Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU


LANSIA DALAM MENGENDALIKAN HIPERTENSI
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PDAKOPEMEAN

Skripsi Ini diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk


Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan

OLEH:

WAHYUNI T.GASALY

A1C219001

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MEGAREZKY MAKASSAR TAHUN 2021


HALAMAN PERSETUJUAN

Hasil Penelitian dengan judul :

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA


DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DAKOPEMEAN

Disusun dan diajukan oleh :

Wahyuni T.Gasaly
Nim : A1C219001

Telah disetuji untuk diperteahankan didahapan Tim Penguji Proposal Fakultas


Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky pada hari…
Sabtu….tangggal…13 Maret 2021

Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Indargairi,S.Kep.,Ns.,M.Kep. Achmad Indar Awaluddin,S.Kep.,Ns.,M.Kes.


NIDN : 0917118902 NIDN: 0901019001
Mengetahui,

Ketua Prodi S1 Keperawatan

Syaiful,S.Kep.,M.,Kep
NIDN : 0911128602

i
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim segala puji bagi allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah yang diberikan sehingga saya sebagai penulis dapat menyelesaikan
skripsi saya dengan judul “ Hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia
dalam pengendalian hipertensi Diwilayah kerja Puskesmas Dakopemean”.
Sebagai syarat dari akademik untuk memperoleh gelar S1 Keperawatan
Universitas Megarezky Makassar.

Dalam penyusunan skripsi penulis banyak cerita yang dialami oleh penulis
dalam penyusunan skripsi ini, suka duka yang dialami bercampur jadi satu
sehingga skripsi ini dapat selesai dengan tepat waktu, atas bantuan bimbingan dari
pembimbing 1 dan 2 dan senior yang sangat baik dapat mengarkan saya dalam
penyusunan ini, sehingga kesulitan dalam penyusunan skripsi ini dapat
diatasi.Dengan Ucapan terima kasih dan kepada yang terhormat :

1. Bapak Dr.H.Alimudin,SH.,MH.,M.Kes, Selaku Pembina Yayasan pendidikan


Islam Megarezky .
2. Ibu Hj. Suryani, SH.,MH, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam
Megarezky Makassar.
3. Bapak Prof.Dr.Ali Aspar Mappahya,Sp.PD.,Sp.JP(K), selaku Rektor
Universitas Megarezky.
4. Ibu Dr. Syamsuriati, S. ST.,SKM,M,Kes, selaku Dekan Fakultas
Keperawatan dan Kebidanan Universitas Megarezky.
5. Bapak Syaiful.S.Kep.,Ns.M.Kep. Ketua Program Studi S1 Keperawatan
Universitas Megarezky.
6. Bapak Sultan, S.Kep.,MSN Selaku Penasehat Akademik
7. Indargairi,S.Kep.,Ns.,M.Kep., pembimbing 1 saya yang baik yang selalu
memberikan koreksi dan arahan dalam perbaikan skripsi saya agar hasilnya
baik dan selalu mendorong agar saya dapat segera menyelesaikannya dengan
tepat waktu.

ii
8. Ahcmah Indra Awaluddin ,S.Kep.,Ns.,M.Kes.pembimbing 2 saya yang selalu
baik dalam proses bimbingannya dana selalu mwluangkan waktunya untuk
bimbingan dana bertanya ketiak penulis mengalami kebigungan dalam
penyusunan
9. Alfyan Rahim,S.Kep.Ns.,MSN. Sebagai penguji saya dalam sidang skripsi
yang dapat meluangkan waktunya memberikan bimbingan agar skripsi dapat
segera selesai
10. Kedua surga saya, yaitu bapak saya Taskir dan ibu saya Harmawati dan yang
selau support saya bair tetap semangat dalam penysunan skripsi ini dan selalu
mendoakan saya disetiap malamnya agar saya dapat dilancarkan
11. Keluarga beserta adik-adik saya selalu menemani saya dalam setiap urusan
yang saya lakukan
12. Teman-teman S1 Keperawatan Perawatan Pogram B Angkatan 2019
Untuk semua yang selalu support dan bimbingan semua yang telah
membantu saya dalam penyusunan skripsi tercapainya impian saya
mengucapkan terima kasih atas ilmu yang bermanfaat tak ternilai harganya,
semoga allah berikan keberkahan atas ilmu yang telah kalian berikan.
Akhir kata,terima kasih banyak untuk semuanya saat minta maaf atas
ketidak sempurnaan peneliti selama penyusunan, dengan ini penulis
senantiasa menginginkan kritik yang membangun agar dapat berkarya lebih
baik lagi kedepannya dengan ucapan jika ada kesalahan dan kehilafan mohon
dimaafkan

iii
ABSTRAK

Wahyuni T.Gasaly. A1C219001. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia


dalam Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas dakopemean, Dibimbing
Oleh Indargairi,S.Kep.,Ns.,M.Kep dan Achmad Indar Awaluddin,S.Kep.,Ns.,M.Kes.

Latar Belakang : Peningkatan kesejatraan dibidang kesehatan terutama diindonesia


hipertensi merupakan salah satu penyakit yang terus berkembang dan menjadi sorotan
penting dimasyarakat. Dengan bertambahnya usia dan perubahan life stile hidup lansia dapat

memberikan pengaruh terhadapat terjadinya hipertensi , Dengan bantuan keluarga sebagai


support system dalam kehidupan penderita hipertensi agar kondisi yang dialami semakin
membaik dan tidak memburuk dan terhidar dari komplikasi dari penyakit hipertensi. Maka
diperlukanlah dukungan keluarga untuk penderita hipertensi untuk selalu memeriksakan
tekanan darahnya kepuskesmas terdekat. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui hubungan
dukungan dan pengendalian hipertensi lansia tersebut yang berada diwilayah kerja puskesma
dakopemean
Metode : Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan
pendekatan cross-sectional Populasi penelitian ini adalah respoden hipertensi diwilayah kerja
puskesmas dakopemean sebanyak 88 orang. Sampel dari penelitian ini sebanyakj 37
responden.
Hasil : Sebagian besar lansia meliki dukungan keluarga yang baik sebanyak 27 responden
(73.0%) dan sebagian besar lansia memiliki perilaku baik sebanyak 32 responden (86,5%).
Hasil uji Chi-square dengan taraf signifikansi 0,05 menunjukkan bahwa nilai P – Value
adalah 0,001 < 0,05, artinya Ha diterima terdapat hubungan dukungan keluarga dengan
perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean.
Correlation coefficient 0.650 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan kleuarga
dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di wilayah kerja puskesmas
dakopemean

Kesimpulan dan saran : dalam pengendalian hipertensi dukungan dan perilaku lansia sangat
berhubungan karena dukungan keluarga sangat membantu keluarga dalam berperilaku dalam
mengotrol masalah yang dialami saran untuk semua keluarga diharapkan untuk selalu
mendukung lansia dalam siatuasi apapun apalagi dalam pengendalian hipertensi harus lebih
baik lagi.

Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Perilaku Lansia,Pengendalian Hipertensi

iv
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................ii
ABSTRAK..................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................v
DAFTAR TABEL......................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................5
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................5
D. Manfaat Penelitian.........................................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...............................................................7
A. Landasan Teori Penelitian.............................................................7
1. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga.....................................7
a. Definisi Dukungan Keluarga.............................................7
b. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan........................8
c. Bentuk dan Fungsi Dukungan Keluarga............................9
2. Tinjauan Umum Tentang Perilaku..........................................11
a. Definisi Perilaku................................................................11
b. Domain Perilaku................................................................11
3. Tinjauan Umum Lansia..........................................................12
a. Definisi Lansia...................................................................12
b. Penggolongan Lansia.........................................................12
4. Tinjauan Umum Pengendalian Hipertensi..............................13
a. Definisi Hipertensi.............................................................13
b. Faktor-faktor penyebab Hipertensi....................................13
c. Klasifikasi Hipertensi.........................................................16
d. Patofisiologi.......................................................................18
e. Manifestasi Klinis..............................................................19
f. Pencegahan.........................................................................19

v
g. Penatalaksanaan Hipertensi................................................23
B. Kerangka Konseptual Penelitian......................................................25
C. Hipotesis Penelitian.........................................................................26
D. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif......................................27
BAB III METODE PENELITIAN..........................................................30
A. Desain Penelitian..............................................................................30
B. Lokasi dan Waktu Penelitian...........................................................30
C. Populasi dan Sampel........................................................................30
1. Populasi.......................................................................................30
2. Sampel.........................................................................................30
3. Kriteria Inklusi dan Kriteria Eksklusi..........................................31
D. Instrumen Pengumpulan Data..........................................................31
E. Analisa Data.....................................................................................34
1. Univariat......................................................................................34
2. Bivariat........................................................................................34
F. Etika Penelitian................................................................................34
1. Infomend Konsend......................................................................34
2. Tanpa Nama.................................................................................34
3. Kerahasiaan.................................................................................34

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...........................35

A. Hasil Penelitian................................................................................35
B. Pembahasan......................................................................................43
C. Keterbatasan Penelitian....................................................................48
BAB V PENUTUP......................................................................................49
A. Kesimpulan......................................................................................49
B. Saran.................................................................................................49

vi
DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Klasifikasi Hipertensi..............................................................17

TABEL 2.3 Definisi Operasional.................................................................27

TABEL 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur...............37

TABEL 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin..38

TABEL 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Terakhir...............................38

TABEL 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Suku................39

TABEL 4.5 Distribusi Frekuensi Konsumsi Obat Antihipertensi..............39

TABEL 4.6 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Riwayat Penyakit...............40

TABEL 4.7 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Saat Ini...................................40

TABEL 4.8 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga ...............................41

TABEL 4.9 Distribusi Frekuensi Perilaku Lansia Hipertensi......................41

TABEL 4.10 Distribusi Dukungan Keluarga dan Perilaku Lansia..............42

vii
DAFTAR GAMBAR

2.2 Kerangka Konsep..................................................................................25

viii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Peningkatan kesejatraan kerutama dibidang kesehatan terutama
diindonesia hipertensi merupakan salah satu penyakit yang terus berkembang
sampai saat ini dan menjadi sorotan penting dimasyarakat. Dengan
bertambahnya usia dan perubahan life stile hidup lansia dapat memberikan
pengaruh terhadapat terjadinya hipertensi, dengan bertambah pesatnya
penduduk usia lanjut baik dinegara yang masih berkembang dan Negara
maju. Ini disebabkan oleh angka kematian dan penurunan angka harapan
hidup lansia yang berubah secara keseluruhan. Beberapa faktor yang
mengakibatkan penuaan yaitu, gizi yang tidak seimbang,dan pelayanan
kesehatan, perawatan diri secara fisik dan social ekonomi yang tidak baik.
Dari data dunia populasi lanjut usia akan meningkat disetiap tahunnya.Setiap
lansia akan mengalami proses penuaan yang menandakan bahwa semakin
bertambahnya usia seseorang, peningkatan jumlah lansia menjadi perhatian
khusus pemerintah setempat, karena akan muncul berbagai masalah-masalah
yang akan dialami lansia yang disebabkan oleh perubahan fisik, kongnitif,
perasaan, social dan seksual.pada lansia perubahan yang akan terjadi ketika
berusia lanjut akan mengalami berbagai penyakit lainnya seperti, peningkatan
darah tinggi/hipertensi, peyankit jantung coroner, jantung pulmonalik,stroke
dan gagal ginjal.(Adam 2019).
Tenaga kesehatan berperan penting dalam pengendalian factor resiko
terjadinya hipertensi pada lansia dilakukan dengan cara
pencegahan ,promosikan, pengobatan dan pemulihan. Pengedalian ini
dilakukan pada masyarakat dan pelayanan kesehatan, dan setiap penderita
lansia yang mengalami hipertensi tidak semua mendapatkan pelayanan rawat
Inap. Sebagian akan dirawat jalan. Tidak semua pasien dirawat jalan karna
melihat kondisi keperahan hipertensi yang dialami jika ringan atau berat. Dan
tidak hanya itu dengan persetujuan lansia itu sendiri mau dilakukan

1
perawatan dipuskesmas atau dirumah untuk memberikan kenyamanan diri
klien. (Ayu, Utami, and Sahar 2013).
Menurut dari data kesehatan dunia (WHO) mengestimasikan saat ini 22%
dari jumlah penduduk dunia, menyatakan bahwa kurang dari 1/5 yang
melakukan pengendalian terhadap kondisi hipertensi yang dialami dan yang
memiliki hipertensi tertinggi terdapat diwilayah afrika dengan total hipertensi
sebesar 27% dan prevalensi asia tenggara sebesar 25% yang menenpati posisi
ke 31 dari sebagian penduduk. Organisasi kesehatan dunia
mengintrepretasikan wanita dipenjuruh dunia menderita hipertensi. Yang
mendenderita hipertensi. Total hipertensi ini > dari kelompok laki-laki yaitu 1
diantara 4 (Kesehatan, Hipertensi, and Senyap 2019).
Berdasarkan pengukuran prevalensi hipertensi di Indonesia total penderita
hipertensi sebesar 34,11% dan akan terus terjadi peningkatan, didapatkan
hasil data dari berbagai provinsi Di Indonesia penderita hipertensi teratas
berada di provinsi Kalimantan selatan sebesar 44,13% sedangkan diprovinsi
lain seperti Jawa barat sebesar 39,60%. Kalimantan timur sebesar 39,30%
Jawa tengah sebesar 37,57%. Kalimantan barat 36,99%. Jawa timur sebesar
36,32%. Sulawesi barat sebesar 34,77%. Kalimantan tengah sebesar 34,47%.
jogyakarta sebesar 33,43%. Dan Sulsel sebesar 33,12%. Kalimantan utara
sebesar 33,02%. Di Yogyakarta sebesar 32,86%. Sulawesi selatan Sebesar
31,68%. Sumatera selatan sebesar 30,44%. Bali sebesar 30,97%. Lampung
sebesar 29,94%. Kep Bangka Belitung sebesar 29,90%. Sulawesi tenggara
sebesar 29,75%. Sulawesi tengah sebesar 29,75%. Gorontalo sebesar 29,64%.
Banten sebesar 29,47%. Sumatera utara sebesar 29,19%. Riau sebesar
29,14%. Jambi sebesar 28,99%. Maluku sebesar 28,99%. Bengkulu sebesar
28,14%. Nusa tenggara barat sebesar 27,80%. Nusa tenggara timur sebesar
27,72%. Aceh sebesar 26,45%. Papua barat sebesar 25,90%. Kepulauan riau
sebesar 25,84%. Sumatera barat sebesar 25,16%. Maluku utara sebesar
24,65% dan penderitan hipertensi terendah berada diprovinsi Papua sebesar
22,22%. Dari data diatas menunjukkan hipertensi menjadi masalah kesehatan

2
yang harus diperhatikan terutama diindonesia. (Kesehatan, Hipertensi, and
Senyap 2019)
Proporsi hipertensi berdasarkan pengukuran menurut kelompok umur
didapatkan data penderita hipertensi pada penduduk indonesia yang
menempati posisi tertinggi adalah pada lansia umur 60-74 tahun sebesar
63,2% dan 75+ sebesar 69,5% dan kelompok umur terrendah sebesar 13,4%
pada umur 18+ tahun keatas, 20,1% pada umur 25+ tahun, 31,6% pada umur
35+ tahun,45,3% pada umur 45+ tahun, dan 55,2% pada umur 55+ tahun.
Secara fisiologi semakin tinggi umur seseorang maka semakin beresiko untuk
mengidap hipertensi(Kesehatan, Hipertensi, and Senyap 2019).
Dengan bertambahnya usia, fungsi psikologis lansia akan terjadi
penurunan fungsi kongnitif akibat proses penuaan yang menyebabkan
berbagai masalah degenerative pada kondisi tubuh lansia sehingga mudah
terserang penyakit.(Riskesde , 2013). Salah satu masalah kesehatan masalah
yang paling tinggi dengan menempati urutan pertama pada masalah kesehatan
lansia di Indonesia yaitu penyakit hipertensi sebesar 57,6% (Torar et al.
2018).
Berdasarkan dari data Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
terhadap banyaknya jumlah lansia yang menderita penyakit hipertensi pada
tahun 2015 yaitu berjumlah 96.692 jiwa. Penyakit hipertensi pada lansia
tahun 2015 merupakan penyakit paling banyak yang diderita lansia. Pada
tahun 2016 angka kejadian hipertensi berjumlah 78.853 jiwa. Di Sulawesi
tengah terdapat 13 kabupaten yang merupakan penyumpang penyakit
hipertensi yang salah satunya adalah kabupaten tolitoli yang mengalami
peningkatan jumlah kasus hipertensi yang menyerang pada lansia.(Darah and
Lansia 2020)
Dari data Dinas Kabupaten Tolitoli pada tahun 2017 yang mengidap
hipertensi berjumlah 3.389 jiwa dan menempati posisi pertama dari 11
penyakit terbesar. Penyakit hipertensi pada lansia tahun 2015 merupakan
penyakit paling banyak yang diderita lansia. Pada tahun 2016 angka kejadian
hipertensi pada lansia mengalami [peningkatan yang signifikan yaitu 4.360

3
jiwa dengan urutan pertama dari 11 penyakit terbesar yang berada
dikabupaten tolitoli(Darah and Lansia 2020).
Berdasarkan data dari Puskesmas DakoPemean,dari bulan januari-
desember 2020, lansia memeriksakan tekanan darahnya sebayak 126 orang
angka temuan penderita hipertensi didapatkan sebanyak 88 populasi dan
sampel penelitian yang diambil sebanyak 37 sampel lansia hipertensi dari
jumlah populasinya dan selanjutnya akan dilakukan penelitian pada lansia
hipertensi tersebut.(Puskesmas Dakopemean 2020)
Dasar peneliti mengangkat judul tersebut Karena peneliti tertaik karna dari
berbagai jurnal yang peneliti baca menarik mengangkat Hubungan dukungan
keluarga dan perilaku pengendalian hipertensinya dan disetai riset WHO
mengenai hipertensi jadi penelti ingin melihat didaerah penelitian saya
apakah ada hubungan sehingga peneliti tertarik mengangkat judul ini.
menurut peneliti hal ini ada kaitannya dengan dukungan keluarga jika
keluarga mendukung makan hipertensi kemungkinan kecil tidak akan terjadi
dan keluarga yang menderita hipertensi pun dapat mengendalikan
hipertensinya maka dari itu saya tertarik mengangkan masalah ini dengan
judul dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian
hipertensi diwilayah kerja puskesmas dakopemean.
Dengan bantuan keluarga sebagai support system dalam kehidupan
penderita hipertensi agar kondisi yang dialami semakin membaik dan tidak
memburuk dan terhidar dari komplikasi dari penyakit hipertensi. Maka
diperlukanlah dukungan keluarga untuk penderita hipertensi untuk selalu
memeriksakan tekanan darahnya kepuskesmas terdekat(Bisnu and Kepel
2017).

4
B. Rumusan Masalah

Dari Uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai
berikut apakah ada “Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perlaku lansia
Dalam pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Identifikasi Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia Dalam


Pengendalikan Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean
kab.tolitoli

2. Tujuan khusus

a. Identifikasi dukungan keluarga dalam mengendalikan hipertensi di


wilayah kerja puskesmas dakopemean kab.tolitoli
b. Identifikasi perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di wilayah
kerja puskesmas dakopemean Kab.tolitoli
c. Identifikasi hubungan dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam
pengendalikan hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean
kab.tolitoli.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi profesi keperawatan

Menambah pengalaman berharga dan dapat menambah wawasan serta


pengetahuan mengenai hubungan dukungan keluarga dan pengendalian
hipertensi yang terjadi diwilayah kerja puskesmas dakopemean

5
2. Bagi institusi

Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan diperpustakaan dan untuk


proses pembelajaran mahasiswa Universitas Megarezky Makassar.

3. Bagi puskesmas

Dalam memberikan masukan bagi Puskesmas Dakpemean dalam kegiatan


pembelajaran, maupun untuk penelitian dengan variabel yang sama

4. Bagi penderita dan keluarga

Sebagai saran dan gambaran kepada penderita tentang pentingnya


dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi
sehingga tujuan pengobatan dan kesembuhan dapat tercapai.

5. Bagi penelitian selanjutnya

Dapat dijadikan sebagai data dasar sebagai peneliti lain untuk kepentingan
pengembangan ilmu berkaitan dengan dukungan keluarga dengan perilaku
lansia dalam pengendalian hipertensi untuk pasien hipertensi.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori Penelitian


1. Tinjauan Umum Dukungan Keluarga
a. Definisi Dukungan Keluarga
Menurut (Ii, Teori, and Keluarga 2013) definisi dukungan keluarga
yaitu sebagai sikap dan sebagai tindakan respon keluarga terhadap
anggota keluarganya dalam bentuk dukungan memberikan informasi
serta penilaian terhadap kondisi individu dan memberikan bantuan
secara nyata dan memberikan perasaan nyaman, dukungan keluarga
merupakan suatu bentuk perhatian anggota keluarga terhadap
keluarganya dalam bentuk informasi verbal, saran, bantuan nyata,
perilaku dan emosional pada penerimaan sehingga anggota keluarga
merasa senang dan puas, dalam penyelesaian masalah dengan adanya
dukungan keluarga dapat mempermudah penyelesaian masalah karena
memberikan bantuan perhatian dan bantuan nyata maupun kepedulian
yang didapatkan dari keluarga ketika seseorang mendapat support dari
keluarga maka akan merasa percaya diri dan termotivasi dalam
mendapatkan solusi sebuah permasalahan.
Adanaya dukungan keluarga yang berhubungan dengan
menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit , fungsi
kongnitif,fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu dukungan keluarga
memiliki pengaruh yang positif bagi keluarga dalam menyelesaikan
kejadian dalam hidup yang penuh i sepanjang masa kehidupan, sifat dan
jenis dukungan social keluarga pastinya berbeda-beda dalam siklus
kehidupan masing-masing keluarga, dengan dukungan social keluarga
dapat membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai
kepandaian dan akal, akibatnya hal ini akan meningkatkan kesehatan
dan adaptasi keluarga dalam menanganai suatu masalah tersebut(Ii and
Keluarga 2010).

7
Dengan dukungan keluarga dapat memperkuat individu untuk tetap
kuat dalam mengalami situasi apapun dibantu dengan memberikan
dukungan terhadap diri seseorang agar tetap merasa dihargai,
Dengan adanya potensi yang dimiliki keluarga dalam membantu
menyelesaikan masalah makan akan mempermudah kehidupan sehari-
hari individu dalam melakukan kegiatan dan memilki relevasi dalam
masyarakat. Jika kurangnya dukungan keluarga terhadapat pemeriksaan
kesehatan terhadap anggota keluarga dapat berdampak terhadap
peningkatan kunjungan rutin masyarakat. Dengan lingkungan
masyarakat yang mendukung atau keluarga dapat mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik serta lingkungan social/psikologis.(Penduduk, Posbindu, and
Tidak 2015).
b. Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Dikutip dari (Ii, Teori, and Keluarga 2013) tugas keluarga dalam
kesehatan sebagai berikut :
1) Membantu mengidentifikasi stressor yang dialami keluarga
2) Membantu keluarga mengarahkan keputusan yang baik yang harus
diambil keluarga dalam tindakan kesehatan yang baik.
3) Merawat keluarga yang mengalami masalah kesehatan.
4) Memdengarkan keluhan masalah. Dukungan social keluarga adalah
suatu proses yang terjadi pertahankan atau membuat suasana
didalam rumah menjadi tenang.
5) Selalu menggunakan fasilitas kesehatan masayarakat dalam kondisi
darurat untuk menjalin hubungan baik.
Dikutip dari Donsu,dkk (2015) dalam (Ii, Teori, and Keluarga 2013)
tugas keluarga :
1) Menjaga menjaga kesehatan anggota keluarga
2) Menjaga perekonomian dalam keluangsungan hidup keluarga.
3) Keluarga memiliki tugas masing-masing didalam anggota keluarga
1) Berinteraksi antara sesama

8
2) Didalam keluarga memiliki peraturan yang telah ditetapkan
3) Menjaga ketertiban dalam keluarga
4) Menjadi yang terdepan keluarga dalam situasi pelindung keluarga di
masyarakat yang luas.
5) Memberikan support kepada keluarga
c. Bentuk atau fungsi dukungan keluarga
Dikutip dari (Zakia Fitri Radiani 2018)),dukungan keluarga terdiri dari
beberapa bentuk sebagai berikut :
1) Dukungan Penilaian
Dalam bentuk penilain dapat membantu keluarga mengenal kondisi
sressor yang dialami dengan baik dalam menyelesaikan masalah.
Ketika penilaian positif yang didapat oleh individu makan dukungan
keluarga ini akan digunakan.Dengan adanya seseorang yang diajak
bicara oleh individu lainnya maka individu dapat mengenal masalah
yang dialami.keluarga sebagai penyemangat, dengan persetujuan
keluarga mengenai ide-ide atau kondisi yang dialami dengan
membandikan pemikiran baik seseorang dan yang lainnya
2) Dukungan instrumental
Bentuk pemberian dukungan instrumental kepada keluarga secara
langsung dengan memberikan pelayanan, memberi bantuan dana dan
bahan yang dibutuhkan dengan bantuan secara real dimana sesuatu
yang diberikan akan sangat membantu menangani masalah yang
dialami dengan tuntas. Termasuk dengan melakukan pemberian
bantuan secara lanangsung seperti ketia seseorang memberikan
langsung dana dan membantuan melakukan kegiatan sehari-hari,
memberitahuan informasi, tersedianya kendaraan yang dibutuhkan,
melindungi dan menjaga seseorang saat kesusahan maupun yang
mengalami stressor yang mendapatkan bantuan pemecahan suatu
permasalahan.
dengan adanya dukungan secara langsung yang dilakukan oleh
seseorang dapat mengurangi stressor keluarga yang mengalami

9
masalah tersebut. Pada dukungan secara nyata yang dilakukan oleh
anggota keluarga sebagai sumber pencapaian tujuan secara nyata.
3) Dukungan informasional
Dukungan informasional ini merupakan bentuk tanggung jawab
dalam keluarga untuk memberikan informasi dan pemberikan solusi
dengan cara berkomunikasi dalam menyelesaikan suatu masalah
seperti memberikan pengarahan pada keluarga dan memberikan
nasehat atau Tanya jawab mengenai bermasalahan yang dialami
untuk memberikan solusi dan memberikan informasi mengenai
pemeriksaan tenaga medis sebagai pengobatan yang baik bagi
keluarga dan tindakan khusus bagi dirinya dalam mengendalikan
stressor yang dialami, aggota keluarga dapat keluar lagi stressor dari
masalah yang dialaminya dengan pemecahan masalah dengan
bantuan dan support dari keluarga dengan penyediaan informasi dari
keluarga.
4) Dukungan Emosional
Jika Individu mengalami sressor secara langsung pasti yang
mengalami hal tersebut akan merasa emosinal, perasaah sedih hingga
timbul kecemasan dan kehilangan semangat diri, ketika seseorang
dalam keadaan mengalami stressor mengenai permasalahan apapun
yang dialami maka akan berkurang stressor yang dialami. Dengan
bantuan dukungan emosional dari keluarga dapat memberikan rasa
nyaman kepada individu dan merasa disayangi.dengan dukungan ini
keluarga memberikan semangat dan sebagai tempat untuk
mengistirahatkan perasaannya.

10
2. Tinjauan Umum Tentang Perilaku
a. Definisi Perilaku
Perilaku merupakan tindakan seseorang terhadap suatu rangsangan dari
luar untuk dilakukan suatu tindakan nyata, perilaku ada 2 yaitu perilaku
terbuka dan berilaku tertutup. Perilaku terbuka yaitu bentuk
tindakannya dapat diamati dari luar perilaku ini akan dapat diamati
secara langsung setelah berinteraksi antar sesama dan respon dari luar
akan membentuk perilaku baru.karena hubungan dari rangsangan
terhadap respon tubuh merupakan mekanisme dari proses belajar dari
lingkungan luar yang mana mempengaruhi perilaku seseorang,
perlakuan akan memberikan kekuatan kepada rangsangan stimulus
untuk mempertahan rangsangan laninnya. Terjadinya perubahan
perilaku yang kurang baik merupakan hukuman perilaku kesehatan
sebagai peerlengkapan seperti keyakinan,hayalan, rencana, dan nilai-
nilai pendapat elemen kongnitif lainnya. Dengan karakter individu,
termasuk perasaan atau kondisi emosional dan sifat serta tindakan yang
jelas dan dengan kebiasan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan tersebut. Dan perilaku tertutup
dimana perilaku ini tidak bisa diamati dari luar secara jelas karena
respon perilaku seseorang masih dibatasi karena respon perilakunya
hanya diketahui oleh diri sendiri dan sulit diamati dari luar atau orang
lain karna bersifat tersebunyi iya berupa perasaan,pendapat dan sikap
yang ditutupi dan tidak mudah diungkapkan.(Obella and Adliyani 2015)
b. Domain Perilaku
Suatu bentuk rangsangan dari luar yang diperintahkan untuk melakukan
tindakan dari dalam untuk melakukan suatu gerakan atau perlakuan,
tetapi dalam berperilaku sangat tergantung pada kondisi seseorang dan
faktor yang membedakan rangsangan dari setiap orang berbeda.
Perlakuan terhadap rangsangan yang sama disebut determinan perilaku
ini dapat dibedakan jadi 2 yaitu :

11
1) Faktor dari dalam, yaitu: karakter seseorang yang dimilikinya adalah
berupa sifat bawaan dari keluarga
2) Faktor dari luar yaitu : berupa lingkungan yang
kondusif,positif,lingkungan social, perekonomian,politik dan masih
banyak lagi dan faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat
memperngaruhi perilaku seseorang(Obella and Adliyani 2015)
3. Tinjauan Umum Lansia
a. Definisi Lansia
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1998 mengenai
kesejateraan lansia menyatakan jika umur seseorang telah mencapai 60
tahun keatas maka dikatakan lansia dan lansia akan terus mengalami
proses penuaan disetiap tahunnya disertai dengan penurunan daya ingat
dan fungsi kongnitif lainnya dan semakin rentan terserang berbagai
penyakit yang akan menimbulkan kematian, ini terjadi akibat fungsi
dan strutur dan organ dan system dalam tubuh mengalami penurunan
atau kerusakan ( putri 2015) dalam (Zakia Fitri Radiani 2018)
Usia lanjut merupakan tahap akhir penutupan usia dan pengalaman
atau proses kehidupannya yang sudah sangatlah panjang yang mana
telah mengalami berbagai macam pengalaman hidup dmasa yang lalu
penuh dengan hal yang menyenangkan dan banyak (Prinadiyanty 2018)
b. Penggolongan Lansia
Menurut WHO usia lansia dibagi menjadi 3 golongan sebagai berikut :
1) Masa lanjut usia(elderly) 60-74 tahun
2) Masa usia tua(old) 75-90 tahun
3) Sangat tua (very old) 90 tahun

Menurut Departemen Kesehatan RI (2010) dalam (wildan setyanto 2017)


dari teori tersebut, dapat diambil kesimpulannya yang terjadi dindonesia
keita seseorang umurnya telah 60 tahun atau pun lebih dapat dikatakan
telah masuk difase lanjut usia dan akan sangat beresiko tinggi terserang
penyakit.

12
4. Tinjauan Umum Pengendalian Hipertensi
a. Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah dimana tekanan darah seseorang meningkat
dengan sistolik 140 mmHg dan diastolic 90 mmHg yang mana akan
mengalami hipertensi dan beresiko terserang penyakit jantung dan juga
berbagai penyakit menyerta lainnya jika tekanan darah seseorang
semakin tinggi makan resikonya akan semakin besar. Hipertensi dapat
disebabkan oleh beberapa factor seperti strees, kegemukan,merokok,
penyakit ginjal, kurang olahraga dan genetic(Nurarif H.A & Kusuma H
2015).
Kenaikan darah pada seseorang yang mengalami hipertensi susah
diamati karna berbagai fakor yang memicu kenaikan tekanan darah
banyak penyebabnya dan bersifat sempit untuk setiap orang dengan
aktivitas fisik yang kurang dan dan gaya hidup yang kurang baik dapat
meningkatkan kadar kolestrol dalam darah seseorang yang menjadi
pemicu munculnya berbagai penyakit pada saluran darah
(Ruslianti,2014). Dengan jumlah tekanan yang diberikan oleh darah
didalam arteri yang dilalirkan keseluruh tubuh saat jantung memompah
dan masuk kesistem keperedaran darah dan tekanan darah dapat
berubah tiap detik tak menentu makan dengan penyesuai tubuh dengan
mengontrol sesuatu yang masuk kedalam tubuh dapat dipastikan sehat
untuk tubuh agar tekanan darah terkontrol dengan baik(Herbert
Benson,dkk,2012).
b. Faktor-Faktor Penyebab Hipertensi
Menurut (Budi S.Pikir 2015) Faktor-faktor penyebab hipertensi dibagi
menjadi 2 sebagai berikut :
1) Faktor yang dapat dikendalikan
a) Obesitas
Obesitas yaitu peningkatan berat badan seseorang yang melebihi
batas normal IMT tubuh yang mana mudah mengalami hipertensi
namun belum dipastikan penyebabnya namun dapat dipastikan

13
bahwa pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita
obesitas dengan yang hipertensi lebih tinggi dari pada berat badan
normal, walaupu tidak semua penderita hipertensi gemuk, tapi
tidak menutup kemungkinan terseraang hipertensi, tetapi berfokus
keorang gemuk peluang terkenal hipertensi sangatlah besar.
b) Takaran Garam
Jika mengkonsumsi garam secara berlebih dapat mengakibatkan
jantung bekerja sangat keras dan tekanan darah akan naik Karen
volume dalam darah akan menigkat.
c) Pola hidup
Dalam pengendalian hipertensi tingkah laku seseorang berperan
sangat penting . Apabila seseorang yang berat badannya
melebihin IMT dan tidak menakar garam dapur dan makan
berlebihan dan kurang meklakukan aktivitas maka sangat mudah
mengalami hipertensi.
d) Merokok
Hubungan hipertensi terhadap seorang perokok sangat
mempengaruhi karena akan mengalami kenaikan tekanan darah
kenapa karena zat yang terkandung dirokok mengandung nikotin
karan zat ini mudah diserap oleh pembuluh darah dan dialirkan
keseluruh tubuh yang mana dipompa oleh jantung,dan akan
memberi sinyal pada kelenjar adrenalin untuk memerintahkan
untuk melepas efinefrin (adrenalin). Yang mana dapat membuat
pembuluh darah mengalami penyempitan dan memaksa jantung
bekerja lebih keras untuk memompah dan karbon monoksida
dalam asap rokok tersebut dapat merubah oksigen.
2) Faktor yang tidak dapat diubah
a) Umur
Ketika umur seseorang sudah menginjak 18 tahun keatas zat
kapur atau kalsium dalam system metabolism akan terganggu
seiring bertambahnya umur dan akan memicu terjadi peningkatan

14
tekanan darah, dimana zat kapur bercampur bersama darah akan
membuat darah semakin padat dan jantung memompa semakin
keras dan pembuluh darah semakin menyempit diakibatkan
endapan kalsium di dinding pembuluh darah dan disitulah terjadi
peningkatan tekanan darah.
b) Jenis Kelamin
Jenis kelamin menentukan resiko hipertensi paling banyak
diderita oleh perempuan menopause Karen hormone estrogen
pada wanita menurun dan pada laki-laki akan mengalami gejala
hipertensi pada umur setelah 30 tahun keatas gaya hidup yang
mempengaruhi kenaikan tekanan darah
c) Keturunan (Genetik)
Seseorang dengan riwayat keluarganya hipertensi akan akan lebih
beresiko menderita hipertensi dibanding yang dalam keluarganya
tidak mempunyai riwayat genetik hipertensi, sebab bawaan gen
dari kelurga atau orang tua yang memiliki riwayat hipertensi dan
sedarah sangatlah berpengaru lebih cepat, meski pun penyakit
hipertensi ini tidak identic dengan penyakit turunan
d) Etnis
Kebanyakan orang berkulit hitam banyak menderita hipertensi
disbanding berkulit putih morbilitas maupun mortalitas diduga
ada kaitannya peningkatan tekanan darah dan genetic yang
berbeda. Berbagai penelitian menyatakan kenaikan
anginotensinogen.
e) Usia lanjut
Usia 60 keatas paling rentang mengalami hipertensi dan sangat
beresiko mengalami penyakit sroke dan pengakin jantung bila
tidak diatas dengan baik.

Jika seseorang memiliki riwayat hipertensi dikeluarganya


dan mengalami hipertensi ringan, seseorang tersebut dapat

15
mengurangi hipertensinya dengan cara melakukan pengendalian
khusus dengan mencegah terjadinya faktor pemicu penyakit
hipertensi, dimana hipertensi ini tidak dapat sembuh tapi dapat
dikendalian dengan mengkonsumsi obat yang diresepkan oleh
dokter untuk mencegah terjadinya komplikasi.

c. Klasifikasi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan.
1) Hipertensi primer (esensial)
Menurut (Nurarif Hh.A & Kusuma H 2015) dimana hipertensi ini
dipengaruhi oleh keturunan, system saraf yang didalam renin dan
hormone yag membuat pembuluh darah menyempit dan terjadi
peningkatan tekanan darah, Disebut juga hipertensi diopatik karena
tidak diketahui penyebabnya terjadinya dan resiko terjadinya
hipertensi kebanyakan terjadi pada seseorang seperti : individu yang
mengalami Obesitas, perokok aktif dan yang sering mengkonsumsi
alcohol dan kondisi darah didalam tubuh terlalu banyak
2) Hipertensi sekunder
Dimana seseorang mengalami tekanan darah yang cukup tinggi dan
peningkatan tekanan darahnya disebabkan oleh penyakit tertentu
Dan mengalami kelainan padah pembuluh darah arteri yang
menyalurkan darah keginjal
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :
a) Dikatakan tekanan daarah tinggi ketika sistolik lebih besar dari
diastolic seperti 140 mmHg/90 mmHg
b) Terjadinya hipertensi diakibatkan oleh tekanan darah terhambat
sehingga tekanannya lebih besar dari 160 mmHg dan lebih rendah
90 mmHg ini kebanyakan terjadi pada lanjut usia
Dalam kondisi lansia perubahan akan terjadi pada kondisi
kesehatannya dan mengalami hipertensi yang disebabkan oleh :

16
1) Pada dinding pembuluh darah mengalami penurunan
elastisitasnya
2) Didalam pintu masuknya darah mengalami penebalan dinding
jantung dan menyebabkan kekakuan
3) Diumur seseorang memasuki 20 tahun kondisi cura jantung
tersebut akan berkurang sebanyak 1% dan akan berkurang
disetiap tahunnya disebabkan kekuatan jantung untuk memompa
mengalami penurunan.
4) Terjadinya penurunan elastisitasan didalam pembuluh darah
disebabkan oleh system kerja pembuluh darah perifer untuk
oksigenasi berkurang.
5) Meningkatnya kekebalan pada dinding pembuluh darah perifer

2.1 Clasifikasi of Hipertensi Based on Office Blood Pressure (BP)


yaitu :

Kategori Sistolic Diastolic


(mmHg) (mmHg)
Normal BP < 130 Dan < 85
High-normal BP 130/139 Dan/atau 85-89
Grade 1 Hipertensi 140-159 Dan/atau 90-99
Grade 2 Hipertensi ≥ 160 Dan/atau ≥ 100
Sumber : .(Unger et al. 2020)

17
d. Patofisiologi

Patofisiologi hipertensi sangatlah sempit, dan terjadinya tidak


diketahui dan dilihat dari faktor terjadinya hipertensi esensial banyak
yang mempengaruhi seperti : keturunan,gaya hidup yang berpengaruh
besar terhadap timbulnya hipertensi,kerusakan gunjal dan gangguan
pada hormonal. Terkait faktor keturunan, polimorfise lokus-lokus gen
yang terlibat dalam regulasi reseptor angiotension I dan aldosterone
synthase beresiko menimbulkan hipertensi. Dalam satu studi pada
pasien hipertensi dengan partisipan etnis cina didapatkan mutasi gen-α-
adducin yang berperan dalam aktivitas enzimatik pompa ion
Na+/K+/ATPase terkain absorbs sodium diginjal mengakibatkan
peningkatan sensitivitas terhadap garam.Perubahan system
kardiovaskuler, neurohormonal dan ginjal sangat berperan.

Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat memicu peningkatan


kerja jantung yang berakibat peningkatan curah jantung. Kelainan pada
pembuluh darah berperan terhadap total resistensi perifer, vasokontriksi
dapat disebabkan peningkatan aktivitas saraf simpatif, gangguan
regulasi faktor local (nitrit oxide, faktor natriunerik dan endotelin) yang
berperan dalam pengaturan tonus vaskuler. Kelainan pada ginjal berupa
efek kanal ion Na+/K+/ATPase, abnormalitas regulasi hormone renin-
agiotension-aldosteron serta gangguan aliran darah ke ginjal. Gangguan
pada tekanan atriuresis juga dapat menggaggu pada pengaturan ekstresi
sodium hingga mengakibatkan retensi garam dan cairan.
Terjadinya penyempitan pada pembuluh darah. Peningkatan kadar
vasokontriktor seperti angiotension 2 atau enditelin berhubungna
dengan terjadinya kekebalan dinding pembuluh darah, seseorang yang
sangat sensitive terhadap garam dapur sangat cepat mengalami
hipertensi dan kurang beraktivitas, kurang diet yang dapat
menimbulkan obesitas pemicul hipertensi esensial

18
. sebagai mana suatu penelitian mengatakan jika kondisi tubuh
seseorang sehat dan tidak mengalami obesitas maka tekanan darahnya
normal dan jika kondisi tubuh seseorang mengalami obesitas maka
peningkatan tekanan darah jg akan meningkat.(Lilly.Ls 2016)
e. Manifestasi klinis
Menurut (Nurarif H.A & Kusuma H 2015), tanda dan gelaja pada
hipertensi dibedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Dengan terjadinya peningkatan tekanan darah tinggi untuk gejala
yang muncul belum bisa dipastikan secara pasti bahwa hal itu
menyebabkan hipertensi pada seseorang selain penentuan tekanan
arteri oleh dokter yang memeriksa. Hal ini berarti tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Ketika kondisi seseorang mengalami kenaikan tekanan darah banyak
yang mengalami kondisi tersebut seperti : merasakan sakit
kepala ,mudah lelah dan kondisi seseorang yang sudah didiagnosis
oleh dokter hipertensi maka gelajanya agak sedikit berbeda karena
lebih banyak lagi seperti sesak nafas,mual,merasa gelisah, muntah
dan kuesadarannya menurun.
Masalah yang lazim muncul
1) 1% cura jantung akan menurun
2) Timbulnya nyeri secara tiba-tiba
3) Kenaikan volume darah
4) Inteloransi aktivitas
5) Ketidak efektifan koping
f. Pencegahan
Dengan melakukan pencegahan dapat mencegah terjadinya hipertensi
terjadi. Dimana saat kondisi tubuh mengalami hipertensi dan anggota
keluarga dan dirinya mengalami hal tersebut disitulah seseroang mulai
inginmengenal hipertensi dan melakukan pencegaha. Hipertensi dapat
dikontrol jika hipertensinya ringan dengan cara melakukan aktifitas

19
langka pencegahan yang sangat baik agar hipertensi tidak dating lagi.
Pastinya dengan cara mengkonsumsi obat yang ditentukan oleh dokter
agar terhindar dari resiko timbulnya komplikasi yang buruk (Stop High
BLOOD Prosessure). Hindarilah pemicu hipertensi.
1) Pola makan

Dalam menjaga kesehatan perlu diatasi dengan pengaturan pola


makan yang baik dan benar apa lagi untuk penderita hipertensi yang
mana semua jenis makanan yang bertengan harus dihindari agar
tidak terjadi hipertensi dengan penerapan jenis makanan yang sehat
seperti rendah lemak jenuh, rendah kolestrol dan harus
mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran untuk menurunkan
tekanan darah yang tinggi, untuk mengatasi hipertensi dengan diet
ada 4 macam cara sebagai berikut :

a) Diet rendah garam


Ada tiga macam diet rendah garam (sodium) yaitu :
(1) Diet ringan. Boleh mengkomsumsi 1,5-3 gram sodium perhari,
sehari dengan 3,75-7,5 gram garam dapur.
(2) Diet menegah, boleh mengkomsumsi 0,5-1,5 gram sodium
perhari senilai 1,25-3,75 gram garam dapur.
(3) Diet berat, hanya boleh mengkomsumsi dari 0,5 gram sodium
atau kurang dari 1,25 gram garam dapur perhari.
Dalam menurunkan berat badan diperlukan makanan yang
mengandung cukup zat gizi,protein,mineral dan vitamin yang cukup
dan bukan hanya itu juga diperlukan diet rendah garam untuk
membantu mengurangi kadar air dalam jaringan tubuh agar tekanan
darah menurun.
b) Diet rendah kolestrol dan lemak terbatas
Dengan diet ini dapat membantu menurunkan kegemukan dan
membantu penurunan kadar kolestrol dalam darah untuk individu
yang tekanan darahnya mengalami peningkatan terus-menerus.

20
Dapat diperhatikan dalam mengatur pola diet memiliki cara sebagai
berikut :

(1) Kurangi mengkomsumsi produk olahan makanan yang


mengandung,mentega, lemak hewan terutama cemilan gorengan
yang banyak mengandung minyak.

(2) Kurangi komsumsi olahan daging sapi yang dimasak dengan


berbagai macam rembah dan sejenisnya serta makanan laut
seperti cumi,udang,dan lainnya yang dapat memicu colestrol dan
peningkatan tekanan darah tinggi.
(3) Kurangi komsumsi telur secara berlebihan dan minimal 3 butir
dalam seminggu dan perbanyak mengkonsumsi putih telur dan
kuning telur sebaiknnya dikurangi.
(4) Komsumsi tahu dan tempe dan jenis kacang dan biji-bijian
lainnya.
(5) Kurangi penggunaan gula dalam memboat olahan makanan atau
minuman apapun.
(6) perbanyak makan yang dikonsumsi yang berserat dan dalam
megolah campuran makanan perlu diperhatikan dengan kadar
kolestrol yang dialami hindarilah mengkonsumsi buah durian
dan nangka.
c) Diet tinggi serat
Dengan melakukan diet tinggi serat dapat menurunkan kadar
kolestrol dan peningkatan tekanan darah hal ini dianjurkan untuk
mengontrol hipertensi dengan selalu mengkonsumsi makanan
berserat ada beberapa contuh jenis bahan makanan yang
mengandung serat :
(1) Yang pertama jenis buah yang perlu dikonsumsi yakni
papaya,magga,semagka,pisang,apel,jambu biji.
(2) Yang kedua konsumsi sayuran, seperti kacang panjang, daun
singkong,wortel,tomat,bawang-bawangan.

21
(3) Yang ketiga konsumsi protein nabati seperti biji-bijian,kacang
ijo,kacang tanah, dan jenis protein nabati lainnya yang baik untuk
tubuh.
(4) yang keempat konsumsi makan pelengkap lainnya seperti jeli dan
rumput laut
d) Diet rendah kalori bagi yang kegemukan
Dalam melakukan diet rendah kalori diperlukan pengendalian
hipertensi dengan membatasi asupan kalori yang masuk kedalam
tubuh agar terkontrol dan orang yang mengalami kegemukan akan
sangat beresiko tinggi menderita hipertensi apa lagi pada umur 40
tahun hal ini perlu diperhatikan dengan cara sebagai berikut :

(1) Pengurangan asupan kalori yang dikonsumsi sebanyak 25%

(2) Memastikan makanan yang dikonsumsi 4 sehat 5 sempurna


(3) Melakukan olahraga yang mudah dan efektif dilakukan sehari-
hari.
2) Pola Istirahat
Dengan pola istirah yang cukup untuk mengistirahatkan tubuh dari
aktivitas sehari-hari dapat membantu penurunan tekanan darah.
3) Pola Aktivitas
Dengan melakukan aktivitas sehari dengan berolahraga mau pun
memulai gerakan yang aktif dapat membantu memulihkan tekanan
darah dengan melakukan olahraga yang rutin. Dengan melakukan
aktifitas yang baik akan mempengaruhi kesehatan mental dan fisik
dalam kesehatan sebaliknya dengan aktifitas yang kurang baik
makan akan sangat mudah menderita hipertensi(Cahyawaty.M.Intan
2017)

22
g. Pentalaksanaan Hipertensi
Menurut,(Dokter, Kardiovaskular, and Pertama 2015). Dalam
penatalaksaan terapi yang digunakan non farmakologi cara umum
menurunkan tekanan darah dengan melakukan pola hidup yang sehat
dapat menurunkan resiko terjadinya peningkatan tekanan darah pada
kondisi yang mengalami hipertensi grade 1 dengan strategi ini
merupakan tatalaksana tahap awal yang harus dilakukan secara rutin
selama 4 sampai 6 bulan. Jika dalam waktu yang telah ditentukan tidak
mengalami penurunan tekanan darah sesuai dengan apa yang
diharapkan maka akan segera diarahkan untuk melakuykan terapi
farmokogi :
a) Dengan memperhatina asupan makanan yang dikonsumsi dan
membantu penurunan berat badan sangat berpengaruh dalam
penurunan tekanan darah dan terhidar dari diabetes.
b) Dengan melakukan pengontrolan dalam penggunaan garam dapur
dalam mencampurkan garam dalam makanan sangat perlu
diperhatikan Karen dari tradisinoal daerah itu masih sangat tinggi
dalam penggunaa garam dapurnya dimana garam ini dapat
mengfurangi dosis obat antihipertnesi pada porang yang
mengalami hipertensi grade 2 dan tidak diajurkan asupan
garamnya melebihi 2 gram/ hari
c) Dengan melakukan olahraga rutin yang ringan dan sering minimal
15-30 menit dalam sehari dapat membantu penurunan tekanan
darah dan diajurkan untuk melakukan aktifitas jalan kaki dan naik
sepeda dan naik tangga untuk menjaga agar fisik tetap sehat.
d) Hindari mengkonsumsi alcohol jika sering mengkomsumsi
alcohol dapat memicu peningkatan tekanan darah dalam tubuh
dengan pola hidup yang terbiasa mengkonsumsi alcohol dan
sangat beresiko terkena hipertensi apalagi lakohol yang
dikonsumsi sebanyak 2 gelas/hari pada pria dan wanita 1 gelas

23
akan sangat beresiko demikian harus membatasi atau berhenti
agar tekanan darah kembali pulih dalam kondisi normal.
a) Merokok tidak baik untuk kesehatan dan dapat mempengaruhi
kesehatan organ paru dan lainnya dan memicu faktor resiko
terjadinya penyakit kardiovaskuer sebaiknya dianjurkan untuk
berhenti walaupun susah dan lakukanlah secara bertahan dnegan
mengurangi jumlah rokok yang dikonsumi.

24
B. Kerangka Konsep Penellitian
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep Hubungan Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia
dalam Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean
yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Faktor-faktor penyebab
hipertensi.
1.Genetik
2.Jenis kelamin
3. Usia
4.Merokok
5.Asupan garam
6.Makanan dan gaya hidup

Vaeiabel Independen Variabel dependen


Dukungan Keluarga

1.Dukungan keluarga penilaian

2.Dukungan emosinal Perilaku lansia Dalam


Pengendalian
3.Dukungan instrumental
Hipertensi
4.Dukungan informasi

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

25
Keterangan :

: Variabel Independen diteliti

: tidak diteliti

: Variabel Dependen diteliti

: Garis berpengaruh

: Garis yang Berhubungan

D. Hipotesis Penelitian
Ha: Ada hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensi di wilayah kerja puskesmas Dakopemean
kab.tolitoli tahun

26
E. Definisi Operasional
Karakteristik dari suatu yang telah didefinisikan sehingga penelitin mudah
dalam melakukan observasi atau pengukuran dalam penelitian secara cermat
terhadap suatu objek atau phenomena. Pada definisi operasional dirumuskan
sebagai berikut :(Nursalam 2013).
2.3 Tabel definisi operasional

Variabel Definisi Operasional Instrumen Skala


Independen bentuk perhatian anggota Kuesioner Nominal
Dukungan keluarga terhadap
Keluarga Di keluarganya dalam bentuk
Wilayah Kerja informasi verbal, saran,
Puskesmas bantuan nyata, perilaku dan
Dakpemean emosional pada penerimaan
sehingga anggota keluarga
merasa senang dan puas,
Dependen Pembinaan kesehatan lansia Kuesioner Nominal
Perilaku Lansia yang dilakukan oleh tenaga
Dalam kesehatan setempat yang
Pengendalian berupa tpromotif, preventif,
Hipertensi Di kuratif dan rehabilitative
Wilayah Kerja
Puskesmas
Dakopemean

1. Kriteria Objektif
a. Dukungan yang berupa perhatian, emosi, informasi, nasehat materi
maupun penilaian yang diberikan oleh anggota keluarga
(anak/menantu/cucu/saudara). Skala pengukuran adalah nominal
Baik : Jika jawaban >50%
Tidak Baik : Jika jawaban <50%

27
b. Pembinaan kesehatan lansia yang terpadu dan berkesinambungan
diperlukan bagi lansia baik berupa promo-tif, preventtif, kuratif dan
rehabilitative. Skala pengukuran adalah nominal
Baik : Jika jawaban >50%
Tidak baik : Jika skor jawaban responden <50%

28
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dimana
peneliti menjelaskan adanya hubungan antara variable melalui penguajian
hipotesa, dengan pendekatan cross-sectional yaitu peneliti menekankan waktu
pengukuran/observasi data variable independen dan dependen hanya satu kali
pada satu saat (Nursalam 2013). Pengukuran data penelitian (variable bebas
dan terikat) dilakukan satu kali dan secara bersamaan. Penelitian ini
menganalisis tentang Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia
Dalam Pengendalian Hipertensi Diwilayah Kerja Puskesmas Dakopemean
Kabupaten Tolitoli.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Di wilayah kerja puskesmas dakopemean
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data awal dilakukan pada tanggal 06 januari 2021 dan waktu
penelitian pada tanggal 24 Juli 2021- 6 agustus 2021.
C. Populasi dan Sample
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang mengalami
hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Dakopemean. Tehnik Sampling
yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan non
probability sampling. Jumlah lansia sebanyak 37 orang pada tahun 2021
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah lansia yang meliliki hipertensi yg
memiliki tekanan darah tinggi dan jumlah sampelnya sebanyak 37 orang
b. Tehnik Sampling
Tehnik sampling merupakan suatu seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada sehingga jumlah sampel yang

30
akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Adapun tehnik
pengambilan dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode Non probabitity sampling dengan tehnik purposive sampling
(Sugiono 2016)
1) Purposive Sampling
Tehnik penentuan sample yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota
sampel.
3. Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi
a. Kriteria Insklusi
1) Semua lansia yang berumur >60 tahun menderita hipertensi di
Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean Kab.Tolitoli
2) Bersedia dijadikan responden
3) Dapat berkomunikasi dengan baik
4) Dapat membaca, menulis dan berbahasa Indonesia.
5) Tidak terganggu penglihatan dan Pendengarannya
b. Kriteria Eksklusi
1) Penderita atau Keluarga menolak untuk menandatangani informed
concent.
2) Penderita mengalami ketidak nyamanan fisik yang berat seperti
sesak nafas, demam atau kelelahan ekstrim sehingga tidak
memungkinkan untuk responden mengikuti penelitian.
3) Responden yang diteliti meninggal dunia
D. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini berbentuk kuesioner yang
diambil dari penelitian sebelumnya. Instrumen pengumpulan data terdiri dari
2 bagian, yaitu :
1) Kuesioner dukungan keluarga
Alat ukur yang digunakan dalam dukungan keluarga ini adalah
kuesioner berisi 10 item pertanyaan tentang dukungan keluarga yang
meliputi dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan

31
instrumental dan dukungan penghargaan, menggunakan skala guttman
yang mempunyai alternative jawaban ya dan tidak, kuesioner ini
diadopsi dari skripsi Mega Intan Cahyawaty (2017).

I= R

Keterangan
I = Interval kelas
R = Range/kisaran
K = Jumlah kategori
Dimana :
Skor tertinggi = 1 x 10 = 10 (100%)
Skor terendah = 0 x 10 = 0 (0%)
R = 100-0 = 100%
K=2
Interval kelas : 100/2 = 50
Standar Skor : 100-50 = 50%
Kriteria Objektif
Baik : Jika skor jawaban responden ≥50%
Tidak baik : Jika skor jawaban responden ≤50%
2) Kuesioner Perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi
Alat ukur ini digunakan dalam perilaku lansia dalam pengendalian
hipertensi ini adalah kuesioner berisi 10 item pertanyaan menggunakan
skala gutman yang mempunyai alternative jawaban ya dan tidak.
Kuesioner ini dikutip dari skripsI (Cahyawaty.M.Intan 2017).
Pertanyaan ini menggunakan skala guttman Kriteria/cara pengukuran
dalam penelitian ini, jika menjawab “Ya” diberi skor 1(satu), dan jika
jawaban “Tidak” diberi skor 0 (nol). Untuk mendapatkan persentase
jawaban menggunakan rumus :

32
I= R

Keterangan
I = Interval kelas
R = Range/kisaran
K = Jumlah kategori
Dimana :
Skor tertinggi = 1 x 10 = 10 (100%)
Skor terendah = 0 x 10 = 0 (0%)
R = 100-0 = 100%
K=2
Interval kelas : 100/2 = 50
Standar Skor : 100-50 = 50%
Kriteria Objektif
Baik : Jika skor responden ≥50%
Tidak baik : Jika skor responden ≤50%

33
E. Analisa Data
1. Univariat
Analisa univariat yaitu analisa data yang dilakukan terhadap tiap-tiap
variable penelitian terutama untuk melihat tampilan distribusi frekuensi
dan setiap variable.
2. Bivariat
Analisa bivariate yaitu analisa data yang dilakukan terhadap tiap variable
independen dan variable dependen dengan menggunakan uji statistic Chi-
Square dan nilai batas kemaknaan α = 0,05 yang artinya ada hubungan
dengan yang bermakna antara variable independen yang diteliti dengan
variable dependen.
F. Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian ini, peneliti akan meminta recomendasi
fakultas keperawatan program studi S1 Keperawatan Universitas Megarezky
Makassar dan Meminta izin kepada instalasi terkait. Setelah mendapat
persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan memperhatikan etika
penelitian yang meliputi :
A. Infomed concent
Lembar persetujuan diberikan kepada responden yang akan diteliti.
Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang dilakukan. Jika
reponden bersedia diteliti, maka harus mendatangkan lembar persetujuan.
Jika responden menolak untuk diteliti maka penelitian tidak akan
memaksa dan tetap menghormati haknya.
B. Tanpa Nama (Anonimiity)
Untuk Menjaga kerahasiaan identitas, Peneliti tidak akan mencantumkan
nama responden pada lembar kuesioner yang diisi oleh responden. Lembar
tersebut hanya diberi kode tertentu.
C. Kerahasiaan (Anonifidentiality)
Peneliti akan menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dari
responden .

34
BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian mengenai hubungan dukungan keluarga dengan perlaku
lansia dalam pengendalian hieprtensi di wilayah kerja puskesmas
dakopemean yang dilaksanankan pada tanggal 24 juli 2021, maka
diperoleh sampel sebanyak 37 responden yang merupakan bagian dari
populasi sebanyak 88 responden Tehnik pengambilan sampel dalam
penelitian ini yaitu non probability sampling
Penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan khusus.
Data umum terdiri dari demografi yaitu meliputi : umur,jenis kelamin,
pendidikan terakhir,suku,konsumsi obat antihipertensi, riwayat penyakit
dan pekerjaan saat ini disajikan dalam bentuk tabel. setelah data umum
disajikan dilanjutkan dengan data khusus yang didasarkan pada variabel
yang diukur, yaitu dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensi.
1. Gambar Umum Lokasi Penelitian
a. Keadaan geografis
Puskesmas Dakopemean adalah suatu organisaai kesehatan
fungsional yang merupakan pusat pengembangan kesehatan
masyarakat yang juga membina peserta masyarakat disamping
memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada
masyarakat dan wilayah kecamatan dakopemean. Puskesmas
dakopemean mempunyai 2 jenis kegiatan yaitu rawat inap dan rawat
jalan. Jenis-jenis pelayanan yang ditawarkan Puskesmas
dakopemean antara lain Instalasi Gawat Darurat, Balai Pengobatan
Umum, Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana, Imunisasi dan
kesehatan Lingkungan.
Sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas dakopemean bertaggung jawab menyelenggarakan
pembagunan kesehatan disuatu wilayah kerja. Adapun fungsi
puskesmas adalah pusat penggerak pembagunan berwawasan
kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama. Adapun pelayanan kesehatan tingkat
pertama yang menjadi tanggung jawab Puskesmas yang meliputi
pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat. Syarat administrasi yang diperlukan masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan di Puskesmas yaitu dengan membawa kartu
berobat jika sudah punya, jika belum punya cukup menunjukkan
Kartu Tanda Penduduk untuk segera dibuatkan kartu berobat.
b. Keadaan Demografi
Ada jumlah penduduk dalam Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean data tahun 2020 adalah 9,180 jiwa dengan jumlah
Rumah Tangga yaitu sebanyak 1.697 kk (Kepala Keluarga).
c. Gambaran lokasi peneliti
Alasan saya mengambil penelitian di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean Karena hipertensi diwilayah tersebut cukup banyak dan
yang mengalami kebanyakan lansia kemungkinan di wilayah
puskesmas lain memilki masalah tersebut tetapi peneliti lebih
memilih lokasi ini karena lebih memungkinkan, kenapa
memungkinkan karna disana juga terdapat masalah hipertensi yang
cukup banyak sehingga perlu diteliti.sehingga saya memilik dilokasi
ini juga dikarenakan dana yang dimiliki peneliti sangatlah terbatas
semakin jauh lokasi/tempat penelitian semakin besar dana yang
peneliti keluarkan.
d. Visi, Misi dan Tujuan
1) Visi
Masyarakat Kecamatan Dakopemean yang sehat mandiri dan
bermutu

36
2) Misi
Menggerakan perbagunan kecamatan yang berwawasan kesehatan
mendorong kemandirian masyarakat dan keluarga untuk hidup
sehat memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang
bermutu, merata dan terjangkau memelihara dan meningkatkan
kesehatan individu, keluarga dan masyarakat beserta lingkungan
3) Motto
“kita kuat masyarakat sehat
2. Karasteristik Responden
a. Umur
Tabel 4.1

Distribusi Responden Menurut Umur di Wilayah Kerja


Puskesmas Dakopemean

Umur N Persentase %
60-74 Tahun 33 89,2
75-90 Tahun 4 10,8
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.1, diketahui keolompok Umur paling


banyak adalah 60-74 tahun dengan jumlah responden sebanyak 33
orang (89.2%) sedangkan kelompok umur yang paling sedikit
adalah 75-90 tahun sebanyak 4 orang dengan jumlah responden
(10.8%)

37
1) Jenis Kelamin

Tabel 4.2

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin di Wilayah


Kerja Puskesmas Dakopemean

Jenis Kelamin N Persentase %


Laki-laki 11 29,7
Perempuan 26 70,3
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.2, diketahui keolompok Jenis Kelamin


paling banyak adalah Perempuan dengan jumlah responden
sebanyak 26 orang (70.3%) sedangkan kelompok Jenis Kelamin
yang paling sedikit adalah Laki-laki sebanyak 11 orang dengan
jumlah responden (29.7%)

2) Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Distribusi Karakteristik Berdasarkan Pendidikan di Wilayah


Kerja Puskesmas Dakopemean

Pendidikan terakhir N Persentase %


Tidak Sekolah 28 75,7
SD 9 24,3
Total 37 2100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui keolompok Pendidikan Terakhir


paling banyak adalah Tidak Sekolah dengan jumlah responden
sebanyak 28 orang (75.7%) sedangkan kelompok Pendidikan
Terakhir yang paling sedikit adalah SD sebanyak 9 orang dengan
jumlah responden (24.3%)

38
3) Suku
Tabel 4.4
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Suku di
Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

Suku N Persensase %
Bugis 27 73,0
Bajo 2 5,4
Lainnya 8 21,6
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui keolompok Suku paling


banyak adalah Bugis dengan jumlah responden sebanyak 27
orang (73.2%) sedangkan kelompok Suku yang paling sedikit
adalah Bajo sebanyak 2 orang dengan jumlah responden (5.4%)

4) Komsumsi Obat Antihipertensi

Tabel 4.5

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Konsumsi


Obat Antihipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean

Konsumsi Obat Antihipertensi N Persentase %


Ya 34 91,9
Tidak 3 8,1
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui keolompok Konsumsi Obat


Antihipertensi paling banyak adalah ya dengan jumlah responden
sebanyak 34 orang (91.9%) sedangkan kelompok Konsumsi Obat
Antihipertensi yang paling sedikit adalah tidak sebanyak 3 orang
dengan jumlah responden (8.1%)

39
5) Riwayat Penyakit

Tabel 4.6

Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat


Penyakit di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

Riwayat Prnyakit N Persentase %


Hipertensi 25 67,6
Lainnya 12 32,4
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.6 diketahui keolompok yang memiliki


Riwayat Penyakit paling banyak adalah Hipertensi dengan jumlah
responden sebanyak 25 orang (67.6%) sedangkan kelompok
Riwayat Penyakit yang paling sedikit adalah lainnya sebanyak 12
orang dengan jumlah responden (32.4%)

6) Pekerjaan Saat Ini


Tabel 4.7
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
Saat Ini di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

Pekerjaan Saat Ini N Persentase %


Tani 14 37,8
Wiraswasta 1 2,7
Lain-lainnya 22 59,5
Total 37 100
Sumber : Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.7 diketahui keolompok Pekerjaan Saat Ini


paling banyak adalah Lain-lainnya dengan jumlah responden
sebanyak 22 orang (59.5%) sedangkan kelompok Pekerjaan Saat
Ini yang paling sedikit adalah wiraswasta sebanyak 2 orang
dengan jumlah responden (2.7%)

40
3. Analisa Univariat
a. Dukungan Keluarga
Tabel 4.8
Distribusi frekuensi Responden Menurut Dukungan Keluarga di
Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

Dukungan Keluarga N %
Baik 27 73.0
Tidak baik 10 27.0
Total 37 100
Sumber Data Primer,Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.8 diatas dari 37 responden yang memiliki


dukungan keluarga Baik sebanyak 27 responden (73.0%) sedangkan
responden yang dukungan keluarganya tidak baik sebanyak 10
responden (27.0%)

b. Perilaku Lansia Pengendalian Hipertensi

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Responden Menurut Perilaku Lansia Dalam


Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean

Perilaku Lansia Dalam N %


Pengendalian Hipertensi
Baik 32 86.5
Tidak Baik 5 13.5
Total 37 100
Sumber: Data Primer, Juli 2021

Berdasarkan tabel 4.9 diatas dari 37 responden yang memiliki yang


Baik sebanyak 32 responden (86.5%) sedangkan yang perilaku
pengendalian hipertensi yang tidak baik sebanyak 5 responden (13.5%)

41
4. Analisis Bivariat

Tabel 4.10
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Hubungan
Dukungan Keluarga dengan Perilaku Lansia Dalam Pengendalian
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean

Dukungan Perilaku Lansia dalam Total (%) P(value)


Keluarga Pengendalian Hipertensi

Baik Tidak baik


N % N %
baik 27 73.0 0 0.0 100 0.001

Tidak 5 13.5 5 13.5 100


baik

Sumber : Data Primer, Juli 2021


Berdasarkan hasil uji statistic Chi Square maka diketahui bahwa nilai
signifikasi didapatkan p-value = 0,001 < α 0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa h1 diterima dan H0 ditolak ini berarti ada hubungan
antara dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian
hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean.

42
B. Pembahasan
1. Dukungan Keluarga
Berdasarkan hasil uji statistic maka diketahui bahwa nilai
signifikansi p-value = 0,001 < α 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
ada hubungan dukungan keluarga dengan perlaku lansia dalam
pengendalian hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean
sehingga hipotesis H1 ditermia dan H0 ditolak. maka dapat diketahui
hubungan dukungan keluarga kategori baik pada wilayah kerja
puskesmas dakopemean sebanyak 27 responden (73.0%),

Dari hasil penelitian besarnya dukungan keluarga Berpengaruh


terhadap lansia hipertensi berdasarkan data diatas menyatakan bahwa
dukungan keluarga yang itu baik. Kesimpulannya dengan bantuan
keluarga sebagai support system dalam keluarga agar kondisi yang
dialami terus menjadi baik maka diperlukan dukungan keluarga untuk
selalu memeriksakan tekanan darahnya kepuskesmas terdekat.

Penelitian ini didukung oleh maharani,dkk (2016) menunjukkan


terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan perlaku
penatalaksaan hipertensi oleh penderita diwilayah kerja puskesmas
sekernan ilir kabupaten muaro jambi dengan diperoleh nilai P = 0,015
(P<0,05).

Sejalan dengan Penelitian lain yang dilakukan oleh Herlinah, L.,


Wirasih,W., & Rekawati, E.(2013). Tentang dukungan keluarga dengan
perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di wilayah kecamatan
kota Jakarta utara yang menyatakan bahwa dukungan keluarga yang
signifikan terhadap perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi
dengan P = 0,001 < 0,05.

43
Menurut (Ii, Teori, and Keluarga 2013) definisi dukungan keluarga
yaitu sebagai sikap dan sebagai tindakan respon keluarga terhadap
anggota keluarganya dalam bentuk dukungan memberikan informasi
serta penilaian terhadap kondisi individu dan memberikan bantuan
secara nyata dan memberikan perasaan nyaman, dukungan keluarga
merupakan suatu bentuk perhatian anggota keluarga terhadap
keluarganya dalam bentuk informasi verbal, saran, bantuan nyata,
perilaku dan emosional pada penerimaan sehingga anggota keluarga
merasa senang dan puas, dukungan keluarga merupakan dorongan
berupa bantuan, perhatian, penghargaan atau kepedulian yang
didapatkan dari suatu ikatan individu, yang terkait oleh ikatan suci
perkawinan atau darah. unsur penting dalam membantu individu dalam
menyelesaikan suatu masalah yang dialami adalah dukungan dari
keluarga. Jika seseorang mendapat dukungan dari keluarga maka
seseorang tersebut akan merasa percaya diri dan termotivasi dalam
menghadapi masalah yang akan terjadi

Adanaya dukungan keluarga yang kuat yang berhubungan dengan


menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit , fungsi
kongnitif,fisik, dan kesehatan emosi. Selain itu dukungan keluarga
memiliki pengaruh yang positif bagi keluarga dalam menyelesaikan
kejadian dalam hidup yang penuh i sepanjang masa kehidupan, sifat dan
jenis dukungan social keluarga pastinya berbeda-beda dalam siklus
kehidupan masing-masing keluarga, dengan dukungan social keluarga
dapat membuat keluarga mampu berfungsi dengan berbagai
kepandaian dan akal, akibatnya hal ini akan meningkatkan kesehatan
dan adaptasi keluarga dalam menanganai suatu masalah tersebut(Ii and
Keluarga 2010).
Dengan dukungan keluarga dapat memperkuat individu untuk tetap
kuat dalam mengalami situasi apapun dibantu dengan memberikan
dukungan terhadap diri seseorang agar tetap merasa dihargai,

44
Dengan adanya potensi yang dimiliki keluarga dalam membantu
menyelesaikan masalah makan akan mempermudah kehidupan sehari-
hari individu dalam melakukan kegiatan dan memilki relevasi dalam
masyarakat. Jika kurangnya dukungan keluarga terhadapat pemeriksaan
kesehatan terhadap anggota keluarga dapat berdampak terhadap
peningkatan kunjungan rutin masyarakat. Dengan lingkungan
masyarakat yang mendukung atau keluarga dapat mempengaruhi
pembentukan dan perkembangan perilaku individu, baik lingkungan
fisik serta lingkungan social/psikologis.(Penduduk, Posbindu, and
Tidak 2015).

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti berasumsi bahwa


dukungan keluarga sangat berperan besar dalam perilaku lansia
terhadapat pengendalian hipertensinya ini karna dengan dukungan dari
keluarga dapat mendorong lansia agar ingin tetap sehat dengan selalu
ada rasa untuk selalu mengontrol tekanan darahnya di puskesmas
terdekat.

2. Perilaku Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja


Puskesmas Dakopemean.
Berdasarkan hasil uji statistic maka diketahui bahwa nilai
signifikansi p-value = 0,001 < α 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa
ada hubungan dukungan keluarga dengan perlaku lansia dalam
pengendalian hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean
sehingga hipotesis H1 ditermia dan H0 ditolak. maka dapat diketahui
Perilaku Pengendalian hipertensi kategori baik pada wilayah kerja
puskesmas dakopemean sebanyak 32 responden (86.5%), hal ini
menunjukkan respoden perilaku pengendalian hipertensinya tinggi
untuk menjalani pengobatan. Hal ini disebabkan responden ingin pulih
dari hipertensi sehingga perlaku pengendaliannya menajdi baik disertai
dukungan keluarga yang baik.

45
Penelitian ini juga didukung peneliti sebelumnya yang dilakukan
oleh Mega intan cahyani (2017) tentang hubungan dukungan keluarga
dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi di wilayah kerja
puskesmas medium 2017 yang menyatakan bahwa ada hubungan
dukungan keluarga dan perilaku lansia dalam pengendalian
hipertensinya dengan hasil p = 0,000 < 0,05.
Penelitian yang lain dilakukan oleh Prisdiantika, L. (2016) tentang
hubungan antara keluarga dengan perilaku pengendalian hipertensi pada
lansia di desa juruk gulung kecamatan balerejo kabupaten madiun
menyatakan bahwa nilai P –Value 0,000 ( P< 0,05) yang artinya ada
hubungan antara dukungan keluarga dan perilaku lansia dalam
pengendalian hipertensinya.
Perilaku merupakan tindakan seseorang terhadap suatu rangsangan
dari luar untuk dilakukan suatu tindakan nyata, perilaku ada 2 yaitu
perilaku terbuka dan berilaku tertutup. Perilaku terbuka yaitu bentuk
tindakannya dapat diamati dari luar perilaku ini akan dapat diamati
secara langsung setelah berinteraksi antar sesama dan respon dari luar
akan membentuk perilaku baru.karena hubungan dari rangsangan
terhadap respon tubuh merupakan mekanisme dari proses belajar dari
lingkungan luar yang mana mempengaruhi perilaku seseorang,
perlakuan akan memberikan kekuatan kepada rangsangan stimulus
untuk mempertahan rangsangan laninnya. Terjadinya perubahan
perilaku yang kurang baik merupakan hukuman perilaku kesehatan
sebagai peerlengkapan seperti keyakinan,hayalan, rencana, dan nilai-
nilai pendapat elemen kongnitif lainnya. Dengan karakter individu,
termasuk perasaan atau kondisi emosional dan sifat serta tindakan yang
jelas dan dengan kebiasan yang berhubungan dengan pemeliharaan
kesehatan dan peningkatan kesehatan tersebut. Dan perilaku tertutup
dimana perilaku ini tidak bisa diamati dari luar secara jelas karena
respon perilaku seseorang masih dibatasi karena respon perilakunya
hanya diketahui oleh diri sendiri dan sulit diamati dari luar atau orang

46
lain karna bersifat tersebunyi iya berupa perasaan,pendapat dan sikap
yang ditutupi dan tidak mudah diungkapkan.(Obella and Adliyani 2015)
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1998 mengenai
kesejateraan lansia menyatakan jika umur seseorang telah mencapai 60
tahun keatas maka dikatakan lansia dan lansia akan terus mengalami
proses penuaan disetiap tahunnya disertai dengan penurunan daya ingat
dan fungsi kongnitif lainnya dan semakin rentan terserang berbagai
penyakit yang akan menimbulkan kematian, ini terjadi akibat fungsi
dan strutur dan organ dan system dalam tubuh mengalami penurunan
atau kerusakan ( putri 2015) dalam (Zakia Fitri Radiani 2018)
Usia lanjut merupakan tahap akhir penutupan usia dan pengalaman
atau proses kehidupannya yang sudah sangatlah panjang yang mana
telah mengalami berbagai macam pengalaman hidup dmasa yang lalu
penuh dengan hal yang menyenangkan dan banyak (Prinadiyanty 2018)

Hipertensi adalah dimana tekanan darah seseorang meningkat


dengan sistolik 140 mmHg dan diastolic 90 mmHg yang mana akan
mengalami hipertensi dan beresiko terserang penyakit jantung dan juga
berbagai penyakit menyerta lainnya jika tekanan darah seseorang
semakin tinggi makan resikonya akan semakin besar. Hipertensi dapat
disebabkan oleh beberapa factor seperti strees, kegemukan,merokok,
penyakit ginjal, kurang olahraga dan genetic(Nurarif H.A & Kusuma H
2015).
Kenaikan darah pada seseorang yang mengalami hipertensi susah
diamati karna berbagai fakor yang memicu kenaikan tekanan darah
banyak penyebabnya dan bersifat sempit untuk setiap orang dengan
aktivitas fisik yang kurang dan dan gaya hidup yang kurang baik dapat
meningkatkan kadar kolestrol dalam darah seseorang yang menjadi
pemicu munculnya berbagai penyakit pada saluran darah
(Ruslianti,2014). Dengan jumlah tekanan yang diberikan oleh darah
didalam arteri yang dilalirkan keseluruh tubuh saat jantung memompah

47
dan masuk kesistem keperedaran darah dan tekanan darah dapat
berubah tiap detik tak menentu makan dengan penyesuai tubuh dengan
mengontrol sesuatu yang masuk kedalam tubuh dapat dipastikan sehat
untuk tubuh agar tekanan darah terkontrol dengan baik(Herbert
Benson,dkk,2012).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka peneliti berasumsi bahwa
Perilaku lansia sangat berperan penting dalam proses pengendalian
hipertensi dari berbagai hasil penelitian saya diatas dan hasil
penelitian yang lain sudah sangat mendukung bahwa perilaku
pengendalian hipertensi dapat terkontrol dengan baik dengan ini
perilaku lansia pengendalian hipertensi baik.
E. Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dari penelitian ini yaitu :

1. Respoden sebagian telah meninggal dunia sehingga Jumlah resposen


berkurang.
2. Pada saat penelitian banyak rumah respoden yang tutup sehingga
peneliti melanjutkan penelitiannya dikeesokan harinya
3. Pada saat pengisian kuesioner repoden dibantu oleh keluarga responden
atau peneliti untuk mengarahkan pengisian kuesioner yang benar

48
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka kesimpulan yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
1. Berdasarkan hasil penelitian bahwa hasil dukung keluarga lansia
hipertensi di wilayah kerja puskesmas dakopemean untuk yang
baik dukungan keluarganya menunjukkan 27 responden (73.0%)
dan 10 responden (27.0%) dukungan keluarganya tidak baik.
2. Berdasarkan hasil penelitian bahwa Perilaku Lansia Dalam
Pengendalian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean untuk perilaku lansia yang baik sebanyak 32
responden (86.5%) dan perilaku lansia yang tidak baik 5
responden (13.5%)
3. Hasil Uji Statisktik diperoleh nilai p-value = 0,001 < nilai = 0,05
sehingga Ha diterima dan H0 ditolak ini berarti ada Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalam Pengendalian
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean Tahun 2021.
B. Saran
Berdasarkan manfaat dan hasil penelitian ini maka saran yang dapat
peneltian berikan sebagai berikut
1. Bagi profesi keperawatan
Menambah pengalaman berharga dan dapat menambah wawasan
serta pengetahuan mengenai hubungan dukungan keluarga dan
pengendalian hipertensi yang terjadi diwilayah kerja puskesmas
dakopemean
2. Bagi institusi

49
Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan bacaan diperpustakaan
dan untuk proses pembelajaran mahasiswa Universitas Megarezky
Makassar.
3. Bagi puskesmas
Dalam memberikan masukan bagi Puskesmas Dakpemean dalam
kegiatan pembelajaran, maupun untuk penelitian dengan variabel
yang sama
4. Bagi penderita dan keluarga
Sebagai saran dan gambaran kepada penderita tentang pentingnya
dukungan keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian
hipertensi sehingga tujuan pengobatan dan kesembuhan dapat
tercapai.
5. Bagi penelitian selanjutnya
Dapat dijadikan sebagai data dasar sebagai peneliti lain untuk
kepentingan pengembangan ilmu berkaitan dengan dukungan
keluarga dengan perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi untuk
pasien hipertensi.

50
Daftar Pustaka

Adam, Lusiane. 2019. “Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia.” In , 82–89.

Ayu, Putu, Sani Utami, and Junaiti Sahar. 2013. “PENGENDALIAN FAKTOR
RISIKO HIPERTENSI PADA AGREGAT Pendahuluan Metode.” 16(1):
11–17.

Bisnu, M Isra K Hi, and Billy J Kepel. 2017. “RANOMUUT KOTA MANADO.”
5.

Budi S.Pikir, dkk. 2015. “Hipertensi Manajemen Komprehensif.”

Cahyawaty.M.Intan. 2017. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku


Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Pilangkenceng Kabupaten Madiun.”

Darah, Tekanan, and Pada Lansia. 2020. “Pengaruh Senam Terhadap Perubahan
Tekanan Darah Pada Lansia.” 1: 6–11.

Dokter, Perhimpunan, Spesialis Kardiovaskular, and Edisi Pertama. 2015.


“Pedoman Tatalaksana Hipertensi Pada Penyakit Kardiovaskular.”

Ii, B A B, and A Konsep Keluarga. 2010. “TINJAUAN PUSTAKA.”

Ii, B A B, A Tinjauan Teori, and Dukungan Keluarga. 2013. “Poltekkes


Kemenkes Yogyakarta.” : 32.

Kesehatan, Kementerian, R I Hipertensi, and Si Pembunuh Senyap. 2019. “I s n e


t r Hipe.”

Lilly.Ls. 2016. “Patofisiologi Hipertensi.” Alomedika.

Nurarif H.A & Kusuma H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & Nanda Nic-Noc.

Nursalam. 2013. “Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan, Jakarta.” Skripsi.
Obella, Zaraz, and Nur Adliyani. 2015. “Pengaruh Perilaku Individu Terhadap
Hidup Sehat The Effect of Human Behavior for Healthy Life.” 4: 109–14.

Penduduk, Keaktifan, K E Posbindu, and Penyakit Tidak. 2015. “Jurnal


Kesehatan Masyarakat.” 11(1): 96–101.

Prinadiyanty, Dwi Nazia. 2018. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Depresi


Pada Lansia Di Puskesmas Padang Bulan SKRIPSI.”

Sugiono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif Dan R&D.

Torar, Alfany Natalia, Semuel Tambuwun, Herlina Memah, and Yourisna


Pasambo. 2018. “DUKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN DIET
LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS TUMPAAN [ FAMILY SUPPORT AND ADVANCED
DIET COMPLIANCE AGE OF HYPERTENSION PATIENTS ].” : 127–43.

Unger, Thomas et al. 2020. “Clinical Practice Guidelines 2020 International


Society of Hypertension Global Hypertension Practice Guidelines
International Society of Hypertension.” : 1334–57.

wildan setyanto. 2017. “Hipertensi Pada Lansia.” : 54.

Zakia Fitri Radiani. 2018. “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Kualitas


Hidup Lansia Yang Mengalami Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Mandalle Kabupaten Pangkep.” : 98.
Lampiran 1

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Wahyuni T.Gasaly adalah mahasiswi S1 Keperawatan


Universitas Megarezky Makassar. Saat ini saya sedang melakukan penelitian
tentang “Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalam
Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean Tahun
2021”. Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di Program Studi S1 Keperawatan Universitas Megarezky Makassar. Untuk
keperluan tersebut saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk menjadi responden
dalam penelitian ini. Selanjutnya, saya mohon kesediaan bapak/ibu dalam
melakukan pelaksanaan tentang tujuan penelitian saya. Jika bapak/ibu bersedia
silahkan tanda tangani lembar persetujuan ini sebagai bukti kesediaan bapak/ibu.
Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga anda bebas
untuk mengundurkan diri setiap saat tanpa ada sanksi apapun. Identitas pribadi
anda dan semua informasi yang anda berikan akan dirahasiakan dan hanya
digunakan untuk keperluan penelitian ini. Terima kasih atas partisipasi bapak/ibu
dalam penelitian ini.

Peneliti

( Wahyuni T.Gasaly )
Dakopemean,.....................2020
Lampiran 2

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Pekerjaan :

Pendidikan :

Alamat :

Menyatakan bahwa bersedia menjadi responden dalam penelitian ini denga judul
“Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia Dalama Pengendalian
Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas Dakopemean Tahun 2021” dan akan
memberikan informasi yang sebenar-benarnya kepada peneliti setelah sebelumnya
saya telah mendapat penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
dari siapapun.

Dakopemean,………… 2020

(………………………….)

52
Lampiran 3

LEMBAR KUESIONER

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA


DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS
DAKOPEMEAN
Petunjuk :
Berikan tanda silang () pada kotak yang disediakan sesuai dengan jawaban
Bapak/ibu.
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur anda saat ini : 60 – 74 Tahun
75 – 90 Tahun
≥90 Tahun

2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

3. Pendidikan terakhir : Tidak Sekolah SMA


SD D3
SMP Perguruan Tinggi
4. Suku : Bugis Bajo
Lainnya………..................Sebutkan
5. Konsumsi Obat Ya Tidak
Antihipertensi
6. Riwayat Penyakit : Hipertensi Dm
Lainnya…………………Sebutkan

7. Pekerjaan saat ini : Tani PNS


Wiraswasta Pensiunan
Lain-lainnya…………../sebutkan

53
Kuesioner Dukungan Keluarga
Keterangan : Y = Ya T = Tidak

No. Pertanyaan Jawaban


Y T
1. Keluarga tidak melarang saya melakukan
aktifitas dilingkungan sekitar
2. Keluarga mencari informasi tentang
pengobatan untuk membantu saya dalam
penyembuhan penyakit hipertensi
3. Keluarga membantu saya melakukan aktifitas
yang tidak bisa saya lakukan
4. Keluarga memberi dukungan dalam mengatasi
hipertensi agar segera sembuh
5. Keluarga peduli terhadap makanan dan
minuman yang saya konsumsi
6. Keluarga memberi suasana yang nyaman
dirumah
7. Keluarga memberikan nasihat untuk mengatasi
efek samping yang timbul akibat hipertensi
8. Keluarga keluarga menemani san mengunjungi
saya waktu sakit
9. Keluarga tidak membiarkan saya sedih
10. Saya dan anggota keluarga lainnya
mendikskusikan untuk mengatasi masalah yang
timbul karena hipertensi
Sumber : Mega Intan Cahyaty., 2017.

54
Kuesioner Perilaku Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi
Keterangan : Y = Ya T = Tidak

NO. Pertanyaan Jawaban


Y T
1. Tiga kali dalam satu bulan saya sealalu ke
puskesmas untuk pengobatan.
2. Obat yang saya minum sesuai dengan Resep
Dokter.
3. Saya tidak boleh makan yang dilarang oleh dokter.
4. Siang hari saya diharuskan untuk tidur siang.
5. Saya selalu diantar oleh anak saya untuk berobat
secara rutin.
6. Kalau kurang istirahat badan sering terasa sakit.
7. Seminggu tiga kali saya selalu olahraga jalan pagi.
8. Keluarga memasak sendiri makanan untuk saya
khusus makanan yang mengurangi garam.
9. Saya tidak boleh makanan terlalu banyak garam.
10. Saya tidak boleh terlalu lelah saat menjalankan
aktivitas sehari-hari
Sumber : Mega intan cahyawaty.,2017.

55
Lampiran 4

Uji Validitas

Rangkuman Hasil UJI Validitas Variabel Dukungan Keluarga (X)

No.Ite r Hitung r Hitung Kesimpulan


m
1 0,739 0,631 Valid
2 0,904 0,631 Valid
3 0,739 0,631 Valid
4 0,757 0,631 Valid
5 0,665 0,631 Valid
6 0,757 0,631 Valid
7 0,904 0,631 Valid
8 0,665 0,631 Valid
9 0,904 0,631 Valid
10 0,904 0,631 Valid

item pernyataan untuk variable dukungan keluarga (X) dengan 10 responden


mempunyai korelasi lebih besar dari r = 0,631, sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item

56
Rangkuman Hasil Uji Validasi Variabel Perilaku Lansia Dalam
Pengendalian Hipertensi (Y)

No.Item r hitung r Tabel Kesimpulan


1 0,776 0,631 Valid
2 0,935 0,631 Valid
3 0,776 0,631 Valid
4 0,776 0,631 Valid
5 0,762 0,631 Valid
6 0,776 0,631 Valid
7 0,762 0,631 Valid
8 0,776 0,631 Valid
9 0,776 0,631 Valid
10 0,762 0,631 Valid

Dalam Tabel pernyataan ini dengan 10 responden mempunyai korelasi > r =


0,631 untuk variabel perilaku lansia dalam pengendalian hipertensi (y)
sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item dalam tabel variabel perilaku
lansia dalam pengendalian hipertensi (y) valid maka dapat digunakan dalam
pengujian selanjutnya

Uji Rehabilitas

Rangkuman Hasil Uji Realibilitas Vriabel X dan Y

No. Variabel Alpha hitung Alpha Crombach Keterangan


1 X 0,781 0,6 Realiabel
2 Y 0,782 0,6 Realiabel

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil pengujian rehabilitas


variable penelitian sebagai berikut:

57
1) Pengujian realiabilitas variable dukungan keluarga
Pengujian real variable dukungan keluarga (X) menunjukkan bahwa item-
item pertanyaan variable dukungan keluarga adalah realiabel dan layak
untuk digunakan dalam penelitian sebab nilai α sebesar 0,781>0,6.
2) Pengujian realiabilitas variable Perilaku Lansia Dalam Pengendalian
Hipertensi (Y)
Pengujian realiabilitas variable Perilaku Lansia Dalam Pengendalian
Hipertensi (Y) menunjukkan bahwa item-item pertanyaan variable
Perilaku Lansia dalam Pengendalian Hipertensi adalah realiabel dan layak
untuk digunakan dalam penelitian sebab nilai α sebesar 0,782>0,6.

58
Lampiran 5

Master Tabel Karakteristik Responden

Responden UMUR JK PT SUKU KO_A RP PS_I

1 1 1 2 1 1 1 1
2 1 2 1 1 1 1 5
3 1 2 2 1 1 1 5
4 1 2 1 1 1 1 5
5 2 2 1 2 1 1 5
6 1 2 1 1 2 3 1
7 1 2 1 1 1 1 5
8 1 2 1 1 1 1 5
9 1 2 2 1 1 1 5
10 1 1 1 1 2 3 5
11 2 1 2 1 1 3 1
12 1 1 1 3 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14 1 2 1 3 1 1 5
15 1 2 1 3 1 1 1
16 1 1 1 3 1 1 1
17 1 2 1 1 1 1 5
18 2 2 1 1 1 3 5
19 1 2 1 1 1 3 5
20 1 2 1 1 1 1 5
21 1 1 2 2 1 3 1
22 1 2 1 3 1 3 2
23 1 2 1 3 1 3 5
24 2 1 1 1 1 1 5
25 1 2 1 1 1 1 5
26 1 2 1 3 1 1 1
27 1 2 1 1 1 1 1

59
28 1 2 1 1 1 3 5
29 1 2 1 1 1 3 5
30 1 2 1 1 1 1 5
31 1 2 2 3 1 1 1
32 1 2 1 1 1 3 5
33 1 1 2 1 1 1 1
34 1 1 2 1 1 1 1
35 1 1 2 1 1 1 1
36 1 2 1 1 1 1 5
37 1 2 1 1 2 3 5

Keterangan :

Umur: JK(Jenis Kelamin) PT(Pend.Terakhir)


1 = 60-74 tahun 1 = Laki-laki 1 = Tidak Sekolah
2 = 75-90n tahun 2 = Perempuan 2 = SD
3 = > 90 tahun 3 = SMP
4 = SMA
5 = D3
6 = S1

Suku : Konsumsi Obat Antihipertensi Riwayat Penyakit


1 = Bugis 1 = Ya 1 = Hipertensi
2 = Bajo 2 = Tidak 2 = Dm
3 = Lainnya

Pekerjaan Saat Ini :


1 = Tani
2 = Wiraswasta
3 = PNS
4 = Pensiunan
5 = Lain-lainnya

60
Master Tabel Kuesioner Dukungan Keluarga

Rsp Skor
ode P P P P P P P p P p1 To idea Kate kod
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 tal l % gori e
10
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
10
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0BAIK 1
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 10 90BAIK 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 10 90BAIK 1
6 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 10 70BAIK 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90BAIK 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90BAIK 1
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90BAIK 1
10 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 50BAIK 1
11 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 50BAIK 1
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90BAIK 1
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90BAIK 1
14 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80BAIK 1
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80BAIK 1
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90BAIK 1
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90BAIK 1
TIDA
K
18 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
TIDA
K
19 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
10
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
21 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1
22 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1
TIDA
K
23 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
10
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
10
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
26 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
28 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 10 70 BAIK 1

61
TIDA
K
29 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
30 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 10 80 BAIK 1
10
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
32 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1
10
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
10
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
10
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
10
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 0 BAIK 1
TIDA
K
37 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0

skor min skor max skor max - interval


0 10 10 5

Kode kategori %interval frekuensi


Baik 6-10 34 100
tidak baik 0-5 3 50

62
Master Tabel Kuesioner Perilaku Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi

Rsp To skor
ode P P P P P P P P P P ta idea Kate
n 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 l l % gori kode
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
4 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
6 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 7 10 70 BAIK 1
7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90 BAIK 1
8 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90 BAIK 1
9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 10 90 BAIK 1
10 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 50 BAIK 1
11 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 10 50 BAIK 1
12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
13 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
14 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
15 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
16 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
17 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 10 90 BAIK 1
TIDA
K
18 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
TIDA
K
19 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
21 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1
22 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1

63
TIDA
K
23 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
24 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
26 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
27 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 10 80 BAIK 1
28 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 10 70 BAIK 1
TIDA
K
29 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0
30 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 10 80 BAIK 1
31 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
32 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 5 10 50 BAIK 1
33 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 10 100 BAIK 1
TIDA
K
37 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 4 10 40 BAIK 0

skor min skor max skor max - interval


0 10 10 5

Kode kategori %interval frekuensi


Baik 6-10 34 100
tidak baik 0-5 3 50

64
Lampiran 6

Hasil Output SPSS

UMUR

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

60-74 TAHUN 33 89.2 89.2 89.2

Valid 75-90 TAHUN 4 10.8 10.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

LAKI-LAKI 11 29.7 29.7 29.7

Valid PEREMPUAN 26 70.3 70.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

PENDIDIKAN TERAKHIR

65
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

TIDAK
28 75.7 75.7 75.7
SEKOLAH
Valid
SD 9 24.3 24.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

SUKU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BUGIS 27 73.0 73.0 73.0

BAJO 2 5.4 5.4 78.4


Valid
LAINNYA 8 21.6 21.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

KONSUMSI OBAT ANTIHIPERTENSI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

YA 34 91.9 91.9 91.9

Valid TIDAK 3 8.1 8.1 100.0

Total 37 100.0 100.0

RIWAYAT PENYAKIT

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

HIPERTENSI 25 67.6 67.6 67.6

Valid LAINNYA 12 32.4 32.4 100.0

Total 37 100.0 100.0

PEKERJAAN SAAT INI

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

66
TANI 14 37.8 37.8 37.8

WIRASWASTA 1 2.7 2.7 40.5


Valid
LAIN-LAINNYA 22 59.5 59.5 100.0

Total 37 100.0 100.0


Lampiran

Tabulasi Data Variabel Dukungan Keluarga Dan Perilaku Lansia Dalam


Pengendalian Hipertensi

DUKUNGAN KELUARGA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
BAIK 27 73.0 73.0 73.0

Valid TIDAK BAIK 10 27.0 27.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

PERILAKU LANSIA
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
BAIK 32 86.5 86.5 86.5

Valid TIDAK BAIK 5 13.5 13.5 100.0

Total 37 100.0 100.0

67
Statistics
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
Valid 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .84 .73 1.00 .73 .84 .78 .73 .92 1.00 .73

Hasil Kuesioner Frekuensi Dukungan Keluarga

p1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
0 6 16.2 16.2 16.2

Valid 1 31 83.8 83.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 0 10 27.0 27.0 27.0

1 27 73.0 73.0 100.0

68
Total 37 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 37 100.0 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 10 27.0 27.0 27.0

Valid 1 27 73.0 73.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 6 16.2 16.2 16.2

Valid 1 31 83.8 83.8 100.0


Total 37 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 8 21.6 21.6 21.6

Valid 1 29 78.4 78.4 100.0

Total 37 100.0 100.0

p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

69
0 10 27.0 27.0 27.0

Valid 1 27 73.0 73.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 3 8.1 8.1 8.1

Valid 1 34 91.9 91.9 100.0

Total 37 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 37 100.0 100.0 100.0

p10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

0 10 27.0 27.0 27.0

Valid 1 27 73.0 73.0 100.0

Total 37 100.0 100.0

70
Hasil Kuesioner Frekuensi Perilaku Lansia Dalam Pengendalian
Hipertensi
Statistics

p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10

Valid 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean .68 .97 .70 .57 .70 1.00 .51 .68 1.00 1.00

p1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 12 32.4 32.4 32.4

Valid 1 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

p2

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

71
0 1 2.7 2.7 2.7

Valid 1 36 97.3 97.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

p3

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 11 29.7 29.7 29.7

Valid 1 26 70.3 70.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

p4

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 16 43.2 43.2 43.2

Valid 1 21 56.8 56.8 100.0

Total 37 100.0 100.0

p5

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 11 29.7 29.7 29.7

Valid 1 26 70.3 70.3 100.0

Total 37 100.0 100.0

p6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 37 100.0 100.0 100.0

72
p7

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 18 48.6 48.6 48.6

Valid 1 19 51.4 51.4 100.0

Total 37 100.0 100.0

p8

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

0 12 32.4 32.4 32.4

Valid 1 25 67.6 67.6 100.0

Total 37 100.0 100.0

p9

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 37 100.0 100.0 100.0

p10

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Valid 1 37 100.0 100.0 100.0

73
Hasil Uji Korelasi Dukungan Keluarga Dengan Perilaku Lansia
Dalam Pengendalian Hipertensi

DUKUNGAN KELUARGA * PERILAKU LANSIA Crosstabulation


PERILAKU Total
LANSIA

BAIK TIDAK
BAIK

DUKUNGAN KELUARGA Count 27 0 27

% within DUKUNGAN 100.0


0.0% 100.0%
KELUARGA %
BAIK
% within PERILAKU
84.4% 0.0% 73.0%
LANSIA

% of Total 73.0% 0.0% 73.0%

TIDAK Count 5 5 10
BAIK % within DUKUNGAN 50.0% 50.0% 100.0%
KELUARGA

74
% within PERILAKU 100.0
15.6% 27.0%
LANSIA %

% of Total 13.5% 13.5% 27.0%


Count 32 5 37

% within DUKUNGAN
86.5% 13.5% 100.0%
KELUARGA
Total
% within PERILAKU 100.0 100.0
100.0%
LANSIA % %

% of Total 86.5% 13.5% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.


sided) sided) (1-sided)

Pearson Chi-Square 15.609a 1 .000


Continuity Correction b
11.624 1 .001
Likelihood Ratio 15.444 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
15.188 1 .000
Association
N of Valid Cases 37

a. 2 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
1.35.
b. Computed only for a 2x2 table

Correlations

DUKUNGAN PERILAK
KELUARGA U LANSIA

75
Pearson Correlation 1 .650**

DUKUNGAN KELUARGA Sig. (2-tailed) .000

N 37 37
Pearson Correlation .650
**
1

PERILAKU LANSIA Sig. (2-tailed) .000

N 37 37

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Lampiran 7

76
Lampiran 8

77
Lampiran 9

78
Lampiran 10

79
Biodata

Lampiran 11

80
UNIVERSITAS MEGAREZKY
MEMBINA :
- FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
– FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN INFORMATIKA
– FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SK. Menristekdikti RI. No.1194/KPT/I/2018 Terakreditasi BAN PT
Kampus II : Jalan Antang Raya No. 43 Telp. 0411 - 492 401 - 496401 Fax. 496614 Website : universitasmegarezky.ac.id
-Email: info@universitasmegarezky.ac.id

KARTU KONSULTASI BIMBINGAN

Nama : Wahyuni T.Gasaly

NIM : A1C219001

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Dengan Perilaku


Lansia Dalam Pengendalian Hipertensi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Dakopemean Tahun 2021

No Tanggal Keterangan kegiatan paraf


1. 05/01/2021 Konsul & Acc Judul Proposal
2. 03/02/2021 Konsul Proposal Bab 1-3
3. 02/03/2021 Konsul Revisi Proposal 1-3
4. 08/03/2021 Konsul Revisi Proposal 1-3
5. 13/03/2021 Ujian Proposal
6. 20/03/2021 Konsul Revisi Proposal 1-3
7. 22/03/2021 Acc & Melanjutkan Penelitian
8. 22/08/2021 Konsul bab 5 hasil penelitian

9. 24/08/2021 Acc bab 5 hasil penelitian

Pembimbing I

Indargairi,S.Kep.,Ns.,M.Kep

KARTU KONSULTASI BIMBINGAN

81
Nama : Wahyuni T.Gasaly

Nim : A1C219001

Program Studi : S1 Keperawatan

Judul Skripsi : Hubungan Dukungan Keluarga Perilaku Lansia Dalam


Pengendalian Hipertensi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean Tahun 2021

No Tanggal Keterangan kegiatan paraf


1. 06/01/2021 Acc judul Hubungan Dukungan
Keluarga dengan perilaku Lansia
Dalam Pengendalian Hipertensi
Di Wilayah Kerja Puskesmas
Dakopemean
2. 27/02/2021 Konsul Proposal Bab 1-3
3. 08/03/2021 Revisi Proposal Bab 1-3
4. 13/03/2021 Ujian Proposal
5. 22/03/2021 Acc Bab 1-3
6. 24/08/2021 Konsul bab 5 hasil penelitian

7. 26/08/2021 Konsul revisi bab 5 hasil


penelitian
8. 30/08/2021 Acc Skripsi Hasil penelitian

Pembimbing II

Achmad Indra Awaluddin,S.Kep.,Ns.,M.Kep

82

Anda mungkin juga menyukai