Anda di halaman 1dari 111

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU

HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA PADA


PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS KADUGEDE TAHUN 2022

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana


Pada Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

Oleh :
MAHARANI SYAFIRA HIDAYANINGRUM
CKR0180138

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2022
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP


BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA PADA PENDERITA
HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KADUGEDE
TAHUN 2022

Skripsi Ini Telah diujikan Oleh Tim Penguji


Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
Pada Tanggal 13 Agustus 2022

Mengesahkan,

Penguji I Penguji II Penguji III

Ns. H. Asmadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom Ns. Ronny Suhada, S.Kep., M.Kep Ns. Aria Pranatha, S.Kep., M.Kep
NIK.19750814.2005011.002 NIK. 841228.201003.034 NIK. 790405.201010.041

Mengetahui,

Ketua STIKes Kuningan Ketua Program Studi


S1 Keperawatan

Prof.H. Abdal Rohim, S.Kp., M.H Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep.,M.Kep
NIK. 700805.200908.026 NIK.811007.2010110.040

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maharani Syafira Hidayaningrum

NIM : CKR0180138

Kelas : Reguler D

Program : S1 Keperawatan STIKes Kuningan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul

“Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hubungan Bersih dan Sehat

Rumah Tangga pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede

Tahun 2022” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya sendiri dan tidak

melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai

dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat.

Atas pernyataan ini, saya siap menanggung risiko dan sanksi yang

diajukan kepada saya apabila ditemukan pelanggaran terhadap etika keilmuan

dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Kuningan, Juli 2022

Penulis

Maharani Syafira Hidayaningrum

ii
LEMBAR PERSEMBAHAN

“Skripsi ini saya persembahkan sepenuhnya kepada kedua orang tua saya, yaitu

papap dan ambu. Keduanya yang membuat segalanya menjadi mungkin, yang

selalu mendoakan saya, yang selalu menemani menjaga dan membimbing saya di

situasi apapun. Karenanya saya bisa sampai pada tahap dimana skripsi ini selesai.

Terima Kasih atas segala pengorbanan, nasihat dan do’a baik yang tidak pernah

berhenti diberikan kepada saya. Saya selalu dan selamanya bersyukur atas

keberadaan papap dan ambu sebagai orang tua saya.”

iii
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SKRIPSI, JULI 2022

MAHARANI SYAFIRA HIDAYANINGRUM


CKR0180138

ABSTRAK

Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat


Rumah Tangga Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Kadugede Tahun 2022”

xv + 6 bab + 97 halaman + 5 tabel + 2 bagan + 13 lampiran

Hasil studi pendahuluan terkait dukungan keluarga didapat data 70%


responden mendapat dukungan keluarga dan sebanyak 80% responden memiliki
PHBS. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara dukungan
keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kadugede 2022.
Jenis penelitian analitik dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam
penelitian berjumlah 95 responden dengan menggunakan probabilitas sampling.
Instrumen penelitian menggunakan kuesioner yang sudah dilakukan uji validitas
dan reliabilitas. Analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis
bivariat dengan menggunakan uji statistic rank spearman.
Hasil analisis univariat menunjukan sebagian besar responden (84,3%)
memiliki dukungan keluarga baik dan sebagian besar responden (83,2%) ber-
PHBS baik. Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa p = 0,005 < 0,05.
Terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan
sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas
Kadugede tahun 2022. Saran Saran untuk responden yang memiliki dukungan
keluarga cukup yaitu dengan melakukan komunikasi antar keluarga dengan baik
agar pengobatan dapat berlangsung dengan baik. Untuk responden yang memiliki
perilaku hidup bersih dan sehat yang cukup dapat meningkatkan pola hidupnya
salah satunya dengan mengatur jenis dan kandungan makanan yang aman untuk
dikonsumsi oleh penderita hipertensi.

Kata Kunci : Dukungan keluarga, PHBS, Hipertensi


Kepustakaan : 12 Buku (2012-2019), 8 Jurnal (2017-2020), 4 Artikel (2016-
2020)

iv
BRASS HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES
BACHELOR OF NURSING STUDY PROGRAM
THESIS, JULY 2022
 
MAHARANI SYAFIRA HIDAYANINGRUM
CKR0180138
 
ABSTRACT

The Relationship Between Family Support and Household Clean and


Healthy Living Behaviour in Hypertension Patients in the Kadugede Health
Center Work Area in 2022

xv + 6 chapters + 96 pages + 5 tables + 2 charts + 13 appendices


According to the result of a preliminary study on family support, 80 % of
respondents implemented household PHBS, and 70 % of respondents received
family support. This study aimed to determine the relationship between family
support and household cleanliness and healthy living behaviours in patients with
hypertension in the Kadugede Health Center 2022 working area.
Cross-sectional analytic research of such. the population in the study
amounted to 95 respondents using probability sampling. A questionnaire shown as
part of the research instrument has passed the validity and reliability test.
Frequency distribution is used in univariate analysis, and the Spearman rank
statistic test is used in bivariate analysis.
The univariate analysis found that most of the respondents (84.3%) had
good family support and most of the respondents (83.2%) had good PHBS. The
bivariate analysis's results suggest that p = 0,005
There is a relationship between family support and household cleanliness
and healthy living behaviour in hypertension sufferers in the Kadugede Health
Center working area in 2022. Respondents with adequate family support are
advised to maintain open lines of communication among their families to ensure
effective therapy. The variety and composition of foods that are safe for
consumption by people with hypertension should be regulated for respondents
who showed good clean and healthy living behaviour.

Keywords : Family support, PHBS, Hypertension


Library : 12 books (2012-2019), 8 journals (2017-2020), 4 articles (2016-
2020)

v
KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat

Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya, Alhamdulilah penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga pada Penderita Hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede Tahun 2022”.

Skripsi penelitian ini dibuat sebagai salah satu syarat menyelesaikan

program studi S-1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan.

Adapun dalam penyusunan skripsi ini, penulis tidak lepas dari bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih yang kepada pihak yang terhormat:

1. Prof. Dr. Hj. Dewi Laelatul Badriah, M.Kes.,AIFO, selaku Ketua Yayasan

Pendidikan Bhakti Husada Kuningan

2. Dr. H. Abdal Rohim, S.Kp.,MH, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kuningan

3. Ns. Neneng Aria Nengsih, S.Kep.,M.Kep, selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

4. Ns. Rony Suhada, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing 1 yang telah

memberikan ilmu, motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini

vi
5. Ns. Aria Pranatha, S.Kep.,M.Kep selaku dosen pembimbing 2 yang telah

memberikan ilmu, motivasi, bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan

skripsi ini

6. Ns. H. Asmadi, S.Kep., M.Kep., Sp.Kom sebagai dosen penguji yang telah

membantu, memberikan masukan atau saran terhadap penyusunan skripsi ini

7. Seluruh staf STIKes Kuningan yang telah membantu dalam pembuatan

skripsi ini

8. Mama, papap, kakak-kakak, ibu, dan adik-adik yang membuat saya kuat

sampai saat ini dan selalu mendukung, mendoakan dan memberikan semangat

yang tiada henti baik moral maupun materi selama saya menuntut ilmu di

STIKes Kuningan hingga saya bisa sampai pada titik ini

9. Sahabat saya, Febe Sharon, Dwana Khusnul Adha, Khairunnisa Nursalma,

Dyah Ayu, Nabila Fadiya, Larasita Putri, Alysa Noverizka, Eka Kartini, M.

Rizki Alfaridzi, Alwi Muhamad, Fachri Azmi, Risca Meliana Saefani, Siti

Parida, Pipin Patmawati, Noviana Fatmala Maulida, Diechi Pramadita, Reka

Devi, Elisnawati, Nur Prihatini dan Kurniah yang selalu menemani,

mendukung, memberikan saran dan menjadi tempat untuk saya berkeluh

kesah

10. Serta rekan-rekan Keperawatan Reguler D yang sudah memberi dukungan

dan motivasi satu sama lain.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

sempurna, baik dari segi teknik penulisan maupun teori. Untuk itu penulis

mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk

vii
bahan perbaikan di masa yang akan datang. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi

pembaca dan sebagai bahan penelitian lanjutan.

Kuningan, Januari 2022

Maharani Syafira Hidayaningrum

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN...................................................................................ii

LEMBAR PERSEMBAHAN...............................................................................iii

ABSTRAK.............................................................................................................iv

ABSTRACT............................................................................................................v

KATA PENGANTAR...........................................................................................vi

DAFTAR ISI.......................................................................................................viii

DAFTAR TABEL................................................................................................xii

DAFTAR BAGAN..............................................................................................xiii

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiv

DAFTAR SINGKATAN......................................................................................xv

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang..................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................6

1.3 Tujuan Penelitian..............................................................................................6

1.3.1 Tujuan Umum.......................................................................................6

1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................6

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................7

1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................................7

1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................9

2.1 Dukungan Keluarga..........................................................................................9

ix
2.1.1 Definisi Dukungan Keluarga.................................................................9

2.1.2 Jenis Dukungan Keluarga.....................................................................9

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga...................11

2.2 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga................13

2.2.1 Pengertian PHBS.................................................................................13

2.2.2 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga.............14

2.2.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)............................14

2.2.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga. 17

2.2.5 Bentuk-bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat................................19

2.3 Konsep Hipertensi...........................................................................................22

2.3.1 Definisi Hipertensi..............................................................................22

2.3.2 Klasifikasi...........................................................................................23

2.3.3 Etiologi................................................................................................24

2.3.4 Tanda dan Gejala Hipertensi...............................................................24

2.3.5 Faktor Risiko Hipertensi.....................................................................25

2.3.6 Pencegahan Hipertensi........................................................................30

2.3.7 Penatalaksanaan Hipertensi.................................................................32

2.3.8 Komplikasi..........................................................................................37

2.4 Kerangka Teori...............................................................................................39

BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN


HIPOTESIS..........................................................................................................40

3.1 Kerangka Konsep............................................................................................40

3.2 Definisi Operasional.......................................................................................40

3.3 Hipotesis.........................................................................................................42

BAB IV METODE PENELITIAN.....................................................................43

x
4.1 Jenis Penelitian................................................................................................43

4.2 Variabel Penelitian..........................................................................................43

4.2.1 Variabel Bebas....................................................................................43

4.2.2 Variabel Terikat..................................................................................44

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel.......................................44

4.3.1 Populasi...............................................................................................44

4.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel...........................................44

4.4 Instrumen Penelitian.......................................................................................47

4.5 Teknik Pengumpulan Data..............................................................................50

4.5.1 Sifat dan Sumber Data........................................................................50

4.6 Analisis Data...................................................................................................50

4.6.1 Analisis Univariat................................................................................51

4.6.2 Analisis Bivariat..................................................................................51

4.7 Etika Penelitian...................................................................................52

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian..........................................................................54

4.8.1 Lokasi Penelitian.................................................................................54

4.8.2 Waktu Penelitian.................................................................................54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................................55

5.1 Hasil Penelitian...............................................................................................55

5.1.1 Analisis Univariat................................................................................55

5.1.2 Analisis Bivariat..................................................................................56

5.2 Pembahasan.....................................................................................................57

5.2.1 Gambaran dukungan keluarga pada penderita hipertensi di wilayah


kerja puskesmas kadugede tahun 2022...........................................................57

xi
5.2.2 Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada
penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kadugede tahun 2022........59

5.2.3 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat
rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kadugede
tahun 2022......................................................................................................61

5.3 Keterbatasan Penelitian...................................................................................63

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN...................................................................64

6.1 Simpulan.........................................................................................................64

6.2 Saran...............................................................................................................64

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................66

LAMPIRAN..........................................................................................................69

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi........................................................................23

Tabel 3.1 Definisi Operasional..........................................................................40

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga.........................................57

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.....................59

Tabel 5.3 Hasil Analisis Bivariat.......................................................................61

xiii
DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori.................................................................................39

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian............................................................40

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan..........................................................................70


Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden......................................71
Lampiran 3 Jadwal Penelitian...........................................................................72
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ke Puskesmas................................................73
Lampiran 5 Surat Izin Mencari Data ke Dinkes Kuningan ..............................74
Lampiran 6 Surat Balasan Dinkes Kuningan....................................................75
Lampiran 7 Surat Balasan Dinkes Kuningan....................................................76
Lampiran 8 Kuesioner Dukungan Keluarga......................................................77
Lampiran 9 Kuesioner PHBS............................................................................80
Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas................................................83
Lampiran 11 Hasil Uji Penelitian......................................................................85
Lampiran 12 Tabulasi Kuesioner Dukungan Keluarga.....................................86
Lampiran 13 Tabulasi Kuesioner PHBS...........................................................88
Lampiran 14 Tabulasi Uji Validitas..................................................................90
Lampiran 15 Dokumentasi................................................................................91
Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup..................................................................92

xv
DAFTAR SINGKATAN

BB : Berat Badan

DEPKES : Departemen Kesehatan

DINKES : Dinas Kesehatan

RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar

TDS : Tekanan Darah Sistolik

TDD : Tekanan Darah Diastolik

PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

WHO : World Health Organization

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan penyebab salah satu

kematian yang tinggi. Menurut WHO pada tahun 2016 jumlah kematian di seluruh

dunia sebesar 15,2 juta kematian diantaranya disebabkan oleh penyakit

kardiovaskuler. Sedangkan Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan

prevalensi hipertensi tertinggi di dunia bersama Myanmar, India, Sri Lanka,

Bhutan, Thailand, Nepal, Maldives (Susanto, 2015). Data World Health

Organization (WHO) tahun 2015 menunjukkan sekitar 1,13 Miliar orang di dunia

menyandang hipertensi, artinya 1 dari 3 orang di dunia terdiagnosis hipertensi.

Jumlah penyandang hipertensi terus meningkat setiap tahunnya, diperkirakan pada

tahun 2025 akan ada 1,5 Miliar orang yang terkena hipertensi, dan diperkirakan

setiap tahunnya 9,4 juta orang meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya

(Kemenkes RI, 2019)

Di Indonesia menurut hasil laporan Riskesdas Jawa Barat tahun 2018

menunjukkan angka prevalensi hipertensi pada penduduk >18 tahun berdasarkan

pengukuran secara nasional sebesar 34,11%. Sedangkan di Jawa Barat sebanyak

39,60%. Sebagian besar penduduk >18 tahun kadang-kadang melakukan

pengukuran tekanan darah secara rutin sebesar 47%, diikuti oleh yang tidak

melakukan pengukuran sebesar 41%. Sedangkan penduduk >18 tahun yang

melakukan pengukuran darah secara rutin hanya sebesar 12%, sedangkan di

1
2

Kabupaten Kuningan sendiri untuk angka prevalensi hipertensi adalah sebesar

47,58%.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan pada tahun

2020, terdapat sasaran terhadap 821.517 warga dengan target 83,5% dan didapati

sekitar 71,4% dari target masyarakat di Kabupaten Kuningan yang menderita

hipertensi. Untuk Kecamatan Kadugede sendiri terdapat sebanyak 1.851 dari

2.275 masyarakat atau sebesar 81,4% dari capaian menderita hipertensi.

Hipertensi terjadi karena beberapa faktor risiko yaitu faktor yang tidak dapat

diubah diantaranya keturunan, jenis kelamin, usia dan genetik. Sedangkan

obesitas, konsumsi minuman beralkohol, kebiasaan merokok, kurang aktivitas

fisik, stress, konsumsi garam berlebih dan pola makan sembarangan merupakan

faktor yang dapat diubah (Kemenkes RI, 2014).

Penderita hipertensi membutuhkan perubahan gaya hidup yang sulit

dilakukan dalam jangka pendek oleh karena itu, faktor yang menentukan dan

membantu kesembuhan pada dasarnya adalah diri sendiri. Enam langkah dalam

perubahan gaya hidup yang sehat bagi para penderita hipertensi yaitu mengontrol

pola makan, meningkatkan konsumsi potasium dan magnesium, makan makanan

jenis padi-padian, aktivitas (olah raga), bantuan dari kelompok pendukung

(dukungan keluarga), berhenti merokok dan hindari konsumsi alkohol berlebih

dan terapi herbal. Salah satu tindakan dalam pengendalian hipertensi adalah

dengan adanya dukungan keluarga untuk mengawasi anggota keluarga dalam

program pengendalian tekanan darah. Dukungan keluarga memiliki pengaruh

yang besar pada anggota keluarga yang menderita hipertensi. Keluarga juga
3

berfungsi untuk melaksanakan praktik asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah

terjadinya gangguan kesehatan atau merawat anggota keluarga yang sakit.

Anggota keluarga sangat membutuhkan dukungan dari keluarganya karena hal ini

akan membuat individu tersebut merasa dihargai dan anggota keluarga siap

memberikan dukungan untuk menyediakan bantuan dan tujuan hidup yang ingin

dicapai individu (Friedman, 2010).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Merry (2017), yang menunjukkan

hasil sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang tinggi yaitu

sebesar 41,9% dan sebagian besar responden pola hidup sehat yang cukup yaitu

sebanyak 58,1%. Hasil analisis didapatkan p=0,012< α (α=0,05) yang berarti ada

hubungan dukungan keluarga dengan pola hidup sehat hipertensi pada keluarga.

Penyakit darah tinggi ini dapat mengakibatkan serangan jantung, stroke,

gagal ginjal, payah jantung, dan kebutaan. Banyaknya penderita penyakit tidak

menular (degeneratif) ini disebabkan karena pola hidup tidak sehat. Oleh karena

itu, untuk mencegah terjadinya peningkatan tekanan darah dan risiko penyakit

kardiovaskuler penderita hipertensi harus menerapkan pola hidup sehat

(Proverawati & Rahmawati, 2012).

Masih banyak yang mengabaikan pola hidup sehat pada penderita hipertensi

di Indonesia seperti masih mengkonsumsi alkohol, rokok, jarang berolahraga,

jarang memeriksakan tekanan darahnya, serta tidak memperhatikan diet yang

telah dianjurkan (Depkes RI, 2015). Dengan begitu pentingnya menjaga pola

hidup sehat sangat berpengaruh terhadap pencegahan hipertensi dan salah satunya

adalah penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


4

Indonesia sudah menyusun pedoman penerapan PHBS yang terdapat dalam

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

2296/MENKES/PER/2011 yang didalamnya mengatur mengenai upaya

peningkatan PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu pada pola manajemen

PHBS, mulai dari pengkajian, perencanaan, pelaksanaan serta pemantauan dan

penilaian. Upaya ini dimaksudkan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu

memelihara, meningkatkan serta melindungi kesehatan (Kemenkes RI, 2014).

Menurut Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 proporsi

anggota rumah tangga yang berperilaku cuci tangan dengan benar di Indonesia

yaitu 49,8%. Prevalensi merokok penduduk umur >10 tahun di Indonesia

sebanyak 29,3%. Proporsi aktivitas fisik kurang pada penduduk umur ≥10 tahun

di Indonesia sebanyak 33,5%. Proporsi konsumsi buah atau sayur kurang pada

penduduk umur ≥5 tahun di Indonesia masih sangat banyak yaitu 95,5%. Proporsi

pengelolaan sampah yang baik di rumah tangga di Indonesia masih kurang yaitu

sebanyak 36,8%. Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 menargetkan 75%

rumah tangga sudah mempraktekkan PHBS. Sedangkan untuk PHBS Rumah

Tangga di Kabupaten Kuningan sendiri mengalami kenaikan sejak 2015-2019

yaitu sebesar 167.768 menjadi 175.421 dan terus mengalami kenaikan per

tahunnya (Profil Kesehatan Kabupaten Kuningan, 2019). Berdasarkan data Dinas

Kesehatan Kabupaten Kuningan tahun 2021 di wilayah Kerja Puskesmas

Kadugede tercatat sebanyak 4.469 keluarga menerapkan PHBS dan sebanyak

2.711 keluarga tidak menerapkan PHBS.


5

Program pembinaan PHBS yang dicanangkan pemerintah sudah berajalan

cukup lama, namun pada kenyataannya capaian keberhasilannya masih jauh dari

harapan. PHBS merupakan salah satu indikator untuk menilai kinerja pemerintah

daerah kabupaten/kota di bidang kesehatan, yaitu pencapaian 70% rumah tangga

sehat.

Berdasarkan hasil penelitian Hadiyanto (2016) menunjukan rata-rata

penerapan PHBS pada tatanan rumah tangga adalah sebanyak 82%, perilaku

terbanyak adalah penggunaan air bersih dan melakukan aktivitas fisik 99%.

Menurut penelitian Kunoli (2012) bahwa penerapan PHBS pada tatanan

rumah tangga sebagian besar sudah melaksanakan, masih ada beberapa keluarga

yang tidak menerapkan PHBS di rumah tangga seperti masih banyak keluarga

yang buang air besar di sembarang tempat, masih ada keluarga yang merokok

dalam rumah dan pemberantasan jentik yang masih kurang.

Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di desa Kadugede pada tanggal

12 dan 13 Desember 2021, dilakukan wawancara dan observasi kepada 10 orang

dengan hipertensi didapat sebanyak 70% masyarakat mengatakan mendapat

dukungan penuh dari keluarga seperti dukungan instrumental, dukungan

penilaian, dukungan informasional dan dukungan emosional. Sedangkan sebanyak

80% masyarakat sudah menerapkan pola hidup sehat, hal ini terbukti dengan

masyarakat dan keluarganya selalu mengingatkan untuk mengonsumsi obat,

olahraga atau jalan pag, selain itu sebanyak 80% masyarakat mencuci tangan

ketika ingin makan, sebanyak 50% masyarakat masih melakukan kebiasaan

merokok di dalam maupun di luar rumah, sebanyak 60% masyarakat menjaga


6

pola makannya dan diperhatikan oleh keluarganya. Sedangkan sebanyak 30%

masyarakat kurang mendapat dukungan keluarga karena anggota keluarganya

sibuk dengan pekerjaan masing-masing dan juga menganggap penyakit hipertensi

adalah hal yang biasa terjadi. Adapun 20% masyarakat yang diperlakukan biasa

saja oleh keluarganya, tidak mengatur pola makan dan membeli obat warung

ketika merasa pusing. Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Kadugede”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut

“apakah terdapat hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan

sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas

Kadugede tahun 2022?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga dengan perilaku

hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah kerja

Puskesmas Kadugede.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran dukungan keluarga pada penderita hipertensi di

Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede


7

b. Mengidentifikasi gambaran perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga

pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede

c. Menganalisis hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih

dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Kadugede

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini dapat menambah wawasan pembelajaran ilmu

pengetahuan kesehatan khususnya di bidang keperawatan komunitas dan keluarga

yang dapat dijadikan bahan kajian untuk pengembangan ilmu pengetahuan.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi perguruan tinggi

Dapat digunakan sebagai sumber referensi perpustakaan tentang ilmu

keperawatan khususnya informasi yang berkaitan dengan dukungan

keluarga, PHBS dan hipertensi.

b. Bagi penderita hipertensi dan keluarga

Secara tidak langsung dapat memberikan informasi dalam meningkatkan

pengetahuan, wawasan dan melatih diri untuk berpikir kritis mengenai

upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi, menangani dan

mencegah terjadinya hipertensi terhadap penderita hipertensi dan juga

keluarga.

c. Bagi Puskesmas
8

Diharapkan dapat bermanfaat untuk memberikan masukan kepada

Puskesmas Kadugede dalam menyusun promosi kesehatan tentang PHBS

rumah tangga.

d. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pengalaman

dan pengaplikasian ilmu serta sebagai evidence based bagi penelitian

lanjutan yang akan meneliti dengan variable dan desain yang berbeda.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dukungan Keluarga

2.1.1 Definisi Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010) dukungan keluarga adalah sebuah proses yang

terjadi sepanjang masa kehidupan, dukungan yang diberikan pada setiap siklus

perkembangan kehidupan. Dengan adanya dukungan yang diberikan oleh keluarga

membuat anggota keluarga mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan

akal sehingga dapat meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga.

Menurut (Pratama et al., 2015) dukungan keluarga dapat memperkuat setiap

individu, menciptakan kekuatan keluarga, memperbesar penghargaan terhadap diri

sendiri dan mempunyai potensi sebagai strategi pencegahan yang utama bagi

seluruh keluarga dalam menghadapi tantangan kehidupan sehari-hari.

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan keluarga

adalah bentuk dukungan, motivasi atau bantuan yang diberikan oleh anggota satu

terhadap anggota keluarga lainnya yang dapat memberikan keuntungan atau

pengaruh pada kehidupannya dengan segala kondisi yang ada.

2.1.2 Jenis Dukungan Keluarga

Menurut Friedman (2010), jenis dukungan keluarga dibagi menjadi empat,

yaitu:

9
10

a) Dukungan Instrumental

Keluarga merupakan sumber pertolongan praktis dan konkrit. Dukungan

instrumental yang dapat diterima oleh anggota keluarga yang sakit

melibatkan penyediaan sarana untuk mempermudah perilaku untuk

membantu pasien yang mencakup bantuan langsung biasanya berupa

bentuk-bentuk konkrit yaitu berupa uang, peluang waktu dan lain-lain.

Bentuk dukungan ini dapat mengurangi stres karena individu dapat langsung

memecahkan masalahnya yang berhubungan dengan materi.

b) Dukungan Informasional

Dukungan informasional adalah bentuk dukungan yang meliputi pemberian

informasi, sarana atau umpan balik tentang situasi dan kondisi individu.

Dukungan ini dapat berupa pemberian nasehat dengan mengingatkan

individu untuk menjalankan pengobatan atau perawatan yang telah

direkomendasikan oleh petugas kesehatan, mengingatkan tentang perilaku

yang memperburuk penyakit individu serta memberikan penjelasan

mengenai hal pemeriksaan dan pengobatan dari dokter yang merawat

ataupun menjelaskan hal-hal yang tidak jelas tentang penyakit yang diderita

individu.

c) Dukungan Penilaian (Aspirasial)

Keluarga bertindak sebagai sebuah umpan balik, membimbing dan

menengahi pemecahan masalah serta sebagai sumber dan validator identitas

keluarga. Dimensi ini terjadi melalui ekspresi berupa sambutan yang positif

dengan orang-orang di sekitarnya, dorongan atau pernyataan setuju terhadap


11

ide-ide atau perasaan individu. Dukungan ini membuat seseorang merasa

berharga, kompeten dan dihargai. Dukungan ini juga merupakan fungsi

afektif keluarga yang dapat meningkatkan status psikososial pada keluarga

yang sakit. Melalui dukungan ini, individu akan mendapat pengakuan atas

kemampuan dan keahlian yang dimilikinya.

d) Dukungan Emosional

Keluarga sebagai sebuah tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan

pemulihan serta membantu penguasaan terhadap emosi. Bentuk dukungan

ini membuat individu memiliki perasaan nyaman, yakni diterima oleh

anggota keluarga berupa ungkapan empati, kepedulian, perhatian, cinta,

kepercayaan, rasa aman dan selalu mendampingi pasien dalam perawatan.

2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Dukungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi dukungan keluarga menurut Purnawan

(2008) dibagi menjadi 2 faktor yaitu:

1) Faktor Internal

a) Tahap Perkembangan

Artinya dukungan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini adalah

pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang umur

(bayi sampai lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap

perubahan kesehatan yang berbeda-beda.

b) Pendidikan/Tingkat pengetahuan

Keyakinan seseorang terhadap adanya dukungan terbentuk oleh variabel

intelektual yang terdiri dari pengetahuan, latar belakang, pendidikan dan


12

pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif akan membentuk cara

berpikir seseorang termasuk kemampuan untuk memahami faktor-faktor

yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuannya

tentang kesehatan untuk menjaga kesehatan dirinya.

c) Faktor Emosi

Faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap adanya

dukungan dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respon

stress dalam setiap perubahan hidupnya cenderung berespon terhadap

berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara mengkhawatirkan

bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang

yang mempunyai respon emosional yang kecil selama sakit secara umum

akan terlihat sangat tenang. Seorang individu yang tidak mampu

melakukan koping secara emosional terhadap ancaman penyakit akan

menyangkal adanya gejala penyakit pada dirinya dan tidak mau

menjalani pengobatan.

d) Faktor Spiritual

Aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani

kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan,

hubungan dengan keluarga atau teman dan kemampuan mencari harapan

dan arti dalam hidup.

2) Faktor Eksternal

a) Praktik di Keluarga
13

Adalah bagaimana cara keluarga memberikan dukungan yang biasanya

dapat mempengaruhi pasien dalam melaksanakan kesehatannya. Misal,

pasien akan melakukan tindakan pencegahan apabila keluarganya juga

melakukan hal yang sama atau anak yang selalu diajak orang tuanya

untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, maka ketika anak itu

memiliki keturunan dia akan melakukan hal yang sama.

b) Faktor Sosial Ekonomi

Faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko terjadinya

penyakit dan mempengaruhi cara seseorang dalam mendefinisikan dan

bereaksi terhadap penyakitnya. Variabel psikososial mencakup stabilitas

perkawinan, gaya hidup dan lingkungan kerja. Seseorang biasanya akan

mencari dukungan dan persetujuan dari kelompok sosialnya, hal ini akan

mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan dan cara pelaksanaanya.

Faktor ekonomi juga mempengaruhi dukungan keluarga karena semakin

tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka seseorang tersebut akan lebih

cepat tanggap terhadap tanda dan gejala penyakit yang dirasakan,

sehingga seseorang tersebut akan segera mencari pertolongan ketika

merasa ada gangguan pada kesehatannya.

c) Latar Belakang Budaya

Latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan kebiasaan

individu, dalam memberikan dukungan termasuk cara pelaksanaan

kesehatan pribadi.
14

2.2 Konsep Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

2.2.1 Pengertian PHBS

Menurut Kemenkes RI 2018 PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang

dilakukan karena kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya

mampu menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif

dalam aktivitas masyarakat.

Menurut Proverawati & Rahmawati (2012) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) adalah cerminan pola hidup keluarga yang senantiasa memperhatikan dan

menjaga kesehatan seluruh anggota keluarga.

Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas

kesadaran individu, kelompok atau anggota keluarga yang dapat menolong diri

sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan

masyarakat untuk menciptakan suatu kondisi hidup sehat dengan menjaga,

memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

2.2.2 Pengertian Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga

PHBS Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan anggota rumah

tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS di rumah

tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat (Permenkes Nomor 2269

tahun 2011). Menurut Proverawati & Rahmawati (2012) PHBS Rumah Tangga

merupakan upaya untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau
15

dan mampu mempraktikkan perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif

dalam gerakan kesehatan di masyarakat.

2.2.3 Manfaat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Menurut Kemenkes RI Tahun 2018, secara umum manfaat dari PHBS

adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar mau dan mampu

menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal ini penting untuk dilakukan agar

masyarakat sadar dan dapat mencegah serta mengantisipasi atau menanggulangi

masalah-masalah kesehatan yang mungkin muncul. Selain itu, dengan

menerapkan dan mempraktekkan PHBS diharapkan masyarakat mampu

menciptakan lingkungan yang sehat sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup.

Keluarga yang menerapkan PHBS maka setiap rumah tangga akan meningkat

kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga yang sehat dapat

meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarganya. Dengan meningkatkan

kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk

kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan

usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota keluarga. Dalam

implementasinya, kebermanfaatan PHBS ini dapat diterapkan di berbagai area

seperti sekolah, tempat kerja, keluarga dan masyarakat. Berikut adalah penjelasan

mengenai kebermanfaatan PHBS pada area-area tersebut:

1. Sekolah

PHBS merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan masyarakat di

lingkungan sekolah untuk mau menerapkan dan mempraktekkan pola PHBS

dalam rangka menciptakan lingkungan sekolah yang bersih dan sehat.


16

Manfaat dari penerapan PHBS di sekolah yakni dapat menciptakan

lingkungan yang bersih dan sehat sehingga dapat mendukung kelancaran

proses belajar mengajar pada siswa, guru dan masyarakat di sekitar

lingkungan sekolah tersebut.

2. Tempat kerja

Pada lingkungan kerja kegiatan PHBS bertujuan untuk memberdayakan

para pekerja agar tahu dan mampu mempraktekkan PHBS dan berperan

dalam menciptakan tempat kerja yang bersih dan sehat. Manfaat yang

didapat yaitu para pekerja mampu menjaga dan meningkatkan kesehatannya

agar tidak mudah sakit serta meningkatkan citra tempat kerja yang positif

sehingga mendukung peningkatan semangat dan produktivitas kerja.

3. Keluarga, rumah tangga atau tempat tinggal lainnya

PHBS dapat menciptakan keluarga yang sehat dan mampu mencegah atau

meminimalisir munculnya permasalahan kesehatan, salah satunya adalah

hipertensi. Manfaat dari menerapkan dan mempraktekkan PHBS di rumah

tangga termasuk tempat pengasuhan lainnya adalah anggota keluarga tidak

akan mudah terkena penyakit, meningkatkan kesejahteraan dikarenakan

produktivitas anggota keluarga juga meningkat. Selain itu, dengan

menerapkan PHBS secara konsisten akan menciptakan budaya hidup bersih

dan sehat dalam keluarga dan juga seluruh anggota keluarga dapat tumbuh

dan berkembang dengan sehat dan asuhan gizinya tercukupi.


17

Menurut Depkes RI (2015), dalam mewujudkan Rumah Tangga ber-PHBS,

kader berperan:

a. Melakukan pendataan rumah tangga yang ada di wilayahnya dengan

menggunakan kartu PHBS atau pencatatan PHBS di Rumah Tangga pada

buku kader

b. Melakukan pendekatan kepada kepala desa/lurah dan tokoh masyarakat

untuk memperoleh dukungan dalam pembinaan PHBS

c. Sosialisasi PHBS di Rumah Tangga ke seluruh rumah tangga yang ada di

desa/kelurahan melalui kelompok dasawisma

d. Memberdayakan keluarga untuk melaksanakan PHBS melalui

penyuluhan perorangan, penyuluhan kelompok, penyuluhan massa dan

pergerakan masyarakat

e. Mengembangkan kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya

Rumah Tangga menerapkan PHBS

f. Memantau kemajuan pencapaian Rumah Tangga ber-PHBS di

wilayahnya setiap tahun melalui pencatatan PHBS di Rumah Tangga

4. Masyarakat

Upaya masyarakat dalam menciptakan lingkungan dan pola hidup yang

bersih dan sehat adalah dengan menerapkan PHBS. Penerapan ini

diharapkan dapat mencegah, meminimalisir dan penyebaran penyakit.

Selain itu masyarakat mampu memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan

dan mengembangkan kesehatan yang bersumber dari masyarakat.


18

2.2.4 Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Rumah Tangga

Adapun indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di tatanan Rumah

Tangga menurut Depkes RI (2015) yaitu:

a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan

Adalah persalinan yang ditolong oleh bidan, dokter dan tenaga medis

lainnya

b. Memberi bayi ASI eksklusif

Bayi usia 0-6 bulan hanya diberi ASI saja tanpa memberikan tambahan

makanan atau minuman lain

c. Menimbang bayi dan balita

Penimbangan bayi dan balita bertujuan untuk memantau pertumbuhan setiap

bulannya

d. Menggunakan air bersih

Air adalah kebutuhan yang sangat diperlukan untuk kehidupan sehari-hari

seperti minum, memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci

alat-alat dapur, mencuci pakaian dan sebagainya bertujuan untuk terhindar

dari penyakit

e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

Air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri penyebab

penyakit yang apabila digunakan dapat menyebabkan kuman berpindah

tangan. Pada saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh agar

bisa menimbulkan penyakit.


19

f. Menggunakan jamban sehat

Jamban mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas

tempat duduk dan leher angsa atau tanpa leher angsa (cemplung) yang

dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk

membersihkannya.

g. Memberantas jentik nyamuk

Rumah bebas jentik adalah rumah tangga yang setelah dilakukan

pemeriksaan jentik secara berkala tidak terdapat jentik nyamuk

h. Makan buah dan sayur

Setiap anggota keluarga mengkonsumsi minimal 3 porsi buah dan 2 porsi

sayuran atau sebaliknya.

i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari

Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang

menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan

kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

dan bugar sepanjang hari.

j. Tidak merokok di dalam rumah

Setiap anggota keluarga tidak boleh merokok di dalam rumah. Rokok ibarat

pabrik bahan kimia. Dalam satu batang rokok yang dihisap akan dikeluarkan

sekitar 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya yang paling berbahaya

yaitu kandungan nikotin pada rokok.


20

2.2.5 Bentuk-bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Menurut Becker dalam Benih (2014), beberapa macam bentuk perilaku

sehat mencakup:

a. Makan dengan menu seimbang

Yang dimaksud dari menu seimbang adalah dalam arti kualitas dan

kuantitas. Kualitas berarti mengandung zat bergizi yang diperlukan oleh

tubuh. Kuantitas berarti asupan gizi yang dikonsumsi tidak kurang dan tidak

berlebih.

b. Olahraga teratur

Sama halnya dengan makan, olahraga juga mencakup kualitas dan kuantitas.

Kualitas dari segi gerakan sementara kuantitas yakni dalam frekuensi dan

waktu yang digunakan untuk berolahraga. Kedua aspek ini tergantung dari

usia dan status kesehatan yang bersangkutan.

c. Tidak merokok

Merokok sangat berbahaya karena dapat menimbulkan banyak penyakit.

Salah satunya kanker paru-paru dan penyakit kardiovaskular. Selain tidak

merokok secara aktif, individu juga harus menghindari menjadi perokok

pasif. Perokok pasif adalah orang yang menghisap asap rokok orang lain.

Dampak yang ditimbulkan sama dengan perokok aktif. Bahkan terdapat

pendapat yang menyatakan bahwa perokok pasif lebih berbahaya, karena

asap sisa yang dihembuskan oleh perokok pasif mengandung 75% zat

berbahaya yang

d. Tidak minum minuman beralkohol


21

Alkohol adalah obat keras. Alkohol dapat berperan sebagai depresan dalam

tubuh dan memperlambat aktivitas otak. Apabila digunakan dalam kuantitas

tertentu, alkohol dapat mencederai, merusak atau bahkan membunuh

jaringan biologis termasuk sel-sel otot dan sel-sel otak. Beberapa hambatan

yang ditimbulkan sebagai akibat dari terlalu banyak mengkonsumsi alkohol

yaitu; fungsi intelektual, kendali perilaku dan penilaian menjadi semakin

kurang efisien.

e. Istirahat yang cukup

Bukan hanya memelihara kesehatan fisik, istirahat yang cukup juga dapat

memelihara kesehatan mental. Istirahat merupakan kebutuhan dasar manusia

untuk mempertahankan kesehatan diri. Kurangnya waktu istirahat individu

dapat membahayakan kesehatan.

f. Mengendalikan stress

Stress dapat menimbulkan perubahan pada sistem fisik tubuh yang berkaitan

dengan kesehatan individu. Hubungan antara stress dan kesehatan ditandai

dengan meningkatnya proses pelepasan hormon adrenalin. Bilamana terlalu

tinggi dapat menyebabkan hipertensi yang dapat berakhir pada serangan

jantung yang membuat kematian secara tiba-tiba. Cara mengelola stress

yang terbukti efektif adalah dengan rutin berekreasi dan melakukan

komunikasi dengan keluarga, teman atau orang terdekat (Benih, 2014).

Menurut Proverawati & Rahmawati (2012), salah satu upaya untuk

mencegah penyakit darah tinggi adalah dengan melaksanakan Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat, yaitu dengan cara sebagai berikut:


22

a. Memeriksa tekanan darah secara teratur, terutama bila dalam keluarga ada

yang menderita tekanan darah tinggi

b. Mengurangi makanan yang berkadar garam tinggi. Ion natrium yang

terdapat dalam garam yang masuk ke tubuh akan langsung diserap ke dalam

pembuluh darah, sehingga konsentrasi ion natrium dalam darah akan

meningkat. Ion natrium itu mempunyai sifat retensi air (menahan air),

sehingga menyebabkan volume darah menjadi naik dan hal itu secara

otomatis menyebabkan tekanan darah menjadi naik.

c. Melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit setiap hari, juga melakukan

olahraga aerobik seperti senam, jogging, jalan sehat, dan bersepeda selama

20 sampai 60 menit minimal 3 – 5 kali seminggu

d. Tidak merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol

e. Menjaga berat badan agar normal

f. Mengendalikan stress. Stress juga bisa dikurangi dengan melakukan

refreshing di akhir minggu. Selain merelaksasikan otot-otot tubuh yang

lelah bekerja, hal ini berguna juga untuk tetap menjalin kebersamaan dalam

keluarga

g. Cukup istirahat. Untuk orang dewasa tidur sekitar 6-8 jam sehari sudah

cukup, yang penting adalah kualitas tidur bukan banyaknya waktu untuk

tidur.
23

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg

dengan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran

dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi

juga disebut tekanan darah tinggi, adalah kondisi umum dan berbahaya yang dapat

merusak pembuluh darah dan akhirnya mengarah ke banyak kondisi lainnya

termasuk stroke, penyakit jantung, penyakit ginjal dan masalah penglihatan

(InfoDATIN, 2014)

Menurut WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg untuk

sistolik dan 80-90 mmHg untuk diastolik. Jadi seseorang disebut mengidap

hipertensi jika tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥

95 mmHg – 160 mmHg (Kemenkes RI, 2016)

2.3.2 Klasifikasi

Tekanan darah bersifat kontinu, namun batas tekanan darah normal

ditentukan secara konsensus berdasarkan data epidemiologi. Pada masa ini ada 2

klasifikasi yang banyak dianut, yaitu berdasarkan pedoman The Joint National

Commision (JNV VII) dari Amerika Serikat dan ada yang dikeluarkan oleh The

European Society of Hypertension (ESC) tahun 2007.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi


Tekanan darah Tekanan darah
Kategori
sistolik (mmHg) diastolik (mmHg)
Normal < 120 dan < 80

Pre Hipertensi 120 – 139 atau 80 – 89


24

Hipertensi tingkat 1 140 – 159 atau 90 – 99

Hipertensi tingkat 2 > 160 atau > 100

Hipertensi sistolik terisolasi > 140 dan < 90

(Sumber: Joint National Committee on Prevention Detection, Evaluation,and


Treatment of High-Pressure VII/JNC - VII, 2003)

2.3.3 Etiologi

Menurut (Nurarif et al., 2015) menjelaskan bahwa hipertensi dibagi menjadi

dua, yaitu:

a. Hipertensi Primer (Esensial)

Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya.

Faktor yang mempengaruhinya yaitu; genetik, lingkungan, hiperaktivitas

saraf simpatis sistem renin. Faktor-faktor yang meningkatkan risiko:

obesitas, merokok, alkohol dan polisitemia.

b. Hipertensi Sekunder

Penyebabnya dapat ditentukan yaitu penggunaan estrogen, penyakit ginjal,

sindrom chusing dan hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan.

2.3.4 Tanda dan Gejala Hipertensi

Menurut InfoDATIN Kemenkes RI (2014), hipertensi merupakan silent

killer yang gejalanya dapat bervariasi pada masing-masing individu dan hampir

sama dengan gejala penyakit lainnya. Gejala-gejala itu adalah:

a. Sakit kepala/rasa berat ditengkuk


25

b. Vertigo

c. Jantung berdebar-debar

d. Mudah lelah

e. Penglihatan kabur

f. Telinga berdenging (tinnitus)

g. Mimisan

Menurut (Nurarif et al., 2015) bahwa tanda dan gejala hipertensi dibedakan

menjadi dua yaitu:

a. Tidak ada gejala

Tidak ada gejala spesifik yang dapat dihubungkan dengan peningkatan

tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang memeriksa.

Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan pernah terdiagnosa jika tekanan

arteri tidak terukur.

b. Ada gejala

Sering dikatakan bahwa gejala ter lazim yang menyertai hipertensi meliputi

nyeri kepala dan kelelahan. Kenyataannya ini merupakan gejala ter lazim

yang mengenai kebanyakan pasien yang mencari pertolongan medis.

Beberapa pasien yang menderita hipertensi mengeluh sakit kepala, pusing,

lemas, kelelahan, sesak nafas, mual muntah, epistaksis bahkan sampai

penurunan kesadaran.

2.3.5 Faktor Risiko Hipertensi

Menurut (Sartik, 2017) faktor risiko hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu:

a. Faktor risiko yang tidak dapat di kontrol


26

1) Umur

Semakin tinggi umur seseorang semakin tinggi tekanan darahnya.

Orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan darah yang tinggi

dari orang yang berusia lebih muda. Hal ini disebabkan pada usia

tersebut fungsi ginjal dan hati mulai menurun, karena itu dosis obat

yang diberikan harus benar-benar tepat. Tetapi pada kebanyakan kasus,

hipertensi banyak terjadi pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering

terjadi pada usia di atas 50 tahun. Hal ini disebabkan terjadinya

perubahan hormon sesudah menopause.

2) Jenis Kelamin

Hipertensi pada usia dewasa muda lebih banyak terjadi pada pria.

Tetapi lebih banyak menyerang wanita setelah umur 55 tahun, sekitar

60% penderita hipertensi adalah wanita. Hal ini sering dikaitkan dengan

perubahan hormon estrogen setelah menopause.

3) Genetik

Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan

keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini

berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intraseluler dan

rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium intraseluler dengan

orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar

untuk menderita hipertensi daripada orang yang tidak mempunyai

keluarga dengan riwayat hipertensi.

b. Faktor risiko yang dapat di kontrol


27

1) Merokok

Fakta otentik menunjukan bahwa merokok dapat menyebabkan tekanan

darah tinggi. Kebanyakan efek ini berkaitan dengan kandungan nikotin.

Asap rokok (CO) memiliki kemampuan menarik sel darah merah lebih

kuat dari kemampuan menarik oksigen sehingga dapat menurunkan

kapasitas sel darah merah pembawa oksigen ke jantung dan jaringan

lainnya.

Berbagai zat yang dapat merusak lapisan dinding arteri terkandung

dalam rokok yang pada akhirnya akan membentuk plak atau kerak di

arteri. Kerak atau plak inilah yang menyebabkan penyempitan lumen

atau diameter arteri, sehingga diperlukan tekanan yang lebih besar

untuk memompa darah hingga tiba di organ-organ yang membutuhkan.

Hal ini yang kemudian disebut sebagai hipertensi (Litaay, 2016).

2) Konsumsi garam berlebih

Kementerian kesehatan menganjurkan pembatasan konsumsi garam

dapur hanya 5 gr atau setara dengan 1 sendok teh. Asupan natrium yang

berlebih terutama dalam bentuk natrium klorida dapat menyebabkan

gangguan keseimbangan cairan tubuh, sehingga dapat menyebabkan

hipertensi. Hal ini dapat terjadi karena pengaruh asupan garam terhadap

timbulnya hipertensi terjadi melalui peningkatan volume plasma, curah

jantung dan tekanan darah. Garam menyebabkan penumpukan cairan

dalam tubuh karena menarik cairan di luar sel agar tidak keluar

sehingga akan meningkatkan volume dan tekanan darah.


28

3) Konsumsi lemak berlebih

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan tingginya tekanan darah

yaitu konsumsi lemak berlebih, oleh karena itu untuk mencegah

timbulnya hipertensi adalah mengurangi konsumsi lemak yang

berlebihan di samping pemberian obat-obatan apabila diperlukan.

Pembatasan konsumsi lemak sebaiknya dimulai sejak dini sebelum

hipertensi muncul, terutama pada orang-orang yang mempunyai riwayat

keturunan hipertensi dan pada orang menjelang usia lanjut. Sebaiknya

mulai dari umur 40 tahun pada wanita agar lebih berhati-hati dalam

mengkonsumsi lemak pada usia mendekati menopause.

4) Kegemukan/Obesitas

Pola makan yang tidak seimbang dan tidak terkontrol dapat

menyebabkan kenaikan berat badan (obesitas). Orang yang obesitas

lebih banyak mengkonsumsi lemak dan protein. Kelebihan berat badan

meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskuler atau hipertensi

karena besar massa tubuh, banyak darah yang dibutuhkan untuk

memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Ini berarti volume

darah yang beredar melalui pembuluh darah menjadi meningkat

sehingga memberi tekanan lebih besar pada dinding arteri sehingga

tekanan darah meningkat.

5) Kurang aktivitas fisik

Kurangnya aktivitas fisik meningkatkan risiko menderita hipertensi

karena meningkatkan risiko kelebihan berat badan. Orang yang tidak


29

aktif juga cenderung mempunyai frekuensi denyut jantung yang lebih

tinggi sehingga otot jantung yang harus lebih bekerja keras pada setiap

kontraksi. Makin keras dan sering otot jantung harus memompa,

semakin besar tekanan yang dibebankan pada arteri. Tekanan darah

dipengaruhi oleh aktivitas fisik. Tekanan darah akan lebih tinggi pada

saat melakukan aktivitas fisik dan lebih rendah ketika beristirahat.

Aktivitas fisik adalah gerakan yang dilakukan oleh otot tubuh dan

sistem penunjangnya. Selama melakukan aktivitas fisik, otot

membutuhkan energi diluar metabolisme untuk bergerak, sedangkan

jantung dan paru-paru memerlukan tambahan energi untuk

mengantarkan zat-zat gizi dan oksigen ke seluruh tubuh dan untuk

mengeluarkan sisa-sisa dari tubuh.

6) Konsumsi alkohol

Alkohol atau etanol jika diminum dalam jumlah besar dapat

meningkatkan tekanan darah. Hal itu dapat terjadi karena alkohol

merangsang dilepaskannya epinefrin atau adrenalin, yang membuat

arteri menciut dan menyebabkan penimbunan air dan natrium. Selain

itu penimbunan air dan natrium yang menyebabkan hipertensi terjadi

akibat terjadinya kerusakan ginjal. Jika terjadi kerusakan ginjal

terutama di bagian korteks akan merangsang produksi renin oleh ginjal

yang dapat menstimulasi terjadinya peningkatan tekanan darah. Ketika

ginjal mengalami kerusakan, maka pengeluaran air dan garam akan

terganggu. Hal ini mengakibatkan isi rongga pembuluh darah


30

meningkat dengan adanya penimbunan air dan natrium yang

menyebabkan hipertensi (Litaay, 2016).

7) Stress

Secara fisiologis, stress bisa meningkatkan bertambahnya nadi, tekanan

darah, pernafasan dan aritmia. Selain dari respon fisiologis pelepasan

hormon adrenalin sebagai akibat stress berat bisa muncul naiknya

tekanan darah dan membekukan darah sehingga bisa menyebabkan

serangan jantung. Adrenalin juga bisa mempercepat denyut jantung dan

menyempitkan pembuluh darah koroner. Stres juga bisa berakibat

meningkatnya aliran darah ke ginjal, kulit dan saluran pencernaan dan

tubuh akan semakin banyak menghasilkan hormon adrenalin dengan hal

tersebut bisa membuat sistem bekerja akan semakin kuat dan cepat.

2.3.6 Pencegahan Hipertensi

Kemenkes RI Tahun 2012 mengatakan bahwa hipertensi dapat dikendalikan

dengan menerapkan perilaku CERDIK (Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan

asap rokok, Rajin beraktivitas fisik, Diet sehat, Istirahat yang cukup dan

Kendalikan stress).

Menurut (Farpati & Sayogo, 2014) perilaku sehat dapat mencegah

terjadinya hipertensi, diantaranya yaitu:

a. Pengaturan berat badan

Pengaturan berat badan (BB) dalam batas normal, bisa tercapai apabila

tubuh dalam keadaan imbang energi. Langkah awal yang harus dilakukan

adalah dengan menghitung kebutuhan energi per hari. Cara praktis untuk
31

menghitung kalori per hari adalah dengan cara rule of thumb: kebutuhan

kalori 25-30 kalori/KgBB. Berdasarkan rule of thumb, BB ideal yang

digunakan apabila orang termasuk obesitas atau gemuk dan BB aktual yang

digunakan apabila bukan termasuk obesitas.

b. Menjalankan Dietary Approach to Stop Hypertension

Dietary Approach to Stop Hypertension (DASH) yaitu menjalankan pola

asupan gizi atau pola makan yang dapat mengatasi atau mencegah penyakit

hipertensi. Di dalam prosesnya terdapat empat hal yang harus dilakukan.

Empat hal tersebut yaitu:

1) Konsumsi makanan sehari-hari yang kaya akan sayur dan buah. Sesuai

dengan anjuran WHO, konsumsi sayur dan buah lima porsi atau lebih

perhari

2) Dianjurkan untuk mengkonsumsi produk atau hasil olahan susu yang

rendah lemak

3) Membatasi asupan lemak jenuh dan lemak total

4) Membatasi asupan natrium. Garam dipercaya dapat meningkatkan

tekanan darah tinggi. Oleh karena itu kandungan natrium dalam

makanan sehari-hari sangat perlu diatur.

c. Menjalankan aktivitas fisik

Olahraga memberikan dampak yang sangat positif pada hipertensi. Aktivitas

fisik sedang, berupa jalan kaki cepat selama 30-45 menit per hari dilakukan

setiap hari dalam seminggu. Aktivitas fisik mempunyai hubungan erat

dengan keberhasilan penurunan berat badan maupun mempertahankan berat


32

badan. Anjuran per hari untuk beraktivitas fisik adalah 60-90 menit per hari.

Sementara olahraga yang dianjurkan adalah berjalan kaki cepat. Jenis

olahraga lainnya adalah renang, dan sepeda statis.

2.3.7 Penatalaksanaan Hipertensi

Penatalaksanaan penyakit hipertensi bertujuan untuk mengendalikan angka

kesakitan dan angka kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal

mungkin menurunkan gangguan terhadap kualitas hidup penderita. Upaya

penatalaksanaan hipertensi pada dasarnya dapat dilakukan melalui terapi non

farmakologi dan terapi farmakologi (Kemenkes RI, 2018)

a. Terapi Non Farmakologis

Menurut Kemenkes RI Tahun 2018, terapi non farmakologis dapat

dilakukan dengan melakukan pengendalian faktor risiko, yaitu:

1) Makan Gizi Seimbang

Modifikasi diet terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada pasien

hipertensi. Dianjurkan untuk makan buah dan sayur 5 porsi per-hari,

karena cukup mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan

darah sistolik (TDS) 4,4 mmHg dan tekanan darah diastolik (TDD) 2,5

mmHg. Asupan natrium hendaknya dibatasi <100 mmol (2g)/hari setara

dengan 5g (satu sendok teh kecil) garam dapur, cara ini berhasil

menurunkan TDS 3,7 mmHg dan TDD 2 mmHg. Bagi pasien hipertensi,

asupan natrium dibatasi lebih rendah lagi, menjadi 1,5g/hari atau 3,5 –

4g garam/hari. Walaupun tidak semua pasien hipertensi sensitif terhadap

natrium, namun pembatasan asupan natrium dapat membantu terapi


33

farmakologi menurunkan tekanan darah dan menurunkan risiko penyakit

kardioserebrovaskular (Kemenkes RI, 2019)

2) Mengatasi Obesitas

Insiden hipertensi meningkat 54 – 142% pada penderita-penderita yang

gemuk. Penurunan berat badan dalam waktu yang pendek dalam jumlah

yang cukup besar biasanya disertai dengan penurunan tekanan darah.

Hubungan erat antara obesitas dengan hipertensi telah banyak

dilaporkan. Upaya untuk menurunkan berat badan sehingga mencapai

IMT normal 18,5-22,9 kg/m 2, lingkar pinggang < 90 cm untuk laki-laki

atau < 80 cm untuk perempuan.

3) Melakukan Olahraga Teratur

Olahraga isotonik seperti berjalan kaki, jogging, berenang dan bersepeda

berperan dalam penurunan tekanan darah. Aktivitas fisik yang cukup

dan teratur membuat jantung lebih kuat. Hal tersebut berperan pada

penurunan Total Peripher Resistance yang bermanfaat dalam

menurunkan tekanan darah. Melakukan aktivitas fisik dapat menurunkan

tekanan darah sistolik sekitar 5-10 mmHg. Olahraga secara teratur juga

berperan dalam menurunkan jumlah dan dosis obat anti hipertensi.

Berolahraga seperti senam aerobik atau jalan cepat selama 30-45 menit

(sejauh 3 kilometer) lima kali per-minggu, dapat menurunkan TDS 4

mmHg dan TDD 2,5 mmHg. Berbagai cara relaksasi seperti meditasi,
34

yoga atau hipnosis dapat mengontrol sistem saraf, sehingga menurunkan

tekanan darah.

4) Berhenti Merokok

Kebiasaan merokok merupakan faktor risiko yang tidak saja dapat

dimodifikasi melainkan dapat dihilangkan sama sekali. Merokok sangat

besar perannya dalam meningkatkan tekanan darah, hal tersebut

disebabkan oleh nikotin yang terdapat dalam rokok yang memicu

hormon adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat.

Tekanan darah akan turun secara perlahan dengan berhenti merokok.

Selain itu merokok dapat menyebabkan obat yang dikonsumsi tidak

bekerja secara optimal. Tidak ada cara yang benar-benar efektif untuk

memberhentikan kebiasaan merokok. Beberapa metode yang secara

umum dicoba adalah inisiatif sendiri, menggunakan permen yang

mengandung nikotin, kelompok program dan konsultasi/konseling ke

klinik berhenti merokok.

5) Mengurangi Konsumsi Alkohol

Satu studi meta-analisis menunjukan bahwa kadar alkohol seberapapun,

akan meningkatkan tekanan darah. Mengurangi alkohol pada penderita

hipertensi yang biasa minum alkohol, akan menurunkan TDS rerata 3,8

mmHg. Batasi konsumsi alkohol untuk laki-laki maksimal 2 unit per-

hari dan perempuan 1 unit per-hari, jangan lebih dari 5 hari minum per

minggu (1 unit = setengah gelas bir 5% alkohol, 100 ml anggur dengan

10% alkohol, 25 ml minuman 40% alkohol).


35

b. Terapi Farmakologis

1) Pola Pengobatan Hipertensi

Pengobatan hipertensi dimulai dengan obat tunggal, masa kerja yang

panjang sekali sehari dan dosis dititrasi. Obat berikutnya mungkin dapat

ditambahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi.

Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan

penyakit dan respon penderita terhadap obat anti hipertensi. Obat-obatan

yang digunakan sebagai terapi utama (first line therapy) adalah diuretik,

Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACE-Inhibitor), Angiotensin

Receptor Blocker (ARB), dan Calcium Channel Blocker (CCB).

Kemudian jika tekanan darah yang diinginkan belum tercapai maka

dosis obat ditingkatkan lagi, atau ganti obat lain, atau dikombinasikan

dengan 2 atau 3 jenis obat dari kelas yang berbeda, biasanya diuretik

dikombinasikan dengan ACE-Inhibitor, ARB dan CCB.

2) Jenis Obat Antihipertensi

Jenis obat antihipertensi yang sering digunakan adalah sebagai berikut:

a) Diuretik

Pada awalnya obat jenis diuretik ini bekerja dengan menimbulkan

pengurangan cairan tubuh secara keseluruhan sehingga urin akan

meningkat pada saat diuretik mulai digunakan. Selanjutnya diikuti

dengan penurunan resistensi pembuluh darah diseluruh tubuh

sehingga pembuluh-pembuluh darah tersebut menjadi lebih rileks.

Diuretik terdiri dari 4 subkelas yang digunakan sebagai terapi


36

hipertensi yaitu tiazid, loop, penahan kalium dan antagonis

aldosteron. Diuretik terutama golongan tiazid merupakan lini

pertama terapi hipertensi. Bila dilakukan terapi kombinasi, diuretik

menjadi salah satu terapi yang direkomendasikan.

b) Penghambat Beta (Beta Blocker)

Mekanisme kerja obat anti hipertensi ini adalah melalui penurunan

laju nadi dan daya pompa jantung. Obat golongan beta blocker

dapat menurunkan risiko penyakit jantung koroner, prevensi

terhadap serangan infark miokard ulangan dan gagal jantung. Jenis

obat ini tidak dianjurkan pada penderita asma bronkial. Pemakaian

pada penderita diabetes harus hari-hari, karena dapat menutupi

gejala hipoglikemia dimana kadar gula darah turun menjadi sangat

rendah sehingga dapat membahayakan penderitanya.

c) Golongan penghambat angiotensin-converting enzyme (ACE) dan

angiotensin receptor blocker (ARB)

Penghambat angiotensin converting enzyme (ACE inhibitor/ACEI)

menghambat kerja ACE sehingga perubahan angiotensin I menjadi

angiotensin II (vasokontriktor) terganggu. Sedangkan angiotensin

receptor blocker (ARB) menghalangi ikatan zat angiotensin II pada

reseptornya. Baik ACEI maupun ARB mempunyai efek vasodilatasi,

sehingga meringankan beban jantung. ACEI dan ARB diindikasikan


37

terutama pada pasien hipertensi dengan gagal jantung, diabetes

mellitus, dan penyakit ginjal kronik. Menurut penelitian ON

TARGET, efektifitas ARB sama dengan ACEI. Secara umum, ACEI

dan ARB ditoleransi dengan baik dan efek sampingnya jarang. Obat-

obatan yang termasuk ACEI adalah valsartan, losonopril dan

ramipril (Kemenkes RI, 2019)

d) Golongan Calcium Channel Blockers (CCB)

Golongan Calcium Channel Blockers (CCB) menghambat masuknya

kalsium kedalam sel pembuluh darah arteri, sehingga menyebabkan

dilatasi arteri koroner dan juga arteri perifer. Ada dua kelompok obat

CCB, yaitu dihidropyridin dan nondihidropyridin. Keduanya efektif

untuk pengobatan hipertensi pada usia lanjut. Secara keseluruhan,

CCB diindikasikan untuk pasien yang memiliki faktor risiko tinggi

penyakit koroner dan untuk pasien-pasien diabetes.

e) Golongan antihipertensi lain

Penggunaan penyekat reseptor alfa perifer, obat-obatan yang bekerja

sentral dan obat golongan vasodilator pada populasi lanjut usia

sangat terbatas, karena efek samping yang signifikan. Walaupun

obat-obatan ini mempunyai efektifitas yang cukup tinggi dalam

menurunkan tekanan darah, tidak ditemukan asosiasi antara obat-

obatan tersebut dengan reduksi angka mortalitas maupun morbiditas

pasien-pasien hipertensi.
38

2.3.8 Komplikasi

Menurut Ardiansyah (2012) komplikasi hipertensi adalah:

a. Stroke

Stroke terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang berada di dalam otak

atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh nonotak. Stroke bisa

terjadi pada hipertensi kronis apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak

mengalami hipertrofi dan penebalan pembuluh darah sehingga aliran darah

pada area tersebut berkurang. Arteri yang mengalami aterosklerosis dapat

melemah dan meningkatkan terbentuknya aneurisma.

b. Infark miokardium

Terjadi saat arteri koroner mengalami arterosklerotik tidak pada menyuplai

cukup oksigen ke miokardium apabila terbentuk trombus yang dapat

menghambat aliran darah melalui pembuluh tersebut. Karena terjadi

hipertensi kronik dan hipertrofi ventrikel maka kebutuhan oksigen

miokardium tidak dapat terpenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang

menyebabkan infark.

c. Gagal ginjal

Kerusakan pada ginjal disebabkan oleh tingginya tekanan pada kapiler-

kapiler glomerulus. Rusaknya glomerulus membuat darah mengalir ke unit

fungsional ginjal, neuron terganggu dan berlanjut menjadi hipoksia dan

kematian. Rusaknya glomerulus menyebabkan protein keluar melalui urine

dan terjadi tekanan osmotic koloid plasma berkurang sehingga terjadi

edema pada penderita hipertensi kronik.


39

d. Ensefalopati

Ensefalopati atau kerusakan otak terjadi pada hipertensi maligna ( hipertensi

yang mengalami kenaikan darah dengan cepat). Tekanan yang tinggi

disebabkan oleh kelainan yang membuat peningkatan tekanan kapiler dan

mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat.

Akibatnya neuro-neuro di sekitarnya terjadi koma dan kematian.

2.4 Kerangka Teori

Penderita
Hipertensi

Faktor Risiko Pencegahan Penatalaksanaan


Hipertensi Hipertensi Hipertensi

Perilaku Hidup Bersih Dukungan Keluarga


dan Sehat
1. Dukungan
1. Faktor-Faktor yang Instrumental
mempengaruhi 2. Dukungan
PHBS Informasional
2. Indikator PHBS 3. Dukungan Penilaian
3. Bentuk-bentuk 4. Dukungan Emosional
PHBS

Gambar 2.1 Kerangka Teori


40

(Sumber: Friedman (2010), Proverawati (2012), Nurarif (2015))


BAB III

KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya, atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2018).

Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Dukungan Keluarga Perilaku Hidup Bersih dan


Sehat Rumah Tangga
pada penderita hipertensi

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

: Arah penelitian

3.2 Definisi Operasional

Menurut (Sugiyono, 2017) definisi operasional adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

telah ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

41
42

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Cara Hasil Skala


No. Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Ukur Ukur Data
Variabel Bebas
Dukungan dari keluarga
yang diberikan kepada Kurang,
penderita hipertensi skor 20
selama masa - 40
pengobatannya yang Cukup,
Dukungan Mengisi
1. didalamnya terdapat Kuesioner skor 41 Ordinal
Keluarga kuesioner
dukungan instrumental, – 60
dukungan penilaian, Baik,
dukungan skor 61
informasional dan – 80
dukungan emosional
Variabel Terikat
Perilaku hidup bersih
dan sehat yang
diterapkan oleh Kurang,
penderita hipertensi skor 15
meliputi pengaturan – 30
PHBS
pola makan, olahraga, Cukup,
pada Mengisi
2. pemeriksaan rutin, Kuesioner skor 31 Ordinal
Penderita kuesioner
pengaturan pola – 45
Hipertensi
istirahat, konsumsi Baik,
minuman, perilaku skor 46
merokok, manajemen – 60
stress dan kebersihan
lingkungan
43

3.3 Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar atau

salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2018). Ha (hipotesis alternatif)

adalah hipotesis yang menyatakan ada hubungan antar variabel satu dengan

variabel yang lain, sedangkan Ho (hipotesis nol) adalah hipotesis yang

menyatakan tidak hubungan antar variabel satu dengan variabel yang lain

(Heriana, 2015). Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini:

1. Terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih

dan sehat (PHBS) rumah tangga pada masyarakat wilayah kerja Puskesmas

Kadugede tahun 2022


BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, yaitu penelitian

yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena Kesehatan itu dapat

terjadi (Notoatmodjo, 2018). Rancanganrer penelitian ini menggunakan

pendekatan cross sectional merupakan penelitian yang mengukur prevalensi

penyakit atau sering disebut sebagai penelitian prevalensi (Badriah, 2019).

Menurut Notoatmodjo (2018) cross sectional merupakan penelitian yang

mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor risiko dengan efek, dengan

cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat.

4.2 Variabel Penelitian

Menurut Notoatmodjo dalam Badriah (2019) variabel adalah sesuatu yang

digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh

satuan penelitian tentang sesuatu konsep, dalil atau pengertian tertentu.

4.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas atau yang disebut juga dengan variabel independen adalah

suatu variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas dapat

juga berat variabel yang pengaruhnya terhadap variabel lain ingin diketahui

(Badriah, 2019). Variabel bebas yang diteliti dalam penelitian ini adalah

dukungan keluarga.

44
45

4.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat atau yang disebut juga variabel dependen adalah variabel

penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel

lain. Besarnya efek tersebut diamati dan ada tidaknya, membesar-mengecilnya,

atau berubahnya variasi yang tampak sebagai akibat perubahan pada variabel lain

termasuk (Badriah, 2019). Variabel terikat yang diteliti dalam penelitian ini

adalah perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi.

4.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

4.3.1 Populasi

Menurut Badriah (2019) populasi didefinisikan sebagai kelompok subjek

yang hendak dikenai generalisasi hasil penelitian sebagai suatu populasi,

kelompok subjek tersebut harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang

membedakannya dari kelompok subjek lain. Ciri tersebut dapat meliputi, ciri

lokasi, ciri individu, atau juga ciri karakter tertentu.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, jumlah warga

wilayah kerja Puskesmas Kadugede yang memiliki riwayat penyakit hipertensi

adalah sebanyak 1.815 warga. Dapat disimpulkan populasi dalam penelitian ini

adalah sebanyak 1.851 responden.

4.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Badriah (2019) sampel adalah sebagian dari populasi, karena ia

merupakan bagian dari populasi tertentu lah ia memiliki ciri-ciri yang dimiliki

oleh populasinya. Teknik pengambilan sampel dari populasi disebut sampling.


46

Yang menjadi pertimbangan adalah bahwa sampel yang diambil harus

representatif. Prinsip sampling adalah representatif atau mewakili populasinya.

Dalam penelitian teknik pengambilan sampel bila dilihat dari sifatnya ada

dua macam, yaitu sampling probabilitas atau sampling peluang dan sampling non-

probabilitas atau sampling tidak berpeluang (Badriah, 2019). Besarnya sampel

dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu:

N
n=
1+(N ×d 2 )

Keterangan:

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi
2
d : tingkat kepercayaan ketepatan yang digunakan yaitu 10%

Maka:

N
n=
1+(N ×d 2 )

1851
= 2
1+(1851 ×(0,1) )

1851
n=
1+(1851 ×0,01)

1851
n=
1+ 18.51

1851
n=
19,51

n = 94,87

94,87 dibulatkan menjadi 95 sampel.


47

Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa sampel dari

penelitian ini adalah 95 orang. Berikut merupakan kriteria inklusi dan kriteria

eksklusi dalam penelitian in.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018).

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1) Penderita hipertensi berjenis kelamin laki-laki atau perempuan berusia

≥18 sampai 75 tahun

2) Penderita hipertensi yang sedang menjalani pengobatan selama ± 5 bulan

terakhir

3) Penderita hipertensi yang tinggal bersama keluarga

4) Penderita hipertensi yang bersedia menjadi responden

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel (Notoatmodjo, 2018). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini

adalah:

1) Masyarakat yang tidak memiliki riwayat hipertensi

2) Penderita hipertensi yang tinggal sendiri

3) Penderita hipertensi yang mengalami komplikasi seperti stroke

4) Penderita hipertensi yang tidak bersedia menjadi responden


48

4.4 Instrumen Penelitian

Menurut Badriah (2019) instrumen dapat didefinisikan sebagai alat

pengumpulan data yang telah baku atau alat pengumpul data yang memiliki

standar validitas dan reliabilitas. Instrumen yang valid dan reliabel akan sangat

menentukan kualitas data yang dikumpulkan.

Alat pengumpul data atau instrumen dari penelitian adalah kuesioner.

Kuesioner merupakan suatu bentuk instrumen pengumpul data yang fleksibel,

terperinci, lengkap dan relatif mudah digunakan (Badriah, 2019). Kuesioner yang

dipakai adalah berupa daftar cek list. Menurut Badriah (2019), kuesioner

berbentuk cek list merupakan kuesioner yang jawabannya telah disediakan dan

responden tinggal membutuhkan tanda cek list pada kolom yang sesuai.

1. Kuesioner Dukungan Keluarga

Kuesioner dukungan keluarga terdapat 20 pertanyaan meliputi 4 komponen

dukungan keluarga yang diterima oleh pasien hipertensi, berupa dukungan

instrumental (1-5), dukungan penilaian (6-10), dukungan informasional (11-

15) dan dukungan emosional (16-20). Semua pertanyaan dalam kuesioner

disusun dalam bentuk pertanyaan positif dan menggunakan skala likert

dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari tidak pernah dengan skor 1,

kadang-kadang dengan skor 2, sering dengan skor 3 dan selalu dengan skor

4. Dengan skala skor yang akan didapat adalah 20-80.

Kuesioner ini diadopsi dari penelitian Yulia (2017) dan telah dilakukan uji

validitas dan reliabilitas dengan hasil uji reliabilitas adalah 0,856. Kuesioner
49

ini mengacu pada konsep kuesioner dari Friedman dan House (2010) yang

juga telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

2. Kuesioner PHBS Rumah Tangga pada Penderita Hipertensi

Kuesioner PHBS Rumah tangga pada penderita hipertensi ini terdapat 15

pertanyaan yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif dengan

menggunakan skala likert dengan 4 pilihan jawaban yang terdiri dari tidak

pernah dengan skor 1, kadang-kadang dengan skor 2, sering dengan skor 3

dan selalu dengan skor 4. Dengan skala skor yang akan didihdapat adalah

16-64. Kuesioner ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada 20

responden, maka didapat nilai df dihitung 20-2 = 18. Didapat r tabel =

0,468. Kuesioner ini terdiri dari 16 item dan terdapat 1 item yang tidak valid

karena r hitung < r tabel dan hasil uji reliabilitas yang didapat adalah 0,925

yang berarti item pertanyaan dikatakan reliabel.

3. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana

ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu data

(Hendriana, 2015).

N ( Σ X Y )−(Σ X Σ Y )
r=
V ¿¿

Keterangan:

N : Banyak subjek

X : Nilai rata rata soal tes pertama perorangan

Y : Nilai rata-rata soal tes kedua perorangan

ΣX : Jumlah nilai X
50

Keterangan uji:

Bila r hitung ¿ r tabel

Bila r hitung ¿ r tabel

Ho ditolak, artinya variabel valid

Ho gagal ditolak, artinya variabel tidak valid

Uji validitas pada penelitian ini dilakukan di Desa Kadugede kepada 20

orang responden laki-laki dan perempuan.

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih

terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang sama (Hendriana,

2015). Formula untuk menguji reliabilitas, digunakan rumus alfa cronbach

yaitu:
2
k Σ St
r 11 = {1− 2 }
k−1 St

Keterangan :

r : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

𝛴 St 2 : Jumlah varian butir

St 2 : Varian total

Kriteria pengujian reliabilitas :

r hitung ≥ r tabel dengan taraf signifikan 10% = Reliabel

r hitung ¿ r tabel dengan taraf signifikan 10% = Tidak reliabel.


51

4.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah pengisian lembar

kuesioner dengan cara wawancara langsung dengan responden, kemudian data

dikumpulkan pada hari itu juga.

4.5.1 Sifat dan Sumber Data

a. Data primer

Menurut Badriah (2019) menyatakan bahwa data primer atau data tangan

pertama adalah data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian dengan

menggunakan alat pengukuran atau alat pengumpulan data langsung pada

subjek sebagai sumber informasi yang dicari

Data primer yang diambil dalam penelitian ini diambil dari studi

pendahuluan di desa Kadugede dengan mode wawancara kepada 10 orang.

b. Data sekunder

Menurut Badriah (2019) menyatakan bahwa data sekunder atau data tangan

kedua adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak langsung diperoleh

oleh peneliti dari subjek penelitiannya. Data sekunder berbentuk data

laporan dari hasil studi pendahuluan.

4.6 Analisis Data

Menurut Nursalam (2015) analisis data merupakan bagian yang sangat

penting untuk mencapai tujuan pokok penelitian, yaitu menjawab pertanyaan-

pertanyaan penelitian yang mengungkap fenomena. Data mentah yang didapat,

tidak dapat menggambarkan informasi yang diinginkan untuk menjawab masalah

penelitian.
52

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat dilakukan terhadap setiap variabel dan hasil penelitian.

Pada umumnya hasil analisis ini menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap

variabel (Badriah, 2019). Pada penelitian ini dilakukan analisis untuk

mendapatkan hubungan dukungan keluarga dengan menganalisis data.

x
P= × 100 %
y

Keterangan:

X = Jumlah skor pertanyaan yang benar

Y = Jumlah skor pertanyaan

P = Persentase

4.6.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan

satu sama lain, dapat dalam kedudukan yang sejajar (pada pendekatan komparasi)

dan kedudukan yang merupakan sebab akibat (eksperimentasi) (Badriah, 2019).

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara dukungan keluarga

dengan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi,

karena skala pada penelitian ini menggunakan skala ordinal maka peneliti akan

menggunakan rumus Rank Spearman. Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai

frekuensi harapan sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna

(signifikan). Sebaliknya, bila nilai frekuensi harapan berbeda, maka dikatakan ada

perbedaan yang bermakna (signifikan). Berikut rumus rank spearman:


2
6. ∑ b1
ρ=1− 2
n(n −1)
53

Keterangan:

ρ = korelasi spearman

n = jumlah pasangan rank untuk spearman

b1 = selisih setiap pasangan rank

Rumus ini digunakan jika tidak ada nilai yang sama untuk setiap variabel. Jika

pun ada nilai yang sama, maka tidak lebih dari 20%

4.7 Etika Penelitian

Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau

melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah (scientific

attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian, meskipun mungkin

penelitian yang dilakukan tidak akan merugikan atau membahayakan bagi subjek

penelitian. Secara garis besar dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat

prinsip yang harus dipegang teguh (Notoatmodjo 2018), yakni:

a. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)

Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subjek penelitian untuk

mendapatkan informasi tentang tujuan peneliti melakukan penelitian tersebut.

Disamping itu, peneliti juga memberikan kebebasan kepada subjek untuk

memberikan informasi atau tidak memberikan informasi (Berpartisipasi).

Subjek penelitian, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subjek

(informed concent) yang mencangkup:

1) Penjelasan manfaat penelitian.

2) Penjelasan kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan.

3) Penjelasan manfaat yang didapatkan.


54

4) Persetujuan peneliti dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan

subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.

5) Persetujuan subjek dapat mengundurkan diri sebagai objek penelitian

kapan saja.

6) Jaminan anonimitas dan kerahasiaan terhadap identitas dan informasi

yang diberikan oleh responden.

b. Menghormati privasi dan kerahasiaan subjek penelitian (respect for privacy

and confidentiality)

Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan

kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak untuk

tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain. Oleh sebab itu,

peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas dan

kerahasiaan identitas subjek. Peneliti menggunakan coding sebagai pengganti

identitas responden.

c. Keadilan dan inklusivitas/keterbukaan (respect for justice and inclusiveness)

Prinsip keterbukaan dan adil perlu dijaga oleh peneliti dengan kejujuran,

keterbukaan, dan kehati-hatian. Untuk itu, lingkungan penelitian perlu

dikondisikan sehingga memenuhi prinsip keterbukaan, yakni dengan

menjelaskan prosedur penelitian. Prinsip keadilan ini menjamin bahwa semua

subjek penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa

membedakan gender, agama, etnis, dan sebagainya.

d. Memperhitungkan manfaat dan kerugian yang ditimbulkan (balancing harms

and benefits)
55

Sebuah penelitian hendaknya memperoleh manfaat semaksimal mungkin bagi

masyarakat, dan subjek penelitian. Peneliti hendaknya berusaha

meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subjek. Karena itu,

pelaksanaan penelitian harus dapat mencegah atau paling tidak mengurangi

rasa sakit, cidera, stres, maupun kematian subjek penelitian. Mengacu pada

prinsip-prinsip tersebut, maka setiap penelitian termasuk peneliti kesehatan

hendaknya:

1. Memenuhi kaidah keilmuan dan dilakukan berdasarkan hati nurani,

moral, kejujuran, kebebasan, dan bertanggung jawab.

2. Upaya mewujudkan ilmu pengetahuan, martabat, kesejahteraan, dan

peradaban manusia, sehingga terhindar dari segala sesuatu yang

memunculkan kerugian atau membahayakan subjek penelitian atau

masyarakat pada umumnya.

4.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

4.8.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede Kab. Kuningan.

4.8.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 15 Juni s.d tanggal 20 Juli Tahun 2022.
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan dijelaskan hasil dari pembahasan penelitian yang

dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Kadugede, yaitu terdiri dari 12 desa

diantaranya Desa Babatan, Desa Kadugede, Desa Nangka, Desa Ciketak, Desa

Margabakti, Desa Sindang Jawa, Desa Tinggar, Desa Cipondok, Desa Bayuning,

Desa Windu Janten, Desa Ciherang dan Desa Cisukadana. Pelaksanaan

pengambilan sampel data ini adalah masyarakat yang menderita hipertensi dan

tinggal bersama keluarganya. Dari masing-masing desa diambil 5-12 orang

dengan total 95 responden.

5.1.1 Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan dukungan keluarga

dengan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di

wilayah kerja Puskesmas Kadugede.

a. Gambaran Dukungan Keluarga Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kadugede

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga pada Penderita

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede

No Dukungan Keluarga Frekuensi Presentase


.
1. Cukup 14 14,7
2. Baik 81 85,3
TOTAL 95 100
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

56
57

Berdasarkan tabel 5.1 diatas, sebagian besar (85,3%) responden

memiliki dukungan keluarga baik, yaitu sebanyak 81 responden.

b. Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga Pada

Penderita Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede Tahun

2022

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Rumah Tangga Pada Penderita Hipertensi Di Wilayah

Kerja Puskesmas Kadugede Tahun 2022

No. PHBS Frekuensi Presentase


1. Cukup 16 16,8
2. Baik 79 83,2
TOTAL 95 100
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan tabel 5.2 diatas, Sebagian besar responden (83,2%)

responden memiliki PHBS baik yaitu sebanyak 79 responden.

5.1.2 Analisis Bivariat

Pada analisis bivariat ini disajikan tabulasi silang antara variabel independen

terhadap variabel dependen. Analisis ini digunakan untuk melihat antara dua

variabel independen dan dependen dengan digambarkan dalam bentuk tabel

silang. Pengujian menggunakan uji Rank Spearman dan dikatakan memiliki

hubungan secara statistik jika diperoleh p < 0,05.

Tabel 5.3 Hubungan Antara Dukungan Keluarga dengan Perilaku

Hidup Bersih Dan Sehat Rumah Tangga Pada Penderita

Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede 2022


58

PHBS
Dukungan Total
Cukup Baik p value
Keluarga
n % n % N %
Cukup 6 42,9 8 57,1 14 100
Baik 10 12,3 71 87,7 81 100 0,005
Total 16 16,8 79 83,2 95 100

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2022

Berdasarkan hasil tabel 5.3, diketahui bahwa dari 14 responden yang

memiliki dukungan keluarga cukup, sebanyak 8 responden (57,1%) memiliki

PHBS Rumah Tangga yang baik. Sedangkan dari 81 responden yang memiliki

dukungan keluarga yang baik, Sebagian besar (87,7%) responden memiliki PHBS

Rumah Tangga baik.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Gambaran dukungan keluarga pada penderita hipertensi di wilayah

kerja puskesmas kadugede tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati bahwa sebagian

besar responden mendapat dukungan keluarga baik (85,3%), ditunjukan dengan

jawaban responden yang cenderung memilih pilihan jawaban sering dan selalu,

salah satunya pada pernyataan keluarga memberikan semangat dan dukungan

ketika mulai malas mengikuti pengobatan, keluarga mendengarkan apa saja yang

menjadi keluh kesah selama penjalani pengobatan dan keluarga mengusahakan

dana yang diperlukan untuk biaya pengobatan, ini menunjukan bahwa sebagian

besar responden mendapatkan dukungan emosional dan dukungan instrumental

(ekonomi) dari keluarganya. Menurut peneliti, hal ini didukung oleh teori

Purnawan (2008) dan Notoatmodjo (2013) mengenai faktor-faktor yang


59

mempengaruhi dukungan keluarga yaitu faktor emosi dan faktor sosial ekonomi.

Semakin kecil respon stress yang dialami responden, semakin besar dukungan

emosional yang di dapat dan semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang, maka

seseorang tersebut akan lebih cepat tanggap terhadap tanda dan gejala penyakit

yang dirasakan.

Sedangkan sisanya (14,7%) responden memiliki dukungan keluarga yang

cukup. Hal ini dapat dilihat dari jawaban responden mengenai salah satu

pernyataan keluarga mengusahakan untuk selalu menyediakan obat-obatan yang

dibutuhkan, keluarga menemani selama masa pengobatan dan keluarga

memperhatikan setiap jenis makanan yang dikonsumsi, ini menunjukan bahwa

terdapat kurangnya dukungan instrumental (peluang waktu) dan dukungan

informasional. Peneliti berpendapat bahwa sebagian besar anggota keluarga dari

responden memiliki kesibukannya masing-masing, salah satunya yaitu bekerja.

Hal ini mempengaruhi terhadap dukungan instrumental dan juga dukungan

informasional yang didapat oleh responden, karena sebagian besar keluarga

bekerja maka sulit bagi keluarga untuk meluangkan waktu dan atensinya untuk

menemani dan memperhatikan makanan yang dikonsumsi oleh responden.

Semakin kurangnya responden mendapatkan nasehat, peringatan dan saran dari

keluarganya semakin kecil pula dukungan informasional yang didapat oleh

responden.

Dari masalah yang timbul dapat dilihat bahwa meskipun kebutuhan

ekonomi keluarga dapat terpenuhi tetapi keluarga sulit meluangkan waktu dan

atensinya untuk diberikan kepada responden.


60

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wahid (2019), menjelaskan

bahwa dukungan emosional, dukungan penghargaan, dukungan informasi dan

dukungan instrumental keluarga mempengaruhi perilaku pasien hipertensi dalam

pengendalian hipertensi. Adanya dukungan keluarga akan memberikan kekuatan

dan menciptakan suasana saling memiliki satu sama lain ada anggota keluarga

tersebut dalam memenuhi kebutuhan perkembangan keluarga.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fitria Yeni (2018) dimana

didapat hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna

(p= 0,000), positif dan sangat kuat (r= 0,786) antara dukungan keluarga dengan

kepatuhan pasien hipertensi. Artinya semakin tinggi dukungan keluarga maka

akan semakin tinggi tingkat kepatuhan pasien hipertensi.

5.2.2 Gambaran perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada

penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas kadugede tahun 2022

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapati bahwa sebagian

besar responden penderita hipertensi memiliki perilaku hidup bersih dan sehat

yang baik (83,2%), Dapat dilihat dari banyaknya responden yang memilih

jawaban sering dan selalu pada salah satu pernyataan mengenai makan buah dan

sayur, pola tidur dan menjaga kebersihan lingkungan sekitar rumah agar tercipta

suasana yang nyaman. Hal ini berkaitan dengan teori dari Depkes RI (2015) dan

Becker (2014) mengenai indikator PHBS yaitu makan buah dan sayur dan bentuk-

bentuk PHBS yaitu istirahat yang cukup dan mengendalikan stress. Buah dan

sayur memiliki kandungan yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh, salah

satunya yaitu kandungan kalium dan oksidan tinggi yang dapat


61

meredakan/menurunkan tekanan darah. Istirahat yang cukup sangat membantu

untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Kualitas tidur lebih dipentingkan

dibandingkan dengan banyaknya waktu untuk tidur. Berkatian dengan penelitian

Hafiez (2017) bahwa kualitas tidur yang tidak baik akan memundahkan penderita

hipertensi mengalami kekambuhan karena kualitas tidur yang buruk dapat

merubah hormone stress kortisol dan sistem saraf simpatik, sehingga terjadi

peningkatan tekanan darah. Pengendalian stress berguna untuk memberikan

relaksasi terhadap tubuh, salah satu upaya pengendalian stress yaitu dengan

menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman. Semakin sedikit sumber stress

yang didapat, semakin kecil kemungkinan penderita hipertensi mengalami

kekambuhan.

Sedangkan sisanya (16,8%) responden penderita hipertensi memiliki

perilaku hidup bersih dan sehat yang cukup. Hal ini dapat dilihat dari salah satu

pernyataan “saya mengurangi garam pada makanan saya” dan “saya tidak

merokok di luar atau di dalam rumah” dimana pertanyaan tersebut positif tetapi

beberapa responden memilih opsi kadang-kadang. Peneliti berpendapat, masalah

yang timbul berkaitan dengan pernyataan dari Becker (2014) mengenai bentuk-

bentuk PHBS yaitu makan dengan menu seimbang dan tidak merokok. Tidak

sedikit responden yang masih memiliki kebiasaan merokok dan ini menjadi

penyebab dari masalah yang timbul. Selain itu, konsumsi garam berlebih tidak

mencerminkan pernyataan makan dengan menu seimbang. Garam atau natrium

dapat meningkatikan hipertensi karena kandungan natrium berlebih dapat

menyebabkan gangguan keseimbangan cairan tubuh yang dapat menyebabkan


62

hipertensi (Sartik, 2017). Kurangnya perhatian keluarga mengenai makanan yang

di konsumsi menjadi salah satu dari faktor responden tidak memperhatikan

kandungan yang ada di dalam makanannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Hastuti (2016), dimana sebagian besar responden patuh terhadap penatalaksanaan

diit rendah garam pada penderita hipertensi sejumlah 23 responden (54,8%).

Penelitian ini sejalan dengan teori Russel (2014) dan Lingga (2013), hidup

yang sehat dan menggunakan pola pikir yang sehat merupakan salah satu cara

untuk menghindari stress dan stress merupakan salah satu faktor terjadinya

hipertensi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Merry (2018) menunjukan

sebagian besar responden memiliki dukungan keluarga yang tinggi yaitu sebesar

41,9% dan sebagian besar responden pola hidup sehat yang cukup yaitu sebanyak

58,1% dengan hasil analisis didapat p = 0,012 (< 0,05) yang berarti terdapat

hubungan dukungan keluarga dengan pola hidup sehat pada keluarga.

5.2.3 Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku hidup bersih dan sehat

rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah kerja puskesmas

kadugede tahun 2022

Hasil analisis bivariat dengan menggunakan uji Rank Spearman didapatkan

p = 0,005 (< 0,05) artinya terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan

perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi di wilayah

kerja puskesmas Kadugede Tahun 2022.


63

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dukungan keluarga baik

dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang cukup, hal ini dikarenakan adanya

faktor yang mungkin terjadi salah satunya yaitu faktor atau dukungan emosional

yang diberikan oleh keluarga tidak mempengaruhi terhadap kebiasaan merokok

yang dimiliki oleh responden. Meskipun responden memiliki kebiasaan merokok,

tetapi tidak sedikit keluarga yang membiarkan dan tidak mengingatkan responden

untuk berhenti dari kebiasaan merokok.

Selain itu hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat dukungan

keluarga cukup dengan perilaku hidup bersih dan sehat yang baik. Salah satu

faktor yang timbul dari masalah yang terjadi adalah terdapatnya responden yang

kurang mendapat dukungan informasional yaitu keluarga tidak memperhatikan

setiap jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi responden menerapkan indikator

dari PHBS Rumah Tangga yakni mengonsumsi buah dan sayur. Meskipun

terdapat sebagian kecil responden yang tidak membatasi penggunaan garam pada

makanannya, tetapi jumlah responden yang mengonsumsi buah dan sayur setiap

harinya jauh lebih banyak.

Dukungan keluarga sangat penting dalam mendorong masyarakat untuk

dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat terlebih pada penderita

hipertensi. Efek dari dukungan keluarga yang memadai untuk kesehatan dan

kesejahteraan terbukti mempercepat penyembuhan penyakit. Keluarga memiliki

tugas untuk menjaga kesehatan setiap anggota keluarganya untuk mencegah

masalah kesehatan, mengambil keputusan yang tepat ketika mengalami masalah,


64

mengetahui upaya untuk mencegah penyebaran penyakit dan memberi kekuatan

satu sama lainnya antar anggota keluarga (Panjaitan, 2017).

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Ria Qirana (2020) yang

mendapatkan bahwa ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku

hidup bersih dan sehat pada lansia di Kelurahan Gadang Banjarmasin tahun 2020

(p value – 0,002)

Dukungan keluarga juga diperlukan untuk mengurangi risiko kekambuhan.

Keluarga dapat membantu dalam perawatan hipertensi yaitu dalam mengatur pola

makan yang sehat, mengajak berolahraga, menemani dan meningkatkan untuk

rutin dalam memeriksa tekanan darah.

Peneliti menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara dukungan keluarga

dengan perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi.

Saran untuk responden yang memiliki dukungan keluarga cukup yaitu dengan

melakukan komunikasi antar keluarga dengan baik agar pengobatan dapat

berlangsung dengan baik. Untuk responden yang memiliki perilaku hidup bersih

dan sehat yang cukup dapat meningkatkan pola hidupnya salah satunya dengan

mengatur jenis dan kandungan makanan yang aman untuk dikonsumsi oleh

penderita hipertensi dan meningkatkan informasi salah satunya melalui media

masa seperti internet.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa

keterbatasan sebagai berikut


65

1. Pengambilan sampel penelitian memerlukan waktu yang cukup lama

dikarenakan tempat tinggal responden yang tersebar di 12 desa

2. Perbedaan jumlah responden dari setiap desa yang berbeda-beda

dikarenakan keterbatasan waktu dan kesediaan dari masyarakat untuk

menjadi responen.
BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

6.1 Simpulan

1. Sebagian besar responden (85,3%) memiliki dukungan keluarga baik

yaitu sebanyak 81 responden

2. Sebagian besar responden (83,2%) memiliki perilaku hidup bersih dan

sehat yang baik yaitu sebanyak 79 responden

3. Terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga dengan

perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga pada penderita hipertensi

di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede dengan nilai p = 0,005.

6.2 Saran

1. Bagi perguruan tinggi

Melakukan penyuluhan Kesehatan yang dilakukan oleh mahasiswa

mengenai dukungan keluarga yang baik dan PHBS pada tatanan rumah

tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede

2. Bagi penderita hipertensi dan keluarga

Diharapkan bagi penderita hipertensi untuk mengurangi konsumsi garam

berlebih dan kebiasaan merokok, juga untuk keluarga dapat meluangkan

waktunya untuk mendampingi pasien selama masa pengobatan dan

memperhatikan kandungan makanan yang dikonsumsi oleh penderita

hipertensi

66
67

3. Bagi Puskesmas

Dapat menurunkan angka Rumah Tangga yang belum menerapkan PHBS

di setiap desanya dengan cara pemantauan bagi keluarga-keluarga yang

terbukti belum menerapkan PHBS di tatanan Rumah Tangga

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan, pengalaman

dan mengaplikasikan ilmu yang didapat terkait metode penelitian dan

untuk peneliti selanjutnya dapat meneliti lebih lanjut mengenai faktor-

faktor yang berhubungan dengan penerapan PHBS pada tatanan keluarga.


DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda Nurarif, & Hardhi Kusuma. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan
Berdasarkan Diagnosa Medis Nanda Nic Noc. Jilid 1. Yogyakarta:
Medication.

Ardiansyah, M. (2012). Medikal Bedah. Jakarta: DIVA Press.

Badriah, D. L. (2019). Metodologi Penelitian Ilmu-Ilmu Kesehatan. Bandung:


Multazam.

Benih, A. (2014). Sosiologi Kesehatan. Bandung: Nuha Medika.

Depkes RI (2015). Profil Kesehatan RI. Departemen Kesehatan RI, Jakarta

Depkes RI (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.


Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Farpati, & Sayogo. (2014). Air Kelapa Muda-Pengaruhnya Terhadap Tekanan


Darah. Continuing Professional Development, 41(12), 896–900.

Friedman. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset Teori & Praktik
(Edisi ke-5). EGC.

Hadiyanto, H. (2016). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Tatanan Keluarga
di Posdaya Al-Fadillah. Jurnal Surya: Seri Pengabdian Kepada Masyarakat,
Vol 2 Edisi 1.

Heriana, C. (2015). Manajemen Pengolahan Data. Yogyakarta: PT Refika


Aditama.

Hastuti, H. (2016). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Diit


Rendah Garam Pada Pasien Hipertensi Di Kampung Mekar Sari Kabupaten
Tanggerang. Jurnal Komunitas Vol 2.

InfoDATIN. (2014). Hipertensi. Pusat Data Dan Informasi Kementerian


Kesehatan RI. Diakses pada tanggal 10 Desember 2021 dari

68
69

https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/
infodatin-hipertensi.pdf

Kemenkes RI. (2012). Perilaku CERDIK: Masa Muda Sehat, Hari Tua Nikmat,
Tanpa Penyakit Tidak Menular.
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20121212/386725/
perilaku-cerdik-masa-muda-sehat-hari-tua-nikmat-tanpa-penyakit-tidak-
menular/

Kemenkes, RI. (2014). Profil Kesehatan Indonesia. Kementrian Kesehatan RI,


Jakarta

Kemenkes RI. (2016). Hipertensi. Diakses pada tanggal 11 Desember 2021 dari
http://p2ptm.kemkes.go.id/uploads/2016/10/Tekanan-Darah-Tinggi-
Hipertensi.pdf

Kemenkes RI. (2018). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. diakses pada tanggal 29
November 2021 dari https://promkes.kemkes.go.id/perilaku-hidup-bersih-
sehat#:~:text=PHBS adalah semua perilaku yang,kegiatan-kegiatan
kesehatan di masyarakat.

Kemenkes RI. (2019). Hipertensi Penyakit Paling Banyak Diidap Masyarakat.


Diakses pada tanggal 10 Desember 2021 dari
https://www.kemkes.go.id/article/view/19051700002/hipertensi-penyakit-
paling-banyak-diidap-masyarakat.html

Laporan RISKESDAS Jawa Barat. (2018). Lembaga Penerbit Badan Penelitian


dan Pengembangan Kesehatan (LPB), Jakarta

Litaay. (2016). Faktor Risiko Kejadian Hipertensi pada Pasien di Ruangan


Penyakit Dalam RSUD Dr. M. Haulussy Ambon. Global Health Science, 1
(2).

Notoatmodjo, S. (2018). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT Rineka


Cipta.
70

Nursalam. (2015). Metodologi Ilmu Keperawatan (Edisi 4). Jakarta: Salemba


Medika.

Panjaitan, Ambulan Arif. (2017). Dukungan Keluarga Terhadap Keaktifan Lansia


dalam Mengikuti Posyandu Lansia Di Puskesmas Emparu. Jurnal Vokasi
Kesehatan, JVK 3 (2)

Pratama, Y., Syahrial, & Saifuddin, I. (2015). Hubungan Keluarga Pasien


Terhadap Kekambuhan Skizofrenia di Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) Rumah Sakit Jiwa Aceh. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Vol. 15
No.

Proverawati, A., & Rahmawati, E. (2012). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) (Cetakan I). Yogyakarta: Nuha Medika.

Qirana, Ria. (2020). Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Hidup


Bersih Dan Sehat Pada Lansia Di Kelurahan Gadang Tahun 2020.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/general/Hasil Riskesdas
2013.pdf

Sartik. (2017). Faktor-Faktor Risiko dan Angka Kejadian Hipertensi pada


Penduduk Palembang. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(3):180-1.

Setiyadi. (2013). Konsep dan Praktek Penulisan Riset Keperawatan (Edisi 2).
Graha Ilmu.

Sugiyono. (2017). Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta, CV.

Susanto, Y. (2015). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum


Obat Pasien Hipertensi Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Cuka
Kabupaten Tanah Laut. Jurnal Ilmiah Manutung, Vol 1 No 1.

Tri Wahyudi, W. (2019). Hubungan Dukungan Keluarga Pada Pasien Dengan


Tekanan Darah Tinggi Dalam Pengendalian Hipertensi. Manuju: Malahayati
71

Nursing Journal Vol 2 Nomor 3.

Yeni, Fitria. (2018). Dukungan Keluarga Memengaruhi Kepatuhan Pasien


Hipertensi. Jurnal Keperawatan Indonesia Volume 19 No.23. hal 137-144.

LAMPIRAN
72

Lampiran 1

SURAT PERMOHONAN

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Maharani Syafira Hidayaningrum

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jalan Samoja RT/RW 03/01, Dusun Manis Desa Kadugede

Kab. Kuningan Jawa Barat

Mahasiswa Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Kuningan (STIKKU) Sedang melakukan penelitian untuk menyusun skripsi

dengan judul ”Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat Rumah Tangga pada Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas

Kadugede Tahun 2022”. Mohon kesediaan saudara/i untuk menjadi responden

dalam penelitian ini. Saya menjamin kerahasiaan informasi yang diberikan. Atas

kesediaan dan kerjasamanya saya ucapkan terimakasih.

Kuningan, Januari 2022

Hormat Saya,

Maharani Syafira Hidayaningrum


73

Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Umur :

Bersedia menjadi responden dari penelitian “Hubungan Dukungan Keluarga

dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga pada Penderita

Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede Tahun 2022”, yang sudah di

jelaskan maksud dan tujuan dari penelitian tersebut dan siap menjadi responden

dalam penelitian ini berlangsung. Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan

sesungguh-sungguhnya.

Kuningan,

Responden

(..............................)
74

Lampiran 3

2021/2022
No. Kegiatan Desember Januari Februari Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1. Pengajuan
Outline
2. Studi
Pendahulua
n
3. Penyusunan
Proposal
4. Bimbingan
dan Revisi
5. Sidang
Proposal
6. Penelitian
7. Sidang
Skripsi
8. Yudisium
JADWAL PROSES PEMBUATAN SKRIPSI
PROGRAM SARJANA KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2021/2022
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
75

Lampiran 4
Surat Izin
76

Lampiran 5
Surat Izin
77

Lampiran 6
Surat Izin
78

Lampiran 7
Surat Izin
79

Lampiran 8 Kuesioner Dukungan Keluarga

Kisi-Kisi Kuesioner
Hubungan Dukungan Keluarga pada
Penderita Hipertensi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kadugede Tahun 2022

Kuesioner Dukungan Keluarga


No Nomor Jenis Jumlah
Aspek
. item Pertanyaan soal
1. Dukungan instrumental 1-5 Favourable 5
2. Dukungan penilaian 6-10 Favourable 5
3. Dukungan informasional 11-15 Favourable 5
4. Dukungan emosional 16-20 Favourable 5
TOTAL 20

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti

2. Pilihlah salah satu jawaban anda dengan cara memberikan tanda ceklis (√)

pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan jawaban yang dipilih

3. Setiap nomor hanya boleh diisi dengan satu jawaban

4. Semua nomor wajib diisi, pastikan tidak ada yang terlewati.

Pilihan jawaban tersebut adalah

TP = Tidak Pernah, jika selama seminggu tidak pernah di lakukan


K = Kadang, jika 1 – 3 kali dilakukan dalam seminggu
S = Sering, jika 4 – 6 kali dilakukan dalam seminggu
SS = Sangat Sering, jika dilakukan setiap hari dalam seminggu
80

Nama : ……………………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………………………………………
Tipe Keluarga : ……………………………………………………………………

No
Pernyataan TP K S SS
.
Keluarga mengusahakan dana yang
1. diperlukan untuk biaya pengobatan
dan perawatan saya
Keluarga memperhatikan setiap jenis
2. makanan yang dikonsumsi sesuai
pengobatan saya
Keluarga menganjurkan saya untuk
3.
selalu minum obat secara teratur
Keluarga mengusahakan untuk
4. mengadakan obat-obatan hipertensi
yang dibutuhkan saya
Keluarga mempunyai cukup waktu
5. untuk menemani saya
berobat/kontrol
Keluarga memberikan pujian ketika
6. saya menjalankan pengobatan
dengan sungguh-sungguh
Keluarga membantu memecahkan
7. setiap masalah dan kendala dalam
menjalankan pengobatan saya
Keluarga membandingkan saya
dengan orang lain yang tidak teratur
8.
menjalankan pengobatan sehingga
membuat saya termotivasi
Keluarga menemani saya selama
9.
masa pengobatan
Keluarga tanggap terhadap masalah
10.
yang saya alami
Keluarga memberikan informasi
tentang upaya-upaya dalam
11.
menjalankan pengobatan dengan
baik dan benar
12. Keluarga mengingatkan saya untuk
81

membatasi sumber natrium untuk


dikonsumsi seperti garam dapur,
kacang-kacangan, biskuit dan mie
instan
Keluarga mengingatkan saya untuk
13. membatasi minuman yang berkafein
seperti kopi
Keluarga mengingatkan agar saya
tidak mengkonsumsi makanan yang
14.
mengandung kolesterol seperti
udang, daging, dll
Keluarga melarang saya
15. mengkonsumsi makanan yang
mengandung lemak
Perhatian dan dukungan keluarga
membuat saya termotivasi untuk
16.
menjalankan pengobatan dengan
sungguh-sungguh
Kedekatan dan kehangatan dalam
keluarga membuat saya merasa
dicintai dan disayangi sehingga
17.
penderita merasa tenang dan
termotivasi dalam menjalankan
pengobatan
Keluarga mendengarkan apa saja
18. yang menjadi keluh kesah saya
selama menjalani pengobatan
Keluarga memberikan semangat dan
19. dukungan ketika saya mulai malas
mengikuti pengobatan
Nasehat dan peringatan dari keluarga
20. memotivasi saya untuk mengontrol
tekanan darah
82

Lampiran 9 Kuesioner PHBS


Kisi-Kisi Kuesioner
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah
Tangga pada Penderita Hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Kadugede
Tahun 2022

Kuesioner Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Rumah Tangga


pada Penderita Hipertensi
Nomor item Jumlah
No. Aspek
Favourable Unfavourable soal
1. Pengaturan pola makanan 1-5 - 5
2. Olahraga 6 - 1
3. Pemeriksaan rutin 7,8 - 2
4. Pengaturan pola istirahat 9,10 - 2
5. Pengaturan konsumsi
11,12 - 2
minuman
6. Perilaku merokok 13 - 1
7. Manajemen stress 14 - 1
8. Kebersihan lingkungan 15 - 1
TOTAL 1

Petunjuk Pengisian
1. Bacalah pertanyaan dengan hati-hati sehingga dapat dimengerti

2. Pilihlah salah satu jawaban anda dengan cara memberikan tanda ceklis (√)

pada tempat yang telah disediakan sesuai dengan jawaban yang dipilih

3. Setiap nomor hanya boleh diisi dengan satu jawaban

4. Semua nomor wajib diisi, pastikan tidak ada yang terlewati.


83

Pilihan jawaban tersebut adalah

TP = Tidak Pernah, jika selama seminggu tidak pernah di lakukan


K = Kadang, jika 1 – 3 kali dilakukan dalam seminggu
S = Sering, jika 4 – 6 kali dilakukan dalam seminggu
SS = Sangat Sering, jika dilakukan setiap hari dalam seminggu

Nama : ……………………………………………………………
Alamat : ……………………………………………………………
Umur : ……………………………………………………………
Jenis Kelamin : ……………………………………………………………
Tipe Keluarga : ……………………………………………………………
Lama Hipertensi : ……………………………………………………………
No
Pernyataan TP K S SS
.
Saya mengukur porsi dan pilihan
1.
makanan yang saya konsumsi
2. Saya makan 3 kali sehari
Saya mengurangi makanan yang
mengandung lemak jenuh (keju,
3. minyak kelapa, daging kambing,
dll.) semenjak di diagnosa
hipertensi
Saya mengurangi garam di
4.
makanan saya
Setiap harinya saya selalu makan
5.
buah atau sayur
Saya berolahraga (jogging,
6. jalan/lari, beraktivitas) sekitar 30-
60 menit setiap harinya
Saya selalu memeriksakan
tekanan darah saya ke puskesmas
7.
sekurang-kurangnya 2 kali dalam
sebulan
Saya selalu memeriksakan berat
badan saya ke puskesmas
8.
sekurang-kurangnya 2 kali dalam
sebulan
84

Saya tidur selama 6 – 8 jam setiap


9.
harinya
Jika saya kelelahan atau kurang
tidur saya selalu menyisihkan
10.
waktu untuk istirahat atau tidur
siang
Saya minum air putih minimal 6
11.
gelas/hari
Saya mengurangi mengonsumsi
minuman berkafein seperti kopi
12.
kurang dari 4 cangkir setiap
harinya
Saya tidak merokok di luar atau di
13.
dalam rumah
Saya dapat mengontrol emosi
14. saya dengan kegiatan yang bisa
menenangkan pikiran saya
Saya menjaga kebersihan
15. lingkungan sekitar rumah agar
tercipta suasana yang nyaman
85

Lampiran 10 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 TOTAL
P1 Pearson .816** .600** .408 .503* .503* .254 .905** .612** .503* .600** .c .523* .688** .503* .424 .817**
Correlation `1
Sig. (2- .000 .005 .074 .024 .024 .279 .000 .004 .024 .005 . .018 .001 .024 .062 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P2 Pearson .816 1 .408 .250 .287 .287 .277 .739** .375 .328 .408 .c .244 .437 .287 .277 .597**
Correlation **

Sig. (2- .000 .074 .288 .220 .220 .237 .000 .103 .158 .074 . .300 .054 .220 .237 .005
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P3 Pearson .600 .408 1 .204 .503* .704** .424 .704** .816** .302 .600** .c .523* .535* .503* .594 .783**
Correlation ** **

Sig. (2- .005 .074 .388 .024 .001 .062 .001 .000 .196 .005 . .018 .015 .024 .006 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P4 Pearson .408 .250 .204 1 .328 .328 .416 .287 .250 .082 .408 .c .519* .500* .328 .242 .527*
Correlation
Sig. (2- .074 .288 .388 .158 .158 .068 .220 .288 .731 .074 . .019 .025 .158 .303 .017
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P5 Pearson .503 .287 .503* .328 1 .394 .179 .414 .492* .414 .704** .c .458* .638** .394 .350 .661**
Correlation *

Sig. (2- .024 .220 .024 .158 .086 .450 .069 .027 .069 .001 . .042 .002 .086 .131 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P6 Pearson .503 .287 .704** .328 .394 1 .350 .414 .492* .212 .503* .c .759** .484* .596** .861 .748**
Correlation * **

Sig. (2- .024 .220 .001 .158 .086 .131 .069 .027 .369 .024 . .000 .031 .006 .000 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P7 Pearson .254 .277 .424 .416 .179 .350 1 .332 .450* .332 .254 .c .501* .370 .350 .281 .551*
Correlation
Sig. (2- .297 .237 .062 .068 .450 .131 .152 .046 .152 .279 . .024 .109 .131 .231 .012
tailed)

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P8 Pearson .905 .739** .704** .287 .414 .414 .332 1 .739** .394 .503* .c .443 .592** .414 .332 .756**
Correlation **

Sig. (2- .000 .000 .001 .220 .069 .069 .152 .000 .086 .024 . .050 .006 .069 .152 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P9 Pearson .612 .375 .816** .250 .492* .492* .450 .739** 1 .533* .612** .c .549* .593** .698** .450 .808**
Correlation ** * *

Sig. (2- .004 .103 .000 .288 .027 .027 .046 .000 .015 .004 . .012 .006 .001 .046 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
86

P10 Pearson .503 .328 .302 .082 .414 .212 .332 .394 .533* 1 .503* .c .293 .438 .414 .332 .566**
Correlation *

Sig. (2- .024 .158 .196 .731 .069 .369 .152 .086 .015 .024 . .210 .053 .069 .152 .009
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P11 Pearson .600 .408 .600** .408 .704** .503* .254 .503* .612** .503* 1 .c .523* .688** .503* .424 .766**
Correlation **

Sig. (2- .005 .074 .005 .074 .001 .024 .279 .024 .004 .024 . .018 .001 .024 .062 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P12 Pearson .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c .c
Correlation
Sig. (2- . . . . . . . . . . . . . . . .
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P13 Pearson .523 .244 .523* .519* .458* .759** .501 .443 .549* .293 .523* .c 1 .783** .759** .628 .807**
Correlation * * **

Sig. (2- .018 .300 .018 .019 .042 .000 .024 .050 .012 .210 .018 . .000 .000 .003 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P14 Pearson .688 .437 .535* .500* .638** .484* .370 .592** .593** .438 .688** .c .783** 1 .638** .370 .819**
Correlation **

Sig. (2- .001 .054 .015 .025 .002 .031 .109 .006 .006 .053 .001 . .000 .002 .109 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P15 Pearson .503 .287 .503* .328 .394 .596** .350 .414 .698** .414 .503* .c .759** .638** 1 .520 .748**
Correlation * *

Sig. (2- .024 .220 .024 .158 .086 .006 .131 .069 .001 .069 .024 . .000 .002 .019 .000
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
P16 Pearson .424 .277 .594** .242 .350 .861** .281 .332 .450* .332 .424 .c .628** .370 .520* 1 .668**
Correlation
Sig. (2- .062 .237 .006 .303 .131 .000 .231 .152 .046 .152 .062 . .003 .109 .019 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTA Pearson .817 .597** .783** .527* .661** .748** .551 .756** .808** .566** .766** .c .807** .819** .748** .668 1
L Correlation ** * **

Sig. (2- .000 .005 .000 .017 .001 .000 .012 .000 .000 .009 .000 . .000 .000 .000 .001
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
c. Cannot be computed because at least one of the variables is constant.

Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.925 16

Dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,60. Hasil uji reliabilitas menunjukan nilai
alpha 0,925 sehingga dikatakan reliabel.
87

Lampiran 11 Hasil Uji Penelitian

Dukungan_Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 14 14.7 14.7 14.7
Baik 81 85.3 85.3 100.0
Total 95 100.0 100.0

PHBS
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cukup 16 16.8 16.8 16.8
Baik 79 83.2 83.2 100.0
Total 95 100.0 100.0

Dukungan_Keluarga * PHBS Crosstabulation


PHBS
Cukup Baik Total
Dukungan_Keluarga Cukup Count 6 8 14
Expected Count 2.4 11.6 14.0
% within
42.9% 57.1% 100.0%
Dukungan_Keluarga
Baik Count 10 71 81
Expected Count 13.6 67.4 81.0
% within
12.3% 87.7% 100.0%
Dukungan_Keluarga
Total Count 16 79 95
Expected Count 16.0 79.0 95.0
% within
16.8% 83.2% 100.0%
Dukungan_Keluarga

Correlations
Dukungan_Kelu
arga PHBS
Spearman's rho Dukungan_Keluarga Correlation Coefficient 1.000 .289**
Sig. (2-tailed) . .005
N 95 95
PHBS Correlation Coefficient .289** 1.000
Sig. (2-tailed) .005 .
N 95 95
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
88

Lampiran 12 Hasil Tabulasi Kuesioner Dukungan Keluarga

P1 P1 P1 P1
NO. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 1 P12 3 P14 P15 6 P17 8 P19 P20 TOTAL KET
1 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 69 Baik
2 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 67 Baik
3 4 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 63 Baik
4 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 74 Baik
5 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 65 Baik
6 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 65 Baik
7 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 60 Cukup
8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 78 Baik
9 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 69 Baik
10 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 58 Cukup
11 4 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 63 Baik
12 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 68 Baik
13 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76 Baik
14 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 72 Baik
15 4 4 4 4 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 73 Baik
16 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 69 Baik
17 3 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 68 Baik
18 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 4 4 3 3 60 Cukup
19 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 70 Baik
20 4 4 4 4 4 4 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 73 Baik
21 2 4 4 4 3 4 3 2 3 3 2 4 2 4 4 3 4 4 4 4 67 Baik
22 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 64 Baik
23 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 72 Baik
24 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 64 Baik
25 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 67 Baik
26 3 3 4 4 3 4 4 2 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 68 Baik
27 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 75 Baik
28 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 3 63 Baik
29 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 65 Baik
30 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 2 4 4 4 4 4 65 Baik
31 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 Baik
32 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 70 Baik
33 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68 Baik
34 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Cukup
35 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 61 Baik
36 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 71 Baik
37 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 76 Baik
38 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 59 Cukup
39 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 59 Cukup
40 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 2 2 4 4 4 4 3 66 Baik
41 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 77 Baik
42 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 62 Baik
43 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 64 Baik
44 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 63 Baik
45 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 77 Baik
46 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 69 Baik
47 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 68 Baik
48 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 3 63 Baik
49 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 68 Baik
50 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 65 Baik
51 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 Cukup
52 4 4 3 3 3 3 2 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 Baik
53 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 61 Baik
54 4 4 3 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 62 Baik
55 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 64 Baik
56 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 67 Baik
57 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 70 Baik
58 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68 Baik
59 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Cukup
60 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 61 Baik
89

61 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 71 Baik
62 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 76 Baik
63 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 4 60 Cukup
64 4 4 4 3 4 3 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 69 Baik
65 4 3 3 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 3 4 4 3 67 Baik
66 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 65 Baik
67 3 4 3 3 2 3 3 2 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 67 Baik
68 3 3 4 2 3 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 63 Baik
69 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 59 Cukup
70 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 71 Baik
71 3 3 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 61 Baik
72 4 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 64 Baik
73 3 4 3 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 4 2 3 4 4 4 4 62 Baik
74 4 4 3 3 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 Baik
75 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 70 Baik
76 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 67 Baik
77 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54 Cukup
78 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 69 Baik
79 4 3 4 3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 4 4 4 4 4 62 Baik
80 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 4 61 Baik
81 4 4 4 3 3 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 2 4 4 4 69 Baik
82 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 4 4 4 4 62 Baik
83 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 4 4 4 65 Baik
84 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 59 Cukup
85 4 4 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 73 Baik
86 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 66 Baik
87 3 4 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 2 3 4 3 4 4 58 Cukup
88 4 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 66 Baik
89 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 69 Baik
90 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 68 Baik
91 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 56 Cukup
92 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 67 Baik
93 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 67 Baik
94 4 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 63 Baik
95 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 72 Baik
90

Lampiran 13 Tabulasi Kuesioner PHBS

NO. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 TOTAL KET


1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 60 Baik
2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 44 Cukup
3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 46 Baik
4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 43 Cukup
5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
6 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik
7 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 57 Baik
8 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 Baik
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 58 Baik
10 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 58 Baik
11 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
12 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 47 Baik
13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 57 Baik
14 4 4 3 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 56 Baik
15 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 Cukup
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 59 Baik
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Baik
18 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 45 Cukup
19 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 57 Baik
20 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46 Baik
21 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 57 Baik
22 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 57 Baik
23 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 Baik
24 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 57 Baik
25 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 59 Baik
26 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 51 Baik
27 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 56 Baik
28 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 4 47 Baik
29 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 48 Baik
30 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
31 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 56 Baik
32 4 3 4 4 2 4 2 3 4 3 4 4 4 2 4 51 Baik
33 4 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 54 Baik
34 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 Cukup
35 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 55 Baik
36 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 Cukup
37 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
38 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik
39 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 2 53 Baik
40 4 4 4 3 2 4 2 2 4 4 3 4 4 4 4 52 Baik
41 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46 Baik
42 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 55 Baik
43 4 2 3 4 4 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 53 Baik
44 3 4 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 45 Cukup
45 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 58 Baik
46 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 Baik
47 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 51 Baik
48 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
49 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 Baik
50 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 57 Baik
51 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 45 Cukup
52 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 47 Baik
91

53 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 57 Baik
54 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 57 Baik
55 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 47 Baik
56 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 59 Baik
57 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 56 Baik
58 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 47 Baik
59 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 45 Cukup
60 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 43 Cukup
61 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
62 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 57 Baik
63 4 3 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 2 4 4 53 Baik
64 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 46 Baik
65 2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 56 Baik
66 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 58 Baik
67 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
68 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 43 Cukup
69 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
70 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik
71 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 56 Baik
72 4 4 3 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 53 Baik
73 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 3 4 56 Baik
74 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
75 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 Cukup
76 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
77 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 45 Cukup
78 4 4 4 4 2 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 56 Baik
79 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
80 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 42 Cukup
81 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
82 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 58 Baik
83 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 57 Baik
84 4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 44 Cukup
85 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 4 4 4 4 4 57 Baik
86 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 55 Baik
87 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 57 Baik
88 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
89 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 44 Cukup
90 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 48 Baik
91 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 58 Baik
92 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 58 Baik
93 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 4 56 Baik
94 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 59 Baik
95 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 57 Baik
92

Lampiran 14 Tabulasi Uji Validitas

NO P1 P1 P1 P1 P1 P1 P1 TOTA
. P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 0 1 2 3 4 5 6 L KET
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 61 baik
2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 2 46 cukup
3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 3 3 48 cukup
4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 2 3 3 45 cukup
5 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 1 3 3 4 3 49 cukup
6 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 1 4 4 4 4 57 baik
7 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 1 4 3 4 4 56 baik
8 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 46 cukup
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 1 4 4 4 4 59 baik
10 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 4 4 4 4 57 baik
11 4 4 4 3 4 4 2 4 4 3 4 1 4 4 4 4 57 baik
12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 44 cukup
13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 58 baik
14 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 1 4 4 4 3 58 cukup
15 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 47 baik
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 3 4 60 baik
17 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 60 baik
18 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 1 2 3 3 3 53 baik
19 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 1 4 3 4 4 57 baik
20 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 3 4 47 cukup
93

Lampiran 15 Dokumentasi
94

Lampiran 16 Daftar Riwayat Hidup

Riwayat Hidup

Data Pribadi

Nama : Maharani Syafira Hidayaningrum

Tempat Tanggal Lahir : Bogor, 31 Maret 2000

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Samoja RT/RW 001/003 Dusun Manis


Kecamatan Kadugede Kabupaten Kuningan

Pendidikan Formal

1. SDN Sukadamai 3 Kota Bogor (2006-2012)

2. SMP Negeri 12 Kota Bogor (2012-2015)

3. SMA Negeri 2 Kota Bogor (2015-2018)

4. STIKes Kuningan (2018-2022)

Anda mungkin juga menyukai