Anda di halaman 1dari 38

Peraturan-peraturan

Internasional Keluar
Masuk Negara dalam
Bidang Kesehatan
Miftahul Jannah
1611212044
1
N0
IO

Sejarah Karantina
CT
SE
E3
Sejarah Karantina

ID
SL
 Tahun 1348 lebih dari 60 juta orang penduduk dunia meninggal karena penyakit pes (Black Death).
 Tahun 1348 pelabuhan Venesia, Eropa melakukan upaya karantina dengan menolak masuknya kapal
yang datang dari daerah terjangkit Pes serta yang dicurihai terjangkit PES.
 Tahun 1377 di Roguasa dibuat suatu peraturan bahwa penumpang dari daerah terjangkit penyakit pes
harus tinggal di sutu tempat diluar pelabuhan dan tinggal disana selama 2 bulan supaya bebas dari
penyakit.
 1830-1847, wabah kolera melanda Eropa.
 Atas inisiatif ahli kesehatan dilaksanank diplomasi penyakit infeksi secara intensif dan kerjasama
multilateral kesehatan masyarakat yang menghasilkan : International Sanitary Conference, paris
1851  ISR 1851.
 1969, WHO mengadopsi ISR menjadi International Health Regulations (IHR)  IHR 1969.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
2
N0
IO

Karantina
CT
SE
karantina

E5
ID
SL
 Tindakan karantina  tindakan-tindakan terhadap kapal beserta isinya dan daerah pelabuhan untuk
mencegah penjangkitan dan penjalaran penyakit karantina
 Penyakit Karantina dan Penyakit Menular Potensial Wabah
 Penyakit infeksi yang angka kejadiannya meningkat secara bermakna dalam 20 tahun terakhir dan
atau mengancam kesehatan masyarakat di masa depan dikenal dengan istilah Emerging Infectious
Disease/EID.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Beberapa Peraturan Keluar Masuk Negara

E6
ID
SL

International Health UU No. 23 tahun 1992 tentang


1 Regulation (IHR) 2005 revisi 4 kesehatan

Keppres No. 62 tahun 1995


UU No. 2 Tahun 1962 tentang
2 karantina udara
5 tentang penyelenggaraan
urusan haji

UU No. 4 Tahun 1984 tentang Permenkes RI No. 321 tahun

t
3 6

oin
1998 tentang pengamanan
wabah penyakit menular.

rP
we
kesehatan perjalanan jamaah

Po
haji.

of
er
ow
eP
Th
E7
Beberapa Peraturan Keluar Masuk Negara
ID
SL

Keputusan Menteri Agama Permenkes RI No. 712 tahun 1986


1 No.462 tahun 1995 tentang 4 tentang persyaratan kesehatan
penyelenggaraan urusan haji jasa boga

Permenkes RI No. 560 tahun


Keputusan Menteri RI No. 111
1989 tentang jenis penyakit
2 tahun 1992 tentang 5 yang dapat menimbulkan
pengamanan kesehatan haji
wabah.
Indonesia.
Peraturan bersama Menteri Agama

t
3 6

oin
dan Menteri Kesehatan RI No.135

rP
we
A dan 257 tahun 1995 tentang

Po
penundaan calon jamaah haji

of
er
wanita hamil untuk menunaikan

ow
eP
ibadah haji

Th
3
N0

Persyaratan Masuk dan Keluar


IO
CT

Wilayah Indonesia
SE

PP No 31 tahun 2013
E9
PP No 31 tahun 2013

ID
SL
 Setiap orang asing yang masuk wilayah Indonesia harus memenuhi syarat :
1) Memiliki Visa yang sah dan masih berlaku, kecuali yang dibebaskan dari kewajiban memiliki Visa.
2) Memiliki Dokumen Perjalanan yang sah dan masih berlaku
3) Tidak termasuk dalam daftar penangkalan
 Setiap orang asing yang keluar wilayah Indonesia harus memenuhi syarat :
1) Memiliki dokumen perjalanan yang sah dan masih berlaku
2) Tidak termasuk dalam daftar pencegahan
3) Telah memiliki tanda naik alat angkut, kecuali bagi orang asing pelintas batas tradisional
4) Memiliki izin keluar bagi orang asing yang dikenai tindakan administratif keimigrasian.
 Setiap warga negara Indonesia yang masuk wilayah Indonesia harus memiliki Dokumen Perjalan

t
oin
Republik Indonesia yang sah dan masih berlaku.

rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
0
Continue..

E1
ID
SL
 Setiap warga negara Indonesia yang keluar wilayah Indonesia harus memenuhi persyaratan :
1) Memiliki dokumen perjalanan Republik Indonesia yang sah dan masih berlaku
2) Tidak termasuk dalam daftar pencegahan
3) Tercantum dalam daftar awak alat angkut atau penumpang, kecuali bagi kendaraan pribadi dan
kendaraan muatan barang.

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
4
N0

International Health Regulation


IO

(IHR) 2005
CT
SE
2
International Health Regulation (IHR) 2005

E1
ID
SL
 IHR bertujuan mencegah, melindungi, mengendalikan penyebaran penyakit secara internasional sesuai
dengan dan terbatas pada faktor risiko yang dapat mengganggu kesehatan, dengan sesedikit mungkin
menimbulkan hambatan pada lalu lintas dan perdagangan internasional.
 Prinsip IHR:
1) Pelaksanaan IHR harus menghormati sepenuhnya martabat, hak asasi dan kebebasan hakiki
manusia.
2) Pelaksanaan IHR harus mengikuti Piagam PBB dan Konstitusi WHO.
3) Pelaksanaan IHR harus bersifat universal guna melindungi seluruh dunia dari ancaman penyakit.
4) Negara anggora, sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional, memiliki kedaulatan untuk
membuat dan melaksanakan undang-undang sesuai dengan kebijakan kesehatannya

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
3
IHR 2005

E1
ID
SL
 Tindakan untuk melindungi kesehatan masyarakat berdasarkan IHR (saat kedatangan dan
keberangkatan
1)Pelaksanaan IHR harus menghormati sepenuhnya martabat, hak asasi dan kebebasan hakiki
manusia.
2)Pelaksanaan IHR harus mengikuti Piagam PBB dan Konstitusi WHO.
3)Pelaksanaan IHR harus bersifat universal guna melindungi seluruh dunia dari ancaman penyakit.
4)Negara anggora, sesuai dengan Piagam PBB dan hukum internasional, memiliki kedaulatan
untuk membuat dan melaksanakan undang-undang sesuai dengan kebijakan kesehatannya

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
4
N0

UU No. 2 Tahun 1962 tentang


IO

karantina udara
CT
SE
5
Penyakit Karantina

E1
ID
SL
1) Pes (Plague)  masa tunas penyakit 6 hari
2) Kolera (Cholera)  masa tunas penyakit 5 hari
3) Demam kuning (Yellow fever)  masa tunas penyakit 6 hari
4) Cacar (Smallpox)  masa tunas penyakit 14 hari
5) Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse borne Typhus)  14 hari
6) Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)  8 hari

t
oin
rP
we
Po
of
er
ow
eP
Th
Penetapan dan Pencabutan Penetapan Terjangkitnya

6
E1
Pelabuhan

ID
SL
 Menteri Kesehatan menetapkan dan mencabut penetapan sesuatu pelabuhan dan/atau wilayah
Indoneesia dan luar negeri terjangkit sesuatu penyakit karantina.
 Pelubhan ditetapkan terjangkit penyakit karantina bila dipelabuhan dan/ atau daerah wilayah itu
terdapat :
1. seorang penderita penyakit karantina yang bukan berasal dari luar pelabuhan atau daerah wilayah
itu;
2. tikus berpenyakit pes;
3. binatang-binatang yang bertulang punggung dan mengandung virus penyakit demam kuning yang
aktip;
4. wabah tifus bercak wabahi atau demam balik-balik
7
continue

E1
ID
SL
 Pencabutan penetapan yang dimaksudkan dalam pasal 4 dilakukan :
1) setelah penderita terakhir dari penyakit kolera, cacar, pes, tifus bercak wabahi, demam balik-balik
sembuh kembali, meninggal dunia atau telah diisolasikan selama waktu sekurang-kurangnya dua
kali masa tunas penyakit-penyakit tersebut dan penyakit-penyakit itu tidak timbul kembali; dalam
pada itu dijalankan segala tindakan-tindakan yang mem berikan jaminan penyakit itu tidak menjalar
kelain daerah;
2) sebulan sesudah lenyap epizooti, dalam hal pes tikus;
3) tiga bulan sesudah tidak timbul keaktipan penyakit demam kuning yang disebarkan oleh nyamuk
yang bukan nyamuk aedes aegypti;
4) tiga bulan sesudah lenyap penyakit demam kuning pada manusia yang disebarkan oleh nyamuk
aedes aegypti, atau sebulan sesudah penderita terakhir penyakit demam kuning, sedang dalam waktu
itu angka index aedes aegypti tetap kurang dari 1%.
8
E1
Pengolongan pesawat udara berdasarkan penyakit

ID
1) Pes
SL
Pesawat udara ditetapkan terjangkit pes  pada waktu tiba terdapat penderita pes, terdapat tikus pes.
 ditetapkan sehat setelah diperiksa walupun pesawatt udara itu datang atau dalam pesawat udara itu
terdapat orang yang datang dari suatu pelabuhan yang terjangkit pes.
2) Kolera
Pesawat udara ditetapkan terjangkit kolera jika pada waktu tiba terdapat penderita kolera didalamnya.
Pesawat udara ditetapkan tersangka kolera, jika dalam perjalanan terdapat penderita kolera walupun
ia telah diturunkan.
Pesawat udara tidak termasuk ayat (1) dan ayat (2) setelah diperiksa ditetapkan sehat, walaupun
pesawat udara itu datang atau dalam pesawat udara itu terdapat orang yang datang dari suatu
pelabuhan yang terjangkit.
9
Continue..

E1
ID
3) CacarSL
 Pesawat udara ditetapkan terjangkit cacar, jika  pada waktu tiba terdapat penderita cacar
didalamnya; dalam perjalanan terdapat penderita cacar yang telah diturunkan.
4) Demam Kuning
 Pesawat udara ditetapkan terjangkit demam kuning, jika waktu tiba terdapat penderita demam
kuning didalamnya.
 Pesawat udara yang datang dari daerah demam kuning atau yang mengangkut seorang penumpang
yang datang dari daerah demam kuning, ditetapkan tersangka demam kuning, jika pada waktu tiba
terdapat bahwa pembasmian serangga yang dilakukan sebelumnya, tidak memuaskan menurut
pendapat dokter pelabuhan dan/atau terdapat nyamuk hidup dipesawat udara itu.
5) Tifus Bercak wabah dan demam balik-balik
 Pesawat udara ditetapkan sehat, walupun terdapat seorang penderita tifus bercak wabahi
 Semua yang ditetapkan dalam pasal 11 mengenai tifus bercak wabahi juga berlaku untuk demam
balik-balik.
0
Penggolongan Pelabuhan Karantina

E2
ID
SL
1) Pelabuhan Udara Internasional
 Dimana dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan tindakan karantina sepenuhnya
2) Pelabuhan Udara dalam Negeri
 Dimana dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan sebagian dari pada tindakan
karantina.
1
Dokumen Kesehatan

E2
ID
SL
1)Health Part of the Air Craft General Declaration;
2)Surat keterangan hapus-serangga yang terakhir;
3)Surat keterangan hapus-hama, jika ada diadakan hapus-hama;
4)Buku kesehatan pesawat udara (hanya pada pesawat udara yang
mengadakan perjalanan dalam negeri).
Tindakan Khusus terhadap Penyakit

2
E2
Karantina
ID
1) Pes SL
a) Pemeriksaan kesehatan awak pesawat udara dan penumpang;
b) Para penderita diturunkan, diisolasikan dan dirawat;
c) Para tersangka dihapus-seranggakan dan diawasi untuk selama-lamanya enam hari terhitung dari
hari tibanya;
d) Bagasi seorang terjangkit atau seorang tersangka serta barang-barang lainnya dan bagian pesawat
udara yang dianggap mengandung hama, dihapus-hamakan;
e) Seluruh pesawat udara dihapus-tikus, jika perlu.

2) Kolera
a)Pemeriksaan kesehatan awak pesawat udara dan penumpang;
b)Penderita diturunkan, diisolasikan dan dirawat;
c)Penderita dengan tanda-tanda klinis kolera, diperlakukan sebagai penderita kolera;
d)Pengandung hama diturunkan, diisolasikan, dirawat dan baru dibebaskan sesudah hasil pemeriksaan
bakteriologis selama tiga hari berturut-turut, terdapat negatip
3
Continue..

E2
ID
SL
e) Penumpang dan awak pesawat udara, yang mempunyai surat keterangan vaksinasi kolera yang
berlaku, diawasi selaman-lamanya lima hari, terhitung dari waktu tibanya; penumpang dan awak
pesawat yang tidak mempunyai keterangan vaksinasi kolera yang berlaku, diisolasikan;
f) Barang-barang seseorang yang terjangkit atau tersangka atau barang-barang lain yang disangka
mengandung hama, dihapus-hamakan
g) air dan tempatnya dalam pesawat udara, yang dianggap mengandung hama, dihapus-hamakan.
Tindakan ini juga dilakukan terhadap makanan terbuka, sayur-sayuran, ikan-ikan (kering), buah-
buahan dan lain-lain;
h) tinja, air kemih, muntah, air kotor dan segala sesuatu yang dianggap mengandung hama, tidak boleh
dibuang atau dikeluarkan sebelum dihapus-hamakan
i) pembongkaran dilakukan dibawah pengawasan dinas kesehatan pelabuhan udara yang melakukan
segala sesuatu untuk mencegah kemungkinan penularan;
j) orang-orang yang telah melakukan pembongkaran tersebut, diawasi selama lima hari.
4
Continue.

E2
ID
SL
3) demam Kuning
a) pemeriksaan yang teliti terhadap semua penumpang dan awak pesawat udara;
b) pengukuran suhu badan semua penumpang dan awak pesawat udara;
c) pesawat udara dihapus-seranggakan;
d) penderita demam kuning diturunkan, diisolasikan dan dilindungi terhadap gigitan nyamuk;
e) penumpang dan awak pesawat lainnya yang mempunyai surat keterangan vaksinasi demam kuning
yang belum berlaku, diisolasikan sampai surat keterangannya berlaku, selama- lamanya 6 hari;
mereka yang tidak mempunyai surat keterangan vaksinasi demam kuning, diisolasikan selama-
lamanya 6 hari.
5
continue

E2
ID
SL
5) Tifus Bercak wabah
a) pemeriksaan kesehatan semua penumpang dan awak pesawat udara;
b) penderita diturunkan, diisolasikan, dihapus-seranggakan dan dirawat;
c) mereka yang tersangka dihapus-seranggakan dan diawasi selama-lamanya 14 hari;
d) bagasi, barang-barang lain dan bagian pesawat udara, yang dianggap mengandung hama, dihapus-
seranggakan dan dihapus-hamakan.
6) Demam Balik-balik
Tindakan terhadap pesawat udara mengenai demam balik-balik adalah sama seperti untuk tifus bercak
wabahi, hanya waktu pengawasan adalah 8 (delapan) hari.
5
N0

Undang-Undang No 1 Tahun
TIO

1962 tentang Karantina Laut


SE
7
Penyakit Karantinan

E2
ID
SL
1) Pes (Plague)
2) Kolera (Cholera)
3) Demam Kuning (Yellow Fever)
4) Cacar (Smallpox)
5) Tifus bercak wabah
6) Demam balik-balik
Penetapan dan Pencabutan Penetapan Terjangkitnya

8
E2
Pelabuhan

ID
SL
 Pelubhan ditetapkan terjangkit penyakit karantina bila dipelabuhan dan/ atau daerah wilayah itu terdapat
:
1. seorang penderita penyakit karantina yang bukan berasal dari luar pelabuhan atau daerah wilayah itu;
2. tikus berpenyakit pes di daratan atau di kapal yang termasuk perlengkapan pelabuhan
3. binatang-binatang yang bertulang punggung dan mengandung virus penyakit demam kuning yang
aktip;
4. wabah tifus bercak wabahi atau demam balik-balik
9
E2
Penngolongan kapal berdasarkan penyakit

ID
1) Pes SL
 kapal ditetapkan terjangkit pes  pada waktu tiba terdapat penderita pes, terdapat tikus pes.
lebih dari enam hari sesudah embarkasi terjadi peristiwa pes.
dalam enam hari sesudah embarkasi terjadi peristiwa pes, walaupun pada waktu tiba tidak ada lagi
seorang penderita dikapal itu;
terdapat banyak kematian tikus didalamnya, yang mencurigakan
2) Kolera
 kapal ditetapkan terjangkit kolera jika pada waktu tiba terdapat penderita kolera didalamnya.
dalam lima hari sebelum tiba dipelabuhan terdapat penderita kolera didalamnya.
selama perjalanan terdapat penderita kolera dikapal tetapi didalam lima hari sebelum tiba dipelabuhan
tidak lagi terdapat penderita kolera didalamnya.
0
Continue..

E3
ID
3) Cacar SL
 kapal ditetapkan terjangkit cacar, jika  pada waktu tiba terdapat penderita cacar didalamnya;
dalam perjalanan terdapat penderita cacar di dalamnya.
4) Demam Kuning
 pada waktu tiba dipelabuhan terdapat penderita demam kuning di dalamnya;
 didalam perjalanan terdapat peristiwa demam kuning didalamnya
 kapal itu datang dari daerah terjangkit demam kuning dan didalam waktu enam hari tiba
dipelabuhan;
 kapal itu datang dari daerah terjangkit demam kuning dan didalam waktu kurang dari tiga puluh hari
tiba dipelabuhan terdapat nyamuk aedes aegypti didalamnya.
5) Tifus Bercak wabah dan demam balik-balik

t
oin
rP
 Kapal ditetapkan sehat walaupun dikapal itu terdapat seorang penderita tifus bercak wabahi

we
Po
 Kapal ditetapkan sehat walaupun didalam kapal itu terdapat penderita demam balik-balik

of
er
ow
eP
Th
1
Penggolongan Kapal Pelabuhan Karantina

E3
ID
SL
 Pelabuhan karantina kelas I : dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan tindakan karantina
sepenuhnya.
 Pelabuhan karantina kelas II : dokter pelabuhan dapat menyelenggarakan sebagian dari tindakan
karantina
 Pelabuhan bukan pelabuhan karantina : sama sekali tidak dapat diselenggarakan tindakan karantina.
2
Dokumen Kesehatan

E3
ID
SL
 Untuk kapal yang dikenakan pemeriksaan kesehatan diisi suatu keterangan kesehatan maritim yang
harus diberikan kepada dokter pelabuhan oleh nakhoda mengenai keadaan kesehatan di kapal.
 Tiap penumpang dan awak kapal dari suatu kapal yang ada di dalam perjalanan internasional
diharuskan memiliki keterangan vaksinasi cacar yang berlaku; Menteri Kesehatan menetapkan bentuk
dan isi keterangan vaksinasi tersebut
 Tiap kapal harus memiliki surat keterangan hapus-tikus/atau surat keterangan bebas hapus-tikus;
bentuk dan isi surat keterangan tersebut ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.
 Dokumen-dokumen tersebut dalam pasal 15, 16 dan 17 tentang bentuk dan isinya disesuaikan dengan
bentuk-bentuk yang dilampirkan pada "International Sanitary Regulations 1951".
 Kapal yang berbendera Indonesia dan kapal yang melakukan pelayaran pantai di dalam wilayah
Indonesia, harus mempunyai suatu buku kesehatan, yang bentuk dan isinya ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Tindakan Khusus terhadap Penyakit

3
E3
Karantina
ID
1) Pes SL
a) Pemeriksaan kesehatan awak kapal dan penumpang;
b) Para penderita diturunkan, diisolasikan dan dirawat;
c) Para tersangka dihapus-seranggakan dan diawasi untuk selama-lamanya enam hari terhitung dari hari
tibanya kapal di pelabuhan
d) bagasi seorang terjangkit atau seorang tersangka serta barang-barang milik atau yang dipakai oleh si
penderita dan bagian kapal yang dicurigakan, dihapus-seranggakan dan jika perlu dihapus- hamakan;
e) seluruh kapal dihapus-tikus, jika perlu.
2) Kolera
a)Pemeriksaan kesehatan awak kapal dan penumpang;
b)Penderita diturunkan, diisolasikan dan dirawat;
c)Penderita dengan tanda-tanda klinis kolera, diperlakukan sebagai penderita kolera;
d)Pengandung hama diturunkan, diisolasikan, dirawat dan baru dibebaskan sesudah hasil pemeriksaan
bakteriologis selama tiga hari berturut-turut, terdapat negatip
4
Continue..

E3
ID
SL
e) Penumpang dan awak kapal, yang mempunyai surat keterangan vaksinasi kolera yang berlaku, diawasi
selaman-lamanya lima hari sejak kapal tiba di pelabuhan
f) penumpang dan awak kapal yang tidak mempunyai keterangan vaksinasi kolera yang berlaku,
diisolasikan
g) Barang-barang seseorang yang terjangkit atau tersangka atau barang-barang lain yang disangka
mengandung hama, dihapus-hamakan
h) air dan tempatnya dalam kapal yang dianggap mengandung hama, dihapus-hamakan. Tindakan ini juga
dilakukan terhadap makanan dan minuman terbuka, sayur-sayuran, ikan-ikan (kering), buah- buahan
dan lain-lain yang dimakan mentah dan tidak disimpan dalam tempat tertutup rapat;
i) tinja, air kemih, muntah, air kotor dan segala sesuatu yang dianggap mengandung hama tidak boleh
dibuang atau dikeluarkan sebelum dihapus-hamakan;
j) pembongkaran dilakukan dibawah pengawasan dinas kesehatan pelabuhan yang melakukan segala
sesuatu untuk mencegah kemungkinan penularan;
k) orang-orang yang telah melakukan pembongkaran tersebut, diawasi selama lima hari.
5
Continue.

E3
ID
SL
3) demam Kuning
a) pemeriksaan yang teliti terhadap semua penumpang dan awak kapal;
b) pengukuran suhu badan semua penumpang dan awak kapal;
c) penderita demam kuning diturunkan, diisolasikan dan dilindungi terhadap gigitan nyamuk;
d) penumpang dan awak kapal lainnya yang memiliki surat vaksinasi demam kuning yang belum
berlaku, diisolasikan sampai surat keterangannya berlaku dan dilindungi terhadap gigitan nyamuk,
selama-lamanya enam hari, mereka yang tidak mempunyai surat keterangan vaksinasi demam
kuning, diisolasikan dan dilindungi terhadap gigitan nyamuk selama-lamanya enam hari.
e) kapal harus masuk dalam karantina sampai dinyatakan bebas dari nyamuk aedes aegypti
6
continue

E3
ID
SL
5) Cacar
a) Seorang yang dalam perjalanan antar negara atau datang dari daerah terjangkit cacar diluar maupun
didalam wilayah Indonesia dan yang belum pernah menderita cacar, harus memperlihatkan
keterangan vaksinasi cacar yang berlaku.
b) Seseorang yang tidak mempunyai surat keterangan vaksinasi cacar tersebut diatas dan tidak mau
dicacar, diawasi selama-lamanya empat belas hari terhitung sejak hari tanggal kapal meninggalkan
daerah terjangkit
6) Demam Balik-balik
Tindakan terhadap kapal mengenai demam balik-balik adalah sama seperti untuk tifus bercak wabahi,
hanya waktu pengawasan adalah 8 (delapan) hari.
7
Daftar Pustaka

E3
ID
SL
 http://dokumen.tips/documents/peraturan-internasional-dan-karantina-kesehatan-haji.html
 http://sejarahkkp.blogspot.co.id/2007/08/ihr-2005.html
 Kepala Pusat Kesehatan Haji. “Kebijakan Operasional Penyelenggaraan Kesehatan Haji Tahun
2017” dalam
http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=4&cad=rja&uact=8&ved=2ah
UKEwi-lI2Eq5veAhVJL48KHaqTBXEQFjADegQIBhAC&url
 PP No 31 Tahun 2013
 Undang-Undang No 1 Tahun 1962 tentang Karantina Laut
 Undang-Undang No 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara
That’s all. Thank you! 
Any Questions?

Anda mungkin juga menyukai