PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA Vektor adalah Artropoda yang dapat menularkan,memindahkah dan/atau menjadi sumber penular penyakit terhadap manusia. 2. Pengendalian vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi berisiko untuk terjadinya penularan penyakit tular vektor di suatu wilayah atau menghindari kontak masyarakat dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dicegah Merlaria Merupakan penyakit yang dapat ditularkan oleh nyamuk anopheles betina.nyamuk ini yang membawa jamur atau parasit plasmodium dan menggigit orang yang sekaligus menyeberkannya melalui peredaran darah. Penyakit tular vektor merupakan penyakit yang menular melalui hewan perantara (vektor).
Penyakit tular vektor meliputi malaria, arbovirosis
seperti Dengue, Chikungunya, Japanese B Encephalitis (radang otak), filariasis limfatik (kaki gajah), pes (sampar) dan demam semak (scrub typhus). Penyakit tersebut hingga kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi dan berpotensi menimbulkan kejadian luar biasa (KLB) Penyakit tular vektor merupakan satu diantara penyakit yang berbasis lingkungan yang dipengaruhi oleh lingkungan fisik, biologi dan sosial budaya. KASUS MALARIA Kasus malariaadalah penderita dengan demam pada 48 jam terakhir (dengan atau tanpa gejala seperti mual,muntah dan diare,sakit kepala,sakit pinggang,menggigil,sakit otot)dengan hasil positif pada pemeriksaan laboratorium parasit malaria dengan menggunakan sediaan apus darah (tebal atau tipis) atau rapid diagnostic test (WHO) TUJUAN PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA Terselenggaranya pengendalian vektor secara terpadu untuk mengurangi habitat perkembangbiakan vektor, menurunkan kepadatan vektor, menghambat proses penularan penyakit, mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor dapat dikendalikan secara lebih rasional, efektif dan efisien PRINSIP PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA 1. Rational : pelaksanaan pemberantasan vektor padada daerah kasus malaria tinggi,daerah potensial KLB atau lokasi terntu yang harus diprioritaskan 2. Efektif :kombinasi dua atau lebih metoda dapat dilakuan apabila dengan cara tersebut mampu menurunkan penularan 3. Efisien :biaya perasinya paling murah 4. Sustainable : dapat dilaksanakan dengan cara berkesinambungan supaya mencapai tingkat penularan yang rendah LANJUTAN 5.Aceptable: kegiatan pemberantasan vektor harus diterima masyarakat hingga masyarakat setempat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut 6.Afordable: mampu melaksanakan kegiatan pemberantasan vektor->pada lokasi yang mudah terjangkau,sarana transportasi relatif baik sehingga bahan dan alat serta keperluan logistik lainnya dapat dibawa kelokasi tersebut. HABITAT VEKTOR MALARIA Spesies anapholes secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga kawasan 1. Kawasan pantai, (An. sundaicus dan An.Subpictus) 2. Kawasan pendalaman, (An.Aconitus,An.Baribirostis,An,sinensis) 3. Kawasan kaki gunung, (An.Balabacencis,An.Maculatus) PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA Terdapat dua metode utama yaitu : • a. kelambu nyamuk berinsektisida (ITN) • b. penyemprotan insektisida (IRS)
kedua metedo tersebut hanya akan berfungsi
efektif apabila cakupan program tergolong memuaskan pada program distribusi kelambu nyamuk dan program penyemprotan insektisida. Pada individu yang berencana bepergian kedaerah yang endemis malaria dan melakukan aktifitas yang beresiko tinggi untuk tergigit nyamuk vektor malaria. UPAYA PENGENDALIAN VEKTOR MALARIA Pengendalian vektor malaria daapt dilakukan dengan cara pengendalian fisik, biologi, maupun kimia. Pada pengendalian vektor malaria tidakan yang harus diambil adalah menurunkan jumlah populasi nyamuk penyebab malaria. 1. Pengendalian secara fisik Pengendalian vektor secara fisik bisa di lakukan dengan : a. Penimbunan kolam tidak terpakai b. Pengangkatan tumbuhan air c. Pengeringan sawah secara berkala setidaknya setiap dua minggu sekali d. Pemasangan kawat kasa pada jendela 2. pengendalian secara biologis Pengendalian dengan cara memakai organisme hidup yang dapat menyebabkan vektor sakit dan mati misalnya dengan : a. Penyebaran iklan pemakan larva nyamuk b. Penyebaran bakteri bacillus thuringiensis 3. pengendalian secara kimia Pengendalian dengan cara kimia bisa dilakukan dengan : a. Penyemprotan residual spray untuk membunuh nyamuk dewasa b. Penggunaan kelambu Kelambu yang digunakan dapat berupa kelambu celup atau pun berinsektisida (LLITN = Long Lasting Insecticide Treated Net) c. Larviciding Larviciding adalah aplikasi larvasida pada tempat perindukan potensial vektor guna membunuh/memberantas larva nyamuk dengan menggunakan bahan kimia insektisida (larvasida) Sekian Dan Terimakasih