SITI RAUDAH
1819180071
Oleh :
SITI RAUDAH
1819180071
Menyetujui :
Komisi Pembimbing
Medan, 20 Agustus 2018
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui:
Dekan Fakultas Farmasi dan Kesehatan
Institut Kesehatan Helvetia Medan
(Siti Ruadah)
1819180071
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS DIRI
Nama : Siti Raudah
Tempat/Tanggal Lahir : Aek Bange, 08 Agustus 2000
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Anak ke : 2 (Kedua)
Alamat : Aek Bange Dusun I, Aek Kanopan
SITI RAUDAH
1819180071
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Faktor yang Berhubungan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar Ahli Madya Kebidanan (A.M.Keb.) pada Program Studi
D3 Kebidanan Fakultas Farmasi dan Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia
Medan. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa KTI ini tidak dapat diselesaikan
tanpa bantuan yang diberikan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes, selaku Penasehat Yayasan
Helvetia.
2. Iman Muhammad, S.E., S.Kom., M.M., M.Kes., selaku Ketua Yayasan
Helvetia.
3. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. apt. H. Darwin Syamsul, S.Si., M.Si., selaku Dekan Fakultas Farmasi dan
Kesehatan Institut Kesehatan Helvetia Medan.
5. Ramadhani Syafitri Nasution, SST., M.Kes., selaku Ketua Prodi D3
Kebidanan Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus selaku Dosen
Pembimbing I yang telah bersedia membimbing dengan penuh kesabaran,
keikhlasan dan selalu memberikan motivasi serta banyak memberikan kritik
dan saran yang membantu untuk menyelesaikan KTI ini.
6. Dewi Sartika, SST., M.K.M., selaku Dosen Pembimbing II yang telah
bersedia membimbing dengan penuh kesabaran, keikhlasan dan selalu
memberikan motivasi serta banyak memberikan kritik dan saran yang
membantu untuk menyelesaikan KTI ini.
7. Fina Kusuma Wardani, SST., M.Kes., selaku Dosen Penguji yang telah
bersedia meluangkan waktu untuk menguji peneliti serta memberikan kritik
dan saran yang membangun dalam penyusunan KTI ini.
8. Seluruh Dosen dan Staf Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah
mendidik dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan selama masa
pendidikan.
9. Rika Fadilah selaku pemilik Klinik Rika Fadilah yang telah memberikan izin
kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di Klinik tersebut.
10. Teristimewah kepada ayahanda dan ibunda yang selalu mendoakan dengan
penuh keikhlasan, kesabaran dan kasih sayang, yang tidak henti-hentinya
memberi semangat, motivasi dan nasehat serta dukungan baik moril maupun
materil sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
ii
11. Terimakasih kepada rekan-rekan teman seperjuangan yang telah menjadi
teman dan sebagai saudara selama di asrama maupun saat menempuh
pendidikan mahasiswi Program Studi D3 Kebidanan, Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih memiliki banyak
kekurangan, oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran demi
kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu
memberikan rahmat-Nya atas segala kebaikan yang telah diberikan
SITI RAUDAH
1819180071
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PANITIA PENGUJI KTI
LEMBAR KEASLIAN PENELITIAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
ABSTRAK..................................................................................................
i
KATA PENGANTAR................................................................................
ii
DAFTAR ISI...............................................................................................
iv
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
vi
DAFTAR TABEL......................................................................................
vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
viii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
1
1.1 Latar Belakang................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian............................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum......................................................
5
1.3.2 Tujuan Khusus.....................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian........................................................... 6
1.4.1 Bagi Tempat Peneliti (Klinik Dina Karya).........
6
1.4.2 Bagi Peneliti.........................................................
6
1.4.3 Bagi Instansi Pendidikan (Institut Kesehatan
Helvetia Medan)..................................................
6
iv
2.2.2 Faktor-faktor yang Berhubungan dengan
Kelengkapan Imunisasi Dasar.............................
15
2.3 Hipotesis.......................................................................... 20
v
4.2.2 Analisa Bivariat...................................................
28
4.3 Pembahasan..................................................................... 31
4.3.1 Hubungan Umur dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Balita Di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2021...................................
31
4.3.2 Hubungan Pendidikan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar pada Balita di Klinik Dina
Karya Medan Tahun 2021...................................
33
4.3.3 Hubungan Pekerjaan dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2021..........................................................
35
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
41
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
ix
BAB I
PENDAHULUAN
Bayi dan anak telah lama menjadi fokus dari program kesehatan di
kesehatan. Sehubungan dengan hal tersebut, angka kematian bayi dipilih sebagai
salah satu indikator penting yang digunakan untuk mengetahui dan mengukur
menurunkan angka kematian pada bayi. Berbagai upaya akan dilakukan agar bayi
tumbuh sehat. Salah satu faktor penting dalam upaya menurunkan angka kematian
bayi dan balita yaitu dengan penyediaan pelayanan kesehatan berkualitas supaya
seseorang akan memiliki kekebalan terhadap penyakit sebaliknya bila tidak akan
tubuh manusia akan mendorong reaksi perlawanan terhadap virus atau bakteri dari
1
2
Menurut data WHO (World Helath Organization), 86% anak dibawah usia
lima tahun secara global telah diimunisasi dengan tiga dosis vaksin difteri,
tetatnus. Dan pertusis dan satu dosis vaksin campak. Sekitar 1.5 juta anak
mengalami kematian tiap tahunnya karena penyakit yang daat dicegah dengan
imunisasi, kurang lebih 20 juta anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap dan
bahkan ada anak yang tidak mendapatkan imunisasi sama sekali. Setiap tahun
disebabkan oleh jarak yang cukup jauh, sosial dan ekonomi. (2)
Indonesia termasuk salah satu negara dengan jumlah anak yang tidak
kejadian luar biasa (KLB) yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti difteri,
campak dan polio. Data riset kesehatan dasar menunjukkan cakupan imunisasi
dasar lengkap (IDL) mencapai 57% dan imunisasi tidak lengkap 32.9% dan 9.2%
tentang manfaat imunisasi dan kerugian ekonomi akibat kecatatan atau kematian
Atas dasar inilah di lakukan program imunisasi dasar bagi seluruh anak
Indonesia yang wajib diberikan yaitu BCG, Hepatitis B, DPT, Polio, Campak
guna untuk menjaga kesehatan bagi anak dan untuk tercapainya pembangunan
kecamatan (4)
3
kepada bayi. Target UCI meningkat setiap tahun agar pihak pengelola kegiatan
imunisasi lebih giat memberikan imunisasi diwilayah kerjanya. Angka UCI tahun
2019 Yaitu sebesar 95% oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tentang
(5)
Imunisasi Non PPI yang dianjurkan. Wajib jika kejadian penyakitnya cukup tinggi
(6).
diketahui Kabupaten Nias meiliki cakupan rendah (8.68%) dan cakupan tertinggi
di Kota Medan dan Pakpak Barat (87%). Kemudian berdasarkan profil kesehatan
imunisasi dasar lengkap yang rendah yaitu 45.90%. Pencapaian imunisasi belum
maksimal yaitu 80%-90%. Hal ini disebabkan karena usia ibu, ras, pendidikan,
4
status sosial ekonomi, kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu tentang imunisasi
media massa bahwa sejak reformasi pada tahun 1998 bahwa imunisasi kurang
dijalankan sehingga muncul kembali penyakit polio. Oleh karena itu perlu
kesibukan aktivitas. Selain itu adanya kesadaran yang tinggi pada orang tua
pentingnya pemberian Imunisasi Dasar pada Bayi dan manfaat dari Imunisasi
imunisasi itu tidak penting karena imunisasi bisa mengakibatkan demam pada
sehingga ibu tidak membawa anaknya imunisasi dan takut dikarenakan sedang
bayi untuk meningkatkan kesehatan pada bayi. oleh karena itu peneliti tertarik
2021.
Pendidikan.
6
di Klinik Dina Karya agar balita mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
baik.
mengaplikasikan ilmu tentang Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir selama
penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan dan referensi
TINJAUAN PUSTAKA
dari RS. Tarakan, dan 86 responden dari RS. Mary Cileungsi. Tabel 1
responden (32,7%) memiliki anak berusia 24-35 bulan. Sebagian besar ibu dan
ayah berpendidikan menengah yaitu 58,4% dan 53,7%. Pendapatan per kapita
terbanyak adalah pendapatan rendah (85,5%), dan tidak ada yang berpendapatan
tinggi. Pengetahuan orangtua sebagian besar tergolong baik (86%), hampir semua
Anak balita yang telah mendapat imunisasi dasar lengkap 61% dan 39%
tidak tahu jadwal imunisasi (34,8%) dan anak yang sakit saat hendak diimunisasi
dengan kelengkapan imunisasi dasar. Dari faktor yang bermakna, dicari nilai rasio
prevalensi dan didapatkan nilai 1,8 yang berarti kelompok responden dengan
rendah.(10)
7
8
IDL sebesar 91,5 persen, namun hingga akhir tahun hanya 82,1 persen yang
berhasil tercapai. Ada beberapa faktor yang menyebabkan ibu tidak memberikan
keluarga yang kurang serta komposisi vaksin. Penelitian ini bertujuan untuk
digunakan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian
informasi dan komposisi vaksin terhadap pemberian imunisasi dasar lengkap pada
bayi. (11)
2.2.1 Imunisasi
1. Pengertian Imunisasi
Imunisasi adalah suatu Vaksin yang diberikan yang merupakan bagian dari
kekebalan diatas ambang perlindungan. Imunisasi diberikan pada bayi usia 0-12
bulan, yang terdiri dari imunisasi BCG, DPT, Polio , Hepatitis B dan campak
(11).
2. Tujuan Imunisasi
Tujuan dilakukan Imunisasi ini adalah bagi bayi untuk mencegah penyakit
tertentu dan program ini dilakukan untuk melindungi bayi sejak baru lahir hingga usia
yang diharuskan yaitu sebagai berikut: BCG (Bacillus Calmette Guerin), Hepatitis B,
sebagai berikut:
a. Imunisasi BCG
b. Imunisasi Hepatitis B
kerusakan hati.
c. Imunisasi DPT
(Difteri Pertusis tetanus) pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari
d. Imunisasi Polio
Imunisasi Polio adalah tindakan memberi vaksin polio (dalam bentuk oral)
atau dikenal dengan nama oral polio vaccine (OPV) yang bertujuan memberi
e. Imunisasi Campak
pada anak yang bertujuan memberi kekebalan dari penyakit campak (12).
a. Imunisasi Aktif
Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun yang sudah dilemahkan
sendiri, contohnya adalah imunisasi polio dan campak (A. Azis, 2005).
akan terjadi suatu proses infeksi buatan sehingga tubuh mengalami reaksi
imunologi spesifik yang akan menghasilkan respon seluler dan humoral serta
maka tubuh secara cepat dapat merespon. Dalam imunisasi aktif terdapat
1) Antigen merupakan bagian dari vaksin yang berfungsi sebagai zat atau
2) Pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan kultur jaringan.
b. Imunisasi Pasif
Tetanus Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain adalah
yang terdapat pada bayi baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagai
dihasilkan melalui proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia atau
binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba yang diduga sudah masuk
anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin bahwa
Berikut ini adalah jadwal imunisasi anak rekomendasi Ikatan Dokter Anak
a. BCG berbentuk bubuk kering harus dilarutkan dengan 4 cc NaCl 0,9% setelah
Penyimpanan pada suhu <5ºC terhindar dari sinar matahari. Suntikan 0,05 ml
intrakutan.
b. Hepatitis B suntikan secara Intra Muskular di daerah deltoid dosis 0,5 ml.
pipet. Pemberian secara oral sebanyak 2 tetes (0,1 ml) dan penyimpanan pada
suhu 2-8ºC.
d. DTP merupakan vaksin cair, dosis 0,5 ml secara intra muscular dibagian luar
paha.
suhu 2-8ºC bisa sampai 20ºC. Vaksin yang telah dilarutkan hanya tahan 8 jam
a. BCG
Pada umumnya tidak ada namun pada beberapa anak timbul pembengkakan
kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau diselangkangan
b. Hepatitis B
Pada umumnya tidak terjadi kalaupun ada tetapi kasusnya sangat jarang
berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan
pembengkakan namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.
c. Polio
Hampir tidak ada hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare
d. DTP
Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas.
Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari segera bawa si
14
kecil ke dokter namun jika demam tidak muncul bukan berarti imunisasinya
e. Campak
Anak mungkin panas kadang disertai dengan kemerahan 4-10 hari sesudah
penyuntikan (12).
bertujuan untuk menghindari komplikasi yang merugikan bagi tubuh anak dan
8) Riwayat kuning pada masa neonatus atau beberapa hari setelah lahir.
steroid jangka panjang seperti HIV. Keadaan yang seperti ini tidak boleh
diberikan vaksin hidup seperti polio oral, MMR, BCG, Cacar Air.
1. Pendidikan
dan kemampuan di dalam dan di laur sekolah dan berlangsung seumur hidup.
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun media massa. Semakin
banyak informasi yang masuk semakin banyak pula pengetahuan yang didapat
semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa seorang yang
menerima informasi. (13) Pendidikan merupakan salah satu faktor yang dapat
berpendidikan tinggi akan memeberikan respon yang lebih rasional dari pada
mereka yang berpendidikan rendah, lebih kreatif dan terbuka terhadap usaha-
usaha pembaharuan.
berpendidikan lebih tinggi biasanya bertindak lebih rasional. Oleh karena itu
orang yang lebih berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru. (13)
orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan
formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal, pengetahuan
seseorang dengan suatu obyek juga mengandung dua aspek yaitu positif dan
negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya akan menentukan sikap seseorang
terhadap objek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari obyek yang dikethui,
kesehatan. Orang yang tidak berpendidikan atau golongan ekonomi rendah kurang
menentukan kontrasepsi mana yang lebih sesuai untuk dirinya, kecenderungan ini
(13)
memiliki balita dengan status imunisasi lengkap terbanyak pada ibu dengan
memiliki balita dengan status imunisasi tidak lengkap sebagian besar ada pada
tingkat pendidikan kurang dari 9 tahun (Pendidikan Dasar). Artinya ibu yang
2. Pekerjaan
18
seperti bahan kimia, gas beracun, radiasi, benda-benda fisik yang dapat
b. Situasi pekerjaan yang penuh dengan stres (yang telah di kenal sebagai faktor
d. Karena berkerumun dalam satu tempat yang relatif sempit maka dapat terjadi
e. Penyakit karena cacing tambang telah lama diketahui terkait dengan pekerjaan
penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan kanker. Jenis pekerjaan apa saja
Ada ibu yang memilih bekerja dirumah dan ada ibu yang memilih bekerja diluar
rumah. Jika ibu memilih bekerja diluar rumah maka ibu ahrus pandai-pandai
mengatur waktu untuk keluarga karena pada hakikatnya seorang ibu mempunyai
tugas utama yaitu mengatur urusan rumah tangga termasuk mengawasi, mengatur,
3. Umur Ibu
sejak lahir. Remaja wanita merupakan populasi resiko tinggi terhadap komplikasi
kehamilan, penyulit ini terjadi karena remaja biasanya masih tumbuh dan
berkembang, sehingga memiliki kebutuhan kalori yang lebih besar dari wanita
yang lebih tua. Sehingga akibatnya, mortalitas, perinatal, dan morbilitas maternal
sangat tinggi pada remaja wanita hamil dibanding dengan wanita dalam usia 20-
an. (15)
Pada usia reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untukkehamilan dan
persalinan adalah 20-30 tahun. Oleh sebab itu usia tersebut sesuai dengan rentang
wanita belum berkembang dengan sempurna, sedangkan pada usia >35 tahun
reproduksi normal.
Wanita yang yang melahirkan anak pada usia <20 tahun atau >35 tahun
mengakibatkan kematian maternal. Hal ini dikarenakan pada usia <20 tahun fungsi
usia >35 tahun fungsi reproduksi seorang wanita sudah mengalami penurunan di
20
pada vulva disekitar introitus vagina yang biasanya tidak dalam akan tetapi
adalah berat badan bayi lahir, semakin besarnya bayi yang dilahirkan meningkat
resiko terjadinya rupture perineum dari pada bayi yang dilahirkan dengan berat
pada pelayanan imunisasi tidak membedakan usia, baik ibu yang berusia kurang
dari 20 tahun sampai yang berusia lebih dari 30 tahun tidak memiliki perbedaan
2.3 Hipotesis
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei analitik (survei atau penelitian
yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi)
pengukuran atau pengamatan pada saat bersamaan (sekali waktu) risiko atau
Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita di Klinik Dina Karya Tahun 2021. (19)
c.2.1 Lokasi
c.2.2 Waktu
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang membawa anak usia 0-2
21
22
c.3.2 Sampel
penelitian ini menggunakan teknik total population yaitu ibu yang membawa
Kerangka Konsep dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
1. Umur Ibu
2. Pendidikan Ibu
Pendidikan adalah pendidikan formal yang ditempuh oleh orang tua pada
3. Pekerjaan Ibu
ditekuni oleh ibu selain ibu rumah tangga untuk mendapatkan upah.
23
Variabel Skala
No Alat Ukur Hasil Ukur Value
Independen Ukur
1 Umur ibu Rekam a. <20 Tahun 1 Ordinal
Medik b. 20-35 Tahun 2
c. > 35 Tahun 3
2. Pendidikan ibu Rekam a. Pendidikan Dasar 1 Ordinal
Medik b. Pendidikan Menengah 2
c. Pendidikan Tinggi 3
3. Pekerjaan ibu Rekam a. Bekerja 1 Nominal
Medik b. Tidak Bekerja 0
Variabel Skala
No Alat ukur Hasil Ukur Value
Dependen Ukur
1 Kelengkapan KMS a. Lengkap 1 Nominal
Imunisasi b. Tidak Lengkap 0
Dasar
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil dokumentasi oleh
pihak lain, misalnya rekam medik, rekapitulasi nilai, data kunjungan pasien, dan
lain-lain. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data rekam medik ibu yang
mempunyai bayi.(21).
Instrumen penelitian ini berupa data rekam medik dan KMS mengenai
a. Proses Collecting
b. Proses Checking
observasi dengan tujuan agar data diolah secara benar sehingga pengolahan
data memberikan hasil yang valid dan reliabel ; dan terhindar dari bias.
c. Proses Coding
d. Proses Entering
e. Proses Processing
Semua data yang telah di input ke dalam aplikasi komputer akan diolah sesuai
Analisis yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dan
atau berkorelasi. Data dianalisis dengan menggunakan rumus Chi – Square atau
x² = ∑ ¿¿ ¿
a. Ruang pemeriksaan :1
b. Ruang VK :1
c. Ruang Bersalin :1
d. Ruang Tunggu :1
e. Ruang Konseling :1
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu mengenai faktor
26
27
1. Umur
Jumlah
No Umur
F Persen (%)
1 <20 Tahun 10 33.3
2 20-35 Tahun 18 60.0
3 >35 Tahun 2 6.7
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021
tahun sebanyak 18 orang (60.0%) dan berumur >35 tahun sebanyak 2 orang
(6.7%).
2. Pendidikan
Jumlah
No Pendidikan
F Persen (%)
1 Pendidikan Dasar 11 36.7
2 Pendidikan Menengah 13 43.3
3 Pendidikan Tinggi 6 20.0
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian di Klinik Dina Karya Medan
(20.0).
28
3. Pekerjaan
Jumlah
No Pekerjaan
F Persen (%)
1 Bekerja 14 46.7
2 Tidak bekerja 16 53.3
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya tahun 2021
bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) dan yang tidak bekerja sebanyak 16 orang
(53.3%).
Kelengkapan Jumlah
No
Imunisasi Dasar F Persen (%)
1 Lengkap 10 33.3
2 Tidak Lengkap 20 66,7
Total 30 100
Sumber : Data Hasil Penelitian Di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021
ibu yang memiliki balita yang mendapatkan imunisasi yang Tidak lengkap
(33.3%).
dengan variabel dependen. Dalam analisa bivariat ini digunakan uji chi-square,
29
dikatakan ada hubungan yang bermakna (sig) secara statistik antara varibel yaitu
dengan nilai p value = < 0,05. Hubungan antara variabel dependen dengan uji chi-
Tabel 4.5. Hubungan Umur dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Balita Di
Klinik Dina Karya Tahun 2021
berumur <20 tahun sebanyak 10 orang (33.3%) dimana yang tidak lengkap
responden (30%) dan tidak lengkap sebanyak 9 responden (30%), yang berumur
>35 tahun sebanyak 2 responden (6.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1
kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,024<a (0,05).
Hasil ini membuktikan ada hubungan umur ibu dengan kelengkapan imunisasi
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden ibu yang
sebanyak 1 responden (3.3%) dan tidak tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak
(43.3%) yang lengkap imunisasi dasar 5 responden (16.7%) dan yang tidak
kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,048<a (0,05).
(43.3%) dan responden yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (53.3%) yang
kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,006<a (0,05).
imunisasi dasar pada balita di Klinik Dina Karya Medan Tahun 2021.
4.3 Pembahasan
berumur <20 tahun sebanyak 10 orang (33.3%) dimana yang tidak lengkap
responden (30%) dan tidak lengkap sebanyak 9 responden (30%), yang berumur
>35 tahun sebanyak 2 responden (6.7%) yang lengkap imunisasi dasar sebanyak 1
responden (3.3%) dan tidak lengkap sebanyak 1 responden (3.3%). Hasil uji
a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,024<a (0,05). Hasil ini membuktikan ada
hubungan umur dengan kelengkapan imunisasi dasar di Klinik Dina Karya Medan
Tahun 2021.
dengan kelengkapan imunisasi dasar diperoleh bahwa umur <20 tahun yang
lengkap imunisasi dasar yaitu 6 orang (66.7%) dan tidak lengkap imunisasi dasar
yaitu 3 orang (33.3%), berumur 20-35 tahun yang lengkap imunisasi dasar yaitu 9
orang (60.0%) dan tidak lengkap imunisasi dasar yaitu 6 orang (40.0%),
sedangkan berumur >35 tahun yang lengkap imunisasi dasar yaitu 2 orang
(10.0%) yang tidak lengkap imunisasi dasar yaitu 18 orang (90.0%). Hasil uji
statistik diperoleh nilai p = 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan
imunisasi dasar agar mereka lebih mengetahui mengapa balita harus di imunisasi.
Kita pernah mendengar lewat media massa bahwa sejak reformasi bahwa
dasar pada bayi di Klinik Dina Karya, responden yang berumur <20 tahun tidak
belum siap menerima informasi karena pada tahap umur belum mampu untuk
orang tua dan berusaha mencari informasi kepada keluarga dan temannya dan
bahwa anak dari anggota keluarga tidak imunisasi tidak ada masalah. Responden
yang berumur >35 tahun lengkap imunisasi dasar karena umur responden sudah
mampu mencerna dan melakukan agar anaknya sehat dan sudah matang dalam
responden yang tidak lengkap imunisasi karena responden tidak peduli untuk
mendpatkan informasi.
Berdasarkan Tabel 4.6 dapat diketahui bahwa dari 30 responden ibu yang
sebanyak 1 responden (3.3%) dan tidak tidak lengkap imunisasi dasar sebanyak
(43.3%) yang lengkap imunisasi dasar 5 responden (16.7%) dan yang tidak
kepercayaan 95% dengan a=0,05 diperoleh p value (sig 2-sided) 0,048<a (0,05).
adalah 1 orang (20,0%). Hasil Pengolahan data dengan menggunakan uji Chi-
square diketahui bahwa x² hitung (2,898) < x² tabel (3,341) dengan df=2 dan =
0,209. Dengan mengambil suatu kesimpulan bahwa jika x² hitung (2,898) < x²
tabel (3,341) dengan angka signifikan 0,007 maka Ho ditolak yang menyatakan
bahwa ada hubungan antara pendidikan dengan imunisasi dasar pada bayi di
tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa pendidikan itu menuntun manusia untuk
Hal ini sesuai dengan pendapat Y.B. Mantra yang dikutip oleh
seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
ibu yang berpendidikan SMA lebih mudah mengerti dan memahami tentang
cara hidupnya dan cara pemahaman terhadap sesuatu yang lebih baik. Responden
pengetahuan yang dimiliki lebih tinggi namun sebaliknya orang tua yang
sehingga ilmu yang dimiliki juga lebih rendah yang berdampak pada
kehidupannya.
(43.3%) dan responden yang tidak bekerja sebanyak 16 orang (53.3%) yang
diperoleh p value (sig 2-sided) 0,006<a (0,05). Hasil ini membuktikan ada
ada hubungan antara pekerjaan dengan imunisasi dasar pada bayi di klinik
keluarganya. (19)
perbedaan pengetahuan tentang imunisasi antara ibu yang bekerja dengan ibu
yang tidak bekerja, dimana tingkat pengetahuan tentang imunisasi ini masih
sangat kurang. Begitupun, walau tanpa dasar pengetahuan yang memadai ternyata
di kalangan ibu tidak bekerja sikap dan perilaku mereka tentang imunisasi lebih
baik dibanding ibu yang bekerja. Namun menurut hasil kesimpulan penelitian
37
Idwar, justru menyebutkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai risiko 2 kali untuk
dengan ibu yang bekerja. Tetapi hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian
besar ibu yang tidak bekerja tetap tidak bisa mengantarkan anaknya untuk
(46,7%). Sedangkan ibu yang bekerja dan bayinya mendapatkan imunisasi secara
imunisasi ini dilaksanakan dengan baik serta tepat waktu maka akan mengurangi
angka kematian bayi dan balita. Salah satu hal pokok yang mendorong para ibu
kesehatan bayi mereka. Meski mungkin ada sebagian ibu yang tidak mengetahui
dengan jelas manfaat dan tujuan dari imunisasi, tetapi mereka tetap memberikan
imunisasi secar rutin dan tepat waktu sesuai dengan petunjuk bidan atua dokter
agar bayi mereka tetap terhindar dari berbagai penyakit berbahaya. (15)
mempengaruhi wanita yang bekerja dengan yang tidak bekerja (IRT). Seorang
wanita yang bekerja dengan sendirinya akan lebih banyak berhubungan dengan
lingkungan, lokasi kerja dan berpeluang untuk memperoleh informasi dari luar
dibandingkan dengan para ibu yang hanya tinggal di rumah sebagai IRT, yang
38
tidak sesuai dengan syarat kesehatan dan tidak mengetahui informasi baru untuk
diberikan pada bayi. Sedangkan hasil penelitian ditemukan responden yang tidak
bekerja lebih baik pengetahuannya dibandingkan yang bekerja. Hal ini disebabkan
karena ibu yang tidak bekerja lebih sering berkunjung ke petugas kesehatan dan
5.1 Kesimpulan
(33.3%), berumur 20-35 tahun sebanyak 18 orang (60.0%) dan berumur >35
3. 30 responden yang bekerja sebanyak 14 orang (46.7%) dan yang tidak bekerja
yang Tidak lengkap sebanyak 20 orang (66.7%) dan imunisasi yang lengkap
5. Ada hubungan faktor umur dengan kelengkapan imunisasi dasar pada balita di
39
40
5.2 Saran
bayi untuk mengurangin angka kesakitan dan angka kematian pada bayi.
lagi kualitas pendidikan baik bersifat teori maupun bersifat praktikum untuk
kesehatan
41
42
DATA RESPONDEN
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR DI KLINIK DINA KARYA MEDAN TAHUN 2021
43
44
Keterangan :
Umur : Pendidikan : Pekerjaan :
1 : < 20 Tahun 1 : Pendidikan Dasar 1 : Bekerja
2 : 20-35 Tahun 2 : Pendidikan Menengah 0 : Tidak Bekerja
3 : > 35 Tahun 3 : Pendidikan Tinggi
Lampiran 2. Hasil Otuptu Penelitian
Distribusi Frekuensi
Umur Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid <20 Tahun 10 33.3 33.3 33.3
20-35 Tahun 18 60.0 60.0 93.3
>35 Tahun 2 6.7 6.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar 11 36.7 36.7 36.7
Pendidikan Menegah 13 43.3 43.3 80.0
Pendidikan Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pendidikan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Pendidikan Dasar 11 36.7 36.7 36.7
Pendidikan Menegah 13 43.3 43.3 80.0
Pendidikan Tinggi 6 20.0 20.0 100.0
Total 30 100.0 100.0
Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Bekerja 16 53.3 53.3 53.3
Bekerja 14 46.7 46.7 100.0
Total 30 100.0 100.0
45
46
Kelengkapan Imunisasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tidak lengkap 20 66.7 66.7 66.7
Crosstab
Total Count 20 10 30
Chi-Square Tests
Asymptotic Significance
Value df (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 7.500 2 .024
Likelihood Ratio 10.465 2 .005
Linear-by-Linear Association 5.927 1 .015
48
N of Valid Cases 30
a. 3 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is .67.
Kelengkapan Imunisasi
tidak
lengkap Lengkap Total
Pekerjaan Tidak Bekerja Count 7 9 16
Responden % within Pekerjaan 43.8% 56.3% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 35.0% 90.0% 53.3%
Imunisasi
% of Total 23.3% 30.0% 53.3%
Bekerja Count 13 1 14
% within Pekerjaan 92.9% 7.1% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 65.0% 10.0% 46.7%
Imunisasi
% of Total 43.3% 3.3% 46.7%
Total Count 20 10 30
% within Pekerjaan 66.7% 33.3% 100.0%
Responden
% within Kelengkapan 100.0% 100.0% 100.0%
Imunisasi
% of Total 66.7% 33.3% 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Value df Significance (2-sided)
a
Pearson Chi-Square 6.063 2 .048
Likelihood Ratio 6.527 2 .038
Linear-by-Linear Association 5.860 1 .015
N of Valid Cases 30
50
a. 4 cells (66.7%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 2.00.
51