DISEASE
KONSEP EPIDEMOLOGI EMERGING
1
DISEASE
2 DENGUE
OUTLINE
3 FILARIASIS
4 CHOLERA
Secara global, terdapat beberapa ekosistem
dengan keanekaragaman hayati yang kaya, yang
secara bertahan memburuk karena peningkatan
aktivitas antropogenik.
Marli et all,2020,
Pendahuluan, Hal 103
DEFENISI RE-EMERGING DESEASE
Marli et all,2020,
Pendahuluan, Hal 103
BEBERAPA FAKTOR PENYAKIT LAMA MUNCUL KEMBALI
Kemiskinan yang meningkat atau terus berlanjut dan kondisi hidup
1 yang buruk terus membuat jutaan orang terpapar bahaya penyakit
menular
Tabish, 2012
DENGUE
DEMAM BERDARAH
AGENT
Penyakit ini disebabkan oleh virus dengue, sejenis virus yang tergolong
1 arbovirus yang masuk kedalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk
aedes aegypti betina. Virus dengue termasuk genus flavivirus dari keluarga
flaviviridae. Virus yang berukurang kecil (50 nm) ini mengandung RNA
berantai tunggal.
HOST
2 Dalam hal ini manusia lah yang menjadi host atau target penyakit
DBD(11). Meskipun penyakit DBD dapat menyerang segala usia beberapa
penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih rentan tertular penyakiT
yang berpontensi mematikan ini. Di Indonesia penderita penyakit DBD
terbanyak berusia 5-11 tahun.
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT DEMAM BERDARAH
ENVIRONMENT
Penyakit DBD menjadi masalah kesehatan masyarakat karena
jumlah penderitanya tinggi dan penyebarannya yang semakin luas,
terutama di musim penghujan.
3
LINGKUNGAN
Adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan menyebabkan
manusia menjadi lebih mudah terpapar baik secara langsung maupun tak
langsung dengan nyamuk Aedes Aegypti. Pada penyakit DBD ini air pun
1
mempunyai peranan penting yaitu sebagai sarang nyamuk penyebar
penyakit. Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut
antara lain dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk, pengelolaan sampah
padat.
BIOLOGIS
2
melaksanakan pengendalian lingkungan yang bertujuan mengurangi atau
menghilangkan vektor antara lain dengan menggunakan ikan pemakan
jentik (ikan kepala timah, ikan adu/ikan cupang) dan bakteri.
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
KIMIAWI
Pengendalian ini menggunakan bahan bahan kimia, antara lain dengan
cara
3 • Pengasapan/ Fogging massal, 2 siklus berjarak satu minggu. (dengan
menggunakan malathion dan fenthion )
• Abatisasi, memberikan bubuk abate (temephos) pada tempat-tempat
penampungan air
PENDIDIKAN
4 Memberikan penyuluhan kesehatan, agar masyarakat benar-benar
mengerti apa penyakit DBD itu, dan menyadari betapa pentingnya
pencegahan penyakit DBD
CONTOH PENYAKIT DEMAM BERDARAH
GAMBAR PENANGGULANGAN DBD
FILARISIASIS
FILARIASIS
AGENT
1 Wucheriria bancrofti Yang terdapat di daerah perkotaan (urban) ditularkan
oleh Culex quinquefasciatus, menggunakan air kotor dan tercemar sebagai
tempat perindukannya. Wucheriria bancrofti yang di daerah pedesaan
(rural) dapat ditularkan oleh bermacam spesies nyamuk
2 HOST
Cacing filaria ini dapat berupa hewan dan atau manusia. Manusia yang
mengandung parasit dapat menjadi sumber infeksi bagi orang lain. Pada
umumnya laki-laki lebih dmudah terinfeksi, karena memiliki lebih banyak
kesempatan mendapat infeksi (exposure)
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT FILARIASIS
ENVIRONMENT
Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap, yaitu
perkembangan dalam tubuh nyamuk (vector) dan tahap kedua
perkembangan dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair
CONTOH PENYAKIT FILARIASIS
KOLERA
KOLERA
Pada tahun itu, lebih dari 390.000 kasus diberitahukan di lebih dari 10 negara
Amerika Selatan, yang secara keseluruhan merupakan 2/3 dari jumlah kasus
yang diberitahukan di dunia
Kolera: Penyakit ini endemik di semua Negara Anggota di
Kawasan Asia Tenggara kecuali Korea Utara.
PENCEGAHAN
memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah dengan prinsip sanitasi
lingkungan, terutama kebersihan air dan pembuangan kotoran (feaces)
1
pada tempatnya yang memenuhi standar lingkungan. Selain itu,
meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu
PENANGGULANGAN
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mendapatkan
penanganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh
2 yang hilang sebagai langkah awal (terapi rehidrasi agresif).
Dasar dari terapi kolera adalah rehidrasi agresif melalui oral dan intravena
yang dilakukan untuk memperbaiki kekurangan cairan dan elektrolit, juga
untuk mengganti cairan akibat diare berat yang sedang berlangsung
RUJUKAN REFERENSI
1. Marli C Cupertino, Michely B Resende, Nicholas AJ Mayers, Lorendane M Carvalho1,, Rodrigo SiqueiraBatista.
Emerging and re-emerging human infectious diseases: A systematic review of the role of wild animals with
a focus on public health impact. Asian Pacific Journal of Tropical Medicine 2020; 13(3): 99-106
2. S A Tabish. Emergent Infection: A New Global Health Threat, 2012
3. Hala Jassim Al Mossawi, Neeraj Kak, Colleen Longacre and Sharanya Joshi. Key Strategies to Address Emerging
and Reemerging Infectious Diseases: A Systematic Analysis. Journal of Infectious Diseases & Preventive
Medicine. J Infect Dis Preve Med, 2020. Vol. 8 Iss. 1 No: 194
4. epidemiologiunsri.blogspot.com/2011
5. Infodatin. 2019, Profil Kesehatan 2019, Kementrian Kesehatan RI.
6. https://idtesis.com/pengertian-emerging-diseases-dan-faktor-faktor/
7. Sophia Zyga1, Michail Zografakis-Sfakianakis. Emerging and re-Emerging Infectious Diseases: A potential
pandemic threat. Health Science Journal. 2011. Vol.5 (3) : 159-168