Anda di halaman 1dari 77

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN

IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI KLINIK DINA


KARYA MEDAN TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

SITI RAUDAH
1819180071

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN
IMUNISASI DASAR PADA BALITA DI KLINIK DINA
KARYA MEDAN TAHUN 2021

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Kelulusan


Menjadi Ahli Madya Kebidanan

Oleh :

SITI RAUDAH
1819180071

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
Judul KTI : Faktor-faktor yang Mempengaruhi Asfiksia di
RSU Imelda Pekerja Indonesia Medan Tahun
2016-2017
Nama Mahasiswa : Erniwati Yohana Ganumba
Nomor Induk Mahasiswa : 1516180076

Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Medan, 20 Agustus 2018

Pembimbing I Pembimbing II

(Rahmawati Tarigan, S.Psi., M.Psi.) (Meilani Febiola Harahap, SST., M.K.M.)

Mengetahui:
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia Medan

(apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si.)


NIDN. 0125096601
Telah di Uji pada Tanggal : Oktober 2021

PANITIA PENGUJI KARYA TULIS ILMIAH


Ketua : Ramadhani Syafitri Nasution, SST., M.K.M.
Anggota : 1. Dewi Sartika, SST., M.K.M.
2. Fina Kusuma Wardani, SST., M.Kes.
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Karya Tulis Ilmiah ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Ahli Madya Kebidanan (Amd.Keb.), di Fakultas
Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia.
2. Karya Tulis Ilmiah ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing dan
masukkan tim penelaah/ tim penguji.
3. Isi Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis
atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan
sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan
dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari
terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya
bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah
diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang
berlaku di perguruan tinggi ini.

Medan, Oktober 2021


Yang Membuat Pernyataan

(Siti Ruadah)
1819180071
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI
Nama : Siti Raudah
Tempat/Tanggal Lahir : Aek Bange, 08 Agustus 2000
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 2 (Kedua)
Alamat : Aek Bange Dusun I, Aek Kanopan

II. IDENTITAS ORANG TUA


Nama Ayah : Alm. Edi Julianto
Pekerjaan :-
Nama ibu : Siti Rahmah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Aek Bange Dusun I, Aek Kanopan

III. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. Tahun 2006 – 2012 : SD Negeri No. 016533 Aek Bange
2. Tahun 2012 – 2015 : SMP Negeri 2 Aek Ledong
3. Tahun 2015 – 2018 : SMA Negeri 1 Aek Kuasan
4. Tahun 2018 – 2021 : D3 Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan
ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN


IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KLINIK DINA
KARYA MEDAN TAHUN 2021

SITI RAUDAH
1819180071

Tingginya angka ketidaklengkapan imunisasi dasar pada balita diklinik


Indah sebanyak 66,4% sedangkan menurut WHO sekitar 194 negara maju
maupun sedang berkembang tetap melakukan imunisasi rutin pada bayi dan
balitanya. Setiap tahun sekitar 85-95% bayi dinegara maju mendapatkan imunisasi
sedangkan sisanya belum terjangkau karena sulitnya akses terhadap layanan
imunisasi yang disebabkan oleh jarak yang cukup jauh, sosial dan ekonomi.
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional
yang bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang berhubungan dengan
kelengkapan imunisasi dasar diklinik Dina Karya Medan Tahun 2021. Populasi
adalah bayi yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 30 orang. Sampel
menggunakan total population yaitu sebanyak 30 orang. Pengambilan data yaitu
sekunder dengan menggunakan analisa data univariat bivariat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil uji chi-square umur α
0.024<0.05, pendidikan α 0.048<0.05, pekerjaan α 0.006<0.05. Hal ini berarti ada
hubungan umur, pendidikan dan pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar
pada bayi di klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan umur, pendidikan dan
pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Peneliti menyarankan
kepada tenaga kesehatan dapat meningkatkan penyuluhan tentang pentingnya
imunisasi pada bayi sehingga mengurangi angka kecacatan pada bayi..

Kata Kunci : Umur, Pendidkan, Pekerjaan, Kelengkapan Imunisasi


Dasar
Daftar Pustaka : 12 Buku, 5 Jurnal, 3 Website

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Kebidanan (A.M.Keb.) pada Program Studi
D3 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa KTI ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan yang diberikan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Penasehat Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Ramadhani Syafitri Nasution, SST., M.Kes., selaku Ketua Prodi D3
Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus selaku Dosen
Pembimbing I yang telah bersedia membimbing dengan penuh kesabaran,
keikhlasan dan selalu memberikan motivasi serta banyak memberikan kritik
dan saran yang membantu untuk menyelesaikan KTI ini.
6. Dewi Sartika, SST., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia membimbing dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan selalu
memberikan motivasi serta banyak memberikan kritik dan saran yang
membantu untuk menyelesaikan KTI ini.
7. Fina Kusuma Wardani, SST., M.Kes., selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji peneliti serta memberikan kritik
dan saran yang membangun dalam penyusunan KTI ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama masa
pendidikan.
9. Rika Fadilah selaku pemilik Klinik Rika Fadilah yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Klinik tersebut.
10. Teristimewah kepada ayahanda dan ibunda yang selalu mendoakan dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang, yang tidak henti-hentinya
memberi semangat, motivasi dan nasehat serta dukungan baik moril maupun
materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

ii
11. Terimakasih kepada rekan-rekan teman seperjuangan yang telah menjadi
teman dan sebagai saudara selama di asrama maupun saat menempuh
pendidikan mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan, Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan rahmat-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan

Medan, Oktober 2021

SITI RAUDAH
1819180071

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI KTI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
vi
DAFTAR TABEL......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
viii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum......................................................
5
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................... 6
1.4.1 Bagi Tempat Peneliti (Klinik Dina Karya).........
6
1.4.2 Bagi Peneliti.........................................................
6
1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan (Institut Kesehatan
Helvetia Medan)..................................................
6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..........................................................


7
2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu......................................... 7
2.2 Telaah Teori..................................................................... 8
2.2.1 Imunisasi..............................................................
8

iv
2.2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar.............................
15
2.3 Hipotesis.......................................................................... 20

BAB III METODE PENELITIAN.......................................................


21
3.1 Jenis dan Desain Penelitian............................................. 21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................... 21
3.2.1 Lokasi...................................................................
21
3.2.2 Waktu...................................................................
21
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian....................................... 21
3.3.1 Populasi Penelitian...............................................
21
3.3.2 Sampel.................................................................
22
3.4 Kerangka Konsep............................................................. 22
3.5 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran................. 22
3.5.1 Definisi Operasional............................................
22
3.5.2 Aspek Pengukuran...............................................
23
3.6 Teknik Pengumpulan Data.............................................. 23
3.6.1 Data Sekunder......................................................
23
3.6.2 Instrumen/Alat Pengumpulan Data......................
23
3.7 Metode Pengolahan Data................................................. 24
3.8 Analisa Data..................................................................... 24
3.8.1 Analisa Univariat.................................................
25
3.8.2 Analisis Bivariat..................................................
25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...............................................


26
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian............................................ 26
4.1.1 Letak Geografis....................................................
26
4.1.2 Fasilitas yang Tersedia.........................................
26
4.2 Hasil Penelitian................................................................ 26
4.2.1 Analisa Univariat.................................................
26

v
4.2.2 Analisa Bivariat...................................................
28
4.3 Pembahasan..................................................................... 31
4.3.1 Hubungan Umur dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Balita Di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2021...................................
31
4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Balita di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2021...................................
33
4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2021..........................................................
35

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...............................................


39
5.1 Kesimpulan...................................................................... 39
5.2 Saran................................................................................ 40
5.2.1 Bagi Tempat Penelitian (Klinik Dina Karya
Medan).................................................................
40
5.2.2 Bagi Institut Kesehatan Helvetia Medan.............
40
5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya.....................................
40

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
41

LAMPIRAN

vi
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Kerangka Konsep.................................................................


22

vii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI Periode 2014. .


12Y
Tabel 3.1. Aspek pengukuran................................................................
2
Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.................
27
Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Tahun 2021.............
27
Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan dengan Kelengkapan
Imuniasi Dasar di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021. .
28
Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar di
Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021................................
28
Tabel 4.5. Hubungan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
pada Balita Di Klinik Dina Karya Tahun 2021....................
29
Tabel 4.6. Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.................
30
Tabel 4.7. Hubungan Pekerjaan dengan Kelengkapan Imunisasi
Dasar Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.................
31

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Master Data Penelitian.........................................................


43
Lampiran 2. Hasil Otuptu Penelitian........................................................
45
Lampiran 3. Permohonan Pengajuan Judul KTI.......................................
50
Lampiran 4. Surat Survei Awal................................................................
51
Lampiran 5. Surat Balasan Survei Awal...................................................
52
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian..............................................................
53
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penelitian................................................
54
Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian........................................................
55
Lampiran 9. Lembar Bimbingan KTI Pembimbing 1...............................
56
Lampiran 10. Lemabr Bimbingan KTI Pembimbing 2...............................
57
Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian........................................................
58

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi dan anak telah lama menjadi fokus dari program kesehatan di

Indonesia. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencapai sasaran sehingga

pencapaian sasaran tersebut dilakukan dengan mengembangkan sistem kesehatan

nasional yang merupakan salah satu rencana pembangunan nasional di bidang

kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, angka kematian bayi dipilih sebagai

salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur

keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Sehingga sasarannya adalah

menurunkan angka kematian pada bayi. Berbagai upaya akan dilakukan agar bayi

tumbuh sehat. Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian

bayi dan balita yaitu dengan penyediaan pelayanan kesehatan berkualitas supaya

tercapainya keberhasilan pembangunan kesehatan.

Keberhasilan peningkatan derajat kesehatan bayi dan balita dapat dicapai

antara lain dengan dilaksanakannya Imunisasi. Imunisasi adalah upaya untuk

mendapatkan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan

kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan (Vaksin). Dengan imunisasi,

seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit sebaliknya bila tidak akan

mudah terkena penyakit infeksi berbahaya yang telah dilemahkan/dimatikan atau

rekombinan yang digunakan untuk menangkal penyakit. Kehadiran vaksin dalam

tubuh manusia akan mendorong reaksi perlawanan terhadap virus atau bakteri dari

penyakit yang bersangkutan (1).

1
2

Menurut data WHO (World Helath Organization), 86% anak dibawah usia

lima tahun secara global telah diimunisasi dengan tiga dosis vaksin difteri,

tetatnus. Dan pertusis dan satu dosis vaksin campak. Sekitar 1.5 juta anak

mengalami kematian tiap tahunnya karena penyakit yang daat dicegah dengan

imunisasi, kurang lebih 20 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan

bahkan ada anak yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Setiap tahun

sekitar 85-95% bayi dinegara maju mendapatkan imunisasi sedangkan sisanya

belum terjangkau karena sulitnya akses terhadap layanan imunisasi yang

disebabkan oleh jarak yang cukup jauh, sosial dan ekonomi. (2)

Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah anak yang tidak

mendapatkan imunisasi lengkap cukup banyak. Hal ini dikarenakan munculnya

kejadian luar biasa (KLB) yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri,

campak dan polio. Data riset kesehatan dasar menunjukkan cakupan imunisasi

dasar lengkap (IDL) mencapai 57% dan imunisasi tidak lengkap 32.9% dan 9.2%

tidak imunisasi. Tantangan yang ditemukan salah satunya adalah pemahaman

tentang manfaat imunisasi dan kerugian ekonomi akibat kecatatan atau kematian

yang timbul apabila anak berada dilingkungan sekitar tidak mendapatkan

imunisasi lengkap. (3)

Atas dasar inilah di lakukan program imunisasi dasar bagi seluruh anak

Indonesia yang wajib diberikan yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak

guna untuk menjaga kesehatan bagi anak dan untuk tercapainya pembangunan

kesehatan di tingkat Nasional begitu juga di tingkat Propinsi, kabupaten dan

kecamatan (4)
3

Universal Child Imunizatation (UCI) merupakan standar yang diberikan

oleh Kementerian Kesehatan atas tercapainya cakupan pemberian imunisasi

secara lengkap disetiap kecamatan/ kabupaten di Indonesia secara menyeluruh

kepada bayi. Target UCI meningkat setiap tahun agar pihak pengelola kegiatan

imunisasi lebih giat memberikan imunisasi diwilayah kerjanya. Angka UCI tahun

2019 Yaitu sebesar 95% oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang

Rencana Strategis Kementerian Kesehatan yaitu tercapainya imunisasi dasar

lengkap 93% dan tercapainya didesa/kelurahan UCI Yaitu 95% Kabupaten/Kota.

(5)

Berdasarkan program pengembangan Ikatan Dokter Anak Indonesia

(IDAI). Program Pengembangan Imunisasi (PPI) yang diwajibkan dan Program

Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi

dan menimbulkan cacat atau kematian. Sedangkan imunisasi yang dianjurkan

untuk penyakit-penyakit khusus yang biasanya tidak seberat kelompok pertama

(6).

Berdasarkan Dinas Kesehatan Sumatera Utara capaian desa/kelurahan

diketahui Kabupaten Nias meiliki cakupan rendah (8.68%) dan cakupan tertinggi

di Kota Medan dan Pakpak Barat (87%). Kemudian berdasarkan profil kesehatan

Kabupaten deli serdang untuk cakupan pemberian imunisasi dasar lengkap,

kecamatan Medan Sunggal merupakan kecamatan tang memiliki cakupan

imunisasi dasar lengkap yang rendah yaitu 45.90%. Pencapaian imunisasi belum

maksimal yaitu 80%-90%. Hal ini disebabkan karena usia ibu, ras, pendidikan,
4

status sosial ekonomi, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu tentang imunisasi

sehingga untuk pencapain imunisasi belum efektif (7).

Pengetahuan imunisasi sebenarnya penting terutama mengenai

pengertian,tujuan, manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi agar mereka lebih

mengetahuimengapa balita harus di imunisasi. Kita pernah mendengar lewat

media massa bahwa sejak reformasi pada tahun 1998 bahwa imunisasi kurang

dijalankan sehingga muncul kembali penyakit polio. Oleh karena itu perlu

diberikan penjelasan/penyuluhan tentang pengertian, tujuan, manfaat, jenis, dan

macam-macam imunisasi sebelum dilakukan dilakukan imunisasi pada balita.(8)

Pekerjaan orang tua juga erat hubungannya dengan pengetahuan,

kesibukan aktivitas. Selain itu adanya kesadaran yang tinggi pada orang tua

mengenai pentingnya imunisasi pada anak menyebabkan diri untuk membawa

anak imunisasi meskipun sibuk bekerja. (9)

Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh Peneliti di Di Klinik Dina

Karya Tahun 2021 dijumpai 10 responden yang dilakukan wawancara langsung

sewaktu peneliti melakukan survei awal responden tidak mengetahui tentang

pentingnya pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi dan manfaat dari Imunisasi

dasar serta kurangnya informasi dalam pelaksanaan imunisasi dasar, dari

wawancara langsung dengan responden tersebut 7 diantaranya mengatakan

imunisasi itu tidak penting karena imunisasi bisa mengakibatkan demam pada

anak yang mana bisa mengakibatkan kelumpuhan bila diberikan imunisasi,

sehingga ibu tidak membawa anaknya imunisasi dan takut dikarenakan sedang

ada pandemi covid 19 sehingga takut anaknya nanti tertular sedangkan 3


5

diantaranya mengatakan perlu diberikan imunisasi dasar pada bayi, baiknya

diberikan diwaktu setelah lahir langsung diberikan imunisasi dan sampai

imunisasi anak lengkap sehingga bisa tercegah dari penyakit.

Dari uraian diatas bahwa pentingnya memberikan imunisasi dasar pada

bayi untuk meningkatkan kesehatan pada bayi. oleh karena itu peneliti tertarik

untuk meneliti tentang Faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi

Dasar pada Balita di Klinik Dina Karya Tahun 2021.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apa Faktor yang

berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Klinik Dina Karya Tahun

2021.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Tahun 2021.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Tahun 2021 berdasarkan Umur.

2. Untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Tahun 2021 berdasarkan

Pendidikan.
6

3. Untuk mengetahui Faktor yang berhubungan dengan Kelengkapan

Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Tahun 2021 berdasarkan Pekerjaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk:

1.4.1 Bagi Tempat Peneliti (Klinik Dina Karya)

Sebagai masukan dan informasi untuk lebih berperan dalam meningkatkan

pelayanan kebidanan khususnya terhadap pemberian Imunisasi Dasar Pada balita

di Klinik Dina Karya agar balita mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih

baik.

1.4.2 Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam

mengaplikasikan ilmu tentang Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir selama

belajar di DIII Kebidanan Helvetia Medan.

1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan (Institut Kesehatan Helvetia Medan)

Agar mahasiswa DIII Kebidanan Helvetia Medan dapat menindak lanjuti

penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi

bagi perpustakaan DIII Kebidanan Helvetia Medan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Menurut penelitian Muthilda yaitu Penelitian terkumpul 76 responden dari

RS Dr. Cipto Mangunkusumo, 76 responden dari RS. Fatmawati, 76 responden

dari RS. Tarakan, dan 86 responden dari RS. Mary Cileungsi. Tabel 1

menunjukkan karakteristik responden di empat tempat penelitian. Sebagian besar

responden (32,7%) memiliki anak berusia 24-35 bulan. Sebagian besar ibu dan

ayah berpendidikan menengah yaitu 58,4% dan 53,7%. Pendapatan per kapita

terbanyak adalah pendapatan rendah (85,5%), dan tidak ada yang berpendapatan

tinggi. Pengetahuan orangtua sebagian besar tergolong baik (86%), hampir semua

sikap orangtua tergolong baik (96,2%).

Anak balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap 61% dan 39%

lainnya tidak lengkap. Ketidaklengkapan imunisasi paling banyak karena orangtua

tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan anak yang sakit saat hendak diimunisasi

(28,4%). Analisis hubungan antara pendidikan ayah, pendidikan ibu, pendapatan

orangtua, pengetahuan serta sikap orangtua dengan kelengkapan imunisasi

didapatkan, hanya pengetahuan orangtua yang memiliki hubungan bermakna

dengan kelengkapan imunisasi dasar. Dari faktor yang bermakna, dicari nilai rasio

prevalensi dan didapatkan nilai 1,8 yang berarti kelompok responden dengan

pengetahuan tinggi memiliki prevalensi kelengkapan imunisasi dasar 1,8 kali

lebih besar dibandingkan dengan kelompok dengan pengetahuan sedang serta

rendah.(10)

7
8

Menurut Penelitian Annisa Cakupan imunisasi dasar lengkap (IDL) di

Indonesia tahun 2016 belum mencapai target. Pemerintah menargetkan cakupan

IDL sebesar 91,5 persen, namun hingga akhir tahun hanya 82,1 persen yang

berhasil tercapai. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan

imunisasi pada bayinya, yaitu; keterbatasan waktu ibu, informasi, dukungan

keluarga yang kurang serta komposisi vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemberian imunisasi dasar lengkap

di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Umban Sari Pekanbaru Tahun 2017.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain cross sectional.

Teknik sampling menggunakan accidental sampling, populasi dalam penelitian ini

berjumlah 1001 orang dan sampel berjumlah 91 orang. Pengumpulan data

menggunakan data primer dengan menggunakan lembar kuesioner. Analisa yang

digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian

diperoleh keterbatasan waktu (Pvalue =0,001), dukungan keluarga

(Pvalue=0,010), Informasi (Pvalue=0,001), komposisi vaksin (Pvalue=0,000).

Hasil ini menunjukkan ada hubungan keterbatasan waktu, dukungan keluarga,

informasi dan komposisi vaksin terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada

bayi. (11)

2.2 Telaah Teori

2.2.1 Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi adalah suatu Vaksin yang diberikan yang merupakan bagian dari

kuman yang telah dilemahkan sehingga dapat merangsang tubuh untuk


9

menghasilkan antibody sendiri untuk melawannya, yang mana antibody ini

selanjutnya memberikan perlindungan terhadap penyakit apabila anak tersebut

sudah pernah berkontak (12).

Imunisasi Dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar

kekebalan diatas ambang perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi usia 0-12

bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Polio , Hepatitis B dan campak

(11).

2. Tujuan Imunisasi

Tujuan dilakukan Imunisasi ini adalah bagi bayi untuk mencegah penyakit

tertentu dan program ini dilakukan untuk melindungi bayi sejak baru lahir hingga usia

anak-anak dari berbagai serangan penyakit berbahaya. Adapun dasar-dasar Imunisasi

yang diharuskan yaitu sebagai berikut: BCG (Bacillus Calmette Guerin), Hepatitis B,

DPT (Difteri Pertusis dan Tetanus), Polio, Campak (12).

3. Jenis-jenis Imunisasi Dasar

Daftar Imunisasi yang di haruskan dan di anjurkan di Indonesia adalah

sebagai berikut:

a. Imunisasi BCG

Imunisasi BCG adalah prosedur memasukkan vaksin BCG yang bertujuan

memberi kekebalan tubuh terhadap kuman mycrobacterium tuberculosis

dengan cara menghambat penyebaran kuman.

b. Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi Hepatitis B adalah tindakan imunisasi dengan pemberian vaksin

Hepatitis B ke tubuh yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit


10

Hepatitis. Penyakit ini memang cukup berbahaya bisa berakibat pada

kerusakan hati.

c. Imunisasi DPT

Imunisasi DPT merupakan tindakan imunisasi dengan memberi vaksin DPT

(Difteri Pertusis tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari

kuman penyakit difteri, pertusis, dan tetanus.

d. Imunisasi Polio

Imunisasi Polio adalah tindakan memberi vaksin polio (dalam bentuk oral)

atau dikenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan memberi

kekebalan dari penyakit poliomyelitis.

e. Imunisasi Campak

Imunisasi campak adalah tindakan imunisasi dengan memberi vaksin campak

pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak (12).

Secara umum imunisasi dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam :

a. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan

atau dimatikan dengan tujuan merangsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri, contohnya adalah imunisasi polio dan campak (A. Azis, 2005).

Imunisasi aktif merupakan pemberian zat sebagai antigen yang diharapkan

akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi

imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta

dihasilkannya sel memori, sehingga apabila benar – benar terjadi infeksi


11

maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat

empat macam kandungan dalam setiap vaksinnya antara lain :

1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau

mikroba guna terjadinya semacam infeksi buatan dapat merupakan

polisakarida, toksoid atau virus dilemahkan atau bakteri dimatikan.

2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.

3) Preservatif, stabilizer dan antibiotika yang berguna untuk menghindari

tumbuhnya mikroba dan sekaligus untuk stabilisasi antigen.

4) Adjuvan yang terdiri dari garam aluminium yang berfungsi untuk

meningkatkan imunogenitas antigen. (12).

b. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah penyuntikkan sejumlah antibodi, sehingga kadar

antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikkan ATS (Anti

Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah

yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai

jenis antibodi terhadap campak.

Imunisasi pasif merupakan pemberian imunoglobulin, yaitu suatu zat yang

dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau

binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk

dalam tubuh yang terinfeksi. (1).

4. Manfaat Imunisasi Untuk Bayi

a. Untuk Bayi: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan

kemungkinan cacat atau kematian


12

b. Untuk Keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila

anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa

anaknya akan menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.

c. Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang

kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan Negara (12).

5. Jadwal Pemberian Imunisasi

Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak

Indonesia (IDAI) periode 2014 adalah:

Tabel 2.1. Jadwal Imunisasi Anak Rekomendasi IDAI Periode 2014

Umur Jenis Imunisasi Jenis / Lokasi


0 Bulan HB Suntikan (di paha kiri)
BCG, Suntikan (lengan Kanan)
1 Bulan
Polio 1 Tetes (mulut)
DPT/HB 1, Suntikan (paha kanan),
2 Bulan
Polio 2 Tetes (mulut)
DPT/HB 2, Suntikan (paha kanan),
3 Bulan
Polio 3 Tetes (mulut)
DPT/HB 3, Suntikan (paha kanan),
4 Bulan
Polio 4 Tetes (mulut)
9 Bulan Campak Suntikan (lengan kiri)

6. Jumlah Vaksin yang Diberikan

a. BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9% setelah

dilarutkan harus segera dipakai dalam waktu 3 jam sisanya dibuang.

Penyimpanan pada suhu <5ºC terhindar dari sinar matahari. Suntikan 0,05 ml

intrakutan.

b. Hepatitis B suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid dosis 0,5 ml.

Penyimpanan vaksin pada suhu 2-8ºC


13

c. Polio, Vaksin berbentuk cairan dengan kemasan 1 cc atau 2 cc dalam flacon,

pipet. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml) dan penyimpanan pada

suhu 2-8ºC.

d. DTP merupakan vaksin cair, dosis 0,5 ml secara intra muscular dibagian luar

paha.

e. Campak, dosisnya 0,5 ml diberikan subkutan di lengan kiri, disimpan pada

suhu 2-8ºC bisa sampai 20ºC. Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam

pada suhu 2-8ºC (4).

7. Efek Samping dari Imunisasi

a. BCG

Pada umumnya tidak ada namun pada beberapa anak timbul pembengkakan

kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau diselangkangan

bila penyuntikan dilakukan dipaha). Biasanya akan sembuh sendiri.

b. Hepatitis B

Pada umumnya tidak terjadi kalaupun ada tetapi kasusnya sangat jarang

berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan

pembengkakan namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

c. Polio

Hampir tidak ada hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare

ringan, dan sakit otot tetapi kasusnya sangat jarang.

d. DTP

Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas.

Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari segera bawa si
14

kecil ke dokter namun jika demam tidak muncul bukan berarti imunisasinya

gagal bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek.

e. Campak

Anak mungkin panas kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah

penyuntikan (12).

8. Kondisi Anak yang Baik untuk Mendapatkan Imunisasi

Tidak semua Ibu-ibu yang memiliki balita mengetahui kondisi yang

bagaimana anaknya boleh mendapatkan imunisasi atau harus ditunda untuk

sementara waktu. Pada prinsipnya, imunisasi/vaksinasi tidak seharusnya diberikan

saat kondisi imunologis atau kekebalan anak menurun. Penundaan tersebut

bertujuan untuk menghindari komplikasi yang merugikan bagi tubuh anak dan

agar imunisasi itu sendiri mampu memberi respon yang optimal.

a. Imunisasi yang boleh diberikan dalam kondisi:

1) Gangguan saluran nafas dan gangguan saluran cerna.

2) Riwayat kejang dalam keluarga.

3) Riwayat penyakit infeksi.

4) Kontak dengan seseorang yang menderita suatu penyakit tertentu.

5) Kelainan syaraf seperti down syndrom.

6) Memiliki penyakit kronis seperti jantung, paru, serta penyakit metabolik.

7) Sedang menjalani terapi antibiotik seperti terapi steroid topikal (terapi

kulit atau mata).

8) Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.

9) Berat badan lahir rendah.


15

10) Usia anak melebihi usia rekomendasi imunisasi.

b. Imunisasi yang tidak boleh diberikan dalam kondisi (12) :

1) Sakit berat dan mendadak demam tinggi.

2) Memiliki alergi yang berat (anafilatik).

3) Menderita gangguan sistem imun, misalnya sedang menjalani pengobatan

steroid jangka panjang seperti HIV. Keadaan yang seperti ini tidak boleh

diberikan vaksin hidup seperti polio oral, MMR, BCG, Cacar Air.

4) Memiliki alergi terhadap telur.

2.2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi


Dasar

1. Pendidikan

Suatu penerapan konsep pendidikan dalam bidang kesehatan. Dilihat dari

pendidikan, pendidikan kesehatan adalah suatu pedagogik praktis atau praktik

pendidikan. Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian

dan kemampuan di dalam dan di laur sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi (13).

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk

mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Semakin

banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat

tentang kesehatan. Pengetahaun sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang

berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.


16

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi

juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal (13).

Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorrang makin mudah

menerima informasi. (13) Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi pengetahuan tentang metode kontrasepsi. Orang yang

berpendidikan tinggi akan memeberikan respon yang lebih rasional dari pada

mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan terbuka terhadap usaha-

usaha pembaharuan.

Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk

bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya.Orang yang

berpendidikan lebih tinggi biasanya bertindak lebih rasional. Oleh karena itu

orang yang lebih berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. (13)

Pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan

bahwa seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan

rendah pula. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh dipendidikan

formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal, pengetahuan

seseorang dengan suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu positif dan

negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang

terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang dikethui,

akan menumbuhkan sikap positif terhadap obyek tersebut. (13)

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku

masyarakat dalam kesehatan yang selanjutnya akan berdampak pada derajat


17

kesehatan. Orang yang tidak berpendidikan atau golongan ekonomi rendah kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan yang tersedia. Tinggi rendahnya pendidikan

berkaitan dengan sosio ekonomi, kehidupan seks dan kebersihan.

Peran pendidikan dalam mempengaruhi pola pemikiran wanita untuk

menentukan kontrasepsi mana yang lebih sesuai untuk dirinya, kecenderungan ini

menghubungkan antara tingkat pendidikan akan mempengaruhi pemahaman dan

pengetahuan seseorang, berdasarkan penelitian di Cambodia menegaskan tentang

hubungan pendidikan dengan pemilihan kontrasepsi modern sangat berkaitan.

(13)

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan ibu dengan pemakaian

kontrasepsi modern mempunyai hubungan yang signifikan. Ibu dengan

pendidikan lebih tinggi cenderung lebih memilih menggunakan metode

kontrasepsi modern dengan efektifitas yang lebiht inggi. (13)

Penelitian yang dilakukan oleh Adzaniyah didapatkan bahwa ibu yang

memiliki balita dengan status imunisasi lengkap terbanyak pada ibu dengan

tingkat pendidikan 9 tahun (pendidikan menengah) sedangkan ibu yang tidak

memiliki balita dengan status imunisasi tidak lengkap sebagian besar ada pada

tingkat pendidikan kurang dari 9 tahun (Pendidikan Dasar). Artinya ibu yang

memiliki tingkat pendidikan kurang dari 9 tahun beresiko menyebabkan

ketidaklengkapaan imunisasi dasar pada balita dibandingkan ibu yang memiliki

tingkat pendidikan 9 tahun (pendidikan menengah). (14)

2. Pekerjaan
18

Jenis pekerjaan dapat berperan di dalam timbulnya penyakit melalui

beberapa jalan, yakni :

a. Adanya faktor-faktor lingkungan yang langsung dapat menimbulkan kesakitan

seperti bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat

menimbulkan kecelakaan, dan sebagainya.

b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah di kenal sebagai faktor

yang berperan pada timbulnya hipertensi, dan ulcus lambung)

c. Ada tidaknya gerak badan di dalam pekerjaan, di Amerika Serikat ditunjukkan

bahwa penyakit jantung koroner sering ditemukan di kalangan mereka yang

mempunyai pekerjaan di mana kurang adanya gerak badan.

d. Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi

proses penularan penyakit antara para pekerja.

e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan

di tambang. Penelitian mengenai hubungan jenis pekerjaan dan pola

kesakitan banyak dikerjakan di indonesia terutama penyakit kronis, misalnya

penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker. Jenis pekerjaan apa saja

yang hendak dipelajari hubungannya dengan suatu penyakit dapat pula

memperhitungkan pengaruh variabel umur dan kehamilan. (15)

Menurut Nugraheni, Ibu yang ikut bekerja mempunyai banyak pilihan.

Ada ibu yang memilih bekerja dirumah dan ada ibu yang memilih bekerja diluar

rumah. Jika ibu memilih bekerja diluar rumah maka ibu ahrus pandai-pandai

mengatur waktu untuk keluarga karena pada hakikatnya seorang ibu mempunyai

tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur,

dan membimbing anak. (16)


19

3. Umur Ibu

Umur adalah dihitung berdasarkan tahun kelahiran yaitu lamanya hidup

sejak lahir. Remaja wanita merupakan populasi resiko tinggi terhadap komplikasi

kehamilan, penyulit ini terjadi karena remaja biasanya masih tumbuh dan

berkembang, sehingga memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari wanita

yang lebih tua. Sehingga akibatnya, mortalitas, perinatal, dan morbilitas maternal

sangat tinggi pada remaja wanita hamil dibanding dengan wanita dalam usia 20-

an. (15)

Pada usia reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untukkehamilan dan

persalinan adalah 20-30 tahun. Oleh sebab itu usia tersebut sesuai dengan rentang

masa reproduksi sehingga sangat baik dan sangat mendukung kehamilan.

sedangkan dibawah 20 tahun, dianggap belumberfungsi reproduksi seseorang

wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia >35 tahun

fungsi reproduksi wanita sudah mengalami penurunan dibandingkan fungsi

reproduksi normal.

Wanita yang yang melahirkan anak pada usia <20 tahun atau >35 tahun

merupakan faktor-faktor terjadinya perdarahan pasca persalinan yang dapaat

mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun fungsi

reproduksi seorang wanita belum berkembang dengan sempurna sedangkan pada

usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan di
20

bandingkan fungsi reproduksi normal sehingga kemungkinan terjadinya komplikasi

pada pasca persalinan terutama pendarahan akan lebih besar .(12)

Dampak persalinan terutama pada seorang primipara, bisa timbul luka

pada vulva disekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi

kadang-kadang bisa timbul perdarahan banyak. Faktor lain yang berpengaruh

adalah berat badan bayi lahir, semakin besarnya bayi yang dilahirkan meningkat

resiko terjadinya rupture perineum dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat

badan sekitar 2500-4000 gram .(17)

Hasil penelitian Nugroho, Usia bukan merupakan faktor resiko untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan terutama untuk imunisasi bayi, karena sama-

sama mempunyai kesempatan untuk mengimunisasikan anaknya. Keikutsertaan

pada pelayanan imunisasi tidak membedakan usia, baik ibu yang berusia kurang

dari 20 tahun sampai yang berusia lebih dari 30 tahun tidak memiliki perbedaan

dalam berperan aktif pada program imunisasi. (18)

2.3 Hipotesis

Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah :

1. Ada Hubungan faktor Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Klinik

Dina Karya Tahun 2021.

2. Ada Hubungan faktor Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di

Klinik Dina KaryaTahun 2021.

3. Ada Hubungan faktor Pekerjaan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di

Klinik Dina KaryaTahun 2021.


BAB III

METODE PENELITIAN

c.1 Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik (survei atau penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi)

menggunakan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk melakukan

pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) risiko atau

paparan dengan penyakit dengan melihat Faktor yang berhubungan dengan

Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita di Klinik Dina Karya Tahun 2021. (19)

c.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

c.2.1 Lokasi

Penelitian dilakukan Di Klinik Dina Karya Medan di Jalan Karya Gg.

Bersama No. 17 DD Kel Karang Berombak Kec. Medan Barat.

c.2.2 Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli- September 2021.

c.3 Populasi dan Sampel Penelitian

c.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan subjek penelitian. (20)

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa anak usia 0-2

tahun ke Klinik Dina Karya Tahun 2021.

21
22

c.3.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau keseluruhan dari populasi. Sampel dalam

penelitian ini menggunakan teknik total population yaitu ibu yang membawa

anaknya usia 0-2 tahun ke Klinik Dina Karya sebanyak 30 responden.

c.4 Kerangka Konsep

Kerangka Konsep dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel

Independent dan variabel Dependent

Variabel Independent Variabel dependent

Faktor yang berhubungan:


 Umur Ibu Kelengkapan Imunisasi
 Pendidikan Ibu Dasar
 Pekerjaan Ibu

Gambar 2.1. Kerangka Konsep

c.5 Defenisi Operasional dan Aspek Pengukuran

c.5.1 Definisi Operasional

1. Umur Ibu

Umur adalah usia ibu pada saat dilakukan penelitian.

2. Pendidikan Ibu

Pendidikan adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh orang tua pada

saat dilakukan penelitian.

3. Pekerjaan Ibu

Pekerjaan adalah mata pencaharian yang dilakukan sehari-hari yang

ditekuni oleh ibu selain ibu rumah tangga untuk mendapatkan upah.
23

c.5.2 Aspek Pengukuran

Tabel 3.1. Aspek pengukuran

Variabel Skala
No Alat Ukur Hasil Ukur Value
Independen Ukur
1 Umur ibu Rekam a. <20 Tahun 1 Ordinal
Medik b. 20-35 Tahun 2
c. > 35 Tahun 3
2. Pendidikan ibu Rekam a. Pendidikan Dasar 1 Ordinal
Medik b. Pendidikan Menengah 2
c. Pendidikan Tinggi 3
3. Pekerjaan ibu Rekam a. Bekerja 1 Nominal
Medik b. Tidak Bekerja 0
Variabel Skala
No Alat ukur Hasil Ukur Value
Dependen Ukur
1 Kelengkapan KMS a. Lengkap 1 Nominal
Imunisasi b. Tidak Lengkap 0
Dasar

c.6 Teknik Pengumpulan Data

c.6.1 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh

pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan

lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekam medik ibu yang

mempunyai bayi.(21).

c.6.2 Instrumen/Alat Pengumpulan Data

Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Instrumen penelitian ini berupa data rekam medik dan KMS mengenai

kelengkapan imunisasi yang berkaitan dengan pencacatan data.


24

c.7 Metode Pengolahan Data

Data yang terkumpul diolah dengan komputerisasi dengan langkah-

langkah sebagai berikut :

a. Proses Collecting

Mengumpulkan data yang berasal dari kuesioner angket maupun observasi.

b. Proses Checking

Dilakukan dengan memeriksa kelengkapan jawaban kuesioner atau lembar

observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan

data memberikan hasil yang valid dan reliabel ; dan terhindar dari bias.

c. Proses Coding

Pada langkah ini penulis melakukan pemberian kode pada variabel-variabel

yang diteliti,misalnya nama responden dirubah menjadi 1,2,3,......,42.

d. Proses Entering

Data entry, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing responden yang

masih dalam bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program komputer yang digunakan untuk “entry data” penelitiyaitu program

SPSS for Windows.

e. Proses Processing

Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai

dengan kebutuhan dari penelitian. (22).

c.8 Analisa Data

Analisa data diolah dengan menggunkan komputer dengan perangkat

lunak paket statistik dengan langkah – langkah analisa datanya adalah :


25

c.8.1 Analisa Univariat

Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dan

disajikan tabel distribusi frekwensi.

c.8.2 Analisis Bivariat

Analisis yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan

atau berkorelasi. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Chi – Square atau

Khi Kuadrat (x²) tabel yaitu : X

x² = ∑ ¿¿ ¿

x² = Harga chi square yang dicari


Fo = Frekuensi Observasi (Frekuensi yang sesuai dengan keadaan)

Fe = Frekuensi expected (Frekuensi yang diharapkan) (21)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Lokasi penelitian dilakukan di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

dengan batas-batas wilayah sebagai berikut.

1. Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Deli

2. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Belawan

3. Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan

4. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Medan Sunggal

4.1.2 Fasilitas yang Tersedia

a. Ruang pemeriksaan :1

b. Ruang VK :1

c. Ruang Bersalin :1

d. Ruang Tunggu :1

e. Ruang Konseling :1

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisa Univariat

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai faktor

yang berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya

Medan Tahun 2021.

26
27

1. Umur

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di


Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.

Jumlah
No Umur
F Persen (%)
1 <20 Tahun 10 33.3
2 20-35 Tahun 18 60.0
3 >35 Tahun 2 6.7
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

memiliki berumur <20 tahun sebanyak 10 responden (33.3%), berumur 20-35

tahun sebanyak 18 orang (60.0%) dan berumur >35 tahun sebanyak 2 orang

(6.7%).

2. Pendidikan

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar


di Klinik Dina Karya Tahun 2021.

Jumlah
No Pendidikan
F Persen (%)
1 Pendidikan Dasar 11 36.7
2 Pendidikan Menengah 13 43.3
3 Pendidikan Tinggi 6 20.0
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian di Klinik Dina Karya Medan

Berdasarkan Tabel 4.2. dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

berpendidikan dasar sebanyak 11 responden (36.7%), berpendidikan menengah

sebanyak 13 orang (43.3%) dan berpendidikan tinggi sebanyak 6 responden

(20.0).
28

3. Pekerjaan

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pekerjaan dengan Kelengkapan Imuniasi Dasar di


Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Jumlah
No Pekerjaan
F Persen (%)
1 Bekerja 14 46.7
2 Tidak bekerja 16 53.3
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.3. dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) dan yang tidak bekerja sebanyak 16 orang

(53.3%).

4. Kelengkapan Imunisasi Dasar

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Kelengkapan Imunisasi Dasar di Klinik Dina


Karya Medan Tahun 2021

Kelengkapan Jumlah
No
Imunisasi Dasar F Persen (%)
1 Lengkap 10 33.3
2 Tidak Lengkap 20 66,7
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.4. dapat diketahui bahwa dari 30 responden (100%)

ibu yang memiliki balita yang mendapatkan imunisasi yang Tidak lengkap

sebanyak 20 orang (66.7%) dan imunisasi yang lengkap sebanyak 10 orang

(33.3%).

4.2.2 Analisa Bivariat

Analisa Bivariat adalah uji statistik hubungan antara variabel independen

dengan variabel dependen. Dalam analisa bivariat ini digunakan uji chi-square,
29

dikatakan ada hubungan yang bermakna (sig) secara statistik antara varibel yaitu

dengan nilai p value = < 0,05. Hubungan antara variabel dependen dengan uji chi-

square, dapat dilihat dengan hasil sebagai berikut.

1. Tabulasi Silang Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada


Balita Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Tabel 4.5. Hubungan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita Di
Klinik Dina Karya Tahun 2021

Kelengkapan Imunisasi Dasar


Total P (Sig)
No Umur Ibu Lengkap Tidak Lengkap
f % F % F %
1 <20 Tahun 0 0 10 33.3 10 33.3
2 20-35 Tahun 9 30 9 30 18 60.0 0,024
3 >35 Tahun 1 3.3 1 3.3 2 6.7
Total 10 33,3 20 66,7 30 100.0%
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

berumur <20 tahun sebanyak 10 orang (33.3%) dimana yang tidak lengkap

imunisasi dasar sebanyak 10 responden (33.3%), yang berumur 20-35 tahun

sebanyak 18 responden (50%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 9

responden (30%) dan tidak lengkap sebanyak 9 responden (30%), yang berumur

>35 tahun sebanyak 2 responden (6.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1

responden (3.3%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden (3.3%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan person chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,024<a (0,05).

Hasil ini membuktikan ada hubungan umur ibu dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.


30

2. Tabulasi silang Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di


Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Tabel 4.6. Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Klinik


Dina Karya Medan Tahun 2021

Kelengkapan Imunisasi Dasar


Total P (Sig)
No Pendidikan Lengkap Tidak Lengkap
f % F % F %
1 Pendidikan 1 3.3 10 33.3 11 36.7
Dasar

2 Pendidikan 5 16.7 8 26.7 13 43.3 0,048


Menengah
3 Pendidikan 4 13.3 2 6.7 6 20.0
Tinggi
Total 10 33,3 20 66,7 30 100.0%
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden ibu yang

berpendidikan dasar ebanyak 11 responden (36.7%) yang lengkap imunisasi dasar

sebanyak 1 responden (3.3%) dan tidak tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak

10 responden (33.3%), yang berpendidikan menengah sebanyak 13 responden

(43.3%) yang lengkap imunisasi dasar 5 responden (16.7%) dan yang tidak

lengkap sebanyak 8 responden (26.7%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 6

responden (20.0) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 4 responden (13.3%)

dan yang tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak 2 responden (6.7%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan person chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,048<a (0,05).

Hasil ini membuktikan ada hubungan pendidikan dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.

3. Tabulasi silang Pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada


balita Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021
31

Tabel 4.7. Hubungan Pekerjaan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar Di Klinik


Dina Karya Medan Tahun 2021

Kelengkapan Imunisasi Dasar


Total P (Sig)
No Pekerjaan Lengkap Tidak Lengkap
f % F % F %
1 Bekerja 1 3.3 13 43.3 14 46,7
2 Tidak bekerja 9 30.0 7 23.3 16 53,3 0,006
Total 10 33.3% 20 66.7% 30 100.0%
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1

responden (3.3%) dan tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak 13 responden

(43.3%) dan responden yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (53.3%) yang

lengkap imunisasi dasar sebanyak 9 responden (30.0%) dan tidak lengkap

imunisasi dasar sebanyak 7 responden (23.3%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan person chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,006<a (0,05).

Hasil ini membuktikan ada hubunganp pekerjaan responden dengan kelengkapan

imunisasi dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.

4.3 Pembahasan

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita


Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

berumur <20 tahun sebanyak 10 orang (33.3%) dimana yang tidak lengkap

imunisasi dasar sebanyak 10 responden (33.3%), yang berumur 20-35 tahun

sebanyak 18 responden (50%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 9


32

responden (30%) dan tidak lengkap sebanyak 9 responden (30%), yang berumur

>35 tahun sebanyak 2 responden (6.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1

responden (3.3%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden (3.3%). Hasil uji

statistik dengan person chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan

a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,024<a (0,05). Hasil ini membuktikan ada

hubungan umur dengan kelengkapan imunisasi dasar di Klinik Dina Karya Medan

Tahun 2021.

Hasil penelitian Rumondang dengan judul Faktor yang berhubungan

dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh bahwa umur <20 tahun yang

lengkap imunisasi dasar yaitu 6 orang (66.7%) dan tidak lengkap imunisasi dasar

yaitu 3 orang (33.3%), berumur 20-35 tahun yang lengkap imunisasi dasar yaitu 9

orang (60.0%) dan tidak lengkap imunisasi dasar yaitu 6 orang (40.0%),

sedangkan berumur >35 tahun yang lengkap imunisasi dasar yaitu 2 orang

(10.0%) yang tidak lengkap imunisasi dasar yaitu 18 orang (90.0%). Hasil uji

statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

yang bermakna antara umur dengan kelengkapan imunisasi dasar. (23)

Umur sebenarnya penting terutama untuk mengetahui tentang kelengkapan

imunisasi dasar agar mereka lebih mengetahui mengapa balita harus di imunisasi.

Kita pernah mendengar lewat media massa bahwa sejak reformasi bahwa

imunisasi kurang dijalankan sehingga muncul kembali penyakit polio. Oleh

karena itu perlu diberikan penjelasan/penyuluhan tentang pengertian, tujuan,

manfaat, jenis, dan macam-macam imunisasi sebelum dilakukan dilakukan

imunisasi pada balita. (15)


33

Menurut asumsi peneliti tentang umur ibu tentang kelengkapan imunisasi

dasar pada bayi di Klinik Dina Karya, responden yang berumur <20 tahun tidak

lengkap imunisasi dasar dikarenakan responden masih kategori yang tegolong

belum siap menerima informasi karena pada tahap umur belum mampu untuk

menerima informasi untuk mendapatkan informasi, responden yang berumur 20-

35 tahun lengkap imunisasi dasar dikarenakan responden sudah siap menjadi

orang tua dan berusaha mencari informasi kepada keluarga dan temannya dan

responden yang tidak lengkap imunisasi dikarenakan karena responden sudah

mendapatkan memiliki pengalaman sebelumnya tentang imunisasi dari keluarga

bahwa anak dari anggota keluarga tidak imunisasi tidak ada masalah. Responden

yang berumur >35 tahun lengkap imunisasi dasar karena umur responden sudah

mampu mencerna dan melakukan agar anaknya sehat dan sudah matang dalam

berpikir karena sudah banyak mendapatkan informasi sebelumnya sedangkan

responden yang tidak lengkap imunisasi karena responden tidak peduli untuk

mendpatkan informasi.

4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada


Balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden ibu yang

berpendidikan dasar ebanyak 11 responden (36.7%) yang lengkap imunisasi dasar

sebanyak 1 responden (3.3%) dan tidak tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak

10 responden (33.3%), yang berpendidikan menengah sebanyak 13 responden

(43.3%) yang lengkap imunisasi dasar 5 responden (16.7%) dan yang tidak

lengkap sebanyak 8 responden (26.7%) dan yang berpendidikan tinggi sebanyak 6


34

responden (20.0) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 4 responden (13.3%)

dan yang tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak 2 responden (6.7%).

Berdasarkan hasil uji statistik dengan person chi-square dengan tingkat

kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,048<a (0,05).

Hasil ini membuktikan ada hubungan pendidikan dengan kelengkapan imunisasi

dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021..

Hasil penelitian Sumarni mayoritas responden yang paling banyak

mengetahui tentang imunisasi dasar berdasarkan pendidikan dasar yaitu banyak

yang tidak mengetahui yaitu sebanyak 9 orang (90,0%), sedangkan minoritas

mengetahui imunisasi dasar berdasarkan pendidikan tinggi menjawab benar

adalah 1 orang (20,0%). Hasil Pengolahan data dengan menggunakan uji Chi-

square diketahui bahwa x² hitung (2,898) < x² tabel (3,341) dengan df=2 dan =

0,209. Dengan mengambil suatu kesimpulan bahwa jika x² hitung (2,898) < x²

tabel (3,341) dengan angka signifikan 0,007 maka Ho ditolak yang menyatakan

bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan imunisasi dasar pada bayi di

klinik rudangta kecamatan patumbak Medan Tahun 2016. (24)

Menurut Nursalam, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita

tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk

berbuat dan mengisi kehidupannya untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.

Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi yang menunjang kesehatan,

sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. (19)


35

Hal ini sesuai dengan pendapat Y.B. Mantra yang dikutip oleh

Notoatmodjo, pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta

dalam pembangunan kesehatan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang

semakin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan

yang dimiliki sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat

perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan. (15)

Menurut asumsi penulis, bahwa pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi

oleh pendidikan baik pendidikan formal maupun pendidikan informal. Dimana

ibu yang berpendidikan SMA lebih mudah mengerti dan memahami tentang

pentingnya pemberian imunisasi dasar pada dibandingkan dengan ibu yang

mempunyai pendidikan SD dan SMP. Pendidikan seseorang memiliki kaitan

dengan perilaku seseorang, semakin tinggi pendidikan seseorang akan membuat

cara hidupnya dan cara pemahaman terhadap sesuatu yang lebih baik. Responden

yang berpendidikan tinggi akan mudah menyerap informasi, sehingga ilmu

pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya orang tua yang

berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi

sehingga ilmu yang dimiliki juga lebih rendah yang berdampak pada

kehidupannya.

4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar di Klinik


Dina Karya Medan Tahun 2021

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa dari 30 responden yang

bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1

responden (3.3%) dan tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak 13 responden


36

(43.3%) dan responden yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (53.3%) yang

lengkap imunisasi dasar sebanyak 9 responden (30.0%) dan tidak lengkap

imunisasi dasar sebanyak 7 responden (23.3%). Berdasarkan hasil uji statistik

dengan person chi-square dengan tingkat kepercayaan 95% dengan a=0,05

diperoleh p value (sig 2-sided) 0,006<a (0,05). Hasil ini membuktikan ada

hubunganp pekerjaan responden dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita

di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.

Hasil penelitian Sumarni, mayoritas responden yang paling banyak

mengetahui tentang imunisasi dasar berdasarkan Pekerjaan Ibu rumah tangga

yaitu banyak salah sebanyak 12 orang (66,7%), sedangkan minoritas mengetahui

imunisasi dasar berdasarkan Pekerjaan PNS menjawab benar adalah 1 orang

(12,5%). Hasil Pengolahan data dengan menggunakan uji Chi-square diketahui

ada hubungan antara pekerjaan dengan imunisasi dasar pada bayi di klinik

rudangta kecamatan patumbak Medan Tahun 2016. (24)

Menurut Nursalam, bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita

waktu, bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan

keluarganya. (19)

Hasil penelitian Ali, Muhammad didapatkan bahwa tidak terdapat

perbedaan pengetahuan tentang imunisasi antara ibu yang bekerja dengan ibu

yang tidak bekerja, dimana tingkat pengetahuan tentang imunisasi ini masih

sangat kurang. Begitupun, walau tanpa dasar pengetahuan yang memadai ternyata

di kalangan ibu tidak bekerja sikap dan perilaku mereka tentang imunisasi lebih

baik dibanding ibu yang bekerja. Namun menurut hasil kesimpulan penelitian
37

Idwar, justru menyebutkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai risiko 2 kali untuk

mengimunisasikan bayinya dibandingkan dengan ibu yang tidak bekerja

disebabkan kurangnya informasi yang diterima ibu rumah tangga dibandingkan

dengan ibu yang bekerja. Tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian

besar ibu yang tidak bekerja tetap tidak bisa mengantarkan anaknya untuk

mendapatkan imunisasi secara lengkap sesuai umur yaitu sebanyak 14 orang

(46,7%). Sedangkan ibu yang bekerja dan bayinya mendapatkan imunisasi secara

tidak lengkap sebanyak 3 orang (10%). (25)

Hal tersebut menunjukkan bahwa status seorang ibu bekerja tidak

menjamin bayinya bisa mendapat imunisasi secara lengkap. Apabila program

imunisasi ini dilaksanakan dengan baik serta tepat waktu maka akan mengurangi

angka kematian bayi dan balita. Salah satu hal pokok yang mendorong para ibu

memberikan imunisasi tepat waktu yaitu karena mereka khawatir dengan

kesehatan bayi mereka. Meski mungkin ada sebagian ibu yang tidak mengetahui

dengan jelas manfaat dan tujuan dari imunisasi, tetapi mereka tetap memberikan

imunisasi secar rutin dan tepat waktu sesuai dengan petunjuk bidan atua dokter

agar bayi mereka tetap terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. (15)

Menurut asumsi penulis, pekerjaan seseorang erat hubungannya dengan

keinginan untuk memperluas pengetahuan dimana pengetahuan juga dapat

mempengaruhi wanita yang bekerja dengan yang tidak bekerja (IRT). Seorang

wanita yang bekerja dengan sendirinya akan lebih banyak berhubungan dengan

lingkungan, lokasi kerja dan berpeluang untuk memperoleh informasi dari luar

dibandingkan dengan para ibu yang hanya tinggal di rumah sebagai IRT, yang
38

hanya melaksanakan pekerjaan rumah dan melakukan kebiasaan-kebiasaan yang

tidak sesuai dengan syarat kesehatan dan tidak mengetahui informasi baru untuk

kesehatan bayinya khususnya pada pelaksanaan imunisasi dasar yang wajib

diberikan pada bayi. Sedangkan hasil penelitian ditemukan responden yang tidak

bekerja lebih baik pengetahuannya dibandingkan yang bekerja. Hal ini disebabkan

karena ibu yang tidak bekerja lebih sering berkunjung ke petugas kesehatan dan

mengikuti penyuluhan-penyuluhan dibandingkan dengan ibu yang bekerja yang

sehari-harinya lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah saja.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah pelaksanaan penelitian di Klinik Dina Karya, maka peneliti

mengambil kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. 30 responden yang memiliki berumur <20 tahun sebanyak 10 responden

(33.3%), berumur 20-35 tahun sebanyak 18 orang (60.0%) dan berumur >35

tahun sebanyak 2 orang (6.7%).

2. 30 responden yang berpendidikan dasar sebanyak 11 responden (36.7%),

berpendidikan menengah sebanyak 13 orang (43.3%) dan berpendidikan

tinggi sebanyak 6 responden (20.0).

3. 30 responden yang bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) dan yang tidak bekerja

sebanyak 16 orang (53.3%).

4. 30 responden (100%) ibu yang memiliki balita yang mendapatkan imunisasi

yang Tidak lengkap sebanyak 20 orang (66.7%) dan imunisasi yang lengkap

sebanyak 10 orang (33.3%).

5. Ada hubungan faktor umur dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita di

Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021 dengan α = 0.024.

6. Ada hubungan faktor pendidikan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada

balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021 dengan α = 0.048.

7. Ada hubungan faktor pekerjaan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada

balita di Klinik Dina Karya Medan tahun 2021 dengan α= 0.006.

39
40

5.2 Saran

5.2.1 Bagi Tempat Penelitian (Klinik Dina Karya Medan)

Diharapkan tenaga kesehatan khususnya bagi bidan agar lebih aktif

melakukan penyuluhan maupun melakukan kegiatan konsultasi kepada ibu-ibu

yang mempunyai bayi khususnya tentang pentingnya imunisasi diberikan pada

bayi untuk mengurangin angka kesakitan dan angka kematian pada bayi.

5.2.2 Bagi Institut Kesehatan Helvetia Medan

Diharapkan kepada institusi pendidikan hendaknya lebih meningkatkan

lagi kualitas pendidikan baik bersifat teori maupun bersifat praktikum untuk

membangun kembali mutu pembelajaran tentang imunisasi dasar yang dimiliki

oleh mahasiswa sehingga dapat diterapkan didunia kerja khususnya dibidang

kesehatan

5.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil ini diharapkan kepada peneliti selanjutnya dapat berguna sebagai

bahan informasi untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar

serta mengembangkan penelitian selanjutnya dengan variabel yang berbeda.


DAFTAR PUSTAKA

1. Tjandra. 2015. Pemberian Vaksin. Yogyakarta : Permata Indah.


2. Data WHO tentang Imunisasi. http://whotentangimunisasi. Diakses pada
tanggal 24 September 2021 oleh Siti Raudah.
3. Data SDKI tentang Imunisasi. http://sdkitentangimunisasi. Diakses pada
tanggal 14 September 2021 oleh Siti Raudah.
4. Kemenkes RI tentang imunisasi. http://dataindonesiatentangimunisasidasar.
Diakses pada tanggal 24 September 2021 oleh Siti Raudah.
5. Soedjatmiko. 2018. Imunisasi Penting Untuk Mencegah Penyakit
Berbahaya. (http://www. Wikipedia.co.id.
6. Dinas Kesehatan Kota Medan tentang Program Imunisasi.
http://programpeemrintahIDI. Diakses oleh Siti Raudah pada tanggal 14
September 2021.
7. Dinas Kesehatan Sumatera Utara. http://dataimunisasidasarlengkapsumut.
Diakses oleh Siti raudah pada tanggal 24 September 2021. Profil Sumut.
8. Vivi Triana. 2017. Faktor yang Mempengaruhi Pemberian Imunisasi Dasar.
Skripsi. http://faktoryangmempengarhikelengkapanimunisasidasar. Diakses
oleh Siti Raudah tanggal 14 September 2021.
9. Suparman. 2016. Hubungan Perilaku Ibu dengan Pemberian Imunisasi
Dasar. Skripsi.
10. Muthilda, 2016 Hubungan Pendidikan,Pendapatan,Pengetahuan dengan
Kelengkapan Imunisasi. Medan. Skripsi
11. Annisa. 2017. Hubungan Keterbatasan Waktu, Dukungan Keluarga,
Informasi dan Komposisi Vaksin terhadap Pemberian Imunisasi Lengkap
Pada Bayi, Medan. Skripsi
12. Marimbi, Hanum. 2015. Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi
Dasar Pada Bayi. Yogyakarta: Nuha Medika.
13. Hassan, Rusepno. 2016. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Info Medika.
14. Adzaniyah, dkk. 2018. Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Imunisasi
Dasar di Kelurahan Krembangan Utara. Jurnal Berkah Efidemiologi.
Volume 2 Nomor 1, Januari 2018. Hlm 59-70.
15. Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan dan Ibu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
16. Nugraheni, dkk. 2019. Hubungan Status Pekerjaan Ibu dengan Kelengkapan
Imunisasi Pada Bayi di Puskesmas Kraton Yogyakarta. Skripsi.
17. Soeyino. Hariyono. 2015. Dasar-dasar Imunisasi diruang Lingkup
Kebidanan. Jakarta : ISBN
18. Nugroho. 2017. Hubungan Tingkat Pengetahuan Usia dan Pekerjaan Ibu
dengan Status Imunisasi Dasar Bayi di Desa Japanan Kecamatan Cawas
Kabupaten Klaten. Skripsi.
19. Arikunto, Suharsini. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta: Asdi Mahastya.
20. Nursalam, 2001. Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta: Info Medika.
21. Budiarto E, 2003. Metodelogi Penelitian Kedokteran, Jakarta: EGC
22. Muhammad, I. Metodologi Penelitian dan SPSS.

41
42

23. Rumondang. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Suami dengan


Kelengkapan Imunisasi Dasar di Lingkungan XIV Martubung. Skripsi.
24. Sumarni. Faktor Yang Berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
pada Balita di Klinik Rudangta Kecamatan Patumbak Tahun 2016. Skripsi.
25. Ali. Muhammad. Faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi
dasar pada bayi di Puskesmas Medan Deli. Skripsi.
Lampiran 1. Master Data Penelitian

DATA RESPONDEN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI KLINIK DINA KARYA MEDAN TAHUN 2021

Kategori Kategori Kategori Kategori


No Nama Ibu Umur Ibu Nama Bayi Umur Bayi Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
Umur Ibu Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
1 Una 19 1 Fero 10 bulan PD 1 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
2 Dewi 21 2 Dio 11 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
3 Annisa 29 2 Fransko 11 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
4 Zulaika 27 2 Azmi 11 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
5 Sindy 18 1 Niken 10 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
6 Ilmi 19 1 Dimas 10 bulan PM 1 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
7 Silvi 38 3 Auzan 12 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
8 Nur 25 1 Latunda 12 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
9 Desi 30 1 Habibi 12 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
10 Kiki 22 1 Doni 12 bulan PD 1 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
11 Devira 20 2 Naufal 10 bulan PD 1 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
12 Firda 26 2 Bimo 11 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
13 Silvi 30 2 Azura 12 bulan PM 3 Bekerja 1 Lengkap 1
14 Maya 22 2 Tasya 11 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
15 Putri 25 2 Dina 11 bulan PM 2 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
16 Novi 25 2 Romi 11 bulan PM 1 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
17 Suci 26 2 Tia 10 bulan PM 3 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
18 Ika 23 2 Ribi 10 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
19 Anita 19 1 Fandi 12 bulan PM 1 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
20 Melisa 27 2 Ria 12 bulan PM 3 Tidak bekerja 0 Lengkap 1

43
44

Kategori Kategori Kategori Kategori


No Nama Ibu Umur Ibu Nama Bayi Umur Bayi Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
Umur Ibu Pendidikan Pekerjaan Imunisasi
21 Dewi Susanti 23 2 Tio 12 bulan PM 1 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
22 Virda 29 1 Ananda 10 bulan PT 3 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
23 Kristi 29 1 Eliza 10 bulan PD 1 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
24 Yuli 31 2 Exel 10 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
25 Rika 26 2 Yuna 12 bulan PD 1 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
26 Irda 36 3 Chandra 11 bulan PM 2 Tidak bekerja 0 Tidak Lengkap 0
27 Juliani 33 2 Chika 11 bulan PT 3 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
28 Nurul 33 2 Diana 11 bulan PD 1 Tidak bekerja 0 Lengkap 1
29 Novita 32 2 Fefina 12 bulan PD 1 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0
30 Leha 19 1 Yori 12 bulan PT 3 Bekerja 1 Tidak Lengkap 0

Keterangan :
Umur : Pendidikan : Pekerjaan :
1 : < 20 Tahun 1 : Pendidikan Dasar 1 : Bekerja
2 : 20-35 Tahun 2 : Pendidikan Menengah 0 : Tidak Bekerja
3 : > 35 Tahun 3 : Pendidikan Tinggi
Lampiran 2. Hasil Otuptu Penelitian

Distribusi Frekuensi

Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 10 33.3 33.3 33.3
20-35 Tahun 18 60.0 60.0 93.3
>35 Tahun 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar 11 36.7 36.7 36.7
Pendidikan Menegah 13 43.3 43.3 80.0
Pendidikan Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar 11 36.7 36.7 36.7
Pendidikan Menegah 13 43.3 43.3 80.0
Pendidikan Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0

Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 16 53.3 53.3 53.3
Bekerja 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0

45
46

Kelengkapan Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 20 66.7 66.7 66.7

lengkap 10 33.3 33.3 100.0

Total 30 100.0 100.0


47

Crosstab

Umur Responden * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation

Kelengkapan Imunisasi Total


tidak
lengkap lengkap
Umur <20 Tahun Count 10 0 10
Responden
% within Umur Responden 100.0% 0.0% 100.0%

% within Kelengkapan 50.0% 0.0% 33.3%


Imunisasi
% of Total 33.3% 0.0% 33.3%

20-35 Tahun Count 9 9 18

% within Umur Responden 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kelengkapan 45.0% 90.0% 60.0%


Imunisasi
% of Total 30.0% 30.0% 60.0%

>35 Tahun Count 1 1 2

% within Umur Responden 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kelengkapan 5.0% 10.0% 6.7%


Imunisasi
% of Total 3.3% 3.3% 6.7%

Total Count 20 10 30

% within Umur Responden 66.7% 33.3% 100.0%

% within Kelengkapan 100.0% 100.0% 100.0%


Imunisasi
% of Total 66.7% 33.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.500 2 .024
Likelihood Ratio 10.465 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.927 1 .015
48

N of Valid Cases 30
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .67.

Pendidikan Responden * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation


Kelengkapan Imunisasi
tidak lengkap lengkap Total
Pendidikan Pendidikan Count 10 1 11
Responden Dasar % within Pendidikan 90.9% 9.1% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 50.0% 10.0% 36.7%
Imunisasi
% of Total 33.3% 3.3% 36.7%
Pendidikan Count 8 5 13
Menegah % within Pendidikan 61.5% 38.5% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 40.0% 50.0% 43.3%
Imunisasi
% of Total 26.7% 16.7% 43.3%
Pendidikan Count 2 4 6
Tinggi % within Pendidikan 33.3% 66.7% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 10.0% 40.0% 20.0%
Imunisasi
% of Total 6.7% 13.3% 20.0%
Total Count 20 10 30
% within Pendidikan 66.7% 33.3% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi
% of Total 66.7% 33.3% 100.0%
49

Pekerjaan Responden * Kelengkapan Imunisasi Crosstabulation

Kelengkapan Imunisasi
tidak
lengkap Lengkap Total
Pekerjaan Tidak Bekerja Count 7 9 16
Responden % within Pekerjaan 43.8% 56.3% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 35.0% 90.0% 53.3%
Imunisasi
% of Total 23.3% 30.0% 53.3%
Bekerja Count 13 1 14
% within Pekerjaan 92.9% 7.1% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 65.0% 10.0% 46.7%
Imunisasi
% of Total 43.3% 3.3% 46.7%
Total Count 20 10 30
% within Pekerjaan 66.7% 33.3% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi
% of Total 66.7% 33.3% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 6.063 2 .048
Likelihood Ratio 6.527 2 .038
Linear-by-Linear Association 5.860 1 .015
N of Valid Cases 30
50

a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.00.
51

Lampiran 3. Permohonan Pengajuan Judul KTI


52

Lampiran 4. Surat Survei Awal


53

Lampiran 5. Surat Balasan Survei Awal


54

Lampiran 6. Surat Ijin Penelitian


55

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penelitian


56

Lampiran 8. Surat Selesai Penelitian


57

Lampiran 9. Lembar Bimbingan KTI Pembimbing 1


58

Lampiran 10. Lemabr Bimbingan KTI Pembimbing 2


59

Lampiran 11. Dokumentasi Penelitian


60
61
62

Anda mungkin juga menyukai