Anda di halaman 1dari 110

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG

PENYAKIT HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN


HAURPANGGUNG WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
HAURPANGGUNG KECAMATAN TAROGONG KIDUL
KABUPATEN GARUT TAHUN 2021

SKRIPSI

MUHAMMAD ZIDDAN
NIM: 01810018

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
GARUT
2021

1
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG


PENYAKIT HIPERTENSI DI RW 13 KELURAHAN HAURPANGGUNG
WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS HAURPANGGUNG KECAMATAN
TAROGONG KIDUL KABUPATEN GARUT TAHUN 2021

MUHAMMAD ZIDDAN
NIM : 01810018

Telah disetujui untuk diajukan pada sidang skripsi pada


Program Studi D-III Keperawatan Universitas Bhakti
Kencana Garut

Menyetujui :

Pembimbing Skripsi

(Ns. Winasari Dewi, M.Kep.)

Program Studi DIII Keperawatan


Kepala Cabang Universitas Bhakti Kencana Garut

(Ns. Winasari Dewi, M.Kep.)

2
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dan telah diperbaiki sesuai dengan masukan tim
penguji skripsi program Studi D-III Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Garut

Mengesahkan
Program Studi D-III Keperawatan
Universitas Bhakti Kencana Garut

Menyetujui
Penguji I Penguji II

(Ridwan Riadul Jinan SKM., M.Si) (Indra Ramdani S. Kep., Ners)

Prodi DIII Keperawatan


Kepala Cabang
UBK Garut

(Ns. Winasari Dewi, M.Kep.)

PERNYATAAN

3
Saya yang menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “GAMBARAN
PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI DI RW 13
KELURAHAN HAURPANGGUNG WILAYAH KERJA UPT PUSKESMAS
HAURPANGGUNG KECAMATAN TAROGONG KIDUL KABUPATEN
GARUT TAHUN 2021” ini sepenuhnya karya sendiri. Tidak ada bagian
didalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak
melakukan penjiplakan dan pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai
dengan etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menerima risiko atau sanksi yang
dijatuhkan kepada saya bila kemudian hari ditemukan pelanggaran etika
keilmuan dalam karya saya ini, atau klaim dari pihak lain terhadapa keaslian
karya saya ini.

Garut, Oktober 2021

Yang Membuat Pernyataan

MUHAMMAD ZIDDAN

4
PROGRAM STUDY DIII KEPERAWATAN
UNVERSITAS BHAKTI KENCANA GARUT
MUHAMMAD ZIDDAN
01810018

GAMBARAN PENGETAHUAN LANSIA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI


DI RW 13 KELURAHAN HAURPANGGUNG WILAYAH KERJA UPT
PUSKESMAS HAURPANGGUNG KECAMATAN TAROGONG KIDUL
KABUPATEN GARUT TAHUN 2021
XVIII + V BAB + 98 HALAMAN + 16 TABEL +2 BAGAN + 7 DIAGRAM +12
LAMPIRAN
ABSTRAK

Secara global World Health Organization (WHO) memperkirakan penyakit


tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43% kesakitan di seluruh dunia.
Menurut data WHO di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang
yang mengidap hipertensi dan kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di tahun
2025. Kasus hipertensi banyak terjadi pada lansia. Lansia merupakan kelompok
penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten
Garut kasus hipertensi lansia tertinggi berada di Desa Haurpanggung dengan 419 kasus
pada tahun 2019.
Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang
Penyakit Hipertensi di RW 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif. Jumlah sampel sebanyak 52
orang yang diambil dengan teknik random sampling. Pengumpulan data dilakukan
dengan memberikan kuesioner dalam bentuk pilihan ganda. Analisa data menggunakan
analisis univariat.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hampir setengah responden (31%)
berpengetahuan baik, hampir setengah responden (44%) berpengetahuan cukup, dan
sebagian kecil (25%) berpengetahuan kurang tentang penyakit hipertensi. Berdasarkan
hasil penelitian tersebut, responden disarankan untuk mengikuti penyuluhan yang
diselenggarakan oleh puskesmas atau penyuluhan dari tenaga kesehatan lainnya,
khususnya mengenai penyakit hipertensi.

Kata kunci : Hipertensi, Lansia, Pengetahuan


Referensi : 10 buku (2008-2015) dan 8 situs internet.

5
D-III STUDY PROGRAM NURSING
UNIVERSITY OF BHAKTI KENCANA GARUT TAHUN 2021
MUHAMMAD ZIDDAN
01810018

DESCRIPTION OF ELDERLY KNOWLEDGE ABOUT HYPERTENSION IN RW 13


HAURPANGGUNG VILLAGE WORKING AREA UPT PUSKESMAS
HAURPANGGUNG TAROGONG KIDUL DISTRICT GARUT REGENCY IN 2021
XVIII + V CHAPTERS + 16 TABLE + 2 CHART + 7 DIAGRAM + 12 APPENDICES

ABSTRACT

Globally, the World Health Organization (WHO) estimates that non-communicable


diseases cause about 60% of deaths and 43% of illnesses worldwide. According to WHO
data worldwide, there are around 972 million people or 26.4% of people who suffer from
hypertension and this is likely to increase to 29.2% in 2025. Many cases of hypertension
occur in the elderly. Elderly is a population group aged 60 years and over. According to
data from the Garut District Health Office, the highest elderly hypertension cases were in
haurpanggung village with 419 cases in 2019.
The purpose of this study is to find out the description of the elderly's knowledge
about hypertension in RW 13, Haurpanggung Village, the Working Area of the
Haurpanggung Health Center, Tarogong Kidul District, Garut Regency in 2021. The
method used in this study is a quantitative descriptive method. The sample technique used
is random sampling with a sample of 52 respondents. This research was conducted on the
elderly by giving a questionnaire in the form of multiple choice with 3 answer choices
and using data analysis with univariate analysis.
The results of this study indicate that almost half of the respondents are 31%,
namely as many as 16 respondents have good knowledge, almost half of the respondents
are 44%, namely as many as 23 respondents are knowledgeable enough, and a small
percentage of 25% are 13 respondents who have less knowledge about hypertension.
Based on the results of the study, respondents were advised to take part in counseling
organized by the puskesmas or counseling from other health workers, especially
regarding hypertension..

Keywords: Elderly, Hypertension, Knowledge


Reference:10 book (2008-2015) and 8 internet site

6
KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul “Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang
Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja
Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut
Tahun 2021”.
Maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu
syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya Keperawatan. Dalam penulisan skripsi
ini penulis sering menemui berbagai hambatan dan rintangan, tapi berkat
bimbingan, pertolongan, nasihat serta saran dari semua pihak akhirnya penulis
dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tampa bantuan dan dukungan dari berbagai
pihak, skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik. Maka dari itu penulis
ucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak H. Mulyana, SH., M.Pd., MH.Kes. selaku ketua yayasan
Universitas Bhakti Kencana
2. Bapak edi Junaedi S.Kep., MH.Kes. selaku ketua pelaksana yayasan
Universitas Bhakti Kencana Garut
3. Ibu Ns. Winasari Dewi, M.Kep selaku kepala cabang Universitas Bhakti
Kencana Garut sekaligus selaku dosen pembimbing skripsi yang
senantiasa mengarahkan dan membimbing proses penyusunan skripsi ini
4. Ibu Yusni Ainurahmah, S.Kep., Ners., M.Si. selaku wali dosen
5. Bapak Ridwan Riadul Jinan SKM., M.Si. dan bapak Indra Ramdani
S.Kep., Ners selaku penguji skripsi ini
6. Seluruh dosen pengajar dan staf Universitas Bhakti Kencana Garut
7. Untuk kedua orang tua saya mamah Enok Rosidah dan bapak Empud
Saepudin serta uwa saya wa Nengsih terimakasih selalu mendoakan dan
memberi dukungan baik secara psikologis maupun segi materi berkat
kalian penulis bisa sampai fase saat ini

7
8. Untuk teteh saya teh Nurul Febriani Islamina, teh Nurpalah serta adik saya
Nafilah Saoqi Nurpadilah terimakasih selalu mendoakan serta meberikan
dukungan kepada Abang, berkat kalian juga Abang bisa sampai difase
seperti ini
9. Untuk keponakan saya Habibi Fitrah Al Jauhari, Aina Talita Azahra, dan
Malika Rafa Khairiya
10. Untuk seluruh keluarga saya yang tidak bisa disebutkan satu persatu
terimakasih banyak telah mendoakan dan memberi dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Kepada sahabat terbaik saya Devina Aprilia yang bercita-cita mejadi
seorang abdi Negara, yaitu menjadi Tentara Wanita Angkatan Udara
Ziddan ucapkan terimakasih banyak karena selama ini telah mensupport
dalam segala hal apapun, semoga ditahun ini cita-citamu menjadi Wara
juga dapat terkabulkan Aamiin. Juga Muhammad Shidiq alias Bule thank
you very much telah menjadi sahabat sedari kecil hingga sekarang.
12. Untuk kawan-kawan saya Jangla Squad Mila Julia, Rizni Agustin, Ipan
Hakin, Defri Priana, Refsi Rifani, Reza Aldi, Windi Rahayu terima kasih
banyak telah mensupport dan mendoakan kaka kalian ini.
13. Untuk temen kampus Ziddan Meilania, Mustika, Vindri, Sofi, Fitri
terimakasih telah berjuang sama-sama hingga kita lulus bareng ditahun ini
Aamiin.
14. Seluruh temen-temen seperjuangan kelas 3A Universita Bhakti Kencana
terimakasih telah berjuang bersama dalam menyelesaikan skripsi ini
Penulis mengetahui bahwa masih terdapat banyak keterbatasan dan
kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis menerima
berbagai saran dan kritik yang membangun agar di masa yang akan datang
tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Garut, Oktober 2021

Penulis

8
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN...............................................................................i
PERNYATAAN...................................................................................................ii
ABSTRAK............................................................................................................iii
ABSTRACT...........................................................................................................iv
KATA PENGANTAR.........................................................................................v
DAFTAR ISI......................................................................................................viii
DAFTAR TABEL..............................................................................................xiii
DAFTAR BAGAN...............................................................................................xv
DAFTAR DIAGRAM.......................................................................................xvi
DAFTAR DIAGRAM.....................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................................................6
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................6
1.3.2 Tujuan Khusus.......................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................................................7
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................................7
1.4.2 Manfaat Praktis......................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................9
2.1 Konsep Pengetahuan.......................................................................................9
2.1.1 Definisi Pengetahuan.............................................................................9
...............................................................................................................................
2.1.2 Tingkat Pengetahuan.............................................................................9
...............................................................................................................................
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.................................11
...............................................................................................................................

9
2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan............................................................. 13
...............................................................................................................................
2.1.5 Kriterian Tingkat Pengetahuan.............................................................. 14
...............................................................................................................................
2.2 Konsep Lansia................................................................................................. 15
2.2.1 Pengertian Lansia..................................................................................15
...............................................................................................................................
2.2.2 Batasan Usia Lansia.............................................................................. 15
...............................................................................................................................
2.2.3 Klasifikasi Lansia.................................................................................. 16
...............................................................................................................................
2.2.4 Karakteristik Lansia.............................................................................. 17
...............................................................................................................................
2.2.5 Kemunduran Fisik Pada Lansia.............................................................18
2.3 Konsep Hipertensi...........................................................................................19
2.3.1 Pengertian Hipertensi............................................................................19
2.3.2 Penyebab Hipertensi..............................................................................20
2.3.3 Faktor Resiko Hipertensi.......................................................................23
...............................................................................................................................
2.3.3 Tanda dan Gejala Hipertensi.................................................................26
2.3.5 Klasifikasi Hipertensi............................................................................28
...............................................................................................................................
2.3.6 Komplikasi Hipertensi...........................................................................29
2.3.7 Pencegahan Hipertensi..........................................................................32
2.3.8 Penatalaksanaan Hipertensi...................................................................32
2.4 Kerangka Teori................................................................................................33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................35
3.1 Rancangan Penelitian......................................................................................35
3.2 Paradigma Penelitian.......................................................................................36
3.3 Varibel dan Sub Variabel Penelitian...............................................................38
3.3.1 Variabel Penelitian................................................................................38

10
3.3.2 Sub Variabel Penelitian.........................................................................38
3.4 Definisi Konseptual dan Definisi Operasional................................................39
3.4.1 Definisi Konseptual...............................................................................39
3.4.2 Definisi Operasional..............................................................................40
3.5 Populasi dan Sampel........................................................................................43
3.5.1 Populasi.................................................................................................43
3.5.2 Sampel...................................................................................................44
3.6 Pengumpulan...................................................................................................46
3.6.1 Teknin Pengumpulan Data....................................................................46
3.6.2 Instrumen Penelitian..............................................................................47
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas...........................................................................47
3.7.1 Uji Validitas..........................................................................................47
3.7.2 Uji Reliabilitas.......................................................................................50
3.8 Pengolahan dan Analisa Data..........................................................................51
3.8.1 Pengolahan Data....................................................................................51
3.8.2 Analisa Data..........................................................................................52
3.9 Etika Penelitian................................................................................................54
3.10 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................56
3.10.1 Tempat Penelitian................................................................................56
3.10.2 Waktu Penelitian.................................................................................56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................58
4.1 Gambaran Lokasi Umum................................................................................58
4.1.1 Letak Geografis.....................................................................................58
4.1.2 Data Demografis....................................................................................59
4.2 Karakteristik Responden.................................................................................59
4.2.1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin......................................59
4.2.2 Distribusi Responden Menurut Usia.....................................................59
4.2.3 Distrubusi Responden Menurut Pendidikan..........................................60

11
4.3 Hasil Penelitian................................................................................................60
4.3.1 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Pengertian Hipertensi Di Rw
13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................61
4.3.2 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penyebab Dan Faktor Resiko
Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut
Tahun 2021.....................................................................................................62
4.3.3 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Tanda Dan Gejala Hipertensi
Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021....63
4.3.4 Analisa Data Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Pencegahan
Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut
Tahun 2021..................................................................................................... 64
4.3.5 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Komplikasi Hipertensi Di Rw
13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................64
4.3.6 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penatalaksanaan Hipertensi Di
Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021....65
4.3.7 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penyakit Hipertensi Di Rw 13
Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................66
4.4 Pembahasan.....................................................................................................67
4.4.1 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Pengertian Hipertensi Di Rw
13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................67
4.4.2 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penyebab Dan Faktor Resiko
Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT
Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut
Tahun 2021.....................................................................................................68
4.4.3 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Tanda Dan Gejala Hipertensi
Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021....70

12
4.4.4 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Pencegahan Hipertensi Di Rw
13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................71
4.4.5 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Komplikasi Hipertensi Di Rw
13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................73
4.4.6 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penatalaksanaan Hipertensi Di
Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021....75
4.4.7 Gambaran Pengentahuan Lansia Tentang Penyakit Hipertensi Di Rw 13
Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung
Kecamatan Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2021.............................76
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................78
5.1 Kesimpulan......................................................................................................78
5.2 Saran................................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

13
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perbandingan Data Penyakit Pada Lansia Di Beberapa


Puskesmas Di Kabupaten Garut Tahun 2019…………... 3
Tabel 1.2 Perbandingan Data Penyakit Hipertensi Pada Lansia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 4

Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2019…………..


Tabel 1.3 Perbandingan Angka Kejadian Hipertensi Pada Lansia Di 4

Desa Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2019………. 40

Tabel3.1 Definisi Operasional……………………………………….. 48


Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas………………………………………….. 56
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian…………………………………
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
59
Menurut Jenis Kelamin…………………………………….
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
59
Usia………………………………………………………...
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
60
Pendidikan………………………………………………….
Tabel 4.4 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit
Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah
Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong 61
Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………………….
Tabel 4.5 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Pengertian
Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 62
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………
Tabel 4.6 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyebab Dan
Factor Resiko Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan
Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung
63
Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun
2021.....
Tabel 4.7 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Tanda Dan Gejala

14
Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 64
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………
Tabel 4.8 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan
Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung
65
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………
Tabel 4.9 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Komplikasi
Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung
66
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………
Tabel 4.10 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penatalaksanaa
Penyakit Hipertensi Di RW 13 Kelurahan Haurpanggung 67
Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………

15
DAFTAR BAGAN

Bagan 1 Kerangka Teori…………………………………………………….. 34


Bagan 2 Kerangka pemikiran ……………………………………………….. 37

16
DAFTAR DIAGRAM

17
Diagram 4.1 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Hipertensi
Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja Upt
Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul
Kabupaten Garut Tahun 2021…………………………….. 67

Diagram 4.2 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Pengertian Penyakit


Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah
Kerja Upt Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong
69
Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021……………………….
Diagram 4.3 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyebab Dan
Faktor Resiko Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan
Haurpanggung Wilayah Kerja Upt Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten 70
GarutTahun 2021…………………………………………..
Diagram 4.4 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Tanda Dan Gejala
Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 72
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021…………….
Diagram 4.5 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Pencegahan
Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Haurpanggung Kecamatan
73
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun
2021……………………….
Diagram 4.6 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Komplikasi
Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 75
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun
2021………………………..
Diagram 4.7 Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penatalakasanaan
Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Kelurahan Haurpanggung
Wilayah Kerja Upt Puskesmas Haurpanggung Kecamatan 76
Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

18
2021……………..

19
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat permohonan data awal


Lampiran 2 Lembaran perbaikan proposal
Lampiran 3 Surat permohonan uji validitas
Lampiran 4 Surat permohonan izin penelitian
Lampiran 5 Surat permohonan menjadi responden
Lampiran 6 Surat persetujuan menjadi responden
Lampiran 7 Kisi-kisi instrument penelitian
Lampiran 8 Kuesioner penelitian
Lampiran 9 Kunci jawaban kuesioner penelitian
Lampiran 10 Lembaran hasil uji validitas
Lampiran 11 Lembaran rekapitulasi hasil penelitian
Lampiran 12 Catatan bimbingan

20
21
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah

sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg

pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan

cukup istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah berlangsung dalam

waktu jangka lama (persisten) dapat menimbulkan kerusakan pada ginjal

(gagal ginjal), jantung (penyakit jantung coroner), dan otak (menyebabkan

stroke) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapatkan pengobatan yang

memadai1. Definisi hipertensi yang sekarang berlaku adalah tekanan darah

sistolik 140mmHg atau tekanan di atas tekanan darah diastolik 90mmHg atau

lebih

Kasus hipertensi banyak terjadi pada lansia. Lansia merupakan

kelompok penduduk yang berusia 60 tahun ke atas. Berbagai perubahan

terjadi pada lansia, baik perubahan fisik maupun perubahan fisikologis. Salah

satu perubahan fisik pada lansia adalah proses penuaan yang terjadi karena

adanya kemunduran fungsi sel dan organ. Proses penuaan pada lansia sangat

berkaitan erat dengat penyakit degeneratif.2

1
Kementrian kesehatan RI, 2014, infodatin hipertensi. Diakses pada tanggal 25 april 2021 pukul
12.45 WIB
2
Hardywinoto dan setiabudhi, 2008. Kehidupan di lanjut usia. Diakses pada tanggal 25 april 2021
pukul 12.55 WIB

1
2

Peningkatan umur akan menyebabkan beberapa perubahan fisiologis,

pada usia lanjut terjadi peningkatan resistensi perifer dan aktivitas simpatik.

Penganturan tekanan daran yaitu reflexs baroresepter pada usia lanjut

sensitivitasnya sudah berkurang, sedangkan peran ginjal juga sudah berkurang

dimana aliran darah ginjal dan laju filtrasi glomerulus menurun.3

Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan karena

sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi.

Pada lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan

katup jantung yang membuat kaku katup, menurunnya kemampuan memompa

jantung, dan kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, serta

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Penyebab lansia menderita

hipertensi di atas karena kemunduran fungsi kerja tubuh.4

Secara global World Health Organization (WHO) memperkirakan

penyakit tidak menular menyebabkan sekitar 60% kematian dan 43%

kesakitan di seluruh dunia. Salah satu penyakit yang termasuk dalam

kelompok penyakit yang tidak menular tersebut yaitu hipertensi. Hipertensi

selain dikenal dengan penyakit, juga merupakan faktor resiko dari penyakit

jantung, pembuluh darah, ginjal, stroke, dan diabetes mellitus.5 Menurut data

WHO di seluruh dunia terdapat sekitar 972 juta orang atau 26,4% orang yang

mengidap hipertensi dan kemungkinan akan meningkat menjadi 29,2% di

tahun 2025.

3
kumar V, Abbas AK, Fausto N. Hypertensive Vasculer Disease. Dalam: Robn and Cotran
Pathologic Basic of Disease, 7th edition. Philadelfia: Esevier Saunders, p 528-529. Diakses pada
tanggal 25 april 2021 pukul 13.00 WIB
4
http://eprints.poltekesjogja.ac.id diakses pada tanggal 14 juni 2021 pukul 21.54 WIB
5
Jurnal fkm unand ac id. Diakses pada tanggal 25 april 2021 pukul 13.12 WIB
3

Riskesdas tahun (2018) menyatakan kasus tertinggi hipertensi berada

di provinsi Kalimantan Selatan (44,1%) dan terendah berada di provinsi Papua

sebesar (22,2%). Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar

63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi

sebesar 427.218 kematian.6

Sedangkan, Jawa Barat menduduki urutan ke-2 dengan persentase

mencapai 34,1%. Dibandingkan dengan data Riset Kesehatan Dasar (2013)

Jawa Barat menduduki urutan ke-9 dengan persentase 10,5%. Kasus hipertensi

yang terbesar terjadi di Kabupaten Cirebon.7

Berdasarkan Dinas Kesehatan Kabupaten garut tahun 2019 jumlah

lansia yang menderita penyakit hipertensi adalah 1018 lansia.8

Tabel 1.1
Perbandingan Data Penyakit Hipertensi pada Lansia di Beberapa
Puskesmas di Kabupaten Garut Tahun 2019

No Puskesmas Jumlah
1. Haurpanggung 419
2. Cisompet 276
3. Sindangratu DTP 126
4. Sukamerang 108
5. BL. Limbangan DPT 89
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Garut (2019)

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Puskesmas

Haurpanggung menduduki peringkat pertama dengan kasus hipertensi lansia

tertinggi di kabupaten Garut dengan jumlah 419 pada tahun 2019.9

Tabel 1.2
6
https://p2ptn.kemkes.go.id
7
Dinas kesehatan. (2018) dinas kesehatan provinsi jawa barat
8
Dinkes garur, 2019
9
Dinkes Garut, 2019
4

Perbandingan Data Penyakit Hipertensi Pada Lansia Di Wilayah Kerja


Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut
Tahun 2019

No Nama Desa Jumlah Kasus Hipertensi Lansia


1. Haurpanggung 186
2. Jayaraga 106
3. Jayawaras 53
4. Pataruman 44
5. Tarogong 30
Sumber : Laporan Puskesmas Haurpanggung Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas, jumlah lansia yang mengalami hipertensi

tertinggi berada di Desa Haurpanggung yaitu sebanyak 186 orang lansia.

Tabel 1.3
Perbandingan Angka Kejadian Hipertensi pada Lansia di Desa
Haurpanggung Kabupaten Garut Tahun 2019

No Nama RW Jumlah Hipertensi pada Lansia


1. RW 01 45
2. RW 09 53
3. RW 13 88
Sumber : Laporan Puskesmas Haurpanggung Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa prevalensi lansia yang

mengalami hipertensi di Kelurahan Haurpanggung, kasus tertingginya berada

di RW 13 dengan jumlah 88 lansia yang mengalami hipertensi.

Dari hasil wawancara dengan beberapa petugas Puskesmas

Haurpanggung pun menyatakan bahwa di RW 13 Kelurahan Haurpanggung,

jumlah penduduknya paling banyak dengan tingkat pendidikan yang rendah,

kurang memperhatikan gaya hidup seperti pola aktivitas, pola nutrisi, pola

istirahan dan tidur, sebagian orang dalam pengetahuan tentang penyakit

hipertensi kurang. Sehingga dapat menimbulkan komplikasi penyakit

hipertensi seperti stroke, gagal jantung, gagal ginjal, dan ketajaman penglihatan
5

kurang. Faktor tersebut diperparah lagi oleh perubahan fungsi tubuh pada usia

lanjut sehingga lansia mudah terserang penyakit degeneratif maupun penyakit

menular.

Hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan kepada 10 orang lansia

pada tanggal 3 Juni 2021 di RW 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja

Puskesmas Haurpanggung menunjukkan bahwa terdapat 2 orang yang

mengetahui pengertian hipertensi adalah tekanan darah tinggi, penyebabnya

terlalu banyak memakan makanan yang mengandung garam, merokok, dan

tanda gejala seperti marah-marah dan pusing. Kemudian 2 orang hanya

mengetahui pengertian hipertensi sebagai naiknya tekanan darah, 4 orang tidak

mengetahui penyakit hipertensi, dan 2 lainya hanya mengetahui pengertian dan

pencegahan penyakit hipertensi seperti meminum obat secara rutin, olah raga

teratur dan memakan-makanan yang rendah natrium atau rendah garam seperti

memakan ikan asin.

Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit Hipertensi di RW

13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Pengetahuan Lansia tentang

Penyakit Hipertensi di RW 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja


6

Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut

Tahun 2021?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pegetahuan lansia tentang penyakit

hipertensi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang pengertian

penyakit hipertensi

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang penyebab

dan faktor risiko penyakit hipertensi

3. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang tanda dan

gejala penyakit hipetensi

4. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang cara

pencegahan penyakit hipertensi

5. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang komplikasi

penyakit hipertensi

6. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia tentang

penatalaksanaan penyakit hipertensi


7

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian diharapkan bisa menjadi sumber data dasar bagi

penelitian dan sebagai referensi pengetahuan di bidaang kesehatan,

khususnya keperawatan tentang hipertensi pada lansia.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Bagi Responden Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan

pengetahuan lansia sehingga lansia dapat mencegah terjadinya

komplikasi penyakit hipertensi. Serta dapat membuka pandangan

lansia untuk jangan memandang remeh penyakit hipertensi dan untuk

mencegah kekambuhan serta menghindari komplikasi lebih lanjut yang

dapat mengancam jiwa, sehingga dapat meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat menuju yang lebih baik.

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai saran untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat

sekaligus menambah wawasan salam membuat penelitian yang

berkaitan dengan pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi serta

hasil penelitian ini diharapakn menjadi tambahan referensi dan bahan

bacaan untuk penelitian lebih lanjut.


8

3. Bagi Ilmu Keperawatan

Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi

perkembangan ilmu keperawatan mengenasi pengetahuan masyarakat

tentang hipertensi pada lansia.

4. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi puskesmas,

khususnya kepada pelaksana program penanggulangan penyakit

hipertensi pada lansia dalam merencanakan intervensi atau penyuluhan

bagi masyrakat yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan.

5. Bagi Peneliti

Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan

untuk memahami dan mengetahui keadaan masyarakat baik secara

lisan atau tulisan dan berguna bagi kehidupan peneliti dimasa yang

akan dating.
9
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan "what", misalnya apa air, apa manusia, apa

alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab

"what", melainkan akan menjawab pertanyaan "why" dan "how", misalnya

mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa

manusia bernafas, dan sebagainya.

2.1.2 Tingkatan Pengetahuan

Pengetahuan yang cukup di dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan seluruh

bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu "Tahu" ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

dipelajari yaitu menyebutkan, menguraikan, mengidentifikasi,

menyatakan dan sebagainya.10


10
Sekidjo Notoatmodjo, 2014, Jakarta hlm 1
10

2. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang obyek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan secara benar.orang yang paham terhadap objek

atau materi terua dapat menjelaskan menyebutkan contoh,

menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap suatu objek yang

dipelajari.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi apapun kondisi rill (sebenarnya).

Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

4. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih didalam stuktur

organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada.

6. Evaluasi (Evalution)
11

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.Penilaian-

penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

1. Faktor Internal

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk

mendapat informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan

sehingga dapat meningkatan kualitas hidup.

Menurut YB mantra pendidikan dapat mempengaruhi seseorang

termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam

memotivasi untuk sikap berperan serta dalam pembangunan pada

umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima

informasi.

b. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan

adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang


12

kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber

kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan, bekerja

umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.bekerja bagi ibu-

ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

c. Umur

Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003) usia adalah

umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang

tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih

dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaanya. Hal ini

akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

2. Faktor eksternal

a. Faktor lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan

pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok.

b. Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi

dari sikap dalam menerima informasi.11


11
Ibid, hlm 16
13

2.1.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoadmodjo (2014)

adalah sebagai berikut:

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba salah (trial and error)

Cara ini telah dipakai orang sebelum adanya kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan

apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba. Kemungkinan

yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama, pemegang

pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain yang menerima

mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas,

tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya baik

berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribaripun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali


14

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih populer atau

disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh

Francis Bacon (1561-1626). Akhirnya lahir suatu cara untuk melalukan

penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah.12

2.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan

Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui

dan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : hasil persentase 76-100%

2. Cukup : hasil persentase 56-75%

3. Kurang: hasil persentase <56%.13

2.2 Konsep Lansia

2.2.1 Pengertian Lansia

Lanjut usia didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan,

meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan

lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan

fisiologis yang terkait dengan usia.14 Lansia merupakan seseorang yang

berusia 60 tahun ke atas baik pria maupun wanita, yang masih aktif

beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari
12
Ibid, hlm 15
13
Ibid, hlm 17
14
Aru, 2009
15

nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi

dirinya.15

Secara umum seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya

65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap

lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan

kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress lingkungan.Lansia

adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap konsisi stress fisiologis.

Kegagalan ini berkaitan dengan berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.16

2.2.2 Batasan Usia Lansia

Di Indonesia lanju usia adalah usia 60 tahun keatas. Hal ini dipertegas

dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang kesejahteraan

lanjut usia pada Bab 1 Pasal 1 Ayat 2 (Nugroho,2008). Beberapa

pendapat para ahli tentang batasan usia adalah sebaga berikut:

1) Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada empat tahapan

yaitu:

a) Usia pertengahan (middle age), usia 45-59 tahun

b) Lanjut usia (elderly), usia 60-74 tahun

c) Lanjut usia tua (old), usia 75-90 tahun

d) Usia sangat tua (very old), lansia > 90 tahun

15
Tamher, 2009
16
Effendi, 2009
16

2) Menurut Kementerian Kesehatan RI (2015) lanjut usia dikelompokkan

menjadi usia lanjut (60-69 tahun) dan usia lanjut dengan risiko tinggi

(lebih dari 70 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan)

2.2.3 Klasifikasi Lansia

Menurut Depkes RI (2013) klasifikasi lansia terdiri dari:

1) Pra lansia yaitu seorang yang berusia antara 45-59 tahun

2) Lansia ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih

3) Lansia risiko tinggi ialah seorang yang berusia 60 tahun atau lebih

dengan masalah kesehatan.

4) 4.) Lansia potensial adalah lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan dan kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau jasa

5) Lansia tidak potensial ialah lansia yang tidak berdaya mencari nafkah

sehingga hidupnya bergantung pada bantuan oranglain.

2.2.4 Karakteristik Lansia

Menurut pusat data dan informasi, kementrian kesehatan RI (2016),

karakteristik lansia dapat dilihat berdasarkan kelompok berikut ini:

1) Jenis kelamin

Lansia lebih didominasi oleh jenis kelamin perempuan. Artinya, ini

menunjukan bahwa harapan hidup yang paling tinggi adalah

perempuan.

2) Status perkawinan
17

Penduduk lansia ditilik dari status perkawinannya sebagian besar

berstatus kawin 60% dan cerai mati 37%.

3) Living arrangement

Angka beban tanggungan adalah angka yang menunjukan perbandingan

banyaknya orang tidak produktif (umur <15 tahun dan >65 tahun)

dengan orang berusia produktif (umur 15-64 tahun). Angka tersebut

menjadi cermin besarnya beban ekonomi yang harus ditanggung

penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk usia nonproduktif.

4) Kondisi Kesehatan

Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk

mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan bisa menjadi

indikator kesehatan negatif. Artinya, semakin rendah angka kesakitan

menunjukan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.17

2.2.5. Kemunduran Fisik pada Lansia

Kemunduran sistem tubuh lansia akan mempengaruh aktivitas

kesehariannya, perubahan ini akan terjadi sebagai berikut:

 Fungsi motorik: menurunya kekuatan jaringn tulang, otot dan

sendi yang akan berpengaruh terhadap fleksibilitas, kekuatan

kecepatan, mudah jatuh, dan kekuatan tubuh, diantaranya adalah

kesulitan bangun diantara duduk atau sebaliknya, jongkok,

bergerak, dan berjalan.

17
http://eprint.poltekesjogja.ac.id diakses pada tanggal 3 mei 2021 pukul 10.00 WIB
18

 Fungsi sensorik: berbengaruh sensivitas indra (saraf penerima),

diantaranya adalh indra penglihatan dan peraba yang

menimbulkan hilangnya perasaan jika dirangsang, (anesthesia),

perasaan berlebihan jika diransang (hiperestesia), dan perasaan

yang timbul yang tidak semestinya (paraestesia).

 Fungsi sensomotorik; mengalami gangguan keseimbangan dan

koordianasi.

Kemunduran tersebut mengakibatkan lansia mengalami

keterbatasan dan penyakit-penyakit yangs selain karena gaya hidup

yang waktu muda, juga ditambah karena factor usia. Oleh karena itu

tidak menuttup kemungkinan lansia membutuhkan alat bantu untuk

menopang beban tubuh yang diakibatkan oleh terganggunya daya

keseimbangan.18

2.3 Konsep Hipertensi

2.3.1 Pengertian

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan

darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan

yang terjadi didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh

jantung keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi

darah.19

18
http://eprints.itenas.ac.id diakses pada tanggal 27 juni 2021 pukul 21.37 WIB
19
M.Ridwan., mengenai, mencegah, mengatasi silent killer Hipertensi. Pustaka Widyatamara :
semarang 2008. Hlm 1.
19

Apabila seseorang memiliki tekanan darah mencapai 140 mmHg

(systolic) atau lebih yang diukur ketika sedang duduk dan tekanan darah

diastolic 90 mmHg atau lebih, maka orang tersebut dikategorikan memiliki

tekanan darah tinggi atau diatas rata-rata. Seseorang dapat juga

dikategorikan hipertensi jika tekanan darahnya sekitar 160/90 mmHg yang

diukur sebanyak tiga kali pengukuran dan tekanan darah tersebut bertahan

selama dua bulan.20

Menurut WHO hipertensi adalah dimana terjadinya peningkatan

sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan tekanan diastolic

lebih besar 95 mmHg. Masalah ini biasa mengakibatkan berbagaia

komplikasi penyakit yang berbahaya dan erat kaitanya dengan masalah

organ pada jantung.21

Terdapat perbedaan tentang batasan hipertensi yaitu pria, usia kurang

dari 45 tahun, diktakan hipertensi bila tekanan darah waktu berbaring

diatas atau sama dengan 130/90 mmHg, sedangkan pada usia lebih dari 45

tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darh diaats 140/95 mmHg.

Sedangkan pada wanita wanita tekanan darah diatas sama dengan 160/96

mmHg.22

2.3.2 Penyebab Hipertensi

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke,

serangan jantung, gagal jantung, dan aneurisma arterial, serta merupakan


20
M.Morgan Jont, Dkk., Lecture notes kardiologi, Edisi Keempat. Erlangga medical Series :
Jakarta, Hlm 58.
21
Pengertian Hipertensi Menurut WHO, Http:/Hellosehat.com. diakses pada tanggal 3 mei 2021
pukul 10.25 WIB
22
Sharif La Ode. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika: Yogyakarta, 2021. Hlm.241.
diakses pada Tanggal 3 Mei 2021 pukul 10.40
20

penyebab utama gagal jantung kronis.

Selain faktor genetika, usia, dan jenis kelamin, ada beberapa faktor

penyebab yang lainnya, antara lain:23

a. Terlalu banyak konsumsi garam

Mengonsumsi garam dapat meningkatkan jumlah natrium

dalam tubuh, adapun kelebihan natrium akan menyulitkan

ginjal untuk membuang sisa cairan dalam tubuh, sehingga

terjadi tumpukan cairan akhirnya penumpukan cairan ini

menyebabkan tekanan darah naik.

b. Sering stress

Stress bisa menaikan tensi darah, saat stress tubuh melepaskan

hormone kortisol dan adrenalin yang dapat menyebabkan

peningkatan denyut jantung. Hormone-hormon ini juga

mempersempit pembuluh dara, sehingga terjadi peningkatan

tekanan darah.

c. Malas gerak

Malas gerak atau mager merupakan penyebab tekanan darah

tinggi atau hipertensi yangs sering dianggap remeh. Detak

jantung dari orang yang jarang bergerak biasanya cenderung

cepat. Ini menjadi penyebab jantung harus bekerja exstra keras

untuk memompa darah, yang akhirnya berimbas pada

peningkatan tekanan darah atau hipertensi.

d. Obesitas
23
M Ridwan, Op. Hlm.5.
21

Semakin berat masa tubuh, semakin banyak darah yang

diperlukan untuk mengantar oksigen dan nutrisi keseluruh

jaringan tubuh. Hal ini tentu menjadi penyebab kerja jantung

lebih keras dari biasanya, sehingga tekanan darah lama-lama

akan naik dan hipertensi hipertensi pun tidak dapat terhindari.

e. Kebiasaan merokok

Merokok merupakakan salah satu penyebab hipertensi atau

darah tinggi yang paling umum. Rokok sudah terbukti dapat

membuat tekanan darah langsung meningkat karena

kandungan zat-zat berbahaya didalamnya, seperti nikotin,

dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah arteri. Bila ini

terjadi, pembuluh darah arteri akan menyempit dan tekanan

darah menjadi naik.24

Penyebab yang bisa menjadikan seseorang menderita penyakit yang

muncul karena tekanan darah, diantaranya:25

1. Kebiasaan merokok usia muda

Nikotin pada rokok juga berperan besar untuk mempengaruhi

pembuluh darah sehingga terjadi pengerasan. Darah yang

mengandung nikotin dapat dapat mengganggu kinerja jantung saat

memompa darah, akibatnya jantung bekerja lebih keras.

2. Genetika, factor resiko yang tidak bisa dihindari namun bisa dikontrol

24
https://hellosehat.com
25
M. Morgan Jhon, DKK Op.Cit. Hlm 58.
22

Riwayat hipertensi pada keluarga juga adalah salah satu sebabnya,

tak heran jika anak-anak dari keluarga dengan riwayat hipertansi

punya potensi lebih besar unty mengidap penyakit yang sama.

3. Obesitas, overweight atau kegemukan

Kondisi overweight pada seseorang berpengaruh pada system

renin-angoistesi-aldosteron, yang berfungsi mengontrol volme darah

dalam tubuh. System ini akan rusak, saat terjadi obesitas pada

seseorang, sehingga darah yang keluar akan semakin tidak terkendali,

dengan demikian maka hipertensi bisa terjadi.

4. Konsusmsi garam berlebihan

Garam yang dikonsumsi dalam waktu konstan dan jumalah tak

terkontrol akan menumpuk pada pembuluh darah. Akhirnya, dinding

pembuluh darah mengalami penebalan, inilah yang menjadikan

saluran darah semakin sempit dan menyebabkan tekanan darah kian

tinggi.

5. Kebiasaan konsumsi alcohol berlebihan

Saat alcohol, detak jantung seseorang bisa mengalami peningkatan.

Selanjutnya, bila konsumsi tetap dilanjutkan hingga 2-3 gelas pada

satu waktu tentunya ada hubungannya dengan detak jantung yang

semakin tinggi.

6. Faktor usia, kontrol dengan rutin olahraga

Lansia yang berusia diatas 60 tahun dideteksi sebagai kelompok

umur terbanyak pengidap hipertensi. Ini terjadi karena semakin


23

bertambah usia, maka organ tubuh, terutama pembuluh darah dan

jantung sering mengalami penurunan fungsi.

7. Tingkat stress yang tinggi, kontrol dengan banyak rekreasi

Tekanan dari kebutuhan hidup serta pekerjaan, apalagi yang tak

terselesaikan dan menumpuk memberikan andil bagi tingginya kinerja

jantung. Uunya jantung akan memompa darah lebih cepat. Salah satu

adanya kepala bagian belakang sering pusing.

2.3.3 Faktor Resiko Hipertensi

Ada dua faktor yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu

faktor yang dapat dimodifikasi dan faktor yang tidak dapat dimodifikasi.26

1. Faktor yang dimodifikasi antara lain:

a. Konsumsi lemak berlebih

Meskipun makan terlalu banyak lemak terutama lemak

jenuh yang ditemukan pada daging dan produk olahan susu

tidak secara langsung dapat mengakibatkan kenaikan tekanan

darah, tapi tetap merupakan salah satu faktor risiko penyakit

kardiovaskuler karena hal tersebut menyebabkan tingginya

kadr kolesterol di dalam darah.27

b. Obesitas

Menurut Jaya (2009) berat badan dan indeks masa tubuh

berhubungan dengan tekanan darah, terutama darah sistolik.

26
M Ridwan, Ibid. hlm 5
27
Anna dan bryan, 2007
24

c. Merokok

Walaupun merokok hanya menyebabkan peningkatan

tekanan darah sesaat, namun rokok yang berlangsung lma akan

menyebabkan resiko terkena penyakit jantung dan stroke.28

d. Stres

Stres akan mengakibatkan penurunan permukaan filtrasi,

aktivitas saraf simpattis yang berlebih serta produksi berlebih

renin angiotensin. Aktivitas berlebih dari saraf simpatir

menyebabkan peningkatan kontratikitas sehingga dapat

meningkatkan tekanan darah.

e. Kurang olahraga

Berolahraga secara rutin seperti bersepeda, joging dan

senam aerobik dapat memperlancar aliran darah sehingga

mengurangi resiko terkena tekanan darah tinggi. Berolahraga

juga dapat mengurangi asupan garam kedalam tubuh , yang

mana garam akan keluar dari dalam tubuh bersama keringat.

2. Faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi antara lain :

a. Usia

Sejalan dengan bertambahnya usia seseorang, maka memiliki

resiko tinggi mengalami kenaikan tekanan darah. Tekanan darah

sistolik terus meningkat sampai usi a80 tahun dan tekanan

diastolik akan meningkat sampai usia 55-60 tahun.

b. Keturunan
28
Anna dan bryan, 2007
25

Keturunan mempunyai peranan penting, jika orang tua

menderita atau mempunyai riwayat penyakit hipertensi maka

garis keturunan berikutnya memiliki resiko hipertensi yang lebih

besar.

c. Jenis kelamin

Dikrenakan laki-laki dianggap lebih rentan terkena penyakit

hipertensi dibandingkan dengan perempuan. Hal ini disebabkan

gaya hidup yang buruk dan tingkat stress yang dihadapi oleh

laki-laki dari pada perempuan.

2.3.4 Tanda dan Gejala Hipertensi

Berapa orang dengan tekanan darh tinggi melaporkan sakit kepala

(terutama di bagian kepala dan pada pagi hari), serta pusing, vertigo,

tinnitus (dengung atau desis didalam telinga), gangguan penglihatan atau

pingsan.29

Sedangkan gejala umum yang mungkin terjadi pada organ dengan

tekanan darah tinggi meliputi:

a. Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah

beberapa jam.

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk.

c. Mudah lelah, lesu, impoten.

d. Telinga berdenging.
29
www.Academia.Edu>Hipertensi. Diakses pada tanggal 3 mei 2021 pukul 10.55
26

e. Detak jantung berdebar cepat.

f. Pandangan agak kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah

menjadi marah.

Tanda dan gejala dari hipertensi yang lainnya, yaitu:.30

a. Pandangan mata sering kabur dan juga jantung terasa beedebar-debar

b. Sakit kepala, akibat meningkatnya tekanan darah

c. Susah berkonsentrasi, intensitas buang air kecil yang semakin serin

d. Lelah menjalani beragam aktifitas kadang diselingi vertigo dengan

intensitas hampir setiap hari

e. Mudah marah, atau sensitif terhadap hal-hal yang dirasa tidak

menyenangkan atau tidak atau tidak disukai.

2.3.4. Klasifikasi Hipertensi

Pada pemeriksaan tekanan darah yang diukur adalah tekanan sistolik

dan diastolic. Tekanan darah diklasifikasikan sebagai normal apabila

sistolik nya kuran dari 120 mmHg dan diastolikmya kurang dari 80

mmHg, atau bisa ditulis dengan 120/80 mmHg.

Berikut adalah klasifikasi tingkatan dalah hipertensi:31

 Prahipertensi

Tekanan darah sistolik 120-139 mmHg atau tekanan darah diastolic

80-89 mmHg tergolong prahipertensi.

 Hipertensi tingkat 1

30
Riski Chandra Suari.Http://Hellosehat,com>Pusat-kesehatan. Diakses pada tanggal 4 mei 2021
Pukul 11.03
31
https://www.alodokter.com diakses pada tanggal 27 juni 2021 pukul 21. 50 WIB
27

Jika tekanan darah sistolik 140-159 mmHg atau tekanan darah

diastolic 90-99 mmHg.

 Hipertensi tingkat 2

Jika tekanan darah >160 mmHg atau tekanan darah diastolic > dari

100 mmHg.

 Hipertensi krisis

Jika tekanan darah melebihi 180/12 mmHg .

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:32

1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140

mmHg dan tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg

2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari

160 mmHg dan tekanan diastolic lebih rendah dari 90 mmHg.

2.3.5 Komplikasi hipertensi

Berikut ini adalah macam-macan komplikasi hipertensi yang terjadi:33

a. Stroke

Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor,

pecah atau tersumbah. Hal ini dapat mengganggu aliran datah yang

membawa oksigen dan nutrisi ke otak, jika hal ini terjadi sel-sel dan

jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan terjadi stroke.

b. Serangan jantung

Hipertensi lama kelamaan dapat mebuta pembuluh darah ateri jantung

menjadi keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah
32
Nurarif, A.N, Dkk (2015). Aplikasi Ansuran Keperawatan Diagnosa Medis Nanda Nic noc Edisi
Revisi Jilid 2. Mediaction: Yogyakarta. Hlm.102
33
http://www.alodokter.com diakses pada tanggal 27 juni 2021 pukul 22.08 WIB
28

jantung sudah cukupparah, maka aliran darah menuju otot0otot jantung

akan terhambat. Hal ini kemudian dapat menyebabkan serangan

jantung.

c. Gagal jantung

Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk

memompa darah. Hal ini dapat membuat dinding dan otot jantung

menebal, sehingga jantung kesulitan untuk memompa cukup darah

keseluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat memompa darah

dengan baik, maka konsisi ini disebut gagal jantung.

d. Gangguan ginjal

Jika dibiarkan tampa penanganan, tekanan darah tinggi dapat merusak

pembuluh darah dan ginjal dan mengganggu kemampuan organ

tersebut untuk berfungsi denga baik. Lama kelamaan, hipertensi yang

tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal.

2.3.6 Pencegahan Hipertensi

Darah tinggi bila susah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti

genetik atau usia maka tindakan yang paing tepat adalah dengan kontrol

diri dan pengendalian yang baik. Perubahan gaya hidup paling banyak

disarankan oleh dokter.34

Hal yang demikian dilakukan dengan harapan tidak sampai terjadi

stroke, sebagai berikut.35

1. Membatasi asupan garam, perbanyak sayur

34
M Ridwan, Ibid, Hlm 120.
35
Ibid, Hlm 124.
29

Sifat garam yang mampu meningkat air menjadikan potensi

konsumsi makanan yang terlalu asin atau yang diasinkan secara

berlebihan tidak pas untuk pengidap hipertensi. Terlebih untuk

menghindari stroke. Oleh karena itu, sangat tepat bagi penderita

hipertensi untuk membatasi asupan agaram agar tekanan darah

normal.

2. Perbanyak olahraga kardio seperti berjalan secara rutin, atau olahrag

jalan cepat.

Berjalan kaki adalah kebiasaan sehat, malahan berjalan dengan

langkah yang cepat terbukti menurunkan tekanan darah hingga 8/9

mmHg. Selain itu, berolahraga ringan ini mengefesiensi suplai

oksigen kejantung, dampaknya kinerja jantung jadi lebih stabil. Butuh

30 menit total dalam seminggu, dengan jarak dan kecepatan yang

bervariasi agar tekanan darah tetap normal.

3. Banyak konsumsi kentang karena kaya potassium untuk kontrol

tekanan darah

Beberapa bahan pangan, seperti kentang dipercaya untuk

menurunkan tekanan darah. Hal yang senada juga diamini peneliti

Linda Van Horn, yang menyatakan, buah dan sayuran yang kaya

potassium dengan jumlah 2000-4000 mg per hari, menjadi bagian

penting dari program penurunan tekanan darah apapun. Sebagai bahan

pangan, kentang tak hanya kaya dengan karbohidrat, tetapi juga punya

kandungan potassium yang tinggi.


30

Adapun pencegahan primer, sekunder dan tersier yaitu:36

1. Pencegahan primer

a. Tidur yang cukup, antara 6-8 jam perhari

b. Kurangi makanan berkolesterol tinggi dan perbanyak aktifitas

fisik untuk mengurangi berat badan.

Berdasarkan penelitian oleh Clinical And Public Health

Advisory From The Nationala High Blood Preasure

Education Program Amerika Serikat bahawa penurunan berat

badan sebesar 4,4 kg dapat menurunkan tekanan darah sampai

dengan 7.0 mmHg dan aerobik selama 30 menit setiap hari

bisa menurunkan tekanan darah sampai 4.05 mmHg.

c. Kurangi konsumsi alcohol

Jika dikonsumsi dalam porsi yang kevil, alcohol dapat bekerja

dengan melebarkan pembuluh darah, sehingga dapat

menurunkan tekanan darahuntuk sementara. Lain halnya jika

alcohol dikonsumsi secaraa berlebihan dalam waktu yang

lama.

d. Konsumsi minyak ikan

Telah diketahui bahwa peningkatan konsumsi minyak ikan

yang mengandung asam lemak (omega 3) dapat menurunkan

tekanan darah secara signifikan terutama bagi mereka yang

menderita diabetes.

36
M Ridwan, Ibid, Hlm 160.
31

e. Suplai kalsium, meskipun hanya menurunkan sedikit tekanan

darah tapi kalsium juga cukup membantu

2. Pencegahan sekunder

a. Pola makanan yang sehat

b. Mengurangi garam dan natrium untuk diet

c. Fisik aktif

d. Mengurangi alcohol intake

e. Berhenti merokok, kandungan zat-zat berbahaya didalamnya,

seperti nikotin, dapat merusak lapisan dinding pembuluh darah

arteri. Bila ini terjadi, pembuluh darah arteri akan menyempit dan

tekanan darah menjadi naik.

3. Pencegahan tersier

a. Pengontrolan tekanan darah secara rutin untuk mengetahui tekanan

darah tinggi atau rendah.

b. Olahraga dengan terarur dan disesuaikan dngan kondisi tubuh.

2.3.7 Penatalaksanaan hipertensi

1. Non farmakologi

 diet tinggi kasium/natrium

 diet kaya buah dan sayur

 diet rendah kalori

 melakukan olahraga secara teratur (aktivitas fisik aerobic selama

30-40 menit/hari)
32

 berhenti merokok

 tidak minum alcohol dapat menurunkan tekanan darah.

2. Farmakologi

 Di mulai dengan salah satu obat berikut hidroklorotiazid (HCT)

12,5-25 mg/hari dosis tunggal pagi hari, propranolol 2x20-40

mg/hari.melthyldopa, MgSO4, kaptropil 2-3x12,5 mg/hari,

nifedifin long acting (short acting tidak diajukan) 1x 20-60 mg,

terigard 3x1 tablet, amlodipine 1x5-10 mg, diltiazem (3x30-60

mg/hari) kerja panjang 90 mg/hari.

 Sebaiknya dosis dimulai dari yang terendah dievaluasi dengan

berkala sampai tercapai respon yang diinginkan.

2.4 Kerangka Teori

Perilaku ini ditentukan oleh tiga faktor utama yakni:37

1. Faktor Pendorong

Faktor-faktor yang mempermudahkan terjadinya perilaku sesorang,

antara lain pengetahuan, sikap, keyakinan, nilai-nilai, tradisi, dsb.

2. Faktor Pemungkin

Faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau

tindakan. Yang dimaksud factor pemungkin adalah sarana dan prasarana

atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan.

3. Faktor Penguat

37
Noto Atmodjo, Hlm 151.
33

Faktor yang mendorong atau yang memperkuat terjadinya perilaku.

Kadang-kadang meskipun orang tahu dan mampu untuk berperilaku

sehat, tetapi tidak melakukannnya.


34

Bagan 2.1
Kerangka Teori

Faktor predisposisi
(predisfocing factor)
1. Pendidikan
2. Pengetahuan
3. Sikap
4. Kepercayaan
Gambaran pengetahuan lansia
5. Keyakinan tentang penyakit hipertensi di
6. Nilai-nilai RW 13 Desa Haurpanggung
Wilayah Kerja Upt
Haurpanggung Kecamatan
Faktor yang mempengaruhi
Tarogong Kidul Kabupaten
pengetahuan :
Garut 2021
1. Faktor internal
1. Pengertian
- Pendidikan
2. Penyebab dan factor
- Umur
- Pekerjaan resiko
2. Faktor ekternal 3. Tanda dan gejala
- Lingkungan 4. Pencegahan
sosial budaya 5. Komplikasi
- Sikap 6. Penatalaksanaan
- tindakan

Keterangan :
: Variabel Yang Diteliti

: Variabel Yang Tidak Diteliti


35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam

penelitian. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal: pertama,

rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam

mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan

data, dan kedua, rancangan penelitian digunakan untuk mendefinisikan

struktur penelitian yang akan dilaksanakan.38

Metode deskriptif kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena

metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai

metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivesme

karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode

ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,

obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini cocok digunakan untuk

pembuktian/konfirmasi. Metode ini disebut metode kuantitatif karena adanya

data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.

Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran

pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul

Kabupaten Garut tahun 2021.

38
Arikunto, suharsimi S. 2010. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik.jakarta : Rineka
Cipta: hlm. 20
36

3.2. Paradigma Penelitian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan "what", misalnya apa air, apa manusia, apa

alam, dan sebagainya. Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab

"what", melainkan akan menjawab pertanyaan "why" dan "how", misalnya

mengapa air mendidih bila dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa

manusia bernafas, dan sebagainya.

Lanjut usia didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan,

meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan

lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis

yang terkait dengan usia (Aru, 2009). Lansia merupakan seseorang yang

berusia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita, yang masih aktif

beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari

nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi

dirinya.

Hipertensi pada lansia merupakan hal yang sering ditemukan karena

sebagian besar orang-orang paruh baya atau lansia berisiko terkena hipertensi.

Pada lansia disebabkan oleh penurunan elastisitas dinding aorta, penebalan

katup jantung yang membuat kaku katup, menurunnya kemampuan

memompa jantung, dan kehilangan elastisitas pembuluh darah perifer, serta

meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer. Penyebab lansia menderita

hipertensi di atas karena kemunduran fungsi kerja tubuh.


37

Dalam penelitian ini, peneliti ingin memperoleh gambaran

pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi yang akan didapatkan hasil

pengetahuan baik, cukup, atau kurangnya pemahaman lansia tentang

hipertensi.

Bagan 3.1
Kerangka Pemikiran

Faktor predisposisi Gambaran pengetahuan


lansia tentang penyakit
(predisfocing factor)
hipertensi di RW 13 Desa
1. Pendidikan Haurpanggung Wilayah
2. Pengetahuan Kerja UPT Puskesmas
3. Sikap Haurpanggung Kecamatan
4. Kepercayaan Tarogong Kidul
5. Keyakinan Kabupaten Garut 2021,
6. Nilai-nilai
meliputi:
1. Pengertian hipertensi Baik : 76-100%
2. Penyebab dan factor Cukup : 56-
Faktor yang
resiko hipertensi 75%
memperngaruhi
pengetahuan : 3. Tanda dan gejala
Kurang : <56%
hipertensi
1. Faktor internal 4. Pencegahan penyakit
- Pendidikan hipertensi
- Umur 5. Komplikasi penyakit
- Pekerjaan hipertensi
2. Faktor ekternal 6. Penatalaksanaan
- Lingkunga penyakit hipertensi
n sosial
budaya
- Sikap
- tindakan
38

Keterangan :

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti.39

3.3. Variabel dan Subvariabel Penelitian

3.3.1. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh

anggota-anggota suatu kelompok yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah pengetahuan lansia

tentang penyakit hipertensi.

3.3.2. Sub variabel

Adapun beberapa sub variabel penelitian yaitu:

1. Pengetahuan lansia tentang pengertian hipertensi.

2. Pengetahuan lansia tentang penyebab dan faktor resiko hipertensi.

3. Pengetahuan lansia tentang tanda dan gejala hipertensi.

4. Pengetahuan lansia tentang cara pencegahan terjadinya hipertensi.

5. Pengetahuan lansia tentang komplikasi hipertensi.

39
Sugiyono, metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung, 2016, hlm 42.
39

6. Pengetahuan lansia tentang penatalaksanaan hipertensi.

3.4. Definisi Konseptual dan Definisi Operasional

3.4.1. Definisi Konseptual

Kerangka konseptual pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara

konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan

dilakukan.40

Gambaran adalah hasil menggambar atau lukisan. Pengetahuan

(knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab

pertanyaan "what", misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya.

Sedangkan ilmu (science) bukan sekedar menjawab "what", melainkan akan

menjawab pertanyaan "why" dan "how", misalnya mengapa air mendidih bila

dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan

sebagainya.

Lanjut usia didefinisikan sebagai penurunan, kelemahan,

meningkatnya kerentanan terhadap berbagai penyakit dan perubahan

lingkungan, hilangnya mobilitas dan ketangkasan, serta perubahan fisiologis

yang terkait dengan usia (Aru, 2009). Lansia merupakan seseorang yang

berusia 60 tahun keatas baik pria maupun wanita, yang masih aktif

beraktivitas dan bekerja ataupun mereka yang tidak berdaya untuk mencari
40
Arikunto suharsimi, ibid. Hlm 36.
40

nafkah sendiri sehingga bergantung kepada orang lain untuk menghidupi

dirinya.41

Hipertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan

darah manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan yang

terjadi didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung

keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi darah.42

3.4.2. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud yang diukur oleh variabel yang bersangkutan43. Dalam penelitian

ini definisi operasional tentang variabel “Gambaran Pengetahuan Lansia

Tentang Penyakit Hipertensi Di Rw 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja

UPT Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten

Garut Tahun 2021”.

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi alat ukur Alat ukur Hasil ukur Skala


Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
hipertensi mengenai hipertensi Cukup (56-75%)
meliputi: Kurang (<56%)
1. pengertian hipertensi
2. penyebab dan factor
resiko
3. tanda dan gejala,
4. pencegahan,
5. komplikasi
41
http://eprint.poltekesjogja.ac.id
42
M.Ridwan., mengenai, mencegah, mengatasi silent killer Hipertensi. Pustaka Widyatamara :
semarang 2008. Hlm 1.
43
Arikunto suharsimi, ibid Hlm36.
41

6. penatalaksanaan
hipertensi
Subvariabel
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
pengertian mengenai pengertian Cukup (56-75%)
penyakit hipertensi yaitu: Kurang (<56%)
hipertensi
Hipertensi adalah
kondisi dimana
terjadinya peningkatan
sistolik lebih besar atau
sama dengan 160
mmHg dan tekanan
diastolic lebih besar 90
mmHg
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
penyebab dan mengenai penyebab dan Cukup (56-75%)
factor rsiko factor resiko hipertensi Kurang (<56%)
hipertensi yaitu:

Penyebab hipertensi:
1. Terlalu banyak
konsumsi garam
2. Sering stress
3. Malas gerak
4. Obesitas
5. Kebiasaan
merokok
Adapun faktor resiko:
1. Faktor yang
dimodifikasi
seperti
konsumsi lemak
berlebih,
obesitas,
merokok, stress,
kurang olahraga.
2. Faktor yang
tidak dapat
dimodifikasi
antara lain usia,
keturunan, jenis
kelamin.
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
42

lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)


tanda dan mengenai tanda dan Cukup (56-75%)
gejala penyakitgejala hipertensi Kurang (<56%)
hipertensi seperti:
1. Sakit kepala saat
bangun tidur
yang kemudian
menghilang
setelah beberapa
jam
2. Rasa pegal dan
tidak nyaman
paad tengkuk
3. Mudah lemah,
lesu, impoten
4. Telinga
berdenging
5. Detak jantung
berdebar cepat
6. Pandangan agak
kabur, susah
tidur, sakit
pinggang dan
mudah marah
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
cara mengenai pencegahan Cukup (56-75%)
pencegahan penyakit hipertensi Kurang (<56%)
penyakit yaitu:
hipertensi 1. Pencegahan
primer
2. Pencegahan
sekunder
3. Pencegahan
tersier
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
komplikasi mengenai komplikasi Cukup (56-75%)
penyakit hipertensi yaitu: Kurang (<56%)
hipertesni 1. Stroke
2. Serangan
jantung
3. Gagal jantung
4. Gagal ginjal
Pengetahuan Segala sesuatu yang Kuesioner Kategori : Ordinal
lansia tentang diketahui oleh lansia Baik (76-100%)
43

penatalaksanaa mengenai Cukup (56-75%)


n penyakit penatalaksanaan Kurang (<56%)
hipertensi penyakkit hipertensi
yaitu:
1. Non
farmakologi
2. Farmakologi

3.5. Populasi dan sampel

3.5.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempuanyai kualitas dan karateristik tertentu yang di

tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.44 Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian.45

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa

populasi adalah semua objek yang diamati dalam penelitian. Populasi

dalam penelitian ini adalah lansia di RW 13 Desa Haurpanggung

Wilayah Kerja UPT Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong

Kidul dengan jumlah 107 jiwa.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut.46 Pengambilan sampel dapat ditentukan

dengan teknik random sampling. Simple random sampling merupakan

pengambilan secara acak sistematis, yaitu cara ini dilakukan jika

44
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D, Alfabeta bandung 2016, hlm 42
45
Notoatmodjo soekidjo, metodologi penelitian kesehatan, rineka cipta, Jakarta 2014, hlm 14
46
Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, rineka cipta, Jakarta 2010, hlm 173
44

populasi mempunyai karakteristik heterogen. Sampel penelitian ini ada

52 orang sampel diambil menggunakan rumus Slovin, melalui

perhitungan.

N
n=
1+ N (d)²

Keterangan :

n : jumlah sampel

N : Jumlah populasi

d² : Presisi yang ditetapkan

107
n=
1+107 (0,1)²

107
n=
1+1,07

107
n=
2,07

n=51.69=52

Dari perhitungan maka pada penelittian ini diambil sampel

sebanyak 52 orang dimana responden berada di RW 13 Kelurahan

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

Agar karakteristik sampel tidak menyimpang dari populasinya

maka sebelum dilakukan pengambilan sampel perlu ditentukan

kriteria inklusi maupun kriteria eksklusi.

a. Kriteria inklusi

Adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap

anggota populasi yang dpat diambil sebagai sampel. Kriteria


45

inklusi pada penelitian ini adalah:

1. Responden adalah lansia yang berada di RW 13 Kelurahan

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

2. Bisa membaca dan menulis

3. Bersedia menjadi responden

4. Bisa berbahasa Indonesia

5. Sehat jasmani dan rohani

b. Kriteria eksklusi

Adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil

sebagai sampel. Kriteria eksklusi pada penelitian ini adalah :

1. Responden adalah lansia yang bukan berada di RW 13

Kelurahan Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul

Kabupaten Garut

2. Tidak bisa membaca dan menulis

3. Tidak bersedia menjadi responden

4. Tidak bisa berbahasa Indonesia

5. Tidak sehat jasman dan rohani

3.6. Pengumpulan Data

3.6.1. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada

objek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan

dalam suatu penelitian. Langkah-langkat pengumpulan data


46

bergantung pada rancangan penelitian dan teknik intrumen yang

digunakan.47

Data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut;

1. Data primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti sendiri

atau dirinya sendiri. Data tersebut didapat dari hasil membagikan

kuesioner pada lansia yang ada di RW 13 Kelurahan

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang dihasilkan oleh orang lain,

bukan hasil peneliti itu sendiri. Data ini biasanya berasal dari

penelitian oleh lembaga-lembaga. Data tersebut diperoleh dari

Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Puskesmas Haurpanggung, dan

Desa Haurpanggung. Selain itu, juga berasal dari buku

keperawatan, jurnal keperawatan, maupun artikel di internet.

3.6.2. Instrumen Penelitian

Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memperi pertanyaan atau pertanyaan

ditulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner dapat berupa

kuesioner pertanyaan tertutup atau terbuka.48

Instrumen penelitian berisi kumpulan pertanyaan yang diajukan

dengan jumlah pertanyaan sebanyak 30 soal dengan bentuk pilihan

47
Sugiyono, op.cit.
48
Sugiono, op.cit.
47

ganda, responden menjawab salah satu jawaban yang dianggap benar.

Adapun penilaiannya sebagai berikut :

 Jika responden menjawab diberi nilai 1

 Jika responden menjawab salah diberi nilai 0

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.49 Suatu variabel

(pertanyaan) dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi

secara signifikan dengan skor totalnya. Uji validitas telah dilakukan di

RW 09 Desa Haurpanggung karena mempunyai karakteristik yang

sama dengan lokasi penelitian dengan jumlah responden yaitu 30

orang lansia yang menderita hipertensi dan diberikan kuesioner

sebanyak 30 pertanyaan. Teknik korelasi yang digunakan yaitu teknik

korelasi product moment seperti berikut ini :

Rumus :

r =n ¿ ¿

Keterangan:

r : Koefisien korelasi item-total (bivariate pearson)

i : Skor item

x : Skor total

n : Banyaknya subjek

Keputusan uji :
49
Sugiono, ibid
48

a. Bila r hitung > r table, maka variabel valid

b. Bila r hitung < r table, maka variabel tidak valid

Apabila r hitung lebih besar dari r tabel, maka kuesioner tersebut

dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai intrumen penelitian,

begitu juga sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari r tabel maka

kuesioner tersebut tidak layak dijadikan instrumen penelitian.

Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas

No Item r hitung r tabel 5% Keterangan


(untuk 35
responden)
P_1 .595 0.334 Valid
P_2 -.047 0.334 Tidak Valid
P_3 .403 0.334 Valid
P_4 .568 0.334 Valid
P_5 .327 0.334 Tidak Valid
P_6 -.102 0.334 Tidak Valid
P_7 .542 0.334 Valid
P_8 .556 0.334 Valid
P_9 .395 0.334 Valid
P_10 .168 0.334 Tidak Valid
P_11 .393 0.334 Valid
P_12 .451 0.334 Valid
P_13 .201 0.334 Tidak Valid
P_14 .211 0.334 Tidak Valid
P_15 .429 0.334 Valid
P_16 .623 0.334 Valid
P_17 .395 0.334 Valid
P_18 .377 0.334 Valid
P_19 .102 0.334 Tidak Valid
P_20 .444 0.334 Valid
P_21 .549 0.334 Valid
P_22 .393 0.334 Valid
P_23 .084 0.334 Tidak Valid
P_24 .460 0.334 Valid
P_25 .534 0.334 Valid
P_26 .472 0.334 Valid
P_27 .391 0.334 Valid
49

P_28 -.293 0.334 Tidak Valid


P_29 .496 0.334 Valid
P_30 .472 0.334 Valid

Hasil uji validitas di atas yang telah dilakukan pada 35 lansia di

RW 09 Desa Haurpanggung dengan 30 pertanyaan. Hasilnya yaitu 21

pertanyaan yang valid dan 9 yang tidak valid yaitu pertanyaan

2,5,6,10,13,14,19,23, dan 28, sehingga item yang digunakan dalam

penelitian sebanyak 21 pertanyaan dan pertanyaan yang tidak valid

dihilangkan karena pertanyaan yang lain dianggap mewakili tiap

subvariabel yang ada.

3.7.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukan sejauh

mana hasil pengukuran tetap konsisten. Perhitungan reliabilitas ini

dilakukan dengan menggunakan rumus Koefisien Alpha Cronbach

yaitu:

α= [ ][
k
k−1
1−
∑s ² j
S² ]
Dimana:

α : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir atau soal

∑Sʲ² : jumlah varians butir

Ss² : varian skor total tes

Keputusan uji:
50

a). Jika nilai Cronbach alpha > r tabel maka kuesioner atau angket

dinyatakan reliabel atau konsisten

b). Sementara jika nilai Cronbach alpha < r tabel maka kuesioner

atau angket dinyatakan tidak reliabel atau konsisten.

Diketahui nilai r alpha (0,839) dan nilai r tabel (0,361),

maka dari itu nilai r alpha > r tabel = (0,839) > (0,361), artinya

kuesioner dinyatakan reliabel.

Cara pengukuran uji reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan metode aplikasi SPSS (Statistical Productand

Service Solutions) adalah program aplikasi yang memiliki

kemampuan analitik statistic yang cukup tinggi, memproses data

statistic secara cepat dan tepat, mengeluarkan output (informasi)

yang dikehendaki para pengambil keputusan.

3.8 Pengolahan dan Analisa Data

3.8.2 Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkat berikutnya adalah menganalis

data tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut.50

1. Editing

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu kalau

ternyata masih ada data atau informasi yang tidak lengkap, dan

50
Arikunto suharsimi, ibid. hlm 36
51

untuk mungkin dilakukan wawancara ulang, maka kuesioner

tersebut dikeluarkan.

2. Coding (lembaran kode)

Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupakolom-

kolom untuk merekam data secara manual. Yaitu untuk

memudahkan dalam pengolahan data maka untuk identitas

kuesioner yang telah disebarkan diberi kode sesuai dengan

karakterk : responden seperti menggunakan nomor responden,

umur, pertanyaan, jenis kelamin, pekerjaan dan pendidikan.

3. Entry (memasukan data)

Data entry adalah mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak

lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan.

4. Tabulasi

Dilakukan untuk memasukan data hasil penelitian kedalam ke

dalam tabel berdasarkan kriteria yang telah diinginkan oleh

peneliti. Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisa

secara deskriptif untuk mengetahui gambaran pengetahuan lansia

tentang penyakit hipertensi dipuskesmas haurpanggung. Hasil dari

analisa tersebuh disajikan dalam bentuk narasi dan tabel distribusi

atau proporsi.

3.8.3 Analisa Data


52

Analisis deskriptif adalah bertujuan untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan kararistik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis

univariat tergantung dari jenis datanya. Untuk data numeric digunakan

nilai mean, median, modus, dan standar devisiasi. Pada umumnya

dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan

persentase dari setiap variabel.

Setelah didapatkan total hasil nilai dari semua item, maka tingkat

pengetahuan responden dapat diketahui dengan menggunakan rumus

distribusi proporsi.

Rumus :

n
P= ×100 %
x

Keterangan

P : Presentase

X : jumlah jawaban respnden yang benar

n : jumlah maksimal jawaban

dengan kriteria nilai sebagai berikut :

Baik : 76-100%

Cukup : 56-75%

Kurang: <56%

Selanjutnya setiap kategori akan dihitung frekuensi dan

proporsinya untuk seluruh responden dengan rumus proporsi sebagai

berikut :
53

f
P= ×100 %
n

Keterangan :

P : Persentase jumlah responden

f : Frekuensi

n : Jumlah frekuensi

Hasil perhitungan persentase tersebut diinterpretasikan dengan

menggunakan skala :51

0% : Tidak satu pun responden

1-25% : Sebagian kecil responden

26-49% : Hampir setengah responden

50% : Setengah responden

51-74% : Lebih dari setengah responden

75-99% : Sebagian besar responden

100% : Seluruh responden

3.9 Etika Penelitian

Pada penelitian ini karena subjek penelitiannya adalah manusia, maka

peneliti harus memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Jika hal ini tidak

dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar hak-hak (autonomy) manisia.

Sebelum dilakukan penelitian, peneliti membuat surat persetujuan yang

ditanda tangani oleh responden sendiri yang menunjukan prinsip informed

concent. Selain itu peneliti menjaga kerahasiaan data-data responden

51
Arikunto, ibid
54

(privacy). Setiap responden memiliki kesempatan yang sama untuk

mengikuti penelitian (justice), dan peneliti tidak melakukan hal yang

merugikan responden (beneficence).

Dalam pelaksanaan penelitian ini terlebih dahulu harus mengajukan izin

kepada kepala puskesmas yang digunakan sebagai tempat penelitian

setelah mendapat persetujuan kemudiaan dilakukan penelitian dengan

menekankan kepada masalah etika yang meliputi :

1. Self determination

Peneliti meemrlukan responden yang manusiawi sehingga tidak ada

paksaan pada responden untuk dijadikan subjek penelitian.

2. Privacy

Peneliti memberikan jaminann kepada subjek penelitian bahwa

semua data yang telah diperoleh akan dirahasiakan dan hanya data

yang diperlukan untuk disajikan, meliputi kerahasiaan identitas

responden dan datayang dieproleh dari responden terkait dengan

penelitian ini.

3. Anonimity and confidentiality

Peneliti mejaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan

nama subjek penelitian, hanya untuk lebih memudahkan dalam

mengenali identita, peneliti memakai kode responden. Kerahasiaan

data yang didapat dari responden dijamin peneliti. Hal ini untuk

menghormati hak responden, untuk tidak dipublikasikan secara

langsung.
55

4. Fail treatment

Peneliti meemrlukan sama subjek peneliti tampa mebeda-bedakan

status social, suku bangsa, agama, dan ras, serta tidak ada diskriminasi

dalam melakukan penelitian.

5. Protect from discomfort and harm

Peneliti melindungi privasi dan kerahasiaan data tenyang responden

dan menjaga dampak buruk dan akibat lain yang ditimbulkan dari

penelitian.

3.10 Tempat dan Waktu Penelitian

3.10.1 Tempat penelitian

Tempat penelitian telah dilakukan di RW 13 Kelurahan

Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskemas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021.

3.10.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian telah dilakukan pada tanggal 15-19 oktober 2021

Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan Bulan (2021)


Maret April Mei Juni Juli Sept Okt
1 Bimbingan proposal
2 Seminar proposal
3 Uji validitas
4 Penelitian
5 Bimbingan skripsi
6 Sidang skripsi
7 Perbaikan skripsi
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Dan Lokasi Penelitian

4.1.1 Letak Geografis Desa Haurpanggung

Desa Haurpanggung terletak didaerah perkotaan, dekat dengan

pasar induk ciawitali dan terminal bis, dengan karakteristik sebagai

berikut:

a. Desa Haurpanggung yang merupakan daerah “kampung” ditengah

perkotaan.

b. Desa Haurpanggung merupakan daerah urban dan tempat transit.

Luas Desa Haurpanggung yaitu 1.665.274 H/m2, 100% dataran dengan

ketinggian 3.200 meter diatas permukaan laut.

1. Batas wilayah

Adapun batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:

a. Sebelah timur : Sungai Cimanuk Kecamatan Garut Kota

b. Sebelah barat : Jl. Cimanuk / Desa Jayawaras Kecamatan Tarogong

Kidul

c. Sebelah utara : Desa Jati Kecamatan Tarogong Kaler

d. Sebelah selatan : Sungai Cimanuk Kecamatan Garut Kota

2. Wilayah administrasi pemerintahan

- RW (Rukun Warga): 21

- RT (Rukun tetangga): 8552

52
Profil Desa Haurpanggung tahun 2021
57

4.1.2 Sumber Daya Desa Haurpanggung


Jumlah kependudukan di Desa Haupanggung pada tahun 2021 sebanyak

15.878 orang yang terdiri dari:

a. Laki-laki: 7.718 orang

b. Perempuan: 8.140 orang

c. Kepala keluarga: 4375 kepala keluarga

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi (orang) Persentase (%)


Laki-laki 24 46
Perempuan 28 54
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (54%) yaitu 28 orang berjenis kelamin perempuan dan

hampir setengah responden (46%) yaitu 24 orang berjenis kelamin laki-laki.

4.2.2 Karakteristik Responden Menurut Usia


Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia

Klasifikasi Usia (tahun) Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


60-70 28 54
75-80 24 46
Total 52 100
58

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (54%) yaitu 28 orang berada pada rentang usia 60-70

tahun dan hampir setengah responden (46%) yaitu 24 orang berada pada

rentang usia 75-80 tahun.

4.2.3 Karakteristik Responden Menurut Pendidikan


Tabel 4.3
Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


SD 21 40
SMP 16 31
SMA 11 21
Perguruan Tinggi 4 8
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa hampir

setengah responden (40%) yaitu 21 orang berpendidikan SD, hampir setengah

responden (31%) yaitu 16 orang berpendidikan SMP, sebagian kecil

responden (21%) yaitu 11 orang berpendidikan SMA, dan sebagian kecil

responden (8%) yaitu 4 orang berpendidikan dari Perguruan Tinggi.

4.3 Hasil Penelitian


Pada bab ini, peneliti menampilkan hasil penelitian yang berjudul

”Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa

Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan

Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021”. Penelitian ini dilaksanakan

pada tanggal 15-19 Oktober 2021 yang dilakukan kepada 52 responden.


59

4.3.1 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Pengertian Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang pengertian Penyakit Hipertensi di

RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Pengertian Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 32 62
Cukup
10 19
Kurang 10 19
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (62%) yaitu 32 orang berpengetahuan baik, sebagian

kecil responden (19%) yaitu 10 orang berpengetahuan cukup, dan sebagian

responden (19%) yaitu 10 orang berpengetahuan kurang tentang

pengertian hipertensi.

4.3.2 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyebab dan Faktor Resiko

Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja


60

Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten

Garut Tahun 2021.

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang penyebab dan factor resiko

Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja

Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut

Tahun 2021, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.5
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 20 38
Cukup
15 29
Kurang 17 33
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa hampir

setengah responden (38%) yaitu 20 orang berpengetahuan baik, hampir

setengah responden (33%) yaitu 17 orang berpengetahuan kuran, dan

hampir setengah responden (29%) yaitu 15 orang berpengetahuan cukup

tentang penyebab dan faktor resiko hipertensi.

4.3.3 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Tanda Dan Gejala Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.
61

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Tanda dan Gejala Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.6
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 24 46
Cukup
15 29
Kurang 13 25
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa hampir

setengah responden (46%) yaitu 24 orang bepengetahuan baik, hampir

setengah responden (29%) yaitu 15 orang berpengetahuan cukup, dan

sebagian kecil responden (25%) yaitu 13 orang berpengetahuan kurang

tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi.

4.3.4 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan Penyakit Hipertensi di


62

RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021, yaitu sebagai

berikut:

Tabel 4.7
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Pencegahan Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 6 12
Cukup
14 27
Kurang 32 62
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (62%) yaitu 32 orang berpengetahuan kurang, hampir

setengah responden (27%) yaitu 14 orang berpengetahuan cukup, dan

sebagian kecil responden (12%) yaitu 6 orang berpengetahuan baik tentang

pencegahan penyakit hipertensi.

4.3.5 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Komplikasi Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang komplikasi Penyakit Hipertensi di

RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021, yaitu sebagai

berikut:
63

Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Komplikasi Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 9 17
Cukup
15 29
Kurang 28 54
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (54%) yaitu 28 orang berpengetahuan kurang, hampir

setengah responden (29%) yaitu 15 orang berpengetahuan cukup, dan

sebagian kecil responden (17%) yaitu 9 orang berpengetahuan baik tentang

komplikasi penyakit hipertensi.

4.3.6 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penatalaksanaan Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian subvariabel

Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penatalaksanaan Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021,

yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.9
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Penatalaksanaan Penyakit Hipertensi
64

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 6 12
Cukup
19 37
Kurang 27 52
Total 52 100

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa lebih dari

setengah responden (52%) yaitu 27 orang berpengetahuan kurang, hampir

setengah responden (37%) yaitu 19 orang berpengetahuan cukup, dan

sebagian kecil responden (12%) yaitu 6 orang berpengetahuan baik tentang

penatalaksanaan penyakit hipertensi.

4.3.7 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi di RW

13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021

Tabel di bawah ini menggambarkan hasil penelitian variabel Gambaran

Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa

Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan

Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.10
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Lansia
tentang Penyakit Hipertensi

Kategori Frekuensi (jumlah) Persentase (%)


Baik 16 31
Cukup 23 44
Kurang 13 25
Total 52 100
65

Berdasarkan tabel di atas, dari 52 responden diketahui bahwa hampir

setengah responden (44%) yaitu 23 orang berpengetahuan cukup, hampir

setengah responden (31%) yaitu 16 orang berpengetahuan baik, dan sebagian

kecil responden (25%) yaitu 13 orang berpengetahuan kurang tentang

penyakit hipertensi.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Pengertian Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Diagram 4.1
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Pengertian Penyakit Hipertensi

Pengertian Hipertensi
Baik Cukup Kurang

19%

19%
62%

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang pengertian penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi 62% yaitu 32

responden berpengetahuan baik.


66

Hiperertensi merupakan penyakit yang berhubungan dengan tekanan darah

manusia. Tekanan darah itu sendiri didefinisikan sebagai tekanan yang terjadi

didalam pembuluh arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung

keseluruh anggota tubuh. Alat ukur tekanan darah disebut tensi darah.

hipertensi adalah dimana terjadinya peningkatan sistolik lebih besar atau sama

dengan 160 mmHg dan tekanan diastolic lebih besar 95 mmHg.53

Dari hasil pengetahuan responden tentang pengertian hipertensi

dikategorikan baik, karena dapat dipenaruhu oleh canggihnya teknologi

informasi, tingginya jenjang pendidikan, dan kemampua responden

mengakses informasi melalui media sosial. dan tempat penelitian pernah

dikunjungi tenaga kesehatan untuk penyuluhan tentang penyakit hipertensi.

4.4.2 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyebab dan factor resiko

Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja

Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten

Garut Tahun 2021.

Diagram 4.2
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Penyebab dan Faktor Resiko Penyakit Hipertensi

53
M.Ridwan., mengenai, mencegah, mengatasi silent killer Hipertensi. Pustaka Widyatamara :
semarang 2008. Hlm 1.
67

Penyebab dan Faktor


Resiko Hipertensi
Baik Cukup Kurang

33%
38%

29%

Berdasarkan diagram di atas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang penyebab dan factor resiko penyakit hipertensi didapatkan hasil

tertinggi 38% yaitu 20 responden berpengetahuan baik.

Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke,

serangan jantung, gagal jantung, dan aneurisma arterial, serta merupakan

penyebab utama gagal jantung kronis. Ada dua faktor yang dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi yaitu faktor yang dapat dimodifikasi dan

faktor yang tidak dapat dimodifikasi54

Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang penyebab dan factor

resiko penyakit hipertensi dikategorikan berpengetahuan baik, hal ini dapat

terjadi karena beberapa factor diantaranya informasi yang mudah didapat

mengenai penyebab dan factor resiko penyakit hipertensi. Pendidikan juga

mempengaruhi tentang kesehatan bahwa pendidikan yang tinggi maka

penegetahuan tentang kesehatan individu juga akan semakin banyak yag

mengetahuinya.
54
M Ridwan, Ibid. hlm 5
68

4.4.3 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Tanda Dan Gejala Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Diagram 4.3
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Tanda dan Gejala Penyakit Hipertensi

Tanda dan Gejala


Hipertensi
Baik Cukup Kurang

25%

46%

29%

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang tanda dan gejala penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi 46% yaitu

24 responden berpengetahuan baik.

Gejala umum yang mungkin terjadi pada organ dengan tekanan darah

tinggi meliputi Sakit kepala saat bangun tidur yang kemudian menghilang setelah

beberapa jam, Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk, Mudah lelah, lesu,

impoten, Telinga berdenging, Detak jantung berdebar cepat dan Pandangan agak

kabur, susah tidur, sakit pinggang, dan mudah menjadi marah.55

55
www.Academia.Edu>Hipertensi. Diakses pada tanggal 3 mei 2021 pukul 10.55
69

Dari hasil penelitian responden tentang tanda dan gejala penyakit

hipertensi dikategorikan berpengetahuan baik, karena dapat dipengaruhi oleh

pendidikan yang tinggi, dimana pendidikan yang tinggi mwmpunyai wawasan

yang luas, dibandingkan dengan pendidikan yang rendah. Selain itu, pada saat

memberikan kuesioner peneleitian kepada responden kebanyakan dari mereka

sudah mengetahui bahwa tanda dan gejala khas penyakit hipertensi adalah sakit

kepala yang berulang disetai pusing.

4.4.4 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Pencegahan Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Diagram 4.4
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Pencegahan Penyakit Hipertensi

Pencegahan Hipertensi
Baik Cukup Kurang

12%

27%
62%

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang pencegahan penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi 62% yaitu 32

responden berpengetahuan kurang.


70

Darah tinggi bila susah terjadi dan disebabkan faktor internal seperti

genetik atau usia maka tindakan yang paing tepat adalah dengan kontrol diri dan

pengendalian yang baik. Perubahan gaya hidup paling banyak disarankan oleh

dokter

Dari hasil penelitian pengetahun respoden dikategorikan kurang, karena

ada sebagian masyarakat yang memahami namun tidak mengaplikasikannya

dengan baik, sebab dipengaruhi oleh ketidak efektipan dalam memenuhin

kebutuhan dan pengetahuan tentang penyakit hipertensisehingga peran tenaga

kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan tingkat pengetahuan lansia

dengan cara melakukan penyuluhan tentang penyakit hipertensi baik ditingkat

kecamatan, desa, rw/rt.

4.4.5 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Komplikasi Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Diagram 4.5
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Komplikasi Penyakit Hipertensi
71

Komplikasi Hipertensi
Baik Cukup Kurang

17%

54%
29%

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang komplikasi penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi 54% yaitu 28

responden berpengetahuan kurang.

Berikut ini adalah macam-macan komplikasi hipertensi yang terjadi:

e. Stroke

Hipertensi bisa menyebabkan pembuluh darah menyempit, bocor,

pecah atau tersumbah. Hal ini dapat mengganggu aliran datah yang

membawa oksigen dan nutrisi ke otak, jika hal ini terjadi sel-sel dan

jaringan otak pun akan mati dan menyebabkan terjadi stroke.

f. Serangan jantung

Hipertensi lama kelamaan dapat mebuta pembuluh darah ateri jantung

menjadi keras dan mudah rusak. Jika kerusakan pada pembuluh darah

jantung sudah cukupparah, maka aliran darah menuju otot0otot jantung

akan terhambat. Hal ini kemudian dapat menyebabkan serangan

jantung.
72

g. Gagal jantung

Tekanan darah tinggi memaksa jantung harus bekerja lebih keras untuk

memompa darah. Hal ini dapat membuat dinding dan otot jantung

menebal, sehingga jantung kesulitan untuk memompa cukup darah

keseluruh tubuh. Jika jantung sudah tidak dapat memompa darah

dengan baik, maka konsisi ini disebut gagal jantung.

h. Gangguan ginjal

Jika dibiarkan tampa penanganan, tekanan darah tinggi dapat merusak

pembuluh darah dan ginjal dan mengganggu kemampuan organ

tersebut untuk berfungsi denga baik. Lama kelamaan, hipertensi yang

tidak terkontrol bisa menyebabkan komplikasi berupa gagal ginjal.

Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang komplikasi

penyakit hipertensi dikategorikan kurang. Karena lebih dari setengah

responden tidak mengetahui komplikasi dari penyakit hipertensi.

4.4.6 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penatalaksanaan Penyakit

Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas

Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun

2021.

Diagram 4.6
Gambaran Pengetahuan Lansia
tentang Penatalaksanaan Penyakit Hipertensi
73

Penatalaksanaan
Hipertensi
Baik Cukup Kurang

12%

52%
37%

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang penatalaksanaan penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi 52% yaitu

27 responden berpengetahuan kurang.

Dari hasil penelitian pengetahuan responden tentang penatalaksanaan

penyakit hipertensi dikategorikan kurang, karena dapat dilihat dari cara

memahami dalam penatalakasanaan dan kurangnya informasi disebabkan karena

segala keterbatasan, atau ketidakmampuan untuk memahami tentang penyakit

hipertensi.

4.4.7 Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi di RW

13 Desa Haurpanggung Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung

Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021.

Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan kuesioner sebanyak 21

pertanyaan kepada 52 responden tentang penyakit hipertensi didapatkan hasil:


74

Diagram 4.7
Gambaran Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi

Penyakit Hipertensi
Baik Cukup kurang

25%
31%

44%

Berdasarkan diagram diatas menunjukan bahwa pengetahuan lansia

tentang penyakit hipertensi didapatkan hasil tertinggi (44%) yaitu sebanyak 23

responden berpengetahuan cukup.

Dari hasil penelitian ini hasil yang didapatkan pengetahuan lansia tentang

penyakit hipertensi, hampir setengah responden berpengetahuan cukup Karena

responden dapat mengetahui tentang penyakit hipertensi. Namun, informasi

tentang penyakit hipertensi di dunia kesehatan masih di anggap tidak begitu

berbahaya dan masih dapat di atasi dengan sendiri tanpa ikut campur dengan

petugas kesehatan. factor pendidikan dan factor juga mempengengaruhi

pengetahuan responden tentang penyakit hipertensi.


75
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang Gambaran

Pengetahuan Lansia tentang Penyakit Hipertensi di RW 13 Desa Haurpanggung

Wilayah Kerja Puskesmas Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten

Garut Tahun 2021, bahwa hampir setengah responden 31% berpengetahuan baik,

hampir setengah responden 44% berpengetahuan cukup, dan sebagian kecil

responden 25% berpengetahuan kurang tentang penyakit hipertensi. Adapun

kesimpulan untuk setiap subvariabel nya sebagai berikut:

1. Lebih dari setengah responden (62%) berpengetahuan baik tentang

pengertian hipertensi.

2. Hampir setengah responden (38%) berpengetahuan baik tentang penyebab

dan faktor resiko hipertensi.

3. Hampir setengah responden (46%) bepengetahuan baik tentang tanda dan

gejala penyakit hipertensi.

4. Lebih dari setengah responden (62%) berpengetahuan kurang tentang

pencegahan penyakit hipertensi.

5. Lebih dari setengah responden (54%) berpengetahuan kurang tentang

komplikasi penyakit hipertensi.

6. Lebih dari setengah responden (52%) berpengetahuan kurang tentang

penatalaksanaan penyakit hipertensi.


77

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Responden Penelitian

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan

pengetahuan lansia sehingga lansia dapat mencegah terjadinya komplikasi

penyakit hipertensi. Serta dapat membuka pandangan lansia untuk jangan

memandang remeh penyakit hipertensi dan untuk mencegah kekambuhan serta

menghindari komplikasi lebih lanjut yang dapat mengancam jiwa, sehingga dapat

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju yang lebih baik.

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat mengaplikasikan ilmu yang telah

didapat sekaligus menambah wawasan salam membuat penelitian yang berkaitan

dengan pengetahuan lansia tentang penyakit hipertensi serta hasil penelitian ini

diharapakn menjadi tambahan referensi dan bahan bacaan untuk penelitian lebih

lanjut.

5.2.3 Bagi Ilmu Keperawatan

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan referensi bagi

perkembangan ilmu keperawatan mengenasi pengetahuan masyarakat tentang

hipertensi pada lansia.

5.2.4 Bagi Puskesmas

Disarankan agar hasil penelitian ini menjadi bahan masukan atau

pertimbangan bagi puskesmas, khususnya kepada pelaksana program

penanggulangan penyakit hipertensi pada lansia dalam merencanakan intervensi

atau penyuluhan bagi masyrakat yang berkaitan dengan fasilitas kesehatan.


78

5.2.5 Bagi Penelitian

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan untuk memahami dan mengetahui keadaan masyarakat baik secara

lisan atau tulisan dan berguna bagi kehidupan peneliti dimasa yang akan datang.
79
80

LAMPIRAN
81

Your temporary usage period for IBM SPSS Statistics will expire in
5191 days.

RELIABILITY
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15
p16 p17 p18 p19 p20 p21 p22 p23 p24
p25 p26 p27 p28 p29 p30
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL
/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE
/SUMMARY=TOTAL.

Reliability

Notes
Output Created 14-OCT-2021 12:18:49
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data 35
File
Matrix Input
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values
are treated as missing.
Cases Used Statistics are based on all
cases with valid data for all
variables in the procedure.
82

Syntax RELIABILITY
/VARIABLES=p1 p2 p3 p4
p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12
p13 p14 p15 p16 p17 p18
p19 p20 p21 p22 p23 p24
p25 p26 p27 p28 p29 p30
/SCALE('ALL VARIABLES')
ALL
/MODEL=ALPHA

/STATISTICS=DESCRIPTIVE
SCALE
/SUMMARY=TOTAL.
Resources Processor Time 00:00:00,02
Elapsed Time 00:00:00,02

[DataSet0]

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 35 100.0
Excludeda 0 .0
Total 35 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
83

.839 30

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
p1 .60 .497 35
p2 .60 .497 35
p3 .51 .507 35
p4 .69 .471 35
p5 .77 .426 35
p6 .74 .443 35
p7 .80 .406 35
p8 .69 .471 35
p9 .60 .497 35
p10 .69 .471 35
p11 .69 .471 35
p12 .63 .490 35
p13 .69 .471 35
p14 .66 .482 35
p15 .63 .490 35
p16 .74 .443 35
p17 .80 .406 35
p18 .83 .382 35
p19 .69 .471 35
p20 .66 .482 35
p21 .57 .502 35
p22 .69 .471 35
p23 .86 .355 35
p24 .71 .458 35
p25 .51 .507 35
p26 .71 .458 35
p27 .83 .382 35
p28 .77 .426 35
p29 .71 .458 35
p30 .57 .502 35
84

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
p1 20.03 30.382 .595 .826
p2 20.03 33.911 -.047 .848
p3 20.11 31.339 .403 .833
p4 19.94 30.703 .568 .828
p5 19.86 32.126 .327 .836
p6 19.89 34.222 -.102 .848
p7 19.83 31.264 .542 .829
p8 19.94 30.761 .556 .828
p9 20.03 31.440 .395 .833
p10 19.94 32.761 .168 .841
p11 19.94 31.585 .393 .833
p12 20.00 31.176 .451 .831
p13 19.94 32.585 .201 .840
p14 19.97 32.499 .211 .839
p15 20.00 31.294 .429 .832
p16 19.89 30.634 .623 .826
p17 19.83 31.911 .395 .834
p18 19.80 32.106 .377 .834
p19 19.94 33.114 .102 .843
p20 19.97 31.264 .444 .832
p21 20.06 30.585 .549 .828
p22 19.94 31.585 .393 .833
p23 19.77 33.417 .084 .842
p24 19.91 31.316 .460 .831
p25 20.11 30.634 .534 .828
p26 19.91 31.257 .472 .831
p27 19.80 32.047 .391 .834
p28 19.86 35.185 -.293 .853
p29 19.91 31.139 .496 .830
p30 20.06 30.997 .472 .831

Scale Statistics
85

Mean Variance Std. Deviation N of Items


20.63 33.887 5.821 30

No Item r hitung r tabel 5% Keterangan


(untuk 35
responden)
P_1 .595 0.334 Valid

P_2 -.047 0.334 Tidak Valid

P_3 .403 0.334 Valid

P_4 .568 0.334 Valid

P_5 .327 0.334 Tidak Valid

P_6 -.102 0.334 Tidak Valid

P_7 .542 0.334 Valid

P_8 .556 0.334 Valid

P_9 .395 0.334 Valid

P_10 .168 0.334 Tidak Valid

P_11 .393 0.334 Valid

P_12 .451 0.334 Valid

P_13 .201 0.334 Tidak Valid

P_14 .211 0.334 Tidak Valid

P_15 .429 0.334 Valid

P_16 .623 0.334 Valid

P_17 .395 0.334 Valid

P_18 .377 0.334 Valid

P_19 .102 0.334 Tidak Valid

P_20 .444 0.334 Valid

P_21 .549 0.334 Valid


86

P_22 .393 0.334 Valid

P_23 .084 0.334 Tidak Valid

P_24 .460 0.334 Valid

P_25 .534 0.334 Valid

P_26 .472 0.334 Valid

P_27 .391 0.334 Valid

P_28 -.293 0.334 Tidak Valid

P_29 .496 0.334 Valid

P_30 .472 0.334 Valid

SEBARAN PER SUBVARIABEL


NO Sub Variabel Soal
1 Pengertian Hipertensi 1,2,3,4,5
2 Penyebab dan faktor resiko Hipertensi 6,7,8,9,10
3 Tanda & gejala HIpertensi 11,12,13,14,15
4. Pencegahan Hipertensi 16,17,18,19.20
5 Komplikasi HIpertensi 21,22,23,24,25
6 Penatalaksanaan Hipertensi 26,27,28,29,30
SOAL VALID 21

SOAL TIDAK VALID 9


87

LEMBAR PERSETUJUAN

(INFORMED CONSENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama

Umur

Alamat

Dengan ini menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian mahasiswa prodi
D-III Keperawatan Universitas Bhakti Kencana Garut :

Nama : Muhammad Ziddan

Nim : 01810018

Dengan judul penelitian “Gambaran Pengetahuan Lansia Tentang Penyakit


Hipertensi D Rw 13 Kelurahan Haurpanggung Wilayah Kerja UPT Puskesmas
Haurpanggung Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Tahun 2021”.
Demikian persetujuan ini saya tandatangani dengan sukarela, tanpa ada paksaaan dari
pihak manapun.

Garut,………………2021

Responden
88

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Identitas :

Nama : Muhammad Ziddan

NPM : 01810018

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat, Tanggal Lahir : Garut, 09 Desember 1999

Status Pernikahan : Belum Menikah

Alamat : Jl. Warung peuteuy Kp. Andir RT/RW 01/05 Ds.

Sukaraja Kec. Banyuresmi Kabupaten Garut

Riwayat Pendidikan

1. SDN Sukaraja 1 : 2007-2012

2. Mts Persis 96 : 2012-2015

3. MA Persis 96 : 2015-2018

4. Universitas Bhakti Kencana : 2018-2021

Anda mungkin juga menyukai