Anda di halaman 1dari 130

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.R


MASA HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KELUARGA
BERENCANA (KB) DI BALAI PENGOBATAN DAN
RUMAH BERSALIN ST. MARTINUS KABUPATEN
KAIMANA PERIODE TANGGAL 26 OKTOBER 2018
SAMPAI 10 JANUARI 2019

Sebagai laporan tugas akhir yang diajukan untuk


Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir dalam menyelesaikan
Pendidikan DIII Kebidanan pada Prodi Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Oleh

FINCE DEBBY
NIM : PO.530324115132

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI PJJ DIII KEBIDANAN KUPANG
2018

i
SURAT PERNYATAAN

Yang bertandatangan dibawah ini, saya :


Nama : Fince Debby
NIM : PO.530324115132
Jurusan : Kebidanan Poltekkes Kemenkes Kupang
Angkatan : I Pertama
Jenjang : Diploma III

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan plagiat dalam penulisan laporan


Tugas Akhir saya yang berjudul “Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. L.R
Masa Hamil Sampai Dengan Masa Keluarga Berencana (KB) Di Balai
Pengobatan Dan Rumah Bersalin St. Martinus Kabupaten Kaimana Periode
Tanggal 26 Oktober 2018 Sampai 10 Januari 2019”.
Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka
saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Tanggal, .......................
Penulis

Fince Debby
NIM: PO.530324115132

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.R MASA


HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KELUARGA BERENCANA (KB) DI
BALAI PENGOBATAN DAN RUMAH BERSALIN ST. MARTINUS
KABUPATEN KAIMANA PERIODE TANGGAL 26 OKTOBER 2018
SAMPAI 10 JANUARI 2019

Oleh:

FINCE DEBBY
NIM : PO.530324115132

Telah disetujui untuk diperiksa dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji


Laporan Tugas Akhir Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kupang

Pada tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Bernadeth D.K.H.Kunde,Amd.Keb,SKM,M. Sunarti Amd.Keb

Mengetahui
Ketua Prodi PJJ DIII kebidanan Kupang

Bringiwatty Batbual, Amd.Keb, S.Kep, Ns, M.Sc


NIP. 19710515 199403 2 002

iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR

ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN PADA NY. L.R MASA


HAMIL SAMPAI DENGAN MASA KELUARGA BERENCANA (KB) DI
BALAI PENGOBATAN DAN RUMAH BERSALIN ST. MARTINUS
KABUPATEN KAIMANA PERIODE TANGGAL 26 OKTOBER 2018
SAMPAI 10 JANUARI 2019

Oleh :

FINCE DEBBY
NIM : PO.530324115132

Telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Laporan Tugas Akhir Jurusan


Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Pada tanggal :

1. Penguji I : Dr. Mareta B. Bakoil, S.ST, MPH (.....................)

2. Penguji II : Bernadeth D.K.H.Kunde,Amd.Keb,SKM,M.K.M (.....................)

Mengetahui
Ketua Prodi PJJ DIII kebidanan Kupang

Bringiwatty Batbual, Amd.Keb, S.Kep, Ns, Msc


NIP. 19710515 199403 2 002

iv
BIODATA

Nama : Fince Debby


TTL : Fakfak, 20-12-1979
Asal : Kaimana
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Batu Putih – Krooy
Kaimana Papua Barat

Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri 1 Fakfak, 1997
2. SMP St. Donboscolo Fakfak, 1995
3. SPK Pemda Fakfak, 1998
4. SPK/Akper Sorong, 1999

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
berbagai kemudahan , petunjuk serta karunia yang tak terhingga sehingga penulis
dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan Pada Ny. L.R Masa Hamil Sampai Dengan Masa Keluarga
Berencana (KB) Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin St. Martinus
Kabupaten Kaimana Periode Tanggal 26 oktober 2018 sampai 10 januari 2019”
dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Tugas Akhir ini penulis susun untuk memenuhi salah satu
persyaratan memperoleh derajat Ahli Madya Kebidanan di Prodi DIII Kebidanan
Politeknik Kesehatan kemenkes Kupang.
Dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini penulis telah mendapatkan
banyak bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ragu Harming Kristina, SKM, M.Kes, selaku direktur Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Kupang
2. Bringiwatty Batbual, Amd.Keb, S.Kep, Ns, M.Sc, selaku Ketua Prodi PJJ
DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan
3. Dr. Mareta B. Bakoil, SST,MPH, selaku penguji pertama yang telah
memberikan masukan, arahan dan bimbingan, serta motivasi kepada
penulis, sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat terwujud.
4. Bernadeth D.K.H.Kunde, Amd. Keb., SKM,. M.Kes, selaku penguji kedua
dan sekaligus pembimbing pertama yang telah memberikan masukan,
arahan dan bimbingan, serta motivasi kepada penulis, sehingga laporan
Tugas Akhir ini dapat terwujud.
5. Sunarti Amd.Keb, selaku pembimbing kedua yang telah memberikan
bimbingan, arahan, sehingga laporan Tugas akhir ini dapat terwujud.
6. Pimpinan Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin St. Martinus Kaimana
beserta pegawai yang telah memberi ijin dan membantu penelitian ini.

vi
7. Orang tuaku tercinta yang telah memberikan dukungan baik moril maupun
materil, serta kasih sayang yang tiada terkira dalam setiap langkah kaki
penulis.
8. Seluruh teman-teman mahasiswa Jurusan kebidanan Polikteknik
Kesehatan Kemenkes Kupang yang telah memberikan dukungan baik
berupa motivasi maupun kompetisi yang sehat dalam penyusunan laporan
Tugas akhir ini.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang ikut
ambil dalam terwujudnya Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan dan keterbatasan kemampuan
penulis. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi kesempurnaan Laporan Tugas Akhir ini.

Tanggal,..................................
Penulis

Fince Debby
NIM: PO.530324115132

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i


SURAT PERNYATAAN ...................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
BIODATA .............................................................................................................. v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ............................................................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiix
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
C. Tujuan .......................................................................................................... 4
D. Manfaat ........................................................................................................ 4
E. Laporan Keaslian Kasus ............................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
A. Kehamilan .................................................................................................... 6
1. Konsep Dasar Kehamilan............................................................................. 6
2. Klasifikasi kehamilan ................................................................................... 6
3. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan ............................................................. 6
4. Standar pelayanan antenatal care (ANC) .................................................. 10
5. Asuhan Kehamilan ..................................................................................... 13
a. Pengertian Asuhan Kehamilan ............................................................... 13
b. Tujuan Asuhan Kehamilan ..................................................................... 14
c. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal ............................................ 15
d. Tanda – Tanda Bahaya Ibu Hamil .......................................................... 15
e. Kebutuhan ibu hamil trimester III .......................................................... 16
B. Persalinan ................................................................................................... 17

viii
1. Pengertian Persalinan ............................................................................. 17
2. Fase dalam persalinan ............................................................................ 17
3. Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin ......................................................... 19
a. Pengertian Asuhan Persalinan ................................................................ 19
b. Tujuan Asuhan Persalinan ...................................................................... 20
c. Asuhan yang Diberikan pada Persalinan ................................................ 20
C. Nifas ........................................................................................................... 27
1. Pengertian Nifas ..................................................................................... 27
2. Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas ..................................... 28
3. Kebutuhan ibu selama masa nifas .......................................................... 29
4. Standar pelayanan pada masa nifas ........................................................ 30
D. Bayi baru lahir ............................................................................................ 31
1. Pengertian Bayi Baru Lahir .................................................................... 31
2. Fisiologi Bayi Baru Lahir ....................................................................... 31
3. Kebutuhan bayi baru lahir ...................................................................... 32
4. Asuhan Bayi Baru Lahir ......................................................................... 33
5. Tujuan Asuhan Bayi Baru lahir .............................................................. 33
6. Penanganan Pada Bayi Baru Lahir ......................................................... 33
E. Keluarga Berencana ................................................................................... 36
1. Pengertian Keluarga Berencana ............................................................. 36
2. Tujuan Program KB ............................................................................... 36
3. Sasaran Program KB .............................................................................. 36
4. Jenis- Jenis Kontrasepsi.......................................................................... 37
5. Pemilihan Kontrasepsi pada klien menyusui .......................................... 39
6. Panduan Pemilihan Kontrasepsi ............................................................. 40
7. Asuhan Keluarga Berencana ...................................................................... 42
a. Pengertian Asuhan pada Keluarga Berencana ........................................ 42
b. Konseling Keluarga Berencana .............................................................. 42
c. Jenis Konseling KB ................................................................................ 42
d. Langkah Konseling KB SATU TUJUH ................................................. 43
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 45

ix
A. Jenis Karangan Ilmiah ................................................................................ 45
B. Lokasi dan Waktu ...................................................................................... 45
C. Subyek Kasus ............................................................................................. 45
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 45
E. Keabsahan Penelitian ................................................................................. 47
F. Instrumen ................................................................................................... 47
G. Etika Penelitian .......................................................................................... 47
H. Organisasi Penelitian .................................................................................. 48
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ...................................... 49
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian .......................................................... 49
B. Tinjauan Kasus ........................................................................................... 49
Catatan Perkembangan Kehamilan ................................................................... 62
1. Kehamilan 36 minggu ............................................................................ 62
2. Kehamilan 38 minggu ............................................................................ 63
Catatan Perkembangan Persalinan .................................................................... 65
1. Persalinan kala I fase aktif...................................................................... 65
2. Persalinan kala II .................................................................................... 68
2. Persalinan kala III ................................................................................... 68
2. Persalinan kala IV .................................................................................. 68
Catatan Perkembangan Nifas ............................................................................ 74
1. Nifas6 jam .............................................................................................. 74
2. Nifas10 hari ............................................. Error! Bookmark not defined.
3. Nifas36 hari ........................................... Error! Bookmark not defined.1
Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir ........................................................... 77
1. Neonatus 6 jam ........................................................................................ 79
2. Neonatus hari 5 ........................................ Error! Bookmark not defined.
3. Neonatus hari ke 10 ................................................................................. 80
Catatan Pelayanan kontrasepsi AKDR/ IUD ................................................... 882
1. Pemasangan IUD .................................................................................. 882
2. Post Pemasangan AKDR/IUD 1 minggu ............................................... 84
C. PEMBAHASAN ....................................................................................... 85

x
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 105
A. Kesimpulan .............................................................................................. 105
B. Saran ...........................................................................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 107
LAMPIRAN ....................................................................................................... 110

xi
DAFTAR SINGKATAN

AKI : Angka Kematian Ibu


AKB : Angka Kematian Bayi
AKBK : Alat Kontrasepsi Bawah Kulit
AKDR : Alat kontrasepsi Dalam Rahim
ANC : Ante Natal Care
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BBL : Bayi Baru Lahir
BBLR : Berat Bayi Lahir
DJJ : Denyut Jantung Janin
HB : Haemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMT : Indeks Masa Tubuh
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga berencana
KIE : Komunikasi Informasi dan Edukasi
KPD : Ketuban Pecah Dini
KN : Kunjungan Neonatal
K1 : Kunjungan Trimester 1
K2 : Kunjungan Trimester III
LILA : Lingkar Lengan Atas
MDG’s : Millenium Development Goals
NY : Nyonya
PAP : Pintu Atas Panggul
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
SDKI : Survei Demograf dan Kesehatan Indonesia
SAR : Segmen Atas Rahim

xii
SBR : Segmen Bawah Rahim
SDGs : Sustainable Develovment Goals
SOAP : Subjektif, Objektif, Analisa masalah, Penatalaksana
TBJ : Tafsiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TM : Trimester
TN Tuan
TFU Tinggi Fundus Uteri
TT Tetanus Toxoid
TTP Tafsiran Tanggal Persalinan
TTV Tanda-Tanda Vital

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pengukuran Tinggi Fundus Uteri ............................................ 11


Tabel 2.2 Kunjungan Pemeriksaan Antenatal ......................................... 14
Tabel 2.3 Pola Istirahat Sesuai Usia Bayi ............................................... 31
Tabel 3.1 Identitas Pasien ....................................................................... 48
Tabel 3.2 Hasil observasi kala I fase aktif .............................................. 66
Tabel 3.3 Apgar Score ............................................................................ 82

xiv
ABSTRAK

Nama Penulis : Fince Debby


Judul KTI : Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Pada Ny. L.R Masa
Hamil Sampai Dengan Masa Keluarga Berencana (KB)
Di Balai Pengobatan Dan Rumah Bersalin St. Martinus
Kabupaten Kaimana Periode Tanggal 26 oktober 2018
sampai 10 januari 2019

Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Berdasarkan Laporan
Profil Kesehatan Papua Barat 2017 kematian neonatal, bayi dan balita selama
tahun 2017 berturut-turut sebanyak 192 (Neonatal), 43 (Bayi), 14 (Balita). Papua
Barat merupakan penyumbang tingginya kematian ibu dimana dalam 3 tahun
terakhir (2012 – 2014) kematian ibu mengalami peningkatan yaitu 47,51 dan 60.
Sementara data Angka Kematian Bayi di kabupaten Kaimana sebanyak 5 orang.
Penyebab kematian berupa asfiksia 2 orang, kelainan bawaan 2 orang, BBLR 2
orang, lain-lain 2 orang. Sedangkan angka kematian ibu sebanyak 8 orang dengan
sebab kematian pendarahan 1 orang, infeksi (Nifas) 1 orang, jantung & paru 1
orang, dan asma 1 orang. 4 kematian dikarenakan kecelakaan. Dengan dilakukan
Asuhan Kebidanan secara berkelanjutan pada ibu hamil sampai masa nifas
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan AKI dan
AKB di Indonesia serta tercapai kesehatan ibu dan anak yang optimal.
Tujuan dari penelitian ini adalah dapat memberikan asuhan kebidanan pada
ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, hingga bayi batu lahir dengan menggunakan
pendekatan manajeman kebidanan metode Varney dan pendokumentasian SOAP.
Penelitian ini menggunakan metode studi penelaahan kasus yang terdiri dari
unit tunggal, yaitu penilaian ini dilakukan pada seorang ibu dalam menjalani
kehamilan, persalinan, nifas, dan bayi baru lahir. Lokasi studi kasus di Balai
Pengobatan dan Rumah Bersalin St. Martinus Kaimana dilaksanan pada tanggal
26 oktober 2018 sampai 10 januari 2019 dengan menggunakan format asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan metode Varney dan pendokumentasian SOAP,
teknik pengumpulan data menggnakan data primer dan data sekunder.
Hasil dari penelitian ini adalah Setelah dilakukan asuhan kebidanan
berkelanjutan pada Ny. L.R di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin St. Martinus
Kaimana, ibu sudah mengikuti anjuran yang diberikan dan keluhan ibu teratasi,
keadaan ibu sehat sehingga masa hamil sampai masa nifas berjalan normal dan
tidak ada penyulit
Kesimpulan dari penelitian ini adalah asuhan kebidanan yang dilakukan
pada Ny. L.R mulai dari hamil, bersalin, nifas dan BBL, tidak ditemukan adanya
kelainan dan penyulit yang menyertai

Kata Kunci: Asuhan Kebidanan, Kehamilan, AKB,AKI, Metode Varney

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada dasarnya proses kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan suatu
tahapan perkembangbiakan manusia yang alamiah, namun tetap harus
diwaspadai apabila terjadi hal-hal yang dapat menyebabkan kesehatan ibu dan
bayi, terutama pada ibu yang tidak mendapatkan asuhan di tenaga kesehatan.
Maka, upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan ibu dan anak
salah satunya adalah melaksanakan asuhan secara berkelanjutan atau continuity
of care. (Pratami, 2014).
Angka kematian ibu (AKI) adalah salah satu indikator yang dapat
menggambarkan kesejahteraan masyarakat di suatu negara. Menurut data
World Health Organization (WHO), angka kematian ibu di dunia pada tahun
2015 adalah 216 per 100.000 kelahiran hidup atau diperkirakan jumlah
kematian ibu adalah 303.000 kematian dengan jumlah tertinggi berada di
negara berkembang yaitu sebesar 302.000 kematian. Angka kematian ibu di
negara berkembang 20 kali lebih tinggi dibandingkan angka kematian ibu di
negara maju yaitu 239 per 100.000 kelahiran hidup sedangkan di negara maju
hanya 12 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (WHO, 2015).
Dalam acara Peluncuran Evidence Summit untuk Mengurangi Kematian
Ibu dan Bayi di Indonesia, di Jakarta. Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia
(AIPI) memaparkan temuan dari penelusuran sebanyak 7.831 literatur dan
makalah terkait kematian ibu yang baru melahirkan dan bayinya yang
dilakukan selama Juni 2016 hingga Maret 2018, bekerjasama dengan dengan
Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Salah satu data
yang dipaparkan adalah data dari ASEAN Millenium Development Goals
(MDGs) tahun 2017. Data tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2015
kematian ibu di Indonesia masih mencapai 305 per 100 ribu. Angka ini tiga
kali lipat lebih tinggi daripada target MDGs Indonesia, yaitu 102 per 100 ribu.
Angka ini menempatkan Indonesia sebagai negara dengan angka kematian

1
tertinggi kedua di Asia Tenggara. Urutan pertama ditempat oleh Laos dengan
angka kematian 357 per 100 ribu. Bila dibandingkan dengan tetangga terdekat,
yaitu Singapura dan Malaysia, jumlah kematian ibu melahirkan di Indonesia
masih sangat besar. Singapura pada tahun 2015 memiliki angka kematian ibu
melahirkan tujuh per 100 ribu, dan Malaysia di angka 24 per 100 ribu.
Berdasarkan Laporan Profil Kesehatan Papua Barat 2017 kematian
neonatal, bayi dan balita selama tahun 2017 berturut-turut sebanyak 192
(Neonatal), 43 (Bayi), 14 (Balita). Papua Barat merupakan penyumbang
tingginya kematian ibu dimana dalam 3 tahun terakhir (2012 – 2014) kematian
ibu mengalami peningkatan yaitu 47,51 dan 60. Tingginya kematian ibu
menggambarkan masih rendahnya pelayanan kepada ibu hamil, dimana
kunjungan ibu hamil pertama K1 dan K4 dalam 3 tahun ini (2012-2014)
mengalami penurunan yaitu 85,9%, 81,9% dan 81,8%, begitupun persalinan
oleh tenaga kesehatan 74,5%, 67,6% dan 58,4%.
Sementara data tahun 2018, Angka Kematian Bayi di kabupaten
Kaimana sebanyak 5 orang. Penyebab kematian berupa asfiksia 2 orang,
kelainan bawaan 2 orang, BBLR 2 orang, lain-lain 2 orang. Sedangkan angka
kematian ibu sebanyak 8 orang dengan sebab kematian pendarahan 1 orang,
infeksi (Nifas) 1 orang, jantung & paru 1 orang, dan asma 1 orang. 4 kematian
dikarenakan kecelakaan.
Proses persalinan dapat mempengaruhi keselamatan ibu dan bayinya,
sehingga dapat mempengaruhi angka kematian bayi maupun angka kematian
ibu saat melahirkan. Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir
sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain
disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi kebidanan (profesional).
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi terjadinya
kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan cukup tinggi. Oleh karena itu
untuk mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kehamilan, wanita lebih
diprioritaskan untuk menggunakan alat/cara KB. Berdasarkan Laporan Dinas
Sosila Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (KB) Kabupaten

2
Kaimana Tahun 2018, peserta Keluarga Berencana (KB) (KB) yang
menggunakan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) sebanyak 630 dari
9.250 pasangan usia subur (PUS). Sedangakan yang menggunakan metode Non
MKJP sebanyak 3.512 dari 9.250 pasangan usia subur (PUS). Jadi total
penggunaan KB aktif sebanyak 4.135. Terjadikan peningkatan pengguna KB
aktif jika dibandingkan dengan tahun 2017 yakni sebanyak 1.133. Jumlah
peserta KB baru tahun 2018 sebanyak 453 dari 9.250 PUS.
Penurunan angka kematian ibu dan angka kematian bayi saat ini masih
menjadi prioritas program kesehatan di Indonesia. Pada tahun 2012
Kementerian Kesehatan meluncurkan program Expanding Maternal and
Neonatal Survival (EMAS) dalam rangka menurunkan angka kematian ibu dan
neonatal sebesar 25%. Program EMAS berupaya menurunkan angka kematian
ibu dan angka kematian neonatal dengan cara: 1) meningkatkan kualitas
pelayanan emergensi obstetri dan bayi baru lahir minimal di 150 Rumah Sakit
PONEK dan 300 Puskesmas/Balkesmas PONED, 2) memperkuat system
rujukan yang efisien dan efektif antar puskesmas dan rumah sakit (Kemenkes
RI, 2015).
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis melakukan Asuhan Kebidanan
Pada Ny. L.R Masa Hamil Sampai dengan Masa Keluarga Berencana (KB) Di
Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin St. Martinus Kabupaten Kaimana.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi masalah
yang berkaitan dengan masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas, masa
interval dan asuhan bayi baru lahir serta melakukan pendokumentasian
kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan
Keluarga Berencana (KB) yang dilakukan di Balai Pengobatan dan Rumah
Bersalin Kaimana.

3
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberikan asuhan kebidanan secara continuity care pada ibu hamil,
bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana (KB) dengan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
b. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
c. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
d. Melakukan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir
e. Melakukan asuhan kebidanan pada Keluarga Berencana (KB)
f. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu
hamil, bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana (KB)

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Untuk meningkatkan pengalaman, wawasan dan pengetahuan
mahasiswi dalam memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan
pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga Berencana (KB)
2. Bagi Klinik
Sebagai bahan masukkan/ informasi mengenai pengetahuan tentang
asuhan kebidanan secara berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas,
neonatus dan Keluarga Berencana (KB)
3. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan kajian meningkatkan ilmu pengetahuan bagi peserta
didik
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk meningkatkan pengalaman dan wawasan dalam melakukan
penelitian serta dapat memahami tentang asuhan kebidanan secara
berkesinambungan pada ibu hamil, bersalin, nifas, neonatus dan Keluarga
Berencana (KB) .

4
E. Keaslian Laporan Kasus
Studi kasus serupa sudah pernah dilakukan oleh mahasiswi Jurusan
Kebidanan Akademi kebidanan Ngudi Waluyo Ungaran, Yunika Afrita Sari
(2016) Asuhan Kebidanan Berkelanjutan Padan Ny. Eva Susanti Di BPM
Cicilia Jarmini. Menggunakan metode 7 langkah Varney dan catatan
perkembangannya menggunakan metode SOAP.
Ada perbedaan antara studi kasus yang penulis lakukan dengan studi
kasus sebelumnya baik dari segi waktu, tempat dan subjek. Studi kasus yang
penulis ambil dilakukan pada tahun 2019 dengan judul “Asuhan Kebidanan
Berkelanjutan pada Ny. L.R di Balai Pengobatan dan Rumah Bersalin St.
Martinus Kaimana”. Studi kasus sama sama dilakukan dengan menggunakan
metode tujuh langkah varney dan catatan perkembangan menggunakan metode
SOAP.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Konsep Dasar Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses fisiologik yang hampir selalu
terjadi pada setiap wanita. Kehamilan terjadi setelah bertemunya sperma
dan ovum, tumbuh dan berkembang di dalam uterus selama 259 hari atau 37
minggu atau sampai 42 minggu (Nugroho & Itami, 2014).
Masa kehamilan dimulai sejak dari konsepsi sampai lahirya janin.
Proses kehamilan seperti mata rantai yang berkesinambungan dari ovulasi
hingga tahap akhir yaitu tumbuh kembang hasil konsepsi. Kehamilan
normal dibagi menjadi tiga yaitu kehamilan trimester I (0 - 12 minggu),
kehamilan trimester II (12 - 28 minggu) dan kehamilan trimester III (29 - 40
minggu). Kehamilan trimester III merupakan akhir dari suatu kehamilan
dalam periode ini pertumbuhan janin berada dalam rentang waktu 29 - 40
minggu dan janin dalam tahap penyempuran (Bobak, I.M., & Lowdermilk,
D.L. (2005).

2. Klasifikasi kehamilan
Kehamilan diklasifikasikan dalam 3 trimester menurut Sarwono
Prawirohardjo, 2011.
a. Trimester kesatu, dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu).
b. Trimester kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu).
c. Trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).

3. Tanda dan Gejala Awal Kehamilan


a. Tanda Presumtif/ Tanda Tidak Pasti
Tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah perubahan - perubahan
yang dirasakan oleh ibu (subjektif) yang timbul selama kehamilan. Yang
termasuk tanda presumtif/ tanda tidak pasti adalah :

6
1) Amenorhoe (tidak dapat haid)
Pada wanita sehat dengan haid yang teratur, amenorhoe menandakan
kemungkinan kehamilan. Gejala ini sangat penting karena umumnya
wanita hamil tidak dapat haid lagi. Kadang - kadang amenorhoe
disebabkan oleh hal - hal lain diantaranya akibat menderita penyakit
TBC, typhus, anemia atau karena pengaruh psikis.
2) Nausea (enek) dan emesis (muntah)
Pada umumnya, nausea terjadi pada bulan - bulan pertama kehamilan
sampai akhir triwulan pertama dan kadang - kadang disertai oleh
muntah. Nausea sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu.
Keadaan ini lazim disebut morning sickness. Dalam batas tertentu,
keadaan ini masih fisiologis, namun bila terlampau sering dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan dan disebut dengan hiperemesis
gravidarum.
3) Mengidam (menginginkan makanan atau minuman tertentu)
Sering terjadi pada bulan - bulan pertama dan menghilang dengan
makin tuanya usia kehamilan.
4) Mamae menjadi tegang dan membesar
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan progesteron
yang merangsang duktus dan alveoli pada mamae sehingga glandula
montglomery tampak lebih jelas.
5) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)
Keadaan ini terjadi pada bulan - bulan pertama tetapi setelah itu nafsu
makan akan timbul kembali.
6) Sering buang air kecil
Keadaan ini terjadi karena kandung kencing pada bulan - bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada
triwulan kedua, umumnya keluhan ini hilang oleh karena uterus yang
membesar keluar dari rongga panggul. Pada akhir triwulan, gejala ini
bisa timbul kembali karena janin mulai masuk ke rongga panggul dan
menekan kembali kandung kencing.

7
7) Obstipasi
Keadaan ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh
pengaruh hormon steroid.
8) Pigmentasi kulit
Keadaan ini terjadi pada kehamilan 12 minggu ke atas. Kadang –
kadang tampak deposit pigmen yang berlebihan pada pipi, hidung dan
dahi yang dikenal dengan kloasma gravidarum (topeng kehamilan).
Areola mame juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit
pigmen yang berlebihan. Daerah leher menjadi lebih hitam dan linea
alba. Hal ini terjadi karena pengaruh hormon kortiko steroid plasenta
yang merangsang melanofor dan kulit.
9) Epulis
Epulis merupakan suatu hipertrofi papilla ginggivae yang sering
terjadi pada triwulan pertama.
10) Varises (penekanan vena - vena)
Keadaan ini sering dijumpai pada triwulan terakhir dan terdapat pada
daerah genetalia eksterna, fossa poplitea, kaki dan betis. Pada
multigravida, kadang - kadang varises ditemukan pada kehamilan
yang terdahulu, kemudian timbul kembali pada triwulan pertama.
Kadang – kadang timbulnya varises merupakan gejala pertama
kehamilan muda.
b. Tanda Kemungkinan Hamil
Tanda kemungkinan hamil adalah perubahan – perubahan yang
diobservasi oleh pemeriksa (bersifat objektif), namun berupa dugaan
kehamilan saja. Semakin banyak tanda – tanda yang didapatkan, semakin
besar pula kemungkinan kehamilan. Yang termasuk tanda kemungkinan
hamil adalah :
1) Uterus membesar
Pada keadaan ini, terjadi perubahan bentuk, besar dan konsistensi
rahim. Pada pemeriksaan dalam, dapat diraba bahwa uterus
membesar.

8
2) Tanda hegar
Konsistensi rahim dalam kehamilan berubah menjadi lunak, terutama
daerah ismus. Pada minggu – minggu pertama, ismus uteri mengalami
hipertrofi seperti korpus uteri. Hipertrofi ismus pada triwulan pertama
mengakibatkan ismus menjadi panjang dan lebih lunak sehingga kalau
diletakkan dua jari dalam fornix posterior dan tangan satunya pada
dinding perut di atas simpisis maka ismus ini tidak teraba seolah –
olah korpus uteri sama sekali terpisah dari uterus.
3) Tanda chadwick
Hipervaskularisasi mengakibatkan vagina dan vulva tampak lebih
merah dan agak kebiru – biruan (livide). Warna porsiopun tampak
livide. Hal ini disebabkan oleh pengaruh hormone esterogen.
4) Tanda piscaseck
Uterus mengalami pembesaran, kadang – kadang pembesaran tidak
rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat tumbuhnya. Hal ini
menyebabkan uterus membesar ke salah satu jurusan pembesaran
tersebut.
5) Tanda braxton hicks
Bila uterus dirangsang, akan mudah berkontraksi. Waktu palpasi atau
pemeriksaan dalam uterus yang awalnya lunak akan menjadi keras
karena berkontraksi. Tanda ini khas untuk uterus dalam masa
kehamilan.
6) Goodell sign
Di luar kehamilan konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
merasakan ujung hidung, dalam kehamilan serviks menjadi lunak
pada perabaan selunak vivir atau ujung bawah daun telinga.
7) Reaksi kehamilan positif
Cara khas yang dipakai dengan menentukan adanya human chorionic
gonadotropin pada kehamilan muda adalah air seni pertama pada pagi
hari. Dengan tes ini, dapat membantu menentukan diagnosa kehamilan
sedini mungkin.

9
c. Tanda Pasti
Tanda pasti adalah tanda – tanda objektif yang didapatkan oleh
pemeriksa yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa pada
kehamilan. Yang termasuk tanda pasti kehamilan adalah :
1) Terasa gerakan janin
Gerakan janin pada primigravida dapat dirasakan oleh ibunya pada
kehamilan 18 minggu. Sedangkan pada multigravida, dapat dirasakan
pada kehamilan 16 minggu karena telah berpengalaman dari
kehamilan terdahulu. Pada bulan keempat dan kelima, janin berukuran
kecil jika dibandingkan dengan banyaknya air ketuban, maka kalau
rahim didorong atau digoyangkan, maka anak melenting di dalam
rahim.
2) Teraba bagian – bagian janin
Bagian – bagian janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan cara palpasi menurut leopold pada akhir trimester kedua.
3) Denyut jantung janin
Denyut jantung janin secara objektif dapat diketahui oleh pemeriksa
dengan menggunakan :
a) Fetal electrocardiograph pada kehamilan 12 minggu.
b) Sistem doppler pada kehamilan 12 minggu.
c) Stetoskop laenec pada kehamilan 18 – 20 minggu.
4) Terlihat kerangka janin pada pemeriksaan sinar rontgen.
5) Dengan menggunakan USG dapat terlihat gambaran janin berupa
ukuran kantong janin, panjangnya janin dan diameter bipateralis
sehingga dapat diperkirakan tuanya kehamilan.

4. Standar pelayanan antenatal care (ANC) pada kehamilan


Menurut JNPK-KR (2017), standar asuhan kehamilan yang sering
disebut pelayanan antenatal care/ ANC antara lain:
a. Pengukuran berat badan dan tinggi badan

10
Jika pada ibu hamil normal pertambahan berat badan (BB) dari trimester
I hingga trimester III yaitu 9 -13,9 kg dari kenaikan berat badan setiap
minggu yang tergolong normal 0,4 – 0,5 kg per minggu mulai dari
trimester II. Indeks Masa Tubuh ibu hamil sebelum hamil ditentukan oleh
berat badan ideal ibu setelah hamil. Dilakukannya pengukuran tinggi
badan bertujuan untuk mendeteksi faktor risiko terhadap kehamilan yang
sering berhubungan dengan rongga panggul.
b. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali ibu melakukan
kunjungan yang bertujuan untuk mengetahui standar tinggi, normal atau
rendah. Tekanan darah normal adalah 120/80 mmHg, jika tekanan darah
lebih tinggi atau sama 140/90 mmHg , kemungkinan akan termasuk
faktor risiko hipertensi.
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)
Pada saat kontak pertama dengan ibu hamil petugas wajib melakukan
skrining pengukuran LILA. Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui
status gizi pada ibu hamil tersebut. Jika ibu hamil memiliki lingkar
lengan atas < 23,5 cm maka ibu hamil tersebut bisa di kategorikan
menderita Kurang Energi Kronis (KEK). KEK dapat menyebabkan
melahirkan bayi BBLR, kematian saat persalinan, perdarahan, persalinan
yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan.
d. Pengukuran tinggi puncak rahim
Dilakukan pengukuran tinggi rahim bertujuan untuk melihat
pertumbuhan janin apakah sudah sesuai dengan usia kehamilan atau tidak
dengan menggunakan metode Mc. Donald. Metode. Mc. Donald
merupakan metode yang bisa menentukan umur kehamilan berdasarkan
minggu dan jika sudah mendapatkan hasil bisa dibandingkan dengan
hasil anamesis dari hari pertama haid terakhir dan mulai kapan gerakan
janin bisa dirasakan. Umur kehamilan dan tinggi fundus uteri (TFU)
harus sama dengan minggu yang dicantumkan pada HPHT.

11
Tabel 2.1
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri
No Tinggi Fundus Umur Kehamilan
Uteri (cm) dalam Minggu
1 12 cm 12
2 16 cm 16
3 20 cm 20
4 24 cm 24
5 28 cm 28
6 32 cm 32
7 36 cm 36
8 40 cm 40
(Asrinah dkk, 2015)

e. Penentuan status imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Untuk selanjutnya petugas kesehatan jika diperlukan melakukan
penyuntikkan tetanus toksoid sesuai dengan anjuran untuk melakukan
pencegahan tetanus pada ibu hamil dan bayi, dan status imunisasi
lengkap yaitu hingga TT5.
f. Pemberian tablet tambah darah
Pemberian tablet penambah darah bertujuan untuk mencegah terjadinya
anemia serta memenuhi kebutuhan Fe pada ibu hamil dan nifas. Awal
kehamilan ibu hamil dianjurkan minum 1 tablet tambah darah setiap hari
minimal selama 90 tablet, menurut Direktorat Bina Kesehatan Ibu
Kemenkes R.I (2013), tablet zat besi sebaiknya di minum pada malam
hari setelah makan atau sebelum tidur untuk mengurangi efek mual.
Tablet zat besi ini baik di minum jika bersamaan dengan vitamin C yang
bertujuan untuk penyerapan dari tablet zat besi tersebut.
g. Tes Laboratorium
Tes golongan darah dilakukan untuk mengetahui golongan darah ibu
untuk mempersiapkan donor bagi ibu hamil bila diperlukan, tes
hemoglobin (Hb) yang fungsinya untuk mengetahui ibu hamil tersebut
kekurangan darah atau tidak , pemeriksaan urin serta pemeriksaan darah
untuk mengetahui HIV, Malaria dan Sifilis dan HBsAG. Pemeriksaan

12
sifilis dilakukan dengan uji nontreponemal. Uji nontreponemal dibagi
menjadi 2 yaitu :
1) Uji Venereal Disease Research Laboratory (VDRL)
2) Uji Rapid Plasma Reagin (RPR)
h. Penentuan letak janin (presentasi kepala) dan perhitungan denyut jantung
janin
Pada pemeriksan Trimester III pada saat ibu hamil melakukan kunjungan
antenatal yang tujuannya untuk mengetahui letak janin. Kemudian
dilakukan pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ), denyut jantung janin
normal yaitu 120 kali/ menit - 160 kali/menit. Jika DJJ kurang dari
120x/menit atau lebih dari 160x/menit menunjukkan adanya gawat jani
segara lakukan rujukan.
i. Pelaksanaan temu wicara
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap, dilanjutkan pemberian
komunikasi interpersonal dan konseling oleh tenaga kesehatan
menjelaskan mengenai perawatan dalam kehamilan pada ibu untuk
mengetahui , pencegahan kelainan bawaan, persalinan, inisiasi menyusu
dini (IMD), nifas, perawatan bayi baru lahir, ASI Ekslusif, (KB)
Keluarga Berencana serta Imunisasi pada bayi.
j. Tatalaksana atau mendapatkan pengobatan
Berdasarkan hasil pemeriksaan antental yang dilakukan setiap keluhan
atau kelainan akan segera ditangani dengan di rujuk dengan sistem
rujukan yang sesuai dengan standar.

5. Asuhan Kehamilan
a. Pengertian Asuhan Kehamilan
Asuhan Kehamilan adalah upaya preventif program pelayanan
kesehatan obstetric untuk optimalisasi luaran maternal dan neonatal
melalui serangkaian kegiatan pemantauan rutin selama kehamilan
(Sarwono, 2014).

13
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa
observasi, edukasi dan penanganan kebidanan pada ibu hamil untuk
memperoleh suatu kehamilan dan persalinan yang aman dan memuaskan.
b. Tujuan Asuhan Kehamilan
Menurut Asrinah.dkk, (2015) tujuan asuhan kehamilan adalah
untuk memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi, meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan fisik, mental dan sosial ibu juga bayi, mengenali secara dini
adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi selama
hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan, dan
pembedahan, mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan
dengan selamat, mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan
pemberian ASI eksklusif, mempersiapkan ibu dan keluarga dapat
berperan dengan baik dalam memelihara bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu
dan tumbuh kembang bayi adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial
ibu juga bayi.
b. Mengenali secara dini adanya ketidak normalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan, dan pembedahan.
c. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat,
ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
d. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian
ASI ekslusif.
e. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran
bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.

14
c. Jadwal Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
Asuhan kehamilan memiliki jadwal pemeriksaan yaitu pemeriksaan
pertama yang dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid,
sedangkan pemeriksaan ulang dilakukan setiap bulan sampai umur
kehamilan 6 - 7 bulan, setiap 2 minggu sampai kehamilan berumur 8
bulan, dan setiap 1 minggu sejak umur kehamilan 8 bulan sampai terjadi
persalinan. Frekuensi pelayanan antenatal ditetapkan 4 kali selama
kehamilan, yaitu 1 kali pada trimester pertama (K1) dan 1 kali pada
trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga (K4).

Tabel 2.2
Kunjungan Pemeriksaan Antenatal
No Jumlah Kunjungan Waktu Kunjungan Yang di
Minimal Perlukan
1 1x pada trimester I Sebelum minggu ke 16
2 1x pada trimester II Antara minggu ke 24-28
3 2x pada trimester III Antara minggu ke 30-32 dan
antara minggu ke 36-38
(RI Kemenkes, 2013)

d. Tanda – Tanda Bahaya Ibu Hamil


Menurut Mangkuji, (2013) tanda – tanda bahaya ibu hamil adalah:
a. Perdarahan pada saat hamil muda dapat menyebabkan keguguran.
b. Perdarahan pada saat hamil tua dapat membahayakan keselamatan ibu
dan janin dalam kandungan.
c. Bengkak pada kaki, tangan, dan wajah, atau sakit kepala kadang kala
disertai kejang. Bengkak atau sakit kepala pada ibu hamil dapat
membahayakan keselamatan ibu dan bayi dalam kandungan.
d. Demam tinggi. Biasanya kondisi ini disebabkan oleh infeksi atau
malaria. Demam tinggi dapat membahayakan keselamatan ibu,
menyebabkan keguguran atau kelahiran kurang bulan.
e. Keluar air ketuban sebelum waktunya. Merupakan tanda adanya
gangguan pada kehamilan dan dapat membahayakan bayi dalam
kandungan.

15
f. Bayi dalam kandungan gerakannya berkurang atau tidak bergerak.
Keadaan ini merupakan tanda bahaya pada janin.

e. Kebutuhan ibu hamil


1) Nutrisi
Kalori yang dibutuhkan oleh ibu hamil perhari 2.500 kalori. Trimester
III ini asupan makan pada ibu sangat baik tetapi ibu di hindari makan
yang terlalu berlebihan yang mengandung karbohidrat. Ibu harus
meningkatkan makanan yang mengandung protein, buah- buahan dan
sayur – sayuran. Kebutuhan untuk minum minimal 8 gelas per hari
(Bobak, Lowdemilk, Jensen, 2005).
2) Personal Hygiene
Ibu hamil sangat perlu menjaga kebersihan seperti mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, setelah buang
air kecil dan buang air besar, mandi di anjurkan paling sedikit 2 kali
sehari, menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur, bersihkan
daerah kemaluan dan payudara, ganti pakaian dan pakaian dalam
setiap hari atau jika pakaian dalam terasa basah bisa langsung diganti
(Kementerian Kesehatan R.I, 2017).
3) Kebutuhan oksigen
Ibu hamil yang memasuki trimester III sering mengeluh bahwa ia
sesak, sesak ini di akibatkan oleh diafragma yang tertekan akibat
semakin membesarnya uterus sehingga kebutuhan oksigen akan
meningkat hingga 20%, (Nugroho, 2014).
4) Kebutuhan Seksual
Pada ibu kehamilan aterm diberikan informasai bahwa hubungan
seksual tidak membahayakan kandungan dan janinnya. Sperma dapat
membuat kontraksi yang memicu terjadinya persalinan (Bobak,
Lowdermik, Jensen, 2005).
5) Senam Hamil

16
Ibu hamil bisa melakukan senam hamil di mulai pada umur kehamilan
24 minggu sampai menjelang persalinan untuk melakukan gerakan
senam hamil tersebut. Senam hamil ini bermanfaat untuk memperkuat
otot dasar panggul untuk mengurangi rasa sakit pinggang yang sering
di alami ibu pada trimester III, melatih pernafasan, dan memperlancar
sirkulasi darah (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2005).
6) Istirahat
Ibu hamil dianjurkan untuk tidur malam paling sedikit 6-7 jam dan
tidur siang 1-2 jam. Posisi tidur ibu hamil sebaiknya miring kiri dan
lakukan rangsangan pada janin dengan mengelus – elus perut ibu dan
ajak janin lebih sering berbicara (Bobak, Lowdermik, Jensen, 2005).

B. Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi
uterus yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks,
kelahiran bayi, dan kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan
proses alamiah. (Rohani, 2011).
Walyani, (2015) Persalinan (partus) adalah suatu proses pengeluaran
hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina kedunia
luar. Sedangkan persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan yang cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan
dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa
komplikasi pada ibu maupun pada janin.

2. Fase dalam persalinan


Menurut JNPK-KR (2017), terdapat empat tahapan dalam persalinan
meliputi:
1. Kala I
Dimulai dari setelah tercapai kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks dengan frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit
,penipisan dan pembukaan seviks, intensitas, pengeluaran cairan lendir

17
bercampur darah dan durasi yang cukup untuk menghasilkan pendataran
dan dilatasi serviks mencapai pembukaan lengkap (10 cm). Kala I
persalinan dibagi menjadi dua fase laten dan fase aktif. Fase laten di
mulai dari awal kontraksi yang membuat pembukaan dan penipisan
seviks secara bertahap dan berlangsung (6 - 8 jam) ditandai dengan
pembukaan serviks sampai 4 cm yang berkisar delapan jam dan fase aktif
dimulai dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan lengkap (10 cm) dalam
yang berkisar selama 7 jam. Fase aktif terjadi penurunan bagian terbawah
janin dan mencapai pembukaan lengkap dengan kecepatan rata-rata 1 cm
per jam (nulipara atau primigravida) dan lebih dari 1 cm hingga 2 cm
pada multipara serta kontraksi uterus yang semakin adekuat jika terjadi
tiga kali atau lebih dalam waktu 10 menit dan berlangsung selama 40
detik. Pencatatan pada fase aktif kala I persalinan menggunakan
partograf. Hasil pemeriksaan selama fase aktif meliputi : informasi
tentang ibu, kondisi janin, kemajuan persalinan, jam dan waktu, kontraksi
uterus, obat-obatan dan cairan yang diberikan, kondisi Ibu dan asuhan,
pengamatan dan keputusan klinik lainnya dilakukan pencatatan.
2. Kala II
Kala II dimulai ketika pembukaan serviks sudah 10 cm atau pembukaan
lengkap dilanjutkan dengan upaya untuk mendorong bayi agar keluar dari
jalan lahir dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II ini sering disebut
dengan kala pengeluaran bayi. Proses ini biasanya berlangsung dua jam
pada primigravida dan satu jam pada multigravida. Tanda gejala kala II
yaitu ibu merasa ingin meneran saat ada kontraksi, terlihat tekanan pada
anus dan vagina, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka,
meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, kepala telah turun di dasar
panggul.
3. Kala III
Kala III persalinan merupakan kala dimana plasenta terlepas dari uterus
dan dilahirkan. Jarak waktu plasenta lahir dengan lahirnya bayi lahir
dengan spontan biasanya 6-15 menit.

18
4. Kala IV
Kala empat persalinan dilakukan pengawasan setelah lahirnya bayi dan
plasenta. Kala empat ini juga perlu dilakukanpemantauan pendarahan dan
observasi secara cermat dengan pemeriksaan tanda- tanda vital, kontraksi
otot rahim, dan kandung kemih setiap ±15 menit.

3. Bidang Hodge
Bidang-bidang hodge ini dipelajari untuk menentukan sampai dimanakah
bagian terendah janin turun dalam panggul dalam persalinan.
 Bidang hodge I : ialah bidang datar yang melalui bagian atas simfisis
dan promontorium. bidang ini dibentuk pada
lingkaran PAP.
 Bidang hodge II : ialah bidang yang sejajar dengan bidang hodge I
terletak setinggi bagian bawah simfisis
 Bidang hodge III ialah bidang yang sejajar dengan bidang Hodge I
dan II terletak setinggi spina iskiadika kanan dan
kiri. pada rujuakan lain bidang hodge III ini disebut
jua bidang O. kepala yang berada di atas 1 cm
disebut (-1) atau sebaliknya.
 Bidang Hodge IV ialah bidang yang sejajar dengan Bidang Hodge
I,II,dan III terletak setiggi os koksigis

4. Asuhan Kebidanan pada Ibu bersalin


a. Pengertian Asuhan Persalinan
Dasar asuhan persalinan normal adalah asuhan yang ebrsih dan
aman selama persalinan dan setelah bayi lahir, serta upaya pencegahan
komplikasi terutama perdarahan pasca-persalinan, hipotermia, dan
asfiksia pada persalinan (Saifuddin, 2014).

19
b. Tujuan Asuhan Persalinan
Memberikan asuhan yang memadai selama persalinan dalam upaya
mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman, dengan
memerhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi (Jannah, 2017).

c. Asuhan yang Diberikan pada Persalinan


Menurut Saifuddin, (2014) 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal
(APN) yaitu:
1) Melihat tanda dan gejala kala II
Mempunyai keinginan untuk meneran, ibu merasa tekanan yang
semakin meningkat pada rektum atau vaginanya, perineum menonjol,
vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
2) Menyiapkan pertolongan persalinan.
Memastikan perlengkapan, bahan, dan obat-obatan esensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai di dalam partus set.
3) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu
tertutup kedap air, tutup kepala, masker dan kaca mata.
4) Melepaskan semua perhiasan yang dipakai dibawah siku, mencuci
kedua tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk satu kali pakai/pribadi yang
bersih
5) Memakai sarung tangan dengan Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT) atau
steril untuk semua pemeriksaan dalam.
6) Mengisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkan
kembali di partus set.
7) Menyiapkan pertolongan persalinan, memastikan perlengkapan,
bahan, dan obat-obatan esensial siap digunakan. Mematahkan ampul
oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik steril sekali pakai di
dalam partus set.

20
8) Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan tabung suntik
steril sekali pakai di dalam partus set.
9) Memastikan pembukaan lengkap dengan janin baik, membersihkan
vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas/kassa yang sudah dibasahi air
DTT. Jika mulut vagina, perineum, atau anus terkontaminasi oleh
kotoran ibu, membersihkannya dengan seksama dengan cara menyeka
dari depan ke belakang. Membuang kapas/kassa yang terkontaminasi
dalam wadah yang benar. Mengganti sarung tangan jika
terkontaminasi.
10) Dengan menggunakan teknik aseptik, melakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan serviks sudah lengkap. Bila
selaput ketuban belum pecah, sedangkan pembukaan sudah lengkap,
lakukan amniotomi
11) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan tangan
yang masih memakai sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% dan kemudian melepaskannya dalam keadaan terbalik serta
merendamnya dalam larutan klorin 0,5%.
12) Memeriksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi berakhir
untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas normal (100-180
kali/menit).
13) Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
meneran Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan
janin baik. Membantu ibu dalam posisi yang nyaman sesuai dengan
keinginannya
14) Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu meneran
15) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran: Membimbing ibu untuk meneran saat ibu
mempunyai keinginan untuk meneran. Mendukung dan memberi
semangat atas usaha ibu meneran.

21
16) Membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai dengan
pilihannya. Menganjurkan ibu untuk istirahat di antara kontraksi.
17) Menganjurkan keluarga untuk mendukung dan memberi semangat
pada ibu. Menganjurkan asupan cairan per oral. Menilai DJJ setiap 5
menit. Jika bayi belum lahir atau kelahiran bayi belum akan terjadi
segera dalam waktu 120 menit meneran untuk ibu primipara atau 60
menit untuk ibu multipara, merujuk segera. Jika ibu tidak memiliki
keinginan untuk meneran.
18) Menganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi
yang aman. Jika ibu belum ingin meneran dalam 60 menit, anjurkan
ibu untuk mulai meneran pada puncak kontraksi-kontraksi tersebut
dan beristirahat diantara kontraksi. Jika bayi belum lahir atau
kelahiran bayi belum akan terjadi segera setelah 60 menit meneran,
merujuk ibu dengan segera.
19) Persiapan pertolongan kelahiran bayi Jika kepala bayi telah membuka
vulva dengan diameter 5-6 cm, letakkan handuk bersih di atas perut
ibu untuk mengeringkan bayi.
20) Meletakkan kain yang bersih dilipat 1/3 bagian, di bawah bokong ibu.
21) Membuka partus set
22) Memakai sarung tangan DTT atau steril pada kedua tangan.
23) Menolong kelahiran bayi Saat kepala bayi membuka vulva dengan
diameter 5-6 cm, lindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi
kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan
kepala keluar perlahan-lahan. Menganjurkan ibu untuk meneran
perlahan-lahan atau bernapas cepat saat kepala lahir.
24) Dengan lembut menyeka muka, mulut, dan hidung bayi dengan kain
kassa yang bersih
25) Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
hal itu terjadi, dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran
bayi. Jika tali pusat melilit leher janin dengan longgar, lepaskan lewat

22
bagian atas kepala bayi. Jika tali pusat melilit leher bayi dengan erat,
mengklemnya di dua tempat dan Memotongnya.
26) Menunggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar secara
spontan.
27) Lahir bahu Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, tempatkan
kedua tangan di masing-masing sisi muka bayi.
28) Menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan
lembut menariknya ke arah bawah dan ke arah luar hingga bahu
anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian dengan lembut
menarik ke arah atas dan ke arah luar untuk melahirkan bahu
posterior.
29) Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala
bayi yang berada di bagian bawah ke arah perineum, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan
lengan bagian bawah untuk menyanggah tubuh bayi saat dilahirkan.
30) Menggunakan tangan anterior (bagian atas) untuk mengendalikan siku
dan tangan anterior bayi saat keduanya lahir. Setelah tubuh dari
lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas (anterior) dari
punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat pungung kaki
lahir. Pegang kedua mata kaki bayi dengan hati-hati membantu
melahirkan bayi.
31) Penanganan bayi baru lahir. Menilai bayi dengan cepat (dalam 30
detik), kemudian meletakkan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala bayi sedikit rendah dari tubuhnya (bila bayi mengalami asfiksia
lakukan resusitasi)
32) Segera membungkus kepala dan badan bayi dengan handuk dan
biarkan kontak kulit ibu- bayi. Lakukan penyuntikan oksitosin/I.M
33) Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan pengurutan pada tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan
memasang klem kedua 2 cm dari klem pertama (ke arah ibu).

23
34) Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi bayi dari
gunting dan memotong tali pusat di antara dua klem tersebut.
35) Mengeringkan bayi, mengganti handuk yang basah dan menyelimuti
bayi dengan kain atau selimut yang bersih dan kering, menutupi
bagian kepala, membiarkan tali pusat terbuka. Jika bayi mengalami
kesulitan bernapas ambil tindakan yang sesuai.
36) Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu untuk
memeluk bayinya dan memulai pemberian ASI jika ibu
menghendakinya.
37) Oksitosin Meletakkan kain yang bersih dan kering. Melakukan palpasi
abdomen untuk menghilangkan kemungkinan adanya bayi kedua.
38) Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
39) Dalam waktu 2 menit setelah kelahiran bayi, berikan suntikan
oksitosin 10 IU IM di 1/3 atau paha kanan ibu bagian luar, setelah
mengaspirasinya terlebih dahulu.
40) Penegangan tali pusat terkendali, memindahkan klem pada tali pusat
41) Meletakkan satu tangan di atas kain yang ada di perut ibu, tepat di atas
tulang pubis, dan menggunakan tangan ini untuk melakukan palpasi
kontraksi dan menstabilkan uterus. Memegang tali pusat dan klem
dengan tangan yang lain.
42) Menunggu uterus berkontraksi dan kemudian melakukan penegangan
ke arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan tekanan yang
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan
uterus ke arah atas dan belakang (dorso kranial) dengan hati-hati
untuk membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta
tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan penegangan tali pusat dan
menunggu hingga kontraksi berikut mulai. Jika uterus tidak
berkontraksi, meminta ibu atau seorang anggota keluarga untuk
melakukan rangsangan puting susu.
43) Mengeluarkan plasenta setelah plasenta terlepas, meminta ibu untuk
meneran sambil menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian ke

24
arah atas mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus. Jika tali pusat bertambah panjang,
pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm dari vulva. Jika
plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat selama
15 menit: Mengulangi pemberian oksitosin 10 unit I.M, menilai
kandung kemih dan dilakukan kateterisasi kandung kemih dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu
44) Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran
plasenta dengan kedua tangan. Memegang plasenta dengan dua tangan
dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut perlahan melahirkan selaput ketuban tersebut.
Jika selaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT atau steril
dan memeriksa vagina dan serviks ibu dengan seksama. Menggunakan
jari-jari tangan atau klem atau forsep DTT atau steril untuk
melepaskan bagian selaput yang tertinggal.
45) Pemijatan uterus segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
lakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di fundus dan
melakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga
uterus berkontraksi (fundus menjadi keras).
46) Menilai perdarahan, Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang
menempel pada ibu maupun janin dan selaput ketuban untuk
memastikan bahwa plasenta dan selaput ketuban lengkap dan utuh.
Meletakkan plasenta di dalam kantung plastik atau tempat khusus.
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase selama 15
detik, maka ambil tindakan yang sesuai.
47) Mengevaluasi adanya laserasi pada vagina dan perineum dan segera
menjahit laserasi yang mengalami perdarahan aktif.
48) Melakukan prosedur pascapersalinan. Menilai ulang uterus dan
memastikannya berkontraksi dengan baik

25
49) Mencelupkan kedua tangan yang memakai sarung tangan ke larutan
klorin 0,5%, membilas kedua tangan dengan air DTT dan
mengeringkannya dengan kain yang bersih dan kering.
50) Menempatkan klem tali pusat DTT atau steril atau mengikatkan tali
DTT dengan simpul mati sekeliling tali pusat sekitar 1 cm dari pusat.
51) Mengikat satu lagi simpul mati di bagian pusat yang berseberangan
dengan simpul mati yang pertama.
52) Melepaskan klem bedah dan meletakkannya ke dalam larutan klorin
0,5%.
53) Menyelimuti kembali bayi dan menutupi bagian kepalanya.
Memastikan handuk atau kainnya bersih atau kering.
54) Menganjurkan ibu untuk mulai memberikan ASI.
55) Menganjurkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan
pervaginam: 2-3 kali dalam 15 menit pertama pascapersalinan. Setiap
15 menit pada 1 jam pertama pascapersalinan. Setiap 20-30 menit
pada jam kedua pascapersalinan. Jika uterus tidak berkontraksi dengan
baik, laksanakan perawatan yang sesuai untuk penatalaksanaan atonia
uteri. Jika ditemukan laserasi yang memerlukan penjahitan, lakukan
penjahitan dengan anestesi lokal dan menggunakan teknik yang
sesuai.
56) Mengajarkan pada ibu dan keluarga bagaimana melakukan masase
uterus dan memeriksa kontraksi uterus.
57) Mengevaluasi kehilangan darah, memeriksa tekanan darah, nadi, dan
keadaan kandung kemih setiap 15 menit selama satu jam pertama
pascapersalinan dan setiap 30 menit selama jam kedua
pascapersalinan. Memeriksa temperatur tubuh ibu sekali setiap jam
selama dua jam pertama pascapersalinan.
58) Kebersihan dan keamanan, menempatkan semua peralatan di dalam
larutan klorin 0,5% untuk dokumentasi (10 menit). Mencuci dan
membilas peralatan setelah dekontaminasi. Membuang bahan-bahan
yang terkontaminasi ke dalam tempat sampah yang

26
sesuai.Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT.
Membersihkan cairan ketuban, lendir, dan darah. Membantu ibu
memakai pakaian yang bersih dan kering. Memastikan bahwa ibu
nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
59) Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minuman dan
makanan yang diinginkan.Mendekontaminasi daerah yang digunakan
untuk melahirkan dengan larutan klorin 0,5% dan membilas dengan
air bersih.Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5% membalikkan bagian dalam ke luar dan merendamnya dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit. Mencuci kedua tangan dengan
sabun dan air mengalir.
60) Dokumentasi, melengkapi partograf (halaman depan dan belakang).

C. Nifas
1. Pengertian Nifas
Menurut Walyani, (2015) masa nifas atau puerperium adalah masa
setelah partus sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan seperti sebelum
hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira 6-8 minggu. Masa nifas
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan bayi di Indonesia. Asuhan kebidanan yang diberikan oleh
seorang pemberi pelayanan kebidanan sangat mempengaruhi kualitas
asuhan yang diberikan dalam tindakan kebidanan seperti upaya pelayanan
antenatal, intranatal, postnatal, dan perawatan bayi baru lahir (Saleha,
2013).
Menurut Walyani dan Endang, (2015) tahapan masa nifas dibagi
menjadi tiga yaitu:
a. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan.
b. Puerperium intermedial, yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genital.
c. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pelih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai

27
komlikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,
bulan, atau tahun.

2. Perubahan fisiologis dan psikologis masa nifas


Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas (Varney, Kriebs,
Gegor, 2007), antara lain :
a. Perubahan Involusi
Involusi uterus adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya
alat kandung atau uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan hingga
mencapai keadaan seperti sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram
b. Lochea
Lochea adalah cairan secret yang keluar melalui vagina dan mengandung
sisa jaringan uterus meliputi :
a. Lochea rubra, merupakan darah yang keluar pada hari ke 1- 4 setelah
post partum, berwarna merah berisi darah segar terang sampai merah tua
yang mengandung jaringan desidua.
b. Lochea sanguinolenta, yaitu cairan yang keluar berwarna merah
kecoklatan dan berlendir, yang berlangsung dari hari ke- 4 sampai ke- 7
postpartum.
c. Lochea serosa, pengeluaran secret pada hari ke 7-14 yang berwarna
kuning kecoklata dan mengandung cairan serosa, jaringan desidua,
leukosit serta eritrosit.
d. Lochea alba, selaput lendir serviks serta serabut jaringan mati. Dapat
dimulai pada hari ke – 14 kemudian makin lama semakin sedikit hingga
sama sekali berhenti sampai 1 atau 2 minggu.
c. Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI di produksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Maka laktasi
mempunyai tujuan meningkatkan pemberan ASI eksklusif dan
meneruskan pemberian ASI sampai anak umur 2 tahun secara baik dan
benar serta anak mendapatkan kekebalan tubuh secara alami.

28
3. Kebutuhan ibu selama masa nifas
a. Nutrisi
Asupan kalori ibu nifas perlu mendapatkan tambahan 500 kalori tiap hari.
Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14
gelas sehari, dan 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari. Ibu nifas yang
menyusui konsumsi tambahan protein dan energi meliputi umur bayi 0-6
bulan membutuhkan 700 kalori dan 16 gram protein. Menyusui bayi umur
7-12 bulan 500 kalori dan 12 gram protein. Ibu nifas perlu mengosumsi
konsumsi vitamin A 200.000 iu segera setelah melahirkan dan pada hari
kedua jarak minum kapsul pertama dengan kedua minimal 24 jam
(Varney, Kriebs, Gegor, 2007).
b. Kebersihan diri
Membersihkan daerah vulva dari depan ke belakang setelah buang air kecil
atau besar dengan sabun dan air. Mengganti pembalut dua kali sehari,
mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah kelamin, menghindari menyentuh daerah luka episiotomi atau
laserasi (Kementerian Kesehatan R.I, 2017).
c. Istirahat
Beristirahat yang cukup dan kembali melakukan rutinitas rumah tangga
secara bertahap (Kementerian Kesehatan R.I, 2017).
d. Eliminasi
Pengeluaran air seni akan meningkat 12 jam setelah melahirkan. Buang air
besar akan sulit karena ketakutan rasa sakit, takut jahitan terbuka atau
karena adanya hemoroid. Kesulitan ini dapat dibantu dengan mobilisasi
dini, mengkomsumsi makanan berserat, dan cukup minum (Bobak,
Lowdermik, Jensen, 2005).
e. Exercise
Aktivitas gerak bagi ibu hamil sangat diperlukan karena dapat
meningkatkan kebugaran. Senam hamil dilakukan bertujuan untuk
membantu ibu mengatasi kecemasan, melatih pernafasan menjelang
persalinan dan melancarkan sirkulasi darah. Mengajarkan latihan untuk

29
otot perut dan panggul, menarik otot perut bagian bawah selagi menarik
napas dalam posisi tidur terlentang dengan lengan di samping, tahan nafas
sampai hitungan 5, angkat dagu ke dada, ulangi sebanyak 10 kali. berdiri
dengan kedua tungkai dirapatkan. Tahan dan kecangkan otot pantat,
pinggul sampai hitungan 5, ulangi sebanyak 5 kali (Kementerian
Kesehatan R.I, 2013).
f. Metode kontrasepsi
Pada pemilihan alat kontrasepsi harus mempertimbangkan sebelum 42 hari
masa nifas. Jika ibu ingin memberikan ASI Ekslusif terhadap anaknya ibu
bisa menggunakan Metode Amenore Laktasi (MAL). Ibu juga bisa
memilih alat kontrasepsi kondom (Kementerian Kesehatan R.I, 2017).

4. Standar pelayanan pada masa nifas


Pelayanan nifas yang menurut Kementerian Kesehatan RI (2017),
asuhan yang dapat dilakukan pada masa nifas yaitu pelayanan kesehatan ibu
nifas dilaksanakan minimal 3 kali yaitu:
1. KF 1 (6 jam – 3 hari setelah pasca melahirkan)
Kunjungan nifas yang ke-1 diberikan pada 6 jam pertama sampai 3 hari
setelah persalinan. Asuhan yang diberikan berupa pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemantauan jumlah darah yang keluar dari vagina, pemeriksaan
payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6 bulan, pemberian kapsul vitamin A
200.000 IU segera setelah melahirkan dan pemberian dosis kedua pada 24
jam setelah melahirkan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan
pelayanan KB pasca persalinan.
2. KF 2 (hari ke-4 sampai 28 hari pasca persalinan)
Kunjungan nifas ke-2 diberikan pada hari ke-4 sampai hari ke-28 setelah
persalinan. Pelayanan yang diberikan adalah pemeriksaan tanda-tanda
vital, pemantauan jumlah darah yang keluar, pemeriksaan cairan yang
keluar dari vagina, pemeriksaan payudara dan anjuran ASI Ekslusif 6
bulan, minum tablet tambah darah setiap hari, dan pelayanan KB pasca
persalinan.

30
3. KF 3 (hari ke -29 sampai 42 hari setelah melahirkan)
Kunjungan nifas ke-3 dilakukan hari ke-29 sampai hari ke-24 setelah
persalian. Asuhan yang diberikan yaitu pelayanan sama dengan asuhan
KF2.

D. Bayi baru lahir


1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Menurut Jenny Sondakh, (2013) bayi baru lahir normal adalah bayi
yang lair pada usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara
2500-4000 gram. Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan,
38-42 minggu dengan berat badan sekitar 2500-3000 dan panjang badan
sekitar 50-55 cm.

2. Fisiologi Bayi Baru Lahir


Tanda- tanda bayi baru lahir normal menurut Tando, (2016) adalah
sebagai berikut:
a. Berat badan lahir bayi antara 2500-4000 gram
b. Panjang badan bayi 48-50 cm
c. Lingkar dada bayi 32-34 cm
d. Lingkar kepala bayi 33-35 cm
e. Bunyi jantung dalam menit pertama ±180 x/menit, kemudian tuerun
sampai 140-120 kali/menit pada saat bayi berumur 30 menit.
f. Pernapasan cepat pada menit-menit pertama kira-kira 80 x/menit
disertai pernapasan cuping hidung, retraksi suprasternal dan interkostal,
serta rintihan hanya berlangsung 10-15 menit.
g. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subcutan cukup
terbentuk dan dilapisi verniks kaseosa
h. Rambut lanugo telah hilang, rambut kepala tumbuh baik
i. Kuku telah agak panjang dan lemas
j. Genetalia: testis sudah turun (pada bayi laki-laki) dan labia mayora
telah menutupi labio minora (pada bayi perempuan)
k. Refleks isap, menelan, dan moro telah terbentuk

31
l. Eliminasi, urine, dan mekonium normalnya keluar pada 24 jam
pertama. Mekonium memiliki karakteristik hitam kehijauan dan
lengket.

3. Kebutuhan bayi baru lahir


Kebutuhan bayi baru lahir menurut rukiyah, (2013) adalah sebagai
berikut:
a. Pemberian minum
Salah satu dan yang pokok minuman yang boleh dikonsumsi oleh bayi
baru lahir dan diberikan secara cepat/dini adalah ASI (Air Susu Ibu),
karena ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi. Berikan ASI
sesering mungkin sesuai keinginan bayi (on demand) atau sesuai
keinginan ibu (jika payudara penuh) atau sesuai kebutuhan bayi setiap
2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), berikan ASI dari salah satu
sebelahnya. Berikan ASI saja (ASI eksklusif) sampai bayi berumur 6
bulan.
b. Kebutuhan istirahat/tidur
Dalam 2 minggu pertama setelah lahir, bayi normalnya sering tidur.
Neonatus usia sampai 3 bulan rata-rata tidur sekitar 16 jam sehari. Pada
umumnya bayi mengenal malam hari pada usia 3 bulan. Jumlah total
tidur bayi akan berkurang seiring dengan bertambahnya usia bayi
Tabel 2.3
Pola Istirahat Sesuai Usia Bayi
Usia Lama Tidur
1 minggu 16,5 jam
1 tahun 14 jam
2 tahun 13 jam
5 tahun 11 jam
9 tahun 10 jam
(Rukiyah, (2013)
c. Menjaga kebersihan kulit bayi
d. Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya 6 jam setelah lahir. Sebelum
dimandikan periksa bahwa suhu tubuh bayi stabil (suhu aksila antara
36,5°C-37,5°C), jika suhu tubuh bayi masih di bawah batas normal

32
maka selimuti tubuh bayi dengan longgar, tutupi bagian kepala,
tempatkan bersama dengan ibunya (skin to skin), tunda memandikan
bayi sampai suhu tubuhnya stabil dalam waktu 1 jam. Tunda juga untuk
memandikan bayi jika mengalami gangguan pernapasan.
e. Menjaga keamanan bayi
f. Jangan sesekali meninggalkan bayi tanpa ada yang menunggu. Hindari
pemberian apapun kemulut bayi selain ASI, karena bayi bisa tersedak.
Jangan menggunakan penghangat buatan ditempat tidur bayi.

4. Asuhan Bayi Baru Lahir


Asuhan bayi baru lahir adalah menjaga bayi agar tetap hangat,
membersikan saluran napas (hanya jika perlu), mengeringkan tubuh bayi
(kecuali telapak tangan), memantau tanda bahaya, memotong dan
mengikat tali pusat, melakukan inisiasi menyusui dini (IMD), memberikan
suntikan vitamin K1, memberi salep mata antibiotik pada kedua mata,
memberi imunisasi Hepatitis B, serta melakukan pemeriksaan fisik
(Lyndon Saputra, 2014).

5. Tujuan Asuhan Bayi Baru lahir


Menurut Lockhart, (2014) tujuan Asuhan Bayi Baru Lahir adalah
untuk membersihkan jalan nafas dan merangsang pernapasan, memantau
ada tidaknya anomali eksternal, memberikan kehangatan pada neonatus
secara adekuat, membantu neonatus beradaptasi dengan lingkungan
ekstrauterin, mencegah infeksi dan cedera, dan untuk membersihkan bayi

6. Penanganan Pada Bayi Baru Lahir


1) Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan perawatan tali pusat.
2) Jangan membungkus tali pusat atau mengoleskan cairan atau bahan
apapun ke puntung tali pusat.
3) Mengoleskan alkohol atau povidon yodium masih diperkenankan
apabila terdapat tanda infeksi.
4) Lipat popok harus di bawah puntung tali pusat.

33
5) Luka tali pusat harus dijaga tetap kering dan bersih sampai sisa tali
pusat mengering dan terlepas sendiri.
6) Jika puntung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT dan
sabun dan segera keringkan secara saksama dengan menggunakan kain
bersih.Perhatikan tanda- tanda infeksi tali pusat: kemerahan pada kulit
sekitar tali pusat, tampak nanah atau berbau. Jika terdapat tanda infeksi,
nasihati ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas kesehatan.
7) Melakukan Inisiasi Menyusui Dini
Prinsip pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin, eksklusif selama
6 bulan dilanjutkan sampai 2 tahun dengan makanan pendamping ASI
sejak usia 6 bulan. Pemberian ASI pertama kali dapat dilakukan setelah
mengikat tali pusat. Langkah IMD pada bayi baru lahir adalah sebagai
berikut :
a) Lakukan kontak kulit ibu dengan kulit bayi selama paling sedikit
satu jam.
b) Biarkan bayi mencari dan menemukan puting dan mulai menyusui.
8) Memberikan Identitas Diri
Segera setelah IMD, bayi baru lahir di fasilitas kesehatan segera
mendapatkan tanda pengenal berupa gelang yang dikenakan kepada
bayi dan ibunya untuk menghindari tertukar nya bayi. Gelang pengenal
tersebut berisi identitas nama ibu dan ayah, tanggal, jam lahir, dan jenis
kelamin. Apabila fasilitas memungkinkan, dilakukan juga pembuatan
cap telapak kaki bayi pada rekam medis kelahiran.
9) Memberikan Suntikan Vitamin K1
Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna,
semua bayi baru lahir beresiko mengalami perdarahan. Untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada semua bayi baru lahir, terutama
bayi BBLR diberikan suntikan vit K1 (phytomenadione) sebanyak 1 mg
dosis tunggal, intramuskular pada anterolateral paha kiri. Suntikan vit
K1 dilakukan setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi
Hepatitis B.

34
10) Memberi Salep Mata Antibiotik pada Kedua Mata
Salep mata diberikan kepada bayi untuk mencegah terjadinya infeksi
pada mata. Salep ini sebaiknya diberikan 1 jam setelah lahir. Salep mata
yang biasa digunakan adalah tetrasiklin 1 %.
11) Memberikan Imunisasi
Imunisasi Hepatitis B pertama (HB-0) diberikan 1-2 jam setelah
pemberian vitamin K1 secara intramuskular. Imunisasi Hepatitis B
bermanfaat untuk mencegah infeksi Hepatitis B terhadap bayi, terutama
jalur penularan ibu-bayi. Imunisai Hepatitis B harus diberikan pada
bayi usia 0-7 hari .
12) Melakukan Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan atau pengkajian fisik pada bayi baru lahir dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat kelainan yang perlu mendapat tindakan
segera serta kelainan yang berhubungan dengan kehamilan, persalinan,
dan kelahiran. Prosedur pemeriksaan fisik pada bayi baru lahir antara
lain :
a) Menginformasikan prosedur dan meminta persetujuan orangtua
b) Mencuci tangan dan mengeringkannya: Jika perlu gunakan sarung
tangan
c) Memastikan penerangan cukup dan hangat untuk bayi
d) Memeriksa secara sistematis head to toe (dari kepala hingga jari
kaki)
e) Mengidentifikasi warna kulit dan aktivitas bayi
f) Mencatat miksi dan mekonium bayi
g) Mengukur lingkar kepala (LK), lingkar dada (LD), lingkar perut
(LP), lingkar lengan atas (LILA), dan panjang badan, serta
menimbang berat badan.

35
E. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga berencana merupakan usaha suami istri untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Usaha yang dimaksud termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga. Prinsip
dengan metode kontrasepsi adalah mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencega telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang didalam rahim (Walyani,
2015).

2. Tujuan Program KB
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai kekuatan
sosial ekonomi suatu keluarga dengan cara mengatur kelahiran anak, agar
diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dpat memenuhi
kebutuhan hidupnya Sri Handayani, (2014). Tujuan khusus program KB
meliputi :
a. Mengatur kehamilan dengan menunda perkawinan, menunda kehamilan
anak pertama dan menjarangkan kehamilan setelah kelahiran anak
pertama serta menghentikan kehamilan bila dirasakan anak telah cukup.
b. Mengobati kemandulan atau infertilitas bagi pasangan yang telah
menikah lebih dari satu tahun tetapi belum juga mempunyai keturunan
hal ini memungkinkan untuk tercapainya keluarga bahagia.
c. Konseling perkawinan atau nasehat perkawinan bagi remaja atau
pasangan yang akan menikah degan harapan bahwa pasangan akan
mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup tinggi dalam
membentuk keluarga yang bahagia dan berkualitas.

3. Sasaran Program KB
Adapun sasaran program keluarga berencana adalah pasangan usia
subur istri <20 tahun dengan tujuan menunda kehamilan. Pasangan Usia
Subur istri 20-30 tahun dengan tujuan mengatur kesuburan dan

36
menjarangkan kehamilan, pasangan usia subur dengan usia istri >30 tahun
dengan tujuan untuk mengakhiri kehamilan (Maryani, 2008).

4. Jenis- Jenis Kontrasepsi


Menurut Maryunani (2016), jenis-jenis alat kontrasepsi, yaitu:
a. Kondom/karet KB
1) Kondom adalah suatu karet tipis yang dipakai menutupi zakar
sebelum dimasukkan ke dalam vagina untuk mencegah terjadinya
pembuahan.
2) Cara kerja kondom : mencegah spermatozoa bertemu dengan
ovum/sel telur pada waktu senggama karena sperma tertampung
dalam kondom.
3) Keuntungan :
a) Murah, mudah didapat.
b) Mudah dipakai sendiri.
c) Dapat mencegah penyakit kelamin.
d) Efek samping hampir tidak ada.
4) Kerugian :
a) Mengganggu kenyamanan bersenggama.
b) Harus selalu ada persediaan.
c) Dapat sobek bila tergesa-gesa.
d) Efek lecet, karena kurang licin.
b. Pil KB
1) Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi
hormonal yang berupa obat dalam bentuk pil yang dimasukkan
melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen atau progesterone.
2) Cara kerja :
a) Menekan ovulasi yang akan mencegah lepasnya sel telur dari
ovarium.
b) Mengendalikan lender mulut rahim sehingga sel mani tidak dapat
masuk ke dalam rahim.

37
c) Menipiskan lapisan endometrium.
3) Keuntungan :
a) Menunda kehamilan pertama pada PUS muda.
b) Mudah menggunakannya.
4) Kerugian
a) Harus disiplin.
b) Dapat mengurangi ASI.

c. KB suntik
1) KB suntik adalah suatu cara kontrasepsi yang diberikan melalui
suntikkan.
2) Jenis yang tersedia antara lain : Depo provera 150 mg, Noristerat 200
mg, dan Depo Progestin 150 mg.
3) Cara kerja :
a) Mencegah lepasnya sel telur dari indung telur wanita.
b) Mengentalkan lender mulut rahim, sehingga sel mani tidak dapat
masuk dalam rahim.
c) Menipiskan endometrium.
4) Keuntungan :
a) Sangat efektif dengan kegegalan kurang dari 1%.
b) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
5) Kerugian :
a) Gangguan haid.
b) Pusing, mual kenaikan berat badan.

d. Implant
1) Implant adalah alat kontrasepsi yang ditanam di bawah kulit (susuk
KB).
2) Jenis implant yang beredar di Indonesia antara lain : Norplant,
implanon, indoplan, sinoplan, dan jadena.
3) Kelebihan :
a) Praktis, efektif.

38
b) Tidak ada faktor lupa.
c) Tidak menekan produksi ASI.
d) Masa pakai jangka panjang 5 tahun.
4) Kekurangan :
a) Harus dipasang dan diangkat oleh petugas kesehatan yang terlatih.
b) Lebih mahal daripada KB yang pendek.
c) Implant sering mengubah pola haid.

e. IUD/AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)


1) AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam.
2) Cara kerja: dengan adanya alat ini, maka terjadinya perubahan pada
endometrium yang mengakibatkan kerusakan pada sperma yang
masuk. Tembaga pada AKDR akan menghalangi mobilitas atau
pergerakan sperma, mematikan hasil pembuahan.
f. Vasektomi
Vasektomi adalah sterilisasi sukarela pada pria dengan cara memotong
atau mengikat kedua saluran mani (vas deferens) kiri dan kanan sehingga
penyaluran spermatozoa terputus.
g. Tubektomi
Tubektomi adalah sterilisasi atau kontrasepsi mantap (permanen) pada
wanita yang dilakukan dengan cara melakukan tindakan pada kedua
saluran.

5. Pemilihan Kontrasepsi pada klien menyusui menurut Saroha, (2014)


a. Klien yang menyusui bayinya tidak memerlukan kontrasepsi pada 6
minggu pascpersalinan, bahkan pada klien yang menggunakan Metode
Amenorea Laktasi (MAL) waktu tersebut dapat sampai 6 bulan.
b. Kontrasepsi kombinasi (merupakan pilihan terakhir pada klien karena) :
1) Jangan dipakai sebelum 6 - 8 minggu pasca persalinan karena akan
mengurangi ASI dan mempengaruhi tumbuh kembang bayi.

39
2) Sebaiknya tidak dipakai dalam waktu 6 minggu sampai dengan 6
bulan pascapersalinan. Selama 3 minggu pascapersalinan
meningkatkan resiko masalah pembekuan darah.
c. Progestin
1) Selama 6 minggu pascapersalinan mempengaruhi tumbuh kembang
bayi.
2) Tidak ada pengaruh terhadap ASI
3) Dapat dipasang langsung pascapersalinan, sewaktu secsio cesarea,
atau sesudah 48 jam pascapersalinan.
4) Sesudah 4 - 6 minggu pascapersalinan.
5) Jika haid sudah dapat, insersi dilakukan sesudah yakin tidak ada
kehamilan.
d. Kondom
Kondom dapat digunakan setiap saat, tidak ada pengaruhnya terhadap
laktasi. Klien tidak menyusui :
1) Kondom, MAL, Progestin dapat segera digunakan
2) Kontrasepsi kombinasi dapat dimulai 3 minggu pascapersalinan, lebih
dari 6 minggu pascapersalinan atau sesudah dapat haid (setelah yakin
tidak ada kehamilan).

6. Panduan Pemilihan Kontrasepsi


Pemberian pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilisator, sesuai
dengan langkah-langkah di bawah ini ( Kemenkes, 2013) :
a. Jalin komunikasi yang baik denga ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum, perkenalkan diri. Gunakan
komunikasi verbal dan non-verbal sebagai awal interaksi dua arah. Tanya
ibu tentang identitas dan keinginannya pada kunjungan ini.
b. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi
dan jelaskan pilihan metode yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut.
Tanyakan juga apa ibu sudah memikirkan pilihan metode tertentu.

40
c. Berikan informasi mengenai pilihan metode kontrasepsi yang dapat
digunakan ibu. Berikan informasi objektif dan lengkap tentang berbagai
metode kontrasepsi: efektivitas, cara kerja, efek samping, dan komplikasi
yang dapat terjadi serta upaya-upaya untuk menghilangkan atau
mengurangi berbagai efek yang merugikan tersebut.
d. Bantu ibu menentukan pilihan
Bantu ibu memilih metode kontrasepsi yang paling aman dan sesuai bagi
dirinya. Beri kesempatan pada ibu untuk mempertimbangkan pilihannya.
Apalagi ingin mendapat penjelasan lanjutan, anjurkan ibu untuk
berkonsultasi kembali atau rujuk pada konselor atau tenaga kesehatan
yang lebih ahli.
e. Jelaskan secara lengkap mengenai metode kontrasepsi yang telah dipilih
ibu. Setelah ibu memilih metode yang sesuai baginya, jelaskan mengenai:
1) Waktu, tempat, tenaga dan cara pemasangan/pemakaian alat
kontrasepsi.
2) Rencana pengamatan lanjutan setelah pemasangan.
3) Cara mengenali efek samping/komplikasi.
4) Lokasi klinik keluarga berencana (KB)/tempat pelayanan untuk
kunjungan ulang bila diperlukan.
5) Waktu penggantian/pencabutan alat kontrasepsi.
f. Rujuk ibu bila diperlukan
Rujuk ke konselor yang lebih ahli apabila di klinik KB ini belum
mendapat informasi yang cukup memuaskan, atau rujuk ke fasilitas
pelayanan kontrasepsi/kesehatan yang lebih lengkap apabila klinik KB
setempat tidak mampu mengatasi efek samping/komplikasi atau
memenuhi keinginan ibu. Berikan pelayanan lanjutan setelah ibu dikirim
kembali oleh fasilitas rujukan.

41
7. Asuhan Keluarga Berencana
a. Pengertian Asuhan pada Keluarga Berencana
Program Keluarga Berencana menurut UU No. 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera)
adalah upaya peningkatan kepedulian dan bahagia dan sejahtera
(Setiyaningrum, 2015).

b. Konseling Keluarga Berencana


Konseling adalah proses yang berjalan dan menyatu dengan semua aspek
pelayanan keluarga berencana dan bukan hanya informasi yang diberikan
dan dibicarakan pada satu kali kesempatan yakni, pada saat pemberian
pelayanan. Tehnik konseling yang baik dan informasi yang memadai
harus diterapkan dan dibicarakan secara interaktif sepanjang kunjungan
klien dengan cara yang sesuai dengan budaya yang ada ( Handayani,
2014). Tujuan Konseling menurut Handayani, ( 2014) yaitu:
1) Meningkatkan penerimaan
2) Menjamin pilihan yang cocok
3) Menjamin penggunaan cara yang efektif
4) Menjamin kelangsungan yang lebih lama

c. Jenis Konseling KB
Jenis- jenis Konseling KB menurut ( Handayani, 2014) yaitu:
1) Konseling Awal
Bertujuan untuk memutuskan metode apa yang akan dipakai
didalamnya termasuk mengenalkan pada klien semua cara KB atau
pelayanan kesehatan, prosedur klinik, kebijakan dan bagaimana
pengalaman klien pada kunjungannya itu.
2) Konseling Khusus
Koseling khusus mengenai metode KB memberi kesempatan pada
klien untuk mengajukan pertanyaan tentang cara KB tertentu dan
membicarakan pengalamannya, mendapatan informasi lebih rinci
tentang cara KB yang tersedia yang ingin dipilihnya, mendapatkan

42
bantuan untuk memilih metode KB yang cocok serta mendapat
penerangan lebih jauh tentang bagaimana menggunakan metode
tersebut dengan aman, efektif dan memuaskan.
3) Konseling tindak lanjut
Bila klien datang untuk mendapatkan obat baru atau pemeriksaan
ulang maka penting untuk berpijak pada konseling yang dulu.

d. Langkah Konseling KB SATU TUJUH


Menurut Walyani (2015), kata kunci SATU TUJUH adalah sebagai
berikut:
1) SA: Sapa dan Salam
Sapa dan salam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara ditempat yang
nyaman serta terjamin privasinya. Yakinkan klien untuk membangun
rasa percaya diri, tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta
jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.
2) T: Tanya
Tanyakan kepada klien informasi tenttang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengenai pengalaman keluarga berencana dan kesehatan
reproduksi, tujuan, kepentingan, harapan serta keadaan kesehatan dan
kehidupan keluarganya. Tanyakan kontrasepsi yang diinginkan oleh
klien.
3) U: Uraikan
Uraikan kepada klien mengenai pilihannya dan beritahu apa pilihan
reproduksi yang paling mungkin, termasuk pilihan beberapa
kontrasepsi. Bantulah klien pada jenis kontrasepsi yang paling ia
ingini serta jelaskan pula jenis - jenis lain yang ada. Jelaskan
alternative kontrasepsi lain yang mungkin diingini oleh klien. Uraukan
juga mengenai resiko penularan HIV/ AIDS dan pilihan metode ganda

43
4) TU: Bantu
Bantulah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berfikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya,
doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan. Tanggapi secara terbuka, petugas membantu klien
mempertimbangkan kriteria dan keinginan klien terhadap setiap jenis
kontrasepsi. Tanyakan juga apakah pasangannya akan memberikan
dukungan dengan pilihan tersebut.
5) J : Jelaskan
Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya, jika diperlukan
perlihatkan alat/ obat kontrasepsinya. Jelaskan bagaimana alat/obat
kontrasepsi tersebut digunakan dna bagaimana cara penggunaannya.
6) U : Kunjungan Ulang
Perlunya dilakukan kunjungan ulang. Bicarakan dan buatlah
perjanjian, kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaan
atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan. Perlu juga selalu
mengingatkan klien untuk kembali apabila terjadi suatu masalah.

44
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis atau metode penelitian yang digunakan adalah studi penelaahan
kasus (Case Study). Studi kasus dilakukan dengan cara meneliti suatu
permasalahan memlalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal. Unit tunggal
di sini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang terkena suatu
masalah. Unit yang menjadi kasus tersebut secara mendalam di analisis baik
dari segi yang berhubungan dengan keadaan kasus itu sendiri, faktor-faktor
yang mempenagruhi, kejadian-kejdian khusus yang muncul sehubungan
dengan kasus, maupun tindakan dan reaksi kasus terhadap suatu perlakuan atau
pemaparan tertentu (Notoatmojo, 2010).

B. Lokasi dan Waktu


Penelitian dilakukan di BP/RB St.Martinus Kaimana tanggal 26 Oktober
sampai 2 Januari 2019.

C. Subyek Kasus
Unit tunggal disini dapat berarti satu orang, sekelompok penduduk yang
terkena suatu masalah atau sekelompok masyarakat di suatu daerah. Unit atau
subyek dari kasus ini adalah Ny. L R umur 32 tahun G3P2A0AH2 hamil 34
minggu.

D. Teknik Pengumpulan Data


1. Data Primer
a. Observasi/pengamatan
Pengamatan adalah suatu prosedur yang berencana, yang antara
lain meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah dan taraf
aktivitas tertentu atau situasi tertentu yang ada hubungannya dengan
masalah yang diteliti. (Notoatmojo,2010) Pengamatan dilakukan dengan
metode pengumpulan data melalui suatu pengamatan dengan

45
menggunakan panca indra maupun alat sesuai format asuhan kebidanan
meliputi: kedaann umum, tanda-tand vital(tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan), penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan,
pengukuran lingkar lengan atas, pemeriksaan fisik (wajah, mata, mulut,
leher, payudara, abdomen, ekstermitas), pemeriksaan kebidanan (palpasi
uterus Leopold I – Leopold IV dan auskultasi denyut jantung janin. Serta
pemeriksaan penunjang (pemeriksaan haemoglobin).
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, di mana peneliti mendapatkan keterangan ata
informasi secara lisan dari seseorang sasaran penelitian (responden), atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face).
Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan
akurat melalui jawaban tentang masalah-masalah yang terjadi pada ibu.
Wawancara yang dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
terstruktur. Wawancara terstruktur dilakukan berdasarkan pedoman-
pedoman berupa kuesioner yang telah disiapkan masak-masak
sebelumnya.
Wawancara dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara
sesuai format asuhan kebidanan pada ibu selama masa kehamilan,
persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana yang berisi
pengkajian meliputi : anamneses identitas, keluhan utama, riwayat
menstruasi, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit psikososial.
2. Data Sekunder
Data ini diperoleh dari instasi terkait (BP/RB St.Martinus) yang ada
hubungan dengan masalah yang ditemukan, maka penulis mengambil data
dengan studi dokumentasi yaitu buku KIA, kartu ibu, register, kohort, dan
pemeriksaan laboratorium (haemoglobin).

46
E. Keabsahan Penelitian
Keabsahan data dengan menggunakan tringulasi data, dimana triangulasi
data merupakan teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari
berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam
triangulasi data ini penulis mengumpulkan data dari sumber data yang berbeda-
beda yaitu dengan cara:
1. Observasi
Uji validitas dengan pemeriksaan fisik inspeksi (melihat), palpasi (meraba),
auskultasi (mendengar), dan pemeriksaan penunjang.
2. Wawancara
Uji validitas data dengan wawancara pasien, keluarga (suami), dan bidan.
3. Studi dokumentasi
Uji validitas data dengan menggunakan dokumen bidan yang ada yaitu buku
KIA, kartu ibu dan register kohort.

F. Instrumen
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
1. Pedoman observasi dan pemeriksaan fisik yaitu : tensimeter, stetoskop,
timbangan berat badan, thermometer, jam tangan, pita metlit, Doppler,
jelly, tisu, air mengalir untuk mencuci tangan, sabun, serta handuk kecil
yang kering dan bersih.
2. Pedoman wawancara adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil dan
pulpen.
3. Pedoman studi dokumentasi adalah buku KIA, status pasien dan register
kohort ibu hamil.

G. Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian, peneliti harus memperhatikan
permasalahan etik meliputi:
1. Informed consent
Lembar persetujuan menjadi responden diberikan sebelum pemelitian
dilaksanakan kepada responden yang diteliti dengan tujuan agar responden

47
mengetahui maksud dan tujuan dari peneliti. Jika subyek bersedia diteliti
maka responden harus menandatangani lembaran persetujuan tersebut.
2. Anonymity (tanpa nama)
Responden tidak mencantumkan nama pada lembaran pengumpulan data
tetapi peneliti menuliskan cukup inisial pada biodata responden untuk
menjaga kerahasiaan informasi.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaa informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijaga
kerahasiaannya oleh peneliti. Penyajian atau pelaporan hasil riset hanya
terbatas pada kelompok data tertentu yang terkait dengan masalah peneliti.

H. Organisasi Penelitian
1. Peneliti
Nama : Fince Debby
NIM : PO.530324115.132
2. Pembimbing I
Nama : Bernadeth D.K.H.Kunde,Amd.Keb,SKM,M.Kes
NIP : 197905192004122001
3. Pembimbing II
Nama : Sunarti Amd.Keb
NIP : 197705182004122001

48
BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di BP/RB St.Martinus rawat jalan khususnya poli
KIA. BP/RB St.Martinus terletak dikecamatan Kaimana Kota Kabupaten
Kaimana. Wilayah kerja BP/RB St.Martinus mencakup 1 kelurahan yaitu
kelurahan Krooy.
BP/RB St.Mrtinus merupakan salah satu Polik rawat jalan dan
mempunyai satu rumah bersalin yang ada di kabupaten Kaimana. Ketersediaan
tenaga di BP/RB St.Martinus yakni dokter umum 3 orang, dokter specialis
obgin 1 orang, bidan 6 orang dengan berpendidikan D-1 2 orang, D-III 4 orang,
jumlah perawat 3 orang dengan berpendidikan SPK 1 orang, D-III 1 orang, S1
1 orang, tenaga analis 3 orang, apoteker 1 orang, D-III farmasi 1 orang,
administrasi umum 1 orang,tenaga gizi 1 0rang. Upaya pelayanan pokok
BP/RB St.Martinus sebagai berikut: pelayanan KIA, KB, Persalinan,Nifas,
BBL, pengobatan dasar malaria,pengobatan umum lainnya, imunisasi,kesling,
penyuluhan kesehatan masyarakat, usaha perbaikan gizi, kesehatan usia lanjut,
laboratorium seberhana, pencatatan dan pelaporan.
BP/RB St.Martinus juga merupakan salah satu lahan magang bagi bidan-
bidan muda yang baru selesi pendidikan DIII Kebidanan yang dibiayai oleh
pemerintah daerah.

B. Tinjauan Kasus
Tinjauan kasus ini penulis akan membahas asuhan kebidanan
berkelanjutan pada Ny. L.R di BP/RB St.Martinus Kaimana periode tanggal 26
oktober tahun 2018 sampai dengan tanggal 22 Januari tahun 2019 dengan
metode tujuah langkah Varney dan catatan perkembangan SOAP.

49
1. Pengkajian Data Subyektif dan Obyektif
a. Data subyektif
1) Identitas
Nama ibu : Ny. L.R Nama suami : Tn. S.D.R
Umur : 32 tahun Umur : 36 tahun
Agama : K.Protestan Agama : K.Protestan
Suku/bangsa : Toraja/Ina Agama : K.Protestan
Pendidikan : D III Kebidanan Pendidikan : S1 Apoteker
Pekerjaan : ASN Pekerjaan : ASN
Alamat rumah : JL. Utarum Kaki Alamat rumah : JL. Utarum Kaki
Air Kecil, RT 001/RW 001, Air Kecil, RT 001/RW 001,
Kelurahan Krooy Kelurahan Krooy
No. Hp :08124090xxxx No. Hp :08124090xxxx

2) Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
3) Riwayat keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan
4) Riwayat menstruasi
a) Menarche : ±14 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Banyaknya : ganti pembalut 2-3 kali/hari
d) Lamanya : 6-7 hari
e) Teratur/tidak : teratur tiap bulan
f) Dismenorhoe : tidak pernah
g) Sifat darah : encer
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan melahirkan anaknya yang pertama tanggal
11/12/2013 saat ini berusia 5 tahun, umur kehamilan 9 bulan, jenis
persalinan spontan, tempat rumah bersalin St.Martinus Kaimana, tidak
ada komplikasi ibu dan bayi, saat melahirkan ditolong oleh bidan,
dengan BB 3000 gram, jenis kelamin perempuan ibu dan bayi sehat
dan laktasi baik.

50
Ibu melahirkan anaknya yang ke-2 tanggal 25/08/2017 saat ini
berusia 1 tahun umur kehamilan 9 bulan, jenis persalinan spontan,
tempat persalinan di rumah bersalin St.Martinus Kaimana, tidak ada
komplikasi ibu dan bayi, saat melahirkan ditolong oleh bidan dengan
BB 3200 gram, jenis kelamin perempuan ibu dan bayi sehat dan
laktasi baik.
Sekarang ibu hamil anaknya yang ke-3, melahirkan 2 kali, tidak
pernah keguguran, anak hidup sekarang 2 orang dan usia kehamilan
sekarang 34 minggu.
6) Riwayat kehamilan ini
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhir tanggal 01 Maret
2018, dan diperkirakan persalinannya tanggal 08 Desember 2018.
Selama hamil ibu memeriksakan kehamilannya sebanyak 8 kali
di BP/RB St.Martinus. Pertama kali melakukan pemeriksaan pada
trimester pertama kehamilan tanggal 26 mei 2018 dengan keluhan
pusing,muntah-muntah. Nasihat yang diberikan untuk meringankan
keluhan ibu tersebut adalah banyak istirahat, makan minum teratur
dengan tidak makan makanan yang berlemak,asam dan pedas, porsi
sedikit tapi sering. Terapi yang diberikan berlosid sirup diminum 3
kali sehari 15 menit sebelum makan, Folamil Genio 1 kali sehari
setiap malam, Hi-bone 1 kali sehari setiap malam, ondansetron tablet
3 kali sehari k/p. Selama trimester pertama ibu periksa 1 kali di
BP/RB St.Martinus.
Pada kehamilan trimester dua ibu melakukan pemeriksaan
sebanyak 3 kali di BP/RB St.Martinus, tidak ada keluhan selama
trimester ke II, Terapi yang diberikan Folamil Genio, Hi-bone.
Pada kehamilan trimester tiga ibu melakukan pemeriksaan
sebanyak 4 kali di BP/RB St.Martinus, dengan keluhan pinggang
sakit. Ibu dianjurkan untuk banyak istirahat, senam ringan seperti
jalan-jalan pagi hari, dan terapi yang diberikan Folamil Genio,Hi-
bone. Ibu merasakan gerakan janin pertama kali pada saat umur

51
kehamilan sekitar 4 bulan lebih dan pergerakan janin dalam 24 jam
terakhir >10 kali. Ibu tidak mendapatkan imunisasi TT selama
kehamilannya yang ke tiga ini dikarenakan status imunisasi TTnya
sudah mencapai standar TT5
7) Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB suntikan tiga bulan
setelah melahirkan anaknya yang ke dua , Ibu suntik KB satu kali dan
berganti ke Pil menyusui setelah dua bulan berhenti suntik.Ibu
berhenti menggunakan KB Pil karena ketahuan hamil.
8) Pola kebiasaan sehari-hari

Pola Kebiasaan Saat hamil Saat ini


Nutrisi Makan Makan (terakhir pukul
Porsi: 3 piring/hari 20.00 WIT tadi malam)
Komposisi: nasi, sayur, lauk Porsi: 1 piring
Komposisi: nasi, sayur,
lauk.
Minum Minum (terakhir jam 08.00
Porsi: 7-8 gelas/hari WIT pagi)
Jenis: air putih dan tidak Jenis: air putih dan tidak
mengkonsumsi minuman mengkonsumsi minuman
beralkhohol, serta tidak beralkhohol, serta tidak
merokok merokok.

Eliminasi BAB BAB


Frekuensi: 1 x/hari Terakhir tadi malam jam
Konsistensi: lembek 07.30.WIT, lembek, warna
kadang-kadang keras kuning/coklat kehitaman
Warna: kuning/coklat
kehitaman BAK
Terakhir pukul 07.30 WIT,
BAK sidikit, warna kuning jernih
Frekuensi: 7-8 x/hari Keluhan: sering kencing
Warna: kuning jernih dari tadi malam, dan
Keluhan: sering BAK sedikit-sedikit.

Seksualitas Frekuensi: 1x/minggu


Keluhan: tidak ada

52
Personal Hygien Mandi: 2 x/hari Mandi: 2 x/hari
Keramas: 3 x/minggu Keramas: 1x/hari
Sikat gigi: 2 x/hari Sikat gigi: 2 x/hari
Perawatan payudara: Perawatan payudara:
dilakukan setiap bulan 10 dilakukan setiap hari habis
hari setelah haid mandi
Cara cebok: dari depan ke
belakang Cara cebok: dari depan ke
Ganti pakaian:2 xhari belakang
Ganti pakaian dalam: 3-4 Ganti pakaian:2 xhari
x/hari Ganti pakaian dalam: 3-4
x/hari
Istirahat dan tidurSiang :1-2 jam/hari Sejak kemarin ibu susah
Malam :7-8 jam/hari tidur karena sering BAK
Keluhan:sering susah tidur dimalam hari
malam
Aktivitas Melakukan pekerjaan rumah Melakukan pekerjaan
seperti masak, dan rumah seperti sebelum
membersihkan rumah. hamil.
9) Riwayat kesehatan
a) Riwayat penyakit sistemik yang lalu
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, ginjal,
asma, TBC paru, diabetes militus, hepatitis, hipertensi, tidak pernah
mengalami epilepsi, tidak pernah operasi, dan tidak pernah
kecelakaan.
b) Riwayat penyakit sistemik yang sedang diderita
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit jantung,
ginjal, asma, TBC paru, diabetes militus, hepatitis, hipertensi, dan
tidak sedang mengalami epilepsi.
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita sakit
jantung, ginjal, asma, TBC paru, Hipertensi, diabetes militus,
hepatitis, tidak ada yang sakit jiwa, maupun epilepsi.
10) Riwayat psikososial
Ibu mengatakan kehamilan ini tidak direncanakan tetapi ibu dan suami
menerima kehamilan ini dengan senang hati. Reaksi orang tua dan
keluarga sangat mendukung kehamilan ini. Pengambil keputusa dalam

53
keluarga adalah suami. Ibu merencanakan untuk melahirkan di rumah
bersalin St.Martinus, penolong yang diinginkan adalah bidan,
pendamping selama proses persalinan yang diinginkan ibu adalah
suami dan saudari perempuannya, transportasi yang akan digunakan
adalah mobil sewaan, dan sudah menyiapkan calon pendonor darah.
Status perkawinan sah, I kali kawin, kawin pertama pada usia 25
tahun dengan suami berusia 30 tahun, lamanya kawin 6 tahun.
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan fisik umum
a) Keadaan umum : baik
b) Kesadaran : composmentis
c) Tanda-tanda vital
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 80 kali/menit
 Pernapasan : 20 kali/menit
 Suhu : 36,8 0c
d) Berat badan sebelum hamil : 55 kg
e) Berat badan saat ini : 65 kg
f) Tinggi badan : 155 cm
g) LILA : 27,5 cm
2) Pemeriksaan fisik obstetri
a) Kepala
Muka tidak pucat, tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera
putih, hidung bersih tidak ada polip dan secret, telinga simetris dan
tidak ada serum, mukosa bibir lembab, serta gigi tidak ada caries.
b) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe, serta tidak
ada bendungan vena jugularis.
c) Dada
Payudara simetris, mengalami pembesaran, areola mamae
mengalami hiperpigmentasi, putting susu bersih, dan menonjol,

54
tidak ada benjolan disekitar payudara, pengeluaran kolostrum
sudah ada pada payudara kiri dan kanan, dan tidak ada rasa nyeri
disekitar payudara.
d) Posisi tulang belakang lordosis
e) Ekstermitas
 Ekstermitas atas tidak pucat, tidak ada oedem, fungsi gerak
normal
 Ekstermitas bawah tidak pucat, tidak oedem, tidak ada varises,
reflex patella kanan (+)/ kiri (+) dan fungsi gerak normal.
f) Abdomen
Tidak ada benjolan, tampak strie dan linea nigra, tidak ada bekas
luka operasi dan kandung kemih kosong.
 Palpasi uterus
 Leopold I : tinggi fundus uteri 3 jari di bawah Px, pada
bagian fundus teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting
 Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba keras,
memanjang seperti papan, dan pada bagian kir perut ibu
teraba bagian-bagian kecil janin
 Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bagian bulat,
keras dan masih dapat digerakan
 Leopold IV : posisi tangan konvergen ( kepala belum masuk
PAP ).
 Mc Donald : 28 cm
 TBBJ : (Tfu-12) X 155 = 2480 gram
 Auskultasi
Denyut jantung janin terdengar jelas dan teratur. Frekuensi 140
kali/menit, jumlah satu dengan punctu maksimum sebelah kanan
perut di bawah pusat.
3) Pemeriksaan penunjang
a) Haemoglobin : 10,8 gram % (pemeriksaan dilakukan pada
kunjungan sebelumnya tanggal 09-11-2018

55
b) DDR : negatif , HB : 11,4 gram %, HbsAg : negatif, Shypilis : Non
Reaktif, HIV : Non Reaktif, Golongan darah : A (pemeriksaan
dilakukan pada kunjungan pertama, usia kehamilan 12 minggu
tanggal 26-05-2018
2. Interpretasi data (diagnose dan masalah)
a) Diagnosa : Ny. L.R G3P2A0AH2 usia kehamulan 34 minggu janin hidup
tunggal letak kepala intra uterin keadaan ibu dan janin baik
b) Data Dasar
1) DS:
Ibu mengatakan hamil anak ke-3, tidak pernah keguguran, HPHT : 01-
03-2018, HPL: 08-12-2018, gerakan janin dalam 24 jam terakhir > 10
kali, dan ibu mengeluh sering kencing sehingga susah tidur.
2) DO:
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis. Tanda-tanda vital :
TD: 120/70 mmHg, N: 80 x/menit. S: 36,8 0C, P: 20 x/menit BB
sebelum hamil : 55 kg, BB saat ini : 65 kg LILA : 27,5 cm
Inspeksi : pembesaran perut sesuai usia kehamilan dengan arah
memanjang, ada linea nigra, dan strie gravidarum
Palpasi :
 Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah processus
xifoideus, pada fundus teraba bokong
 Leopold II : punggung kanan
 Leopold II : bagain terendah janin teraba kepala belum masuk
PAP
 Leopold IV : tidak dilakukan pemeriksaan karena kepala belum
masuk PAP
Auskultasi : DJJ terdengar jelas dan teratur dengan frekuensi 140
x/menit
Perkusi : Refleks Patella positif
3) Masalah
Ibu mengalami ketidaknyamanan pada kehamilan trimester III

56
4) Kebutuhan
Konseling, informasi dan edukasi pada ibu tentang ketidaknyamanan
pada trimester III dan cara mengatasinya.
3. Antisipasi masalah potensial
Tidak ada
4. Tindakan segera
Tidak ada
5. Perencanaan
a) Informasikan hasil pemeriksaan pada ibu.
Rasional: setiap ibu penerima asuhan mempunyai hak untuk
mendapatkan keterangan mengenai kesehatannya
b) Beritahu tentang ketidaknyamanan selama trimester III dan cara
mengatasinya pada ibu
Rasional: selama hamil trimester III adapun ketidaknyamanan yang
dialami ibu hamil yaitu sakit pada pinggang, sesak napas, sering buang
air kecil, insomnia atau susah tidur karena gerakan janin atau sering
bangun untuk buang air kecil, kontraksi Braxton hick atau kencang-
kencang pada perut.
c) Beritahu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan trimester III pada ibu.
Rasional: tanda-tanda bahaya pada trimester III kehamilan seperti
perdarahan pervaginam, sakit kepala yang hebat, nyeri abdomen yang
hebat, pandangan kabur, bengkak pada muka, kaki atau tangan,
pergerakan janin berkurang atau tidak sama sekali. pengetahuan
mengenai tanda-tanda bahaya dapat membantu dalam melakukan
detekasi dini dan penanganan yang tepat.
d) Beritahu tanda-tanda persalinan pada ibu
Rasional: tanda-tanda persalinan yaitu terjadi his persalinan, keluarnya
lendir bercampur darah pervaginam. Kadang-kadang ketuban pecah
dengan sendirinya, dilatasi dan effacement. Serta dengan mengetahui
tannda-tanda persalinan membantu ibu untuk persiapan fisik dan mental
menjelang persalinan.

57
e) Beritahu ibu untuk mempersiapkan persalinan dengan baik dan apa saja
yang akan dibutuhkan ibu dan bayi selama proses persalinan.
Rasional: setiap ibu hamil perlu mendapat dukungan dari keluarga
terutama dalam kehamilannya. Suami dan keluarga perlu menyiapkan
biaya persalinan, kebutuhan ibu dan bayi, trasnportasi, calon donor serta
rujukan apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas.
f) Anjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola makan yang teratur dan
bergizi serta minum yang cukup.
Rasional: selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini
penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu.
Pada trimester III, ibu hamil butuh bekal energi yang memadai, selain itu
untuk mengatasi beban yang kian berat, juga sebagai cadangan energi
untuk persalinan kelak.
g) Anjurkan ibu untuk banyak istirahat yaitu istirahat siang 1-2 jam dan
tidur malam 7-8 jam tiap harinya
Rasional: istirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang berat
membantu ibu terhindar dari kelelahan dan janin tidak mengalami stress
dalam kandungan.
h) Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara.
Rasional: Perawatan payudara, memelihara kebersihan payudara,
melenturkan/menguatkan puting susu, dan mengeluarkan puting susu
yang datar atau masuk ke dalam agar mempersiapkan dan memperlancar
proses laktasi.
i) Anjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan.
Rasional: latihan fisik yang teratur dapat memperlancar aliran darah dan
berjalan kaki dapat memperkuat otot-otot yang dibutuhkan untuk
persalinan.
j) Anjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang diberikan yaitu
Folamil Genio dan Hi-bone.

58
Rasional: Folamil Genio adalah sebagai nutrisi tambahan bagi ibu hamil
dan menyusui, suplemen ini merupan suplemen penambah darah dan
dapat mencegah terjadinya cacat bawaan,mencegah keguguran diawal
kehamilan, memberikan nutrisi yang baik bagi otak bayi dan membantu
pertumbuhan jaringan lain pada bayi. Hi-bone merupakan suplemen yang
mengandung mineral kalsium yang penting bagi pertumbuhan janin dan
kesehatan ibu.
k) Jadwalkan kunjungan ulang pada ibu di BP/RB St.Martinus Kaimana
Rasional: jadwal pemeriksaan Antenatal setiap minggu sampai tejadi
persalinan. Kunjungan ulang untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi
dan mempersiapkan kelahiran dan kegawatdaruratan.
l) Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan
Rasional: sebagai bahan pertanggungjawaban bidan terhadap tindakan
yang dilakukan.
6. Pelaksanaan
Tanggal : 26-10-2018 Jam : 10.00 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus Kaimana
a) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa ibu hamil 34
minggu, keadaan ibu baik, tekanan darah ibu normal yaitu 120/70
mmHg, Nadi: 80 kali/menit, Suhu: 36,80C, Pernapasan: 20 kali./menit,
keadaan kehamilan baik, letak kepala, tafsiran melahirkan tanggal 08-12-
2018, keadaan janin baik DJJ normal yaitu 140 kali/menit.
b) Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan dan intervensi pada
kehamilan minggu-minggu terakhir yaitu sakit pada pinggang, sesak
napas, sering buang air kecil, insomnia atau susah tidur karena gerakan
janin atau sering buang air kecil, kontraksi Braxton hick atau kencang-
kencang pada perut. Serta menganjurkan ibu untuk banyak istirahat,
teknik napas yang benar, dan tidur menggunakan ekstra bantal, serta
untuk mengatasi keluhan sering kencing menganjurkan ibu untuk
perbanyak minum disiang hari dan tidak pada malam hari dan membatasi
minum yang mengandung bahan kafein, teh, kopi, dan soda.

59
c) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya seperti bengkak pada wajah kaki
dan tangan, pandangan kabur, sakit kepala hebat, demam tinggi,
pergerakan janin berkurang atau tidak ada pergerakan sama sekali dan
menganjurkan ibu untuk segera melapor dan datang ke rumah bersalin
atau ke fasilitas kesehatan jika mendapat salah satu tanda bahaya
tersebut.
d) Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar air – air atau lendir
bercampur darah dari jalan lahir, sakit pinggang menjalar ke perut bagian
bawah dan perut kencang-kencang sering dan teratur. Menganjurkan ibu
untuk segera datang ke rumah bersalin jika sudah mendapat tanda
persalinan.
e) Memberitahu ibu tentang pentingnya persiapan mengahadapi persalinan.
Suami dan keluarga perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan ibu
dan bayi, trasnportasi, calon donor serta rujukan apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan dan setelah melahirkan.
f) Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola makan yang teratur
dan bergizi yaitu makan 3 kali/hari, dengan menu yang bergizi seperti
nasi, sayur-sayuran, ikan, tempe, telur serta buah-buahan segar.
Menganjurkan ibu minum air paling sedikit 8 gelas/hari.
g) Mengajurkan ibu untuk banyak istirahat yaitu istirahat siang 1-2 jam dan
tidur malam 7-8 jam dan mengurangi aktivitas berat yang membuat ibu
kelelahan.
h) Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara untuk
mempersiapakan produksi ASI bagi bayi dengan cara bersihakan putting
susu dengan baby oil lalu bilas dengan air hangat, jangan menggunakan
sabun mandi karena akan menyebabkan iritasi. Hindari pemakaian bra
yang terlalu ketat, dan gunakan bra dengan bentuk yang menyangga
payudara.
i) Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan-jalan
pagi atau sore hari untuk membantu otot panggul dan pernapasan
menjelang persalinan.

60
j) Menganjurkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang diberikan yaitu
Folamil Genio dan Hi-bone diminum setiap malam masing-masing 1
capsul. Folamil genio diminum langsung sedangkan Hi-bone dikunyah
lalu ditelan
k) Menjadwalkan kunjungan ulang di BP/RB St.Martinus 2 minggu lagi
yaitu tanggal 09-11-2018 atau bila ada tanda-tanda persalinan.
l) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan yang diberikan.
7. Evaluasi
a) Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaan yang diinformasikan.
b) Ibu mengerti dengan penjelasan tentang ketidaknyamanan dan cara
mengatasinya selama kehamilan dan bersedia melakukannya.
c) Ibu sudah mengetahui tanda bahaya dan bersedia datang jika mendapati
salah satu tanda bahaya tersebut.
d) Ibu sudah mengetahui tanda persalinan dan bersedia datang ke rumah
bersalin jika sudah mendapat tanda persalinan.
e) Ibu mengatakan sudah mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan
selama proses persalinan. Ibu merencanakan untuk melahirkan di Klinik
Puskesmas Baumata, penolong yang diinginkan adalah bidan,
pendamping selama proses persalinan yang diinginkan ibu adalah suami
dan saudari perempuannya, transportasi yang akan digunakan adalah
mobil sewaan, sudah menyiapkan calon pendonor darah, pakaian
ibu,bayi,dan kain, dan jika terjadi kegawatdaruratan ibu memilih untuk di
rujuk ke RSUD Kaimana.
f) Ibu mengatakan bersedia menjaga pola makan teratur dengan makanan
yang bergizi.
g) Ibu bersedia untuk beristirahat yang cukup dan mengurangi aktifitas yang
berat.
h) Ibu mengatakan akan melakukan perawatan payudara.
i) Ibu mengatakan sudah melakukan jalan-jalan dipagi atau sore hari.
j) Ibu bersedia minum obat secara teratur dan sesuai dosis.

61
k) Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dan mengatakan akan datang 2
minggu lagi tau bila ada tanda-tanda persalinan.
l) Pendokumentasian sudah dilakukan.

Catatan Perkembangan Kehamilan


1. Kehamilan 36 minggu
Tanggal : 09-11-2018 Jam : 10:00 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan susah tidur karna sering BAK
1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
O: 2) Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 78 x/m, Pernapasan : 18
x/m, Suhu : 36,90C
3) DJJ terdengar jelas dan teratur, frekuensi 148 kali/menit.
4) Palpasi TFU 2 jari dibawah PX (29cm), puka, letkep, konvergen.
5) Periksaan Lab: HB 10,8 gr/%
A: Ny. L.R G3P2A0P0AH2 usia kehamulan 36 minggu janin tunggal
hidup letak kepala intra uterin keadaan ibu dan janin baik.
P: 1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
baik, tekanan darah ibu normal yaitu 120/80 mmHg, Nadi:78
kali/menit, Suhu: 36,9 OC, Pernapasan: 18 kali./menit, keadaan
janin baik DJJ normal yaitu 148 kali/menit. Palpasi Tfu 2 jari
dibawah PX (29cm),puka,letkep,konvergen. Ibu mengerti dan
merasa senang karena keadaan ibu dan janin baik
2) Mengajarkan ibu untuk menghitung pergerakan janintiap hari
minimal > 5 kali Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
dan bersedia menghitung pergerakan janinnya.
3) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya dalam kehamilan seperti
bengkak pada wajah kaki dan tangan, pandangan kabur, sakit
kepala hebat, demam tinggi, pergerakan janin berkurang atau tidak
ada pergerakan sama sekali dan menganjurkan ibu untuk segera
melapor dan datang ke rumah bersalin atau ke fasilitas kesehatan
jika mendapat salah satu tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti
dengan penjelasan yang diberikan dan bersedia melapor atau ke
fasilitas keehatan bila mendapat salah satu tanda bahaya.
4) Menjelaskan pada ibu pentingnya menjaga kebersihan tubuh
terlebih pada daerah genitalia. Ganti celana dalam jika basah atau
merasa tidak nyaman, selalu mebersihkan daerah genitalia dari arah
depan ke belakang selesai BAB atau BAK, kemudian keringkan
dengan handuk atau tisu yang bersih. Ibu bersedia melakukannya
5) Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar air – air atau
lendir bercampur darah dari jalan lahir, sakit pinggang menjalar ke
perut bagian bawah dan perut kencang-kencang sering dan teratur.
Menganjurkan ibu untuk segera datang ke rumah bersalin jika

62
sudah mendapat tanda persalinan. Ibu mengerti dengan penjelasan
yang diberikan dan bersedia melakukannya
6) Memberitahu ibu tentang pentingnya persiapan mengahadapi
persalinan. Suami dan keluarga perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan ibu dan bayi, trasnportasi, calon donor serta rujukan
apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan setelah
melahirkan. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan
bersedia melakukannya.
7) Menganjurkan ibu untuk tetap mempertahankan pola makan yang
teratur dan bergizi yaitu makan 3 kali/hari, dengan menu yang
bergizi seperti nasi, sayur-sayuran, ikan, tempe, telur serta buah-
buahan segar. Menganjurkan ibu minum air paling sedikit 8
gelas/hari. Ibu bersedia melakukannya
8) Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang telah
diberikan. Obat diminum sesuai dosis yaitu Folamil Genio dan Hi-
bone 1 tablet/hari. Diminum pada malam hari sebelum tidur dan
secara bersamaan tapi tidak dengan kopi, teh, susu, karena dapat
mengganggu proses penyerapan. Ibu mengerti dan bersdia minum
obat sesuai dengan dosis dan aturan.
9) Mengingatkan ibu untuk segera datang ke rumah bersalin jika
mendapati tanda-tanda persalinan atau tanda-tanda bahaya. Ibu
mengerti dan akan datang jika mendapati tanda persalinan maupun
tanda bahaya.
10) Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu
lagi yaitu pada tanggal 23-11-2018. Ibu mengerti dan bersedia
untuk melakukan kunjungan ulang sesuai jadwal.
11) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan telah
dlakukan. Dokumentasian sudah dilakukan

2. Kehamilan 38 minggu
Tanggal : 23-11-2018 Jam : 10:15 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan susah tidur karna sering BAK dan nyeri pinggang
belakang
O: 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
2) Tanda-tanda Vital Tekanan darah : 110/80 mmHg, Nadi : 80 x/m,
Pernapasan : 20 x/m, Suhu : 36,90C
3) DJJ terdengar jelas teratur, frekuensi 142 kali/menit.
4) Palpasi TFU 2 jari dibawah PX (30cm) puka,letkep, divergen
A: Ny. L.R G3P2A0AH2 usia kehamulan 38 minggu janin hidup tunggal
letak kepala intra uterin keadaan ibu dan janin baik
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
P: baik, tekanan darah ibu normal yaitu 110/80 mmHg,
Nadi:80kali/menit, Suhu: 36,90C, Pernapasan: 20 kali./menit,Tfu 2
jari dibawah PX (30cm) puka, letkep, divergen, keadaan janin baik

63
DJJ normal yaitu 142 kali/menit. Ibu mengerti dan senang dengan
hasil pemeriksaan yang di informasikan.
2) Memberitahu ibu tentang ketidaknyamanan dan intervensi pada
kehamilan minggu-minggu terakhir yaitu sakit pada pinggang,
sesak napas, sering buang air kecil, insomnia atau susah tidur
karena gerakan janin atau sering buang air kecil, kontraksi Braxton
hick atau kencang-kencang pada perut. Serta menganjurkan ibu
untuk banyak istirahat, teknik napas yang benar, dan tidur
menggunakan ekstra bantal, serta untuk mengatasi keluhan sering
kencing menganjurkan ibu untuk perbanyak minum disiang hari dan
tidak pada malam hari dan membatasi minum yang mengandung
bahan kafein, teh, kopi, dan soda. Ibu mengerti,mau melakukan
dan dapat beradaptasi dengan ketidaknyamanan yang ada.
3) Menganjurkan ibu untuk tidak banyak pikiran maupun cemas,
pertahankan untuk istirahat cukup untuk persiapan menghadapi
proses persalinan dan memberitahu suami serta keluarga bagaimana
peran mereka dalam memberi dukungan pada ibu. Ibu dan keluarga
mengerti dan menerima anjuran yang diberikan.
4) Memberitahu ibu tanda-tanda persalinan yaitu keluar air – air atau
lendir bercampur darah dari jalan lahir, sakit pinggang menjalar ke
perut bagian bawah dan perut kencang-kencang sering dan teratur.
Menganjurkan ibu untuk segera datang ke Rumah Bersalin
St.Martinus jika sudah mendapat tanda persalinan Ibu mengerti dan
bersedia datang ke Rumah Bersalin bila ada tanda persalinan
5) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya seperti bengkak pada wajah
kaki dan tangan, pandangan kabur, sakit kepala hebat, demam
tinggi, pergerakan janin berkurang atau tidak ada pergerakan sama
sekali dan menganjurkan ibu untuk segera melapor dan datang ke
Rumah Bersalin atau ke fasilitas kesehatan jika mendapat salah satu
tanda bahaya tersebut. Ibu mengerti dan bersedia datang ke Rumah
bersalin atau fasilitas kesehatan bila ada salah satu tanda bahaya.
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan olahraga ringan seperti jalan-
jalan pagi atau disore hari untuk membantu otot panggul dan
pernapasan menjelang persalinan. Ibu bersedia melakukannya
7) Menjelaskan pada ibu pentingnya menjaga kebersihan tubuh
terlebih pada daerah genitalia. Ganti celana dalam jika basah atau
merasa tidak nyaman, selalu mebersihkan daerah genitalia dari arah
depan ke belakang selesai BAB atau BAK, kemudian keringkan
dengan handuk atau tisu yang bersih. Ibu bersedia melakukannya
8) Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara dirumah
setiap hari sehabis mandi dengan cara.
 Membersihkan puting susu dengan cara mengompres puting
menggunakan kapas yang dibasahi dengan babyoil lalu putar dan
tarik perlahan, bersihkan kerak-kerak yang menempel pada
puting susu.
 Kompres kedua payudara menggunakan air hangat dan air dingin

64
secara bergantian
 Licinkan tangan dengan minyak atau dengan baby oil
 Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari tangan
kanan saling dirapatkan kemudian dengan menggunakan sisi
kelingking tangan kanan urut payudara kiri dari pangkal ke arah
puiting.
 Lakukan hal yang sama pada payudara kanan
 Lakukan 30 x selama 5 menit.
Ibu bersedia melakukan perawatan payudara.
9) KIE ibu tentang KB paska persalinan, kb yang cocok bagi ibu
menyusui antara lain kb MAL,kondom, suntik 3 bulan,pil
menyusui,implant dan IUD. Ibu mengerti dan besedia
menggunakan KB setelah persalinan nanti.
10) Mengingatkan ibu untuk tetap mengkonsumsi obat yang telah
diberikan. Obat diminum sesuai dosis yaitu Folamil Genio dan Hi-
bone 1 tablet/hari. Diminum pada malam hari sebelum tidur dan
secara bersamaan tapi tidak dengan kopi, teh, susu, karena dapat
mengganggu proses penyerapan. Ibu mengerti dan bersedia minum
obat sesuai dengan dosis dan aturan.
11) Memberitahu ibu tentang pentingnya persiapan mengahadapi
persalinan. Suami dan keluarga perlu menyiapkan biaya persalinan,
kebutuhan ibu dan bayi, trasnportasi, calon donor serta rujukan
apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan dan setelah
melahirkan Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
12) Mengingatkan ibu untuk segera datang ke Rumah Bersalin
St.Martinus jika mendapati tanda-tanda persalinan atau tanda-tanda
bahaya. Ibu mengerti dan akan datang jika mendapati tanda
persalinan maupun tanda bahaya.
13) Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu
kedepan dan USG bila belum melahirkan atau bila ada keluhan. Ibu
bersedia melakukan kunjungan ulang dan USG tanggal 30-11-2018
bila belum melahirkan
14) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang telah
dlakukan. Pendokumentasian sudah dilakukan

Catatan Perkembangan Persalinan


1. Persalinan kala I fase aktif
Tanggal : 28-11-2018 Jam : 08.00 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan datang ingin melahirkan, mengeluh sakit perut bagian
bawah menjalar kebelakang dan perut sering kencang-kencang sejak
semalam. Ibu mengatakan sudah keluar lendir bercampur darah sejak
pukul 03.00 WIT pada saat ibu mau BAK.

65
1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
O: 2) Tanda-tanda Vital
3) Tekanan darah : 110/80 mmHg, Nadi : 80 x/m, Pernapasan : 20
x/m, Suhu : 36,8OC
4) Berat badan : 65 kg
5) Palpasi abdomen
 Leopold I : tinggi fundus uteri 2 jari di bawah Px pada bagian
fundus teraba bagian bulat, lunak dan tidak melenting (bokong)
 Leopold II : pada bagian kanan perut ibu teraba keras,
memanjang seperti papan (punggung), dan pada bagian kiri
perut ibu teraba bagian- bagian kecil janin (ekstermitas)
 Leopold III : pada bagian terendah janin teraba bagian bulat,
keras dan susah digerakan (kepala)
 Leopold IV : bagian terendah janin sudah masuk PAP
(divergen)
 Palpasi perlimaaan: 3/5
 Mc Donald : 30 cm
 TBBJ : (30-11) X 155 = 2945 gram
 His : 3 x/10 menit, durasi : 30-35 detik.
6) Auskultasi : DJJ terdengar jelas dan teratur, Frekuensi 138 x/menit.
7) Pemeriksaan dalam
Tanggal : 28-11-2018
Jam :08:00 WIT
Vulva/vagina tidak ada kelainan, Portio tipis lunak, Φ 6 cm,
Kantung ketuban utuh, Presentasi belakang kepala, posisi, ubun-
ubun kecil kanan depan, Kepala turun hodge II, molase(-),
penumbungan(-), kesan panggul luas, perineum elasris.
Pengeluaran /vaginam : lendir bercampur darah
A: Ny. L.R G3P2A0AH2 usia kehamulan 38 minggu 5 hari janin hidup
tunggal presentasi kepala intra uterin, kepala turun Hodge II inpartu
kala I fase aktif dengan keadaan ibu dan janin baik.
1) Menginformasikan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
P: bahwa keadaan umum ibu dan janin baik, tekanan darah 110/80
mmHg, Nadi 80 x/m, pernapasan 20 x/m, suhu 36,8 OC, Denyunt
jantung janin 138 x/menit, pembukaan masih 6 cm jadi masih di
observasi keadaaan ibu dan janin, hingga waktunya untuk
melahirkan. Ibu dan keluarga mengerti penjelasan yang diberikan.
2) Memberitahu ibu dan keluarga tentang pentingnya makan dan
minum selama proses persalinan untuk menambah tenaga ibu.
Keluarga menyiapkan makanan berupa nasi, ikan, sayur dan air
minuman untuk ibu.
3) Menawarkan posisi yang nyaman seperti berbaring atau jalan-jalan
sesuai dengan keinginan ibu. Jika ibu memilih untuk berbaring,
anjurkan ibu untuk baring miring kiri dan jangan tidur terlentang
Karena dapat mengganggu pasokan oksigen ke janin. Ibu memilih
untuk jalan-jalan.

66
4) Mengobservasi keadaan umum ibu dan janin yaitu tanda-tanda
vital, his, pembukaan, penurunan kepala, dan DJJ. Tekanan darah,
suhu, pembukaan, penurunan kepala diobservasi setiap 4 jam,
sedangkan pernapasan, nadi, his, dan DJJ setiap 30 menit pada kala
1 fase aktif. Hasil observasi terlampir pada partograf

Tabel 3.2 . Hasil observasi kala I fase aktif


Waktu TD S N RR DJJ His Φ Hodge PPV
08.00 110/ 80 36,8 78 20 138 3x/10 mnt f: 6 cm II Lendir
30-35 detik darah
(+)
08.30 80 20 140 3x/10 mnt f:
35 detik
09.00 80 20 142 3x/10 mnt f:
35-40 detik
09.30 80 20 140 3x/10 mnt f:
40 detik
10.00 80 22 142 4x/10 mnt f:
40 detik
10.30 82 24 146 4x/10 mnt
f: 44 detik
10.55 82 24 150 5x/10 mnt 10 III-IV Lendir
f: > 45 cm darah
detik (+)

5) Memberi dukungan mental dan mengajarkan pada ibu teknik


relaksasi yang benar pada saat ada kontrkasi yaitu dengan menarik
napas panjang melalui hidung dan mengeluarkannya melalui
mulut. Ibu mengerti dan dapat melakukannya dengan baik.
6) Menciptakan suasana yang nyaman yaitu menjaga privasi ibu
dengan menutup pintu, tirai/sampiran, serta memberikan informasi
mengenai perkembangan ibu dan janin dan menciptakan suasana
yang aman dimana peralatan dan bahan yang digunakan dalam
keadaan bersih dan steril. Sudah dilakukan.
7) Menganjurkan ibu untuk berkemih jika ada rasa ingin berkemih.
Ibu menerima anjuran yang diberikan.
8) Menjelaskan pada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan
terutama pada daerah genitalia karena dapat menyebabkan infeksi.
Selalu bersihkan daerah genitlia setelah buang ar dengan air bersih
dari arah depan ke belakang. Ibu mengerti dan menerima anjuran
yang diberikan
9) Memberithu pentingnya peran keluarga dalam memberi dukungan
pada ibu selama menjalani proses persalinan. Keluarga mengerti
dengan penjelasan yang diberikan
10) Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan selama proses
persalinan:
a) Persiapan I

67
 Partus Set
Setengah kocher 1 buah, klem tali pusat 2 buah, gunting
episiotomi 1 buah, handscoon 2 pasang, kasa secukupnya.
 Heacting set
Benang (catgut chromik), jarum otot, gunting benang, pinset
anatomis, handscoon 1 pasang, naelfooder 1 pasang, kasa
secukupnya.
 Tempat obat berisi
Oksitosin 3 ampul 10 IU, lidocain 2 ampul ,Neo K 1 ampul,
Vaksin HB0, aquades, dispo 3 cc, dispo 1 cc, salep mata
oxytetraciclin. Com berisi air DTT dan kapas sublimat,
larutan sanitiser, doppler, pita ukur, dan korentang dalam
tempatnya.
b) Persiapan II
Pengisap lendir, bengkok, tempat plasenta dan plastik, larutan
clorin 0,5%,air DTT, tempat sampah medis dan non medis,
saftie box, tensimeter digital dan thermometer.
c) Persiapan III
Perlengkapan infus (Cairan infus,infus set,abucat,plester)
pakaian ibu dan bayi, meja dan alat resusitasi, perlengkapan
alat pelindunng diri (APD). Semua peralatan sudah disiapkan

2. Persalinan kala II
Tanggal : 28-11-2018 Jam : 10.55 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah menjalar kebelakang,
kencang-kencang semakin sering dan lama serta kuat dan ada rasa
ingin buang air besar,ada dorongan ingin meneran.
O: 1) Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis
2) Inspeksi
Ibu tampak kesakitan, perineum menonjol, vulva dan sfingter ani
membuka
3) Palpasi
His kuat, teratur, frekuensi 5 kali/10 menit, durasi > 45 detik
4) Auskultasi
DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur, frekuensi : 150 x/menit
5) Pemeriksaan dalam
Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio tidak teraba, Φ 10 cm
lengkap, kantung ketuban (+), presentasi belakang kepala posisi
ubun-ubun kecil kanan depan, kepala turun Hodge III-IV,molase (-
), penumbungan (-),kesan panggul luas,perineum elastis.
Pelepasan/vaginam : lendir bercampur darah semakin banyak.
A: Ny. L.R G3P2A0AH2 usia kehamulan 38 minggu 5 hari janin hidup
tunggal presentasi kepala intra uterin, kepala turun Hodge III-IV
inpartu kala II dengan keadaan ibu dan janin baik.

68
P: 1) Mendengar, melihat dan memeriksa tanda gejala kala II Ibu merasa
ada dorongan kuat dan ingin meneran,perineum tampak menonjol,
anus dan sfingter ani membuka
2) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan
esensial untuk menolong persalinan dan mendekatkan pada tempat
yang mudah dijangkau Sudah dilakukan
3) Memakai celemek plastik. Sudah dilakukan
4) Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai,
mencuci tangan dengan sabun, dan air bersih yang mengalir,
mengeringkan dengan handuk yang bersih dan kering. Tangan
sudah dicuci bersih dan kering.
5) Memakai sarung tangan DTT sebelah kanan,ambil dispo dalam
partus set. Sudah dilakukan
6) Memasukan oxitoksin ke dalam tabung suntik dan meletakan
kembali dalam partus set. Sudah dilakukan
7) Membersihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati
dari depan ke belakang dengan menggunakan kapas yang dibasahi
dengan air DTT. Sudah dilakukan
8) Melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan
lengkap. Vulva/vagina tidak ada kelainan, tidak ada benjolan,
tidak ada varises, tidak ada odem,portio tidak teraba, pembukaan
10 cm lengkap, kantung ketuban (+), presentasi belakang kepala
posisi ubun-ubun kecil kanan depan, kepala turun hodge III-
IV,molase (-), penumbungan (-), kesan panggul luas, perineum
elastis.
9) Mendekontamisasi sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 %.
Membuka dan merendam secara terbalik. Sudah dilakukan
10) Memeriksa DJJ setelah kontraksi/saat relaksasi uterus. DJJ
terdengar jelas, kuat dan teratur, frekuensi : 150x menit
11) Memberitahu ibu dan keluarga behwa pembukaan sudah lengkap,
sudah saatnya memasuki persalinan, keadaan ibu dan janin baik.
Bantu ibu memilih posisi yang nyaman dan sesuai dengan
keinginan ibu. Ibu sudah dalam posisi setengah duduk.
12) Meminta keluarga membantu menyiapkan posisi meneran. Ibu
didampingi dan dibantu oleh suami dan saudari perempuannya.
13) Pukul 11.00 WIT : ketuban pecah spontan warna jernih,
Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ada
dorongan yang kuat untuk meneran. Sudah dilakukan
14) Mendukung dan memberi semangat kepada ibu, memperbaiki cara
meneran, membantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai
pilihan kecuali terlentang dalam waktu yang lama. Menganjurkan
ibu beristirahat serta meminta keluarga memberi ibu minum di
antara kontraksi. Menilai DJJ setelah uterus selesai berkontraksi.
Sudah dilakukan
15) Meletakan handuk bersih dan kering untuk mengeringkan bayi di
atas perut ibu. Meletakan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian di

69
bawah bokong ibu. Sudah dilakukan
16) Membuka tutup partus set dan perhatikan kembali kelengkapan alat
dan bahan. Sudah dilakukan
17) Memakai sarung tangan steril /DTT pada kedua tangan. Sudah
dilakukan
18) Memastikan tidak ada lagi ketuban. Ketuban (-)
19) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka
vulva, tangan kanan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering
menyokong dan melindungi perineum dan tangan yang lain
menahan kepala bayi agar menahan posisi defleksi sehingga
lahirlah berturut-turut, ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, muka,
mulut, dan dagu. Sudah dilakukan
20) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat. Tidak ada lilitan
tali pusat
21) Usap muka bayi dengan kassa steril,daerah muka hidung dan
mulut. Sudah dilakukan
22) Tunggu sampai kepala melakukan putaran paksi luar. Kepala
melakukan putaran paksi luar
23) Setelah kepala melakukan putaran paksi luar, kedua tangan
memegang secara biparetal dan menarik kepala kearah bawah
unutk melahirkan bahu depan, kemudian ditarik ke atas untuk
melahirkan bahu belakang. Lahir bahu depan dan belakang
24) Menggeser tangan bawah kearah perineum ibu untuk menyanggah
kepala, lengan dan siku sebelah bawah. Sudah dilakukan
25) Setelah lengan dan tubuh lahir, penelusuran tangan atas berlanjut
ke punggung, bokong, tungkai, kaki dan memegang kedua mata
kaki. Pukul 11.08 WIT : bayi lahir spontan, letak belakang kepala
dengan jenis kelamin Laki-laki.
26) Melakukan penilaian sepintas pada bayi diatas perut ibu. Bayi
langsung menangis kencang, gerakan aktif.
27) Mengeringkan seluruh tubuh bayi, kecuali bagian telapak tangan
bayi tanpa membersihkan versiks caseosa, kemudian menggantikan
handuk basah dengan handuk kering yang bersih dalam posisi bayi
berada di atas perut ibu. Sudah dilakukan
28) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan tidak ada bayi ke dua
Tidak ada bayi ke-2
29) Memberitahu ibu bahwa ibu akan disuntik oksitosin. Ibu bersedia
disuntik.
30) Pukul 11.09 WIT : menyuntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3
paha atas bagian distal lateral. Sudah dilakukan.
31) Pukul 11.10 WIT : menjepit tali pusat dengan klem kira-kira 3 cm
dari pangkal tali pusat (umbilicus bayi), kemudian dari sisi luar
klem penjepit, dorong isi tali pusat kea rah distal dan menjepit
klem ke dua dengan jarak 2 cm distal dari klem pertama. Sudah
dilakukan.
32) Menggunting tali pusat sambil melindungi perut bayi di antara dua

70
klem, kemudian jepit tali pusat menggunakan penjepit tali pusat,
melepaskan klem dan masukan ke dalam wadah yang sudah
disediakan. Sudah dilakukan
33) Meletakan bayi dengan posisi tengkurap di dada ibu, dengan
mengusahakan kepala bayi di antara kedua payudara ibu dengan
posisi lebih rendah dari putting ibu. Bayi berada dalam dekapan
ibu.
34) Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan beri topi pada
kepala bayi. Sudah dilakukan

3. Persalinan Kala III


Tanggal : 28-11-2018 Jam : 11.14 WIT
BP/RB St. Martinus
S: Ibu mengatakan perutnya mules
O: Bayi lahir spontan pukul : 11.08 WIT, jenis kelamin laki-laki,
langsung menangis, kulit kemerahan, gerakan aktif, plasenta belum
lahir.
1) Keadaan umum : baik Kesadaran : composmentis
2) Inspeksi Uterus membulat
3) Palpasi. Tinggi fundus uteri : setinggi pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong.
4) Pendarahan kala III ±100 cc
A: Ny. L.R P3A0AH3 persalinan kala III

P: 1) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.


Sudah dilakukan
2) Meletakan satu tangan diatas simpisis untuk menahan bagian
bawah uterus dan tangan lain menegangkan tali pusat dengan klem.
Sudah dilakukan
3) Setelah uterus berkontraksi,lakukan PTT (peregangan tali puat
terkendali) dengan tangan kanan dan tangan kiri mendorong uterus
ke arah belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah terjadinya inversion uteri) . Sudah dilakukan
4) Melakukan penegangan dan dorongan dorso kranial hingga
plasenta terlepas dan meminta ibu meneran sambil menarik tali
pusat dengan arah sejajar dengan lantai dan kemudian kearah atas
sambil tetap melakukan dorongan dorso kranial. Sudah dilakukan
5) Melahirkan plasenta dengan kedua tangan saat plasenta muncul di
introitus vagina. Memegang dan memutar plasenta serah jarum jam
hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan. Pukul : 11.15 WIT :
plasenta lahir spontan
6) Melakukan masase uterus dengan gerakan melingkar lembut
hingga uterus berkontraksi dengan baik Sudah dilakukan, uterus

71
teraba keras/berkontraksi dengan baik
7) Memeriksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bagian bayi
dan memastikan selaput ketuban lengkap dan utuh. Masukan
plasenta ke dalam kantung plastic atau tempat yang disiapkan.
Plasenta lahir lengkap, selaput utuh, kotiledon lengkap, insersi
lateralis.
8) Mengevaluasi kemungkinan terjadinya laserasi pada vagina atau
perineum. Tidak ada laserai pada vagina dan peroneum.

4. Persalinan Kala IV
Tanggal : 28-11-2018 Jam : 11.20 WIT
Tempat : BP/RB St. Martinus
S: Ibu mengatakan merasa legah dan bersyukur karena sudah melewati
proses persalinan dengan keadaan selamat . Ibu merasa lelah setelah
proses persalinan
1) Keadaan umum : baik, Kesadaran : composmentis
2) Inspeksi
O:
Badan ibu kotor oleh keringat, darah dan air ketuban.
3) Palpasi
Tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong
4) TTV : TD 110/70 mmHg,Nadi 82 x/mnt, pernapasan 20x/mnt, suhu
37oC.
5) Pendarahan kala IV ±100 cc
A: Ny. L.R P3A0AH3 persalinan Kala IV
P: 1) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam. Uterus berkontraski baik.
2) Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit dengan ibunya
minimal 1 jam dan tetap melakukan pada ibu dan bayi. Sudah
dilakukan
3) Setelah 1 jam IMD lakukan pemeriksaan, penimbangan,
pengukuran antropometri, memberikan injeki Vit K1 dan salap
mata pada bayi.
Pukul 12.08 WIT :
a) Tanda-tanda vital:
Denyut nadi : 140 x/menit Suhu : 37,4 0c
b) Pernapasan : 48 x/menit Pengukuran antropometri
BBL : 3100 gram
PBL : 49 cm
LK : 32 cm
LD : 31 cm
LP : 30 cm
c) Penyuntikan Vit K1 (Neo K) 0,5 cc secara IM pada paha kiri,1/3
paha atas bagian luar dsn mengoles salap mata oksitetraiclin 1%

72
pada mata kiri dan kanan.
4) Meletakan kembali bayi pada ibu Sudah dilakukan
5) Setelah 1 jam pemberian Vit K1, suntikan imunisasi HB0 diberikan
Penyuntikan secara IM pada paha kanan 1/3 paha atas bagian luar.
6) Melakukan pemantauan kontraksi dan mencegah perdarahan
pervaginam
a) 2-3 kali dalam 15 menit pertama pasca persalinan
b) Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
c) Setiap 30 menit pada jam ke-2 pasca persalinan
Hasil observasi terlampir di partograf
7) Mengajarkan ibu dan keluarga bagaimana cara masase uterus dan
menilai kontraksi yaitu dengan meletakan satu tangan di atas
fundus, raba apakah uterus teraba keras atau tidak. Jika tidak
berkontraksi lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan
lembut searah jarum jam sampai teraba uterus berkontraksi atau
keras. Ibu mengerti dan dapat melakukan masase dengan benar
8) Mengevaluasi jumlah kehilangan darah. Jumlah perdarahan
seluruhnya ±150 cc.
9) Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap 15 menit
selama 1 jam pertama dan setiap 30 menit selama 1 jam pada jam
ke dua. Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam selama
2 jam pertama pasca persalinan. Sudah dilakukan
10)Memeriksa kembali kondisi bayi untuk memastikan bahwa bayi
bernafas dengan baik, serta suhu tubuh normal. Sudah dilakukan
11)Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5 % selama 10 menit untuk dekontaminasi. Mencuci dan
membilas peralatan setelah didekontaminasi. Sudah dilakukan
12)Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah
yang sesuai. Sudah dilakukan
13)Membersihkan badan ibu menggunakan air DTT. Membersihkan
sisa cairan ketuban, lender dan darah. Membantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering. Sudah dilakukan
14)Memastikan ibu merasa nyaman. Membantu ibu memberikan ASI.
Menganjurkan keluarga untuk memberikan ibu minum dan makan
yang diinginkan ibu. Ibu merasa nyaman, sudah makan nasi,daging
ayam, sayur dan minum susu hangat
15)Melakukan dekontaminasi tempat tidur bersalin dengan larutan
klorin 0,5 % Sudah dilakukan
16)Mencelupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5%,
balikan bagian dalam keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5
% selama 10 menit. Sudah dilakukan
17)Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air bersih mengalir,
kemudian keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang
bersih. Sudah dilakukan
18)Melengkapi partograf. Sudah dilakukan

73
Catatan Perkembangan Nifas
1. Nifas 6 jam
Tanggal : 28-11-2018 Jam : 17.00 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
Ibu mengatakan perutnya masih mules, tidak pusing, sudah bisa
S: menyusui bayinya dengan posisi duduk, sudah ganti pembalut 2 kali,
warna darah merah kehitaman, bau khas darah, belum BAB, BAK 1
kali warna kuning, jernih, bau khas amoniak. ibu dan keluarga
memutuskan untuk pulang ke rumah besok pagi
O: Keadaan umum : Baik,
Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda Vital : Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 80 x/m,
Pernapasan: 20 x/m, Suhu: 36,8 0C. Payudara simetris ada
pengeluaran kolostrum pada payudara kiri dan kanan, tinggi fundus
uteri 2 jari di bawah pusat, kontraksi uterus baik, pengeluaran
pervaginam yaitu lokea rubra berwarna merah kehitaman bau khas
darah ± 50 cc, kandung kemih kosong.
A: Ny. L.R P3A0AH3 nifas 6 jam
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
baik, tekanan darah ibu normal yaitu 110/80 mmHg, Nadi: 80
kali/menit, Suhu: 36,8 0C, Pernapasan: 20 kali./menit. Ibu mengerti
dengan hasil pemeriksaan yang di informasikan
2) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
minum yang teratur. Ibu mengerti dan mengatakan sudah
melakukannya. Ibu makan 2 kali porsi sedang dan dihabiskan. Jenis
makanan nasi putih, sayur dan daging ayam.
3) Memberikan ibu obat yaitu obat Folamil Genio,Hi-bone, Asam
mefenamat,Methergin dan Amoxicillin. Memotivasi ibu untuk
minum obat yaitu Folamil Genio dan Hi-bone diminum 1
Capsul/hari sedangkan asam mefenamat,methergin dan amoxicillin
3 tablet/hari. Obat tidak diminum dengan teh, kopi, maupun susu
karena dapat mengganggu proses penyerapan. Ibu sudah minum
obat yang diberikan setelah makan dan mengerti dengan penjelasan
yang diberikan tentang aturan minum serta dosis yang diberikan.
4) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif pada bayinya
selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun dan
menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya tiap 2 jam atau semau
bayinya. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya
5) Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan diri terutama
daerah genitalia dengan sering mengganti celana dalam atau
pembalut jika penuh atau merasa tidak nyaman, selalu mencebok
menggunkana air matang pada daerah genitalia dari arah depan ke
belakang setiap selesai BAB atau BAK. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya
6) Mengajarkan ibu tentang cara melakukan perawatan tali pusat bayi

74
yaitu : jangan mengoleskan bahan apapun pada punting tali pusat,
menjaga punting tali pusat tetap bersih. Jika kotor bersihkan
menggunakan air matang, keringkan dengan kain bersih kemudian
bungkus menggunakan kassa steril kering dan menganjurkan ibu
untuk segera ke fasilitas kesehatan jika pusat menjadi merah,
bernanah, berdarah atau berbau. Ibu mengerti dan bersedia
melakukannya.
7) Memberitahu ibu tanda-tanda bahaya masa nifas yaitu : demam
tinggi, perdarahan banyak, atau berbau busuk dari vagina, pusing,
dan anjurkan untuk segera melapor bila mendapati tanda-tanda
bahaya tersebut. Ibu mengerti dan bersedia melapor jika mendapati
tanda bahaya.
8) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan. Pendokumentasian telah dilakukan.

2. Nifas 10 hari
Tanggal : 08-12-2018, Pukul 10.20 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan perut tidak merasa mules lagi, sudah tidak ada lagi
pengeluaran darah dari vagina hanya pengeluaran cairan kekuningan
O: Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 120/70 mmHg, Nadi : 78 x/m,
Pernapasan : 20 x/m, Suhu : 36,6OC, uterus sudah tidak teraba lagi,
payudara simetris ada pengeluaran ASI pada payudara kiri dan kanan,
tidak ada nyeri tekan, pengeluaran pervaginam berupa cairan kuning
kecoklatan yaitu lokea serosa, tidak berbau busuk,kandung kemih
kosong, wajah dan ekstermitas tidak pucat, tidak oedem.
A: Ny. L.R P3A0AH3 nifas 10 hari.
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
P: baik, tekanan darah ibu normal yaitu 120/70 mmHg, Nadi: 78
kali/menit, Suhu: 36,60C, Pernapasan: 20 kali./menit. Ibu mengerti
dengan hasil pemeriksaan yang di informasikan.
2) Memastikan involusi uterus berjalan normal tinggi fundus uteri
tidak teraba lagi.
3) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan
abnormal. Suhu normal, pengeluaran pervaginam tidak berbau
busuk dan tidak ada perdarahan abnormal.
4) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat.
Ibu mengatakan makan teratur dengan frekuensi 3 kali perhari,
minum air putih ± 7-8 gelas perhari, istirahat siang ±2 jam dan
malam ±7 jam.
5) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit. Ibu dapat menyusui dengan baik dan tidak
terlihat adanya tanda-tanda penyulit.
6) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu atau

75
puskesmas, untuk penimbangan dan imnunisasi. Ibu bersedia
melakukannya
7) Melakukan konseling tentang jenis-jenis KB pasca persalinan, cara
kerja, keuntungan, kerugian serta efek samping dari masing-masing
jenis KB pasca salin. Ibu mengerti dan mengatakan ingin
menggunakan KB jangka panjang yaitu metode IUD.
8) Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan nifas ke 3 dan
untuk melakukan pemasangan kontrasepsi IUD. Ibu mengatakan
bersedia melakukan kunjungan nifas ke 3 dan melakukan
pemasangan kontrasepsi IUD pada tanggal 03-01-2019.
9) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan. Pendokumentasian sudah dilakukan

3. Nifas 36 hari
Tanggal : 03-01-2019, Pukul : 09.50 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan keadaannya sehat dan tidak ada keluhan
O: Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 78 x/m,
Pernapasan : 20 x/m, Suhu : 36,8OC,uterus tidak teraba, payudara
simetris ada pengeluaran asi pada payudara kiri dan kanan, tidak ada
nyeri tekan,tidak ada pengeluaran/vagina
kandung kemih kosong, wajah dan ekstermitas tidak pucat, tidak
oedem.
A: Ny. L.R P3A0AH3 nifas hari 36
P: 1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan ibu
baik, tekanan darah ibu normal yaitu 120/80 mmHg, Nadi: 78
kali/menit, Suhu: 36,80C, Pernapasan: 20 kali./menit. Ibu mengerti
dengan hasil pemeriksaan yang di informasikan.
2) Memastikan ibu maupun bayinya tidak mengalami tanda-tanda
penyulit. Ibu mengatakan dirinya maupun bayinya tidak mengalami
tanda-tanda penyulit.
3) Menganjurkan atau mengajak ibu membawa bayinya ke posyandu
atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi. Ibu mengerti
dan bersedia melakukannya.
4) Memastikan kembali keputusan ibu untuk menggunakan IUD. Ibu
bersedia menggunakan IUD
5) Melakukan pemeriksaan untuk memastikan keadaan ibu baik dan
layak untuk menggunakan IUD.
6) Melakukan Pemasangan IUD pada ibu. IUD terpasang dengan
baik.
7) Memastikan kondisi ibu baik pasca pemasangan IUD. Kondisi ibu
baik, tidak ada keluhan.
8) Memberikan kartu peserta KB dan menjadwalkan kunjungan ulang
pasca pemasangan IUD satu minggu kedepan. Ibu mengatakan

76
bersedia datang untuk melakukan kunjungan ulang di Rumah
Bersalin St.Martinus pada tanggal 10-01-2019.
9) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan. Pendokumentasian sudah dilakukan

1. Catatan Perkembangan Bayi Baru Lahir


Tanggal : 28-11-2018 Jam : 12.08 WIT
Tempat : Rumah Bersalin St.Martinus
S: Ibu mengatakan bayi menangis kuat, bergerak aktif, belum BAB,
belum BAK, dan bayi minum ASI, isapan kuat.
O: 1) Pemerikaan umum
Keadaan umum: baik, Kesadaran : komposmenti Tanda-tanda vital
: Denyut jantung : 128 kali/menit; Suhu: 37,4 0C; Pernapasan : 48
kali/menit
2) Pemeriksaan antropometri
Berat badan : 3100 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Lingkar dada : 31 cm,
Lingkar perut : 30 cm
3) Penilaian segera setelah lahir : bayi lahir langsung menangis, kulit
kemerahan ekstremitas biru, tonus otot aktif
4) Status present
a) Kepala : tidak ada caput succedaneum, ubun-ubun lembek, tidak
chepal hematoma, dan tidak ada molase.
b) Muka : tidak ada oedem, dan warna kulit kemerahan
c) Mata : simetris, konjungtiva merah mudah, sclera putih, tidak
ada tanda infeksi
d) Hidung : bersih dan ada dua lubang hidung
e) Mulut : mukosa bibir lembab, dan bibir warna merah muda,
tidak ada labiopalatoskizis
f) Telinga : simetris, dan ada dua lubang telinga
g) Leher : tidak ada pembesaran atau benjolan
h) Dada : tidak ada retraksi dinding dada
i) Abdomen : simetris, bersih, tidak ada benjolan, tidak ada
perdarahan pada tali pusat dan tali pusat segar
j) Genitalia : testis sudah turun ke skrotum
k) Punggung : tidak ada spina bifida
l) Anus : ada lubang anus
m) Ekstermitas : pergerakan ekstermitas atas dan bawah aktif,
simetris dan jumlah jari lengkap
n) Kulit : berwarna kemerahan
5) Reflek
a) Rooting : positif
b) Morro : positif

77
c) Sucking : positif
d) Grasp : positif
e) Tonicnek : positif
f) Babinsky : positif
A: By. Ny. L.R. neonatus cukup bulan sesuai usia kehamilan, umur 1 jam
keadaan umum baik
P: 1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisi bayinya. Keadaan umum
baik, denyut jantung 140 kali/menit, pernapasan 48 kali/menit, dan
suhu 37,4 0C. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
2) Memberikan suntikan Vit k1 (Neo K 0,5cc) secara IM di paha kiri
bayi anterolateral, dan memberikan salap mata oksitetrasiclin 1%
pada mata kiri dan kanan. Bayi sudah disuntik Vit K1 dan salap
mata.
3) Mengobservasi tanda-tanda vital, warna kulit, aktivitas bayi, dan
eliminasi pada bayi. Sedang dilakukan
4) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara:
a) menyinari bayi dengan lampu 60 watt berjarak 60cm dari bayi.
b) Tidak memandikan bayi dalam waktu minimal 6 jam dan setelah
itu jika suhu tubuh bayi tidak normal
c) Membungkus bayi dengan kain yang kering atau hangat
d) Menutup kepala bayi. Bayi disinari, tidak dimandikan sudah
dibungkus dengan kain kering dan menutup kepala bayi dengan
topi.
5) Mengembaikan bayi kepada ibu untuk disusui Bayi menyusui
dengan baik
6) Mengawasi serta memberitahu ibu untuk segera melapor jika
mendapati tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:
a) Demam tinggi > 37,50 C atau bayi dingin < 36,50 C.
b) Bayi sesak atau susah bernapas, warna kulit bayi kuning atau
biru.
c) Jika diberi ASI hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak
muntah, bayi menggigil, nangis tidak biasa, lemas.
d) Tali pusat bengkak, keluar cairan berbau busuk, dan kemerahan
disekitar tali pusat.
e) Bayi BAB berlendir, berdarah, atau tinja terlalu encer dan
sering.
Ibu mengerti dan bersedia melaporkan jika mendapati tanda-tanda
bahaya pada bayi.
7) Menganjurkan ibu menjaga bayi tetap bersih dan hangat dengan
cara meletakan bayi pada tempat yang hangat, bayi selalu
diselimuti terutama pada bagian kepala, mengganti kain yang basah
karena BAB atau BAK dengan kain yang kering dan bersih. Ibu
mengerti dan bersedia melakukannya
8) Mengajarkan ibu tentang cara melakukan perawatan tali pusat bayi
yaitu : Membungkus pusat dengan kassa steril tanpa mengoles atau
membubuhi bahan apapun pada punting tali pusat, menjaga punting

78
tali pusat tetap bersih. Jika kotor bersihkan menggunakan air
matang, keringkan dengan kain bersih dan menganjurkan ibu untuk
segera ke fasilitas kesehatan jika pusat menjadi merah, bernanah,
berdarah atau berbau. Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
9) Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI esklusif yaitu bayi
hanya diberi ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan apapun,
serta memotivasi ibu memberikan ASI tiap 2 jam sekali atau sesuai
dengan keinginan bayi. Ibu menerima anjuran yang diberikan dan
mengatakan akan melakukannya
10) Memberikan suntikan vakin HB0 secara IM pada paha sebelah
kanan, 1/3 paha atas bagian luar HB0 sudah diberikan diberikan 1
jam setelah pemberian Vit K1.
11) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan. Pendokumentasian sudah dilakukan.

2. Neonatus 6 jam
Tanggal : 28-11-208 Jam : 17.08 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
S: Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya secara normal, air ketuban
jernih, bayi laki-laki, lahir langsung menangis, berat badan 3100 gram,
plasenta lahir spontan lengkap, bayi diberi ASI tiap 2 jam, terakhir
bayi disusui pukul 16.30 WIT, bayi sudah BAB 1 kali warna hitam
kehijauan, konsistensi lunak, BAK 2 kali warna kuning.
O: Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda Vital: Denyut nadi : 120 x/menit, Suhu : 37,0 OC,
Pernapasan : 48 x/m, bayi aktif, reflek mengisap dan menelan kuat,
warna kulit kemerahan, tali pusat tidak berdarah.
A: By. Ny. L.R. neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 jam
keadaan umum baik
P: 1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayi
baik dan normal, denyut nadi 120 x/menit, pernapasan 48x/menit,
suhu 37,0OC, bayi aktif, menangis kuat, reflek mengisap baik,
warna kulit kemerahan, tali pusat tidak berdarah. Ibu mengerti dan
senang dengan hasil pemeriksaan yang di informasikan.
2) Mengkaji eliminasi bayi. Bayi sudah BAB 1 kali warna hitam
kehijauan, konsistensi lunak dan sudah BAK 2 kali warna kuning.
3) Mengkaji peran keluarga dalam hal melakukan perawatan pada
bayi. Ibu mengatakan suami dan saudarinya membantu dalam
perawatan bayi.
4) Memberitahu ibu dan keluarga untuk segera melapor jika
mendapati tanda-tanda bahaya pada bayi baru lahir yaitu:
a) Demam tinggi > 37,50 C atau bayi dingin < 36,50 C;.
b) Bayi sesak atau susah bernapas, warna kulit bayi kuning atau
biru.
c) Jika diberi ASI hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak

79
muntah, bayi menggigil, nangis tidak biasa, lemas.
d) Tali pusat bengkak, keluar cairan berbau busuk, dan kemerahan
disekitar tali pusat.
e) Bayi BAB berlendir, berdarah, atau tinja terlalu encer dan
sering.
Ibu mengerti dan bersedia melaporkan jika mendapati tanda-tanda
bahaya pada bayi.
5) Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan tindakan yang
dilakukan. Pendokumentasian sudah dilakukan.

3. Neonatus hari ke 5
Tanggal : 03-12-2018 Jam : 10.15 WITA
Tempat : Rumah Tn. S.D.R
S: Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat, bayi diberi ASI tiap 2 jam.
Bayi sudah BAB 3 kali warna kuning, konsistensi lunak, BAK 5 kali
warna kuning, dan tali pusat kering,sudah terlepas, tidak bau dan
berdarah,perut tidak kembung.
O: 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
2) Tanda-tanda Vital
Denyut nadi : 122 x/menit, Suhu : 36,90C ,Pernapasan : 48 x/m,
Bayi aktif, reflek mengisap dan menelan kuat, menangis kuat, warna
kulit kemerahan tidak sianosis maupun kuning, tali pusat sudah
terlepas, tidak berdarah atau berbau busuk, perut tidak kembung.
3) Melakukan penimbangan berat badan dan panjang badan BB 3000
gram , PB 49 cm
By. Ny. L.R. neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 5 hari
A: keadaan umum baik.
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayi
P: baik dan normal, denyut nadi 122 x/menit, pernapasan 48 x/menit,
suhu 36,90C, bayi aktif, reflek mengisap baik, warna kulit
kemerahan, tali pusat kering dan lepas dengan baik,BB 3000 gram,
PB 49 cm. Ibu mengerti dan senang dengan hasil pemeriksaan yang
di informasikan.
2) Mengingatkan kembali pada ibu tentang pentingnya menjaga
kehangatan pada bayi Ibu mengerti dan mau melaksanakanya.
3) Memberitahukan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi dan
menganjurkan ibu segera melapor atau membawa bayi kefasilitas
kesehatan. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi dan
mengatakan akan melapor atau membawa bayinya jika mendapati
tanda- tanda bahaya.
4) Mengingatkan ibu tentang pemberian ASI Esklusif, perawatan bayi,
menjaga kehangatan, kebersihan bayi, tanda bahaya, memotivasi ibu
untuk memberikan ASI ekslusif Ibu mengerti dan mengatakan telah
melakukannya.
5) Menganjurkan ibu untuk emberikan asi secara teratur setiap 2 jam

80
sekali Ibu mengerti dan bersedia melakukannya.
6) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke posyandu untuk
menimbang dan mengimunisasi bayinya. Ibu menerima anjuran
yang diberikan
7) Mengingatkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang. Ibu bersedia
melakukan kunjungan ulang pada tanggal 08-12-2018

4. Neonatus hari 10
Tanggal : 08-12-2018 Jam : 10.20 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
. Ibu mengatakan bayi dalam keadaan sehat, bayi diberi ASI tiap 2 jam.
S: Bayi sudah BAB 3 kali kuning kecoklatan, konsistensi lunak, BAK 5
kali warna kuning.
1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
O: 2) Tanda-tanda Vital
Denyut nadi : 126 x/menit, Suhu : 37,0 OC, Pernapasan : 46 x/m,
Bayi aktif, reflek mengisap dan menelan kuat, menangis kuat, warna
kulit kemerahan tidak sianosis maupun kuning,pusat kering, tidak
berbau dan perut tidak kembung.
3) Melakukan penimbangan dan pengukuran panjang badan BB 3200
gram, PB 50 cm
By. Ny. L.R. neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan usia 10 hari
A: keadaan umum baik.
P: 1) Menginformasikan hasil pemeriksaan pada ibu bahwa keadaan bayi
baik dan normal, denyut nadi 126 x/menit, pernapasan 48 x/menit,
suhu 37,0OC, bayi aktif, reflek mengisap baik, warna kulit
kemerahan,tali pusat sudah lepas, perut tidak kembung, BB 3200
gram, PB 50 cm. Ibu mengerti dan senang dengan informasi yang
diberikan tentang perkembangan bayinya.
2) Mengingatkan ibu tentang ASI Esklusif, perawatan bayi, menjaga
kehangatan, kebersihan bayi, tanda bahaya, memotivasi ibu untuk
memberikan ASI ekslusif. Ibu mengerti dan mengatakan telah
melakukannya.
3) Memberitahukan kembali tanda-tanda bahaya pada bayi dan
menganjurkan ibu segera melapor atau membawa bayi kefasilitas
kesehatan. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya pada bayi dan
mengatakan akan melapor atau membawa bayinya jika mendapati
tanda- tanda bahaya .
4) Menganjurkan ibu mengikuti posyandu untuk memperoleh
imunisasi bagi bayinya. Ibu menerima anjuran yang diberikan.
5) Mendokumentasikan semua hasil pemeriksaan dan asuhan yang
diberikan. Pendokumentasian telah dilakukan

81
Catatan Pelayanan kontrasepsi AKDR/ IUD
1. Pemasangan IUD
Tanggal : 03-01-2019 , Pukul 09.50 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
Ibu mengatakan baru selesai melahirkan 42 hari dan ingin seger
S: menggunakan KB
O: 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
2) Tanda-tanda Vital : Tekanan darah : 120/80 mmHg, Nadi : 78 x/m,
Pernapasan : 20 x/m, Suhu : 36,8OC.
3) Inspeksi : Vagina tidak ada infeksi,vulva bersih,tidak ada kelainan.
4) Palpasi : Tidak ada bendungan ASI, tidak ada pembesaran
hepar,tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah kiri,kanan dan
diatas shympisis.
5) Pemeriksaan dalam : Portio menutup,posisi antefleksi.
6) Pemeriksaan Inspekulo : tidak ada erosi portio,tidak ada polip pada
portio, pengeluaran cairan bening dari portio, tidak berbau, tidak
ada tanda-tanda kanker.
A: Ny. L.R P3A0AH3 Akseptor KB baru IUD paska persalinan

P: 1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan dan menyampaikan bahwa ibu


dapat menggunakan kontrasepsi IUD.
Keadaan umum : Baik, Kesadaran : Komposmentis
Tanda-tanda Vital : Tekanan darah: 110/80 mmHg, Nadi : 78 x/m,
Pernapasan: 18 x/m, Suhu 36,9OC. Tidak ada penimbunan,
pembengkakan dan nyeri tekan pada ayudara,abdomen dan tidak
ada kelainan pada vagina dan portio. Ibu mengatakan senang dan
lega dengan hasil pemeriksaan.
2) Menjelaskan efek samping kb IUD sampai ibu benar-benar
mengerti. Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
3) Menjelaskan proses pemasangan IUD kepada ibu Ibu mengerti dan
bersedia dipasang.
4) Menganjurkan pada ibu untuk mengisi inform consent. Ibu dan
suami bersedia mengisi dan menandatangai inform consent.
5) Menyiapkan tempat tidur obgin dan peralatan yang akan digunakan
pada saat pemasangan IUD, antara lain :
a) Bak intrumen berisi : spekulum cocor bebek,tenakulum,sonde
uterus.ovale klem,gunting,kassa steril,kapas sublimat.
b) IUD dalam kemasan
c) Kom berisi antiseptik
d) Lampu sorot/ senter kepala
e) Tempat sampah medis dan non medis
f) Korentang dalam tempatnya.
g) Hanscund steril
h) APD
i) Kom berisi air DTT

82
j) Ember/loyang berisi larutan clorin 0,5 %
k) Tempat tidur obgin
Semua alat telah siap
6) Menyiapkan ibu. Ibu sudah siap di atas tempat tidur obgin
7) Melepas semua perhiasan dan jam tangan Sudah dilakukan
8) Menggunakan APD dan mencuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir. Sudah dilakukan
9) Mengatur posisi ibu dan menyetel lampu sorot/senter kepala. Sudah
dilakukan

10) Menyentuh ibu dan memberitahu akan dilakukan pemasangan IUD


dan menganjurkan ibu untuk lebih rileks. Ibu lebih rileks dan
tenang
11) Membuka kemasan IUD, memasukkan lengan IUD kedalam
tabung,pasang pendorongnya. Sudah dilakukan
12) Menggunakan hanskund steril pada kedua tangan Sudah dilakukan
13) Membersihkan vagina dengan menggunakan kapas dan air DTT,
usap dari atas ke arah perineum, lakukan sebanyak 3 kali. Sudah
dilakukan.
14) Memasang spekulum, usap liang vagina dan serviks dengan larutan
antiseptik. Sudah dilakukan.
15) Menjepit serviks dengan tenakulum arah jam 11 sambil menyuruh
ibu batuk yang kencang. Sudah dilakukan.
16) Memasukkan sonde uterus kedalam kavum uteri tengan teknik
tanpa sentuh untuk mengukur kedalaman dan poisi uterus uterus.
Sudah dilakukan, panjang uterus 7cm.
17) Pindahkan leher biru pada tabung IUD sampai berukuran 7cm
tanpa mengeluarkan tabung dari kemasan. Sudah dilakukan
18) Keluarkan tabung dari kemasan secara hati-hati tanpa menyentuh
bagian yang steril. Sudah dilakukan.
19) Tarik tenakulum secara perlahan dan hati-hati, masukkan tabung
insersi kedalam kavum uteri melalui serviks sesuai bentuk uterus
sampai leher biru menyentuh serviks dan terasa adanya tahanan.
Sudah dilakukan
20) Memegang serta menahan tenakulum dan pendorong dengan satu
tangan kemudian tarik tabung insersi keluar secara perlahan sampai
terasa ada tahanan pada tangkai pendorong, dorong kembali tabung
insersi sampai leher biru menyentuh serviks. Sudah dilakukan
21) Mengeluarkan sebagian tabung insetor dan gunting benang IUD
dan sisakan benang 3-4 cm dari serviks. Sudah dilakukan
22) Keluarkan tabung insersi dan pendorong seluruhnya lalu masukkan
kedalam larutan clorin 0,5%. Sudah dilakukan.
23) Lepas tenakulum secara perlahan sambil menyuruh ibu untuk batuk
yang kencang. Sudah dilakukan
24) Memeriksa serviks dan perdarahan pada bekas jepit tenakulum.
Ada pengeluaran sedikit darah dari bekas jepit tenakulum

83
25) Beri antiseptik (betadin) pada daerah serviks dan bekas jepitan
tenakulum. Sudah dilakukan
26) Melepas spekulum dengan hati-hati dan perlahan Sudah dilakukan.
27) Melakukan tindakan pra pemasangan antara lain menyelipkan
benang kesamping serviks, mengatur posisi ibu berbaring miring
kiri untuk bebrapa saat. Sudah dilakukan
28) Mendekontaminasikan alat-alat yang didigunakan dengan larutan
clorin 0,5 % selama 10 menit. Sudah digunakan
29) Membuang semua bahan habis pakai kedalam tempat sampah yang
disediakan. Sudah dilakukan
30) )Mencelupkan kedua tangan kedalam larutan Clorin 0,5%,
membuka dan merendamnya secara terbalik. Sudah dilakukan
31) Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir Sudah dilakukan
32) Memastikan ibu dalam keadaan baik dan tidak mengalimi syok. Ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan baik-baik saja.
33) Memberitahu ibu bahwa pemasangan IUD sudah selesai dan ibu
boleh menggunakan pakaian. Ibu merasa lega dan kembali
menggunakan pakaiannya
34) Mengajari ibu cara mengecek benang IUD yaitu dengan cara duduk
jongkok lalu masukkan jari telunjuk kedalam vagina untuk meraba
benang IUD. Ibu mengerti dan akan melakukannya nanti
35) Memberitahu ibu untuk kontrol kembali 1 minggu atau segera bila
ada keluhan. Ibu beredia melakukan kontrol 1 minggu kedepan
yaitu pada tanggal 10-01-2019.
36) Mendekomentasikan semua kegiatan yang dilakukan.
Pendekomentaian sudah dilakukan.

2. Post Pemasangan AKDR/IUD 1 minggu


Tanggal :10-01-2019, Pukul : 09.45 WIT
Tempat : BP/RB St.Martinus
Ibu mengatakan ingin mengontrol IUD dan tidak ada keluhan.
S:
A: Ny.L.R P3A0AH3 Peserta baru kb IUD post pemasangan1 minggu

P: 1) Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan memstikan


keadaan ibu baik dan IUD terpasang baik. Ibu senang dengan hasil
pemeriksaan yang disampaikan
2) Mengingatkan ibu untuk terus menjaga kebersihan genetalianya. Ibu
bersedia melakukannya
3) Mengingatkan ibu untuk sesekali memeriksa benang IUD sendiri.
Ibu bersedia melakukannya
4) Mengingatkan kembali ibu tentang efek samping IUD dan bila ada
keluhan dari salah satu efek samping harus segera kontrol. Ibu
mengerti dan bersedia kontrol bila timbul efek samping.
5) Menjadwalkan kunjungan ulang satu bulan kedepan atau lebih cepat

84
bila ada keluhan. Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang satu
bulan kedepan atau segera setelah timbul keluhan.
6) Mendekomentasikan hasil pemeriksaan. Sudah dilakukan.

C. Pembahasan
Pembahasan merupakan bagian dari laporan kasus yang membahas
tentang kendala atau hambatan selama melakukan asuhan kebidanan pada
kilen. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan antara tinjauan pustaka dan
tinjauan kasus. Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan
pemecahan masalah untuk perbaikan atau masukan demi meningkatkan asuhan
kebidanan.
Penulis melakukan asuhan kebidanan berkelanjutan pada ibu hamil
trimester III yaitu Ny. L.R dengan usia kehamilan 34 minggu di BP/RB
St.Martinus Kaimana dengan menggunakan manajemen kebidanan Varney dan
pendokumentasian SOAP, sehingga pada pembahasan berikut ini, penulis akan
membahas serta membandingkan antara teori dan fakta yang ada selama
melakukan asuhan kebidanan pada Ny.L.R mulai dari kehamilan trimester III
sampai perawatan masa nifas.
1. Masa kehamilan
Pada tanggal 26-10-2018, penulis bertemu dengan ibu hamil trimester
III yaitu Ny. L.R di BP/RB St.Martinus Kaimana dengan usia kehamilan 34
minggu dan telah dilakukan inform consent (terlampir) sehingga ibu setuju
dijadikan objek untuk pengambilan studi kasus.
a. Pengkajian
Berdasarkan langkah pertama manajemen kebidanan yaitu
pengumpulan informasi atau data subyektif dan obyektif. Informasi ini
mencakup riwayat hidup, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang
sesuai kebutuhan. Data pengkajian dibagi atas data subjektif dan data
objektif. Data subjektif adalah data yang diperoleh langsung dari klien
dan keluarga sedangkan data objektif adalah data yang diperoleh
berdasarkan hasil pemeriksaan. Pengkajian data subjektif penulis
melakukan anamnesa tentang identitas, keluhan utama, riwayat keluhan

85
utama, riwayat obstetric, riwayat kesehatan ibu dan keluarga, pola
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, dan riwayat psikososial.
Pada kasus ini didapatkan biodata Ny. L.R umur 32 tahun,
pendidikan DIII Kebidanan, pekerjaan ASN dan suami Tn. S.D.R umur
36 tahun, pendidikan DIV Farmasi, pekerjaan ASN. Dalam teori
Ambarwati (2010) dan di perkuat oleh teori Walyani (2015) yaitu umur
dicatat dalam tahun untuk mengetahui adanya resiko seperti kurang dari
20 tahun, alat-alat reproduksi belum matang, mental dan psikisnya belum
siap.Sedangkan umur lebih dari 35 tahun rentan sekali untuk terjadi
perdarahan. Suku/ bangsa berpengaruh terhadap adat istiadat atau
kebiasaan sehari-hari. Pendidikan berpengaruh dalam tindakan kebidanan
dan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuannya, sehingga
bidan dapat memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
Pekerjaan guna mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonominya,
karena ini juga mempengaruhi dalam gizi pasien tersebut. Dari biodata
yang diperoleh umur ibu tidak termasuk dalam faktor resiko,Tingkat
pendidikan Ny.L.R adalah DIII Kebidanan sehingga dalam pemberian
asuhan penulis tidak mendapat kesulitan, Ny.L.R adalah seorang bidan
ASN dan suaminya adalah seorang ASN Farmasi sehingga nutrisi Ny.
L.R sangatlah terpenuhi dan juga dari segi suku/ bangsa tidak menganut
budaya yang dapat berpengaruh buruk terhadap kehamilan dan kesehatan
ibu.
Berdasarkan pengkajian klien melakukan pemeriksaan kehamilan
atau ANC sebanyak 8 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali,
trimeseter II sebanyak 3 kali dan trimester III ibu sudah melakukan
pemeriksaan sebanyak 4 kali. Kunjungan kehamilan atau ANC ini sudah
memenuhi standar pelayanan ANC yaitu selama kehamilan minimal 4
kali kunjungan yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali, trimester II
sebanyak 1 kali dan trimester III sebanyak 3 kali (Walyani, 2015). Pada
saat kunjungan ibu datang dengan keluhan sering kencing sehingga susah
tidur. Pada trimester III nocturia (sering kencing) terjadi karena bagian

86
terendah janin akan menurun dan masuk ke dalam panggul dan
menimbulkan tekanan langsung pada kandung kemih. Intervensi yang
diberikan adalah perbanyak minum pada siang hari tidak pada malam
hari dan membatasi minuman yang mengandung bahan kafein seperti teh,
kopi, dan soda (Marmi, 2014).. Keluhan yang ibu alami akan
ketidaknyamanan ini merupakan hal yang fisiologis pada trimester III,
dan intervensi yang diberikanpun sesuai dengan teori.
Pada kunjungan ini Ny. L.R. mengatakan hamil anak ketiga dan
usia kehamilannya memasuki 8 bulan. Dimana perhitungan usia
kehamilan dikaitkan dengan HPHT tanggal 01-03-2018 didapatkan usia
kehamilan ibu 34 minggu. Diperkirakan persalinannya tanggal 08-12-
2018. Perhitungan tafsiran persalinan menurut Neegle yaitu tanggal
ditambah 7, bulan dikurang 3 dan tahun ditambah 1 (Walyani, 2015).
Berdasarkan pengkajian klien melakukan pemeriksaan kehamilan
atau ANC sebanyak 8 kali, yaitu pada trimester I sebanyak 1 kali,
trimeseter II sebanyak 3 kali dan trimester III ibu sudah melakukan
pemeriksaan sebanyak 4 kali. Berdasarkan Walyani (2015) interval
kunjungan pada ibu hamil minimal sebanyak 4 kali, yaitu setiap 4
minggu sekali sampai minggu ke 28, kemudian 2-3 minggu sekali sampai
minggu ke 36 dan sesudahnya setiap minggu, sebelum minggu ke 14
pada trimester I, I kali kunjungan pada trimester kedua antara minggu ke
14 sampai 28, dua kali kunjungan selama trimester III antara minggu ke
28sampai 36 dan sesudah minggu ke 36. Hal ini berarti ibu mengikuti
anjuran yang diberikan bidan untuk melakukan kunjungan selama
kehamilan. sampai 36 dan sesudah minggu ke 36. Hal ini berarti ibu
mengikuti anjuran yang diberikan bidan untuk melakukan kunjungan
selama kehamilan.
Ibu mengatakan tidak mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid pada
kehamilannya yang ke-3 ini, selama kehamilan-kehamilan sebelumnya
ibu sudah mendapat imunisasi. Menurut Romauli (2011), ibu hamil
dengan status TT4 dapat diberikan sekali suntikan terakhir telah lebih

87
dari setahun dan bagi ibu hamil dengan status TT5 tidak perlu disuntik
TT karena telah mendapatkan kekebalan seumur hidup atau 25 tahun.
Berat badan ibu ditimbang saat kunjungan adalah 65 kg, ibu
mengalami kenaikan 2 kg dari berat badan pada kunjungan sebelumnya
yaitu 63 kg, sedangkan kenaikan berat badan ibu selama kehamilan
adalah 10 kg yaitu dari 55 kg sebelum hamil menjadi 65 kg pada usia
kehamilan 34, penambahan berat badan normal selama kehamilan adalah
11-13 kg, atau 20% dari berat badan sebelum hamil, penambahan berat
badan sekitar 0,5 kg pada trimester pertama dan 0,5 kg setiap minggu
pada trimester berikutnya. Kenaikan berat badan ibu secara keseluruhan
jika dihitung 20% dari berat badan yaitu berat badan sebelum hamil 55
kg X 20% maka hasilnya 11 kg dan kenaikan berat badan ibu 10 kg
sehingga kenaikan berat badan ibu tergolong normal dan sesuai dengan
teori.
Pelayanan antenatal care yang dapat diberikan pada ibu hamil saat
melakukan kunjungan antenatal minimal 10 T (timbang berat badan,
mengukur tinggi badan, mengukur tekanan darah, nilai status gizi,
mengukur TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ, pemberian
imunisasi TT, tablet besi minimal 90 tablet, pemeriksaan laboratorium,
tata laksana /penanganan kasus dan temu wicara. Pada Ny.L.R
pelayanan antenatal care yang diberikan hanya 8 T seperti dilakukan
mengukur tinggi dan timbang berat badan, mengukur tekanan darah, nilai
status gizi, mengukur TFU, menentukan presentasi janin dan DJJ, tablet
besi minimal 90 tablet, pemeriksaan laboratorium, tatalaksana kasus, dan
temu wicara. Selama kehamilan ibu tidak mendapat suntikan imunisasi
TT dengan status TT5. Menurut Romauli (2011), ibu hamil dengan status
TT4 dapat diberikan sekali suntikan terakhir telah lebih dari setahun dan
bagi ibu hamil dengan status TT5 tidak perlu disuntik TT karena telah
mendapatkan kekebalan seumur hidup atau 25 tahun. Menurut
Prawirohardjo (2010) yaitu apabila suatu daerah tidak bisa melaksanakan
14 T sesuai kebijakan dapat dilakukan standar minimal pelayanan ANC

88
yaitu 7 T. Dalam kasus ini ibu sudah memperoleh pelayanan ANC yang
sesuai standar yang ada.
Pemberian tablet zat besi (tablet tambah darah), Ny L.R sudah
mengkonsumsi sejak usia kehamilan 12 minggu, walau dari pengakuan
ibu setiap bulannya kadang-kadang masih ada sisa 3-4 tablet karena Ny.
L.R lupa meminumnya, dan Ny. L.R/ sudah merasakan manfaat selama
ini. Ny. L.R tidak merasa keluhan yang berarti atau mengarah pada tanda
bahaya.
Hasil palpasi abdominal pada Leopold I TFU 2 jari dibawah
procesus xypoideus dan TFU menurut Mc. Donald 28 cm, pada fundus
teraba bulat, lembek, dan tidak melenting, menurut Walyani (2015)
tujuan Leopold I untuk mengetahui tingggi fundus uteri dan apa yang
berada dalam fundus, sedangkan menurut Romauli (2011) normalnya
pada fundus teraba bagian lunak dan tidak melenting (bokong). Tujuan
lain Leopold 1 juga mengukur TFU dari simfisis untuk menentukan usia
kehamilan dengan menggunakan pita cm (> 12 minggu) atau cara MC.
Donald dengan pita cm usia kehamilan (> 22 minggu). Hasil dari
Leopold II bagian kanan terba keras, datar dan memanjang, seperti papan
dan bagian kiri teraba bagian kecil janin, menurut Walyani (2015)
leopold II untuk mengetahui letak janin memanjang atau melintang dan
bagian janin teraba disebelah kiri atau kanan dan menurut Romauli
(2011) normalnya teraba bagian panjang, keras seperti papan (punggung)
pada satu sisi uterus dan pada sisi lain teraba bagian kecil janin. Leopold
III pada segmen bawah rahim teraba keras, bulat dan melenting dan
belum masuk PAP, menurut Walyani (2015) leopold III untuk
menentukan apa yang ada di bagian terendah janin dan sudah masuk PAP
atau belum. Menurut Romauli (2011) normlanya pada bagian bawah
janin teraba bagian yang bulat, keras dan melenting (kepala janin).
Leopold IV kedua tangan pemeriksa masih saling bersentuhan . Walyani
(2015) leopold IV untuk menentukan seberapa jauh bagian terendah janin
dan sudah masuk PAP. Auskultasi denyut jantung janin 140 x/menit.

89
Dalam teori yang dikemukakan Walyani (2015) bahwa denyut jantung
janin yang normal antara 120 hinggga 160 x/menit. Pada ANC pertama
kali dilakukan pemeriksaan laboratorium oleh tenaga analis yang
didalamnya mencakup pemeriksaan HB dengan hasil 11,4 gram%, dan
pada usia kehamilan 34 minggu dilakukan pemeriksaan Hb ulang dengan
hasil 10,8 gr%. Menurut Walyani (2015) pemeriksaan penunjang
dilakukan saat kunjungan pertama dan diperiksa lagi menjelang
persalinan. Hal ini berarti kurangnya atau keterbatasan alat pemeriksaan
penunjang. Menurut Romauli (2011), Hb dalam kondisi tidak anemi,
normlanya 11 g%. Berdasarkan temuan yang diperoleh dikaitkan dengan
teori yang ada keadaan Ny. L.R normal dan tidak menunjukan adanya
tanda bahaya.
Pada catatan perkembangan kasus Ny. L.R setelah dilakukan
asuhan yang terakhir di BP/RB St.Martinus, didapatkan hasil keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, TD: 110/80 mmHg, Nadi: 80
kali/menit, Suhu: 36,90C, Pernapasan: 20 kali./menit, keadaan kehamilan
baik, letak kepala, keadaan janin baik DJJ normal yaitu 142 kali/menit.
Ibu mengerti tentang hasil pemeriksaan kehamilannya, ibu bersedia untuk
melakukan anjuran bidan, obat telah diberikan, dan ibu bersedia untuk
minum sesuai anjuran yang diberikan. Dilakukan promosi kesehatan
tentang tanda-tanda persalinan, personal hygiene, tanda-tanda bahaya,
mempertahankan pola makan dan minum, persiapan persalinan dan
tindakan yang harus dilakukan oleh keluarga dalam menghadapi
kegawatdaruratan serta menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan 1
minggu kemudian, hal tersebut sesuai dengan teori dalam buku Asuhan
Persalinan Normal (2010) tentang kebutuhan ibu hamil trimester 3 dalam
menghadapi persalinan. Selama melaksanakan asuhan antenatal care,
semua asuhan yang diberikan pada Ny. L.R dapat terlaksana dengan baik,
keadaan normal. Ny. L.R beserta suami bersifat kooperatif sehingga tidak
terjadi kesulitan dalalm memberikan asuhan.

90
2. Persalinan
a. Kala I
Pada saat usia kehamilan menginjak 38 minggu lebih 5 hari tepat
pukul 08.00 WIT pada tanggal 28-11-2018, Ny. L.R.dan keluarga datang
ke Rumah Bersalin St.Martinus. Ibu mengeluh sakit perut bagian bawah
menjalar kebelakang dan perut sering kencang-kencang, sudah keluar
lendir bercampur darah sekitar pukul 03.00 WIT pada saat ibu buang air
kecil. Menurut Asrina, dkk (2010) nyeri pada pinggang dan keluar lendir
bercampur darah merupakan tanda-tanda persalinan teori ini diperkuat
oleh Hidayat (2010) dimana tanda-tanda persalinan adanya perubahan
serviks, ketuban pecah, keluar lendir bercampur darah, dan gangguan
pada saluran pencernaan, usia kehamilan sudah termasuk aterm untuk
melahirkan. Usia kehamilan cukup bulan adalah usia kehamilan 37-42
minggu. Dari usia kehamilan ibu dan keluhan yang dialami semuanya
merupakan hal yang fisiologis karena ibu sudah akan memasuki proses
peersalinan.
Pada pemeriksaan tanda-tanda vital tidak ditemukan kelainan
semuanya dalam batas normal yaitu tekanan darah 110/80 mmHg, nadi
80 x/menit, pernafasan 20 x/menit dan suhu 36,8Oc, his kuat dan sering
dengan frekuensi 3 x dalam 10 menit lamanaya 30-35 detik, DJJ
140x/menit, kandung kemih kosong, pada pemeriksaan abdomen
menunjukkan hasil yang normal yaitu teraba punggung disebelah kanan.
Pada pemeriksaan dalam pukul 08.00 WIT tidak ditemukan adanya
kelainan vulva dan vagina, portio teraba lunak dan tebal pembukaan 6
cm, ketuban utuh, presentasi kepala, teraba sutura, ubun-ubun kecil
kanan depan, tidak ada molage.
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif
ditegakkan diagnosa Ny.L.R G3P20A0AH2 usia kehamilan 34 minggu
janin hidup tunggal presentasi kepala intra uterin, kepala turun Hodge II
inpartu kala I fase aktif dengan keadaan ibu dan janin baik.

91
Setelah itu penulis melakukan pemantauan selama kala I fase aktif
yaitu tekanan darah, suhu, pembukaan serviks, penurunan kepala, dan
warna cairan amnion tiap 4 jam, DJJ, nadi dan kontraksi tiap 30 menit.
Pada persalinan kala I juga dilakukan gerakan asuhan sayang ibu,
ibu diberi dukungan dan kenyamanan posisi. Ibu memilih berbaring
posisi miring ke kiri membantu janin mendapat suplai oksigen yang
cukup, selain pilih posisi ibu juga dianjurkan untuk memenuhi asupan
nutrisi dan cairan, ibu diberikan nasi, sayur, lauk dan susu hangat, hal ini
dapat membantu karena pada saat proses persalinan ibu akan mudah
mengalami dehidarasi (Asrina, dkk, 2010).
b. Kala II
Pada pukul 10.55 WITA ibu mengeluh sakit dan kencang-kencang
semakin sering dan kuat, dan ada rasa ingin meneran, inspeksi didapati
perineum menonjol, vulva dan sfingter ani membuka, lendir darah
meningkat. Berdasarkan referensi ibu telah mengalami tanda persalinan
kala II yaitu ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi, ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan
atau vaginanya, perineum menonjol, vulva-vagina dan sfingter ani
membuka, meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah. Kemudian
melakukan pemeriksaan, vulva dan vagina tidak ada kelainan, portio
tidak teraba, pembukaan lengkap 10 cm, ketuban pecah spontan pada
pukul 12.20 WITA, penurunan kepala hodge III-IV 1/5, DJJ 150x/menit
dan hisnya 5x/10 menit lamanya 45 detik. Lamanya persalinan kala I dari
pembukaan 6 cm hingga 10 cm adalah selama 2 jam 55 menit. Hal ini
tidak menyimpang dengan teori yang dikemukakan oleh Marmi (2012)
bahwa pada primigravida kala I berlangsung kira-kira 12 jam, sedangkan
pada multigravida kira-kira 7 jam.
Berdasarkan hasil pengkajian data subyektif dan data obyektif
ditegakkan diagnosa Ny. L.R G3P2A0AH2 usia kehamilan 38 minggu
janin hidup tunggal presentasi kepala intra uterin, kepala turun Hodge III-
IV inpartu kala II dengan keadaan ibu dan janin baik.

92
Berdasarkan diagnosa yang ditegakkan selama kala II diberikan
asuhan sayang ibu dalam bentuk meminta keluarga mendampingi proses
persalinan, KIE proses persalinan, dukungan psikologi, membantu ibu
memilih posisi, cara meneran dan pemberian nutrisi untuk mewujudkan
persalinan lancar. Asuhan yang diberikan ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Marmi (2012). Ibu dapat mengedan dengan baik
sehingga jam 11.08 WIT bayi lahir spontan, langsung menangis, jenis
kelamin laki-laki, berat badan 3100 gram, apgar score 7/9/10, langsung
dilakukan IMD pada bayi, hal ini sesuai dengan anjuran dalam buku
Asuhan Persalinan Normal (2008) tentang inisiasi menyusui dini (IMD)
sebagai kontak awal antara bayi dan ibunya. Pada Kasus ini kala II
berlangsung selama 13 menit, hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan bahwa pada primigravida kala II berlangsung kurang dari 2
jam dan 1 jam pada multigravida. Dalam proses persalinan Ny. L.R tidak
ada hambatan, kelainan, ataupun perpanjangan Kala II, kala II
berlangsung dengan baik.
c. Kala III
Persalinan kala III ibu mengatakan merasa senang bayinya sudah
lahir dan perutnya terasa mules kembali, hal tersebut merupakan tanda
bahwa plasenta akan segera lahir, ibu dianjurkan untuk tidak mengedan
untuk menghindari terjadinya inversio uteri. Segera setelah bayi lahir ibu
diberikan suntikan oksitosin 10 unit secara IM di 1/3 paha kanan atas,
terdapat tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus membundar, tali
pusat memanjang, terdapat semburan darah dari vagina ibu, kontraksi
uterus baik dan kandung kemih kosong. Hal ini sesuia dengan teori yang
kemukakan oleh Marmi (2012), yang menyatakan bahwa tanda-tanda
pelepasan plasenta yaitu uterus menjadi keras dan bundar, terlihat lebih
kencang, sering ada pancaran darah mendadak, uterus naik di abdomen
karena plasenta yang telah terlepas, tali pusat keluar lebih panjang dari
vagina yang menandakan bahwa plasenta telah turun.

93
Pada pengkajian data subyektif dan data obyektif ditegakkan
diagnosa yaitu Ny L.R P3A0AH3 perlangsungan kala III. Kemudian
dilakukan penegangan tali pusat terkendali yaitu tangan kiri menekan
uterus secara dorsokranial dan tangan kanan menegangkan tali pusat dan
7 menit kemudian setelah bayi lahir , plasenta lahir spontan dan selaput
amnion, korion dan kotiledon lengkap. Setelah plasenta lahir uterus ibu
di masase selama 15 detik uterus dan berkontraksi dengan baik. Tindakan
tersebut sudah sesuai dengan teori manajemen aktif kala III pada buku
panduan APN (2008). Pada kala III pelepasan plasenta dan pengeluaran
plasenta berlangsung selama 7 menit dengan jumlah perdarahan kurang
lebih 150 cc pelepasan plasenta berlangsung selama 6 sampai dengan 15
menit setelah bayi keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri
dan kala III berlangsung tidak lebih dari 30 menit dan perdarahan yang
normal yaitu perdarahan yang tidak melebihi 500 ml. Hal ini berarti
manajemen aktif kala III dilakukan dengan benar dan tepat.
d. Kala IV
Setelah plasenta lahir ibu mengatakan merasa senang karena sudah
melewati proses persalinan dan perutnya masih terasa mules, namun hal
ini normal menandakan uterus berkontraksi. Hasil dari pemeriksaan
tanda-tanda vital ibu normal, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat,
uterus teraba keras.Tekanan darah, nadi, dan pernapasan harus kembali
stabil pada level pra-persalinan selama jam pertama pasca partum, hal ini
dikemukakan oleh Marmi (2012) selain itu juga menjelaskan bahwa
uterus berkontraksi normal harus terasa keras ketika disentuh atau diraba.
Pada pengkajian data subyektif dan data obyektif ditegakkan
diagnosa yaitu Ny L.R P3A0AH3 perlangsungan kala IV. Ibu dan
keluarga diajarkan menilai kontraksi dan massase uterus untuk mencegah
terjadinya perdarahan yang timbul akibat dari uterus yang lembek dan
tidak berkontraksi yang akan menyebabkan atonia uteri. Hal tersebut
sesuai dengan teori dalam buku Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas
(Ambarwati, 2010) tentang asuhan kunjungan pada masa nifas. Pada

94
kasus Ny. L.R termasuk ibu bersalin normal karena persalinan
merupakan proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu secara pervaginam dengan kekuatan ibu sendiri, persalinan
dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan
(setelah 37 minggu) tanpa disertai adanya penyulit (Marmi, 2012). Proses
persalinan pada Ny.L.R berjalan dengan baik dan aman. Ibu dan bayi
dalam keadaan sehat serta selama proses persalinan ibu mengikuti semua
anjuran yang diberikan.
3. Masa nifas
a. Kunjungan 6 jam Nifas
Penulis melakukan asuhan pada pukul 17.08 WIT yang merupakan
masa 6 jam post partum. Berdasarkan Ambarwati (2010) perawatan
lanjutan pada 6 jam postpartum yaitu tentang pencegahan perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI awal, melakukan
hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap hipotermi.
Penulis melakukan pengkajian data subyektif dimana ibu mengatakan
perutnya masih terasa mules, namun kondisi tersebut merupakan kondisi
yang normal karena mules tersebut timbul akibat dari kontraksi uterus.
Pemeriksaan 6 jam nifastidak ditemukan adanya kelainan, keadaan
umum ibu baik, tanda-tanda vital normal, ASI sudah keluar, kontraksi
baik, TFU 2 jari bawah pusat, konsistensi keras sehingga tidak terjadi
atonia uteri, darah yang keluar ± 50 cc dan tidak ada tanda-tanda infeksi,
ASI sudah keluar banyak, ibu sudah mulai turun dari tempat tidur dan
sudah menyusui bayinya dengan posisi duduk, sudah mau makan dan
minum dengan menu nasi, sayur, dan daging ayam, hal tersebut
merupakan salah satu bentuk mobilisasi ibu nifas untuk mempercepat
involusi uterus.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh maka
penulis menegakan diagnosa Ny L.R. P3A0AH3 postpartum 6 jam.
Asuhan yang diberikan tentang memberikan informasi tentang hasil
pemeriksaan dan keadaan ibu, makanan yang bergizi dan minum yang

95
cukup, istirahat yang cukup, perawatan payudara, personal hygiene,
perawatan bayi, cara mencegah dan mendeteksi perdarahan masa nifas
karena atonia uteri, mobilisasi dini, serta memberikan ibu obat asam
mefenamat 500 mg, amoxicillin 500 mg, tablet Fe dan vitamin A 200.000
unit selama masa nifas serta pemberian ASI esklusif, yang dikemukakan
oleh Suherni, dkk(2010) yang diperkuat oleh Mansyur (2014) pemberian
ASI eksklusif diberikan selama 6 bulan karena ASI mengandung zat gizi
dan mencukupi untuk menjamin tumbuh bayi sampai umur 6 bulan.
Pada catatan perkembangan nifas Ny. L.R setelah dilakukan
asuhan ibu mengeluh belum BAB. Biasanya ibu akan mengalami
konstipasi setelah persalinan. Hal ini disebabkan karena pada waktu
persalinan, alat pencernaan mengalami tekanan yang menyebabkan kolon
menjadi kosong, pengeluaran cairan yang berlebih pada waktu
persalinan, kurangnya asupan cairan dan makanan, serta kurangnya
aktivitas tubuh. Penulis melakukan pemeriksaan pada ibu didapatkan
hasil KU ibu baik, kesadaran komposmentis, tanda-tanda vital ibu normal
pada hari pertama, serta involusi uterus berjalan dengan baik, perdarahan
normal, dan tidak ada tanda-tanda infeksi. Asuhan yang diberikan pada
Ny. L.R berupa menginformasikan keadaan ibu, mengatasi keluhan susah
BAB dengan menganjurkan ibu untuk banyak minum air putih serta
makan sayuran berserat dan buah. Pada hari ketujuh nifaskonseling
tentang KB secara dini. Meskipun dalam program kunjungan konseling
KB dilakukan pada saat kunjungan ke-3 yaitu pada hari ke 29-42
postpartum, tetapi penulis melakukannya pada hari ketujuh post partum.
Selain itu juga penulis tetap memotivasi ibu untuk melakukan apa yang
dianjurkan pada asuhan sebelumnya sambil tetap memantau keadaan ibu.
b. Kunjungan nifas II hari ke-10 nifas
Pada tanggal 08-12-2018 pukul 10.20 WITA, Ny.L.R melakukan
kunjungan ulang di Rumah Bersalin St.Martinus, dimana pada saat ini
ibu memasuki 10 hari postpartum. Kunjungan ini sesuai dengan
kunjungan yang dianjurkan oleh Kemenkes RI yaitu program kunjungan

96
masa nifas dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari, 29
– 42 hari post partum.
Penulis melakukan pengumpulan data subyektif dimana ibu
mengatakan tidak ada keluhan dan merasa sehat serta bisa melakukan
aktivitas-aktivitas ringan. Pada hasil pemeriksaan tidak ditemukan
adanya kelainan tanda-tanda vital, kontraksi uterus berjalan dengan baik
dan tinggi fundus tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Ambarwati (2010) bahwa pada hari ke 14 atau minggu
kedua nifastinggi findus tidak teraba. Pengeluaran pervaginam normal
yaitu warna kuning kecoklatan dan tidak berbau. Lochea alba : lockea ini
berwarna putih berbentuk krim serta terdiri ata leokosit dan sel-sel
desidua.Keluar pada hari ke-14 sampai 1-2 minggu kedepan. Tidak
ditemukan masalah ataupun kelainan dalam masa postpartum ibu.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh, penulis
menegakkan diagnosa yaitu Ny L.R. P3A0AH3 postpartum hari ke-10.
Asuhan yang diberikan yaitu memastikan involusi uterus berjalan
normal, menilai adanya tanda-tanda infeksi, mengkaji asupan nutrisi ibu,
menyusui dengan baik tanpa penyulit, serta perawatan pada bayi. Asuhan
yang diberikan sesuai dengan program kunjungan yang dianjurkan oleh
Kemenkes RI yaitu memastikan involusi uteri berjalan normal, menilai
adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan abnormal,
memastikan ibu mendapatkan cukup makanan,cairan dan istirahat,
memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-
tanda penyulit, serta memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan
pada bayi perawatan tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan perawatan
bayi sehari-hari.
c. Kunjungan nifas III hari ke-36 nifas
Pada tanggal 03 Januari 2019 pukul 09.50 WIT, Ny.L.R melakukan
kunjungan nifas ke 3 di Rumah Bersalin, pada saat ini ibu memasuki 36
hari postpartum. Kunjungan ini sesuai dengan kunjungan yang
dianjurkan oleh Kemenkes RI yaitu program kunjungan masa nifas

97
dilakukan sebanyak 3 kali yaitu 6 jam – 3 hari, 4 – 28 hari, 29 – 42 hari
post partum.
Penulis melakukan pengumpulan data subyektif dimana ibu dirinya
sehat dan tidak ada keluhan. Pada hasil pemeriksaan tidak ditemukan
adanya kelainan tanda-tanda vital, kontraksi uterus berjalan dengan baik
dan tinggi fundus tidak teraba. Hal ini sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Ambarwati (2010) bahwa pada hari ke 36 nifastinggi
findus sudah kembali normal seperti sebelum hamil. Pengeluaran
pervaginam normal yaitu warna putih dan tidak berbau. Lochea
alba/putih : lokhea ini mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,
selpaut lendir serviks, dan serabut jarngan yang mati. Lokhe alba ini
berlangsung selama 2 sampai 6 minggu post partum. Pada kasus ini
penulis tidak menemukan masalah ataupun kelainan dalam masa
postpartum ibu.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif yang diperoleh, penulis
menegakkan diagnosa yaitu Ny L.R P3A0AH3 postpartum hari ke-36 .
Asuhan yang diberikan yaitu mengkaji penyulit yang ibu alami selama
masa nifas, konseling metode kontrasepsi,pemasangan kontrasepsi, serta
menganjurkan ibu untuk membawa bayi untuk posyandu atau puskesmas
untuk penimbangan dan imnunisasi. Asuhan yang diberikan sesuai
dengan program kunjungan yang dianjurkan oleh Kemenkes RI yaitu
menanyakan pada ibu tentang penyulit yang ibu dan bayi alami,
memberikan konseling metode kontrasepsi secara dini serta
menganjurkan atau mengajak ibu untuk membawa bayinya ke posyandu
atau puskesmas untuk penimbangan dan imunisasi.

4. Bayi baru lahir


a. Bayi baru lahir normal
Bayi Ny. L.R lahir spontan tanggal 28-11-2018 jam 11.08 WIT,
langsung menangis, warna kulit kemerahan, gerakan aktif, jenis kelamin
laki-laki. Segera setelah bayi lahir, bayi dikeringkan kemudian penulis

98
meletakan bayi di atas kain bersih dan kering yang disiapkan diatas perut
ibu, dilakukan penilaian awal dan hasilnya normal. Setelah dilakukan
pengkajian sampai dengan evaluasi asuhan bayi baru lahir mulai dari
segera setelah bayi lahir sampai dengan 2 jam setelah persalinan, maka
penulis membahas tentang asuhan yang diberikan pada bayi Ny. L.R
diantaranya melakukan pemeriksaan keadaan umum bayi didapatkan bayi
menangis kuat, aktif, kulit dan bibir kemerahan. Antropometri didapatkan
hasil berat badan bayi 3100 gr, kondisi berat badan bayi termasuk normal
karena berat badan bayi yang normal menurut teori yaitu 2500-4000 gr,
panjang bayi 49 cm, keadaan ini juga normal karena panjang badan bayi
O
normal yaitu 45-53 cm, suhu 37,4 C, bayi juga tidak mengalami
hipotermia karena suhu tubuh bayi yang normal yaitu 36,5-37,5OC,
pernafasan 48 x/menit, kondisi bayi tersebut juga normal, karena
pernafasan bayi yang normal yaitu 40-60 x/menit, bunyi jantung 128
x/menit, bunyi jantung yang normal yaitu 120-140x/menit, lingkar kepala
33 cm, kondisi tersebut normal karena lingkar kepala yang normal yaitu
33-35 cm, lingkar dada 31 cm, lingkar dada yang normal yaitu 30-38 cm,
warna kulit kemerahan, refleks hisap baik, bayi telah diberikan ASI, tidak
ada tanda-tanda infeksi dan perdarahan disekitar tali pusat, bayi belum
BAB dan BAK. Keadaan bayi baru lahir normal, tidak ada kelainan dan
tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan teori yang dikemukkan
oleh Saifuddin (2009) mengenai ciri-ciri bayi baru lahir normal.
Asuhan yang diberikan pada By. Ny. L.R. sesuai dengan teori yang
dikemukakan oleh Marmi (2012) dan diperkuat di dalam APN (2008)
asuhan segera, aman dan bersih untuk BBL meliputi: pencegahan infeksi,
penilaian segera setelah bayi baru lahir, pencegahan kehilangan panas,
memotong dan merawat tali pusat, inisiasi menyusu dini, manajemen
laktasi, pencegahan infeksi mata, pemberian Vitamin K1, pemberian
imunisasi HB0, dan pemeriksaan BBL. Sesuai teori dapat menyebabkan
perdarahan pada bayi karena proses pembekuan darah yang menurun
dengan cepat, selain itu dikemukakan oleh Marmi (2012) bahwa bayi

99
yang baru lahir sangat membutuhkan vitamin K1 karena yang baru lahir
sangat rentan mengalami defisiensi vitamin K1.
b. Kunjungan I Neonatus 6 Jam
Kunjungan dilakukan pada pukul 17.08 WIT , waktu ini sesuai
dengan kebijakan kunjungan neonatus berdasarkan Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia (2015) yaitu KN 1 6-24 jam setelah
melahirkan. Pada pengkajian data subyektif ibu mengatakan telah
melahirkan anaknya secara normal, bayi laki-laki, lahir langsung
menangis, berat badan 3100 gram, bayi diberi ASI tiap 2 jam, terakhir
bayi disusui pukul 16.30 WIT, bayi sudah BAB 1 kali warna hitam
kehijauan, konsistensi lunak, BAK 2 kali warna kuning. Temuan sesuai
dengan referensi yang mengemukakan bahwa pada masa neonatus
saluran pencernaan mengeluarkan tinja pertama biasanya dalam 24 jam
pertama berupa mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Hasil
pengkajian obyektif Keadaan umum bayi baik, kesadaran komposmentis,
Tanda-tanda vital normal, bayi aktif, reflek mengisap dan menelan kuat,
warna kulit kemerahan, tali pusat tidak berdarah. Berdasarkan pengkajian
data subyektif dan obyektif penulis dapat mendiagnosa By. Ny. L.R.
neonatus cukup bulan sesuai masa kehamilan umur 6 jam keadaan umum
baik. Asuhan yang diberikan berupa menjaga kehangatan bayi, konseling
ASI Esklusif pada ibu, cegah infeksi, tanda-tanda bahaya pada bayi, dan
rawat tali pusat. Asuhan yang diberikan sesuai dengan rencana asuhan
kunjungan I Neonatus 6 Jam yang dianjurkan oleh Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (2015).
c. Kunjungan neonatal ke 2 (KN 2) 3 hari – 7 hari
Penulis melakukan kunjungan ulang pada tanggal 03-12-2016
pukul 10.15 WIT dimana pada saat ini bayi Ny. L.R berusia 3 hari. Pada
kunjungan bayi baru lahir Ny. L.R yang dilakukan dirumah, ibu
mengatakan bayi menetek sangat kuat dan sering, BAB dan BAK juga
sering, kondisi tersebut menunjukan bahwa bayi Ny. L.R dalam keadaan
sehat. Pemeriksaan bayi baru lahir 5 hari tidak ditemukan adanya

100
kelainan, tidak ditemukan adanya tanda-tanda bahaya pada bayi, keadaan
bayi baik, tanda-tanda vital normal, menetek kuat, ASI keluar banyak,
tidak ada tanda-tanda infeksi pada bayi, tali pusat sudah kering tapi blum
terlepas..
Berdasarkan data subyektif dan obyektif penulis menegakkan
diagnosa yaitu bayi Ny. L.R Neonatus cukup bulan sesuai masa
kehamilan umur 5 hari. Asuhan yang diberikan adalah jaga kehangatan
tubuh bayi, perawatan tali pusat, ASI eksklusif dan tanda-tanda bahaya
pada bayi dan perawatan bayi atau personal hygiene. Menurut Kemenkes
RI 2015, pada kunjungan II Neonatus 3-7 hari asuhan yang diberikan
adalah jaga kehangatan bayi, berikan ASI Esklusif, pencegahan infeksi,
dan rawat tali pusat.
Pada kunjungan hari ke 5 penulis melakukan pengkajian. Ibu
mengatakan bayi dalam keadaan sehat, bayi selalu diberi ASI tiap 2 jam.
Bayi BAB 2-3 kali tiap harinya selama 5 hari pertama, konsistensi lunak,
BAK 3-4 kali tiap harinya selama 5 hari pertama. Pada kunjungan hari
ke-5 warna BAB bayi agak kuning kecoklatan. Hal ini menandakan
bahwa saluran pencernaan bayi sudah mulai berfungsi dengan baik
dengan pemberian ASI. Teori yang mendasari dikemukakan oleh Marmi
(2012), bahwa dengan adanya pemberian susu, mekonium mulai
digantikan oleh tinja tradisional pada hari ke-3 sampai empat yang
berwarna coklat kehijauan. Pada pemeriksaan obyektif bayi aktif, reflek
mengisap dan menelan kuat, menangis kuat, warna kulit kemerahan tidak
sianosis maupun kuning, tali pusat sudah mulai mengering dan tidak
berdarah, perut kembung pada hari ke-2. Asuhan selama 5 hari pertama
yang diberikan adalah berupa menjaga kehangatan bayi, konseling ASI
Esklusif pada ibu, cegah infeksi, tanda-tanda bahaya pada bayi,
perawatan bayi. Selama 5 hari pertama penulis tidak menemukan
penyulit atau tanda bahaya baik ibu maupun bayi. Ibu mengerti setiap
penjelasan yang diberikan dan mengikuti apa yang dianjurkan oleh

101
penulis, selain itu keluarga pun mendukung sehingga tidak menghambat
asuhan yang diberikan oleh penulis.
d. Kunjungan neonatal ke 3(KN 3) 8 hari – 28 hari
Penulis melakukan kunjungan ulang pada tanggal 13-12-2018
pukul 10.20 WIT dimana pada saat ini bayi Ny. L.R berusia 10 hari. KN3
pada hari ke 8 sampai hari ke 28. Pada kunjungan 10 hari bayi baru lahir
normal ibu mengatakan tidak ada masalah pada bayinya, BAB dan BAK
lancar, bayi menetek kuat. Pemeriksaan bayi baru lahir 10 hari tidak
ditemukan adanya kelainan, keadaan bayi baik, tanda-tanda vital normal,
tidak ditemui tanda bahaya pada bayi.
Berdasarkan data subyektif dan obyektif penulis menegakkan
diagnosa yaiti bayi Ny.L.R Neonatus Cukup Bulan sesuai masa
kehamilan umur 10 hari. Asuhan yang diberikan berupa pemberian ASI
eksklusif, tanda-tanda bahaya, kebersihan tubuh, dan jaga kehangatan,
memantau tumbuh kembang bayi baru lahir menurut Sudarti (2010)
asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir 8-28 hari yaitu
mengidentifkasi dan memantau adanya tanda-tanda bahaya pada bayi,
jika ada segera dirujuk, memantau tumbuh kembang bayi, melakukan
pemeriksaan fisik lengkap dan pemberian ASI eksklusif.
Pemberian asuhan bayi Ny. L.R baru lahir mulai dari KN1, KN2,
KN3. Bayi dalam keadaan sehat tanpa komplikasi apapun.

5. Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak
anak yang diinginkan. Dalam hal ini Ny. L.R sudah memiliki tiga anak
dengan jarak yang tidak terlalu jauh yaitu 5 tahun, 1 tahun dan 36 hari
sehingga Ny.L.R sangat ingin menggunakan kb untuk mengatur jumlah dan
jarak anak.
Dengan jumlah anak tiga orang Ny.L.R berkeinginan untuk tidak
hamil lagi sehingga dapat fokus mendidik dan membesarkan ketiga anaknya
dengan demikian diharapkan dapat memiliki keluarga kecil yang bahagia.

102
Menurut Undang-Undang no 10/1992 Keluarga Berencana merupakan
upaya peningkatan kepedulian masyarakat dalam mewujudkan keluarga
kecil yang bahagia sejahtera.
Peran bidan sangat penting dalam memberikan asuhan kebidanan
keluarga berencana salah satu kewenangannya adalah melakukan konseling
atau KIE untuk memberikan gambaran tentang berbagai macam metode alat
kontrasepsi sehingga klien dipersilahkan untuk memilih metode kontrasepsi
yang diyakini. Berdasarkan hal ini penulis terlebih dahulu malakukan KIE
terhadap Ny.L.R tentang berbagai macam metode kb,efek samping,
keuntungan serta kerugian dari masing masing metode kontrasepsi dan
Ny.L.R memutuskan untuk menggunakan metode kontrasepsi IUD.
Pengertian AKDR/IUD adalah Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR)
adalah suatu alat atau benda yang dimasukan ke dalam rahim yang efektif,
reversible, dan berajngka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
produktif.
AKDR atau IUD atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukaan ke
dalam rahim wanita untuk tujuan kontrasepsi. AKDR adalah suatu usaha
pencegahan kehamilan dengan menggunakan secarik kertas, diikat dengan
benang lalu dimasukan ke dalam rongga panggul. AKDR atau IUD atau
Spiral adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastic yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukan
ke dalam rahim melalui vagina dan mempunyai benang (Handayani, 2010).
Jenis IUD yang digunakan oleh Ny.L.R adalah Copper T(CUT 380A), IUD
berkandungan tembaga, seperti Copper T ( CuT 380A dan 200C), multiload
(MlCu250 dan 375) dan Nova T, mempunyai tingkat kegagalan 1 atau
kurang.(Handayani, 2010).
Ny.L.R termasuk salah satu yang dapat menggunakan kb IUD dilihat
dari segi umur, waktu penggunaan dan paritas. Usia produktif, tidak
menghendaki metode hormon, menginginkan metode kontrasepsi jangka
panjang, paska melahirkan dan menyusui waktu yang tepat untuk
melakukan pemasangan IUD adalah sewaktu haid sedang berlangsung,

103
sewaktu paka persalinan, sewaktu post abortus,beberapa hari setelah haid
terakhir.
Selama Pemasangan sampai 1 minggu setelah pemasangan tidak ada
keluhan dari Ny.L.R sehingga penulis dapat meyimpulkan bahwa Ny.L.R
dalam keadaan sehat dan tanpa komplikasi.

104
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan manajemen kebidanan dengan
menggunakan pendekatan berkelanjutan dan pendokumentasian secara 7
langkah Varney dan SOAP pada Ny L.R. dari kehamilan, persalinan, nifas dan
bayi baru lahir yang dimulai pada tanggal 26 Oktober 2018– 09 Januari 2019,
maka dapat disimpulkan:
1. Asuhan kehamilan kepada Ny. L.R dimulai pada tanggal 26 Oktober 2018 –
09 Januari 2019. Pada hasil pemeriksaan tidak ditemukan adanya kelainan
pada tanda-tanda vital dan Hb 10,8 gr%. Penulis melakukan asuhan yaitu
KIE mengenai tanda bahaya dalam kehamilan, persiapan persalinan, tanda-
tanda persalian, konsumsi makanan bergizi dan minum obat secara teratur,
dari asuhan yang diberikan tidak ditemukan adanya kelainan atau
komplikasi pada ibu hamil dan bayi saat kehamilan.
2. Asuhan persalinan sesuai 60 langkah APN pada Ny. L.R dengan kehamilan
38 minggu 5 hari tanggal 28-11-2018 pada saat persalinan kala I, kala II ,
kala III dan kala IV ,tidak ditemukan adanya penyulit lain, persalinan
berjalan dengan normal tanpa disertai adanya komplikasi.
3. Asuhan pada ibu nifas yang dilakukan pada 2 jam nifas hingga memasuki 6
minggu post partum, selama pemantauan tidak ditemukan tanda bahaya dan
komplikasi masa nifas. Masa nifas berjalan dengan normal.
4. Asuhan pada bayi baru lahir Ny. L.R dengan jenis kelamin laki-laki, berat
badan 3100 gr, panjang badan 49 cm, IMD berjalan lancar selama 1 jam,
bayi menetek kuat, bergerak aktif dan ASI yang keluar banyak. Selain itu
juga dilakukan pemantauan pada 3 hari pertama hingga hari ke 42 atau
memasuki 6 minggu. Pada bayi baru lahir tidak ditemukan adanya kelainan
pada tanda-tanda vital, pemeriksaan fisik dan tidak ditemukan adanya
penyulit, asuhan yang diberikan ASI esklusif, perawatan tali pusat, personal
hygiene, dan pemberian imunisasi.

105
B. Saran
1. Bagi Penulis
Agar mahasiswa mendapatkan pengalaman dalam mempelajari kasus pada
saat praktik dalam bentuk manajemen 7 langkah Varney dan SOAP dan
menerapkan asuhan sesuai standar pelayanan kebidanan yang telah
ditetapkan sesuai dengan kewenangan bidan yang telah diberikan pada
profesi bidan serta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan asuhan kebidanan secara berkelanjutan
terhadap klien.
2. Bagi institusi
Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan bagi mahasiswa
dengan penyediaan fasilitas sarana dan prasarana yang mendukung
peningkatan kompetensi mahasiswa sehingga dapat menghasilkan bidan
yang berkualitas
3. Bagi lahan praktek
Asuhan yang sudah diberikan sudah cukup baik, hendaknya lebih
meningkatkan mutu pelayanan agar dapat memberikan asuhan yang lebih
baik sesuai dengan standar asuhan kebidanan serta dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan kesehatan agar dapat menerapkan asuhan
kebidan sesuai dengan teori mulai dari kehamilan, persalinan, nifas dan
BBL.
4. Bagi pasien
Diharapkan klien untuk lebih memiliki kesadaran dalam memeriksakan
keadaan kehamilannya secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan
nyaman karena secara teratur sehingga akan merasa lebih yakin dan nyaman
karena mendapatkan gambaran tentang pentingnya pengawasan pada saat
hamil, bersalin, nifas dan bayi baru lahir dengan melakukan pemeriksaan
secara rutin di pelayanan kesehatan.

106
DAFTAR PUSTAKA

Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta: Trans Info Medika.

Ambarwati, Eny dan Wulandari. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta:


Nuha Medika

Anita dan Lyndon. 2014. Asuhan Kebidanan, Neonatus Normal dan Patologis.
Tangerang: Binarupa Aksara

APN. 2017. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR

Asri, Dwi dan Clervo. 2010. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta: Nuha
Medika

Asrinah, dkk. 2015. Asuhan Kebidanan Masa Kehamilan. Yoyakarta: Graha Ilmu.

Bobak, I.M., & Lowdermilk, D.L. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Edisi
4. Jakarta : EGC

Handayani, S. 2014. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama.

Handayani Sri. 2011. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama

Hidayat, Asri dan Sujiyatini. 2010. Asuhan Kebidanan Persalinan. Yogyakarta:


Nuha

Jannah. 2014. Askeb II Persalinan Berbasis Kompetensi. Jakarta: EGC.

Jannah, Nurul. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Nifas, Yogjakarta: Ar - Ruzz Media.

Mangkuji, B.,dkk. 2013. Asuhan Kebidanan Tujuh Langkah Soap. Jakarta: EGC

Marisah, Rohani, Reni, S. 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.


Jakarta: Salemba Medika.
Marmi. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

107
Marmi. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar

Maryani, H. (2008). Cara tepat memilih alat kontrasepsi keluarga berencana bagi
wanita. Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan : Depkes RI

Maryunani, Anik. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta Timur: Trans


Info Media.

Maryunani, Anik. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta Timur: Trans


Info Media.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Nugroho, T dan Utama I.B. 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita.


Yogyakarta: Nuha Medika.

Pinem, Saroha (2014). Kesehatan reproduksi dan kontrasepsi. Jakarta: Trans Info
Media.

Pratami, E. 2014. Konsep Kebidanan berdasarkan kajian Filosofi dan Sejarah.


Magetan: Forum Ilmiah Kesehatan.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka

Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta : PT Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo.

Romauli, Suryati. 2011. Asuhan Kebidanan I Konsep Dasar Asuhan Kehamilan.


Yogyakarta: Nuha Medika

Saifuddin, dkk (ed).2014. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Saleha, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Setiyaningrum E, Zulfa. 2014. Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan


Rerpoduksi. Jakarta: CV. trans info media

Sondakh, J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jakarta:
Erlangga.
Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Yogyakarta:
Salemba Medika.

108
R. I., Kementerian Kesehatan. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di
Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta: Direktur Bina Kesehatan
Ibu.

Tando Naomy Marie. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru lahir.
Jakarta: In Media

Tombokan, S. G., Purwandari, A. & Tando, N. M., 2016. Asuhan Kebidanan


Komunitas. Bogor: In Media.

Varney, J. M. Kriebs, C.L. Gegor. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4
Volume 1. Jakarta: EGC.

Walyani, ES. 2015. Asuhan Kebidanan pada Kehamilan.Yogyakarta : Pustaka


Baru.

109
LAMPIRAN

110
111
112
113
114
115

Anda mungkin juga menyukai