakit
kepala, pusing, kenaikan berat badan, perut kembung atau
tidak nyaman, perubahan suasana perasaan, dan penurunan
hasrat seksual. (Matahari, Utami, & Sugiharti, 2018)
74

F. Implan
Kontrasepsi implan menekan ovulasi, mengentalkan lendir
serviks, menjadikan selaput rahim tipis dan atrofi, dan
mengurangi transportasi sperma. Implan dimasukkan di bawah
kulit dan dapat bertahan hingga 3-7 tahun, tergantung jenisnya.
Efek samping yang dapat terjadi yaitu perubahan pola haid
(pada beberapa bulan pertama haid sedikit dan singkat, haid
tidak teratur lebih dari 8 hari, haid jarang, atau tidak haid;
setelah setahun haid sedikit dan singkat, haid tidak teratur, dan
haid jarang), sakit kepala, pusing, perubahan suasana perasaan,
perubahan berat badan, jerawat (dapat membaik atau
memburuk), nyeri payudara, nyeri perut, dan mual. (Matahari,
Utami, & Sugiharti, 2018)
2. KB Non Hormonal
Menurut buku ajar keluarga berencana dan kontrasepsi oleh
Matahari, Utami, & Sugiharti (2018) ada beberapa jenis KB
non hormonal, sebagai berikut :
A. Tubektomi
Mekanisme:
Menutup tuba falopii (mengikat dan memotong atau
memasang cincin), sehingga sperma tidak dapat bertemu
dengan ovum.
B. Vasektomi
Mekanisme:
Menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferens sehingga alur transportasi
sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
C. Kondom
Mekanisme:
Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan
sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung
75

karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut


tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi perempuan.
D. Senggama Terputus (Coitus Interuptus)
Metode keluarga berencana tradisional, di mana pria
mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum
pria mencapai ejakulasi
E. AKDR
Dalam Rahim AKDR dimasukkan ke dalam uterus.
AKDR menghambat (AKDR) kemampuan sperma untuk
masuk ke tuba falopii, mempengaruhi fertilisasi sebelum
ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum
bertemu, mencegah implantasi telur dalam uterus.
F. Metode Amenore Laktasi (MAL)
Kontrasepsi MAL mengandalkan pemberian Air Susu Ibu
(ASI) ekslusif untuk menekan ovulasi. Metode ini
memiliki tiga syarat yang harus dipernuhi:
1. Ibu belum mengalami haid
2. Bayi disususi secara ekslusif dan sering, sepanjang siang
dan malam
3. Bayi berusia kurang dari 6 bulan

B. Standar Asuhan Kebidanan


Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia No
938/Menkes/SK/VII/2007 Tentang Standar Asuhan Kebidanan. Standar
asuhan kebidanan adalah acuan dalam proses pengambilan keputusan dan
tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang
lingkup praktik berdasarkan ilmu dan kiat bidan yang dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Standar I : pengkajian
76

a. Pernyataan standard
Bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat, relevan dan
lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian
1. Data tepat, akurat dan lengkap
Terdiri dari data Data Subyektif (hasil anamnesa, biodata,
keluhan utama, riwayat obstetri, riwayat kesehatan dan
latar belakang sosial budaya)
2. Data Obyektif (hasil pemerikaanfisik, psikologis dan
pemeriksaan penunjang).
2. Standar II : perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan
a. Pernyataan standard
Bidan menganalisa data yang diperoleh pada pengkajian,
menginterpretasikannya secara akurat dan logis untuk menegakan
diagnosa dan masalah diagnosa dan masalah kebidanan yang
tepat.
b. Kriteria pengkajian
1. Diagnosa sesuai dengan nomenklatur kebidanan
2. Masalah dirumuskan sesuai dengan kondisi klien
3. Dapat diselesaikan dengan Asuhan Kebidanan secara
mandiri, kolaborasi dan rujukan.
3. Standar III : perencanaan
a. Pernyataan standard
Bidan merencanakan asuhan kebidanan berdasarkan diagnosa dan
masalah yang ditegakkan.
b. Kriteria pengkajian
1. Rencana tindakan disusun berdasarkan prioritas masalah dan
kondisi klien: tindakan segera, tindakan antisipasi dan asuhan
secara komprehensif.
2. Melibatkan klien/ pasien dan atau keluarga
77

3. Memilih tindakan yang aman sesuai kondisi dan kebutuhan


klien berdasarkan evidence based dan atau keluarga.
4. Mempertimbangan kebijakan dan peraturan yang berlaku
sumberdaya serta fasilitas yang ada.
4. Standar IV : implementasi
a. Pernyataan standard
Bidan melakanakan rencana asuhan kebidanan secara
komprehensif, efektif, efisien dan aman berdasarkan evidence
based kepada klien/pasien, dalam bentuk upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitaf dilaksanakan secara mandiri,
kolaborasi dan rujukan.
b. Kriteria pengkajian
1. Memperhatikan keunikan klien sebagai makhluk bio-
psiko-ssosial-kultural.
2. Setiap tindakan asuhan harus mendapatkan persetujuan
dari klien dan atau keluarganya (Inform Consent).
3. Melaksanakan tindakan asuhan berdasarkan evidence
based
4. Melibatkan klien atau pasien dalam setiap tindakan
5. Menjaga privacy klien atau pasien dalam setiap tindakan
6. Melaksanakan prinsip pencegahan infeksi
7. Mengikuti perkembangan kondisi klien secara
berkesinambungan.
8. Menggunakan sumber daya, sarana dan fasilitas yang ada
dan sesuai.
9. Melakukan tindakan sesuai standard
10. Mencatat semua tindakan yang telah dilakukan
5. Standar V : evaluasi
a. Pernyataan standar
Bidan melakukan evaluasi secara sistematis dan
berkesinambungan untuk melihat keefektifan dari asuhan yang
78

sudah diberikan, sesuai dengan perubahan perkembangan


kondisi klien.
b. Kriteria pengkajian
1. Penilaian dilakuakn segera setelah melaksanakan asuhan
sesuai kondisi klien
2. Hasil evaluasi segera dicatat dan komunikasikan pada
klien dan keluarga
3. Evaluasi dilakuakn sesuai standard
4. Hasil evaluasi ditindak lanjuti dengan kondisi klien atau
pasien
6. Standar VI : pencacatatan asuhan kebidanan
a. Pernyataan standard
Bidan melakukan pencatatan secara lengkap, akurat, singkat
dan jelas mengenai keadaan atau kejadian yang ditemuan dan
dilakukan dalam memberikan asuhan kebidanan.
b. Kriteria pengkajian
1. Pencatatan dilakukan segera setelah melaksanakan
asuhan pada formulir yang tersedia (Rekam medis atau
KMS atau status pasien atau buku KIA).
2. Ditulis dalam bentuk catatn perlembangan SOAP
3. S adalah data subyektif, mencatat hasil anamnesa
4. O adalah data obyetif, mencatat hasil pemeriksaan
5. A adalah hasil analisa, mencatat diagnosa dan masalah
kebidanan
6. P adalah penatalaksanan, mencatat, seluruh perencanaan
dan penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti
tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara
komprehensif: spenyuluhan, dukungan, kolaborasi
evaluasi atau Follow Up dan rujukan.
79

C. Kewenangan Bidan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 4 tahun 2109 tentang tugas dan
wewenang yang dimiliki bidan meliputi :
Pasal 46 :
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas
memberikan pelayanan yang meliputi:
a. pelayanan kesehatan ibu;
b. pelayanan kesehatan anak;
c. pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga
berencana;
d. pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau
e. pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.
2) Tugas Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilaksanakan
secara bersama atau sendiri.
3) Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
secara bertanggung jawab dan akuntabel.
Pasal 47:
1) Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan
sebagai:
a. pemberi Pelayanan Kebidanan;
b. pengelola Pelayanan Kebidanan;
c. penyuluh dan konselor;
d. pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;
e. penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;
dan/atau
f. peneliti.
2) Peran Bidan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
80

Pasal 48 :
Bidan dalam penyelenggaraan Praktik Kebidanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 46 dan Pasal 47, harus sesuai dengan kompetensi dan
kewenangannya.
Pasal 49 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan ibu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf a, Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa sebelum
b. hamil;
c. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa kehamilan normal;
d. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa persalinan dan
menolong persalinan normal;
e. memberikan Asuhan Kebidanan pada masa nifas;
f. melakukan pertolongan pertama kegawatdaruratan ibu hamil,
bersalin, nifas, dan rujukan; dan
g. melakukan deteksi dini kasus risiko dan komplikasi pada masa
kehamilan, masa persalinan, pascapersalinan, masa nifas, serta
asuhan pascakeguguran dan dilanjutkan dengan rujukan.
Pasal 50 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46 ayat (1) huruf b, Bidan berwenang:
a. memberikan Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita,
dan anak prasekolah;
b. memberikan imunisasi sesuai program Pemerintah Pusat;
melakukan pemantauan tumbuh kembang pada bayi, balita, dan
anak prasekolah serta deteksi dini kasus penyulit, gangguan
tumbuh kembang, dan rujukan; dan
c. memberikan pertolongan pertama kegawatdaruratan pada bayi baru
lahir dilanjutkan dengan rujukan.
81

Pasal 51 :
Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 46
ayat (1) huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi,
edukasi, konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 52 :
Ketentuan lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan ibu, pelayanan
kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 49 sampai dengan
Pasal 51 diatur dengan Peraturan Menteri.
82

D. Kerangka Pikir

Asuhan kehamilan TM III (UK 28- 40 Minggu)


KEHAMILAN
7 langkah varney ANC 10 T 1. Deteksi Risiko tinggi (Poudji
Ukur BB & TB, Ukur TD, Rodjati)
Ukur LiLA, Ukur TFU, 2. Pencegahan P4K
Tentukan presentase & DJJ,
TT, Tablet Fe, Tes Lab,
Penanganan kasus, dan
Temu wicara.

KALA I (ø 0-10 cm) KALA II KALA III (BBL – Plasenta)

1. Fase laten, pembukaan < (ø Lengkap – BBL) Nilai tanda-tanda pelepasan


PERSALINAN
4 cm Penatalaksanaan 60 plasenta dan lakukan
2. Fase aktif : akselerasi langkah APN Manajemen Aktif Kala III
(pembukaan 3-4 cm), (MAK) III
dilatasi maksimal
(pembukaan 4-8 cm),
deselerasi (pembukaan 9-
10 cm) KALA IV

Periksa TFU, nutrisi & hidrasi, bersihkan


ibu, istirahat, ASI, bantu ibu ke kamar
mandi, ajari periksa TFU & tanda bahaya

KF I (6 jam-2 hari postpartum) KF II (3hari - 7 hari KF III (8 hari - 28 hari


NIFAS postpartum) postpartum)
Cegah perdarahan, deteksi dan
rawat penyebab lain perdarahan, Pastikan involusi baik, Pastikan involusi baik,
konseling cara cegah nilai tanda-tanda bahaya, nilai tanda-tanda
perdarahan, beri ASI awal, pastikan makan, minum, bahaya, pastikan
lakukan hubungan ibu-bayi, dan istirahat ibu, pastikan makan, minum, dan
cegah hipotermi pada bayi, ibu beri ASI eksklusif, istirahat ibu, pastikan
bidan bersama ibu & bayi konseling perawatan bayi ibu beri ASI eksklusif,
selama 2 jam pertama atau sehari-hari konseling perawatan
sampai ibu dan bayi stabil bayi.

KF IV( 29-42postpartum)
Kunjungan neonatus (0-28 hari)
BAYI BARU
Menanyakan pada ibu tentang
LAHIR Kunjungan I (umur 6–48 jam/KN 1) keluhan dan penyulit yang
Kunjungan II (umur 3–7 hari/KN 2) dialaminya.
Kunjungan III (umur 8-28 hari/KN 3)
Memberikan konseling untuk
menggunakan KB secara diri

KB MAL
BAB III
METODE PENELITIAN
83

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan studi kasus asuhan kebidanan
komprehensif di Puskesmas Oesapa, dilakukan dengan menggunakan
metode studi penelaahan kasus yang terdiri dari unit tunggal, yang
berarti penelitian ini dilakukan kepada seorang ibu dalam menjalani
masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB. Penelitian
tentang studi kasus asuhan kebidanan komprehensif Ny. N.B umur 24
tahun, G1POA0AH0 UK 36 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterine,
letak kepala, keadaan ibu dan janin baik. Metode penelitian dilakukan
dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang
terdiri dari unit tunggal.
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan dengan menerapkan
asuhan kebidanan menggunakan metode SOAP (subyektif, obyektif,
analisa masalah, penatalaksanaan).
B. Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Oesapa
Kecamatan Kelapa Lima di Poli KIA dengan waktu penelitian 3
minggu, terhitung sejak tanggal 14 Maret sampai 28 Mei 2022.
C. Subjek Laporan Penelitian
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana
peneliti tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu
kelompok masyarakatn, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau
laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus didefiniikan secara
spesifik.
84

2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi.
Sehingga sampel dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang
memenuhi kriteria inklusi yaitu satu ibu hamil trimester III (UK 32-
42 minggu) yang berada dalam wilayah kerja Puskesmas Oesapa,
dan Ny.N.B telah bersedia menjadi responden.
D. Instrument Laporan Kasus
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan
digunakan peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar
kegiatan tersebut menjadi sistematis.
Instrument yang digunakan adalah pedoman observasi, wawancara
dan studi dokumentasi dalam bentuk format asuhan kebidanan
sesuai dengan KEPMENKES No. 938/Menkes/ SK/VIII/2007,
berisi pengkajian data Subyektif, Obyektif, Assessment, Planning.
E. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperoleh, terbagi atas dua jenis data, yaitu :
1. Data Primer
a. Observasi (pengamatan)
Observasi adalah teknikpengumpulan data yang
dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai
pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perlaku
objek sasaran.
Pengamatan dilakukan melalui metode
pengumpulan data dengan menggunakan pancaindera
maupun alat sesuai format asuhan kebidanan meliputi:
keadaan umum, tanda-tanda vital (tekanan darah, nadi,
suhu, pernapasan), penimbangan berat badan, pengukuran
tinggi badan, pengukuran lingkar lengan atas, pemeriksaan
fisik (wajah, mata, hidung, mulut, leher, payudara,
abdomen, ekstermitas), pemeriksaan kebidanan (palpasi
85

uterus Leopold I–IV) dan auskultasi Denyut Jantung Janin,


serta pemeriksaan penunjang (pemeriksaan haemoglobin).
Peneliti melakukan kegiatan observasi atau
pengamatan langsung pada pasien Ny. N.B umur 24 tahun
G1P0A0AH0 hamil 36 minggu, janin hidup, tunggal,
intrauterine, letak kepala, keadaan ibu dan janin baik di
Puskesmas Oesapa dan melanjutkan kegiatan kunjungan di
rumah pasien dengan alamat di RT13/RW05 Oesapa
Kecamatan Kelapa Lima Kabupaten Kupang.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan menggunakan
pedoman wawancara sesuai format asuhan kebidanan pada
ibu selama masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru
lahir dan keluarga berencana yang berisi pengkajian
meliputi: anamneses identitas, keluhan utama, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit
psikososial.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari instasi terkait (Puskesmas Oesapa)
yang mana terdapat hubungan dengan masalah yang
ditemukan, maka peneliti mengambil data dengan studi
dokumentasi yaitu buku KIA, register, dan pemeriksaan
laboratorium (haemoglobin).
3. Keabsahan Data
Keabsahan data dengan menggunakan triangulasi data, dimana
triangulasi data merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan
sumber data yang telah ada. Untuk mendapatkan data yang valid
penulis menggunakan triangulasi sumber dan teknik.
86

F. Triangulasi Data
Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber
yang berbeda-beda dengan teknik yang sama triangulasi teknik berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2017).
Triangulasi data ini penulis mengumpulkan data dari sumber data
yang berbeda-beda yaitu dengan cara:
1. Observasi
uji validitas dengan pemeriksaan fisik (melihat), palpasi (meraba),
auskultasi (mendengar) dan pemeriksaan penunjang.
2. Wawancara
Uji validitas data dengan wawancara pasien, keluarga (suami), dan
bidan di Puskesmas Oesapa.
3. Studi Dokumentasi
Uji validitas data dengan menggunakan dokumen bidan yang ada
yaitu buku KIA dan register kohort.
G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan etik
meliputi :
1. Informed consent (Lembar Persetujuan)
Lembar persetujuan menjadi responden diberikan sebelum
penelitian dilaksanakan kepada responden yang diteliti dengan
tujuan agar responden mengetahui maksud dan tujuan dari
peneliti. Jika subjek bersedia diteliti maka responden harus
mendatangani lembaran persetujuan tersebut.
2. Self determination (Keputusan Sendiri)
Self determination memberikan otonomi pada subjek penelitian
untuk membuat keputusan secara sadar, bebas dari paksaan
untuk berpartisipasi dalam penelitian ini atau untuk menarik
diri dari penelitian ini.
87

3. Anonymity (Tanpa Nama)


Responden tidak mencantumkan nama pada lembaran
pengumpulan data tetapi peneliti menuliskan cukup inisial pada
biodata responden untuk menjaga kerahasiaan informasi.
4. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden
dijaga kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan
hasil riset hanya terbatas pada kelompok data tertentu yang
terkait dengan masalah peneliti.
BAB IV
TINJAUAN KASUS
BAB IV

TINJAUAN KASUS

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Studi kasus ini dilakukan Puskesmas Oesapa yang terletak di
RT15/RW06, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima Kabupaten
Kota Kupang. Memiliki luas wilayah kerja ±15,02 km² dengan batasan
wilayah meliputi sebelah utara berbatasan dengan teluk kupang, sebelah
selatan berbatasan dengan kecamatan oebobo, sebelah timur berbatasan
dengan kecamatan tarus dan sebelah barat berbatasan dengan kecamatan
kota lama. Di wilayah kerja Puskesmas Oesapa juga memuliki 5 Pustu
yaitu Pustu Oesapa, Pustu Oesapa Barat, Pustu Oesapa Selatan, Pustu
Lasiana, Pustu Kelapa Lima. Tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
Oesapa sebagai berikut: Dokter umum 3 orang, dokter gigi 1 orang,
perawat 15 orang, bidan 18 orang, gizi 2 orang, asisten apoteker 3 orang,
analis kesehatan 3 orang, tenaga umum 7 orang, perawat gigi 2 orang,
sanitarian 1 orang dan penyuluh 2 orang.
Puskesmas Oesapa mempunyai fasilitas-fasilitas kesehatan yang
terdiri dari Ruang tindakan, ruang pemeriksaan untuk ibu hamil atau bisa
disebut dengan istilah ruang KIA, ruang KB, ruang konseling, poli umum,
ruang poli gigi, ruang gizi, ruang Imunisasi, ruang poli lansia, ruang
MTBS, ruang sanitasi promkes, Apotik, poli anak, ruang tindakan untuk
pasien umum, laboratorium dan loket.
Program pokok yang dijalankan di Puskesmas Oesapa meliputi
kesejahteraan ibu dan anak, keluarga berencana, usaha peningkatan gizi,
kesehatan lingkungan, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular,
pengobatan termasuk pelayanan darurat karena kecelakaan, penyuluhan
kesehatan masyarakat, penyuluhan kespro, program kesehatan masyarakat,
kesehatan kerja, kesehatan gigi, kesehatan mata, laboratorium sederhana,

88
89

pencatatan dan pelaporan dalam rangka system informasi dan kesehatan


lanjut usia. Puskesmas Oesapa ini juga melayani pemeriksaan kehamilan,
persalinan normal, perawatan nifas dan BBL normal di Klinik Bidan
Praktek Swasta dibawah wilayah kerja Puskesmas Oesapa. Puskesmas
Oesapa juga merupakan salah satu lahan praktek klinik bagi mahasiswa
kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang dan mahasiswa-mahasiswa lain
dari institusi kesehatan yang ada di kota Kupang.
B. Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus ini penulis akan membahas asuhan kebidanan
berkelanjutan pada Ny. N.B GIP0A0AH0 di Puskesmas Oesapa periode
tanggal 14 Maret sampai dengan 28 Mei tahun 2022 dengan metode Tujuh
Langkah Varney dan catatan perkembangan dengan metode SOAP.
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL NY. N.B UMUR 24 TAHUN
G1P0A0AH0 USIA KEHAMILAN 36 MINGGU JANIN TUNGGAL HIDUP
INTRAUTERI LETAK KEPALA KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DI PUSKESMAS OESAPA

Tanggal Pengkajian : 25 Maret 2022


Jam : 10.00 wita
Tempat Pengkajian : Puskesmas Oesapa
Nama Manahasiswa : Ernawati Kamuri
Nim : PO530324019420
I. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
a. Identitas Pasien b. Identitas Penanggungjawab/Suami
Nama ibu : Ny. N. B Nama Suami : Tn. S. H
Umur : 24 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Alor/Indonesia Suku/Bangsa : Alor/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : ABK
Alamat : Oesapa Alamat : Oesapa
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan datang melakukan kunjungan ulang untuk pemeriksaan
kehamilannya.
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan sering buang air kecil pada malam hari
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Dahulu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti jantung,
hipertensi, asma, ginjal, tubercolusis, diabetes melitus, malaria dan
HIV/AIDS.

90
91

b. Riwayat Kesehatan Sekarang


Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti jantung,
hipertensi, asma, ginjal, tubercolusis, diabetes melitus, malaria dan
HIV/AIDS.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan tidak ada keluarga yang sedang menderita penyakit
seperti jantung, hipertensi, asma, ginjal, tubercolusis, diabetes
melitus, malaria dan HIV/AIDS dan kembar.
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah syah 1 kali pada usia 23 tahun dengan
suami umur 25 tahun, lama pernikahan 2 tahun.
6. Riwayat Obsitetric
a) Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Banyaknya darah : 2-3x ganti pembalut
Keluhan : tidak ada
b) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
No Tgl/thn Usia Jenis penolong Penyulit J BB
KEADAA

Lahir kehamilan persalina kehamila K


N

n n

1 2022 - - - - - - -

7. Riwayat Kehamilan Sekarang


No Tanggal Usia Kehamilan Keluhan Terapi
Pemeriksaan
1 30/10/21 (Trimester I) Ibu mengatakan masih Tablet Fe,
15 minggu 1hari merasa mual muntah. vitamin C,
Hari pertama haid Antasida dan
terakhir tanggal 16 Klak.
Juli 2021, dan HPL
tanggal 22 April 2022 .
92

2 30/11/21 (Trimester II) Tidak ada Tablet Fe,


19 minggu 4 hari vitamin C dan
Klak.
3 06/02/22 (Trimester III) Tidak ada Tablet Fe,
29 minggu 2 hari vitamin C dan
Klak.
4 25/03/22 36 minggu Ibu mengatakan sering Tablet Fe,
BAK pada malam hari vitamin C dan
(6-7 kali) Klak.
5 08/04/22 38 minggu Ibu mengatakan nyeri Tablet Fe,
pinggang. vitamin C dan
Klak.
6 15/04/22 39 minggu Ibu mengatakan nyeri Tablet Fe,
pinggang dan sering vitamin C.
buang air kecil pada
malam hari

8. Riwayat Imunisasi
Ibu mengatakan sudah mendapatkan suntik TT3 yaitu pada
tanggal 30 Agustus 2021 selama kehamilannya pertama ini.
9. Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan KB
10. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu mengatakan makan dalam sehari 3 kali dengan
komposisi nasi, sayur, ikan, tahu tempe, kadang buah
dalam porsi yang sedikit dan minum air yaitu ±8 gelas
dan ibu tidak memiliki pantang makanan.
b. Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 3-4 kali dalam sehari dengan
warna kuning, konsistensi cair, dan BAB 1-2 kali dalam
sehari, konsistensi lunak, tidak ada keluhan saat BAK
dan BAB.
c. Pola aktivitas
Ibu mengatakan melakukan pekerjaan rumah seperti
biasa yaitu memasak, mayapu dan mencuci dan tidak
melakukan aktivitas yang berat.
93

d. Pola istirahat
Ibu mengatakan istirahat siang jarang dan istirahat
malam ±7-8 jam.
e. Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2 kali dalam sehari, gosok gigi
pagi dan malam hari, keramas 2 kali dalam seminggu,
ganti pakaian luar dan dalam setiap habis mandi dan
bila lembab karena berkeringat.
f. Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 1 kali
dalam seminggu selama trimester III.
11. Psikososial Spiritual
a) Tanggapan dan dukungan keluarga terhadap
kehamilannya :
Ibu mengatakan keluarganya mendukung selama
kehamilan ini
b) Pengambilan keputusan dalam keluarga :
Ibu mengatakan keputusan dalam keluarga dilakukan
secara bersama
c) Ketaatan beribadah :
Ibu mengatakan taat dalam beribadah
d) Cara mengolah makanan :
Ibu mengatakan mencuci sayur sebelum dipotong dan
diolah

B. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) Tanda Vital : TD: 110/70 mmHg N: 80x/menit
RR:20x/menit S: 36,2C
94

d) TB : 156 cm
e) BB sebelumnya : 42 kg
f) BB sekarang : 57 kg
g) LILA : 25,2 cm
2) Pemeriksaan Fisik
Kepala : rambut bersih, tidak ada rontok, penyebaran
rambut merata, tidak ada benjolan teraba.
Muka : tidak pucat, tidak ada oedema
Mata : simetris, konjungtiva merah mudah, sclera putih
Hidung : simetris, bentuk normal, tidak ada polip
Mulut : bibir lembab, lidah bersih, tidak ada caries gigi.
Telinga : simetris, tidak ada serumen, tidak ada kelainan
Leher tidak ada pembesaran kelenjar limfe dan tyroid,
tidak ada pembendungan kelenjar vena juguralis
simetris, puting susu menonjol, hiperpigmentasi
Dada : areola, tidak ada benjolan teraba.
tidak ada luka bekas operasi, tidak ada nyeri
Abdomen : tekan, tampak striae gravidarum dan linea nigra.
Palpasi :
Leopold I : Tinggi fundus uteri 2 jari
dibawah proxesus ximpoideus,
teraba bagian lunak, melenting
pada fundus uteri.
Leopold II : Pada bagian kiri perut ibu teraba
keras, memanjang seperti papan
yaitu punggung, sedangkan pada
bagian kanan teraba bagian
terkecil janin yaitu ekstremitas.
Leopold III : Bagian terendah janin teraba
bagian yang bulat, melenting
keras dan dapat digoyangkan.
95

Leopold IV: Bagian terbawah janin belum


masuk PAP
Mc Donald: 27 cm
TBJ : (TFU-12) X 155 = (27-12) x 155
= 2.325 gram
Auskultasi :
Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur.
Frekuensi 143 kali/menit, jumlah satu dengan
punctum maksimum sebelah kiri perut di bawah
pusat (peeriksaan menggunakan doppler).
Ekstremitas:simetris, pada ekstremitas atas fungsi gerak
normal penekanan pada daerah kuku tidak pucat,
dan tidak oedema, gerak normal, tidak ada
varises; reflek patella positif (+) kiri dan kanan .
Genetalia :tidak dilakukan
Anus :tidak dilakukan
3) Pemeriksaan Penunjang (30 Maret 2022)
Hb :11,5 gr% Hiv :Negatif Gol. Darah: A
Hepatitis B :Negatif Sifilis: Negatif
4) Skor Poedji Rochjati : Berdasarkan Skor Poedji Rochjati
Ny.N.B termasuk dalam kategori ibu dengan kehamilan resiko
rendah dengan total skor = 2.

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa Dan Masalah Data Dasar
Ny. N.B umur 24 tahun A. Data Subjektif
GIP0A0AH0 usia kehamilan 36 Ibu mengatakan hamil anak pertama dengan
minggu, janin tunggal hidup kehamilan normal, tidak pernah mengalami
intrauterine, letak kepala, keguguran. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid
keadaan ibu dan janin baik. Terakhirnya tanggal 16/07/2021 dan Tafsiran
Persalinan tanggal 22/04/2022.
B. Data Objektif
Keadaan umum baik; kesadaran
composmentis; tanda-tanda vital :
96

tekanan darah:110/70mmHg, denyut


nadi:80x/menit,pernafasan:20x/menit,
suhu tubuh: 36,2C, lingkar lengan
atas: 25,2 cm; tinggi badan: 156 cm,
berat badan ibu saat ini 57 kg.
Palpasi :
Leopold I : TFU 2 jari bawah px (27 cm) teraba
bagian bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
difundus.
Leopold II : pada bagian kiri dinding perut
teraba datar, keras, memanjang seperti papan
(punggung) dan bagian kanan perut teraba
bagian terkecil janin (ektremitas).
Leopold III: Segmen bawah rahim, teraba bulat,
keras dan melenting (kepala).
Leopold IV: bagian terbawah janin dapat
digoyangkan, belum masuk pintu atas panggul.
Aukultasi :
Punctum maximum bawah pusat sebelah kiri,
frekuensi DJJ 143 x/menit.
TBBJ : 2.325 gram.
Masalah : DS:
Ket idakanyamanan Ibu mengatakan sering buang air kecil
karena ser ing buang pada malam hari
air kecil. DO:-
Kebut uhan :
KIE tentang
ket idaknyamanan
pada t r imest er III.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak ada
V. PERENCANAAN
Tanggal :25-03-2022
Jam :10.25 wita
1. Beritahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan.
97

R/ Informasi tentang hasil pemeriksaan yang dilakukan merupakan


hak ibu sehingga ibu dapat lebih kooperatif dalam menerima
asuhan selanjutnya.
2. Beritahu ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III
seperti sering kencing.
R/ Sering berkemih pada trimester ketiga oleh primigravida
disebabkan bagian pretensi (terendah) janin akan menurun kedalam
panggul dan menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih.
3. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya
dengan tetap minum air putih dalam jumlah yang banyak pada
siang hari serta mengurangi minum pada saat malam hari untuk
mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari, dan tetap
berkemih saat timbul rasa ingin buang air kecil.
4. Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil trimester III
seperti nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas dan kebersihan diri.
R/ terpenuhinya kebutuhan dasar ibu hamil akan menunjang
tercapainya keadaan umum yang baik bagi ibu dan janin.
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi obat yang dibutuhkan selama
kehamilan seperti tablet tambah darah, vitamin C dan kalk.
R/ untuk menunjang kecukupan hemoglobin dan kalsium pada
tubuh ibu selama kehamilan.
6. Jelaskan pada ibu untuk melakukan persiapan persalinan seperti
pakaian ibu dan bayi, kendaraan, pendonor darah, penolong dan
biaya persalinan.
R/ dengan adanya rencana persalinan dapat mengurangi rasa
kebingungan saat muncul tanda-tanda ingin melahirkan serta
meningkatkan kemungkinan bahwa ibu akan menerima asuhan
yang sesuai dan tepat waktu.
7. Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga kecil seperti jalan santai
pada waktu pagi atau sore hari atau melakukan senam hamil
dirumah.
98

8. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal 08


April 2022
9. Lakukan pendokumentasian
R/ sebagai bahan penanggungjawab dan tanggung gugat.
VI. PELAKSANAAN
Tanggal :25-03-2022
Jam :10.29 wita
1. Memberitahukan pada ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa
keadaan ibu baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal yaitu
Tekanan Darah : 110/70 mmHg, nadi : 80 kali/menit, pernafasan :
20 kali/menit dan suhu : 36,2C.
2. Beritahu ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III
seperti sering kencing merupakan hal yang normal dengan adanya
pertambahan usia kehamilan sehingga janin dan uterus akan
semakin membesar dan menekan kandung kemih uang membuat
ibu akan merasakan ketidaknyamanan yaitu buang air kecil.
3. Anjurkan ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan cairan tubuhnya
dengan tetap minum air putih dalam jumlah yang banyak pada
siang hari serta mengurangi minum pada saat malam hari untuk
mengurangi frekuensi buang air kecil pada malam hari, dan tetap
berkemih saat timbul rasa ingin buang air kecil.
4. Menjelaskan pada ibu tentang kebutuhan dasar ibu hamil trimester
III seperti tercukupinya nutrisi, eliminasi, istirahat, aktivitas dan
kebersihan dirinya.
5. Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi atau menghabiskan obat
yang dibutuhkan selama kehamilan seperti tablet tambah darah,
vitamin C dan kalk.
6. Menjelaskan pada ibu untuk melakukan persiapan persalinan
seperti pakaian ibu dan bayi, kendaraan, pendonor darah, penolong
dan biaya persalinan.
99

7. Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga kecil seperti jalan


santai pada waktu pagi atau sore hari atau melakukan senam hamil.
8. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada tanggal
08 April 2022
9. Melakukan pendokumentasian
VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui tentang keadaannya dan merasa senang
2. Ibu dapat memahami tentang keluhan yang dialaminya saat ini
3. Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan pada dirinya untuk
mengurangi ketidaknyamanan yang dirasakan
4. Ibu dapat memahami penjelasan yang diberikan dengan
menjelaskan kembali kebutuhan dasar ibu selama kehamilan pada
trimester III
5. Ibu bersedia untuk mengkonsumsi obat yang telah diberikan
6. Ibu bersedia untuk melakukan persiapan persalinan seperti baju ibu
dan bayi, kendaraan yang akan digunakan yaitu kendaraan pribadi,
pendonor darah adalah keluarga, dan ingin melakukan persalinan
yang dibatu oleh bidan serta bersedia untuk menyiapkan biaya
persalinan
7. Ibu bersedia untuk melakukan olahraga kecil seperti jalan santai
pada pagi atau sore hari
8. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang pada tanggal 08 April
2022
9. Sudah dilakukan pendokumentasian
100

CATATAN PERKEMBANGAN KEHAMILAN KUNJUNGAN I


Hari/Tanggal : 08 April 2021
Pukul : 16.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien

S : Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.


O : Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital : Tekanan darah : 125/95 mmHg Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,5 ͦ C Pernapasan: 20 kali/menit
Palpasi:
Leopold I : TFU 3 jari bawah px (29 cm) teraba bagian bulat, lunak, tidak
melenting (bokong) difundus.
Leopold II : Pada bagian kiri dinding perut teraba datar, keras, memanjang
seperti papan (punggung) dan bagian kanan perut teraba bagian terkecil janin
(ektremitas).
Leopold III: Segmen bawah rahim, teraba bulat, keras dan melenting (kepala).
Leopold IV:Bagian terbawah janin masih dapat digoyangkan, belum masuk
pintu atas panggul.
TBJ : (29-12) x 155 = 2.635 gram
Aukultasi :
Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur. Frekuensi 150 kali/menit,
jumlah satu dengan punctum maksimum sebelah kiri perut di bawah
pusat(pemeriksaan menggunakan doppler).
A : Ny.N.B umur 24 tahun GIP0A0AH0 UK 38 minggu janin tunggal hidup,
intrauteri, letak kepala, keadaan ibu dan janin baik.
Masalah : ibu mengatakan sering merasa sakit pinggang
Kebutuhan : KIE tentang ketidaknyamanan kehamilan trimester III.
P : Hari/Tanggal : Jumat, 08 April 2022
Jam :16.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien
1) Menginformasikan kepada ibu semua hasil pemeriksaan tanda vital:
101

Tekanan Darah : 125/95 mmHg Suhu :36,5C


Nadi : 80 kali/menit Pernapasan: 20 kali/menit.
E/ Hasil pemeriksaan telah diberitahukan kepada ibu, ibu mengerti dan
respon ibu senang dengan hasil pemeriksaan.
1) Menjelaskan pada ibu bahwa sakit pinggang sering yang dialami ibu
adalah normal diakibatkan pembesaran rahim dan berpindahnya titik pusat
gravitasi tubuh,sehingga ibu dapat memberikan kompres hangat pada
bagian nyeri akan mengurangi nyeri dengan menggunakan botol berisikan
air panas atau kompres hangat. Panas akan meningkatkan sirkulasi ke area
nyeri. Ajarkan ibu memposisikan tidur miring kanan kiri dan menggunakan
penompang bantal, untuk memberikan rasa nyaman dan menghindari rasa
nyeri.
E/Ibu mampu mengulangi penjelasan yang diberikan dan bersedia
mengikuti anjuran yang disampaikan
2) Melakukan konseling tentang makanan bergizi yaitu karbohidrat seperti
nasi, ubi atau kentang sebagai sumber tenaga, protein seperti susus, telur,
tahu, tempe dan daging atau ikan, sayuran hijau dan buah, serta
memperbanyak minum air putih ± 8-12 gelas/hari.
E/ ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi dan minum air putih
yang cukup.
3) Menganjurkan ibu melakukan aktivitas rumah seperti biasa yang seperti
menyapu, memasak, dan mencuci, tidak melakukan aktivitas yang terlalu
berat, dan olahraga ringan seperti jalan pagi atau sore hari.
E/ ibu bersedia untuk melakukan aktivitas dan olahraga yang ringan.
4) Mengingatkan Ibu untuk datang control lagi pada tanggal 15-04-2022 di
puskesmas oesapa dengan membawa buku KIA.
E/ Ibu bersedia untuk dating kembali tanggal 15-04-2022 untuk memeriksa
kehamilannya.
5) Melakukan pendokumentasian.
E/ pendokumentasian telah dilakukan
102

CATATAN PERKEMBANGAN PERSALINAN


Tanggal : 22 April 2022
Jam : 00.52 WITA
Tempat : BPS Trimudani Oesapa

S : Ibu mengatakan sakit pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang terus
menerus sejak pukul 16.40 WITA. Ibu mengatakan perut terasa mules teratur
dan sudah keluar lendir bercampur darah berwarna kecoklatan dari jalan lahir
sejak pukul 00.49 WITA.
O : Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 120/90 mmHg, Nadi: 88 x/m, Pernapasan:
20 x/m, Suhu : 36,8C, BB: 59 kg
Palpasi :
TFU pertengahan pusat-px (29 cm), punggung kiri, letak kepala, Kepala sudah
masuk Pintu Ata1s Panggul, Hodge III-IV, TBBJ: (29-11) X 155 = 2790
gram.
Auskultasi :
DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi 146 x/menit. Punctum maximum
bawah pusat sebelah kiri.
Pemeriksaan Dalam : (pukul 00.55 Wita), vulva/vagina tidak ada kelainan,
portio tipis lunak, pembukaan 9 cm, kantong ketuban utuh.
Pemeriksaan penunjang : Tidak dilakukan
A : Ny. N.B umir 24 tahun GIP0A0AH0, usia kehamilan 40 Minggu janin hidup
tunggal hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala, inpartu kala I fase aktif.
P : 1. Memberitahu ibu untuk tidur dengan posisi yang dirasa nyaman oleh ibu
dan tetap mengajurkan ibu untuk berbaring miring kiri.
E/ ibu bersedia untuk tidur miring kiri
2. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dan melakukan pemeriksaan
dalam pada ibu dengan cara mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun
dan air mengalir kemudian dikeringkan mengunakan handuk dan
memakai sarung tangan DTT untuk melakukan vulva hygiene dengan
103

menggunakan kapas dan air DTT dengan cara tangan kanan memegang
kapas yang telah dibasahi dengan air DTT kemudian tangan kiri
membuka vulva dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk dan
membersikan daerah labia mayora kir, labia mayora kanan, labia minora
kiri, labia minora kanan, vestibulum, dan perineum dilakukan dari arah
atas ke bawah (1 kapas, 1 usapan) serta membuang kapas pada tempat
sampah infeksius, merendam sarung tangan DTT dalam ember berisi
larutan klorin 0,5%, memakai sarung tangan steril untuk dilakukan
pemeriksaan dalam.
E/ ibu bersedia dan telah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dal
pemeriksaan dalam dengan pembukaan 9 cm.
3. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu yaitu tekanan darah
120/90 mmHg, nadi 88 x/mnt, pernapasan 20 x/mnt, suhu 36,8 dan
pembukan 9 cm.
E/ibu telah megetahui kondisinya melalui informasi tentang hasil
pemeriksaan yang dilakukan.
4. Menginformasikan kepada ibu bahwa akan dilakukan pemantauan pada
dirinya dan janinnya.
E/ ibu bersedia untuk dilakukan pemantauan pada dirinya
5. Menganjurkan kepada ibu untuk makan dan minum saat tidak ada
kontraksi untuk memenuhi kebutuhan energi dan mencegah dehidrasi
pada saat proses persalinan nanti.
E/ ibu bersedia untuk makan dan minum.
6. Memberikan dukungan atau asuhan pada ibu saat kontraksi, seperti
mengajarkan keluarga untuk menggosok pinggang ibu.
E/ keluarga bersedia untuk menggosok pinggang ibu sesekali selam
timbulnya kontraksi.
7. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dengan menarik napas panjang dari
hidung dan melepaskan dengan cara dihembuskan melalui mulut sewaktu
timbul kontraksi.
104

E/ ibu bersedia mengikuti anjuran yang telah diajarkan oleh mahasiswa


untuk menarik napas panjang dari hidung dan dihembuskan secara
perlahan melalui mulut saat timbul kontraksi.
8. Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan selama persalinan
a. Saff I
Partus Set : Bak instrument berisi: Klem tali pusat 2 buah, Gunting
episiotomy 1 buah, ½ kocher 1 buah, Handscoon 2 pasang, Kasa
secukupnya.
Tempat berisi obat: Oxytocin 2 ampul (10 IU), Lidokain 1 ampul
(1%), Jarum suntik 3 cc dan 5 cc, Vitamin K/NEO K 1 ampul, Salep
mata oxythetracylins 1% 1 tube
Bak instrument berisi: Kateter
b. Saff II
Heacting Set: Nealfooder 1 buah, Catgut benang 1 buah, Catgut
cromik ukuran 0,3, Handscoon1 pasang, Kasa secukupnya, Pengisap
lender, Tempat plasenta, Tempat air klorin 0,5%, Tempat sampah
tajam, Thermometer, stetoskop, tensi meter
c. Saff III
Cairan infuse RL, infuse set dan abocath, Pakaian bayi, Alat
pelindung diri (celemek penutup kepala, masker, kaca mata, sepatu
booth), Alat resusitasi.
105

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

Tanggal : 22 April 2022


Jam : 01.35 wita
Tempat : BPS Trimudani Oesapa

S : Ibu mengatakan sakit pinggang yang menjalar ke perut bagian bawah, perut
terasa mules teratur dan merasa seperti ingin buang air besar.
O: Tanda-tanda vital: Tekanan darah 120/80 mmHg, Kesadaran composmentis,
Pernapasan 22x/menit, Nadi 80x/menit, Suhu 36,7C, VT: vulva/vagina tidak
ada kelainan, portio tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm (01.35 wita)
ketuban pecah spontan, presentasi belakang kepala, Hodge IV. Tedapat tanda
gejala Kala II yaitu dorongan untuk meneran, tekanan anus, perineum
menonjol dan vulva membuka.
A: Ny. N.B umur 24 tahun GIP0A0AH0, usia kehamilan 40 Minggu janin
tunggal hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala inpartu kala II fase
aktif.
P: 1. Memastikan dan mengawasi tanda gejala kala II yaitu ada dorongan
meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka. Sudah ada
tanda-tanda gejalah kala II, ibu sudah ada dorongan meneran, terlihat ada
tekanan anus, perineum menonjol dan vulva membuka
2. Menyiapkan alat didalam partus set
3. Memakai alat pelindung diri
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan
dengan menggunakan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan
dengan handuk yang bersih dan kering.
5. Mamakai sarung tangan DTT di tangan kanan
6. Menyedot oxytocin 10 UI serta menggunakan spuit 3 cc simpan kedalam
partus set.
7. Melakukan vulva higyene dengan kapas yang telah dibasahi air DTT
dimulai dari labia mayora kiri dan kanan, labia minora kiri dan kanan
106

hingga perineum.
8. Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan bukaan lengkap,
vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, kantung ketuban sudah
pecah, pembukaan lengkap.
9. Merendam sarung tangan yang terkontaminasi kedalam ember berisi
larutan klorin 0.5 %
10. Mendengar denyut jantung janin yaitu 140x/menit.
11. Mengatur posisi ibu secara litotomi sesuai kenyamanan ibu.
12. Melakukan pertolongan persalinan sesuai langkah APN
13. Memakai sarung tangan steril pada kedua tangan.
14. Membuka tutup partus set
15. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu
16. Melakukan pimpin meneran saat ibu mempunyai dorongan yang kuat
untuk meneran. Saat terasa kontraksi yang kuat mulai menarik napas
panjang, kedua paha ditarik kebelakang dengan kedua tangan, kepala
diangkat mengarah keperut, menaran tanpa suara
17. Menganjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
18. Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) diperut ibu, saat
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
19. Kepala janin terlihat pada vulva dengan diameter 5-6 cm membuka vulva,
melidungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan
kering. Tangan yang lain menahan kepala bayi untuk menahan posisi
defleksi dan mebantu lahirnya kepala. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan sambil bernapas cepat dan dangkal.
20. Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Tidak terdapat lilitan tali
pusat pada leher bayi
21. Menunggu hingga kepala janin selesai melakukan putaran paksi luar secara
spontan.
22. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, kepala dipegang secara
biparental. Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan
lembut, kepala bayi digerakkan ke arah atas dan distal hingga bahu depan
107

muncul di bawah arkus pubis, kemudian menggerakkan kepala kearah atas


dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
23. Setelah kedua bahu lahir, menggeser tangan bawah ke arah perineum ibu
untuk menyangga kepala, lengan dan siku bayi sebelah bawah.
Menggunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang tangan dan
siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan bayi lahir, menelurusi tangan atas berlanjut
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki
25. Pukul 01.54 Wita Bayi lahir spontan pervaginam, langsung menangis kuat,
gerakan aktif.
26. Mengeringkan tubuh bayi, mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh
lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks. Mengganti
handuk basah dengan handuk/kain yang kering meletakkan bayi diatas
perut ibu.
27. Men
28. Melakukan klem pada tali pusat. 3 cm dari pusat bayi, isi tali pusat
didorong kearah ibu lalu diklem
29. Melindungi perut bayi dengan tangan kiri dan pengang tali pusat yang
telah dijepit dan lakukan pengguntingan tali pusat diantar 2 klem tersebut.
30. Meletakkan bayi agar ada kontak kulit antara ibu dan bayi dan menyelimuti
ibu dan bayi dengan kain hangat lalu pasang topi di kepala bayi.
31. Memeriksa uterus dan pastikan tidak ada bayi kedua dalam uterus. TFU
setinggi pusat dan tidak ada bayi kedua
32. Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik oxytosin agar uterus berkontraksi
dengan baik
108

CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

Tanggal : 22 April 2022


Jam : 01.55 wita
Tempat : BPS Trimudani Oesapa

S : Ibu mangatakan perutnya masih terasa mulas


O : TFU setinggi pusat, tali pusat bertambah panjang, ada semburan darah secara
tiba-tiba, kontraksi uterus baik (teraba keras dan bundar).
A : GIP0A0AHA0 Inpartu Kala III
P : 33. Memberikan suntikan oxytosin 10 unit secara intramuskuler di 1/3 distal
lateral paha. Sebelum dilakukan penyuntikan lakukan aspirasi terlebih
dahulu. Pukul 01.56 penyuntikan oksitosin telah dilakukan.
34. Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
35. Meletakan satu tangan diatas kain perut ibu, ditepi atas simphisis untuk
mendeteksi atau memantau tanda-anda pelepasan plasenta
36. Setelah uterus berkontraksi, tali pusat ditegangkan sambil tangan lain
melakukan dorsol cranial, tarik ambil menyeluruh ibu meneran sedikit
37. Menarik tali pusat sejajar lantai lalu keatas mengikuti jalan lahir
38. Plasenta lahir spontan pukul 02.01 WITA
39. Melakukan masase uterus selama 15 detik dilakukan searah hingga uterus
berkontraksi dengan baik.
40. Memeriksa kelengkapan plasenta. Plasenta dan selaputnya lengkap, berat
±400 gram, diameter ±20 cm, tebal ±2,5 cm, insersi tali pusat lateralis,
panjang tali pusat 30 cm
41. Melakukan evaluasi laserasi yaitu terdapat lecet pada daerah kulit mukosa
vagina derajat 1 dengan perdarahan aktif dan melakukan penjahitan dengan
teknik jelujur dengan alat Nealfooder 1 buah, Catgut cromik ukuran 0,3,
Handscoon 1 pasang, Kasa secukupnya, povidon iodin.
42. Merendam alat bekas pakai di taruh di dalam larutan klorin 0,5%
109

CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

Tanggal : 22 April 2022


Jam : 02.01 wita
Tempat : BPS Trimudani Oesapa

S : Ibu mengatakan perutnya masih terasa mules dan merasa nyeri pada bekas
jahitan.
O : Keadaan Umum : Baik Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi: 98x/m, Pernapasan:
20 x/m, Suhu : 37C.
Palpasi : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik.
A : GIP0A0AH0 Inpartu Kala IV
P : 43. Mengevaluasi uterus berkontraksi dengan baik ditandai dengan uterus ibu
mengeras.
44. Memastikan kandung kemih dalam keadaan kosong.
45. Mencelupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5% untuk membersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan
bilas dengan handuk tanpa melepas sarung tangan, kemudian keringkan
dengan handuk.
46. Mengajarkan ibu dan keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi yaitu uterus yang berkontraksi dengan baik akan teraba bulat dan
mengeras, bila uterus teraba lembek maka tidak berkontraksi dengan baik.
47. Pada jam 02.15 memeriksa keaadan umum ibu
48. Memeriksa tanda-tanda vital, kontraksi, perdarahan dan keadaan kandung
kemih Ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan tiap 30 menit pada 1
jam kedua.
49. Memeriksa kembali bayi untuk memastikan bahwa ia bernapas dengan
baik serta suhu tubuh normal.
50. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
untuk dekontaminasi (10 menit).
110

51. Mencuci dan membilas peralatan setelah didekontaminasi


52. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah infeksius
dan non infeksius.
53. Membersihkan badan ibu dengan menggunakan air DTT, serta membantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering.
54. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga untuk
membantu apabila ibu ingin minum. Ibu sudah nyaman dan sudah makan
dan minum pada jam 03.00 WITA.
55. Memakai sarung tangan DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
56. Setelah 1 jam pertama, melakukan penimbangan dan pengukuran bayi,
memberi salep mata oksitetrasiklin 0,1% dan menyuntikkan vitamin K1 1
mg secara intramuscular di paha kiri anterolateral, mengukur posisi tubuh
setiap 15 menit dan diisi partograf. Berat badan bayi 2.800 gram, panjang
badan 48 cm, lingkar kepala 33 cm, lingkar dada 34 cm, lingkar perut 34
cm. Salep mata oksi tetracyclin 1% dan vitamin K1 sudah diberikan.
57. Imunisasi HB0 dilayani 1 jam setelah pemberian vit. K1 dipaha kanan.
58. Melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam dalam
larutan clorin 0,5% selama 10 menit.
59. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir lalu dikeringkan dengan
tisu.
60. Melengkapi partograf (partograf halaman depan dan belakang terlampir).
ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR USIA 0 HARI
DI BIDAN PRAKTEK SWASTA TRIMURDANI OESAPA

I. PENGKAJIAN
Tanggal Pengkajian : 22 April 2022
Tempat Pengkajian : Puskesmas Oesapa
Nama Manahasiswa : Ernawati Kamuri
Nim : PO530324019420
A. Data Subjektif
1. Identitas
Nama : By.Ny. N.B
Umur : 0 hari
Jam lahir : 01.54 WITA
2. Identitas penanggungjawab
Nama ibu : Ny. N. B Nama Ayah : Tn. S. H
Umur : 23 Tahun Umur : 26 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa: Alor/Indonesia Suku/Bangsa : Alor/Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Nelayan
Alamat : Oesapa Alamat : Oesapa

3. Riwayat Antenatal
Ibu mengatakan selama hamil sering memeriksa kehamilannya ke
puskesmas Oesapa sebanyak 6 kali pemeriksaan kehamilan.
4. Riwayat Natal
Usia kehamilan : 40 Minggu
Cara persalinan : Normal
Keadaan saat lahir : Bayi lahir langsung menangis
Tempat persalinan : BPS Trimurdani Oesapa
Penolong : Mahasiswa dan Bidan

111
112

Apgar Score : 9/10 LK: 30 cm


BB : 2.800 gr LD: 28 cm
PB : 48 cm LP: 27 cm
B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik
Tanda- tanda Vital: S: 36,5 ℃, Nadi :142 x/mnt, Pernapasan : 40 x/ mnt
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi dan palpasi
Kepala : Simetris, tidak ada caput succedaneum dan chepal
hematoma, kulit kepala terdapat sisa-sisa verniks.
Wajah : Simetris, tidak ada kelainan saraf
Mata : Simetris, tidak ada kelainan, sklera putih, konjungtiva
merah muda, tidak secret/nanah
Hidung : Simetris, septum nasi terbentuk sempurna, tidak ada
kelainan, tidak ada polip, tidak ada sektet, bayi
bernapas dengan nyaman, cuping hidung tidak
mengembang saat inspirasi.
Telinga : Telinga simetris, tulang rawan daun telinga telah
terbentuk sempurna, tidak ada kelainan.
Mulut : Simetris, warna bibir merah muda, tidak ada labio
platokisis.
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, limfe dan
tidak ada pembendungan vena jugularis.
Bahu : Simetris, tidak ada fraktur klavikula, tidak ada
kelainan.
Dada : Dada simetris, payudara sedikit membesar tidak ada
benjolan, tidak ada retraksi dinding dada saat
inspirasi, gerakan dada saat pernapasan
Abdomen : Simetris, tidak ada kelainan, tidak ada perdarahan
pada tali pusat, palpasi teraba lunak, tidak ada
benjolan abnormal, perkusi tidak kembung.
113

Ekstermitas atas: Simetris, tidak ada kelainan, tangan bergerak bebas,


jari tangan lengkap, kuku warna merah muda, garis-
garis pada telapak tangan sudah ada pada seluruh
permukaan telapak.
Ekstermitas Simetris, kaki bergerak bebas, kuku kaki merah muda,
bawah : jari lengkap normal, garis-garis pada telapak kaki
sudah ada pada seluruh telapak.
testis sudah turun ke skrotum dan penis berlubang
Genetalia : Ada lubang anus, sudah keluar mekonium setelah
Anus : lahir

b. Reflex
Moro (+),babynsky (+), rooting (+), sucking (+), swallowing (+)
3. Pola eliminasi
Bayi sudah buang air besar dan buang air kecil.
4. Pola kebutuhan nutrisi
ASI : ada pengeluaran colostrum
Daya Isap : kuat.
Waktu : Setiap 2 jam atau lebih sesuai dengan kebutuhan bayi
II. ANALISA MASALAH DAN DIAGNOSA
Diagnosa dan Masalah DATA DASAR
By. NY. N.B Neonatus Cukup Bulan Data Subjektif :
Sesuai Masa Kehamilan Usia 0 Hari Ibu mengatakan bayinya sudah disusui
Masalah : tidak ada dan tidak rewel.
Kebutuhan: tidak ada Data Objektif :
Keadaan Umum : baik
Hasil pemeriksaan fisik dalam batas
normal tidak ada kelainan.
Tanda–tanda vital: Suhu: 36,5℃
HR:142x/menit, RR:40x/ menit , Apgar
Score : 9/10, Lingkar Kepala:30 cm,
Lingkar Dada: 28 cm, Panjang Badan :
48 cm, Lingkar Perut: 27 cm, Berat
Badan: 2.800 gram, menangis kuat, gerak
aktif, tidak ada perdarahan tali pusat
,tidak ada tanda perdarahan pada mata
ataupun fisik lainya pada bayi reflex
primitif normal.
114

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada
IV. TINDAKAN SEGERA
Tidak Ada
V. PERENCANAAN
Tanggal : 22 April 2022
1. Jelaskan kepada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan pada bayinya
R/ Agar keluarga bisa mengetahui kondisi bayi dan kooperatif dalam
menerima asuhan yang di berikan
2. Jelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir
R/ Agar ibu dan keluarga bisa lebih dini mengetahui keadaan patologi pada
bayinya dan segera mendapatkan pertolongan
3. Anjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif kepada bayinya selama 6 bulan
R/ Agar bayi memperoleh zat kekebalan tubuh yang baik dan membantu
dalam proses tumbuh kembangnya
4. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin
R/ membantu produksi ASI,mempercepat involusi uteri dan mencegah
pembendungan Payudara
5. Memberi salep mata oksitetrasiklin 0,1% pada mata kiri dan kanan bayi.
R/ untuk mecegah terjadinya infeksi pada mata bayi yang diakibatkan oleh
bakteri.
6. Informasikan kepada ibu untuk pemberian Vitamin K dan Hb0 pada bayinya
R/ Vitamin K mencegah terjadinya perdarahan pada otak dan Hb0 untuk
mencegah penyakit Hepatitis pada bayi.
VI. PELAKSANAAN
1. Melakukan observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pada bayi
Keadaan Umum: baik kesadaran: comp
TTV : S: 36,5℃ HR:142x/menit RR:40x/menit
2. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya bayi baru lahir seperti:
kulit kekuningan/biru,tidak menetek,demam panas dingin,BAB bercampur
lender
3. Menganjurkan ibu untuk memberi ASI eksklusif kepada bayi selama 6 bulan
tanpa makanan penganti ASI (MPASI) seperti bubur,susu dan lain-lain.
115

4. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin tidak hanya


setiap 2 jam tetapi sesuai kebutuhan bayi sehingga membantu produksi ASI
dan mempercepat proses involusi uteri
5. Memberikan salep mata oksitetrasiklin 0,1% pada mata kiri dan kanan bayi.
6. Memberikan suntikan Vitamin K di paha kiri pada jam 02.15 WITA yang
berfungsi untuk mencegah perdarahan pada otak dan pemberian Hb0 untuk di
paha kanan stelah 1 jam pemberian vitamin K pada jam 03.20 WITA
mencegah penyakit hepatitis pada bayi.
VII. EVALUASI
1. Ibu merasa senang dengan mengetahui kondisi anaknya baik-baik saja
2. Ibu dapat mengulang kembali tanda bahaya pada bayi baru lahir dan bersedia
untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan apabila terdapat tanda bahaya
3. Ibu bersedia untuk memberi ASI eksklusif selama 6 bulan
4. Ibu bersedia menyusui bayinya sesering mungkin tanpa menunggu 2 jam
5. Bayi telah mendapatkan pemberian salep mata pada mata kiri dan kanan.
6. Ibu bisa menjawab kembali saat di tanyakan dari manfaat dari pemberian
vitamin K dan HB0
116

Asuhan Kebidanan Kunjungan Neonatus 1 (6 Jam)


Tanggal : 22-04- 2022
Jam : 07.54 WITA
Tempat : BPS TRIMURDANI
S: ibu mengatakan pengeluaran ASI sedikit, bayi sudah BAB 1 kali dan BAK 2
kali.
O: KU : baik, Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital denyut jantung :
x/menit, suhu : 36,5℃, HR :142 x/menit, RR: 40x/menit, BB :2.800 gram, bayi
menangis kuat, kulit bayi berwarna kemerahan, tali pusat masih basah, tidak ada
kejang, refleks mencari (+), refleks menghisap (+), refleks menelan (+), refleks
moro (+)
A: By.Ny.N.B usia 6 jam neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
P: 1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya,
keadaan umum bayi baik, HR 142 x/menit, suhu 36,5 C, pernapasan 40
x/mnt.
E/ Ibu dan keluarga sudah mengetahui keadaan umum bayi melalui
informasi yang diberikan dan merasa senang.
2. Mengobservasi BAB dan BAK bayi untuk mengetahui input dan output
pada tubuh bayi.
E/ Bayi sudah BAB 1 kali dan BAK 1 kali.
3. Mengajarkan ibu cara melakukan inisiasi menyusui dini pada bayi, dengan
meletakkan bayi pada bagian dada ibu tanpa menggunakan pakaian, biarkan
bayi mencari putting susu ibu sambil menutup bayi dan ibu menggunakan
kain agar tetap menjaga kehangatan bayi.
E/ bayi diletakkan pada dada ibu dan bayi sudah dapat mengisap ASI ibu.
4. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI lainnya.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia membantu ibu dalam meberikan ASI eksklusif.
5. Memberitahu ibu tetap menyusui bayinya setip 2 jam atau bila bayi ingin
menyusu agar merangsang pengeluaran ASI.
117

E/ ibu bersedia untuk memberikan bayinya ASI setiap 2 jam atau bila bayi
mengingikan.
6. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya yang
dapat terjadi pada bayi baru lahir yaitu tali pusat bau, bengkak, dan
berwarna merah, bayi kuning dan tidak mau menyusu. Jika menemukan
tanda-tanda tersebut maka segera memberitahukan kepada petugas
kesehatan.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
7. Mengajarkan Ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali pusat basah
keringkan dan jangan membubuhi apapun serta memakai celana bayi jangan
terkena tali pusat.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mau mengikuti
anjurannya.
8. Melakukan pendokumentasian
E/ pendukumentasian telah dilakukan.
118

Asuhan Kebidanan Kunjungan Neonatus II (hari ke-3)


Tanggal : 25-04- 2022
Jam : 16.00 WITA
Tempat : BPS TRIMURDANI

S: ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, menghisap ASI kuat, sudah BAB 1 kali
dan BAK 4 kali.
O: KU : baik, Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vital denyut jantung :
x/menit, suhu : 36.9℃, HR :145 x/menit, RR:42 x/menit, kulit bayi berwarna
kemerahan tidak menguning, tali pusat masih basah, tidak ada kejang.
A: By.Ny.N.B usia 3 hari neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
P: 1. Menginformasikan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan bayi baik dengan
hasil pemeriksaan yaitu HR :145x/menit, suhu :36,9℃, RR: 42x/menit.
E/Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang diberitahu.
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, keadaan
umum bayi baik, HR 145 x/menit, suhu 36,9 C, pernapasan 42 x/mnt.
E/ Ibu dan keluarga merasa senang dengan informasi yang diberikan.
3. Mengobservasi BAB dan BAK bayi untuk mengetahui input dan output pada
tubuh bayi.
E/ Bayi sudah BAB 2 kali dan BAK 5 kali.
4. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif selama
6 bulan tanpa makanan pendamping ASI lainnya.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
membantu ibu dalam meberikan ASI eksklusif.
5. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang tanda-tanda bahaya yang dapat
terjadi pada bayi baru lahir yaitu tali pusat bau, bengkak, dan berwarna
merah, bayi kuning dan tidak mau menyusu. Jika menemukan tanda-tanda
tersebut maka segera memberitahukan kepada petugas kesehatan.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
119

6. Mengingatkan kembali ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali pusat
basah keringkan dan tidak membubuhi apapun serta memakai celana bayi
jangan terkena tali pusat.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan bersedia mengikuti
anjurannya.
7. Melakukan pendokumentasian
E/ pendokumentasian telah dilakukan.
120

Asuhan Kebidanan Kunjungan Neonatus I1I (hari ke-8)


Tanggal : 30-04-2022
Jam : 16.00 WITA
Tempat : BPS TRIMURDANI

S: ibu mengatakan bayi tidak ada keluhan, menghisap ASI kuat, sudah BAB 2 kali
dan BAK 3 kali.
O: KU : baik, Kesadaran : composmentis, tanda-tanda vitaL suhu :36,6℃,
HR :141x/menit, RR :45x/menit, BB :3000 gram, bayi menangis kuat, bayi
tidak kuning, tali pusat mengering, belum pupus, berwarna kehitaman.
A: By.Ny.N.B usia 3 hari Neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan
P: 1. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kondisi bayinya, keadaan
umum bayi baik, HR 141 x/menit, suhu 36,8C, pernapasan 45 x/mnt.
E/ Ibu sudah mengetahui keadaan anaknya melalui informasi yang
diberikan.
2. Memberikan konseling kepada ibu dan keluarga tentang ASI eksklusif
selama 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI lainnya.
E/ Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia
membantu ibu dalam meberikan ASI eksklusif.
3. Mengingatkan kembali pada ibu perawatan tali pusat pada bayi, bila tali
pusat basah keringkan dan jangan membubuhi apapun serta memakai celana
bayi jangan terkena tali pusat.
E/Ibu mengerti dengan penjelasan yang di berikan dan mau mengikuti
anjurannya.
4. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa bayinya harus
mendapatkan imunisasi lengkap yaitu HB0 umur 0-7 hari, BCG dan Polio 1
pada umur 1 bulan, DPT HB1 dan Polio 2 pada umur 2 bulan, DPT HB2 dan
Polio 3 pada umur 3 bulan, DPT HB 3 dan Polio 4 pada umur 4 bulan, dan
Campak pada umur 9 bulan. HBO umtuk mencegah penyakit Hepatitis B
(kerusakan hati), BCG untuk mencegah penyakit Tuberkulosis (paru-paru),
Polio untuk mencegah penyakit Polio (lumpuh layu pada tungkai kaki dan
121

lengan), DPT untuk mencegah penyakit Difteri (penyumbatan jalan napas),


penyakit Pertusis (batu lama), dan campak untuk mencegah penyakit
Campak (radang paru, radang otak dan kebutaan).
E/Ibu dan keluarga mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
5. Menganjurkan kepada ibu untuk memeriksakan bayinya setiap bulan di
Posyandu untuk memantau tumbuh kembang bayi.
E/ Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan bersedia untuk mengikuti
posyandu.
6. Melakukan dokumentasi
E/ pendokumentasian telah dilakukan.
122

Asuhan Kebidanan Kunjungan Nifas I (6 jam)


Tanggal :22-04-2022
Jam :07.54 WITA
Tempat : BPS Trimurdani Oesapa

S: Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya yang pertama pada jam 01.54 WITA,
tidak pernah keguguran, mengeluh perutnya terasa nyeri. Ibu juga mengatakan
sudah buang air kecil 1 kali, sudah dapat miring ke kiri dan kanan, bangun,
duduk dan turun dari tempat tidur serta berjalan ke toilet.
O: a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : Baik Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Suhu : 36,8℃
Pernapasan : 22 kali/menit
b) Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bibir merah muda, lembab.
Payudara : Simetris, puting susu menonjol, ada
hiperpigmentasi areola, ada pengeluaran ASI
(colostrum)
Abdomen : Kontraksi uterus baik (keras), TFU 2 jari bawah
pusat, kandung kemih kosong.
Ekstermitas atas : Simetris, tidak oedema, warna kuku merah muda
Ekstermitas bawah: Simetris, tidak oedema, reflek patella positif.
Genetalia : Tidak ada oedema, terdapat luka lecet pada kulit
vagina dan kulit perineum, perdarahan normal ±
75 cc, warna merah, lochea rubra
Anus : Tidak ada haemoroid.
123

Masalah : ibu mengatakan pengeluaran ASInya masih sedikit.


Kebutuhan : Konseling pada ibu tentang perawatan payudara seperti pijat
payudara menggunakan baby oil dan tetap menyusui bayi agar merangsang
pengeluaran ASI.
A: Ny. N.B umur 24 tahun P1A0AH0 Postpartum normal 6 jam, keadaan umum
ibu baik.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan normal dan sehat dimana tekanan darah normal, 110/80 mmHg,
nadi normal 80 kali/menit, suhu normal 36.8C, serta pernapasan normal
20 kali/menit.
2. Menilai kontraksi uterus baik (uterus mengeras) tinggi fundus uterus 2 jari
bawah pusat.
3. pengeluaran darah dari jalan lahir normal berwarna merah kehitaman yaitu
lochea rubra sebanyak 1 pembalut penuh.
E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan informasi yang disampaikan.
4. Menjelaskan kepada ibu bahwa rasa mules pada perut adalah normal pada
ibu dalam masa nifas karena rahimnya yang berkontraksi dalam proses
pemulihan untuk mengurangi perdarahan.
E/Ibu mengerti dengan informasi yang diterima dan ibu merasa tenang.
5. Mengingatkan ibu untuk selalu menilai kontraksi uterus dimana perut
teraba bundar dan keras artinya uterus berkontraksi dengan baik, apabila
perut ibu teraba lembek maka uterus tidak berkontraksi, akan menyebabkan
perdarahan, untuk mengatasi ibu/keluarga harus melakukan masase dengan
cara meletakkan satu tangan diatas perut ibu sambil melakukan gerakan
memutar searah jarum jam hingga perut teraba keras.
E/Ibu mengerti dan mampu melakukan masase uterus dengan benar.
6. Menganjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi secara perlahan-lahandan
bertahap diawali dengan miring kekanan, atau kekiri terlebih dahulu,
kemudian duduk, berangsur-angsur berdiri lalu berjalan sehingga,
mempercepat proses pengembalian uterus ke keadaan semula.
124

E/Ibu mengerti dan ibu sudah bisa miring kiri, kanan, duduk dan turun dari
tempat tidur serta berjalan ke kamar mandi untuk buang air kecil.
7. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih awal dan tidak membuang
ASI pertama yang berwarna kekuningan (kolostrum) karena ASI pertama
mengandung zat kelelahan yang berguna untuk bayi, menyusui bayinya
setiap 2-3 jam sekali atau kapanpun bayi diinginkan agar kebutuhan nutrisi
bayi terpenuhi, dengan menyusui akan terjalin ikatan kasih sayang antara
ibu dan bayi serta rahim berkontraksi baik untuk mengurangi perdarahan.
E/Ibu mengerti dan akan selalu menyusui kapanpun bayi inginkan serta
tidak akan membuang ASI pertama.
8. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga kehangatan bayi dengan cara
memandikan bayi setelah 6 jam setelah bayi lahir, memandikan
menggunkan air hangat, jangan membiarkan bayi telanjang terlalu lama,
segera bungkus dengan kain hangat dan bersih, tidak menidurkan bayi
dengan di tempat dingin, dekat jendela yang terbuka, segera pakaikan
pakaian hangat pada bayi dan segera mengganti kain/popok bayi jika basah
9. serta pakaikan kaus kaki dan kaus tangan serta topi pada kepala bayi, Ibu
mengerti dan akan terus menjaga kehangatan bayi.
10. Memberikan terapi oral berupa amoxilin 10 tablet dengan dosis minumnya
3x500 mg/hari, paracetamol 10 tablet dengan dosis minumnya 3x500
mg/hari, vit.A merah (200.000 SI) 2 kapsul dengan dosis 1x1 kapsul, sulfat
ferosus 30 tablet dengan dosis 1x1/hari, vitamin C 30 tablet dengan dosis
1x1/hari.
E/Ibu menerima obat dan bersedia meminumnya sesuai aturan yang
diberikan.
11. Menyampaikan kepada ibu dan keluarga bahwa tanggal 25 April 2022 akan
melakukan kunjungan rumah agar peneliti bisa memeriksa keadaan ibu dan
bayi.
E/Ibu dan keluarga bersedia untuk dikunjungi tanggal 25 April 2022.
125

Asuhan Kebidanan Kunjungan Nifas II (hari ke 3)


Tanggal : 23-04-2022
Jam :16.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien

S : Ibu mengatakan nyeri perut sejak selesai melahirkan


O: a) Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 85 kali/menit
Suhu : 36,6℃
Pernapasan : 24 kali/menit
b) Pemeriksaan Fisik
Muka : Tidak ada oedema, tidak pucat.
Mata : Konjungtiva merah muda, sklera putih
Mulut : Bibir merah muda, lembab.
Payudara : Payudara membesar, puting susu menonjol,
ada pengeluaran ASI
Abdomen : Kontraksi uterus baik (keras), TFU
pertengahan pusat dan sympisis, kandung
kemih kosong.
Ekstermitas atas : Simetris, tidak oedema, warna kuku merah
muda
Ekstermitas bawah: Simetris, tidak oedema, tidak nyeri
Genetalia : Tidak ada oedema, terdapat luka lecet pada
kulit vagina dan kulit perineum, perdarahan
normal ± 75 cc, warna merah, lochea rubra.
Anus : Tidak ada haemoroid.
A: Ny. N.B umur P1A0AH1 postpartum normal hari ke-3, keadaan umum ibu
baik.
126

P: 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam


keadaan normal dan sehat dimana tekanan darah normal, 100/70 mmHg,
nadi normal 85 kali/menit, suhu normal 36.60C, serta pernapasan normal
24 kali/menit
2. Menilai kontraksi uterus baik (uterus mengeras) TFU
3. Memastikan adanya pengeluaran lochea, ada pengeluaran lochea
sanguinolenta berwarna merah kekuning kuningan.
E/Ibu mengerti dan merasa baik dengan informasi yang disampaikan.
4. Memastikan luka lecet pada kulit vagina ibu tetap kering agar tidak
terjadi infeksi.
5. Memastikan ibu mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan, daging,
telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
E/Ibu sudah mengkosumsi makanan bergizi seimbang seperti nasi, ikan
dan sayur-sayuran .
6. Memastikan ibu dapat menyusui dengan baik, posisi dalam menyusui
dengan benar.
E/Ibu sudah menyusui dengan baik dan posisi dalam menyusui benar.
7. Memastikan ibu tetap beristirahat yang cukup dan teratur, tidur siang 2
jam/hari dan tidur malam 8 jam/hari. Apa bila ibu tidak mendapat tidur
yang cukup pada malam maupun siang hari maka dapat diganti pada saat
bayi sedang tidur.
E/Ibu mengerti dan akan tetap mempertahankan pola istirahatnya dan
akan tidur pada saat bayinya sedang tidur.
8. Memastikan ibu untuk menjaga kebersihan diri khusunya sesudah BAB
dan BAK dengan cara membasuh vagina dari arah depan kebelakang,
lalu mengerikan vagina
E/ibu bersedia untuk menjaga kebersihan dirinya
9. Memastikan ibu mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan, daging,
telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
127

E/ Ibu sudah mengkosumsi makanan bergizi seimbang seperti nasi, ikan,


dan sayur.
10. Memastikan ibu menyusui dengan baik, posisi dalam menyusui dengan
benar.
E/Ibu sudah menyusui dengan baik dan posisi dalam menyusui benar.
11. Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas.
E/Ibu tidak ada tanda-tanda infeksi selama masa nifas
12. Melakukan pendokumentasian
E/ pendokumentasian telah dilakukan
128

Asuhan Kebidanan Kunjungan Nifas III (hari ke 8)


Tanggal : 30-04-2022
Jam :16.00 WITA
Tempat : Rumah Pasien

S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan


O: Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : baik Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 kali/menit Suhu :36,8℃, RR: 22
kali/menit
Payudara : Payudara membesar, puting susu menonjol,
hyperpigmentasi areola, ada pengeluaran ASI.
Abdomen : Kontraksi uterus baik (uterus mengeras), TFU
pertengahan pusat dan sympisis, kandung kemih
kosong.
Genetalia : Tidak ada oedema, terdapat luka lecet pada kulit
vagina sudah mengering, ada pengeluaran lochea
alba berwarna putih.
Anus : Tidak dilakukan
A: Ny. N.B umur P1A0AH1 postpartum normal hari ke-8, keadaan umum ibu
baik.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam keadaan
normaldan sehat dimana tekanan darah normal, 110/80 mmHg, nadi normal
80 kali/menit, suhu normal 36.8C, serta pernapasan normal 22 kali/menit,
kontraksi uterus baik (keras), pengeluaran darah dari jalan lahir normal.
E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan informasi yang disampaikan.
2. Memastikan ibu mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan, daging, telur,
sayur-sayuran, dan buah-buahan.
E/Ibu sudah mengkonsusmsi makanan bergizi seimbang seperti ikan, daging,
telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan
129

3. Memastikan ibu menyusui dengan baik, posisi dalam menyusi benar.


E/Ibu sudah menyusui dengan baik dan posisi dalam menyusui benar.
4. Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas.
E/Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda infeksi
5. Memastikan ibu tetap beristirahat yang cukup dan teratur, tidur siang 2
jam/hari dan tidur malam 8 jam/hari. Apakah ibu tidak mendapat tidur
yang cukup pada malam maupun siang hari maka dapat diganti pada
saat bayi sedang tidur.
E/Ibu mengerti dan akan tetap mempertahankan pola istirahatnya dan
akan tidur pada saat bayi sedang tidur.
6. Memastikan ibu untuk menjaga kebersihan diri khusunya sesudah BAB
dan BAK dengan cara membasuh vagina dari arah depan kebelakang,
lalu mengerikan daerah vagina terutama pada luka lecet.
E/Ibu sudah mandi dan sudah mengganti pembalut
7. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB setelah 40 hari
postpartum agar ibu mempunyai waktu untuk merawat bayinya dengan
baik, serta mengatur jarak kehamilan.
E/Ibu mengerti dan mengulang Kembali penjelasan yang diberikan
mengenai KB
130

Asuhan Kebidanan Kunjungan Nifas IV (hari ke 29)


Tanggal : 21-05-2022
Jam :14.30 WITA
Tempat : Rumah Pasien

S: Ibu mengatakan tidak ada keluhan


O: Pemeriksaan Umum :
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tekanan darah: 110/70 mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Suhu: 36,8℃,
Pernapasan:22 kali/menit
Payudara : Payudara membesar, puting susu menonjol, ada
pengeluaran ASI
Abdomen : TFU tidak teraba, kandung kemih kosong.
Genetalia : Tidak ada oedema, luka lecet pada kulit vagina
sudah mengering, tidak perdarahan, ada lochea
alba berwarna putih.
A: Ny. N.B umur 24 tahun P1A0AH1 Postpartum normal 29 hari , keadaan umum
ibu baik.
P:
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu, bahwa ibu dalam
keadaan normaldan sehat dimana tekanan darah normal, 110/80 mmHg,
nadi normal 80 kali/menit, suhu normal 36.8C, serta pernapasan normal
22 kali/menit,
2. Tinngi fundus uteri tidak teraba, ada pengeluaran lochea alba dari jalan
lahir dan tidak ada perdarahan.
E/Ibu mengerti dan merasa senang dengan informasi yang disampaikan.
3. Memastikan tidak ada infeksi pada luka lecet didaerah kulit vagina.
E/ luka lecet tidak ada tanda-tanda infeksi dan mulai mengering
4. Memastikan ibu mengkonsumsi nutrisi seimbang seperti ikan, daging,
telur, sayur-sayuran, dan buah-buahan.
131

E/Ibu sudah mengkonsusmsi makanan bergizi seimbang seperti nasi, telur,


sayur-sayuran, dan buah pisang.
5. Memastikan ibu menyusui dengan baik, posisi dalam menyusi benar. E/Ibu
sudah menyusui dengan baik dan posisi dalam menyusui benar.
6. Memastikan ibu tidak ada tanda-tanda infeksi masa nifas.
E/Ibu mengatakan tidak ada tanda-tanda infeksi
7. Memastikan ibu tetap beristirahat yang cukup dan teratur, tidur siang 2
jam/hari dan tidur malam 8 jam/hari. Apakah ibu tidak mendapat tidur
yang cukup pada malam maupun siang hari maka dapat diganti pada saat
bayi sedang tidur.
E/Ibu mengerti dan akan tetap mempertahankan pola istirahatnya dan akan
tidur pada saat bayi sedang tidur.
8. Memastikan ibu untuk menjaga kebersihan diri khusunya sesudah BAB
dan BAK dengan cara membasuh vagina dari arah depan kebelakang, lalu
mengerikan vagina, mengganti pembalut jika merasa tidak nyaman atau
sudah penuh.
E/Ibu sudah mandi dan sudah mengganti pembalut
9. Menganjurkan ibu untuk mengikuti program KB setelah 40 hari
postpartum agar ibu mempunyai waktu untuk merawat bayinya dengan
baik, serta mengatur jarak kehamilan.
E/Ibu mengerti dan mengulang Kembali penjelasan yang diberikan
mengenai KB
132

CATATAN PERKEMBANGAN KELUARGA BERENCANA


Tanggal : 23 April 2022
Tempat : Rumah Ny.M.O
Pukul : 16.30 Wita

S : Ibu mengatakan rencana untuk mengikuti KB dengan MAL ( Metode


Amenore Laktasi) dan sudah mendapat persetujuan dari suami dan ibu
mengatakan masih terus menyusui bayinya saja tanpa diberikan makanan
apapun kepada bayi.
O : Keadaan umum: baik Kesdaran :Composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 78 x/menit
Suhu : 36,8 ˚C Pernapasan : 21x/mennit
A : Ny.N.B umur 24 tahun, Calon Akseptor KB
P : 1. Menginformasikan hasil pemeriksaan ibu yaitu Tekanan Darah :
110/70 mmHg, Nadi : 78x/menit, Suhu : 36,8˚C, pernapasan : 21
x/menit.
E/ Ibu sudah mengetahui tentang kondisinya saat ini dalam keadaan
baik
2. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang pengertian KB, tujuan
KB, manfaat KB, macam-macam alat kontrasepsi, indikasi dan
kontraindikasi
E/ Ibu kooperatif saat dijelaskan tentang program keluarga berencana
3. Membantu ibu un tuk memilih alat kontrasepsi yang akan digunakan.
E/ ibu memilih menggunakan KB MAL
4. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang KB Metode Amenore
Laktasi (MAL) adalah salah satu kontrasepsi alami yang menggunakan
prinsip menyusui secara eksklusif selama 6 bulan penuh tanpa
tambahan makanan dan minuman apapun.
E/ Ibu sudah memahami tentang KB MAL
133

5. Memberitahu ibu untuk menyusui bayinya secara ekslusif selama 24


jam dalam sehari penuh sebanyak 8 kali sehari.
E/ ibu memahami informasi yang diberikan dan bersedia untuk
menyusui bayinya.
apapun selain ASI sampai bayi berusia 6 bulan.
6. Menjelaskan ketentuan KB MAL seperti ibu belum haid, menyusui
bayinya secara eklusif, kontrol rutin
E/ Ibu mengerti
7. Mengajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
E/ Iibu memahami cara menysui yang benar dan dapat melakukan cara
menyusu yang benar pada bayinya.
8. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk
memperlancar ASI seperti sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan,
E/ Ibu bersedia untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk
memperlancar ASInya.
9. Memberitahu ibu jika merasa ragu dapat menggunakan kontrasepsi
lain (kondom) sebagai pengaman.
E/ ibu mengerti
10. Memberitahu ibu untuk segera kontrol ke puskesmas jika mempunyai
keluhan atau ingin menggunakan kontrasepsi lain.
E/ Ibu bersedia ke puskesmas
11. Mendokumentasikan semua hasil tindakan dan pemeriksaan
134

D. PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari kasus yang membahas tentang
kendala atau hambatan selama melakukan asuhan kebidanan pada klien.
Keadaan tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus. Kesenjangan tersebut dapat dilakukan pemecahan masalah
demi meningkatkan asuhan kebidanan.
Dalam penatalaksanaan proses asuhan kebidanan komprehensif
pada Ny.N.B usia 24 tahun GIP0A0AH0 usia Kehamilan 36 minggu di
Puskesmas Oesapa disusun berdasarkan dasar teori dan asuhan yang nyata
dengan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah varney dan SOAP.
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan komprehensif pada
Ny.N.B di Puskesmas Oesapa, penulis ingin membandingkan antara teori
dan fakta yang ada selama melakukan asuhan kebidanan pada Ny. N.B ,
hal tersebut akan tercantum dalam pembahasan sebagai berikut :
1. Kehamilan
Pengkajian data subyektif yang ditemukan pada kunjungan ANC
saat dilakukan pengkajian pada Ny. N.B mengatakan hamil anak
pertama, tidak pernah keguguran, jumlah anak hidup tidak ada. Untuk
menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penilaian
terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan, dimana perhitungan
usia kehamilan pada kasus ini dikaitkan dengan HPHT 16 Juli 2021
didapatkan usia kehamilan sekarang 39 minggu, ibu juga telah
melakukan pemeriksaan di BPS sebanyak 6 kali selama kehamilan ini
yang terdiri dari 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II dan 3
pada trimester III. Pada kunjungan terakhir Ny. N.B ke BPS tanggal
15 April 2022, usia kehamilan Ny.N.B 39 minggu 1 hari terhitung
sejak HPHT. Selama kehamilan ibu mengeluh nyeri perut bagian
bawah dan kencang-kencang. Menurut Marmi (2017) bahwa salah
satu ketidaknyamanan pada trimester III adalah bagian terendah janin
akan menurun masuk ke dalam panggul dan menimbulkan tekanan
langsung sehingga perut bagian bawah terasa sakit.
135

Pengkajian data obyektif dilakukan dengan melakukan


pemeriksaan pada klien antara lain yaitu pemeriksaan keadaan umum
ibu, tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan kebidanan.
Pada pengkajian data obyektif dilakukan pemeriksaan umum ibu
dengan hasil pemeriksaan keadaan umum ibu baik, kesadaran
composmentis, berat badan sebelum hamil 42 kg dan saat hamil 15 kg
maka selama kehamilan kenaikan berat badan ibu sebanyak 17 kg. Hal
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa kenaikan BB ibu
hamil normal rata-ratanya 6,5 kg sampai 16 kg (Walyani, 2017).
Tekanan darah Ny.N.B berkisar 110/70 – 120/90 mmHg, suhu 36,2°C,
nadi 80x/menit, pernafasan 20x/menit, LILA 25,2 cm. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan conjungtiva merah muda, sklera putih,
tidak oedema dan ada cloasma pada muka ibu, palpasi abdominal TFU
3 jari dibawah processus xipodeus pada fundus teraba bokong janin,
bagian kiri teraba punggung dan pada segmen bawah rahim teraba
kepala, belum masuk pintu atas panggul, auskultasi denyut jantung
janin 150x/menit. Walyani (2015) mengatakan DJJ normal adalah 120
sampai 160 kali per menit. Berdasarkan hasil pemeriksaan pada
Ny.N.B tidak ditemukan adanya perbedaan antara teori dan kenyataan.
Pada langkah kedua yaitu diagnosa dan masalah. Data yang sudah
dikumpulkan diidentifikasi sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik. Penulis mendiagnosa Ny. N.B umur 24 tahun
GIP0A0AH0 usia kehamilan 39 minggu, janin tunggal, hidup,
intrauterine, letak kepala, keadaan ibu dan janin baik. Dalam langkah
ini penulis menemukan masalah ketidaknyamanan yang dialami ibu
yaitu ketidakanyamanan karena sering buang air kecil..
Ketidaknyamanan yang dialami ibu merupakan hal yang fisiologis
dikarenakan beban karena posisi janin sudah berada di bawah panggul
dan memberi tekanan pada kandung kemih. Pada langkah antisipasi
masalah potensial ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan sambil mengamati klien, bidan diharapkan
136

dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial benar-benar


terjadi (Walyani, 2017). Pada langkah ini penulis tidak menemukan
adanya masalah potensial karena keluhan atau masalah tetap tidak
ada. Sama halnya dengan mengantisipasi perlunya tindakan segera,
penulis tidak menuliskan kebutuhan terhadap tindakan segera karena
tidak adanya masalah yang membutuhkan tindakan segera.
Pada langkah kelima yaitu perencanaan tindakan, asuhan yang
ditentukan berdasarkan langkah-langkah sebelumnya dan merupakan
kelanjutan terhadap masalah dan diagnosa yang telah diidentifikasi.
Perencanaan yang dibuat yaitu informasikan kepada ibu tentang hasil
pemeriksaan, jelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan kehamilan
trimester III, anjurkan ibu untuk minum obat secara teratur, anjurkan
ibu untuk menjaga kebersihan diri seperti mandi 2 kali sehari, keramas
2 kali seminggu, mengganti pakaian dalam 2 kali sehari, menyikat gigi
3 kali sehari. Hal ini dilakukan sehingga dapat mengurangi hal-hal
yang dapat memberikan efek negatif pada ibu hamil misalnya
pencegahan infeksi (Walyani, 2015). Diskusikan dengan ibu dan
keluarga untuk persiapan persalinan nanti dan jelaskan pada ibu
tentang tanda-tanda persalinan seperti keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir, nyeri perut hebat dari pinggang menjalar ke perut
bagian bawah serta nyeri yang sering dan teratur (Marmi, 2012).
Jelaskan ketidaknyamanan yang dirasakan ibu yaitu sakit pada
pinggang merupakan hal yang fisiologis yang dapat dialami ibu hamil
pada trimester III karena beban perut yang semakin membesar
(Marmi, 2014).
Pada langkah keenam yaitu pelaksanaan asuhan secara efisien dan
aman. Pelaksanaan yang dibuat berdasarkan perencanaan yang sudah
dibuat seperti menginformasikan kepada ibu mengenai hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan agar ibu dapat mengetahui keadaan
janin dan dirinya, menjelaskan pada ibu tentang ketidaknyamanan
yaitu nyeri pada perut bagian bawah merupakan hal yang normal
137

karena uterus yang terus bertambah besar. Mengingatkan ibu tanda-


tanda persalinan yaitu keluar cairan ketuban dari jalan lahir, keluar
lendir bercampur darah serta nyeri pinggang menjalar ke bagian perut
(Marmi, 2012). Pada langkah ketujuh yaitu evaluasi dilakukan
keefektifan asuhan yang diberikan. Hal ini dievalusai meliputi apakah
kebutuhan telah terpenuhi dan mengatasi diagnosa dan masalah yang
diidentifikasi.
2. Persalinan
Pada tanggal 22 April 2022 di jam 00.52 wita Ny.N.B datang ke BPS
dengan keluhan nyeri perut bagian bawah menjalar ke pinggang dan
keluar lendir bercampur sedikit darah dari jam
Hal ini sesuai dengan teori Ilmiah (2015) yang menyatakan bahwa
tanda-tanda inpartu yaitu rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih
kuat serta mengeluarkan lendir bersama darah. Lendir bersama darah
berasal dari lendir kanalis servikalis karena serviks mulai membuka
dan mendatar. Darah berasal dari pembuluh kapiler yang berada di
sekitar kanalis servikalis.Ini berarti tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.
Kala I pada persalinan Ny. N.B berlangsung selama 41 menit
terhitung dari kala I fase aktif karena pada saat melakukan
pemeriksaan di jam 00.55 dalam didapatkan hasil bahwa pada
vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tipis, pembukaan 9 cm,
kantong ketuban masih utuh, presentase kepala, Hodge III, tidak ada
molase. Ibu mengatakan merasa sakit semakin kuat dan ingin BAB.
His semakin kuat 4 kali dalam 10 menit lamanya 40-45 detik, terlihat
tekanan pada anus, perineum menonjol dan vulva membuka. Hal ini
sesuai dengan teori yang menyatakan tanda dan gejala kala II yaitu ibu
merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi,
adanya peningkatan tekanan pada rektum, perineum menonjol, vulva
vagina dan sfingter ani membuka serta meningkatnya pengeluaran
lendir bercampur darah.
138

Asuhan yang diberikan pada kala II persalinan Ny. N.B adalah


Asuhan Persalinan Normal (APN). Kala II pada Ny. N.B berlangsung
40 menit dari pembukaan lengkap pukul 01.35 WITA dan bayi lahir
spontan pada pukul 01.54 WITA. Menurut teori kala II berlangsung
selama 1 jam pada primi dan ½ jam pada multi. Bayi laki-laki
menangis kuat, bayi bergerak aktif, warna kulit tubuh kemerahan, laju
jantung >100x/menit. Setelah melakukan penilainan segera lakukan
penjepitan dan pemotongan tali pusat dan segera melakukan langkah
awal penanganan bayi baru lahir.
Persalinan kala III Ny N.B ditandai dengan tali pusat bertambah
panjang dan keluar darah secara tiba-tiba. Hal ini sesuai dengan teori
Setyorini (2018) yang mengatakan ada tanda-tanda pelepasan plasenta
yaitu uterus menjadi bundar, darah keluar secara tiba-tiba dan tali
pusat semakin panjang. (pukul 01.58) pada Ny. N.B dilakukan MAK
III yaitu menyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM di 1/3 paha bagian
luar setelah dipastikan tidak ada janin kedua, melakukan peregangan
tali pusat terkendali dan melahirkan plasenta secara dorso kranial
serta melakukan masase fundus uteri. Pada kala III Ny. N.B
berlangsung selama 7 menit. pukul 02.07 wita plasenta lahir
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri
selama 15 detik. Sehingga penulis menyampaikan bahwa tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik. Pada Ny.N.B dilakukan
pemeriksaan laserasi jalan lahir dan terdapat laserasi derajat I pada
mukosa vagina dan telah dilakukan penjahitan dengan metode jahit
tunggal.
Pada kala IV berdasarkan hasil anamnesa ibu mengatakan
perutnya masih terasa mules, hal ini bersifat fisiologis karena uterus
berangsur-angsur menjadi kecil sehingga akhirnya kembali menjadi
sebelum hamil (Marmi, 2017). Melakukan pemantauan kala IV setiap
15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit pada jam berikutnya.
Selama kala IV, petugas harus memantau ibu setiap 15 menit pada jam
139

pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua setelah persalinan.


Pemantauan kala IV semua dilakukan dengan baik dan hasilnya
didokumentasikan dalam bentuk SOAP dan pengisian partograf.
3. Bayi baru lahir
Bayi Ny. N.B lahir pada usia kehamilan 40 minggu pada
tanggal 22 April 2022 pada pukul 01.54 WITA secara spontan
dengan letak belakang kepala, lahir segera menangis, warna kulit
kemerahan, tidak ada kelainan, jenis kelamin laki-laki, berat badan
2800 gram, panjang badan 48 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar
dada 28 cm, lingkar perut 27 cm. Selanjutnya dilakukan IMD, hal
ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa IMD dilakukan
setelah bayi lahir atau setelah tali pusat diklem dan di potong
letakkan bayi tengkurap di dada ibu dengan kulit bayi bersentuhan
langsung dengan kulit ibu yang berlangsung selama 1 jam atau
lebih bahkan sampai bayi dapat menyusui sendiri (Depkes, 2008).
Hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek. Bayi diberikan salep mata dan vitamin K satu jam setelah
lahir. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa obat
mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan untuk
mencegah infeksi dan pemberian vitamin K yang diberikan secara
IM dengan dosis 0,5-1 mg (Depkes, 2008). Hal ini tidak ditemukan
adanya kesenjangan antara teori dan praktek. Bayi diberikan
imunisasi Hepatitis B setelah satu jam pemberian Vit K. Menurut
teori imunisasi Hepatitis B diberikan pada bayi baru lahir satu jam
setelah lahir yang disuntikan di paha sebelah kiri (Depkes, 2008).
Hal ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan
praktek. Penulis melakukan kunjungan pada neonatus sebanyak
tiga kali. KN1 6 jam – 48 jam, KN2 3–7 hari dan KN3 8-28 hari.
Maka dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan
praktek.
140

4. Nifas
Asuhan masa nifas pada Ny. N.B dimulai dari 2 jam post
partum. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan masa nifas di
mulai dari setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat
kandung kembali seperti keadaan sebelum hamil yang berlangsung
kira-kira 6 minggu. Masa nifas adalah masa pulih kembali mulai
dari persalian selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra hamil (Ambarwati, 2010). Berdasarkan anamnesa didapat hasil
bahwa ibu masih merasakan mules hal ini bersifat fisiologis karena
suatu proses kembalinya uterus pada kondisi sebelum hamil
(Marmi, 2017). Maka tidak ada kesenjangan dengan teori. Ny. N.B
diberikan tablet Fe 200 mg dan dianjurkan untuk menyusui ASI
ekslusif. Penulis juga melakukan kunjungan pada nifas, dimana
teori Ambarwati (2010) mengatakan bahwa kunjungan pada masa
nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi bayi baru lahir
serta untuk mencegah terjadinya masalah atau komplikasi pada ibu
dan bayi. Penulis melakukan kunjungan sebanyak tiga kali. Teori
mengatakan bahwa kunjungan pada masa nifas minimal 4 kali
yaitu kunjungan pertama 6 jam sampai 2 hari setelah melahirkan,
kunjungan kedua pada hari Ke-3 sampai 28 hari dan kunjungan
ketiga hari ke-29 sampai 42 hari setelah melahirkan.
5. Keluarga berencana
Pada kunjungan hari ke 4, penulis melakukan konseling
pada ibu tentang KB pasca salin. Berdasarkan pengkajian yang
telah penulis lakukan, ibu mengatakan tidak ada keluhan yang
dirasakan, Ny. N.B masih aktif menyusui bayinya. Pengkajian data
obyektif ibu tanda-tanda vital dalam batas normal. Penatalaksanaan
yang dilakukan antara lain melakukan promosi kesehatan tentang
keluarga berencana dan metode lain yang sudah ibu rencanakan
yaitu KB MAL.
BAB V
PENUTUP
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bab ini penulis mengambil kesimpulan dari studi kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan Berkelanjutan pada Ny. N.B GIP0A0AH0 Usia
Kehamilan 40 Minggu, Janin Tunggal, Hidup, Intrauterine, Letak Kepala,
Ibu dan Janin Baik yaitu :
1. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu hamil pada
Ny.N.B dengan menggunakan 7 langkah varney dilanjutkan
dengan pendokumentasian SOAP.
2. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu bersalin dan
dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada Ny. N.B.
3. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan ibu nifas dan
dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada Ny. N.B.
4. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan bayi baru lahir
dan dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada By. Ny.
N.B.
5. Telah dilakukan asuhan kebidanan berkelanjutan keluarga
berencana dan dilanjutkan dengan pendokumentasian SOAP pada
Ny. N.B.
B. SARAN
Sehubungan dengan simpulan di atas, maka penulis menyampaikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Lahan Praktek
Informasi bagi bidan di Puskesmas Oesapa Kecamatan kelapa lima
untuk pengembangan program kesehatan ibu hamil sampai nifas
atau asuhan komprehensif agar lebih banyak lagi memberikan
penyuluhan yang lebih sensitif kepada ibu hamil, ibu nifas dan bayi
baru lahir serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan

141
142

kesehatan agar dapat menerapkan setiap asuhan kebidanan sesuai


dengan teori dari mulai kehamilan, persalinan, nifas dan BBL.
2. Bagi Pasien
Agar klien memiliki kesadaran untuk selalu memeriksakan keadaan
kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan
nyaman karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya
pengawasan pada saat hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir
dengan melsakukan pemeriksaan rutin di pelayanan kesehatan dan
mendapatkan asuhan secara berkelanjutan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

Azizah, N. (2019). Buku Ajar Matakuliah Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui.
Jawa Timur: UMSIDA Press.
Fauziah. (2020). BUKU AJAR PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA
BERENCANA . Jawa Tengah: CV. PENA PERSADA.
Fitriahadi, E. (2017). BUKU AJAR ASUHAN KEHAMILAN DISERTAI DAFTAR
TILIK. Yogyakarta: Universitas 'Aisyiyah' Yogyakarta.
Hatijar, Saleh, I. S., & Yanti, L. C. (2020). BUKU AJAR ASUHAN KEBIDANAN
PADA KEHAMILAN. Sungguminasa: Percetakan CV. CAHAYA
BINTANG CEMERLANG.
Iit, K., & Limoy, M. (2020). HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU
HAMIL TENTANG TANDA BAHAYA KEHAMILAN DENGAN
KEPATUHAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DIPUSKESMAS
BANJAR SERASAN KOTA PONTIANAK TAHUN2019. Jurnal
Kebidanan, 5.
Jamil, S. N., Kusuma, F., & Hamidah. (2017). BUKU AJAR ASUHAN
KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRA
SEKOLAH. Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Jakarta.
Legawati. (2018). ASUHAN PERSALINAN & BAYI BARU LAHIR. Malang:
Wineka Media.
Mansyur, N., & Dahlan, A. K. (2018). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Masa Nifas.
Jawa Timur: Makara Printing Plus.
Matahari, R., Utami, F. P., & Sugiharti, S. (2018). BUKU AJAR KELUARGA
BERENCANA DAN KONTRASEPSI. Yogyakarta: CV. Pustaka Ilmu
Group.
Mutmainnah, A. U., Johan, H., & Llyod, S. S. (2017). Asuhan Persalinan Normal
& Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: CV. ANDI OFFSET.

143
144

Priyanti, S., & Syalfina, A. D. (2017). BUKU AJAR KESEHATAN REPRODUKSI


DAN KELUARGA BERENCANA . Surakarta: CV. KEKATA GROUP.
Purwanto, T. S., Nuryani, & Rahayu, T. P. (2018). Modul Ajar Asuhan
KebidananNifas & Menyusui. Surabaya: Prodi Kebidanan Magetan
Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Rosyati, H. (2017). Persalinan. Jakarta.
Sholichah, & Lestari. (2017). Asuhan Kebidanan Komperhensif Pada Ny.Y
(Hamil, Bersalin, Nifas). Jurnal Komunikasi Kesehatan, Vol. VIII No. 1.
Sinta, L. E., Andriani, F., Yulizawati, & Insani, A. A. (2019). BUKU AJAR
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS, BAYI DAN BALITA.
Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Sutanto, A. V. (2018). Asuhan Kebidanan NIFAS & MENYUSUI Teori dalam
Praktik Kebidanan Profesional. Yogyakarta: PT. PUSTAKA BARU.
Syaiful, Y., & Fatmawati, L. (2019). ASUHAN KEPERAWATAN KEHAMILAN.
Surabaya: CV. Jakad Publishing Surabaya.
Walyani, E. S., & Purwoastuti, T. E. (2020). Asuhan Kebidanan Masa NIfas &
Menyusui. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Widyastuti, R. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PRESALINAN DAN BAYI BARU
LAHIR. Jawa Barat: CV. Media Sains Indonesia.
Yulizawati, Insani, A. A., Sinta, L. E., & Andriani, F. (2019). Buku Ajar Asuhan
Kebidanan pada Persalinan. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2019 Tentang Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai