3. TB 6. MALARIA 9.HIV/AIDS
KONSEP
EPIDEMOLOGI
PENYAKIT INFEKSI
KLASIK & PENYAKIT
YANG DAPAT DI
1
N0
CEGAH DENGAN
IO
CT
IMUNISASI
SE
CLASSICAL DISEASES INFECTIOUS
E4
ID
SL
Penyakit infeksi klasik penyakit yang selalu ada pada populasi tetapi
dengan tingkat yang relatif rendah seperti influenza, dll.
Terminologi terkait :
a. Endemik jumlah yang diharapkan dari penyakit dalam populasi
tertentu di wilayah geografis tertentu (Prevalensi baseline bukan nol)
t
oin
erP
b.Hiperendemik tingkat kejadian penyakit yang persisten dan tinggi
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
E5
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
6
Risiko dan ancaman yang ditimbulkan oleh penyakit menular klasik yang
berpotensi epidemi telah berkurang.
Cacar, salah satu penyakit penting, telah diberantas dari populasi umum,
sedangkan beberapa penyakit penting lainnya yang berpotensi epidemi,
seperti demam kuning dan wabah, telah terpinggirkan.
7
Evolusi dalam sains dan praktik medis yang mendukung pengendalian dan
pengelolaan infeksi klasik pada populasi bergerak memiliki efek sekunder
dalam hal bagaimana ancaman penyakit sekarang dikenali.
Tantangan
8
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Dwi dan Arief 2015
Th
PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN
IMUNISASI (YUNDRI ET ALL, 2017).
1
E1
ID
SL
4
2
TETANUS
PERTUSIS NEONATORUM
3
1 5
HEPATITIS DIFTERI
POLIOMIELITIS
t
oin
(VIRUS POLIO)
erP
ow
fPo
er
ow
eP
Th
DAMPAK YANG TIDAK IMUNISASI LENGKAP
2
E1
ID
SL
Dampak jika tidak mendapatkan imunisasi lengkap adalah timbulnya angka
kesakitan dan kematian akibat terserang :
Tetanus
TB Hipatitis B Neonatoru
m
Polio Difteri
t
oin
Yundri et all, 2017
erP
ow
fP
o
er
Campak Pertusis
ow
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
DIARE
PREVALENSI DIARE
4
E1
ID
SL
t
oin
erP
dan nelayan relatif lebih tinggi dibandingkan pada kelompok lainnya.
ow
fP
o
er
ow
eP
Infodatin, 2019
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT DIARE
5
E1
ID
SL
t
oin
• norovirus, rotavirus
erP
ow
fP
Virus
o
er
ow
eP
Th
PENYEBAB DIARE
6
E1
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
A Anorital All, 2011
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
DIARE
7
E1
ID
SL
HOST
Faktor Host Usia, higiene yang buruk, pengenalan dini susu hewan,
penerimaan makanan tambahan, faktor makanan, malabsorbsi, dan,
malnutrisi, komorbiditas, paparan antibiotik (metronidazol selama fase
akut penyakit, kontak dengan pasien lain, episode akut dan diare
persiten sebelumnya, patogen enterik teridentifikasi
t
oin
Diare lebih banyak terjadi pada balita, dimana daya tahan tubuh yang lemah/menurun
erP
system pencernaan dalam hal ini adalah lambung tidak dapat menghancurkan makanan
ow
fP
dengan baik dan kuman tidak dapat dilumpuhkan dan betah tinggal dilambung, sehingga
o
er
ow
mudah bagi kuman untuk menginfeksi saluran pencernaan
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
8
DIARE
E1
ID
SL
ENVIRONMENT
t
oin
erP
bersifat abiotic yaitu udara, keadaan tanah, geografis, air dan zat
ow
fP
kimia
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT DIARE
9
E1
ID
SL
t
oin
program aspek managerial dan teknis medis
erP
ow
• Mengembangkan jejaring lintas program dan sektor
fP
o
• Pembinaan teknis dan monitoring pelaksanaan pengendalian penyakit diare
er
ow
• Melaksanakan evaluasi sebagai dasar perencanaan
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
TBC
PENYAKIT TUBERCULOSIS (TB)
1
E2
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Pusdatin, 2019
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT TBC
2
E2
ID
SL
AGENT
TB disebabkan oleh Mycobacterium Tubercolosis bakteri gram
positif, berbentuk batang halus mempunyai sifat tahan asam dan
aerobic.
t
oin
erP
hidup pada dahak yang kering untuk jangka waktu yang lama
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
3
E2
ID
SL
HOST
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT TBC
4
E2
ID
SL
ENVIRONTMENT
t
oin
erP
Pada lingkungan biologis dapat berwujud kontak langsung dan
ow
fP
berulang-ulang dengan hewan ternak yang terinfeksi adalah
o
er
ow
berbahaya
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENAYKIT TB
5
E2
ID
SL
t
oin
tempat pembuangan
erP
• Menjaga agar terjadi pergantian udara dalam rumah dengan cara
ow
fP
o
membukan jendelah setiap hari, dan menjaga agar seluruh bagian rumah
er
ow
terkena matahari.
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
THYPOID
PENYAKIT TYPOID
7
E2
ID
SL
Terdapat dua sumber penularan s.typhi yaitu pasien dengan demam tyfoid
dan yang lebih sering adalah karier.
t
oin
Di daerah endemik transmisi terjadi melalui air yang tercemar S. Thypi
erP
sedangkan di daerah non endemik makanan yang tercemar oleh karier
ow
fP
o
merupakan sumber penularan tersering
er
ow
eP
(WHO, Global Tuberculosis Report, 2018).
Th
8
E2
ID
SL
Jika tidak segera ditangani dengan baik, diperkirakan tiap satu dari lima orang
t
akan meninggal karena tifus.
oin
erP
ow
fP
Tifus juga berisiko menimbulkan komplikasi
o
er
ow
eP
(WHO, Global Tuberculosis Report,
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
9
TYPOID
E2
ID
SL
AGEN
T tifoid
Demam disebabkan oleh Salmonella typhi. S. Typhi adalah
bakteri gram negatif, tidak berkapsul, mempunyai flagella, dan tidak
membentuk spora.
t
oin
laboratorium,
erP
ow
fP
S. Typhi juga dapat disebarkan oleh serangga yang kemudian
o
er
ow
mengkontaminasi makanan dan minuman
eP
Th
0
E3
ID
SL
HOST
Salmonella typhi banyak ditemukan di negara-negara berkembang
yang higiene pribadi dan sanitasi lingkungannya kurang baik.
t
Infeksi ini ditularkan oleh konsumsi makanan atau air yang
oin
erP
terkontaminasi dengan kotoran.
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
1
TYPOID
E3
ID
SL
ENVIRONTMENT
Salmonella typhi banyak ditemukan pada lingkungan yang kotor
dengan sanitasi yang kurrang baik.
t
oin
erP
Penyakit itu sering merebak di daerah yang kebersihan lingkungan dan
ow
pribadi kurang diperhatikan. Lingkungan yang kurang sehat dan
fP
o
er
sanitasi yang kurang baik
ow
eP
.
Th
STRATEGI PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
TYPOID
2
E3
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN & PENGENDALIAN
TYPOID
3
E3
ID
SL
t
oin
erP
• Mengobati secara sempurna pasien dengan karier typoid
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
S
RABIE
PENYAKIT RABIES
5
E3
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Tabish, 2012
Th
EPIDEMIOLOGI RABIES
6
E3
ID
SL
• Salah satu penyakit infeksi tertua, diketahui sejak lebih dari 4000
tahun
t
• Dapat menyerang manusia dan hewan berdarah panas (Zoonosis)
oin
erP
ow
dengan case fatality rate 100%
fP
o
er
ow
eP
Aseph Purnama, 2020
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
RABIES
7
E3
ID
SL
AGENT
Semua anggota genus ini mempunyai persamaan antigen, namun
dengan teknik antibodi monoklonal dan sequencing nucleotide dari
virus menunjukkan adanya perbedaan, tergantung spesies binatang
atau lokasi geografis darimana mereka berasal.
t
oin
erP
dan Duvenhage) jarang menyebabkan kesakitan pada manusia mirip
ow
fP
seperti rabies dan jarang yang fatal
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT RABIES
8
E3
ID
SL
HOST
ENVIRONTMENT
t
oin
erP
Penyakit ini sering terjadi di lingkungan dimana anjing
ow
fP
lebih banyak dari pada orang yang tinggal disitu
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT RABIES
9
E3
ID
SL
t
oin
alam.
erP
ow
• Pencegahan terhadap masuknya rabies ke daerah bebas rabies.
fP
• Pengawasan penderita terhadap kontak dengan lingkungan sekitar
o
er
ow
• Penanganan pada pasien yang terkena gigitan HPR di daerah tertular rabies
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
MALARIA
PENYAKIT
1
MALARIA
E4
ID
SL
t
oin
erP
ow
API malaria di Indonesia menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun
fP
o
er
2009
ow
eP
Tabish, 2012,
Th
PENGOBATAN MALARIA
2
E4
ID
SL
t
oin
yang dipantau oleh Kantor Staf Presiden dengan target 90%.
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
PERSENTASE KABUPATEN/KOTA DENGAN API <1 per
1.0000 PENDUDUK ATAU BEBAS MALARIA DI
3
E4
INDONESIA TAHUN 2019
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
4
MALARIA
E4
ID
SL
AGENT
t
oin
dan hal ini mempengaruhi terjadinya manifestasi klinis dan
erP
ow
penularan
fP
o
er
ow
eP
Th
5
E4
ID
SL
HOST
Malaria dapat dikatakan bahwa setiap orang dapat terkena
penyakit malaria.
t
oin
erP
keterpaparan gigitan nyamuk
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT MALARIA
6
E4
ID
SL
ENVIRONTMENT
t
oin
budaya.
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT MALARIA
7
E4
ID
SL
t
oin
kembali dari negara tempat malaria terjadi
erP
ow
• Membatasi Aktivitas di Luar. Cara terbaik mencegah malaria adalah melindungi
fP
diri dari gigitan nyamuk. Ini termasuk membatasi aktivitas luar ruangan selama
o
er
ow
sore dan pagi hari, yaitu saat nyamuk lebih aktif
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
CAMPAK
PENYAKIT CAMPAK
9
E4
ID
SL
t
oin
erP
(Dwi dan Arif, 2015)
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
0
CAMPAK
E5
ID
SL
AGENT
t
oin
merah.
erP
ow
Virus campak biasanya timbul di sel-sel yang melapisi bagian
fP
o
er
belakang tenggorokan dan paru-paru
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT
1
CAMPAK
E5
ID
SL
HOST
t
oin
erP
ow
Penderita bisa menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum
fP
o
timbulnya ruam kulit dan 4 hari setelah ruam kulit ada
er
ow
eP
Th
2
E5
ID
SL
ENVIRONTMENT
Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara
berkembang dengan cakupan vaksinasi yang rendah.
Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi
yang terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil
yakni < 400.000 orang.
t
oin
Pada lingkungan yang jarang terjangkit penyakit, angka
erP
ow
fP
kematian bisa setinggi 25%
o
er
ow
eP
Th
CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PADA BAYI MENURUT
PROVINSI TAHUN 2019
3
E5
ID
SL
t
oin
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN PENYAKIT CAMPAK
4
E5
ID
SL
• Vaksinasi Cara terbaik untuk mencegah campak adalah melakukan vaksinasi terhadap virus
tersebut.
• Lakukan imunisasi setelah terpajan. Jika Anda atau seseorang terpajan virus campak dan
belum diimunisasi, Anda bisa mendapatkan vaksinasi dalam jangka waktu 72 jam sejak pajanan
awal
• Isolasi diri dari orang yang terinfeksi. Campak sangat menular dan menyebar melalui udara.
Jika Anda atau orang lain terinfeksi campak, penting untuk mengisolasi diri dari orang lain,
terutama orang yang belum menerima vaksin, untuk mencegah penularan virus
• Cucil tangan sesering mungkin.
• Pertimbangkan untuk mengenakan masker bedah. Campak biasanya menyebar melalui
t
oin
erP
butiran-butiran air kecil yang terlempar ke udara saat penderita campak batuk atau bersin atau
ow
bahkan saat mereka menyentuh permukaan suatu benda
fP
o
• Hindarilah kontak langsung dengan orang yang terinfeksi. Orang dapat tertular campak
er
ow
dengan menyentuh penderita atau bahkan barang yang disentuh oleh penderita.
eP
Th
SE
CT
IO
N0
1
HEPATITIS
HEPATITIS
6
E5
ID
SL
t
oin
besaran masalah tidak diketahui dengan pasti
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Pusdatin, 2019
Th
HEPATITIS C
7
E5
ID
SL
t
oin
kanker hati
erP
ow
fP
o
er
ow
eP
Tabish, 2012,
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT HEPATITIS C
8
E5
ID
SL
AGENT
t
oin
erP
ow
HCV merupakan virus beramplop yang termasuk pada genus
fP
o
er
hepacivirus dan family Flarividae .
ow
eP
Th
9
E5
ID
SL
HOST
Manusia merupakan host dari penyakit Hepatitis C,
dimana virus berkembang biak di dalam tubuh manusia.
Ada berbagai macam faktor host yang menyebabkan
timbulnya penyakit, antara lain genetik, umur, suku,
t
oin
keadaan fisiologi tubuh, keadaan imunologis, tingkah
erP
ow
laku, dan lifestyle
fP
o
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT HEPATITIS C
0
E6
ID
SL
ENVIRONMENT
Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis, social, dan sosio-ekonomik.
t
oin
donor darah. Hal ini disebabkan karena petugas kesehatan tersebut berinteraksi
erP
langsung dengan darah dan jarum suntik.
ow
fPo
er
ow
Penularan HCV terjadi melalui darah atau jarum suntik yang tidak steril.
eP
Th
HIV / AIDS
1
N0
IO
CT
SE
PENYAKIT
HIV/AIDS
2
E6
ID
SL
t
oin
mendorong penularan HIV terjadi di semua negara dan wanita serta dewasa
erP
ow
muda tetap sangat rentan.
fP
o
er
ow
eP
Tabish, 2012,
Th
3
E6
ID
SL
t
oin
erP
komitmen politik yang tinggi, kini berhasil mencegah HIV dan
ow
fP
membalikkan tren peningkatan prevalensi HIV
o
er
ow
eP
Tabish, 2012,
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT HIV /
AIDS
4
E6
ID
SL
AGENT
Daya penularan pengidap HIV tergantung pada sejumlah virus yang ada
didalam darahnya, semakin tinggi/semakin banyak virus dalam darahnya
t
oin
erP
semakin tinggi daya penularannya sehingga penyakitnya juga semakin
ow
fP
parah
o
er
ow
eP
Th
5
E6
ID
SL
HOST
Distribusi penderita AIDS di Amerika Serikat Eropa dan Afrika
tidak jauh berbeda, kelompok terbesar berada pada umur 30 -
39 tahun.
t
oin
erP
ow
homoseksual mapupun heteroseksual merupakan pola
fP
o
transmisi utama
er
ow
eP
Th
TRIAS EPIDEMOLOGI PENYAKIT HIV /
AIDS
6
E6
ID
SL
ENVIRONTMENT
t
oin
erP
prevalensi HIV karena luka ini menjadi tempat masuknya HIV
ow
fP
o
er
ow
eP
Th
STRATEGI PENCEGAHAN PENYAKIT HIV AIDS
7
E6
ID
SL
t
oin
erP
atau tidak dapat saling setia, gunakan kondom. Hal ini juga berlaku jika
ow
fP
kita atau pasangan melakukan perilaku berisiko lain seperti memakai
o
er
ow
narkoba suntik
eP
Th
RUJUKAN REFERENSI
8
E6
ID
SL
1. D Owen, B Paranandi, R Sivakumar, M Seevaratnam. Classical diseases revisited: transient global
amnesia. Postgrad Med J 2007;83:236–239. doi: 10.1136/pgmj.2006.052472.
2. Dwi Wahyu Ningtyas Dan Arief Wibowo. Pengaruh Kualitas Vaksin Campak Terhadap Kejadian
Campak Di Kabupaten Pasuruan. Jurnal Berkala Epidemiologi, Vol. 3, No. 3 September 2015: 315–
326.
3. Infodatin. 2019, Profil Kesehatan 2019, Kementrian Kesehatan RI.
4. Khuril Eka Oktaviasari. Hubungan Imunisasi Campak Dengan Kejadian Campak Di Provinsi Jawa
Timur. Jurnal Berkala Epidemiologi Volume 6 Nomor 2 (2018) 166-173 Doi:
10.20473/Jbe.V6i22018.166-173
5. epidemiologiunsri.blogspot.com/2011
6. S A Tabish. Emergent Infection: A New Global Health Threat, 2012
t
7. Ulva Febriana,M. Tanzil Furqon,Bayu Rahayudi, Klasifikasi Penyakit Typhoid Fever (TF) dan
oin
erP
Dengue Haemorhagic Fever (DHF) dengan Menerapkan Algoritma Decision Tree C4.5, ol. 2 No. 3
ow
Maret 2018, hlm. 1275 -1282
fP
o
er
ow
eP
Th