Oleh :
HESTI YOSEPTA
NPM. 19142019220P
Oleh :
HESTI YOSEPTA
NPM. 19142019220P
Hesti Yosepta
iii
ABSTRACT
COLLEGE OF HEALTH SCIENCES
BINA HUSADA PALEMBANG
NURSING STUDY PROGRAM
Thesis, 16 Agustus 2021
Hypertension is one of the causes of high morbidity and mortality worldwide. According to
WHO data, more than 25% of the world's population currently suffers from hypertension. The purpose
of this study was to describe the compliance of the elderly in controlling hypertension at the
Pengandonan Health Center of OKU Regency in 2021. The purpose of this study was to determine the
compliance of the elderly in controlling hypertension at the Pengandonan Health Center of OKU
Regency in 2021.
The results showed that there was no relationship between knowledge and respondent
compliance in controlling Hypertension at the Pengandonan Health Center, OKU Regency in 2021 (p
value 1,000), there was a relationship between attitude and respondent compliance in controlling
Hypertension at the Pengandonan Health Center, OKU Regency in 2021 (p value 0.000). there is a
relationship between access to health services and respondent compliance in controlling Hypertension
at the Pengandonan Health Center, OKU Regency in 2021 (p value 0.000), there is a relationship
between family support and respondent compliance in controlling hypertension at the Pengandonan
Health Center in OKU Regency in 2021 (p value 0.000) and there is the relationship between health
cadre support and respondent compliance in controlling hypertension at the Pengandonan Health
Center, OKU Regency in 2021 (p value 0.000).
The results of the study are expected for health workers to be able to provide counseling about
the importance of controlling hypertension in the elderly.
Bibliography : 24 (2010-2020)
Keywords : Knowledge, Attitude, Service Access, Family Support, Health
Cadre, Hypertension
iv
v
vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Tanjung Kurung Tamat Tahun 1993
2. SMP Negeri 1 Pengandonan Tamat Tahun 1996
3. SMP Negeri 1 Pengandonan Tamat Tahun 1999
4. DIII Keperawatan Al-Maarif Baturaja Tamat Tahun 2003
5. STIK Bina Husada Palembang Tahun 2019-2021
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO
Ku persembahkan Kepada:
Ayah dan Ibuku yang kucintai, yang telah mendukungku, selalu
memberiku motivasi dalam segala hal. Serta memberiku kasih
saying yang teramat besar yang tidak bisa kubalas dengan apapun
Suami dan anak-anak yang ku sayangi dan ku cintai, yang selalu
sabar dan ikhlas dalam mendampingi dan memberi semangat
hingga mampu melewati semua proses
Sahabat seperjuangan dan almamater yang ku sayangi.
Motto:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholatmu sebagai
penolong. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar
~QS.Al-Baqarah : 153~
viii
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis bisa sampai di tahap in dan
bisa menyelesaikan Proposal skripsi ini dengan judul “Analisa Kepatuhan Lansia
2021”.
Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
Palembang.
kepada:
1. Ns. Ersita, S.Kep, M.Kes, selaku Plt ketua STIK Bina Husada Palembang.
2. Kardewi, S.Kep, Ners. M.Kes, selaku ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
penulisan skripsi.
ix
5. Kardewi,S.Kep,Ners,M.Kes selaku penguji 2 dalam memberikan masukan
7. Seluruh staf dan dosen STIK Bina Husada Palembang yang telah memberikan
oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan
untuk kesempurnaan proposal skripsi ini.Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI......................................... ii
ABSTRAK................................................................................................... iii
ABSTRCT ................................................................................................... iv
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... v
PANITIA SIDANG UJIAN SKRIPSI ........................................................ vi
RIWAYAT HIDUP PENULIS ................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO ......................................... viii
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xi
DAFTAR SKEMA ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 4
1.3. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 4
1.4. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
1.4.1. Tujuan Umum ..................................................................... 4
1.4.2. Tujuan Khusus ..................................................................... 4
1.5. Manfaat Penelitian......................................................................... 5
1.5.1. Bagi Puskesmas Pengandonan ............................................. 5
1.5.2. Bagi STIK Bina Husada Palembang .................................... 5
1.5.3. Bagi Peneliti ........................................................................ 5
1.6. Ruang Lingkup Peneliti ................................................................. 6
xi
2.2.3 Batasan Umur Lansia ........................................................... 21
2.2.3 Proses Menua ....................................................................... 23
2.3 Konsep Perilaku ............................................................................ 25
2.3.1 Pengertian Perilaku .............................................................. 25
2.3.2 Proses Pembentukan Perilaku ............................................... 25
2.3.4 Bentuk Perilaku ................................................................... 27
2.3.5 Unsur Perilaku ..................................................................... 27
2.4 Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pengendalian Hipertensi 29
2.4.1 Pengetahuan ......................................................................... 29
2.4.2 Sikap .................................................................................... 31
2.4.3 Akses Pelayanan Kesehatan ................................................. 33
2.4.4 Dukungan Keluarga ............................................................. 33
2.4.5 Dukungan Kader Kesehatan ................................................. 36
2.5 Kerangka Teoritis ........................................................................ 37
2.6 Penelitian Terkait ........................................................................ 40
xii
BAB V KESIMPULAN
5.1. Simpulan ..................................................................................... 73
5.2. Saran ........................................................................................ 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
xiv
DAFTAR SKEMA
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi,
Secara individu, pada usia di atas 55 tahun terjadi proses penuaan secara
alamiah. Salah satunya adalah terjadinya gangguan pda sistem kardiovaskular. Hal ini
akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan psikologis. Dengan
bergesernya gaya dan pola hidup, maka terjadi pula pergeseran pola penyakit menular
menjadi penyakit tidak menular. Salah satu penyakit tidak menular yang seringkali
kematian di seluruh dunia. Data WHO lebih dari 25% populasi penduduk dunia saat
ini menderita hipertensi. Pada tahun 2018 penderita hipertensi diperkirakan mencapai
sekitar 1 miliar orang dan dua pertiganya ada di negara berkembang. Menurut WHO
1
2
hipertensi sedangkan negara maju hanya 33%. Kawasan Afrika memegang posisi
puncak penderita hipertensi sebanyak 47%, kawasan Asia Tenggara lebih dari 35%
Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang cukup besar, tidak hanya di Indonesia
yang merupakan penderita hipertensi yang terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang
cenderung menjadi untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan
tidak mengetahui faktor resikonya dan 90% merupakan penderita hipertensi esensial
kejadian Hipertensi melebihi rata-rata nasional pada tahun 2019 yaitu Sulawesi
Selatan (27%), Sumatera Barat (27%), Sumatera Utara (24%), Riau (23%) dan
Kalimantan Timur (22%). Sumatera Selatan memiliki angka kejadian yang cukup
Rekapitulasi 10 Penyakit Terbesar didapatkan pada tahun 2020 terdapat jumlah kasus
dengan hipertensi sebanyak 7.378 (12,50%) kasus, pada tahun 2012 sebanyak 6.089
(9,02%) kasus, dan pada tahun 2013 sebanyak 6.121 (9,65%) kasus. Bila kita lihat
3
dari data tahun ke tahun maka kasus Hipertensi terus mengalami peningkatan setiap
desa didapatkan tahun 2017 jumlah pelayanan penderita Hipertensi sebanyak 120
pasien dan perempuan sebanyak 269 pasien, kemudian pada tahun 2018 UPTD
yaitu sebanyak 84 pasien laki-laki dan 147 pasien perempuan, pada tahun 2019
melayani sebanyak 92 pasien laki-lakidan 158 pasien perempuan dan pada tahun
2020 sebanyak 282 pasien laki-laki dan 247 pasien perempuan (UPTD Puskesmas
Pengandonan, 2021).
pendapatan, jenis kelamin, dan pendidikan lansia dengan perilaku lansia dalam
keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi. Tidak ada hubungan
antara usia, pendapatan, jenis kelamin, dan pendidikan lansia dengan perilaku lansia
Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil uji statistik chi-square dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan antara pengetahuan dengan perilaku lansia, ada hubungan antara sikap
dengan perilaku lansia, ada hubungan antara pola makan dengan perilaku lansia, dan
4
ada hubungan antara aktivitas fisik dengan perilaku lansia dalam mengendalikan
hipertensi.
Sekernan Ilir Kabupaten Muaro Jambi. Hasil analisis bivariat menunjukan adanya
penatalaksanaan hipertensi oleh penderita, dan tidak adanya hubungan antara akses
Soesanto (2010) meneliti faktor faktor yang berhubungan dengan praktik lanjut
antara dukungan keluarga terhadap lanjut usia yang menderita penyakit hipertensi
hubungan antara dukungan kader kesehatan terhadap lanjut usia yang menderita
kesehatannya, dan ada hubungan antara akses pelayanan kesehatan dengan Praktik
B. Rumusan Masalah
lansia dapat beresiko pada kematian. Belum ada penelitian tentang kepatuhan
pengendalian Hipertensi pada lansia. Perlu diteliti tentang kepatuhan lansia dalam
C. Pertanyaan Penelitian
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
2021.
6
tahun 2021.
2021.
E. Manfaat Penelitian
di Puskesmas Pengandonan.
7
metodelogi riset penelitian serta dapat memberikan wacana baru bagi peneliti untuk
Subjek penelitian ini adalah keluarga lansia di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
tahun 2021. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga
dengan cara wawancara melalui kuesioner sedangkan analisis data adalah analisis
keluarga dan dukungan kader kesehatan) dan variabel dependen (Kepatuhan dalam
dengan lansia yang menderita Hipertensi yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU yang berjumlah 147 keluarga. Dari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi adalah tekanan darah sistoliknya > 140 mmHg dan tekanan darah
diastoliknya > 90 mmHg atau bila pasien memakai obat anti Hipertensi (Bustan,
2017).
Hipertensi atau penyakit tekanan darah tinggi adalah kondisi medis saat tekanan
darah dalam arteri meningkat melebihi batas normal. Tekanan darah menunjukkan
tingkat kekuatan dorongan darah pada permukaan pembuluh darah arteri saat darah
dipompa oleh jantung. Tekanan darah yang diukur ditunjukkan dengan angka,
2. Kriteria Hipertensi
jelas. Berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer,
9
10
seperti bertambahnya usia, stres psikologis, pola konsumsi yang tidak sehat, dan
hereditas (keturunan).
b. Hipertensi sekunder
darah. Dapat disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, dan penyakit
jantung.
(Widjaja, 2019)
b. Gampang marah.
d. Sesak nafas.
e. Mual.
f. Muntah.
g. Mudah lelah.
i. Gangguan penglihatan.
j. Sulit berkonsentrasi.
11
(Widjaja, 2019)
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan
dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan
yang bisa saja terjadi pada penderita Hipertensi, maupun pada seseorang dengan
(Cahyono, 2018)
12
Walaupun begitu, ada beberapa faktor resiko yang sebenarnya dapat dihindari
a. Obesitas
Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terhadap
hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah penderita hipertensi yang
obesitas lebih tinggi daripada penderita hipertensi yang tidak obesitas. Pada
aktivitas saraf simpatis meninggi dengan aktivitas renin plasma yang rendah.
Walaupun belum diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas,
terbukti bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
b. Faktor Lingkungan
1) Pola konsumsi
peningkatan volume plasma (cairan tubuh) dan tekanan darah. Keadaan ini
Hal ini antara lain dihubungkan dengan adanya gaya hidup masyarakat
berkolestrol tinggi.
(Widjaja, 2019)
c. Psikologi
tekanan darah tetap tinggi. Penyakit hipertensi timbul akibat adanya interaksi
dari berbagai faktor. Faktor utama yang lebih berperan terhadap timbulnya
yang efektif antara loain dapat dilakukan dengan menjalankan gaya hidup sehat.
Stres adalah rasa takut dan cemas dari perasaan dan tubuh kita terhadap
perubahan yang muncul. Secara alamiah, yang kita rasakan adalah degup
jantung yang berpacu lebih cepat dan keringat dingin yang biasanya mengalir di
5. Komplikasi
a. Stroke
otak. Stroke merupakan salah satu penyakit komplikasi akibat tekanan darah
berhentinya aktivitas hidup, baik pada sebagian anggota badan maupun total
(meninggal).
b. Serangan jantung
ada dua organ yang paling rawan mengalami gangguan, yaitu ginjal dan
kondisi tekanan darah tinggi, ginjal harus bekerja ekstra keras dan dalam
kondisi tidak nyaman. Sedangkan jantung dalam kondisi tekanan darah tinggi
tubuh. Namun, bila pemompaan ini terus terjadi dalam kondisi berat atau tidak
nyaman maka kondisi ini menyebabkan LVH (Left Ventrikel Hypertropi) atau
penderita hipertensi merasakan nyeri dada, sesak napas, dan mudah lelah ketika
beraktivitas.
c. Edema paru
Edema paru adalah pembengkakan yang terjadi dalam paru. Edema paru
kaitannya dengan tekanan darah, terdapat dua hal yang harus diukur, yaitu
sistolik dan diastolik. Bila terjadi beban yang berlebihan pada ventrikel kiri
pada saat sistolik maka risiko terjadinya pembengkakan paru semakin besar.
Demikian pula bila terjadi beban yang berat pada saat diastolik, volume paru
akan membesar.
oksigen karena ruang untuk oksigen telah tertutupi oleh cairan. Akibat yang
lebih parah adalah penderita merasa seperti tercekik, tidak bisa bernapas, dan
timbul ketakutan yang luar biasa. Ketakutan dan kesulitan bernapas ini akan
oksigen. Bila kejadian ini tidak segera ditangani, penderita akan meninggal.
16
c. Gagal ginjal
Gagal ginjal adalah suatu keadaan di mana ginjal tidak dapat melakukan
mengalami gagal ginjal dan tidak melakukan cuci darah secara teratur sering
ditandai dengan rasa sakit luar biasa pada sekujur tubuh maupun tidak bisa
tidur. Selain itu, gejala tersebut sering kali diikuti keinginan untuk muntah
terus-menerus. Hal ini terjadi karena darah telah bercampur dengan berbagai
e. Kebutaan
hipertensi yang bertahun-tahun atau yang disebut hipertensi kronis. Pada kasus
tertentu, tekanan darah akan juga menyebabkan tekanan bola mata dengan
g. Pendengaran menurun
sepanjang hari. Namun, hal tersebut hanya terjadi pada penderita tekanan darah
(Soeryoko, 2015)
6. Pengobatan
Langkah pengobatan adalah mengendalikan tensi atau tekanan darah agar tetap
h. Efek sampingan serendah mungkin seperti batuk, sakit kepala, edema, rasa
k. Tidak mengganggu gaya dan kualitas hidup penderita misalnya ngantuk dan
batuk.
(Bustan, 2017)
sepanjang hari. Dan dengan efek 24 jam ini diharapkan juga efek yang tidak
mendadak dan tanpa akumulasi obat. Proteksi 24 jam penuh ini diharapkan juga
c. Smooth onset of action dengan kadar puncak plasma setelah 612 jam untuk
3) Kurangi alkohol.
4) Menghentikan merokok.
5) Olahraga teratur.
1) Diuretika
manajemen hipertensi.
3) Antagonis kalsium
kalsium ke dalam sel otot polos pembuluh dengan efek vasodilatasi dan
kuat.
ortostatik.
menurun.
(Bustan, 2017)
7. Pengendalian Hipertensi
dengan biaya sedikit, dan risiko minimal. Langkah-langkah yang dianjurkan, antara
lain:
Kelebihan berat badan dapat membuat jantung bekerja lebih keras dan memicu
terjadinya Hipertesi. Oleh karena itu, menurunkan berat badan adalah salah satu
b. Membatasi alkohol.
c. Mengurangi asupan garam (termasuk dari ikan asin dan telur asin).
pada masakan. Konsumsilah banyak buah dan sayuran yang tinggi kadar
Kedua kebiasaan buruk ini adalah salah satu penyebab tekanan darah tinggi
yang cukup sering terjadi. Orang yang sering merokok dikatakan lebih beresiko
e. Setelah umur 30, periksa tekanan darah Anda setiap tahun, terutama bagi Anda
yang dilakukan selama 15-60 menit, sebanyak 3-5 kali dalam seminggu.
tekanan darah sebanyak 5-88mmHg. Beberapa contoh olahraga yang baik untuk
menurunkan tekanan darah antara lain berenang, sepeda, joging/ jalan cepat,
Stress yang berkepanjangan atau terlalu sering bisa ikut meningkatkan tekanan
darah tubuh. Kendalikan stress agar tekanan darah tinggi ikut turun. Penderita
disukai.
(Widjaja, 2019)
B. Konsep Lansia
1. Definisi Lansia
Lansia (lanjut usia) atau manusia usia lanjut (rnanula), adalah kelompok
pengelompokan tersendiri ini adalah populasi berumur 60 tahun atau lebih (Bustan,
2017).
24
Usia lanjut adalah kelompok orang yang sedang mengalami suatu proses
perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade dikatakan usia lanjut
Batasan usia lanjut didasarkan atas Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 adalah
60 tahun. Namun, berdasarkan pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan Usia
Kelompok usia dalam masa virilitas, yaitu masa persiapan usia lanjut yang
Kelompok dalam masa prasenium, yaitu kelompok yang mulai memasuki usia
Kelompok yang berusia lebih dari 70 tahun atau kelompok usia lanjut yang
(Notoatmodjo, 2015)
3. Usia lanjut tua (old) adalah kelompok usia antara 75-90 tahun.
4. Usia sangat tua (very old) adalah kelompok usia di atas 90 tahun.
Lebih rinci batasan penduduk lansia dapat dilihat dari aspek-aspek biologi,
ekonomi, sosial, dan usia atau batasan usia (Bandiyah, 2019), yaitu:
a. Aspek Biologi
Penduduk lansia ditinjau dari aspek biologi adalah penduduk yang telah
menjalani proses penuaan, dalam arti menurunnya daya tahan fisik yang
usia, sehingga terjadi perubahan dalam struktur dan fungsi sel, jaringan, serta
sistem organ. Proses penuaan berbeda dengan pikun yaitu perilaku aneh atau
sifat pelupa dari seseorang di usia tua. Pikun merupakan akibat dari tidak
b. Aspek Ekonomi
beban daripada potensi sumber daya bagi pembangunan. Warga tua dianggap
sebagai warga yang tidak produktif dan hidupnya perlu ditopang oleh generasi
yang lebih muda. Bagi penduduk lansia yang masih berada dalam lapangan
dibandingkan pekerja usia produktif. Akan tetapi, tidak semua penduduk yang
termasuk dalam kelompok umur lansia ini tidak memiliki kualitas dan
produktivitas rendah.
26
c. Aspek Sosial
lansia menduduki kolas sosial yang tinggi yang hams dihormati oleh
d. Aspek Umur
Dari ketiga aspek di atas, pendekatan umur atau usia adalah yang paling
(Notoatmodjo, 2015)
3. Proses Menua
Secara alamiah, berbagai proses ketuaan yang tidak bisa dihindari berlangsung,
berupa:
a. Perubahan fisik-biologis/jasmani
3. Kulit mengerut dan menjadi keriput. Garis-garis pada wajah di kening dan
sudut mata.
melambat, lingkaran putih pada kornea (arcus senilis), dan lensa menjadi
keruh (katarak).
8. Pengapuran pada tulang rawan, seperti tulang dada sehingga rongga dada
tersinggung.
4) Gangguan sosial: kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi
lagi.
(Bustan, 2017)
28
C. Konsep Perilaku
1. Pengertian Perilaku
terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, system pelayanan
kesehatan, makanan serta lingkungan, batasan ini mempunyai dua unsur yakni respon
dan stimulus atau perangsangan. Respon atau reaksi manusia bersifat positif dan aktif
(Notoatmodjo, 2015).
Perilaku (Skinner dalam Notoatmodjo, 2015) adalah tindakan atau aktivitas dari
manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan,
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang
O2, H2O, cairan elektrolit, makanan dan seks. Apabila kebutuhan ini tidak
kasih orang lain baik dari orangtua, saudara, teman, kekasih, dan lain-lain
e. Kebutuhan aktualisasi diri, misalnya : ingin dipuja atau disanjung oleh orang lain.
Tingkatkan dan jenis kebutuhan tersebut satu dan lainnya tidak dapat
kelangsungan hidup manusia dan dalam memenuhi kebutuhan, tidak dapat dipisah-
Bagian-bagian perilaku ini disusun secara urut dan dipakai untuk tujuan
sementara.
30
3. Bentuk Perilaku
rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis
Perilaku yang sifatnya masih tertutup, terjadi dalam diri individu dan tidak
dapat diamati secara langsung. Perilaku ini sebatas sikap belum ada tindakan
Perilaku yang sifatnya terbuka. Perilaku aktif adalah perilaku yang dapat
(Notoatmodjo, 2015)
4. Unsur Perilaku
aspek yakni :
31
(Notoatmodjo, 2015)
5. Klasifikasi Perilaku
(organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit,
sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan
kesehatannya
b. Perilaku sakit (illness behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan yang
c. Perilaku peran sakit (the sick behavior) yakni segala tindakan atau kegiatan
kesembuhan.
(Notoatmodjo, 2015)
1. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan
indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
(Notoatmodjo, 2017).
penelitian ternyata perilaku yang didasarkan oleh pengetahuan akan lebih langgeng
daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974)
2. Interest (Merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap
bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
(Notoatmodjo, 2017).
a. Tahu (Know)
kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu “tahu” ini
b. Memahami (Comprehension)
c. Aplikasi (Application)
dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat
d. Analisis (Analysis)
Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat
e. Sintesis (synthesis)
Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
f. Evaluasi (Evaluation)
telah ada.
2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2017). Dalam bagian lain Allport
Ketiga komponen ini secara bersamaan membentuk sikap yang utuh. Dalam
penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan berpikir, keyakinan, dan emosi
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan,
yakni:
a. Menerima (receiving)
b. Merespon (Responding)
yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan mengerjakan
tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang
c. Menghargai (Valuing)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala
mengubah perilaku sakit penderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit, maka perilaku sakit bisa
diantaranya faktor internal berupa persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit
yang dialami dan asal atau jenis penyakit yang dialaminya. Faktor eksternal yang
mempengaruhi perilaku sakit adalah gejala yang dapat dilihat, kelompok sosial, latar
Kesehatan (Masyudi,2018).
4. Dukungan Keluarga
sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku
yang diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungannya
atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan
emosional dan berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini orang
a. Dukungan pengharapan
kejadian depresi dengan baik dan juga sumber depresi dan strategi koping yang
Dukungan ini juga merupakan dukungan yang terjadi bila ada ekspresi penilaian
ide atau perasaan seseorang dan perbandingan positif seseorang dengan orang
lain, misalnya orang yang kurang mampu. Dukungan keluarga dapat membantu
38
b. Dukungan nyata
material support), suatu kondisi dimana benda atau jasa akan membantu
masalah. Dukungan nyata paling efektif bila dihargai oleh individu dan
c. Dukungan informasi
Jenis dukungan ini meliputi jaringan komunikasi dan tanggung jawab bersama,
pengarahan, saran, atau umpan balik tentang apa yang dilakukan oleh
dokter, terapi yang baik bagi dirinya, dan tindakan spesifik bagi individu untuk
dengan menyediakan feed back. Pada dukungan informasi ini keluarga sebagai
d. Dukungan emosional
cemas, dan kehilangan harga diri. Jika depresi mengurangi perasaan seseorang
menambah pengetahuan pasien dan dapat membentuk sikap yang positif agar dapat
(Cahyono, 2018).
bagi lansia sangat diperlukan selama lansia sendiri masih mampu memahami makna
kehidupan lansia seringkali ditemui bahwa tidak semua lansia mampu memahami
adanya dukungan sosial dari orang lain, sehingga walaupun ia telah menerima
ditampilkan dengan cara menggerutu, kecewa, kesal dan sebagainya. Hal ini dapat
40
terjadi karena dukungan yang diberikan tidak cukup, lanjut usia merasa tidak perlu
dukungan yang diberikan, dukungan yang diberikan tidak sesuai dengan apa yang
dibutuhkan lanjut usia, sumber dukungan memberikan contoh buruk pada lanjut usia,
seperti melakukan atau menyarankan perilaku tidak sehat atau tidak mendukung
lanjut usia dalam melakukan sesuatu yang diinginkannya. Keadaan ini dapat
usia dan menyebabkan lanjut usia menjadi tergantung pada orang lain. Dukungan
yang dapat diberikan oleh kader kesehatan meliputi: mengingatkan lanjut usia untuk
perawatan.
E. Kerangka Teoritis
merupakan modal awal untuk bertindak atau berperilaku. Seorang ibu akan
41
Sumber daya ini adalah sama dengan faktor enabling (sarana dan
yang bergizi bagi anak-anaknya apabila mempunyai uang yang cukup untuk
membeli makanan tersebut, dan orang mau menggosok gigi menggunakan pasta
gigi kalau mampu untuk membeli sikat gigi dan pasta gigi.
eksternal untuk terbentuknya perilaku seseorang. Hal ini dapat dilihat dari
Internal
Persepsi
1. Pengetahuan
Eksternal
2. Sikap Respon
ari skema
1. Pengalaman
3. Keyakinan
2. Ketersediaan Fasilitas Perilaku
4. Keinginan Kesehatan
3. Sosio-Budaya
5. Motivasi
4. Lingkungan
6. Niat
7. Dukungan
Skema 2.1
Determinan Perilaku menurut Teori WHO
(World Health Organization) dalam Notoatmodjo (2015)
F. Penelitian Terkait
pendapatan, jenis kelamin, dan pendidikan lansia dengan perilaku lansia dalam
hipertensi. Tidak ada hubungan antara usia, pendapatan, jenis kelamin, dan
Imarah Kabupaten Aceh Besar. Dari hasil uji statistik chi-square dapat
ada hubungan antara sikap dengan perilaku lansia, ada hubungan antara pola
makan dengan perilaku lansia, dan ada hubungan antara aktivitas fisik dengan
adanya hubungan antara persepsi sakit dan dukungan keluarga dengan perilaku
penderita.
6. Soesanto (2010) meneliti faktor faktor yang berhubungan dengan praktik lanjut
usia yang menderita penyakit hipertensi dengan Praktik lanjut usia hipertensi
kesehatannya.
46
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
keluarga dan dukungan kader kesehatan) dan variabel dependen (Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi).
B. Kerangka Pikir
Sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka secara sistematis kerangka konsep dibuat
sebagai berikut:
- Pengetahuan
- Sikap
Kepatuhan dalam
- Akses pelayanan
Pengendalian Hipertensi
kesehatan
- Dukungan Keluarga
- Dukungan Kader
Kesehatan
46
47
Skema 3.1
Kerangka Konsep
C. Definisi Operasional
D. Hipotesis
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga dengan lansia yang menderita
2. Sampel
keseluruhan objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi tersebut.
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian populasi yang diambil secara acak
(2015) berikut:
Z 2 .1 .2.P(1 P).N
n
d 2 .( N 1) Z 2 .1 / 2. p(1 p)
Keterangan:
Z 2 .1 .2.P(1 P).N
n
d 2 .( N 1) Z 2 .1 / 2. p(1 p)
3,8416 (0,25).147
n
0,01.(146) (3,8416).0,25
141,18
n
1,46 0,9604
141,18
n
2,4204
n = 58,32
Dari hasil perhitungan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel yang dibutuhkan
adalah 60 responden.
1. Lokasi Penelitian
2. Waktu Penelitian
53
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Mei sampai bulan Oktober tahun
2021.
G. Etika Penelitian
Pengandonan untuk melakukan penelitian dan penelitian ini juga dilakukan setelah
H. Pengumpulan Data
1. Sumber Data
Sumber data adalah data primer, dimana data yang dikumpulkan dengan cara
melalui wawancara terstruktur dengan seluruh keluarga dengan lansia yang menderita
Kabupaten OKU.
Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan wawancara melalui
kuesioner.
3. Instrumen Data
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitan ini adalah dengan
menggunakan kuesioner.
54
I. Pengolahan Data
(Notoatmodjo, 2015)
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
2. Analisa Bivariat
variabel yang diteliti bila P value < 0,05 dan dikatakan tidak ada
hubungan bermakna antara variabel yang diteliti bila P value > 0,05
(Notoatmodjo, 2015).
Kemudian mencari nilai Odd Ratio (OR) untuk melihat besar resiko
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Puskesmas Pengandonan
a. Sejarah Singkat Puskesmas Pengandonan
Puskesmas Pengandonan yang didirikan pada tahun 1976, terletak di Jalan
Pengandonan berada di Jalur padat kendaraan yaitu jalan lintas Sumatera maka pada
Pada Tahun 2011 seiring dibentuknya Kecamatan Muara Jaya yang merupakan
Puskesmas Muara Jaya. Maka wilayah kerja Puskesmas Pengandonan yang semula
Desa.
b. Keadaaan Geografis
40’ Bujur Timur sampai dengan 104o 33’ Bujur Timur, dan 3o 45’ Lintang Selatan
Pengandonan. Padi, karet dan kopi menjadi pilihan yang paling banyak di usahakan.
Sebagian lainnya bekerja sebagai buruh, pegawai negeri dan swasta serta berdagang.
c. Desa/Poskesdes Tanjungan
d. Desa/PoskesdesSemanding
e. Desa/Poskesdes Pengandonan
g. Desa/Poskesdes Kesambirata
h. Desa/Poskesdes Belambangan
k. Desa/PoskesdesTanjung Pura
1) Visi
2) Misi
dan terjangkau
3) Motto
4) Kebijakan Mutu
yang berlaku.
59
pelatihan.
d. Ketenagaan
f) Upaya Pengobatan
2. Hasil Penelitian
a. Analisis Univariat
patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 18 responden (30,0%) yang tidak
Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.2 Distribusi Statistik Frekuensi Demografi Lansia berdasarkan Jenis Kelamin
di Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021
kelamin laki-laki.
Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
62
Puskesmas Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
63
pengetahuan rendah.
Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
64
Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Pengandonan Kabupaten OKU tahun 2021 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
b. Analisis Bivariat
dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 8 responden (29,6%) tidak patuh dalam
patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 2 responden (5,4%) tidak patuh
Hipertensi.
(97,5%) patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 1 responden (2,5%) tidak
pengendalian Hipertensi.
patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 16 responden (76,2%) tidak patuh
4.2 Pembahasan
yang disarankan oleh dokter atau orang lain. Pengetahuan yang harus dimiliki oleh
pasien hipertensi meliputi arti penyakit hipertensi, penyebab hipertensi, gejala yang
sering menyertai dan pentingnya melakukan pengobatan yang teratur dan terus-
menerus dalam jangka panjang serta mengetahui bahaya yang ditimbulkan jika tidak
Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktifitas, akan tetapi merupakan
predisposisi tindakan suatu perilaku. Suatu sikap pada diri individu belum tentu
terwujud dalam suatu tindakan nyata. sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya
dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Dengan demikian sikap
merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap nilai kesehatan
individu serta dapat menentukan cara pengendalian yang tepat untuk penderita
hipertensi.
patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 2 responden (5,4%) tidak patuh
Hipertensi.
keluarga adalah salah satu cara Puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran
76
penderita dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil risiko dari
(97,5%) patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 1 responden (2,5%) tidak
pengendalian Hipertensi.
patuh dalam pengendalian Hipertensi dan sebanyak 16 responden (76,2%) tidak patuh
kesehatan bagi lansia sangat diperlukan selama lansia sendiri masih mampu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
gambaran gambaran kadar gula darah pada Lansia di Rumah Sakit St. Antonio
Hipertensi.
4.2 Saran
78
79
2. Untuk Lansia agar dapat mengikuti petunjuk yang telah diberikan oleh petugas
kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Bustan, MN. 2017. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta : Rineka Cipta
Christine. 2015. Dukungan Keluarga dan Harga Diri Pasien Kanker Payudara di
RSUP H.Adam Malik Medan. Jurnal Penelitian Keperawatan USU
Dinkes OKU. 2010. Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ulu 2020.
Lestari, Diana Putri. 2019. Hidup Sehat Bebas Penyakit. Yogyakarta : Moncher
Publisher
81
Mubarak dan Chayatin, N. 2016. Ilmu Kesehatan Masyarakat : Teori Dan Aplikasi.
Jakarta: Salemba medika
Notoatmodjo, S. 2017. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Soesanto. 2010. Faktor- faktor yang berhubungan dengan Praktik Lanjut Usia
Hipertensi dalam Mengendalikan Kesehatannya di Wilayah Kerja Puskesmas
Mranggen, Kabupaten Demak. Jurnal Keperawatan Vol. 3 No. 2 September
2010 : 98 - 108
Demikian penjelasan secara singkat mengenai penelitian yang akan lansia lakukan.
Atas kerjasama dan ketersediaan saudara menjadi responden dalam penelitian ini,
lansia mengucapkan terimakasih.
Hormat lansia,
Peneliti,
Hesti Yosepta
83
LEMBAR PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mendapat penjelasan singkat mengenai penelitian ini, lansia
mengerti dan memahami manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilakukan terkait
dengan lansia. Lansia yakin bahwa peneliti menghargai serta menjunjung tinggi hak –
hak lansia sebagai responden dan penelitian ini tidak akan berdampak buruk bagi
lansia. Lansia mengerti bahwa keikutsertaan lansia dalam penelitian ini akan
membawa manfaat bagi peningkatan kualitas kesehatan khususnya di wilayah saudara
tinggal.
Dengan ini, maka lansia menyatakan untuk bersedia berpartisipasi secara aktif dalam
penelitian ini dan bersedia menandatangani lembar persetujuan ini.
Pengandonan, 2021
Responden,
.........................................
84
LEMBAR KUISIONER
A. Karakteristik responden
1. Kode Responden :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur : . . . . . . .Tahun
4. Tingkat Pendidikan :
Petunjuk Pengisian:
1. Sebelum mengisi angket ini mohon agar dibacadahulu pertanyaan dengan teliti
2. Beri tanda (√) pada jawaban yang menurut anda benar
3. Jawaban harus sesuai dengan pendapat sendiri dan bukan atas pendapat orang
lain
4. Periksa kembali untuk meyakini bahwa semua pertanyaan telah terisi semua
B. Kuisioner Pengetahuan
No Pertanyaan Benar Salah
1. Hipertensi adalah salah satu penyakit tidak menular dan
cukup berbahaya bagi kesehatan
2. Salah satu gejala Hipertensi adalah sakit kepala
3. Hipertensi beresiko tinggi pada mereka yang berusia di
atas 55 tahun
4. Orang dengan obesitas lebih mudah terkena Hipertensi
5. Merokok merupakan pemicu terkena Hipertensi
6. Penderita Hipertensi harus membatasi asupan garam
bagi tubuhnya
7. Alkohol sangat tidak baik bagi penderita Hipertensi
8. Penderita Hipertensi hendaknya rutin berolahraga
9. Stress adalah hal yang harus dihindari bagi penderita
Hipertensi
10. Hipertensi jika tidak ditangani dengan baik dapat
menyebabkan Stroke
85
C. Kuisioner Sikap
No Pertanyaan Setuju Tidak
Setuju
1. Penderita Hipertensi tidak boleh merokok
2. Penderita Hipertensi tidak boleh minum alkohol
3. Penderita Hipertensi tidak boleh mengkonsumsi
makanan instant/cepat saji
4. Penderita Hipertensi tidak boleh terlalu banyak makan
makanan asin dan berlemak
5. Penderita Hipertensi tidak boleh mengkonsumsi kafein
secara berlebihan
6. Penderita Hipertensi harus rajin mengkonsumsi buah
dan sayur
7. Penderita Hipertensi harus meminum obat secara teratur
8. Penderita Hipertensi harus melakukan olahraga secara
rutin
9. Penderita Hipertensi harus menghindari stress karena
dapat memicu kambuhnya Hipertensi
10. Penderita Hipertensi harus memiliki motivasi untuk
mengendalikan Hipertensi
11. Penderita Hipertensi sebaiknya menjalani gaya hidup
yang sehat
12. Penderita Hipertensi sebaiknya rutin mengontrol
tekanan darah
13. Penderita Hipertensi sebaiknya aktif mengikuti
posyandu Lansia
86
Frequency Table
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Perempuan 27 45.0 45.0 45.0
Valid Laki-laki 33 55.0 55.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tinggi 36 60.0 60.0 60.0
Valid Rendah 24 40.0 40.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
91
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Bekerja 33 55.0 55.0 55.0
Valid Tidak Bekerja 27 45.0 45.0 100.0
Total 60 100.0 100.0
Sikap
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Positif 34 56.7 56.7 56.7
Valid Negatif 26 43.3 43.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
Pengetahuan
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Tinggi 29 48.3 48.3 48.3
Valid Rendah 31 51.7 51.7 100.0
Total 60 100.0 100.0
Dukungan Keluarga
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Mendukung 40 66.7 66.7 66.7
Valid Tidak Mendukung 20 33.3 33.3 100.0
Total 60 100.0 100.0
93
Crosstabs
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .003a 1 .955
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .003 1 .955
Fisher's Exact Test 1.000 .591
Linear-by-Linear Association .003 1 .955
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.10.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Jenis Kelamin
1.033 .340 3.135
(Perempuan / Laki-laki)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 1.010 .724 1.408
Patuh
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = .978 .449 2.129
Tidak Patuh
N of Valid Cases 60
95
Crosstab
Kepatuhan dalam Pengendalian Total
Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 24 12 36
Tinggi % within Pendidikan 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 40.0% 20.0% 60.0%
Pendidikan
Count 18 6 24
Rendah % within Pendidikan 75.0% 25.0% 100.0%
% of Total 30.0% 10.0% 40.0%
Count 42 18 60
Total % within Pendidikan 70.0% 30.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .476a 1 .490
Continuity Correctionb .162 1 .687
Likelihood Ratio .483 1 .487
Fisher's Exact Test .573 .347
Linear-by-Linear
.468 1 .494
Association
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.20.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pendidikan
.667 .210 2.116
(Tinggi / Rendah)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = .889 .641 1.232
Patuh
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 1.333 .580 3.066
Tidak Patuh
N of Valid Cases 60
96
Crosstab
Kepatuhan dalam Pengendalian Total
Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 22 11 33
Bekerja % within Pekerjaan 66.7% 33.3% 100.0%
% of Total 36.7% 18.3% 55.0%
Pekerjaan
Count 20 7 27
Tidak Bekerja % within Pekerjaan 74.1% 25.9% 100.0%
% of Total 33.3% 11.7% 45.0%
Count 42 18 60
Total % within Pekerjaan 70.0% 30.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square .388a 1 .533
Continuity Correctionb .115 1 .734
Likelihood Ratio .391 1 .532
Fisher's Exact Test .582 .369
Linear-by-Linear
.382 1 .537
Association
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.10.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pekerjaan
.700 .227 2.155
(Bekerja / Tidak Bekerja)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = .900 .648 1.250
Patuh
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 1.286 .578 2.860
Tidak Patuh
N of Valid Cases 60
97
Crosstab
Kepatuhan dalam Pengendalian Total
Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 28 6 34
Positif % within Sikap 82.4% 17.6% 100.0%
% of Total 46.7% 10.0% 56.7%
Sikap
Count 14 12 26
Negatif % within Sikap 53.8% 46.2% 100.0%
% of Total 23.3% 20.0% 43.3%
Count 42 18 60
Total % within Sikap 70.0% 30.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 5.701a 1 .017
Continuity Correctionb 4.425 1 .035
Likelihood Ratio 5.726 1 .017
Fisher's Exact Test .024 .018
Linear-by-Linear Association 5.606 1 .018
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.80.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Sikap (Positif /
4.000 1.240 12.905
Negatif)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 1.529 1.037 2.255
Patuh
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = .382 .166 .883
Tidak Patuh
N of Valid Cases 60
98
Crosstab
Kepatuhan dalam Total
Pengendalian Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 20 9 29
Tinggi % within Pengetahuan 69.0% 31.0% 100.0%
% of Total 33.3% 15.0% 48.3%
Pengetahuan
Count 22 9 31
Rendah % within Pengetahuan 71.0% 29.0% 100.0%
% of Total 36.7% 15.0% 51.7%
Count 42 18 60
Total % within Pengetahuan 70.0% 30.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig. (1-
(2-sided) (2-sided) sided)
Pearson Chi-Square .029a 1 .866
Continuity Correctionb .000 1 1.000
Likelihood Ratio .029 1 .866
Fisher's Exact Test 1.000 .544
Linear-by-Linear Association .028 1 .867
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.70.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Pengetahuan
.909 .301 2.744
(Tinggi / Rendah)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = .972 .697 1.355
Patuh
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 1.069 .494 2.315
Tidak Patuh
N of Valid Cases 60
99
Crosstab
Kepatuhan dalam Total
Pengendalian Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 35 2 37
% within Akses Pelayanan
Mendukung 94.6% 5.4% 100.0%
Kesehatan
Akses % of Total 58.3% 3.3% 61.7%
Pelayanan
Kesehatan Count 7 16 23
% within Akses Pelayanan
Tidak Mendukung 30.4% 69.6% 100.0%
Kesehatan
% of Total 11.7% 26.7% 38.3%
Count 42 18 60
% within Akses Pelayanan
Total 70.0% 30.0% 100.0%
Kesehatan
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.
(2-sided) (2-sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 27.803a 1 .000
Continuity Correctionb 24.831 1 .000
Likelihood Ratio 29.476 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 27.339 1 .000
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.90.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Akses
Pelayanan Kesehatan
40.000 7.462 214.428
(Mendukung / Tidak
Mendukung)
For cohort Kepatuhan dalam
Pengendalian Hipertensi = 3.108 1.668 5.793
Patuh
100
Crosstab
Kepatuhan dalam Total
Pengendalian Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 39 1 40
Mendukung % within Dukungan Keluarga 97.5% 2.5% 100.0%
Dukungan % of Total 65.0% 1.7% 66.7%
Keluarga Count 3 17 20
Tidak
% within Dukungan Keluarga 15.0% 85.0% 100.0%
Mendukung
% of Total 5.0% 28.3% 33.3%
Count 42 18 60
Total % within Dukungan Keluarga 70.0% 30.0% 100.0%
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig.
(2-sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 43.214a 1 .000
Continuity Correctionb 39.375 1 .000
Likelihood Ratio 47.043 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 42.494 1 .000
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.00.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Value 95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan
Keluarga (Mendukung / Tidak 221.000 21.422 2279.970
Mendukung)
101
Crosstab
Kepatuhan dalam Total
Pengendalian Hipertensi
Patuh Tidak Patuh
Count 37 2 39
% within Dukungan Kader
Mendukung 94.9% 5.1% 100.0%
Kesehatan
Dukungan % of Total 61.7% 3.3% 65.0%
Kader
Kesehatan Count 5 16 21
% within Dukungan Kader
Tidak Mendukung 23.8% 76.2% 100.0%
Kesehatan
% of Total 8.3% 26.7% 35.0%
Count 42 18 60
% within Dukungan Kader
Total 70.0% 30.0% 100.0%
Kesehatan
% of Total 70.0% 30.0% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
(2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 32.824a 1 .000
b
Continuity Correction 29.527 1 .000
Likelihood Ratio 34.474 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 32.277 1 .000
N of Valid Cases 60
a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6.30.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
102